2011 2-00026-ps bab1001

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Futsal mulai berkembang di Indonesia pada tahun 2000-an. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000. Meskipun tergolong baru, olahraga futsal memiliki banyak peminat mulai dari pria hingga wanita, serta dari berbagai usia (Lhaksana, 2011). Bukan sesuatu yang mustahil apabila ada suatu harapan besar yang timbul dari cabang olahraga ini, seperti memiliki atlet yang berprestasi sehingga dapat mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia. Untuk membentuk pemain-pemain yang berprestasi harus diadakan suatu sistem pembinaan khusus untuk cabang olahraga ini, salah satunya dengan mengadakan suatu kompetisi atau kejuaraan dalam kelas amatir, profesional hingga kelas nasional antar klub futsal yang ada di Indonesia. 1

Transcript of 2011 2-00026-ps bab1001

Page 1: 2011 2-00026-ps bab1001

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Futsal mulai berkembang di Indonesia pada tahun 2000-an.

Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan

futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

Meskipun tergolong baru, olahraga futsal memiliki banyak peminat mulai

dari pria hingga wanita, serta dari berbagai usia (Lhaksana, 2011). Bukan

sesuatu yang mustahil apabila ada suatu harapan besar yang timbul dari

cabang olahraga ini, seperti memiliki atlet yang berprestasi sehingga

dapat mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia.

Untuk membentuk pemain-pemain yang berprestasi harus

diadakan suatu sistem pembinaan khusus untuk cabang olahraga ini,

salah satunya dengan mengadakan suatu kompetisi atau kejuaraan

dalam kelas amatir, profesional hingga kelas nasional antar klub futsal

yang ada di Indonesia.

Menurut Van Realte (2002), terdapat berbagai jenis olahraga yang

dilakukan oleh masyarakat, mulai dari olahraga rekreasi seperti senam,

bersepeda, hingga olahraga prestasi yang mengacu pada aturan Komite

Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) seperti

sepak bola dan futsal. Dengan demikian, sebuah kompetisi diharapkan

bisa menjadi sebuah tolak ukur prestasi dari cabang olahraga ini, lalu

kemudian dapat menjadi muara terbentuknya atlet nasional untuk cabang

olahraga futsal.

1

Page 2: 2011 2-00026-ps bab1001

2

Agar dapat tampil maksimal dalam sebuah kompetisi, setiap atlet

yang terlibat dalam olahraga futsal harus berlatih sesuai dengan program

agar mencapai puncak penampilan (peak performance) pada saat

berlangsungnya kompetisi. Dengan atlet-atlet yang memiliki peak

performance yang tinggi diharapkan sebuah tim mampu meraih gelar

juara. Para peraih gelar juara biasanya ditandai dengan diberikannya

medali, mulai dari medali emas, perak serta perunggu ataupun “bonus”

uang dari suatu pihak atau instansi (William, 2001). Alderman (dalam

Danielson, 2006) menambahkan bahwa harapan untuk memperoleh

medali dan juga “bonus” uang adalah insentif bagi para atlet.

Alderman menyatakan bahwa insentif merupakan sesuatu yang

berasal dari luar yang mendorong perilaku seseorang untuk mencapai

tujuan. Berbeda dengan Alderman, Gage dan Berliner (1991) menyatakan

bahwa insentif merupakan janji atau harapan. Harapan untuk

memperoleh pujian, peringkat, uang, atau pengakuan sosial merupakan

insentif yang kuat. Sementara itu, McClelland dan Atinson (1953) yang

dikenal dengan konsep tentang motivasi: Need for Achievement (N-Ach),

Need for Power (N-Pow), dan Need for Affiliation (N-Aff), mengemukakan

bahwa yang mendorong individu dalam berperilaku dimotivasi oleh

kekuatan motivasinya, keinginan untuk mencapai tujuan dan persepsi

terhadap insentif.

Gunarsa (2004) mengemukakan bahwa insentif merupakan iming-

iming untuk memancing dan mendorong atlet dalam memperlihatkan

penampilan yang luar biasa, gigih dan pantang menyerah. Hasil penelitian

Gaol (2004) mengenai pengaruh pemberian insentif terhadap

Page 3: 2011 2-00026-ps bab1001

3

produktivitas kerja, ditemukan bahwa insentif memiliki hubungan dengan

produktivitas serta insentif sendiri memiliki pengaruh terhadap

peningkatan produktivitas kerja. Hasil penelitian ini memperkuat

pernyataan Gunarsa, bahwa insentif merupakan iming-iming untuk

memancing dan mendorong atlet dalam memperlihatkan penampilan

yang luar biasa.

Dalam olahraga prestasi seperti futsal, tujuan yang harus dicapai

adalah kemenangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa pihak

seringkali memberlakukan sistem pemberian insentif, dengan harapan

akan muncul sebuah respon yang menyenangkan dari atlet yang

diberikan sebuah insentif. Harapan lain diberikannya insentif kepada atlet

agar atlet terdorong untuk mencapai prestasi tertinggi sebagaimana yang

diharapkan oleh dirinya sendiri, keluarga, bahkan bangsa dan negara.

Hasil penelitian Rouse (dalam Indriemayuni, 2007) yang berkaitan

dengan Need for Achievement atau kebutuhan untuk berprestasi,

ditemukan bahwa insentif mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang.

Bentuk insentif dalam penelitiannya meliputi tiga prinsip, yaitu: (1) reward

yang nyata (tangible reward) berupa uang, barang dan sebagainya, (2)

kekompakan (solidarity) berupa persahabatan atau bentuk hasil positif

dari hubungan persahabatan, dan (3) insentif purposif berupa kepuasan

atas hasil-hasil yang diperoleh.

Namun permasalahannya, tidak setiap atlet yang diberikan insentif

akan menghasilkan performa yang memuaskan. Hal tersebut tergantung

pada besar atau rendahnya besaran insentif yang diterimanya, serta tipe

dari individu yang menerima insentif. Bagi seorang atlet yang memiliki

Page 4: 2011 2-00026-ps bab1001

4

motivasi berprestasi tinggi, bisa saja insentif tidak memiliki pengaruh

teradap kinerja atau hasil akhir yang memuaskan. Akan tetapi, hal

tersebut bisa jadi berbeda bagi seorang atlet yang memiliki motivasi

berprestasi yang rendah, bagi mereka insentif merupakan sesuatu yang

wajib didapatkan ketika sudah menjalankan tugasnya sebagai seorang

atlet (Adisasmito, 2007).

McClelland dan Atkinson (dalam Jarvis, 1999) menyatakan bahwa

motivasi adalah salah satu personality trait. Bagi beberapa pihak, harapan

yang terlalu jauh kemungkinannya akan menjadi kekuatan tersendiri

untuk mencapai tujuannya, pihak inilah yang disebut dengan orang yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi. Sedangkan beberapa pihak, menilai

bahwa harapan yang terlalu jauh kemungkinannya akan menjadikan

dirinya merasa takut gagal dan menjadi penyebab gagalnya mereka

dalam mencapai tujuan, pihak inilah yang disebut sebagai orang yang

memiliki motivasi berprestasi rendah.

Motivasi berprestasi tidak hanya dipengaruhi oleh personality trait

(Jarvis, 2006). Ada faktor lain seperti situasi juga berperan penting dalam

meningkatkan motivasi, khususnya probability of success (kemungkinan

untuk sukses) dan incentives for success (insentif yang mendukung

kesuksesan). Dengan demikian, meskipun seorang atlet memiliki motivasi

berprestasi yang rendah, jika peluang untuk memperoleh kemenangan

cukup tinggi dan hadiah ataupun “bonus” uang yang dijanjikan kepadanya

menggiurkan, mereka akan mudah termotivasi.

Dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti selama bergabung

dalam perkumpulan olahraga futsal (klub futsal putri AMFC), beberapa

Page 5: 2011 2-00026-ps bab1001

5

pemain memiliki keinginan yang cukup tinggi akan adanya pemberian

insentif setelah mengikuti sebuah pertandingan. Beberapa pelatih juga

meyakini bahwa dengan adanya pemberian insentif akan memotivasi

pemainnya untuk mengukir prestasi pada setiap pertandingan.

Atas dasar tersebut, peneliti mengangkat sebuah judul “Hubungan

antara Persepsi Pemberian Insentif dan Motivasi Berprestasi pada Atlet

Futsal Putri di Klub XYZ” pada penelitian skripsi ini. Peneliti akan

menggunakan pendekatan kuantitatif pada penelitian skripsi ini. Melalui

pendekatan kuantitatif diharapkan akan diperoleh deskripsi secara utuh

dan memberikan gambaran seberapa jauh hubungan pemberian insentif

dan motivasi berprestasi atlet futsal putri, serta faktor-faktor lain yang

mendorong tim untuk berprestasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan permasalahan

yang berkaitan dengan judul yang telah ditetapkan oleh peneliti

“Hubungan antara Persepsi tentang Pemberian Insentif dan Motivasi

Berprestasi pada Atlet Futsal Putri di Klub XYZ”, yaitu: Bagaimana

hubungan antara persepsi tentang pemberian insentif dengan motivasi

berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ?

Page 6: 2011 2-00026-ps bab1001

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan ilmu psikologi di Indonesia, khususnya perkembangan

psikologi olahraga.

1.3.2 Tujuan Praktis

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

apakah persepsi pemberian insentif memiliki hubungan positif dengan

motivasi berprestasi atlet futsal putri pada klub XYZ. Serta, mengetahui

hal-hal lain yang mempengaruhi prestasi pada olahraga futsal, khususnya

tim futsal putri.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan ilmu psikologi di Indonesia, khususnya perkembangan

psikologi olahraga. Lebih dalam lagi penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan informasi bagi pembina olahraga khususnya

olahraga futsal, institusi lain atau pihak-pihak lainnya dalam memberikan

rangsangan, harapan atau iming-iming yang tepat dalam mendorong atlet

untuk berprestasi.

Page 7: 2011 2-00026-ps bab1001

7

1.5 Sistematika Penelitian

Untuk melengkapi keseluruhan pembahasan ini akan dijabarkan

sistematika penelitian skripsi, yaitu:

1. BAB I : Pendahuluan

Bab I terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian proposal.

2. BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab II terdiri dari teori yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya

teori motivasi berprestasi, insentif serta teori pendukung lain yang

berhubungan dengan topik penelitian.

3. BAB III : Metodologi Penelitian

Bab III terdiri atas desain penelitian, definisi operasional variabel

penelitian, jenis dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik pengambilan sampel serta teknik pengolahan data.

4. BAB IV : Hasil dan Pembahasan Penelitian

Bab IV terdiri atas hasil-hasil penelitian yang diawali dengan

perhitungan statistika. Analisis akan diuraikan berdasarkan hasil

statistika yang dilakukan oleh peneliti.

5. BAB V : Kesimpulan, Diskusi dan Saran

Bab V terdiri atas kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan, diskusi mengenai hasil penelitian, mengapa hipotesis

diterima atau ditolak, kemudian tentang saran-saran yang sebaiknya

dilakukan pada penelitian selanjutnya.