Gangguan Terkait Alkohol

40
BAB I PENDAHULUAN Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sejauh ini adalah termasuk gangguan berhubungan dengan zat yang paling sering dijumpai. Biaya langsung dan tidak langsung bagi masyarakat Amerika Serikat untuk gangguan yang berhubungan dengan alkohol (alkohol-related disorder) diperkirakan lebih dari 150 milyar dolar, kira-kira 600 dolar perkapita. 1 Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sering disebut sebagai alkoholisme, tetapi karena alkoholisme tidak mempunyai definisi yang persis, maka istilah ini tidak digunakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSN-IV) atau pada sistem diagnostik lain yang dikenal secara resmi. 1 Setelah penyakit jantung dan kanker, gangguan berhubungan dengan alkohol merupakan masalah kesehatan nomor 3 terbesar di Amerika Serikat sekarang ini. Kira- kira 35-45% dari semua orang dewasa di Amerika Serikat sekurang-kurangnya pernah mengalami episode masalah yang berhubungan dengan alkohol yang bersifat sementara, biasanya berupa suatu episode amnestik akibat alkohol ( misalnya tidak sadar), mengendarai kendaraan bermotor saat terintoksikasi, atau bolos Page 1 of 40

Transcript of Gangguan Terkait Alkohol

Page 1: Gangguan Terkait Alkohol

BAB I

PENDAHULUAN

Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sejauh ini adalah termasuk

gangguan berhubungan dengan zat yang paling sering dijumpai. Biaya langsung

dan tidak langsung bagi masyarakat Amerika Serikat untuk gangguan yang

berhubungan dengan alkohol (alkohol-related disorder) diperkirakan lebih dari

150 milyar dolar, kira-kira 600 dolar perkapita.1

Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sering disebut sebagai

alkoholisme, tetapi karena alkoholisme tidak mempunyai definisi yang persis,

maka istilah ini tidak digunakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders edisi keempat (DSN-IV) atau pada sistem diagnostik lain yang

dikenal secara resmi.1

Setelah penyakit jantung dan kanker, gangguan berhubungan dengan

alkohol merupakan masalah kesehatan nomor 3 terbesar di Amerika Serikat

sekarang ini. Kira-kira 35-45% dari semua orang dewasa di Amerika Serikat

sekurang-kurangnya pernah mengalami episode masalah yang berhubungan

dengan alkohol yang bersifat sementara, biasanya berupa suatu episode amnestik

akibat alkohol ( misalnya tidak sadar), mengendarai kendaraan bermotor saat

terintoksikasi, atau bolos kerja atau kurang belajar karena minum yang

berlebihan.1

Page 1 of 27

Page 2: Gangguan Terkait Alkohol

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

GANGGUAN TERKAIT ALKOHOL

2.1. DEFINISI

Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang

dibentuk dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus

hidroksil dengan atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas

untuk berbagai hasil pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau

lebih gugus alkohol.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Kira-kira 85% dari semua penduduk Amerika Serikat pernah

menggunakan minuman yang mengandung alkohol sekurang-kurangnya satu kali

dalam hidupnya. Dan kira-kira 51% dari semua orang dewasa di Amerika Serikat

merupakan pengguna alkohol saat ini.1

2.3 ETIOLOGI

2.3.1 Riwayat Masa Kanak-kanak

Beberapa faktor telah teridentifikasi dalam riwayat masa kanak-kanak dari

seseorang yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol. Anak-anak

beresiko yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol yaitu jika satu

atau lebih orang tuanya adalah pengguna alkohol.1

Pada riwayat masa kanak-kanak terdapat gangguan defisit-atensi /

hiperaktivitas atau gangguan konduksi atau keduanya yang meningkatkan resiko

anak untuk memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol pada masa

Page 2 of 27

Page 3: Gangguan Terkait Alkohol

dewasanya. Gangguan kepribadian khususnya gangguan kepribadian antisosial

juga merupakan predisposisi seseorang kepada suatu gangguan berhubungan

dengan alkohol.1

2.3.2 Faktor Psikoanalisis

Teori psikoanalisis tentang gangguan berhubungan dengan alkohol telah

dipusatkan pada hipotesis superego yang sangat bersifat menghukum dan fiksasi

pada stadium oral dari perkembangan psikoseksual.1

Menurut teori psikoanalisis, orang dengan superego yang keras yang

bersifat menghukum diri sendiri berpaling ke alkohol sebagai cara menghilangkan

stres bawah sadar mereka. Kecemasan pada orang yang terfiksasi pada stadium

oral mungkin diturunkan dengan menggunakan zat seperti alkohol melalui

mulutnya. Beberapa dokter psikiatrik psikodinamika menggambarkan kepribadian

umum dari seseorang dengan gangguan berhubungan dengan alkohol adalah

pemalu, terisolasi, tidak sabar, iritabel, penuh kecemasan, hipersensitif, dan

terrepresi secara seksual.1

Aforisme psikoanalisis yang umum adalah bahwa superego dapat larut

dalam alkohol. Pada tingkat yang kurang teoritis, alkohol dapat disalahgunakan

oleh beberapa orang sebagai cara untuk menurunkan ketegangan, kecemasan, dan

berbagai jenis penyakit psikis. Konsumsi alkohol pada beberapa orang juga

menyebabkan rasa kekuatan dan meningkatnya harga diri.1

2.3.3 Faktor Sosial dan Kultural

Beberapa lingkungan sosial menyebabkan minum yang berlebihan.

Asrama perguruan tinggi dan basis militer adalah dua contoh lingkungan dimana

minum berlebihan dipandang normal dan prilaku yang diharapkan secara sosial.

Sekarang ini, perguruan tinggi dan universitas mencoba mendidik mahasiswanya

tentang resiko kesehatan dari minum alkohol yang berlebihan.1

2.3.4 Faktor Prilaku dan Pelajaran

Sama seperti faktor kultural, faktor prilaku dan pelajaran juga dapat

mempengaruhi kebiasaan minum, demikian juga kebiasaan didalam keluarga,

Page 3 of 27

Page 4: Gangguan Terkait Alkohol

khususnya kebiasaan minum pada orang tua dapat mempengaruhi kebiasaan

minum. Tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa, walaupun kebiasaan minum

pada keluarga memang mempengaruhi kebiasaan minum pada anak-anaknya,

kebiasaan minum pada keluarga kurang langsung berhubungan dengan

perkembangan gangguan berhubungan dengan alkohol seperti yang dianggap

sebelumnya, walaupun hal tersebut memang memiliki peranan penting.1

Dari sudut pandang prilaku, ditekankan pada aspek pendorong positif dari

alkohol, alkohol yang dapat menimbulkan perasaan sehat dan euforia pada

seseorang. Selain itu, konsumsi alkohol dapat menurunkan rasa takut dan

kecemasan yang dapat mendorong seseorang untuk minum lebih lanjut.1

2.3.5 Faktor Genetika dan Biologi Lainnya

Data yang kuat menyatakan adanya suatu komponen genetika pada

sekurangnya suatu bentuk gangguan berhubungan dengan alkohol. Laki-laki lebih

banyak menggunakan alkohol daripada wanita. Banyak penelitian telah

menunjukkan bahwa orang dengan sanak saudara tingkat pertama yang

terpengaruh oleh gangguan berhubungan dengan alkohol adalah 3-4 kali lebih

mungkin memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol daripada orang yang

tidak memiliki sanak saudara tingkat pertama yang terpengaruh dengan alkohol.1

Pada suatu penelitian ditemukan bahwa gangguan terkait alkohol lebih

tinggi resikonya pada kembar monizygot daripada dizygot.3

2.4 EFEK FISIOLOGI DARI ALKOHOL

Istilah "alkohol" ditunjukkan pada sebagian besar molekul organik yang

memiliki gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada atom karbon jenuh. Etil

alkohol juga disebut sebagai etanol merupakan bentuk alkohol yang umum, sering

kali disebut alkohol minuman, etil alkohol digunakan dalam minuman. Rumus

kimia untuk etanol adalah CH3-CH2-OH.1

Karakteristik rasa dan bau berbagai muniman yang mengandung alkohol

tergantung kepada metode pembuatannya, yang menghasilkan berbagai senyawa

Page 4 of 27

Page 5: Gangguan Terkait Alkohol

dalam hasil akhirnya. Senyawa tersebut termasuk metanol, butanol, aldehida,

fenol, tannins, dan sejumlah kecil berbagai logam. Walaupun senyawa ini dapat

menyebabkan suatu efek psikoaktif yang berbeda pada berbagai minuman yang

mengandung alkohol, perbedaan tersebut dalam efeknya adalah minimal

dibandingkan dengan efek etanol itu sendiri.1

Absorpsi

Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung, dan

sisanya di usus kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam

waktu 30-90 menit, biasanya dalam 45-60 menit, tergantung apakah alkohol

diminum saat lambung kosong, yang meningkatkan absorbsi atau diminum

bersama makanan yang memperlambat absorbsi.1

Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam darah juga merupakan

suatu faktor selama mana alkohol dikonsumsi, waktu yang singkat menurunkan

waktu untuk mencapai konsentrasi puncak. Absorbsi paling cepat 15-30%

(kemurnian -30 sampai -60).1

Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol. Sebagai

contoh, jika konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam lambung, mukus

akan disekresikan dan katup pilorik ditutup, hal tersebut akan memperlambat

absorbsi dan menghalangi alkohol masuk ke usus kecil. Jadi, sejumlah besar

alkohol dapat tetap tidak terabsorbsi didalam lambung selama berjam-jam. Selain

itu, pilorospasme sering kali menyebabkan mual dan muntah.1

Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol didistribusikan

ke seluruh jaringan tubuh. Jaringan yang mengandung proporsi air yang tinggi

memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi. Efek intoksikasi menjadi lebih besar

jika konsentrasi alkohol didalam darah tinggi.1

Metabolisme

Kira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati, sisanya

dieksresikan tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru. Kecepatan oksidasi di hati

konstan dan tidak tergantung pada kebutuhan energi tubuh. Tubuh mampu

Page 5 of 27

Page 6: Gangguan Terkait Alkohol

memetabolisme kira-kira 15 mg/dl setiap jam dengan rentan berkisar antara 10-34

mg/dl per jamnya.1

Alkohol dimetabolisme dengan bantuan 2 enzim yaitu alkohol

dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase. ADH mengkatalisasi konversi

alkohol menjadi asetilaldehida yang merupakan senyawa toksik. Aldehida

dehidrogenase mengkatalisasi konversi asetaldehida menjadi asam asetat.

Aldehida dehidrogenase diinhibisi oleh disulfiram ( An-tabuse), yang sering

digunakan dalam pengobatan gangguan terkait alkohol.1

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada wanita memiliki ADH yang

lebih rendah dari pada laki-laki, yang mungkin menyebabkan wanita cenderung

menjadi lebih terintoksikasi dibanding laki-laki setelah minum alkohol dalam

jumlah yang sama. Penurunan fungsi enzim yang memetabolisme alkohol akan

menyebabkan mudahnya seseorang terjadi intoksikasi alkohol dan gejala toksik.1

Efek pada otak

Biokimiawi

Teori yang telah lama menunjukkan bahwa efek biokimiawi alkohol

terjadi pada membran neuron. Sejumlah hipotesis mendukung bahwa alkohol akan

menimbulkan efek karena ikatannya dengan membran yang menyebabkan

meningkatnya fluiditas membran pada penggunaan jangka pendek. Tetapi, pada

penggunaan jangka panjang teori menyatakan bahwa membran akan menjadi

kaku. Fluiditas membran penting untuk dapat berfungsi sebagai reseptor, saluran

ion, dan protein fungsional pada membran lainnya secara normal. Secara spesifik,

suatu penelitian menunjukkan bahwa efektivitas saluran alkohol yang

berhubungan dengan reseptor asetilkolin nikotinik, serotonin (5-

hydroxytryptamine) tipe 3 (5-HT3) dan GABA tipe A (GABA A) diperkuat oleh

alkohol, sedangkan aktivitas saluran ion yang berhubungan dengan reseptor

glutamat dan saluran kalsium gerbang voltasi (voltage-gated calcium channel)

yang yang akan di inhibisi.1

Page 6 of 27

Page 7: Gangguan Terkait Alkohol

Efek prilaku

Hasil akhir aktivitas molekular adalah bahwa alkohol memiliki fungsi

depresan yang sangat mirip dengan barbiturat dan benzodiazepin. Pada

konsentrasi 0,05% alkohol didalam darah, maka pikiran, pertimbangan, dan

pengendalian akan mengalami kemunduran dan sering kali terputus. Pada

konsentrasi 0,1 aksi motorik akan canggung. Pada konsentrasi 0,2% fungsi

seluruh daerah motorik menjadi terdepresi, bagian otak yang mengontrol prilaku

emosional juga terpengaruhi. Pada konsentrasi 0,3% seseorang biasanya

mengalami konfusi dan dapat menjadi stupor. Pada konsentrasi 0,4-0,5% dapat

terjadi koma. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, pusat primitif diotak yang

mengontrol pernapasan dan kecepatan denyut jantung akan terpengaruhi dan dapat

terjadi kematian.1

Efek fisiologis lain

Hati

Efek dari penggunaan alkohol yang utama adalah terjadinya kerusakan

hati. Penggunaan alkohol walaupun dalam jangka waktu yang pendek dapat

menyebabkan akumulasi lemak dan protein yang dapat menimbulkan perlemakan

hati (fatty liver) yang pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran hati.1

Sistem gastrointestinal

Meminum alkohol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

terjadinya esofagitis, gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung. Perkembangan

menjadi varises esofagus dapat menyertai pada seseorang dengan penyalahgunaan

alkohol yang berat, pecahnya varises esofagus merupakan suatu kegawatdaruratan

medis yang sering menyebabkan perdarahan bahkan kematian. Kadang-kadang

juga dapat terjadi gangguan pada usus, pankreatitis, insufisiensi pankreas, dan

kanker pankreas. Asupan alkohol yang banyak dapat mengganggu proses

pencernaan dan absorbsi makanan yang normal. Sebagai akibatnya makanan yang

dikonsumsi dalam penyerapannya menjadi tidak adekuat.1

Page 7 of 27

Page 8: Gangguan Terkait Alkohol

Sistem tubuh lain

Asupan alkohol yang signifikan dihubungkan dengan meningkatnya

tekanan darah, disregulasi lipoprotein dan trigliserida serta meningkatkan

terjadinya infark miokardium dan penyakit serebrovaskular. Bukti-bukti telah

menunjukkan bahwa alkohol dapat merugikan sistem hemopoetik dan dapat

meningkatkan insidensi kanker, khususnya kanker otak, leher, esofagus, lambung,

hati, kolon, dan paru-paru. Intoksikasi akut juga dapat menyebabkan

hipoglikemia, yang jika tidak cepat terdeteksi akan menyebabkan kematian

mendadak pada orang yang terintoksikasi.1

Tes laboratorium

Kadar gamma-glutamiyl transpeptidase meningkat pada kira-kira 80% dari

semua pasien dengan gangguan berhubungan dengan alkohol, dan volume

korpuskular rata-rata (MCV; mean corpuscular volume) meningkat kira-kira 60%.

Hasil tes laboratorium lain yang mungkin berhubungan dengan gangguan

berhubungan dengan alkohol adalah asam urat, trigliserida, glutamat oksaloasetat

transaminase serum (SGOT) atau aspartat aminotransferase (AST), dan

glutamatpiruvat transaminase (SGPT) atau alanin aminotransferase (ALT).1

2.5 MANIFESTASI KETERGANTUNGAN DAN MASALAH

ALKOHOLISME

a. Manifestasi sosial

Mungkin merupakan manifestasi yang paling sering, meliputi;

- Permintaan surat keterangan medis

- Masalah perkawinan, perceraian, dan kekerasan domestik

- Masalah keuangan, terkucilkan, kecelakaan kerja

- Penyerangan publik atau mabuk dimuka publik

- Penuntutan untuk prilaku kekerasan atau pelanggaran mengemudi,

pelecehan dan penganiayaan seksual atau pengangguran

Page 8 of 27

Page 9: Gangguan Terkait Alkohol

b. Manifestasi klinis

Sekitar 80% pasien yang dirujuk akibat ketergantungan alkohol memiliki

masalah medis yang serius. Gejala putus obat umumnya timbul saat pasien

sadar. Gambaran komplikasi spesifik sangat bervariasi;

- Gastrointestinal : hepatitis, sirosis, gastritis, perdarahan

gastrointestinal, pankreatitis

- Kardiovaskuler : hipertensi ( menyebabkan meningkatkan kejadian

penyakit kanker mulut, esophagus, hati bahkan payudara)

- Obstetri :sindrom alkohol fetus

- Neurologis : sinkope, kejang, neuropati, status konfusional akut,

perdarahan subdural, ensefalopati

- Muskuloskeletal : gout

c. Manifestasi psikiatrik

- Depresi : semua bentuk depresi dapat dicetuskan oleh alkohol. Depresi

sendiri dapat menyebabkan alkoholisme dengan memacu orang untuk

minum sebagai usaha untuk mengurangi gejala-gejala depresi.

- Ansietas : gejala sering muncul pada saat putus obat parsial. Seperti

halnya depresi, ansietas atau gangguan panik merupakan predisposisi

konsumsi alkohol secara berlebihan sebagai usaha mengurangi gejala

- Perubahan kepribadian : penurunan standar kepekaan sosial dan

perawatan diri sendiri

- Disfungsi seksual : impotensi, ejakulasi lama

- Halusinasi : baik auditorik maupun visual biasanya selama putus obat

tetapi dapat pula terjadi tanpa gambaran delirium lainnya

- Halusinasi alkoholik : halusinasi auditorik yang mengganggu tapi

jarang dan terjadi saat sadar.2

Menurut Jellinek membagi progresifitas alkoholisme dalam 3 fase;

1. Fase pertama atau fase dini ditandai dengan bertambahnya toleransi

terhadap alkohol, amnesia, secara diam-diam menggak sekaligus

meminum alkohol, merasa bersalah karena meminum minuman beralkohol

dan terhadap prilaku yang diakibatkannya.

Page 9 of 27

Page 10: Gangguan Terkait Alkohol

2. Fase kedua atau fase krusial ditandai dengan hilangnya kendali terhadap

kebiasaan minum-minuman keras, perubahan kepribadian, kehilangan

teman dan pekerjaan, dan preokupasi untuk menjamin tersedianya

minuman beralkohol.

3. Fase ketiga atau fase kronis ditandai dengan minum minuman beralkohol

pada pagi hari, pelanggaran terhadap standar etika, tremor atau gemetar

dan halusinasi.5

Progresifitas penyakit ini bergantung kepada banyak faktor diantaranya

usia, zat psikoaktif pilihannya, gender, dan predisposisi faali (Royce, 1989).

Progresifitas adiksi lebih cepat pada remaja daripada orang dewasa. Progresifitas

pada perempuan lebih cepat daripada pada laki-laki. Kemungkinan anak seorang

alkoholik untuk menjadi alkoholik adalah sekitar 3-5 kali dari pada anak seorang

nonalkoholik (Sher, 1991)5

2.6 GANGGUAN-GANGGUAN

DSN-IV menuliskan gangguan berhubungan dengan alkohol dan

menyebutkan kriteria diagnostik untuk intoksikasi alkohol dan putus alkohol.1

Gangguan berhubungan alkohol

Gangguan penggunaan alkohol

Ketergantungan alkohol

Penyalahgunaan alkohol

Gangguan akibat alkohol

Intoksikasi alkohol

Putus alkohol

Sebutkan jika

dengan gangguan persepsi

Page 10 of 27

Page 11: Gangguan Terkait Alkohol

Delirium intoksikasi alkohol

Delirium putus alkohol

Demensia menetap akibat alkohol

Gangguan psikotik akibat alkohol, dengan waham

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Gangguan psikotik akibat alkohol, dengan halusinasi

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Gangguan mood akibat alkohol

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Gangguan kecemasan akibat alkohol

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Dengan onset selama putus

Disfungsi seksual akibat alkohol

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

Page 11 of 27

Page 12: Gangguan Terkait Alkohol

Gangguan tidur akibat alkohol

Sebutkan jika:

Dengan onset selama intoksikasi

??

Gangguan berhubungan alkohol yang tidak ditentukan

Tabel didasarkan dari DSM-IV, Dignostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, ed 4. Hak cipta American Psyciatric Association, Washington 1994.3

2.6.1 Ketergantungan Alkohol dan Penyalahgunaan Alkohol

Diagnosis dan gambaran klinis:

Pola penggunaan alkohol sering kali disertai dengan prilaku berikut ini:

a. Ketidakmampuan memutuskan atau berhenti minum

b. Usaha berulang untuk mengontrol atau menurunkan minum yang

berlebihan dengan tidak minum minuman keras (periode abstinensia

temporer) atau membatasi minum pada waktu tertentu

c. Pesta minuman keras (tetap terintoksikasi sepanjang hari untuk

sekurangnya dua hari)

d. Mengkonsumsi kadang-kadang 5 takaran minuman keras (atau

ekuivalennya pada bir atau anggur)

e. Periode amnestik untuk peristiwa yang terjadi selama terintoksikasi

(blackout)

f. Terus minum walaupun adanya suatu gangguan fisik serius yang telah

diketahuinya dieksaserbasi oleh penggunaan alkohol

g. Minum alkohol yang bukan minuman, seperti bahan bakar atau produk

komersial yang mengandung alkohol

Disamping itu orang dengan ketergantungan alkohol dan penyalahgunaan

alkohol menunjukkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan karena penggunaan

Page 12 of 27

Page 13: Gangguan Terkait Alkohol

alkohol, seperti kekerasan saat terintoksikasi, tidak hadir kerja, kehilangan

pekerjaan, masalah hukum (contoh: ditahan karena prilaku terintoksikasi atau

kecelakaan lalu lintas saat terintoksikasi), dan perdebatan atau kesulitan dengan

keluarga atau teman karena penggunaan alkohol yang berlebihan.1

2.6.2 Intoksikasi Alkohol

Diagnosis dan gambaran klinis:

DSM-IV mempunyai kriteria resmi tentang diagnosis intoksikasi alkohol.

Kriteria menekakan sejumlah cukup konsumsi alkohol, perubahan prilaku

maladaptif spesifik, tanda gangguan neurologis, dan tidak adanya diagnosis atau

kondisi lain yang membaur.1

Intoksikasi alkohol bukan merupakan kondisi yang ringan. Intoksikasi

alkohol yang parah dapat menyebabkan koma, depresi pernapasan dan kematian,

baik karena henti pernapasan atau karena aspirasi muntah.pengobatan untuk

intoksikasi berat berupa bantuan pernapasan mekanik diunit perawatan intensif,

dengan perhatian pada keseimbangan asam basa pasien, elektrolit, dan temperatur.

Beberapa penelitian aliran darah serebral selama intoksikasi alkohol mengalami

peningkatan tetapi akan menurun pada minum alkohol selanjutnya.1

Beratnya gejala intoksikasi alkohol berhubungan secara kasar dengan

konsentrasi alkohol dalam darah, yang mencerminkan intoksikasi alkohol didalam

otak. Pada onset intoksikasi, beberapa orang menjadi suka bicara dan suka

berkelompok, beberapa menjadi menarik diri dan cemberut, yang lainnya menjadi

suka berkelahi. Beberapa pasien menunjukkan labilitas mood, dengan episode

tertawa dan menangis yang saling bergantian (intermiten). Toleransi jangka

pendek terhadap alkohol dapat terjadi, orang tersebut tampak kurang

terintoksikasi setelah berjam-jam minum daripada setelah hanya beberapa jam.1

Komplikasi medis intoksikasi alkohol sering disebabkan karena terjatuh

yang dapat menimbulkan hematoma subdural dan fraktur. Tanda yang

menggambarkan intoksikasi akibat sering bertanding minum adalah hematoma

Page 13 of 27

Page 14: Gangguan Terkait Alkohol

wajah, khususnya disekitar mata, yang disebabkan terjatuh atau berkelahi saat

mabuk.1

Kriteria Diagnostik untuk Intoksikasi Alkohol

A. Baru saja menggunakan alkohol

B. Prilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis

(misalnya, prilaku seksual atau agresif yang tidak tepat, labilitas mood,

gangguan pertimbangan, gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang

berkembang selama atau segera setelah ingesti alkohol

C. Satu (atau lebih) tanda berikut ini, yang berkembang selama atau segera

setelah pemakaian alkohol

1) Bicara cadel

2) Inkoordinasi

3) Gaya berjalan tidak mantap

4) Nistagmus

5) Gangguan atensi atau daya ingat

6) Stupor atau koma

D. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik

diterangkan oleh gangguan mental lain

Tabel didasarkan dari DSM-IV, Dignostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, ed 4. Hak cipta American Psyciatric Association, Washington 1994.3

2.6.3 Putus Alkohol

Diagnosis dan gambaran klinis:

Diagnosis putus alkohol disebut putus alkohol tanpa komplikasi di dalam

DSM-III-R untuk membedakannya dengan delirium putus alkohol. Kata “tanpa

komplikasi” (uncomplicated) dikeluarkan dari DSM-IV karena putus alkohol,

walaupun tanpa delirium, dapat bersifat serius dan dapat termasuk kejang dan

hiperaktifitas otonomik. Keadaan yang dapat mempredisposisikan atau

Page 14 of 27

Page 15: Gangguan Terkait Alkohol

memperberat gejala putus alkohol adalah kelelahan, malnutrisi, penyakit fisik, dan

depresi.1

Kriteria DSM-IV untuk putus alkohol memerlukan dihentikannya atau

penurunan penggunaan alkohol yang sebelumnya berat dan lama, dan juga adanya

gejala fisik atau neuropsikiatrik spesifik.1

Diagnosis DSM-IV juga memungkinkan menentukan “dengan gangguan

persepsi”. Suatu penelitian dengan Tomografi Emisi Positron (PET; positron

emission tomographic) terhadap aliran darah selama putus alkohol pada seseorang

dengan ketergantungan alkohol dengan keadaan lain yang sehat, menemukan

kecepatan aktivitas metabolik yang rendah secara menyeluruh. Dengan penelitian

dan pengamatan selanjutnya aktivitas tersebut menurun pada daerah parietal kiri

dan frontalis kanan.1

Tanda klasik dari putus alkohol adalah gemetar,kejang, dan gejala delirium

tremens (DTs), sekarang disebut delirium putus alkohol dalam DSM-IV. Gemetar

muncul 6-8 jam setelah dihentikannya minum, gejala psikotik dan persepsi

muncul dalam 8-12 jam, kejang dalam 12-24 jam, DTs dalam 72 jam. Tremor

pada putus alkohol dapat mirip dengan tremor fisiologis, dengan suatu tremor

kontinyu dan amplitudo yang besar dan lebih dari 8 Hz, atau dengan tremor

familisl, dengan ledakan aktivitas tremor yang lebih lambat dari 8 Hz. 1

Gejala lain putus alkohol adalah iritabilitas umum, gejala gastrointestinal

(mual dan muntah) dan hiperaktivitas otonomik simpatik, termasuk kecemasan,

kesiagaan, berkeringat, kemerahan pada wajah, midriasis, takikardia, dan

hipertensi ringan. Pasien dengan putus alkohol biasanya sadar tetapi mudah

dikagetkan.1

Kejang putus alkohol

Kejang yang berhubungan dengan putus alkohol adalah kejang

strereotipik, menyeluruh, dan tonik klonik. Pasien sering kali mengalami lebih

dari satu kejang dalam 3-6 jam setelah kejang pertama. Status epileptikus relatif

jarang pada pasien putus alkohol, terjadi pada kurang dari 3% dari seluruh pasien.

Page 15 of 27

Page 16: Gangguan Terkait Alkohol

Walaupun medikasi antikonvulsan tidak diperlukan dalam penatalaksanaan kejang

putus alkohol, penyebab kejang masih sulit untuk ditentukan jika pasien pertama

kali diperiksa diruang gawat darurat; jadi banyak pasien dengan kejang putus

alkohol mendapatkan terapi antikonvulsan, yang selanjutnya dihentikan jika

penyebab kejang telah diketahui. Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat

menyebabkan hipoglikemia, hiponatremia, dan hipomagnesemia yang semuanya

dapat juga menyebabkan terjadinya kejang.1

Kriteria Diagnostik untuk Putus Alkohol

A. Penghentian (atau penurunan) pemakaian alkohol yang telah lama dan

berat

B. Dua (atau lebih) tanda berikut ini yang berkembang dalam beberapa jam

sampai beberapa hari setelah kriteria A

1) Hiperaktivitas otonomik (misalnya, berkeringat atau kecepatan

denyut nadi lebih dari 100)

2) Peningkatan tremor tangan

3) Insomnia

4) Mual dan muntah

5) Halusinasi atau ilusi penglihatan, raba atau dengar yang transien

6) Agitasi psikomotor

7) Kecemasan

8) Kejang grand mal

C. Gejala dalam kriteria B menyebabkan penderitaan yang serius secara klinis

atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

D. Gejala tidak disebabkan suatu kondisi medis umum dan tidak lebih baik

diterangkan oelh gangguan mental lain.

Sebutkan jika:

dengan gangguan persepsi

Tabel didasarkan dari DSM-IV, Dignostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, ed 4. Hak cipta American Psyciatric Association, Washington 1994.3

Pengobatan

Page 16 of 27

Page 17: Gangguan Terkait Alkohol

Medikasi utama untuk mengendalikan gejala putus alkohol adalah

benzodiazepin. Penelitian menunjukkan bahwa benzodiazepin membantu

mengontrol aktivitas kejang, delirium, kecemasan, dan tremor yang berhubungan

dengan putus alkohol. Benzodiazepin dapat diberikan peroral maupun parenteral.

Diazepam (Valium) ataupun chlordiazepoxide (Librium) tidak boleh diberikan IM

karena adanya absorbsi yang menentu dari obat jika diberikan dengan cara

tersebut. Benzodiazepin dititrasi mulai dosis tinggi dan menurunkan dosis saat

pasien pulih. Benzodiazepin dalam jumlah yang cukup harus digunakan untuk

menjaga pasien tetap tenang dan tersedasi.1

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa carbamazepine (Tegretol) dalam

dosis 800 mg sehari sama efektifnya dengan benzodiazepin dan mempunyai

manfaat tambahan kemungkinan penyalahgunaan yang minimal.1

Terapi obat untuk intoksikasi dan putus alkohol

Masalah

klinis

Obat Jalur Dosis Keterangan

Gemetaran

dan agitasi

ringan sampai

sedang

chlordiazepoxid

e

Oral 25-100 mg tiap

4-6 jam

Dosis awal dapat

diulangi tiap 2 jam

sampai pasien

tenang; dosis

selanjutnya harus

ditentukan secara

individual dan

dititrasi

Halusinosis

Agitasi parah

Diazepam

Lorazepam

chlordiazepoxid

e

Oral

Oral

Intravena

5-20 mg tiap 4-6

jam

2-10 mg tiap 4-6

jam

0,5 mg/kg pada

12,5 mg/mnt

Berikan sampai

pasien tenang;

dosis selanjutnya

harus ditentukan

secara indivisual

dan dititrasi

Kejang putus Diazepam Intravena 0,15 mg/kg pada

2,5 mg/mnt

Page 17 of 27

Page 18: Gangguan Terkait Alkohol

Delirium

tremens

Lorazepam Intravena 0,1 mg/kg pada

2,0 mg/mnt

2.6.4 Delirium

DSM-IV memiliki kriteria doagnostik untuk delirium intoksikasi alkohol

dalam kategori delirium intoksikasi zat dan kriteria diagnostik untuk delirium

putus alkohol dalam kategori delirium putus zat. Pasien dengan gejala putus

alkohol harus dikenali dengan cermat untuk mencegah perkembangan ke delirium

putus alkohol yang merupakan sindrom putus alkohol yang paling berat, disebut

juga delirium tremens (DTs).1

Delirium putus alkohol merupakan suatu kegawatdaruratan medis yang

dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas yang bermakna. Pasien delirium

sangat berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain karena prilaku yang tidak

dapat diperkirakan. Pasien mungkin akan menyerang atau bunuh diri. Delirium

tremens yang tidak diobati, dapat meningkatkan mortalitas sekitar 20%, biasanya

bersamaan dengan penyakit medis lainnya seperti pneumonia, penyakit ginjal,

insufisiensi hati atau gagal jantung.1

Ciri penting dari sindroma delirium adalah terjadi dalam 1 minggu setelah

seseorang menghentikan minum alkohol. Disamping itu terdapat ciri-ciri berupa :

1. Hiperaktifitas otonomik, seperti takikardia, diaforesis, demam,

kecemasan, insomnia, dan hipertensi

2. Distorsi perseptual, yang paling sering adalah halusinasi visual atau

taktil

3. Fluktuasi tingkat aktivitas psikomotor, rentangnya dari

hipereksitabilitas sampai letargi.1

Kira-kira 5% dari semua pasien yang dirawat di rumah sakit karena

alkoholik mengalami DTs. Episode DTs biasanya mulai pada usia 30-40an setelah

minum berat selama 5-15 tahun.

Page 18 of 27

Page 19: Gangguan Terkait Alkohol

Pengobatan

Pengobatan terbaik untuk DTs adalah pencegahan. Pasien yang putus dari

alkohol yang menunjukkan salah satu fenomena putus alkohol harus mendapatkan

terapi benzodiazepin, seperti chlordiazepoxide 25-50 mg tiap 2-4 jam hingga

pasien lepas dari bahaya. Tetapi jika tanda delirium terlihat, berikan

chlordiazepoxide 50-100 mg tiap 4 jam peroral atau lorazepam intravena jika

medikasi oral tidak memungkinkan.1

Pada pengobatan berikan diet tinggi kalori, tinggi karbohidrat, dan

multivitamin. Pasien dengan DTs jika diikat fisiknya akan berbahaya karena

pasien dapat berontak terhadap pengikatan sampai mengalami kelelahan yang

berbahaya. Jika pasien tidak dapat dikendalikan maka pasien harus ditempatkan

diruangan isolasi. Pasien dapat mengalami dehidrasi yang disebabkan diaforesis

dan demam, hal ini dapat dikoreksi dengan pemberian cairan oral maupun

intravena. Diare, muntah dan anoreksia sering terjadi selama putus alkohol.1

2.6.5 Demensia Menetap akibat Alkohol

Keabsahan demensia akibat alkohol (alcohol-induced persisting dementia)

masih kontroversial, karena beberapa klinisi dan peneliti masih sulit untuk

membedakan antara efek toksik dari penyalahgunaan alkohol dengan kerusakan

sistem saraf pusat akibat nutrisi yang buruk, trauma multipel, dan kerusakan

sistem saraf pusat yang terjadi setelah malfungsi organ tubuh lainnya (hati,

pankreas dan ginjal). Walaupun beberapa penelitian telah menemukan adanya

pembesaran ventrikel dan atrofi kortikal pada seseorang dengan demensia dan

riwayat ketergantungan alkohol, namun penelitian tersebut belum bisa

menjelaskan apa sebenarnya penyebab demensia.1

2.6.6 Gangguan Amnestik Menetap Akibat Alkohol

Page 19 of 27

Page 20: Gangguan Terkait Alkohol

Diagnosis dan gambaran klinis

Kriteria diagnostik untuk gangguan amnestik menetap akibat alkohol

(alcohol-induced persisting amnestic disorder) berada dalam kategori DSM-IV

untuk gangguan amnestik menetap akibat zat.ciri penting gangguan amnestik

menetap akibat alkohol adalah gangguan daya ingat jangka pendek yang

diakibatkan penggunaan alkohol berat dalam jangka waktu yang lama. Gangguan

ini jarang terjadi pada usia dibawah 35 tahun.1

Sindrom wernicke dan korsakoff

Merupakan nama lain dari gangguan amnestik menetap akibat alkohol.

Wernicke (suatu kumpulan gejala akut) dan korsakoff (suatu keadaan kronis).

Apabila sindrom wernicke adalah reversibel dengan pengobatan, hanya 20 persen

pasien dengan sindrom korsakoff yang pulih. Patofisiologi antara kedua sindrom

tersebut adalah defisiensi tiamin, yang disebabkan oleh kebiasaan nutrisional yang

buruk atau masalah malabsorbsi. Tiamin adalah kofaktor bagi beberapa enzim

yang penting, dan juga terlibat dalam konduksi potensial akson disepanjang akson

dan didalam transmisi sinaptik. Lesi neuropatologis adalah simetris dan para

ventrikuler, menganai korpus mamilaris, talamus, hipotalamus, otak tengah, pons,

medula, forniks, dan serebelum.1

Sindrom wernicke, juga disebut ensefalopati alkoholik, adalah suatu

gangguan neurologis akut yang ditandai oleh ataksia (yang mengenai terutama

gaya berjalan), disfungsi vestibuler, konfusi, dan berbagai kelainan pergerakan

bola mata, termasuk nistagmus horizontal, palsi rektus lateralis, dan palsi

pamdandangan mata. Biasaya pandangan okuler tersebut adalah bilateral,

walaupun tidak selalu simetris. Tanda okuler okuler lainnya adalah reaksi

terhadapa cahaya yang lambat dan anisokoria. Sindrom wernicke juga dapat

menghilang secara sepontan dalam beberapa hari atau beberapa minggu, atau

dapat berkembang menjadisindrom korsakoff.1

Sindrom korsakoff adalah hilangnya kemampuan untuk mengingat ingatan

yang baru yaitu hilangnya ingatan jangka pendek. Pasien berdiskusi untuk

mengisi kekosongan tersebut. Ensefalopati wernick merupakan awitan akut

Page 20 of 27

Page 21: Gangguan Terkait Alkohol

(berjam-jam hingga berhari-hari) yang menyebabkan kebingungan global (apati,

disorientasi dan ingatan terganggu), gangguan mata (nistagmus dan

oftalmoplegia) dan ataksia.4

Pengobatan

Stadium dini sindrom wernicke berespons dengan cepat terhadap dosis

tinggi tiamin parentral, yang dianggap efektif dalam mencegah perkembangan

menjadi sindrom korsakoff. Dosis tiamin biasanya dimulai dengan 100 mg peroral

dua sampai tiga kali sehari dan dilanjutkan selama satu sampai dau minggu. Pada

pasien dengan gangguan berhubungan dengan alkohol yang sedang diberikan

larutan glukosa intravena, adalah baik untuk memasukkan 100 mg tiamin dalam

setiap liter larutan glukosa.1

Sindrom korasakoff adalah sindrom amnestik kronis yang dapat mengikuti

sindrom wernicke, dan kedua sindrom tersebut dianggap berhubungan secara

patofisiologi. Ciri utama dari sindrom korsakoff adalah sindrom gangguan mental

(khususnya daya ingat belum lama) dan amnesia anterograd pada seorang pasien

yang sadar dan responsif. Pasien mungkin memiliki atau tidak memiliki gejala

konfabulasi. Pengobatan sindrom korsakoff juga tiamin yang diberikan 100 mg

peroral dua sampai tiga kali sehari; pengobatan harus dilanjutkan selama 3 sampai

12 bulan. sedikit pasien yang berkembang menjadi sindrom korsakoff dapat pulih

secara lengkap, walaupun cukup banyak yang mengalami suatu perbaikan dalam

kemampuan kognitifnya dengan pemberian tiamin dan dukungan nutrisi.1

2.6.7 Gangguan Psikotik Akibat Alkohol

Diagnostik dan gambaran klinis

Kreteria diagnostik untuk gangguan psikotik akibat alkohol (alcohol-

induced psycotik disorder) (sebagai contoh halusinasi dan waham) ditemukan di

dalam kategori DSM-IV tentang gangguan psikotik akibat zat (subtance-induced

psycotic disorder). DSM-IV memungkinkan lebih jauh untuk menentukan onset

(selama intoksikasi atau putus alkohol) dan apakah halusinasi atau waham

Page 21 of 27

Page 22: Gangguan Terkait Alkohol

ditemukan. Istilah untuk halusinasi yang terjadi selama putus alkohol yang

digunakan didalam DSM-III R tetapi tidak lagi digunakan dalam DSM-IV adalah

halusinasi alkohol. Halusinasi yang paling sering adalah auditorik, biasanya

berupa suara-suara, tetapi suara tersebut sering kali tedak terstruktur. Suara-suara

karakteristiknya adalah memfitnah, mencela, atau mengancam. Walaupun

beberapa pasien dilaporkan bahwa suara-suara itu adalah menyenangkan dan tidak

menganggu. Halusinasi biasanya berlangsung selama kurang dari 1 minggu

walaupun selama minggu tersebut gangguan test realitas adalah sering. Setelah

episode, sebagian besar pasien menyadari sifat halusinasi dari gejalanya. 1

Halusinasi setelah putus alkohol dianggap merupakan gejala yang jarang,

dan sindrom adalah beberapa dari delirium putus alkohol. Halusinasi dapat terjadi

pada semua usia, tetapi biasanya berhubungan dengan orang yang telah

melakukan penyalahgunaan alkohol dalam jangka waktu yang lama. Walaupun

biasanya halusinasi menghilang dalam 1 minggu, tapi pada beberapa kasus dapat

menetap. Halusinasi berhubungan dengan putus alkohol harus dibedakan dengan

skizofren yang berhubungan dengan temporal dengan putus alkohol, tidak adanya

riwayat klasik skizofrenia dan halusinasinya biasanya singkat. Halusinasi

berhubungan dengan putus alkohol dibedakan dari DTs oleh karena adanya

sensorium yang jernih pada pasien.1

Pengobatan

Pengobatan halusinasi berhubungan dengan putus alkohol sama dengan

DTs yaitu dengan benzodiazepin, nutrisi yang adekuat, dan cairan jika diperlukan.

Jika regimen gagal dan pada kasus jangka panjang, antipsikotik dapat digunakan.1

2.6.8 Gangguan Berhubungan dengan Alkohol Lainnya

Page 22 of 27

Page 23: Gangguan Terkait Alkohol

Gangguan mood akibat alkohol (alcohol-induced mood disorder). DSM-IV

memungkinkan diagnosis gangguan mood akibat alkohol dengan ciri manik,

depresif atau campuran.1

Gangguan kecemasan akibat alkohol (alcohol-induced anxiety disorder).

DSM-IV memungkinkan diagnosis gangguan kecemasan akibat alkohol. DSM-IV

selanjutnya menganjurkan agar diagnosis menyebutkan apakah gejala merupakan

apakah gejala merupakan kecemasan menyeluruh, serangan panik, gejala obsesif-

kompulsif, atau gejala fobik dan apakah onset selama intoksikasi atau selama

putus alkohol.1

Kriteria diagnostik untuk gangguan berhubungan Alkohol yang tidak ditentukan

Kategori gangguan berhubungan alkohol yang tidak ditentukan adalah gangguan

yang berhubungan dengan pemakaian alkohol yang tidak dapat diklasifikasikan

sebagai ketergantungan alkohol, penyalahgunaan alkohol, intoksikasi alkohol,

putus alkohol, delirium putus alkohol, demensia menetap akibat alkohol,

gangguan psikotik akibat alkohol, gangguan mood akibat alkohol, gangguan

kecemasan akibat alkohol, disfungsi seksual akibat alkohol, atau gangguan tidur

akibat alkohol

Tabel didasarkan dari DSM-IV, Dignostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, ed 4. Hak cipta American Psyciatric Association, Washington 1994.

2.6.9 Sindrom Alkohol Fetal

Data yang jelas menyatakan bahwa wanita hamil atau yang menyusui tidak

boleh minum alkohol. Sindrom alkohol fetal (fetal alcohol syndrome) adalah

akibat terpaparnya janin dengan intoksikasi alkohol in utero saat ibunya minum

alkohol. Sindrom alkohol fetal merupakan penyebab utama retardasi mental di

Amerika Serikat. Adanya alkohol menghambat pertumbuhan intrauterin dan

perkembangan setelah kelahiran. Mikrosefali, malformasi kraniofasial dan defek

tungkai dan jantung sering pada bayi yang terkena intoksikasi alkohol dari ibunya.

Page 23 of 27

Page 24: Gangguan Terkait Alkohol

Perawakan yang pendek saat dewasa dan perkembangan suatu rentan prilaku

maladaptif dewasa juga dihubungkan dengan sindrom alkohol fetal.1

Resiko wanita alkoholik mempunyai anak yang cacat sekitar 35%.

Walaupun kerusakan yang pasti pada janin tidak diketahui, kerusakan tampaknya

sebagai akibat pemaparan intoksikasi utero dengan alkohol atau metabolitnya.

Alkohol mungkin menyebabkan ketidakseimbangan hormonal yang meningkatkan

resiko abnormalitas.1

2.7 PENGOBATAN

2.7.1 Psikoterapi

Psikoterapi memusatkan pada alasan seseorang mengapa minum. Fokus

spesifik adalah dimana pasien minum, dorongan premotivasi dibelakang minum,

hasil yang diharapkan dari minum, dan cara alternatif untuk mengatasi situasi

tersebut. Melibatkan pasangan yang tertarik dan bekerja sama dalam terapi

bersama (conjoint therapy) untuk sekurangnya satu sesion adalah sangat efektif.1

2.7.2 Medikasi

Disulfiram

Disulfiram (antabuse) menghambat secara kompetitif enzim aldehida

dehidrogenase, sehingga biasanya minuman segelaspun biasanya menyebabkan

reaksi toksik karena akumulasi asetaldehida didalam darah. Pemberian obat tidak

boleh dimulai sampai 24 jam setelah minuman terakhir pasien. Pasien harus dalam

kesehatan yang baik, sangat termotivasi, dan bekerja sama. Dokter harus

memberitahukan pasien akibat meminum alkohol saat menggunakan obat dan

selama 2 minggu setelahnya.1

Merekan yang menggunakan alkohol sambil meminum disulfiram 250 mg

setiap harinya akan mengalami kemerahan dan perasaan panas pada wajah, sklera,

Page 24 of 27

Page 25: Gangguan Terkait Alkohol

anggota gerak atas dan dada. Mereka akan menjadi pucat, hipotensif dan mual

juga mengalami malaise yang serius. Pasien juga akan mengalami rasa pusing,

pandangan kabur, palpitasi, sesak dan mati rasa pada anggota gerak. Dengan dosis

lebih dari 250 mg maka dapat terjadi gangguan daya ingat dan konfusi.1

Psikotropika

Obat antiansietas dan antidepresan dapat mengobati gejala kecemasan

pada pasien dengan gangguan terkait alkohol.

2.7.3 Terapi Prilaku

Terapi prilaku mengajarkan seseorang dengan gangguan berhubungan

alkohol untuk menurunkan kecemasan. Latihan ditekankan pada latihan relaksasi,

latihan ketegasan, keterampilan mengendalikan diri, dan strategi baru untuk

menguasai lingkungan. Sejumlah program pembiasaan prilaku (operant

conditioning) membiasakan orang dengan gangguan berhubungan alkohol untuk

memodifikasi prilaku minum mereka atau untuk berhenti minum. Dorongan

berupa hadiah keuangan, kesempatan untuk tinggal dalam lingkungan rawat inap

yang baik, dan jalur untuk memasuki interaksi sosial yang menyenangkan.1

2.7.4 Halfway House

Pemulangan seorang pasien dari rumah sakit sering kali memiliki masalah

penempatan yang serius. Rumah dan lingkungan keluarga lainnya mungkin

menghalangi, tidak mendukung, atau terlalu tidak berstruktur. Halfway house

adalah suatu sarana pengobatan yang penting yang memberikan bantuan

emosional, konseling, dan pengembalian progresif ke dalam masyarakat.1

Page 25 of 27

Page 26: Gangguan Terkait Alkohol

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang

dibentuk dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus

hidroksil dengan atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama.

Kira-kira 85% dari semua penduduk Amerika Serikat pernah

menggunakan minuman yang mengandung alkohol sekurang-kurangnya satu kali

dalam hidupnya.

Penggunaan alkohol memiliki efek terhadap prilaku, efek terhadap otak

dan efek terhadap organ tubuh lain seperti hati, gastrointestinal, muskuloskeletal,

neurologis, obstetri dan kardiovaskular.

Menurut Jellinek membagi progresifitas alkoholisme dalam 3 fase;

1. fase dini

2. fase krusial

3. fase kronis

Pengobatan pada gangguan terkait alkohol meliputi pengobatan sikoterapi

Medikasi yaitu dengan disulfiram yang menghambat secara kompetitif enzim

aldehida dehidrogenase, sehingga biasanya minuman segelaspun biasanya

menyebabkan reaksi toksik karena akumulasi asetaldehida didalam darah.

Pengobatan juga diberikan psikotropika yakni obat antiansietas dan antidepresan

dapat mengobati gejala kecemasan pada pasien dengan gangguan terkait alkohol.

Terapi Prilaku dan Halfway House juga dapat membantu dalam pengobatan

gangguan terkait alkohol.

Page 26 of 27

Page 27: Gangguan Terkait Alkohol

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ.Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 10th ed.

Lippincott Williams and Wilkins: Philadelphia. 2007

2. ABC of Mental Health by Teifion Davies and TKJ Craig : alih bahasa,

Alifa Dimanti, Editor Edisi bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta:

EGC, 2009.

3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders Text Revision, 4th edition. Division and Publication and

Marketing, Washington DC: 2005.

4. Rujukan Cepat Psikiatri by Hibbert Allison, dkk: alih bahasa Rini

Candika, Editor Edisi bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta: EGC,

2009

5. Joewana, Satya, MD. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Penggunaan

Zat Psikoaktif. EGC. Jakarta. 2005.

Page 27 of 27