343-721-1-PB

download 343-721-1-PB

of 10

description

jhgkh

Transcript of 343-721-1-PB

  • Manusia dan Lingkungan, Vol. X, No. 3, November 2003, hal. I3l - 140Pusat Studi Lingkilnqan Hidup

    Universitas Godj ah MadaYogyakarla, Indonesia

    APLIKASI SIG UNTUKPEMETAAN INDEKS KEPEKAAN LINGKUNGAN:

    STI]DI KASUS DI PBSISIR CILACAP DAN SEGARA ANAKAN(GfS Application for Environmental Sensitivity Index Mapping

    Case Study in Cilacap Coastal Area and Segara Anakan)

    By: Utantyo*, Hartono.', Sutikno'*. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;

    e-mail: utantyo @ Softhome.net.- Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada .

    Abstrak

    Sumberdaya pesisir dapat menerima dampak dari kecelakaan tumpahan minyak. Polusi minyak dapatterjadi dalam berbagai situasi lingkungan. Dalam hal ini, inventarisasi pesisir seciua detil dikombinasikandengan indeks sensitivitas memungkinkan ketersediaan informasi pada tingkat yang lebih baik bagi perencanapengelolaan tumpahan minyak. Sistem Informasi Geografis (SIG=Geog raphic Informastion Systeni dapatmeningkatkan penggunaan data yang dibutuhkan dalam menanggapi adanya tumpahan minyak tersebut sertaperencanaan darurat. Studi ini dilakukan untuk mempelajari sensitivitas lingkungan dan mengkombinasikannyauntuk membentuk prototipe sistem informasi sensitivitas lingkungan. Dengan menggunakan SIG di daerahpesisir Segara Anakan dan Cilacap.

    Salah satu strategi yang penting di dalam perencanaan darurat adanya tumpahan minyak adalahmemprioritaskan respons tumpahan. Lingkungan pesisir dapat dikuantitatifkan dengan menetapkan skemaklasifikasi indeks sensitivitas lingkungan (ISE=Environmemntal Sensitivity Index: ESI). Sensitivitaslingkungan mencerminkan derajad reaksi dari wilayah pesisir untuk bertatran dan pulih ketika terjadi bencanatumpahan minyak. Metode untuk menetapkan ISE adalah dengan mengkombinasikan factor-faktor yang terkaitdari suatu sensitivitas lingkungan, antara lain (a) paparan terhadap energi gelombang dan pasut, (b) pelerengangaris pantai, (c) jenis substrata, dan (d) produktivitas biologi. Studi ini menekankan kemampuan SIG untukmemvisualisasikan dan memodernkan faktor-faktor sensitivitas lingkungan secara spasial.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi SIG untuk mengelola memanipulasi dan menayangkan datapesisir yang relevan dapat dilaksanakan dan dapat dicatat keunggulannya di dalam upaya pemetaan sensitivitaslingkungan. Dalam penelitian ini wilayah pesisir Cilacap memiliki sensitivitas medium, karena daerah tersebutdibatasi oleh garis pantai ESI 5 (dengan panjang ll,6 km), dan dengan ESI 6 Sungai Donan (12,3 km),sementara wilayah Segara Anakan dianggap sensitif terhadap polusi minyak mengingat I l2 km2 (45Vo ) dari249 Kmz daerah Segara Anakan. Segara Anakan memiliki ranking sensitivitas tertinggi (ESl 8, 9, l0).

    Kata kunci: tumpahan minyak. SlG, indeks sensitivitas lingkungan

    Ahstract

    Coastal resources can be intpacted during an oil spill incident. Given tlnt oil pollutiorr can occur undera wide variety of circunrstances, the use of both detailed coastal inventories in conjunction witlt establishedsensitivity indeces and approaches allows for a greater level of infurnntion and optiorts available to spillplanners. A Geographic lnfurnration Syslem (GIS) can greatly enhance and improve upon the use anddevelopntent of data required

    .for oil spill response and continge,rcy planning. This studv is detenninedlo exanine environntetrtal sensitivities and to contbine them into prototype of environntental sensitivity

    r3l

  • Utantyo, Hartono, Sutikno

    information.s.y.rt?n.s with the aid of GIS in the lagoon of Scgara Anakan and Cilacap coaslal rcgiott.One of the ntost irnportant strategies in oil spill contingenc\ planning is prioritising tlrc spill rcspottsc.

    Coastal ent,ironntents could be prioritised and quantitativch queried bv e .rtablishing EnvirotuncntalSc'n.ritit'illIndc.r (ESI) classifcotion schenn. Environnrcntal sensitivitv re.flects the degree of reactions of ctxt.stal rcgiott trrwithstctnd and to recover when oil spill haiard was occurred. Tlrc nrctlnd to e.stablish an ESI is br conbiningrelatedfactors of an environnrcntal scnsitivih-, i.e.: (a) the exposure lo wove and tidal energ)', (b) rhc shorclincslope, (c) the substrate type, and (d) its biological productiviry. This studv enryhasize.s the abilin'o.f GcographicInfornntiotr S-y.slerr (GIS) to visualize and to model environntentul sensitivitr- factors spatiallv.

    The result .show.s that the application of a GIS to nnnage, ntanipulate, and display relcvant coastoldatabases was po.rsible to be done and had notable advantages in sensitivity nnpping efforts. Cilacap coa.slalrcgion has ntediunt sensitivity', since the area is bordered by ESI 5 shoreline (with length of I 1.6 knr) and bvESI 6 Donan river (12.3 km), while Segara Anakan region i.s considered sensitive to oil pollution given thatIl2 kni (45Vo) of the 249 knf . SegaraAnakan study area is conrprised of the highest sensitivitv rankings (ESI8, e, t0).

    Ker- words: Oil Spill -

    Geographic Infornntion Systent -

    Environnrcntal Sensitivin Inder

    A. PENGANTAR

    Perairan laut di lndonesia merupakan jalurtranspoftasi minyak yang strategis dan padat se-hingga berisiko terjadi bencana tumpahan minyak.Salah satu upaya untuk menanggulangi tumpa-han minyak (contingency plaruing) adalah den-gan membuat prioritas penanganan pada daerahyang berpotensi tercemar. Prioritas ini mernbantupengalokasian sumber daya sehingga penangananpencemaran dapat efektif dan efisien sesuai tingkatrisiko lokal. Penyusunan prioritas lokasi penanga-nan didasarkan pada kepekaan lingkungan (envi-ronmental sensitivitv) yang merefleksikan tingkatreaksi suatu wilayah pesisir untuk dapat pulihkembali bila terjadi bencana tumpahan minyak.

    Berdasarkan pertimbangan di atas, dipandangperlu untuk mengembangkan suatu metode untukmenilai dan mengurutkan secara kuantitatif kepe-kaan lingkungan suatu wilayah pesisir. Metode inidikenal sebagai skema klasifikasi Indeks KepekaanLingkungan (IKL).

    Data kepekaan lingkungan pesisir dapat disu-sun sesuai skema IKL, dengan bantuan SistemInformasi Geografis (SIG). Dengan tersedianyasistem infbrmasi ini, 'apabila terjadi tumpahandiharapkan data kepekaan lingkungan akan dapatdiakses, dioperasikan, atau diperbaharui dengancepat dan mudah untuk membantu penanganan.Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikanSIG untuk penyusunan prototipe sistem informasikepekaan lingkungan terhadap tumpahan minyakdi daerah studi.

    Kepekaan lingkungan merupakan integrasidari faktor-faktor kepekaan, yang didasarkanpada pemahaman hubungan antara pola, perilaku,serta karakter fisik dan biologi lingkungan pesisir.Kepekaan lingkungan pesisir terhadap tumpa-han minyak dipengaruhi oleh empat faktor utama,yaitu :l) tingkat ekspose gelombang dan pasut; ting-

    kat dampak tumpahan berkaitan erat dengantingkat ekspose gelombang dan pasut (Hayesdkk, 1992). Faktor flux energi gelombang danpasut, adalah faktor utama yang menentukantingkat energi hidrodinamis pada pesisir. F/ruxenergi gelombang merupakan t'ungsi tinggi gel-ombang rata-rata, yang diukur minimal dalamsatu tahun. Wilayah pesisir yang terekspose ge-lombang dan pasut yang kuat lebih cepat pulih,karena wilayah tersebut dapat terbersihkansecara alami oleh keduaflu.r energi tersebut;

    2) ,kemiringan lereng; kemiringan lereng me-rupakan ukuran kecuraman kawasan intertidalantara garis pasang tertinggi dan surut teren-dah. Halls J. dkk (1997) menyatakan bahwakemiringan lereng menentukan kepekaan ling-kungan pesisir karena adanya ef'ek pemantulandan pemecahan gelombang yang mempercepatproses pembersihan alami;

    3) tipe substrat; tipe substrat atau sedimen rne-nentukan tingkat kemudahan penetrasi minyakke dalam substrat, sehingga organisme yangada dapat terkena dampak lebih lama. Penetrasidan penguburan minyak lebih potensial terjaclipada sedimen yang lepas-lepas daripada yangkornpak dan solid (Halls J. dkk. 1997):

    t32

  • Aplikasi SIG untuk Pemetaan

    4) produktivitas dan kepekaan biologi; penentuanjenis sumberdaya hayati yang terancam dam-pak tumpahan merupakan bagian penting daripenentuan prioritas proteksi dan penentuanstrategi penanggulangan yang tepat.

    Kepekaan relatif pesisir akan dapat ditentukandengan mengklasifi kasikan memberi rangking, danmengintegrasikan kesemua faktor di atas sehinggakepekaan lingkungan dapat tersusun sesuai skemaklasifikasi IKI-, mulai dari yang kurang peka hing-ga paling peka. Keempat faktor kepekaan tersebutmerupakan informasi lingkungan yang mempunyaikonteks spasial, dengan demikian pengintegrasianfaktor-faktor tesebut dapat dilakukan dalam SIGdengan formula spasial berikut:IKLx,y - GPx,y + KLx,y + TSx,y + PBx,y .(1)IKL = Indeks Kepekaan LingkunganGP = Ekspose Gelombang dan PasutKL = Kemiringan LerengTS = Tipe SubstratPB = Produktivitas Biologi(x,y) = Posisi (lintang, bujur)

    B. CARA PENELITIAN

    Lokasi penelitian guna menerapkan modelterletak di pesisir Cilacap dan Segara Anaknya,di Kabupaten Cilacap. Kawasan ini dipilih karenamemiliki kelengkapan keragaman kondisi fisik,hayati, tipe garis pantai, dan bentuk penggunaanlahan yang berlainan secara nyata (ekstrim), se-hingga diharapkan dapat mewakili berbagai kon-disi kepekaan lingkungan.

    Kegiatan ini memerlukan survei dengan ban-tuan foto udara (fu) untuk memperoleh informasiTabel l. Klasifikasi Fluktuasi Pasut

    terbaru tentang kondisi lingkungan, digunakan fuwarna tahun 1999 skala l:20.000 dengan tahapanpemetaan di bawah ini.a. Tahap pendataan titik kontrol tanah (gound

    control point) untuk rektifikasi, diambil daripeta rupa bumi skala l:25.000 dan dipilih dariobyek yang sama dan mudah dikenali di fotodan di peta.

    b. Thhap restifikasi atau koreksi geometrik fotoudara serta dilanjutkan pembuatan mozaiktak terkontrol berupa penggabungan modelpermodel hasil rektifikasi hingga jadi I lembarcitra foto.

    c. Interpretasi citra foto udara, hasilnya kemudiandiberi informasi atau fitur tematik. Unsur-unsuryang tidak dapat diinterpretasi dari foto udara(kontur, fasiltias aquakultur, habitat sumberda-ya hayati, akses jalan, pelabuhan, dan fasilitasindustri) didijitasi dari peta tematik.

    d. Survai lapangan, berupa pengumpulan dataprimer dan sekunder yang terkait kepekaanlingkungan wilayah penelitian terutama menge-nai karakteristik wilayah dan identifikasi habi-tat sumberdaya hayati. Untuk data sumberdayahayati, ada 3 elemen biologi yang dikumpul-kan, yaitu data burung, perikanan, dan kura-kura, yang dipilih karena tingkat kerentanan-nya yang cukup tinggi dan jumlahnya yangcukup signifikan.

    e. Tahap pengorganisasian layer, perancanganUser ID, data editing, serta pembentukan to-pologi.

    f. Tahap pemodelan IKL, sebagai input modeladalah hasil dijitasi peta tematik dan hasil in-terpretasi foto, beserta data atributnya. Semuainput tersebut diproses dan diklasifikasikan

    No. Kelas Julat Pasut (Tidak Range) Keterangan Skor'l >4m Macrotidal 32 il 2-4m Mesolidal 53 ilt -2m Microtidal 8

    Tabel 2. Klasifikasi Ekspose Energi Gelombang

    No. Kelas TinggiGelombang Keterangan Skor1 I >1m Terekspose gelombang 32 il

  • No. Kelas Kemiringan Lereng (Slope) Keterangan Skor1 > 30 derajat Terjal 32 lt 30

    - 5 deralat Curam 5

    3 ilt < 5 derajat Datar 8

    Utantyo, Hartono, Sutikno

    Thbel 3. Klasifikasi Kemiringan Lereng

    Tabel4. Klasifikasi Tipe Substrat dan Ukuran Butir

    secara bertahap menggunakan skema IKL.Tiap faktor kepekaan dikelaskan dan diberiskor antara I hingga 10. Metode klasiflkasidan pemberian skor tiap faktor kepekaan dapatdikuti uraiannya di bawah ini.Faktor keterlindungan pantai terhadap flux

    energi pasut dan gelombang (tabel I dan Tabel2), diukur minimal dalam waktu I tahun. Faktorkemiringan lerang (sl ope),berupa ukuran kemiring-an dari zone intertidal, antara pasut tertinggi danterendah (Tabel 3). Faktor tipe substrat, tercermindari karakteristik geomorfbloginya (bentuk peng-gunaan lahan dan tutupan lahan), faktor ini meru-pakan hasil interpretasi citra fbto (Tabel 4).

    Faktor produktifitas sumberdaya hayati dire-presentasikan terutama dari keragaman hayatinya.Sumberdaya hayati dipetakan sesuai dengan kesu-kaan ekologinya (lnbitat prefercnce.s). Klasifikasikepekaannya didasarkan pada jumlah (ragam) jenisorganisme yang ditemukan dalam satu tipe habitattertentu.

    Untuk penyu klasiflkasinya dilakukan secaralangsung (tanpa pengharkatan) dengan cara mem-berikan skor terhadap jumlah jenis yang dapatditemukan ditempat tersebut (Tabel 5).

    Untuk burung, tingkat kepekaannya terhadaptumpahan minyak tergantung pada perbedaanperilaku, distribusi dan reproduksinya.

    Klasifikasi dilakukan dengan mernberikan skorjumlah jenis yang dapat ditemukan cli tempat terse-but, namun sebelumnya dilaksanakan pengharkatan(pembobotan) untuk tiap-tiap jenisnya yang didasar-kan pada: status perlindungan, endemisitasnya,tiekuensi menyelam, persen waktu yang dihabiskandi atas air untuk makan dan beristirahat, dan prilakuberkelompok atau membentuk koloni sarang yangrapat. Apabila ditemukan satu indikasi dari kelimafaktor diatas maka harkat yang diberikan adalahsatu, apabila terdapat dua indikasi maka harkatnyajuga dua, demikian seterusnya. Hasil pengharkatanjenis dan penskoran burung kernuclian dikelaskan(Tabel 6).

    t34

    No. Tipe Substrat Ukuran Butlr Skor1

    Sedimentasi

    Lumpur < 0.06 mm 9

    2 Pasir halus 0.06-0.5 mm 3

    3 Pasir medium -

    kasar 0.5-2 mm 4

    4 Granule 2-4mm 55 Pebble 4-64mm 66 Cobble 64-256 mm 6

    7 Boulder > 256 mm b

    8 Bedrock 1

    No. Tipe Substrat Ukuran Butir Skor9

    Substrat bervegetasi

    Rumput rawa I10 Mangrove 10

    11 SemaUriparian 6

    12

    Buatan Manusia

    Permukiman 3

    13 Tanggul(Seawa/| 114 Riprap 6

  • Aplikasi SIG untuk Pemetaan

    Untuk ikan dan organisme perairan lainnya,penilaian kepekaan didasarkan pada tingkat ker-agaman jenis di habitat tersebut (Tabel 7). Peng-harkatan diberikan bila perairan tersebut meru-pakan nursery ground,jalur migrasi ikan, terdapatkegiatan akuakultur atau penangkapan ikan, atau

    daerah perairan yang relatif terlindung hempasanenergi gelombang dan pasut.

    Tahap terakhir pemodelan, peta IKL didapat-kan dengan mengoverlay keempat layer faktorkepekaan di atas dan dihitung nilai total kepekaangabungannya.

    Tabel 5. Klasilikasi Kepekaan Penyu

    No. Kelas Jumlah Jenis Per Tipe Habitat SKor,a

    < 3 jenis 22 il > 3 jenis 8

    Tabel 6. Klasifikasi Kepekaan Burung

    No. Skor per tipe habitat Skor Kepekaan1 0*16 12 17

    -32 23 33-48 34 49-64 45 65-80 56 81

    -96 67 97

    - 112 7

    I 113 -

    128 II 129

    - 145 I

    10 > 146 10

    Skor pertipe habitat = I CIenis x harkat) per tipe habitatThbel T. Klasifikasi Kepekaan Ikan dan Organisme Perairan

    No. Skor per tipe habitat Skor Kepekaan1 0-3 12 3-7 23 8-11 34 12-15 45 16-19 56 20-23 67 24-27 7I 28-31 8I 32-35 I10 36-38 10

    Skor pertipe habitat - (umlah jenis per tipe habitat)x harkat

    135

  • Utantyo, Hartono, Sutikno

    C. HASIL DAN PSMBA.HASAN

    Penelitian berlokasi di Pesisir Cilacap danSegara Anakan seluas 385km2. Secara geologis,Pesisir Cilacap merupakan kelanjutan depresi CITanduy. Wilayah ini merupakan dataran pesisiryang laus dengan topografi hampir rata, yang ter-susun dari pasir pantai yang disisipi oleh kantong-kantong pasir besi. Cilacap terbentuk oleh depositbeting gisik yang melengkung mulus yang terham-par kontinyu dari Nusa Kambangan hingga Ka-rang Bolong. Gelombang di pantai memiliki tinggimaksimum 2.4 meter dengan arah dominan ke-datangan gelombang dari tenggara. Perairan SolokJero dan Muara Kali Donan relatif terlindung, danlebih didominasi oleh gelombang refraksi-defraksidengan tinggi gelombang maksimumnya 0,3 me-ter. Jenis pasutnya adalah pasut campuran yangcondong ke harian ganda. Jalut pasutnya termasukkelas mikrotidal dengan rata-rata julat pasut terbe-sar (tahun 2000 dan 2001) mencapai 0.87 m.

    Hasil pemodelan kepekaan lingkungan (Thbel8) dan petanya (Gambar l) menunjukkan bahwadistribusi kepekaannya berkorelasi dengan karak-ter dan morfologi garis pantainya. Pengujian mo-del dilaksanakan dengan membandingkan dengankondisi saat terjadi tumpahan minyak MT. KingFisher di Cilacap (Tahun 2000). Daerah yang ter-kena tumpahan adalah gisik di selatan Cilacap danperairan pantai di depannya. Dari hasil pemodelandiketahui bahwa perairan di Teluk Penyu meru-pakan perairan pantai landai di zona intertidal, ber-substrat dasar lumpur atau pasir, dan mempunyaiskor kepekaan 2. Perairan ini merupakan habitatdan tempat berpijah berbagai jenis ikan dan krusta-cea dengan kepekaan infauna agak rendah hinggasedang. Perairan terbuka ini berenergi gelombangtinggi, sehingga minyak dapat terbersihkan secaraalami dengan cepat, saat ini (2 tahun pasca pence-maran), perairan terbukti sudah bersih kembali.

    Tumpahan juga mencemari gisik landai ber-pasir halus kontinyu dan terekspose gelombangdi selatan Cilacap. Dari model dapat diperkirakanbahwa bila terjadi akumulasi minyak yang cukupberat akan dapat menutupi seluruh wilayah mukapantai yang aktil sedang bila akumulasinyaringan akan terdeposit sebagai swash berminyaksepanjang zona intertidal atas. Lokasi kejadiankandasnya tanker berdekatan pantai sehingga pan-tai terakumulasi berat dan sesuai prediksi, minyak

    tersebut menutupi seluruh muka pantai yang aktif.Dari hasil IKL diperkirakan penetrasi minyak

    di pantai hanya dapat mencapai 10 cm, kemung-kinan lapisan ini akan terkubur cukup kecil sehing-ga dapat dibersihkan dengan cepat. 2 tahun pascakejadian, pantai sudah bersih dan tidak ditemukansisa minyak yang terkubur hingga kedalaman pasir0,5 meter. Proses pembersihan pantai waktu itu(dilaksanakan Pertamina dibantu nelayan setem-pat) juga dilaksanakan dengan mudah dan hanyaberlangsung I minggu.

    Hasil pemodelan menunjukkan kepekaan in-fauna di gisik tersebut agak rendah, organismeyang paling potensial terkena dampak adalahburung dengan skor kepekaan habitat 7, hal inidiperkuat dengan ditemukannya belasan bangkaiburung oleh nelayan di sepanjang pantai yangtercemar. Selain itu, pemulihan infauna diprediksidapat berlangsung relatif cepat, terbukti pantai saatini telah dihuni kembali oleh organisme (kerang-kerangan kecil) yang mengubur diri dalam pasir.Dari uraian diatas, model indeks kepekaan terbuktisesuai dengan kondisi nyata di lapangan saat ter-jadi tumpahan minyak.

    D. KESIMPULAN DAN SARAN

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwakepekaan lingkungan terhadap tumpahan minyakdapat diketahui dengan menggabungkan faktorekspose gelombang dan pasut, kemiringan lereng,tipe substrat, serta produktivitas sumberdaya haya-ti dengan bantuan SIG. Sistem ini cukup berhasildalam: mengidentifikasi dan memberi nilai IKLpada daerah yang peka; memvisualisasikan secaraspasial habitat sumberdaya hayati berdasarkan ke-sukaan ekologiny a (hab itat prefe rences) ; merekamdan mengakses informasi sumberdaya yang pekaserta prioritas penanganannya dengan basis datarelasional SIG; serta memudahkan perencanaanstrategi penanggulangan dan penanganan tumpah-an secara langsung. Dari hasil analisis, wilayahCilacap mempunyai kepekaan lingkungan mene-ngah, karena dibatasi garis pantai dengan rangkingIKL 5 (11.6 km) di tepi sungai Donan yang seba-gian besar dengan rangking IKL 6 (12.3 km), se-dangkan Segara Anakan merupakan wilayah yangpeka, karena ll2 kmz (457o) dari sekitar 249 kmzluas wilayah Segara Anakan yang masuk daerah

    136

  • Aplikasi SIG untuk Pemetaan

    Tabel 8. Hasil Pemodelan Indeks Kepekaan Lingkungan

    UJ{

    zSHao2rD

    F.lU)

    rlv

    ENERGI KEITRENGAN TIPE SUBSTRAT

    FFE

    slF

    KEPEKAANINFAUNA

    =

    3oOroF

    Ozzqv)DJ

    Gelombane Pasut

    (.)

    (d!O

    3(tc)F.

    cct!.c

    raoo'oc)

    cq

    Sediment Bervegetasi Man madt

    ebobt).sF

    @

    11o&

    0ot)si:

    @

    !q,)&

    Jo.EJ

    o

    d

    o(6P{

    6to(g&Ea

    {)

    (or

    oudkoxV

    mO

    CO

    'uaE&

    o

    okboa62

    Cq

    -a)Ec)

    U)

    o.cn

    ac

    dE

    J4

    q)A

    (n

    'q)

    bob0(F

    @(!'oc(.)&

    td

    ()J4

    Coo

    v)bt)(ntov)

    cgb09p

    !(!oo

    eooho

    F

    T R L oo

    Perairanintertidal

    R Area 8619335 m'

    T R LOo

    c)U)

    c)o.

    Perairanintertidal

    AR

    S Area 485375'73 m'

    T R C LC)o

    Tebingkarang

    AR

    Line 10219 m

    R R C L oa

    Tebingkarang

    S Line 1O372 m

    R R LC)o.

    oa

    ()(h

    Perairansungai

    S Area 33629229

    T R Lq)a.

    c)a

    Gisik AR

    Area 10924O6 m'

    R R TJ LCts!o

    a-

    aTepi

    sungaiAR s

    Line 21334 m

    T R Loo-

    Gisik T Area 9O8224 m"

    R R Lc)o,tr

    c)o

    o(n

    a.)a o

    Tambak,rataanlumpur

    AR

    S Area 266537 m'(rawa), 20486023 mz(tambak), 3441789 m2 (rat.lum)

    R R LoqE

    c)o.

    Rawa S Area 5638836 m'

    R R Loo.

    q)o.

    mangrove

    AT T Area 77226696 m'

  • (,oo

    Utantyo, Hartono, Sutikno

    Lanjutan Tabel 8. Hasil Pemodelan Indeks Kepekaan Lingkungan

    ,zH

  • Aplikasi SIG untuk Penretaan

    penelitian memiliki rangking IKL tinggi (skor 8,9, dan l0).

    Konsep indeks kepekaan lingkungan tidak ha-nya dapat diterapkan untuk penanganan tumpahanminyak, logika yang sama dapat diterapkan di dae-rah bukan pesisir untuk mendata dampak poten-sial jenis polutan lain yang berbahaya (haTatdousmate rials), serta mengalokasikan sumberdayanyapada saat terjadi bencana pencemaran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Baker, M.J., Spalding, D.M., Moore, J., dan Tor-tell, P. 1994. Sensitivitlt Mapping for Oil SpillResponse; Report Series Vol. I. lnternationalPetroleum Industry Environmental Conserva-

    tion Assocation (IPIECA) dan InternationalMaritime Organization (IMO), London.

    Halls, J., Michel, J., Zengel, S., Dahlin, J.A.,Petersen, J. 1997. Envircnmental SensitivitltIndex Guidelines. Technical MemorandumNOS ORCA I 15, NOAA. Washington.

    Hayes, O.M., Michel, J., Hoff, R., Debra, S., Shi-genaka, G. 1992. An Intrutduction to CoastalHabitats and Biological Resources for OilSpill Response. Report No. 92-4, HMRAD,NOAA. Washington.

    Jensen, J., Ramsey,8., Holmes, J., Michel, J., Ga-vis, B. 1990. Envhonmental Sensitivitv Inde.r(ESI) Mappittg for Oil Spills Usirtg RS andGI S Techrtology. International Journal of Geo-graphical Information Systems, Vol. 4, No. 2,Taylor and Francis, London.

    r39

  • ssIiJ. . :).a:'r x&1,

    '--,;..,.:.g.Nl I citap

    5

    tl,

    f

    ;rl '.

    .L':il, r'd E

    ts' t i' Cet"4 .'t +i,

    i:

    t\,

    tI

    IIlrL

    _tI

    6t

    Nusa Kambat-+l:1 .\i1 ,lt,t* \ .lr

    6 ^nd.0'.9

    douo

    * D,a

    -g sI

    Peta lndeks Kepekaan Lingkungan Cilacap dan Segara Anakan

    FT

    DJIo

    a,f

    itttt Lrnihuntnn*or lKLl I n*:nat pny.rskor IKL 2*or IKL 3*or IKL 4*or IKL 5skor IKL 6*or IKL 7*or IKL 8d