2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi...

45
LAKIP 2015 Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Republik Indonesia

Transcript of 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi...

Page 1: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

2

LAKIP 2015 Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia

Page 2: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

ii

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata (LAKIP) Tahun 2015 merupakan wujud pertanggungjawaban Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri dalam mencapai misi dan tujuan. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas adalah untuk pelaksanaan akuntabilitas di Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri dalam rangka mendorong terwujudnya Pemerintah yang baik dan terpercaya. Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami sampaikan bahwa pada umumnya capaian kinerja Tahun Anggaran 2015 Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata adalah sebesar 96,27% untuk realisasi capaian kinerja dan 76.23 % untuk realisasi anggaran. Keberhasilan capaian kinerja Tahun Anggaran 2015 tentunya tidak terlepas dari peran aktif selurah jajaran pejabat dan staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata. Menyadari bahwa masih banyak yang perlu dibenahi untuk mewujudkan Indonesia yang berdaya saing di bidang pariwisata, maka diperlukan usaha, sinergi dan komitmen yang kuat untuk membangun destinasi dan industri pariwisata dari berbagai pihak. Semoga Laporan Akuntabilitas Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata ini bermanfaat untuk menentukan arah kebijakan dan program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata di tahun-tahun mendatang.

Jakarta, Februari 2016 Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

DADANG RIZKI RATMAN

Page 3: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

iii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1 A. SEKILAS DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI DAN INDUSTRI PARIWISATA .........1

B. RENCANA STRATEGIS ......................................................................................................3

C. ISU STRATEGIS DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI DAN INDUSTRI PARIWISATA DESTINASI PARIWISATA .........................................................................6

BAB II PERENCANAAN KINERJA ....................................................................................................... 8 A. PERJANJIAN KINERJA .......................................................................................................8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................................... 10 A. CAPAIAN KINERJA ..........................................................................................................10

1) Capaian dan Analisis Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja ................................ 10

1. Jumlah Daerah Yang Difasilitasi Untuk Pengembangan Infrastruktur Dan Ekosistem ..................................................................................................................... 21

2. Jumlah Fasilitasi Peningkatan Destinasi Wisata, Budaya, Alam Dan Buatan ........................................................................................................................... 25

3. Jumlah Fasilitasi Peningkatan Tata Kelola Destinasi Pariwisata ..................... 30 4. Jumlah Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat.......................................................... 33

B. Analisis Penggunaan Sumberdaya ................................................................................36

1) Sumberdaya Keuangan ............................................................................................................ 36

2) Analisis Penggunaan Sumber Daya .................................................................................... 38

3) Analisis Program/Kegiatan ................................................................................................... 38

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 39

Page 4: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

1

BAB I PENDAHULUAN

A. SEKILAS DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI DAN INDUSTRI PARIWISATA

Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata merupakan Unit

Eselon I yang bertanggungjawab langsung di bawah Menteri Pariwisata sesuai

dengan Peraturan Menteri Pariwisata No. 6 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata. Deputi Bidang Pengembangan

Destinasi dan Industri Pariwisata mempunyai tugas penyiapan perumusan dan

koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan destinasi wisata

budaya, alam, dan buatan, serta peningkatan daya saing industri pariwisata,

dengan fungsi sebagai berikut:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan infrastruktur

dan ekosistem, pengembangan destinasi wisata budaya, alam, dan buatan,

industri pariwisata, tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat;

b. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, pemantauan,

evaluasi, pelaporan dan analisis kegiatan di bidang pengembangan

infrastruktur dan ekosistem, pengembangan destinasi wisata budaya,

alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola destinasi dan

pemberdayaan masyarakat;

c. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan infrastruktur dan ekosistem, pengembangan destinasi

wisata budaya, alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola destinasi

dan pemberdayaan masyarakat;

d. pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya tarik

wisata dalam rangka pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan

pengembangan daerah serta peningkatan kualitas dan daya saing

pariwisata;

e. pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata;

Page 5: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

2

f. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

pengembangan infrastruktur dan ekosistem, pengembangan destinasi

wisata budaya, alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola destinasi

dan pemberdayaan masyarakat;

g. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan

infrastruktur dan ekosistem, pengembangan destinasi wisata budaya,

alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola destinasi dan

pemberdayaan masyarakat;

h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan

infrastruktur dan ekosistem, pengembangan destinasi wisata budaya,

alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola destinasi dan

pemberdayaan masyarakat; dan

i. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata dibantu oleh 6 (enam) unit Eselon II:

a. Sekretariat Deputi;

b. Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem;

c. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya;

d. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan;

e. Asisten Deputi Industri Pariwisata; dan

f. Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Page 6: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

3

Adapun struktur organisasi Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

B. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

merupakan turunan dari Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun

2015 – 2019.

Adapun visi, misi, tujuan, sasaran serta arah kebijakan dan strategi dalam

pengembangan destinasi dan industri pariwisata sebagaimana tertuang dalam

Rencana Strategis Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

adalah :

VISI

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong-Royong

MISI

Berdasarkan Visi dan Misi Pembangunan Nasional Tahun 2015 – 2019 dan

dalam 9 Agenda Prioritas “Nawa Cita” tersebut, disusunlah 4 (empat) Misi

Pembangunan Pariwisata tahun 2015-2019, dengan mengadaptasi empat

elemen pengembangan kepariwisataan, yakni pengembangan destinasi,

pemasaran, industri, dan kelembagaan. Misi Pembangunan Pariwisata Tahun

2015-2019 adalah:

Page 7: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

4

1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing, berwawasan

lingkungan dan budaya dalam meningkatkan pendapatan nasional, daerah

dan mewujudkan masyarakat yang mandiri;

2. Mengembangkan produk dan layanan industri pariwisata yang berdaya

saing internasional, meningkatkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab

terhadap lingkungan alam dan sosial budaya;

3. Mengembangkan pemasaran pariwisata secara sinergis, unggul, dan

bertanggung jawab untuk meningkatkan perjalanan wisatawan nusantara

dan kunjungan wisatawan mancanegara sehingga berdaya saing di pasar

Internasional; dan

4. Mengembangkan organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan

masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional

yang efektif dan efisien serta peningkatan kerjasama internasional dalam

rangka meningkatkan produktifitas pengembangan kepariwisataan dan

mendorong terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

TUJUAN Berdasarkan misi Pembangunan Pariwisata Tahun 2015-2019, maka berikut

ini adalah tujuan pembangunan pariwisata tahun 2015-2019 dalam Rencana

Strategis Kementerian Pariwisata yaitu :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang berdaya

saing di pasar internasional ;

2. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan

perekonomian nasional sehingga Indonesia dapat mandiri dan bangkit

bersama bangsa Asia lainnya;

3. Memasarkan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan strategi

pemasaran terpadu secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab serta yang

intensif, inovatif dan interaktif sehingga kinerja pemasaran pariwisata

mencapai produktifitas maksimal; dan

4. Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata

yang mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran

Page 8: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

5

Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien,

dan mencapai produktifitas maksimal

Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 -

2019 diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas destinasi

pariwisata serta meningkatkan daya saing industri pariwisata, melalui :

1) Pengembangan infrastruktur dan ekosistem kepariwisataan antara lain

meliputi perancangan destinasi pariwisata (kawasan strategis pariwisata

nasional dan kawasan pengembangan pariwisata nasional), peningkatan

aksesibilitas, atraksi, amenitas, dan ekosistem pariwisata;

2) Pengembangan destinasi wisata alam, budaya, dan buatan yang berdaya

saing antara lain meliputi pengembangan wisata kuliner dan spa, wisata

sejarah dan religi, wisata tradisi dan seni budaya, wisata perdesaan dan

perkotaan, wisata bahari, wisata ekologi dan petualangan, kawasan wisata,

serta wisata konvensi, olahraga dan rekreasi;

3) Peningkatan tata kelola destinasi pariwisata dan pemberdayaan

masyarakat antara lain meliputi tata kelola destinasi pariwisata prioritas dan

khusus, internalisasi dan pengembangan sadar wisata, dan pengembangan

potensi masyarakat di bidang pariwisata;

4) Pengembangan industri pariwisata antara lain meliputi peningkatan

kemitraan usaha pariwisata dan investasi pariwisata, pengembangan

standar usaha pariwisata dan sertifikasi usaha pariwisata, peningkatan

keragaman dan daya saing produk jasa pariwisata di setiap destinasi

pariwisata, dan pembinaan usaha pariwisata bagi masyarakat lokal.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata sebagai salah

satu eselon I pada Kementerian Pariwisata sesuai dengan Rencana Strategis

Kementerian Pariwisata Tahun 2015 -2019 bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata.

Page 9: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

6

Adapun Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015

- 2019 memiliki 3 (tiga) sasaran strategis yaitu :

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang ditandai

dengan 4 (empat) indikator utama yaitu :

a. Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan

ekosistem;

b. Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan buatan;

c. Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata;

d. Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat.

2. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata yang ditandai dengan 1 (satu)

indikator utama yaitu : Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total

investasi nasional.

3. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja

pariwisata yang ditandai dengan 1 (satu) indikator utama yaitu : Jumlah

tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata.

C. ISU STRATEGIS DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI DAN INDUSTRI PARIWISATA DESTINASI PARIWISATA

Pengembangan destinasi dan industri pariwisata diarahkan untuk

meningkatkan kuantitas dan kualitas destinasi pariwisata serta meningkatkan

daya saing industri pariwisata melalui pengembangan infrastruktur dan

ekosistem pariwisata, pengembangan wisata alam, budaya dan buatan,

peningkatan tata kelola destinasi pariwisata dan pemberdayaan masyarakat

serta pengembangan industri pariwisata.

Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Pariwisata Tahun

2015-2019, dalam kerangka pengembangan destinasi wisata terdapat

beberapa masalah utama yang harus dihadapi, yaitu : (1) perubahan iklim dan

bencana alam, (2) ketersediaan konektifitas dan infrastruktur yang belum

optimal; (3) kesiapan masyarakat di sekitar destinasi pariwisata yang belum

optimal; (4) kemudahan investasi yang masih belum optimal. Dan dalam

kerangka pengembangan industri pariwisata, terdapat beberapa masalah

utama yang dihadapi dan menjadi kendala bagi tumbuhnya industrI

Page 10: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

7

pariwisata, antara lain yaitu : (1) sinergi antar mata rantai usaha ariwisata

yang belum optimal; (2) daya saing produk wisata yang belum optimal; (3)

kemitraan usaha pariwisata yang belum optimal; (4) pengembangan tanggung

jawab terhadap lingkungan yang masih belum optimal.

Kendala-kendala tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi pengembangan

pariwisata di Indonesia.

Page 11: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

8

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih

rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator

kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah

dan kesepakatan antara penerima dan pemberian amanah atas kinerja terukur

tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang

tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan

atas kegiatan tahun bersangkutan, akan tetapi termasuk kinerja (outcome)

yang seharusnya terwujud akibat tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian,

target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari

kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja

setiap tahunnya.

Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2015

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase)

3.6

2 Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja nasional

Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

11.3

3 Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata

Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem (provinsi)

27

Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata, budaya, alam dan buatan (lokasi)

15

Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata (lokasi)

25

Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat (provinsi)

34

Page 12: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

9

Sasaran strategis dalam Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi

dan Industri Pariwisata adalah :

1. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

2. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja

nasional

3. Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata

Ketiga sasaran tersebut sesuai dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Deputi

Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata.

Page 13: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

1) Capaian dan Analisis Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja

Capaian kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata berdasarkan pada Perjanjian Kinerja dengan membandingkan

target dan realisasi. Adapun secara ringkas capaian kinerja Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Tahun 2015

*Sumber : BKPM, 2015 ** Sumber : Kementerian Pariwisata - 2015, angka estimasi

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

CAPAIAN

REALISASI %

1 Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase)

3.6 2.4* 67

2 Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja nasional

Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

11.3 12.16** 107.6

3 Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata

Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem (provinsi)

27 28 103

Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata, budaya, alam dan buatan (lokasi)

15 16 107

Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata (lokasi)

25 25 100

Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat (provinsi)

34 34 100

Page 14: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

11

Analisis capaian kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata berdasarkan pada Perjanjian Kinerja tahun 2015.

Berikut analisis capaian kinerja dari Deputi Bidang Pengembangan

Destinasi dan Industri Pariwisata, berdasarkan masing-masing sasaran

strategis yang telah ditetapkan :

SASARAN 1 MENINGKATNYA INVESTASI DI SEKTOR PARIWISATA

Investasi merupakan salah satu dari 6 pilar pengembangan destinasi

pariwisata. Meningkatnya investasi di bidang pariwisata menjadi salah satu

faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja,

pengembangan usaha dan infrastruktur. Realisasi kontribusi investasi di

sektor pariwisata terhadap total investasi nasional tahun 2015 dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Dari tabel di atas dapat terlihat realisasi kontribusi sektor pariwisata

terhadap total investasi nasional adalah sebesar 2.4%. Jika dibandingkan

dengan target sebesar 3.6%, nilai capaiannya adalah sebesar 67%.

Berdasarkan pada data realisasi investasi tahun 2015, nilai investasi

nasional adalah sebesar US$ 43.632 dan nilai investasi sektor pariwisata

sebesar US$ 1.048,66. Nilai investasi pariwisata tersebut telah

memberikan kontribusi terhadap total investasi nasional sebesar 2,4%.

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET REALISASI % CAPAIAN

1 Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase)

3.6 2.4 67

Page 15: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

12

Berikut adalah tabel nilai realisasi investasi pada tahun 2015 :

Tabel 3.2 Nilai Realisasi Investasi 2015

2015 Realisasi Investasi *

Total Investasi Bidang Pariwisata 1.048,66

Total Investasi Nasional 43.632

* PMA dan PMDN dalam Juta US$ Sumber : BKPM, 2015

Adapun perbandingan capaian nilai realisasi investasi bidang pariwisata

terhadap investasi nasional dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.3 Perbandingan Nilai Realisasi Investasi 2013 – 2015

No Investasi 2013

% kon tri

busi

2014

% kon tri

busi

2015

% kon tri

busi

1 Pariwisata

PMA 462,522 673,91 732,46

PMDN 140,178 265,29 316,20

Total PMA &

PMDN 602,700 1,63 939,20 2,18 1.048,66 2,4

Pertumbuhan 56% 11.65%

2 Nasional

PMA 25.109,36 28.527,34 29.280

PMDN 11.901,56 14.490,07 14.352

Total PMA

& PMDN 37.010,92 100 43.017,41 100 43.632 100

Pertumbuhan 16% 1%

* Data realisasi investasi pariwisata 2013 dihitung dari 8 jenis usaha pariwisata, sedangkan tahun 2014 & 2015 dihitung dari 18 jenis usaha pariwisata Sumber : BKPM, 2013-2015

Dari tabel di atas dapat terlihat nilai realisasi investasi sektor pariwisata pada

tahun 2015 sebesar US$ 1.048,66 dan nilai total investasi nasional sebesar US$

43.632. Nilai realisasi investasi pariwisata tersebut mengalami peningkatan

Page 16: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

13

jika dibandingkan dengan nilai investasi pariwisata pada tahun-tahun

sebelumnya. Peningkatan jumlah investasi pariwisata di tahun 2015 adalah

sebesar 11.65% jika dibandingkan dengan tahun 2014.

Jika dikaitkan dengan perbandingan capaian kontribusi investasi pariwisata

terhadap total investasi nasional pada Indikator Kinerja Utama pada tahun

2013-2015, capaiannya mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terlihat

pada tabel berikut ini :

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa realisasi kontribusi investasi sektor

pariwisata terhadap total investasi nasional pada tahun 2015 sebesar 2.4%

meningkat sebesar 10% jika dibandingkan dengan realisasi sebesar 2.18%

pada tahun 2014 dan realisasi pada tahun 2015 meningkat sebesar 47% jika

dibandingkan dengan realisasi sebesar 1.63% pada 2 tahun sebelumnya yaitu

tahun 2013.

Secara umum, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),

peningkatan investasi di Indonesia pada tahun 2015 disebabkan antara lain

oleh adanya berbagai paket kebijakan dengan berbagai pilihan insentif

investasi, penyederhanaan perizinan dan berbagai kemudahan pada investor,

termasuk fasilitasi atas permasalahan yang dihadapi investor. Selain itu, terkait

dengan sektor pariwisata, melalui Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI

Pemerintah berkomitmen untuk mempermudah investasi pada Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK). Insentif dan kemudahan yang ditawarkan antara lain

terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Kepabeanan, Pemilikan Properti

NO

INDIKATOR

KINERJA UTAMA

(IKU)

2015 2014 2013

REALISASI %

CAPAIAN REALISASI

%

CAPAIAN REALISASI

%

CAPAIAN

1 Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase)

2.4 67 2.18 45 1.63 35

Page 17: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

14

Bagi Orang Asing, Kegiatan Utama Pariwisata, Ketenagakerjaan, Keimigrasian,

Pertanahan dan Perizinan.

Meningkatnya investasi di sektor pariwisata juga tidak terlepas dari adanya

komitmen yang kuat untuk melakukan pengembangan investasi di bidang

pariwisata sesuai dalam amanah PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana

Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (Ripparnas), adanya dukungan dari

berbagai pihak (Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, dan

stakeholder terkait), serta ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata pada tahun 2015 untuk

mendukung sasaran meningkatkan investasi di sektor pariwisata adalah

sebagai berikut :

1) Penyusunan Proposal Investasi

Penyusunan proposal investasi bertujuan untuk memetakan lokasi-lokasi

potensi investasi pariwisata untuk selanjutnya dapat dilakukan promosi

investasi baik dengan melakukan penyebaran informasi maupun melalui

pertemuan-pertemuan bisnis dengan investor potensial, baik dalam

maupun luar negeri. Dengan adanya proposal Investasi dapat tersedia

informasi peluang investasi di destinasi pariwisata dan dapat mendorong

daerah yang memiliki potensi investasi untuk berkembang.

Penyusunan proposal investasi telah dimulai dari tahun 2012 dengan

jumlah lokasi sebanyak 3 tempat, tahun 2013 sebanyak 4 tempat, dan

tahun 2014 sebanyak 6 tempat. Pada tahun 2015 telah tersusun proposal

investasi pada 16 Kabupaten/Kota di 55 lokasi potensial investasi.

Proposal-proposal investasi tersebut telah berhasil menarik minat investor

asing maupun dalam negeri untuk berinvestasi di bidang pariwisata (hotel,

resort, marina) antara lain di Wakatobi, Maluku Tenggara Barat, Sabang,

dan Lombok Barat.

Page 18: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

15

2) Promosi Investasi Pariwisata

Promosi investasi pariwisata bertujuan untuk meningkatkan awareness

calon investor pada sektor pariwisata baik investor dalam negeri maupun

luar negeri. Dengan adanya promosi investasi dapat membantu penyebaran

informasi terkait potensi sebuah destinasi pariwisata dan peluang-peluang

investasi di dalamnya.

Pada tahun 2015 telah dilakukan promosi investasi pariwisata melalui

pertemuan bisnis di Dubai, Bali, Milan, Hongkong, serta event investasi

pariwisata THINC di Bali.

No Kegiatan Tempat Waktu

Pelaksanaan Hasil

1 Pertemuan Bisnis dengan Investor Timur Tengah

Dubai 3 – 6 Mei 2015 Tindak lanjut rencana investasi di KEK Mandalika dan KEK Tanjung Lesung

2 Tourism, Hotel Investment & Networking Conference (THINC)

Bali 2 – 3 September 2015

Kawasan Potensi Investasi (KPI) menjadi Kawasan Siap Investasi (KSI) di Sabang oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS)

3 Pertemuan Bisnis dalam acara Tourism, Hotel Investment & Networking Conference (THINC)

Bali 2 September 2015

5 (lima) investor menyatakan ketertarikannya menanamkan modal di bidang pariwisata di Indonesia, rencana site visit di lokasi potensi investasi

4 Partisipasi dalam Indonesia Investment Day

Milan 7 September 2015

Rencana pertemuan bisnis dan mendatangkan investor Italia ke Indonesia untuk melihat potensi investasi pariwisata

5 Pertemuan Bisnis dalam Rangka Pengembangan Wisata Bahari

Hongkong 9 Desember 2015

Investasi Meridian Capital untuk membangun marina dan fasilitas pendukungnya, hotel, resort dan pusat aktivitas bahari di Raja Ampat

Suasana Pertemuan Bisnis di Hongkong

Page 19: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

16

SASARAN 2 MENINGKATNYA KONTRIBUSI KEPARIWISATAAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA NASIONAL

Pariwisata merupakan sektor yang memberikan dampak luas bagi sektor-

sektor lainnya, termasuk terhadap penyerapan tenaga kerja baik itu tenaga

kerja langsung (direct), tenaga kerja tidak langsung (indirect), maupun

tenaga kerja ikutan (induce) di sektor pariwisata.

Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata

dihitung dari total tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor

perekonomian akibat adanya aktivitas pariwisata, baik langsung, tidak

langsung, maupun ikutan. Penciptaan lapangan pekerjaan sudah dimulai

sejak wisatawan akan berangkat (tenaga kerja jasa perjalanan wisata), tiba

di bandara (tenaga kerja pengangkutan), dan ketika melakukan aktivitas

perjalanan wisata (pemandu wisata dan penginapan).

Dalam sasaran meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap

penyerapan tenaga kerja nasional telah ditetapkan indikator kinerja utama

yaitu jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor

pariwisata. Adapun realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut pada

tahun 2015 adalah sebagai berikut :

* Sumber : Kemenpar - 2015, angka estimasi

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah tenaga kerja langsung, tidak

langsung dan ikutan sektor pariwisata di tahun 2015 tercapai melebihi

target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 12,16 juta orang atau tercapai

sebesar 107,6 %.

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET REALISASI % CAPAIAN

1 Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

11.3 12.16* 107.6

Page 20: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

17

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, capaian jumlah tenaga

kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata terus

mengalami kenaikan. Perbandingan capaian tersebut (dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2015) dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :

Sumber : Kementerian Pariwisata, 2015

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa realisasi jumlah tenaga kerja

langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata pada tahun 2015

adalah sebesar 12.16 juta orang, meningkat sebesar 18% jika

dibandingkan dengan realisasi sebesar 10.32 juta orang pada tahun 2014.

Dan jika dibandingkan dengan realisasi pada 2 tahun sebelumnya, realisasi

pada tahun 2015 meningkat sebesar 27% dari realisasi sebesar 9.61 juta

orang pada tahun 2013.

Meningkatnya jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan

sektor pariwisata antara lain disebabkan oleh :

1) Kemudahan Investasi

Pemerintah telah berkomitmen mempermudah investasi pariwisata,

melalui berbagai paket kebijakan dengan berbagai pilihan insentif

investasi, penyederhanaan perizinan dan berbagai kemudahan pada

investor, termasuk fasilitasi atas permasalahan yang dihadapi

investor. Selain itu, pemerintah juga telah berkomitmen

mempermudah investasi pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang

ditetapkan melalui Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI. Insentif dan

NO

INDIKATOR

KINERJA UTAMA

(IKU)

2015 2014 2013

REALISASI %

CAPAIAN REALISASI

%

CAPAIAN REALISASI

%

CAPAIAN

1 Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

12.16 107.6 10.32 118.03 9.61 115.09

Page 21: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

18

kemudahan yang ditawarkan antara lain terkait dengan Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Kepabeanan, Pemilikan

Properti Bagi Orang Asing, Kegiatan Utama Pariwisata,

Ketenagakerjaan, Keimigrasian, Pertanahan dan Perizinan.

Terkait dengan realisasi investasi, nilai realisasi investasi pariwisata

tahun 2015 tercatat mencapai angka US$ 1.048,66 Juta. Angka ini

meningkat jika dibandingkan dengan total realisasi investasi

pariwisata tahun 2014 yang mencapai angka US$ 939,20 Juta.

Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di bidang pariwisata,

dapat meningkatkan jumlah usaha pariwisata yang tentu saja

memberikan dampak positif bagi penyerapan tenaga kerja di bidang

pariwisata.

2) Meningkatnya Jumlah Akomodasi

Hotel merupakan salah satu dalam 56 jenis usaha pariwisata.

Perkembangan hotel dan akomodasi menjadi hal penting dalam

pengembangan kepariwisataan. Dalam beberapa tahun ini, jumlah

hotel berbintang dan akomodasi lainnya mengalami pertumbuhan

signifikan seiring dengan peningkatan investasi pada usaha

akomodasi. Peningkatan jumlah akomodasi terlihat dalam tabel di

bawah ini.

Tabel 3.4

Jumlah Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya Tahun 2010 – 2015

TAHUN HOTEL

BERBINTANG AKOMODASI

LAINNYA Total

2015 2014

2.197 1.996

16.156 15.488

18.353 17.484

2013 1.778 14.907 16.685 2012 1.623 14.375 15.998 2011 1.489 13.794 15.283 2010 1.306 13.281 14.587 Total 10.389 88.001 98.390

Sumber : BPS, 2015

Page 22: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

19

Meningkatnya jumlah hotel dan akomodasi lainnya memberikan

dampak terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja di bidang

pariwisata. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada

tahun 2015, rata-rata pekerja di setiap usaha hotel berbintang mampu

menyerap sebanyak 92.3 orang dan pada usaha akomodasi lainnya

sebanyak 8.1 orang.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata pada tahun 2015 untuk

mendukung sasaran meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap

penyerapan tenaga kerja nasional adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan Standar Usaha Pariwisata

Tenaga kerja di bidang pariwisata tidak dapat terlepas dari usaha

pariwisata. Sesuai amanat Undang-undang Kepariwisataan Nomor 10

Tahun 2009, telah ditetapkan 13 bidang usaha pariwisata. Untuk

meningkatkan kualitas industri pariwisata, pada tahun 2014 telah

ditetapkan 28 standar usaha pariwisata melalui Peraturan Menteri dan

pada tahun 2015 telah diselesaikan 28 (dua puluh delapan) rancangan

standar usaha pariwisata, di antaranya 7 (tujuh) rancangan standar

usaha telah ditetapkan menjadi Permen Pariwisata, yaitu: Wisata

Memancing (Permen Pariwisata, Nomor 19 tahun 2015), Pramuwisata

(Permen Pariwisata, Nomor 13 tahun 2015), Sanggar Seni (Permen

Pariwisata, Nomor 21 tahun 2015), Lapangan Tenis (Permen

Pariwisata, Nomor 18 tahun 2015), Gelanggang Renang (Permen

Pariwisata, Nomor 16 tahun 2015), Panti Pijat (Permen Pariwisata,

Nomor 20 tahun 2015), dan Gedung Pertunjukan Seni (Permen

Pariwisata, Nomor 17 tahun 2015).

2. Penyusunan Proposal Investasi dan Promosi Investasi

Peningkatan usaha pariwisata yang memberikan dampak terhadap

penyerapan tenaga kerja tidak dapat terlepas dari peran serta

peningkatan investasi pariwisata. Upaya untuk mendorong peningkatan

Page 23: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

20

penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri terhadap

usaha pariwisata dilakukan melalui penyusunan proposal investasi di

lokasi-lokasi yang memiliki potensi investasi serta melalui promosi

investasi, baik dalam negeri maupun luar negeri.

3. Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat

Upaya yang dilakukan untuk mendukung meningkatnya tenaga kerja

bidang pariwisata antara lain melalui peningkatan kualitas tata kelola

destinasi pariwisata yang dilakukan di 25 cluster prioritas. Kegiatan

yang dilakukan antara lain berupa kegiatan peningkatan kapasitas

sumber daya manusia untuk pengembangan tata kelola destinasi

pariwisata. Selain itu, telah dilakukan upaya peningkatan

pemberdayaan masyarakat yaitu melalui pengembangan potensi usaha

masyarakat di bidang pariwisata. Kegiatan yang dilakukan antara lain

adalah kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat pelaku usaha

pariwisata.

SASARAN 3 MENINGKATNYA KUALITAS DESTINASI PARIWISATA

Pengembangan destinasi pariwisata diarahkan untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas destinasi pariwisata, melalui : (1) Pengembangan

infrastruktur dan ekosistem kepariwisataan antara lain meliputi

perancangan destinasi pariwisata (kawasan strategis pariwisata nasional

dan kawasan pengembangan pariwisata nasional), peningkatan

aksesibilitas, atraksi, amenitas, dan ekosistem pariwisata; (2)

Pengembangan destinasi wisata alam, budaya, dan buatan yang berdaya

saing antara lain meliputi pengembangan wisata kuliner dan spa, wisata

sejarah dan religi, wisata tradisi dan seni budaya, wisata perdesaan dan

perkotaan, wisata bahari, wisata ekologi dan petualangan, kawasan wisata,

serta wisata konvensi, olahraga dan rekreasi; (3) Peningkatan tata kelola

destinasi pariwisata dan pemberdayaan masyarakat antara lain meliputi

tata kelola destinasi pariwisata prioritas dan khusus, internalisasi dan

Page 24: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

21

pengembangan sadar wisata, dan pengembangan potensi masyarakat di

bidang pariwisata.

Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata yang diukur dengan indikator

jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan

ekosistem, jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata, budaya, alam dan

buatan, jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata,

jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat, merupakan sasaran dan

indikator baru dan merupakan tahun pertama Renstra Kementerian

Pariwisata Tahun 2015-2019, sehingga jika dibandingkan capaiannya

dengan tahun sebelumnya, sasaran dan indikator tersebut belum memiliki

pembanding.

Adapun capaian dari masing-masing indikator dapat dilihat dalam

penjelasan di bawah ini.

1. Jumlah Daerah Yang Difasilitasi Untuk Pengembangan Infrastruktur Dan Ekosistem

Meningkatnya kualitas infrastruktur dan ekosistem pariwisata di

destinasi pariwisata merupakan hal penting dalam pengembangan

destinasi pariwisata. Semakin banyak destinasi pariwisata yang

memiliki infrastruktur (akses, amenitas, sarana dan prasarana) yang

berkualitas, diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi

wisatawan untuk berkunjung dari satu daerah ke daerah lain serta

mampu meningkatkan daya saing. Untuk itu, fasilitasi terhadap daerah

untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem menjadi salah satu

indikator penting untuk meningkatkan kualitas destinasi pariwisata.

Realisasi jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan

infrastruktur dan ekosistem pariwisata dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 25: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

22

Dari tabel capaian Indikator Kinerja Utama di atas, dapat dilihat pada

tahun 2015 dari target 27 provinsi telah tercapai sebanyak 28 provinsi

yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem

pariwisata (daftar provinsi terlampir).

Walaupun indikator yang diukur berbasis lokasi, namun fasilitasi yang

telah dilakukan terkait pengembangan infrastruktur dan ekosistem

pariwisata di daerah mampu memberikan dampak dan capaian yang

positif , diantaranya adalah :

Peningkatan Ekonomi di Banyuwangi, Jawa Timur

Adanya pengembangan Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Jawa

Timur melalui koordinasi dan dukungan dari Kementerian

Perhubungan telah memberikan dampak pada peningkatan jumlah

penumpang, peningkatan jumlah wisatawan, yang kemudian

memberikan dampak ekonomi yang positif kepada masyarakat,

diantaranya adalah meningkatnya pendapatan per kapita.

Peningkatan jumlah penumpang dapat dilihat pada tabel berikut :

2011 2012 2013 2014 2015

7.000 24.000 44.000 87.000 110.234

Sumber : Pemda Banyuwangi, 2015

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dalam periode tahun

2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Wisatawan 2010 2015 Peningkatan

Nusantara 651.500 1.701.230 161%

Mancanegara 13.200 41.000 210%

Sumber : Pemda Banyuwangi, 2015 (hasil verifikasi dari hotel dan pengelola destinasi wisata)

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET REALISASI % CAPAIAN

1 Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem (provinsi)

27 28 103

Page 26: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

23

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi

memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan per

kapita di Banyuwangi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),

pendapatan per kapita di Banyuwangi mengalami peningkatan

sebesar 229% selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2010 sebesar Rp

14,7juta (per tahun) menjadi Rp 33,7 juta (per tahun) pada tahun

2015. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

Peningkatan Minat Investasi

Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan minat investasi

untuk sektor pariwisata dan Kawasan Ekonomi Khusus mengalami

peningkatan hingga 102,89 persen pada periode Oktober 2014

hingga Juni 2015. Sepanjang periode Oktober 2014-Juni 2015, minat

investasi melalui pengajuan izin prinsip untuk sektor pariwisata

dan kawasan sebesar Rp 168,9 triliun, atau naik 102,89 persen

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 83,24

triliun.

Adanya dukungan pengembangan infrastruktur di KEK Mandalika

di Nusa Tenggara Barat dan KEK Tanjung Lesung di Banten ikut

Page 27: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

24

memberikan peran dalam peningkatan minat untuk berinvestasi di

bidang pariwisata pada Kawasan Ekonomi Khusus tersebut.

Tercapainya Target Prioritas Presiden

Peningkatan aksesibilitas di destinasi pariwisata yang menjadi

tanggung jawab Kementerian Pariwisata melalui skema dukungan

dari Kementerian/Lembaga terkait (Kementerian Perhubungan dan

Kementerian PU-PR) pada tahun 2015 merupakan kegiatan

prioritas yang menjadi janji Presiden/Wakil Presiden. Janji

Presiden/Wakil Presiden tersebut dalam implementasinya oleh

Kementerian/Lembaga yang bertanggung jawab, dipantau oleh

Kantor Staf Presiden (KSP). Pada hasil evaluasi yang dilakukan

periodik setiap 3 bulan telah tercapai hasil psoitif untuk

Kementerian Pariwisata pada periode B-06 : 100% (hijau), B-09 :

100% (hijau), dan B-12 : 100% (hijau).

Untuk mendukung pencapaian target jumlah daerah yang difasilitasi

pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata, telah

dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1) Dukungan Amenitas di 28 provinsi

Fasilitasi pengembangan infrastruktur dengan dukungan amenitas

dilakukan melalui Tugas Pembantuan berupa pembangunan

fasilitas pariwisata di 28 Provinsi. Jenis fasilitas pariwisata yang

telah dibangun antara lain fasilitas informasi dan pelayanan

pariwisata, dan pusat informasi pariwisata (tourism information

center), pembangunan dan penataan kawasan pariwisata (aula

kesenian, kios cinderamata, kios kaki lima, panggung terbuka, rest

area, stand jajanan/kuliner, gazebo), dan penunjuk arah/papan

informasi wisata/rambu lalu lintas wisata (tourism sign and

posting).

Page 28: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

25

2) Peningkatan Aksesibilitas di 25 KSPN prioritas

Peningkatan aksesibilitas di destinasi pariwisata merupakan salah

satu janji Presiden pada tahun 2015-2019 untuk mewujudkan

pariwisata Indonesia yang berdaya saing.

Pada tahun 2015 telah tercapai dukungan dan sinergi lintas sektor

sebagai upaya pengembangan infrastruktur di 25 KSPN,

diantaranya sebagai berikut :

(a) Pengembangan 20 bandara di 13 KSPN dengan kegiatan:

perpanjangan dan pelapisan runway, pembangunan taxiway,

apron, fillet, dan fasilitas bandara, (b)Pengembangan 8

pelabuhan di 8 KSPN dan 7 dermaga di 3 KSPN, (c)

Pembangunan terminal/fasilitas kelengkapan jalan/kereta api

di 4 KSPN, yang mendapatkan dukungan dari Kementerian

Perhubungan.

(a) Pembangunan jalan baru di 5 KSPN dengan total 143,72

Km dan pemeliharaan, pelebaran, rekonstruksi dan

rehabilitasi jalan di 10 KSPN sepanjang 460,29 Km, (b)

Pengembangan kawasan pemukiman, sistem penyediaan air

minum dan penyehatan lingkungan tersebar 14 KSPN di 1.080

lokasi dan penataan bangunan tersebar 8 KSPN di 28 lokasi,

yang mendapatkan dukungan dari Kementerian PU-PERA.

2. Jumlah Fasilitasi Peningkatan Destinasi Wisata, Budaya, Alam Dan Buatan

Menurut data dari Passenger Exit Survey (PES) tahun 2014, kontribusi

wisatawan terbesar ada pada destinasi wisata budaya (wisata warisan

budaya dan sejarah, belanja dan kuliner, kota dan desa) yaitu sebesar

60%, wisata alam (wisata bahari, ekowisata, petualangan) yaitu

sebesar 35%, dan wisata buatan (wisata MICE dan even, olahraga,

kawasan terintegrasi) sebesar 5%.

Page 29: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

26

Terkait dengan hal tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi

dan Industri Pariwisata melakukan upaya pengembangan destinasi

pariwisata melalui fasilitasi terhadap ketiga produk destinasi tersebut

yaitu destinasi wisata budaya, alam dan buatan untuk meningkatkan

kualitas destinasi pariwisata.

Realisasi fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan

buatan adalah sebagai berikut :

Dari tabel di atas dapat dilihat dari target sebanyak 15 lokasi KSPN

yang difasilitasi terkait peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan

buatan, telah tercapai sebanyak 16 lokasi yaitu (1) Weh, Prov. Aceh

(2) Toba, Prov. Sumatera Utara, (3) Pangandaran, Prov. Jawa Barat, (4)

Kota Tua, Prov DKI Jakarta (5) Borobudur, Prov Jawa Tengah (6)

Bromo Tengger Semeru, Prov. Jawa Timur (7) Sanur, Prov. Bali (8)

Batur, Prov. Bali (9) Rinjani, Prov. NTB (10) Flores, Prov. NTT (11)

Tanjung Puting, Prov. Kalimantan Tengah (12) Bunaken, Prov.

Sulawesi Utara (13) Toraja, Prov. Sulawesi Selatan (14) Wakatobi,

Prov. Sulawesi Tenggara, (15) Derawan, Prov. Kalimantan Timur dan

(16) Raja Ampat, Prov. Papua Barat.

Walaupun indikator yang diukur hanya berbasis lokasi, namun

fasilitasi yang telah dilakukan terkait peningkatan wisata budaya, alam

dan buatan di daerah mampu memberikan dampak dan capaian yang

positif , diantaranya adalah :

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) TARGET REALISASI %

CAPAIAN

1 Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan buatan (lokasi)

15 16 107

Page 30: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

27

World Halal Travel Awards

Pada tahun 2015, Indonesia

mendapatkan penghargaan

World Halal Travel Summit

dalam kategori World Best

Halal Tourism Destination

dan World Best Halal

Honeymoon Destination

untuk Lombok, mengalahkan

pesaing terberat yaitu

Malaysia dan Turki.

UNWTO Award for Innovation in Public Policy

Dalam penghargaan United Nations World Tourism Organization

(UNWTO) Awards ke-12 di Madrid - Spanyol, Banyuwangi

menghasilkan capaian yang sangat positif bagi pariwisata di

Indonesia, yaitu menjadi pemenang dalam UNWTO Awards for

Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori Inovasi

Kebijakan Publik dan Tata Kelola, sukses mengalahkan pesaingnya

seperti Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico. Pemerintah

Banyuwangi dengan berbagai potensi wisata yang dimilikinya,

dinilai mampu menjaga kearifan lokal dalam pengembangan

pariwisata bersama stakeholder.

Page 31: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

28

Gunung Sewu dalam Global Geopark Network UNESCO

Gunung Sewu yang merupakan kawasan karst istimewa di Jawa,

dan berada di 3 provinsi yaitu DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur

telah resmi menjadi anggota Global Geoparks Network (GGN)

UNESCO pada tanggal 19 September 2015 pada acara Asia Pasific

Geoparks Network San’iin Kaigan Symposium yang berlangsung di

Jepang.

World Best Snorkeling Destination

Raja Ampat di Papua Barat dan Taman Nasional Pulau Komodo di

Nusa Tenggara Timur dinobatkan sebagai destinasi snorkeling

terbaik dunia atau Worlds Best Snorkeling Destination

berdasarkan survei CNN pada tahun 2015. Adanya pengakuan dan

publikasi dari media internasional merupakan capaian yang positif

untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke Raja

Ampat dan Pulau Komodo sebagai destinasi bahari berkualitas di

Indonesia.

Page 32: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

29

Kemudahan Wisatawan Asing ke Indonesia

Koordinasi dan sinergi lintas sektor telah dilakukan untuk

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

sekaligus mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia

melalui pengembangan wisata bahari. Dalam upaya tersebut telah

dihasilkan performansi positif berupa regulasi yaitu Perpres

Nomor 105 Tahun 2015 Tentang Kunjungan Kapal Wisata (Yacht)

Asing Ke Indonesia dan Perpres Nomor 104 Tentang Bebas Visa

Kunjungan yang memberikan kemudahan bagi wisatawan

asing/kapal wisata asing (yacht)/kapal pesiar asing (cruise) untuk

berkunjung ke Indonesia. Layanan kemudahannya antara lain

adalah penghapusan Clearance Approval for Indonesia Territory

(CAIT) yang selama ini dianggap menjadi penghambat bagi kapal

wisata

Program/kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung

tercapainya target jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata

budaya, alam dan buatan yaitu :

1) Fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya

Untuk mengembangkan destinasi wisata budaya dilakukan

fasilitasi pada destinasi wisata sejarah dan religi, destinasi wisata

perdesaan dan perkotaan, destinasi wisata tradisi dan seni budaya.

Kegiatan yang telah dilakukan antara lain Launching Jalur

Samudera Chengho, pengembangan wisata ziarah Walisongo.

Menteri Pariwisata dalam Launching Jalur Samudera Chengho

Page 33: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

30

2) Fasilitasi peningkatan destinasi wisata alam dan buatan

Fasilitasi pengembangan destinasi wisata alam dan buatan antara

lain meliputi identifikasi/pemetaan potensi pariwisata, focus

group discussion, workshop, bimtek, koordinasi dalam rangka

pengembangan percontohan/model destinasi wisata alam dan

buatan serta penyusunan rencana aksi pada destinasi wisata

bahari, destinasi ekowisata dan petualangan, destinasi wisata

konvensi, olahraga dan rekreasi, serta destinasi wisata kawasan

terpadu.

3. Jumlah Fasilitasi Peningkatan Tata Kelola Destinasi Pariwisata

Peningkatan kualitas destinasi pariwisata dilakukan dengan

peningkatan kualitas tata kelola destinasi pariwisata. Tata kelola

destinasi pariwisata yang terstruktur dan sinergis mencakup fungsi

koordinasi, perencanaan, implementasi, dan pengendalian organisasi

destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring,

informasi dan teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran

serta masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah

yang memiliki tujuan, proses dan kepentingan bersama dalam rangka

meningkatkan kualitas pengelolaan, jumlah kunjungan wisatawan,

lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi

masyarakat lokal.

Tata Kelola Destinasi Pariwisata/Destination Management

Organization (DMO) mencakup pengelolaan Destinasi (pembangunan

6 pilar destinasi : perwilayahan, aksesibilitas, daya tarik wisata,

amenitas, pemberdayaan masyarakat, dan investasi) dengan

Management (financial, operational, marketing, human resources,

innovation) dan Organisasi yang terstruktur.

Page 34: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

31

Realisasi capaian jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi

pariwisata dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Pada tahun 2015 telah dilakukan program pengembangan tata kelola

destinasi pariwisata melalui Destination Management Organization

(DMO) di 16 lokasi prioritas yaitu Sabang, Danau Toba. Kota Tua

Jakarta, Tanjung Puting, Pangandaran, Borobudur, Bromo-Tengger-

Semeru, Danau Batur, Rinjani, Flores, Wakatobi, Derawan, Toraja,

Bunaken, Raja Ampat, Sanur, dan 9 lokasi baru yaitu Muaro Jambi,

Palembang Kota, Kepulauan Seribu, Menjangan - Pemuteran,

Sentarum, Bangka Belitung, Nias, Maluku Utara, dan Pulau Komodo,

sehingga pada tahun 2015 ini telah tercapai fasilitasi di 25 lokasi.

Meningkatnya kualitas kelola destinasi pariwisata di setiap cluster

DMO memberikan peranan yang strategis terhadap pembangunan

kepariwisataan, salah satunya adanya peningkatan jumlah kunjungan

wisatawan. Hal tersebut dapat terlihat grafik di bawah ini:

Grafik 3.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di 16 Cluster DMO Tahun 2014-2015

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) TARGET REALISASI %

CAPAIAN

1 Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata (lokasi)

25 25 100

Page 35: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

32

Dari grafik di atas terlihat peningkatan jumlah kunjungan yang cukup

signifikan dari tahun 2014 ke tahun 2015 yakni sebesar 152%.

Berikut tabel detail jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan

nusantara di 16 cluster :

Tabel 3.5

Jumlah Kunjungan Wisatawan di 16 Cluster DMO Tahun 2014-2015

Sumber : Kementerian Pariwisata, 2015

Program/kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung

tercapainya target peningkatan tata kelola destinasi pariwisata yaitu

sebagai berikut :

1) Penguatan dan Penataan Organisasi Pengelolaan Destinasi

Fokus utama dalam tahapan penguatan dan penataan organisasi

pengelolaan destinasi adalah terbentuknya Forum Tata Kelola

Pariwisata (FTKP) di 16 lokasi. FTKP terdiri dari berbagai

stakeholder terkait dalam pengembangan pariwisata, yaitu SKPD

No. Cluster Tahun 2014 Tahun 2015

Wisman Wisnus Total Wisman Wisnus Total

1. DMO Batur 447,199 200,408 647,607 421,318 138,794 560,112

2. DMO Borobudur 254,082 3,182,738 3,436,820 246,494 3,885,443 4,131,937

3. DMO BTS 23,172 546,443 569,615 16,639 433,350 449,989

4. DMO Bunaken 34,443 832,015 866,458 40,205 1,073,136 1,113,341

5. DMO Derawan 10,728 77,574 88,302 2,872 53,141 56,013

6. DMO Flores 80,273 55,108 135,381 12,633 50,324 62,957

7. DMO Kota Tua Jakarta

116,461 247,272 363,735 41,761 1,241,504 1,283,265

8. DMO Pangandaran

5,515 946,580 952,095 31,775 3,089,055 3,120,830

9. DMO Raja Ampat

10,427 2,961 13,388 6,674 1,401 8,075

10. DMO Rinjani 15,827 26,364 42,191 25,733 67,706 93,439

11. DMO Sabang 3,564 512,992 516,556 5,582 623,635 629,217

12. DMO Sanur*** 154,054 210,286 364,340 4,001,654 5,263,766 9,265,420

13. DMO Tanjung Puting

10,986 5,703 16,689 9,576 2,577 12,153

14. DMO Toba 30,751 104,098 134,849 116,795 - 116,795

15. DMO Toraja 61,225 131,591 192,816 40,312 84,545 40,312

16. DMO Wakatobi 9,704 4,568 14,272 8,854 9,194 18,048

TOTAL 1,268,411 7,086,701 8,355,114 5,028,877 16,017,571 21,046,448

Page 36: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

33

terkait pariwisata, industri, dan masyarakat. Hingga tahun 2015

telah terbentuk FTKP yaitu FTKP Sabang, FTKP Bunaken, FTKP

Toba, FTKP Kota Tua, FTKP Wakatobi, FTKP Toraja, FTKP Bromo

Tengger Semeru, FTKP Batur, FTKP Sanur, FTKP Rinjani, FTKP Raja

Ampat.

Kegiatan yang dilakukan antara lain melalui stakeholder meeting,

convergence meeting, workshop dan dukungan peningkatan tata

kelola destinasi pariwisata. Hasil kegiatan tesebut adalah adanya

identifikasi, rekomendasi dan komitmen terkait pengembangan

destinasi pariwisata di masing-masing cluster yang dapat

memberikan kemudahan bagi pemerintah dalam menyusun

kebijakan untuk meningkatkan kualitas destinasi pariwisata.

2) Sosialiasi program tata kelola destinasi pariwisata dan

pembentukan Kelompok Kerja Lokal atau Local Working Group

(LWG)

Langkah-langkah strategis yang telah dilakukan di tahapan awal

pengembangan 9 lokasi DMO baru yaitu melalui Stakeholder’s

Mapping, Baseline Assessment, serta Penanaman Ownership dan

Involvement untuk menghasilkan kesadaran para pemangku

kepentingan.

4. Jumlah Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pilar dalam strategi

pengembangan destinasi pariwisata. Masyarakat memegang peranan

yang sangat penting dalam pariwisata. Masyarakat merupakan tuan

rumah bagi wisatawan yang berkunjung ke daerahnya.

Upaya untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat antara lain

meliputi kegiatan peningkatan sadar wisata dan potensi usaha

masyarakat di bidang pariwisata. Realisasi capaian jumlah fasilitasi

pemberdayaan masyarakat yaitu :

Page 37: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

34

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa dari target 34 provinsi telah

tercapai fasilitasi di bidang pemberdayaan masyarakat sebesar 100%

yakni di 34 provinsi.

Meningkatnya pemberdayaan masyarakat bidang pariwisata

memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas destinasi

pariwisata yang pada akhirnya memberikan manfaat ekonomi langsung

bagi masyarakat. Capaian-capaian penting pada tahun 2015 diantaranya

adalah :

ASEAN Homestay Award

Pada acara ASEAN Homestay Award yang merupakan rangkaian

kegiatan ASEAN Tourism Forum di Manila pada awal Januari 2016,

Indonesia memperoleh penghargaan pada 5 homestay Indonesia

(Homestay Sudirman12 – Bangka Belitung, Homestay Oma –

Sumatera Barat, Homestay Acacia - Jawa Tengah, Homestay Omah

Tembi – DIY, Homestay Panglipuran – Bali). Homestay tersebut

sekaligus merupakan peringkat pemenang terbaik dalam kegiatan

Apresiasi Usaha Masyarakat Bidang Pariwisata tahun 2015.

Penerima ASEAN Homestay Award

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) TARGET REALISASI %

CAPAIAN

1 Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat (provinsi)

34 34 100

Page 38: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

35

Adapun program/kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung

tercapainya fasilitasi pemberdayaan masyarakat antara lain sebagai

berikut :

1) Peningkatan Sadar Wisata

Peningkatan sadar wisata dilakukan di 34 provinsi di Indonesia

melalui kegiatan kampanye sadar wisata, sosialisasi sadar wisata,

bimbingan teknis sadar wisata dan Sapta Pesona, gerakan sadar

wisata dan aksi Sapta Pesona, serta apresiasi sadar wisata dan Sapta

Pesona.

2) Pengembangan Potensi Usaha Masyarakat di Bidang Pariwisata

Kegiatan Pengembangan Potensi Usaha Masyarakat di Bidang

Pariwisata meliputi Identifikasi Potensi Usaha Masyarakat,

Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat, serta Dukungan

Peningkatan Kualitas Usaha Masyarakat, serta Apresiasi Usaha

Masyarakat Bidang Pariwisata.

Page 39: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

36

B. Analisis Penggunaan Sumberdaya

1) Sumberdaya Keuangan

Alokasi dan realisasi anggaran Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Pagu awal Januari 2015 (DIPA) pada satker 902693 (Ditjen

Pengembangan Destinasi Pariwisata) : Rp. 219.050.654.000,00

Realisasi anggaran Januari s.d Juni 2015 : Rp. 11.034. 739.731,00 Sisa

Pagu : Rp 208.015.914.269,00

Nilai tersebut tidak seluruhnya pindah ke Satker Deputi Pengembangan

Destinasi dan Industri Pariwisata karena Belanja Pegawai dan

Operasinal Pimpinan beralih ke Sekretariat Kementerian.

Pagu Awal satker baru 427010 : Rp. 166.829.248.000,00

Sampai dengan periode 31 Oktober 2015 pagu Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Rp.

196.623.706.000,00

Tabel 3.6

Pagu Anggaran Deputi PDIP TA 2015

NO UNIT KERJA PAGU

1 SEKRETARIAT DEPUTI 11.763.272.000

2 ASDEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN

EKOSISTEM PARIWISATA

53.303.989.000

3 ASDEP PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA 21.184.606.500

4 ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 23.592.248.500

5 ASDEP INDUSTRI PARIWISATA 36.538.723.300

6 ASDEP TATA KELOLA DESTINASI DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

51.760.398.000

TOTAL ANGGARAN DEPUTI PDIP 196.623.706.000

Page 40: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

37

Tabel 3.7 Realisasi Anggaran Ditjen PDP

Januari – Juni 2015

NO NAMA KEGIATAN PAGU AWAL REALISASI %

1 Pemberdayaan Masyarakat Di Destinasi Pariwisata

44.809.280.000 103.511.000 0.23

2 Pengembangan Daya Tarik Pariwisata

26.350.000.000 950.660.800 3.6

3 Pengembangan Industri Pariwisata

21.852.483.000 338.997.300 1.55

4 Dukungan Manajemen &Teknis Lainnya

45.570.587.000 9.001.770.607 19.75

5 Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata

49.000.000.000 386.136.524 0.78

6 Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif dan Event

31.468.304.000 253.663.500 0.8

TOTAL 219.050.654.000 11.034.739.731 5.03

Tabel 3.8 Realisasi Anggaran Deputi PDIP

Juli – Desember 2015

NO NAMA KEGIATAN PAGU REALISASI %

1 Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem

53.303.989.000 36.627.990.756 68.72

2 Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

21.067.671.000 19.561.684.131 92.85

3 Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

22.520.445.000 16.986.328.153 75.47

4 Peningkatan Kemitraan Industri Pariwisata

36.207.931.000 29.345.849.531 81.05

5 Peningkatan Tata Kelola dan Pemberdayaan Masyarakat

51.760.398.000 37.563.870.084 72.57

6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

11.763.272.000 9.794.105.486 83.26

TOTAL 196.623.706.000 149.879.828.141 76.23

Page 41: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

38

2) Analisis Penggunaan Sumber Daya

Analisis penggunaan sumberdaya di Deputi Bidang Pengembangan

Destinasi dan Industri Pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Total Realisasi Keuangan/ Pembayaran anggaran pusat Deputi PDIP

Tahun 2015 adalah Rp 149.879.828.141,00 atau sebesar 76.23 % dari

total anggaran pusat Deputi PDIP Rp 196.623.706.000,00.

b. Secara umum, tidak tercapainya target penyerapan anggaran di tahun

2015 salah satu penyebabnya adalah adanya perubahan organisasi/

nomenklatur berakibat pada penyesuaian kembali atas program dan

anggaran, sehingga DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan

sepenuhnya sehubungan dengan perubahan tersebut. DIPA

Kementerian Pariwisata yang disesuaikan dengan struktur organisasi

baru, ditetapkan pada tanggal 26 Juni 2015. (dilakukan CUT OFF bulan

Mei – Juni 2015).

c. Adanya upaya percepatan penyerapan anggaran di awal Triwulan IV

memberikan dampak positif terhadap penyerapan anggaran

dibandingkan bulan sebelumnya.

3) Analisis Program/Kegiatan

Analisis program/kegiatan di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan

Destinasi dan Industri Pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Restrukturisasi organisasi Kementerian Pariwisata berdampak pada

adanya perubahan indikator dan target kinerja.

b. Program dan kegiatan dijalankan selaras dengan Rencana Strategis

(RENSTRA) Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata tahun 2015-2019

c. Dalam mencapai target melalui program/kegiatan, Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata berperan sesuai pada

tugas dan fungsi, serta mengacu pada arah, kebijakan dan strategi

dalam pengembangan destinasi dan industri pariwisata.

d. Pencapaian target kinerja tidak dapat terlepas dari dukungan yang baik

dari berbagai pihak baik dari internal Deputi Pengembangan Destinasi

dan Industri Pariwisata maupun pihak eksternal terkait

(Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, Swasta).

Page 42: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

39

BAB IV PENUTUP

Dalam menyusun LAKIP tahun 2015, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata mengacu pada Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015. Secara garis

besar capaian kinerja tercapai dengan baik, akan tetapi terdapat kendala yang

dihadapi.

Adapun kendala dalam pencapaian target kinerja antara lain sebagai berikut:

1. Perubahan organisasi/ nomenklatur berakibat pada penyesuaian kembali atas

program dan anggaran, sehingga DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan

sepenuhnya sehubungan dengan perubahan tersebut. DIPA Kementerian

Pariwisata yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru, ditetapkan pada

tanggal 26 Juni 2015. (dilakukan CUT OFF bulan Mei – Juni 2015).

Beberapa langkah penting sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan Kinerja

Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Perlunya penyusunan rencana pelelangan dan pematangan rencana penyerapan

di triwulan IV tahun anggaran sebelumnya, sehingga penyerapan anggaran dapat

lebih efektif dan tepat sasaran

2. Mengingat sifat pariwisata yang multidimensi, multisektor, dan kondisi

pariwisata yang semakin dinamis, perlu dilakukan peningkatan koordinasi antara

unit-unit organisasi internal di lingkungan Kementerian Pariwisata,

Kementerian/Lembaga terkait, Pemda, Pelaku Industri, dan pihak-pihak lain yang

terkait pariwisata

3. Peningkatan sistem monitoring dan evaluasi, baik terkait program maupun

penganggaran, dengan instrumen monitoring dan evaluasi yang efektif dan

efisien

Page 43: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

40

LAMPIRAN :

1. Daftar Penerima Tugas Pembantuan

Page 44: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

41

Tabel Lokasi Penerima Tugas Pembantuan TA 2015

No Provinsi Penerima TP Kegiatan

1 DI Aceh 1 Kota Sabang Penataan Daya Tarik Wisata P. Weh Sabang

2 Sumatera Utara

2 Kab. Nias Selatan Penataan Daya Tarik Wisata Teluk Dalam

3 Kab. Tobasa Pembangunan Etalase Geopark Danau Toba

3 Sumatera Barat

4 Kab. Pesisir Selatan Pembangunan Jetty Pantai Carocok Painan

5 Kota Bukittinggi Penataan Kawasan Wisata Kota Bukittinggi

6 Kota Sawahlunto Penataan Kawasan Wisata Kota Sawahlunto

4 Riau 7 Kab. Rokanhulu Penataan Kawasan Wisata Budaya Rantau Binuang Sakti

5 Sumatera Selatan

8 Kota Palembang Penataan Daya Tarik Wisata Kota Palembang (Sungai Musi)

9 Kota Pagar Alam Penataan Daya Tarik Wisata Kota Pagar Alam

10 Kab. Empat Lawang Penataan Daya Tarik Wisata Kab. Empat Lawang

6 Lampung 11 Kab. Lampung Barat

Penataan Daya Tarik Wisata Kab. Lampung Barat

7 Kepri 12 Kab. Bintan Penataan Daya Tarik Wisata Kab. Bintan

8 Bangka Belitung

13 Kab. Belitung Penataan Daya Tarik Wisata Tanjung Kelayang

14 Kab. Bangka Barat Penataan Daya Tarik Wisata Kab. Bangka Barat

9 DKI Jakarta 15 DKI Jakarta Penataan Daya Tarik Wisata Kepulauan Seribu

10 Jawa Barat 16 Kota Bandung Penataan Kawasan Wisata Kota Bandung

17 Kab. Ciamis Penataan Kawasan Wisata Cipanjalu

18 Kab. Pangandaran Penataan Kawasan Wisata Pantai Pangandaran

11 Jawa Tengah

19 Kab. Magelang Penataan Kawasan Wisata Candi Borobudur

20 Provinsi Jawa Tengah

Penataan Daya Tarik Wisata Bukit Cinta

21 Provinsi Jawa Tengah

Revitalisasi Daya Tarik Wisata Gua Seplawan Kab. Purworejo

22 Kab. Rembang Penataan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih Caruban

23 Kab. Wonogiri Pembangunan Geosite dan Kios Informasi Geopark Gunung Sewu

12 Jawa Timur 24 Kab. Pacitan Penataan Daya Tarik Wisata Pantai Klayar

25 Kab. Probolinggo Pembangunan Rest Area Kawasan Sukapura

26 Kab. Pasuruan Renovasi Pendopo Agung

27 Kab. Tulung Agung Penataan Daya Tarik Wisata Tulung Agung

28 Kab. Sumenep Penataan Daya Tarik Wisata Gililiang, Kab. Sumenep

13 DI Yogyakarta

29 Kab. Sleman Penataan Daya Tarik Gunung Merapi

30 Kab. Gunung Kidul Pembangunan Geosite dan Kios Informasi Geopark Gunung Sewu

14 Bali 31 Kab. Bangli Pembangunan Geosite dan Kios Informasi Geopark Danau Batur

Page 45: 2 LAKIP - kemenpar.go.id€¦ · Capaian kinerja yang termuat dalam LAKIP merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang termuat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015. Kami

42

15 NTB 32 Kab. Lombok Utara Pembangunan Geosite, Kios Informasi, Sign Post dan Rambu Petunjuk Geopark Gunung Rinjani

33 Kab. Lombok Tengah

Pembangunan Geosite, Kios Informasi, Sign Post dan Rambu Petunjuk Geopark Gunung Rinjani

34 Kab. Lombok Barat Pembangunan Geosite dan Sarana Pendukung Geopark Rinjani

35 Kab. Mataram Pembangunan Geosite dan Sarana Pendukung Geopark Rinjani

36 Kab. Lombok Timur Pembangunan Geosite, Kios Informasi, Sign Post dan Rambu Petunjuk Geopark Gunung Rinjani

37 Kab. Dompu Penataan Daya Tarik Wisata Gn. Tambora

38 Kab. Bima Penataan Daya Tarik Wisata Gn. Tambora

16 NTT 39 Kab. Manggarai Barat

Pembangunan Dive Center dan Pengadaan Peralatan Selam

40 Kab. Ngada Pembangunan Gardu Padang

41 Kab. Ende Pembangunan Jalur Tracking dan Gazebo

42 Kab. Sumba Barat Daya

Pembangunan Rest Area Kawasan (Shelter, Gazebo, Sinage)

43 Kab. Alor Penataan Kawasan Wisata Kab. Alor

17 Sulawesi Selatan

44 Kab. Tana Toraja Penataan Kawasan Wisata Tana Toraja

45 Kab. Toraja Utara Penataan Kawasan Wisata Tana Toraja

18 Kalimantan Tengah

46 Kab. Kotawaringin Barat

Penataan Kawasan Wisata Kotawaringin Barat

19 Kalimantan Selatan

47 Kab. Hulu Sungai Selatan

Penataan Kawasan Lhok Sado

20 Kalimantan Barat

48 Kab. Kapuas Hulu Penataan Daya Tarik Wisata Danau Sentarum

49 Kota Singkawang Penataan Daya Tarik Wisata Kota Singkawang

21 Kalimantan Utara

50 Kab. Malinau Penataan Daya Tarik Wisata Kabupaten Malinau

22 Sulawesi Utara

51 Kota Manado Penataan Kawasan Wisata Bunaken

23 Sulawesi Tenggara

52 Propinsi Sulawesi Tenggara

Penataan Daya Tarik Wisata Teluk Kendari

53 Kab. Wakatobi Penataan Kawasan Wisata Wakatobi

54 Kab. Buton Penataan Daya Tarik Wisata Buton

55 Kab. Konawe Selatan

Penataan Daya Tarik Wisata Konawe Selatan

24 Sulawesi Tengah

56 Kab. Tojo Una-Una Penataan Daya Tarik Wisata Tojo Una-Una

25 Kalimantan Timur

57 Kab. Berau Penataan Daya Tarik Wisata Derawan - Sangalaki

26 Maluku 58 Kab. Seram Bagian Barat

Penataan Daya Tarik Air Terjun Waisea

27 Papua 59 Kab. Jayapura Penataan Kawasan Wisata Jayapura

28 Papua Barat 60 Kab. Raja Ampat Pembangunan Geosite Geopark Raja Ampat

61 Kab. Tamberauw Penataan Daya Tarik Wisata Tamberauw