2. Laporan Praktikum Minyak Kelapa

32
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PERKEBUNAN MINYAK KELAPA ( Cocos nucifera) Oleh : Nama : Kendis Nandya Salim NRP : 123020027 Kelompok : A Meja : 1 (Satu) Tanggal Percobaan : 11 Maret 2015 Asisten : Mugni Srinovia

description

tpp

Transcript of 2. Laporan Praktikum Minyak Kelapa

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PERKEBUNAN

MINYAK KELAPA(Cocos nucifera)

Oleh :Nama : Kendis Nandya SalimNRP : 123020027Kelompok : AMeja : 1 (Satu)Tanggal Percobaan : 11 Maret 2015Asisten : Mugni Srinovia

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGANPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2015

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)

Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Di Indonesia umumnya pengolahan minyak kelapa dilakukan dengan

menggunakan kopra sebagai bahan dasar atau dengan cara tradisional lainnya

misalnya pembuatan minyak klentik. Minyak yang dibuat dari kopra mempunyai

kandungan asam lemak yang tinggi (sekitar 5%) dengan bau yang kurang

disenangi sehingga perlu diberi perlakuan pemurnian lebih lanjut sebelum

digunakan atau dikonsumsi.

Pembuatan minyak kelapa merupakan tindakan pasca panen yang sangat

penting untuk buah kelapa. Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari

buah kelapa. Minyak kelapa sering dipergunakan sebagai bahan baku industri dan 

pembuatan minyak goreng. Selain itu, minyak kelapa baik digunakan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat. Maka, tidak heran minyak kelapa atau yang

biasa dikenal sebagai virgin coconut oil ini sempat menjadi incaran banyak orang.

Teknik pembuatan minyak kelapa yang baik dapat meningkatkan dan

menjaga kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan. Minyak kelapa dapat

diekstrak dari daging buah kelapa. Mengekstrak minyak dari daging buah kelapa

merupakan teknik pembuatan tradisional yang masih sering dipergunakan karena

mudah dilakukan serta tidak memerlukan banyak biaya. Namun masih terdapat

kelemahan pada teknik tersebut yaitu rendahnya rendemen yang dihasilkan

(Anonim,2011).

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan pembuatan minyak secara tradisional ini adalah

untuk mengetahui proses pembuatan minyak dari kelapa, diversifikasi produk

olahan kelapa dan menambah nilai ekonomis.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip yang digunakan dalam percobaan pembuatan minyak secara

tradisional adalah berdasarkan proses pemanasan sehingga kestabilan emulsi

lemak terganggu dan menyebabkan protein tergumpalkan atau protein

terkoagulasi, sehingga minyak dapat dipisahkan.

II BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan – bahan Percobaan, (2) Alat

– alat Percobaan, dan (3) Metode Percobaan.

2.1. Bahan – bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pembuatan minyak kelapa

adalah buah kelapa, air dan asam asetat glasial.

2.2. Alat-alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah baskom, gelas ukur,

dandang, saringan, neraca digital, dan kompor.

2.3. Metode Percobaan

Buah Kelapa Pengupasan Pembelahan Daging Kelapa

Krim Pengendapan (t= 5 jam) Pemerasan

Pemarutan

Pemasakan , T= 15

menit

Pemisahan, T= 24 menit

Minyak Kelapa

Gambar 1. Alur Proses Pengolahan Minyak Kelapa

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Minyak Kelapa

III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2)

Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari percobaan pembuatan minyak kelapa dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengolahan Minyak Kelapa

No Analisa Hasil Pengamatan1. Nama Produk Minyak Kelapa2. Basis 1500 gram

3.Bahan Utama1. Air

4.Bahan Tambahan1. Asam asetat glasial 15 gram

5. Berat Produk 88,7 gram6. % Produk 5,91 %

7.

Sifat Organoleptik1. Warna2. Rasa3. Aroma4. Tekstur5. Kenampakan

Jernih agak keruhKhas minyakKhas minyakBerlemakKusam

8. Gambar Produk

(Sumber: Kendis Nandya,Kelompok A, Meja 1, 2015).

3.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap minyak kelapa

didapatkan hasil bahwa berat produk yang dihasilkan adalah 189 gram atau 26,66

%.

Minyak kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah

kelapa.  Secara umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi 3 macam yaitu:

1. Cara kering

Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara kering, terlebih dahulu daging

buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra.  Untuk dibuat dalam bentuk kopra, maka

daging buah kelapa dibuat menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik

matahari atau dikeringkan melalui oven. Pengeringan daging kelapa dengan

penjemuran sangat tergantung pada kondisi cuaca, sehingga pengeringan akan

lebih baik ketika berada pada musim panas dan apabila pengeringan dilakukan

pada musim penghujan, proses pengeringan dapat memakan waktu yang lebih

lama.  Waktu yang lama dalam proses pengeringan akan sangat mengganggu

kualitas kopra yang dihasilkan yang disebabkan karena adanya proses biologis.

Untuk proses pengeringan dengan menggunakan oven akan lebih cepat

dibandingankan dengan cara pengeringan melalui penjemuran pada sinar

matahari.  Pengeringan dengan menggunakan oven akan memakan biaya

operasional yang lebih besar. Adapun langkah-langkah pembuatan minyak kelapa

dengan cara kering adalah sebagai berikut :

1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.

2. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan

minyak. Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas

digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk

mengeluarkan minyaknya.

3. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.

4. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:

• Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi

(menghilangkan asam lemak bebas).

• Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya

menggunakan arang aktif agar dihasilkan minyak yang jernih dan

bening.

• Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan

menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak

dikehendaki.

5. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam

kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.

2. Cara basah

Cara basah yang terbagi atas beberapa metode diantaranya adalah

pemancingan, pengasaman, mekanik, enzimatk dan penggaraman.

3. Cara ekstraksi Pelarut

Cara ekstraksi pelarut, yaitu untuk membuat minyak dengan cara ekstraksi

pelarut, daging buah kelapa juga dibuat dalam bentuk kopra.  Prinsip dari cara ini

yaitu menggunakan pelarut yang dapat melarutkan minyak.  Adapun karakteristik

pelarut yang digunakan untuk ekstraksi minyak kelapa diantaranya bertitik didih

rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan

residunya tidak beracun. Urutan dari proses ekstraksi minyak kelapa dengan

menggunakan bahan pelarut yaitu:

1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.

2. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada

ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap

pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang

mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk

kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang

mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju

ruang penguapan semula.

3. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap,

sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses berlangsung

terus menerus sampai 3 jam.

4. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi

pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi

dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan

lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak

ada lagi residu pelarut pada minyak.

5. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan dan

penghilangan bau. Meskipun cara ini cukup sederhana, tapi jarang

digunakan karena biayanya relatif mahal (Anonim, 2012).

Buah kelapa yang baik untuk dijadikan minyak kelapa adalah buah kelapa

tua, karena buah kelapa tua dapat menghasilkan minyak yang lebih banyak.

Sedangkan kelapa muda bisa saja dijadikan minyak tetapi hasilnya tidak sebanyak

dengan menggunakan kelapa tua dan membutuhkan kelapa yang lebih banyak

untuk dapat menghasilkannya.

Perubahan fisik yang terjadi pada pembuatan minyak kelapa adalah pada

saat pemarutan, dimana ukuran kelapa menjadi lebih kecil dan luas permukaan

semakin besar dan memudahkan untuk mengekstrak minyak yang ada pada buah

kelapa. Pada saat pemerasan dengan penambahan air menjadikan bahan hasil

pemarutan menjadi lebih cair dan menjadikan bakal calon minyak akan keluar

lebih banyak. Pada saat pengendapan akan terjadi pemisahan dua bagian, yaitu

bagian air dan bagian minyak yang berada pada bagian bawah disebut krim.

Perubahan kimia yang terjadi adalah pada saat penambahan asam asetat

glasial membuat suasana menjadi asam dan mempermudah dalam pemisahan

antara air dan minyak, serta mempersingkat waktu pemasakan.

Minyak sawit atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edibel yang

didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis

guineensis, dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak

sawit secara alami berwarna kuning karena kandungan beta-karoten yang tinggi.

Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang

dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga berbeda

dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nucifera).

Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga

tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung

41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%

(Anonim,2014).

Santan yang diperoleh dari hasil pemerasan daging kelapa dengan

penambahan air panas mengandung minyak yang lebih banyak bila dibandingakn

dengan penambaahan air dingin. Hal ini disebabkan karena pengikatan globula

lemak oleh air panas lebih besar bila dibandingkan dengan pengikatan oleh air

dingin, sehingga kandungan lemak yang terbuang dalam ampas sedikit.

Santan yang diperoleh dimasukkan dalam corong pemisah dan dibiarkan

selama 3 jam, tujuannya untuk memisahkan krim dengan skim. Lapisan yang

terbentuk selama pemisahan dalam corong pisah, terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

1. Lapisan atas, adalah krim emulsi yang mengandung kadar minyak

yang tinggi.

2. Lapisan tengah adalah skim santan kelapa

3. Lapisan bawah adalah endapan, yaitu padatan yang tidak larut

dalam air dalam jumlah kecil.

Lapisan yang digunakan untuk pembuatan minyak yaitu lapisan atas (krim)

yang telah dipisahkan dari skim. Krim yang terpisahkan merupakan emulsi

minyak dalam air dan harus dipisahkan untuk mendapatkan minyak yang

diinginkan.

Krim yang diperoleh kemudian dipanaskan pada suhu 90-100’C, selama +

20 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk menguapkan semua air yang terkandung

dalam krim, sehingga diperoleh campuran minyak dan protein yang menggumpal

(galendo).

Lama pemanasan harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas

minyak yang dihasilkan. Semakin lama pemanasan, maka semakin tinggi reaksi

oksidasi pada minyak, karena bilangan peroksida yang dihasilkan tinggi.

Setelah proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan proses ekstraksi

yang tujuannya untuk memisahkan minyak dari protein. Pemisahan ini harus

dilakukan dengan teliti dan hati-hati, agar diperoleh minyak yang jernih dan sudah

tidak bercampur dengan protein (galendo).

Minyak yang dihasilkan harus mempunyai warna yang jernih. Bila warna

minyak tidak jernih, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya zat warna dan

kotoran-kotoran lainya. Warna coklat pada minyak kelapa yang mengandung

protein dan karbohidrat, dapat pula disebabkan oleh reaksi pencoklatan antara

karbonil yang berasal dari pemecahan peroksida dengan asam amino dari protein.

Aroma dan flavor pada minyak yang dihasilkan, selain terdapat secara

alami, juga terjadi karena pembentukkan asam-asam yang berantai sangat pendek

sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Akan tetapi pada

umumnya aroma dan flavor ini disebabkan oleh komponen bukan minyak, bau

yang khas dari minyak kelapa ditimbulkan oleh nonil metal keton. Aroma yang

baik untuk minyak kelapa adalah yang khas minyak kelapa yang dapat diketahui

dengan mencium minyak kelapa.

Berdasarkan cara pembuatan, Ir. Winarno, alumnus Teknologi Pangan dari

Institut Pertanian Bogor, menyebutkan setidaknya ada tiga jenis minyak kelapa.

1.    Minyak kelapa industri. Minyak ini dibuat dengan bahan baku kopra

melalui proses RBC (refining, bleaching and deodorizing). Setelah kopra dipres,

dibersihkan, diputihkan, lalu dihilangkan bau tengiknya. Minyak kelapa yang

dijual untuk memasak kerap dicampur dengan minyak sayur lain, sehingga

harganya cukup murah.

2.    Minyak kelapa kelentik. Minyak ini dibuat dengan cara tradisional oleh para

petani kelapa atau ibu rumah tangga. Caranya, dengan memasak santan kelapa

hingga minyak terpisah dari blondo (karamel). Kerapkali minyak ini berwarna

kuning sampai kecokelatan, akibat terkontaminasi karamel yang gosong.

3.    Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Minyak ini

merupakan minyak kelapa yang tidak mengalami proses hidrogenasi. Agar tidak

mengalami hidrogenasi, ekstrasi minyak ini dilakukan dengan proses dingin,

misalnya dengan fermentasi, pancingan, sentrifugasi, pemanasan terkendali,

pengeringan parutan kelapa secara cepat, dan lain-lain. 

4.    Meski Ir. Winarno tidak menyebutkan satu jenis VCO yang terakhir ini,  Anda

perlu tahu bahwa ada satu produk minyak kelapa yang disebut organik

ekstra mengandung MCT atauMedium Chain Triglyserides. Ini merupakan hasil

pengolahan lebih lanjut dari VCO berkualitas baik melalui proses esterifikasi

gliserol yang diturunkan dari minyak nabati berkadar laurat tinggi dengan asam

lemak rantai sedang. Cara paling sederhana membedakan organik ekstra VCO

mengandung MCT dengan VCO lain adalah dengan merasakannya. Bila VCO

biasa masih terasa sebagai minyak di lidah, MINYAK MCT terasa seperti air

(Anonim, 2010).

Pada pembuatan minyak kelapa ditetapkan ada 4 tahap yang termasuk titik

kritis (CCP), yaitu tahap pemerasan santan, penambahan koagulan, pemanenan

minyak mentah dan pengemasan minyak, serta penyaringan minyak.

Pemerasan santan menjadi CCP karena tahap ini menggunakan air sebagai

bahan pengekstrak minyak menjadi santan yang kadang tidak mempergunakan air

yang sesuai bagi air minum (tidak dimasak). Batas kritisnya adalah santan tidak

tercemar kotoran atau air yang kurang baik. Monitoring dilakukan sebelum proses

pemerasan dimulai yaitu dari higienis pekerja dan pemeriksaan visual terhadap

santan yang dihasilkan.

Penambahan asam asetat glasial menjadi CCP karena tahap ini penting

untuk mengoptimalkan pemisahan santan, akan tetapi bila terlalu banyak

ditambahkan maka santan menjadi asam dan berpengaruh terhadap minyak yang

dihasilkan.

Tahap lain yang menjadi CCP adalah proses pemanenan dan penyaringan

minyak. Apabila waktu panen terlalu lama maka minyak yang dihasilkan akan

terjadi penurunan kualitas dengan meningkatnya bilangan peroksida dan kadar

asam lemak bebas.

Proses penyaringan yang tidak sesuai yaitu berada dalam ruangan yang

tidak tertutup dengan peralatan tidak bersih serta tercampurnya blondo dalam

minyak lebih dari satu hari sehingga menyebabkan minyak yang dihasilkan

menjadi rusak.

Tahap proses lain yang menjadi CCP adalah pengemasan minyak yang

sering terjadi adalah tutup botol minyak rusak atau isi minyak tumpah ke luar

akibat isi minyak dalam botol terlalu penuh.

Minyak yang dihasilkan dari proses manapun yang digunakan selayaknya

aman untuk dikonsumsi. Secara nasional terdapat standar untuk minyak goreng

seperti tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI 3741:2013

No. Kriteria uji Satuan Persyaratan1.1.11.22. 3.  4. 5.  6.

7.7.17.27.37.47.5

KeadaanBauWarnaKadar air dan bahan menguapBilangan AsamBilangan PeroksidaMinyak PelikanAsam linolenat (C18:3) dalam komposisi asam lemak minyakCemaran LogamKadmium (Cd)Timbal (Pb)Timah(Sn)Merkuri (Hg)Cemaran Arsen (As) 

-

% b/bMg KOH/g

  Mek O2/Kg  %

mg/kgmg/kgmg/kgmg/kgmg/kg

NormalNormalMaksimum 0,15Maksimum 0,6Maksimum 10NegatifMaksimum 2

Maksimum 0,2Maksimum 0,1Maks. 40,0/250,0*Maksimum 0,05Maksimum 0,1

CATATAN: - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik

- * dalam kemasan kaleng

Minyak yang dihasilkan harus mempunyai warna yang jernih. Bila warna

minyak tidak jernih, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya zat warna dan

kotoran-kotoran lainya. Warna coklat pada minyak kelapa yang mengandung

protein dan karbohidrat, dapat pula disebabkan oleh reaksi pencoklatan antara

karbonil yang berasal dari pemecahan peroksida dengan asam amino dari protein.

Aroma dan flavor pada minyak yang dihasilkan, selain terdapat secara alami,

juga terjadi karena pembentukkan asam-asam yang berantai sangat pendek

sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Akan tetapi pada

umumnya aroma dan flavor ini disebabkan oleh komponen bukan minyak, bau

yang khas dari minyak kelapa ditimbulkan oleh nonil metal keton. Aroma yang

baik untuk minyak kelapa adalah yang khas minyak kelapa yang dapat diketahui

dengan mencium minyak kelapa.

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap minyak kelapa

didapatkan hasil bahwa berat produk yang dihasilkan adalah 189 gram atau 26,66

%.

4.2. Saran

Sebaiknya pada saat pembuatan minyak lebih diperhatikan lagi dalam setiap

proses kerjanya agar didapatkan minyak kelapa yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2010). Jenis Minyak Kelapa, http://female.kompas.com/read/2010/03/19/08205226/Mengenal.Jenis.Minyak.Kelapa , Akses 14 Maret 2015.

Anonim, (2011). Pembuatan Minyak Kelapa. http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/laporan-praktikum-pembuatan-minyak-kelapa/,Akses 14 Maret 2015.

Anonim, (2012). Teknik Pembuatan Minyak Kelapa. http://hmakuii.wordpress.com/artikel/teknik-pembuatan-minyak-kelapa/, Akses 14 Maret 2015.

Anonim, (2014), Minyak Sawit. http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_sawit/, Akses 14 Maret 2015.

Ketaren, (1986), Pengolahan Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta.

Rumokai. M.M., (1987), Mempelajari Ekstraksi dan Hidrolisis Minyak Kelapa Secara Enzimatis, FAFETA, IPB, Bogor.

Winarno, F.G, (1984), Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Lampiran Perhitungan Minyak kelapa

Basis = 200 gram

Air = 34

x 709 = 531,75 %

Kelapa = 14

x 709 = 177,25 %

W produk = 189 gram

%Produk = W produkW basis

x 100%

= 189709

x 100% = 26,66 %

LAMPIRAN SOAL KUIS

1.Dik : Basis = 350

Kelapa : Air = 3 : 5 40%

Sukrosa = 60 %

Dit = Berat bahan masing-masing ?

Jawab :

Kelapa + air =

40100

x350 = 140 gram

Kelapa = 38

x 140 gram = 52,5 gram

Air = 58

x 140 gram = 87,5 gram

Sukrosa = 60

100 x 350 gram = 210 gram

2.Dik : Basis = 350 gr

Susu 40 %

Sukrosa = 60 %

Dit = Berat bahan masing-masing ?

Jawab :

Susu = 40

100 x 350 gram = 140 gram

Sukrosa = 60

100 x 350 gram = 210 gram

3.Dik : kacang tanah = 750 gr

Gula = 21 gr

Minyak = 10 gr

Dit = % formulasi?

Jawab :

Basis = 750 + 21 + 10 = 781 gr

Kacang tanah = 750781

x 100 % = 96,03 %

Gula = 21

781 x 100 % = 2,69 %

Minyak = 10781

x 100 % = 1,28 %

4. Jelaskan tentang mekanisme gluten?

Jawab :

Mekanisme gluten yaitu, Gliadin dan glutenin jika ditambah air akan

membentuk adonan (dough) dan bila diremas-remas (kneaded) akan membentuk

substansi gluten yang lengket dan elastis.

5. Sebutkan fungsi dari telur dan margarine pada proses pembuatan roti?

Jawab :

 Telur akan berfungsi sebagai bagian pelengkap untuk menambah citarasa

dan gizi pada roti, sedangkan mentega berfungsi sebagai bahan pengempuk dan

membantu mengembangkan susunan physic makanan yang dibakar

LAMPIRAN SNI

Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI 3741:2013

No. Kriteria uji Satuan Persyaratan1.1.11.22. 3.  4. 5.  6.

7.7.17.27.37.47.5

KeadaanBauWarnaKadar air dan bahan menguapBilangan AsamBilangan PeroksidaMinyak PelikanAsam linolenat (C18:3) dalam komposisi asam lemak minyakCemaran LogamKadmium (Cd)Timbal (Pb)Timah(Sn)Merkuri (Hg)Cemaran Arsen (As) 

-

% b/bMg KOH/g

  Mek O2/Kg  %

mg/kgmg/kgmg/kgmg/kgmg/kg

NormalNormalMaksimum 0,15Maksimum 0,6Maksimum 10NegatifMaksimum 2

Maksimum 0,2Maksimum 0,1Maks. 40,0/250,0*Maksimum 0,05Maksimum 0,1

CATATAN: - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik

- * dalam kemasan kaleng

(Sumber : Standar Nasional Indonesia, 2002)