234 5 27 28 oMar 0 Sepal~Bola~APB -...

2
~ibunJabar o Senin 0 Se/asa o Minggu o Rabu o Kamis 0 Jumat Sabtu 234 5 17 18 @ 20 6 7 21 22 8 9 10 11 23 24 25 26 12 13 27 28 14 15 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags ONov ODes OSep OOkt Sepal~Bola~ APB dan Lumpuhny Penegal~anHul~u MEMBACA salah satu be- rita di Harian Tribun Jabar beberapa waktu lalu, ada hal yang membuat penulis sedikit tergelitik, terkait berita mengenai akan ter- bitnya Peraturan Perne- rintah pada tahun 2012 yang akan melarang peng- gunaan dana APBD untuk membiayai klub sepakbola dan mulai berlaku efektif pada 2013.Hal ini menun- jukkan bahwa pemerintah telah lalai dan alpa, karena sesungguhnya peraturan perundang-undangan yang melarang pengguna- an dana APBDkepada klub sepakbola telah ada sejak 2005 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 58 Ta- hun 2005 Tentang Penge- lolaan Keuangan Daerah, yang diperkuat oleh Pera- turan Menteri Dalam Ne- geri Nomor 13Tahun 2006 Tentang Pedoman Penge- lolaan Keuangan Daerah. Peraturan tersebut ak- hirnya direvisi menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No- mor 59 Tahun 2007. Esen- sinya adalah pelarangan untuk mengalokasikan da- na hibah dan bantuan sosial secara berulang setiap ta- hunnya kepada penerima yang sama. Dan, dalam hal ini pelanggaran hukum telah terjadi setiap tahun karena klub-klub sepak- bola peserta liga Indonesia selalu mendapat kucuran dana dari kedua pos terse- but pada setiap tahunnya. Lalu bagaimana en a- podium OLEH: EKONOER KRISTlYANTO Mahasiswa 52 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Kepala Biro Litbang Keluarga Bobotoh Unpad wasan dan pengimplemen- tasian peraturan perun- dang-undangan yang me- ngatur hal tersebut selama ini?Jawabannya adalah nol besar! Pasca terbitnya Per- mendagri 13Tahun 2006di masa menteri dalam negeri dijabat oleh Maarif, me- mang banyak para kepala daerah (yang pada saat itu menjabat pula sebagai ke- tua umum klub sepakbola didaerahnya) menjadi gu- sar dan cemas karena jika tetap mengucurkan dana untuk klub sepakbola.Kon- sekuensinya adalah berha- dapan dengan hukum, ma- ka dilakukanlah sebuah pertemuan di Tangerang pada 29Januari 2007yang dihadiri oleh para kepala daerah yang mewakili 22 klub sepakbola peserta liga Indonesia (berita HU Pi- kiran Rakyat tanggal 30 [anuari 2007haI.16). Tekanan dan "perlawan- an" pun dilakukan. Para kepala daerah mendesak agar dilakukan kembali revisi terhadap Perrnen- dagri nomor 13Tahun 2006 (yang pada saat itu sudah direvisi menjadi Perrnen- dagri Nomor 59 Tahun 2007), karena meski lebih kompromis namun Per- mendagri yang direvisi pada masa kepemimpinan menteri dalam negeri Mar- diyanto ini masih cukup tegas dalam melarang pengalokasian dana hibah dan bantuan sosial secara berulang. Inkonsistensi pemerintah pasca terbitnya Perrnen- dagri Nomor 13Tahun 2006 dimulai ketika diterbit- kannya Surat Departemen Dalam Negeri omor 903/ 187/SJ.Suratituberisipenje- lasan dukungan pendanaan untuk klub sepak bola me- lalui APBD tahun 2007. Sikap plinplan tak hanya dilakukan Depdagri. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) idem ditto, dengan menge- luarkan surat bernornor 40/S/XN.ll/02/2007. Ke- dua surat dari lembaga pusat yang "ditakuti" pe- merintah daerah (pemda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)itu, IUlpID. Humaa ODpad 2011 1

Transcript of 234 5 27 28 oMar 0 Sepal~Bola~APB -...

Page 1: 234 5 27 28 oMar 0 Sepal~Bola~APB - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/tribunjabar... · ~ibunJabar oSenin 0Se/asa oRabu oKamis 0Jumat • Sabtu o Minggu

~ibunJabaro Senin 0 Se/asa o Mingguo Rabu o Kamis 0 Jumat • Sabtu

234 517 18 @ 20

6 721 22

8 9 10 1123 24 25 26

12 1327 28

14 1529 30 31

OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags ONov ODesOSep OOkt

Sepal~Bola~APBdan LumpuhnyPenegal~anHul~u

MEMBACA salah satu be-rita di Harian Tribun Jabarbeberapa waktu lalu, adahal yang membuat penulissedikit tergelitik, terkaitberita mengenai akan ter-bitnya Peraturan Perne-rintah pada tahun 2012yang akan melarang peng-gunaan dana APBD untukmembiayai klub sepakboladan mulai berlaku efektifpada 2013.Hal ini menun-jukkan bahwa pemerintahtelah lalai dan alpa, karenasesungguhnya peraturanperundang-undanganyang melarang pengguna-an dana APBDkepada klubsepakbola telah ada sejak2005 melalui PeraturanPemerintah Nomor 58 Ta-hun 2005 Tentang Penge-lolaan Keuangan Daerah,yang diperkuat oleh Pera-turan Menteri Dalam Ne-geri Nomor 13Tahun 2006Tentang Pedoman Penge-lolaan Keuangan Daerah.Peraturan tersebut ak-

hirnya direvisi menjadiPeraturan Menteri DalamNegeri (Permendagri) No-mor 59 Tahun 2007. Esen-sinya adalah pelaranganuntuk mengalokasikan da-na hibah dan bantuan sosialsecara berulang setiap ta-hunnya kepada penerimayang sama. Dan, dalam halini pelanggaran hukumtelah terjadi setiap tahunkarena klub-klub sepak-bola peserta liga Indonesiaselalu mendapat kucurandana dari kedua pos terse-but pada setiap tahunnya.Lalu bagaimana en a-

podium

OLEH:EKONOER

KRISTlYANTOMahasiswa 52 Fakultas

Hukum UniversitasPadjadjaran, Kepala Biro

Litbang KeluargaBobotoh Unpad

wasan dan pengimplemen-tasian peraturan perun-dang-undangan yang me-ngatur hal tersebut selamaini?Jawabannya adalah nolbesar! Pasca terbitnya Per-mendagri 13Tahun 2006dimasa menteri dalam negeridijabat oleh Maarif, me-mang banyak para kepaladaerah (yang pada saat itumenjabat pula sebagai ke-tua umum klub sepakboladidaerahnya) menjadi gu-sar dan cemas karena jikatetap mengucurkan danauntuk klub sepakbola. Kon-sekuensinya adalah berha-dapan dengan hukum, ma-ka dilakukanlah sebuahpertemuan di Tangerangpada 29 Januari 2007yang

dihadiri oleh para kepaladaerah yang mewakili 22klub sepakbola peserta ligaIndonesia (berita HU Pi-kiran Rakyat tanggal 30[anuari 2007haI.16).Tekanan dan "perlawan-

an" pun dilakukan. Parakepala daerah mendesakagar dilakukan kembalirevisi terhadap Perrnen-dagri nomor 13Tahun 2006(yang pada saat itu sudahdirevisi menjadi Perrnen-dagri Nomor 59 Tahun2007), karena meski lebihkompromis namun Per-mendagri yang direvisipada masa kepemimpinanmenteri dalam negeri Mar-diyanto ini masih cukuptegas dalam melarangpengalokasian dana hibahdan bantuan sosial secaraberulang.Inkonsistensi pemerintah

pasca terbitnya Perrnen-dagri Nomor 13Tahun 2006dimulai ketika diterbit-kannya Surat DepartemenDalam Negeri omor 903/187/SJ.Surat ituberisipenje-lasan dukungan pendanaanuntuk klub sepak bola me-lalui APBD tahun 2007.Sikap plinplan tak hanyadilakukan Depdagri. BadanPemeriksa Keuangan (BPK)idem ditto, dengan menge-luarkan surat bernornor40/S/XN.ll/02/2007. Ke-dua surat dari lembagapusat yang "ditakuti" pe-merintah daerah (pemda)dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD)itu,

IUlpID. Humaa ODpad 2011

1

Page 2: 234 5 27 28 oMar 0 Sepal~Bola~APB - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/tribunjabar... · ~ibunJabar oSenin 0Se/asa oRabu oKamis 0Jumat • Sabtu o Minggu

malah mengesahkan peng-gunaan dana untuk klubsepak bola selama tahunanggaran 2007. Pemerintahdi daerah pun bisa leluasameneruskan perannya se-bagai "sponsor" alias pe-nyandang dana klub sepakbola.

Penyiasatan HukumPada musim kompetisi

2009, Liga Super Indonesiamengklaim wajah profe-sionalnya, dan sebagaikonsekuensinya maka selu-ruh klub sepakbola diwa-jibkan untuk berbadanhukum yang kelak diharap-kan mampu mandiri danmenghidupi klub tanpaketergantungan APBD, be-berapa klub mulai berulahdan "pura-pura bodoh".Banyak di antara klub-klubpeserta yang berubah seba-gai badan hukum namundalam bentuk yayasan agarlebih fleksibel dalam mene-rima dana bantuan daripemerintah. Tentu saja initidak sesuai dengan eks-pektasi awal, karena yangdiharapkan adalahbadan hukumberben-tuk Per-seroanTer-batas(P T)sesuaiUUNo-mor 40Tahun2007

Tentang Perseroan Ter-batas.

Tidak hanya "pura-purabodoh" dalam menentukanbentuk badan hukum yangdipilih, beberapa klub punberupaya melakukan pe-nyiasatan agar tetap me-nikrnati dana APBD, cara-nya adalah melalui tanganketiga yaitu KONI. Dalamartian dana APBD yangbiasa diterima langsung

. oleh klub terlebih dahulu

dialokasikan kepada KONIsesuai denagn aturan danprosedur yang berlaku, dandari KONI inilah kucurandana APBD tetap merekaterima.

Seiring bertambahnyausia Liga Super Indonesia,beberapa klub mulai mam-pu mandiri dan tidak meng-gantungkan nasib kepadaAPBD, namun itu tidakbanyak dan tidak sampaisepertiga kontestan Liga In-donesia. Klub-klub mandiriitu di antaranya PersibBandung, Arema Indonesiadan Pelita Jaya. Sedangkanbelasan lainnya masih terusmenyusu dana APBD danjumlah dana yang merekaterima tetapbesar, men-capai puluhanmiliar, seakanbersaing de-ngan dana ke-sehatan danpendidikanyang jauh le-bih diper- .

lukan oleh jutaan anak dinegeri ini. Sungguh ironis,pelanggaran hukum ber-langsung setiap tahunnyasementara pemerintah pu-sat hingga daerah seolahtutup mata.

Sebenarnya persoalanpenggunaaridana APBDoleh klub sepakbola initidak hanya sebatas beru-langnya pengalokasian da-na melalui pos hibah, na-mun juga telah terjadinya

/",f _

indikasi korupsi yang sa-ngat nyata, terkait tidakjelasnya pertanggungja-waban keuangan klub-klubpengguna, tidak transpa-rannya penggunaan dana,mark up nilai kontrak pe-main, dan sebagainya. Dandalam hal ini satu bukti pal-ing nyata telah terkuak dantengah ramai dibicarakanterkait kasus didakwanyaman tan manajer PersisamPutra Samarinda Aidil Fitriatas dugaan korupsi, ketikayang bersangkutan men-jabat sebagai manajer Per-sisam beberapa musimyang lalu.

Maka tentu saja cukupmenggelikan ketika KPKdan pihak-pihak terkaitbaru bicara mengenai ren-cana akan diterbitkannyaPeraturan Pemerintah ter-kait masalah ini dan itupun"baru akan efektif berlalu 2(dua) tahun lagi karenasesungguhnya selama initelah ada peraturanperundang-undanganyang mengaturnya. Ar-gumen-argumen me-ngenai masa transisi

pun rasanya terlalu klise,karena masa itu telah di-

mulai sejak lama, yaituketika diterbitkannya Per-mendagri Nomor 13 Tahun2006 pada lima tahun

yang lalu. Alih-alihmenegakkan atur-

an, kini

pemerin-tah justru

terkesan me-restui pelanggaran

hukum untuk berlan-jut 2 tahun lagi. ltupun

jika semua pihak benar-benar konsekuen langsungpatuh melaksanakan Per-aturan Pemerintah yang

.akan dibuat kelak.Kerena yang kita butuh-

kan adalah itikad baik sertakemauan dan keberanianpara pemimpin dalam me-negakkan aturan yang telahdibuat dan disepakati, jikatidak, maka puluhan PP,DU ataupun peraturan lain-nya hanya akan menjaditeks yang tidak perlu dita-kuti. (*)