2007-1-00250-TI Bab 1

28
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini,  perdagangan bebas sudah merupakan trend  yang terus melanda perekonomian negara-negara berkembang terutama Indonesia. Banyak negara-negara maju seperti China dan Amerika yang dapat dengan bebas memasarkan hasil industrinya ke dalam negeri. Apabila hasil produksi dalam negeri mampu  bersaing dengan hasil produksi negara maju maka hal tersebut tentuny a tidaklah menjadi masalah. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah begitu. Hasil  produksi dalam negeri banyak yang terpuruk akibat perdagangan bebas ini. Hasil-hasil produksi negara-negara maju seperti China mulai merambahi pasar nasional dengan harga yang diklaim jauh lebih murah dari produksi dalam negeri sendiri. Sebagai contoh dalam skala kecil adalah produk mainan dan elektronik yang langsung diimpor dari negeri China. Harga yang dibandrol pada  produk-produk tersebut jauh lebih rendah dari produk sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Walau dengan kualitas yang lebih rendah, produk-produk ini tetap mampu mendapatkan pasarnya sendiri terutama golongan ekonomi menengah ke bawah. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab apabila kualitas yang rendah ini akan merugikan konsumen nantinya? Sementara pemerintah tak

description

jcgggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg

Transcript of 2007-1-00250-TI Bab 1

Page 1: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 1/28

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini,

 perdagangan bebas sudah merupakan trend  yang terus melanda perekonomian

negara-negara berkembang terutama Indonesia. Banyak negara-negara maju

seperti China dan Amerika yang dapat dengan bebas memasarkan hasil

industrinya ke dalam negeri. Apabila hasil produksi dalam negeri mampu

 bersaing dengan hasil produksi negara maju maka hal tersebut tentunya tidaklah

menjadi masalah. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah begitu. Hasil

 produksi dalam negeri banyak yang terpuruk akibat perdagangan bebas ini.

Hasil-hasil produksi negara-negara maju seperti China mulai merambahi pasar

nasional dengan harga yang diklaim jauh lebih murah dari produksi dalam

negeri sendiri. Sebagai contoh dalam skala kecil adalah produk mainan dan

elektronik yang langsung diimpor dari negeri China. Harga yang dibandrol pada

 produk-produk tersebut jauh lebih rendah dari produk sejenis yang diproduksi

di dalam negeri. Walau dengan kualitas yang lebih rendah, produk-produk ini

tetap mampu mendapatkan pasarnya sendiri terutama golongan ekonomi

menengah ke bawah. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab apabila kualitas

yang rendah ini akan merugikan konsumen nantinya? Sementara pemerintah tak

Page 2: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 2/28

  2

mampu membendung arus masuk produk-produk ini karena dari segi bea

masuk, produk ini lumayan memberi keuntungan, walau banyak juga produk

yang diselundupkan.

Isu mengenai perdagangan bebas ini kini juga mulai merambah ke sektor

industri yang lebih besar. Salah satu sektor industri yang juga mulai terancam

adalah produksi baja dalam negeri. Walau ancaman itu belum terjadi saat ini,

desas-desus yang ada sudah mulai menyebutkan bahwa besi baja produksi

negeri China akan segera masuk Indonesia dengan harga yang lebih murah dari

 baja produksi nasional. Apabila hal ini sampai terjadi maka tak bisa

dibayangkan berapa banyak perusahaan baja nasional yang akan gulung tikar

akibat kalah bersaing dengan baja impor China. Sebagai informasi tambahan,

sebuah pabrik baja dapat menampung lebih dari 10 ribu pekerja. Jelas apabila

ada satu saja perusahan baja yang gulung tikar, imbasnya akan berpengaruh

 pada sektor ekonomi nasional dalam skala yang cukup besar.

Salah satu perusahaan yang turut terancam oleh kemungkinan masuknya

impor baja China adalah PT. Pangeran Karang Murni yang berlokasi di

Pulogadung. Perusahaan ini telah melayani kebutuhan baja nasional sejak tahun

1972. PT. Multikon, PT. Nindya Karya, PT. Total Bagun Persada, dan PT.

Waskita Karya adalah beberapa dari sekian banyak perusahaan kontraktor yang

mempercayakan besi baja yang mereka gunakan kepada PT. Pangeran Karang

Murni. Pasar yang dicakup meliputi seluruh nusantara dan beberapa di

antaranya juga diekspor ke luar negeri. Melihat pabrik dengan skala yang begitu

Page 3: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 3/28

  3

 besar namun kurang memiliki rancangan tata letak yang memadai sehingga

tidak menghasilkan jumlah produksi yang optimum, maka sangat menarik

untuk memperbaiki rancangan yang sudah ada agar proses produksi dapat

 berjalan dengan lebih optimal.

1.2  Identifikasi dan Perumusan Masalah

Setelah melakukan beberapa observasi lapangan terhadap permasalahan

yang ada, maka ditemukan beberapa masalah-masalah sebagai berikut:

•  Tidak efisiennya pergerakan material yang ada sehingga terdapat proses

menunggu yang seharusnya bisa dieliminasi apabila jumlah mesinnya

mencukupi. Proses menunggu ini pada akhirnya tidak hanya mengurangi

kuantitas produksi namun juga dapat mempengaruhi kualitas produksi.

• Terdapat beberapa peralatan rusak yang terbengkalai sehingga

menyia-nyiakan lahan yang sekiranya dapat digunakan untuk produksi.

•  Penempatan area mesin-mesin terkesan “dipadatkan” dalam area yang

tersedia. Walaupun penempatan telah dilakukan guna mengurutkan proses

yang ada, akan tetapi masih terdapat area mesin yang ditempatkan tidak

terurut. Hal inilah yang diakibatkan oleh “pemadatan” area yang ada dan

menyebabkan aliran proses tidak efisien.

Page 4: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 4/28

  4

1.3  Ruang Lingkup

Agar hasil rancangan perbaikan dapat lebih optimal, maka perancangan

hanya akan melingkupi hal-hal berikut ini:

1. Perancangan akan dilakukan pada PT. Pangeran Karang Murni.

2. Perancangan dilakukan pada bagian peleburan baja saja yaitu dimulai dari

area penyimpanan scrap hingga penyimpanan billet.

3. Pengukuran dilakukan dengan metode langsung yaitu menggunakan

stopwatch sebagai alat ukur.

4. Seluruh area non produktif yang bisa digunakan akan diperhitungkan sebagai

area baru dan akan digunakan di dalam rancangan.

5.  Jika di dalam perancangan tata letak fasilitas ini dibutuhkan data, yang harus

dilakukan dengan perhitungan yang lebih spesifik lagi dengan menggunakan

 bidang keilmuan yang khusus, maka akan digunakan asumsi semisal untuk

 prosentase penyesuaian dan kelonggaran yang mana membutuhkan

 perhitungan ergonomi.

Page 5: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 5/28

Page 6: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 6/28

  6

Lokasi dari PT. Pangeran Karang Murni terletak di Jl. Raya Bekasi

Km21, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pabrik ini memilik luas areal

18,5 Ha dan berdirinya pabrik ini berdasarkan akte notaris Moh. Said

Taddjoedin, no 557 tanggal 2 Februari 1972 dan mulai berproduksi pada

tanggal 1 April 1975.

PT. Pangeran Karang Murni menghasilkan billet baja yang panjangnya

 bergantung kepada pesanan. Bentuk billet baja ini adalah empat persegi

 panjang dan dibuat melalui proses peleburan dalam Tanur Busur Listrik

( Electric Arc Furnace), yang selanjutnya dilakukan proses pencetakan billet

 baja secara kontinyu menggunakan Continuous Casting System.

Pada saat ini tanur busur listrik boleh dikatakan merupakan teknik yang

 paling dapat dipercaya utnuk menghasilkan baja karbon. Dalam industri-

industri baja yang besar, tanur listrik mendapatkan kepercayaan untuk dapat

memenuhi kebutuhan produksi industri tersebut.

Saat ini terdapat lima buah tanur busur listrik pada PT. Pangeran Karang

Murni, namun pada saat ini hanya tiga buah tanur saja di antaranya yang

 berproduksi. Hasil rata-rata per tahun diperkirakan 500.000 ton billet baja.

Page 7: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 7/28

  7

1.5.2  Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. Pangeran Karang Murni (PKM) berlokasi di Pulogadung, Jakarta

dan bergerak dalam bidang industri baja dengan spesifikasi produk meliputi

 besi beton spiral dan polos, siku dan kanal. Dengan reputasi yang baik, selama

ini PT. PKM mampu memenuhi permintaan pasar baik dalam negeri maupun

luar negeri.

Sebelum bernama PT. Pangeran Karang Murni, perusahaan ini bernama

PT. The Master Steel Mfg. Perubahan nama dilakukan kurang lebih 10 tahun

yang lalu. Namun pada saat ini kedua nama itu masih digunakan secara

 bersamaan.

Dalam sejarah perkembangannya, PT. PKM melakukan pembangunan

secara fisik untuk memenuhi secara kualitas dan kuantitas permintaan pasar.

Diawali dengan persiapan lahan pada tahun 1972 s/d 1973 dan pembangunan

fisik yang dilakukan pada tahun 1973 s/d 1974. Pertama kali kegiatan

operasional produksi dimulai tahun 1975. Saat ini jumlah  Rolling Mill  yang

dimiliki adalah 8 buah dengan periode pembangunan sebagai berikut:

•   Rolling Mill 1 : 1975

•   Rolling Mill 2 : 1978

•   Rolling Mill 3 : 1979

•   Rolling Mill 4 : 1980

•   Rolling Mill 5 : 1986

•   Rolling Mill 6 : 1989

•   Rolling Mill 7 : 1990

•   Rolling Mill 8 : 1993

Page 8: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 8/28

  8

PT. PKM merupakan industri baja yang memenuhi persyaratan mutu

 produk baik nasional maupun internasional yang meliputi: Standard Nasional

 Indonesia (SNI), British Standard  (BS), The American Society for Testing and

 Materials (ASTM) dan The Japanese Industrial Standard   (JIS), Singapore

Standard  (SS2), New Zealand Standard , dan lain-lain.

Jenis produk yang diproduksi PT. PKM hingga saat ini adalah meliputi:

a.  Besi beton polos ( plain bars) ukuran dari Ø 6mm s/d Ø 25 mm

 b. Besi beton spiral/ulir (deformed bars) ukuran dari Ø 9 mm s/d Ø 40 mm

c.  Besi siku ( L )(equal angle bars) dari L 25mm s/d L 120 mm

d. Besi kanal ( U )(U channel) dengan ukuran U 50 s/d U 250

Page 9: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 9/28

 

Gambar 1.1 Jenis-jenis besi yang diproduksi PT. PANGERAN KARANG MURNI

Page 10: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 10/28

  10

  Pada bulan Juni 1998, PT. PKM telah mengimplementasikan sistem

mutu ISO 9002 sebagai wujud komitmen terhadap kepuasan pelanggan.

Produk PT. PKM telah digunakan secara luas di berbagai proyek

konstruksi sepanjang nusantara. Proyek besar maupun kecil, di kota maupun

di pelosok, proyek umum maupun pribadi, pembangunan mal maupun rumah,

 jembatan maupun pencakar langit, produk PT. PKM berperan besar dalam

 pembangunan bangsa. Berikut adalah beberapa proyek yang menggunakan

 produk PT. PKM:

-  PT. ANANTAGRAHA : Ruko Cempaka Mas

-  PT. CAYACO ANUGRAH : WTC Mangga Dua

MARGANA : Gudang Garam - Pasuruan

-  PT. HANBO HANDAI TAULAN J.O : Fly Over, Jembatan Tiga dan

Tomang Highway

-  PT. JAYA KONSTRUKSI : Bintaro Trade Centre

Sahid Hotel

-  PT. LAYLA CORPORATION : Hotel Novotel

-  PT. LIPPO KARAWACI : WTC Serpong

-  PT. MATARAM MAJU : Nusa Kirana

-  PT. MULIA INTAN LESTARI : Wisma Atlet Senayan

Mall Taman Anggrek

-  PT. MULTIKON : ITC Mangga Dua

Menara Da Vinci

Page 11: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 11/28

  11

  Kemang Plaza

Gedung Multikon

Pulogadung Trade Centre

Lap Parkir Megamall Pluit

-  PT. NINDYA KARYA : Sirkuit Balap Mobil Sentul

-  PT. PP. TAISEI : Mega Mall Pluit

Pantai Mutiara Marina Tower

Rusun Muara Indah, Jakarta

-  PT. SANGGARCIPTA : Wisma Mulia I

Gedung Mulia, Gatot Subroto

-  PT. TOTAL BANGUN PERSADA : Ramayana

Kampus B Trisakti, Grogol

Kedutaan Besar Rusia

P & K Jl Jend Sudirman

TRANS TV, Tendean

ITC Cempaka Mas

Carrefour Puri Mas

ITC Kuningan

STC Senayan

BiNus Senayan

YAI Salemba

BiNus Simprug

Page 12: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 12/28

  12

  Wisma Tendean

BCA Wahid Hasyim

RS Gading Pluit, Jakarta

Islamic Center

Modern Land, Tanggerang

-  PT. WASKITA KARYA : Jembatan Cicalengka

IPB

Semen Nusantara

Century Garden

Daichi Hotel, Senen

RS Husada

Gedung Perum Angkasa Pura

Airport Sukarno Hatta

Pelabuhan Ikan Muara Angke

Kelapa Gading Trade Centre

Univeritas Tarumanegara

Fly Over Daan Mogot

Senayan City, Jakarta

RS Islam

Tunjangan Plaza, Surabaya

Prince Hotel, Yogyakarta

-  PT. WIJAYA KUSUMA : Toyota Astra Motor Sunter

Page 13: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 13/28

  13

  CONTRACTOR

- PT. PP : UI, Depok

Gedung KONI Senaya

Taman Rasuna, Kuningan

Gedung JASARAHARJA

Kelapa Gading Mall

Ruko Gading Batavia

- PT. ADHI KARYA : Rumah Susun Kemayoran

Page 14: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 14/28

  14

1.5.3  Visi dan Misi Perusahaan

Dengan fasilitas lengkap dan modern, ditunjang dengan pengalaman

lebih dari 3 dekade dan pengetahuan teknologi pembuatan baja yang up-to-

date, PT. PKM menjunjung tinggi KUALITAS produksi melalui Quality

Control (QC) yang sangat ketat dan komprehensif. Mulai dari seleksi besi tua

sampai produk akhir yang kami produksi, semuanya dimonitor dalam

 prosedur QC yang sangat ketat dan berkesinambungan.

PT. PKM percaya bahwa kualitas dan kepuasan konsumen berhubungan

erat dengan kualitas produk-produknya, harga yang kompetitif, dan pelayanan

customer service yang memuaskan. Ketiga unsur ini merupakan visi dan misi

yang menjadikan PT. PKM produsen terbesar besi baja jenis long-product  di

Indonesia. Mereka percaya bahwa konsumen yang puas akan kembali tanpa

diminta, dan berkat kepercayaan dan kesetiaan konsumen-konsumen dalam

negeri maupun luar negeri, PT. PKM dapat berkembang dan menduduki posisi

utama sekarang ini.

Sistem Manajemen PT. PKM telah disertifikasi oleh IQNet dan Kema

dalam ISO 9002:2000 (reg# 79966), dan produk PT. PKM memiliki sertifikasi

SNI yang terdaftar di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (No.SNI:

07-2052-1997). Produk PT. PKM juga telah diterima dan diadopsi oleh

negara-negara maju seperti Singapura, Hong Kong, Australia, Amerika

Serikat, dan lain-lain. Suatu bukti bahwa produk PT. PKM berkelas

Page 15: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 15/28

  15

internasional yang menjadi kebanggaan konsumen pengguna produk PT.

PKM.

1.5.4  Struktur Organisasi

Pimpinan perusahaan yang ada pada pada PT. PKM dipegang oleh

 pemilik perusahaan dengan seorang Direktur Utama yang dibantu oleh

 Management Representative  dan membawahi beberapa Divisi yaitu Divisi

Pembelian, Divisi Pabrik, Divisi Keuangan, dan Divisi Pemasaran.

Di antara empat Divisi di atas, Divisi yang paling menonjol dan lebih

 berstruktur adalah Divisi Pabrik. Divisi ini dikepalai oleh seorang manajer

 pabrik yang membawahi empat Departemen yaitu Departemen Produksi,

Departemen Maintenance, Departemen Gudang dan Departement Personalia.

Di sinilah saya melihat perbedaan yang menonjol antara teori yang di

dapat dengan kenyataan di lapangan. PT. PKM tidak memiliki struktur

organisasi yang umum dan tidak terlalu mengikuti struktur organisasi yang

umum. Hal ini dikarenakan PT. PKM merupakan perusahaan manufaktur dan

memiliki fokus pengendalian pada lantai produksi sehingga kekuatan

organisasinya lebih diarahkan untuk lantai produksinya.

Page 16: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 16/28

  16

1.5.5  Fasilitas Umum Perusahaan

1. Musholla

2. Klinik

3. Koperasi

4. Mess

1.5.6  Proses Produksi Perusahaan

Secara umum, proses produksi yang ada terbagi menjadi 7 langkah yaitu:

1. Pengisian Material

2. Periode Pemanasan (Penetrasi)

3. Periode Pencairan Isi Tanur

4. Periode Pemurnian ( Refining)

5. Periode Penuangan (Pouring)

6. Periode Penahanan Suhu Tuang

7. Periode Pencetakan

Gambar 1.2 Salah satu proses produksi periode penuangan

Page 17: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 17/28

  17

 

Sedangkan pada proses pencetakan sendiri terbagi lagi ke dalam 6 langkah:

1. Penuangan cairan baja ke dalam tundish 

2. Penuangan cairan baja dari tundish ke mould  

3. Penarikan billet dari mould oleh dummy bar  

4. Penuntunan billet oleh strand guide 

5. Pelurusan billet oleh withdrawal / straightening unit  

6. Pemotongan billet

1.5.7  Peralatan Yang Dipakai

Terdapat banyak sekali peralatan atau mesin yang dipakai di dalam

 proses produksi besi baja ini. Namun dari banyak mesin yang dipakai, hanya

ada dua mesin utama yang akan dibahas dan menjadi pertimbangan dalam

 perancangan tata letak fasilitas yang akan dilakukan.

Gambar 1.3 Salah satu proses produksi periode pencetakan

Page 18: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 18/28

  18

1.5.7.1   Electric Arc Furnace (Tungku Busur Listrik)

Prinsip kerja pembuatan baja dengan  Electric Arc Furnace  (EAF)

adalah merubah energi listrik menjadi energi panas, melalui aliran listrik

yang dialiri pada 3 buah elektroda, sehingga terjadi loncatan busur api yang

mempunyai panas dan daya yang sangat tinggi.

Bentuk EAF menyerupai mangkuk yang ditutup di bagian atasnya

dengan sebuah penutup. Energi panas diperoleh dari energi PLN yang

kemudian ditransfer melalui transformator sehingga tegangan naik dan arus

yang tepat untuk proses peleburan dapat dicapai.

Gambar 1.4 Deskripsi Komponen EAF

Page 19: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 19/28

  19

Spesifikasi EAF :

• Merk : NISSEI

• Negara pembuat : Jepang

• Tahun pembuatan : 1983

• Type : STC 480

• Shell diameter : 4800 mm

• Melting capacity : 40 ton (35 - 45 ton)

• Transformer Capacity : 15 - 24 MVA

• Electrode diameter : 16 - 20 inch

• Jumlah fase : 3 buah

• Bahan tahan api : Jenis basa

• Electrode control system : Panel merk SINKO, Japan.

• Furnace tilt : Oil hydraulic cylinder system

• Tilt angle : Tapping side = 40

: Slag door = 15

• Furnace roof lifting and swinging : by oil hydrolic system

• Electrode lifting : AC motor drive system

• Electrode adjustment : Thyristor System

• Door control : by pneumatic cylinder

Page 20: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 20/28

  20

 

1.5.7.2  Continuous Casting Machine 

Continuous Casting Machine adalah peralatan yang berfungsi untuk

mencetak baja cair hasil akhir dari tanur listrik (EAF) menjadi ingot baja

 jenis billet. Menurut Kalpakjian (1995, p159), Continuous Casting

 Machine  diciptakan pada tahun 1860an. Continuous  atau strand casting 

 pertama kali dikembangkan untuk pencetakan kawat logam nonferrous.

Proses ini sekarang digunakan untuk produksi baja dengan efisiensi dan

 produksi utama serta pengurangan ongkos produksi yang siknifikan.

Strand  adalah jalur tempat billet keluar dari mould  (cetakan) dimana

 billet akan terbentuk secara kontinyu. Tiap strand  pada mesin memiliki

 penampang mould dengan tebal 100 mm, lebar 100 mm, dan panjang 600

mm, atau dapat pula dibuat billet sesuai dengan pesanan.

Gambar 1.5 EAF Side View 

Page 21: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 21/28

Page 22: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 22/28

Page 23: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 23/28

Page 24: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 24/28

  24

1.5.7.4   Rolling Mill 

Pada bagian rolling mill  inilah produk dihasilkan.  Billet -billet   hasil

 produksi Continuous Casting Machine dipanaskan kembali pada reheating

 furnace  agar billet   menjadi panas dan dapat dibentuk kembali. Menurut

Turner (1993, p59 - 60), rolling  adalah operasi penekanan dimana logam

terulur atau memanjang ketika melewati dua atau lebih roller , roller

 pembentuk sudah umum digunakan pada manufaktur dalam variasi bentuk

yang berbeda, sebagai contoh adalah bentuk I beam.

Gambar 1.11 Prinsip kerja rolling

Page 25: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 25/28

  25

Gambar 1.12 Situasi kerja pada bagian Rolling Mill. Terlihat billet-billet yang

 berpijar setelah dipanaskan kembali oleh reheating furnace. 

Billet-billet tersebut akan di-rolling hingga menjadi bentuk yang

diinginkan seperti besi kanal atau bahkan begitu tipis hingga menjadi

 besi beton.

Page 26: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 26/28

  26

 

1.5.8  Bahan Baku Perusahaan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses peleburan pada tanur listrik

secara umum terbagi atas kategori bahan baku utama dan bahan tambahan.

1.5.8.1  Bahan Baku Utama

Yaitu bahan baku yang diperlukan untuk memperoleh baja cair, misalnya:

1. Scrap Besi ( Iron)

2. Scrap Baja (Steel)

3. Pig Iron 

Yang dimaksud dengan scrap besi dan scrap baja di sini adalah bekas

dari suatu konstruksi atau peralatan yang sudah tidak berfungsi lagi. Scrap 

 juga dipakai oleh pabrik-pabrik yang menggunakan tanur busur listrik.

Scrap  merupakan sampah besi, yang mana kualitas unsur tembaga

(Cu) dan timah (Sn) yang ada tidak dapat dihilangkan.

Gambar 1.13 Scrap pada PT. PKM (1)

Page 27: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 27/28

  27

 

1.5.8.2 

Bahan Tambahan ( Alloy) dan Bahan Flux 

Yaitu bahan yang ditambahkan sebagai bahan paduan untuk

mendapatkan komposisi baja cair yang diinginkan. Bahan tambahan juga

merupakan faktor penunjang yang turut pula menentukan mutu dari hasil

 produk. Berikut adalah contoh dari bahan-bahan tambahan:

a.  Batu Kapur dan Kapur

Berfungsi sebagai pengikat unsur-unsur yang tidak dikehendaki dalam

cairan baja. Batu kapur ini berwarna putih dan sukar larut dalam air.

Batu kapur ini akan bereaksi dan menimbulkan gas CO2  seraya

mengambil panas sehingga efisiensi panas akan menurun.

 b. Kokas/ Breeze/Carbon 

Berfungsi untuk menambah kadar karbon, membantu pemanasan dan

mengikat oksigen yang masih ada di dalam cairan baja.

c.  Grafit dan Potongan Elektroda

Grafit merupakan zat arang (karbon) murni. Grafit dan potongan

elektroda berfungsi untuk menambah kadar karbon dalam telaga logam.

d. Oksigen

Berfungsi untuk mengurangi kadar karbon serta membantu pemanasan

di dalam peleburan baja.

e.  Serbuk Bekas Padi (Sekam Padi)

Page 28: 2007-1-00250-TI Bab 1

7/21/2019 2007-1-00250-TI Bab 1

http://slidepdf.com/reader/full/2007-1-00250-ti-bab-1 28/28

  28

Berguna untuk menjaga agar cairan baja yang ada pada ladle  tidak

hilang. Serbuk ini ditaburkan pada permukaan cairan baja yang ada pada

ladle.

Gambar 1.14 Scrap pada PT. PKM (2)