Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

75
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 Nomor: LAKIP-024/PW18/1/2015 Tanggal 21 JANUARI 2015

Transcript of Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Page 1: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN 2014

Nomor: LAKIP-024/PW18/1/2015

Tanggal 21 JANUARI 2015

Page 2: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA

KATA PENGANTAR

Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Nomor 29 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap akhir periode instansi pemerintah diwajibkan

melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja dan dilaporkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP). Instansi pemerintah dimaksud termasuk unit kerja mandiri pada

kementerian/lembaga.

Berkaitan dengan kewajiban tersebut, maka Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara sebagai unit kerja mandiri di lingkungan BPKP menyusun LAKIP Tahun 2014

yang berfungsi sebagai pertanggungjawaban kinerja dan alat umpan balik dalam

pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi terwujudnya good governance.

Fokus pelaporan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara adalah

pengukuran pencapaian kinerja dalam rangka pencapaian output kegiatan yang telah

ditetapkan dan indikator outcome yang dapat diukur berdasarkan sumber daya

keuangan, sumber daya manusia, dan sarana-prasarana yang dimiliki secara

transparan dan akuntabel.

Semoga LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ini dapat

bermanfaat sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang

membutuhkan, untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, kebijakan, serta

penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan.

Manado, 21 Januari 2015

Kepala Perwakilan,

Adil Hamonangan Pangihutan

NIP 19610605 198703 1 001

Page 3: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ............................................................ …………………………………..…..iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP ................................................................ 1 B. ASPEK STRATEGIS .................................................................................................... 3 C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ......................................................................... 3 D. STRUKTUR ORGANISASI ........................................................................................... 5 E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ......................................................................................... 8

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................ 9

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 .......................................................................... 9

1. Pernyataan Visi ......................................................................................................... 9 2. Pernyataan Misi....................................................................................................... 10 3. Tujuan ..................................................................................................................... 11 4. Sasaran Strategis .................................................................................................... 12 5. Indikator Kinerja Utama ........................................................................................... 13 6. Program dan Kegiatan ............................................................................................ 16

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014 ................................................................. 18

III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................. 22

A. CAPAIAN KINERJA .................................................................................................... 22

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ................................................................................... 25

Sasaran Strategis 1 ..................................................................................................... 26 Sasaran Strategis 2 ..................................................................................................... 31 Sasaran Strategis 3 ..................................................................................................... 33 Sasaran Strategis 4 ..................................................................................................... 36 Sasaran Strategis 5 ..................................................................................................... 42 Sasaran Strategis 6 ..................................................................................................... 46 Sasaran Strategis 7 ..................................................................................................... 49 Sasaran Strategis 8 ..................................................................................................... 57

IV. PENUTUP ..................................................................................................................... 61

LAMPIRAN

Page 4: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

iii

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan 7

TABEL 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Golongan 8

TABEL 2.1 Indikator Kinerja Utama Perwakilan 13

TABEL 2.2 Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan 16

TABEL 2.3 Perjanjian Kinerja Perwakilan Tahun 2014 18

TABEL 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama 23

TABEL 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 26

TABEL 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 32

TABEL 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 34

TABEL 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 37

TABEL 3.6 Realisasi Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum 41

TABEL 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 42

TABEL 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 46

TABEL 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7 50

TABEL 3.10 Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana

Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

51

TABEL 3.11 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 58

TABEL 3.12 Pemanfaatan Sistem Informasi 58

Page 5: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 iv

Ringkasan Eksekutif

erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi

Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang

memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja

dan target yang akan dicapai, serta rencana pendanaan dalam tahun 2010-2014, yang

selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun.

Visi Perwakilan BPKP adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan

Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas. Sebagai

auditor Presiden, Perwakilan BPKP berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan

akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta

membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam

RPJMN 2010-2014.

Untuk mewujudkan visinya, BPKP memiliki empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata

kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara; (2) membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di

wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (3) mengembangkan kapasitas

pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara; serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan

keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara.

Dalam mencapai visi dan misi tersebut, BPKP menetapkan enam tujuan strategis yang akan

dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan

Negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (2) meningkatnya tata

pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (3) terciptanya

iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan

keuangan Negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (4) tercapainya

efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern

P

Page 6: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 v

pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Tahun 2014 ini

merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP untuk mampu

menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2014. LAKIP ini juga sebagai alat

kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas

keuangan negara yang berkualitas.

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak enam

dari delapan sasaran strategis BPKP telah tercapai, sementara dua sasaran strategis belum

sepenuhnya tercapai. Delapan sasaran strategis BPKP berikut capaiannya dapat dilihat pada

Tabel RE.1.

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran

1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 107,90%

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%

121,76%

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD

100%

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

124,31%

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda

97,22%

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L/Pemda

86,33%

7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

102,57%

8. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

100%

Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan peran

Perwakilan BPKP dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian

kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU yang paling

Page 7: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 vi

mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 36 IKU yang telah ditetapkan

dalam Tapkin BPKP Tahun 2014. Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis,

khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi pencapaian

delapan sasaran strategis tersebut di atas, adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) dan

95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan, dengan

realisasi sebagai berikut:

a. Jumlah instansi vertikal (IPP) yang mendapat pendampingan sebanyak 17 instansi dari

17 instansi target dalam PKP2T, atau mencapai 100% dari target sebesar 100%.

b. Jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak

12 dari 16 Pemda yang diasistensi oleh BPKP, atau mencapai 75% dari target sebesar

90%.

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan “persentase

hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti”, yang

diukur dari jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) sebanyak 1 tindak lanjut dibagi dengan

jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD sebanyak 1 rekomendasi atau mencapai

100% dari target 100%.

3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan, dengan

realisasi sebagai berikut:

a. Atas IKU “persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan

Minimal”, Perwakilan BPKP melakukan audit kinerja Pelayanan Pemda Bidang

Pendidikan dan Kesehatan atas 4 Pemda untuk mendorong seluruh Pemda tersebut

mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan. Apabila dibandingkan dengan

targetnya sebanyak 4 Pemda, maka diperoleh capaian IKU sebesar 100,00%.

b. Atas IKU “persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI“,

Perwakilan BPKP melakukan kegiatan sosialisasi, asistensi, assessment penerapan

Page 8: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 vii

Good Corporate Governance (GCG) atau Key Performance Indicator (KPI) pada pada 3

BUMD/BLU/D dari 3 BUMD/BLU/D yang ditargetkan dalam PKP2T, atau mencapai

100%.

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan “Kelompok

Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi”, yang diukur

berdasarkan jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti

Korupsi dengan realisasi sebanyak 4 kelompok masyarakat, dengan capaian sebesar

133,33% atas target sebesar 3 kelompok.

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan “Persentase

Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”, yang diukur

berdasarkan jumlah Pemda yang memperoleh opini LK WTP sebanyak 5 Pemda atau

31,25% dari jumlah seluruh Pemda sebanyak yaitu 16 Pemda. Apabila dibandingkan

dengan target sebesar 60%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 52,08%.

Belum tercapainya realisasi IKU dominan tersebut antara lain disebabkan:

a. Pengelolaan Barang Milik Daerah masih belum memadai.

b. Kualitas SDM pada beberapa Pemda masih perlu ditingkatkan terutama yang

berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan.

c. Pola mutasi dan rotasi SDM di Pemda kurang mempertimbangkan faktor

ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait.

d. Sebagian besar Pemda belum menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP).

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompeten pada 75% K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan “Persentase

Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA”, yang diukur dari jumlah Pemda yang

dilakukan asistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruh Pemda. Jumlah Pemda

yang dilakukan asistensi penerapan JFA sebanyak 4 Pemda dari target sebanyak 16

Pemda, atau realisasi sebesar 25%, dengan capaian 33,33% atas target sebesar 75%.

Page 9: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 viii

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas

Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan realisasi

sebagai berikut:

a. IKU “persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi”, diukur

dengan membandingkan antara realisasi PP PKPT dibandingkan dengan target PP

dalam PKPT. Pada tahun 2014, jumlah realisasi penugasan adalah 409 atau 98,79%

dari 414 rencana penugasan, dengan capaian 109,77% atas target sebesar 90%.

b. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” diukur

dari hasil reviu Inspektorat BPKP terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai

100% apabila tidak ada catatan dan 80% apabila ada catatan. Hasil reviu Inspektorat

BPKP atas Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

tidak ada catatan sehingga capaiannya sebesar 100%.

8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan, “jumlah

Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif” yang diukur dengan jumlah sistem

informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib

dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL,

SPM, SPPD, DMS, SIMPEDAP). Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi

yang dimanfaatkan atau mencapai 100,00% dari target sebanyak 10 sistem informasi yang

dimanfaatkan.

Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara pada

tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp17.353.244.893,00 atau 98,42% dari

anggaran sebesar Rp17.631.440.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp.1.382.635.050,00,

dengan menggunakan SDM sebanyak 15.795 OH atau 105,42% dari rencana sebanyak

15.006 OH.

Secara umum sasaran strategis dalam tahun 2014 telah tercapai sesuai dengan yang

ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis dan IKU yang masih

belum mencapai target yang ditentukan. Untuk itu, diperlukan upaya dan kerja yang lebih

keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian semua sasaran strategis di masa mendatang.

Page 10: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 ix

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam

memperbaiki kinerja antara lain:

1. Melakukan evaluasi secara berkala metode bimbingan teknis/asistensi penyusunan

laporan keuangan kepada pemerintah daerah.

2. Melakukan penugasan audit hambatan kelancaran pembangunan atas masalah

penyerahan aset-aset dari kabupaten induk ke kabupaten pemekaran.

3. Mengupayakan peningkatan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008

dengan cara:

a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP

dengan terus meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain :

1) Menambah jumlah personil satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara

fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan workshop

penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain

untuk penyusunan desain penyelenggaraan SPIP.

b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemda untuk percepatan implementasi dan

internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional

instansi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi

termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar.

4. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kapabilitas APIP.

Page 11: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas KinerjaInstansi PemerintahTahun 2014 1

BBAABB

II

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2014, disusun dalam rangka mewujudkan dukungan terhadap

sistem administrasi di bidang pengawasan yang mampu menjamin kelancaran dan

keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal, profesional, efektif serta

tanggap terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan lingkungan strategis.

Komitmen menyelenggarakan akuntabilitas kinerja yang baik diawali dengan

tersedianya perencanaan kinerja sebagai tahapan penting dalam melaksanakan

rencana strategis, yang akan menuntun manajemen dan seluruh anggota organisasi

dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Perencanaan kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 disusun dengan memperhatikan Penugasan dari

BPKP Pusat (KF1) dan Perencanaan penugasan usulan Perwakilan berdasarkan

kondisi lingkungan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara (KF3) yang

dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin).

AA.. TTuuggaass,, FFuunnggssii,, ddaann WWeewweennaanngg

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara berkedudukan di Jalan Diponegoro I/1

Manado dan sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-06.00.00-

286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013

dengan wilayah sebanyak 16 Pemda, terinci sebagai berikut:

1. Provinsi Sulawesi Utara;

2. Kota Manado;

3. Kota Tomohon;

4. Kota Bitung;

5. Kota Kotamobagu;

6. Kabupaten Minahasa;

7. Kabupaten Minahasa Selatan;

Page 12: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 2

8. Kabupaten Minahasa Utara;

9. Kabupaten Minahasa Tenggara;

10. Kabupaten Bolaang Mongondow;

11. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

12. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan;

13. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur;

14. Kabupaten Sangihe;

15. Kabupaten Kepulauan Talaud; dan

16. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.

Berdasarkan keputusan kepala tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

menyelenggarakan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan

pengurusan barang milik/kekayaan negara;

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan

pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah;

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat strategis

dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah;

5. Pemberian asistensi penyusunan RAPBD, Laporan Keuangan dan LAKIP daerah;

6. Evaluasi LAKIP Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan good goverment

governance;

8. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara,

badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan

pemberian bantuan pemeriksaan/perhitungan pada instansi penyidik serta instansi

pemerintah lainnya;

9. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta

pengendalian mutu pengawasan;

10. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP di Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah;

11. Penyelenggaraan SPIP di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara;

12. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

Page 13: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 3

Pada tahun 2014, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara di jabat oleh Adil

Hamonangan Pangihutan/NIP 19610605 198703 1 001.

BB.. AAssppeekk SSttrraatteeggiiss OOrrggaanniissaassii

Sebagai instansi pengawasan intern pemerintah pusat di daerah, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan manajemen pemerintah dan pengelolaan keuangan di daerah,

khususnya dalam mengawal pemerintah daerah menuju terselenggaranya sistem

otonomi daerah yang transparan, bertanggung jawab, dan akuntabel.

Terhadap pemerintah pusat, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara diharapkan

mampu memberikan strategic recomendation dan value bagi peningkatan kebijakan

pemerintah pusat yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak melalui

evaluasi keberhasilan program-program pemerintah pusat yang ada di daerah. Strategic

recomendation dan value tersebut hanya dapat dihasilkan oleh suatu organisasi yang

terus belajar (learning organization); yang menjadikan aspek profesionalisme sebagai

salah satu fondasi utama organisasi.

Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP telah melakukan antara lain hal-hal

sebagai berikut:

Untuk mengarahkan seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki secara terarah

maka telah dibuat Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

yang mengacu kepada Renstra BPKP tahun2010 – 2014.

Perwakilan telah mengadakan Memorandum of Understanding (MoU) bersama

dengan pemerintah daerah di lingkungan wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara.

Membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mendukung produk layanan yang akan

diberikan oleh Perwakilan BPKP kepada seluruh user atau penerima layanan BPKP

(Pemda dan Instansi Vertikal di daerah).

CC.. KKEEGGIIAATTAANN DDAANN LLAAYYAANNAANN PPRROODDUUKK

Kegiatan utama yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dibagi

dalam 3 kegiatan yaitu preventif, edukatif, dan represif dengan rincian sebagai berikut:

1. Preventif meliputi:

a. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern;

Page 14: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 4

b. Reviu Proses Pengadaan Barang dan Jasa;

c. Asistensi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah;

d. Reviu Laporan Keuangan melalui Bimbingan Teknis;

e. Asistensi Penerapan Good Governance;

f. Asistensi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Sektor BUMN/D;

g. Pengembangan Manajemen Risiko;

h. Pengembangan Internal Control Base on COSO;

i. Clearing House.

2. Edukatif meliputi:

a. Jasa Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor;

b. Program Anti Korupsi;

c. Jasa Kediklatan Teknis Subtansi bagi Auditor;

d. Transfer Knowledge melalui Sinergi Pengawasan.

3. Represif meliputi:

a. Audit Investigatif;

b. Bantuan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara/Daerah;

c. Bantuan Keterangan Ahli.

Sedangkan layanan produk yang dimiliki Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

yaitu:

1. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) meliputi:

a. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP antara lain sosialisasi, bimtek penyusunan

Perkada penyelenggaraan SPIP, Satgas Penyelenggaraan SPIP Pemda, serta

Diagnostic Assessment;

b. Pendampingan dan asistensi penerapan SIMDA Keuangan, Barang Milik

Daerah, SIMDA gaji, dan penyusunan LKPD;

c. Asistensi penyusunan LAKIP;

d. Analisis dan Evaluasi Keselarasan Prioritas Pembangunan;

e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD;

f. Audit Kinerja Pelayanan Pemda;

g. Pendampingan/reviu pelaksanaan PBJ;

h. Pendampingan Inventarisasi BMD;

i. Pendampingan Reviu LKPD;

j. Evaluasi LPPD;

k. Quality Assurance Audit PBJ.

Page 15: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 5

2. Bidang Akuntan Negara meliputi:

a. Audit Kinerja PDAM;

b. Bimtek/Asistensi Penerapan SAK-ETAP;

c. Asistensi Penyusunan Corporate Plan;

d. Asistensi Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

e. Asistensi Manajemen Aset;

f. Asistensi Key Performance Indikator (KPI);

g. Asistensi Penyusunan Persyaratan Administrasi BLUD;

h. Evaluasi Kinerja BLUD-RSUD;

i. Asistensi Penyusunan LK BLUD/BUMD;

j. Bimtek/Asistensi Penerapan GCG BUMD;

k. Sosialisasi dan Asistensi Manajemen Risiko;

l. Audit dengan tujuan tertentu.

3. Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP) meliputi:

a. Audit keuangan, audit kinerja, audit operasional, dan audit tujuan tertentu;

b. Evaluasi Kebijakan dan Program;

c. Sosialisasi SPIP;

d. Inventarisasi BMN;

e. Pendampingan Penyusunan/Reviu LK;

f. Pelatihan SAKIP Instansi Vertikal (Renstra, Renja, Tapkin, dan LAKIP).

4. Bidang Investigasi meliputi:

a. Audit Investigatif;

b. Audit dalam rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;

c. Pemberian Keterangan Ahli;

d. Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan;

e. Audit Eskalasi Harga;

f. Evaluasi Fraud Control Plan (FCP);

g. Kajian Peraturan Per-UU-an yang berindikasi penyebab Korupsi.

55.. Bagian Tata Usaha meliputi Sistem Informasi Manajemen Hasil Pengawasan

(SIM HP).

DD.. SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii

Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi yang telah diamanatkan, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara dipimpin oleh Kepala Perwakilan yang membawahi

Bidang/Bagian/Kelompok sebagai berikut:

Page 16: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 6

1. Bagian Tata Usaha, dengan 4 Sub Bagian, yaitu :

1) Sub Bagian Keuangan;

2) Sub Bagian Kepegawaian;

3) Sub Bagian Umum;

4) Sub Bagian Program dan Pelaporan.

2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat.

3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.

4. Bidang Akuntan Negara.

5. Bidang Investigasi.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Berikut adalah Bagan Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara:

BAGAN STRUKTUR ORGANISASIPERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

Bagian Tata

Usaha

Sub Bagian

KeuanganSub Bagian

KepegawaianSub Bagian

Umum

Sub Bagian

Program dan

Pelaporan

Kepala

Perwakilan

Bidang

Pengawasan

Instansi

Pemerintah

Pusat

Bidang

Akuntabilitas

Pemerintah

Daerah

Bidang

Akuntan

Negara

Bidang

Investigasi

Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

memiliki tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 119 pegawai pada akhir tahun

2014 dan 100 pegawai pada akhir 2013.

Page 17: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 7

Disamping itu, untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas, dipekerjakan tenaga

harian lepas sebanyak 18 orang yang ditempatkan di setiap Sub Bagian pada Bagian

Tata Usaha.

Keseluruhan pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dapat diklasifikasikan

berdasarkan jabatan dan golongan kepangkatan sebagai berikut :

1. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Posisi Per 31 Desember 2013 dan 2014

Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan

No.

JenjangJabatan

Posisi per

31-12-2013

(Orang)

Mutasi-2014 Posisi per

31-12-2014

(Orang) Tambah Kurang

I. Struktural 10 4 4 10

1. Eselon II 1 - - 1

2. Eselon III 5 3 3 5

3. Eselon IV 4 1 1 4

II. FungsionalTertentu 68 24 4 88

A. Fungsional Auditor 65 24 4 85

1. Auditor Madya 8 - 1 7

2. Auditor Muda 8 - - 8

3. Auditor Pertama 1 2 - 3

4. Auditor Penyelia 14 2 - 16

5. Auditor Pelaksana

Lanjutan

7 - 1 6

6. Auditor Pelaksana 15 7 - 22

7. Pembebasan sementara

- - - 0

8. Calon Auditor 12 23 2 23

B. Fungsional Tertentu Lainnya

3 3

1. Analis Kepegawaian Terampil

0 1 - 1

2. ArsiparisTerampil 2 - - 2

3. Pranata Komputer Terampil

- - - -

4 Pembebasan sementara

1 0 1 0

III. Fungsional Umum 21 2 3 21

1. Fungsional Umum 21 2 3 21

Jumlah 100 119

Page 18: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 8

2. Komposisi Pegawai Menurut Golongan Posisi Per 31 Desember 2013 dan 2014

Tabel 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Golongan

No. Uraian

Posisi per

31-12-2013

(Orang)

Mutasi selama 2014 Posisi per

31-12-2014

(Orang) Tambah Kurang

1. Golongan IV 14 - 1 13

2. Golongan III 54 23 - 77

3. Golongan II 32 - 3 29

4. Golongan I - - -

Jumlah 100 23 4 119

EE.. SSiisstteemmaattiikkaa PPeennyyaajjiiaann

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 dapat diikhtisarkan berikut ini.

Bab I Pendahuluan menjelaskan secara ringkas mengenai

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara.

Bab II Perencanaan dan Penetapan

Kinerja

menjelaskan muatan Rencana Kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014.

Bab III Akuntabilitas Kinerja menjelaskan analisis pencapaian kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014 dari sudut akuntabilitas kinerja

dan akuntabilitas keuangan.

Bab IV Penutup menjelaskan simpulan menyeluruh dari

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2014 dan strategi peningkatan

kinerja di masa datang.

Page 19: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 9

BAB

II

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

Tugas dan fungsi Perwakilan BPKP sebagaimana yang tertuang di dalam surat

Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 yang diubah terakhir

dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013, menuntut Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara menjadi suatu institusi yang proaktif dan terpercaya dalam

membangun good governance, yaitu suatu institusi yang mendorong pembaruan bagi

perbaikan manajemen pemerintah, mengingat pada masa kini tuntutan yang timbul dari

masyarakat untuk memberdayakan pengawasan sedemikian besar. Dengan demikian,

diharapkan dapat dikembangkan pengawasan yang lebih berorientasi pada kebutuhan/

tuntutan masyarakat serta memberikan saran dan asistensi bagi perbaikan manajemen

supaya dapat beroperasi secara lebih efisien, efektif, ekonomis dan memiliki daya

akuntabilitas. Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi Perwakilan yang efisien dan

efektif serta sesuai kebijakan yang telah ditetapkan BPKP, maka disusunlah

Perencanaan Strategis.

A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Perencanaan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun 2010-

2014 dalam bentuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) mengacu pada Rencana

Strategis BPKP 2010- 2014 yang telah digunakan sebagai acuan dalam menyusun

perencanaan tahun 2010-2014. Lebih lanjut Renstra Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara untuk tahun 2010 – 2014 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pernyataan Visi

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai

PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden.

Konsekuensinya, BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang memadai dan

bernilai strategis bagi Presiden dari hasil pengawasan yang dilakukan, dan mampu

memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintahan. Kontribusi BPKP

tersebut dimaksudkan untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola

Page 20: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 10

pemerintahan yang baik. Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas merupakan

tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat yang dapat

diberikan BPKP kepada shareholder/stakeholdernya. Komitmen tersebut selanjutnya

dituangkan dalam pernyataan visi BPKP sebagai berikut:

Visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara mengacu pada Visi BPKP Pusat seperti

tersebut di atas.

2. Pernyataan Misi

Misi merupakan penjabarkan lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa

yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula

diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan, kemudian diganti dengan Keputusan Presiden Nomor

103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013. Selanjutnya, dengan terbitnya

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden

terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Terwujudnya visi yang di kemukakan di atas merupakan tantangan yang harus dihadapi

oleh segenap SDM BPKP baik ditingkat pusat maupun di tingkat perwakilan. Sebagai

bentuk nyata dari visi tersebut, maka ditetapkan empat misi BPKP Perwakilan Provinsi

VISI Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk

Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas

Page 21: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 11

Sulawesi Utara yang menggambarkan hal-hal yang seharusnya terlaksana, sehingga

hal-hal yang masih terlihat abstrak pada visi akan lebih nyata terlihat sebagai berikut:

3. Tujuan Strategis

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan

berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau

implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan-tujuan strategis, BPKP

mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi

disesuaikan dengan karakteristik organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di

sektor privat/bisnis yang berorientasi profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan

menjadi Perspektif Manfaat bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi

Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa.

Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut

maka tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan

manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan-tujuan

pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam.

MISI

1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

2. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Page 22: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 12

Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara tercermin dalam tujuan-tujuan

strategis sebagai berikut:

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan

secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari

tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan

dalam kurun waktu tertentu, dan sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari

tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP

untuk tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;

2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;

3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah

Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75%

BUMN/BUMD;

TUJUAN 1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara

2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

6. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

Page 23: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 13

4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 68,75% di K/L/ Pemda;

6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 75% K/L/Pemda;

7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%;

8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara untuk tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif

manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis

dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk

mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur

dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator-indikator kinerja utama

Perwakilan BPKP dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Perwakilan

No Indikator Kinerja Utama

Tujuan 1:Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategis 1.1:Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Outcome:

1.1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

1.1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini

dukungan wajar 1.1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat 1.1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan

ke Pusat 1.1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan

bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 1.1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan

akuntansi

Page 24: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 14

No Indikator Kinerja Utama

Output: 1.1.2.1 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL 1.1.2.2 Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LKPD 1.1.2.3 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN 1.1.2.4 Laporan hasil pengawasan lintas sektor 1.1.2.5 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden 1.1.2.6 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder 1.1.2.7 Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD

Sasaran 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Outcome:

1.2.1.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

1.2.1.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Output:

1.2.2.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara 1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN

Tujuan 2: Meningkatnya Tata Pemerintah yang Baik Sasaran 2.1: Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Outcome:

2.1.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

2.1.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 2.1.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Output: 2.1.2.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan

Daerah 2.1.2.2 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat 2.1.2.3 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD

Tujuan 3: Tercapainya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Outcome:

3.1.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi 3.1.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP 3.1.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan

yang berpotensi TPK 3.1.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 3.1.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA 3.1.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang 3.1.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

Output: 3.1.2.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi 3.1.2.2 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP 3.1.2.3 Laporan hasil kajian pengawasan

Page 25: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 15

No Indikator Kinerja Utama

3.1.2.4 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim 3.1.2.5 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian

keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Tujuan 4: Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda Outcome:

4.1.1.1 Persentase pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

4.1.1.2 Jumlah pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

4.1.1.3 Jumlah pemda yang dilakukan monitoring sistem pengendalian intern Output:

4.1.2.1 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah

Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran 5.1: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda Outcome:

5.1.1.1 Persentase pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Output:

5.1.2.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah 5.1.2.2 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah 5.1.2.3 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah

Sasaran 5.2: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Outcome:

5.2.1.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 5.2.1.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 5.2.1.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 5.2.1.4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA 5.2.1.5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang

Diajukan sesuai Prosedur 5.2.1.6 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan

Humas 5.2.1.7 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa 5.2.1.8 Persentase Pemanfaatan asset 5.2.1.9 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

5.2.1.10 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 5.2.1.11 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas 5.2.1.12 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata

kelola APIP 5.2.1.13 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Output: 5.2.2.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 5.2.2.2 Jumlah Sarana Prasarana

Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang handal bagi Presiden/Pemerintah

Page 26: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 16

No Indikator Kinerja Utama

Sasaran 6.1:Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Outcome:

6.1.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Output:

6.1.2.1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

6. Program dan Kegiatan

Untuk pencapaian tujuan tersebut telah ditetapkan 3 (tiga) program, yaitu:

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara sebagai organisasi pendukung BPKP di

daerah melaksanakan program tersebut di tingkat kegiatan (activities) dan penugasan

(task). Kegiatan dan penugasan tersebut kemudian akan dituangkan dalam dokumen

Penetapan Kinerja (Tapkin). Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan

BPKP dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2014

secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

No Kegiatan

Program 1: Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1.1.1 Pendampingan penyusunan dan reviu laporan keuangan pada K/L/Pemda 1.1.2 Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis penyusunan APBD, asistensi SAKD,

dan asistensi SIMDA kepada pemda 1.1.3 Audit keuangan PHLN 1.1.4 Audit kinerja PPIP 1.1.5 Monitoring terhadap rencana aksi prioritas pembangunan nasional tahun

PROGRAM: 1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara - BPKP

Page 27: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 17

No Kegiatan

2014 1.1.6 Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis SAK-ETAP

Sasaran 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

1.2.1 Pemeriksaan/Evaluasi PNBP 1.2.2 Monitoring DAK (Dana Alokasi Khusus)

Sasaran 1.3: Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

1.3.1 Audit kinerja pelayanan pemda bidang pendidikan dan bidang kesehatan 1.3.2 Evaluasi/pengembangan/penyusunan sistem terkait pengelolaan BUMD/BLU 1.3.3 Bimbingan teknis, konsultasi, sosialisasi, asistensi, pendampingan dan kajian

mengenai penerapan GCG dan KPI pada BUMD/BUL 1.3.4 Asessment penerapan GCG di BUMD/BUL 1.3.5 Bimbingan teknis, konsultasi, sosialisasi, asistensi, pendampingan pada

BUMD atas sistem informasi akuntansi PDAM 1.3.6 Audit Kinerja PDAM

Sasaran 1.4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

1.4.1 Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sospak) 1.4.2 Asistensi Fraud Control Plan (FCP) 1.4.3 Audit Investigatif 1.4.4 Audit penghitungan kerugian keuangan negara 1.4.5 Pemberian Keterangan Ahli 1.4.6 Kajian peraturan yang berindikasi KKN 1.4.7 Audit penyesuaian harga dan klaim 1.4.8 Audit hambatan kelancaran dan pembangunan 1.4.9 Korsupgah Korupsi

Sasaran 1.5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda 1.5.1 Sosialisasi SPIP 1.5.2 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SPIP 1.5.3 Bimbingan teknis dan konsultasi SPIP

Program2: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP Sasaran 2.1: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda

2.1.1 Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA 2.1.2 Sosialisasi dan bimtek penerapan tata kelola APIP

Sasaran 2.2: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

2.2.1 Penyusunan dan evaluasi rencana 2.2.2 Pengelolaan kepegawaian dan organisasi 2.2.3 Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah 2.2.4 Pembinaan hukum dan pengelolaan kehumasan 2.2.5 Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta pembayaran

gaji/tunjangan 2.2.6 Pembinaan JFA dan tata kelola APIP

Page 28: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 18

No Kegiatan

Sasaran 2.3: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

2.3.1 Pemanfaatan sistem informasi oleh Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEDAP)

Program 3: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP Sasaran 3.1: Penunjang

3.1.1 Pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana perwakilan BPKP

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2014

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan

melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator

kinerja utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini, di tahun 2014

disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk

mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan

dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama

organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen

dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari

setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome dan

Output.

Pada tahun 2014, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah

dimodifikasi, dimana tiap sasaran strategis memiliki dua jenis IKU yaitu IKU berupa

outcome dan IKU berupa output. Penyajian perjanjian kinerja dilakukan dengan

pendekatan sasaran disertai IKU dan targetnya yang memuat 36 IKU berupa outcome

dan 25 IKU berupa output yang digunakan untuk mengukur tercapainya 8 sasaran

strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Perwakilan Tahun 2014

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target 1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Outcome:

1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 100

1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 90

Page 29: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 19

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang

memperoleh opini dukungan wajar % 82

1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 100

1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 100

1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 93,33

1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 70

Output: 1.2.1 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan

LKKL Laporan 17

1.2.2 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 34 1.2.3 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 30 1.2.4 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 62 1.2.5 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 28 1.2.6 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 33 1.2.7 Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD Laporan 12

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar

87,50%

Outcome: 2.1.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan

negara/daerah yang ditindaklanjuti % 75

2.1.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 100

Output: 2.2.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 1 2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 56

3. Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya

GG pada 75% BUMN/BUMD

Outcome: 3.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai

Standar Pelayanan Minimal % 100

3.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 65

3.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 55 Output:

3.2.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 4 3.2.2 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 3 3.2.3 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 12

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Outcome: 4.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi

Program Anti Korupsi Klpk 3

Page 30: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 20

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target 4.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang

mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Instansi 2

4.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi 1

4.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84

4.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA % 85 4.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh

instansi berwenang % 50

Output: 4.2.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 4.2.2 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 5 4.2.3 Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 4.2.4 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan

Klaim Laporan 6

4.2.5 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 43

4.2.6 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan instansi lainnya

Laporan 4

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75%

K/L/Pemda

Outcome: 5.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai

PP Nomor 60 Tahun 2008 % 60

5.1.2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 8

5.1.3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Pemda 8

Output: 5.2.1 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang

Keuangan Daerah Laporan 14

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda

Outcome: 6.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan

JFA % 75

6.1.2 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

APIP 8

Output: 6.2.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP

Daerah Pemda 4

6.2.2 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah

Kegiatan 9

6.2.3 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 6 7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar

90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

Outcome:

Page 31: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 21

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target 7.1.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang

terealisasi % 90

7.1.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100

7.1.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1-10

8

7.1.4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100 7.1.5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan

Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Skala Likert 1-10

8,50

7.1.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Publikasi 26

7.1.7 Persentase Pemanfaatan asset % 100 7.1.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

sarpras Skala Likert 1-10

8,3

7.1.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 80

7.1.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Topik 1

7.1.11 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala Likert 1-10

7,6

Output: 7.2.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60 7.2.2 Jumlah Sarana Prasarana Unit 40

8. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Outcome: 8.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara

efektif % 100

Output: 8.2.1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan oleh

Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

Aplikasi 10

Page 32: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 22

A. Capaian Kinerja

engukuran capaian kinerja tahun 2014 merupakan bagian dari penyelenggaraan

akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP. Pengukuran dilakukan terhadap

capaian kinerja tahun 2014 dan membandingkannya dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja 2014. Sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian

tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP menyempurnakan rumusan sasaran strategis

dengan memilih Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai

signifikan bagi Perwakilan BPKP dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran

strategis secara langsung yang terdiri dari 2 IKU, yaitu IKU berupa outcome dan IKU

berupa output.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan

terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab sebagai

bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2015 dan atau tahun-tahun

selanjutnya (performance improvement).

Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang

tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi

perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan BPKP.

Capaian atas 36 IKU berupa outcome dan 25 IKU berupa output secara ringkas disajikan

menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

BBAABB

IIIIII AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA

PPP

Page 33: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

23

Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali sasi

Capai an (%)

Tujuan 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

Outcome: 1.1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan

Laporan Keuangan % 100,00 100,00 100,00

1.1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 90,00 75,00 83,33

1.1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00 100,00 121,95

1.1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 100,00 100,00

1.1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 100,00 100,00

1.1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 93,33 100,00 107,15

1.1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 70,00 100,00 142,86

Output: 1.1.2.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL Laporan 17 17 100,00 1.1.2.2 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 34 42 123,53 1.1.2.3 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 30 38 126,67 1.1.2.4 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 62 35 56,45 1.1.2.5 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 28 28 100,00 1.1.2.6 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 33 72 218,18 1.1.2.7 Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD Laporan 12 12 100,00

Sasaran 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Outcome: 1.2.1.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan

negara/daerah yang ditindaklanjuti % 75,00 100 133,33

1.2.1.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat % 100,00 100,00 100,00 Output:

1.2.2.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 1 1 100,00 1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 56 56 100,00

Tujuan 2: Meningkatnya Tata Pemerintah yang Baik Sasaran 2.1: Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Outcome: 2.1.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar

Pelayanan Minimal % 100,00 100,00 100,00

2.1.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 65,00 100,00 153,85

2.1.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 55,00 55,00 100,00 Output:

2.1.2.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 4 4 100,00 2.1.2.2 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 3 3 100,00 2.1.2.3 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 12 12 100,00

Tujuan 3: Tercapainya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Page 34: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

24

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali sasi

Capai an (%)

Outcome: 3.1.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program

Anti Korupsi Klpk 3 4 133,33

3.1.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 2 3 150,00

3.1.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi 1 1 100,00

3.1.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00 83,33 99,21

3.1.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA % 85,00 91,49 107,63 3.1.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi

berwenang % 50,00 100,00 200,00

Output: 3.1.2.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 6 100,00 3.1.2.2 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 5 5 100,00 3.1.2.3 Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 1 100,00 3.1.2.4 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Laporan 6 5 83,33 3.1.2.5 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara,

dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 43 42 97,67

3.1.2.6 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Laporan 4 1 25,00

Tujuan 4: Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda

Outcome: 4.1.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP

Nomor 60 Tahun 2008 % 60,00 31,25 52,08

4.1.1.2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 8 8 100,00

4.1.1.3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Pemda 8 7 87,50

Output: 4.1.2.1 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang

Keuangan Daerah Laporan 14 23 100,00

Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran 5.1: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda

Outcome: 5.1.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA % 75,00 25,00 33,33 5.1.1.2 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-

assessment tata kelola APIP Pemda 8 5 62,50

Output: 5.1.2.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah Pemda 4 4 100,00 5.1.2.2 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP

Daerah kegiatan 9 9 100,00

5.1.2.3 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 6 6 100,00

Sasaran 5.2: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

5.2.1.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 90,00 98,80 109,78

5.2.1.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100,00 100,00 100,00

5.2.1.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1-10

8,00 7,6 95,00

5.2.1.4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100,00 99,75 99,75 5.2.1.5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Skala 8,50 7,47 87,88

Page 35: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

25

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali sasi

Capai an (%)

Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Likert 1-10

5.2.1.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Publikasi 26 91 350,00 5.2.1.7 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 80,89 80,89 5.2.1.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

sarpras % 8,3 7,29 87,83

5.2.1.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 80,00 100,00

121,62

5.2.1.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Topik 1 1 100,00

5.2.1.11 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat % 7,60 7,41 97,50 Output:

5.2.2.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60 60 100,00 5.2.2.2 Jumlah Sarana Prasarana Unit 40 40 100,00

Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang handal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran 6.1: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Outcome: 6.1.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif % 100,00 100,00 100,00

Output: 6.1.2.1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan oleh Perwakilan

BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

Aplikasi 10 10 100,00

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis (outcome dan output)

beserta realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 3.

B. Analisis Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya

terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis

juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja

sasaran, namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis

dilakukan dengan membandingkan capaian Tahun 2014 dengan capaian Tahun 2013, serta

mengaitkannya dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014,

sebagaimana terinci dalam Lampiran 2.

Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat untuk

mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:

Page 36: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

26

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan

95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Meningkatnya kualitas LKKL dan LKPD merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi

consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya

sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja BPKP sehingga BPKP

dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan

sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan

dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini

yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,

dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang

terkait langsung dengan kualitas LKKL dan LKPD. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU

sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.2

berikut ini:

Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) 2014 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 133,33 133,33

0,00

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 83,30 62,50 75,03

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 100,00 100,00 0,00

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 118,00 (18,00)

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 109,09 (9,09)

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 107,15 100,00 7,15

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 70,00 53,33 16,67

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1

terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 masing-masing tercapai

133,33% dan 83,30%, maka capaian sasaran strategis ini adalah 108,32% yang diperoleh

dari rata-rata capaian kedua IKU dominan tersebut. Uraian masing-masing capaian IKU

sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

Page 37: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

27

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 adalah

“Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan”

dengan target sebesar 100%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan

BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) untuk

membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan pendampingan penyusunan

LKKL untuk meningkatkan kemampuan IPP menyusun laporan keuangan sesuai

dengan SAP.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah Instansi vertikal

yang mendapat pendampingan dibanding target dalam PKP2T.

Dalam tahun 2014, IPP yang penyusunan laporan keuangannya didampingi oleh

Perwakilan BPKP adalah sebanyak 13 instansi vertikal atau 133,33% dari 10 instansi

vertikal yang ditargetkan dalam PKP2T. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar

100%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 133,33%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 133,33% tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013

sebesar 133,33%. Namun jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun

2014, IKU ini telah mencapai 100,00% dari target sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp173.354.000,00

atau 78,36% dari anggaran DIPA sebesar Rp221.225.000,00 dan dana dari mitra kerja

sebesar Rp115.605.700,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 831 OH atau

171,34% dari rencana sebanyak 485 OH.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Selain instansi vertikal, Perwakilan BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas

keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal

WDP” dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari jumlah IPD yang

memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi.

Dalam tahun 2014, IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

sebanyak 12 IPD atau 75,00% dari 16 IPD yang diasistensi oleh BPKP. Bila

dibandingkan dengan target IKU sebesar 90%, maka capaian indikator IKU tersebut

adalah sebesar 83,33%.

Rincian opini BPK atas laporan keuangan IPD dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Page 38: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

28

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 83,33% mengalami kenaikan sebesar 20,83%

dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 62,50%. Capaian ini adalah 83,33% dari

target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 95%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp592.595.000,00

atau 352,61% dari anggaran DIPA sebesar Rp168.060.000,00 dan dana mitra kerja

sebesar Rp186.446.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 2336 OH atau

168,66% dari rencana sebanyak 1385 OH.

Belum tercapainya IKU ini antara lain disebabkan:

1) Komitmen Kepala Daerah dalam pelaksanaan MoU belum didukung sepenuhnya

oleh para kepala dinas dan pejabat di bawahnya, seperti adanya ketidakpatuhan

kepada ketentuan berkaitan dengan penggunaan pendapatan secara langsung dan

masih berlarutnya penyelesaian masalah BMD kabupaten pemekaran.

2) Kualitas SDM pada beberapa Pemda masih perlu ditingkatkan terutama yang

berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan.

3) Pola mutasi dan rotasi SDM di Pemda kurang mempertimbangkan faktor

ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait.

Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target pada masa mendatang

adalah sebagai berikut:

1) Pendampingan kepada Kabupaten/Kota yang belum memperoleh opini WDP,

khususnya terhadap pengelolaan aset.

2) Pendampingan kepada Inspektorat Kabupaten/Kota dalam mereviu LKPD.

3) Peningkatan kompetensi SDM melalui bimtek penerapan JFA dan tata kelola APIP.

3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan

wajar

IKU “Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini

Dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU

ini diukur dari jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan

Wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit.

Realisasi tahun 2014 IKU ini adalah sebanyak 38 laporan atau sebesar 126,67% dari 30

Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 121,95% dari

target sebesar 82,00%.

Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 121,95% atau naik sebesar 21,95% dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar 100,00%.

Page 39: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

29

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp249.766.000,00

atau 1474,42% dari anggaran sebesar Rp16.940.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp383.357.200,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.124 OH atau 84,26% dari

rencana sebanyak 1.334 OH.

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat

lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas

dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat

lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas

program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek

dapat dilakukan oleh BPKP.

Hasil pengawasan BPKP atas program/kegiatan yang melibatkan dua atau lebih

kementerian/lembaga seperti Pengawasan atas Distribusi Bantuan Langsung Benih

Unggul, yang melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN dan Pemerintah

Daerah untuk memberikan rekomendasi dalam rangka pengambilan kebijakan atau

keputusan yang lebih komprehensif pada Program Ketahanan Pangan. Semakin

besarnya rekomendasi yang diperhatikan dan dipergunakan oleh stakeholders

menunjukkan bahwa rekomendasi hasil pengawasan BPKP telah tepat sasaran dalam

memberikan perbaikan tata kelola Program Ketahanan Pangan.

IKU “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat” diukur

dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan

dari Pusat dengan target kinerja 100,00%. Dalam tahun 2014, laporan hasil

pengawasan lintas sektoral yang diterbitkan oleh Perwakilan BPKP sebanyak 35

laporan atau 56,61% dari target sebanyak 62 laporan, namun apabila dibandingkan

dengan target PKP2T Tahun 2014 dengan target output sebanyak 35 laporan, target

tersebut telah tercapai sebesar 100%.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana DIPA

sebesar Rp361.340.000,00 atau 147,67% dari anggaran DIPA sebesar Rp244.702,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.895 OH atau 150,04% dari rencana sebanyak

1.263 OH.

5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

Page 40: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

30

IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke

Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan

tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya

berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat Pasal 49 ayat 2 butir c

PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan

target laporan dari Pusat. Jumlah laporan yang disampaikan ke Pusat pada tahun 2014

adalah sebanyak 28 laporan atau 100,00% dari target sebanyak 28 laporan.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami penurunan 9,09% dibandingkan

realisasi tahun 2013 sebesar 109,09%, atau mencapai 109,09% dibandingkan dengan

target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp322.400.000,00 atau

120,43% dari anggaran sebesar Rp267.713.000,00, dengan menggunakan SDM

sebanyak 1.006 OH atau 114,32% dari rencana sebanyak 880 OH.

6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan

pengambilan keputusan oleh stakeholders

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan

Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk

mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 100,00%. IKU ini diukur dengan

menghitung persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholders yang

disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4).

Dalam tahun 2014, laporan yang disampaikan atas permintaan stakeholders adalah

sebanyak 72 laporan atau 100% dari target 33 laporan dan disampaikan tepat waktu

(sesuai RPL dalam KM4). Dibandingkan dengan targetnya sebesar 93,33%, maka

capaian IKU tersebut adalah sebesar 107,15%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 107,15% atau lebih besar 7,15% dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, dan mencapai 100,00% jika dikaitkan dengan

target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar

Rp849.765.000,00 dan dana dari mitra kerja sebesar Rp545.651.850,00 dengan

menggunakan SDM sebanyak 2.456 OH atau 234,57% dari rencana sebanyak 1047

OH.

7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Page 41: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

31

Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal

58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan

menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,

dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada

Pemerintah Daerah.

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia pada BUMD yang umumnya masih

belum memadai, BPKP berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan

Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh

karena itu, pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1

dengan IKU “persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan

akuntansi”.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja

perwakilan.

Jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi adalah

sebanyak 12 BUMD atau 80,00% dari seluruh BUMD sebanyak 15 BUMD. Dengan

demikian, capaian kinerja tahun 2014 sebesar 142,86% dari target sebesar 70%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% atau bila dibandingkan dengan tahun 2013

sebesar 100,00%. Apabila dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun

2014 sebesar 70,00%, maka capaian kinerjanya mencapai 142,86%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan DIPA sebesar Rp148.040.000,00

atau 283,28% dari anggaran perwakilan sebesar Rp52.260.000,00 dan ditambah dana

dari mitra kerja sebesar Rp48.340.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 859

OH atau 145,10% dari rencana sebanyak 592 OH.

Sasaran Strategis 2:

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu

yaitu persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.3. Dikaitkan

dengan Tabel 3.1, capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2013 dengan satu IKU dominan telah

tercapai sebesar 100,00%.

Page 42: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

32

Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) 2014 2013

1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 100,00 100,00 0,00

2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 118,52 (18,52)

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti

Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP

menetapkan “persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah

yang ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian

Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target 100%.

Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk mendorong upaya perbaikan

sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan

akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai

dengan potensi yang diharapkan.

Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) sebanyak 1

tindak lanjut dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD sebanyak

1 rekomendasi. Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00%, atau mencapai

133,33% dari target tahun 2014 sebesar 75,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau tetap dibandingkan tahun 2013 sebesar

100,00%, dan mencapai 112,50% jika dikaitkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014 sebesar 87,50%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp23.730.000,00

atau 141,96% dari anggaran DIPA sebesar Rp16.716.000,00, dengan menggunakan

SDM sebanyak 52 OH atau 136,84% dari rencana sebanyak 38 OH.

2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,

pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern

terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara

dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti

Page 43: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

33

amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP membentuk IKU berupa

“Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan

target laporan dari Pusat.

Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat adalah sebanyak 63 laporan atau 100,00% dari

target laporan dari pusat sebanyak 63 laporan. Dibandingkan dengan targetnya sebesar

100,00%, maka capaian IKU tahun 2014 sebesar 100,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami penurunan sebesar 18,52%

dibandingkan tahun 2013 sebesar 118,52%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp48.881.000,00

atau 15,07% dari anggaran DIPA sebesar Rp324.422.000,00, dan menggunakan SDM

sebanyak 472 OH atau 18,73% dari rencana sebanyak 2.520 OH.

Sasaran Strategis 3:

Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan

Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan

pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan

pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang

secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk

menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam

rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun

suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan

proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang

Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil

usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan

peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD sebagian besar

modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah, dan oleh karenanya

berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.

Page 44: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

34

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan

akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP perlu mendorong

pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan

mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD)

dan terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua

IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD, yaitu Jumlah IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal dan Persentase BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI.

Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan

dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) 2014 2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 100,00 100,00 0,00

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100,00 100,00 0,00

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100,00 100,00 0,00

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1

terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 100%. Uraian

masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana

Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap Pemda

untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan

Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan

dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah

dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya, Inpres Nomor 1

Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan SPM yang ditetapkan oleh

kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah, Pasal 48 ayat 2 butir a dan Pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan

bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh

karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan Perwakilan BPKP

Page 45: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

35

mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang

Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD

yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit

kinerja pelayanannya.

Dalam tahun 2014, IPD yang telah dilakukan evaluasi SPM ke dalam dokumen

perencanaan adalah sebanyak 4 IPD dari target sebanyak 4 IPD, sehingga capaian IKU

ini pada tahun 2014 sebesar 100,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau tetap bila dibandingkan dengan tahun

2013 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014

sebesar 100%, maka IKU ini mencapai 100%.

Kegiatan untuk mendukung IKU menggunakan dana dari mitra kerja sebesar

Rp5.736.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 65 OH atau 52,42% dari

rencana sebanyak 124 OH.

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa

manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan

dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan

dengan target PKP2T.

Dalam tahun 2014, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi

GCG/KPI sebanyak 3 badan usaha atau sebesar 100,00% dari 3 badan usaha yang

ditargetkan dalam PKP2T. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 65%, maka

capaian IKU ini adalah sebesar 153,85%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 153,85% mengalami kenaikan sebesar 53,85%

dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, atau mencapai 100,00% dari target

akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 65%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp11.570.000,00

atau 10,23% dari anggaran DIPA sebesar Rp113.085.000,00, dan ditambah dana dari

mitra kerja sebesar Rp39.750.000,00dengan menggunakan SDM sebanyak 250 OH

atau 186,57% dari rencana sebanyak 134 OH.

3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Page 46: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

36

Penetapan IKU “persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”, dimaksudkan untuk

mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh BPKP dalam

meningkatkan tata kelola BUMD.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan

target PKP2T dan jumlah BLUD yang dievaluasi kinerja dibandingkan target PKP2T.

Dalam tahun 2014, jumlah BUMD yang diaudit kinerja sebanyak 9 BUMD atau 100,00%

dari 9 BUMD yang ditargetkan dalam PKP2T, dan 2 evaluasi Kinerja BLUD atau

100,00% dari 2 evaluasi BLUD yang ditargetkan di PKP2T serta 1 kompilasi dan

validasi laporan hasil audit kinerja PDAM se Sulawesi Utara sehingga capaian kinerja

IKU ini adalah sebesar 100,00% dari target sebesar 100%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami kenaikan sebesar 0%

dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, atau mencapai 100,00% dari target

akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar

Rp186.438.000,00 atau 115,35% dari anggaran DIPA sebesar Rp161.630.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 662 OH atau 95,80% dari rencana sebanyak 691

OH.

Sasaran Strategis 4:

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang

2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan

Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah

menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan

yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta

Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:

1. Pencegahan Tindak Pidana Korupsi;

2. Penegakan Hukum atas Tindak Pidana Korupsi;

3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;

Page 47: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

37

5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;

6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.

Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP perlu

mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan

korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem

pengendalian intern, dan Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum

atas tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi,

perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus

tindak pidana korupsi.

Sasaran “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” diindikasikan oleh satu IKU

dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan

tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) 2014 2013

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Klpk 4 4 0

2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP 3 5 (2 )

3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD /BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

% 1 0 1

4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 83,33 100,00 (16,67)

5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 100,00 91,18 8,82

6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 75 97,37 (22,37)

Dari tabel 3.5 dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat

bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 4 kelompok masyarakat

atau 133,33% dari target sebanyak 3 kelompok masyarakat. Uraian masing-masing capaian

IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan

good governance, Perwakilan BPKP menetapkan suatu IKU berupa Kelompok

Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Page 48: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

38

Keberhasilan IKU diukur dari jumlah kelompok masyarakat yang mendapatkan

Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya

pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia pendidikan yang anti

korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan

bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah

kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam

bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya

korupsi. Dengan memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa

dicegah, terutama di dunia pendidikan.

Jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 3 kelompok, maka capaian IKU adalah

4 kelompok atau 133,33% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 3

kelompok. Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 133,33% mengalami penurunan

sebesar 66,67% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 200,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp48.782.000,00 atau 59,07% dari anggaran sebesar Rp82.590.000,00, dengan SDM

sebanyak 148 OH atau 119,35% dari rencana sebanyak 124 OH.

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/

asistensi/evaluasi FCP

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan kinerja

organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi

dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,

menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi

merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan

Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai,

Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan

Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar

Perilaku dan Disiplin.

IKU “IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/

DA/asistensi/evaluasi FCP” dalam upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen

organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh

BPKP. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi yang mendapatkan

sosialisasi/DA/ bimtek/ evaluasi FCP.

Page 49: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

39

Realisasi atas IKU ini adalah 3 instansi, dan jika dibandingkan dengan target sebanyak

2 instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 150,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 3 instansi mengalami penurunan sebanyak 2

instansi dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 5 instansi.

Kegiatan untuk capaian IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp59.068.000,00 atau sebesar 86,73% dari anggaran sebesar Rp68.105.000,00,

dengan menggunakan SDM sebanyak 226 OH atau 136,97% dari rencana sebanyak

165 OH.

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang

berpotensi TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya

pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur

instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan

rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan

yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.

Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP melaksanakan kegiatan kajian atas

kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN. IKU ini diukur dengan

menghitung jumlah instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK tahun

berjalan.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sebanyak satu instansi yang dilakukan kajian

kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN. Jika dibandingkan

dengan target IKU tahun 2014 sebanyak satu instansi, maka capaian IKU adalah

sebesar 100,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak satu instansi, meningkat apabila dibandingkan

dengan tahun 2013 , dimana belum terdapat instansi yang dilakukan kajian peraturan

yang berpotensi TPK.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp0,00 atau sebesar 0,00% dari anggaran sebesar Rp12.355.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 30 OH atau 54,55% dari rencana sebanyak 55 OH.

4. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit

klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas

Page 50: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

40

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat

keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran

strategis. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian

harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi

syarat (diterbitkan ST).

Dalam tahun 2014, jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit

sebanyak 5 laporan atau 100,00% dari 5 permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg

memenuhi syarat (diterbitkan ST). Jika dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka

capaian IKU ini adalah sebesar 119,05%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau sama dibandingkan dengan tahun 2013

sebesar 100,00%.

Pemanfaatan hasil audit HKP, penyesuaian harga, dan klaim memberikan dampak yang

nyata dan signifikan dalam pengelolaan keuangan negara serta penyelamatan

keuangan negara, dengan koreksi audit sebesar Rp4.177.112.055,93 (empat miliar

seratus tujuh puluh tujuh juta seratus dua belas ribu lima puluh lima rupiah Sembilan

puluh tiga sen).

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp38.822.000,00 atau sebesar 55,33% dari anggaran DIPA sebesar Rp70.170.000,00,

dengan menggunakan SDM sebanyak 232 OH atau 32,22% dari rencana sebanyak 720

OH.

5. Persentase pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan

pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya

kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP

menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan

demikian, “Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA” menjadi salah satu

IKU BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/PKKN/PKA

dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi penegak hukum.

Dalam tahun 2014, jumlah laporan audit investigasi/PKKN/PKA yang diterbitkan adalah

sebanyak 43 laporan atau sebesar 100,00% dari 43 jumlah permintaan audit

Page 51: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

41

investigasi/PKKN/PKA dari instansi penegak hukum. Bila dibandingkan dengan

targetnya sebesar 85%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 117,65%. Rincian lebih

lanjut dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami kenaikan sebesar 8,82%

apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 91,18%.

Tabel 3.6 Realisasi Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum

No. Jenis Audit

Permintaan

Audit

Laporan Terbit

Persentase Outcome

1. Audit Investigatif 3 3 100% 2. Audit Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara 14 14 100%

3. Pemberian Keterangan Ahli 26 26 100%

Jumlah 43 43 100%

Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp338.108.000,00 atau 94,25% dari anggaran sebesar Rp358.721.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 1.596 OH atau 94,66% dari rencana sebanyak 1.686

OH.

6. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian

keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk

ditindaklanjuti oleh intansi yang berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya

pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara.

IKU berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Kinerja

utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi non TPK pada suatu instansi

pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti

sesuai dengan rekomendasi yang disarankan.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah TL atas temuan investigasi non TPK dibagi

dengan jumlah temuan non TPK sampai sedang tahun berjalan.

Jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan sampai dengan 31

Desember 2014 sebanyak 38 rekomendasi dan sudah ditindaklanjuti sebanyak 38

rekomendasi, sehingga tidak ada saldo rekomendasi yang belum ditindaklanjuti.

Page 52: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

42

Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 100,00% dari target 50%, maka capaiannya

adalah sebesar 200,00%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% atau mengalami

peningkatan sebesar 2,63% apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 97,37%.

Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp54.616.000,00 atau 50,48% dari anggaran DIPA sebesar Rp108.191.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 93 OH atau 19,79% dari rencana sebanyak 470 OH.

Sasaran Strategis 5:

Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

pada 68,75% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing

Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP

Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab melakukan

pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat

menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif

dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.

Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan)

2014 2013

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 51,25 12,50 38,75

2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 8 5 3

3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Pemda 7 4 3

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan

penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik

kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama

dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun

2012 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.

Page 53: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

43

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1

terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai sebesar 12,50%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas.

Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka

IKU “Persentase K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur

dengan menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh

K/L/Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem

pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008,

karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas

keandalan sistem pengendalian K/L/Pemda.

Dalam tahun 2014, Pemda yang laporan keuangan memperoleh opini WTP adalah

sebanyak 5 Pemda atau 31,25% dari 16 Pemda. Apabila dibandingkan dengan

targetnya sebesar 60%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 52,08%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 31,25% mengalami peningkatan sebesar 18,75%

dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 12,50%, atau mencapai 52,08% dari target

akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00%.

Belum tercapainya IKU ini antara lain disebabkan:

1) Pengelolaan Barang Milik Daerah masih belum memadai.

2) Kualitas SDM pada beberapa Pemda masih perlu ditingkatkan terutama yang

berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan.

3) Pola mutasi dan rotasi SDM di Pemda kurang mempertimbangkan faktor

ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait.

4) Sebagian besar Pemda belum menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP).

Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target pada tahun 2015 adalah

sebagai berikut:

1) Peningkatan pendampingan kepada Kabupaten/Kota yang belum memperoleh opini

WTP, khususnya terhadap pengelolaan aset.

2) Peningkatan lualitas SDM melalui sosialisasi/bimtek pengelolaan keuangan daerah.

3) Melakukan pemetaan kualitas dan kompetensi SDM dalam rangka penempatan

wilayah kerja sesuai dengan kebutuhan.

Page 54: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

44

4) Menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) dan menindaklanjuti RTP yang

telah dibuat.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp384.083.000,00 atau 65,66% dari anggaran sebesar Rp584.992.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 979 OH atau 78,95% dari rencana sebanyak 1240 OH.

2. Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60

Tahun 2008

Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain

penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil

SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah sebagai acuan dan alat

untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun

2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain

Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–

687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP

dalam rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis

“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah

Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian

intern pemerintah”.

Capaian IKU ini diukur dari jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan

SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan.

Dalam tahun 2014, jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP

sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan sebanyak 8 Pemda dan

apabila dibandingkan dengan targetnya sebesar 8 Pemda, maka capaian IKU ini

tersebut adalah sebesar 100,00%.

3. Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau perkembangan

penyelenggaraan SPIP Pemda. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di lingkungan

instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011

tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun

Anggaran 2011.

Capaian IKU ini diukur dari jumlah Pemda yang dilakukan monitoring penyelenggaraan

SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan.

Page 55: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

45

Dalam tahun 2014, jumlah Pemda yang dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP

sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan sebanyak 8 Pemda dan

apabila dibandingkan dengan targetnya sebesar 8 Pemda, maka capaian IKU ini

tersebut adalah sebesar 100,00%.

Belum dilakukan monitoring menyeluruh terkait penyelenggaran SPIP tersebut disebabkan:

a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional pemda, namun

baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa pemetaan risiko,

penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);

b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP

belum dapat dirasakan oleh Pemda.

Secara khusus, belum tercapainya sasaran strategis kelima terutama disebabkan belum

adanya satu kedeputian BPKP yang ditugaskan secara khusus melaksanakan pembinaan

SPIP kepada seluruh K/L/Pemda sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 60 Tahun

2008.

Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target pada tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP

dengan terus meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain:

1) Menambah jumlah personel satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara

fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP dan melakukan penilaian

tingkat maturitas SPIP pada K/L/Pemda;

2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat, serta workshop

penyelenggaraan SPIP bagi Pemerintah Daerah;

3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain

untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.

b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi

dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional

instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi, termasuk

peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar.

Page 56: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

46

Sasaran Strategis 6:

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten pada 75% Kementerian/Lembaga/ Pemerintah

Daerah

Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi

keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP)

mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan

tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan

profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan

menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki

penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian

spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM

yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai

dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan

ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan non gelar

dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang

merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait

dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan

pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki

pegawai.

Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang

terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat

pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor

yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)

non-BPKP. Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014

dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) 2014 2013

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 25,00 37,50 (12,50)

2 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

APIP 12 14 (2)

Page 57: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

47

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1

terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 25,00% yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi

keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang

SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan

kelulusan dalam program sertifikasi.

Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya,

Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan

wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga

dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak

dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai

konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh

auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk

mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA

dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan tingkat capaian IKU ini

adalah jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah

seluruh Pemda.

Sampai dengan tahun 2014, jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan

sebanyak 4 Pemda atau 25,00% dari 16 Pemda. Bila dibandingkan dengan target

sebesar 75,00%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 33,33%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 25,00% mengalami penurunan sebesar 12,50%

dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 37,50%. Jika dibandingkan dengan target

akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 33,33% dari target sebesar

75,00%.

Langkah strategis yang direncanakan untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis

ini pada tahun 2015 adalah mengintensifkan fasilitasi penerapan JFA APIP.

Page 58: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

48

Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp32.757.600,00 atau 119,90% dari anggaran sebesar Rp27.320.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 58 OH atau 120,83% dari rencana sebanyak 48 OH.

2. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor

PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya serta

Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-1310/K/JF/2008;

Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP

sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan

kinerja.

Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan intern atas

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh APIP.

Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung dengan

penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,

perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya

pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek

KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran

(consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan

pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan

serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin

banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin

meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola

APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 6 dengan target

sebesar 16 Pemda. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang

dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA yang dilakukan Perwakilan BPKP dalam

mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola yang baik di

lingkungan APIP non-BPKP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan

tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah berdasarkan hasil assessment

Page 59: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

49

(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit

Capability Model (IACM).

Penentuan tingkat capaian IKU ini adalah jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi

dan atau di-assessment tata kelola APIP.

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 12 Pemda atau mencapai 150,00% dari target

sebanyak 8 Pemda.

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 12 Pemda mengalami penurunan sebanyak 2

Pemda dibandingkan tahun 2013 sebanyak 14 Pemda. Jika dibandingkan dengan

target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 150,00% dari target 8

Pemda.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp105.398.000,00 atau 86,38% dari anggaran sebesar Rp122.014.000,00 dengan

menggunakan SDM sebanyak 273 OH atau 146,77% dari rencana sebanyak 186 OH.

Sasaran Strategis 7:

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai

dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan

kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan

SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya

penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti

perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan

kinerja yang terbaik pula.

Dalam kerangka keuangan negara, Perwakilan BPKP sebagai unit eselon II mandiri

mempunyai kewajiban juga menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan

standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan Perwakilan BPKP disusun dalam rangka

memberikan dukungan atas capaian opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang

diperoleh dari BPK RI.

Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas

Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait

langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan

Page 60: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

50

keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014

dibandingkan dengan tahun 2013 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) 2014 2013

1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 98,80 97,95 0,84

2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100 100,00 0,00

3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,8 7,52 0,00

4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 100 100,00 0,00

5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

8 7,47 0,00

6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

91 33 58

7 Persentase Pemanfaatan asset % 100

80,89

0,00

8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

8 7,29 0,00

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 80

97,30

2,70

10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1 1 0,00

12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,41 7,41 0,00

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar

Rp13.153.904.000,00 atau 97,92% dari anggaran sebesar Rp13.433.237.000,00 serta SDM

sebanyak 3.254 OH atau 34,48% dari rencana sebanyak 9.436 OH.

Dari tabel 3.10 dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1

terlihat bahwa rata-rata kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 98,56%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan (PP) yang terealisasi

IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur

dengan membandingkan realisasi PP PKPT dibandingkan dengan target PP dalam

PKPT, dengan target tahun 2014 sebesar 90%.

Realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 98,13% atau mencapai 109,03% dari target,

dengan rincian yang tampak pada tabel 3.10.

Page 61: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

51

Tabel 3.10 Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana

Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Bidang

Rencana

Penugasan

Realisasi Penugasan

Capaian (%)

Target Sasaran

(%)

Capaian Sasaran (%)

(1) (2) (3) (4)=(3)/(2)x100 (5) (6)=(4)/(5)x100

IPP 156 156 100,00 100 100

APD 164 164 100,00 100 100

AN 27 27 100,00 100 100

Investigasi 67 62 92,53 100 92,53

Jumlah 414 409 98,13 100 98,13

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 98,03% mengalami kenaikan sebesar 0,08%

dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 97,95%, atau mencapai 108,83% dari target

akhir Renstra Perwakilan BPKP tahun 2014 sebesar 90%.

Selain itu, pada tahun 2014 BPKP telah melaksanakan penugasan di luar yang

direncanakan, khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders sebanyak 283

penugasan atau 40,84% dari seluruh realisasi penugasan tahun 2014 sebanyak 692

penugasan.

Upaya strategis yang mendukung pencapaian IKU ini adalah penyusunan rencana dan

evaluasi, berupa:

a. Rapat koordinasi dalam rangka menyamakan persepsi diantara Perwakilan BPKP,

Biro Perencanaan Pengawasan BPKP, dan Deputi Rendal.

b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP mengacu kepada Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penerapan SAKIP tahun 2013

telah dievaluasi oleh Inspektorat BPKP dengan nilai 81,20. Hasil penerapan SAKIP

Perwakilan BPKP dalam tahun 2013 didokumentasikan dalam bentuk SOP,

Rencana Kinerja BPKP Tahun 2012, Rencana Kerja BPKP Tahun 2014, Tapkin

BPKP Tahun 2014, Rencana Kegiatan Tahunan BPKP Tahun 2014, LAKIP

Perwakilan BPKP tahun 2013, serta penilaian kinerja unit kerja BPKP, reviu Renstra

Perwakilan BPKP dan reviu Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP.

2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat

kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan

keuangan BPKP. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP

dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan Perwakilan BPKP

penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Page 62: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

52

Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat BPKP terhadap laporan

keuangan perwakilan BPKP, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80%

apabila ada catatan.

Inspektorat BPKP telah melakukan reviu terhadap Laporan Keuangan Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013 dengan hasil reviu tidak ada catatan. Dengan hasil

tersebut, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100% dan jika dibandingkan dengan

target kinerja sebesar 100%, maka capaian kinerja adalah 100%.

Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran

sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.

Terjadi penurunan realisasi DIPA sebesar 0,62% pada tahun 2014 dibandingkan

realisasi tahun 2013. Realisasi tahun 2014 sebesar 98,42%, sedangkan realisasi tahun

2013 sebesar 99,03%.

3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan

berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut

dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan

yang baik (good governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan

terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang

memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai

upaya untuk perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja

internal yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan

ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.

Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para

penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan

terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dilaksanakan dengan metode

penyebaran kuesioner kepada para pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara.

Target IKU “persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian”

pada tahun 2014 adalah sebesar 8,00 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini

dapat diharapkan menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan pengelolaan

kepegawaian, antara lain: (a) pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan,

gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu; (b) penilaian

Page 63: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

53

angka kredit untuk pejabat fungsional auditor, serta (c) penandatanganan pakta

integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun

untuk seluruh pegawai.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 7,6 dari skala Likert 1-10 atau

mencapai 95%, mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

2013. dan mencapai 95% pula dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,0

dari skala likert 1-10.

4. Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan

fungsi Perwakilan BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan

dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan RKAKL.

Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum

dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah dana DIPA Perwakilan yang

tidak diblokir DJA dibagi dengan jumlah dana DIPA Perwakilan (tahun n+1).

Pagu dana DIPA tahun 2014 setelah revisi sebesar Rp17.674.968.000,00, dengan

jumlah dana DIPA yang tidak diblokir sebesar Rp17.631.440.000,00 atau 99,75% dari

total pagu dana DIPA tahun 2014. Dana yang diblokir sebesar Rp43.528.000,00.

Target IKU sebesar 100%, sedangkan realisasi sebesar 99,75%, maka capaian IKU

adalah sebesar 99,75%. Realisasi tahun 2014 tidak sama apabila dibandingkan dengan

tahun 2013 sebesar 100,00%.

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan

sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara

keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang

harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang

mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran

harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu

penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian

berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Page 64: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

54

Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan

prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas

pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang

telah dianggarkan.

Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 sebesar 7,47 dari skala likert 1-10 atau

mencapai 87,88% dari target sebesar 8,50 dari skala likert 1-10.

Realisasi sasaran tahun 2014 sebesar 8 dari skala likert 1-10, mengalami kenaikan

dibandingkan dengan tahun 2013, atau mencapai 94,12% dari target akhir periode

renstra tahun 2014 sebesar 8,50 dari skala Likert 1-10.

Tidak tercapainya target IKU antara lain disebabkan keterlambatan pemberian uang

muka dan pertanggungjawaban SPJ dalam melakukan perjalanan dinas.

6. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk

di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi BPKP yang ditentukan oleh citranya

di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu alat

ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP.

Kinerja IKU ini diukur dengan jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media

massa.

Target Indikator Kinerja Utama “jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di

media massa” pada tahun 2014 sebesar 26 berita. Hasil pengukuran atas indikator

tersebut menunjukkan hasil 91 berita atau mencapai 350,00% dari target.

Tercapainya target tersebut antara lain disebabkan meningkatnya efektivitas kegiatan

BPKP dalam membangun jejaring dengan instansi lain dan media massa dengan

kegiatan “Pembinaan Hukum dan Pengelolaan Kehumasan” melalui proses yang

terintegrasi yaitu melakukan kegiatan promosi pengembangan kerja sama kehumasan

dan evaluasi opini publik.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 91 berita mengalami peningkatan sebesar 58 berita

dibandingkan tahun 2013 sebesar 33 berita atau mencapai 223% dari target akhir

periode Renstra 2014 sebesar 26 berita.

7. Persentase pemanfaatan asset

IKU “persentase pemanfaatan asset” merupakan indikator tambahan untuk mencapai

Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 85%.

Page 65: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

55

Persentase pemanfaatan asset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan

pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di BPKP yang dilaksanakan melalui

pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan

kerja.

Dalam tahun 2014, IKU ini capaiannya adalah 100% dari target yang telah ditetapkan

sebesar 100,00%.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan,

meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset, inventarisasi aset,

serta validasi dan verifikasi aset pada BPKP.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% tidak mengalami perubahan dari realisasi

tahun 2014 dan 100% dari target pada akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.

8. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana

Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan

pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP.

IKU “Persepsi Kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” merupakan

indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 8,3 dari

skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan

pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh Sub Bagian Umum yang bertanggung

jawab atas pengelolaan sarpras.

Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2014, capaian IKU atas

pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,6 dari skala likert 1-10

atau 91,57% dari target sebesar 8,3.

Belum tercapainya target kinerja sasaran ini disebabkan antara lain karena layanan

cleaning service terhadap kebersihan kantor dan lingkungan termasuk kamar mandi

dan WC belum maksimal, serta kedisiplinan petugas keamanan.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 7,6 dari skala likert 1-10 tidak mengalami kenaikan

bila dibandingkan dengan tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode

renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 87,83% dari target sebesar 8,3.

9. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain

bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan

BPKP antara lain unit kerja Perwakilan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang

Page 66: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

56

dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam

pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja

BPKP.

IKU “persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat” merupakan IKU

lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00. IKU ini

diukur dengan menghitung jumlah tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

BPKP dibandingkan dengan jumlah rekomendasi Inspektorat BPKP yang diterima

sampai dengan tahun berjalan.

Dalam tahun 2014, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak 16 rekomendasi

atau 100,00% dari 16 rekomendasi yang diterima sampai dengan tahun 2014.

Tercapainya target disebabkan rekomendasi yang diberikan Inspektorat BPKP segera

ditindaklanjuti dengan cara Kepala Perwakilan membuat nota dinas untuk segera

menindaklanjuti temuan Inspektorat BPKP tersebut.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami peningkatan sebesar 16,34%

dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 97,30%. Jika dibandingkan dengan target

akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 20% dari target sebesar 100%.

10. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas BPKP

IKU “jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas BPKP”

merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 1

masukan. IKU ini diukur dari jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke

Puslitbangwas BPKP.

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 1 masukan atau mencapai 100% dari target 1

masukan. Realisasi IKU tahun 2014 sama dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar

100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 100% dari target sebesar 1 masukan.

11. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat” merupakan IKU

lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 7,6 dari skala likert

1-10. IKU ini diukur dengan survey kepuasan pejabat struktural Pemda terhadap

pejabat fungsional auditor (PFA) di lingkungan APIP Pemda.

Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan Inspektorat

Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).

Page 67: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

57

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku

instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor yang

profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan.

Realisasi IKU sebesar 7,41 dari skala likert 1-10 atau mencapai 97,50% dari target

sebesar 7,60 skala likert 1-10. IKU ini dicapai melalui kegiatan penyelenggaraan ujian

JFA, sosialisasi penerapan JFA, dan sosialisasi/bimbingan teknis tata kelola APIP.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 7,41 dari skala likert 1-10 tidak mengalami

perubahan apabila dibandingkan dengan tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target

akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 92,63% dari target sebesar 8.

Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP

Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden.

Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang cepat

berharga bagi BPKP Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dan mampu memberikan

solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, Perwakilan BPKP juga

harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan di

Perwakilan BPKP sendiri atau BPKP Pusat.

Sasaran strategis ini memiliki satu IKU, untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini.

Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2014 dibandingkan dengan

tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) 2014 2013

1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 100 100 0,00

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.12,

terlihat bahwa IKU dominan Sasaran Strategis pada tahun 2014 tercapai 100%. IKU

dominan yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran adalah “jumlah Sistem

Informasi yang dimanfaatkan secara efektif”. Dengan tersedianya sistem dukungan

pengambilan keputusan internal, diharapkan pencapaian tujuan BPKP berupa

“Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah” dapat terwujud dengan capaian sebagai berikut:

Page 68: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

58

IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem informasi yang

dikembangkan oleh BPKP untuk menghasilkan/menyediakan informasi yang dibutuhkan

oleh BPKP Pusat. IKU ini diukur berdasarkan jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan

dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP seperti tabel 3.12.

Tabel 3.12 Pemanfaatan Sistem Informasi

No Aplikasi Pemanfaatan

Sudah Belum 1 SIM HP V 2 SIM RKT V 3 SIM MonevRKT V 4 SAKPA V 5 SIMAK BMN V 6 RKAKL V 7 SPM V 8 SPPD V 9 DMS V 10 SISPEDAP V

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi yang dimanfaatkan atau mencapai

100,00% dari target sebanyak 10 sistem informasi yang dimanfaatkan.

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi atau sama dibandingkan dengan

tahun 2013 sebanyak 10 sistem informasi, atau 100% dari target akhir periode renstra

tahun 2014 sebesar 100 sistem informasi.

Page 69: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 59

BBAABB

IIVV PPEENNUUTTUUPP

Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, BPKP melakukan pembinaan SPIP dan

pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain

atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan audit, reviu,

evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan intern terutama

diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam

rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan

dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan

informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga

dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP, di samping merupakan pertanggungjawaban

kinerja Perwakilan BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2014, juga

mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan

mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan

kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran

organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen Renstra, rencana

kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap Renstra Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara 2010-2014 telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target

tahunan diselaraskan dengan RPJMN dan BPKP Pusat. Target-target kinerja jangka menengah

dalam Renstra telah dirinci dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan

dan penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis

telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja

utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan kausalitas

dengan sasaran.

Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja

dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja melalui

Page 70: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

60

pembandingan dengan target tahun berjalan.

Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan pencapaian

kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan melaksanakan tindak

lanjut atas hasil evaluasi.

Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dibandingkan target yang

telah ditetapkan dalam tahun 2014. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU

berupa outcome dan 25 IKU berupa output, telah dipilih 11 IKU dominan sebagai ukuran

penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun 2014, enam dari delapan sasaran strategis telah

mencapai target 100%, dan 9 dari 11 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut.

Sasaran 1: Dari 2 IKU dominan, tercapai 1, capaian 107,90%;

Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan, tercapai 2, capaian 121,76%;

Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%;

Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 124,31%;

Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan, capaian 97,22%;

Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, capaian 86,33%;

Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 102,57%;

Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%.

Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. SDM Pemda dalam pengelolaan keuangan masih sangat kurang sehingga berpengaruh

dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga perlu ditingkatkan kapasitas SDM Pemda.

2. Aset-aset dari kabupaten induk yang diserahkan ke kabupaten pemekaran masih

bermasalah keberadaan dan kepemilikannya.

3. Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah 100% disebabkan:

a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi, namun

baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa pemetaan risiko,

penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);

b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP

belum dapat dirasakan oleh Pemda.

Page 71: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

61

c. Belum tercapainya sasaran tersebut terutama disebabkan belum adanya satu

kedeputian BPKP yang ditugaskan secara khusus melaksanakan pembinaan SPIP

kepada seluruh Pemda yang mempengaruhi proses koordinasi dan supervisi Satgas

Pembinaan SPIP di Perwakilan BPKP.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam

memperbaiki kinerja antara lain:

1. Melakukan evaluasi secara berkala metode bimbingan teknis/asistensi penyusunan laporan

keuangan kepada pemerintah daerah.

2. Melakukan penugasan audit hambatan kelancaran pembangunan atas masalah penyerahan

aset-aset dari kabupaten induk ke kabupaten pemekaran.

3. Mengupayakan peningkatan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008

dengan cara:

a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP

dengan terus meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain:

1) Menambah jumlah personil Satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara

fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan workshop

penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain

untuk penyusunan desain penyelenggaraan SPIP.

b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemda untuk percepatan implementasi dan

internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi,

sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi termasuk

peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar.

4. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan kapabilitas APIP.

Akhirnya dengan disusun LAKIP ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan

kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun

mendatang. Secara internal, LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja

Page 72: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

62

pegawai dan organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi

Utara dapat lebih dirasakan.

Page 73: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Lampiran 1/ 1 - 3

RUMUS PENGUKURAN DIPA Mitra Jumlah DIPA Mitra Jumlah DIPA Mitra Jumlah1 Meningkatnya Kualitas 95%

LKKL, dan 95% LKPD1 Persentase IPP yang mendapat

pendampingan penyusunanlaporan keuangan

Jumlah Instansi vertikal yangmendapat pendampingandibanding Target dalam PKPT

% 100.00 100.00 100.00 221,225 - 221,225 173,354 115,606 288,960 78.36 0.00 130.62 485 831 171.34

2 Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP

Jumlah IPD yang memperolehopini minimal WDP dibandingkandengan jumlah IPD yangdiasistensi

% 90.00 75.00 83.33 168,060 - 168,060 592,595 186,446 779,041 352.61 #DIV/0! 463.55 1,385 2,336 168.66

3 Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukunganwajar

Jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opinidukungan Wajar dibandingkandengan jumlah laporan keuanganproyek PHLN yang diaudit

% 82.00 100.00 121.95 16,940 - 16,940 249,766 383,357 633,123 1474.42 #DIV/0! 3737.44 1,334 1,124 84.26

4 Persentase hasil pengawasanlintas sektor yang disampaikan kePusat

Jumlah laporan yang dikirim kePusat dibandingkan target laporandari Pusat

% 100.00 100.00 100.00 244,702 - 244,702 361,340 - 361,340 147.67 0.00 147.67 1,263 1,895 150.04

5 Persentase hasil pengawasan ataspermintaan Presiden yangdisampaikan ke Pusat

Jumlah laporan yang dikirim kePusat dibandingkan target laporandari Pusat

% 100.00 100.00 100.00 267,713 - 267,713 322,400 - 322,400 120.43 0.00 120.43 880 1,006 114.32

6 Persentase hasil pengawasan ataspermintaan stakeholders yangdijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders

Persentase laporan pengawasanatas permintaan stakeholderdisampaikan tepat waktu (sesuaiRPL dalam KM4)

% 93.33 100.00 107.15 977,465 - 977,465 849,765 545,652 1,395,417 0.00 #DIV/0! 142.76 1,047 2,456 234.57

7 Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraanakuntansi

Jumlah BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraanakuntansi dibagi dengan jumlahseluruh BUMD di wilayah kerjaperwakilan

% 70.00 100.00 142.86 52,260 - 52,260 148,040 48,340 196,380 283.28 #DIV/0! 375.77 592 859 145.10

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasanoptimalisasi penerimaannegara/daerah yangditindaklanjuti

Jumlah tindak lanjut(rekomendasi/saran) dibagidengan jumlahrekomendasi/saran hasil auditOPN/OPAD

% 75.00 100.00 133.33 16,716 - 16,716 23,730 - 23,730 141.96 0.00 141.96 38 52 136.84

9 Persentase hasil pengawasan BUNyang disampaikan ke Pusat

Jumlah laporan yang dikirim kePusat dibandingkan target laporandari Pusat

% 100.00 100.00 100.00 324,422 - 324,422 48,881 - 48,881 15.07 0.00 15.07 2,520 472 18.73

3 10 Persentase IPD yangmelaksanakan pelayanan sesuaiStandar Pelayanan Minimal

Jumlah IPD yang mencantumkanSPM dalam dokumenperencanaan dibagi jumlah IPDyang diaudit kinerja pelayanan

% 100.00 100.00 100.00 29,700 - 29,700 - 5,736 5,736 0.00 0.00 19.31 124 65 52.42

11 Persentase BUMN/D/BLU/Dyang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

Jumlah BUMN/D/BLU/D yangdilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengantarget PKPT

% 65.00 100.00 153.85 113,085 - 113,085 11,570 39,750 51,320 10.23 0.00 45.38 134 250 186.57

12 Persentase BUMD yang dilakukanaudit kinerja

Jumlah BUMD yang diauditkinerja dibandingkan target PKPT

% 55.00 55.00 100.00 161,630 - 161,630 186,438 - 186,438 115.35 0.00 115.35 691 662 95.80

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA

NO SASARAN STRATEGISURAIAN IKU

SATUAN TARGETREALI

SASI

%

CAPAI

AN

PROGRAM

KEUANGAN (Rp000) SDM (OH)

ANGGARAN REALISASI % RENCA

NA

REALI

SASI%

INDIKATOR KINERJAPengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Terselenggaranya SPM pada60% IPD danterselenggaranya GG pada75% BUMN/BUMD

Page 74: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Lampiran 1/ 2 - 3

NO SASARAN STRATEGISURAIAN IKU

SATUAN TARGETREALI

SASI

%

CAPAI

AN

PROGRAM

KEUANGAN (Rp000) SDM (OH)

ANGGARAN REALISASI % RENCA REALI%

4 13 Kelompok Masyarakat yangmendapatkan Sosialisasi ProgramAnti Korupsi.

Jumlah Kelompok Masyarakatyang mendapatkan SosialisasiProgram Anti Korupsi

Kelompok Masyarakat

3 4 133.33 82,590 - 82,590 48,782 - 48,782 59.07 0.00 59.07 124 148 119.35

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/ evaluasi FCP

Jumlah instansi yangmendapatkan sosialisasi/DA/bimtek/ evaluasi FCP

Instansi 2 3 150.00 68,105 - 68,105 59,068 - 59,068 86.73 0.00 86.73 165 226 136.97

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensi TPK.

Jumlah instansi yang dilakukankajian peraturan yang berpotensiTPK tahun berjalan

Instansi 1 1 100.00 12,355 - 12,355 - - - 0.00 0.00 0.00 55 30 54.55

16 Persentase pelaksanaanpenugasan HKP, klaim danpenyesuaian harga

Jumlah laporan HKP, klaim danpenyesuaian harga yang terbitdibagi dengan permintaan HKP,klaim dan eskalasi yg memenuhisyarat (diterbitkan ST)

% 84.00 83.33 99.20 70,170 - 70,170 38,822 - 38,822 55.33 0.00 55.33 720 232 32.22

17 Persentase pelaksanaan auditinvestigasi /PKKN/PKA

Jumlah laporan auditinvestigasi/PKKN/PKA dibagidengan permintaan auditinvestigasi/PKKN/PKA dariinstansi penegak hukum

% 85.00 91.49 107.64 358,721 - 358,721 338,108 - 338,108 94.25 0.00 94.25 1,686 1,596 94.66

18 Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK oleh instansiberwenang

Jumlah TL atas temuan investigasinon TPK dibagi dengan jumlahtemuan non TPK s.d. tahunberjalan

% 50.00 100.00 200.00 83,460 - 83,460 54,616 - 54,616 65.44 0.00 65.44 470 93 19.79

19 Persentase hasil telaahanpengaduan masyarakat

Jumlah hasil telaahandibandingkan dengan jumlahpengaduan yang masuk

% 100.00 100.00 100.00 24,731 - 24,731 - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun 2008

Jumlah Pemda yang opini LKWTP dibandingkan Jumlahseluruh Pemda

% 60.00 31.25 52.08 584,992 - 584,992 384,083 - 384,083 65.66 0.00 65.66 1,240 979 78.95

21 Jumlah Pemda Yang dilakukanAsistensi Penyelenggaraan SPIPSesuai PP No 60 Tahun 2008

Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP No 60 Tahun 2008sampai dengan tahun berjalan

Pemda 8 8 100.00 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

22 Jumlah Pemda Yang dilakukanmonitoring Sistem PengendalianIntern

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring Sistem PengendalianIntern Pemerintah sampai dengantahun berjalan

Pemda 8 7 87.50 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

23 Persentase Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA

Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruh Pemda

% 75.00 25.00 33.33 27,320 - 27,320 32,757 - 32,757 119.90 0.00 119.90 48 58 120.83

24 Jumlah Instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Jumlah instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment

tata kelola APIP

APIP 8 5 62.50 122,014 - 122,014 105,398 - 105,398 86.38 0.00 86.38 186 273 146.77

6 Meningkatnya kapasitasaparat pengawasan internpemerintah yang profesionaldan kompeten pada 75%K/L/Pemda

Meningkatkan Kesadaran danKeterlibatan K/L, Pemda,BUMN/BUMD Dalam UpayaPencegahan danPemberantasan KorupsiMenjadi 80%

Page 75: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

Lampiran 1/ 3 - 3

NO SASARAN STRATEGISURAIAN IKU

SATUAN TARGETREALI

SASI

%

CAPAI

AN

PROGRAM

KEUANGAN (Rp000) SDM (OH)

ANGGARAN REALISASI % RENCA REALI%

7 25 Persentase jumlah rencanapenugasan pengawasan yangterealisasi

Realisasi PP PKPT dibandingkandengan target PP dalam PKPT

% 90.00 98.80 109.78 13,433,237 - 13,433,237 13,153,904 - 13,153,904 97.92 0.00 97.92 9,436 3,254 34.48

26 Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP

Hasil reviu Inspektorat terhadaplaporan keuangan perwakilan,dengan nilai 100% apabila tidakada catatan, dan 80% apabila adacatatan.

% 100.00 100.00 100.00 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

27 Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanankepegawaian

Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

8.00 7.52 94.00 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

28 Persentase Pagu Dana yang tidakDiblokir dalam DIPA

Jumlah dana DIPA Perwakilanyang tidak diblokir DJA dibagidengan jumlah dana DIPAPerwakilan (tahun n+1)

% 100.00 99.75 99.75 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

29 Persepsi Kepuasan PegawaiPerwakilan atas PencairanAnggaran yang Diajukan sesuaiProsedur

Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan atas layanan keuangan

Skala likert 1-10

8.50 7.47 87.88 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

30 Jumlah publikasi kegiatanperwakilan BPKP di media masa

Jumlah Berita tentang kegiatanperwakilan BPKP di media massa

Jumlah berita

26 91 350.00 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

31 Persentase Pemanfaatan asset Total asset dikurangi assetkondisi baik/kurang baik yangtidak digunakan dibandingkantotal asset

% 100.00 80.89 80.89 169,827 - 169,827 169,827 - 169,827 100.00 0.00 100.00 36 10 27.78

32 Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras

Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan atas layanan sarpras

Skala likert 1-10

8.30 7.29 87.83 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

33 Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat

Jumlah tindak lanjut rekomendasihasil audi Inspektoratdibandingkan dengan jumlahrekomendasi Inspektorat yangditerima sampai dengan tahunberjalan

% 80.00 100.00 125.00 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

34 Jumlah masukan topik penelitianyang disampaikan kepuslitbangwas

Jumlah masukan topik penelitianyang disampaikan kepuslitbangwas

Jumlah Topik

1 1 100.00 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemdaatas auditor bersertifikat

Survey kepuasan pejabatstruktural Pemda terhadap pejabatfungsional auditor (PFA) dilingkungan APIP Pemda.

Skala likert 1-10

7.60 7.41 97.50 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

8 Terselenggaranya sistemdukungan pengambilankeputusan bagi pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yangdimanfaatkan secara efektif

Jumlah sistem informasi yangdimanfaatkan dibagi denganjumlah sistem informasi yangwajib dimanfaatkan BPKP (SIMHP, SIM RKT, SIM MonevRKT,SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL,SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

% 100.00 100.00 100.00 - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - 0.00

JUMLAH 17,631,440 - 17,631,440 17,353,244 1,324,887 18,678,131 98.42 #DIV/0! 105.94 24,659 18,907 76.67

Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP