38923144-Anemia

34
Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai tugas untuk mata kuliah Ilmu Keperawatan Anak II dan menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia dan Leukemia Makalah ini berisi beberapa informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia dan Leukemia yang penulis harapkan dapat memberikan informasi yang tepat kepada para pembaca mengenai Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia dan Leukemia Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Transcript of 38923144-Anemia

Page 1: 38923144-Anemia

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya

penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai tugas

untuk mata kuliah Ilmu Keperawatan Anak II dan menambah pengetahuan kepada pembaca

tentang Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia dan Leukemia

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Asuhan

Keperawatan Anak Dengan Anemia dan Leukemia yang penulis harapkan dapat memberikan

informasi yang tepat kepada para pembaca mengenai Asuhan Keperawatan Anak Dengan

Anemia dan Leukemia

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penulis

Page 2: 38923144-Anemia

Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................................1

Daftar Isi..........................................................................................................................................2

BAB I. Pendahuluan........................................................................................................................4

1. Latar Belakang......................................................................................................................4

2. Tujuan...................................................................................................................................4

BAB II. Landasan Teori..................................................................................................................5

I. Anemia..................................................................................................................................5

1. Pengertian Anemia........................................................................................................5

2. Klasifikasi Anemia........................................................................................................5

3. Etiologi Anemia............................................................................................................8

4. Patofisiologi Anemia....................................................................................................9

5. Tanda dan Gejala Anemia...........................................................................................10

6. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................11

7. Dampak Anemia terhadap kemampuan belajar Anak.................................................11

II. Leukemia.........................................................................................................................12

1. Pengertian Leukemia...................................................................................................12

2. Etiologi Leukemia.......................................................................................................12

3. Jenis Leukemia............................................................................................................12

5. Patofisiologi Leukemia................................................................................................13

6. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik..................................................................13

BAB III. Asuhan Keperawatan......................................................................................................15

I. Anemia................................................................................................................................15

1. Pengkajian Anemia......................................................................................................15

Page 3: 38923144-Anemia

2. Diagnosa Keperawatan Anemia..................................................................................16

3. Rencana Asuhan Keperawatan Anemia......................................................................16

II. Leukemia.........................................................................................................................18

1. Pengkajian Leukemia..................................................................................................18

2. Diagnosa keperawatan Leukimia................................................................................19

4. Rencana Asuhan Keperawatan Leukemia...................................................................19

BAB IV. Penutup...........................................................................................................................22

Kesimpulan................................................................................................................................22

Daftar Pustaka................................................................................................................................23

Page 4: 38923144-Anemia

BAB I. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Anemia juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak. Pada bayi baru lahir penyebabnya

seringkali adalah ketidakcocokan darah ibu dengan anak. Sedangkan pada anak penyebabnya

bermacam-macam, tetapi yang terbanyak adalah pola konsumsi makanan yang kurang

mengandung zat besi (lihat materi defisiensi zat besi pada materi malnutrisi)

Boleh jadi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2004 yang menunjukkan

tingginya kejadian anemia pada kelompok usia sekolah dan lebih sering terjadi pada wanita

menjadi alarm bagi para orangtua. Sebab hasil dari SKRT 2004 itu menunjukkan angka

persentase anemia defisiensi besi (ADB) terjadi pada 39 persen balita dan 24 persen pada usia 5-

11 tahun. Anemia yang terjadi pada anak-anak dapat menggangu proses tumbuh kembangnya.

Bahkan perkembangan berpikir juga bisa terganggu dan mudah terserang penyakit. Anemia yang

terjadi pada seseorang bisa muncul karena bawaan (kongenital), akut atau kronik, tidak

berbahaya atau berbahaya menyangkut kehidupan, dan berat atau ganas.

Kejadian leukemia berbeda dari satu negara dengan negara lainnya, hal ini berkaitan dengan

cara diagnosis dan pelaporannya. Kejadian leukemia setiap tahun sekitar 3,5 kasus dari 100.000

anak dibawah 15 tahun.

      Leukemia akut pada anak mencapai 97% dari semua leukemia pada anak, dan terdiri dari 2

tipe yaitu : Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) 82 % dan Leukemia Mieloblastik (LMA) 18 %.

Hal ini berbeda dengan leukemia pada orang dewasa, yaitu LLA 15 % dan LMA 85%. Leukemia

kronik mencapai 3% dari seluruh leukemia pada anak.

2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Anemia dan Leukemia pada anak

2. Tujuan Khusus

1) Agar mahasiswa mengetahui konsep-konsep dasar yang penting mengenai anemia

dan leukemia

2) Agar mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan anemia dan leukemia

pada anak

Page 5: 38923144-Anemia

BAB II. Landasan Teori

I. Anemia

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari

normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1 mm3 darah atau

berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar

hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan

merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara

fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut

oksigen ke jaringan.

2. Klasifikasi Anemia

Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan

sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:

1. Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan

persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan.

2. Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake kurang,

absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.

3. Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor intrasel:

talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria,

reaksi hemolitik transfusi darah.

4. Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang

(kerusakan sumsum tulang).

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:

1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh

defek produksi sel darah merah, meliputi:

1. Anemia aplastik

Penyebab:

Page 6: 38923144-Anemia

agen neoplastik/sitoplastik

terapi radiasi

antibiotic tertentu

obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason

benzene

infeksi virus (khususnya hepatitis)

↓Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang

Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)Hambatan humoral/seluler

↓Gangguan sel induk di sumsum tulang

↓Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

↓Pansitopenia

↓Anemia aplastik

Gejala-gejala:

Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,

perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.

Morfologis: anemia normositik normokromik

2. Anemia pada penyakit ginjal

Gejala-gejala:

Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl

Hematokrit turun 20-30%

Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi

eritopoitin

3. Anemia pada penyakit kronis

Page 7: 38923144-Anemia

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik

normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini

meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan

4. Anemia defisiensi besi

Penyebab:

a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi

b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,

hemoroid, dll.)

↓gangguan eritropoesis

↓Absorbsi besi dari usus kurang

↓sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin↓

Anemia defisiensi besiGejala-gejalanya:

a) Atropi papilla lidah

b) Lidah pucat, merah, meradang

c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut

d) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

5. Anemia megaloblastik

Penyebab:

Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat

Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi

parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,

makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

↓Sintesis DNA terganggu

↓Gangguan maturasi inti sel darah merah

Page 8: 38923144-Anemia

Megaloblas (eritroblas yang besar)↓

Eritrosit immatur dan hipofungsi6. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi

sel darah merah:

Pengaruh obat-obatan tertentu

Penyakit Hodgkin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik

Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase

Proses autoimun

Reaksi transfusi

Malaria

↓Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

↓Antigesn pada eritrosit berubah

↓Dianggap benda asing oleh tubuh

↓sel darah merah dihancurkan oleh limposit

↓Anemia hemolisis

3. Etiologi Anemia

1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)

2. Perdarahan

3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)

4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,

vitamin C dan copper

Page 9: 38923144-Anemia

4. Patofisiologi Anemia

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah

merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan

nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel

darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat

defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan

destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system

retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang

akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera

direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas

1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik)

maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya

melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk

mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin

(hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel

darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh

dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah

muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada

tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

Page 10: 38923144-Anemia

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

5. Tanda dan Gejala Anemia

1. Tanda-tanda umum anemia:

Lesu, lemah, letih, lelah, lalai

Nafsu makan berkurang

Pucat (mata, bibir, telapak tangan)

Produktivitas kerja berkuramg

Kemampuan belajar berkurang

Pertumbuhan terhambat

Mudah terkena penyakit infeksi

Menganggu pengaturan suhu tubuh

Lebih mudah keracunan timbal

Refleks berkurang

2. Manifestasi khusus pada anemia:

a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri,

demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.

b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb <

8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat,

kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering

berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak

pucat pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak

membesar dan terdengar bising sistolik yang fungsional.

c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali

Page 11: 38923144-Anemia

.

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar Hb, Kadar Hb <10 gr/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32%

(normal: 32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding

capacity meningkat. hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar

Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu

perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum

3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber

kehilangan darah kronis.

4. Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :

Anemia defisiensi asam folat : makro/megalositosis

Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan total naik,

urobilinuria.

Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik

darah tepi ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan.

7. Dampak Anemia terhadap kemampuan belajar Anak

1. Mengubah pola-pola perilaku pada anak menjadi perilaku yang apatis dan isolatif, karena

terdapat kelambatan sistem syaraf pusat ke otak sehingga anak memiliki kemampuan

fisik dan otak yang terbatas dan semakin lama semakin menurun.

2. Secara tidak langsung, dapat merusak kognisi dengan mengurangi kemampuan individu

untuk menaruh perhatian dan merespon terhadap lingkungannya.

3. Bahkan dalam kasus anemia tingkat moderat menyebabkan memendeknya rentang

perhatian (shortened attention span), mudah tersinggung, mudah lelah dan menurunnya

kemampuan untuk berkonsentrasi.

4. Anak-anak yang mengalami anemia memperlihatkan skor yang buruk dalam tes-tes

psikologi, perbendaharaan kata, membaca, dan  matematika.

5. Performa anak di sekolah rendah, perkembangan keterampilan motorik terlambat,

kemampuan memori memburuk, dan pertahanan terhadap serangan penyakit.

Page 12: 38923144-Anemia

II. Leukemia

1. Pengertian Leukemia

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk

darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum

tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002

: 248 )

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio

patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang

dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.

(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)

2. Etiologi Leukemia

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang

menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a) Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell

Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).

b) Radiasi

c) Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.

d) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

e) Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom.

(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

3. Jenis Leukemia

1. Leukemia Mielogenus Akut

AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid:

monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena;

insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang

paling sering terjadi.

2. Leukemia Mielogenus Kronis

CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak

sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. CML jarang

Page 13: 38923144-Anemia

menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi

tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,

peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

3. Leukemia Limfositik Akut

ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-

laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15

ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang

dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal..

4. Leukemia Limfositik Kronis

CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi

klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau

penanganan penyakit lain.

5. Patofisiologi Leukemia

Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast.

Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan

menimbulkan anemia dan trombositipenia.

Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem

pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.

Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ,

sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang

yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan

peningkatan tekanan jaringan.

Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe,

nodus limfe, dan nyeri persendian.

(Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)

6. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik

1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari

10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit

lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.

Page 14: 38923144-Anemia

2. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat

3. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.

4. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.

5. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.

6. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.

7. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.

(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).

Page 15: 38923144-Anemia

BAB III. Asuhan Keperawatan

I. Anemia

1. Pengkajian Anemia

a. Usia anak: Fe ↓ biasanya pada usia 6-24 bulan

b. Pucat

pasca perdarahan

pada difisiensi zat besi

anemia hemolistik

anemia aplastik

c. Mudah lelah -> Kurangnya kadar oksigen dalam tubuh

d. Pusing kepala -> Pasokan atau aliran darah keotak berkurang

e. Napas pendek -> Rendahnya kadar Hb

f. Nadi cepat -> Kompensasi dari refleks cardiovascular

g. Eliminasi urnie dan kadang-kadang terjadi penurunan produksi urine

Penurunan aliran darah keginjal sehingga hormaon renin angiotensin aktif untuk menahan

garam dan air sebagai kompensasi untuk memperbaiki perpusi dengan manefestasi

penurunan produksi urine

h. Gangguan pada sisten saraf -> Anemia difisiensi B 12

i. Gangguan cerna -> Pada anemia berat sering nyeri timbul nyeri perut, mual, muntah dan

penurunan nafsu makan

j. Pika -> Suatu keadaan yang berkurang karena anak makan zat yang tidakbergizi, Anak yang

memakan sesuatu apa saja yang merupakan bukan makanan seharusnya (PIKA)

k. Iritabel (cengeng, rewel atau mudah tersinggung)

l. Suhu tubuh meningkat -> Karena dikeluarkanya leokosit dari jaringan iskemik

m. Pola makan

n. Pemeriksaan penunjang

o. Program terapi, perinsipnya :

Page 16: 38923144-Anemia

- Tergantung berat ringannya anemia

- Tidak selalu berupa transfusi darah

- Menghilangkan penyebab dan mengurangi gejala

Nilai normal sel darah

Jenis sel darah

Eritrosit (juta/mikro lt) umur bbl 5,9 (4,1 – 7,5), 1 Tahun 4,6 (4,1 – 5,1), 5 Tahun 4,7 (4,2 -

5,2), 8 – 12 Tahun 5 (4,5 -5,4).

Hb (gr/dl)Bayi baru lahir 19 (14 – 24), 1 Tahun 12 (11 – 15), 5 Tahun 13,5 (12,5 – 15), 8 –

12 Tahun 14 (13 – 15,5).

Leokosit (per mikro lt) Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1 Tahun 10.000 (5 – 15), 5 Tahun 8000

(5 – 13), 8 – 12 Tahun 8000 (5-12).

Trombosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun 260.000, 5 Tahun 260.000, 8 – 12

Tahun 260.000

Hemotokrit (%0)Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun 38, 8 – 12 Tahun 40.

2. Diagnosa Keperawatan Anemia

1. Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder akibat anemia

2. Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder akibat: kurang

stimulasi emosional/sensoris atau kurang pengetahuan tentang pemberian asuhan

3. Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orang

3. Rencana Asuhan Keperawatan Anemia

1. Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder akibat anemia

Rencana Tindakan:

Monitor Tanda-tanda vital seperti adanya takikardi, palpitasi, takipnue, dispneu,

pusing, perubahan warna kulit, dan lainya

Bantu aktivitas dalam batas tolerasi

Berikan aktivitas bermain, pengalihan untuk mencegah kebosanan dan meningkatkan

istirahat

Page 17: 38923144-Anemia

Pertahankan posisi fowler dan berikan oksigen suplemen

Monitor tanda-tanda vital dalam keadaan istirahat

2. Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder akibat : kurang

stimulasi emosional/sensoris atau kurang pengetahuan tentang pemberian asuhan

Rencana Tindakan:

Berikan nutrisi yang kaya zat besi (fe) seperti makanan daging, kacang, gandum,

sereal kering yang diperkaya zat besi

Berikan susu suplemen setelah makan padat

Berikan preparat besi peroral seperti fero sulfat, fero fumarat, fero suksinat,

fero glukonat, dan berikan antara waktu makan untuk meningkatkan absorpsi berikan

bersama jeruk

Ajarkan cara mencegah perubahan warna gigi akibat minum atau makan zat besi

dengan cara berkumur setelah minum obat, minum preparat dengan air atau jus jeruk

Berikan multivitamin

Jangan berikan preparat Fe bersama susu

Kaji fases karena pemberian yang cukup akan mengubah fases menjadi hijau gelap

Monitor kadar Hb atau tanda klinks

Anjurkan makan beserta air untuk mengurangi konstipasi

Tingkatkan asupan daging dan tambahan padi-padian serta sayuran hijau dalam diet

3. Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orang

Rencana Tindakan:

Libatkan orang tua bersama anak dalam persiapan prosedur diagnosis

Jelaskan tujuan pemberian komponen darah

Antisipasi peka rangsang anak, kerewelan dengan membantu aktivitas anak

Dorong anak untuk mengekspresikan perasaan

Berikan darah, sel darah atau trombosit sesuai dengan ketentuan, dengan

harapan anak mau menerima

Page 18: 38923144-Anemia

II. Leukemia

1. Pengkajian Leukemia

SISTEM DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIFAktivitas Lesu, lemah, terasa payah,

merasa tidak kuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Kontraksi otot lemah

Klien ingin tidur terus dan tampak bingung

Sirkulasi Berdebar Tachycadi, suara mur-mur jantung, kulit dan mukosa pucat, defisit saraf cranial terkadang ada pendarahan cerebral.

Eliminasi Diare, anus terasa lebih lunak, dan terasa nyeri. Adanya bercak darah segar pada tinja dan kotoran berampas,  Adanya darah dalam urine dan terjadi penurunan  output urine.

Perianal absess, hematuri.

Rasa nyaman Nyeri abdominal, sakit kepala, nyeri persendian, sternum terasa lunak, kram pada otot.

Meringis, kelemahan, hanya  berpusat pada diri sendiri.

Rasa aman Merasa kehilangan kemampuan dan harapan,  cemas terhadap lingkungan baru serta kehilangan teman.

Riwayat infeksi yang berulang, riwayat jatuh, perdarahan yang tidak terkonrol meskipun trauma ringan.

Dpresi, mengingkari, kecemasan, takut, cepat terangsang, perubahan mood dan tampak bingung.

Panas, infeksi, memar, purpura, perdarahan retina, perdarahan pada gusi, epistaksis,  pembesaran  kelenjar limpa, spleen, atau hepar, papiledema dan exoptalmus,

Makan dan minum Kehilangan nafsu makan, tidak mau makan, muntah, penurunan berat badan,  nyeri pada tenggorokan dan sakit pada saat menelan.

Distensi abdomen, penurunan peristaltic usus, splenomegali, hepatomegali, ikterus, stomatitis, ulserasi pada mulut, gusi membengkak (acute monosit leukemia).

Sexualitas Perubahan pola menstruasi, menornhagi. Impoten.

Neurosensori Penurunan kemampuan Peningkatan kepekaan otot,

Page 19: 38923144-Anemia

koordinasi, perubahan mood, bingung, disorientasi, kehilangan konsentrasi, pusing, kesemutan, telinga berdenging, kehilangan rasa

aktivitas yang tak terkontrol.

Respirasi Nafas pendek, Dyspnoe, tachypnoe, batuk, ada suara ronci, rales, penurunan suara nafas.

Belajar Riwayat terpapar bahan kimia seperti benzena, phenilbutazone, chloramfenikol, terkena paparan radiasi, riawat pengobatan dengan kemotherapi.  Riwayat keluarga yang menderita keganasan.

2. Diagnosa keperawatan Leukimia

Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia antara lain :

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah

trombosit

4. Rencana Asuhan Keperawatan Leukemia

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

Intervensi :

a) Pantau suhu dengan teliti

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

b) Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi

c) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci

tangan dengan baik

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

Page 20: 38923144-Anemia

d) Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif

Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi

e) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat

penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi

f) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik

Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organism

g) Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler

h) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh

i) Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas

Intervensi :

a) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala

aktifitas sehari-hari

Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

b) Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau

penyambungan jaringan

c) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan

Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi

d) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

3. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

Intervensi :

Page 21: 38923144-Anemia

a) Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah

ekimosis

Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia

b) Cegah ulserasi oral dan rektal

Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah

c) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

Rasional : untuk mencegah perdarahan

d) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Rasional : untuk mencegah perdarahan

e) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat,

dan pucat)

Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan

f) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung

Rasional : untuk mencegah perdarahan

BAB IV. Penutup

Kesimpulan

- Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari

normal.

Page 22: 38923144-Anemia

- Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau

kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya : Anemia pasca perdarahan, Anemia

defisiens, Anemia hemolitik, Anemia aplastik,

- Etiologi Anemia : Hemolisis, Perdarahan, Penekanan sumsum tulang, Defisiensi nutrient

- Tanda dan Gejala Anemia :

o Tanda-tanda umum anemia ( Lesu, lemah, letih, lelah, lalai, Pucat, Kemampuan

belajar berkurang)

o Manifestasi khusus pada anemia

- Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk

darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).

- Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang

menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : Faktor genetic, Radiasi, Obat-obatan, Faktor

herediter, Kelainan kromosom

- Jenis Leukemia : Leukemia Mielogenus Akut, Leukemia Mielogenus Kronis, Leukemia

Limfositik Akut, Leukemia Limfositik Kronis

- Diagnosa Keperawatan Anemia

1. Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder akibat anemia

2. Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder akibat: kurang

stimulasi emosional/sensoris atau kurang pengetahuan tentang pemberian asuhan

3. Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orang

- Diagnosa keperawatan Leukimia

a) Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

c) Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah

trombosit

Daftar Pustaka

Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas Kedokteran

UI, Jakarta.

Page 23: 38923144-Anemia

Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC.

Anonim, 2009, Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia. (http://morningcamp.com/

Diakses 2 Oktober 2010)

Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta, EGC

Doenges, Marilynn E, et al. 2000, Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan,

Jakarta : EGC

Nursalam, Rekawati, Sri Utami, 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta: Medika

Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta

Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8.

Jakarta, EGC.

Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, ,Jakarta : Balai Penerbit

FKUI

Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK

UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Susan Martin Tucker, Mary M. Canabbio, Eleanor Yang Paquette, Majorie Fife Wells, 1998,

Standar Perawatan Pasien, volume 4, EGC.

Page 24: 38923144-Anemia

Tabloid Ibu dan Anak. 2007. KD Menyerang Anak-Anak. Portal CBN-Cyber woman (online).

( http://cyberwoman.cbn.net.id diakses 24 September 2010)

Wong, Donna L., et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC