2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

download 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

of 40

Transcript of 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    1/40

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    2/40

    Pembina &PenanggungJawab:Kepala Balai Besar Taman NasionalTeluk CenderawasihPengarah/Editor:Yohanes Cahyo D.H., S.HutPimpinanRedaksi:Astriet Y. Manangkoda, S.IKStaff Redaksi:Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.Si., Rini Purwanti, S.Si.,Muhibuddin Danan Jaya, A.MdLayout :Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.SiDesainCover :Muhibbuddin Danan Jaya, A.MdSumber Gambar :Dokumentasi TNTC

    Buletin Tritonis (Tanggap, Realistis, Informatif

    dan inspiratif)

    Merupakan media informasi dan komunikasi kon-servasi untuk menyebarluaskan informasi konservasisumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secaraumum, pengelolaan-pengelolaan sumberdaya alamhayati dan ekosistemnya serta pengembangan ka-wasan konservasi Taman Nasional TelukCenderawasih.

    Alamat RedaksiBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    Jln. Essau Sesa-Sowi GunungManokwari-Papua BaratTelp : (0986)212303Fax : (0986)214719E-mail : [email protected]

    B u l e t i n t r i t o n i s , e d i s i I I A g u s t u s 2 0 1 1

    B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h

    S u r a t d a r i R e d a k s i

    Dalam bekerja pegawai dituntut untuk bekerja secaraprofesional dan bertanggung jawab. Salah satukewajiban sebagai abdi negara adalah melakukansumpah/janji PNS. Sumpah/janji yang telah diucapkandapat diwujudkan dalam bekerja dan dalam kehidupansehari-hari. Pada bulan Agustus, Bangsa Indonesiamerayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-66. Semogadengan semangat para pahlawan yang telah memper-

    juangkan kemerdekaan bangsa, kita bisa mene-ladaninya. Semangat para pahlawan ini bisa kita ap-likasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya da-lam menunaikan tugas baik di kantor maupun di lapan-gan.Bulan Agustus ini pula,umat muslim menunaikan Iba-dah puasa di bulan Ramadhan. Di tengah menunaikanibadah puasa, kita dituntut untuk tetap semangat da-lam melaksanakan tugas yang diemban.Dengan semangat kemerdekaan dan ramadhan yangselaras dengan semangat rimbawan, kita bertekad un-tuk mewujudkan visi Kementerian Kehutanan, yaituHutan Lestari untuk Kesejahteraan masyarakat yangberkeadilan dan mendorong kita untuk tetap maju da-lam menatap masa depan bangsa.Semoga menu pada Edisi II Buletin Tritonis ini ber-

    Liputan

    Workshop dan Training MonitoringHiu Paus (Whale Shark).

    Sumpah yang Diharapkan BukanHanya Sekedar Sumpah.

    Desain Tapak Sebagai AwalPengambangan pengelolaan Pari-wisata alam dalam kawasan Kon-servasi.

    Sosialisasi Zonasi Taman nasionalTeluk Cenderawasih di Wasior.

    Menanamkan Semangat Konservasi

    3

    Artikel Cerita Lain dalam Kegiatan Survei

    Sosial Ekonomi Masyarakat di BPTNWilayah III Ransiki.

    Kontroversi Karbon di Laut

    16

    BiodiversityMarine Deadliest Creature34

    Berita Gambar20Dari Lapangan

    Keberadaan Jenis Kima

    (Tridacnidae) di perairan Pulau Nu-tabari, Kawasan TNTC.

    Survei Populasi Hiu Paus (WhaleShark) di Perairan Kwatisore.

    Kesederhanaan Bina Cinta Alam diAisandami.

    22Kemitraan

    Survei Sosial Ekonomi Masyarakatdi Kampung Yende dan kampungSyabes (Kerjasama BBTNTC dengan

    WWF-Indonesia).

    31

    D a f t a r I s i

    Serba-serbiKenali Tanda Segitiga dalam KemasanPlastik.37

    S U S U N A N R E D A K S I

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    3/40

    memberikan pemahaman akan arti penting perlin-

    dungan keberadaan Whale Shark di wilayah Papua

    dan khususnya di Kabupaten Nabire, serta mening-

    katkan peran serta masyarakat dalam upaya kon-

    servasi Whale Shark/ Hiu Paus. Workshop dan

    Training Monitoring Whale Shark ini dihadiri oleh

    Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lin-

    dung; Direktur Pengembangan Jasa Lingkungan

    Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung; serta Bio-

    ekologi Whale shark, Metode photo ID oleh Dr.

    Brent Stewart (Pakar Whale Shark dari Amerika

    Potensi sumber daya alam hayati dan

    ekosistem dalam Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih sangatlah tinggi. Hal ini tam-

    pak dengan masih dapat ditemuinya beberapa sat-

    wa dilindungi seperti penyu sisik (Eretmochelys im-

    bricata), penyu hijau Chelonia mydas), penyu lekang

    (Lephidochelys olivacea), duyung (Dugong dugon),

    beberapa jenis lumba-lumba (Dolphinidae), serta

    Hiu Paus (Whale shark) di dalam kawasan yang be-

    rada pada dua provinsi (Papua dan Papua Barat).

    Keberadaan Hiu Paus di kawasan TNTC merupakan

    fenomena yang menarik untuk dikaji lebih lanjut,

    mengingat perilaku jenis ikan hiu terbesar di dunia

    ini, seringkali ditemukan melakukan migrasi di

    sepanjang kehidupannya. Namun sebaliknya, ka-

    wanan hiu paus di TNTC dapat ditemukan sepan-

    jang tahun di sekitar Tanjung Kwatisore, yang meru-

    pakan Zona Tradisonal Taman Nasional TelukCenderawasih.

    Kegiatan Workshop dan Training Monitoring

    Whale Shark/Hiu Paus diselenggarakan untuk

    P a g e 3E d i s i i i A g u s t u s 2 0 1 1

    W o r k s h o p d a n T r a i n i n g M o n i t o r i n gH i u P a u s ( W h a l e S h a r k )

    L I P U T A N

    Peran serta semua pihak dalam

    perlindungan keberadaan Whale Shark Sumaryono, S.Hut*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    4/40

    Whale Shark/Hiu Paus, para ahli telah memprediksi

    dan mengamati kegiatan yang akan menjadi an-

    caman terhadap keberadaan Whale Shark, antara

    lain : pengeboman ikan, penggunaan jaring ikan

    yang tidak ramah lingkungan, rencana kegiatanekplorasi migas, maraknya pembangunan dan be-

    lum adanya sistem pengaturan bagan ikan, alur

    pelayaran di wilayah perairan habitat hiu paus, kon-

    versi hutan bakau, kerusakan ekosistem padang

    lamun dan ekosistem terumbu karang. Semua ak-

    tivitas tersebut sedikit banyak akan memberikan

    pengaruh negatif terhadap keberadaan hidup paus

    (Whale Shark).

    Berbagai kegiatan tersebut di atas tentunya me-

    merlukan suatu upaya pengawasan yang cepat dan

    terpadu oleh semua pihak, sehingga kelestarian

    sumber daya alam laut yang ada dapat terjaga. Sa-

    lah satu upaya dalam rangka konservasi hiu paus

    (Whale Shark) adalah melakukan monitoring ten-

    tang keberadaan, populasi dan kesehatan Whale

    Shark yang ada.

    Dari kegiatan ini, dihasilkan beberapa rekomen-dasi antara lain:

    1. Spesies Hiu Paus (Whale Shark) di Taman Na-

    sional Teluk Cenderawasih merupakan spesies

    kharismatik yang langka, sehingga perlu dil-

    akukan penelitian lebih lanjut tentang ekologi,

    biologi dan perilaku Hiu Paus serta monitoring

    populasi dan habitatnya di Taman Nasional Te-

    luk Cendrawasih dalam rangka pengembangan

    kebijakan konservasi jenis Hiu Paus.

    2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih satu pertiga

    wilayahnya terdapat di Kabupaten Nabire, yang

    menjadi habitat penting bagi siklus hidup Hiu

    Paus perlu dilakukan pengamanan kawasan dan

    monitoring terhadap kegiatan di kawasan TNTC

    3. Adanya potensi pemanfaatan Hiu Paus sebagai

    asset pariwisata, sehingga perlu kajian manfaat

    ekonomi dari konservasi Hiu Paus di Taman Na-sional Teluk Cendrawasih, melalui:

    Pencanangan Hiu Paus sebagai icon

    sekaligus potensi ODTWA baru ecotourism

    Serikat). Workshop dan Training Monitoring Whale

    Shark (Hiu Paus) ini dihadiri oleh 40 (empat puluh)

    orang dari berbagai elemen masyarakat, yaitu In-

    stansi pemerintah, Perguruan tinggi, LSM dan pe-

    rusahaan/ pengembang jasa ekowisata, LembagaMasyarakat adat dan masyarakat.

    Kegiatan Workshop dan Training monitoring

    Whale Shark ini merupakan kegiatan yang cukup

    strategis untuk mensinkronkan upaya konservasi

    jenis Whale Shark/Hiu Paus di kawasan Taman Na-

    sional Teluk Cenderawasih dengan rencana

    Pengembangan Pariwisata Alam Daerah di Kabupat-

    en Nabire, yang secara bersama-sama akan men-

    dukung pengelolaan kawasan Taman Nasional Te-

    luk Cenderawasih yang lestari dan bermanfaat bagi

    masyarakat, khususnya masyarakat di dalam dan

    sekitar kawasan.

    Terkait Upaya konservasi keanekaragaman

    hayati yang ada di TNTC, khususnya konservasi

    L I P U T A N .

    P a g e 4 B u l e t i n t r i t o n i s

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    5/40

    Cenderawasih, khususnya pengelolaan Hiu Paus

    termasuk pengawasan untuk mencegah an-

    caman terhadap populasi dan habitat Hiu Paus;

    5. Perlu adanya aturan dan regulasi yang jelas se-

    bagai komitmen bersama terkait upaya konserva-si jenis Hiu Paus & pengembangannya pariwisata

    alam, disertai dengan pembagian iuran masing-

    masing pihak.

    6. Perlu adanya suatu wadah yang mengurusi

    pengelolaan pariwisata alam untuk mengatur

    mekanisme pembagian peran masing-masing

    pihak yang terlibat, termasuk konstribusi

    manfaat sesuai yang disepakati;

    7. Perlu pengembangan pengelola ekowisata teluk

    cenderawasih (kontak person, SOP, capacity

    building, pemanduan, promosi (pemasaran dan

    administrasi keuangan)

    8. Diversifikasi obyek wisata alam seperti man-

    grove, tanam lamun, tanam pohon pantai, karang

    luas, dll ..

    9. Perlu adanya kesepakatan bersama dan sink-

    ronisasi pengawasan untuk konservasi Hiu Paus/

    Whale Shark.

    campaign serta menjadikan Teluk

    Cenderawasih menjadi tujuan wisata.

    Perlu branding ikon wisata teluk

    cenderawasih untuk tujuan ekowisata.

    Pengembangan baseline biologi/ekologi spe-

    cies Hiu Paus untuk pemanfaatan ekowisata

    sehingga tujuan perlindungan dan pengawe-

    tan dapat tercapai;

    Pengembangan aksesibilitas dan infrastruktur

    ekowisata

    Perlu keterlibatan semua pihak termasuk

    masyarakat secara terpadu dalam upaya kon-

    servasi Hiu Paus dan pemanfaatannya untukpariwisata alam melalui pengembangan ekow-

    isata berbasis masyarakat

    Pengembangan pelayanan ekowisata melalui

    peningkatan kapasitas masyarakat yang ber-

    basis budaya masyarakat lokal dalam rangka

    pemberdayaan ekonomi masyarakat

    Penciptaan iklim dan pengembangan standar

    prosedur yang menjamin keamanan dan ken-yamanan yang kondusif bagi aktifitas wisata.

    4. Perlu adanya upaya pengelolaan kolaboratif dan

    terpadu semua pihak (pemerintah, swasta,

    masyarakat, Perguruan Tinggi dan LSM) terkait

    pengelolaan Taman Nasional Teluk *)PEH Pertama pada BPTN Wi l ayah I Nabi re

    L I P U T A N .

    P a g e 5E d i s i i i A g u s t u s 2 0 1 1

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    6/40

    Papua Barat.

    Acara pengambilan sumpah/janji PNS ini

    dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2011 di Aula

    Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

    Acara diikuti oleh 110 orang Pegawai Negeri Sipil

    lingkup UPT Kementerian Kehutanan Papua Barat

    dengan rincian peserta sebagai berikut: BLK

    Manokwari 10 orang, Balai Besar Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih 44 orang, BP2HP Wilayah XVII

    Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur utama

    sumber daya manusia aparatur negara

    mempunyai peranan yang menentukan

    keberhasilan Penyelenggaraan Pemerintahan danPembangunan. Sosok Pegawai Negeri Sipil yang

    mampu memainkan peran tersebut adalah Pegawai

    Negeri Sipil yang mempunyai kompetensi yang

    diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang

    penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Negara,

    bermoral dan bermental baik, profesional, sadar

    akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik,

    serta mampu menjadi perekat persatuan dan

    kesatuan bangsa.

    Setiap Pegawai Negeri Sipil memiliki hak dan

    kewajiban. Salah satu butir kewajiban yang tertuang

    dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun

    2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah

    mengucapkan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil.

    Sebagai tindak lanjut dari peraturan pemerintah

    tersebut dan mengacu pada Undang-undang Nomor

    43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian maka BalaiBesar Taman Nasional Teluk Cenderawasih selaku

    Koordinator Wilayah menyelenggarakan upacara

    pengambilan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil

    lingkup UPT Kementerian Kehutanan Propinsi

    S u m p a h y a n g d i h a r a p k a n b u k a nh a n y a s e k e d a r s u m p a h

    Pengambilan sumpah/janji PNS

    oleh Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Sc

    L I P U T A N

    Sebuah langkah awal

    seorang pegawai negeri sipil Eko Setyawan, S.Si*)

    P a g e 6 B u l e t i n t r i t o n i s

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    7/40

    pengangkatan sumpah/janji yang telah

    dilaksanakan beliau juga mengingatkan

    beberapa hal tentang sanksi disiplin PNS

    dan larangan bagi PNS.

    Pengambilan sumpah/janji inidiharapkan bukan hanya sebagai

    formalitas belaka tetapi betul-betul janji

    dari masing-masing pegawai kepada

    Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat

    yang akan diimplementasikan

    pelaksanaannya dalam tugas sehari-hari.

    Penandatanganan berita acara sumpah/ janji PNS

    Sumpah/ J an j i P NSBahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri

    Sipil akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,

    Undang-

    undang Dasar 1945, negara dan pemerintah;Bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang

    -undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas

    kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan

    penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab; Bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi

    kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai

    negeri sipil, serta akan senantiasa mengutamakan

    kepentingan negara daripada kepentingan saya sendiri,

    seseorang atau golongan;Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang

    menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya

    rahasiakan;Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat,

    dan bersemangat untuk kepentingan negara.

    Manokwari 14 orang, SMK Kehutanan Manokwari

    11 orang, BPKH Wilayah XVII Manokwari 6 orang,

    BPK Manokwari 15 orang, BPDAS Remu Ransiki

    sebanyak 4 orang dan BBKSDA Papua Barat

    sebanyak 6 orang.

    Pengambilan sumpah/janji PNS dilakukan oleh

    Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Si (Kepala Balai Besar

    TN Teluk Cenderawasih) selaku koordinator wilayah

    UPT Kementerian Kehutanan Propinsi Papua Barat

    dengan didampingi 3 orang rohaniawan yaitu Yahya

    Thofir, S.Ag (Islam), Drs. Theo Taroreh (Kristen

    Katolik) dan Rosalina Sutha, S.Sos (KristenProtestan). Ir. Herman Remetwa (BBTNTC) dan Ir.

    Arif Nirsatmanto, M.Sc (BPK Manokwari) bertindak

    sebagai saksi dalam pengambilan sumpah ini.

    Usai pengucapan sumpah/janji PNS, dilakukan

    penandatanganan Berita Acara Sumpah/Janji

    Pegawai Negeri Sipil secara simbolis yang diwakili

    oleh 3 orang Pegawai yaitu Yunus Mangopo, Irianti,

    S.E dan Desy Ragoi, A.Pt.

    Dengan penandatanganan berita acara tersebut

    maka secara resmi Pegawai Negeri Sipil lingkup UPT

    Kementerian Kehutanan Propinsi Papua Barat telah

    diangkat sumpah/janjinya. Dalam sambutannya,

    Koordinator UPT Kementerian Kehutanan selaku

    pengambil sumpah menyatakan bahwa

    pengangkatan sumpah/janji PNS merupakan syarat

    mutlak dan kewajiban seseorang untuk menjadi

    Pegawai Negeri Sipil. Sumpah/janji PNS ini menjadi

    langkah awal seorang Pegawai Negeri Sipil dalam

    menjalankan tugas kedinasan dan tugas-tugas lain

    selaku pelayan masyarakat, negara dan bangsa.

    Disamping mengucapkan selamat atas

    Pemberian ucapan selamat

    kepada PNS yang telah disumpah

    *) Cal on PEH pada BPTN Wi l ayah I I Wasi or

    L I P U T A N .

    P a g e 7E d i s i I I A g u s t u s 2 0 1 1

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    8/40

    (fungsional PEH dan POLHUT).

    Sosialisasi dilakukan dengan

    metode ceramah dan diskusi.

    Dalam kesempatan itu Ibu Elny

    menyampaikan materi tentang

    Pedoman Penyusunan Desain

    Tapak Pengelolaan Pariwisata

    Alam di Suaka Margasatwa,

    Taman Nasional, Taman Hutan

    Raya, dan Taman Wisata Alam

    serta Rancangan Peraturan Men-

    teri Kehutanan tentang Pengu-

    sahaan Pariwisata Alam di Suaka

    Margasatwa, Taman Nasional,

    Taman Hutan Raya, dan Taman

    Wisata Alam.Penyusunan Desain Tapak

    Pengelolaan Pariwisata Alam di

    Suaka Margasatwa, Taman Na-

    sional, Taman Hutan Raya dan

    Taman Wisata Alam berpedoman

    pada Pasal 3 ayat 3 Peraturan

    Menteri Kehutanan No. P.48/

    Menhut-II/2010 tentang Pengu-

    sahaan pariwisata Alam di Suaka

    Margasatwa, Taman nasional,

    Taman Hutan Raya dan Taman

    Wisata Alam. Desain Tapak

    merupakan pembagian ruang

    pengelolaan pariwisata alam di

    zona/blok pemanfaatan dan

    zona/blok perlindungan/rimba/

    bahari yang diperuntukkan bagi

    ruang publik dan ruang usaha

    penyediaan jasa/sarana

    pariwisata alam. Penyusunandesain Tapak ini dilakukan oleh

    suatu tim kerja yang dibentuk

    oleh Kepala Unit Pelaksana

    Teknis.

    Hari Jumat tanggal 08 Juli

    2011 terdapat

    kesibukan berbeda dari

    hari-hari biasanya di Balai Besar

    Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih. Dua orang staff

    Direktorat Pemanfaatan Jasa

    Lingkungan Kawasan Konservasi

    dan Hutan Lindung yaitu Ir. Elny,

    MM dan Sri Winarti mengadakan

    kunjungan di BBTNTC. Maksud

    kunjungan ini adalah pemaparan

    atau sosialisasi Desain Tapak dan

    usaha pemanfaatan pariwisata

    alam di kawasan konservasi.

    Pertemuan yang Bertempat diruang perpustakaan Balai Besar

    TN Teluk Cenderawasih

    Sosialisasi ini dihadiri oleh sekitar

    20 orang pegawai BBTNTC

    D e s a i n T a p a k S e b a g a i A w a lP e n g e m b a n g a n P e n g e l o l a a n P a r i w i s a t a

    A l a m D a l a m k a w a s a n K o n s e r v a s i

    L I P U T A N

    Mulyadi

    P a g e 8 B u l e t i n t r i t o n i s

    Pengelolaan pariwisata alam dalam kawasan konservasi

    sesuai kaidah, prinsip dan fungsi konservasi alam Eko Setyawan, S.Si*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    9/40

    P a g e 9E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    L I P U T A N .

    usaha pengelolaan pariwisata

    alam di kawasan konservasi.

    Penjelasan yang diberikan

    mencakup pelaku usaha, jenisusaha dan areal usaha pariwisata

    alam, alur/mekanisme pengajuan

    ijin usaha maupun persyaratan

    dalam pengajuan ijin usaha

    pariwisata alam.

    Dengan adanya pemaparan ini

    diharapkan segera tersusun

    sebuah desain pengusahaan

    pariwisata alam di TamanNasional Teluk Cenderawasih

    sehingga semakin banyak

    wisatawan baik dalam negeri

    maupun manca negara yang

    datang.

    Dengan penyusunan desain

    tapak diharapkan akan terwujudtata ruang pengelolaan pariwisata

    alam di zona/blok pemanfaatan

    dan zona /blok perlindungan/

    rimba/bahari yang diperuntukkan

    bagi ruang publik dan ruangusaha penyediaan jasa/saranapariwisata alam yang tetap

    memperhatikan keserasian dan

    keharmonisannya denganlingkungan alam dalam suaka

    margasatwa, taman nasional,

    taman hutan raya, dan taman

    wisata alam. Desain tapak yang

    dihasilkan harus tetap

    memperhatikan kaidah, prinsip

    dan fungsi konservasi alam di

    masing-masing lokasi target (SM,

    TN, THR dan TWA).

    Disamping penjelasan tentang

    Desain Tapak, pada kesempatan

    itu juga dipaparkan tentang ijin

    Suasana Penyampaian Materi Oleh Ir. Elny, M.M.

    Eko Setyawan

    *)Cal on PEH pada

    BPTN Wi l ayah I I Wasi or

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    10/40

    P a g e 1 0 B u l e t i n t r i t o n i s

    S o s i a l i s a s i Z o n a s i T a m a nN a s i o n a l T e l u k C e n d e r a w a s i h

    d i W a s i o r

    L I P U T A N

    kegiatan sosialisasi zonasi ini,

    harapannya bisa menekan ter-jadinya pelanggaran karena ku-

    rangnya informasi berkaitan

    pengaturan ruang (zonasi) dida-

    lam kawsan TNTC.

    Maksud kegiatan sosialisasi

    yang akan dilaksanakan adalah

    menyampaikan informasi tentang

    zonasi TNTC yang telah ditetap-

    kan agar berfungsi secara efektif

    sesuai zona yang telah ditetap-

    kan. Sedangkan tujuannya adalah

    1) Menyamakan persepsi dan visi

    Balai Besar TNTC dengan Peme-

    rintah Daerah Kabupaten Teluk

    Wondama, Pihak swasta maupun

    masyarakat dalam upaya perlin-

    dungan dan pemanfaatan kawa-san TNTC berdasarkan Zonasi

    yang ada. 2) Membangun

    komitmen bersama dan

    meningkatkan peran serta

    Pemerintah Daerah Kabupaten

    Teluk Wondama, Pihak swastamaupun masyarakat dalam

    melakukan pengelolaan dan

    pengembangan kawasan

    konservasi TNTC.

    Kegiatan Sosialisasi Zonasi

    TNTC dilaksanakan di komplek

    perkantoran Rasiei, Kabupaten

    Teluk Wondama. Beberapa in-

    stansi dan stakeholder diundang

    dalam kegiatan ini, yang terdiri

    dari perwakilan pemerintah dae-

    rah, pihak swasta, maupun ne-

    layan lokal sebagai perwakilan

    masyarakat yang tinggal di dalam

    kawasan TNTC.

    Program Jangka Panjang Pem-bangunan Kabupaten Teluk Won-dama

    Dalam kegiatan sosialisasi

    zonasi ini pihak Pemerintah Dae-

    Dalam menunjang pengel-

    olaan Taman NasionalTeluk Cenderawasih

    (TNTC), telah disusun zonasi TNTC

    yang berfungsi sebagai aturan

    pengelolaan tata ruang didalam

    kawasan, sehingga peruntukan

    dan pemanfaatan kawasan bisa

    tepat sasaran dan menunjang

    pelestarian kawasan. Pada tang-

    gal 15 Juli 2009 telah ditetapkan

    Zonasi TNTC oleh Direktur Jen-

    deral PHKA dengan SK Nomor

    121/ IV-KK/2009. Dengan dis-

    yahkannya Zonasi TNTC, maka

    perlu dilakukan kegiatan sosial-

    isasi kepada Stakholder terkait

    yang sama-sama memiliki kepen-

    ingan terhadap kawasan TNTC,

    baik dari Pemerintah Daerah Ka-

    bupaten Teluk Wondama, Pihak

    swasta maupun perwakilan dari

    masyarakat. Dengan adanya

    Pengelolaan kawasan dengan sistem

    zonasi pun perlu disosialisasikan Muhibbuddin Danan Jaya, A.Md*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    11/40

    P a g e 1 1E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    L I P U T A N .

    keaslian dan ke-

    lestarian ling-

    kungan yang

    ada, dimana

    hampir 90% wila-

    yah administra-

    tive Kabupaten

    Teluk Wondama

    berada dalam

    kawasan TNTC,

    program pem-

    bangunan jangka panjang kabu-

    paten lebih menekankan ter-

    hadap kelestarian kawasan.Pemerintah pun menyadari untuk

    menunjang peningkatan kunjun-

    gan pariwisata di daerahnya,

    maka aspek kelestarian kawasan

    menjadi prioritas utama dan har-

    ga mati. Alam Papua adalah

    alam yang masih asli, dimana

    sudah sulit ditemui kondisi alam

    yang masih asli di daerah lain.Jika karunia Tuhan ini tidak kita

    jaga, maka dalam jangka waktu

    yang tidak terlalu lama alam kita

    akan rusak juga seperti daeerah

    lain

    Pengembangan kawasan dan

    perekonomian masyarakat di Ka-

    bupaten Teluk Wondama lebih

    ditekankan pada sektor pengem-

    bangan pariwisata Bahari, karena

    wilayah kabupaten Teluk Wonda-

    ma sebagian besar berupa pesisir

    pantai dan pulau-pulau kecil yang

    berada didalam kawasan TNTC.

    Pengembangan pariwisata akan

    berjalan secara optimal jika

    didukung dengan adanya trans-

    portasi yang terjangkau dan regu-

    lar, sehingga dapat menunjang

    mobilitas wisatawan dari kota

    menuju lokasi objek-objek wisata

    yang ada, pemerintah daerah

    memegang peranan yang sangat

    vital untuk mengembangkan pari-

    wisata.

    Dalam perencanaan pem-bangunan jangka panjang,

    pemerintah kabupaten Teluk

    Wondama merencanakan bebera-

    pa pusat kegiatan, sehingga pela-

    yanan dan aktifitas masyarakat

    tidak tersentral di kota Rasiei sa-

    ja, melainkan bisa terlayani di

    beberapa pusat kegiatan yang

    berada di beberapa daerah.Dengan adanya pusat-pusat

    kegiatan yang dibangun di dae-

    rah, dapat menggerakkan roda

    perekonomian di daerah-daerah

    dan mengurangi kesenjangan

    pembangunan antara ibukota

    kabupaten dengan ibukota-

    ibukota distrik. Mengingat sarana

    transportasi yang digunakanmasyarakat saat ini lebih banyak

    mengandalkan sarana trans-

    portasi laut dengan biaya yang

    cukup tinggi, diharapkan dengan

    dibangunnya pusar-pusat

    kegiatan di beberapa distrik

    dapat menekan biaya trans-

    portasi yang dikeluarkan oleh

    masyarakat. Dengan adanya sara-

    na transportasi yang layak dan

    regular, akan memberikan efek

    positif terhadap ke tersediaan

    fasilitas penunjang lainnya.

    Selain membangun pusat-

    pusat kegiatan, program

    pemerintah daerah Kabupaten

    Teluk Wondama membangun tigasektor utama, yaitu pem-

    bangunan jaringan Listrik dengan

    energy alternative, pembangunan

    sarana komunikasi dan pem-

    rah yang diwakili dari

    BAPPEDA memaparkan rencana

    tata ruang pembangunan kabu-paten, dalam jangka waktu 20

    tahun, yaitu dari tahun 2006-

    2025 mendatang. Dalam pem-

    aparannya, menunjukkan dalam

    penyusunan RTRW Kabupaten

    Teluk wondaman sudah memper-

    timbangkan keberadaan Kawa-

    san TNTC, dimana kurang lebih

    2/3 luas kawasan TNTC masukkedalam kawasan administratif

    Kabupaten Teluk Wondama. Hal

    ini bisa dilihat dalam Visi Pem-

    bangunan Kabupaten Teluk Won-

    dama: Terwujudnya Kabupaten

    Teluk Wondama Sebagai Pusat

    Pariwisata Bahari yang

    berwawasan lingkungan menuju

    masyarakat yang sejahtera lahirdan batin, mandiri serta

    beriman. Hal ini senada dengan

    Visi Pengelolaan kawasan TNTC:

    Terwujudnya kawasan TN. Teluk

    Cenderawasih yang lestari

    berdasarkan kearifan lokal guna

    peningkatan kesejahteraan

    masyarakat di dalam dan sekitar

    kawasan.

    Seiring dengan komitmen

    Pemerintah Daerah Kabupaten

    Teluk Wondama untuk menjaga

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    12/40

    L I P U T A N .

    beberapa daerah yang

    memiliki potensi pari-

    wisata, sehingga bisa

    lebih optimal pengem-

    bangan pariwisatanya.

    Dari pemaparan materi

    dan hasil diskusi yang

    berkembang dalam

    kegiatan-kegiatan so-

    sialisasi Zonasi TNTC

    tersebut dapat disimpulkan se-

    bagai berikut:

    bangunan sarana transportasi.

    Dengan adanya tiga pilar pem-

    bangunan diatas, perkembangan

    daerah serta pelayanan jasa ter-hadap wisatawan bisa terlayani

    secara optimal.

    Program pembangunan listrik

    antara lain dengan meggunakan

    teknologi Mikro Hidro untuk dae-

    rah dengan ketrsediaan aliran air

    yang melimpah maupun pengem-

    bangan listrik system solar-sel

    terpusat. Pengembangan saranatransportasi dilakukan dengan

    membangun jalan darat yang

    menghubungkan beberapa dae-

    rah yang berada di tanah besar.

    Dengan adanya jalan darat

    menekan biaya transportasi yang

    dikeluarkan, sehingga perjalanan

    yang ditempuh bisa lebih

    ekonomis dan efisien. Selain itu

    Pemda berusaha untuk menye-

    diakan sarana transportasi laut

    regular yang menghubungkan

    1. Pemerintah Daerah kabupaten

    Teluk Wondama Sudah mem-

    iliki Rencana Tata Ruang dan

    Wilayah (RTRW) Kaupaten

    sejak tahun 2007.

    2. Dalam RTRW Kabupaten Teluk

    Wondama, rencana pem-

    bangunan daerah-daerah

    yang saat ini masih terisolir

    dengan membangun pusat-

    pusat Pelayanan Daerah.

    3. Dari Pembangunan Daerah di

    Kabupaten Teluk Wondama

    lebih ditekankan pada pem-bangunan sektor Pariwisata.

    4. Fungsi pembagian Zonasi Ta-

    man Nasional untuk dapat

    mengakomodir semua

    kepentingan di dalam

    kawasan tanpa meninggalkan

    fungsi konservasi di dalam

    kawasan TN. TelukCenderawasih serta untuk

    mewujudkan visi Terwujudnya

    kawasan TNTC yang lestari

    berdasarkan kearifan lokal

    g u n a p e n i n g k a t a n

    kesejahteraan masyarakat di

    dalam dan sekitar kawasan.

    5. paparan yang didampaikan

    dari Bappeda dan BBTNTC,sudah adanya komitmen anta-

    ra pemda dengan pihak

    pengelola kawasan TNTC.

    6. Dengan pemahaman yang

    dimiliki oleh peserta, diharap-

    kan akan terjadi peningkatan

    keamanan kawasan.

    Saran-Saran1. Dari pelaksanaan kegiatan

    Sosialisasi Zonasi ini dapat

    P a g e 1 2 B u l e t i n t r i t o n i s

    *)Cal on Penyul uh pada BBTNTC

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    13/40

    P a g e 1 3E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    L I P U T A N

    ini merupakan salah satu langkah untuk mengakti-

    vasi kelompok-kelompok pecinta alam di Manokwari

    gar menjadi lebih produktif melakukan konservasi.

    Kepala Balai Besar TNTC, Ir. Djati Witjaksono

    Hadi, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan

    tentang urgensi keberadaan Kelompok Pecinta

    Alam. Beliau juga mengharapkan KPA yang ada

    dapat ikut serta dalam lomba-lomba tingkat nasion-

    al dan dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

    yang bermanfaat bagi masyarakat.

    Dalam kegiatan ini disampaikan beberapa mate-

    ri mengenai BBTNTC, konservasi dan dasar-dasarkepecintaalaman. Di akhir kegiatan, dilakukan pem-

    bentukan Forum Kelompok Pecinta Alam yang di-

    harapkan akan memfasilitasi semua Kelompok

    Dalam rangka memperingati Hari Konservasi

    Alam Nasional tanggal 10 Agustus 2011,

    maka Balai Besar Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih mengadakan serangkaian kegiatanyaitu pembinaan Kelompok Pecinta Alam dan

    pameran konservasi.

    Pembinaan Kelompok Pecinta Alam

    Kegiatan pembinaan Kelompok Pecinta Alam

    yang diselenggarakan di Balai Besar Taman Nasion-

    al Teluk Cenderawasih ini berlangsung selama 2

    (dua) hari, yaitu pada tanggal 1 dan 2 Agustus

    2011. Kegiatan pembinaan ini diikuti oleh 30 orangpeserta yang berasal dari beberapa perguruan ting-

    gi dan sekolah tinggi yang ada di Manokwari. Dalam

    laporannya, ketua panitiakegiatan pembinaan ke-

    lompok pecinta alam, Imam Setyo Hartanto, S.Hut.,

    menyampaikan bahwa generasi muda merupakan

    aset besar bangsa yang menjadi awal mula peru-

    bahan suatu bangsa. Baik dan buruknya suatu

    negara juga dapat dilihat dari kondisi generasi mu-

    danya secara keseluruhan. Kelompok pecinta alam

    merupakan suatu wadah yang dibuat oleh generasi

    muda untuk menyalurkan minat dan bakatnya

    secara positif. Ia juga mengatakan bahwa kegiatan

    M e n a n a m k a n S e m a n g a t K o n s e r v a s iS e j a k D i n i

    Suasana Kelas Saat Penyampaian Materi

    Jiwa Konservasi dalam Generasi Muda Bangsa

    Menuju Dunia yang Lestari . Lidia Tesa V.S., S.Si*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    14/40

    L I P U T A N .

    P a g e 1 4 B u l e t i n t r i t o n i s

    ga informasi yang diperoleh satu kelompok pecinta

    alam dapat ditularkan ke kelompok pecinta alam

    yang lain serta mempererat tali persaudaraan antar

    pecinta alam.

    Pameran Konservasi

    Kegiatan pameran konservasi ini dilaksanakan

    di halaman parkir BBTNTC selama 4 (empat) hari ,

    yaitu tanggal 9-12 Agustus 2011. Kegiatan

    pameran yang dihadiri oleh siswa-siswi SD, SMP

    dan SMA ini dibuka oleh Ir. Djati Witjaksono Hadi,M.Si selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih. Dalam sambutannya, beliau

    mengharapkan semoga dengan dilaksanakannya

    kegiatan ini, para siswa yang hadir dalam kegiatan

    ini dapat semakin memahami pentingnya konserva-

    si dan dapat ikut berperan dalam kegiatan kon-

    servasi, meskipun dalam kegiatan yang sangat se-

    derhana. Beliau juga mengharap agar kesadaran

    akan pentingnya konservasi dapat tertanam dalamdiri para siswa.

    Pecinta Alam yang ada di Manokwari agar terjalin

    komunikasi dan terkumpul informasi terkait

    kegiatan yang telah dan akan dilakukan oleh mas-

    ing-masing Kelompok Pecinta Alam.

    Dalam kegiatan ini, disampaikan berbagai mate-ri diantaranya pengenalan Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih, dasar-dasar konservasi, dasar-dasar

    kepecintaalaman, dan ekosistem pesisir. Materi

    mengenai dasar-dasar kepecintaalaman merupa-

    kan materi yang penting bagi setiap pecinta alam.

    Hal ini karena materi ini menyampaikan kode etik

    pecinta alam Indonesia, perlengkapan dan packing,

    ilmu medan peta kompas (IMPK), dan survival.

    Pengetahuan ini akan sangat membantu para

    pecinta alam dalam menghadapi berbagai tan-

    tangan dan ancaman yang mungkin mereka temui

    ketika berada di alam. Dengan demikian, mereka

    akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan

    dan cepat tanggap dalam menghadapi masalah.

    Lembaga Swadaya Masyarakat (WWF) turut am-

    bil bagian dalam kegiatan ini dengan memberikan

    beberapa materi, diantaranya perkembangbiakanterumbu karang, Spawning Agregation Sites

    (SPAGs), cara penangkapan ikan yang ramah ling-

    kungan dan kaitan masyarakat lokal dengan sum-

    ber daya alam.

    Pembentukan forum menjadi kegiatan puncak

    pembinaan kelompok pecinta alam sekaligus se-

    bagai awal pengembangan komunitas kelompok

    pecinta alam yang ada di Manokwari. Forum yang

    diberi nama NDON JAY yang berarti Puncak Arfak/Puncak Trikora ini memiliki susunan kepengurusan

    sebagai berikut:

    Pelindung & Pembina: Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Si

    Ketua : Ika Dwi Purnama

    Wakil Ketua : Andi Kuncoro

    Sekretaris : Syafril Hafid

    Bendahara : Belina Petiunaung

    Kepengurusan ini berlaku untuk periode 2011-

    2012 diharapkan dapat menjadi jembatan antar

    Kelompok Pecinta Alam dalam melaksanakan

    berbagai aktivitas seputar kepecintaalaman sehing-

    Foto Bersama Kelompok Pecinta Alam

    Antusiasme Siswa Mencoba Pakaian Selam

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    15/40

    P a g e 1 5E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    Ketika sejak dini anak paham bahwa alam harus

    terjaga dan terlindungi, sikap melindungi akan

    terbentuk dengan sendirinya.

    Dalam rangkaian kegiatan ini, ada sesi pem-

    utaran film bertema konservasi. Seluruh siswa san-gat antusias menyaksikan film-film tersebut. Mere-

    ka menyimak film itu dengan seksama dan di akhir

    pemutaran film, mereka mampu mengulas kembali

    dan menarik pesan konservasi yang disampaikan

    melalui film yang diputarkan.

    Di akhir acara, pihak Balai Besar TNTC mengajak

    para siswa untuk bekerjasama menjaga, melindungi

    dan memanfaatkan alam secara bijaksana. Sebagai

    pihak yang diberi amanah untuk menjaga,

    melindungi, mengawetkan dan mengatur pem-

    anfaatan SDA secara bijaksana, Balai Besar TNTC

    selalu kepanjangan tangan pemerintah memer-

    lukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat

    dalam melaksanakan tugas yang mulia ini.

    Stand yang tersedia memamerkan berbagai alat-

    alat yang dimiliki Balai Besar Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih, mulai dari peralatan pengamanan

    yang dimiliki oleh SPORC Brigade Kasuari, peralatan

    penanggulangan kebakaran, peralatan selam sam-pai peralatan untuk inventarisasi. Disamping itu,

    ditampilkan juga hasil dokumentasi berupa foto-foto

    kegiatan yang telah dilakukan oleh BBTNTC. Balai

    Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat

    juga ikut ambil bagian dalam pameran ini. Berbagai

    spesimen awetan yang menjadi sitaan turut

    dipamerkan.

    Berbagai pertanyaan terlontar dari mulut anak-

    anak. Ini apa? Itu untuk apa? Makanannyaapa?demikian sebagian pertanyaan yang mereka

    ajukan pada pegawai Balai Besar Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih. Tidak berhenti sampai di situ

    saja rasa ingin tahu mereka. Mereka juga sangat

    bersemangat ketika ditawari untuk mencoba

    peralatan selam. Dari satu stand ke stand yang lain,

    para siswa itu tampak bersemangat menanyakan

    ini dan itu.

    Sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang

    guru yang mendampingi para siswa, bahwa

    kegiatan semacam ini diperlukan selain sebagai

    sarana refreshing tetapi juga mengajak para siswa

    untuk melihat langsung apa yang mereka pelajaridari buku. J ika siswa langsung ke lapangan, mereka

    akan benar-benar tahu. Cara belajar seperti ini tidak

    membosankan, efektif, inovatif dan menyenangkan.

    L I P U T A N .

    *) Cal on PEH pada BPTN Wi l ayah I I I Ransi ki

    Antusiasme Siswa dalam Pameran

    Foto Bersama Seusai Kegiatan Pameran

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    16/40

    P a g e 1 6 B u l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L

    Karena sadar belum bisa berenang (ketika di kantor

    diminta Bu Vemmy untuk bawa jaket pelampung),

    maka jaket pelampungpun saya gunakan untuk

    keamanan diri. Sedangkan staf WWF dan

    mahasiswa dari UNIPA tidak menggunakan jaket

    pelampung. Selama perjalanan mengarungi

    perairan laut, saya cukup cemas juga dan katarekan Tim Mbak Rini jangan takut dan rileks saja.

    Setelah beberapa saat saya mulai rileks dan mulai

    menikmati perjalanan laut. Perjalanan menuju

    kampung pertama (Kampung Yomber)

    alhamdulillah aman dan lancar dengan ombak /

    gelombang laut cukup bersahabat. Perjalanan

    menuju Kampung Yomber dari Ransiki memakan

    waktu kurang lebih 6 jam (Tim berhenti sekitar 1

    jam di pulau untuk makan dan istirahat sejenak).

    Rombongan Tim tiba di Kampung Yomber pukul

    16.00 WIT dan disambut anak-anak dari Kampung

    Yomber yang sedang bermain di sekitar pantai.

    Kemudian Tim berkoordinasi dengan Kepala

    kampung Yomber mengenai tempat menginap dan

    menginformasikan maksud dan tujuan kegiatan.

    Tim tinggal di kampung Yomber kurang lebih

    selama 5 (lima) hari untuk pengambilan data.Kemudian Tim melanjutkan perjalanan ke kampung

    kedua yaitu kampung Waprak. Kampung Waprak

    dan kampung Yomber secara administrasi berada di

    Distrik Roswar. Waktu yang diperlukan untuk

    sampai di kampung waprak dari kampung Yomber

    kurang lebih 45 menit. Selama perjalanan saya

    tidak lupa memakai baju kebesaran, yaitu jaket

    pelampung. Di Kampung Waprak, Tim menginap di

    rumah dinas guru Sekolah Dasar Waprak. Dikampung ini, saya bertemu dengan seorang guru

    wanita yang punya dedikasi dan semangat yang

    tinggi untuk mengabdi di dunia pendidikan. Sekolah

    dasar ini telah memiliki sarana internet yang

    Setelah hampir 1 (satu) tahun (17 Mei 2010

    2 Mei 2011) bekerja di Balai Besar Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC)

    akhirnya pada bulan Mei 2011, saya diberi tugas ke

    lapangan dalam kegiatan Survei Sosial Ekonomi

    Masyarakat dan Monitoring Persepsi Masyarakat di

    kawasan TNTC Bidang Pengelolaan Taman Nasional

    Wilayah III Ransiki. Tim yang berangkat ke lapangan

    berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari 1 staf

    dari World Wildlife Fund (WWF), 4 mahasiswa dari

    Universitas Negeri Papua (UNIPA) dan saya.

    Perjalanan ke Ransiki dari Manokwari ditempuh

    dengan jalan darat, pada waktu berangkat ke

    Ransiki Tim melewati jalan yang berkelok

    (mengingatkanku pada jalan yang diberi julukan

    irung petruk di daerah gunung kidul, Yogyakarta)

    dan baru diperbaiki (diaspal), namun pengerjaannya

    belum selesai mungkin baru sepertiga dari target.

    Di samping kiri kanan jalan, menjulang tinggi pohon-

    pohon dan ada juga jurang. Sampai di Ransiki

    waktu sudah menunjukkan jam 8 malam, Tim tidak

    bisa langsung berangkat menuju pulau dan harusmenginap di penginapan.

    Setelah menyiapkan perbekalan dan bahan

    kegiatan untuk ke lapangan, tim berangkat dengan

    menggunakan long boat pada pukul 10.00 WIT.

    C e r i t a L a i n D a l a m K e g i a t a n S u r v e iS o s i a l E k o n o m i M a s y a r a k a td i B P T N W i l a y a h I I I R a n s i k i

    Rini Purwanti,S.Si*)

    Awal perkenalanku dengan kawasan yang menjadi

    tempatku berkarya .

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    17/40

    P a g e 1 7E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    A R T I K E L .

    selesai, Tim melanjutkan kegiatan ke Kampung

    Kaprus. Kampung Kaprus berada di rangkaian

    tanah besar Papua. Karena letaknya berada di

    rangkaian tanah besar, maka penduduknya selain

    bermatapencaharian sebagai nelayan ada juga yang

    bermatapencaharian sebagai pemburu.

    Kemudian dari Kampung Kaprus, tim

    melanjutkan perjalanan ke Kampung Yembekiri

    yang berada di Distrik Rumberpon. Kantor Distrik

    Rumperpon terletak di atas bukit, beserta Gedung

    Sekolah Menengah Pertama (SMP), Puskesmas dan

    rumah dinas bagi guru dan tenaga medis. Ada

    seorang guru yang menjelaskan bahwa karena

    sulitnya mendapatkan air bersih di bukit, makabeliau berinisiatif untuk menampung air hujan dan

    menyalurkannya ke rumah-rumah dan sekolah

    dengan memakai pipa paralon (PVC). Jadi air hujan

    ini digunakan untuk keperluan sehari-hari.

    Setelah hampir 21 (dua puluh satu) hari berada

    dalam kawasan, tim survei sosial ekonomi

    masyarakat kembali ke Ransiki dari Kampung

    Yembekiri dengan menggunakan perahu johnson.

    Pada waktu tim kembali mengarungi perairan laut,

    gelombang laut cukup besar dan membuat anggota

    tim sedikit cemas. Alhamdulillah tim tiba di Ransiki

    dengan aman dan selamat.

    memungkinkan murid-murid untuk memperoleh

    informasi yang berasal dari luar kampung bahkan

    luar negeri. Selama 3 (tiga) hari tim tinggal di

    Kampung Waprak setelah menyelesaikan

    pengambilan data. Tim melanjutkan perjalanan ke

    kampung ke-3 yaitu Kampung Yari-ari. Seperti di

    kampung sebelumnya, Tim tinggal di Kampung Yari-

    ari selama 3 (tiga) hari. Kampung Yari-ari

    merupakan kampung dengan lingkungan yang

    bersih, karena setiap hari selasa dan jumat

    diadakan kegiatan bersih kampung. Setiap akan

    mengadakan bersih kampung, Kepala Kampung

    atau aparat kampung yang ditunjuk,

    mengumumkannya dengan TOA dari rumah kerumah. Kampung Yari-ari di kelilingi pantai pasir

    putih dan di depannya terdapat 2 (dua) pulau kecil

    yang sangat indah pemandangannya. Usai

    pengambilan data, Tim melanjutkan perjalanan ke

    Kampung Isenebuai yang ditempuh dalam waktu

    kurang lebih 45 menit. Selama di Kampung

    Isenebuai, Tim menginap di Rumah Bapak Kepala

    Suku.

    Kampung Isenebuai dikelilingi oleh pantai pasirputih yang sangat indah. Di seberang Kampung

    Isenebuai terhampar hutan bakau dengan

    ekosistem yang masih bagus. Pada waktu di

    Kampung Isenebuai ini saya diajak salah satu

    mahasiswa UNIPA untuk menyeberang ke hutan

    bakau dengan menggunakan perahu katinting.

    Dalam hati saya agak takut juga soalnya tidak

    memakai jaket pelampung, namun setelah

    diyakinkan oleh mahasiswa tersebut perasaan takut

    saya sedikit berkurang. Jarak antara Kampung

    Isenebuai dengan hutan bakau sekitar 1 km.

    Setelah selesai di Kampung Isenebuai tim

    melanjutkan perjalanan ke Kampung Yomakan.

    Kampung Yomakan terkenal dengan sebutan

    kampung bom, karena seringnya terjadi

    pengeboman ikan di laut sekitar kampung ini. Tim

    tinggal di Kampung Yomakan sekitar 3 hari. Setelah

    selesai pengambilan data biasanya Tim melakukan

    pertemuan dengan masyarakat untuk melengkapi

    data-data sosial ekonomi.

    Setelah pengambilan data di Kampung Yomakan

    *) Cal on PEH pada BPTN Wi l ayah I I I Ransi ki

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    18/40

    P a g e 1 8 B u l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L

    3. alkalinitas;

    4. tekanan karbon tidak jenuh.

    Selanjutnya Dr. Edvin Aldrian juga mengutarakan

    bahwa, penyerapan karbon oleh padang lamun juga

    dapat diketahui dengan cara mengurung padang

    lamun tersebut kemudian ukur konsentrasi

    karbonnya.

    Sedangkan menghitung penyerapan karbon

    dari hutan bakau, sama dengan cara menghitung

    penyerapan karbon dari hutan daratan, mengingat

    kayu bakau merupakan kayu keras. Jika kita

    mengacu pada tulisan Center For International

    Forestry Reseach (CIFOR), untuk mendapatkan nilai

    karbon, maka hitung saja berat keringnya. Lima

    puluh persen dari berat kering pohon, itulah karbon

    yang terkandung.Dengan beberapa dasar diatas, Indonesia

    merasa yakin bisa menjual karbon di laut. Namun

    optimisme kemampuan laut Indonesia menyerap

    karbon ini sejak awal ditampik oleh sejumlah

    Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan

    seperti Penelitian Koalisi Rakyat untuk Keadilan

    Perikanan (Kiara), Jaringan Tambang (Jatam) dan

    Pusat Kajian Kelautan dan Peradaban Maritim

    (PK2PM).

    Menurut M. Riza Damanik (Sekjen Kiara), laut

    Indonesia tidak memiliki kemampuan menyerap

    karbon karena laut Indonesia merupakan laut tropis

    dan cenderung berperan sebagai sumber karbon.

    Selanjutnya, Damanik juga mengungkapkan bahwa

    hasil penelitian menyebutkan, ternyata Laut Jawa,

    Pantai Barat Sumatera (lokasi upwelling) dan

    sepanjang jalur yang memotong perairan selatan

    memasuki Selat Lombok, Selat Makassar sampai

    ke arah Laut Sulawesi berperan sebagai sumber

    karbon (carbon source), bukannya menyerap

    karbon.

    Sekilas karbon di lautMenurut GLODAP climatology, pada tahun 1990

    an laut mengandung sekitar 36.000 gigaton

    karbon, yang sebagian besar tersimpan dalam

    bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu

    senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau

    karbon-hidrogen. Karbon tersebut sangat penting

    reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini

    menjadi sangat penting, karena dapat mengontrol

    pHdi laut dan juga dapat berubah sebagai sumber

    karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan

    antara atmosfer dan lautan. Pada daerah umbalan

    (upwelling area) yang menjadi penopang

    sumberdaya ikan dan non-ikan, karbon dilepaskan

    ke atmosfer. Sebaliknya pada daerah downwelling,

    karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan.

    Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat

    terbentuk:

    CO2 + H2O H2CO3

    Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai

    sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang

    penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah

    pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini

    mengontrol perubahan yang besar pada pH:

    H2CO3 H++ HCO3

    Muncul kontroversiMenurut Dr. Edvin Aldrian, algae dan padang

    lamun mampu menyerap karbon. Hal tersebut

    diungkapkan pada World Ocean Conference (WOC)

    dan Coral Triangle Initiative (CTI) yang digelar di

    Manado-Sulawesi Utara pada tanggal 11-15 Mei

    2009. Ada empat parameter untuk mengukurkonsentrasi karbon dari padang lamun ini, yaitu:

    1. pH;

    2. nilai karbon anorganik yang terlarut di air laut

    K o n t r o v e r s i K a r b o n d i L a u t

    Erwin Kusumah Nanjaya,S.Hut*)

    Perlunya penetapan rasio penyerapan dan

    pelepasan karbon .

    http://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Downwelling&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Downwelling&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Downwelling&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/PH
  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    19/40

    P a g e 1 9E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    Perhitungan penyerapan karbon di laut hingga

    saat ini masih belum jelas, mengingat belum

    adanya konsensus dari para ilmuan, baik nasional

    maupun internasional. Selain masih kontroversi,

    soal penyerapan karbon di laut tidak hanyamenyangkut teknis penghitungan penyerapan

    karbonnya, tetapi spesies apa saja yang bisa

    dianggap menyerap karbon, atau masalah definisi

    negara dengan batasan lautnya. Kemudian

    masalah politik juga menjadi batu sandungan yang

    tidak mudah. Negara maju akan sangat sulit

    menggelontorkan dananya hanya untuk membiayai

    plankton.

    Sementara itu anggota Asia Pacific PhycologyAssociation (APPA) yang diikuti oleh pakar sumber

    daya laut dari 12 negara, Prof Dr Jana Anggadiredja

    (Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya

    Alam BPPT) juga mengatakan sulitnya mengukur

    berapa besar penyerapan karbon dari terumbu

    karang, seperti juga sulitnya mengukur penyerapan

    karbon dari algae dan padang lamun.

    Untuk memperoleh Certified of Emission

    Reduction (CER) yang dipergunakan dalam jual-beli

    karbon, terlebih dulu harus membuktikan berapa

    besar rasio penyerapan dan pelepasan karbonnya.

    Sedangkan angka penyerapan karbon dari biota

    laut sampai sekarang belum didapat dan masih

    perlu dirundingkan bersama.

    A R T I K E L .

    *) Cal on Penyul uh Kehutanan pada BPTN Wi l I Nabi re

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    20/40

    B E R I T A G A M B A RP a g e 2 0 B u l e t i n t r i t o n i s

    Kegiatan Survei Sosial Ekonomi Masyarakat (kiri), hasil kerajinan masyarakat (kanan)

    Penanaman Pohon oleh Calon Pegawai Negeri Sipil Formasi 2010

    Diskusi Pembentukan Model Desa Konservasi Bersama Masyarakat Distrik Aisandami

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    21/40

    P a g e 2 1E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    B E R I T A G A M B A R

    Pameran Konservasi

    Pembinaan Kelompok Pecinta Alam

    Peringatan Hari Ulang Tahun RI ke-66

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    22/40

    D A R I L A P A N G A NP a g e 2 2 B u l e t i n t r i t o n i s

    laut yaitu moluska,di kawasan TNTC

    ditemukan 201

    Jenis, termasuk

    d i a n t a r a n y a

    adalah Kima

    (Tridacnidae) yang

    dikenal sebagai

    kerang raksasa

    dimana sebagian

    besar spesies

    yang ada di

    seluruh dunia

    terdapat di

    p e r a i r a n

    Indonesia, dan 7

    jenis diantaranya

    terdapat dalam

    kawasan TNTC.

    Kima (giant clams) merupakan salah satu

    hewan laut yang dilindungi di seluruh dunia

    termasuk di Indonesia. Pada tahun 1987

    pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan

    Menteri Kehutanan No 12/Kpts/II/1987 yang

    diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 7

    Tahun 1999 memasukkan jenis Kima yang hidup di

    Indonesia menjadi hewan yang dilindungi, dan jenisKima tersebut juga masuk pada Appendix II CITES.

    Walaupun hewan ini dilarang untuk diambil dari

    Kawasan Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih (TNTC) yang merupakan

    Kawasan Konservasi Laut terluas di

    Indonesia dengan keanekaragaman sumberdaya

    alam di dalamnya mempunyai arti penting bagi

    upaya konservasi melalui tiga aspek yaitu 1)

    Perlindungan sistem penyangga kehidupan; 2)

    Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan

    satwa; dan, 3) Pemanfaatan secara lestari sumber

    daya alam hayati dan ekosistemnya. Upaya

    konservasi saat ini diarahkan tidak hanya untuk

    melindungi atau menjaga segala keanekaragaman

    sumberdaya alam yang ada namun juga harus

    dapat memberikan manfaat yang besar bagi

    peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di

    dalam dan sekitar kawasan konservasi dan

    tentunya di kawasan TNTC. Selain memiliki peran

    baik secara ekologi, sosial dan ekonomi bagimasyarakat di dalam dan sekitar kawasan, TNTC

    memiliki potensi jenis flora dan fauna serta

    ekosistem khas yang memiliki fungsi ekologis

    penting. Potensi fauna diantaranya adalah biota

    Survey awal keberadaan kima di pulau Nutabari

    K e b e r a d a a n j e n i s K i m a ( T r i d a c n i d a e )d i P e r a i r a n P u l a u N u t a b a r i ,

    K a w a s a n T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h

    Keberadaan populasi yang menurun di tengah

    meningkatnya eksploitasi oleh masyarakat... Sumaryono,S.Hut*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    23/40

    P a g e 2 3E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    D A R I L A P A N G A N .

    burung, seperti elang dan raja udang. Potensi

    perairan lautnya sangat kaya seperti terumbu

    karang, jenis ikan, teripang, serta memiliki pantai

    dengan pasir putih yang indah. Untuk kondisi

    terumbu karang termasuk dalam tipe terumbu

    karang datar dengan kedalaman relatif dangkal

    yang memanjang dari pesisir pantai ke arah laut

    hingga tubir dengan luas terumbu karang 18 Ha.

    KeanekaragamanKeanekaragaman jenis dapat dikatakan sebagai

    keheterogenan jenis dan merupakan ciri khas

    struktur komunitas. Indeks keanekaragaman pada

    suatu kawasan menggambarkan adanya kekayaan

    jenis di kawasan tersebut. Nilai keanekaragamantergantung variasi jumlah individu tiap jenis yang

    didapatkan, sehingga makin kecil jumlah jenis dan

    variasi jumlah individu tiap jenis, maka

    keanekaragaman suatu ekosistem akan semakin

    kecil, demikian juga sebaliknya.

    Dari Tabel 1 terlihat bahwa kisaran indeks

    keanekaragaman tertinggi pada transek IV yaitu

    0,9911, kemudian terendah pada transek

    pengamatan VI dengan nilai 0,5983. Namun secara

    keseluruhan nilai indeks keanekaragaman jenis

    Kima (Tridacnidae) di perairan Pulau Nutabari

    dikatakan masih rendah.

    Kepadatan JenisKepadatan jenis merupakan jumlah individu

    perunit area (luas) pengamatan. Berdasarkan hasil

    analisis maka diperoleh kepadatan jenis kima di

    Pulau Nutabari yang disajikan pada Tabel 3.

    Jenis kima yang ditemukan di Perairan Pulau

    Nutabari berdasarkan pengamatan di lapangan

    diperoleh 4 jenis antara lain, Tridacna gigas,

    Tridacna squamosa, Tridacna derasa, danTridacna

    alam, namun pemanfaatannya masih tetap

    berlangsung. Hal ini bisa dilihat di berbagai tempat

    khususnya di wilayah pesisir masih banyak

    ditemukan cangkang-cangkang (shells) Kima baik

    yang menumpuk di rumah penduduk untuk

    digunakan sebagi bahan bangunan seperti pondasi,

    penimbunan lahan kosong dsb, juga banyak

    ditemukan berserak di pantai khususnya cangkang

    yang kecil atau bahkan sebagai souvenir baik di

    warung-warung cinderamata di pantai atau di toko-

    toko khusus souvenir. Di beberapa wilayah bahkan

    hingga saat ini masih bisa ditemukan daging Kima

    segar yang di jual di pasar tradisional. Akibat

    aktifitas manusia tersebut menyebabkanmenurunnya populasi kima secara drastis di alam.

    Oleh karena itu untuk menjaga/ melestarikan

    populasi yang masih ada serta meningkatkan

    populasi di alam diperlukan usaha-usaha

    konservasi.

    Deskripsi Pulau NutabariPulau Nutabari secara administratif termasuk

    dalam pemerintahan Kampung Akudiomi Distrik

    Yaur Kabupaten Nabire Propinsi Papua, sedangkan

    secara geografis terletak pada S.030607.7

    Lintang Selatan dan E.1350929.3 Bujur Timur,

    dengan luasan pulau 1 hektar. Secara umum,

    kondisi Pulau Nutabari memiliki toprografi

    berbukit dan terjal dari pantai hingga ke

    puncak tertinggi pulau tersebut dengan

    kelerengan rata-rata 5 - 45. Tingginya di

    atas permukaan laut bervariasi dengan

    ketinggian rata-rata hingga puncak tertinggi

    20 m dpl.

    Pulau Nutabari merupakan salah satu

    zona inti dalam sistem pengelolaan TNTC. Zona inti

    tersebut melingkupi wilayah daratan secara

    keseluruhan hingga wilayah terumbu karang yang

    mengelilingi pulau tersebut.

    Potensi keanekaragaman flora fauna pulau

    Nutabari yang teridentifikasi dari ekosistem daratanpulau meliputi pohon kelapa, pohon jeruk, merbau

    pantai, ketapang, cemara pantai dan dari suku

    Pandanus sp. Pulau ini merupakan habitat bagi

    Tabel 1. Nilai Indeks Keanekaragaman (H) pada seap transek pengamatan No Jenis Kima

    Transek Pengamatan

    I II III IV V VI

    1 T. gigas 0.1606 0.2071 0.3100 0.1885 - -

    2T. squamo-

    sa

    0.3342

    0.3466

    0.3100

    0.3301

    0.2880

    0.3579

    3 T. derasa 0.1606 0.0000 - 0.1885 0.1973 -

    4 T. maxima 0.2703 0.2703 0.2876 0.2840 0.2018 0.2403

    Jumlah H 0.9257 0.8240 0.9075 0.9911 0.6871 0.5983

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    24/40

    P a g e 2 4 B u l e t i n t r i t o n i s

    D A R I L A P A N G A N .

    bahwa populasi

    Tridacna gigas

    dan Tridacna

    derasa sangat

    sedikit dan

    bahkan sulit

    u n t u k

    ditemukan,

    karena ek-

    sploitasi dan penangkapan kima berlebih yang dil-

    akukan oleh masyarakat setempat.

    Identifikasi Jenis Kima (Tridacnidae)Identifikasi kima yang selama ini dilakukan

    adalah dengan melihat bentuk daripada cangkangkima. Dari hasil identifikasi jenis kima (Tridacnidae)

    yang ada di dunia ini diperoleh 9 jenis dan 7

    diantaranya terdapat di Indonesia. Dan dari ketujuh

    kima tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang

    berbeda-beda. Berdasarkan pengamatan di

    lapangan salah satu bagian dari kima yaitu Mantel

    yang berwarna/bercorak sangat beragam, dan

    masing-masing individu kima mempunyai warna/

    corak mantel yang beragam walaupun dalam satu

    jenis. Dikatakan Mudjiono (1988), bahwa kima

    mempunyai keistimewaan dalam mendapatkan

    makanannya, disamping mendapatkan makanan

    dari lingkungan sekitarnya kima juga mampu

    menanam makanannya sendiri yang terletak pada

    mantel. Mantel dari kima merupakan substrat yang

    baik bagi sejenis algae bersel satu yang disebut

    Zooxanthellae. Jadi mantel kima merupakan

    substrat dari algae, sehingga mantel memiliki

    warna/corak yang beragam pada masing-masing

    individu. Dikatakan pula oleh Dody (2011), bahwa

    Zooxanthella jugalah aktor di balik layar, yang

    m a x i m a .

    Kepadatan jenis

    (D) Kima di

    perairan Pulau

    Nutabari rata-

    rata berkisar

    0,0057 ind/m2

    hingga 0,0771

    ind/m2. Terlihat

    pada histogram gambar 3 dan 4 kepadatan jenis

    kima yang ada di Pulau Nutabari.

    Histogram 1 terlihat jenis Tridacna maxima di

    perairan Pulau Nutabari memiliki kepadatan lebih

    tinggi (0,0771 ind/m2) dari jenis lainnya yangditemukan. Jenis kima Tridacna maxima ini

    mempunyai penyebaran yang cukup luas di Pulau

    Nutabari, terlihat pada tiap transek pengamatan

    jenis tersebut memiliki kepadatan lebih tinggi dari

    jenis lain.Tridacna maxima memang masih cukup

    banyak, karena mereka hidup menempel pada

    karang atau batuan lain, sehingga sulit diambil atau

    ditangkap. Selain itu jenis Tridacna maxima

    mempunyai ukuran yang relatif kecil, hasilpengamatan di lapangan ukuran berkisar 10 20

    cm.

    Rendahnya tingkat kepadatan jenis, seperti

    Tridacna gigas, Tridacna derasa, dan Tridacna

    squamosa, karena ukuran yang relatif besar

    menjadikannya mudah ditangkap dan diambil.

    Menurunnya populasi kima di alam, antara lain

    disebabkan oleh pengambilan/pemanenan kima

    secara langsung di alam yang dilakukan oleh

    masyarakat di sekitar pantai.

    Indeks Nilai Penting (INP)INP merupakan jumlah dari Kerapatan Relatif

    (KR) dan Frekuensi Relatif (FR) yang menunjukkan

    dominasi jenis dalam pengamatan. Dimana nilai INP

    yang terbesar menunjukkan jenis yang dominan.

    Dengan melihat histogram 2, menunjukkan bah-

    wa jenis kimaTridacna maxima merupakan jenis

    paling dominan. Sedangkan jenis lain sepertiTridac-

    na gigas danTridacna derasa cenderung memiliki

    INP sangat rendah. Hal tersebut mengindikasikan

    Histogram 1. Kepadatan Jenis kima di PulauNutabari Histogram Indeks Nilai Penng Jenis kima (Tridacnidae) di

    Pulau Nutabari

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    25/40

    P a g e 2 5E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    D A R I L A P A N G A N .

    (2002), sebagai usaha untuk

    m e n j a g a m a u p u n

    mengambangkan populasi kima

    di alam maka diperlukan suatu

    usaha konservasi melalui sistempengelolaan populasi kima yang

    tepat, termasuk di dalamnya

    adalah penegakkan hukum dan peraturan,

    restoking dan usaha budidaya. Disamping itu

    pengelolaan populasi kima berbasis masyarakat

    juga merupakan hal yang perlu dilakukan.

    DAFTAR PUSTAKAAmbariyanto. 2007. Pengelolaan Kima Di Indonesia

    Menuju Budidaya Berbasis Konservasi. Seminar Na-sional MOLUSKA: dalam Penelitian, Konservasi danEkonomi Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK UNDIP, Sema-rang.

    Dibyowati, Lia. 2009. Keanekaragaman Moluska (Bivalviadan Gastropoda) di Sepanjang Pantai Carita,Pandeglang Banten. FMIPA IPB. Bogor. Skripsi Maha-siswa (tidak diterbitkan).

    Mudjiono. 1988. Catatan Beberapa Aspek Pertumbuhan

    Kima, Suku Tridacnidae (Molusca, Pelecypoda).Oseana, Volume XIII. UPT Balai Konservasi biota lautAmbon. LIPI. Jakarta.

    Mudjiono. 2009. Telaah Komunitas Moluska di RataanTerumbu Perairan Kepulauan Natuna Besar Kabupat-en Natuna. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia.UPT Balai Konservasi biota laut Ambon. LIPI. Jakarta.

    Tandana, R. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhidistribusi kima (Tridacna spp.) di Perairan PulauPurup kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.FPPK UNIPA. Manokwari. Skripsi Mahasiswa (tidak

    diterbitkan)http://dody94.wordpress. com/2011/ 05/ 05/ kima-

    kerang-raksasa-yang-semakin-langka/

    menentukan warna-warni indah dari mantel kima.

    Setiap kima, memiliki warna dan corak motif yang

    berbeda, tergantung pada spesies Symbidinium

    yang menjadi pasangannya. Kima sendiri

    mendapatkan keuntungan, karena zooxanthellae

    memberinya tambahan nutrisi yang disalurkan

    melalui sistem saringan makanan (filter food) siKima.

    Pemanfaatan Kima (Tridacnidae)Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan

    serta wawancara dengan masyarakat yang pernah

    singgah atau mencari ikan di sekitar Pulau

    Nutabari, diperoleh informasi hampir semua jenis

    kima sering dimanfaatkan antara lain Tridacna

    gigas, Tridacna squamosa, Tridacna derasa, dan

    Tridacna maxima.

    Masyarakat biasa mengambil kima sebagai

    bahan makanan untuk dikonsumsi dan biasanya

    juga untuk dijual ke kampung-kampung lain atau ke

    kota. Selain daging kima yang dikonsumsi,

    cangkangnya juga dapat dimanfaatkan sebagai

    hiasan rumah, tempat asbak dan bahan baku

    pembuatan kapur pinang.

    Cara pengambilan kima untuk jenis Tridacnagigas dan Tridacna derasa lebih mudah dengan

    hanya mengangkat dari dasar ke permukaan, dan

    bila dibandingkan dengan jenis Tridacna Maxima

    atauTridacna Crocea harus menggunakan linggis

    untuk membongkar kima karena jenis tersebut

    hidup di batu karang dan diantara karang-karang.

    Akibat pengambilan kima tersebut menyebabkan

    semakin berkurangnya jumlah populasi kima di

    alam dan merusak/menghancurkan terumbu ka-

    rang. Karena kesadaran masyarakat masih kurang/

    minim sehingga aktifitas tersebut sampai sekarang

    masih terus dilakukan. Menurut Ambariyanto

    Contoh Warna/Corak Mantel Pada Jenis Tridacna maxima yang Beragam

    *)PEH Pertama pada BPTN Wi l ayah I Nabi re

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    26/40

    Kemunculan Hiu Paus di permukaan saat pengamatan

    S u r v e i P o p u l a s i H i u P a u s ( W h a l e s h a r k ) d i P e r a i r a n K w a t i s o r e

    P a g e 2 6 B u l e t i n t r i t o n i s

    D A R I L A P A N G A N .

    Hiu ini dapat ditemui di

    samudera tropis dan hangat dan

    hidup di laut. Spesies ini

    dipercaya berasal sekitar 60 juta

    tahun yang lalu. Hiu Paus meru-

    pakan ikan terbesar dengan pan-

    jang mencapai 14 m, yang sepan-

    jang hidupnya melakukan perge-

    rakan/migrasi sehingga seringkali

    hanya dapat dijumpai sewaktu-

    waktu pada tempat yang berada

    di jalur migrasinya. Namun yang

    sangat menarik di kawasan TNTC

    adalah keberadaan Hiu Pausdapat ditemukan sepanjang ta-

    hun di sekitar perairan Kwatisore,

    Zona Tradisional TNTC. Saat ini,

    keberadaan Hiu Paus telah

    menarik minat berbagai pihak

    untuk mengembangkan Whale

    Shark tourism, sebagaimana te-

    lah dikembangkan di beberapa

    negara. Selain itu, keberadaanHiu Paus dapat menambah keu-

    nikan TNTC, sehingga apabila

    memungkinkan maka Hiu Paus

    dapat dijadikan sebagai Flagship

    Species di Taman Nasional Laut

    Teluk Cenderawasih.

    Sampai saat ini Hiu Paus yang

    ada di TNTC belum diketahui dari

    perairan mana asalnya, karena

    ikan ini merupakan satwa langka

    yang belum banyak diteliti.

    Adapun habitat hidupnya

    diperkirakan di perairan tropissedangkan makanan utamanya

    adalah plankton dan ikan-ikan

    kecil, sehingga keberadaan hiu

    paus menjadi penting untuk

    menjadi indikator kualitas

    perairan suatu ekosistem laut.

    Kegiatan Survey Habitat Hiu

    Paus di kawasan TNTC dilakukan

    dengan metode wawancara dan

    pengamatan langsung. Metode

    wawancara dengan masyarakat

    lokal yang sering melaut merupa-

    kan salah satu langkah awal da-

    lam memperoleh informasi sepu-

    tar keberadaan/kemunculan Hiu

    Paus. Wawancara juga dilakukan

    terhadap nelayan-nelayan bagan,mengingat kemunculan Hiu Paus

    (Whale Shark) ini sering muncul di

    perairan sekitar bagan terutama

    bagan-bagan yang beroperasi

    disekitar perairan Kwatisore.

    Yang kedua adalah metode

    pengamatan langsung pada dae-

    rah-daerah kemunculan Hiu Paus

    setelah mendapat data dari pararesponden. Pengamatan dil-

    akukan pada pagi dan sore hari

    saat Hiu Paus ini mencari makan.

    Kawasan Taman Nasional

    Laut Teluk Cenderawasih

    memiliki keane-

    karagaman hayati dan keindahan

    alam yang sangat potensial.

    95% dari luasannya adalah

    perairan yang merupakan habitat

    alami bagi beberapa jenis spesies

    penting yang dilindungi dan

    jumlah populasinya semakin

    berkurang, antara lain beberapa

    jenis penyu, duyung, lumba-

    lumba, beberapa jenis hiu terma-

    suk ikan hiu terbesar yaitu HiuPaus (Whale Shark), yang juga

    dikenal dengan nama Hiu Totol

    atau Hiu Bodoh.

    Keberadaan mereka perlu mendapat perhatian kita...

    Peta pergerakan Hiu Paus (Whale Shark) di dunia

    Sumber : International Union for Conservation of Nature (IUCN)

    Yoslianto*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    27/40

    P a g e 2 7E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    D A R I L A P A N G A N .

    dapat mencapai 14 m, yang

    sepanjang hidupnya melakukan

    pergerakan/migrasi sehingga

    seringkali hanya dapat dijumpai

    sewaktu-waktu pada tempat yang

    berada di jalur migrasinya. Na-

    mun hal yang sangat menarik di

    kawasan TNTC adalah

    keberadaan Hiu Paus yang dapat

    ditemukan sepanjang tahun di

    sekitar Tanjung Kwatisore yang

    dalam zonasi TNTC termasuk da-

    lam Zona Tradisional. Saat ini,

    keberadaan Hiu Paus telahmenarik minat berbagai pihak

    untuk mengembangkan Whale

    Shark tourism, sebagaimana te-

    lah dikembangkan di beberapa

    negara.

    Kegiatan survey Hiu Paus di

    perairan Kwatisore dilakukan

    dengan melakukan survey lokasi

    munculnya Hiu Paus ini, dan tern-yata hampir semua bagan yang

    berada di perairan Kwatisore ter-

    dapat kemunculan Hiu Paus. Keu-

    nikan dari kemunculan Hiu Paus

    di perairan Kwatisore ini adalah

    Hiu Paus ini muncul di sekitar

    bagan untuk mendapatkan maka-

    nannya yaitu ikan puri yang di-

    tangkap oleh nelayan bagan dan

    tak jarang Hiu Paus ini ter-

    perangkap di dalam jaring ne-

    layan dan oleh nelayan Hiu Paus

    ini dikeluarkan dari dalam jaring.

    Karena seringnya Hiu Paus ini

    masuk ke dalam jaring Bagan,

    oleh nelayan dianggap sebagai

    pengganggu yang dapat merobek

    jaring dari Bagan. Namun ada hal

    unik ketika ikan raksasa ini

    makan, jika ada ikan yangberukuran besar masuk kemulut-

    nya maka akan dimuntahkan lagi

    keluar.

    Masyarakat setempat mereka

    lebih mengenal Hiu Paus ini

    dengan sebutan Gurano Bin-

    tang, hal ini disebabkan oleh

    karena corak/totol berwarna

    putih yang berada seluruh per-mukaan kulit bagian atas dari Hiu

    Paus ini yang berwarna abu-abu.

    Disebut juga Hiu Bodoh oleh kare-

    na anggapan masyarakat bahwa

    Hiu adalah ikan yang sangat

    ditakuti oleh keganasannya yang

    Habitat hidupnya diperkirakan di

    perairan tropis dimana perairan

    Teluk Cenderawasih menjadi

    salah satu tempat migrasi dari

    Hiu Paus dan makanan utamanya

    adalah plankton dan ikan-ikan

    kecil.

    D a l a m me l a k u k a n

    pengamatan secara langsung

    dilakukan pencatatan jumlah

    individu terlihat, pergerakan,

    suhu perairan, estimasi ukuran

    dan dugaan frekuensi

    kemunculan setiap hari perlokasi.

    Hiu paus, Rhincodon typus,adalah hiu pemakan plankton

    yang merupakan spesies ikan

    terbesar. Berikut adalah klasifi-

    kasi ilmiah Hiu Paus / Whale

    Shark :

    Kerajaan : AnimaliaFilum : Chordata

    Kelas : Chondrichthyes

    Sub kelas : Elasmobranchii

    Ordo : Orectolobiformes

    Famili :Rhincodontidae (Mller

    dan Henle, 1839)

    Genus :Rhincodon Smith,

    1829

    Spesies : Rhincodon typus

    Hiu Paus merupakan ikan

    terbesar dengan panjang badan

    Ikan puri sebagai salah satu sumber pakan Hiu Paus

    Bagan nelayan sebagai tempat bermain dan mencari makan Hiu Paus

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hiuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hiu
  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    28/40

    P a g e 2 8 B u l e t i n t r i t o n i s

    mulutnya yang besar.

    Dari hasil survey, dalam seharidapat dijumpai 27 ekor Hiu Paus.

    Hal ini menunjukkan bahwa popu-

    lasi Hiu Paus / Whale Shark di

    perairan Kwatisore sangat ban-

    yak, tentu saja dengan populasi

    yang cukup banyak akan sangat

    menarik ketertarikan wisatawan

    asing maupun lokal yang masuk

    ke kawasan TNTC khususnya di

    perairan Kwatisore untuk melihat

    atraksi Hiu Paus ini.

    Seiring dengan berjalannya

    waktu kemungkinan kemung-

    kinan dampak yang bisa terjadi

    adalah menghilangnya Hiu Paus

    dari perairan ini, hal ini kemung-

    kinan bisa terjadi oleh karena HiuPaus ini adalah satwa yang terus

    melakukan migrasi. Keberadaan

    bagan yang sangat banyak di

    perairan Kwatisore bisa menjadi

    ancaman bagi Hiu Paus dalam hal

    persaingan untuk mendapatkan

    Ikan Puri (Engraulis) yang menjadi

    makanan dari Hiu Paus. Namun

    hal ini perlu dikaji lebih men-dalam lagi dan jika bagan tidak

    beroperasi apakah kemungkinan

    di perairan Kwatisore ini Hiu Paus

    juga tidak ada /migrasi ke tempat

    lain.

    Keberadaan

    Hiu Paus yang

    d a p a t

    d i t e m u k a nsepanjang ta-

    hun di sekitar

    Tanjung Kwa-

    tisore, Zona

    Tr adi s i onal

    TNTC dan saat

    ini, keberadaan

    Hiu Paus telah menarik minat

    berbagai pihak untuk mengem-bangkanWhale Shark tourism.

    Dari hasil survey maka perlu

    pengaturan keberadaan Bagan

    yang beroperasi di perairan Kwa-

    tisore, mengingat adanya per-

    saingan dengan Hiu Paus yang

    mencari makan. Agar supaya ban-

    yaknya Bagan yang beroperasi

    tidak menyebabkan keberadaan

    Hiu Paus ke depan menjadi

    berkurang atau bahkan

    menghilang.Perlu adanya kerjasama yang

    baik dengan LSM lokal yang ber-

    gerak dibidang pariwisata agar

    dapat melakukan pengaturan

    terkait penyelaman olehwisatawan sehingga tidak meng-

    ganggu aktivitas dari Hiu Paus.

    sering menyerang, akan tetapi

    jenis yang satu ini sangat ber-

    sahabat dengan cukup akrab un-

    tuk bermain dengan para

    pengunjung yang berada didek-

    atnya. Namun sejinak-jinaknya

    Hiu Paus ini tidak menutup

    kemungkinan dapat membaha-

    yakan para pengunjung yang be-

    rusaha untuk memegangnya.

    Disebabkan ukuran tubuhnya

    yang sangat besar maka akan

    sangat berbahaya jika Hiu Paus

    ini menabrak atau mengkibaskanekornya ke tubuh pengunjung

    sehingga dapat mengakibatkan

    cidera yang cukup serius. Secara

    kasat mata kulit luar dari Hiu

    Paus ini cukup kasar seperti ker-

    tas pasir (ampelas), ukuran Hiu

    Paus yang terlihat sepanjang sur-

    vey di perairan Kwatisore beruku-

    ran 2-10 meter. Walaupun ukuranHiu Paus ini lebih besar

    dibandingkan dengan Hiu jenis

    lain, namun Hiu Paus ini tidak

    memiliki gigi tajam seperti gergaji

    yang dimiliki oleh Hiu penyerang

    lainnya namun sebaliknya Hiu

    Paus ini hanya memiliki gigi-gigi

    halus yang berada diujung bibirn-

    ya. Terdapat hal menarik yangdiperlihatkan oleh Hiu Paus ini

    ketika diberi makan dengan ikan-

    ikan kecil akan memposisikan

    tubuhnya secara vertikal dan me-

    nyedot ikan-ikan kecil kedalam

    D A R I L A P A N G A N .

    Wawancara dengan masyarakat pemilik wilayah Perairan Kwasore*)PEH Pel aksana pada BBTNTC

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    29/40

    P a g e 2 9E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    K e s e d e r h a n a a n B i n a C i n t a A l a md i A i s a n d a m i

    D A R I L A P A N G A N .

    mengajak mereka ke pantai tepat di depan kantor

    SPTN III Aisandami, dalam kesempatan itu Kepala

    Seksi Pengelolaan TN.

    Aisandami memberikan materi tentang

    ekosisttem pantai dan manfaatnya, menjelaskan

    apa yang ada di Taman Nasional Teluk

    Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional

    dan staf/ petugas Polhut Wilayah III Ai-

    sandami melaksanakan kegiatan Bina Cinta

    Alam (BCA), yang dikhususkan bagi para siswa/siswi

    sekolah Dasar (SD) Negeri Aisandami, kegiatan Bina

    Cinta Alam ini merupakan kegiatan yang rutin dil-akukan guna memberikan wawasan pengetahuan

    dan mengajarkan kepada peserta atau Siswa/Siswi

    untuk lebih mencintai dan memelihara lingkungan

    sekitar dimana mereka tinggal. Pada kesempatan

    itu kami petugas SPTN III Aisandami bertemu

    dengan siswa/siswi di kelas untuk memberikan ara-

    han dan penyampaian materi namun karena

    keterbatasan sarana dan prasarana untuk mem-

    berikan dan menampilkan materi yang ada sehing-ga kami berinisiatif untuk mengajak peserta atau

    para Siswa/Siswi keluar ruangan kelas agar tidak

    membosankan para peserta Bina Cinta Alam dalam

    menerima materi yang di berikan, dan kami

    Dalam upaya konservasi, Tak ada kayu, rotan punjadi..

    La Hamid*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    30/40

    P a g e 3 0 B u l e t i n t r i t o n i s

    kepada masyarakat dalam kawasan Ta-

    man Nasional Teluk Cenderawasih, wa-

    laupun sarana dan prasarana kita tak

    memadai ibarat peribahasa Tak ada

    kayu akarpun jadi tetap semangat untuk

    konservasi kita.

    Cenderawasih, peserta sangat antusias mendengar-

    kan materi yang diberikan walaupun hanya dengan

    penjelasan secara lisan tanpa menampilkan gam-

    bar-gambar bahkan tulisan, walaupun kami tidak

    memiliki sarana dan prasarana yang memadai na-

    mun kami tetap bisa melaksanakan Bina CintaAlam (BCA), dan memberikan materi dengan baik

    kepada peserta atau para siswa/siswi yang ada.

    Kami mengajak teman teman agar tetap se-

    mangat dalam melaksanakan tugas dan tanggung

    jawab untuk memberikan pelayanan dan informasi

    D A R I L A P A N G A N .

    *) Cal on Pol hut pada SPTN I I I Ai sandami

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    31/40

    P a g e 3 1E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    S u r v e i S o s i a l E k o n o m i M a s y a r a k a t d ik a m p u n g Y e n d e d a n k a m p u n g S y a b e s

    ( K e r j a s a m a B B T N T C d e n g a n W W F - I n d o n e s i a )

    K E M I T R A A N

    kegiatan survey di SPTN IV Roon yaitu di kampung

    Yende dan kampung Syabes. Kegiatan survey ini

    bertujuan ingin melihat perkembangan yang terjadi

    di kedua kampung tersebut baik dari sisi

    kependudukan, ekonomi, pendidikan, maupun

    kesehatan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4-9

    Mei 2011. Kegiatan survey sosial ekonomi ini dil-

    akukan dengan observasi langsung ke masyarakat

    yaitu dengan interview (wawancara) langsung ke

    masyarakat. Karena selain ingin memperoleh data

    yang diperlukan juga ingin melihat secara langsung

    kehidupan di masyarakat, terutama di dalamkeluarga.

    Jumlah PendudukDi kampung Yende, terdapat 64 kepala keluarga

    dengan jumlah total penduduknya 394 jiwa terdiri

    dari laki-laki 197 jiwa dan perempuan 197 jiwa,

    terdapat 90 rumah yang sebagian besar terbuat

    dari dinding papan dan atap seng. Sedangkan dikampung Syabes terdiri dari 64 kepala keluarga

    dengan jumlah penduduk total 251 jiwa yang terdiri

    dari laki-laki 146 jiwa dan perempuan 105 jiwa,

    terdapat 64 rumah yang juga sebagian besar ter-

    buat dari dinding papan dan atap seng.

    Fasilitas UmumFasilitas umum yang terdapat dikedua kampung

    tidak berbeda jauh yaitu adanya fasilitas MCK dan

    faisilitas air bersih yang dialirkan dari mata air

    gunung melalui pipa-pipa menuju titik-titik pengam-

    T

    aman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)

    memiliki luas 1.453.500 ha dan merupakan

    taman nasional laut terluas di Indonesia

    serta tentu saja memiliki sumber keanekaragaman

    hayati yang sangat tinggi, hal ini dikarenakan be-

    rada di tepi samudera Pasifik serta merupakan dae-

    rah pertemuan antara lempengan benua Australia

    dan lempengan samudera Pasifik. Oleh karenanya

    kawasan TNTC ini menjadi tujuan dari masyarakat

    untuk melangsungkan kehidupannya sehari-hari.

    Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pemanfaa-

    tan sumberdaya alam oleh masyarakat tersebut.

    Masyarakat di kawasan TNTC ini sudah ada sebe-

    lum TNTC di tunjuk sebagai kawasan pelestarian

    alam dimanan masyarakat ini tinggal di sepanjang

    pesisir dan pulau-pulau di dalam kawasan TNTC.

    Pada kegiatan kemitraan kali ini antara Balai

    Besar TNTC dengan WWF-Indonesia adalah

    kegiatan survey sosial ekonomi masyarakat di ka-

    wasan TNTC, namun pada kali ini diuraikan

    Topo Budi Dhanarko,S.Pi*)

    Pentingnya peran kawasan bagi masyarakat

    menjadi pertimbangan dalam upaya pengelolaannya

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    32/40

    P a g e 3 2 B u l e t i n t r i t o n i s

    K E M I T R A A N .

    PendidikanSeperti di bidang kesehatan, pada kedua kam-

    pung tersebut juga sudah dilengkapi bangunan ge-

    dung sekolah SD, namun permasalahan yang terjadi

    adalah masih minimnya guru pengajar yang

    menetap di kampung untuk mengajar. Dengan min-

    imnya guru mengakibatkan tidak maksimalnya da-

    lam mengajar murid. Selain itu banyak terjadi putus

    sekolah yang mungkin dikarenakan usia masuk SD

    sudah tinggi.

    Mata PencaharianSebagian besar masyarakat kedua kampung

    masih mengandalkan hasil laut untuk memenuhi

    kebutuhannya, diantaranya mencari teripang, ikan

    segar, membuat ikan asin. Menurut hasil wa-

    wancara, penghasilan masyarakat perbulan

    berkisar antara Rp 500.000,- - Rp.2.000.000,-

    .biasanya mereka menjual kepada pengepul yang

    secara rutin datang ke kedua kampung tersebut.

    Selain sebagai nelayan, masyarakat ada yang men-

    jadi aparat kampung, petugas kesehatan dan guru.

    Kearifan Lokal

    Beberapa kearifan lokal masyarakat di kedua

    kampung telah menjadi budaya yang baik, dian-

    taranya adalah sasi (penutupan sementara lokasi

    bilan air yang terletak di tengah pemukiman warga,

    kurang lebih terdapat 5 titik pengambilan air. Selainitu, terdapat generator pembangkit listrik yang

    mampu menerangi di kedua kampung, namun akan

    beroperasi jika tersedia bahan bakarnya. Oleh kare-

    nanya diperlukan kesadaran dari warga agar mem-

    berikan iuran perbulan untuk biaya operasionalnya.

    KesehatanDi bidang pelayanan kesehatan, kedua kampung

    tersebut memiliki fasilitas yang cukup representativ

    dengan bangunan yang telah disediakan. Namun

    patut disayangkan karena tenaga kesehatan yang

    tidak menetap di lokasi. Hal ini tentunya akan me-

    nyulitkan warga saat membutuhkan pelayanan

    mereka. Di kampung Yende terdapat 3 orang petu-

    gas, sedangkan di kampung Syabes terdapat 2

    orang petugas kesehatan, dengan dibantu bebera-

    pa orang kader kesehatan. Sanitasi lingkungan

    yang kurang bersih juga menjadi salah satu

    penyebab warga sering mengalami sakit, dian-

    taranya anemia, ispa, dan penyakit kulit. Selama ini

    banyak warga membuang sampat di laut sehingga

    diperlukan tempat pembuangan sampah di masing-

    masing kampung agar kebersihan lingkungan laut

    tetap terjaga.

    Salah Satu Mata Pencaharian Masyarakat

    Kondisi Sekolah Di Kampung Syabes

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    33/40

    P a g e 3 3E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1

    K E M I T R A A N .

    pemanfaatan sumberdaya ikan). Rencananya sasi

    ini akan dilakukan setelah beberapa kampung di

    sekitar pulau Roon mengadakan pertemuan guna

    mencapai kesepakatan untuk melakukan sasi. Hal

    ini bertujuan untuk upaya meningkatkan hasil

    tangkapan yang akan meningkatkan penghasilan

    masyarakat.

    SimpulanSetelah melihat uraian singkat di atas dapat

    dilihat bahwa masyarakat kawasan sangat penting

    sekali peranannya terutama dalam rangka pengel-

    olaan kawasan, oleh karena itu diperlukan langkah-

    langkah agar kerjasama antara semua pihak dapat

    terjalin dengan baik dan sinergi terutama dalam

    mengupayakan pemberdayaan masyarakat kawa-

    san yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan

    mereka.

    *)Cal on PEH pada SPTN I V Roon

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    34/40

    takel (seperti kelenjar keringat dalam kulit). Aktivi-

    tas sel-sel penyengat tersebut dipicu secara kimia

    yaitu ketika mereka bersentuhan dengan kulit

    manusia atau kulit bersisik ikan. Para peneliti telah

    menangkap ubur-ubur kotak dan menempatkannya

    dalam tangki di laboratorium. Ketika alkohol di-

    masukkan dimasukkan dalam tangki tersebut, sel-sel penyengat bereaksi dan melepaskan bisa/

    toksin. Percobaan sederhana ini menunjukkan bah-

    wa sel-sel nematokis pada tentakel ubur-ubur tidak

    akan bereaksi tanpa adanya rangsangan kimia dari

    kulit manusia.

    Chironex fleckeri memegang rekor sebagai ma-

    khluk paling mematikan berdasarkan kriteria

    jumlah orang yang dapat tewas oleh toksinnya dan

    waktu yang dibutuhkan sampai korbannya tewas

    setelah tersengat. Toksin yang dihasilkan seekor

    Chironex fleckeri mampu membunuh sampai

    dengan 60 orang dewasa. Sengatan yang cukup

    serius dari hewan ini dapat mengakibatkan ke-

    matian dalam waktu 4 menit.

    Dalam siklus hidupnya, Chironex fleckeri men-

    galami pergiliran keturunan (metagenesis) yang

    terdiri dari 2 fase yaitu fase polip (vegetatif) danfase medusa (fase generatif). Pada fase polip, he-

    wan ini umumnya hidup soliter dan melekat di dasar

    perairan sehingga menyerupai tumbuhan yang ter-

    tambat. Dalam tubuh polip terdapat rongga gastro-

    vaskuler yang berfungsi sebagai usus. Di bagian

    atas terdapat mulut dan tentakel yang berperan

    untuk menangkap mangsa. Pada fase vegetatif ini,

    individu baru terbentuk melalui proses fragmentasi.

    Fase medusa merupakan fase generatif. Pada faseini, dihasilkan sel telur dan sel sperma. Pada fase

    ini, medusa berenang bebas di perairan dengan

    bentuk seperti payung dengan tentakel yang men-

    juntai. Fase medusa inilah yang sering kita sebut

    Chironex fleckeri yang dikenal dengan Sea

    Wasp merupakan jenis ubur-ubur paling

    berbahaya. Hewan yang masuk dalam Fi-

    lum Cnidaria ini, memiliki sengatan yang sangat

    mematikan. Hewan ini dapat ditemui di perairan

    Auatralia bagian utara, Teluk Meksiko (dekatTeksas), Asia Tenggara.

    Klasifikasi Chironex fleckeri adalah sebagai beri-

    kut:

    Kingdom: Animalia

    Filum : Cnidaria

    Kelas : Cubozoa

    Ordo : Cubomedusae

    Famili : Chirodropidae

    Genus : Chironex

    Spesies :Chironex fleckeri

    Seekor Chironex fleckeri memiliki 60 tentakel.

    Setiap tentakel mampu tumbuh memanjang sampai

    3 m. Hewan ini masuk dalam filum Cnidaria karena

    memiliki sel penyengat yang yang berukuran

    mikroskopik yang disebut Nematokis atau Cnido-

    blast pada tentakelnya. Sel-sel penyengat inilahyang menjadi alat penyalur toksin ke mangsanya.

    Cara sel-sel penyengat bekerja sangatlah men-

    gagumkan. Mereka merupakan jarum-jarum sangat

    kecil yang tertanam dalam daging di sepanjang ten-

    M a r i n e D e a d l i e s t C r e a t u r e

    B I O D I V E R S I T Y

    P a g e 3 4 B u l e t i n t r i t o n i s

    Sengatan seriusnya berakibat kematian hanya

    dalam 4 menit Lidia Tesa V.S., S.Si*)

  • 7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload

    35/40

    kis dan mengeluarkan toksin ke

    dalam tubuh korbannya.

    Serangan Chironex fleckeripada manusia menimbulkan rasa

    sakit yang amat sangat, se-

    bagaimana rasa sakit akibat zat

    asam atau besi panas. Tentakel

    yang menempel akan men-

    imbulkan bilur-bilur pada kulit.

    Sengatan ini mengakibatkan rasa

    sakit, demam, kejang otot, mati

    rasa, kelumpuhan bahkan ke-matian. Toksin yang masuk dalam

    tubuh akan mengakibatkan mal-

    fungsi sel-sel otot jantung