2.docx

80
BAB I PENDAHULUAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINE 1 | Infeksi Saluran Kemih Stikes Madani Yogyakarta

Transcript of 2.docx

Page 1: 2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

1 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 2: 2.docx

Oleh Mahasiswa Semester II Stikes Madani Yogyakarta

A. LATAR BELAKANG

Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolic

tubuh. Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan

pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah

bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada jaringan. Hamper semua

karbondioksida dibawa keparu-paru oleh system vena dan diekskresikan melalui

pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan natrium / keringat.

Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk

mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hydrogen, dan asam.

Eliminasi urin secara normal bergantung pada pemasukan cairan dan sirkulasi

volume darah ; jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan menurun.

Pengeluaran urin juga berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal, yang

mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan produk sampah didalam urin.

2 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 3: 2.docx

Usus mengeluarkan produk sampah yang padat dan beberapa cairan dari

tubuh. Pengeluaran sampah yang padat melalui evakuasi usus besar biasanya

menjadi sebuah pola pada usia 30 sampai 36 bulan.

B. TUJUAN :

1. Untuk mengetahui konsep eliminasi sampah dan metabolisme tubuh

2. Untuk mengetahui fisiologi proses eliminasi dalam tubuh

3. Untuk mengetahui gangguan eliminasi urine dalam tubuh

4. Untuk mengetahui masalah dalam eliminasi fecal

5. Untuk mangetahui proses keperawatan pada pasien yang mengalami

gangguan pada proses eliminasi.

 

 

BAB II

TINJAUAN TEORI

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

3 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 4: 2.docx

Oleh Mahasiswa Semester II Stikes Madani Yogyakarta

A. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh.

Kebutuhan eliminasi ada 2 yaitu eliminasi urin (BAK) dan eliminasi fekal

(BAB/Alvi).

Kebutuhan eliminasi urin adalah proses pembuangan sisa-sisa

metabolisme berupa urin.

1. Miksi (Berkemih)

4 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 5: 2.docx

Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih

terisi. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :

a. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya

meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah

kedua.

b. Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang

berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-

tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih.

Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks

ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau

batang otak.

2. Refleks Berkemih

Kita dapat mengetahui selama kandung kemih terisi, banyak yang

menyertai kontraksi berkemih mulai tampak, seperti diperlihatkan oleh

gelombang tajam dengan garis putus-putus. Keadaan ini disebabkan oleh

refleks peregangan yang dimulai oleh reseptor regang sensorik pada dinding

kandung kemih, khususnya oleh reseptor pada uretra posterior ketika daerah

ini mulai terisi urin pada tekanan kandung kemih yang lebih tinggi. Sinyal

sensorik dari reseptor regang kandung kemih dihantarkan ke segmen sakral

medula spinalis melalui nervus pelvikus dan kemudian secara refleks kembali

lagi ke kandung kemih melalui serat saraf parasimpatis melalui saraf yang

sama ini.

5 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 6: 2.docx

Ketika kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi berkemih ini

biasanya secara spontan berelaksasi setelah beberapa detik, otot detrusor

berhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena

kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi bertambah sering dan

menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat.

Sekali refleks berkemih mulai timbul, refleks ini akan “ menghilang

sendiri. “ Artinya, kontraksi awal kandung kemih selanjutnya akan

mengaktifkan reseptor regang untuk menyebabkan peningkatan selanjutnya

pada impuls sensorik ke kandung kemih dan uretra posterior, yang

menimbulkan peningkatan refleks kontraksi kandung kemih lebih lanjut, jadi

siklus ini berulang dan berulang lagi sampai kandung kemih mencapai

kontraksi yang kuat. Kemudian, setelah beberapa detik sampai lebih dari

semenit, refleks yang menghilang sendiri ini mulai melemah dan siklus

regeneratif dari refleks miksi ini berhenti, menyebabkan kandung kemih

berelaksasi.

Jadi refleks berkemih adalah suatu siklus tunggal lengkap dari :

a. Peningkatan tekanan yang cepat dan progresif

b. Periode tekanan dipertahankan dan

c. Kembalinya tekanan ke tonus basal kandung kemih.

Sekali refleks berkemih terjadi tetapi tidak berhasil mengosongkan

kandung kemih, elemen saraf dari refleks ini biasanya tetap dalam keadaan

terinhibisi selama beberapa menit sampai satu jam atau lebih sebelum refleks

6 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 7: 2.docx

berkemih lainnya terjadi. Karena kandung kemih menjadi semakin terisi,

refleks berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat.

Sekali refleks berkemih menjadi cukup kuat, hal ini juga menimbulkan

refleks lain, yang berjalan melalui nervus pudendal ke sfingter eksternus

untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak daripada sinyal

konstriktor volunter ke sfingter eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika

tidak, berkemih tidak akan terjadi sampai kandung kemih terisi lagi dan

refleks berkemih menjadi makin kuat.

B. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI FECAL

Kebutuhan eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa-sisa

metabolisme berupa feses.

1. Susunan feses terdiri dari :

a. Bakteri yang umumnya sudah mati

b. Lepasan epitelium dari usus

c. Sejumlah kecil zat nitrogen terutama musin (mucus)

d. Garam terutama kalsium fosfat

e. Sedikit zat besi dari selulosa

f. Sisa zat makanan yang tidak dicerna dan air (100 ml)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi fecal

a. Usia dan perkembangan : mempengaruhi karakter feses, control

7 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 8: 2.docx

b. Diet

c. Pemasukan cairan. Normalnya : 2000 – 3000 ml/hari

d. Aktifitas fisik : Merangsang peristaltik usus, sehingga peristaltik usus

meningkat.

e. Faktor psikologik

f. Kebiasaan

g. Posisi

h. Nyeri

i. Kehamilan : menekan rectum

j. Operasi & anestesi

k. Obat-obatan

l. Test diagnostik : Barium enema dapat menyebabkan konstipasi

m. Kondisi patologis

n. Iritan

C. FISIOLOGI PROSES ELIMINASI DALAM TUBUH

1. Anatomi Fisiologik & Hubungan Saraf pada Kandung Kemih

a. Ginjal

Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis,

berwarna coklat agak kemerahan, yang terdapat di kedua sisi kolumna

vertebra posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot punggung

bagian dalam. Ginjal terbentang dari vertebra torakalis ke-12 sampai

vertebra lumbalis ke-3.

8 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 9: 2.docx

Dalam kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi 1,5 – 2 cm dari ginjal

kanan karena posisi anatomi hati. Setiap ginjal secara khas berukuran 12

cm x 7 cm dan memiliki berat 120-150gram. Sebuah kelenjar adrenal

terletak dikutub superior setiap ginjal, tetapi tidak berhubungan langsung

dengan proses eliminasi urine. Setiap ginjal di lapisi oleh sebuah kapsul

yang kokoh dan di kelilingi oleh lapisan lemak.

b. Ureter

Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai rute

keluar pertama pembuangan urine. Ureter merupakan struktur tubulan

yang memiliki panjang 25-30 cm dan berdiameter 1,25 cm pada orang

dewasa. Ureter membentang pada posisi retroperitonium untuk memasuki

kandung kemih didalam rongga panggul (pelvis) pada sambungan ureter

ureterovesikalis. Urin yang keluar dari ureter kekandung kemih umumnya

steril. 

c. Kandung kemih

Kandung kemih adalah ruangan berdinding otot polos yang terdiri

dari dua bagian besar :

Badan (corpus), merupakan bagian utama kandung kemih dimana

urin berkumpul dan, leher (kollum), merupakan lanjutan dari badan yang

berbentuk corong, berjalan secara inferior dan anterior ke dalam daerah

9 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 10: 2.docx

segitiga urogenital dan berhubungan dengan uretra. Bagian yang lebih

rendah dari leher kandung kemih disebut uretra posterior karena

hubungannya dengan uretra.

Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor. Serat-serat ototnya

meluas ke segala arah dan bila berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan

dalam kandung kemih menjadi 40 sampai 60 mmHg. Dengan demikian,

kontraksi otot detrusor adalah langkah terpenting untuk mengosongkan

kandung kemih. Sel-sel otot polos dari otot detrusor terangkai satu sama

lain sehingga timbul aliran listrik berhambatan rendah dari satu sel otot ke

sel otot lainnya. Oleh karena itu, potensial aksi dapat menyebar ke seluruh

otot detrusor, dari satu sel otot ke sel otot berikutnya, sehingga terjadi

kontraksi seluruh kandung kemih dengan segera.

Pada dinding posterior kandung kemih, tepat diatas bagian leher

dari kandung kemih, terdapat daerah segitiga kecil yang disebut

Trigonum. Bagian terendah dari apeks trigonum adalah bagaian kandung

kemih yang membuka menuju leher masuk kedalam uretra posterior, dan

kedua ureter memasuki kandung kemih pada sudut tertinggi trigonum.

Trigonum dapat dikenali dengan melihat mukosa kandung kemih bagian

lainnya, yang berlipat-lipat membentuk rugae. Masing-masing ureter, pada

saat memasuki kandung kemih, berjalan secara oblique melalui otot

detrusor dan kemudian melewati 1 sampai 2 cm lagi dibawah mukosa

kandung kemih sebelum mengosongkan diri ke dalam kandung kemih.

10 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 11: 2.docx

Leher kandung kemih (uretra posterior) panjangnya 2 – 3 cm, dan

dindingnya terdiri dari otot detrusor yang bersilangan dengan sejumlah

besar jaringan elastik. Otot pada daerah ini disebut sfinter internal. Sifat

tonusnya secara normal mempertahankan leher kandung kemih dan uretra

posterior agar kosong dari urin dan oleh karena itu, mencegah

pengosongan kandung kemih sampai tekanan pada daerah utama kandung

kemih meningkat di atas ambang kritis.

Setelah uretra posterior, uretra berjalan melewati diafragma

urogenital, yang mengandung lapisan otot yang disebut sfingter eksterna

kandung kemih. Otot ini merupakan otot lurik yang berbeda otot pada

badan dan leher kandung kemih, yang hanya terdiri dari otot polos. Otot

sfingter eksterna bekerja di bawah kendali sistem saraf volunter dan dapat

digunakan secara sadar untuk menahan miksi bahkan bila kendali

involunter berusaha untuk mengosongkan kandung kemih.

d. Uretra

Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari

tubuh melalui meatus uretra. Dalam kondisi normal, aliran urin yang

mengalami turbulansi membuat urin bebas dari bakteri. Membrane

mukosa melapisi uretra, dan kelenjar uretra mensekresi lendir kedalam

saluran uretra. Lendir dianggap bersifat bakteriostatis dan membentuk

plak mukosa untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang

tebal mengelilingi uretra. 

11 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 12: 2.docx

e. Persarafan Kandung Kemih

Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang

berhubungan dengan medula spinalis melalui pleksus sakralis, terutama

berhubungan dengan medula spinalis segmen S-2 dan S-3. Berjalan

melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf sensorik dan serat saraf

motorik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding

kandung kemih. Tanda-tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat

kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang

menyebabkan pengosongan kandung kemih.

Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat

parasimpatis. Serat ini berakhir pada sel ganglion yang terletak pada

dinding kandung kemih. Saraf psot ganglion pendek kemudian

mempersarafi otot detrusor.

Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang

penting untuk fungsi kandung kemih. Yang terpenting adalah serat otot

lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter eksternus

kandung kemih. Ini adalah serat saraf somatik yang mempersarafi dan

mengontrol otot lurik pada sfingter. Juga, kandung kemih menerima saraf

simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama

berhubungan dengan segmen L-2 medula spinalis. Serat simpatis ini

mungkin terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi

kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan

12 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 13: 2.docx

melalui saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensasi

rasa penuh dan pada beberapa keadaan, rasa nyeri.

Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam

kandung kemih. Urin yang keluar dari kandung kemih mempunyai

komposisi utama yang sama dengan cairan yang keluar dari duktus

koligentes, tidak ada perubahan yang berarti pada komposisi urin tersebut

sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih.

Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis,

meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan pacemakernya, yang

kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis

renalis dan kemudian turun sepanjang ureter, dengan demikian mendorong

urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari

otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperi juga

neuron-neuron pada pleksus intramural dan serat saraf yang meluas

diseluruh panjang ureter.

Seperti halnya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi

peristaltik pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan

dihambat oleh perangsangan simpatis.

Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah

trigonum kandung kemih. Normalnya, ureter berjalan secara oblique

sepanjang beberapa cm menembus dinding kandung kemih. Tonus normal

13 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 14: 2.docx

dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter,

dengan demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu

tekanan di kandung kemih meningkat selama berkemih atau sewaktu

terjadi kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltik yang terjadi

di sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga

bagian yang menembus dinding kandung kemih membuka dan memberi

kesempatan urin mengalir ke dalam kandung kemih.

Pada beberapa orang, panjang ureter yang menembus dinding

kandung kemih kurang dari normal, sehingga kontraksi kandung kemih

selama berkemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter secara

sempurna. Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih terdorong

kembali kedalam ureter, keadaan ini disebut refluks vesikoureteral.

Refluks semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter dan, jika

parah, dapat meningkatkan tekanan di kaliks renalis dan struktur-struktur

di medula renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.

f. Sensasi rasa nyeri pada Ureter dan Refleks Ureterorenal.

Ureter dipersarafi secara sempurna oleh serat saraf nyeri. Bila ureter

tersumbat (contoh : oleh batu ureter), timbul refleks konstriksi yang kuat

sehubungan dengan rasa nyeri yang hebat. Impuls rasa nyeri juga

menyebabkan refleks simpatis kembali ke ginjal untuk mengkontriksikan

arteriol-arteriol ginjal, dengan demikian menurunkan pengeluaran urin

dari ginjal. Efek ini disebut refleks ureterorenal dan bersifat penting untuk

14 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 15: 2.docx

mencegah aliran cairan yang berlebihan kedalam pelvis ginjal yang

ureternya tersumbat.

 

2. Anatomi Fisiologi Saluran Pencernaan

Secara normal, makanan & cairan masuk kedalam mulut, dikunyah

(jika padat) didorong ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya refleks

otomatis, dari esofagus kedalam lambung. Pencernaan berawal dimulut dan

berakhir diusus kecil walaupun cairan akan melanjutkannya sampai

direabsorpsi di kolon.

 

Anatomi fisiologi saluran pencernaan terdiri dari :

a. Mulut

Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses

pencernaan. Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka

parut pada permukaan saluran pencernaan. Setelah dikunyah lidah

mendorong gumpalan makanan ke dalam faring, dimana makanan

bergerak ke esofagus bagian atas dan kemudian kebawah ke dalam

lambung.

b. Esofagus

15 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 16: 2.docx

Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas

adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.

Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan sekret mukoid

yang berguna untuk perlindungan.

c. Lambung

Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi

terbesar dari saluran pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung

dan usus dimungkinkan dengan adanya peristaltik, yaitu gerakan

konstraksi dan relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong

substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang. Pada saat

makanan bergerak ke arah spingter pylorus pada ujung distla lambung,

gelombang peristaltik meningkat. Kini gumpalan lembek makanan telah

menjadi substansi yang disebut chyme. Chyme ini dipompa melalui

spingter pylorus kedalam duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan

untuk mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2 sampai 6

jam.

d. Usus kecil

Usus kecil (halus) mempunyai tiga bagian :

1) Duodenum, yang berhubungan langsung dengan lambung

2) Jejenum atau bagian tengah dan

3) Ileum

16 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 17: 2.docx

e. Usus besar (kolon)

Kolon orang dewasa, panjangnya ± 125 – 150 cm atau 50 –60 inch, terdir

dari :

1) Sekum, yang berhubungan langsung dengan usus kecil

2) Kolon, terdiri dari kolon asenden, transversum, desenden dan sigmoid.

3) Rektum, 10 – 15 cm / 4 – 6 inch.

Fisiologi usus besar yaitu bahwa usus besar tidak ikut serta

dalam pencernaan/absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum,

maka semua zat makanan telah diabsorpsi dan sampai isinya cair (disebut

chyme). Selama perjalanan didalam kolon (16 – 20 jam) isinya menjadi

makin padat karena air diabsorpsi dan sampai di rektum feses bersifat

padat – lunak.

Fungsi utama usus besar (kolon) adalah :

1) Menerima chyme dari lambung dan mengantarkannya ke arah bagian

selanjutnya untuk mengadakan absorpsi / penyerapan baik air, nutrien,

elektrolit dan garam empedu.

2) Mengeluarkan mukus yang berfungsi sebagai protektif sehingga akan

melindungi dinding usus dari aktifitas bakteri dan trauma asam yang

dihasilkan feses.

3) Sebagai tempat penyimpanan sebelum feses dibuang.

17 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 18: 2.docx

f. Anus / anal / orifisium eksternal

Panjangnya ± 2,5 – 5 cm atau 1 – 2 inch, mempunyai dua spinkter yaitu

internal (involunter) dan eksternal (volunter)

Fisiologi Defekasi

Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga

disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat

bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.

Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang

peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf

sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap

kebutuhan untuk defekasi.

Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :

1) Refleks defekasi instrinsik

Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding

rektum memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus

mesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik pada kolon

desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini

menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati

anus, spingter anal interna tidak menutup dan bila spingter eksternal

tenang maka feses keluar.

2) Refleks defekasi parasimpatis

18 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 19: 2.docx

Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal diteruskan

ke spinal cord (sakral 2 – 4) dan kemudian kembali ke kolon desenden,

kolon sigmoid dan rektum. Sinyal – sinyal parasimpatis ini

meningkatkan gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus

internal dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus

individu duduk ditoilet atau bedpan, spingter anus eksternal tenang

dengan sendirinya.

Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan

diaphragma yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh

kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang

menggerakkan feses melalui saluran anus.

Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang

meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang

meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum.

Jika refleks defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat

secara sengaja dengan mengkontraksikan muskulus spingter eksternal,

maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan

rektum meluas untuk menampung kumpulan feses

 

D. GANGGUAN ELIMINASI URINE

 

19 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 20: 2.docx

Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem tubuh secara

umum. Salah satu yang tersering ialah gangguan urine.

Gangguan eliminasi urine kemungkinan disebabkan : (Supratman. 2003)

1. Inkopenten outlet kandung kemih;

2. Penurunan kapasitas kandung kemih;

3. Penurunan tonus otot kandung kemih;

4. Kelemahan otot dasar panggul.

Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara lain :

1. Retensi

Retensi Urine ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan

ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri.

Kemungkinan penyebabnya :

a. Operasi pada daerah abdomen bawah.

b. Kerusakan ateren

c. Penyumbatan spinkter.

d. Tanda-tanda retensi urine :

e. Ketidak nyamanan daerah pubis.

f. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.

g. Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.

h. Meningkatnya keinginan berkemih.

i. Enuresis

2. Tinusis

20 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 21: 2.docx

Ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada anak-anak umumnya

malam hari.

Kemungkinan peyebabnya :

a. Kapasitas kandung kemih lebih kecil dari normal.

b. Kandung kemih yang irritable

c. Suasana emosiaonal yang tidak menyenangkan

d. ISK atau perubahan fisik atau revolusi.

 

3. Inkontinensia

Inkontinesia Urine ialah BAK yang tidak terkontrol.

Jenis inkotinensis :

a. Inkontinensia Fungsional/urge

Inkotinensis Fungsional ialah keadaan dimana individu

mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau ketidak

mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.

Faktor Penyebab:

1) Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih.

2) Penurunan tonur kandung kemih

3) Kerusakan moviliasi, depresi, anietas

4) Lingkungan

5) Lanjut usia.

 

21 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 22: 2.docx

b. Inkontinensia Stress

Inkotinensia stress ialah keadaan dimana individu mengalami

pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra abdomen.

Faktor Penyebab :

1) Inkomplet outlet kandung kemih

2) Tingginya tekanan infra abdomen

3) Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga

4) Lanjut usia.

c. Inkontinensia Total

Inkotinensia total ialah keadaan dimana individu mengalami

kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan.

Faktor Penyebab :

1) Penurunan Kapasitas kandung kemih.

2) Penurunan isyarat kandung kemih

3) Efek pembedahan spinkter kandung kemih

4) Penurunan tonus kandung kemih

5) Kelemahan otot dasar panggul.

6) Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih

d. Inkontenensia Dorongan

22 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 23: 2.docx

Adalah keadaan dimana seseorang mengalami pengeluarana urin

tanpa sadar, terjadi setelah merasa dorongan yang kuat untuk berkemih

Penyebab :

a. Penurunan kapasitas kandung kemih

b. Infeksi saluran kemih

c. Minum alcohol atau kafein

d. Penigkatan cairan

e. Peningkatan konsentrasi urine

f. Distensi kandung kemih yang berlebihan.

e. Inkontenensia reflex

Adalah keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urin

yang tidak dirasakan, terjadi pada interval yang dpat di[perkirakan bila

volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu.

Penyebab : Kerusakan neurologis (lesi medulla spinalis)

Tanda-tandanya :

1) Tidak ada dorongan utnuk berkemih

2) Merassa bahwa kandung kemih penuh

3) Kontraksi atau spasme kandung kemih tidak dihambat pada

intervalteratur.

4. Enuresis

23 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 24: 2.docx

Adalah ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang

diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan spinter eksterna. Enuresis

terjadi pada anak-anak atau orang ngompol.

Penyebab enuresis :

a. Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari kondisi normal.

b. Anak-anak yang tidunya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan

berkemih tidak diketahui, yang mengakibatkan terlambatnya bangun tidur

untuk ke kamar mandi.

c. Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung

urin dalam jumlah besar.

d. Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya

persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orant tua).

e. Orang tua yang mempunya pendapat bahwa anaknya akan mengatasi

kebiasaanya tanpa dibantu untuk mendidiknya.

f. Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik neurologis system perkemihan

g. Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau makanan

pemedas.

h. Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi

E. PERUBAHAN POLA BERKEMIH

1. Frekuensi

Yaitu meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya cairan.

Biasanya terjadi pada cystitis, stress, dan wanita hamil.

2. Urgency

24 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 25: 2.docx

Yaitu perasaan ingin berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak karena

kemampuan spinkter untuk mengontrol berkurang.

3. Disuria

Yaitu adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih, misalnya pada ISK,

trauma, dan striktur uretra.

4. Poliuria

Yaitu produksi urin melebihi batas normal, tanpa meningkatnya intake cairan

misalnya pada pasien DM.

5. Urinari Suppresion

Yaitu keadaan yang mendesak dimana produksi urine sangat kurang. Keadaan

dimana ginjal tidak dapat memproduksi urine secara tiba-tiba.

Anuria = Urin < 100 ml/24 jam

Oliguria = Urin 100 – 1500 ml/24 jam

 

F. GANGGUAN ELIMINASI FECAL

1. Konstipasi

Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya

frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan

mengejang. BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri rektum. Kondisi ini

terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air

diserap.

25 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 26: 2.docx

Penyebabnya :

a. Kebiasaan BAB tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah tempat, dan

lain-lain

b. Diet tidak sempurna/adekuat : kurang serat (daging, telur), tidak ada gigi,

makanan lemak dan cairan kurang

c. Meningkatnya stress psikologik. Kurang olahraga / aktifitas : berbaring

lama.

d. Obat-obatan : kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi. Penggunaan obat

pencahar/laksatif menyebabkan tonus otot intestinal kurang sehingga

refleks BAB hilang.

e. Usia, peristaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurun sehingga

menimbulkan konstipasi.

f. Penyakit-penyakit : Obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan pada spinal

cord dan tumor. 

g. Impaction

Impaction merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga

tumpukan feses yang keras di rektum tidak bisa dikeluarkan. Impaction

berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid.

Penyebabnya pasien dalam keadaan lemah, bingung, tidak sadar,

konstipasi berulang dan pemeriksaan yang dapat menimbulkan konstipasi.

Tandanya : tidak BAB, anoreksia, kembung/kram dan nyeri rektum.

2. Diare

Diare merupakan buang air besar (BAB) sering dengan cairan dan

feses yang tidak berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat

26 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 27: 2.docx

cepat. Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan

meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya feses menjadi encer sehingga pasien

tidak dapat mengontrol dan menahan buang air besar (BAB).

3. Inkontinensia fecal

Yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari

anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan

fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor

spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar akan

kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik. Kebutuhan dasar pasien

tergantung pada perawat.

4. Flatulens

Yaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus

meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas keluar

melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus). Hal-hal yang menyebabkan

peningkatan gas di usus adalah pemecahan makanan oleh bakteri yang

menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yang menghasilkan CO2.

Makanan penghasil gas seperti bawang dan kembang kol.

5. Hemoroid

27 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 28: 2.docx

Yaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding rektum (bisa internal

atau eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan, gagal

jantung dan penyakit hati menahun. Perdarahan dapat terjadi dengan mudah

jika dinding pembuluh darah teregang. Jika terjadi infla-masi dan pengerasan,

maka pasien merasa panas dan gatal. Kadang-kadang BAB dilupakan oleh

pasien, karena saat BAB menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien mengalami

konstipasi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

28 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 29: 2.docx

Oleh Mahasiswa Semester II Stikes Madani Yogyakarta

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA

MEDIS DIABETES MELITUS DI RUANG DAHLIA

RSUD dr. SOETRASNO REMBANG

Tanggal masuk : 7 juli 2012

Jam : 09.00 WIB

No RM : 198963

Tgl pengkajian : 16 juli 2012

Diagnosa medis : Gangguan Eliminasi Urinari

A. Pengkajian

1. Identitas pasien dan penanggung jawab

Identitas pasien Identitas penanggung jawab

29 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 30: 2.docx

Nama : Ny. s

Umur : 20 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : gunung wetan rembang

Suku / bangsa : Indonesia

Pekerjaan : wirasuwasta

Pendidikan : SMA

Status : Belum menikah

Nama : Tn. s

Umur : 50 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : gunung wetan rembang

Suku / bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Nelayan

Pendidikan : SMA

Status : Kawin

Hub dgn klien : bapak Dari Klien

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Pasien mengatakan “saya merasakan nyeri pada perut bagian bawah saat berkemih” Waktu terjadinya sakit

Pasien mengatakan “saya mulai merasakan nyeri saat berkemih semenjak

3 hari sebelum masuk Rumah Sakit dan rasanya seperti tertusuk – tusuk

oleh benda tajam serta panas”

Proses terjadinya sakit

Pasien mengatakan “dulu pernah sakit seperti ini, kemudian saya

periksakan ke PUSKESMAS sewaktu saya kelas 3 SMA dulu. Setelah di

periksakan dan diberi obat, rasa nyeri itu hilang timbul, namun tidak

terlalu nyeri. Sampai setahun ini barulah saya periksakan ke RSUD dr.

Soetrasno Rembang ini”.

Upaya yang telah di lakukan

Pasien mengatakan “waktu kambuh, keluarga saya langsung membawakan

ke PUSKESMAS dahulu, kemudian ke RSUD dr. Soetrasno rembang ini”.

Hasil pemeriksaan sementara / sekarang

30 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 31: 2.docx

o Urin bersih, kuning cerah, tidak mengandung nanah atau darah.

Pasien sudah terlihat tenang TD: 120/70 mmHg, N: 64x/mnt,

RR: 22x/mnt, Suhu : 36 C. Pernapasan pasien tidak ⁰

menggunakan otot bantu, pasien terlihat rapi, terdapat nyeri

tekan (P), seperti di tusuk – tusuk (Q) pada bagian kuadran

perut bagian bawah (R), Skala : 8, pada saat BAK dan jalan (T).

P : ketika bergerak dan di tekan

Q : terasa seperti ditusuk-tusuk

R : di sekitar perut bagian bawah

S : 8

T : tidak menentu seringnya saat BAK

b. Riwayat kesehatan dahulu

Penyakit dahulu

Pasien mengatakan “dulu pernah sakit seperti ini ketika masih kelas 3

SMA, dikarenakan saya sering menahan air kencing”.

Perlukaan

Pasien mengatakan “saya tidak pernah memiliki perlukaan yang sulit

sembuhnya atau patah tulang”

Dirawat di RS

Pasien mengatakan “saya pernah dirawat di PUSKESMAS”

Alergi obat / makanan

Pasien mengatakan “saya tidak punya alergi terhadap makanan dan obat –

obatan”.

Obat-obatan sekarang :

31 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 32: 2.docx

Injeksi:

ranitidine 2 x 50 mg I

Cefotaxin 2 x 1000 mg IV

Ondanecutron 3 x 1000 mg IV

Oral:

antalgin 500mg (1tablet) 3 x 1.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien mengatakan “keluarga saya tidak mempunyai riwayat penyakit seperti

saya ini, dan penyakit – penyakit yang bersifat keturunan”.

d. Genogram

32 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 33: 2.docx

Keterangan: Laki-laki (hidup) Wanita (meninggal)

Lali-laki (meninggal) Pasien

Wanita (hidup) Serumah

3. Pola fungsi kesehatan

a. Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan

Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit

Pasien mengatakan “ saya mengetahui atas penyakit yang saya derita ini

derita ini setelah saya periksa ke puskemas ”.

Prilaku untuk mengatasi masalah kesehatan

Pasien mengatakan “jika saya merasakan nyeri di perut saya ini, maka

segera saya oleskan minyak kayu putih utk sementara. Dan selanjutnya

saya periksakan ke PUSKESMAS”.

Factor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan

Pasien mengatakan “saya jarang sekali sarapan pagi, dan minum saya

lumayan banyak sekitar 1500-2000 cc/hari”

33 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 34: 2.docx

b. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit

Aktifitas 0 1 2 3 4

Makan √

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi ditempat tidur √

Berpindah √

Ambulansi √

Naik tangga √

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Di bantu sebagian

2 : Di bantu orang lain

3 : Di bantu orang dan peralatan

4 : Ketergantungan / tidak mampu

Saat sakit

Aktifitas 0 1 2 3 4

Makan

Mandi V

Berpakaian V

Eliminasi V

Mobilisasi ditempat tidur V

Berpindah V

Ambulansi V

Naik tangga v

34 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 35: 2.docx

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Di bantu sebagian

2 : Di bantu orang lain

3 : Di bantu orang dan peralatan

4 : Ketergantungan / tidak mampu

c. Pola istirahat tidur

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “saya biasanya tidur jam 9 malam, dan terbangun jam

4 pagi dengan kualitas tidur yang nyenyak dan meraskan fresh saat

terbangun dari tidur saya”

Saat sakit

Pasien mengatakan “saya mulai tidur malam jam 9, tetapi sering terbangun

jam 2 atau jam 3 malam karena saya merasakan nyeri pada kandung

kemih saya serta terasa ingin berkemih. Setelah itu saya sangat susah

untuk melanjutkan tidur saya lagi”

d. Pola nutrisi dan metabolik

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “saya makan 2x sehari dengan 1 porsi penuh sekitar 10

sendok makan. Dan saya minum air putih sebanyak 1500 – 2000 cc/hari”

Selama sakit

Pasien mengatakan “saya masih meraskan nafsu untuk makan nasi yang

disediakan oleh pihak Rumah Sakit sekitar 6 sendok makan sesuai dengan

diet yang di terpikan kepada saya. Dan minum saya masih seperti biasa

juga, sekitar 1500 – 2000cc/hari”.

35 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 36: 2.docx

e. Pola eliminasi

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “saya BAB 1x sehari, dengan bentuk feses lembek,

warna kuning kecokelatan, bau khas. Dan BAK saya sekitar 3 – 4 x/hari,

jika saya , 4x berkemih dalam sehari,maka kira – kir saya minum

2000cc/hari. Dengan warna urin kuning cerah, bau khas urin, jumlah 500

– 1500cc/hari. Dan tidak ada nyeri saat berkemih”

Saat sakit

Pasien mengatakan “saya BAB selam di Rumah sakit ini sekitar 2 hari

sekali. Bentuk feses lembek, warna cokelat, bau khas feses. BAK saya

selama di Rumah sakit ini sekitar 4 – 5x/hari, dengan jumlah sekali

berkemih sekitar 200cc, warna kunig cerah, bau khas urin”

f. Pola kognitif dan perceptual

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “pasien mampu berkomunikasi dengan baik, dan dapat

mendengarkan dengan baik, serta mengerti apa yang sedang dibicarakan

oleh orang-orang di sekitarnya. Saya juga mampu meresponnya”

Saat sakit

Pasien mengatakan “saya masih mampu berkomunikasi dengan baik, dan

dapat mendengarkan dengan baik, serta mengerti apa yang sedang

dibicarakan oleh orang-orang di sekitarnya. Saya juga mampu

meresponnya sama seperti sebelum saya sakit”

g. Pola konsep diri

Gambaran diri

36 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 37: 2.docx

Pasien mengatakan “saya meras bangga dan bersyukur dengan anggota

tubuh saya yang telah diciptakan oleh Tuhan unutuk saya, dan saya tidak

merasa minder jika bergaul dengan teman”

Identitas diri

Pasien mengatakan “saya bersyukur diciptakan sebagai wanita oleh Tuhan

dan saya bangga pada diri sendri”

Peran diri

Pasien mengatakan “saya adalah anak ke 3 dari 5 bersaudara. Saya bangga

jadi anak dari orang tua saya, saya suka membantu pekerjaan orang tua

saya”

Ideal diri

Pasien mengatakan “harapan saya ingin membahagiakan orang tua saya,

dan saya akan berusaha untuk harapan saya”

Harga diri

Pasien mengatakan “saya senang semua keluarga mendukung saya untuk

cepat sembuh, dan saya berterimakasih sama perawat yang mau merwat

saya dan orang tua saya yang mau menemani saya selama saya sakit”.

h. Pola toleransi stress-koping

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “jika saya ada massalah saya akan berunding dengan

keluarga saya, dan membicarakannya dengan baik – baik, dan mereka mau

membantu saya dalam menyelesaikannya.”

Saat sakit

Pasien mengatakan “selama di RS ini saya juga masih sama seperti di

rumah, jika saya ada massalah saya akan berunding dengan keluarga saya,

dan membicarakannya dengan baik – baik dan mereka juga membantu

saya”

i. Pola reproduksi-seksualitas

37 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 38: 2.docx

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “saya belum menikah. Menstruasi saya lancer yaitu 5

– 7 hari’.

Saat sakit

Pasien mengatakan “menstruasi saya juga masih lancer seperti biasa”.

j. Pola hubungan peran

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “saya berhubungan baik dengan keluarga saya, tidak

ada masalah dengan keluarga. Saya juga berhubungan baik dengan

masyarakat di lingkungan saya, mereka tidak mengkucilkan saya”.

Saat sakit

Pasien mengatakan “saya masih bias berhubungan dengan keluarga saya

saat ini, tetapi hanya lewat Hp. Tapi tidak dengan masyarakat, saya belum

bisa berhubungan dengan meraka dalam berkomunikasi, kecuali jika ada

yang menjenguk saya di RS ini”.

k. Pola nilai dan keyakinan

Sebelum sakit

Pasien mengatakan “saya beribadah dengan rutin, shalat 5 waktu saya

rutin meskipun saya kadang shalat sendirian”

Saat sakit

Pasien mengatakan “saya beribadah dengan rutin, shalat 5 waktu saya

rutin meskipun saya kadang shalat sendirian”

B. Pemeriksaan fisik

1. Penampakan umum

38 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 39: 2.docx

Keadaan umum Sedang

Kesadaran Composmentis

GCS Eye : 4 Verbal: 5 Motorik : 5 Total = 14

BB 40 kg TB: 150 cm

Skala nyeri 8

TD:140/90mmH

g

Suhu : 36ºC RR : 21x/mnt Nadi : 73x/mnt

2. Kepala dan leher

a. Rambut

Inspeksi

Rambut lurus, warna hitam ada sedikit uban, tidak berguguran, dan

banyak ketombe.

Palpasi

Rambut kering, ketika di garuk-garuk rambut tidak berguguran tetapi

banyak ketombe dan tidak terdapat nyeri tekan.

b. Mata

Inspeksi

Bentuk kiri dan kanan sama (bulat), sclera berwarna putih, pupil isokor

dan miosis, konjungtiva agak pucat, pandangan kabur, iris berwarna

kecoklatan, kornea coklat, kedua bola mata bergerak sama pada satu arah.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata, bola mata teraba lunak, tidak

ada benjolan.

c. Telinga

Inspeksi

39 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 40: 2.docx

Bentuk telinga kiri dan kanan sama, warna serasi dengan anggota tubuh

yang lainnya (kuning langsat), tidak ada lesi, tidak ada kotoran di lubang

telinga bagian dalam.

Palpasi

Tidak terdapat nyeri tekan pada tragus dan prosesus mastoideus.

d. Hidung

Inspeksi

Bentuk agak mengembang, serasi dengan warna kulit lainnya (kuning

langsat), tidak ada pendarahan dan tidak terdapat lendir/ secret.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada teraba lender/secret.

e. Mulut

Inspeksi

Bibir pucat, tidak sumbing, tidak ada lesi dan tidak ada stomatitis dan

tonsillitis juga tidak ada, lidah pucat dan tidak ada lesi, gigi tidak lengkap,

tersisa dua gigi bagian bawah dan tiga gigi bagian atas berwarna kuning

pucat.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada daerah pipi, tidak ada teraba pembengkakan

pada dasar mulut, tidak ada nyeri tekan pada lidah.

f. Leher

Inspeksi

Warna sama dengan warna anggota tubuh lainnya (kuning langsat), tidak

ada lesi, gerakan flexi dan rotasi rentang baik (normal) terlihat

pembesaran vena juguralis.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan (vena juguralis).

g. Dada

Inspeksi

40 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 41: 2.docx

Bentuk simetris, tidak menggunakan otot tambahan ketika bernafas, warna

sama dengan anggota tubuh lainnya, tidak ada benjolan dan tidak ada lesi.

Palpasi

Tidak ada teraba benjolan, tidak terdapat nyeri tekan pada dada,

pengembangan dada pada saat inspirasi dan ekspirasi simetris.

Perkusi

Terdengar bunyi sonor pada dada dan pada daerah jantung perkusi redup

Auskultasi

Terdengar bunyi pernafasan vesikuler

h. Jantung

Inspeksi

Tidak terlihat ictus cordis di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, teraba ictus cordis di intracosta ke 5 mid clavicula

sinistra.

Perkusi

Terdengar bunyi redup atau pekak pada daerah ictus cordis.

Auskultasi

S1 dan S2 terdengar bunyi rentang normal (lub dub, lub dub) dan tidak

ada suara tambahan.

i. Abdomen

Inspeksi

Abdomen agak buncit, contur permukaan kulit keriput, tidak ada lesi,

tidak ada benjolan, warna sama dengan anggota tubuh lainnya (kuning

langsat).

Auskultasi

Peristaltic usus 20 x per menit

Perkusi

Terdengar bunyi timpani dan tidak ada penumpukan cairan.

41 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 42: 2.docx

Palpasi

Tidak ada benjolan, ada nyeri tekan pada daerah abdomen bawah serta

pada daerah kuadran kanan bawah (3&4)

j. Inguinal dan genetalia

Inpeksi

Tidak terdapat kemerah merahan, terdapat bulu bulu jarang jarang dan

permukaan kulit juga bersih

Palpasi

Terdapat nyeri tekan pada area kemaluan

k. Ekstrimitas

Inspeksi

Tidak ada luka dan edema pada ekstrimitas bawah dan atas, simetris kanan

dan kiri, tidak ada patah tulang pada ektrimitas, warna kulit sawo matang

terpasang infuse pada lengan kanan.

Palpasi

Akral hangat, denyut nadi perifer lemah, tidak ada nyeri tekan pada kedua

tangan dan kedua kaki, tidak ada edema.

Kekuatan otot

42 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

4 4

4 4

Page 43: 2.docx

C. Data penunjang

Tanggal 16 juli 2012 (kimia klinik)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Gula darah sewaktu 140 Mg/dL < 144

Ureum 30 Mg/dL 10 -50

Creatinin 0,8 mg/dL 0,6 -1,1

SGOT 19 u/e < 31

SGPT 22 u/e < 32

Tanggal 16 juli 2012 (hematologi)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Leukosit 8,3 x103/μL 4,5-11,0

43 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 44: 2.docx

Eritrosit 3,62 x103/μL 4-5

Hemoglobin 13,6 g/dL 12-16

Hematokrit 29,5 % 38-47

M C V 80,5 FL 85-100

M C H C 33,1 g/dL 30-35

Trombosit 362 x103/μL 150-450

LED 1 jam 7 Mm 6-10

2 jam 11 Mm 6-20

Eusinofil 0 % 1-4

Basofil 0 % 0-1

Batang 0 % 2-5

Segmen 80 % 36-66

Limfosit 15 % 22-40

Mosit 5 % 4-6

D. Data fokus

Data subyektif Data obyektif

Pasien mengatakan“Perut bagian

bawah saya sakit saat di tekan

dan saat banyak bergerak”

Pasien mengadtakan” terasa

panas dan nyeri saat kencing”

P=Ketika di tekan Q=Panas,seperti ditusuk-tusukR=Perut bagian bawahR=8T=Saat kencing dan banyak gerak

Pasien Mengatakan” Saya

Urin berwarna kunung jernih

Volume sedikit tapi sering

TD 120/90 mmHg

Nadi = 64 x/menit

RR = 22 x/menit

Suhu = 360C

Bernafas tidak menggunakan otot

bantu

Turgor kuuit baik

Pasien meringis kesakitan saat

44 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 45: 2.docx

sering terbangun saat malam dikarenakan nyeri pada kandung kemih saya dan ingin kencing

ditekan perutnya bagian bawah

Pasien terlihat tidak puas dengan

tidurnya semalam karena sering

terbangun

E. Analisa data

Waktu Symtom Etiologi Problem

Tgl/jam

16 juli 2012

07.00 WIB

DS :

Pasien mengatakan“Perut bagian bawah saya sakit saat di tekan dan saat banyak bergerak” P=Ketika di tekan Q=Panas,seperti ditusuk- tusukR=Perut bagian bawahR=8T=Saat kencing dan

Agen cedera

(biologis)

Nyeri akut

45 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 46: 2.docx

banyak gerak

DO:

Pasien meringis

kesakitan

17 juli 2012

07.00 WIB

DS :

Pasien Mengatakan”

Saya sering terbangun

saat malam dikarenakan

nyeri pada kandung

kemih saya dan ingin

kencing

Ketidak nyamanan

fisik (nyeri pada

kandung kemih)

Gangguan pola

istirahat atau tidur

DO :

Tidur hanya 4 jam

Pasien tampak

mengantuk

46 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 47: 2.docx

F. Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah

1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis

2. Gangguan pola tidur / istirahat b/d Ketidak nyamanan fisik (nyeri pada kandung)

kemih)

G. Perencanaan NIC dan NOC

Hr

TglJam

no

dxNOC / tujuan NIC / intervensi Ttd

25

Jan

2012

11.00

WIB

1 Setelah dilakukan tindakan

asuhan keperawatan selama 3

x 24 jam pada pasien dengan

gangguan nyeri akut dapat

teratasi dengan kriteria :

Pain Level (Tingkat Nyeri)

1. Melaporkan nyeri

berkurang

2. Tidak menununjukkan

ekspersi wajah menahan

nyeri

3. Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri,

mampu menggunakan

tehnik nonfarmakologi

untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

Pain Managemen

(Manajemen Nyeri)

1. Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi

2. Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri

pasien

Ref

47 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 48: 2.docx

4. Tidak gelisah

5. Otot tidak kencang

6. Tidak mual

7. Tanda vital dalam rentang

normal

TD = 110/70 mmHg

Nadi = 60 - 100 x/menit

Suhu = 36 – 370C

RR = 16 – 24 x/menit

4. Kontrol lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

5. Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi dan inter

personal)

6. Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

7. Kolaburasi dengan

dokter untuk

pemebrian analgetik

untuk mengurangi

nyeri

8. Monitor tanda-tanda

Vital

25

Jan

2012

11.00

WIB

2 Setelah dilakukan tindakan

asuhan keperawatan selama 3

x 24 jam pada pasien dengan

ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan dapat

teratasi dengan kriteria hasil :

(Sleep Levep)

(Sleep Enhancement)

Determinasi efek –

efek medikasi

terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Ciptakan lingkungan

yang nyaman

Rey

48 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 49: 2.docx

Jumlah jam tidur

dalam batas normal

Pola tidur , kualitas

dalam batas normal

Persaan fresh sesudah

tidur

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang

meningkatkan tidur

Kolaborasi

pemberian obat tidur

H. Implementasi

Hari/

tgljam

No

DxTindakan Respon Paraf

1

Melakukan

pengkajian nyeri

secara komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas

dan faktor presipitasi

Mengobservasi

reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan

Menggunakan teknik

komunikasi

terapeutik untuk

mengetahui

DS: Pasien mengatakan”

Saya masih terasa nyeri”

DO :

Minum obat oral anti

nyeri

Cefotaxime 1 gram

IV

Ranitidin 1 gram IV

TD 120/90 mmHg

Nadi = 64 x/menit

RR = 22 x/menit

Suhu = 360C

49 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 50: 2.docx

pengalaman nyeri

pasien

Mengkontrol

lingkungan yang

dapat mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

Memilih dan

Melakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi dan

inter personal)

Ajarkan tentang

teknik non

farmakologi

Mengkolaburasikan

dengan dokter untuk

pemebrian analgetik

untuk mengurangi

nyeri

Memonitori tanda-

tanda Vital

50 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 51: 2.docx

DS: Pasien mengatakan”

Saya masih terasa nyeri”

DO :

51 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 52: 2.docx

I. Evaluasi

Tgl / hari JamNo

dxCatatan perkembangan TTD

Jum’at

27

januari

2012

13.20

WIB

1 S: pasien mengatakan kepala pusing dan

perut saya masih nyeri.

O: terdapat nyeri tekan pada kepala dan

perut dengan skala 6.

A: masalah belum teratasi

Masih ada nyeri di kepala dan diperut

Pasien belum bisa menggunakan

teknik relaksasi untuk mengurangi

nyeri

Kepala pasien masih pusing

TD 145/85 mmHG

P: lanjutkan intervensi

Lakukan pengkajian nyeri secara

Rif

52 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 53: 2.docx

Jum’at

27

januari

2012

13.30

WIB

2

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor presipitasi

Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan

inter personal)

Kolaburasi dengan dokter untuk

pemberian analgetik untuk

mengurangi nyeri

Berikan terapi teknik relaksasi (guide

imagery)

S: pasien mengatakan makan hanya

beberapa sendok saja, tidak pernah habis

makanan yang di sediakan oleh pihak

RS.

O: pasien tampak lemah dan lesu

A: masalah belum teratasi

Intake nutrisi dan ciran masih tidak

adekuat sesuai dengan diit

GDS 392 mg/dl, HB 8,6 g//dl,HT

26,7%

Rif

53 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 54: 2.docx

Jum’at

27

januari

2012

13.40

WIB

3

P: lanjutkan intervensi

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan diit dan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

Berikan informasi tentang kebutuhan

nutrisi

Monitor kadar albumin, total protein,

Hb, dan kadar Ht, GDS

S: pasien mengatakan tidurnya masih

terganggu karena cahaya yang terlalu

terang dan kurang privasi

O: skelera merah, dan pasien tampak

pucat dan lesu

A: masalah belum teratasi

Tidur pasien hanya sekitar 3 jam saja

Kualitas tidur belum adekuat

Tidur pasien masih tergaganggu

P: lanjutkan intervensi

Menginstruksikan pasien untuk tidur

pada waktunya

Mengidentifikasi penyebab

kekurangan tidur pasien.

Ciptakan lingkungan yang aman untuk

Rey

54 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 55: 2.docx

Jum’at

27

januari

2012

13.40

WIB

4

klien

Monitor jumlah dan kualitas tidur

pasien

Segera konfirmasi dengan perawat

senior untuk segera memindahkan

pasien ke Melati 2

S: pasien mengatakan masih tidak

mampu untuk melakukan aktivitas secara

mandiri

O: kekuatan ektrimitas

A: masalah belum teratasi

Pasien makan, mandi, mobilitas

ditempat tidur, BAB, berpakaian

masih di bantu orang lain dan

peralatan

P: lanjutkan intervensi

Kolaborasikan dengan Tenaga

Rehabilitasi Medik

dalammerencanakan progran terapi

Zam

55 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

3 3

3 3

Page 56: 2.docx

yang tepat.

Bantu klien untuk mengidentifikasi

aktivitas yang mampu dilakukan

Berikan terapi ROM (aktif & pasif)

56 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 57: 2.docx

BAB IV

PENUTUP

INFEKSI SALURAN KEMIH

57 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta

Page 58: 2.docx

Oleh Mahasiswa Semester II Stikes Madani Yogyakarta

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan antara lain:

a. .

58 | Infeksi Saluran KemihStikes Madani Yogyakarta