(2) Laporan Profil Lipid Darah

26
Laporan Praktikum ke-2 Tanggal Mulai : 10 Maret 2014 MK. Metabolisme Zat Gizi Tanggal Selesai: 10 Maret 2014 ANALISIS PROFIL LIPID DARAH: PENGARUH KONSUMSI PANGAN SUMBER LIPID (KUNING TELUR, GORENGAN DAN MARGARIN) TERHADAP PROFIL LIPID DARAH Oleh: Kelompok 6 M2 Dwi Ayu Oktafiandini I14120093 Dwinda Listya Indirwan I14120111 Andi Hakim Jodi S I14120118 Atika Yuniarti I14120127 Anggia Dwi Akbari I14120136 Aldiza Intan Randani I14120142 Asisten Praktikum: Hana Fitria, M.Sc Reynaldy Fajro Aldya Koordinator Mata Kuliah: Dr. Rimbawan

Transcript of (2) Laporan Profil Lipid Darah

Laporan Praktikum ke-2 Tanggal Mulai : 10 Maret 2014MK. Metabolisme Zat Gizi Tanggal Selesai: 10 Maret 2014

ANALISIS PROFIL LIPID DARAH:PENGARUH KONSUMSI PANGAN SUMBER LIPID(KUNING TELUR, GORENGAN DAN MARGARIN) TERHADAP PROFIL LIPID DARAH

Oleh: Kelompok 6 M2 Dwi Ayu OktafiandiniI14120093Dwinda Listya IndirwanI14120111Andi Hakim Jodi SI14120118Atika YuniartiI14120127Anggia Dwi AkbariI14120136Aldiza Intan RandaniI14120142

Asisten Praktikum:

Hana Fitria, M.ScReynaldy Fajro AldyaKoordinator Mata Kuliah:Dr. Rimbawan

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

PENDAHULUANLatar BelakangLipid adalah sekelompok senyawa ester organik yang umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar, seperti benzena, kloroform, dietil eter, dan karbon tetraklorida. Peranan lipid cukup penting bagi tubuh, fungsinya antara lain sebagai cadangan energi. Lipid menghasilkan energi (ATP) lebih banyak daripada karbohidrat dan protein. Selain itu, ada beberapa jenis-jenis lipid yang digunakan sebagai penyusun struktur membran sel dan sebagai hormon serta vitamin (Sumardjo 2005)Klasifikasi jenis-jenis lipid yaitu lipid sederhana, lipid kompleks, dan turunan lipid. Lipid sederhana hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, contohnya golongan lemak (fat) dan malam (wax). Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain, contohnya gliokoprotein dan lipoprotein. Turunan lipid merupakan lipid yang non gliserida, contohnya hormon steroid, kolesterol, dan garam empedu (Sumardjo 2005).Lipid merupakan trigleserida yaitu suatu gliserol yang mengikat tiga asam lemak, contoh trigliserida yaitu lemak yang tersusun dari asam lemak jenuh dan minyak yang tersusun dari asam lemak takjenuh. Setiap jenis lemak dan minyak mempunyai sifat kelarutan yang berbeda-beda tergantung dengan sifat kepolaran lemak dan minyak serta bahan pelarut yang digunakan. Hal ini karena bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut. Lemak dan minyak juga mempunyai banyak fungsi diantaranya yaitu memberikan rasa gurih dan spesifik pada makanan, sehingga akan meningkatkan citarasa makanan tersebut (Girindra 2001).Asam lemak merupakan salah satu unit penyusun lipid. Penggolongan asam lemak ini terdiri dari asam lemak jenuh (tidak mempunyai ikatan rangkap) dan asam lemak tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap. Setiap jenis-jenis lipid mempunyai karakteristik atau sifat yang berbeda-beda, baik itu sifat fisik maupun sifat kimianya. Selain itu, lipid juga mempunyai peranan yang cukup penting di dalam tubuh manusia, meskipun juga ada jenis lipid yang berbahaya apabila dikonsumsi dalam jumlah yang relatif banyak. Oleh karena itu, praktikum lipid ini perlu dilakukan khususnya oleh mahasiswa ilmu gizi, supaya dapat mengidentifikasi sifat-sifat lipid tersebut dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Tujuan dari praktikum lipida adalah mempelajadi kebiasaan konsumsi pangan sumber lipida terhadap profil lipid tubuh, yaitu trigliserida, kolesterol total, HDL, dan LDL.

TINJAUAN PUSTAKALipida

Lipida adalah senyawa yang mengandung karbon dn hidrogen yang umumnya hidrofobik (tidak larut air), tetapi larut dalam pelarut organik. Lipid biologis meliputi lemak netral, lemak terkonjugasi, dan sterol (Sacher dan Ronald 2004). Lemak netral terdiri dari asam lemak dalam bentuk trigliserida (yaitu, tiga molekul asam lemak teresterfikasi menjadi satu molekul gliserol). Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserida yang berfungsi sebagai gudang lemak yang segera dapat digunakan (Sloane 2004). Lipid terkonjugasi terbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul lemak. Fosfolipid dan glikolipid ini merupakan konstituen integral struktur dinding sel (sacher dan Ronald 2004). Sterol juga berfungsi sebagai building blocks structural di sel dan membrane serta sebagai konstituen hormone dan metabolit lain. Kolesterol adalah sterol yang sangat penting secara biologis (Sloane 2004).Karena tidak larut dalam air, lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah. Asam lemak bebas hanya terdapat dalam jumlah kecil didalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan albumin (Sacher dan Ronald 2004). Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut dalam darah sebagai lipoprotein, suatu kompleks makromolekul yang sangat besar dari lipid dan protein khusus (apolipoporotein) yang membantu pengemasan, kelarutan, dan metabolisme lemak (James et al 2008).Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, dan fraksional kolesterol menjadi fraksi HDL dengan kalkulasi fraksi LDL kolesterol. Selain itu, laboratorium klinik sekarang memiliki kemampuan untuk mengukur apolipoprotein AI (apoAI) dan apolipopreotein B (apoB) dalam sampel serum. Asam lemak bebas (FFA), yang juga disebut asam lemak nonesterifikasi (NEFA) dan fosfolipid biasanya tidak diukur dalam serum kecuali pada kasus-kasus penyakit metabolic tertentu (Sacher dan Ronald 2004).

Kolesterol

Kolesterol adalah lemak bewarna kekuningan, berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh terutama di liver (hati) (Heslet 2007). Kolesterol merupakan lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan hormon (Brooker 2005). Bahan pangan yang mengandung kolesterol tinggi seperti kuning telur, jeroan (paru, hati, ginjal, dan jantung), dan produk ikan atau kerang (kaviar, telur ikan kod, kepiting, udang besar dan udang kecil) (Heslet 2007). Berdasarkan National Cholesterol Education Program (2001), kadar kolesterol total dalam darah diklasifikasikan menjadi: rendah (< 200 mg/dl), sedang (200-239 mg/dl), dan tinggi ( 240 mg/dl). Di bawah ini adalah struktur kolesterol.

Gambar 1 Struktur kolesterol

Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna di usus. Unsur lemak ini akan masuk ke dalam darah tetapi tidak larut dalam darah. Agar dapat larut dalam darah kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid harus berikatan dengan protein membentuk senyawa yang disebut lipoprotein. Lipoprotein tersebut antara lain kilomikron, HDL, dan LDL (Nuansa & Istyanti 2010).Menurut Krisnatuti (2009), terdapat empat jenis lipoprotein dengan karakteristik berbeda -beda, diantaranya Chilomicrons, yaitu jenis lipoprotein yang memiliki kandungan lemak tinggi, densitas rendah, komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein serta berukuran paling besar diantara lipoprotein lainnya. Kilomikron berfungsi sebagai pengangkut lipid dari saluran cerna ke seluruh tubuh . Pre-beta lipoprotein-very low density lipoprotein (VLDL), yaitu jenis lipoprotein yang memiliki kandungan lipid tinggi. Sekitar 20 persen kolesterol terbuat dari lemak endogenous di hati. VLDL berfungsi mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan bertambah berat karena kekurangan trigliserida dan mejadi LDL (Almatsier 2003).Beta lipoprotein-low density lipoprotein (LDL), adalah Jenis lipoprotein pembawa lemak dan mengandung kolesterol yang sangat tinggi, terbuat dari lemak endogenous pada hati. Kolesterol ini sering disebut sebagai kolesterol jahat, karena LDL akan teroksidasi di pembuluh darah oleh sel-sel perusak (scavenger pathway) sehingga tidak dapat kembali ke dalam aliran darah dan menjadi plak (Almatsier 2003). National Cholesterol Education Program (2001) menyatakan bahwa kadar LDL yang baik dalam tubuh yaitu dibawah 100 mg/dl. Beta lipoprotein-high density lipoprotein (HDL), yaitu jenis lipoprotein ini membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari lemak endogenous di hati (Almatsier 2003). Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol baik. Berdasarkan National Cholesterol Education Program (2001), kadar HDL darah yang baik yaitu lebih besar dari 40 mg/dl.Kolesterol dalam darah harus dalam keadaan normal agar tidak terjadi gangguan kesehatan. Keberadaan HDL dan LDL harus seimbang, dimana konsentrasi HDL dapat memebersihkan LDL dalam darah. Jika LDL terlalu banyak dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah (Lucas 2008)

Fungsi PereaksiFungsi dari pereaksi kit trigliserida yaitu untuk mengeluarkan asam lemak secara hidrolisis yang selanjutnya diikuti oleh kuantifikasi gliserol yang dibebaskan. Untuk menentukan kadar trigliserida harus distandarkan berdasarkankandungan gliserol karena trigliserida mengandung asam lemak yang sulit diperkirakan (Sacher & McPherson 2004).Pereaksi kit kolesterol berfungsi untuk mengendapkan semua lipoprotein selain HDL selanjutnya HDL yang terdapat di dalam larutan dihitung dengan menggunakan pereaksi kit HDL precipitant. Pereaksi kit HDL precipitant berguna untuk mengendapkan HDL sehingga terbentuk supernatan yang dapat diambil untuk uji HDL. Kolesterol LDL dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan Friedewald dari pengukuran kolesterol total, trigliserida dan HDL (Sacher & McPherson 2004).

Aplikasi praktikum dalam ilmu giziSumber pangan yang yang merupakan sumber lipid tinggi jika dikonsumsi akan meningkatkan kadar trigliserida dan dan kolesterol darah. Kolesterol yang melebihi batas akan ditimbun dalam tubuh dan diangkut melalui pembuluh darah. Namun jika berlebihan akan dapat membahayakan kesehatan. Kadar kolesterol dalam tubuh dapat diatur dengan diet yang baik, yaitu dengan pola makan yang sehat dan konsumsi sayur dan buah. Sumber pangan seperti kuning telur, gorengan , dan margarin merupakan pangan dengan profil lipid tingggi. Oleh karena itu, diet terhadap sumber pangan ini sebaiknya diatur sebaik mungkin agar tidak mengganggu kesehatan.

METODOLOGIWaktu dan TempatPraktikum analisis profil lipid darah dilakukan pada hari Senin, 10 Maret 2014 di Laboratorium Pengantar Metabolisme Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan BahanTabel 1 Alat dan bahan penentuan responden dan intervensiAlatBahan

Lembar FFQTelu rebus

Gorengan

Roti bakar dengan olesan margarin

Tabel 2 Alat pengambilan darah oleh tenaga medisAlat

Kapas alcohol

Torniquet

Jarum spuit SCC

Tissue

Kapas kering

Tabung plan merah

Alat sentrifugasi

Tabel 3 Alat dan bahan penetapan kadar trigliseridaAlatBahan

Tabung reaksi kecil 3 mlPereaksi Kit Trigliserida

Spektofotometer dan kuvet 3mlPereaksi Kit Standar Trigliserida (konsentrasi 200 mg/dL)

Water bath (inkubator)

Alat sentrifugasi

Pipet mikro

Tabel 4 Alat dan bahan penetapan kadar kolesterol totalAlatBahan

Tabung reaksi kecil 3 mlPereaksi Kit Kolesterol

Spektofotometer dan kuvet 3mlPereaksi Kit Standar Kolesterol (konsentrasi 200 mg/dL)

Water bath (inkubator)

Alat sentrifugasi

Pipet mikro

Tabel 5 Alat dan bahan penetapan kadar HDL-Kolesterol (HDL-C)AlatBahan

Tabung reaksi kecil 3 mlPereaksi Kit HDL Precipitant

Spektofotometer dan kuvet 3mlPereaksi Kit Standar Kolesterol (konsentrasi 200 mg/dL)

Water bath (inkubator)Pereaksi Kit Kolesterol

Alat sentrifugasi

Pipet mikro

Tabel 6 Alat dan bahan penetapan kadar LDL Kolesterol (LDL-C)Alat

Kalkulator

Pensil

Kertas

Prosedur Kerja

Penentuan Responden dan Intervensi

Praktikum analisis profil lipid darah dilakukan untuk mengetahui kadar lipid darah seseorang. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih responden untuk dianalisis kadar lipid darahnya dan diberikan intervensi. Penentuan responden dan intervensi untuk praktikum profil lipid darah dapat dilihat di Gambar 2.

Kuisioner FFQ 3 minggu terakhir untuk kelompok pangan gorengan, telur, margarin/margarin dibuatResponden dipilah berdasarkan tinginya frekuensi makan makanan tersebutResponden dipuasakan 10 jam30 menit sebelum pengambilan darah diberikan intervensi makanan sesuai kategori kepada respondenGambar 2 Prosedur penentuan responden dan intervensi

Pengambilan Darah oleh Tenaga Medis dan Pembuatan Serum

Responden yang telah terpilih setelah berpuasa dan diberikan intervensi kemudian sampel darahnya diambil. Pengambilan darah dan pembuatan serum digunakan oleh tenaga medis. Prosedur pengambilan darah dan pembuatan serum dapat dilihat pada Gambar 3.Pembuluh darah vena dicariKulit dibersihkan dengan alkoholDarah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat sikuIkatan pembendungan (torquent) dipasangLokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol dengan cara berputar dari dalam keluarSpuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnyaVena mediana cubiti ditusuk dengan posisi 45oXXDarah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap ke bawahTourniquet dilepas, jarum ditarik dengan lubang penusukan ditekan oleh kapas alkoholBekas tusukan diplesterDarah yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung plan merahDarah didiamkan di dalam tabung sampai mengendapDarah disentrifugasi 3000 rpm 15 menitSupernatant yang terbentuk dipisahkanGambar 3 Prosedur pengambilan darah oleh tenaga medis dan pembuatan serum

Penetapan Kadar Trigliserida

Serum darah yang telah diambil kemudian di hitung kadar trigliseridanya. Penghitungan kadar trigliserida melalui beberapa tahapan. Prosedur penetapan kadar trigliserida dapat dilihat pada Gambar 4.Tabung reaksiDiisi serum darah sebanyak 10 L Ditambahkan 1000 L pereaksi Kit TrigliseridaDiinkubasi pada suhu 37oC selama 10 menitDibaca absorbansinya pada spektrofotometer, panjang gelombang = 500 nmDibuat blanko dengan serum diganti oleh aquades dan dibuat standar dengan serum diganti oleh kit standar trigliseridaGambar 4 Prosedur penetapan kadar Trigliserida

Penetapan Kadar Kolesterol Total

Serum darah yang telah diambil kemudian di hitung kadar kolesterolnya. Penghitungan kadar kolesterol melalui beberapa tahapan. Prosedur penetapan kadar trigliserida dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabung reaksiDiisi serum darah sebanyak 10 L Ditambahkan 1000 L pereaksi Kit KolesterolDiinkubasi pada suhu 37oC selama 10 menitDibaca absorbansinya pada spektrofotometer, panjang gelombang = 500 nmDibuat blanko dengan serum diganti oleh aquades dan dibuat standar dengan serum diganti oleh kit standar kolesterolGambar 5 Prosedur penetapan kadar kolesterol

Penetapan Kadar HDL-Kolesterol (HDL-C)

Serum darah yang telah diambil kemudian di hitung kadar HDLnya. Penghitungan kadar HDL kolesterol melalui beberapa tahapan. Prosedur penetapan kadar trigliserida dapat dilihat pada Gambar 6.Tabung reaksiDiisi serum darah sebanyak 200 L Ditambahkan 200 L HDL PrecipitantDiinkubasi pada suhu ruang selama 5 menitDisentrifugasi 5 menit 3000 rpmSupernatan 100 L diambilDitambahkan kit kolesterolDihomogenisasiDiinkubasi 37o C selama 5 menitDibaca absorbansinya pada spektrofotometer, panjang gelombang = 500 nmDibuat blanko dengan supernatant diganti oleh aquades dan dibuat standar dengan supernatant diganti oleh kit standar kolesterolGambar 6 Prosedur penetapan kadar HDL Kolesterol

Penentuan Kadar LDL Kolesterol (LDL-C)

Serum darah yang telah diambil kemudian di hitung kadar LDLnya. Penghitungan kadar LDL kolesterol melalui beberapa tahapan. Prosedur penetapan kadar trigliserida dapat dilihat pada Gambar 7.Data kadar kolesterol, trigliserida, dan HDL kolesterol dikumpulkanLDL kolesterol di hitung dengan mengurangi kadar kolesterol total dengan kadar trigliserida yang telah dibagi 5 dan kadar HDL kolesterolGambar 7 Prosedur penetapan kadar LDL KolesterolHASIL DAN PEMBAHASANTelur merupakan makanan sumber protein yang baik bagi tubuh. Selain protein telur juga merupakan sumber lemak, mineral, dan vitamin yang baik bagi tubuh. Nilai gizi dari telur sangat baik, yaitu 14% dari telur merupakan protein dan kandungan asam amino dari telur sangat lengkap. Sedangkan kadar lipidanya terdiri atas trigliserida dan fosfolipida (termasuk kolestrol) (Muchtadi 2005). Berikut kadar kolestrol total dan kadar trigliserida responden yang diberi intervensi telur rebus.

Tabel 7 Kadar kolestrol total dan trigliserida dengan intervensi telurIntervensiKode RespondenKadar Kolesterol Total (mg/dL)

TelurT-1273.66

T-2111.00

Kode RespondenKadar Trigliserida (mg/dL)

T-179.2

T-2Kode RespondenT-1T-2276.5Kadar HDL (mg/dL)87.7754.24

Kadar normal kolesterol total adalah kurang dari 200 mg/dl, sedangkan kadar normal trigliserida adalah kurang dari 150 mg/dl (Djohan 2004). Hasil dari tiap kadar memiliki perbedaan. Untuk kadar kolesterol total responden T-1 memiliki kadar yang berkategori tinggi yaitu 273.66 mg/dl karena menurut Djohan (2004) kadar yang termasuk tinggi yaitu sebesar lebih besar dari 240 mg/dl. Sedangkan kadar kolesterol total dari responden T-2 memiliki kadar kolesterol yang normal menurut literatur. Walaupun telur merupakan sumber protein yang baik bagi tubuh, tetapi kuning telur memiliki kandungan kolesterol yang tinggi (Muchtadi 2005). Kadar kolesterol yang terkandung dalam kuning telur yaitu 250 mg per butir. Jika dibandingkan dengan daging sapi yang yang mengandung 75 mg kolesterol dalam 3 ons daging sapi. Hal tersebut yang seharusnya dapat membuat kenaikan kadar kolesterol total jika mengonsumsi telur. Kadar trigliserida pada responden T-1 masih dalam kadar yang normal, sedangkan responden T-2 memiliki kadar trigliserida yang termasuk dalam kategori tinggi. Kadar trigliserida yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu 250-500 mg/dl (Djohan 2004). Menurut penelitian yang dilakukan Hardini et al. (2007), kadar trigliserida darah meningkat pada tikus setelah pemberian intervensi telur. Kadar trigliserida meningkat pada tikus yang diberi intervensi telur yang diolah dengan cara digoreng hingga matang, digoreng tanpa minyak, dan direbus secara setengah matang.Uji untuk mengetahui kadar HDL dilakukan terhadap enam responden. Serum darah sebanyak 200 L dan pereaksi kit sebanyak 500 L dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah disiapkan. Larutan tersebut kemudian di homogenkan dan di inkubasi selama 5 menit pada suhu 37o C. Selanjutnya larutan disentrifugasi selama 5 menit agar supernatan terpisah dari serum. Supernatan diambil sebanyak 100 L dan dimasukan ke dalam tabung reaksi kosong, kemudian ditambahkan pula 1000 L kit kedalamnya. Larutan tersebut kemudian dihomogenisasi dan diinkubasi selama 5 menit. Setelah diinkubasi, larutan dimasukan kedalam kuvet untuk dibaca absorbansinya. Kadar HDL dihitung berdasarkan nilai absorbansi yang didapatkanKadar HDL pada responden yang diberikan intervensi telur sebesar 87.77 mg/dL dan 54.24 mg/dL. Kadar HDL pada responden T-1 dapat dikatakan abnormal karena kadar HDL normal pada tubuh pria berkisar antara 30 65 mg/dL (Marks et al 1996.) Kadar HDL responden T1 bernilai 87.77 mg/dL, jauh lebih tinggi dari nilai normal. Hasil tersebut juga berbanding terbalik dari kebiasaan makan responden T-1 dengan kebiasaan makan T-2 dimana responden T-2 mengkonsumsi telur (> 4 kali) lebih sering dibanding responden T-1 (1-2 kali). Menurut Anam (2010), konsumsi telur lebih sering (terutama kuning telur) akan meningkatkan kadar HDL lebih tinggi. Nilai abnormal tersebut mungkin saja terjadi dikarenakan kesalahan praktikan ketika menghitung nilai absorbansi. Konsumsi makanan yang kaya asam lemak jenuh akan meningkatkan kadar HDL dan LDL pada tubuh (Anam 2010). Margarin dan telur merupakan produk makanan asam lemak jenuh. Sedangkan gorengan yang dimasak dengan minyak yang berwujud cair lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (Sutresna 2007). Hal tersebut dapat menunjukan penyebab responden yang diberikan intervensi margarin memiliki kadar HDL paling tinggi dibandingkan responden dengan intervensi telur dan minyak. Namun, peningkatan kadar HDL tidak dapat direpresentasikan karena tidak dilakukannya pengukuran kadar HDL sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi.Selain intervensi telur, terdapat juga responden lain yang diberikan intervensi dengan pemberian margarin. Margarin yang diberikan tidak diberikan secara langsung, tetapi dengan mengolesnya di atas sebuah roti. Berikut hasil kadar kolesterol total dan trigliserida dengan pemberian intervensi margarin.

Tabel 8 Kadar kolestrol total dan trigliserida dengan intervensi margarinIntervensiKode RespondenKadar Kolesterol Total (mg/dL)

MargarinM-3148.85

M-4192.50

Kode RespondenKadar Trigliserida (mg/dL)

M-3132.6

M-4Kode RespondenM-3M-4237.9Kadar HDL (mg/dL)182.0955.61

Kadar kolesterol total dari responden M-3 dan M-4 masih dalam kategori yang normal walaupun sudah diberikan intervensi margarin. Begitu pula untuk kadar trigliserida dari kedua responden, hanya responden M-4 yang mengalami peningkatan kadar trigliserida dari batas normal menurut literarur. Margarin termasuk dalam asam lemak tak jenuh jamak trans, karena margarin merupakan minyak yang dihidrogenasi sebagian (Tuminah 2009). Asam lemak tak jenuh trans berasal dari asam lemak yang memiliki ikatan rangkap lebih dari satu yang dihidrogenasi dengan suhu yang tinggi sehingga memicu perubahan isomer asam lemak dari bentuk cis (bentuk normal) menjadi bentuk trans. Dari penelitian yang ada asam lemak tak jenuh trans akan meningkatkan kadar trigliserida. Asam lemak trans menurunkan kolesterol HDL dan meningkatkan kadar LDL, tidak seperti asam lemak jenuh. Kolesterol total belum tentu naik karena dari salah satu bagian dari kolesterol total berkurang. Responden yang diberikan intervensi margarin memiliki kadar HDL paling tinggi yaitu sebesar 182.09 mg/dL dan 55.61 mg/dL. Kadar HDL pada responden M-3 dapat dikatakan abnormal karena kadar HDL normal pada tubuh pria berkisar antara 30 65 mg/dL (Marks et al. 1996). Kadar HDL responden M-3 sangat tinggi diatas batas normal. Hasil tersebut juga berbanding terbalik dengan kebiasaan konsumsi asam lemak jenuh yang dimiliki responden. Namun pada responden M-3 memiliki nilai IMT lebih besar (25.1 kg/m2) dibanding M-4 yang sama-sama diberi intervensi margarin (17.1 kg/m2). Kegemukan disebabkan karena asupan lemak total yang tinggi. Orang yang mengalami IMT lebih tinggi biasanya memiliki kadar HDL lebih tinggi dibandingkan yang memiliki nilai IMT rendah (Almatsier 2004). Gorengan tidak bisa terlepas dari dari kehidupan masyarakat, karena hampir semua kalangan menyukai makanan yang diolah secara digoreng. Pengolahan makanan dengan cara digoreng menambahkan rasa gurih, meningkatkan cita rasa, warna, aroma, bentuk, tekstur, dan penampilan pada masakan sehingga masyarakat lebih menyukai makanan yang dibuat dengan cara digoreng. Selain itu, makan yang digoreng akan menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan tersebut. Berikut hasil kadar koleterol total dan kadar trigliserida reponden yang diberikan intervensi gorengan.

Tabel 9 Kadar kolestrol total dan trigliserida dengan intervensi gorenganIntervensiKode RespondenKadar Kolesterol Total (mg/dL)

GorenganG-5115.6

G-6179.28

Kode RespondenKadar Trigliserida (mg/dL)

G-5160.0

G-6Kode RespondenG-5G-6398.6Kadar HDL (mg/dL)53.1549.88

Kadar kolesterol total dari kedua reponden masih menunjukkan dalam kategori kadar yang normal. Menurut Djohan (2004) kadar agak tinggi untuk trigliserida adalah 150-250 mg/dl dan yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu 250-500 mg/dl. Sehingga untuk kadar trigliserida, responden G-5 masuk dalam kategori agak tinggi dan reponden G-6 masuk dalam kategori tinggi. Menurut Hardini et al. (2007), proses penggorengan dari bahan pangan terjadi proses hidrogenasi minyak akibat adanya panas, yang menyebabkan konfigurasi minyak goreng menjadi trans. Hal tersebut yang menambah tingginya kandungan lemak trans dalam produk yang sudah digoreng. Pemanasan minyak yang berulang akan menyebabkan kerusakan ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh dan menyebakan minyak menjadi semakin jenuh (Yusuf 2010). Asam lemak jenuh yang terkandung dalam minyak goreng data meningkatkan kadar kolesterol LDL sekaligus LDL, sehingga meningkatkan kadar kolesterol total. Begitu pula dengan kadar trigliserida yang juga akan mengalami peningkatan. Selain itu terdapat pengaruh negatif lainnya dari produk yang diolah secara digoreng, yitu adanya zat kanker akibat dari oksidasi minyak yang berlangsung lama. Responden yang diberikan intervensi gorengan yang hanya memiliki kadar HDL sebesar 53.15 mg/dL dan 49.88 mg/dL

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanKebiasaan konsumsi pangan sumber lipid dapat mempengaruhi profil lipid darah dalam tubuh (trigliserida, kolesterol total, LDL, dan HDL). Responden yang mendapat intervensi telur memberikan pengaruh cukup besar terhadap peningkatan kadar kolesterol serta LDL dlam darah. Responden yang mendapat intervensi gorengan mengalami peningkatan kadar trigliserida yang signifikan, sedangkan HDL tertinggi didapat pada responden yang mendapat intervensi margarin. Frekuensi konsumsi pangan sumber lipid belum tentu dapat meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL serta menurunkan kadar HDL apabila pangan tersebut dikonsumsi bersama pangan lain yang dapat menyeimbangkan kadar profil lipid darah tersebut.

SaranSaran untuk praktikum analisis profil lipid darah kali ini sebaiknya dilakukan pengukuran profil lipid darah terhadap responden sebelum diberi intervensi dan sesudah pemberian intervensi agar data yang didapat lebih akurat dan lebih mudah untuk membandingkannya.

DAFTAR PUSTAKAAdiwiyoto A. 2007. Kolesterol Yang Perlu Anda Ketahui. dalam Heslet L. Cholesterol. Jakarta (ID): Kesaint Blanc.Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.Almatsier S. 2004. Penuntun Diet: Edisi Baru. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka UtamaAnam MS. 2010. Pengaruh intervensi diet dan olahraga terhadap indeks massa tubuh, kesegaran jasmani, HsCRP dan profil lipid pada anak obesitas. [Tesis]. Semarang (ID). Universitas DiponegoroBrooker C. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta (ID): EGC.Djohan TBA. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Hypertensi. [Internet]. [15 Maret 2014]. Dapat diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/files/gizi-bahri101.pdfGirindra AA. 2001. Biokimia Jilid 2. Jakarta(ID): Pustaka JayaHardini D, Yuwanta T, Supadino, Zuprizal. April 2007. Pengaruh Telur Beromega-3 dan 6 Hasil Olahan terhadap Profil Lipid Darah Tikus Rattus norvegicus L. Normal dan Hiperkolesterolemia. J. Media Peternakan. [Internet]. [15 Maret 2014]. Vol. 30 No. 1: 26-34. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/mediapeternakan/article/viewfile/Heslet L. 2007. Kolesterol Yang Perlu Anda Ketahui. Anton Adiwiyoto (Penerjemah). Jakarta: Kesaint Blanc. Terjemahan dari: Cholesterol.EGCKrisnatuti D dan Yenrina R. 1999. Perencanaan Menu bagi Penderita Jantung Koroner. Bogor (ID): PT Trubus AgriwidayaLucas. 2008. Tanaman Obat & Jus utk Mengatasi Penyakit Jantung,Hipertensi,Kolesterol dan Stroke. Jakarta: PT Agromedia PustakaMarks DB, Marks AD, Smith CM. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta (ID): EGC.Muchtadi D. 2005. Mana yang Lebih Baik Telur Mentah, Setengah Matang atau Rebus?. [Internet]. [15 Maret 2014]. Dapat diunduh dari: http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_telur.phpNational Cholesterol Education Program. 2001. Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III). 03 (13): 124-134Nuansa CG, Istyanti DT. 2010. Kinetika adsorps kolesterol daging kambing menggunakan adsorben kitosan dan karbon aktif.[skripsi]. Semarang [ID]: Universitas DiponegoroPangkalan. 2007. Seri Diet Korektif - Diet South Beach. Jakarta: PT Elex MediaKomputindoSacher RA, McPherson RA. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC.Soerjodibroto W. 2005. Lemak dalam Pola Makanan Masyarakat Indonesia dan Masyarakat Kawasan Asia Pasifik Lainnya : Hubungannya dengan Kesehatan Kardiovaskuler [thesis]. Jakarta(ID): Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Sutresna N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung (ID): Grafindo Media Pratama.Tuminah S. 2009. Efek Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak Jenuh Trans terhadap Kesehatan. J Media Penelit. Dan Pengembang Kesehatan. [Internet]. [15 Maret 2014]. Vol. 19.: 14-20. Dapat diunduh dari: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPKYusuf F. Sirajuddin S, Najamuddin U. 2010. Analisis Kadar Asam Lemak Jenuh dalam Gorengan dan Minyak Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan Di Lingkungan Workshop Universitas Hasanuddin. [Internet]. [15 Maret 2014]. Dapat diunduh dari: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5503/JURNAL.pdf .

LAMPIRANTabel 10 FFQ responden satu minggu sebelum intervensiIntervensiRespondenTelurMargarinGorengan

01-23-4>401-23-4>401-23-4>4

TelurDyana

Agus

MargarinWilda

Hardyansah

GorenganAldiza

Arif

Tabel 11 Absorbansi dan kadar profil lipid darah setelah intervensiProfil RespondenTrigliseridaKolesterolHDLLDL

RespondenTB (cm)BB (kg)AbsKadar (mg/dL)AbsKadar (mg/dL)AbsKadar (mg/dL)Kadar (mg/dL)

Dyana154.047.00.11079.20.535273.660.32287.77170.05

Agus165.557.00.394276.50.277111.000.19954.241.46

Wilda154.060.50.189132.60.291148.850.668182.09-59.76

Hardyansah166.049.00.339237.90.220192.500.20455.6189.31

Aldiza149.061.00.228160.00.226115.600.19553.1530.45

Arif158.075.00.568398.60.350179.280.18349.8849.68

Tabel 12 Konsentrasi dan absorbansi standar dar berbagai jenis lipid

Jenis LipidKonsentrasi standar (mg/dL)Absorbansi standar

Trigliserida2000.285

Kolesterol2000.391

HDL1750.642

Tabel 13 Kode dan IMT respondenRespondenKode respondenIMT (kg/m2)

DyanaT-119.82

AgusT-220.81

WildaM-325.51

HardyansahM-417.78

AldizaG-527.48

ArifG-630.04

Contoh perhitungan responden Dyana

JOB LISTNoNamaNIMPembagian KerjaTanda tangan

1.Dwi Ayu OI14120093Pnedahuluan dan metodologi

2.Dwinda ListyaI14120111Pembahasan kolesterol total dan TGA

3.Andi Hakim Jodi I14120118Tinjauan pustaka dan pembahasan

4.Atika yuniartiI14120127Editor, kesimpulan dan saran

5.Anggia dwi akbariI14120136Tinjauan pustaka HDL, LDL dan aplikasi terhadap ilmu gizi

6.Aldiza intan randaniI14120142Tinjauan pustaka lipid dan kolesterol