3 kromatorafi

download 3 kromatorafi

If you can't read please download the document

Transcript of 3 kromatorafi

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Dalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya. Kromatografi sendiri merupakan salah satu cara pemisahan yang pada saat ini sering digunakan secara rutin dan dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat dan dengan peralatan yang relatif sederhana dan ekonomis. Walaupun cara ini merupakan cara pemisah, namun dapat pula digunakan sebagai analisa secara kuantitatif. Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif. Selain dapat memisahkan zat warna, teknik ini juga dapat menunjukkan residu nikotin dalam darah orang yang duduk di dekat orang yang merokok ketika duduk di sampingnya. Selain itu, kromatografi juga dapat memisahkan campuran kompleks, seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari ratusan senyawa yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami konsep kromatografi secara langsung, berupa teori-teori kromatografi, cara kerja kromatografi, penggolongan dari kromatografi, macam-macam kromatografi, aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dan masih banyak yang lainnya.1.2 Tujuan Percobaan Mengetahui prinsip-prinsip pemisahan kromatografi Mengetahui kepolaran noda pada kromatografi kertas Mengetahui fase gerak dan fase diam pada kromatografi kertasBAB 2 TINJAUAN PUSTAKAKromatografi merupakan teknik pemisahan yang didasarkan pada perbedaan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan di antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Di dalam teknik kromatografi terjadi perpindahan warna komponen zat yang akan terurai. Pada peristiwa ini masing-masing komponen yang terkena zat pelarut akan ikut terlarut mengikuti arah perembesan zat pelarut. Komponen dipisahkan kemudian didistribusikan antara dua fase, salah satunya merupakan fase stasioner (diam) dan yang lainnya berupa fase mobil (gerak). Fase mobil dialirkan menembus atau sepanjang fase stasioner. Fase stasioner cenderung menahan komponen campuran sedangkan fase mobil cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan pada perbedaan terikatnya suatu komponen pada fase stasioner dan perbedaan kelarutannya dalam fase mobil. Komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan komponen yang kurang larut dalam fase mobil atau yang lebih kuat terjerat (teradsorbsi) pada fase stasioner akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terardsorbsi akan bergerak lebih cepat. Kromatograi dapat digunakan sebagai alat analitik untuk memantau reaksi atau untuk mengenali hasil reaksi kromatografi juga dapat digunakan sebagai alat sintesis untuk memurnikan sejumlah besar zat. Pada tahun 1903, Michael Tswett seorang ahli botani Rusia menemukan teknik 38kromatografi yang ia gunakan untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Teknik kromatografi ini bermanfaat sebagai cara untuk menguraikan suatu campuran. Di dalam kromatografi, komponen terdistribusi dalam dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Transfer massa antara fase diam dan fase gerak terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap di dalam pori-pori partikel atau terbagi ke dalam sejumlah cairan yang terikat pada permukaan atau di dalam pori. Inilah yang disebut dengan adsorbsi (penyerapan). Laju perpindahan suatu molekul zat terlarut tertentu di dalam kolom atau lapisan tipis zat penyerap secara langsung berhubungan dengan bagian-bagian dari molekul-molekul tersebut di antara fase gerak dan fase diam. Jika ada perbedaan penahanan secara selektif, maka masing-masing komponen akan bergerak sepanjang kolom dengan laju yang tergantung pada karakteristik masing-masing penyerapan jika pemisahan terjadi, masing-masing komponen keluar dan kolom pada interval waktu yang berbeda, mengingat bahwa proses keseluruhannya adalah fenomena migrasi secara diferensial yang dihasilkan oleh tenaga pendorong tidak selektif berupa aliran fase gerak. Dibandingkan dengan metode pemisahan secara keseluruhan klasifikasi metode kromatografi relatif lebih sederhana. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan, sedangkan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sehingga kita memiliki kombinasi cair-cair, cair-padat, gas-cair, dan gas-padat. Ada beberapa cara dalam mengelompokkan teknik kromatografi. Kebanyakan berdasarkan pada jenis fase yang digunakan (fase gerak dan fase diam) misalnya kromatografi gas dan kromatografi cairan. Cara pengelompokkan lainnya berdasarkan teknik yang digunakan. Di sini metode kromatografi sebagian dikelompokkan berdasarkan macam fase yang digunakan dan sebagian lainnya berdasarkan pada mekanisme pada distribusifasenya.1. Kromatografi cair-padat Ditemukan oleh Tswett dan dikenalkan kembali oleh Kuhn dan Lederer pada tahun 1931, telah digunakan secara luas untuk analisis organik dan biokimia. Pada umumnya sebagian isi kolom adalah silika gel atau alumina yang mempunyai angka banding luas permukaan terhadap volume sangat besar. Sayangnya hanya ada beberapa bahan penyerap, maka pemilihannya sangat terbatas. Keterbatasan yang lebih nyata pada kenyataan bahwa koefisien distribusi untuk serapan kerap kali tergantung pada kadar total. Hal ini akan menyebabkan pemisahan tidak sempurna. 2. Kromatografi cair-cair Dipopulerkan oleh Martin dan Synge pada tahun 1941, dan kemudian mendapatkan hadiah Nobel untuk hal itu. Fase diam terdiri dari lapisan tipis, cairan yang melapisi permukaan dari padatan inert yan berpori-pori. Ada banyak jenis kombinasi cairan yang dapat digunakan sehingga metode ini sangat berguna. Lebih lanjut koefisien distribusi sistem ini lebih tidak bergantung pada kadar, memberikan pemisahan lebih tajam 3. Kromatogafi gas-padat Digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu teknik tidak berkembang karena keterbatasannya sama seperti halnya kromatografi cairpadat, tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fase padat baru memperluas penggunaan teknik ini. 4. Kromatografi gas-cair40Merupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik lebih menyebabkan revousi dalam kimia organik, sejak dikenalkan pertama kali oleh James dan Marthin pada tahun 1052, hambatan yang paling utama ialah bahan cuplikan harus mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa liter pada suhu kolom, sistem ini sangat baik sehingga dapat dikatakan sebagai metode pilihan dalam kromatografi karena dapat memisahkan dengan cepat dan peka. 5. Kromatografi penukar ion Merupakan bidang khusus kromatografi cair-cair. Seperti namanya sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemu resin sintetik dengan sifat penukaran ion sebelum Perang Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah dan asam amino. 6. Penyaringan gel Penyaringan gel merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul-molekul dengan berat molekul antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi pernyaringan gel merupakan bentuk serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer. 7. Elektroforesis Elektoforesis merupakan kromatografi yang diberi medan listrik di sisinya dan tegak lurus aliran fase gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katoda dan anion menuju ke anoda, sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan. 8. Kromatografi kertasPada kromatografi kertas senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian melarutkan secara terpisah. Setetes dari larutan cuplikan yang mengandung sejumlah komponen yang dipisahkan dengan cara diteteskan pada daerah yang diberi tanda diatas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang dibuat. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang telah berisi pelarut sebagai fase gerak dimana ujung yang dengan dengan cuplikan tercelup (noda harus tidak tercelup, sedikit diatas permukaan pelarut). Pelarut bergerak melalui serta-serta dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen-komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, maka kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan metode kimia atau fisika. Cara yang biasa adalah menggunakan suatu pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Sering juga menggunakan cara deteksi dengan sinar ultra violet atau teknik radiokimia. Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf: Jarak yang ditempuh komponen Jarak yang ditempuh pelarut Rf =9. Kromatografi lapis tipis42Kromatografi lapis tipis atau TLC (Thin Layer Chromatography) digunakan untuk memantau kemajuan reaksi dan untuk mengenali komponen tertentu. Teknik ini sering dilakukan dengan lempeng gelas atau plastik yang dilapisi oleh fase cairan (sering kali asam silikat). Fase gerak air adalah berupa pelarut. Campuran yang akan dianalisis diteteskan pada dasar lempengan dan pelarut akan bergerak naik oleh gaya kapiler. Umumnya, fase diam bersifat polar dan senyawa polar akan melekat lebih kuat daripada senyawa nonpolar akibat interaksi terik-menarik dipol-dipol. Senyawa polar cenderung mendekat atau berdekatan dengan tempat semula dibandingkan senyawa non polar. Senyawa non polar kurang melekat erat pada fase polar sehingga bergerak maju lebih jauh ke atas lempengan. Jadi, jarak tempuh ke atas lempengan merupakan cerminan polaritas senyawa. Peningkatan polaritas pelarut akan menurukan interaksi senyawa dengan fase diam sehingga memungkinkan senyawa dalam fase gerak, bergerak lebih jauh pada lempeng. Cara menggunakan metode ini ialah dengan mencelupkan tempat ke dalam bubur absorben dan dikeringkan setelah itu lempeng ditetesi campuran yang akan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam bejana yang berisi elven, seperti pada kromatografi kertas. Prosesnya sendiri hanya memakan waktu sekitar setengah jam, sedangkan pemisahan yang lazim pada kertas memerlukan beberpa jam. Karena populernya, TLC banyak digunakan di laboratorium. Prinsip Kromatografi Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul, yaitu : a) Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan) b) Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan padat (adsorbsi)c) Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas) Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan pada situasi dinamik (bergerak) yaitu dengan melakukan pengaliran dan selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan, adsorbsi atau penguapan. Untuk menerangkan suatu proses pemisahan diambil suatu contoh yang berada dalam situasi statik (diam). Jika suatu senyawa ditaruh dalam corong pemisah yang berisi dua macam pelarut yang sukar bercampur (misalnya air dan eter), maka senyawa tersebut akan terdistribusi (partisi) di antara kedua pelarut tersebut. Dalam hal ini sifat kelarutan sangat berperan dalam proses pemisahan. Bila suatu senyawa dimasukkan ke dalam cairan yang berisi serbuk absorben (misalnya arang), maka senyawa tersebut akan terdistribusi di antara cairan dan absorben. Maka dalam hal ini sifat kelarutan dan adsorbsi berperan dalam proses pemisahan tersebut. Demikian pula bila suatu senyawa yang mudah menguap (volatil) dilarutkan dalam cairan yang non volatil yang biasanya berwujud suatu lapisan film, maka senyawa tersebut akan terdistribusi di antara lapisan film cairan dan gas yang kontak dengan lapisan film tersebut. Dalam hal ini sifat kelarutan dan volatilitas berperan dalam proses pemisahan tersebut.44BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Gelas kimia Oven Lidi Penggaris Buku Pensil 3.1.2 Bahan Tinta Hitam Tinta Biru Tinta Merah (permanent) Ekstrak pandan Ekstrak mawar Akuades Larutan Etanol Dietil eter Kertas saring3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Pelarut etanol Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang, dengan panjang 13 cm dan lebar 7 cm. Diberi garis batas 1 cm pada bagian atas dan bawah pada kertas saring tersebut. Diberi noda (titik) pada kertas saring antara lain tinta hitam, tinta biru, dan tinta merah, juga pada ekstrak mawar dan ekstrak pandan pada garis batas bawah. Diisi etanol (tinggi 0,5 cm) dari dasar gelas. Dimasukkan kertas ke dalam gelas yang berisi etanol. Dibiarkan hingga etanol mencapai batas atas kertas, kemudian kertas dikeringkan. Diukur jarak tempuh masing-masing noda. Dihitung harga Rf pada masing-masing noda. 3.2.2 Pelarut akuades Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang, dengan panjang 13 cm dan lebar 7 cm. Diberi garis batas 1 cm pada bagian atas dan bawah pada kertas saring tersebut. Diberi noda (titik) pada kertas saring antara lain tinta hitam, tinta biru, dan tinta merah, juga pada ekstrak mawar dan ekstrak pandan pada garis batas bawah. Diisi akuades (tinggi 0,5 cm) dari dasar gelas. Dimasukkan kertas ke dalam gelas yang berisi akuades. Dibiarkan hingga akuades mencapai batas atas kertas, kemudian kertas 46dikeringkan. Diukur jarak tempuh masing-masing noda. Dihitung harga Rf pada masing-masing noda. 3.2.3 Pelarut dietil eter Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang, dengan panjang 13 cm dan lebar 7 cm. Diberi garis batas 1 cm pada bagian atas dan bawah pada kertas saring tersebut. Diberi noda (titik) pada kertas saring antara lain tinta hitam, tinta biru, dan tinta merah, juga pada ekstrak mawar dan ekstrak pandan pada garis batas bawah. Diisi dietil eter (tinggi 0,5 cm) dari dasar gelas. Dimasukkan kertas ke dalam gelas yang berisi dietil eter. Dibiarkan hingga dietil eter mencapai batas atas kertas, kemudian kertas dikeringkan. Diukur jarak tempuh masing-masing noda. Dihitung harga Rf pada masing-masing noda.BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Percobaan No. Pelarut 1 Etanol Noda Tinta hitam Tinta merah Tinta biru Ekstrak mawar Ekstrak pandan 2 Akuades Tinta hitam Tinta merah Tinta biru Ekstrak mawar Ekstrak pandan 3 Dietil eter Tinta hitam Tinta merah Tinta biru Ekstrak mawar Ekstrak pandan Jarak noda 0 cm 10,1 cm 0 cm 7,1 cm 10,4 cm 0 cm 1,9 cm 9,3 cm 1,7 cm 0 cm 0 cm 9,3 cm 0 cm 9,4 cm 0 cm Jarak pelarut 10,2 cm 10,2 cm 10,2 cm 10,4 cm 10,4 cm 11,6 cm 11,6 cm 11,6 cm 13 cm 13 cm 9,3 cm 9,3 cm 9,3 cm 10 cm 10 cm Harga Rf 0 cm 0,99 cm 0 cm 0,68 cm 1 cm 0 cm 0,1 cm 0,8 cm 0,13 cm 0 cm 0 cm 1 cm 0 cm 0,94 cm 0 cm484.2 Perhitungan 4.2.1 Pelarut etanol Tinta hitam Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Tinta merah Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Tinta hitam Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Ekstrak mawar Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Ekstrak pandan Jarak yang ditempuh komponen = 10,4 cm = 1 cm 10,4 cm 7,1 cm = 0,68 cm 10,2 cm 0 cm = 0 cm 10,2 cm 10,1 cm = 0,99 cm 10,2 cm 0 cm = 0 cmJarak yang ditempuh pelarut Rf =10,4 cm4.2.2Pelarut akuades Tinta hitam Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = 11,6 cm 0 cm = 0 cm Tinta merah Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Tinta biru Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Ekstrak mawar Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Ekstrak pandan 13 cm 1,7 cm = 0,13 cm 11,6 cm 9,3 cm = 0,8 cm 11,6 cm 1,9 cm = 0,1 cm50Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = 4.2.1 Pelarut dietil eter0 cm = 0 cm 13 cm Tinta hitam Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Tinta merah Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Tinta biru Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = 9,3 cm 0 cm = 0 cm 9,3 cm 9,3 cm = 1 cm 9,3 cm 0 cm = 0 cm Ekstrak mawar Jarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf = Ekstrak pandan 10 cm 9,4 cm = 0,94 cmJarak yang ditempuh komponen = Jarak yang ditempuh pelarut Rf =0 cm = 0 cm 10 cm4.3 Pembahasan Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Jadi, kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan oleh dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul, yaitu: a) Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan). b) Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas). c) Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan serbuk suatu bahan padat. Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan, ditempatkan pada situasi dinamik (bergerak), yaitu dengan melakukan pengaliran dan selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan, adsorbsi, atau penguapan. Untuk menerangkan suatu proses pemisahan diambil suatu contoh yang berada dalam situasi statik (diam). Jika suatu senyawa ditaruh dalam corong pemisah yang berisi dua macam pelarut yang sukar bercampur, misal air dan eter, maka senyawa tersebut akan terdistribusi di antara kedua pelarut tersebut.52Penggolongan kromatografi yang didasarkan pada jenis fase yang terlibat dibedakan menjadi: a) Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan pada padatan yang mert. b) Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap. c) Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, di mana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert. d) Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa cairan dan fase diamnya berupa padatan yang amort yang dapat menyerap. Like dissolves like pada kromatografi yaitu suatu sifat dua buah unsur atau zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik atau dengan sempurna. Hal ini didapatkan migrasi atau gerak yang mempunyai kesamaan kepolaran, semipolar dan semipolar, non polar dan non polar. Pada kromatografi kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian melarutkan secara terpisah, setetes dari larutan cuplikan yang mengandung sejumlah komponen yang dipisahkan dengan cara diteteskan pada daerah yang diberikan tanda di atas sepotong kertas saring dimana itu akan meluas dan membentuk noda yang dibuat. Bila noda yelah kering, kertas dimasukkan ke dalam bejana tertutup yang telah diisi oleh pelarut yang bertindak sebagai fase gerak dimana ujung dengan cuplikan tercelup. Metode identifikasi yang paling mudah ialah berdasarkan dari noda permukaan pelarut yang menggunakan harga Rf, dimanaJarak yang ditempuh komponen Jarak yang ditempuh pelarut Rf =Pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga ialah tidak jauh berbeda. Namun, dietil eter lebih mudah terserap oleh kertas saring dibandingkan atanol maupun akuades. Berdasarkan terikatnya suatu komponen fase diam dan perbedaan kelarutan dalam fase gerak, komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. Komponen yang kurang larut seperti dietil eter dalam fase gerak atau yang lebih kuat terserap akan teradsorbsi pada fase diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut seperti akuades akan bergerak lebih cepat. Prinsip pemisahan kromatografi, yaitu adanya distribusi komponenkomponen dalam fase gerak dan fase diam berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang dipisahkan. Kepolaran noda dapat dilihat dari pelarut yang digunakan. Ia akan cenderung sama sifatnya dengan pelarut agar bisa terlarut. Jika noda tersebut bisa terurai, maka noda tersebut akan memiliki sifat yang sama dengan pelarutnya. Tinta merah cenderung bersifat non polar karena dapat terurai pada dietil eter, begitu pula pada tinta berwarna biru bersifat polar karena bukan tinta permanen serta bersifat polar. Untuk ekstrak mawar dan ekstrak pandan cenderung bersifat polar. Dalam hal ini berturut-turut kepolaran tiga kepolaaran tiap pelarut yaitu etanol bersifat semi polar, dietil eter bersifat non polar dan akuades bersifat polar. Kromatografi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya: a) Aplikasi kromatografi dalam bidang klinik Dalam bidang klinik, teknik ini sangat berguna terutama dalam54menginvestigasi fluida badan, seperti air liur. Dari air liur seorang pasien yang sedang sakit, dokter dapat mengetahui penyakit yang diderita. Demikian pula dengan air seni (urine) dari pasien tersebut, darah dan fluida badan lainnya pun dapat memberikan data yang cepat dan akurat sehingga penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. b) Aplikasi kromatografi dalam bidang bioteknologi Dalam bidang ini, misalnya dalam penentuan baik kualitatif maupun kuantitatif senyawa dalam protein. Selain itu, juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting lainnya. Dengan data yang diperoleh sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya. c) Aplikasi kromatografi dalam bidang forensik Dalam bidang forensik, kromatografi sangat membantu terutama dilihat dari segi keamanan dan pelacakan serta pengumpulan jejak maupun sisasisa fluida badan pelaku dalam tindak kejahatan.Pada ekstrak mawar oktanal mengandung C7H15HO, pada mawar nonal mengandung C8H17HO, pada mawar parfum mengandung C7H18O, sedangkan pada ekstrak pandan mengandung saponin.BAB 5 PENUTUP5.1 Kesimpulan Prinsip pemisahan dalam kromatografi, yaitu adanya disttribusi komponenkomponen dalam fase diam dan fase gerak berdasarkan sifat fisik komponen yang akan dipisahkan. Jika noda terlarut dengan pelarut, noda tersebut akan terurai dan memiliki sifat kepolaran yang sama dengan pelarut hasilnya. Dalam kromatografi kertas, fase gerak adalah pelarut dan fase diam adalah noda.5.2 Saran Dalam melakukan percobaan kromatografi kertas, dapat digunakan variasi ekstrak dan tinta hitam, tinta biru permanen, dan tinta merah non permanen agar dapat dilihat perbedaannya dari hasil percobaan.56DAFTAR PUSTAKAAdnan, Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi Edisi 1. Yogyakarta: Andi. Oxtoby, O. 2004. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Gelora Aksara. Keenan, Keinfelter, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Kanisius.