23. PINGSAN (SINCOPE)

7
PINGSAN ( SINCOPE) Definisi Sinkope merupakan keadaan yang mendadak, hilangnya kesadaran ringan karena gangguan sirkulasi serebral transient, karena berbagai sebab, bisaanya terjadi tanpa adanya penyakit organik atau serebrovaskular. Perhatian Banyak kemungkinan penyebab sinkope namun yang paling sering sesuai dengan evidence yang telah dipublikasikan antara lain: 1. Cardiac (4-25%) 2. Vasodepresor vasovagal (8-37%) 3. Hipotensi ortostatik (4-10%) 4. Sinkope karena buang air kecil (1-2%) 5. Hipoglikemi (2%) 6. Etiologi Tidak diketahui (13-41%) Lihat gambar 1 untuk mengetahui penyebab sinkope Kehilangan darah merupakan sinkop yang mengancam jiwa. Kemungkinan perdarahan GIT harus dicari pada semua pasien. Pada pasien wanita yang memiliki kemampuan untuk hamil, pertimbangkan kehamilan ektopik. Pencarian penyebab sinkope jangan diteruskan jika hipotensi postural talah ditemukan. Penatalaksanaan Awal Pada Pasien Sinkope Pada setting rumah sakit, kasus tersebut bisaanya diperiksa melalui triage lebih dahulu. Pasien harus dipindahkan ke area critical care jika parameter ditemukan tidak stabil. Pasien yang stabil dapat diistirahatkan pada area intermediate care. Pasien harus dimonitoring nadinya, tekanan darah dan irama jantungnya. ABC pasien harus cepat diperiksa dan oksigen aliran lambat melalui nasal prong harus diberikan.

description

d

Transcript of 23. PINGSAN (SINCOPE)

Page 1: 23. PINGSAN (SINCOPE)

PINGSAN( SINCOPE)

DefinisiSinkope merupakan keadaan yang mendadak, hilangnya kesadaran ringan karena gangguan sirkulasi serebral transient, karena berbagai sebab, bisaanya terjadi tanpa adanya penyakit organik atau serebrovaskular.

Perhatian Banyak kemungkinan penyebab sinkope namun yang paling sering sesuai dengan

evidence yang telah dipublikasikan antara lain:1. Cardiac (4-25%)2. Vasodepresor vasovagal (8-37%)3. Hipotensi ortostatik (4-10%)4. Sinkope karena buang air kecil (1-2%)5. Hipoglikemi (2%)6. Etiologi Tidak diketahui (13-41%)Lihat gambar 1 untuk mengetahui penyebab sinkope

Kehilangan darah merupakan sinkop yang mengancam jiwa. Kemungkinan perdarahan GIT harus dicari pada semua pasien. Pada pasien wanita yang memiliki kemampuan untuk hamil, pertimbangkan kehamilan ektopik.

Pencarian penyebab sinkope jangan diteruskan jika hipotensi postural talah ditemukan.

Penatalaksanaan Awal Pada Pasien Sinkope Pada setting rumah sakit, kasus tersebut bisaanya diperiksa melalui triage lebih

dahulu. Pasien harus dipindahkan ke area critical care jika parameter ditemukan tidak stabil. Pasien yang stabil dapat diistirahatkan pada area intermediate care.

Pasien harus dimonitoring nadinya, tekanan darah dan irama jantungnya. ABC pasien harus cepat diperiksa dan oksigen aliran lambat melalui nasal prong

harus diberikan. Jalur iv harus dipertimbangkan, terutama parameter awal dari pasien tidak normal

atau ada kecurigaan bahwa penyebabnya adalah karena masalah jantung atau kehilangan volume (contoh hemorrhage/perdarahan)

Pemeriksaan pasien Riwayat yang lengkap sulit untuk didapatkan karena sering sekali pasien lupa

kejadian yang dialaminya. Juga sulit untuk membedakan secara bersamaan antara kejadian syncopal dari kejang (tabel 1).

Pemeriksaan fisik yang penting untuk evaluasi sinkope adalah :1. Tanda kehilangan darah : pucat, takikardi, tekanan darah pada posisi berdiri

atau berbaring.2. Tingkat kesadaran pasien : jika mengantuk, pikirkan keadaan post ictal,

perdarahan subarachnoid, atau hipoglikemi.

Page 2: 23. PINGSAN (SINCOPE)

3. pemeriksaan kardiovaskular untuk abnormalitas ritme jantung, murmur, dan gejala gagal jantung.

4. Carotid bruit mungkin mengindikasikan adanya TIA sebagai penyebab5. Bukti adanya defisit neurologi, mengindikasikan adanya keadaan iskemik.6. pemeriksaan rectum untuk mencari adanya darah

Tekanan Darah harus dilakukan pada semua pasien. Harus dilakukan dengan cara sebagai berikut :1. 2 orang diperlukan (untuk mencegah pasien dari jatuh)2. periksa tekanan darah posisi berbaring dan nadi setelah 10 menit posisi

berbaring 3. Pasien berdiri selama 2 menit4. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dan nadi5. Jika pasien tidak dapat melakukannya, lakukan pemeriksaan sambil duduk,

dengan posisi kaki tergantung dibawah kursi.6. Definisi hipotensi posturtal : penurunan pada SBP > 20 mmHg atau

peningkatan PR >20x/menit.

Page 3: 23. PINGSAN (SINCOPE)

Gambar 1 : Penyebab Sinkope

Disritmia

Cth: mixturition, defekasi

Cth: VT paroksismal, VF

Cth: serangan stokes-Adams

Cth: stenosis aorta, kardiomiopati obstruktif

hipertropik

Tamponade perikardial

Cth: Infark Miokard Akut

Cth: rupture Kehamilan ektopik, aortic dissection, heat stroke

Cth: Diuretik, prazosin, fenotiazine

Cth: diabetes mellitus

Cth: TIA, SAH, kejang

Cth: emboli paru, suclavian steal syndrome, aortic arch

syndrome

Cth: hipoglikemi, hipokalsemi, intoksikasi

Vasovagal

Takikardi

Bradikardi

Obstruksi aliran ventricular kiri

Pengisian ventricular yang inadekuat

Effort syncope

Fungsional

Kehilangan cairan

Obat-obatan

Kardiak

Neuropatik otonomik

Primer

Sekunder (vascular)

Serebral

Bradikardi

Reaksi vasodepressor

Sindrom hipersensitivitas

sinus karotid

Neurogenik

Metabolik

Hipotensi ortostatik

Sinkope

Page 4: 23. PINGSAN (SINCOPE)

Tabel 1 : Diagnosa Banding Sinkope

Kejang SinkopePosisi pasien

Warna pasien

Onset

Gerakan tonik-klonik dengan buka-tutup mata, lidah tergigitPeriode Tidak sadarInkontinensia UrinKembalinya kesadaranSequele

Perkataan berulang secara tidak sadar pada individu muda

Posisi apapun

Mungkin tidak berhenti, walaupun mungkin tidak ada sianosisDengan aura, luka akibat jatuh sering terjadi

Sering

Lebih lamaSeringLambatKebingungan mental, sakit kepala, mengantuk, dan nyeri otot sering terjadiMungkin ada

Jarang pada posis berbaring kecuali pada Stokes-Adams attackPucat

Tanpa aura, injury akibat jatuh jarang terjadi. Namun, lebih sering untuk mengalami pengeluaran keringat atau nausea sebelum kejadian.Sering tidak ada walaupun ada aktivitas seperti kejang klonik ringan dapat mengikuti episode pingsanLebih singkatJarangCepatKelemahan fisik dengan sensorium yang jelas

Bisaanya tidak ada

Pemeriksaan Penunjang EKG, harus dilakukan pada semua pasien

1. EKG yang normal membuat kemungkinan iskemik kardiak sebagai penyebab menjadi mengecil, namun tidak mengeksklusi disritmia.

2. Hasil EKG yang abnormal mengindikasikan adanya resiko hubungan antara keadaan sinkope dengan penyakit kardiovaskular. Lihat kondisi yang dapat menjadi predisposisi untuik terjadinya disritmia, contoh : sindroma Wolff-Parkinson-White atau sindroma QT yang memanjang.

Pemeriksaan optional, tergantung pada indeks kecurigaan, yang meliputi:1. GDA untuk mengetahui hipoglikemi2. HCG urin untuk kecurigaan kehamilan ektopik3. CT scan kepala jika dicurigai ada keadaan patologis CNS

Cth: hiperventilasi psikogenikPsikiatrik

Page 5: 23. PINGSAN (SINCOPE)

4. Elektrolit dan darah lengkap tidak dilakukan secara rutin.

Stratifikasi Resiko Stratifikasi resiko akan mempermudah pemeriksaan obyektif untuk tatalaksana

dan penempatan pasien dengan sinkope.Kategori Resiko Tinggi

Infark Miokard akut, miokarditis, disritmia, block jantung tingkat 2 dan 3, disfungsi pace maker, ventricular takikardi, sindroma QT memanjang, masalah OBG, kehamilan ektopik, perhdarahan antepartum, perdarahan GIT yang hebat, emboli paru, heat stroke, perdarahan subarachnoid.

Yang harus dilakukan :1. Pindahkan ke area critical care jika hal tersebut tidak dilakukan lebih awal2. Resusitasi secepatnya3. Pertimbangkan MRS pada intensive care4. lakukan konsultasi pada spesialis/bagian yang terkait

Kategori Resiko Sedang Bukti klinis adanya obstruksi aliran keluar LV, seperti AS, suspek CVA atau TIA,

hipovolemi, perdarahan GIT ringan sampai moderately severe, menorrhagi, GE yang parah, heat exhaustion, hipoglikemi, pasien dengan IHD, CCF atau SVT dan sinkop yang diinduksi oleh obat.

Yang Harus Dilakukan :1. Stabilakn pasien2. Pertimbangkan untuk meng-MRS-kan pasien

Kategori Resiko Rendah Sinkope vasovagal, heat sinkope, sinkope karena situasional (micturition syncope,

postprandial, tussive), sinkope psikogenik, gangguan ansietas dan panic, hiperventilasi, hipotensi supine jangka pendek (setelah emeriksaan OBG) dan sinkope lain yang tidak dapat dijelaskan sebabnya (hasil normal).

Yang Harus Dilakukan :1. Eksklusi semua keadaan yang termasuk resiko tinggi dan sedang2. Observasi selama 2 jam3. KRS-kan pasien jika sadar, penuh perhatian, serta parameternya stabil.

Pada pasien dengan sinkope akibat vasovagal yang rekuren, pertimbangkan untuk merujuk pada bagian kardiologi untuk tilt tabel test