2444-2437-1-PB (2)

21
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) MELALUI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK HAYATI Doe Mahdin, Moh Ikbal Bahua, Fitriah Jamin ABSTRAK MAHDIN DOE. NIM. 613409018. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata, L.) Pemberian Pupuk Organik Hayati (Dibimbing oleh Mohammad Ikbal Bahua dan Fitria S. Jamin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik hayati dan perlakuan pupuk organik hayati yang terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, yang dimulai pada Bulan April 2013 sampai Bulan Juni 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan. Dosis pupuk organik hayati (petrobio) yang digunakan terdiri atas 5 taraf yaitu: 0, 60, 120, 180, dan 240 kg/ha yang diulang sebanyak tiga kali. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat pengaruh perlakuan pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik hayati pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau berpengaruh nyata pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST untuk semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong, berat 1000 butir, dan berat biji perhektar. Perlakuan pupuk petrobio terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau terdapat pada dosis pupuk P 240 kg/ha. Kata kunci : pupuk organik hayati, pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau

description

dfsf

Transcript of 2444-2437-1-PB (2)

Page 1: 2444-2437-1-PB (2)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMANKACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) MELALUI

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK HAYATI

Doe Mahdin, Moh Ikbal Bahua, Fitriah Jamin

ABSTRAK

MAHDIN DOE. NIM. 613409018. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman KacangHijau (Vigna radiata, L.) Pemberian Pupuk Organik Hayati (Dibimbing olehMohammad Ikbal Bahua dan Fitria S. Jamin).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik hayati danperlakuan pupuk organik hayati yang terbaik pada pertumbuhan dan produksitanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan KabilaKabupaten Bone Bolango, yang dimulai pada Bulan April 2013 sampai BulanJuni 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan limaperlakuan. Dosis pupuk organik hayati (petrobio) yang digunakan terdiri atas 5taraf yaitu: 0, 60, 120, 180, dan 240 kg/ha yang diulang sebanyak tiga kali. Datahasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dandilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat pengaruh perlakuan pupuk organikhayati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian pupuk organik hayati pada pertumbuhan danproduksi tanaman kacang hijau berpengaruh nyata pada umur 14 HST, 28 HST,42 HST, dan 56 HST untuk semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, umurberbunga, jumlah polong, berat 1000 butir, dan berat biji perhektar. Perlakuanpupuk petrobio terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksitanaman kacang hijau terdapat pada dosis pupuk P 240 kg/ha.

Kata kunci : pupuk organik hayati, pertumbuhan dan produksi tanaman kacanghijau

Page 2: 2444-2437-1-PB (2)

PENDAHULUAN

Pada umumnya kacang hijau (Vigna radiata,L) banyak dikonsumsi oleh

masyarakat selain beras, karena tergolong tinggi penggunaannya dalam

masyarakat, maka kacang hijau ini memiliki tingkat kebutuhan yang cukup tinggi.

Dengan teknik budidaya dan penanaman yang relatif mudah budidaya tanaman

kacang hijau memiliki prospek yang baik untuk menjadi peluang usaha bidang

agrobisnis. Kacang hijau ditanam di lahan sawah pada musim kemarau setelah

padi atau tanaman palawija yang lain. Adapun kegiatan dalam budidaya tanaman

semusim secara umum dimulai dari persiapan lahan, penanaman benih, pengairan,

pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan serta

penanganan pasca panen.

Produksi kacang hijau Indonesia tahun 2000 hanya 289.876 ton, sedangkan

tahun 2001 meningkat menjadi 301.000 ton, namun pada tahun 2002 produksi

menurun lagi menjadi 288.089 ton (BPS, 2003). Untuk daerah Sumatera Barat

produktivitas kacang hijau pada tahun 2000 mencapai 1,14 ton/ha menurun

menjadi 1,13 ton/ha pada tahun 2002 (Dinas Pertanian Sumatera Barat, 2003).

Masih rendahnya produksi dan produktivitas yang dicapai petani dalam

pengembangan budidaya kacang hijau disebabkan oleh teknik budidaya yang

belum optimal, pemupukan dan persediaan air kurang memadai, adanya serangan

hama dan penyakit, serta adanya gangguan gulma yang merupakan pesaing dari

kacang hijau. Pengaruh yang merugikan dari gulma terhadap tanaman budidaya

dapat berupa persaingan dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya serta ruang

tempat tumbuh. Kemampuan persaingan antara tanaman dengan gulma

dipengaruhi oleh jenis gulma, kerapatan gulma, saat dan lamanya persaingan,

cara budidaya, dan varietas yang ditanam serta tingkat kesuburan tanah. ( Fitrina,

2005 ).

Kacang hijau (Vigna radiata,L.) merupakan salah satu tanaman

leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah tanaman kedelai dan kacang

tanah. Dalam setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung 345 kal kalori, 22

gram protein, 1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg fosfor,

Page 3: 2444-2437-1-PB (2)

6,7 mg besi, 157 SI vitamin A, 0,64 mg vitamin B 1, 6 mg vitamin C dan 10 g air

(Evita, 1997).

Perkembangan produksi kacang hijau di Provinsi Gorontalo meningkat,

berdasarkan data BPS (2009), yaitu pada tahun 2009 produksi kacang hijau yang

dihasilkan di propinsi Gorontalo sebesar 286 ton/ha, kemudian pada tahun 2010

produksinya menurun yaitu 280 ton/ha, dengan luasan panen dari tahun 2009 –

2010 terjadi peningkatan yakni dari 229 ha menjadi 614 ha.

Pemupukan adalah ilmu yang bertujuan menyelediki tentang zat-zat apakah

yang perlu diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat

tersebut yang terkandung didalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan

perkembangan tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang tinggi.

Oleh karena itulah dalam hal pemupukan (pemberian/penambahan bahan-

bahan/zat-zat kepada kompleks tanah – tanaman untuk memperlengkapi keadaan

makanan/unsur hara dalam tanah yang tidak cukup mengikuti benar-benar

teknologi dan segala ketentuannya yang merupakan hasil penyeledikan bertahun-

tahun dengan memadukan beberapa cabang keilmuan (kimia, botani, fisika, tanah,

mikrobiologi, geologi, mineralogi.

Pupuk hayati bukanlah pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan

kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah. Pupuk hayati

menambahkan nutrisi melalui proses alami, yaitu fiksasi nitrogen atmosfer,

menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan tanaman

melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati

mengandung berbagai mikroba yaitu Azospirillum sp., Azotobacter sp., Rhizobium

sp., Bacillus megaterium, Pseudomonas sp., Bacillus subtilis), Lactobacillus

plantarum, Cellulomonas sp., Saccharomyces cereviceae. (Chusnia, et al.,).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pertumbuhan dan produksi kacang hijau pada perlakuan pupuk

organik hayati ?

2. Pupuk organik hayati manakah yang terbaik mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi kacang hijau ?

Page 4: 2444-2437-1-PB (2)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pertumbuhan dan produksi kacang hijau pada perlakuan pupuk

organik hayati.

2. Mengetahui pupuk organik hayati yang terbaik dalam mempengaruhi

pertumbuhan produksi kacang hijau.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat dijadikan bahan pengambil kebijakan oleh dinas pertanian dalam

program budidaya kacang hijau dengan penggunaan pupuk organik hayati.

2. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam menggunakan pupuk organik

hayati.

3. Menjadi refrensi tambahan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas

Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Universitas Negeri Gorontalo, di bidang

budidaya pertanian dan pemupukan.

1.5 Hipotesis

1. Diduga Pupuk organik hayati berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan

produksi kacang hijau.

2. Terdapat perlakuan pupuk organik hayati yang terbaik dalam mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi kacang hijau.

Page 5: 2444-2437-1-PB (2)

METODELOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dutohe Kecamatan, Kabila Kabupaten,

Bone Bolango. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari Bulan April sampai dengan

Bulan Juni 2013.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah bajak, cangkul, parang,

gembor, meteran, tali rapiah, timbangan, dan sprayer. Sedangkan bahan yaitu

benih kacang hijau (Vima 1), pupuk organik hayati (Petrobio).

Metode Yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari

5 perlakuan dan 3 ulangan. Anjuran umum pemupukan berimbang menggunakan

pupuk petrobio PT. Petrokimia Gresik untuk tanaman kacang hijau adalah 60

kg/ha. Adapun 5 perlakuannya yaitu :

1. K0= Tanpa pupuk (kontrol)

2. K1= Dosis pupuk 60 kg/ha

3. K2= Dosis pupuk 120 kg/ha

4. K3= Dosis pupuk 180 kg/ha

5. K4= Dosis pupuk 240 kg/ha

Variabel Yang Diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tinggi Tanaman (cm). Pengukuran tinggi tanaman menggunakan meteran,

dilakukan dari pangkal batang sampai titik tumbuh. Waktu pengukuran dimulai

umur tanaman 2 minggu setelah tanam sampai memasuki masa generatif.

2. Jumlah Daun (helai). Setelah tanaman berumur 1 minggu di mulai menghitung

jumlah helaian daun yang telah membuka sempurna, daun dibagian atas yang

masih menggulung tidak dihitung.

1. Umur berbunga (hari). Umur berbunga pada saat tanaman berbunga mekar

pada masing-masing petakan dan 60 % tanaman kacang hijau berbunga, yang

diambil satu tanaman contoh.

Page 6: 2444-2437-1-PB (2)

2. Jumlah polong (buah). Jumlah polong dihitung pada akhir penelitian pada

setiap perlakuan.

3. Berat 1000 biji kering (gram). Perhitungan berat 1000 biji kering diambil dari

setiap perlakuan pada akhir penelitian.

4. Berat biji perhektar (kg). Perhitungan berat biji perhektar didasarkan berat biji

pertanaman.

Prosedur Penelitian

Langkah awal sebelum melakukan penelitian yaitu melakukan survey atau

meninjau langsung lokasi penelitian yang akan dijadikan sebagai tempat

penelitian. Tanah yang akan digunakan pada penelitian ini di analisis

dilaboratorium tanah PT. PG Gorontalo Tolangohula. tujuan analisis tanah ini

untuk mengetahui kandungan unsur hara yang tersedia pada tanah. Prosedur

penelitian ini meliputi :

1. Persiapan lahan

Lahan dibersihkan dari sampah dan gulma, kemudian dilakukan pengukuran

luas lahan 13 m x 9 m, plot yang akan dipergunakan yaitu: 2 m x 2 m, jarak antar

perlakuan 50 cm, serta jarak antar ulangan 100 cm. Tanah digemburkan dengan

menggunakan cangkul.

2. Penyediaan benih

Pemilihan benih yang akan ditanam dengan cara melakukan perendaman

benih, benih yang terapung dibuang dan benih yang tenggelam dipakai saat

penanaman.

3. Penanaman

Biji kacang hijau yang akan ditanam sebelumnya telah diseleksi. Jarak

tanam yang digunkan 40 cm x 20 cm dengan 2 butir benih perlubang tanam.

Kedalaman lubang tanam sekitar 2 cm – 3 cm.

Page 7: 2444-2437-1-PB (2)

4. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali dalam satu hari, jika turun hujan tidak

dilakukan.Penyiraman bertujuan agar kelembaban tanah di sekitar daerah

perakaran tetap terjaga dan penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur dua minggu dengan

menggunakan tangan atau alat yang disediakan dilahan dan penyiangan dilakukan

pada sore hari. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh

disekitar tanaman.

c. Pemupukan

Pemberian pupuk untuk tanaman kacang hijau pada saat tanam diberikan

secara tugal.

Tabel 1. Rincian pemberian pupuk petrobio pada saat tanam. Pupuk petrobiokg/ha.

Perlakuan Saat TanamTanpa Pupuk -

K1 60

K2 120

K3 180

K4 240

Tabel 2. Rincian pemberian pupuk petrobio pada saat tanam. pada ukuran setiappetak. Pupuk petrobio g/tanaman.

Perlakuan Saat TanamTanpa Pupuk -

K1 0,48

K2 0,96

K3 1,44

K4 1,99

Page 8: 2444-2437-1-PB (2)

5. Panen

Panen kacang hijau dapat dilakukan secara serempak, ≥ 50% dari populasi

menunjukan kriteria panen. Waktu panen dilakukan pada waktu polong berwarna

cokelat atau hitam dan masih utuh.

6. Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu dimulai dari tanaman berumur 2,4,6,

dan 8 MST, pengamatan meliputi pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, umur

berbunga, jumlah polong, berat 1000 biji, dan berat biji perhektar.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisi secara statistik dengan menggunakan sidik

ragam. Jika perlakuan yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT

taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian.

Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun,

umur berbunga, jumlah polong, berat 1000 butir, berat biji perhektar.

Tinggi tanaman.

Hasil pengamatan tinggi tanaman berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

pertumbuhan tinggi tanaman, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Hijau

perlakuan (kg/ha) Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)14 HST 28 HST 42 HST 56 HST

0 14,03 a 31,94 a 60,2 a 67,44 a60 16,51 b 34,63 b 64,1 b 72,03 b120 17,67 c 37,91 c 66,3 c 75 c180 19,2 d 41,06 d 69,3 d 79,37 d240 20,99 e 43,69 e 70,83 e 82,03 e

BNT 5 % 0,74 1,22 1,36 2,32

Page 9: 2444-2437-1-PB (2)

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada tarafuji 5% terhadap tinggi tanaman kacang hijau

Tabel 3 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 1

Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman untuk Setiap Pengamatan

Jumlah daun

Hasil pengamatan jumlah daun berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

pertumbuhan jumlah daun, baik pada umur 14 HST, 28 HST, terkecuali pada

umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata pada umur 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata jumlah daun Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan(kg/ha) Rata-rata jumlah daun (helai)

14 HST 28 HST 42 HST 56 HST0 5,76 a 12,67 a 16,95 19,43 a

60 6,81 b 13,52 ab 17,81 20,09 b

120 7,57 b 13,86 b 17,52 20,19 b

180 8,65 c 15 c 18,52 20,8 c

240 8,86 c 16 c 19,24 21,57 d

BNT 5 % 0,92 1,52 TN 0,41Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap jumlah daun kacang hijau

0

50

100

Rat

a-ra

ta t

ingg

ita

nam

an (

cm)

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada tarafuji 5% terhadap tinggi tanaman kacang hijau

Tabel 3 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 1

Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman untuk Setiap Pengamatan

Jumlah daun

Hasil pengamatan jumlah daun berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

pertumbuhan jumlah daun, baik pada umur 14 HST, 28 HST, terkecuali pada

umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata pada umur 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata jumlah daun Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan(kg/ha) Rata-rata jumlah daun (helai)

14 HST 28 HST 42 HST 56 HST0 5,76 a 12,67 a 16,95 19,43 a

60 6,81 b 13,52 ab 17,81 20,09 b

120 7,57 b 13,86 b 17,52 20,19 b

180 8,65 c 15 c 18,52 20,8 c

240 8,86 c 16 c 19,24 21,57 d

BNT 5 % 0,92 1,52 TN 0,41Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap jumlah daun kacang hijau

0 60 120 180 240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada tarafuji 5% terhadap tinggi tanaman kacang hijau

Tabel 3 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 1

Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman untuk Setiap Pengamatan

Jumlah daun

Hasil pengamatan jumlah daun berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

pertumbuhan jumlah daun, baik pada umur 14 HST, 28 HST, terkecuali pada

umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata pada umur 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata jumlah daun Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan(kg/ha) Rata-rata jumlah daun (helai)

14 HST 28 HST 42 HST 56 HST0 5,76 a 12,67 a 16,95 19,43 a

60 6,81 b 13,52 ab 17,81 20,09 b

120 7,57 b 13,86 b 17,52 20,19 b

180 8,65 c 15 c 18,52 20,8 c

240 8,86 c 16 c 19,24 21,57 d

BNT 5 % 0,92 1,52 TN 0,41Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap jumlah daun kacang hijau

240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

Page 10: 2444-2437-1-PB (2)

Tabel 4 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

jumlah daun dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Selama Pengamatan

Umur berbunga

Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragam dapat

dilihat pada lampiran . dari analisis sidik ragam diketahui bahwa pupuk organik

berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Hal ini dijelaskan pada Tabel 5 dan

Gambar 3.

Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata –rata umur berbunga (hari)

0 36,33 b

60 36 b

120 34,67 a

180 33,67 a

240 34,33 a

BNT 5 % 1,23Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga kacang hijau.

Tabel 5 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % memberikan hasil tertinggi terhadap umur berbunga dan berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

0102030

Rat

a-ra

ta j

umla

hda

un (h

elai

)

Tabel 4 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

jumlah daun dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Selama Pengamatan

Umur berbunga

Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragam dapat

dilihat pada lampiran . dari analisis sidik ragam diketahui bahwa pupuk organik

berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Hal ini dijelaskan pada Tabel 5 dan

Gambar 3.

Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata –rata umur berbunga (hari)

0 36,33 b

60 36 b

120 34,67 a

180 33,67 a

240 34,33 a

BNT 5 % 1,23Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga kacang hijau.

Tabel 5 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % memberikan hasil tertinggi terhadap umur berbunga dan berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

0 60 120 180 240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

Tabel 4 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

jumlah daun dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Selama Pengamatan

Umur berbunga

Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragam dapat

dilihat pada lampiran . dari analisis sidik ragam diketahui bahwa pupuk organik

berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Hal ini dijelaskan pada Tabel 5 dan

Gambar 3.

Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata –rata umur berbunga (hari)

0 36,33 b

60 36 b

120 34,67 a

180 33,67 a

240 34,33 a

BNT 5 % 1,23Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga kacang hijau.

Tabel 5 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % memberikan hasil tertinggi terhadap umur berbunga dan berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

Page 11: 2444-2437-1-PB (2)

Gambar 3. Rata-rata umur berbunga tanaman kacang hijau selama pengamatan

Jumlah polong

Hasil pengamatan jumlah polong berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

pertumbuhan jumlah polong, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata Jumlah polong Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata-rata jumlah polong (buah)

0 13,05 a

60 13,33 ab

120 13,62 bc

180 13,81 c

240 13,9 c

BNT 5 % 0,37

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyatapada taraf uji 5% terhadap jumlah polong kacang hijau.

Tabel 6 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

32

33

34

35

36

37R

ata-

rata

um

ur b

erbu

nga

(har

i)

Gambar 3. Rata-rata umur berbunga tanaman kacang hijau selama pengamatan

Jumlah polong

Hasil pengamatan jumlah polong berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

pertumbuhan jumlah polong, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata Jumlah polong Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata-rata jumlah polong (buah)

0 13,05 a

60 13,33 ab

120 13,62 bc

180 13,81 c

240 13,9 c

BNT 5 % 0,37

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyatapada taraf uji 5% terhadap jumlah polong kacang hijau.

Tabel 6 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

0 60 120 180 240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

Gambar 3. Rata-rata umur berbunga tanaman kacang hijau selama pengamatan

Jumlah polong

Hasil pengamatan jumlah polong berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

pertumbuhan jumlah polong, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata Jumlah polong Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata-rata jumlah polong (buah)

0 13,05 a

60 13,33 ab

120 13,62 bc

180 13,81 c

240 13,9 c

BNT 5 % 0,37

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyatapada taraf uji 5% terhadap jumlah polong kacang hijau.

Tabel 6 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

240

Page 12: 2444-2437-1-PB (2)

jumlah polong dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau selama pengamatan

Berat 1000 butir

Hasil pengamatan berat 1000 butir berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

produksi berat 1000 butir , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata-rata berat 1000 butir (gram)

0 45,33 a

60 66 b

120 71 b

180 78,33 c

240 88 d

BNT 5 % 5,22Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap berat 1000 butir kacang hijau.

Tabel 7 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

12,5

13

13,5

14

Rar

a-ra

ta j

umla

hpo

long

(bua

h)

jumlah polong dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau selama pengamatan

Berat 1000 butir

Hasil pengamatan berat 1000 butir berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

produksi berat 1000 butir , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata-rata berat 1000 butir (gram)

0 45,33 a

60 66 b

120 71 b

180 78,33 c

240 88 d

BNT 5 % 5,22Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap berat 1000 butir kacang hijau.

Tabel 7 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

0 60 120 180 240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

jumlah polong dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau selama pengamatan

Berat 1000 butir

Hasil pengamatan berat 1000 butir berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

produksi berat 1000 butir , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan (kg/ha) Rata-rata berat 1000 butir (gram)

0 45,33 a

60 66 b

120 71 b

180 78,33 c

240 88 d

BNT 5 % 5,22Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap berat 1000 butir kacang hijau.

Tabel 7 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

Page 13: 2444-2437-1-PB (2)

berat 1000 butir dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Rata-rata berat 1000 butir tanaman kacang hijau selama pengamatan

Berat biji per hektar

Hasil pengamatan berat biji perhektar berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

produksi berat biji per hektar , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata berat biji perhektar Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan(kg/ha) Rata-rata berat biji perhektar (butir)

0363,81 a

60379,99 b

120382,85 b

180391,42 c

240395,71 c

BNT 5 % 7,51Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap berat biji perhektar kacang hijau.

Tabel 8 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

0

50

100

Rat

a-ra

ta b

erat

100

0bu

tir

(gra

m)

berat 1000 butir dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Rata-rata berat 1000 butir tanaman kacang hijau selama pengamatan

Berat biji per hektar

Hasil pengamatan berat biji perhektar berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

produksi berat biji per hektar , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata berat biji perhektar Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan(kg/ha) Rata-rata berat biji perhektar (butir)

0363,81 a

60379,99 b

120382,85 b

180391,42 c

240395,71 c

BNT 5 % 7,51Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap berat biji perhektar kacang hijau.

Tabel 8 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

0 60 120 180 240Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

berat 1000 butir dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Rata-rata berat 1000 butir tanaman kacang hijau selama pengamatan

Berat biji per hektar

Hasil pengamatan berat biji perhektar berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada

produksi berat biji per hektar , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56

HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti

dijelaskan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata berat biji perhektar Tanaman Kacang Hijau.

perlakuan(kg/ha) Rata-rata berat biji perhektar (butir)

0363,81 a

60379,99 b

120382,85 b

180391,42 c

240395,71 c

BNT 5 % 7,51Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada taraf uji 5% terhadap berat biji perhektar kacang hijau.

Tabel 8 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf

α = 5 % menunjukan perlakuan K4 240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap

240

Page 14: 2444-2437-1-PB (2)

berat biji per hektar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Rata-rata berat biji perhektar tanaman kacang hijau selama pengamatan

Pembahasan

Tinggi tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang

Hijau pada 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST berpengaruh nyata, yaitu rata

rata tertinggi pada perlakuan K4 dengan dosis pupuk petrobio 240 kg/ha,

sedangkan rata-rata pertumbuhan kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan

K0 atau kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk organik

petrobio sangat baik digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam

membantu pertumbuhan tinggi tanaman.

Hasil analisis tanah dilokasi penelitian menunjukan bahwa kandungan hara

C organik (1,16) dikategorikan rendah, sehingga dengan pemberian pupuk yang

lebih tinggi yaitu 240 kg/ha unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh

tanaman terpenuhi sehingga dapat menghasilkan tinggi tanaman yang maksimal

atau yang tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Perwita Sari

2010). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan selama usia tanam antara lain umur,

27, 37, 47, dan 57 hari setelah tanam. Hasil analisis pada (Lampiran 13). Anova

(analisis variansi) menunjukkan multi isolat Rhizobium toleran masam yang

dikemas dalam formula pupuk mempunyai pengaruh berbeda terhadap tinggi

340350360370380390400

Rat

a-ra

ta b

erat

bij

ipe

rhek

tar

(but

ir)

berat biji per hektar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Rata-rata berat biji perhektar tanaman kacang hijau selama pengamatan

Pembahasan

Tinggi tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang

Hijau pada 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST berpengaruh nyata, yaitu rata

rata tertinggi pada perlakuan K4 dengan dosis pupuk petrobio 240 kg/ha,

sedangkan rata-rata pertumbuhan kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan

K0 atau kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk organik

petrobio sangat baik digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam

membantu pertumbuhan tinggi tanaman.

Hasil analisis tanah dilokasi penelitian menunjukan bahwa kandungan hara

C organik (1,16) dikategorikan rendah, sehingga dengan pemberian pupuk yang

lebih tinggi yaitu 240 kg/ha unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh

tanaman terpenuhi sehingga dapat menghasilkan tinggi tanaman yang maksimal

atau yang tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Perwita Sari

2010). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan selama usia tanam antara lain umur,

27, 37, 47, dan 57 hari setelah tanam. Hasil analisis pada (Lampiran 13). Anova

(analisis variansi) menunjukkan multi isolat Rhizobium toleran masam yang

dikemas dalam formula pupuk mempunyai pengaruh berbeda terhadap tinggi

0 60 120 180 240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

berat biji per hektar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Rata-rata berat biji perhektar tanaman kacang hijau selama pengamatan

Pembahasan

Tinggi tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang

Hijau pada 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST berpengaruh nyata, yaitu rata

rata tertinggi pada perlakuan K4 dengan dosis pupuk petrobio 240 kg/ha,

sedangkan rata-rata pertumbuhan kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan

K0 atau kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk organik

petrobio sangat baik digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam

membantu pertumbuhan tinggi tanaman.

Hasil analisis tanah dilokasi penelitian menunjukan bahwa kandungan hara

C organik (1,16) dikategorikan rendah, sehingga dengan pemberian pupuk yang

lebih tinggi yaitu 240 kg/ha unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh

tanaman terpenuhi sehingga dapat menghasilkan tinggi tanaman yang maksimal

atau yang tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Perwita Sari

2010). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan selama usia tanam antara lain umur,

27, 37, 47, dan 57 hari setelah tanam. Hasil analisis pada (Lampiran 13). Anova

(analisis variansi) menunjukkan multi isolat Rhizobium toleran masam yang

dikemas dalam formula pupuk mempunyai pengaruh berbeda terhadap tinggi

240

Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)

Page 15: 2444-2437-1-PB (2)

tanaman pada umur 57 hari. Hal ini ditunjukkan oleh uji F bahwa Fhit lebih

besar dari Ftabel, tinggi tanaman tampak berbeda nyata dilihat bahwa lebih besar

dari, berarti ada pengaruh nyata terhadap tinggi kedelai. Sedangkan pada umur 27

dan 37 hari, Fhit lebih kecil dari Ftabel sehingga Kombinasi multi isolat

Rhizobium dan formula pupuk hayati tidak berbeda nyata terhadap tinggi

tanaman.

Menurut Hakim et al., (Dewanto 2013). Dengan Pemberian pupuk organik

dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan sumber

energi dari sebagian besar organisme tanah. Selanjutnya Soepardi, (Hutauruk

2002). Bahan organik yang ditambah ke dalam tanah dapat memberi pengaruh

positif terhadap tanaman melalui berbagai pengaruhnya terhadap perubahan sifat-

sifat tanah secara keseluruhan. Penambahan bahan organik akan menyumbangkan

berbagai unsur hara terutama unsur hara N, P, dan S, hormon pertumbuhan tinggi

tanaman, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan aktivitas

organisme tanah pada semua jenis tanah.

Jumlah daun

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan k4 dengan dosis

pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Jumlah Daun

tanaman Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf α=5% .Pengaruh pupuk

Petrobio pada pertumbuhan Jumlah Daun nampak pada setiap tingakatan

perlakuan dosis pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa

perlakuan pupuk petrobio pada umur 14 HST, 28 HST, berpengaruh nyata,

terkecuali pada umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata

pada umur 56 HST dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan pertumbuhan

Jumlah Daun tanaman sebesar 8,86 cm, 16,00 cm, 19,24 cm, dan 21,57 cm.

Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Yadi Slamet, et

al., 2011). Hasil pengukuran pengaruh pemangkasan dan pemberian pupuk

organik terhadap jumlah daun tanaman mentimun pada umur 15 dan 30 HST dari

hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemangkasan memberikan pengaruh

Page 16: 2444-2437-1-PB (2)

sangat nyata terhadap jumlah tanaman pada umur 15 dan 30 HST dan sedangkan

pemberian pupuk organik ber- pengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman

umur 30 HST sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata

terhadap jumlah daun tanaman umur15dan 30 HST. Hasil uji BNT 0,05 (Tabel 4)

menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman mentimun umur 15 HST tertinggi

diperoleh pada perlakuan pemangkasan 2 daun dan 2 cabang (P2) sebesar 13,83

cm, berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 1 daun dan 1 cabang (P1)

sebesar 12,89 cm dan tanpa pemangkasan (P0) sebesar 11,42 cm. Sementara itu,

jumlah daun tanaman mentimun umur 30 HST ter- tinggi diperoleh pada

perlakuan pada perlakuan pe- mangkasan 2 daun dan 2 cabang (P2) sebesar 17,17

cm, berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 1 daun dan 1 cabang (P1)

sebesar 16,00 cm dan tanpa pemangkasan (P0) sebesar 14,20 cm.

Kuswandi (Nerty Soverda et al., 2010). Dengan meningkatnya jumlah

klorofil dan jumlah daun yang terbentuk maka proses fotosintesis berjalan dengan

baik dan fotosintat yang dihasilkan akan lebih tinggi maka pertumbuhan pun

semakin baik. Dengan demikian peningkatan laju pertumbuhan tanaman akan

cenderung menghasilkan bobot kering pupus tanaman yang lebih banyak.

Selanjutnya Gardner, et al., (Nerty Soverda et al., 2010). menyatakan bahwa

untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman yang maksimal harus terdapat

cukup banyak daun dalam tajuk untuk menyerap sebagian besar radiasi matahari

jatuh keatas tajuk tanaman yang digunakan untuk proses fotosintesis.

Umur berbunga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K4 dengan dosis

pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Umur berbunga tanaman

Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf α=5% . Pengaruh pupuk

Petrobio pada pertumbuhan Umur berbunga nampak pada setiap tingakatan

perlakuan dosis pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa

perlakuan pupuk Petrobio dengan dosis 240 kg/ha menghasilkan rata-rata waktu

Umur berbunga sebesar 34,33.

Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari Nerty Soverda et

al., (2010). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dan uji Lanjut BNT pada taraf

Page 17: 2444-2437-1-PB (2)

5 % menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk hayati tidak memberikan

pengaruh yang berbeda nyata terhadap umur berbunga. Namun, dari hasil

pengamatan sebagian besar tanaman kedelai mulai berbunga ada umur 32 HST.

Menurut Gardner, et al. (1991) bahwa tanaman kedelai termasuk peka

terhadap perbedaan panjang hari, khususnya pada saat pembentukan bunga.

Proses pembentukan bunga dikendalikan oleh faktor lingkungan, terutama

fotoperiode dan temperatur, maupun oleh faktor genetik atau internal, terutama

pengatur pertumbuhan, hasil fotosintesis, dan pasokan nutrisi dan mineral

(misalnya, nitrogen).

Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh

pada tangkai ketiak daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan

bunga (Adisarwanto, 2006).

Jumlah polong

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K4 dengan dosis

pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Jumlah polong tanaman

Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf α=5%. Pengaruh pupuk Petrobio

pada pertumbuhan Umur berbunga nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis

pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk

Petrobio dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan Jumlah polong sebesar

13,90.

Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari Perwita Sari

(2010). menunjukkan ada perbedaan terhadap jumlah polong isi pada pemberian

pupuk hayati rhizobium. Hampir semua perlakuan sama tinggi kecuali perlakuan

B2 (Multi isolat rhizobium ILeTRIsoy 3 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo

(bentuk pelet) cenderung terendah dan tanaman tertinggi diperoleh perlakuan A3

(Multi isolat rhizobium ILeTRIsoy 4) serta perlakuan D3 (Multi isolat rhizobium

ILeTRIsoy 4 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo (tidak dalam bentuk pelet).

Ridho et al., (1998). Menjelaskan 73 pemberian inokulasi Rhizobium yang

berperan dalam merangsang terbentuknya nodul, nodul membantu penyediaan

unsur N dan unsur ini memicu pembentukan protein dan protoplasma serta

klorofil yang pada akhirnya mampu membantu proses pembentukan polong.

Page 18: 2444-2437-1-PB (2)

Selain itu formula pupuk yang diberikan pada saat tanam dan saat berbunga

membantu pertumbuhan pada saat vegetatif dan fase generatif (pembentukan

polong isi dan pembentukan biji), karena Rhizobium dapat mengikat nitrogen

yang berfungsi sebagai penyusun protoplasma, molekul klorofil, asam nukleat dan

asam amino penyusun protein (Ashari, 2006).

Berat 1000 butir

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K4 dengan dosis

pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Berat 1000 Biji tanaman

Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf α=5%. Pengaruh pupuk Petrobio

pada Berat 1000 Biji nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis pupuk

petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk Petrobio

dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan Berat 1000 Biji sebesar 88,00 g.

Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Esrita 2007).

perlakuan pemberian organik padat tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

polong pertanaman dan bobot 1000 biji, diduga disebabkan kandungan unsur hara

pada pupuk dasar yang digunakan belum mencukupi untuk kebutuhan

pertumbuhan tanaman kacang hijau.

Berat kering biji yang dihasilkan dari setiap perlakuan memiliki efektifitas

yang sama, ini membuktikan bahwa rhizobium mampu menangkap N2 bebas dan

menyediakannya bagi kebutuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan Sutanto (2002)

koloni bakteri Rhizobium bersimbiosis dengan akar tanaman legum membentuk

nodul yang berperan dalam penangkaan nitrogen. Rhizobium mampu mencukupi

80 % kebutuhan nitrogen tanaman legum dalam meningkatkan produksi antara 10

– 25 %. Sehingga keberadaan pupuk kimia dapat digantikan dengan pupuk hayati

multi – isolat Rhizobium toleran masam.

Berat biji per hektar

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K4 dengan dosis

pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Berat biji perhektar

tanaman Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf α=5%. Pengaruh pupuk

Petrobio pada Berat biji perhektar nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis

Page 19: 2444-2437-1-PB (2)

pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menunjukan bahwa perlakuan pupuk

Petrobio dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan Berat biji perhektar sebesar

395,71 kg/ha.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pemberian pupuk organik hayati pada pertumbuhan dan produksi tanaman

kacang hijau berpengaruh nyata pada umur 14, 28, 42, dan 56 HST untuk

semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong,

berat 1000 biji, berat biji perhektar.

2. Perlakuan pupuk organik hayati terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang hijau yakni terdapat pada pemberian dosis pupuk

organik hayati 240 kg/ha.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka pada

penelitian ini, disarankan sebagai berikut :

1. Penggunaan pupuk organik hayati oleh petani diupayakan agar menggunakan

dosis pupuk sebesar 240 kg/ha untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki

pertumbuhan tanaman kacang hijau.

2. Melalui usaha penyuluhan pertanian penggunaan pupuk organik hayati pada

tanaman kacang hijau dapat disosialisasikan kepada petani.

3. Hasil penelitian ini diupayakan dapat menambah informasi tentang budidaya

kacang hijau di Provinsi Gorontalo.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pupuk organik

hayati dengan kombinasi pupuk anorganik lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan pusat statistik.2009.Gorontalo dalam Angka. BPS Gorontalo.

Chusnia W, Tini Surtiningsih, dan Salamun 2012 : 2. “Kajian aplikasi pupukhayati dalam meningktakan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang

Page 20: 2444-2437-1-PB (2)

hijau (vigna radiata L) pada polybag”. Jurnal :Dipublikasikan programS1 biologi, depertemen biologi, fakultas sains dan teknologi, UniversitasAirlangga, Surabaya 2012.

Dewanto F.G, J.J.M.R.Londok, R.A.V. Tuturoo, dan W. B. Kaunang, Januari2013 : 6. “pengaruh pemupukan organik dan anorganik terhadapproduksi tanaman jagung sebagai isu sumber pakan”. JURNAL :Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115. JurnalZootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 2013

Esrita, desember 2006 – februari 2007 : 49. “Respon tanaman kacang hijau(Vigna radiata L) terhadap pupuk organik lengkap.”JURNAL :Dipublikasikan Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2007.

Evita, 2007 : 5. “Pengaruh beberapa dosis kompos sampah kota terhadappertumbuhan dan hasil kacang hijau”. Jurnal agronomi, 13 No. 2, Juli –Desember 2009.

Fitrina, 2005 : 2 Pengaruh Kerapatan Awal Umbi Teki (Cyperus rotundus L.) danDosis Pupuk K Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau(Phaseolus radiatus L.) Artikel : Instansi Badan Bimas KetahananPangan Provinsi Sumatera Barat Jalan Raden Saleh No. 4 Padang.

Hasanudin, 2012. “Pemberian liquid sludge kelapa sawit dan pupuk SP-36terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (vigna radiata,L)”.SKRIPSI : Dipublikasikan Fakultas Pertanian Universitas Islam RiauPekanbaru 2012.

Hutauruk Sixtus dan Benedicta L, juni – november 2002 : 156. “pertumbuhan danproduksi tanaman bunga matahari (Heliantus annuus L) pada topsoilbeberapa jenis tanah yang diberi dua taraf perlakuan bahan organik”.Fakultas Pertanian, Universitas Katolik St Thomas SU, di DesaTanjungsari, Kecamatan Tuntungan.

Rachmat, S 2011 belajar bertani.http://blajartani.blogspot.com/2011_04_01_archive.html 2 april 2013

Perwita. S. 2010 : 54-55. “Efektivitas beberapa formula pupuk hayati Rhizobiumtoleran masam pada tanaman kedelai ditanah masam ultisol.” SKRIPSI: Dipublikasikan Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan TeknologiUniversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang 2010.

Soverda, N. dan Tiur Hermawati 2010 : 10. “respon tanaman kedelai (Glycinemax (L) merill terhadap pemberian berbagai konsentrasi pupuk hayati”.JURNAL : Dipublikasikan, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

Page 21: 2444-2437-1-PB (2)

Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat –Jambi, 36361

Sutedjo M.M, 2010. Pupuk dan cara pemupukan.Cet 8 Rineka cipta : Jakarta

Syafrina, S. 2009 : 16-17 “Respon pertumbuhan dan produksi kacang hijau(vigna radiata L) pada media sub soil terhadap pemberian beberapajenis”. SKRIPSI : Dipublikasikan fakultas pertanian universitas sumaterautara medan 2009.

Wahyuni, S.R, Titiek Islami, Husni Thamrin Sebayang, dan Budi HariyonoDesember 2008 hingga April 2009 : 2. “pengaruh pupuk hayati petrobiodan pupuk N, P, K pada pertumbuhan awal tanaman jarak pagar(Jatropha curcas L.)”. Jurnal : Dipublikasikan Alumni Jurusan BudidayaPertanian, Fakultas Pertanian Unibraw, Dosen Jurusan BudidayaPertanian, Fakultas Pertanian Unibraw, Peneliti Balai PenelitianTanaman Tembakau dan Serat Balittas.

Wangiyana W, narita amni rosadi, dan farida, 2012 : 22. “pertumbuhan dan hasildua varietas kedelai (Glycine max (L) meriil) beberapa kombinasi pupukhayati dan organik dilahan sawah entisol lombok barat”. JURNAL :Dipublikasikan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas PertanianUniversitas Mataram, Fakultas Pertanian Universitas Naudhlatul Wathan,Mataram. Agroteksos Vol 22 No 1. April 2012.

Yadi S, La karimuna, dan Laodesa baruddin 2011 : 111. “Pengaruh pemangkasandan pemberian pupuk organik terhadap Produksi tanaman mentimun(Cucumissativusl.) JURNAL : Dipublikasikan Alumni Program StudiAgronomi Pasca Sarjana Unhalu, Dosen Program Studi AgronomiProgram Pasca Sarjana Unhalu 2011.