26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

25
Keluhan atau Gejala Fisik yang Ada Kaitan dengan Faktor Psikologik I. GANGGUAN SOMATOFORM: 1. Gangguan hipokondriasis 2. Gangguan somatisasi 3. Gangguan disfungsi otonomik 4. Gangguan nyeri somatoform 5. Gangguan body dismorfik II. GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI) 1. Disosiatif 2. Konversi III. FAKTOR PSIKOLOGIK YANG MEMPENGARUHI KONDISI FISIK (GENERAL MEDICAL CONDITION) IV. GANGGUAN CEMAS V. GANGGUAN DEPRESI VI. GANGGUAN BUATAN VII. GANGGUAN PURA-PURA ( MALINGERING )

description

ss

Transcript of 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

Page 1: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

Keluhan atau Gejala Fisik yang Ada Kaitan dengan Faktor Psikologik

I. GANGGUAN SOMATOFORM:1. Gangguan hipokondriasis2. Gangguan somatisasi3. Gangguan disfungsi otonomik4. Gangguan nyeri somatoform5. Gangguan body dismorfik

II. GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)1. Disosiatif2. Konversi

III. FAKTOR PSIKOLOGIK YANG MEMPENGARUHI KONDISI FISIK (GENERAL MEDICAL CONDITION)

IV. GANGGUAN CEMAS

V. GANGGUAN DEPRESI

VI. GANGGUAN BUATAN

VII. GANGGUAN PURA-PURA ( MALINGERING )

Page 2: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

GANGGUAN SOMATOFORM

1. Gangguan somatisasi2. Gangguan hipokondriasis3. Gangguan nyeri psikogen (somatoform)4. Gangguan disfungsi otonomik somatoform5. Gangguan body dismorfik6. Gangguan somatoform lain

I. GANGGUAN SOMATISASI:1. Keluhan fisik banyak (multipel),sekaligus2. Keluhan kabur, tidak konsisten (keluhan berubah-ubah)3. Tidak ada kelainan fisik / lab (kalau ada hanya minimal saja tidak sebanding dengan keluhan)4. Onset sebelum usia 30th dan kronis (lebih sering pada usia belasan tahun)5. Ada faktor psikologik sebagai etiologik6. Mengganggu fungsi dan sering sekali pergi ke dokter7. Wanita : Laki-laki = 5:1 1-2% populasi wanita8. Etiologi

I. Teori biologi: 1. Neuro psikologi 2. Genetik

II. Psikososial:1.Ekspresi kemarahan. Misalnya terhadap suami2.Behavior: Didikan / ditiru dari orang tua

9. Biasanya datang ke psikiater setelah ada gejala depresi atau cemas10. Anjuran terapi:

Jangan memberikan terapi simtomatikPsikofornaka diberikan bila ada gejala cemas / depresi

Page 3: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

II. Gangguan Hipokondriasis

1. Yakin dirinya telah / akan menderita penyakit T.T2. Tidak mau menerima penjelasan / nasehat dokter3. Sangat mencemaskan / memperhatikan kesehatan4. Interprestasi berlebihan terhadap sensasi tubuh,gejala fisiologik5. Keluhan lebih konsisten dan menyangkut satu / dua organ biasanya

gastro intestinal dan kardiovaskuler6. Datang dengan cemas / depresi7. Laki dan wanita sama 4-6 % pasien umum8. Gangguan fungsi (kadang untuk manipulasi keluarga,orang lain)

III. DISFUNGSI OTONOMIK SOMATOFORM

1. Keluhan-keluhan memberi kesan adanya gangguan / penyakit pada saraf otonomik

2. Contoh: A. Kardiac neurosis B. Hiperventilasi C. Gastrik neurosis (aerofagi,dispepsi,piloro spasme)3. Gejala objektif otonomik (palpitasi, berkeringat, flushing, tremor) Gejala subjektif / idiosinkratik / tidak spesifik. Misalnya: Gejala-gejala di kulit

IV. GANGGUAN NYERI SOMATOFORM

1. Nyeri yang sangat berat dan mengganggu fungsi2. Tidak ada dasar organik / tidak sesuai dengan distribusi saraf

V. BODY DYSMORPHIC

1. Gambaran klinis (termasuk gangguan somatoform):Ada yang “TIDAK BERES” pada tubuhnya / bagian tubuhnya

(bentuk,ukuran,kulit)Kadang sampai taraf “Ideas Of Referens” (waham referens)

(orang pasti memperhatikan, mengetahui mengejek kondisiTubuhnya).

. Organ yang terkait : rambut, hidung, mata, kulit, breast, penis,

Page 4: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

Bibir, gigi.2. DD :

1. Normal ada pada anoreksia nervosa ganggunan gender.2. Normal pada orang yang sangat memperhatikan penampilan.

3. Pedoman diagnosa :Harus ada preokupasi pada kondisi tersebutGangguan fungsi Ada distres ( mengganggu secara emosional)

ETIOLOGI GANGGUAN SOMATOFORM

Page 5: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

I. Gangguan hipokondriasis:1. Misinterpretasi (salah intepretasi) gejala tubuh

*Bila ada sensasi somatik (fisik) ini akan dirasakan berlebihan *Nilai ambang dan toleransi, yang rendah terhadap rasa tidak nyaman fisik

2. Mengambil peran menjadi orang sakit oleh karena ada masalah yang tidak dapat diatasi. Dengan cara ini pasien dapat menghindari kewajiban yang dianggap berat / berbahaya dan akan dimaafkan

3. Dianggap variasi gangguan jiwa lain terutama cemas dan depresi, (80% hipokondriasis coexist dengan cemas dan depresi)

4. Teori psikodinamik:Sikap agresif dan permusuhan ditransfer (diubah) menjadi keluhan

fisik dengan cara tidak sadar (mekanisme defense,represi, dan displacement)

Kemarahan akibat kekecewaan penolakan dan kehilangan masa lalu Dianggap defense terhadap rasa bersalah, ekspresi rasa rendah diri.

Self concern yang berlebihanKeluhan nyeri dan penderitaan fisik dihayati sebagai penebusan

rasa bersalah dan hukuman pada salah dan dosa masa laluII. Etiologi Gangguan SomatisasiA. Faktor psikososial Sebenarnya penyebab gangguan ini belum diketahui jelas:

1. Gejala muncul sebagai perwujudan menghindari tugas (tidak menyenangi pekerjaan)

2. Ekspresi emosi. Misalnya kemarahan pada suami / istri3. Simbol dari suatu perasaan. Misalnya nyeri pada usus4. Didikan orang tua, contoh dari orang tua5. Keluarga yang tidak stabil6. Anak yang mengalami kekerasan / abuse

B. Faktor Biologik:Diduga ada dasar neuropsikologikMungkin ada gangguan atensi dan fungsi kognitif yang

berakibat pada kesalahan presepsi dan penilaian input somatosensori.Faktor genetik :

-10 – 20 % pada generasi 1 wanita-Generasi laki-laki ada tedensi drug ABUSE dan ganguan kepribadian antisosial

Epidemiologi Gangguan Somatoform

Page 6: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

I. Prevalensi gangguan somatisasi:

1. Prevalensi 0,1-0,5% dari populasi2. 5-10% dari pasien yang datang ke praktek umum dan dokter

keluarga3. Wanita lebih banyak dibanding laki-laki ( 5:1 )4. 1-2% dari populasi wanita5. Onset pada usia sebelum 30th, lebih sering pada wanita usia

belasan tahun. Pendidikan,social,ekonomi rendah6. Sering ditemukan bersamaan dengan gangguan jiwa lain,

kecenderungan (traits) kepribadian,gangguan kepribadian. Ciri-cirinya antara lain adalah menghindar (avoidant),paranoid,obsesikompulsi (OCD),merusak diri sendiri (self defeating)

II. Gangguan Hipokondriasis

1. Prevalensi 4-6% dari pasien di klinik umum2. Laki dan wanita sama,onset bisa pada semua usia3. Tidak ada hubungan dengan tingkat pendidikan / sosial4. Sering disertai gejala-gejala depresi dan cemas

III. Epidemiologi Gangguan Konversi

1. 5-15% pasien konsultasi psikiatri pada RSU2. 25-30% dari pasien rawat di RS Veteran3. Wanita lebih banyak ( 2:1 sampai 5:1 )4. Onset pada semua usia, lebih sering pada remaja dan dewasa

muda5. Lebih sering pada masyarakat rural, pendidikan, dan

penghasilan rendah, tentara yang pernah ikut perang6. Sering ada comorbid. Depresi berat, gangguan cemas dan

skizopernia

GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)

Page 7: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

PENGERTIAN

IV. Kehilangan sebagian / seluruh integrasi normal antara ingatan masa lalu,kesadaran akan identitas dan kendali gerakan tubuh

V. “KONVERSI”: Konflik yang tidak terselesaikan / tidak dapat diatasi / kejadian traumatik di ubah secara tidak sadar (dengan mekanisme defensi)menjadi gejala-gejala fisik

GAMBARAN KLINIS1. Mulai dan berakhirnya gejala disosiatif terjadi secara mendadak.

Kebanyakan pulih dalam waktu beberapa minggu / bulan.2. Paralisis dan anestesi biasanya lebih lama3. Sangat perlu untuk menunjuk ke tenaga psikiater apabila kita

menemukan gangguan tersebut karena bila sampai setahun / dua tahun baru dimulai terapi professional akan sangat sulit mendapatkan hasil

PEDOMAN DIAGNOSTIK

1. TIDAK ADA GANGGUAN FISIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DISOSIATIF

2. ADA FAKTOR PSIKOLOGIK YANG BERMAKNA TERJADI MENDAHULUI MUNCULNYA GEJALA-GEJALA.

CONTOH GANGGUAN DISOSIATIF

Page 8: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

1. AMNESIA DISOSIATIPA. HILANGNYA DAYA INGAT(SEBAGIAN ATAU

SELURUHNYA)MENGENAI KEJADIAN PENTING(TERAUMATIK)YANG BARU TERJADI TIDAK DISEBABKAN GANGGUAN MENTAL ORGANIK

B. DIAGNOSA BANDING

1. AMNESIA ORGANIK A. ADA GEJALA-GEJALA NEOROLOGIK LAINYAB. GEJALA-GEJALA LABIH KONSISTENC. DISORIENTASI DAN PENURUNAN

KESADARAN FLUKTUATUIFD. TIDAK ADA KEJADIAN TRAUMATIKE. LEBIH SERING BERSIFAT RETROGRAD

2. FUGUE DISOSIATIF: a. Pergi dari rumah atau tempat kerja ketempat lain secara

sengaja tanpa direncanakan sebelumnya b. Ada ciri-ciri amnesia disosiatif dan identitas baru c. Kesadaran kompos mentis3. KESURURUPAN – GANGGUAN TRANS

a. Kehilangan sementara penghayatan identitas diri dan lingkungan

b. Seakan-akan sedang dikuasai kekuatan lain atau kepribadian lain atau malikat

c. Kadang-kadang dilakukan secara sengaja misalnya yang berkaitan dengan adat,budaya

4. STUPOR DISOSIATIF (MIRIP STUPOR SKIZOPRENIA)1. Gerakan volunter hilang / berkurang2. Respon terhadap rangsangan hilang / berkurang3. Tidak ada penurunan kesadaran kalaupun ada hanya

sedikit saja

5. GANGGUAN DISOSIATIF GERAKAN DAN PENGINDERAAN

Page 9: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

1. Gangguan / kehilangan penginderaan,gerakan sehingga pasien merasa dirinya sakit fisik (sering tidak sesuai dengan konsep / gejala fisik yang seharusnya)

2. Ada upaya menghindari konflik yang tidak dapat diselesaikan atau upaya penolakan atau penyangkalan

3. Pasien menyangkal adanya konflik, orang sering melihat problem yang nyata

4. Ada perilaku histrionik: Gejala muncul / bertambah berat bila ada orang-orang tertentu yang hadir

5. Labelle indifference6. Mungkin meniru gangguan fisik yang pernah diderita

keluarga6. GANGGUAN MOTORIK DISOSIATIF Kehilangan kemampuan menggerakkan seluruh atau

sebagian anggota gerak. Contohnya:1. Paralisis gerakan lemah atau lambat,bisa sebagian /

total2. Gangguan kordinasi gerak (ataksia) sehinggga, cara

jalannya jadi aneh / tidak mampu berdiri tanpa disangga

3. Gemetar / bergoyang yang berlebih pada ekstremitas pada seluruh tubuh

4. Akinesi 5. Afonia 6. Disartria

7. KONVULSI DISOSIAITIF (PSEUDOSEIZURES) Mirip kejang epilepsy,bedanya jarang terjadi:

Lidah tergigitLuka serius akibat terjatuhInkontinesiaTidak ada kesadaran menurunBusa terjadi stupor atau trans

8. ANESTESIA ATAU KEHILANGAN SENSORI Disosiatif anestesia atau parestesi atau kehilangan daya sensorik. Contoh: Tuli,buta,kabur penglihatan “tunnel vision”,anosmia

9. Sindrom ganser 10. Gangguan kepribadian ganda

GANGGUAN KONVERSI

Page 10: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

1. Definisi: Gangguan konversi adalah gangguan dengan karakteristik adanya 1 atau lebih gejala neurologik.(paralysis,kebutaan,parestesia) yang tidak dapat dijelaskan dengan adanya kelainan neurologik atau gangguan fisik lainnya. Dan untuk membuat diagnosanya harus ada faktor psikologik yang berhubungan dengan permulaan atau kekambuhan gejala-gejala neurologik tersebut

2. Nama lama gangguan konversi adalah hysteria,reaksi konversi,reaksi disosiatif

3. Istilah convercion diperkenalkan oleh Sigmund freud dengan hipotesa gejala-gejala konversi adalah refleksi konflik yang tidak disadari (anconcious)

4. Epidemiologi:Sepertiga dari general populasi pernah menderita

gangguan konversi dalam hidupnyaAda studi yang mengatakan 5% - 15% dari pasien

konsultasi di RSU adalah gangguan konversiRasio wanita:laki-laki = paling sedikit 2:1 – 5:1.

Dapat diderita pada semua usia Komorbit yang biasa ditemukan dengan gangguan

depresi berat,gangguan cemas,skizoprenia

GEJALA PSIKOLOGIK PADA KONVERSI

Page 11: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

1. Primary gain: Pasien memperoleh keuntungan primer dengan

menjaga konflik internal tetap ada di bawah sadarAda makna simbolik dari gejala konversi, yang

merupakan representasi konflik yang tidak disadari

2. Secondary gain : Bebas dari kewajiban dan situasi sulitMendapat bantuanMengontrol perilaku orang lain

2. La Belle indifference: Sikap pasien yang tidak sesuai dengan kondisi sakitnya yang serius (tidak menunjukkan rasa khawatir)

3. Identifikasi: Gejala ditiru secara tidak sadar dari orang yang secara emosional dekat

DIAGNOSIS GANGGUAN KONVERSI:

Page 12: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

Ada gejala yang mempengaruhi fungsi motorikvolunter dan fungsi sensorik (gejala-gejala neurologik)

Gejala neurologik ini tidak dapat dijelaskan dasar kelainan neurologisnya

Harus ada faktor psikologik yang ada kaitannya dengan gejala-gejala neurologik tersebut

GAMBARAN KLINIS GANGGUAN KONVERSI:

Page 13: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

Gejala paling sering: paralysis, kebutaan mutismPaling biasa berkaitan dengan gangguan kepribadian

pasif,agresif,depedent,anti sosial,histrionicGejala penyerta yangpaling sering: Cemas dan

depresiAda 4 tipe spesifik:

1. Gejala-gejala sensorik: Anestesia dan parestesia pada ekstremitas

(gejala tidak sesuai dengan distribusi antomi saraf)

Glove and stocking anesthesia Hemianestesi Kalau mengenai organ sensori: Ada gejala-

gejala tuli,buta,tunnel vision Pasien buta konversi: Tidak pernah

terluka,tidak menabrak,reaksi pupil

2. Gejala motorik: -Gerakan apnormal,gangguan cara - berjalan,jerks,tics,paralysis,paresis -Gejala semakin memburuk kalu pasien butuh

perhatian, atau ada orang lain

3. Gejala-gejala kejang (pseudoseizure): Sering sulit dibedakan dengan aktualseizure

(epilepsy) Gejala lidah tergigit,inkontinensia urin,terjatuh

luka setelah kejang pada umumnya tidak terjadi

Page 14: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

III ETIOLOGI GANGGUAN KONVERSI

A. TEORI PSIKOANALITIK: Konflik intrapsihik yang direpresi dan cemas diubah menjadi gejala fisik. Konflik antara impuls institual (agresifitas,seksual) dengan larangan untuk mengekspresikan. Dengan

Page 15: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

gejala fisik secara emosional lebih tenang karena konflinya telah beralih,gejala fisik bermakna simbolik.Dapat juga bermakna kontral atau manipulasi orang lain

B. FAKTOR BIOLOGIK:1. Brain imaging: Hypometabolisme pada hemisphere

dominant sehingga komunikasi antar hemisphere terganggu akibatnya terjadilah gangguan konversi

2. Peningkatan aktivitas corteks serebral3. Neuro psychologik test: Ada gangguan pada

komunikasi verbal,memory,vigilance (kewaspadaan),perhatian

KESIMPULAN GGN KONVERSI

1. Ggn konversi adalah adnya keluhan dan gejala fisik yang memberi kesan adanya deficit (Ggn)/fungsi neurologik

2. Koneversi bermakna

Page 16: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

A. Konflik emosional (psikologik)yang tidak dapat diselesaikan sehingga menyebabkan penderitaan secara psikologik akan diubah secara tidak sadar (mekanisme defensi)menjadi gejala fisik

B. Konversi adalah bahasa isyarat (mempunyai makna simbolik dari organ untuk menyatakan ketidakberdayaan nya menanggung beban psikologik yang dialami jadi disalurkan ke organ /fisik dalam berbagai manifestasi:paresis,paralysis,kebutaan,ggn fungsi laryng/suara,kesemutan,pati rasa/anestesi )

C. Salah satu gejala konversi yang berkaitan dengan fungsi sensorik yang sering adalah kesemuatan dan pati rasa dengan ciri lokalisasi nya total ‘mirip’ ciri ggn sensorik polineuropati misalnya pada DM,KURANG GIZI,INTOKSIKASI.

D. Kesemutan dan pati rasa pada konversi bisa mengenai permukaan kulit dan selaput lendir (misalnya rongga mulut,daerah erogen bias juga megalami pati rasa)pada ggn sensorik yang organic selaput lendir tidak terpengaruh

E. Defisit sensorik kesemutan dan anestesi konversi tidak disertai hippo refleksi tendon lutut dan achiles,berbeda dengan yang bersifat gangguan sensorik organic dimana ditemukan penurunan refleks pada kedua tempat tersebut

Terapi Gangguan Somatisasi

Page 17: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

1. Bila diagnosa somatisasi sudah dibuat maka sebaiknya pasien tetap berobat pada dokter yang sama (semakin sulit keadaannya jika sering berganti dokter)

2. Konsultasi rutin 1x sebulan, kalau ada keluhan fisik baru boleh melakukan pemeriksaan tetapi hindari pemeriksaan lab tambahan / dengan alat

3. Terapis harus menganggap keluhan somatik itu sebagai ekspresi emosional

4. Bersikap empati, katakan “saya bisa memahami bahwa saudara benar-benar merasakan keluhan-keluhan itu.kadang-kadang kita bisa benar-benar “merasakan” keluhan itu. Kadang kita bisa benar merasakan ada yang sakit / salah dengan organ tubuh kita, tetapi tidak ditemukan kerusakan atau kelainan. Hal ini mungkin berkaitan dengan “pikiran”

Psikoterapi individual (suportif) dan grup terapi banyak membantu

5. Farmakoterapi: diberikan obat bila somatisasi ditemukan bersama dengan cemas / depresi. Berikan (SSRI , atmitriptilin , cymbalta , kalau perlu berikan anti cemas benzodiazepine

Terapi Hipokondriasis

Page 18: 26. Dr. Marojohan - Gangguan Fisik Terkait Psikologis

1. Psikoterapi: biasanya pasien hipokondriasis resisten terhadap psikoterapi individual. Lebih baik kalau psikoterapi dilakukan di klinik fisik. Biasanya psikoterapi grup akan lebih berhasil. Pemeriksaan fisik secara teratur pada setiap kunjungan untuk meyakinkan pasien bahwa dokter tidak mengabaikan dia dan keluhan-keluhannya diperhatikan sungguh-sungguh. Hindari pemeriksaan lab dan alat tambahan

2. farmakoterapi: Hanya diberikan bila ditemukan ggn cemas / depresi Kalau hipokondriasis transien (reaksi situasional, maka dokter

harus lebih fokus menolong pasien untuk mengatasi stres yang ada)

TERAPI KONVERSI: Perbaikan pada konversi biasanya terjadi spontan (kadang-kadang

mendadak) Psikoterapi suportif, mendorong hubungan yang baik dengan ornag-orang

dekat (yang mendukung) jangan katakan bahwa apa yang dikeluhkan pasien tidak nyata (pasien akan marah)