2. Fisiologi Kulit

3
FISIOLOGI KULIT Pembuluh darah di dalam kulit memfasilitasi pengaturan suhu tubuh dan transfer nutrisi dan produk darah lainnya, dan jumlah aliran darah secara langsung berkaitan dengan tekanan dan aliran arteriolar. Spingter prekapiler mengontrol jumlah aliran nutrisi darah ke kulit, dan spingter ini berdilatasi ketika hipoksemia lokal. Spingter preshunt, lokasinya lebih dalam pada jaringan subkutaneus, diregulasi oleh sistem nervus simpatik, menyebabkan perubahan aliran darah yang berdampak padatemperatur tubuh dan tekanan darah sistemik. Vasodilatasi juga dapat terjadi karena peningkatan suhu tubuh, melalui pengeluaran lokal asetilkolin oleh serabut saraf simpatik. Revaskularisasi merupakan proses kompleks yang diinisiasi setelah adanya luka kutaneus atau transfer jaringan. Stimulus angiogenik memicu vasodilatasi dengan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini diikuti oleh dilusi membran basemen oleh protease, memungkinkan sel endotel bermigrasi dari dinding vaskular menuju stimulus angiogenik. Kapiler sekitarnya beranastomosis satu dengan yang lainnya, membentuk loop. Pembuluh darah akhirnya berdifferensiasi untuk mengisi membran basemen dengan kolagen tipe IV, laminin, dan proteoglikan. Beberapa kapiler bersatu dengan pembuluh darah yang sudah ada (inoskulasi), sedangkan yang lain tumbuh secara langsung di dalam flap (neovaskularisasi). Tingkat pertumbuhan sekitar 0,2 mm/hari, dan regresi dari lengkung kapiler terjadi ketika stimulus berhenti setelah suplai vaskular yang adekuat ke flap cukup. Revaskularisasi adekuat untuk pelepasan flap pedicle dapat terjadi paling cepat 7 hari, namun menunggu sampai 3 minggu biasanya direkomendasikan. Aliran vena penting, dan oklusi vena dapat lebih merusak jaringan dibandingkan dengan suplai arteri yang adekuat. Aliran vena umumnya melalui pleksus subdermal atau melalui kanal vena yang bersamaan dengan arteri di dalam flap. Drainase limpatik kutaneus juga diinterupsi oleh elevasi jaringan, dan peningkatan tekanan cairan interstitial dapat

description

kulit

Transcript of 2. Fisiologi Kulit

Page 1: 2. Fisiologi Kulit

FISIOLOGI KULIT

Pembuluh darah di dalam kulit memfasilitasi pengaturan suhu tubuh dan transfer nutrisi dan produk darah lainnya, dan jumlah aliran darah secara langsung berkaitan dengan tekanan dan aliran arteriolar. Spingter prekapiler mengontrol jumlah aliran nutrisi darah ke kulit, dan spingter ini berdilatasi ketika hipoksemia lokal. Spingter preshunt, lokasinya lebih dalam pada jaringan subkutaneus, diregulasi oleh sistem nervus simpatik, menyebabkan perubahan aliran darah yang berdampak padatemperatur tubuh dan tekanan darah sistemik. Vasodilatasi juga dapat terjadi karena peningkatan suhu tubuh, melalui pengeluaran lokal asetilkolin oleh serabut saraf simpatik.

Revaskularisasi merupakan proses kompleks yang diinisiasi setelah adanya luka kutaneus atau transfer jaringan. Stimulus angiogenik memicu vasodilatasi dengan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini diikuti oleh dilusi membran basemen oleh protease, memungkinkan sel endotel bermigrasi dari dinding vaskular menuju stimulus angiogenik. Kapiler sekitarnya beranastomosis satu dengan yang lainnya, membentuk loop. Pembuluh darah akhirnya berdifferensiasi untuk mengisi membran basemen dengan kolagen tipe IV, laminin, dan proteoglikan. Beberapa kapiler bersatu dengan pembuluh darah yang sudah ada (inoskulasi), sedangkan yang lain tumbuh secara langsung di dalam flap (neovaskularisasi). Tingkat pertumbuhan sekitar 0,2 mm/hari, dan regresi dari lengkung kapiler terjadi ketika stimulus berhenti setelah suplai vaskular yang adekuat ke flap cukup. Revaskularisasi adekuat untuk pelepasan flap pedicle dapat terjadi paling cepat 7 hari, namun menunggu sampai 3 minggu biasanya direkomendasikan.

Aliran vena penting, dan oklusi vena dapat lebih merusak jaringan dibandingkan dengan suplai arteri yang adekuat. Aliran vena umumnya melalui pleksus subdermal atau melalui kanal vena yang bersamaan dengan arteri di dalam flap. Drainase limpatik kutaneus juga diinterupsi oleh elevasi jaringan, dan peningkatan tekanan cairan interstitial dapat memengaruhi perfusi kapiler. Putusnya saraf simpatik memicu pada vasokontriksi melalui pelepasan norepineprin dan radikal bebas oksigen, tetapi deplesi neurotransmitter dalam 24-48 jam memungkinkan perbaikan aliran darah.

Penundaan flap kutaneus diperkirakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup flap pada akhit transfer. Beberapa teori digunakan untuk menjelaskan manfaat penundaan termasuk memperbaiki asupan darah setelah pulih dari hiperadrenergik state yang diinduksi oleh denervasi simpatik, dan dilatasi permanen dan irreversibel pembuluh darah “choke: melalui hiperplasia dan hipertrofi. Baik merokok tembakau maupun radiasi telah menunjukkan menurunnya efek pada kelangsungan hidup flp, dan penundaan flap regional dipertimbangkan pada pasien ini.

ANALISIS DEFEK DAN PERSIAPAN

Analsis defek wajah melibatkan perbedaan kedalaman luka, warna dan tekstur dari kulit yang hilang, tingkat unit estetik yang terlibat dan daerah wajah yang berdekatan. Di samping itu,

Page 2: 2. Fisiologi Kulit

defek diperiksa untuk setiap jaringan lunak yang hilang, struktur pendukung, atau lapisan. Ketebalan, tekstur, dan mobilitas dari kulit wajah yang tersisa diperiksa secara hati-hati; selanjutnya, setiap masalah medis, sosial, dan psikologi yang melibatkan pasien harus dipertimbangkan. Akhirnya, yang terpenting untuk rekonstruksi wajaha adalah penilaian dan pengobatan yang tepat dari berbagai kekurangan fungsional yang ada (misalnya, obstuksi nasal, malposisi kelopak mata, inkompeten oral)

Defek wajah terkadang melibatkan area multipel dari wajah. Ketika merencanakan pilihan rekonstruksi, akan sangat bermanfaat membatasi pembagian antara daerah utama wajah dan sekitarnya seperti defek yang melibatkan regio multipel wajah diperbaiki dengan metode terpisah menangani setiap regio. Berdasarkan prinsip ini menempatkan bekas luka sepanjang garis yang memisahkan regio estetika, membantu menjaga kontur alami wajah.

Dalam setiap regio, unit estetik seseorang harus diidentifikasi. Unit estetik didasari pada berbagai ketebalan kulit dan teksture, sebagaimana variasi kontur yang dibuat kerangka wajah yang mendasari. Perbaikan defek wajah yang optimal mungkin butuh reposisi kulit dan jaringan lunak dalam unit estetik yang terlibat, dengan demikian memungkinkan bekas luka berada dalam zona transisi antara unit yang berdekatan. Ditambah lagi, defek kecil mungkin dilebarkan untuk memfasilitasi perbaikan seluruh unit estetik dengan metode perbaikan single.