Teori Minyak Kelapa Sawit Mentah
-
Upload
parismant-iduink-chid -
Category
Documents
-
view
91 -
download
15
description
Transcript of Teori Minyak Kelapa Sawit Mentah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelapa Sawit
Minyak sawit berasal dari buah pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis),
suatu spesies tropis yang berasal dari Afrika Barat, namun kini tumbuh sebagai
hibrida di banyak belahan dunia, termasuk Asia Tenggara dan Amerika Tengah.
Minyak sawit menjadi minyak pangan yang paling banyak diperdagangkan
secara internasional pada tahun 2007. Minyak yang relative murah ini digunakan
untuk berbagai tujuan. Permintaan dunia akan minyak sawit telah melonjak
dalam dua dasawarsa terakhir, pertama karena penggunaannya dalam bahan
makanan, sabun, dan produk-produk konsumen lainnya, dan belakangan ini
sebagai bahan baku mentah bahan bakar nabati. Naiknya tingkat kemakmuran di
India dan Cina, kedua Negara importir terbesar di dunia, akan menambah
permintaan akan minyak sawit dan minyak sayur yang dapat dimakan lainnya
untuk berbagai kegunaan. Buah sawit adalah sumber bahan baku CPO (Crude
Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). CPO dihasilkan dari daging buah sawit,
sedangkan PKO dihasilkan dari inti buahnya
Kelapa sawit (Elaeis Guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asia
Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, justru bukan di Afrika Barat atau
Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya.
Kelapa sawit sebagai salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai
peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Selain sebagai
salah satu penghasil devisa Negara, kelapa sawit juga bersifat padat karya (labour
intensive) sehingga banyak menyerap tenaga kerja. (Seri Budidaya Kelapa
Sawit).
Potensi komoditi kelapa sawit Indonesia dilihat dari sisi komparatif
sebenarnya memiliki prospek yang baik, karena iklim serta cuaca Indonesia yang
cocok untuk budidaya kelapa sawit. Menurut data FAO (2012) luas tanaman
menghasilkan di Indonesia menduduki peringkat pertama terluas di dunia dengan
luas 6,5 juta hektar. Dengan memiliki luas tanaman yang terluas di dunia,
Indonesia terus melakukan pengembangan perkebunan kelapa sawit dikarenakan:
1. Kebutuhan minyak nabati dunia cukup besar dan akan terus meningkat,
sebagai akibat jumlah penduduk maupun tingkat konsumsi per kapita yang
masih rendah.
2. Di antara berbagai jenis tanaman penghasil minyak nabati, kelapa sawit
tanaman dengan potensi produksi minyak tertinggi.
3. Semakin berkembangnya jenis-jenis industri hulu pabrik kelapa sawit maupun
industry hilir oleokimia dan oleomakanan (oleochemical dan oleofoods),
hingga industri konversi minyak sawit sebagai bahan bakar biodiesel.
Bagian – bagian kelapa sawit :
1. Pericarp, yaitu daging buah yang tersusun dari kulit luar (exocarp) sebagai
pelindung daging buah (mesocarp).
2. Biji, yaitu bagian dari kulit luar berupa tempurung (cangkang) yang disebut
sebagai lapisan endocarp. Didalam cangkang terdapat inti sawit (kernel).
Ada pun jenis – jenis kelapa sawit adalah, antara lain :
1. Dura
a. Tidak mempunyai serat yang mengelilingi cangkang
b. Tidak ada lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
c. Daging buah relatif tipis yaitu 35 – 50 % buah
d. Kernel besar dengan kandungan minyak rendah
e. Ketebalan cangkang 2 – 5 mm
2. Pisipera
a. Tidak memiliki cangkang, dimana tempat yang seharusnya ditumbuhi
cangkang hanya ditemui serat – srerat di sekeliling inti
b. Pada umumnya mempunyai inti yang sangat kecil
c. Daging biji sangat tipis
d. Daging buah lebih tebal dari jenis dura
3. Tenera
a. Mempunyai ketebalan cangkang sekitar 2 – 3 mm dan cangkang dikelilingi
oleh serat – serat
b. Tempurung yang tipis
c. Terdapat liingkaran serabut disekeliling tempurung
d. Tandan buah lebih banyak tetapi ukurannya relatif kecil
e. Merupakan hasil penyilangan antara dura dan pisifera
Tabel 2.1. Kriteria Kematangan Buah berdasarkan warna kulit
Varietas Warna KulitDura Tidak TeraturPisipera Kunig kemerahan dan diujun warna berwarna kehitamanTenera Merah jingga dan baian ujung terdapat warna hitam
Sumber : H. Syamsuddin Sopyan BA (1996)
Tanaman kelapa sawit mulai mrnghasilkan pada umur 24 – 30 bulan. Buah
yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat
diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak terendah.
B. Minyak Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan
minyak adalah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari daging
buah (crude palm oil) dan minyak dari inti kelapa sawit (palm kernel oil).
Minyak sawit dan minyak inti sawit digolongkan dalam lipida. Lipida adalah
suatu kelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam lemak,
termasuk biomolekul yang tidak larut atau larut sebagian dalam air, larut didalam
pelarut organic (non polar) seperti eter, kholoform dan lain – lain. Lemak dan
minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan
asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah – buahan, kacang
– kacangan, biji – bijian akar tanaman dan sayur – sayuran. Lemak tersebut
menghasilkan tiga molekul asam lemak rantai panjang dan satu molekul gliserol.
Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, dan hal inni tergantung dari
komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagaian besar minyak nabati
berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh, yaitu asam
oleat, linoleat atau asam liinolenat dengan titik cair rendah.
Sifat fisika kimia minyak kelapa sawit meliputi warna bau, berat jenis, titik
cair dan sebagainya. Adapun penjelasannya sifat fisika kimia minyak kelapa
sawit adalah sebagai berikut :
1. Warna minyak
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisah oleh
adanya proses pemucatan, karena asam – asam lemak tidak berwarna. Warna
orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam
minyak.
2. Bau minyak
Bau pada minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam
– asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau
khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh beta ionone.
3. Berat jenis
Berat jenis kelapa sawit pada suhu kamar adalah 0,9
4. Titik cair
Titik cair minyak kelapa sawit berada pada kisasran suhu karena minyak
kelapa sawit terdiri dari beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik
cair yang berbeda – beda.
C. Proses Penolahan Minyak Kelapa Sawit
1. Proses Pengolahan
Pengolahan TBS di PKS dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit
dari daging buah (Mesocarp) dan Inti sawit (Kernel) dari biji (Nut). Untuk
mendapat mutu minyak yang baik yaitu bermula dari lapangan, sedangkan
proses pengolahan hanya dapat menigkatkan kualitas dan menekan sekecil
mungkin kehilangan (losses) selama proses serta tidak dapat memproduksi
minyak lebih dari apa yang dikandung TBS. (Fauzi, Y., 2008).
Mutu dan Rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh fraksi panen
(derajat kematangan), kegiatan pengutipan brondolan dan perlakuan
terhadap TBS. Perlakuan TBS mulai dari panen, pengangkutan dan
pengolahan akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan.
PKS Sei Mangkei memiliki dua line dimana line I berkapasitas olah 30 Ton
TBS/jam dan line II berkapasitas olah 45 Ton TBS/jam.
a. Stasiun Penerimaan Buah
1) Jembatan Timbang (Weigh Bridge)
Setiap Truk yang mengangkut TBS ditimbang terlebih dahulu
di jembatan timbang untuk memperoleh berat isi kotor (bruto) dan
sesudah dibongkar/kosong (tarra). Selisih antara bruto dengan tarra
adalah jumlah bersih (netto) TBS yang diterima di PKS.
2) Sortasi TBS
Sortasi TBS dilakukan di lantai Loading Ramp. Mutu hasil olah
sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Sortasi TBS
sebagai alat untuk menilai mutu panen dari pihak Kebun yang
mengolah buah dengan menentukan satu Truk/lebih yang dianggap
mewakili setiap Afdeling/Kebun pengirim. Untuk pengiriman TBS
dari pihak ke III, maka sortasi dilakukan terhadap semua Truk.
Untuk pengiriman TBS dari pihak ke III, maka sortasi dilakukan
terhadap semua Truk. Sebelum dibongkar diambil sekitar 40
brondolan, fungsinya untuk mengetahui apakah buah termasuk jenis
Dura atau Tenera. Untuk TBS dari pihak ke III, buah yang ditolak
adalah buah mentah (fraksi 00 dan fraksi 0), buah Dura (bila
komposisinya > 15%), dan buah yang beratnya < 10 Kg. Sortasi
buah dilaksanakan sesuai dengan kriteria panen yang terbagi atas
beberapa fraksi.
Tabel 3.1 Kriteria Kematangan TBS
Fraksi Derajat kematangan Buah luar membrondol Komposisi panen ideal
00 Sangat mentah Tidak ada Tidak boleh ada
0 Mentah 0 - 12,5% Tidak boleh ada
1 Kurang matang 12,5 - 25% Max. 20%
2&3 Matang 25 - 75% Min. 68%
4&5 Lewat matang75 - 100% dan buah dalam ikut membrondol
Max. 12%
Sumber : PTPN III PKS Sei Mangkei
3) Loading Ramp
Selesai ditimbang TBS dibawa ke lantai Loading Ramp dan
dituang ke tiap pintu (bays) Loading Ramp. TBS yang akan
diproses dimasukkan ke Lori yang berkapasitas 3,5 Ton TBS
dengan cara membuka pintu yang diatur dengan system pintu
hidrolik. Lantai Loading Ramp dibuat dengan kemiringan 450 dan
berkisi-kisi sehingga saat pembongkaran TBS dari Truk maupun
pemasukan TBS ke Lori, sebagian besar kotoran tersaring melalui
kisi-kisi tersebut. (Fauzi, Y., 2008). PKS Sei Mangkei memiliki 2
Unit Loading Ramp, yaitu Loading Ramp I dan II yang saling
berhadapan. Masing-masing Loading Ramp memiliki 10 pintu.
4) Lori TBS dan Sistem Transfer
Lori merupakan tempat untuk merebus TBS. Jumlah Lori yang
mencukupi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar
kapasitas rebusan tercapai. Lori yang dipergunakan adalah ukuran
berat 2,5 Ton dengan kapasitas 3,5 ton dan 15 ton. Lori yang
mengalami masalah pada bagian seksinya dapat menyebabkan
terjadinya Lori anjlok, akibatnya akan mengganggu kelancaran
proses produksi. Pemeliharaan terhadap roda Lori secara rutin
merupakan faktor penting dalam mengantisipasi terjadinya Lori
anjlok.
b. Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk
merebusTBS dengan uap (steam). Steam yang digunakan adalah uap
kering (saturatedsteam) dengan tekanan 2,8 - 3,0 Kg/cm2 dan
temperature135 s/d 140 oC serta siklus merebus selama 90 s/d 100 menit
yang diinjeksi dari BPV untuk mencapai suatu kondisi tertentu pada
buah yang dapat digunakan untuk pencapaian tujuan proses berikutnya.
Tahapan yang biasa dilakukan dalam perebusan tiga puncak, antara
lain :
1) Persiapan sterilisasi
Setelah Lori dimasukkan ke dalam Sterilizer, pintu ditutup,
kemudian kraninlet steam, exhaust, dan kondensat ditutup.
2) Deaerasi/pembuangan udara
Inlet steam dan kran kondensat dibuka untuk membuang udara
yang ada didalam Sterilizer selama ± 2 menit.
3) Puncak I
Kran kondensat dan exhaust ditutup kemudian inlet steam
dibuka sampaimencapai tekanan 2,3 Kg/cm2. Setelah tekanan
tercapai, kran inlet steamditutup sedangkan kran kondensat dibuka
hingga tekanan mencapai 0 Kg/cm2 yang memerlukan waktu selama
±13 menit.
4) Puncak II
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga
mencapai tekanan 2,5 Kg/cm2. Setelah mencapai tekanan 2,5
Kg/cm2 kran inlet steamditutup sedangkan kran kondensat dibuka
hingga mencapai tekanan 0 Kg/cm2 yang berlangsung selama ± 14
menit.
5) Puncak III
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga
mencapai tekanan 3,0 Kg/cm2yang memerlukan waktu selama ±14
menit. Setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup
danditahan (holding time) selama 45 - 55 menit. Selama proses
holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak 3x dengan
membuka kran kondensat sampai tekanan mencapai 2,7 Kg/cm2.
Setelah proses holding time selesai kran kondensat dibuka kembali
hingga mencapaitekanan 0 Kg/cm2.
6) Pengeluaran Lori
Pintu Sterilizer dibuka dan Lori dikeluarkan dengan
menggunakan bantuanCapstan dan tali manila. Selama melakukan
perebusan, dipersiapkan lori yang telah di isi TBS di belakang
rebusan, sehingga begitu perebusan selesai dan lori ditarik keluar ,
maka lori yang telah terisi dapat langsung dimasukkan (digandeng)
ke dalam rebusan.
Waktu Perebusan 90-100 menit, yaitu terdiri dari:
Deaerasi = 2 menit
Pemasukan uap dan pembuangan = 27 menit
pada puncak I dan II
Penahanan tekanan 2,8 – 3,0 Kg/cm2 = 55 menit
Pembuangan uap akhir = 7 menit
= 91 menit
c. Stasiun Penebah (Thresher)
1) Hoisting Crane
Hoisting Crane adalah alat untuk mengangkat dan menurunkan
Lori sertamenuangkan isi Lori ke Auto Feeder. PKS Sei Mangkei
memiliki 2 Unit HoistingCrane.Yang harus diperhatikan dalam
pengoperasian Hoisting Crane, antara lainpengangkatan lori,
penuangan ke Auto Feederdan peletakan kembali lori ke rel.
2) Bunch Feeder
Bunch Feeder berfungsi sebagai tempat pengumpan Auto
Feeder yang menghantarkan buah masuk ke Stripper Drum agar
proses pemipilan berjalan sempurna. Kapasitas Bunch Feeder ± 30
Ton TBS/jam, sedangkan daya hantar Auto Feeder dengan
kecepatan putaran 6 rpm. Ketebalan lapisan buah pada Bunch
Feeder sebaiknya 20 - 30 cm (yaitu sekitar 2 - 3 Lori).
Penumpukan buah yang terlalu banyak pada Bunch Feeder
mengakibatkan lossis pada tandan kosong meningkat dan kesulitan
pengontrolan pengumpanan buah ke Stasiun Thresher. Bunch
Feeder yang digunakan pada PKS Sei Mangkei adalah Automatic
Feeder..
3) Thresher
Thresher berfungsi untuk memisahkan brondolan dari
janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta
mendorong janjang kosong ke Empty Bunch Conveyor dan
brondolan akan jatuh melalui kisi-kisi ke Thresher. PKS Sei
Mangkei menggunakan 2 Unit Thresher, sedangkan yang 1 Unit
Thresher sebagai cadangan.
4) Empty Bunch Conveyor
Janjangan kosong akan terdorong keluar dari Thresher menuju
ke Empty Bunch Conveyor,untuk selanjutnya dibawa ke Bunch
Crusher sebagai penampungan sebelum dibawa ke lapangan.
Janjangan kosong dapat digunakan sebagai mulsa (pupuk) di Kebun
dan bahan bakar untuk Power Plant.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a) Baut-baut pengikat scrap terikat kuat
b) Adakan penyetelan rantai apabila kendor
c) Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap
minggu.
5) Bottom Cross Fruit Conveyor
Brondolan yang telah lepas dari janjangannya keluar dari
Thresher melalui kisi-kisi, kemudian masuk Conveyor Under
Thresher (di bawah Thresher) untuk dibawa atau diantar ke Bottom
Cross Fruit Conveyor. Dari Bottom Cross Fruit Conveyor
diteruskan ke Fruit Elevator (timba-timba buah).
6) Fruit Elevator
Fruit Elevator atau adalah alat untuk mengangkut buah/
berondolan dari bottom Cross Fruit Conveyor (ularan silang bawah)
ke Top Cross Conveyor (ularan silang atas), untuk kemudian
dibawa ke Distribution Conveyor (ularan pembagi).
7) Top Fruit Cross Conveyor dan Fruit Distributing Conveyor
Fruit Distributing Conveyor berfungsi penghantar brondolan
dari Top Fruit Cross Conveyor sekaligus mendistribusikan
brondolan ke dalam Digester yang dioperasikan.
d. Stasiun Kempa (Pressing Station)
Stasiun kempa adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan
minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempa. Pada Stasiun
ini terjadi pemisahan daging buah (Mesocarp) dengan biji(Nut) dan
proses pengambilan minyak kasar dari daging buah.
1) Digester
Digester adalah ketel tegak yang mempunyai dinding rangkap,
as pemutar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk (volume
3,2-3,5 m3). Jumlah pisau pengaduk dalam 1 Unit Digester ada 6
tingkat yang terdiri dari 5 tingkat pisau pengaduk yang bertingkat
dan 1 pasang pisau pelempar atau buang yang berada pada bagian
bawah. Letak pisau-pisau ini dibuat bersilangan antara pasangan
yang satu dengan yang lain agar daya adukan cukup besar dan
sempurna. Untuk startup awal Digester diisi ± ¾ kemudian diputar
selama 20 - 25 menit selanjutnya line press dibuka.
2) Screw Press
Screw Press berfungsi untuk mengeluarkan minyak dari daging
buah dengan cara pengepresan. Feeding dari Digester dialirkan ke
Screw Press melalui Chute.Tekanan kempa diatur oleh 2 buah
konus (Cones), daging buah diperas sehingga melalui lubang-
lubang seicher minyak dipisahkan dari serabut dan biji.
Tekanan Cones yang rendah mengakibatkan losses minyak
pada fibre tinggi,tetapi persentase biji pecah kecil dan ampas yang
dihasilkan basah sehingga mengganggu proses kerja Boiler.
Sebaliknya, tekanan Cones yang terlalu tinggi mengakibatkan
persentase biji pecah tinggi tetapi losses minyak pada fibre rendah.
e. Stasiun Pemurnian Minyak (Klarifikasi)
Minyak kasar (crude oil) yang keluar dari Screw Press masih
mengandung kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya. Oleh karena
itu harus dilakukan pemurnian untuk mengurangi kandungan yang tidak
sesuai ketentuan norma.Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk
memisahkan minyak dengan kotoran serta unsur yang mengurangi
kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal
mungkin. Proses pemisahan ini dimaksudkan untuk memisahkan
minyak, air dan kotoran, seperti pasir dan lumpur dengan sistem
sentrifius dan pengendapan.
Stasiun pemurnian adalah tempat pemurnian minyak dan pemisahan
minyak dari lumpur atau benda padatan serta pengurangan kadar air.
Stasiun pemurnian terdiri dari beberapa proses, antara lain :
1) Sand Trap Tank
Sand Trap Tank berfungsi untuk menangkap pasir. Adanya
pasir mempengaruhi proses kerja di High Speed Separator, karena
dapat merusak nozzle dan piringan (disk).
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja Sand Trap
Tank, antara lain :
a) Temperatur
Temperatur pada Sand Trap Tank harus mencapai 90 - 95
oC dengan memakai steam injection, karena kalau terlalu dingin
pada saat dilakukan blow down, maka NOS yang dikeluarkan
akan terlihat sangat kental dan masih banyak mengandung
minyak.
b) Blow down
Dilakukan minimal setiap 4 jam sekali dan pada saat blow
down harus diperhatikan jangan sampai minyak terikut bersama
NOS. PKS Sei Mangkei menggunakan 1 Unit Sand Trap Tank,
kapasitas 10 m3, yang ujungnya berbentuk konus . Di dalam
Sand Trap Tank terdapat sekat/buffle yang fungsinya untuk
mengarahkan aliran minyak kasar ke dasar tangki sehingga
memungkinkan pasir yang terdapat pada minyak kasar
mengendap.
2) Vibro Separator (Saringan Getar)
Alat ini berfungsi untuk menyaring crude oil dari serabut yang
dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Getaran dari Vibro
Separator dikontrol melalui penyetelan pada bandul/pemberat yang
diikat pada elektromotor. Getaran yang kurang dapat menyebabkan
pemisahan minyak dengan sludge tidak effektif. Kontrol kebersihan
Vibro Separator harus dilakukan secara rutin, agar padatan yang
terbuang dari hasil penyaringan Vibrating Screen tidak menumpuk.
PKS Sei Mangkei memiliki 2 Unit Vibro Separator setelah Sand
Trap Tank.
3) Tanki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)
Tangki Crude Oil (COT) merupakan tangki penampung minyak
kasar yang berasal dari Oil Gutter (Talang minyak mentah). Hasil
saringan Vibro Separator..
4) Vertical Clarifier Tank
Vertical Clarifier Tank (VCT) berfungsi untuk memisahkan
minyak, air, dan NOS secara gravitasi atau berdasarkan perbedaan
berat jenis. Panas yang diberikan menyebabkan
viskositas/kekentalan menurun dan perbedaan berat jenis larutan
semakin besar, sehingga terjadi pemisahan larutan dimana lapisan
minyak naik ke atas (Bj < 1 Kg/cm2), sludge di tengah (Bj = 1
Kg/cm2), serta pasir dan kotoran lainnya (Bj > 1 Kg/cm2) di bagian
bawah.
Minyak hasil pemisahan secara gravitasi pada VCT dialirkan ke
dalam Oil Tank, sedangkan sludge dialirkan ke dalam Sludge Tank
melalui Vibro Separator. Untuk mendapatkan kandungan NOS
pada under flow seminimal mungkin maka harus dilakukan blow
down secara rutin, yaitu setiap 4 jam sekali atau disesuaikan dengan
kondisi.
5) Oil Tank
Oil Tank berfungsi untuk pengendapan kotoran dan sebagai
tempat penampungan sebelum minyak masuk ke Oil Purifier. Di
dalam Oil Tank minyak dipanaskan dengan pipa spiral yang di aliri
Uap (Steam coil)untuk mendapatkan suhu ≥90oC.Kebersihan tangki
harus dijaga karena akan mempengaruhi mutu kadar kotoran dalam
minyak, yaitu dengan cara melakukan blow down secara rutin setiap
4 jam sekali atau disesuaikan dengan kondisi. Oil Tank berfungsi
untuk pengendapan kotoran dan sebagai bak penampungan sebelum
minyak masuk ke Oil Purifier.
6) Oil Purifier
Oil Purifier berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dan air
dalam minyak denganmenggunakan prinsip pemisahan berdasarkan
perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal vertical dengan
kecepatan putaran ±7500 rpm, maka kotoran dan air yang berat
jenisnya lebih besar dari minyak akan berada pada bagianluar.
Minyak yang berada di bagian tengah dialirkan ke Vacum
Dryer,sedangkan kotoran dan air dikeluarkan dari Oil Purifier
setiap 1 jam sekali dengan sistem back wash/self cleaning. Oil
Purifier yang digunakan pada PKS Sei Mangkei adalah jenis Alva
Laval type PAPX 307 SGD-116 berjumlah 3 Unit. Pada unit ini air
hanya berfungsi sebagai pencuci alat.
7) Float Tank
Minyak yang telah dimurnikan secara otomatis di Oil Purifier,
dipompakan ke Float Tank yang berfungsi untuk menjaga
pengumpanan Vacum Dryer agar tetap vacum sehingga dapat
bekerja optimal.
8) Vacum Dryer
Vacuum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam
minyak produksi. Ujung pipa yang masuk ke dalam Vacuum Dryer
dibuat sempit berbentuk nozzle-nozzle sehingga, minyak tersedot
dan mengabut di dalam Vacuum Dryer. Temperatur minyak dibuat
90 - 95 oC supaya kadar air cepat menguap dan uap air tersebut akan
terhisap oleh Vacuum Pump selanjutnya terdorong keluar ke Hot
Well Water Tank. Tekanan Vacuum Dryer ±760 mmHg dengan cara
penguapan hampa. Minyak yang telah bersih selanjutnya
dipompakan ke Storage Tank.( Pahan, I., 2008).
9) Penimbunan Minyak (Oil Storage)
Oil Storage berfungsi untuk menyimpan sementara minyak
produksi yangdihasilkan sebelum dikirim ke pihak/tempat lain.
Minyak dalam tangki inidipanaskan melalui pipa spiral agar suhu
tetap terjaga 40 – 60°C gunamenghindari kenaikan asam lemak
bebas. (Tim Penulis, P. S., 1993).