2. IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori
Transcript of 2. IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori
13 Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DATA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Tentang Logo
Logo atau symbol merupakan penyederhanaan grafis dari benda-benda
alam, sehingga ingatan seseorang kepadanya dengan sendirinya distimuli oleh
garis itu dengan ingatan terjadi asosiasi emosionil karena kebiasaan.1
Dalam membuat suatu logo manusia cenderung untuk kembali pada alam,
yaitu dengan menyederhanakan bentuk-bentuk yang ada di alam untuk mewakili
suatu kesan yang ingin ditampilkan. Alam kaya akan bentuk-bentuk yang dapat
menimbulkan kesan tertentu dan memiliki nilai tertentu. Sedangkan pendapat
orang lain mengatakan bahwa “ a logo is a graphic representation of your
company’s identity. It is composed of a symbol, illustration, &/ or typography”.2
Jenis-jenis logo menurut Greg Berryman antara lain:
- Symbol
Merupakan suatu bentuk grafis tanpa unsur tulisan yang dapat berbentuk
Abstrak maupun figur tertentu yang berfungsi sebagai lambang identitas suatu
perusahaan. Kelebihan dari symbol ini adalah unik, sederhana, mudah diingat.
Sedangkan kelemahannya adalah proses pembuatannya yang relatif mahal, dan
semakin susah diingat bila bentuknya kurang baik.
- Pictograph
Merupakan simbol-simbol yang berorientasi pada komunikasi publik, dapat
berupa tanda informasi non verbal yang relatif mudah dipahami. Pictograf
memiliki kelebihan karena sudah menjadi bahasa visual yang berlaku secara
internasional. Sedangkan kelemahannya dari pictograf adalah dapat
disalahartikan sebagai logo identitas yang dapat mengaburkan fungsi
informasinya.
- Lettermarks
Merupakan logo yang dibentuk dengan rekayasa tipografi menggunakan
singkatan dari nama sehingga menjadi bentuk identitas suatu perusahaan.
1 Fajar Sidik & Aming Prayitno. Desain Elementer. Yogyakarta: STSRI ASRI. Hal.34. 1981 2 “What is a logo?.” ABC Logo Design. 15 Maret 2004. <http://www.abclogodesign.com/what is a logo. html>
Universitas Kristen Petra
14
Lettermarks memiliki kelebihan karena mudah dibaca. Sedangkan kelemahannya
adalah persaingan dengan logo sejenis sudah sangat ketat.
- Logos
Disebut juga dengan istilah logotype yang membedakannya dengan
logogram karena penggunaan tipografi sebagai elemen dasarnya. Logotype
memiliki kelebihan karena mudah dikenali sedangkan tingkat keterbacaan yang
mungkin saja sulit dapat menjadi kelemahannya.
- Combination
Logotype yang digabungkan dengan logogram sehingga membentuk satu
kesatuan dengan menggunakan kombinasi dari keduanya, maka logo tersebut
semakin mudah dikenali, unik dan informatif. Namun, tingkat keterbacaannya
menjadi semakin kompleks.
- Trademarks
Semua jenis logo dan simbol yang merupakan identitas yang dilindungi
hukum ataupun sebagai penyampai pesan pada publik.3
Sedangkan dalam bukunya, John Murphy & Michael Rowe menjelaskan
bahwa ada bermacam-macam jenis logo, yaitu:
- Name only logos
Diambil dari suatu nama dengan gaya grafis yang khusus. Memberikan
suatu ketegasan dan pesan langsung.
Contoh : XEROX, Yves Saint Laurent
- Name/symbol logo
Diambil dari bentuk tipografi yang berkarakter, termuat dalam sebentuk
symbol visual sederhana seperti persegi, lingkaran, oval, dan lain-lain.
Contoh : Bayer
- Initial letter logos
Logo yang menggunakan initial dari nama perusahaan.
Contoh : JPS, IBM
3 Greg Berryman. Notes on Graphic Design & Visual Communication. California: William Kaufmann, Inc. 95 First Los Altos. Hal. 8. 1979
Universitas Kristen Petra
15
- Pictorial letter logos
Logo yang menggunakan nama produk/organisasi sebagai komponen
penting gaya logonya, sangat khusus, sehingga kalau ditiru, image orang tertentu
akan tertuju pada produk yang asli.
Contoh : Coca cola, Mc Donald, Kodak, Roll Royce
- Associative logo
Logo yang berdiri bebas dan tidak memuat nama perusahaan, tetapi
mempunyai asosiasi langsung terhadap aktivitas perusahaan.
Contoh : BMW, Mercedes
- Abstract logo
Logo tersebut dapat menimbulkan bermacam-macam kesan, menjaga
originalitas logo.
Contoh : Nike, Citrone, Sanyo
- Allusive logos
Bersifat kiasan, tetapi hubungannya tidak langsung seperti associative logo.4
Agar dapat melaksanakan fungsi-fungsinya, sebuah logo yang baik harus
dapat menarik perhatian dan dapat memberikan suatu penekanan, menampakkan
sesuatu yang tidak biasa dan unik, merefleksikan perusahaan yang bersangkutan,
serta menunjukkan profesionalisme dari perusahaan yang bersangkutan.5
Untuk menempatkan sebuah logo yang menarik tidaklah mudah. Adapun
syarat logo agar tampil lebih menarik adalah:
- Originalitas dan distinctive (khas/unik)
Logo yang unik sangat mudah melekat pada benak khalayak serta lebih
mudah diingat daripada sekedar sebuah nama.
- Legible (mudah dikenali)
Tidak peduli apa yang telah dilakukan oleh perusahaan, tetapi bila
khalalyak tidak memahami logo perusahaan tersebut, maka apa yang telah
dilakukan tidak lagi efektif. Dimanapun akan diletakkan, logo tersebut tetap harus
menyampaikan pesan yang sama.
4 John Murphy & Michael Rowe. How To Design Trademark & Logo. London: Kuarto Publishy.
Hal. 16-25. 1988. 5 http://www. Abclogodesign.com/what_is_a_logo.html
Universitas Kristen Petra
16
- Simple (sederhana)
Kesederhanaan membuat sebuah logo menjadi lebih mudah dikenali,
diingat, serta mudah diaplikasikan pada berbagai media.
- Memorable (mudah diingat)
Sebagus apapun logo yang dibuat, bila khalayak sulit untuk mengingatnya,
logo tersebut tetap saja tidak berhasil. Logo yang baik, tidak hanya memberikan
kesan yang sesaat, melainkan memberikan kesan yang akan terus melekat
selamanya dalam benak khalayak.
- Easily associated with the company
Citra yang bagaimana yang ingin dicapai oleh perusahaan. Citra tersebut
harus dapat dipresentasikan melalui logo.
- Easily adaptable for all graphic media
Logo harus mudah diaplikasikan pada berbagai media, baik dalam media
corporate identity maupun dalam media promosi lainnya. Oleh karena itu, bentuk
logo harus sederhana, sehingga mudah diaplikasikan dalam berbagai ukuran. Logo
dapat memberikan daya tarik visual pada berbagai macam perangkat Corporate
Identity perusahaan, dan meningkatkan dampak dari materi promosi.
2.1.2. Teori Tentang Corporate Identity
Sejarah Corporate Identity yang merupakan salah satu aplikasi dari desain
komunikasi visual, tidak terlepas dari sejarah simbol sebagai bentuk paling
sederhana dari Corporate Identity itu sendiri. Manusia telah menggunakan simbol
untuk berkomunikasi sejak jaman purba. Di Eropa, pada abad ke-19 para
pedagang sudah banyak yang menggunakan simbol untuk mengidentifikasikan
perusahaan mereka, produk mereka, maupun jasa yang mereka tawarkan. Di
Amerika bagian barat, pada permulaan abad, logo umum untuk
mengidentifikasikan kepemilikan.
Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan Corporate Identity untuk
mengidentifikasikan suatu perusahaan semakin berkembang, bahkan Corporate
Identity pun berfungsi sebagai pembangun image perusahaan di masyarakat.
Dengan demikian profesi sebagai seorang desainer Corporate Identity pun juga
sangat dibutuhkan.
Universitas Kristen Petra
17
Perusahaan desain pertama yang berspesialisasi di bidang trademark
design adalah Lippincott dan Margulies. Perusahaan inilah yang menjadi “trend
setter” dalam desain Corporate Identity untuk berbagai perusahaan besar pada
jaman itu seperti US.Steel dan Chrysler Corporation.6
Ada perbedaan antara Corporate Image dan Corporate Identity. Untuk
memahami perbedaan di antara keduanya tersebut, dapat dilihat dari definisi yang
ada, yaitu:
“the corporate image is the way in which a company is perceived by the public-consumer, competitors, suppliers, the government, and the general public. Corporate Identity, on the other hand, is a symbol that reflects the ways in which the company wants to be perceived. It is the ideal situation, and can be created; where is as image is always earned.”7
Corporate Image terbentuk dari kontak dengan perusahaan tersebut
dengan mengintepresentasikan mengenai perusahaan yang bersangkutan. Image
dapat berubah secara konsisten seiring dengan perkembangan yang terjadi di
masyarakat, seperti munculnya informasi-informasi baru serta perubahan trend di
masyarakat. Corporate Image yang baik harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
- Strong emotional response
Kekuatan respon masyarakat dapat dibangun melalui Corporate Image
seiring dengan berjalannya waktu. Tentunya, image positif harus dibangun dengan
dukungan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan itu sendiri. Suatu image
yang baik dapat bertahan menghadapi tekanan-tekanan dari para pesaing, serta
akan terus diingat oleh konsumen.
- Apperance of power
Seorang pelanggan membutuhkan perasaan bahwa mereka berurusan
dengan perusahaan yang stabil dan dapat diandalkan pada saat mereka membeli
produk dan jasa/berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Untuk itu mereka ingin
merasakan kekuatan dari perusahaan tersebut yang dapat diperolehnya melalui
Corporate Image yang dibangun perusahaan yang bersangkutan.
6 Rose De Neve. The Designer’s Guide to Creating Corporate I.D Systems. Cincinnati, Ohio: North Light Books. Hal. 4. 1992. 7 Veronica Napoles.Op.cit. Hal. 19
Universitas Kristen Petra
18
- Sense of experience, confidence, and tradition
Perusahaan yang telah memiliki image yang mantap dapat memperoleh
lebih banyak keuntungan bila dibandingkan dengan perusahaan yang tengah
membangun image-nya dengan image yang mantap tersebut apapun yang
dilakukan oleh perusahaan tetap mendatangkan kepercayaan dari masyarakat.
- Slow process
Membangun sebuah image yang baik tidak semudah membalik telapak
tangan. Hal tersebut memerlukan suatu proses yang panjang, dan tentu saja
memerlukan waktu yang cukup lama.8
2.1.3. Teori Tentang Warna
Menurut Susnne Manheimer, seorang instruktur desain grafis di Institut
Seni di Los Angeles yang mengkhususkan diri pada identitas bisnis kecil
menyatakan:
“Warna tidaklah sekrusial yang dikira, namun pikirkanlah dua kali sebelum memilih warna yang tegas. Biasanya mereka tidak menghasilkan hasil yang baik, dan dapat meningkatkan biaya percetakan. Jika logo tidak terlihat bagus dalam hitam dan putih, ia juga tidak akan terlihat baik dengan panduan warna apapun yang dipilih. Ingatlah bahwa sebuah logo tidak hanya digunakan di website saja, namun juga akan ditempatkan di kartu bisnis, kertas faksimile dan amplop. Gunakan jenis huruf yang bersih dan hilangkan jenis huruf tipis ataupun jenis huruf dengan serif, ataupun kakinya pendek. Mereka tidak akan terlihat bagus, dan jika jenis huruf perlu dikecilkan, akan menyulitkan untuk dibaca.”9
Ada banyak sekali warna sehingga tak terhitung, namun semuanya
merupakan gabungan dari tiga warna primer, yaitu merah, kuning, dan biru- juga
derajat penggunaan hitam dan putih. Sejalan dengannya adalah hijau, ungu, dan
coklat, warna-warna ini menyusun sejumlah besar mayoritas warna-warna yang
kita lihat di kehidupan sehari-hari: di buku dan majalah, pada kemasan dan piranti
rumah tangga, dan pada pakaian yang kita gunakan. Berikut adalah beberapa
penggunaan dan emosi-emosi yang berkaitan dengan delapan warna yang mudah
dikenali-sebuah titik awal yang sangat berguna dalam rencana penggunaan warna.
8 Frank Jefkins. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, Hal. 296. 1997. 9 "The Logistic of Logos”ABC Logo Desain. 18 Feb. 2004 <http://www.abclogodesain.com/the_logistics_of_logos.html>
Universitas Kristen Petra
19
- Merah
Merah adalah warna yang bergairah, warna dari jantung hati dan obor:
warna merah menarik perhatian kita, dan sebenarnya mempercepat laju
metabolisme. Warna merah terkenal bagi kaum muda, warna merah jambu
khususnya sering dikaitkan dengan romansa. Di lain pihak, warna merah pekat
terlihat aristokrat.
- Kuning
Kuning adalah warna yang sangatlah hidup dan bahagia, warna dari sinar
matahari dan bunga dafodil. Karena ia tak henti-hentinya sangat bahagia, kita
cenderung dengan mudahnya cepat bosan dengannya; sebuah apartemen yang
menggunakan cat kuning terang akan selalu mendominasi, namun kuning pucat
akan membuatnya terlihat santai dan terkesan seperti musim semi.
- Hijau
Hijau adalah warna yang damai dan terkesan seperti padang, warna dari
pohon dan rumput. Hijau terang mengingatkan kita akan musim semi dan
kesuburan, namun warna hijau juga warna jamur, racun, dan kecemburuan. Hijau
kelam adalah warna yang ekspresif, dan membawa pikiran kita ke hutan cemara
yang luas dan tenang.
- Biru
Biru adalah warna langit dan laut. Seperti hijau, ia juga memiliki efek
yang menenangkan, namun ia juga cukup bertenaga-warna terkuat paling mudah
dikenali setelah warna merah. Biru muda terlihat muda dan sportif, namun biru
kelam dan biru laut memiliki efek suasana royal dan kaya.
Universitas Kristen Petra
20
- Ungu
Ungu adalah warna yang modern, seringkali dikaitkan dengan sesuatu
yang royal. Kita tidak sering melihatnya di alam sekitar, jadi seringkali
menganggapnya sebagai warna buatan, dan kurang dapat menerimanya. Warna
ungu yang lebih terang telah mendominasi mode wanita di tahun-tahun
belakangan.
- Coklat
Coklat adalah warna yang kuat dan subur, seperti tanah, namun warna
coklat juga merupakan warna sedih dan melankolis, seperti dedaunan di musim
gugur atau figur bulan di bulan Oktober. Coklat terang, kecoklatan dan warna
beige pada kain dan piranti rumah tangga memberikan kesan pedesaan, tampilan
alami, namun warna coklat pekat memberikan kesan kayu keras dan kulit yang
mewah.
- Putih
Putih adalah warna kemurnian, keperawanan, ketidak-berdosaan, dan
kedamaian, namun warna putih juga dikaitkan dengan rumah sakit, kesterilan, dan
musim salju. Dikotomi ini juga terlihat pada obyek-obyek piranti rumah tangga
berwarna putih adalah: mereka selain terlihat mahal (seperti keramik tulang) juga
terlihat mudah dibuang (seperti piring kertas).
- Hitam
Hitam adalah warna dari malam dan kematian, dan seringkali dikaitkan
dengan setan (‘ilmu hitam’). Penampilan yang tidak ortodoks ini telah
membuatnya terkenal bagi seniman, namun ia juga dikaitkan dengan kekayaan
dan keeleganan (piranti rumah tangga berwarna hitam cenderung terlihat mahal).10
10 Chijiwa, Hideaki. Color Harmony. Massachusetss: Rockport Publisher, 1987, hal. 12-19.
Universitas Kristen Petra
21
Langkah selanjutnya dalam menentukan panduan warna adalah
menggunakan 3 karakteristik (warna sebenarnya, tingkat cahaya, dan intesitas
warna) dari warna-warna untuk membagi-bagi warna menjadi 6 kategori warna:
- Warna-warna hangat
Warna-warna dari merah ke kuning, termasuk didalamnya oranye, merah
muda, coklat dan burgundi, disebut warna-warna hangat. Faktanya, panjang
gelombang dari sinar merah sangatlah dekat dengan radiasi infra merah, yang
menghantarkan tekanan. Warna-warna hangat adalah warna yang cerah,
mencolok, dan agresif, seperti lelehan lava mengalir dari celahan.
Lebih dari warna-warna lain, ia menarik mata dan menyenangkan emosi
kita. Di tempat kerja, warna-warna hangat akan meningkatkan motivasi dan
membuat bekerja lebih cepat, dan pada buku-buku, majalah-majalah, dan poster-
poster, mereka hampir selalu meraih perhatian kita. Warna-warna hangat
membuat sebuah panduan warna terlihat tergesa-gesa, gembira, dan antusias.
- Warna-warna dingin
Warna-warna dari hijau hingga ungu, termasuk didalamnya biru dan
seluruh bayangan dari abu-abu, dikenal sebagai warna dingin-mungkin
dikarenakan mereka mengingatkan kita pada salju dan es. Warna dingin memiliki
kebalikan pengaruh dari warna hangat: mereka memperendah metabolisme tubuh,
dan mereka bahkan seringkali digunakan di rumah sakit untuk menenangkan
pasien-pasien yang tegang.
Di waktu-waktu tertentu, mereka terlihat sedih dan tertekan, seperti pada
lukisan Picasso yang berjudul Periode Biru (Blue Period). Namun, warna-warna
dingin dapat juga membuat sebuah perubahan yang menyenangkan, bayangan
biru, dan hijau terlihat bersih dan mengundang, seperti celupan ke danau gunung
es.
Universitas Kristen Petra
22
- Warna-warna terang
Bayangan-bayangan terang pada warna apapun akan terlihat lembut dan
segar, seperti permen kapas atau awan di langit musim panas. Warna tersebut
relatif tidak penting, bahkan bayangan oranye dan ungu memiliki kualitas di
dongeng-dongeng.
Warna-warna terang sangat disukai di desain interior (warna-warna gelap
cenderung membuat ruangan terlihat sedih), dan terkenal pada mode wanita juga,
namun kurangnya kualitas menarik-mata yang dicari oleh desainer grafis. Namun,
sebuah panduan warna yang menggunakan warna-warna terang dapat efektif
dengan caranya sendiri, dan mungkin dapat menonjol dari warna-warna yang
terlalu percaya diri, dan tergesa-gesa yang mengelilinginya.
- Warna-warna gelap
Hitam dan bayangan gelap lainnya terkesan berat, seperti awan gelap
hujan. Hitam, secara khusus, terlihat sekokoh ruang uap pada lokomotif
tradisional. Merah gelap, ungu gelap, hijau gelap, dan biru gelap adalah warna-
warna yang seringkali dikaitkan dengan kemewahan, dan memiliki aura
kepercayaan diri yang kuat.
Warna gelap juga merupakan warna-warna yang ditemukan pakaian pria
dan pakaian formal, dan memberikan furnitur dan perlengkapan piranti rumah
tangga tampilah mahal, dan buatan tangan. Warna-warna gelap seringkali
digunakan untuk huruf dan aksentuasi dalam desain grafis, dan biasanya
dipasangkan dengan warna-warna terang yang lebih konvensional.
- Warna-warna tajam
Semua warna tajam memiliki kepribadian yang sangat kuat. Warna merah
menonjol (melihat warna merah tajam pada tembok sebuah ruangan akan seperti
mendengarkan lewat headphone dengan volume penuh), namun biru dan kuning
Universitas Kristen Petra
23
tajam, dan ironisnya, juga berlaku pada hitam dan putih. Namun, ketika
mengkombinasikan dua atau lebih warna tajam, akibatnya adalah sangat tidak
harmonis-terlalu banyak suara berteriak di saat yang sama.
Untuk beberapa penggunaan, adalah baik mempergunakan warna-warna
yang kontras dan cerah di restoran cepat saji dan pada mainan anak-anak dan pada
pakain. Namun mungkin mata akan cepat lelah, panduan warna tajam cenderung
terlihat kampungan.
- Warna-warna buram
Ketika warna abu-abu ditambahkan pada sebuah warna, kepribadian dari
warna tersebut menjadi lebih lembut. Jika ditambahkan abu-abu secukupnya akan
menghasilkan bayangan yang berlumpur.
Mata manusia secara insting lebih menyukai warna-warna terang dan
tajam; warna buram terlihat tidak jelas dan berserakan, dan menciptakan kesan
kabur. Namun, warna buram membantu meringankan tekanan, dan dapat
memberikan panduan warna sebuah mood berkesan seperti tidur dan meditatif.
Warna buram memiliki resiko untuk terlihat tak berwarna, jadi digunakan setidak-
tidaknya satu warna tajam sebagai aksentuasi pada sebuah panduan warna.11
Berikut beberapa warna dengan maknanya berdasarkan asosiasi warna:
Merah. Memiliki getaran yang paling pelan, merah adalah warna yang
paling intens, berat dan fisik dibandingkan warna-warna lainnya. Merah
berhubungan dengan insting, kemauan hidup, dan gerak fisik. Ia adalah warna dari
kekuatan vitalitas, seksualitas, dan gairah. Ia meningkatkan suhu tubuh dan
menstimulasi sirkulasi darah. Terlalu banyak merah akan menimbulkan
kecapaian.
Oranye. Oranye adalah warna dari keceriaan, gerakan, dan tari. Ia
merupakan anti depresi yang besar dan dapat membantu menekan perasaan dan 11 Ibid., hal. 20-25.
Universitas Kristen Petra
24
rasa malu. Ia membangkitkan kreativitas, kesenangan, getaran, dan humor.
Namun, terlalu banyak warna oranye akan menimbulkan rasa kurang tanggung
jawab.
Kuning. Menjadi hangat dan optimistis, kuning dikaitkan erat dengan sinar
matahari. Ia adalah warna dari keterlepasan, dan ia berhubungan dengan kontrol,
kemauan, dan ego. Selain menstimulasi pikiran intelektual dan logis kita, ia juga
membantu proses pencernaan. Terlalu banyak warna kuning akan menimbulkan
stimulasi mental, ego, keterlepasan, dan argumentasi yang berlebihan.
Hijau. Hijau adalah warna yang menyeimbangkan, mengharmonisasikan,
dan beristirahat. Hijau dikaitkan secara erat dengan alam, kepercayaan pada
proses dalam hidup, penerimaan, empati, rasa sayang, dan rasa berbagi. Walaupun
warna hijau melegakan emosi dan menyembuhkan hati, terlalu banyak warna ini
akan berakibat ketidakjelasan dan statis, sebuah perasaan tidak aktif.
Biru. Warna ini menenangkan dan menyamankan. Ia penuh istirahat,
kebenaran, dan kedamaian. Ia juga merupakan warna kejujuran, devosi, dan
aspirasi. Biru membuat lambat semuanya, meredakan stres, tensi, dan rasa sakit.
Namun, terlalu banyak biru akan menimbulkan rasa isolasi, rasa tenang yang
berlebihan, dan tak bermotivasi.
Ungu. Warna ini adalah warna instropeksi, meditasi, kontemplasi,
kepercayaan diri, dan harga diri, dan ia meningkatkan rasa kepercayaan diri. Ia
memberikan makan pada sisi dalam manusia, intuisi, dan penerimaan. Ia adalah
warna yang menyejukkan dan mendamaikan, namun juga sangat dijauhi oleh
mereka yang cenderung untuk hidup terlalu banyak di dunia fantasi.
Universitas Kristen Petra
25
Magenta. Warna lembut ini adalah warna yang memiliki getaran tercepat.
Ia adalah warna yang melepaskan dan berpindah. Ia adalah warna yang paling
memelihara dan menjaga dari cinta tanpa syarat dan spiritual. Terlalu banyak
warna ini akan menimbulkan kefanatikkan dan arogansi.12
2.1.4. Teori Tentang Tipografi
Menurut David E. Carter dalam bukunya yang berjudul How To Improve
Your Corporate Identity, dijelaskan bahwa tipografi adalah bagian terpenting
untuk sebuah program corporate identity, gaya tipografi yang digunakan untuk
mengkomunikasikan sebuah perusahaan sama dengan pakaian yang dikenakan
seseorang untuk mengkomunikasikan orang tersebut. Jenis huruf dapat
menciptakan mood, dan mengidentifikasikan karaktersistik.
Typography (tipografi) merupakan seni memilih, menyusun, dan mengatur
tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan pencetakan maupun reproduksi.13
Tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau
desain jenis huruf yang tersedia; menggabungkannya dengan jenis huruf yang
berbeda; menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia;
dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan
ukuran huruf yang berbeda.14
Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan, dan kemenarikan, dan
desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi
karakteristik subjek yang diiklankan.15
Dalam pemilihan bentuk huruf harus mengacu pada banyaknya jenis huruf
(letterstyle) Dimana setiap bentuk huruf didesain untuk menyatakan suatu maksud
dan pesan estetik tertentu, dan setiap bentuk huruf memiliki satu kesatuan bentuk
yang membedakannya dengan bentuk huruf lainnya. Di dalam kegiatan cetak-
mencetak istilah letterstyle mengacu pada typeface (bentuk huruf). Ada berbagai
12 Cumming, Catherine & Beazley, Mitchell. Colour Healing Home. London: Octopus Publishing
Group Limited, 2000, hal. 16. 13 Karmadi, Paul. W. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996. 14 Jefkin, Frank. Periklanan. Jakarta: Erlangga, 1997. p. 248. 15 Ibid., hal. 248.
Universitas Kristen Petra
26
bentuk huruf yang berbeda-beda, karena itu bentuk-bentuk huruf tersebut
digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu16:
- Text
Karakter pertama dibuat Guttenberg, seorang ahli pertama yang menciptakan cara
mencetak dan memproduksi buku pada abad pertengahan. Nama beberapa jenis
huruf ini antara lain adalah:
Old English Text (Old English Text)
Engravers MT (Engravers MT)
Gambar 2.1
Bentuk huruf Text
- Old Style
Sebuah kelompok yang mengikuti text face dan merupakan perkembangan dari
huruf Roma klasik. Ciri khasnya adalah stroke yang seragam dan relatif tebal serta
tidak ada hairlines, ciri lainnya adalah dipotong oleh serif serta konturnya mudah
dibaca. Nama beberapa jenis huruf ini antara lain adalah,
Garamond (Garamond)
CaslonOpnface BT (CaslonOpnface BT)
Gambar 2.2
Bentuk huruf Old Style
- Serif
Ciri khasnya adalah garis silang pendek di akhir bagian utama yang terdapat pada
sebagian besar huruf. Huruf ini relatif mudah dibaca, tapi tidak semudah muruf
san serif. Secara visual merusak spasi dan berkarakter yang cenderung
menunjukkan kehangatan dan tampilan yang klasik. Nama beberapa jenis huruf
ini antara lain adalah,
Times New Roman (Times New Roman)
Batang (Batang)
Gambar 2.3
Bentuk huruf Serif
16 Ibid., hal.48
Universitas Kristen Petra
27
- Sans Serif
Ciri khas huruf ini adalah tidak adanya bentuk silang, serta bentuknya yang
seerhana dan dekat dengan bentuk-bentuk geometris. Jenis huruf ini cenderung
menonjolkan kebersihan dan tampilan yang modern. Nama beberapa jenis huruf
ini antara lain adalah,
Arial (Arial)
Kabel Bk BT (Kabel Bk BT)
Gambar 2.4
Bentuk huruf Sans Serif
- Transisional
Jenis huruf ini tampil lebih klasik dari huruf serif dan lebih terbaca daripada huruf
san serif. Jenis ini merupakan perpaduan dari bentuk old style dan modern. Nama
beberapa jenis huruf ini antara lain adalah,
Baskerville Old Face (Baskerville Old Face)
Century (Century)
Gambar 2.5
Bentuk huruf Transisional
- Modern
Jenis huruf ini telah ada lebih dari 200 tahun yang lalu. Huruf ini dianggap
modern hanya jika dibandingkan dengan huruf old style yang mengikutinya. Ciri
khasnya adalah memiliki bayangan, hairlines tipis, dan serif yang lurus tipis.
Nama beberapa jenis huruf ini antara lain adalah,
Bodoni (Bodoni)
Roman (Roman)
Gambar 2.6
Bentuk huruf Modern
Universitas Kristen Petra
28
- Square Serif
Memiliki ciri khas berupa akhir serif yang berbentuk persegi. Nama beberapa
jenis huruf ini antara lain adalah,
Bernard (Bernard)
GeoSlab (GeoSlab)
Gambar 2.7
Bentuk huruf Square Serif
- Script
Jenis huruf ini didesain dengan meniru bentuk tulisan tangan. Nama beberapa
jenis huruf ini antara lain adalah,
Amazone (Amazone)
Freestyle Script (Freestyle Script)
Gambar 2.8
Bentuk huruf Script
- Dekoratif atau Display
Disebut juga sebagai huruf yang selalu baru, meliputi semua desain huruf yang
tidak masuk dalam salah satu kategori huruf di atas. Jenis huruf ini memiliki
bentuk dan tekstur huruf yang tidak biasa. Dimana setiap desain terlihat unik.
Beetlejuice (Beetlejuice)
DirtyBakersDozen (DirtyBakersDozen)
Gambar 2.9
Bantuk huruf Dekoraif atau Display
Prinsip tipografi sendiri terbagi menjadi empat pokok, antara lain:
- Legibility
Merupakan kualitas huruf yang membuatnya mudah dibaca. Misalnya bentuk
huruf yang terlalu abstrak sehingga menyulitkan untuk dikenali dan dibaca.
Penggunaan terlalu banyak cropping, overlapping,dan berbagai perubahan bentuk
huruf dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas huruf.
- Readibility
Penggunaan huruf harus memperhatikan hubungannya dengan huruf lain sehingga
terlihat jelas dan memudahkan untuk dibaca serta tidak melelahkan mata. Teks
Universitas Kristen Petra
29
dapat legible tetapi tidak readible. Spasi antar huruf tidak bisa dihitung dengan
menggunakan perhitungan matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Hal ini
berhubungan pula dengan jarak antar huruf dan jarah antar spasi.
- Visibility
Adalah kemampuan huruf dan teks dalam suatu desain untuk dapat dibaca pada
jarak tertentu. Misalnya ukuran huruf pada billboard harus besar dan mudah
dibaca.
- Clarity
Merupakan kemampuan huruf dalam suatu desain untuk dapat dibaca dan
dimengerti dengan jelas oleh target pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain
yang berpengaruh terhadap clarity antara lain adalah visual hierarchy, warna, dan
pemilihan huruf.
2.1.5. Teori Tentang Signage
Tanda adalah suatu bentuk dari komunikasi modern yang digunakan
sebagai sarana informasi yang dapat dimengerti dengan tujuan guna membantu
memperlancar kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luas. Tanda-tanda
ini antara lain berupa tanda lalu lintas dan tanda-tanda posisi di tempat umum.
Biasanya tanda-tanda ini telah memiliki standart umum internasional, sehingga
memudahkan untuk dimengerti oleh seluruh masyarakat.
Dalam sistem komunikasi visual tanda memiliki banyak perkembangan
dan variasi, tetapi secara umum tanda memiliki lima macam dasar dengan kode-
kode yang mudah untuk diingat. Kelima pembagian tanda dasar tersebut adalah17:
- Tanda Petunjuk dan Informasi
Tanda ini membimbing pemakainya dengan menginformasikan di mana suatu
lokasi atau benda tersebut berada, juga disaat kantor-kantor atau toko-toko yang
sedang buka atau tutup, dan informasi-informasinya.
- Tanda Petunjuk Arah
Tanda ini mencakup arah panah yang mampu mengarahkan pemakainya menuju
ke suatu tempat yang dituju, misalnya ke sebuah ruangan, jalan atau fasilitas
lainnya.
17 Ibid,hal. 34-42.
Universitas Kristen Petra
30
- Tanda Pengenal
Tanda ini adalah tanda yang berguna untuk menunjukkan identitas, seperti toko,
jalan, fasilitas.
- Tanda Larangan dan Peringatan
Tanda ini bertujuan menginformasi kepada pemakainya mengenai apa yang tidak
boleh dikerjakan atau dilarang untuk dilakukan dan menginformasikan bahwa si
pemakainya harus berhati-hati. Biasanya dinyatakan dengan simbol simbol yang
dikombinasikan dengan kata-kata.
- Tanda Pemberitahuan Resmi
Tanda ini menunjukkan informasi tentang pemberitahuan resmi dilengkapi dengan
tanda peresmian.
2.1.6. Teori Tentang Promosi
Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan
membujuk, serta mengingatkankan target audience tentang perusahaan dan
bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi itu dijabarkan sebagai
berikut:18
1. Menginformasikan (informing) dapat berupa:
- Memperkenalkan cara pemakaian baru dari produk tertentu
- Menyampaikan perubahan harga kepada pasar
- Menjelaskan cara kerja suatu produk
- Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan
- Meluruskan kesan yang keliru
- Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran calon pembeli
- Membangun citra perusahaan
2. Mempengaruhi dan membujuk (persuading) untuk:
- Membentuk pilihan merek
- Mengalihkan pilihan ke merek tertentu
- Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk
- Mendorong pembeli untuk membeli saat itu juga
18 Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
November, 2003, hal. 59.
Universitas Kristen Petra
31
3. Mengingatkan (reminding) dapat berupa:
- Mengingatkan pembeli pada produk yang dibutuhkan dalam waktu dekat
- Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat outlet penjualan
- Membuat pembeli tetap ingat walau tidak ada kampanye iklan
- Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan
Tujuan promosi juga dapat dikategorikan sebagai efek dari komunikasi
sebagai berikut:19
- Menumbuhkan persepsi konsumen terhadap suatu kebutuhan (category need)
- Memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang suatu produk kepada
konsumen (brand awareness)
- Mendorong pemilihan terhadap merek (brand attitude)
- Membujuk pelanggan membeli (brand purchase intention)
- Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation)
- Menanamkan citra produk dan perusahaan di benak konsumen (positioning)
Dalam proses komunikasi, ada dua elemen utama yang terlibat, yaitu
pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Ada dua alat (perangkat)
yang digunakan, yaitu pesan (message) dan media.20 Media merupakan saluran
komunikasi yang mengantarkan pesan dari sender kepada receiver. Media terbagi
menjadi dua, yaitu media personal (melalui orang secara langsung) dan media
non-personal (media massa, surat, telepon, papan pengumuman, dan lain-lain).21
2.2. Gambaran Gereja Secara Umum
Kata “gereja” sebenarnya berasal dari kata “igraja” yang diperkenalkan di
Indonesia oleh para misionaris Portugis. Kata “igraja” tersebut berasal dari kata
Latin “ecclesia” yang pada awalnya berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu
“ekklesia” yang artinya “kumpulan” atau “pertemuan”. Akan tetapi arti
sesungguhnya dari “gereja” adalah umat yang dipanggil Tuhan. Di dalam Kitab
Suci Perjanjian Baru, ada tiga “nama” yang dipakai untuk menjelaskan tentang
19 Ibid, hal. 60. 20 Simamola Bilson, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabe, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2001, hal. 285. 21 Ibid, hal. 286.
Universitas Kristen Petra
32
gereja, yaitu “Umat Allah”, “Tubuh Kristus” dan “Bait Roh Kudus” (1Kor 10:32,
11:17-22, 15:9). Ketiganya berkaitan erat satu dengan yang lainnya.22
Abad XV-XVI, bangsa Portugis mulai menjelajah di sekitar kepulauan
Maluku untuk mencari rempah-rempah, bersamaan dengan itu kekristenan mulai
diperkenalkan, tetapi menurut catatan sejarahwan gereja, dalam abad ini tidak
terjadi peristiwa yang cukup berarti dalam kehidupan gereja. Abad XVII-XVIII,
dalam periode VOC asosiasi pedagang rempah-rempah 1602-1799. Kekristenan
mulai bergerak lagi, VOC yang pada umumnya pedagang Belanda mulai
berdatangan dengan membawa Pendeta untuk tugas pelayanan dalam lingkup
mereka saja.
Abad XVIII dan XIX, inilah abad yang sering disebut dengan abad
kebangkitan gereja di Indonesia. 31 Desember 1799 VOC dibubarkan dan
dialihkan ke pemerintah Hindia Belanda, sementara itu Eropa terjadi perubahan-
perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Perancis mengalami kemerdekaan
dari sistem monarkhi yang kejam, lahirnya gerakan pencerahan yang
mengagungkan rasio, kebangkitan kaum Pietisme, kontra pencerahan, yang
menekankan kerohanian dengan ditandai kekudusan kehidupan dan semangat
untuk Pekabaran Injil (PI) sedunia.
Dampak perubahan itu mempengaruhi kehidupan di Indonesia. Pemerintah
Hindia Belanda mulai menerapkan system politik baru yang disebut Open deur
Politiek yang memberi peluang kaum Pietisme untuk PI ke Indonesia. Sehingga
dalam abad inilah gerak pertumbuhan gereja sangat nyata. Gereja-gereja baru
tumbuh dimana-mana, bukan hanya di Kepulauan Maluku saja, tetapi juga di
Sumatra dan Jawa.
Awal abad XX, sekitar 1919-1921 muncul gerakan baru yang datang dari
Amerika Utara, gerakan Pentekosta yang sering disebut Pantekosta. Inilah babak
baru dalam kegerakan kehidupan gereja, disebut babak baru karena gerakan ini
melompat jauh dari tradisi reformasi dan, dan berlanjut sampai tumbuh suburnya
gerakan Karismatik. Dari abad XV sampai abad XXI ini, gerakan kekristenan
memuculkan tiga kelompok gereja. Pertama, kelompok Gereja Negara. Berawal
22 <http://gerejakatolik.org>
Universitas Kristen Petra
33
dari jalur VOC, pemerintah Hindia Belanda yang kemudian melahirkan Gereja
Protestan Indonesia. Berdasarkan ketetapan dan kesepakatan yang diputuskan
dalam Sidang Raya II GPI tahun 1933. Tahun 1934 GMIM memisahkan diri
menjadi Gereja yang berdiri sendiri, disusul GPM tahun 1935 dan GMIT tahun
1948. Mereka menjadi Gereja yang mandiri dalam organisasi, liturgi, tata Gereja,
dan yang lainnya. Tetapi di lain pihak keesaan gereja tetap dipertahankan, untuk
itu dibentuklah Badan Pekerja Am. Kedua, kelompok Gereja Rakyat dan Gereja
Minoritas. Gereja-gereja yang lahir sebagai buah pelayanan misionari Badan-
badan Misi kaum Pietisme. Gereja yang berakar pada rakyat dan penuh semangat
untuk terus memberitakan Injil dan mendirikan gereja-gereja bahkan sampai ke
pedalaman. Ketiga, kelompok gereja-gereja yang berada di luar tradisi Reformasi.
Suatu kegerakan baru yang berkobar-kobar dalam memberitakan Injil melalui
Kesembuhan Ilahi, menekankan peran Roh Kudus dengan karunia-karunia rohani
dan Bahasa Lidah. Dimulai di Temanggung kemudian ke Surabaya dan
berkembang ke seluruh Nusantara Indonesia. Selain gerakan Pantekosta, ada
gereja-gereja Baptis, Advent dan yang lain.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa gereja tidak hanya bertumbuh ke
atas, menjadi gereja lokal yang besar, tetapi juga berlipatganda ke samping,
melahirkan gereja-gereja lokal bahkan sinode-sinode lainnya. Karena kehendak
Allah Israel menjadi dua bagian, Yerobeam dan Rehabeam (1 Raja-raja 12:24).
Karena aniaya yang Tuhan izinkan terjadi di Gereja mula-mula, maka lahirlah
Gereja-gereja di Efesus, Filipi, Kolose dan yang lainnya (Kisah Para Rasul).23
2.3. Gambaran Keberadaan Gereja GPdI Elohim Sidoarjo
Gereja GPdI Elohim Sidoarjo yang berlokasi di Jl. Kombes Pol M. Duryat
56 Sidoarjo, merupakan gereja dengan aliran pentakosta dimana doktrin gereja
menekankan kepada karya pekerjaan Roh Kudus dalam setiap kegiatan
pelayanannya serta kuasa doa dalam setiap rencana pekerjaan pelayanan Tuhan.
23 <http://www.bethanymanado.org/index.asp>
Universitas Kristen Petra
34
2.3.1. Visi dan Misi Gereja GPdI Elohim Sidoarjo
Visi gereja adalah ‘Kesatuan kita menghasilkan buah Rohani serta
pelayanan yang sehat dan benar’. Misi gereja adalah ‘Pelayanan yang
memberkati dengan Kuasa dan Urapan Roh Kudus’.
Melalui visi dan misi gereja yang ada hal yang ingin dicapai adalah
terciptanya kesatuan antar jemaat dan pelayan gereja sehingga gereja GPdI
Elohim Sidoarjo dapat menjadi gereja yang solid dan dapat menjadi panutan atau
teladan bagi masyarakat sekitar.
2.3.2. Sejarah Gereja
GPdI Elohim Sidoarjo pertama kali didirikan pada tahun 1966 di
Jl.Singamangaraja 11 Sidaorjo yang akrab disebut gereja Slautan dan sempat
berpindah lokasi pada tahun 1991 di Jl.Kombespol M.Duryat no.56, Sidoarjo
karena pada lokasi yang lama tidak lagi cukup menampung jemaat yang semakin
bertambah. Pengembalaan pertama kali dilakukan oleh Bp. Pdt. Silas Juana
dengan latar belakang orang Yogyakarta yang sedikit kolot, disiplin dan
memperhatikan jemaatnya. Pada masa pengembalaan beliau jemaat GPdI Elohim
Sidoarjo mengalami perkembangan, jemaat semakin bertambah dan berkembang,
mulai dari jemaat yang sederhana dengan jumlah yang sedikit menjadi jemaat
yang lebih kompleks dengan jumlah yang semakin bertambah. Seiring berjalannya
waktu dan semakin bertambahnya usia Bapak Gembala yang pertama,
pengembalaan mulai secara perlahan-lahan dialihkan secara bertahap kepada
putranya Bp. Pdt. Fajar Yonah Efraim, S.Th. Pada masa pengembalaan yang baru
ini dan yang sedang berjalan belum lama ini, penggembalaan mulai mengalami
beberapa tantangan yang tidaklah mudah. Dengan keadaan jemaat yang saat ini
sudah berjumlah tidak sedikit lagi, semakin bertambah pula perhatian yang harus
diberikan gereja kepada jemaatnya. Tetapi dengan visi dan misi yang baru gereja
GPdI Elohim Sidoarjo berusaha membentuk sebuah pelayanan yang dapat
memberkati dan menjadi teladan bagi jemaatnya.
Universitas Kristen Petra
35
2.3.3. Bagan Organisasi GPdI Elohim Sidaorjo
KREATIVITASPELAYANAN
KUNJUNGANKONSELING
PERSEKUTUANDOA
PENDIDIKANPELAYANAN
PELNAPPELRAPPELPAP
PEL. KELUARGA MUDAPELWAPPELPRIPPELPRUP
BENDAHARA GEREJA
ADMINISTRASIKEUANGAN
TATAUSAHA
SEKRETARISGEREJA
PELAYANANMASYARAKAT
SOSIAL KEDUKAAN
PENGINJILANLITBANG
KOMSEL
OPERASIONAL
GEMBALA
DEPT.PENGAJARAN
DEPT.GEREJA AREA
DEPT.PELAYANAN
DEPT.DOA
DEPT.DIAKONIA
DEPT.MISI
- Gembala Senior : Pdt. Silas Juana dan Ibu Dina A
- Gembala : Pdt. F. Jonah Efraim dan Ibu Riane
- Sekretaris Gereja : Ibu Nina Lumoindong
Tata Usaha : Heny
Operasional : Bp. Denny D.
- Administrasi Keuangan : Bp. Wijaya
Bendahara Gereja : Bp. Eddy Lukito
- Dept. Pengajaran : Pdt. Franklin P.L
- Dept. Gereja Area : Bp. Pilipus
- Dept. Pelayanan : Ibu Fera L.I.Z
- Dept. Doa : Bp. Samuel H
- Dept. Diakonia : Bp. Waras
- Dept. Misi : Ibu Nina Lumoindong
- PELNAP : Bp. Petrus
- PELRAP : Heny
- PELPAP : Bp. Isaac
- KEL.MUDA : Bp. Hariono
- PELWAP : Ibu Dina A.
- PELPRIP : Bp. Bezaliel
Universitas Kristen Petra
36
2.3.4. Program Kegiatan Kerja Gereja GPdI Elohim Sidoarjo
2.3.4.1 Sasaran Tahun 2005
Memotivasi jemaat untuk menjadi saluran berkat (jasmani dan rohani) bagi
lingkungan masyarakat sekitarnya.
2.3.4.2 Prioritas Program Kerja
- Mengembangkan program pelayanan misi dalam setiap wadah pelayanan di
gereja. Diharapkan dalam setiap wadah pelayanan mengembangkan program
pelayanan misi yang memberkati keluar.
- Mendukung dan mengembangkan program pelayanan misi, baik pelayanan
masyarakat dan penginjilan yang telah berjalan di wadah dan organisasi
independent yang ada dalam jemaat, seperti:
Wadah Pelayanan Sekolah Minggu : Panggung Boneka. KKR Anak
Wadah Pelayanan Remaja : Pengobatan Gratis
Wadah Pelayanan Pemuda : Baksos (Bakti Sosial)
Umum : Donor Darah
[Trois C] City Care Community : Pelayanan Peduli Kota
- Mendukung dan mengembangkan pelayanan misi bersama dengan lembaga-
lembaga sosial masyarakat, seperti:
Program regular Pelayanan Anak Cacat dan Anak Jalanan dengan Yayasan
Pondok Kasih-Surabaya.
Kerjasama Program Pengobatan Gratis dengan Yayasan Pelita Kasih
Surabaya dan Dokter Muda Fak.Kedokteran UNAIR.
- Bekerjasama dengan departemen pengajaran memperlengkapi jemaat agar
dapat melakukan tugas penginjilan.
2.3.5. Jadwal Ibadah GPdI Elohim Sidoarjo
Minggu
05.30 WIB Kebaktian Umum I
07.45 WIB Kebaktian Anak-anak Sekolah Minggu
09.15 WIB Kebaktian Remaja
16.00 WIB Kebaktian Umum II
Universitas Kristen Petra
37
Senin
16.30 WIB Persekutuan Doa Remaja
19.30 WIB Persekutuan Doa Pemuda
Rabu
18.00 WIB Pendalaman Alkitab
19.30 WIB Kebaktian Keluarga Muda
Kamis
19.00 WIB Persekutuan Doa Umum
Jumat
15.30 WIB Kebaktian Kaum Wanita
19.00 WIB Kebaktian Kaum Pria
Sabtu
18.00 WIB Kebaktian Pemuda
(Setiap hari kecali hari minggu doa pagi pk.05.00)
2.4. Gambaran Mengenai Karakteristik Jemaat
2.4.1. Demografis
Jemaat GPdI Elohim Sidaorjo adalah berasal dari segala kalangan, mereka
dengan berbagai macam jenis pekerjaan mereka dan status sosial yang beraneka
ragam pula, serta mereka yang masih sekolah. Usia jemaat beraneka ragam mulai
dari yang tua, muda, remaja sampai kepada anak-anak.
2.4.2. Geografis
Jemaat GPdi Elohim Sidoarjo sebagian besar berdomisili di kota Sidoarjo
dan hanya beberapa berasal dari luar kota seperti Surabaya, Krian, Porong. Untuk
di kota Sidaorjo sebagian tinggal didaerah pusat kota dan sebagian lagi bertempat
tinggal di daerah pinggir kota Sidoarjo.
2.4.3. Psikografis
Jemaat GPdI Elohim Sidoarjo adalah mereka yang percaya dengan adanya
Tuhan, dan meyakini tentang keberadaan Tuhan mereka. Mereka juga meyakini
bahwa mereka beribadah ke gereja adalah sebuah kewajiban untuk mengucap
Universitas Kristen Petra
38
syukur kepada Tuhan mereka atas apa yang sudah mereka terima dan mereka juga
merasa diberkati dan ditolong dalam menghadapi masalah-masalah mereka
melalui ibadah yang mereka lakukan. Mereka juga sering melakukan kegiatan-
kegiatan yang bersifat sosial dan membantu masyarakat sekitar, sebagai wujud
kepedulian terhadap lingkungan masyarakat sekitar.
2.4.4. Behaviouristis
Jemaat GPdI Elohim Sidoarjo adalah mereka yang suka beribadah dan
memperhatikan hidup rohani selain kehidupan jasmani. Mereka akan pergi
beribadah paling tidak satu kali dalam seminggu yaitu pada hari minggu. Jemaat
GPdI Elohim Sidoarjo adalah jemaat yang ramah-ramah tetapi kurang memiliki
rasa kesatuan diantara jemaat. Mereka memiliki motivasi yang tinggi.
2.5. Gambaran Mengenai Corporate Image dan Corporate Identity GPdI
Elohim Sidoarjo
Corporate Image menurut Leonardo Widya S.Sn. adalah persepsi dari
karakter dan hakekat (substansi) perusahaan/lembaga yaitu bagaimana image yang
unik, spesifik, serta positif tentang organisasi dan pelayanannya.24 Corporate
Image ini diciptakan dan dibangun berdasarkan strategi positioning disesuaikan
dengan publik/sasaran/target audience.25
Corporate identity merupakan identitas dari perusahaan yang berfungsi
untuk menanamkan suatu citra yang baik sehingga corporate yang positif
membangkitkan kepercayaan.26
Gereja GPdI Elohim Sidoarjo yang sudah berdiri sejak tahun 1980 dan
kurang lebih dua puluh lima tahun berdiri di Sidoarjo dengan logo yang sama.
Logo yang digunakan adalah logo GPdI (Gereja Pantekosta di Indonesia) global,
yang merupakan logo sinode gereja yaitu logo organisasi GPdI yang harus ada
dan digunakan disetiap gereja GPdI manapun yang ada di Indonesia. Sedangkan
untuk logo GPdI Elohim Sidoarjo sendiri belum terbentuk dan belum dapat
24 Leonardo Widya, S.Sn., Creativity & Visual Communication, (Pelita Harapan University Graphic Design, Oktober 2002), hal. 21. 25 Ibid., hal.20. 26 Ibid., hal. 18-19.
Universitas Kristen Petra
39
menampilkan citra dan image gereja itu sendiri. Berikut adalah logo GPdI Elohim
Sidoarjo yang masih digunakan sampai sekarang yang diaplikasikan pada kepala
surat,
Gambar 2.10
Logo GPdI Elohim Sidoarjo
Logo ini terdiri dari beberapa simbol, yaitu simbol air berwarna biru, burung
merpati, tanda salib dan Alkitab. Simbol-simbol tersebut memiliki makna/arti
yang berbeda, air mengartikan berkat/pemberian dari Tuhan, burung merpati
melambangkan Roh Kudus, tanda salib melambangkan Yesus Kristus yang
bangkit setelah disalib dan yang terakhir adalah Alkitab yang merupakan wahyu
Allah.
Sedangkan image dari logo yang ada adalah terkesan kuno dan terlihat
klasik, logo lama tersebut belum mencerminkan visi dan misi gereja yang sedang
digalakan saat ini yaitu mengambil tema kesatuan.
Karakteristik gereja GPdI Elohim Sidoarjo sendiri adalah sebagai sebuah
gereja yang mengutamakan pelayanan yang diurapi dengan kuasa Roh Kudus dan
lebih menittik beratkan pada pelayanan kepada jemaat melalui pelayanan doa dan
ajaran Firman Tuhan, kemudian setelah itu memfokuskan kepada pelayanan
pujian dan penyembahan yang juga disertai dengan pelayanan-pelayanan yang
lain. Image gereja sekarang ini adalah sebagai salah satu gereja GPdI yang
berkembang dan memiliki anggota jemaat dengan jumlah yang besar di wilayah
Jawa Timur, bertambahnya jumlah anggota jemaat menunjukkan kredibiltas
gereja yang mampu memberikan teladan bagi orang banyak. Namun ada
kelebihan dan kekurangan, tidak ada satupun di dunia yang sempurna. Gereja
GPdI Elohim Sidoarjo juga memiliki kekurangan yaitu kurangnya rasa kesatuan di
dalam anggota jemaat, adanya perbedaan pendapat antara gembala dan jemaat
Universitas Kristen Petra
40
yang solusinya belum terpecahkan. Kurangnya tenaga dan kualitas sumber daya
manusia yang ada membuat ketimpangan antara jemaat yang lama dengan yang
baru, terutama untuk generasi tua dan generasi muda, sehingga kesan yang
ditimbulkan adalah dalam tubuh jemaat sendiri terpilah-pilah menjadi kelompok-
kelompok dan tidak ada kesan kesatuan. Keadaan gereja juga dibingungkan
dengan mau dibawa kearah mana gereja saat ini, ingin kearah yang lebih modern
atau masih tetap kepada kondisi lama. Untuk saat ini gereja masih bersifat
konvensional yaitu masih tetap berpegang kepada sistem yang lama dan kuno
2.6. Data Visual Gereja GPdI Elohim Sidoarjo
2.6.1. Data Visual Gedung Gereja
Gambar 2.11 Gambar 2.12
Suasana ibadah Gedung gereja tampak depan
Gambar 2.13
Gereja tampak samping
Universitas Kristen Petra
41
Gambar 2.14
Ruang musik
Gambar 2.15
Gedung gereja tampak dalam
Gambar 2.16
Gedung gereja tampak dalam
Universitas Kristen Petra
42
Gambar 2.17
Kantor
Gambar 2.18
Tampak dari jalan raya
Gambar 2.19
Ruang Mixer
Universitas Kristen Petra
43
Gambar 2.20
Peralatan Mixer
2.6.2. Corporate Identity Lama
Gambar 2.21
Amplop surat
Gambar 2.22
Warta Jemaat
Universitas Kristen Petra
44
Gambar 2.23 Gambar 2.24
Surat Baptis Surat Penyerahan Anak
Gambar 2.25
Surat Pernikahan