20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

14
OTHER 20 THEORIES CORRELATION WITH ORGANIZATION THEORY DUA PULUH TEORI YANG MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN TEORI ORGANISASI. Teori Birokrasi 1. MAX WEBER Birokrasi Weber merupakan salah satu model yang ideal dan sesuai untuk merancang teori-teori mengenai organisasi, karena bersifat Legal Rasional. Dalam Teori Ekonomi, birokrasi Weber cenderung ke arah konsep kompetisi sempurna (perfect competition). Ciri-ciri birokrasi Weber yaitu: 1. Adanya spesialisasi (pembagian kerja). 2. Adanya kejelasan hierarki yang berkembang. 3. Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan- aturan. 4. Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersionalitas. 5. Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan. Aspek-aspek prilaku yang dicerminkan dari birokrasi weber dapat dilihat dari penekanan weber pada struktur yang ditimbulkan dari rasa tidak percaya kepada kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan rasionalitas tertentu, mendapatkan informasi yang baik, dan membuat keputusan yang objektif. Sumber: Buku Miftah Thoha, 2003, hal:12-13 Teori Administrasi

Transcript of 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

Page 1: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

OTHER 20 THEORIES CORRELATION WITH ORGANIZATION THEORY

DUA PULUH TEORI YANG MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN TEORI ORGANISASI.

Teori Birokrasi

1. MAX WEBER

Birokrasi Weber merupakan salah satu model yang ideal dan sesuai untuk merancang teori-teori mengenai organisasi, karena bersifat Legal Rasional. Dalam Teori Ekonomi, birokrasi Weber cenderung ke arah konsep kompetisi sempurna (perfect competition). Ciri-ciri birokrasi Weber yaitu:

1. Adanya spesialisasi (pembagian kerja).

2. Adanya kejelasan hierarki yang berkembang.

3. Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan.

4. Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersionalitas.

5. Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan.

Aspek-aspek prilaku yang dicerminkan dari birokrasi weber dapat dilihat dari penekanan weber pada struktur yang ditimbulkan dari rasa tidak percaya kepada kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan rasionalitas tertentu, mendapatkan informasi yang baik, dan membuat keputusan yang objektif.

Sumber: Buku Miftah Thoha, 2003, hal:12-13

Teori Administrasi

2. HENRY FAYOL

Pandangan-pandangan Fayol dianggap sebagai suatu perkiraan tentang organisasi administratif. Menurut Fayol semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem sebagai berikut:

1. Aspek–aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembelian, produksi dan penjualan.

2. Kegiatan-kegiatan keuangan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan pengendalian capital.

Page 2: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

3. Unit-unit keamanan dan perlindungan.

4. Fungsi perhitungan.

5. Fungsi administrasi dan perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian.

Teori Administrasi yang diusulkan Fayol pada umumnya dikenal sebagai Pendekatan Fungsional sehingga usaha Fayol dapat digolongkan ke dalam usaha yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi. Fayol sebenarnya melihat arah dalam dari birokrasi Weber dan berkaitan dengan usaha bagaimana hal tersebut bisa diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Teori Pembentukan Kelompok

3. GEORGE HOMANS

Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari Holmans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan/emosi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka interaksi-interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.

Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.

Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.

Teori Pembentukan Kelompok

4. THEODORE NEWCOMB

Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain, yang didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain. Berikut ini adalah beberapa nilai-nilai dan sikap yang sama dalam teori keseimbangan, diantaranya, Agama, Politik, Gaya hidup, Perkawinan, Pekerjaan, dan Otoritas.

Sumber: (Miftah Thoha, 2003 halaman 81-82).

Page 3: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

Teori Kelompok Primer

5. CHARLES H COOLEY

Charles menyatakan dalam bukunya yang berjudul Organisasi-organisasi Sosial (Social Organization, 1909) bahwa,

“….by primary group I mean those characterized by intimate, face to face association and cooperation. They are primary in several sense,

Yang saya maksudkan adalah kelompok primer adalah kelompok yang disifati dengan adanya keakraban, kerjasama dan hubungan tatap muka. Mereka utama dalam beberapa pengertian, tetapi pada pokoknya, mereka merupakan dasar dalam pembentukan sifat sosial dan cita-cita individu.

TEORI MANAJEMEN ILMIAH (Scientific Management Theory).

6. FREDERICK WINSTON TAYLOR

Masing-masing elemen pekerjaan perlu dianalisis secara ilmiah, seperti halnya para pekerja yang perlu diseleksi secara ilmiah, dilatih dan dikembangkan untuk posisi-posisi yang paling cocok bagi mereka, dan hendaknya mereka tidak dibiarkan memilih pekerjaan mereka sendiri, dan menggunakan metode-metode mereka sendiri dalam hal melaksanakan pekerjaan.

Kerjasama perlu dirangsang antara para manager yang merencanakan pekerjaan dan mereka yang melaksanakannya agar semua aktivitas dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah yang dikembangkan.

Tanggung jawab pekerjaan perlu dibagi-bagi dan disebarkan secara proporsional antara mereka yang merencanakan pekerjaan dan mereka yang melaksanakannya.

Sumber: Buku Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Prof. Dr. J. Winardi, SE. Hal: 83-84, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003.

Page 4: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

7. HERBERT A SIMON 1976:

“….the interpersonal relationship in the organization that affect decision within it but either are omitted from the formal scheme or are not consistent with it.”

Hubungan-hubungan di dalam sesuatu organisasi tidak sekedar terbatas hingga hubungan-hubungan resmi seperti halnya digariskan pada peta-peta organisasi formal.

Sumber: Buku Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Prof. Dr. J. Winardi, SE. Hal: 113, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003.

LIMA ELEMEN DASAR SUATU ORGANISASI

8. HERY MINTZBERG

The Operation Core (inti yang beroperasi)

Terdiri dari para karyawan yang melaksanakan pekerjaan dasar, yang berkaitan dengan kegiatan produksi produk-produk dan jasa.

The Strategic Apex (puncak strategi)

Terdiri dari para manager tingkat puncak yang bertanggung jawab secara umum terhadap organisasi yang bersangkutan.

The Middle Line (bagian tengah)

Terdiri dari para manager yang menghubungkan “inti yang beroperasi” dengan “puncak strategic”.

The Techno Structure (tekno struktur)

Terdapat sejumlah ahli analisis yang bertanggung jawab terhadap upaya untuk menciptakan bentuk standardisasi tertentu di dalam organisasi yang bersangkutan.

The Support Staff (staf yang memberikan bantuan)

Terdiri dari orang-orang yang menjadi bagian dari unit-unit staff, yang memberikan jasa-jasa bantuan tidak langsung untuk organisasi yang bersangkutan.

Sumber: Buku Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Prof. Dr. J. Winardi, SE. Hal: 118-119, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003.

Page 5: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

TEORI HUBUNGAN ORGANISASI

9. BARNARD 1938, ELTON MAYO 1933, ROETHLISHERGER dan DICHSON 1939.

Manusia sebagai anggota organisasi adalah merupakan inti organisasi social. Manusia terlibat dalam tingkah laku organisasi. Misalnya anggota organisasi yang memutuskan apa peranan yang akan dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Tanpa manusia organisasi tidak akan ada. Oleh karena itu faktor manusia dalam organsasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan seperti halnya dengan teori klasik.

Sumber: Buku Komunikasi Organisasi, Dr. Arni Muhammad, hal:39, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

TEORI KONTINGENSI DARI KEPEMIMPINAN

10. F. E. FIEDLER

Teori kontingensi menganggap bahwakepemimpinan adalah suatu proses dimana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya, dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya.

Sumber: Buku Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, Drs. Soewarno Handayaningrat, hal:79, Jakarta: Gunung Agung, 1982.

TEORI MOTIVASI: TEORI X, dan TEORI Y

11. DOUGLAS Mc. GREGOR

Teori X disebut pandangan tradisional dari pembinaan dan pengendalian. Yang pada umumnya, manusia pada hakikatnya tidak suka bekerja (malas) dan bila mungkin ia akan menghindari pekerjaan itu. Orang-orang itu harus dipaksa, dibina, dikendalikan, diancam (ditakut-takuti dengan sansi/hukuman), agar dapat melaksanakan usaha yang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan organisasi. Pada umumnya manusia lebih suka dibina, karena ingin menghindarkan tanggung jawab, secara relatif mempunyai sedikit ambisi, dan menghendaki keamanan dalam segala hal.

Page 6: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

Teori Y disebut keterpaduan tujuan individu dan organisasi, yang prinsip pokoknya yaitu keterpaduan, menciptakan tujuan manusia sendiri, yang dibina dengan usaha mereka yang baik terhadap suksesnya suatu organisasi. Juga dimaksudkan untuk menunjukkan sesuatu yang tidak realistis, yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

Sumber: Buku Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, Drs. Soewarno Handayaningrat, hal:83-84, Jakarta: Gunung Agung, 1982.

TEORI MOTIVASI: The Hierarchy of needs

12. ABRAHAM MASLOW

Kebutuhan manusia itu diatur dalam bentuk yang bertingkat-tingkat, yang dimulai dari kebutuhan yang rendah sampai kepada kebutuhan yang tertinggi. Apabila kebutuhan yang rendah telah dipenuhi, maka menyusul kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya. Berikut hirarki daripada kebutuhan menurut A. Maslow:

Sumber: Buku Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, Drs. Soewarno Handayaningrat, hal:85-86, Jakarta: Gunung Agung, 1982.

Page 7: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

TEORI MOTIVASI

13. ARCH PATTON

Masalah motivasi adalah sangat kompleks, karena kenyataannya memotivasi orang-orang itu berbeda-beda, baik terhadap individu maupun situasinya. Motivator yang sangat penting bagi pimpinan ialah sebaagai berikut:

Tuntutan yang terdapat dalam pekerjaan (the challenge found in work)

Kedudukan (status), motivator semua bidang pekerjaan.

Kepemimpinan (leadership)

Persaingan (competition)

Ketakutan (fear)

Uang (money)

Motivator-motivator tersebut merupakan motivator pokok yang sederhana dan praktis, tetapi pada hakikatnya berbeda dari teori motivasi dan penelitiannya.

Sumber: Buku Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, Drs. Soewarno Handayaningrat, hal:87, Jakarta: Gunung Agung, 1982.

TEORI MOTIVASI: Teori Dua Faktor

14. FREDERICK HERZBERG

Ada dua penentu utama munculnya motivasi, yaitu;

Job context = kondisi tempat kerja, upah, kualitas pengawasan, dan sebagainya.

Job content = pengakuan, promosi, peningkatan profesionalisme, dan sebagainya.

Sumber: Buku Materi Pokok ADPU 4341/3SKS/MODUL 1-9, Teori Organisasi, Agus Joko Purwanto, Sri Wahyu Kridasakti, Wilfridus B Elu, Hal: 2.9, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

Page 8: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

TEORI ALIRAN KONTINGENSI

15. JAY W LORSCH dan PAUL R. LAWRENCE

Lorsch dan Lawrence meneliti tentang hubungan antara lingkungan dengan organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa agar organisasi dapat berhasil, maka struktur organisasi harus disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian-penyesuaian terhadap tuntutan perubahan lingkungan inilah yang menyebabkan munculnya diferensiasi dalam organisasi.

Hasil kajian Lorsch dan Lawrence secara tidak langsung memberikan jawaban bahwa tidak ada formula yang baku tentang struktur organisasi. Struktur organisasi amat bergantung pada karakteristik lingkungan organisasi dimana organisasi tersebut beroperasi.

Sumber: Buku Materi Pokok ADPU 4341/3SKS/MODUL 1-9, Teori Organisasi, Agus Joko Purwanto, Sri Wahyu Kridasakti, Wilfridus B Elu, Hal: 2.15-2.16, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

TEORI ALIRAN PERILAKU (THE BEHAVIORAL SCHOOL)

16. MARRY PARKER FOLLET dan CHESTER BARNARD

Keduanya memfokuskan studinya pada hubungan antara atasan dan bawahan. Follet meletakkan kelompok di atas individu. Melalui kelompok kemampuan individu dapat dimaksimalkan. Keberhasilan organisasi ditentukan oleh kerjasama antara atasan dengan bawahan. Kerjasama dapat dibangun dengan meningkatkan partisipasi, komunikasi, koordinasi, dan pembagian kewenangan.

Barnard menekankan agar organisasi dan individu dapat berhasil, organisasi dan individu tersebut harus mengembangkan kerjasama. Barnard menekankan pentingnya pengakuan terhadap adanya organisasi informal di samping organisasi yang formal. Barnard merupakan orang pertama yang memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem.

Sumber: Buku Materi Pokok ADPU 4341/3SKS/MODUL 1-9, Teori Organisasi, Agus Joko Purwanto, Sri Wahyu Kridasakti, Wilfridus B Elu, Hal: 2.8, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

Page 9: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

TEORI TEKNOLOGI ORGANISASI

17. JOAN WOODWARD

Woodward mengelompokkan perusahaan berdasarkan kompleksitas teknik dalam proses produksinya. Perusahaan yang yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi berarti hampir semua proses kerjanya dilakukan dengan mesin (padat modal). Dan perusahaan yang memiliki kompleksitas rendah, artinya proses kerjanya sebagian besar masih bertumpu pada manusia (padat karya). Selanjutnya oleh Woodward perusahaan dikategorikan menjadi sepuluh kategori dan akhirnya dikategorikan menjadi tiga yaitu perusahaan dengan teknologi unit, massal, dan produksi proses.

Sumber: Buku Materi Pokok ADPU 4341/3SKS/MODUL 1-9, Teori Organisasi, Agus Joko Purwanto, Sri Wahyu Kridasakti, Wilfridus B Elu, Hal: 5.7, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

TEORI TEKNOLOGI ORGANISASI

18. CHARLES PERROW

Perrow memfokuskan pada teknologi pengetahuan, dan lebih melihat kearah kompleksitas teknologi yang digunakan dalam organisasi. Perrow mendefinisikan teknologi sebagai tindakan yang dilakukan oleh seorang individu pada obyek kerjanya dengan atau tanpa bantuan alat-alat untuk membuat perubahan tertentu pada obyek tersebut. Definisi Perrow lebih menonjolkan suatu mekanisme kerja, usaha, dan inovasi daripada, peralatan karena peralatan hanya dipandang sebagai alat bantu cara kerja atau metode kerja. Ada dua dimensi teknologi yang membedakan antara tugas rutin dan non rutin, dan antara kompleks dan tidak kompleksnya pekerjaan. Dua dimensi itu adalah Task Variability, dan Task Analyzability.

Sumber: Buku Materi Pokok ADPU 4341/3SKS/MODUL 1-9, Teori Organisasi, Agus Joko Purwanto, Sri Wahyu Kridasakti, Wilfridus B Elu, Hal: 5.9, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

TEORI TEKNOLOGI ORGANISASI

Page 10: 20 Teori yang berhubungan dengan Teori Organisasi.doc

19. JAMES D. THOMPSON

Dalam penelitiannya, Thompson lebih memusatkan perhatian pada tingkat ketergantungan, artinya ia mencoba melihat tingkat ketergantungan tugas-tugas yang berbeda dalam organisasi. Tingkat ketergantungan iniakan mempengaruhi teknologi dan struktur organisasi. Dalam teorinya, dinyatakan bahwa jika tingkat ketergantungan antar satuan tugas rendah maka orang-orang dan departemen-departemen cenderung dispesialisasi, sebab mereka dapat bekerja sendiri dan mencapai tujuan organisasi tanpa tergantung pada unit yang lain. Sebaliknya, jika tingkat ketergantungan antar tugas cukup tinggi, maka orang-orang dan departemen-departemen akan saling tergantung sehingga untuk mencapai tujuan organisasi mereka harus saling tukar-menukar sumber daya.

Dengan menggunakan tingkat ketergantungan sebagai dasarnya, Thompson membagi teknologi menjadi tiga tipe yaitu; Mediating Technology, Long Link Technology, dan Intensive Technology.

Sumber: Buku Materi Pokok ADPU 4341/3SKS/MODUL 1-9, Teori Organisasi, Agus Joko Purwanto, Sri Wahyu Kridasakti, Wilfridus B Elu, Hal: 5.13, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL

20. Chester Barnard

Organisasi Formal. Dikatakan suatu organisasi bersifat formal apabila adanya

kegiatan dua orang atau lebih yang secara sadar dikoordinasikan terhadap tercapainya

tujuan yang telah ditentukan.

Organisasi Informal. Dikatakan informal apabila setiap kerjasama pribadi tanpa

kesadaran mencapai tujuan bersama sekalipun kemungkinan memperoleh hasil untuk

tujuan bersama.

Sumber: Buku Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, Drs. Soewarno Handayaningrat, hal: 59-60, Jakarta: Gunung Agung, 1982.