Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

12
SNP terdiri atas standar isi, kompetensi lulusan, proses akade- mik, tenaga kependidikan, penge- lolaan, pembiayaan, penilaian, dan terakhir, standar sarana dan pra- sarana pendidikan. SNP dalam dunia pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan guna mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sampai saat ini, Permendik- bud mengenai Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) masih be- lum disahkan. Padahal, rancangan peraturan pemerintah tersebut su- dah dibuat sejak Juli 2013. Menurut rancangan Permen tersebut, SNPT merupakan satuan standar yang melipu SNP, ditambah dengan standar penelian dan standar pengabdian kepada masyarakat. Perguruan nggi sebagai lembaga pendidikan nggi wajib meningkat- kan mutu guna menghasilkan lulu- san yang sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Menurut Ketua Lembaga Pembelajaran Penjaminan Mutu dan Kerjasama (LP3K) Universitas Jenderal Soedirman, Dr.rer.nat. Imam Widhiono M.Z., M.S, “Sebuah universitas bisa dikatakan bermutu jika bisa mencapai visinya.” Uni- versitas Jenderal Soedirman se- bagai salah satu perguruan nggi negeri memiliki visi, yaitu menjadi universitas berbasis World Class Civic University (WCCU) yang ditar- getkan terwujud tahun 2020. WCCU sebagai acuan penca- paian cita-cita Unsoed, menjadikan Unsoed bekerja keras untuk meme- nuhi standar sebuah universitas ke- las dunia. Sama halnya seper SNP, QS (Quacquarelli Symonds) 'World Universies Ranking' juga digunakan Unsoed sebagai standar diri menuju SKETSA/RACHMA AMALIA Skëtsa BULETIN UNTUK MAHASISWA & UMUM EDISI XXIX / JULI-AGUSTUS 2014 Email : [email protected] / [email protected] - Iklan : 085719700152 INFO Antara Ambisi dan Sulitnya Proses Perbaikan Diri Unsoed Pemandu Wawasan Almamater sejak 1988 www.lpmsketsa.com Pemerintah, melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai standar sistem pendidikan di Indonesia. Oleh: Rachma A./Yenny F./Muthia K. (Bersambung ke halaman 3) RCHM www.lpmsketsa.com VISIT US

description

Headline: Antara Ambisi dan Sulitnya Proses Perbaikan Diri Unsoed

Transcript of Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

Page 1: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

SNP terdiri atas standar isi, kompetensi lulusan, proses akade-mik, tenaga kependidikan, penge-

lolaan, pembiayaan, penilaian, dan terakhir, standar sarana dan pra-sarana pendidikan. SNP dalam dunia

pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan guna mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Sampai saat ini, Permendik-bud mengenai Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) masih be-lum disahkan. Padahal, rancangan peraturan pemerintah tersebut su-dah dibuat sejak Juli 2013. Menurut rancangan Permen tersebut, SNPT merupakan satuan standar yang melipu� SNP, ditambah dengan standar peneli�an dan standar pengabdian kepada masyarakat. Perguruan �nggi sebagai lembaga pendidikan �nggi wajib meningkat-kan mutu guna menghasilkan lulu-san yang sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi.

Menurut Ketua Lembaga Pembelajaran Penjaminan Mutu dan Kerjasama (LP3K) Universitas Jenderal Soedirman, Dr.rer.nat. Imam Widhiono M.Z., M.S, “Sebuah universitas bisa dikatakan bermutu jika bisa mencapai visinya.” Uni-versitas Jenderal Soedirman se-bagai salah satu perguruan �nggi negeri memiliki visi, yaitu menjadi universitas berbasis World Class Civic University (WCCU) yang ditar-getkan terwujud tahun 2020.

WCCU sebagai acuan penca-paian cita-cita Unsoed, menjadikan Unsoed bekerja keras untuk meme-nuhi standar sebuah universitas ke-las dunia. Sama halnya seper� SNP, QS (Quacquarelli Symonds) 'World Universi�es Ranking' juga digunakan Unsoed sebagai standar diri menuju

SK

ET

SA

/R

AC

HM

A A

MA

LIA

Skëtsa BULETIN UNTUK MAHASISWA & UMUM

EDISI XXIX / JULI-AGUSTUS 2014

Email : [email protected] / [email protected] - Iklan : 085719700152

INFO

Antara Ambisi dan SulitnyaProses Perbaikan Diri Unsoed

Pemandu Wawasan Almamater sejak 1988 www.lpmsketsa.com

Pemerintah, melalui Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP), telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan

(SNP) sebagai standar sistem pendidikan di Indonesia.

Oleh: Rachma A./Yenny F./Muthia K.

(Bersambung ke halaman 3)

RCHM

www.lpmsketsa.comVISIT US

Page 2: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

WCCU (World Class Civic University) ha-

rus terwujud pada 2020. Pencapaian menuju cita-

cita itu kini �nggal menunggu waktu 6 tahun lagi.

Namun, apakah Unsoed sudah mempersiapkan

diri untuk mewujudkan visinya?

Upaya-upaya Unsoed demi menggapai

mimpi terbesarnya untuk menjadi WCCU seakan

terus digencarkan. Waktu 6 tahun adalah waktu

yang sangat singkat bagi sebuah universitas untuk

menjadi universitas kelas dunia. Unsoed ingin

memanfaatkan waktu yang singkat tersebut untuk

memperbaiki serta meningkatkan mutunya se-

suai dengan sistem penilaian QS (Quacquarelli

Symonds).

Ra�ng berupa bintang QS ‘World Uni-

versi�es Ranking’ digunakan Unsoed sebagai

standar diri menuju WCCU. Mirisnya, pengakuan

kualitas Unsoed dari sang pe-ranking level dunia

ini masih sangat jauh dari angka “wajar tunggu”.

Dalam 6 tahun Unsoed harus bertabur bintang

QS, sedangkan saat ini baru mendapat satu ‘biji’

pada dua kategori. Satu bintang dalam standar QS

adalah ra�ng nol atau statusnya baru diakui.

Kesibukan stakeholder bercabang.

Karena kurang kri�k, Unsoed terasa �dak ber-

gerak ver�kal ke arah yang lebih baik. Akreditasi

dipersiapkan hanya beberapa saat sebelum

visitasi lembaga penilai. Budaya menulis,

pemuasan pelayanan, perbaikan birokrasi usang

yang perlu be-revolusi, kualitas layanan berbasis

internet, adalah hal-hal yang seharusnya dipikir-

kan. Namun, Unsoed lebih memilih untuk

melayani pasar. Unsoed membuka prodi baru,

pendidikan pula! Lalu, pertanyaan lanjutan yang

kemudian muncul adalah: apakah Prodi-prodi

baru yang bahkan belum terakreditasi tersebut

mampu mencapai puncak akreditasi hanya dalam

kurun waktu 6 tahun?

Tak hanya persoalan akreditasi, Unsoed

masih butuh 'kekualitasan' untuk mencapai tata-

nan kampus yang ideal. Polemik akreditasi dan

tatanan fakultas serta Prodi yang masih mengejar

kata ‘bermutu’, memaksa Unsoed untuk memutar

otak dan bekerja lebih keras lagi.

Memperbaiki tatanan dan kualitas haki-

katnya adalah suatu kebutuhan yang harus dimi-

liki sebuah lembaga pendidikan. Pengin-

ternasionalan diri juga menjadi salah satu jalan

untuk mencapai mutu terbaik. Proses yang pan-

jang dan tak mudah dalam meningkatkan mutu

menjadi tantangan tersendiri bagi universitas jen-

deral bintang lima ini. Keinginan membawa

Tridharma Perguruan Tinggi ke arah internasional

seharusnya memo�vasi Unsoed untuk terus

memperbaiki diri.

Nahkoda baru rektorat, sang harapan

baru, mengemban “musibah” yang sudah di-

pilihnya. Sifat sadar kri�k, sadar posisi, dan sadar

media serta keterbukaan informasi sangat do-

minan untuk mengan�sipasi kasus rektor lama.

Jangan sampai WCCU tertunda karena sang rek-

tor terbelit KPK.

[Redaksi]

Universitas Bintang Lima“Bermimpi” Hujan

Bintang ‘QS’

DARI REDAKSIë

SKETSA/SUCIPTO

Page 3: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

3INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014

WCCU. QS sendiri merupakan s t a n - d a r b e r d a s a r k a n p a d a m a h a s i s w a , p e n e l i � a n , employabi l i ty , staf pengajar, fasilitas, dan interna-sionalisasi. Ironisnya, sampai saat ini Unsoed baru mendapatkan satu (baca: ra�ng nol) dari lima bintang pada dua kategori (This ins�tute is rated 0 Stars based on 2 categories) penilaian QR World.

Geliat

Beberapa tahun terakhir, terlihat jelas adanya pembangunan beberapa fasilitas di wilayah Un-soed. Fasilitas tersebut antara lain pembangunan Auditorium Graha Widyatama, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP), dan adanya penambahan beberapa program studi baru di tahun 2011 sampai dengan tahun ini.

Pada tahun 2014, Unsoed me-nambah beberapa program studi baru, diantaranya adalah program studi S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indo-nesia, dan S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Ke�ganya merupakan program studi pen-didikan. Ini adalah pertama kalinya Unsoed memiliki program studi ber-basis ilmu pendidikan dan peng-ajaran.

Namun, belum adanya Fakul-tas Pendidikan membuat ke�ga Pro-di pendidikan tersebut masih berdiri dibawah naungan beberapa fakultas lama seper� FEB, FISIP, dan FKIK. Kondisi berbeda terlihat di beberapa universitas seper� UNJ, UNY, dan

UPI, yang memang merupakan per-guruan �nggi berbasis ilmu peng-ajaran dan pendidikan, telah men-dirikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebagai fakultas yang menaungi Prodi atau Jurusan Ilmu Pendidikan.

Fakultas Pendidikan untuk be-berapa Prodi Pendidikan di Unsoed belum dapat direalisasikan karena prosesnya tak semudah memba-likkan telapak tangan. “Prodi S1 Pen-didikan untuk sementara 'di��p-kan' di fakultas lain, untuk kemudi-an menjadi fakultas sendiri,” ujar Widhiono. Jadi, proses terben-tuknya fakultas baru sangatlah lamban.

Berdasarkan Permen No.21 Pasal 52 Tahun 2014, Unsoed me-miliki dua belas fakultas. Dalam Permen tersebut, muncul empat fakultas baru, yaitu Fakultas Mate-ma�ka dan IPA (FMIPA), Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Teknik. Walaupun proposal untuk pembentukan fakultas sudah diajukan sejak dulu, Permen baru terbit tahun 2014.

Jurusan MIPA yang kini baru mendapatkan SK sebagai fakultas, sudah sejak 2010 mengajukan pro-posal untuk menjadi fakultas. Menurut Bilalodin, Kepala Jurusan MIPA, proposal pengajuan fakultas sudah dibuat pada sekitar tahun 2010/2011 dan sudah diadakan evaluasi kelayakan gedung pada ta-hun 2011. “Masalah kapan peres-miannya, �nggal menunggu perse-

tujuan dari Mendikbudpar (baca: Mendikbud-red) dan Menteri Keu-angan,” jelas Bilalodin.

Adanya Permen juga menuai perha�an serta opini dari pihak mahasiswa, �dak terkecuali Ri�i, Presidem BEM MIPA Unsoed. “Saat Teknik, MIPA, dan JPK masih berga-bung di FST (Fakultas Sains dan Teknik –red) yang pusatnya di Purba-lingga, teman-teman MIPA maupun JPK terkendala pada jarak yang terpisah jauh, sehingga informasi beasiswa dan link lomba sering ter-lambat,” keluhnya mengenai MIPA yang masih tergabung dalam FST.

Perihal menyambut baik Per-men tersebut, diakuinya bahwa saat ini yang menjadi fokus utama MIPA adalah pada bidang administra�f untuk berdirinya MIPA sebagai fakultas. Tuntutan Presiden BEM itu justru tertuju pada mahasiswa. Ia berharap agar mahasiswa dapat me-ningkatkan kualitas kegiatannya, ba-ik akademik maupun organisasi.

Tak ada impian tanpa rintang-an. Untuk meraih penghargaan sebagai kampus berstatus ‘World Class Civic University’ bukanlah per-kara mudah. Faktanya, untuk me-nyandang sebuah ‘World Class Civic’, menurut Widhiono, Unsoed harus berakreditasi A pada se�ap prodi maupun jurusannya. Kenya-taannya, butuh waktu lama untuk mencapai puncak akreditasi. Semi-sal saja pada Prodi Sastra Inggris yang setelah 10 tahun berproses se-bagai Prodi di Jurusan Ilmu Budaya, baru di tahun 2013 berpredikat B,

Sambungan halaman 1....Antara Ambisi dan Sulitnya Proses Perbaikan Diri Unsoed

NEWS VIEWS PHOTO www.lpmsketsa.com

Page 4: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

4 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014 KABAR KAMPUS

Kuncup-kuncup Prodi Pendidikan

Sang Prodi baru pendidi-kan itu ialah Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Pendidi-kan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Pendidikan Ekonomi pada jenjang Sarjana (S1). Sedangkan, dua Prodi lainnya ialah Prodi Ilmu Manajemen dan Prodi Biologi pada jenjang doktoral.

Prof. Mas Yedi Sumaryadi, Pembantu Rektor (PR) I, menya-takan dua alasan dibentuknya Prodi pendidikan. “Pertama, ba-nyak permintaan dari masyarakat yang menginginkan Unsoed mem-buka prodi kependidikan. Hal ini dibuk�kan dengan banyaknya su-rat yang masuk ke universitas. Ke-dua, sejalan dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebu-dayaan, Muhammad Nuh, untuk meningkatkan APK (Angka Par�-sipasi Kasar), agar masyarakat usia produk�f bisa (meneruskan sekolah-red) ke pendidikan �nggi,” ungkap Guru Besar Fakultas Peter-nakan itu.

Siap tapi Tak Layak

Semua syarat dan prasyarat untuk membuka Prodi baru diklaim telah sesuai dengan peraturan Dik�. Mulai dari jumlah dosen te-tap-yang minimal enam orang-, sarana dan prasarana yang men-dukung perkuliahan, hingga teknis seper� kurikulum pengajaran telah dipersiapkan. Namun, saat dilihat langsung di lapangan, ternyata di sisi lain, sarana dan prasarana ha-

nya sebatas 'ada', tanpa memper-�mbangkan kelayakan kondisinya.

Untuk ruang kuliah, Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreaksi yang kini menduduki gedung D Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan (FKIK)-yang akan segera menjadi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (FIK)-hanya me-

manfaatkan sisa ruang kosong dari jurusan lain di lingkungan FKIK. Le-bih miris lagi, ruangan dosen hanya berupa ruang berukuran sedang tanpa sekat yang memisahkan meja dosen satu sama lain. Hal itu karena kurang luasnya ruangan.

“Ya seper� ini, seadanya. It doesn't ma�er-lah kalo menurut saya,” ujar Nanang Himawan Ku-suma, Kaprodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi me-

Tahun 2014, Universitas Jenderal Soedirman membukalima program studi baru. Tiga diantaranya berbasis pendidikan.

SKETSA/SUSILO FATHURROKHMAN

Registrasi Fisik SNMPTN Unsoed,Selasa (17/6). Angkatan pertama Program

Studi Pendidikan mulai diterimamelalui jalur ini.

“”

“Ya seperti ini, seadanya.

It doesn't matter-lah

kalo menurut saya.”

(Nanang Himawan Kusuma)

Page 5: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

KABAR KAMPUS 5INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014

Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Un-soed, drg. Arwita Mulyawa�, berharap agar pimpinan Unsoed memikirkan kembali tata letak bangunan Unsoed, Kamis (22/4). Pernyataan itu ia sampaikan karena lokasi RSGMP yang terletak sangat dekat dengan kandang ternak Experimental Farm (Exfarm) milik Fakultas Peternakan. Hal ini menye-babkan terciumnya bau �dak sedap dari kandang di RSGMP. "Kadang ya bau," tuturnya saat ditemui di ruang direktur RSGMP.

Master plan Unsoed memang menempatkan RSGMP di tempat yang sekarang berseberangan de-ngan kandang. "RSGMP itu sudah merupakan Master Plan dari Un-soed, jadi memang sudah diren-

canakan ditempatkan di sini," tam-bah Arwita.

Menanggapi hal tersebut, penanggung jawab Exfarm, drh. Sufiryanto, menjelaskan bahwa pihaknya menjaga kandang agar

�dak mengganggu lingkungan se-kitar. "Ke�ka udara lembab, kita

langsung menaburkan merang dan dekomposer di atas kotoran hewan agar �dak menimbulkan bau dan lalat," jelasnya.

Ia juga menyatakan bahwa kandang yang dibangun tahun 1986 ini sempat beberapa kali mendapat keluhan mengenai bau dan lalat. Namun setelah diperiksa, ia mene-gaskan bahwa sebagian besar yang dikeluhkan bukan bersumber dari kandang.

Warga Perumahan Arca Wina-ngun pernah mengeluhkan banyak lalat di perumahan dan disinyalir berasal dari kandang. Namun, sete-lah diperiksa, lalat itu bukan ber-sumber dari kandang. "Kalau me-mang lalat berasal dari kandang, silakan dicek langsung ke kandang-nya," ungkap Sufir.

Direktur RSGMP: Pimpinan Harus Pikir Tata Letak Unsoed

B*U

maklumi keadaan.

Prodi baru yang lain, Pendi-dikan Bahasa dan Sastra Indonesia, lebih matang dalam hal persiapan. Tenaga pendidik 27 dosen dan sarana prasarana gedung pun telah siap difungsikan. Kepala Jurusan Il-mu Budaya, Dr. Syaifur Rochman, menjelaskan bahwa kesiapan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indo-nesia sampai saat ini sudah sangat matang.

Syaifur pun mengatakan pada tahun 2015 mendatang Jurusan Il-mu Budaya yang akan berubah men-jadi Fakultas Ilmu Budaya itu juga a-kan membuka Prodi Pendidikan Ba-hasa dan Sastra Inggris, melihat antusiasme calon mahasiswa untuk Prodi pendidikan tersebut kini sangat �nggi.

“Selain Prodi Pendidikan Baha-sa Indonesia, tahun depan pun kami akan membuka Prodi Pendidikan Ba-hasa Inggris dan �dak dipungkiri ju-ga nan� akan ada Prodi Pendidikan Bahasa Jepang atau Mandarin jika persyaratannya memenuhi,” ung-kapnya futuris�k.

Persiapan Prodi Olahraga

Sejak tahun 2005, Rektor Unsoed kala itu, Rubiyanto, sudah merancang untuk membuka Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Namun, dalam prosesnya �dak mudah karena masih terbatasnya kuan�tas sumber daya dosen, kurikulum, dan masalah anggaran. Hal itu membuat �m yang tergabung dalam pani�a pem-bentukan prodi tersebut vakum se-lama beberapa tahun pascawacana

rektor.

Setelah sekian tahun �dak ada kepas�an mengenai pembukaan prodi, �m tersebut mulai ak�f kem-bali pada 2009. Akhirnya, pada 2013 mereka mendapatkan SK pem-bukaan Prodi PJKR dari Dik�, yang nan�nya bernaung pada Fakultas kedokteran dan Ilmu-ilmu Keseha-tan.

[Tami Nuriksa/Susilo Fathurrokhman]

KANDANG VS RSGMP

www.lpmsketsa.comVISIT US

Page 6: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

6 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014

Sufiryanto menambahkan, pernah juga ada keluhan soal bau dari pengguna jalan yang melintasi kandang. Setelah diperiksa, ternya-ta bau berasal dari kotoran ayam yang tergenang di penampungan air dalam kandang. Pihaknya lang-sung mengurus hal tersebut. "Ya langsung kami bersihkan, agar �dak bau lagi," jelasnya.

Terkadang Bau

Bangunan kandang yang diba-ngun berdekatan dengan kampus biologi dan Kos Putri Griya Medika ini terkadang menimbulkan bau. "Kadang tercium baunya kalau se-dang kuliah di kelas yang ber-seberangan dengan kandang," ung-kap Kukuh, mahasiswa biologi SKS 2010.

Bau kandang kadang tercium juga dari Kos Putri Griya Medika, yang terletak di sebelah selatan kandang. Salah satu penghuni kos

putri, Tiwi, mengatakan bahwa bau sapi dan ayam kadang tercium hing-ga kosnya. "Kadang-kadang, bau sapi dan ayam," jelasnya.

Namun, pihak pengelola kan-dang mengaku belum pernah men-dapat aduan terkait hal tersebut. "Sekitar tahun 2009 memang ada a-duan bau dari (Fakultas-red) Bio-logi, tapi ternyata bukan berasal dari kandang. Waktu itu ada pene-li�an tentang ikan. Nah, bau itu dari ikan yang baru saja datang, bukan dari kandang," jelas Sufiryanto.

Belum Ada Percakapan

Posisi kandang saat ini me-mang sudah tak selengang dulu. Sa-at ini sudah padat dan dekat dengan pemukiman, juga RSGMP. "Kan-dang ini memang didirikan lebih dulu dari RSGMP dan dulu, disini memang belum banyak bangunan. Bahkan, pemukiman juga belum sampai dekat kandang," ucap Sufir

ke�ka dikaitkan dengan adanya RSGMP di seberang kandang.

Arwita, sebagai direktur RSG-MP Unsoed mengaku belum ada usaha percakapan lebih lanjut me-ngenai lokasi RSGMP yang berse-berangan dengan kandang. Meski �dak ada aturan yang mengatur jarak steril rumah sakit dengan kan-dang hewan, ia berharap pimpinan Unsoed memper�mbangkan tata letak Unsoed.

“Pimpinan Unsoed memi-kirkan yg lebih bagus (tatanannya-red). Sehingga manfaat dari kan-dang meningkat dan lingkungan-nya juga �dak terpolusi," tutupnya.

[Sucipto/Mus�yani D.K.]

TERIMAKASIH KEPADARELAWAN

TELAH MENGAWALPENGHITUNGAN

SUARA KPU

kawalpemilu.org

Skëtsa

Page 7: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

7INFO SkëtsaJULI - AGUSTUS 2014

Sebelum melangkah lebih jauh membahas Pers Mahasiswa (Persma) masa kini, mari sedikit me-nyorot balik ke masa silam. Persma sempat menjadi media alterna�f pada Orde Baru, saat media arus u-tama dibungkam oleh penguasa. Pers mahasiswa mempunyai posisi strategis guna menyuplai informasi untuk masyarakat, terutama bagi ak�vis gerakan untuk menurunkan rezim yang berkuasa. Dengan gaya bertutur yang khas dan lebih berani, LPM mengawasi kebijakan peme-rintah dan kampus masing-masing di tengah pergulatan poli�k kala itu.

Selepas Orde Baru, Persma se-makin bermunculan di kampus-kampus. Hampir se�ap kampus di In-donesia memiliki Persma, dari �ng-kat fakultas sampai universitas. Fo-kus kerjanya jelas, yaitu sebagai ‘anjing pengawas’ kebijakan kam-pus, entah birokrasinya ataupun lembaga kemahasiswaan lainnya se-per� Badan Ekseku�f, Legisla�f, dan Yudika�f Mahasiswa. Persma memi-liki posisi tawar dalam hal itu. Persma berkewajiban menyajikan informasi minor di kampus yang �-dak diawasi intensif oleh media arus utama untuk kemudian disampaikan kepada publik, terutama maha-siswa.

Meski terbatas oplah dan in-

tensitas terbitan, produk jurnalis�k Persma diharapkan bisa memberi sisi edukasi kepada pembaca, terutama mahasiswa. Efek lain yang diharapkan adalah, mahasiswa atau lebih luas si pembaca dapat berpe-ran ak�f melakukan perubahan sete-lah mengonsumsi produk jurnalis�k Persma.

Saat ini, Pers mahasiswa lebih mudah menjalankan kegiatan jurna-lis�knya. Pers Mahasiswa �dak me-lulu menunggu kucuran dana dari birokrat kampus, atau sampai harus mengumpulkan uang pengurus untuk biaya cetak dan sirkulasi pro-duk jurnalis�knya. Kemajuan tekno-logi membuat kerja jurnalis�k Pers-ma semakin mudah dan cepat.

Perkembangan internet de-ngan berbagai pilihan dari yang gra-�s hingga berbiaya �nggi menjadi alterna�f percepatan kerja jurna-lis�k Persma, terutama dalam me-nyebarkan informasi atau berita. Hampir seluruh Persma di tanah air sudah mengembangkan dan me-manfaatkannya, terutama dengan membuat portal berita online.

Penyebaran produk jurnalis�k jadi lebih mudah, luas, dan masif de-ngan portal berita online yang dimi-liki Persma. Bahkan, tak jarang Pers-ma bisa menghidupi portal berita online-nya dengan iklan karena

ra�ng di dunia maya cukup baik. Namun demikian, dengan kemu-dahan yang ada, Persma banyak yang masih terta�h dan meraba ih-wal fokus kerja dan kualitasnya.

Fokus dan Kualitas

Saat ini, update berita Persma sudah cukup baik, namun masih news based event, jarang (atau bahkan) belum menyentuh ranah yang lebih radikal; mengungkap apa yang harus diungkap. Atau dengan bahasa kiasan yang sering diguna-kan untuk kerja jurnalis�k: belum menyingkap tabir. Tabir yang dimak-sud adalah hal yang tersembunyi di sekitar kampus dan sebenarnya pen-�ng diketahui mahasiswa.

Ya, itu salah satu pekerjaan ru-mah Persma masa kini. Kri�k sema-cam ini sangat mudah dilontarkan hanya dengan melihat portal berita online atau membaca produk jurna-lis�k Persma. Pembaca tentu �dak peduli masalah internal yang sedang bergejolak dalam Persma tersebut. Pembaca produk Persma, yang ma-na sebagian besar adalah maha-siswa, tentu berharap banyak dari Persma tentang informasi yang mereka �dak didapatkan di media arus utama. Jika produk jurnalis�k Persma �dak sesuai harapan, ku-rang menarik, dan kurang pen�ng bagi mahasiswa, tentu akan di�ng-galkan. Dampak buruknya, produk jurnalis�k itu �dak lagi ditunggu-tunggu dan �dak menarik untuk dibaca.

Ada beberapa Persma yang fokus kerjanya �dak lagi sebagai-mana mes�nya, saya bisa katakan

MASIH PERLUKAH PERS MAHASISWA?Oleh: Sucipto*

STUDENT PRESS

OPINI

Page 8: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

8 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014

lebih lunak ke�mbang Persma ke�ka menjatuhkan Orde baru atau sebe-lumnya. Bukan maksud saya untuk mengkultuskan, hanya saja iri ke�ka membaca atau sekedar mendengar cerita Persma pada m a s a l a m p a u . S a a t i n i p e rs mahasiswa terjebak pola pikir bahwa fokus kerja jurnalis kampus adalah meliput kegiatan se-putar kampus. Akhirnya, jurnalis kampus sudah merasa bangga hanya dengan m e n u l i s , d a n k e m u - d i a n menyebarkan berita hasil lipu-tan sebuah acara saja. Lebih buruk lagi, berita yang ditulis formatnya hampir semuanya sama.

Misal, ada kegiatan seminar nasional yang diadakan oleh Fakul-tas Psikologi dan jurnalis kampus berkesempatan meliputnya, kemu-dian judul berita yang ditulis adalah “Fakultas Psikologi adakan Seminar Nasional”, atau “Seminar Nasional Fakultas Psikologi”, atau “Fakultas Psikologi gelar Seminar Nasional”, dan seterusnya. Membuat judul de-mikian tentu bukan hal haram bagi seorang jurnalis kampus. Namun, akan sangat disayangkan jika fokus kerjanya hanya meliput acara yang ada dan menulis dengan format yang itu-itu saja.

Krea�vitas menulis jurnalis kampus �dak berkembang jika hanya menulis seper� itu. Lebih buruk lagi, Persma �dak lagi gahar untuk menjadi ‘anjing pengawas’ kebijakan minimal di kampusnya masing-masing, dengan menulis atau menciptakan isu yang �dak terlihat menjadi terlihat ke permu-kaan. Insan Persma berkewajiban membawa pembaca sadar akan hal-hal yang belum atau bahkan �dak terpikirkan oleh kebanyakan orang, tentu saja dengan kualitas yang baik,

atau mendeka� baik, sesuai kaidah jurnalis�k.

Ke�ka kualitas judul sudah me-narik, alih-alih ingin mengejar up-date berita, terkadang kaidah dalam menulis sering kali kurang diper-ha�kan. Dalam hal ini, redaktur atau editor kurang jeli dalam mengedit berita. Terkadang, kita masih saja menjumpai kalimat-dalam straight news terutama-yang hanya terdiri dari satu frasa, bukan kalimat utuh yang minimal terdiri dari subyek dan predikat.

Meski topik yang disampaikan menarik dan pen�ng, jika pengo-lahan beritanya �dak ‘asik’, berita menjadi sulit dimenger�, lebih pa-rah lagi bisa membingungkan atau menyesatkan pembaca. Jika seper� ini, pengolahan berita Persma terli-hat kurang serius.

Beranjak dari kualitas tulisan, penyakit Persma ada pada produk-�vitas jurnalisnya dalam menulis. Jika kita kunjungi beberapa portal berita online atau membaca produk cetaknya, akan kita jumpai beberapa nama yang mendominasi penulisan berita, namanya itu-itu saja. Kondisi seper� ini tentu �dak sehat dalam sebuah lembaga pers mahasiswa. Persma akan lebih kuat jika hampir seluruh sumberdaya yang ada pro-duk�f dalam melakukan kerja jurna-lis�k.

Posisi Tawar

Pernah suatu ke�ka i-Skëtsangin mewawancarai rektor dan beberapa jajaran di bawahnya ke�ka kasus korupsi sedang santer di Unsoed. Hampir semuanya sulit ditemui dan dihubungi. Stafnya pun sulit dimintai keterangan, padahal jurnalis sudah mengatas-Skëtsa

namakan Persma dan membawa kartu anggota Persma. Alhasil, tulisan �dak bisa maksimal karena data yang kurang utuh.

Sempit sekali ruang kerja Persma di birokrat kampus, alih-alih ingin menjalankan tugas, malah �dak dimudahkan.

Lalu untuk apa Persma saat ini? Untuk menulis dengan kualitas yang baik dan cover all sides saja �-dak didukung. Posisi tawar sebagai jurnalis kampus dalam hal ini perlu dibangun di ranah birokrat kampus, terutama rektorat. Rektorat harus lebih melek media mahasiswa, lebih dalam lagi, harus melek kerja jurna-lis kampus.

Lalu, dengan kondisi seper� ini, masih perlukah Persma? Tentu jawabannya masih sangat perlu. Sebagai media edukasi dan penga-was civitas academica, Persma harus menjadi penyintas kebenaran melalui informasi.

Hanya saja, beberapa catatan di atas harus diperha�kan oleh subjek dan objek kerja Persma. Pers-ma sebagai subjek yang melakukan kerja jurnalis�k-sekali lagi saya te-gaskan: usianya banyak yang sudah menginjak puluhan tahun-harus meningkatkan kualitas produk jur-nalis�knya dari hari ke hari, dari ta-hun ke tahun. Selanjutnya, birokrat kampus, sebagai salah satu objek kerja jurnalis�k Persma, dengan sen-dirinya harus melek media, teru-tama media mahasiswa.

*Penulis adalah Pemimpin Umum LPM Sketsa

Page 9: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

9INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014

SELAMAT ATAS

DIWISUDANYA

AGNES HARVELIAN, S.H.Redaktur pelaksana cetak LPM Sketsa 2012

RATNA M. HANAFI, S.IkomRedaktur pelaksana Buletin LPM Sketsa 2010

Skëtsamengucapkan

SejajartaksejujurWadahkugatalsekujurJemarimelawanpenuhPerihlukanyabadan

DiammembiarkanmerekaMenerimapakanyangbasi

YangjelasbisamemuntahkanJatidiricucusangjenderalbesar

LemahbisakupertahankanKupandangbencisementara

SebelumlingkunganmenggonggongSeragamkuningberbunyisakti

JAMUR KUNINGOleh : Ludbizar*

*Mahasiswa Peternakan 2012

Page 10: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

10 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014

Sajak Kali SerayuOleh:Supriyono*

Gemuruh jeramGemercik rintik air

Sapaan halus angin pagiLambaian ramah hijaumu

Hamparan gemah ripahTatapan sayu sang surya

Elok sejauh mata memandang

Si Slamet masih terlelapSayap sayap kecil berlalu lalang

Heningku hancur seketikaDisel disel rakus berderu

Menyisakan hamparan kotoranKini kau sering meluap luap

Mencoba menghibur diri

Soedriman tak pahamMoral campakan fungsional

Keruh kir bak mutahan ramalHajat awamkan nurani

Getir mayapadaLantas siapa yang fasik

Titik titik panas mengalir

KOINOleh : Nurhidayat*

Gadis kecil mengancamku masuk nerakaAku diam sejenak

Membayangkan Tuhan

Ah ! Tuhan itu tak nyata

Ah !Tau apa gadis ini?

Aku menata pikir Meluruskan ikal rambut kusut

Untuk apa aku mendebat Tuhan?Siapa yang ternyata?

Tuhan ataukah tuhan?

Ternyata Tuhan menjadi idamandijadikan kendaraan!!

Mereka tak menyadari Gunung pun terbelah

Jika kita memaksa

PUISI

*MahasiswaSastraInggris2013

*MahasiswaPeternakan2012,PemimpinRedaksiLPMSketsa

Page 11: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

11INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014

PENERBIT:LembagaPersMahasiswaSketsaUnsoed

PEMBINA:SulyanaDadan,M.A.

PEMIMPINUMUM:Sucipto

WAKILPEMIMPINUMUM:NadiaFarchunnisa,DennyKurniawan

PEMIMPINREDAKSI:Nurhidayat

REDAKTURMEDIACETAK:RachmaAmalia,MustiyaniD.K.

REDAKTURARTISTIK:YudiHarmawan

REDAKTURONLINE:TamiNuriksa,WidyaCahyaningTantri

TIMEDITOR:Nurhidayat,Rachma,Mustiyani,Tami,Widya,Yudi,AnggotaBaru

PEMIMPINPERUSAHAAN:YennyFitriKumalasari

PEMIMPINPENELITIANDANPENGEMBANGAN:SusiloFathurrokhman

LAYOUTER:Sucipto

ILLUSTRATOR:Rachma,Cipto

REPORTER:Sucipto,Yani,Yenny,Fatur,Rachma,Tami,Nadia,Febby,Deni,Muthia,Yunas

INFOIKLAN:MuthiaK.085719700152.

AlamatRedaksi:KomplekPusatGedungKegiatanMahasiswaUnsoed

Jl.Dr.SoeparnoKarangwangkal,PurwokertoUtara53123

[email protected]@lpmsketsa.com

www.lpmsketsa.comLPM Sketsa Unsoed Purwokerto

@LPMSketsa

[klik]

Page 12: Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

CETAK/DISAINSertifikat

Kartu namaBuletinStiker

Disain kaosdll.

WEBSITE BUILDING

MAU MOTORTAMBAH GAYA

DENGANKNALPOT TRENDI?

RacingGeneration

26513FA4 08567864199

BAYURACING

@bayuerlangga29

PribadiPerusahaanOrganisasiSekolah

INFO IKLAN : [email protected] - 085 719 700 152 [Muthia]