Buletin Hemat Energi Agustus 2014

72
dari redaksi 1 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014 energi hemat Penanggung Jawab Ir. Rida Mulyana, MSc Redaktur Ir. Maritje Hutapea Andriah Feby Misna ST. MT. Msc. Ir. Mustofa Said Harris, ST. Ir. Edi Sartono Dr. Ir Arief Heru Kuncoro, MT. Editor Awang Riyadi, ST. MBA. Catur Wahyu Prasetyo, ST Ani Wiyanti, ST Kunaefi ST, MSE. Devi Laksmi, ST Supriyadi, SE Qatro Romandhi, ST. M.Sc Gita Lestari, ST, MBA Rahadian Arafat, ST, M.Ak Tianni Lisdawati Sihotang, ST Desain & Layout Trubus Swadaya Fotografer Budi R. Putra Sekretariat Adhi Deva Wijaya ST Awaliah Penerbit Direktorat Konservasi Energi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Alamat Redaksi dan Perpustakaan Jalan Pegangsaan Timur no 1A Menteng, Jakarta 10320 Telp (021) 39830077 Faksimili : 021-31901087 Website : www.ebtke.esdm.go.id Email : [email protected] D engan laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,1% dan pertambahan jumlah penduduk 1,1%, diprediksi pertumbuhan kebutuhan energi mencapai 7%. Saat ini kebutuhan energi masih dipenuhi dan didominasi energi fosil yang mencapai 46% minyak bumi, 29% batubara, dan 21% gas bumi. Hanya 4 % dari bauran energi primer nasional yang dipasok dari panas bumi dan tenaga air. Dari ketersediaan energi primer tersebut konsumsi energi final digunakan untuk berbagai sektor. Sektor industri menempati peringkat kedua setelah transportasi dalam hal penggunaan energi. Besarnya mencapai 39,7 %. Suatu angka yang mencerminkan kebutuhan yang sangat tinggi. Bahkan menjadi ironis ketika energi yang digunakan, sebagian besar berasal dari sumber fosil yang serba terbatas dan tak bisa diperbaharui. Berawal dari hal itu, Indonesia berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, potensi penghematan menjadi hal penting yang harus dilakukan. Untuk sektor industri, potensi efisiensi energi mencapai 10%--30 % dari target tahun 2025 sebesar 17%, Setidaknya terdapat 8 sektor industri yang dikategorikan sebagai industri padat energi yaitu industri kimia, pupuk, tekstil, semen, baja, pulp dan kertas, keramik dan gelas, serta makanan dan minuman. Ke-8 industri tersebut menyumbang peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang cukup tinggi dari sektor industri. Bersama dengan sektor lainnya, Indonesia menempati rangking ke 4 penghasil emisi GRK dunia. Pembaca yang budiman, melakukan perubahan perilaku memang bukan hal mudah. Namun, suka atau tidak, komitmen harus tetap dijalankan. Karena itu berbagai upaya keras dilakukan untuk melakukan penghematan itu. Mulai dari hal yang sederhana seperti kebiasaan mematikan lampu hingga melakukan investasi pada peralatan berteknologi tinggi yang hemat energi. Dengan cara melakukan penghematan saja, dapat dicapai pengurangan energi sekitar 10 - 15% lebih tinggi lagi bila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%. Sejumlah sektor industri sudah mulai sadar dan melakukan penghematan energi. Sebut saja PT Semen Indonesia, PT Semen Padang, PT Samsung, dan PT Essar. Berkat efisiensi yang dilakukan, industri-industri tersebut dapat meningkatkan daya saing produk, penghematan biaya operasional, dan sekaligus mengurangi emisi GRK. Pada edisi kali ini ditampilkan keberhasilan sejumlah perusahaan yang melakukan efisiensi energi secara sungguh- sungguh, dan berbuah manis. Simak kiat dan inovasi yang dipilih dan cermati agar dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk mengikuti jejak mereka. Semoga berhasil. Salam Redaksi

Transcript of Buletin Hemat Energi Agustus 2014

Page 1: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

dari redaksi

1Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

energihemat

Penanggung JawabIr. Rida Mulyana, MSc

RedakturIr. Maritje HutapeaAndriah Feby Misna ST. MT. Msc.Ir. Mustofa Said Harris, ST.Ir. Edi SartonoDr. Ir Arief Heru Kuncoro, MT.

EditorAwang Riyadi, ST. MBA.Catur Wahyu Prasetyo, STAni Wiyanti, STKunaefi ST, MSE.Devi Laksmi, STSupriyadi, SEQatro Romandhi, ST. M.ScGita Lestari, ST, MBARahadian Arafat, ST, M.AkTianni Lisdawati Sihotang, ST

Desain & LayoutTrubus Swadaya

FotograferBudi R. Putra

SekretariatAdhi Deva Wijaya STAwaliah

PenerbitDirektorat Konservasi Energi, Ditjen EBTKEKementerian ESDM

Alamat Redaksi dan PerpustakaanJalan Pegangsaan Timur no 1AMenteng, Jakarta 10320Telp (021) 39830077Faksimili : 021-31901087Website : www.ebtke.esdm.go.idEmail : [email protected]

Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,1% dan pertambahan jumlah penduduk 1,1%, diprediksi pertumbuhan kebutuhan energi mencapai 7%. Saat ini

kebutuhan energi masih dipenuhi dan didominasi energi fosil yang mencapai 46% minyak bumi, 29% batubara, dan 21% gas bumi. Hanya 4 % dari bauran energi primer nasional yang dipasok dari panas bumi dan tenaga air.

Dari ketersediaan energi primer tersebut konsumsi energi final digunakan untuk berbagai sektor. Sektor industri menempati peringkat kedua setelah transportasi dalam hal penggunaan energi. Besarnya mencapai 39,7 %. Suatu angka yang mencerminkan kebutuhan yang sangat tinggi. Bahkan menjadi ironis ketika energi yang digunakan, sebagian besar berasal dari sumber fosil yang serba terbatas dan tak bisa diperbaharui. Berawal dari hal itu, Indonesia berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, potensi penghematan menjadi hal penting yang harus dilakukan. Untuk sektor industri, potensi efisiensi energi mencapai 10%--30 % dari target tahun 2025 sebesar 17%,

Setidaknya terdapat 8 sektor industri yang dikategorikan sebagai industri padat energi yaitu industri kimia, pupuk, tekstil, semen, baja, pulp dan kertas, keramik dan gelas, serta makanan dan minuman. Ke-8 industri tersebut menyumbang peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang cukup tinggi dari sektor industri. Bersama dengan sektor lainnya, Indonesia menempati rangking ke 4 penghasil emisi GRK dunia.

Pembaca yang budiman, melakukan perubahan perilaku memang bukan hal mudah. Namun, suka atau tidak, komitmen harus tetap dijalankan. Karena itu berbagai upaya keras dilakukan untuk melakukan penghematan itu. Mulai dari hal yang sederhana seperti kebiasaan mematikan lampu hingga melakukan investasi pada peralatan berteknologi tinggi yang hemat energi. Dengan cara melakukan penghematan saja, dapat dicapai pengurangan energi sekitar 10 - 15% lebih tinggi lagi bila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%.

Sejumlah sektor industri sudah mulai sadar dan melakukan penghematan energi. Sebut saja PT Semen Indonesia, PT Semen Padang, PT Samsung, dan PT Essar. Berkat efisiensi yang dilakukan, industri-industri tersebut dapat meningkatkan daya saing produk, penghematan biaya operasional, dan sekaligus mengurangi emisi GRK.

Pada edisi kali ini ditampilkan keberhasilan sejumlah perusahaan yang melakukan efisiensi energi secara sungguh-sungguh, dan berbuah manis. Simak kiat dan inovasi yang dipilih dan cermati agar dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk mengikuti jejak mereka. Semoga berhasil.

Salam Redaksi

Page 2: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

2 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

energihemat

dari redaksi 1

fokus utama 44 Jejak Hemat sektor industri 10 inilah kiat Hemat kalangan industri14 samsung electronics indonesia: komitmen Penuh

terapkan sNi : iso 50001 : 201218 Gelimang rupiah Berkat Limbah22 Pt essar indonesia: efisiensi energi Berujung

Peningkatan Produksi

tokoH 2626 dirjen eBtke: Potensi Konservasi Energi 20%—30%

KamPusiana 3030 Kampus iTsB : Green Campus di tengah Perkotaan34 sekolah madania Parung: Konsep Energi Jadi Perhatian

Baru

anJangsana 3838 kantor Hijau dari Naripan42 Padepokan Hijau sang kontraktor

Prestasi 4646 4 trik Hijau ala sinar mas Land Plaza

JeJak 5252 The 3rd indonesia EBTKE-ConEx 2014 menghantar energi Bersih Bagi Negeri

Page 3: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

3Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

daftar isi

tekNoLoGi 5858 dynamic Voltage restorer (dVr): anti kedip Penyelamat rupiah

iNoVasi 6262 Panen energi (dari) Yang terbuang

maNCaNeGara 6666 masdar City, kota impian energi Hijau

efisieNsi 7070 dicari : refrigeran ramah Lingkungan

Page 4: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

4 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, maka diprediksi terjadi peningkatan

kebutuhan energi akibat bertambahnya jumlah rumah, bangunan komersial serta industri. Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 7 % per tahun selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik akan meningkat dengan tajam. Karena itu Indonesia berkepentingan untuk mengelola dan

Jejak Hemat Sektor Industri

menggunakan energi seefektif dan seefisien mungkin.

Untuk itu, sebagai upaya menekan konsumsi energi, pemerintah melalui Instruksi Presiden (Inpres) nomor 13 2011 tentang penghematan energi, serta Permen ESDM nomor 13 dan nomor 14 2012, mengatur penghematan energi listrik, bahan bakar minyak, air tanah dan manajemen energi. Realisasi penghematan dari sosialisasi itu, ternyata cukup signifikan.”Penurunan di listrik cukup signifikan, tapi untuk bahan bakar minyak belum terlalu signifikan,” kata Jero Wacik, Menteri ESDM.

Perilaku hemat energi sebenarnya memiliki dampak yang cukup besar dalam

terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor rumah tangga, komersial, industri dan transportasi. saat ini salah satu pengguna energi terbesar adalah sektor

industri dengan pangsa 39,7%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah sektor transportasi dengan pangsa 40,4 %, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 12 % dan sektor komersial sebesar 4,4 %. Bila saja sektor industri melakukan penghematan, potensi

pengurangan energi antara 10 %—25 %.

Menurut Menteri ESDM, Perilaku hemat dalam menggunakan energi merupakan langkah paling sederhana

Page 5: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

5Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

porsi penggunaan energi. Penghematan yang dihasilkan bisa mencapai 17 %. “Setiap tahun kebutuhan energi terus meningkat, jadi tidak ada kata lain, kita tambah produksinya dan dihemat-hemat pengunaanya,” ujar Jero Wacik dalam suatu diskusi. Menurut Menteri ESDM, perilaku hemat dalam menggunakan energi merupakan langkah yang paling sederhana untuk dilakukan. Apalagi bila hal itu dilakukan oleh seluruh sektor, maka potensi penghematannya bakal berdampak besar.

Namun, kenyataannya masyarakat Indonesia masih tergolong konsumtif dalam penggunaan energi. Menurut Dirjen EBTKE, Rida Mulyana, salah satu penyebab perilaku konsumtif tersebut adalah harga energi yang masih murah karena disubsidi oleh pemerintah. "Karena itu, merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan sosialisasi bagaimana menghemat energi," ujar Rida. Subsidi BBM dan biaya listrik menjadi penyebab utama. Karena itu “Merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan sosialisasi bagaimana berhemat energi,” jelas Rida. Dicontohkan, perilaku hemat dalam menggunakan energi misalnya, mematikan lampu saat keluar ruangan atau mencabut kabel alat-alat elektronik saat tak digunakan. Meski ini hal sederhana, namun belum menjadi karakter dan perilaku masyarakat Indonesia. “Kami meyakini yang namanya konservasi atau penghematan itu jauh lebih mudah daripada memproduksi. Menghemat 1 kilowatt lebih murah daripada memproduksi 1 kilowatt,” ujar Rida.

Sektor IndustriBerdasarkan kajian yang telah

dilakukan pemerintah, potensi penghematan yang dapat dihasilkan dari perilaku hemat energi mencapai 10-30% dari target tahun 2025 sebesar 17%, “Penggunaan energi pada industri tergolong sangat tinggi. Jumlahnya mencapai pangsa 39,7% terhadap konsumsi energi nasional. Sayangnya sektor ini belum sepenuhnya menerapkan secara optimal prinsip-prinsip efisiensi energi,” kata Rida. Menurut Rida, jika penghematan dilakukan oleh setiap industri maka penghematan energi di

sektor industri bakal terwujud. Apalagi, target pertumbuhan industri terhadap PDB Nasional yang diprediksi sebesar 30% pada tahun 2025, tentu akan membuat kebutuhan energi semakin meningkat.

Efisiensi energi tidak hanya berdampak pada porsi penggunaan energi tapi juga pada kondisi lingkungan. Saat ini sektor industri menduduki peringkat ke-4 sebagai penghasil emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Oleh sebab itu, efisiensi energi di sektor bangunan menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) serta meratifikasi Protokol Kyoto melalui UU no.17 tahun 2004. Selain itu, pada Perpres 61/2011 tentang GRK, Bidang Industri menargetkan penurunan emisi sebesar 1 juta TCO2e (26%) dengan dana nasional atau 5 juta TCO2e (41%) bila dibantu pendanaan Internasional. Penurunan emisi itu dilakukan melalui kegiatan utama konservasi energi, modifikasi proses atau minimalisasi limbah. Kegiatan konservasi energi melalui efisiensi energi merupakan langkah yang lebih praktis dan menguntungkan sektor industri.

Industri mengkonsumsi energi 39,7 % dari

energi final

Page 6: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

6 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Salah satu upaya Pemerintah untuk menekan konsumsi energi di sektor industri adalah dikeluarkannya PP No.70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi diikuti terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 tahun 2012 tentang Manajemen Energi. Peraturan tersebut mengharuskan perusahaan pengguna energi yang mengonsumsi lebih dari atau sama dengan 6000 TOE (ton oil equivalent) per tahun wajib melaksanakan audit energi secara berkala.

Namun, upaya untuk melakukan efisiensi energi memang bukan hal mudah. Mengapa? Potret permesinan di sektor industri Indonesia didominasi mesin-mesin tua berumur diatas 20—40 tahun sehingga kecepatan mesin dan kualitas produk rendah. Dampaknya tingkat konsumsi

energi jauh lebih tinggi, boros, dan jauh dari efisien. Untuk mengganti atau memodifikasi mesin dibutuhkan investasi yang besar, sementara bunga komersial perbankan nasional tinggi, di atas 10% per tahun, padahal yang dibutuhkan sekitar 5% per tahun . Di sisi lain, dukungan industri permesinan nasional sangatlah kurang, bahkan cenderung tidak ada. Tidak heran bila dalam industri baja, penggunaan energi di Indonesia masih tergolong besar, yaitu 900 kWh/ton produk, sementara India hanya 600 kWh/ton produk dan Jepang hanya 350 kWh/ton produk.

Kementerian Perindustrian memproyeksikan kebutuhan energi untuk sektor industri yang terbesar adalah gas alam. Diprediksi kebutuhan gas alam pada tahun 2025 nanti sebesar 1.360 juta British Thermal Unit (mmbtu) atau 51,2 % dari total penggunaan energi sektor industri. Setelah gas alam, kebutuhan energi untuk sektor industri yang terbesar lainnya adalah batubara. Porsi kebutuhannya sebesar 20,3 % atau 26,68 juta ton pada 2025. Proyeksi ini dengan skenario Business as Usual.

Dengan skenario akselerasi, maka pada tahun 2025 kebutuhan energi di sektor industri akan mengalami peningkatan sekitar 55 % dari jumlah total kebutuhan energinya. Di tahun tersebut, industri akan membutuhkan gas alam sebanyak 1.553 juta mmbtu dan batubara sebanyak 53,71 juta ton. Melihat kondisi tersebut,

Industri pulp dan kertas salah satu industri padat energi

29%

46%

21%

3% 1%

Batubara Minyak Bumi Gas Bumi

Tenaga Air Panas Bumi

Kebutuhan Energi masih didominasi Energi Fosil Bauran Energi Primer

No Jenis Energi Jumlah

(Juta SBM)

1 Batubara 343

2 Minyak Bumi 542

3 Gas Bumi 255

4 Tenaga Air 32

5 Panas Bumi 17

TOTAL 1.189

Keterangan:- Tidak termasuk biomass dan penggunaan non-energi - *) Angka sementara sampai dengan Desember 2013

Page 7: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

7Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

penghematan energi di sektor industri sudah sangat mendesak. Kebutuhan energi akan mengalami penurunan apabila semua pihak dapat menjalankan program efisiensi energi. Dalam skenario akselerasi yang disertai dengan efisiensi tercatat bahwa kebutuhan energi rata-rata berpotensi menurun sebesar 8,6 %. Pada 2025, kebutuhan gas alam diprediksi sebesar 1.491 juta mmbtu, sementara batubara sebanyak 33,89 juta ton.

Terdapat sejumlah tantangan dalam pemenuhan kebutuhan energi bagi industri di Indonesia. Salah satunya, ketergantungan penggunaan energi fosil yang sangat tinggi. Batubara dan gas alam misalnya, banyak digunakan oleh industri semen dan barang galian bukan logam. Sedangkan energi listrik digunakan paling

Sosialisasi SNI ISO 50001 tentang Sistem

Manajemen Energi

Konsumsi Energi per Juta Barel

Intensitas Energi Primer dan Final

Sektor 2000 2005 2010 2012 *)

Industri 193 218 312 305

Transportasi 139 178 255 311

Rumah Tangga 88 89 82 92

Komersial 19 25 31 34

Lainnya 29 29 28 26

Total 468 539 708 768

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Intensitas EF 366 370 352 360 364 340 327 327 302 321 343 339 336

Intensitas EP 523 535 531 545 527 512 487 487 473 470 509 502 497

-

100

200

300

400

500

600

Perbandingan Intensitas Energi Primer (EP) dan Energi Final (EF)

Intensitas EF Intensitas EP

Page 8: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

8 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Potensi Penghematan Energi

Sektor

Konsumsi Energi

Per Sektor Tahun

2012 (Juta SBM) *)

Potensi

Penghematan

Energi

Target

Penghematan

Energi Sektoral (2025)

Industri 305 (39,7%) 10 – 30% 17%

Transportasi 311 (40,4%) 15 – 35% 20%

Rumah Tangga 92 (12%) 15 – 30% 15%

Komersial 34 (4,4%) 10 – 30% 15%

Lainnya

(Pertanian,Konstr

uksi, dan Pertambangan)

26 (3,4%) 25% -

banyak oleh industri tekstil, industri berbahan dasar kulit, dan alas kaki. Untuk bahan bakar solar paling banyak digunakan oleh industri makanan, minuman dan tembakau. Tantangan yang juga menghadang adalah konsumsi domestik akan energi asal gas, solar, dan batubara selalu meningkat. Di sisi lain pasokan yang ada selalu kurang.

Saat ini industri dalam negeri dihadapkan pada kondisi belum terpenuhinya kebutuhan gas. Kontrak pengadaan gas yang ada saat ini masih di bawah kebutuhan, ditambah dengan masih banyaknya volume kontrak yang tidak dapat terpenuhi. Pada batubara, sebanyak 70% dari produksi batubara dipasarkan ke luar negeri padahal kebutuhan domestik cukup tinggi dalam rangka diversifikasi energi. Dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri, mengoptimalkan produksi energi, dan melakukan konservasi energi.

Dari sisi pemanfaatannya perlu dilakukan efisiensi dan diversifikasi energi. Kebijakan konservasi energi dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas energi yang memang benar-benar diperlukan. Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan teknologi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi.

Dewan Energi Nasional mengidentifikasi bahwa potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang sangat besar hingga 30%. Penghematan energi dengan cara yang mudah dengan biaya yang sedikit atau bahkan tanpa biaya dapat menghasilkan penghematan sebesar 10-15%. Sedangkan dengan melakukan investasi untuk kegiatan konservasi energi, penghematan dapat mencapai 30%.

Sebenarnya sejumlah sektor industri sudah mulai merintis upaya konservasi. Penerapan konservasi energi meliputi perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan dalam pemanfaatan energi. Kelompok industri tersebut di antaranya: industri pulp dan kertas, kilang minyak, tekstil, gula, pupuk, dan semen. Konservasi energi di sektor industri ini dapat dicapai melalui penggunaan teknologi hemat energi dalam seluruh aspek kegiatan

Pengguna energi yang mengkonsumsi lebih dari 6.000 TOE wajib melaksanakan audit energi

Page 9: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

9Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

PERATURAN MENTERI ESDM NO. 14/2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI

* Mewajibkan pengguna energi > 6,000 TOE* per tahun untuk menerapkan manajemen energi antara lain:

menunjuk manajer energi; 1. menyusun program konservasi energi; 2. melaksanakan audit energi secara berkala;3. melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;4. melaporkan pelaksanaan konservasi energi kepada 5. Pemerintah

* Membentuk Tim Manajemen Energi yang diketuai Manajer Energi dengan tugas:

Melakukan perencanaan konservasi energi1. Melaksanakan konservasi energi2. Melakukan pemantauan dan evaluasi.3.

* Pelaksanaan Penghematan Energi melalui:Sistem Tata Udara1. Sistem Tata Cahaya2. Peralatan pendukung3. Proses produksi dan/atau4. Peralatan pemanfaat energi utama5.

industri, baik dari sumber terbarukan maupun sumber tak terbarukan. Selain itu,yang tidak kalah pentingnya adalah membudayakan hemat energi dalam pamanfaatan energi.

Hambatan yang dihadapi dalam konservasi energi antara lain: biaya investasi tinggi, budaya hemat energi yang masih sulit diterapkan, kemampuan sumber daya manusia masih rendah sehingga pengetahuan terhadap teknologi yang efisien masih sangat kurang. Untuk itu pemerintah memberikan pelayanan audit energi melalui Progam Kemitraan Konservasi Energi. Program kemitraan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003 ini, merupakan salah satu bentuk insentif pemerintah di bidang konservasi energi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah.

Program Kemitraan Konservasi energi merupakan persetujuan sukarela pihak-pihak yang berminat dalam implementasi konservasi energi baik pemerintah maupun pengguna energi sektor industri. Adapun tujuan dari program kemitraan tersebut adalah untuk mendorong pengguna energi industri melakukan upaya penghematan energi melalui pelayanan audit energi dengan pendanaan dari APBN. Selain itu audit energi juga merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi titik-titik pemborosan energi yang terjadi pada suatu sistem pemanfaatan energi, merencanakan, menganalisis, dan merekomendasikan langkah-langkah dalam meningkatkan efisiensi energi.

Hingga tahun 2012 Kementerian ESDM telah memberikan audit energi gratis bagi gedung dan industri. Selama tahun 2003—2012, telah dilaksanakan audit energi bagi 806 industri dan bangunan. Dan pada tahun 2013, 50 bangunan gedung dan 108 industri telah diaudit. Dari seluruh peserta program kemitraan yang telah diaudit yakni industri dan bangunan, kebanyakan telah mengimplementasikan rekomendasi hasil audit khususnya yang bersifat tanpa biaya atau berbiaya rendah. Sedangkan yang berbiaya sedang atau tinggi pada umumnya belum diterapkan dengan alasan minimnya pendanaan. Selanjutnya manajemen energi yang telah dibentuk di

masing-masing industri memiliki kegiatan berupa Capacity Building dan Sertifikasi Manajer serta Auditor Energi. Saat ini, hingga 2012 telah dihasilkan 84 orang manajer energi, auditor energi sebanyak 39 orang.

Pengembangan implementasi konservasi energi di sektor industri juga dilakukan melalui sosialisasi SNI ISO 50001 tentang Sistem Manajemen Energi. Pekerjaan lain yang kini sedang dipersiapkan adalah penyusunan Revisi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Manajer Energi serta menyediakan Sistem Pelaporan Manajemen Energi Melalui Pelaporan Berbasis Web-system. **

Upaya Konservasi Energi bisa dilakukan dengan memanfaatkan sumber

daya alam, seperti mensubstitusi batu bara dengan sekam

Page 10: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

10 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Inilah Kiat Hemat Kalangan Industri

sejumlah industri, seperti industri semen, pengolahan kelapa sawit, industri kertas, telah merintis berbagai upaya penghematan energi. Pt semen Padang misalnya,

melakukan pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan. Berkat inovasi yang dipilihnya, produsen semen itu mampu menghemat energi secara signifikan. menurut

perhitungan, biaya listrik yang dihasilkan hanya rp 100/kWh, bandingkan dengan harga industri dari PLn mencapai Rp 900/kWh.

Power Plant yang dibangun dengan memanfaatkan waste heat recovery generation (WHRG) memberikan

kontribusi yang signifikan bagi Perseroan. Pembangunan power plant ini bekerjasama dengan konsultan asal Jepang JFE Engineering Corporation Jun Ogawa. Pembangunan pembangkit itu merupakan langkah peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi untuk proses produksi. Pada periode April 2012 hingga Oktober 2012, pengurangan emisi CO2 yang dihasilkan WHRG mencapai 19.407 ton-CO2, Terbukti WHRG telah memberikan banyak benefit bagi PT Semen Padang, dalam bentuk penghematan energi, pengurangan emisi CO2, dan menciptakan industri yang ramah lingkungan. Atas langkah inovatifnya tersebut PT Semen Padang berhasil meraih Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2013 untuk kategori Manajemen Energi Pada Industri dan Bangunan Gedung Industri-Inovasi Khusus.

Energi bagi PT Semen Indonesia sebagai perusahaan induk PT. Semen Padang merupakan salah satu komponen pengeluaran yang cukup besar dalam proses produksi. Dengan tujuan efisiensi energi inilah, Semen Indonesia kembali berinisiatif membangun pembangkit listrik (power plant) dengan memanfaatkan tenaga panas gas buang atau (WHRG) di pabriknya. Power plant tersebut diprediksi menghasilkan

Penerapan pembangkit litrik tenaga panas gas buang di industri semen

Page 11: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

11Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

daya separuhnya, sekitar 4 MW untuk 1 line pabrik. Pemanfaatan gas terbuang tersebut memang tidak sepenuhnya digunakan. Hal ini disebabkan karena gas buang dari suspension preheater dan grate cooler sebagian besar sudah termanfaatkan dalam proses operasional di rawmill dan coalmill.

Dengan keberhasilan upaya tersebut, PT Semen Indonesia akan menerapkan hal serupa di pabrik semen di Tuban, Jawa Timur dan Pabrik Tonasa, Sulawesi Selatan. Proyek power plant yang menggunakan

energi gas buang itu diharapkan memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan, juga masyarakat sekitar. Dalam operasionalnya, pembangkit listrik tersebut memang membutuhkan ketersediaan energi cukup besar. Namun, dari efisiensi yang dilakukan, dihasilkan penghematan biaya listrik sangat signifikan. Penghematan yang bisa didapatkan dari operasi 1 line pabrik di Tuban maupun di Tonasa IV bisa mencapai Rp 24 milyar per tahun. Sedangkan pembangunannya membutuhkan investasi

Penghargaan PEEN kepada PT Semen Padang diserahkan Wakil

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM)

Penggunaan biomassa pada system boiler di

industri kertas

Page 12: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

12 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

sebesar Rp 115 milyar. Diperkirakan BEP (break event point) dari pembangkit listrik ini hanya selama 56 bulan atau 4,7 tahun

Dengan inovasi tersebut, menegaskan komitmen PT Semen Indonesia dan PT Semen Padang terhadap gerakan hemat energi nasional. Juga bentuk efisiensi energi serta peran perusahaan dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Menurut perhitungan, biaya pembangkit listrik menggunakan WHRG hanya sekitar Rp 100/kwh. Sementara harga dari PLN untuk industri saat ini sudah mencapai sebesar Rp 900/kwh.

Upaya yang dilakukan oleh kedua industri semen itu adalah contoh langkah penghematan dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi. Dalam penerapannya dibutuhkan investasi yang cukup besar. Dengan perhitungan kelayakan, BEP dalam waktu 4,7 tahun menjadi sangat tepat dilakukan.

Industri BesarSelain semen, industri berbasis baja

skala besar juga telah merintis upaya efisiensi energi. PT. Essar Indonesia (ESSAR), berlokasi di Kawasan Industri Bekasi Fajar,Cibitung, memulai operasionalnya secara komersil pada tahun 1997 dan merupakan produsen swasta terbesar untuk lembar baja canai dingin (Cold Rolled Steel) dalam bentuk lembaran

atau gulungan dan baja lapis seng /Galvanized sheet (dalam bentuk lembaran, dan gelombang serta trusses, decking dan ducting).

Dengan kapasitas terpasang sebesar 400.000 metrik-ton, kekuatan inti dari proses produksi PT. Essar Indonesia terletak pada penerapan teknologi modern dan canggih dipadukan dengan upaya 3R untuk meminimalkan polusi dan limbah sebagai hasil dari proses produksi. Modernisasi peralatan, re-vamping terhadap mesin-mesin secara berkesinambungan, serta penerapan sistim dan teknologi otomatisasi terpadu dilakukan untuk meningkatkan proses produktivitas serta kualitas produk yang dihasilkan, seperti peningkatan utilisasi dan penambahan kecepatan putaran mesin, peningkatan pengukuran/tingkat akurasi ketebalan steel coil, serta pengurangan line interruption rate.

Penerapan teknologi seperti teknologi EBNER untuk proses pemanasan material sehingga mudah dibentuk, Electrical Discharge Texturing (EDT) untuk sistim otomatisasi tingkat kekasaran roll, Pemasangan Centrifugal Turbo Compressor menggantikan model compressor piston & Screw serta instalasi EPEAT (Electronic Product Environment Assessment Tool) proses SAP & Thin Client Technology).

Penerapan upaya 3R dimana limbah concentrate RO, air kondensat dan air

Penghematan energi di Industri kertas dapat dilakukan mulai dari tahap penyediaan sumber energi

Page 13: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

13Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

limbah cooling tower dimanfaatkan kembali baik untuk proses produksi maupun penunjang proses produksi. Di samping itu, dilakukan upaya untuk penggantian material input yang lebih ramah lingkungan, seperti penggantian oli berbasis hewani menjadi oli semi-synthetic dalam proses Cold Rolling Mill.

Kinerja efisiensi energi PT. Essar Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan upaya efisiensi, yang secara signifikan telah mengurangi rasio tingkat produksi dan tingkat konsumsi energi. Sekaligus merefleksikan peluang untuk meningkatkan efisiensi energi dengan melakukan modernisasi terhadap peralatan/permesinan dalam menjalankan proses produksi sehari-hari. Pengembangan inovasi dan upaya perbaikan yang berkelanjutan merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung pencapaian penerapan efisiensi energi.

Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir (2009 – 2012) PT. Essar Indonesia telah mencapai penurunan yang signifikan dalam penerapan efisiensi ditunjukkan penurunan rasio konsumsi gas alam/MT sebesar 31,2%, dan penurunan rasio konsumsi listrik /MT sebesar 19,8%. Penurunan konsumsi energi tersebut secara signifikan telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi CO2 sebesar 13,63 juta ton per tahun. Efisiensi energi yang dicapai tersebut juga member dampak signifikan secara ekonomi, dengan total penghematan mencapai US$ 3.975.905,20

Industri kertasSelain industri olahan baja,

penghematan di sektor industri kertas juga bisa dilakukan. Sebenarnya penghematan energi di industri kertas dan pulp bisa dilakukan hampir di seluruh lini. Kajian dari Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup, Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri, Kementerian Perindustrian membuktikan hal tersebut. Dalam Implementasi Konservasi Energi dan pengurangan emisi CO2 di sektor industri disebutkan, kebutuhan energi pada industri pulp dapat disuplai sendiri. Penghematan itu dilakukan dari pemanfaatan limbah

biomasa seperti recovery boiler dari lindi hitam dan bark boiler dari kulit kayu serta limbah penebangan kayu.

Pada pembuatan kertas dibutuhkan energi sangat besar. Energi diperoleh dari power plant yang biasanya menggunakan bahan bakar fosil. Selain itu, konsumsi air yang cukup besar untuk pembentukan lembaran kertas akan dikeluarkan sebagai limbah cair. Pengelolaan lingkungan di industri pulp dan kertas merupakan kegiatan mengolah limbah cair hingga memenuhi baku mutu lingkungan. Kegiatan tersebut dapat sekaligus memanfaatkan limbah padat sebagai energi alternatif serta mengendalikan emisi gas agar tidak mencemari udara dan mengurangi emisi GRK di atmosfir.

Teknologi pembuatan pulp hemat energi tidak dapat dipisahkan dengan konsep teknologi ramah lingkungan. Dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan pada pembuatan pulp dapat diperoleh beberapa manfaat antara lain : menghemat bahan baku; menghemat ai; menghemat energi sehingga mengurangi beban pencemaran dan sekaligus dapat menghemat biaya. Penghematan energi di industri pulp dapat dilakukan dengan konservasi energi pada sistem pemasakan dan pemutihan pulp. Pada sistem pemutihan pulp dilakukan penambahan instalasi sistem perpindahan panas pada sistem umpan ClO2.

Beberapa aktifitas konservasi energi di unit chemical recovery dapat dilakukan antara lain dengan cara meningkatkan perolehan energi panas yang maksimal yang dihasilkan dari proses pembakaran. Efisiensi pembakaran dapat ditingkatkan antara lain dengan menambah padatan total lindi hitam yang masuk tungku boiler, penambahan aliran udara kuartener pada recovery boiler, penggunaan superkonsentrator pada evaporator, dan memperbaiki sistem filtrasi CaCO3 dan refactory brick pada lime kiln.

Penggunaan bahan bakar biomassa pada pabrik pulp akan menghemat penggunaan batubara. Bahan bakar yang dikembangkan cukup mudah diperoleh di sekitar pabrik, antara lain cangkang sawit, batok kelapa sawit, serat sawit dan lain-lain. ***

Page 14: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

14 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Perusahaan PT Samsung Electronic Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi LCD TV, LED TV, PDP

TV, HTS, Compo, DVD Player, OPU, BD Player, dan STB. Dengan latar belakang itu, penggunaan energi merupakan salah satu poin penting bagi keberlanjutan perusahaan. Memperoleh SNI : ISO 50001 : 2012 Sistem Manajemen Energi merupakan bukti bentuk kepedulian perusahaan terhadap upaya efisiensi

Komitmen Penuh Terapkan SNI: ISO 50001:2012

sebagai perusahaan manufaktur yang padat energi, menyadari nilai serta penggunaan energi sebagai unsur penting dalam pengelolaan bisnis. saat ini

perusahaan yang berlokasi di kawasan industri JaBaBeka itu telah mengantongi sertifikasi sNi : iso 50001 : 2012.

Samsung Electronics Indonesia :

konsumsi energi. Kepedulian perusahaan juga tertuang dalam bentuk pembuatan kebijakan sistem manajemen energi yang disetujui dan didukung oleh Top Level Management. Kebijakan itu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi pada perusahaan, sehingga dalam implementasi di lapangan akan diterapkan dan dituangkan dalam bentuk nyata.

Peningkatan kinerja energi pada perusahaan bersifat berkelanjutan,

Sebagai perusahaan manufaktur yang padat energi, nilai serta penggunaan energi sebagai unsur penting dalam pengelolaan bisnis

Page 15: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

15Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

perusahaan melakukan perbaikan dan pemantauan dari optimalisasi penggunaan energi untuk mengurangi efek emisi gas rumah kaca (GRK). PT.Samsung Electronics Indonesia menempati areal seluas 100,275 m2. Terkait program efisiensi energi perusahaan berfokus kepada aktifitas penghematan konsumsi energi listrik. Efisiensi energi (listrik) yang berhasil dicapai sebesar 4.67 %.

Hal itu bisa dilihat dari menurunnya indeks performa energi di 2011 dari 1.5 kWh/set menjadi menjadi 1.43 kWh/set di 2012. Sedangkan kapasitas produksi naik 1.452.782 set di tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Dengan berkurangnya indeks performa energi, perusahaan dapat menghemat konsumsi energi listrik sebesar 1,078,533.5 kWh. Konsumsi energi listrik yang signifikan dalam pengelolaan industri di perusahaan menjadi fokus permasalahan yang ditangani sistem manajemen energi secara berkelanjutan.

AHUOleh karena itu PT Samsung Electronic

Indonesia (SEI) kembali membuat program penghematan energi konsumsi listrik pada tahun 2013. Program tersebut adalah mengatur chiller baru dan mengubah jadwal operasi chiller. Jika semula 18 jam/hari diubah menjadi 12 jam/hari. Upaya lainnya mengganti AC standing dengan Air Handling Unit (AHU) central. Dengan perlakuan itu konsumsi energi AC standing yang semula sebesar 36 kW x 2 EA =72 kW menjadi AHU = 7.5 kW x 2 EA = 15 kW.. Dilakukan pula penambahan duckting pada AHU central di gedung HQ sehingga pada hari libur atau cuaca hujan hanya

menggunakan AHU 25 HP. Bandingkan dengan sebelum duckting terpasang, AHU yang digunakan mengeluarkan energi sebesar 40 HP. Pendingin AC pun dilakukan penggantian jenis AC baru khusus untuk AC yang umur pakainya telah lebih dari 10 tahun

Selain itu, PT SEI juga melakukan perubahan pengontrol AHU dari manual menjadi otomatis serta melakukan perubahan jadwal operasi AHU. Penggunaan software sebagai pengontrol sistem kerja AHU, membuat operator tidak perlu manual untuk menghidupkan dan mematikan sistem kerja AHU. Tindakan itu menyebabkan sistem kerja menjadi otomatis, dan efisiensi energi bisa diterapkan.

Untuk pencahayaan, dilakukan pengurangan lampu di koridor-koridor. Pengurangan lampu juga diterapkan pada tempat meeting. Sedangkan untuk mengurangi efek panas pada ruangan dipasang ceiling pada atap area STB – PBA. Terbukti, pemasangan ceilling di area produksi dapat mengurangi sumber panas HVAC, total panas ruangan di dapat 245 TR, total daya HVAC = 412 (1,68/TR). Dampaknya, penggunaan pendingin AC berkurang dan penghematan terhadap biaya konsumsi listrik secara signifikan.

Dengan program-program hemat energi itu, konsumsi energi dapat dikurangi menjadi sebesar 2,057,816 kWh/tahun atau bila dinilai dengan biaya yakni USD 273,689.53/tahun. Dibandingkan dengan program-program pada tahun 2013

Dengan pengelolaan manajemen energi yang tepat terjadi penurunan indeks performa energi di

2011 dari 1.5 kWh/set menjadi menjadi 1.43

kWh/set di 2012.

Dengan berkurangnya indeks performa energi, perusahaan dapat menghemat konsumsi energi listrik sebesar 1,078,533.5 kWh

Page 16: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

16 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

penghematan meningkat 10.35% ketimbang tahun 2012 sebesar 4,67%.

Dari program efisiensi energi yang telah dilakukan perusahaan berhasil melakukan penghematan energi yang tentu saja berdampak pada pengurangan emisi CO2. Dalam perhitungan 1 kWh = 0.891 kg CO2 (Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia), pada tahun 2012 perusahaan berhasil menghemat konsumsi listrik sebesar 1,078,533.5 kWh yang artinya menurunkan emisi CO2 sebesar 960.97 ton CO2. Dengan perhitungan yang sama,

di tahun 2013 perusahaan menargetkan melakukan penghematan konsumsi listrik sebesar 2.057.816 kWh. Itu artinya menurunkan emisi CO2 sebesar 1.833.51 ton CO2. Di sisi lain upaya efisiensi energi yang dilakukan tidak berdampak pada mutu dan jumlah kapasitas produksi. Fakta lainnya, dengan program manajemen energi yang dilakukan. Perusahaan SEI ternyata mampu meningkatkan jumlah produksi sebesar 6.54% tanpa mengurangi mutu produk. Suatu bukti yang sungguh membawa angina segar bagi perusahaan.

Manajemen EnergiTerkait manajemen energi, perusahaan

menggunakan basis energi performa indeks, dengan membuat rasio total konsumsi listrik per total kapasitas produksi. Indeks ini lah yang dijadikan tolak ukur dari performa energi perusahaan. Pada tahun 2011 perusahaan memiliki performa 1.50 kWh/set. Sedangkan pada tahun 2012 = 1.43 kWh/set. Dengan tren yang menurun tersebut, pada tahun 2013 ditargetkan perusahaan dapat mencapai indeks performa energi sebesar 1.28 kWh/set. Perusahaan mengakui nilai energi sebagai unsur penting dalam pengelolaan bisnis.

Data Aktual Kapasitas Produksi dan Konsumsi Energi.

Bulan

2011 2012

PenghematanKapasitas Total

Produksi (set)

Konsumsi Aktual (kWH)

Performa Energi (kWH/set)

Kapasitas Total

Produksi (set)

Konsumsi Aktual (kWH)

Performa Energi (kWH/

set)

Jan 1,090,697 1,516,800 1.39 1,169,925 1,709,800 1.46 45,087.50

Feb 990,218 1,583,400 1.60 1,368,471 1,985,200 1.45 67,506.50

Mar 1,041,606 1,783,000 1.71 1,255,022 1,935,300 1.54 (52,767.00)

Apr 919,425 1,645,500 1.79 1,261,839 1,946,100 1.54 (53,341.50)

Mei 843,110 1,594,300 1.89 1,391,125 2,143,400 1.54 (56,712.50)

Jun 1,071,464 1,799,900 1.68 1,343,891 1,681,800 1.25 334,036.50

Jul 1,127,840 1,675,900 1.49 1,531,581 1,966,800 1.28 330,571.50

Agu 1,176,354 1,481,200 1.26 1,356,298 2,062,800 1.52 (28,353.00)

Sep 1,748,292 1,824,200 1.04 1,332,617 1,744,400 1.31 254,525.50

Okt 1,508,058 1,971,300 1.31 1,283,378 1,729,500 1.35 195,567.00

Nop 1,323,836 1,735,000 1.31 1,158,260 1,618,600 1.40 118,790.00

Des 1,240,007 1,938,000 1.56 1,081,282 1,698,300 1.57 (76,377.00)

TOTAL 14,080,907 20,548,500 - 15,533,689 22,222,000 - 1,078,533.5

Rata-rata 1,173,409 1.712,375 1.50 1,294,474 1,851,833 1.43

Penghematan kWH Listrik 1,078,533.5Grafik Performa Energi PT Samsung Electronics Indonesia

Salah satu tundakan efisiensi energi adalah mengatur chiller baru dan mengubah jadwal operasi chiller. Jika semula 18 jam/hari diubah menjadi 12 jam/hari

Page 17: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

17Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja energi, serta penggunaan energi yang efisien, komitmen manajemen tingkat puncak adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Energi. Juga terbentuk pembuatan kebijakan perusahaan. Manajemen SEI melakukan pula penetapan, penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen energi. Pada prakteknya juga meningkatkan kinerja energi secara berkesinambungan serta mematuhi hukum dan persyaratan lainnya tentang energi. PT SEI juga mendukung pengadaan dan rancangan produk/jasa yang berorientasi pada efisiensi energi serta sistem manajemen energi yang tersedia untuk umum.

Untuk keberlanjutan program efisiensi energi, komitmen dari semua level dan fungsi struktural SEI senantiasa diwujudkan dengan memberikan dukungan terhadap setiap upaya efisiensi energi berbasis SNI : ISO 50001 : 2012 Sistem Manajemen Energi. Yang juga tak kalah penting adalah keterlibatan manajemen tingkat puncak dalam pengelolaan manajemen energi dengan membentuk struktur organisasi untuk pengelolaan energi.

PT SEI memiliki tujuan untuk menetapkan, menerapkan, dan memelihara sistem manajemen energi secara efektif dan mengoptimalkan penggunaan energi, yang berdampak terhadap kinerja konsumsi energi untuk kegiatan produksi. Tak ketinggalan peningkatan upaya PT SEI untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi rumah kaca, dan mengurangi dampak energi.

Untuk program jangka panjang, SEI menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen energi. Dalam hal ini manager energi bertanggung jawab atas semua program manajemen energi. Termasuk mengevaluasi hasil program manajemen energi, program-program dari kepala sub dikumpulkan dan dievalusi oleh administrasi kontrol program sebelum disetujui oleh manager energi,. Program-program yang telah disetujui, menjadi target objektif manajemen energi dan bisa diterapkan sebagai program.

Tindakan manajemen mengenai penghematan energi bersifat berkelanjutan,

Periode Pengembalian Investasi

No Peralatan Periode kembali

1. Chiller Pendingin air 3.5 tahun

2. aC Central 3.5 tahun

3. Pengurangan Lampu 0 tahun

4. sofware aHu Central 3 bulan

5. Penambahan duckting 7 bulan

6. Pemasangan Ceilling 7 bulan

7. Pembelian aC Baru 5.3 tahunGrafik Perbandingan Total Produksi pada 2011 dan 2012

dengan perbaikan setiap saat. Manajemen pun memberikan masukan untuk program-program penghematan yang akan dilakukan dan mendukung program-program yang diterapkan untuk efisiensi energi. Misalnya, dengan menggantikan peralatan yang boros konsumsi energi dengan peralatan yang hemat energi. Berbagai program-program penghematan yang dilakukan perusahaan SEI pada tahun 2013, bisa dijalankan pada industri-industri lain, tidak ada kesulitan dalam pelaksanaan di lapangan dan terbukti berhasil. Contohnya, penerapan program penghematan dengan menerapkan Teknologi Sistem HVAC pada ruangan, serta pengontrol AHU dengan software.

Menyadari pentingnya pelatihan dan pendidikan untuk karyawan, terlebih untuk proses penghematan energi, SREI mengadakan berbagai proses pelatihan. Kegiatan pelatihan itu ditujukan bagi karyawan baru ataupun karyawan lama yang bekerja di area lingkungan industri. Pelatihan tersebut diadakan untuk menambah wawasan karyawan dan tersosialisasikannya program-program penghematan, dan pada akhirnya menerapkan dalam pekerjaan. Beberapa contoh pelatihan yang diadakan adalah pelatihan system HVAC dan pelatihan system manajemen energi.

Kegiatan yang dilakukan karyawan perusahaan dalam rangka meningkatkan kompetensi, dalam kaitannya dengan program konservasi energi, diantaranya mensosialisasikan penghematan energi dengan menempelkan spanduk atau peringatan pada mesin-mesin, computer, saklar lampu, dan sebagainya. ***

Page 18: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

18 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Penghematan itu bukan angka yang sedikit. Jika dikonversi menjadi rupiah, maka jumlah itu setara

dengan Rp57,275-miliar. Menurut Rahadi Mahardika ST, Kepala Seksi Pengembangan Energi PT Semen Indonesia, tidak hanya jumlah batubara yang terpangkas. Berkurangnya jam operasi coal mill pun turut pula menambah gemuk pundi-pundi PT Semen Indonesia. Dari 2009—2012 mampu dihemat sebesar 7.401.000 kWh. Jika dirupiahkan nilai itu lumayan besar mencapai Rp6,661 miliar.

PT Semen Indonesia sendiri mulai memanfaatkan bahan bakar alternatif dari limbah pertanian di Pabrik Tuban 3.

Gelimang Rupiah Berkat Limbah

Berkat pemanfaatan limbah biomassa, dari 2009—2012 PT semen indonesia (Persero) mampu menghemat pemakaian batubara mencapai 162.990 ton.

Kapasitas pabrik Tuban 3 sendiri mencapai 8.700 ton semen per jam. Pembangunan dimulai Januari 2008—April 2009. Kapasitas bahan bakar alternatif sendiri 20 ton/jam. Selepas pembangunan, terlebih dulu dilakukan proses comissioning dari Mei—Juni 2009. Setelah itu dilakukan percobaan untuk proses pengecekan dan pengendalian proses pembakaran serta penentuan rataan tonase.

Proses ujicoba ini dilakukan selama satu bulan penuh pada Juli 2009. Selanjutnya dilakukan proses produksi pada Oktober 2009. Biasanya untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar, setiap jam Pabrik Tuban 3 membutuhkan tidak kurang 60

Semen Indonesia manfaatkan limbah biomassa sejak 2009

Page 19: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

19Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

ton batubara. Sejak memanfaatkan limbah biomasa, jumlah itu menyusut menjadi hanya 54 ton. “Sebanyak 6 ton batubara digantikan oleh 10 ton limbah biomasa,” ujar Rahadi. Nilai kalori dari 6 ton batubara bisa digantikan oleh 10 ton limbah biomasa.

LingkunganBerbekal subtititusi batubara dengan

limbah biomassa, specific thermal energy consumption atau pemakaian energi panas pun turun. Pada 2012, angka pemakaian energi panas sebesar 2.830 MJ/Ton Clinker. Jumlah itu menurun sebanyak 16%. Bandingkan dengan pemakaian energi panas pada 2008 yang mencapai 3.363 MJ/Ton Clinker.

Ujung-ujungnya pemanfaatan limbah biomassa pun lebih ramah lingkungan. Pada 2012 angka emisi CO2 spesifik (kg CO2/ton cementitious) mencapai 698 kg CO2/ton cementitious. Jumlah itu melorot 6% dibandingkan pada 2009 yang mencapai 739 kg CO2/ton cementitious.

Bukan tanpa musabab Semen Indonesia melirik pemanfaatan limbah biomassa. Hasil penelitian selama 2 bulan pada 2008 menunjukkan di tiga kabupaten yang berada dekat Tuban potensial dengan limbah pertanian. Ketiga kabupaten itu meliputi Tuban, Lamongan dan Bojonegoro.

Hasilnya serbuk gergaji masih melimpah. Jumlah serbuk gergaji di ketiga kabupaten mencapai 78.794,4 ton per tahun. Dari jumlah itu sebanyak 22.062,43 ton belum dimanfaatkan. Jumlah itu setara 28%. Pasokan limbah tembakau sendiri mencapai 3.500 ton per bulan. Sementara pasokan sekam padai mencapai 490.893 ton. Pasokan yang berlimpah itu hanya 30—40% yang baru termanfaatkan. Sisanya masih belum tersentuh. Demikian pula halnya dengan cocopeat atau limbah hasil samping pengolahan serat sabut kelapa berbentuk serbuk gergaji dari Banyuwangi mencapai 3.000 ton/bulan.

Rahadi Mahardika ST, limbah biomassa

dimanfaatkan sebagai subtitusi batubara

Sejak 2009—2012 limbah biomassa

mampu menghemat pemakaian batubara hingga 162.990 ton

Page 20: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

20 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

MenggiurkanMenurut Rahadi bukan tanpa musabab

limbah biomasa dilirik. Kebutuhan yang tinggi akan bahan bakar tidak terelakkan di indusri semen. Kebutuhan bahan bakar bisa menyedot 30—40% dari total biaya produksi. Kebutuhan konsumsi energi di industri semen sendiri sekitar 3.000 MJ—3.300 MJ per ton klinker. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, selama ini batubara menjadi andalan. Namun, di sisi lain harga batubara high rank calorie terus melambung.

Selain limbah biomasa, sampah kota pun turut pula dilirik. Sampah kota yang berasal dari Gresik dan Tuban, keduanya di Jawa Timur menjadi andalan. Volume sampah di Gresik sendiri tercatat 650 m3, setara 217 ton per hari. Sementara di Tuban sendiri terdaspat 83 ton per hati setara dengan 250 m3. Sampah kota itu diolah menjadi refuse derived fuel atau RDF.

Secara hitung-hitungan investasi pemanfaatan limbah biomasa ternyata menggiurkan. Total investasi Pabrik Tuban 3 mencapai Rp25,026 miliar dengan perhitungan Tingkat Pengembalian Internal (internal rate of return/IRR) mencapai 39,22% serta payback period 2,6 tahun. Melihat prospek yang mengiurkan tersebut, pada 2011 Pabrik Tuban 1 dengan kapsitas 8.700 per jam pun turut pula membangun proyek bahan bakar alternatif. Kapasitasnya 20 ton/jam. Total investasi

RDF dari sampah kota turut pula dimanfaatkan sebagai bahan bakar

Angka pemakaian energi panas turun 16%

Page 21: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

21Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

yang dibenamkan lebih besar mencapai Rp34-miliar. Toh itu tidak menyurutkan minat lantaran IRR mencapai 39,22% serta payback period 2,6 tahun.

BerkahNun, di Cirebon, Jawa Barat, PT

Indocement Tunggal Prakarsa Palimanan (ITPP) pun setali tiga uang. Sejak 2008 ITPP mulai men-subtitusi sumber energi dari batubara dengan limbah biomassa. Menurut Rufidi Chandara dari ITPP, riset pemanfaatan limbah biomasa sendiri sudah dimulai sejak 2005. Di ITPP, Plant 9 yang berkapasitas 1,9-juta per tahun menjadi awal pemanfaatan biomassa.

Sebanyak 10 ton limbah biomassa dimanfaatkan setiap jam-nya. Dengan demikian setiap hari dibutuhkan 240 ton limbah biomassa. Limbah biomassa yang dimanfaatkan berupa serbuk gergaji dan sekam padi. Soal bahan baku sendiri, ITPP tidak perlu pusing. Wilayah seputaran pabrik meliputi Kuningan, Indramayu, Majalengka dan Cirebon kaya akan limbah sekam padi dan bekas penggergajian.

Selain limbah pertanian dan serbuk

gergaji, RDF pun turut pula dimanfaatkan. RDF ini berasal dari sampah rumah tangga yang berasal dari 2 desa yang berada di seputaran pabrik. Setiap hari tidak kurang 1,8—2 ton RDF dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan bahan bakar. Berkat limbah, industri semen berlimpah berkah.***

PT Indocement Tunggal Prakarsa Palimanan (ITPP) manfaatkan

limbah biomassa serta RDF

Page 22: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

22 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Efisiensi Energi Berujung

Peningkatan Produksidalam upaya menghadapi persaingan yang ketat di industri baja, Pt. essar indonesia (essar) secara konsisten telah menerapkan program efisiensi energi sejak tahun 2008

yang telah memberi kontribusi positif terhadap pendapatan perusahaan. dukungan dan komitmen yang kuat dari manajemen untuk terus melakukan inovasi dan perbaikan

berkelanjutan dan peran aktif karyawan di seluruh line perusahaan, telah membuahkan hasil dimana nilai ekonomis penghematan energi yang dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir mencapai lebih dari usD 3,5 juta.

PT Essar Indonesia :

PT Essar Indonesia memiliki komitmen tinggi terhadap penghematan biaya listrik dan gas alam Itulah cerminan kerja keras yang

dilakukan oleh keseluruhan lini di ESSAR. Dari kinerja selama beberapa

tahun terakhir mampu menghasilkan nilai signifikan dalam menerapkan program efisiensi energi. Di samping itu, program efisiensi energi Hal itu ditunjukkan dengan penurunan rasio tingkat konsumsi energi per metrik ton produksi sebesar 21,28% (periode 2010 – 2012). Tingkat konsumsi energi per metrik ton produksi mengalami

penurunan, dari 2,016 giga joule (tahun 2010) menjadi 1,587 giga joule (tahun 2012). Penurunan kinerja konsumsi energi per metrik ton produksi juga telah memberi kontribusi secara ekonomi. Besarnya potensi penghematan yang dicapai pada lima tahun terakhir mencapai USD 3.574.387,54.

Meskipun telah mencapai kinerja yang signifikan dalam melakukan program hemat energi, ESSAR masih memiliki

Page 23: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

23Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

Jajaran pimpinan perusahaan dan Tim

Komite Energi

peluang untuk meningkatkan efisiensi energi antara lain melalui optimalisasi dan peralatan yang ada. Disamping itu, melalui penerapan program efisiensi energi, ESSAR mampu untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan potensi kehilangan/kerugian sebagai hasil pengawasan dan disiplin yang ketat terhadap penggunaan energi,” jelas Hendra Mora, Senior Manajer Utility ESSAR.

Menurut Hardy John Tobing, Manajer HSE ESSAR, kinerja operasional perusahaan ditunjukkan dengan adanya peningkatan yang signifikan dari tingkat produksi, namun di sisi lain, pertumbuhan produksi tidak tersebut tidak berbanding lurus dengan konsumsi energi listrik. Sebaliknya tingkat konsumsi energi per metrik ton produksi malah mengalami penurunan. “Ini menunjukkan program efisiensi energi yang kami terapkan telah berjalan dengan baik,” ujar Hardy.

Tingkat konsumsi listrik per metrik ton produksi (kWh/MT) menurun secara signifikan sebesar 18,29% pada periode 2010-2012, dimana pada tahun 2010 rate konsumsi listrik mencapai sebesar 204,15 kWh/MT dengan tingkat produksi sebesar 204.733 MT turun menjadi 166.81 kWh/MT dibandingkan dengan kenaikan produksi sebesar 27,67% atau sebesar 261.402 MT. Program efisiensi energi tersebut telah mampu menghemat konsumsi listrik sebesar 9.788.040,74 kWh, dan bila dikonversikan secara ekonomis, penghematan listrik mencapai USD 851.559,54.

Program efisiensi energi tersebut juga diterapkan pada konsumsi gas alam (natural gas) yang juga menunjukkan hasil yang positif. Pendapatan positif yang diperoleh ESSAR sebesar USD 711.354.00 diperoleh dari hasil penghematan energi natural gas sebesar 24,25% atau 2.722.828 m3 pada periode yang 2010-2012. Rate konsumsi natural gas sebesar 33,15 m3/MT turun menjadi 25,11 m3/MT, ketika produksi pada periode yang sama mengalami peningkatan sebesar 27,67%.

ESSAR tidak berhenti hanya pada upaya efisiensi energi listrik dan natural gas, sosialisasi dan kampanye hemat energi yang dilakukan secara massif juga

telah memberi dampak positif dalam konsumsi air tidak hanya pada sikap positif karyawan dalam menghemat air, namun juga “menular” pola kerja mesin produksi, dengan pencapaian penurunan konsumsi air sebesar 18,18%, dimana rate konsumsi air turun dari 0,88m3/MT turun menjadi 0,72 m3/MT pada periode 2010-2012, sementara tingkat produksi mengalami peningkatan sebesar dua digit pada periode yang sama. “kinerja efisiensi energi yang dilakukan, termasuk penghematan air menunjukkan bahwa program hemat energi yang dicanangkan oleh manajemen telah mencakup dan didukung oleh seluruh lini organisasi”, ujar Dindin Najmudin, Asst. Manager Utility.

TeknologiPT. Essar Indonesia (ESSAR), memulai

operasionalnya secara komersil pada tahun 1997 dan dalam beberapa tahun terakhir, produksi PT. Essar Indonesia mencapai pertumbuhan yang pesat dibanding

Penerapan teknologi ramah lingkungan mesin

EBNER pada proses anneling

Page 24: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

24 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

PT. Essar memproduksi Cold Rolled Coils dan Galvanizing

tahun-tahun sebelumnya. Kerja keras tersebut telah mampu menempatkan ESSAR sebagai produsen swasta terbesar di Indonesia untuk Lembar Baja Canai Dingin (Cold Rolled Steel). Produk dalam bentuk lembaran atau gulungan dan Baja Lapis Seng /Galvanized sheet (dalam bentuk lembaran, dan gelombang serta trusses, decking dan ducting).

Dalam mengemban visi menjadi perusahaan baja yang terkemuka di dunia, ESSAR melakukan pembenahan internal, selalu mencari inovasi baru dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Pada tahun 2008, ESSAR secara insentif berkonsentrasi dalam menerapkan program efisiensi energi di seluruh lini produksi. Hal itu dilakukan baik melalui pembaharuan sistim manajemen maupun inovasi dan teknologi modern. Itulah kunci dalam peningkatan produktifitas dan daya saing. Dukungan dan komitmen yang kuat dari manajemen untuk terus melakukan inovasi dan perbaikan berkelanjutan, telah membuahkan hasil. Optimalisasi dan modernisasi peralatan merupakan ujung tombak ESSAR dalam mendukung pencapaian target program efiensi energi, sehingga disamping penghematan energi, peningkatan kualitas produk dan pengurangan produk reject merupakan sasaran dari investasi peralatan tersebut.

ESSAR berupaya untuk mewujudkan penerapan teknologi yang lebih inovatif dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan, dan berupaya untuk menerapkan teknologi canggih untuk mengoptimalkan operasional mesin dan dipadukan dengan sistim manajemen QHSE yang handal dalam menjalankan

operasional perusahaan guna mencapai target efisiensi energi dan meningkatkan produktifitas, disamping turut serta mencegah dampak negatif kerusakan lingkungan.

Adapun sejumlah teknologi, seperti alat dan mesin digunakan untuk melaksanakan kegiatan dan menghasilkan penurunan konsumsi energi. Misalnya penggantian mesin berteknologi tinggi EBNER dip roses anneling. Penggantian kompresor, dari semula berupa model compressor piston & Screw digantikan dengan Centrifugal Turbo Compressor, ditambah dengan pula instalasi Electronic Product Environment Assessment (EPEAT) pada proses SAP & Thin Client Technology

Upaya lain yang juga dilakukan adalah pemasangan sistim otomatisasi, seperti modifikasi sistim penghentian peralatan utama secara otomatis pada saat non productive hour, pemasangan mesin Electrical Discharge Texturing / EDT untuk meningkatkan akurasi tingkat kekasaran permukaan baja, penerapan optimaliasasi konsumsi listri melalui pemasangan inverter / drive di mesin utama produksi dan mengurangi konsumsi bahan bakar Boiler melalui penerapan BMS (Burner Management System) / independent servo.

Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam, PT. Essar Indonesia secara aktif melakukan inisiatif penghijauan secara berkesinambungan, Selain penggunaan kembali / re-use concentrate Reverse-Osmosis, pengadaan fish pond, mini zoo park & agriculture park, taman apotik hidup, sumur resapan dan lubang biopori. Di samping itu, upaya pengolahan sampah organic menjadi pupuk kompos yang bernilai ekonomis telah dirasakan manfaatnya dalam memberdayakan masyarakat di sekitar area pabrik. Sekitar 30% dari luas area PT. Essar Indonesia yang mencapai 14,5 ha atau sebanyak 4,5 ha ditumbuhi oleh ribuan pepohonan yang secara signifikan telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi CO2 sebesar 13,63 juta ton per tahun

KomitmenDukungan penuh dari pimpinan

perusahaan terhadap pelaksaaan program

Page 25: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

25Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

fokus utama

efisiensi energi diindikasikan dalam bentuk pernyataan tertulis, gerakan dan kampanye aktif dan massif hemat energi, maupun renewal spirit pada rapat tahunan manajemen (Annual Business Plan), dimana Pimpinan puncak menetapkan target produksi tahunan dan tiap lini produksi mempresentasikan target dan kinerja produksi tahunan tersebut di lini produksi masing-masing dengan mempertimbangkan kinerja produksi sebelumnya.

ESSAR meyakini bahwa kesuksesan dimulai dari karyawan sebagai salah asset perusahaan, semangat dan dedikasi karyawan merupakan hal yang mendorong ESSAR senantiasa melakukan peningkatan dan perbaikan berkelanjutan. Berbagai program pelatihan dan program pengembangan sumber daya manusia dipersiapkan dan dikembangkan ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan, dengan perhatian khusus untuk transfer pengetahuan, pengembanan karyawan dan pelatihan kepemimpinan, disamping pelatihan sertifikasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku

ESSAR memiliki budaya komunikasi terbuka dan dua arah antara manajemen dan karyawan, memungkinkan manajemen dapat mensosialisasikan target yang akan dicapai dan panduan dalam mencapainya, di sisi lain, karyawan didorong untuk bertindak positif (positive action) dan peluang dalam menyampaikan ide dan saran kepada manajemen

“Penerapan upaya-upaya terbaik (best practice), penerapan teknologi dan sistim manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan dilakukan guna mencapai efisiensi energi sekaligus meningkatkan produksi serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan ; hal ini disebut sebagai cara kami secara positif melakukan sesuatu di sekitar ini – the positive way we do things arounds here,” dijelaskan oleh CEO ESSAR, Dattatraya Tembhekar.

Pembentukan komite energi dilakukan agar program efisiensi energi dapat berjalan sesuai yang telah ditetapkan, dengan menunjuk personil yang kompeten dan bertanggungjawab untuk mengindetifikaasi pengguna energi yang tidak efisiensi,

baik peralatan maupun personil serta mengembangkan program efisiensi dan pengawasan pelaksanaan program. “Pertemuan rutin dan berkala terus dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan program efisiensi di lapangan,” unar NR. Baheti, General Manager Engineering and Project ESSAR.

Komitmen manajemen ESSAR dalam pemenuhan peraturan perundangan, dipadukan dengan tim kerja yang solid untuk memberi masukan positif dan inovatif, membuahkan hasil dengan pencapaian berbagai penghargaan baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional ; didasari hal tersebut, pada Januari 2013 yang lalu, manajemen dan karyawan ESSAR telah sepakat untuk mendeklarasikan diri sebagai perusahaan hijau ramah lingkungan / The Environmental Friendly - Green Company ***

Proses produksi area Service Centre

Penerapan teknologi canggih dan ramah

lingkungan pada proses Continuous

Galvanize Line

Page 26: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

26 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

tokoh

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi yang berkelanjutan, selama ini kita lebih banyak menitikberatkan

kepada sisi penyediaan energi karena masih merasa memiliki sumber daya yang

berkelimpahan. Padahal dalam kenyataannya cadangan energi

kita khususnya cadangan energi fosil semakin berkurang sementara pertumbuhan energi tetap tinggi yaitu rata-rata 7% per tahun. Pemerintah akan terus berupaya untuk

Potensi Konservasi Energi 20%—30%

Dirjen EBTKE, Rida Mulyana :

meningkatkan penyediaan energi, namun di lain pihak laju permintaan energi jauh lebih tinggi dari kemampuan pemerintah untuk membangun infrastruktur-infrastruktur energi yang baru, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan dan permintaan.

Hal ini menyebabkan terjadinya kekurangan energi di beberapa wilayah. Salah satu cara yang sangat mudah dan murah untuk mengatasi kekurangan energi tersebut adalah dengan mengendalikan sisi permintaan/demand yaitu dengan melakukan konservasi dan efisiensi energi. Pemerintah mengajak masyarakat untuk menggunakan energi secara hemat, yaitu efisien dan rasional tanpa mengurangi faktor keselamatan, kenyamanan dan produktivitas. Mengapa cara ini mudah dan murah? "Selain dengan menggunakan teknologi, sebenarnya dengan mengubah perilaku saja kita bisa menghemat energi yang cukup besar, yaitu 5-10%, karena saat ini umumnya perilaku kita masih sangat boros" ujar Dirjen. Hitung-hitungan Ditjen EBTKE menunjukkan bahwa biaya untuk membangkitkan energi sebesar 1 kWh jauh lebih besar dari biaya yang dibutuhkan untuk menghemat energi 1 kWh.

Untuk itulah Ditjen EBTKE mengajak seluruh masyarakat untuk minimal menerapkan 3M (Mematikan, Mengatur, Mencabut).

Mematikan lampu atau peralatan elektronik yang tidak digunakan. Sering kita lalai untuk mematikan lampu/peralatan elektronik setelah kita selesai

Page 27: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

27Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

tokoh

menggunakannya. Langkah berikut, mengatur temperatur ruangan pada 24 - 26 derajat Celcius, karena temperatur tersebut paling ideal untuk tubuh kita di daerah tropis. Setiap penurunan temperatur 1 derajat celcius, kita akan menambh konsumsi energi sebesar 6%.Terakhir mencabut power plug dari socket listrik jika sudah tidak digunakan.

Untuk menggali lebih dalam Potensi Konservasi Energi, berikut wawancara dengan Ditjen EBTKE, Rida Mulyana.

Bagaimana potensi Konservasi Energi di Indonesia ?

Potensi konservasi energi di Indonesia sesungguhnya sangat besar jika dilihat dari pola konsumsi energi kita yang tergolong masih boros. Menurut studi yang telah dilakukan oleh Kementerian ESDM, potensi konservasi energi nasional diperkirakan antara 20-30%, yaitu di sektor rumah tangga 15-30%, transportasi 15-35%, industri dan komersial 10-30%.

Sebagai contoh, pada tahun 2013 DJEBTKE, KESDM mengaudit 108 industri dan 60 gedung, potensi penghematan yang bisa kita peroleh sekitar 556 GWh yang jika dirupiahkan sekitar Rp. 449 Milyar. Jika obyek-obyek tersebut menerapkan rekomendasi yang bersifat no cost dan low cost saja, saya yakin paling tidak kita bisa memperoleh penghematan sebesar 7-10% dari potensi yang ada.

Contoh sederhana yang lain, jika kita masing-masing mengganti lampu-lampu di rumah dengan lampu yang hemat energi, maka penghematan yang diperolehjuga relatif besar. Contoh, dengan asumsi jumlah pelanggan PLN saat ini ada 48 juta pelanggan; dan intensitas cahaya lampu pijar 40 W ≈ lampu CFL 8 W ≈ lampu LED 4 W.Total Daya Lampu:* Pijar : 40 W x 48 juta pelanggan PLN

maka daya yang dibutuhkan 1.920 MW* CFL : 8 W x 48 juta pelanggan PLN

maka daya yang dibutuhkan 384 MW* LED : 4 W x 48 juta pelanggan PLN

maka daya yang dibutuhkan 192 MW

Jika setiap pelanggan mengganti 1 lampu pijar 40 W dirumahnya dengan

lampu hemat energi jenis Compact Fluorescent Lamp (CFL) 8 W yang intensitasnya hampir sama dengan lampu pijar 40 W, Maka daya yang bisa kita hemat sebesar 1.920 MW – 384 MW = 1.536 M

Jika setiap pelanggan mengganti 1 lampu CFL 8 W dengan lampu LED 4 W yang intensitas cahayanya sama dengan lampu CFL 8 W, maka peghematan yang bisa kita peroleh sebesar 384 MW – 192 MV = 192 MW.

Dan jika kita berasumsi masih banyak masyarakat yang menggunakan lampu pijar, jika mereka mengganti 1 ampu pijar 40 W nya dengan LED 4 W, dimana intensitas cahaya kedua lampu sama, penghematan yang bisa diperoleh bisa mencapai 1.920 MW – 192 MW = 1.728 MW.

Walau harga lampu yang lebih hemat itu lebih mahal, namun karena “lifetime” lampu hemat energi cukup panjang dan energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit, maka biaya kita menggunakan lampu yang hemat energi jauh lebih rendah dari biaya yang dibutuhkan jika kita menggunakan lampu yang tidak hemat energi.

Apa target dari program konservasi energi ?

Secara rasional Pemerintah menerapkan secara kuantitatif adalah menurunkan intensitas energi nasional sebesar 1%/tahun di semua sektor dan juga menurunkan elastisitas energi menjadi lebih kecil dari 1 pada tahun 2025 nanti. Saat ini intensitas energi kita masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain. Selain itu secara kualitatif, kita juga berharap generasi kita nanti bisa menjadi generasi-generasi yang berbudaya hemat energi.

Apa saja kebijakan dan regulasi yang sudah dikeluarkan Pemerintah untuk mendorong penerapan Konservasi Energi di Indonesia?

Sudah banyak regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendorong upaya konservasi energi, bahkan regulasi tersebut sudah ada sejak tahun 80-an. Namun memang kita terkendala dalam hal implementasinya. Kalau kita melihat regulasi, saat ini kita sudah mempunya

Page 28: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

28 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

tokoh

UU No. 30 tentang Energi, yang kemudian diturunkan ke dalam Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi yang menjadi payung hukum penerapan konservasi energi di Indonesia, Instruksi Presiden No. 13 tahun 2011 tentang penghematan energi dan air yang mewajibkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD untuk melakukan penghematan energi dan air. Disamping itu juga sudah terbit beberapa Permen ESDM tentang Penghematan Energi dan Air.

Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan konservasi energi?

Ada beberapa kendala yang kita hadapai dalam penerapan konservasi energi, diantaranya adalah :

Harga energi fosil masih relatif murah karena masih disubsidi selain menjadi beban bagi Pemerintah, subsidi menjadi faktor utama dalam pelaksanaan langkah-langkah hemat energi. Dilain pihak, subsidi tersebut pada dasarnya lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas, karena kelas menengah keatas yang mampu membeli

peralatan yang menggunakan energi, misalnya kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, dll. Namun dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk menaikan Tarif Daftar Listrik yang berlaku per 1 Juli 2014 khusus pada pelanggan tertentu, industri, rumah tangga dan kantor pemerintah yang bervariasi mulai 5,36% sampai dengan 11,57% menjadi salah satu momentum untuk mengajak masyarakat menggunakan energi secara efisien dan rasional. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa ketika harga energi naik cukup tinggi maka yang terjadi adalah peningkatan efisiensi pemakaian energi secara nasional, yang ditunjukkan dengan membaiknya indeks energi.

Yang juga menjadi kendala adalah masih banyak masyarakat Indonesia kurang memiliki kesadaran akan pentingnya hemat energi, karena mereka masih memiliki sumber daya energi yang melimpah. Selain itu pengetahuan bagaimana cara berhemat juga masih kurang dipahami. Untuk itu kami terus melakukan sosialisasi untuk mengubah perilaku masyarakat dalam

Penandatanganan Mou antara Dirjen EBTKE dan NEDO

Page 29: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

29Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

tokoh

menggunakan energi. Kurangnya insentif dan skema pendanaan yang menarik untuk mendorong pengguna energi maupun investor untuk menggeluti bisnis efisiensi dan konservasi energi.

Teknologi hemat energi pada umumnya memiliki harga yang lebih mahal. Dilain pihak kemampuan bayar masyrakat relatif rendah. Untuk itu, perlu adanya insentif kepada masyarakat yang mau menggunakan teknolgi yang hemat energi. Untuk mendorong pengguna energi menggunakan peralatan yang hemat energi, saat ini kami sedang mengkaji penerapan sistem rabat seperti yang telah diterapkan dibeberapa negara seperti Malaysia, India, Cina, dan Meksiko, untuk mendorong transformasi pasar teknologi yang hemat energi.

Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, apa saja program andalan konservasi energi ?

Beberapa program utama kami saat ini adalah :

Kampanye hemat energi untuk meningkatkan kepedulian (awareness) masyarakat. Secara kontinu DJEBTKE - KESDM memberikan sosialisasi baik melalui media cetak maupun elektronik serta workshop/bimbingan teknis kepada masyarakat luas agar lebih paham tentang konservasi energi. Kami juga melakukan berbagai kegiatan kompetisi untuk menarik minat pengguna energi untuk menerapkan konservasi energi sekaligus memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berhasil menerapkan upaya efisiensi dan konservsi energi.

Program kemitraan konservasi energi dimana lingkup kegiatannya adalah memberikan insentif berupa audit energi secara gratis kepada sektor industri dan bangunan baik bangunan komersial maupun pemerintah yang mempunyai komitmen untuk mengefisienkan penggunaan energinya. Sampai saat ini sudah ada total 974 industri dan bangunan yang sudah di audit ( 2002 – 2013).

Program standardisasi dan pemberian label hemat energi pada peralatan-peralatan rumah tangga. Adapun peralatan yang menjadi target dari labelisasi ini antara lain, lampu CFL, kulkas, televisi,

air conditioner, kipas angin, mesin cuci, rice cooker, ballast elektronik, setrika dan motor listrik. Saat peralatan yang sudah dibubuhi tanda label dan beredar di pasara adalah Lampu Swaballast (CFL).

Pengembangan sumber daya manusia yang kompeten dibidang managemen energi atau konservasi energi melalui pemberian pelatihan dan sertifikasi manager energi dan auditor energi. Saat ini telah ada 84 manajer energi dan 39 auditor energi yang bersertifikasi.

Melakukan pelatihan tentang penerapan SNI - ISO 50001 tentang Energi Management Standard pada industri. Saat ini sudah ada 23 tenaga ahli nasional yang kompeten untuk ISO 50001 dan telah ada 11 Pilot Company yang mendapat pendampingan dari tenaga ahli nasional serta 3 perusahaan di Indonesia telah mengadop ISO 50001.

Apa pesan Bapak Dirjen kepada masyarakat?

Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama berhemat energi, karena energi yang kita nikmati saat ini bukan semata-mata milik kita, masih ada anak cucu kita nanti yang juga membutuhkan energi tersebut. Untuk itu gunakalah energi secara bijak agar kita masih bisa mewariskan energi tersebut untuk juga bisa dinikmati oleh cucu kita nanti. ***

Secara kontinyu Ditjen EBTKE selalu mengadakan

sosialisaisi mengenai efisiensi energi

Page 30: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

30 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

Kampus ITSB :Green Campus Di

Tengah Perkotaanmenurut ari darmawan, rektor institut teknologi dan sains Bandung (itsB), konsumsi energi di gedung pertama seluas 4.000 m2 itu, jauh di bawah rata-rata. Batas konsumsi

energi listrik berdasarkan 2.000 jam operasi/tahun, hanya mencapai 124 kWh/m2/tahun. angka itu jauh dari standar indeks konsumsi energi aseaN/ausaid untuk

bangunan yakni, 240 kWh/m2/tahun.

Page 31: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

31Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

Gedung Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) dirancang berdasarkan konsep ramah

lingkungan dan sesuai prinsip–prinsip ekologi dengan ruang terbuka hijau. Tak heran bila gedung ini berhasil mendapatkan sertifikat Greenship Gedung baru dengan peringkat Gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Konsep Green Building dipenuhi dengan persyaratan dan rating yang dirumuskan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh GBCI.

Pertimbangan lain yang tak kalah penting adalah penekanan konsumsi energi, pengelolaan ruang terbuka hijau, serta pemanfaatan air buangan yang ditampung dan diserap dalam sumur resapan serta tidak terbuang percuma. Setidaknya terdapat empat aspek penting yaitu material, energi, air, dan peduli kesehatan. Aspek lain yang juga sangat diutamakan, “Menyangkut efisiensi dalam penggunaan energi dan kecukupan porsi luas daerah terbuka hijau,” ujar Ari Darmawan yang juga aktif mengajar di Institut Teknologi Bandung itu.

Khusus soal konsumsi energi listrik, diakui oleh Ari, “Konsumsi energi terbesar adalah dari penggunaan pendingin (AC) sebanyak 40%--70% dan pencahayaan 15%,” jelasnya. Dari total luas bangunan 4.299,85 m2, sekitar luasan 2.886,59 m2 diberi pengkondisian udara (AC). Ruangan yang diberi pengkondisian udara umumnya adalah ruang kelas, laboratorium, ruang dosen, ruang administrasi, auditorium, perpustakaan, ruang seminar dan studio. Sisanya sekitar 1.413,23 m2 merupakan service area yang berupa lobi/atrium, toilet, pantry, koridor, dan ruang workshop. Ruangan service area tersebut hanya menggunakan ventilasi alami atau ventilasi mekanik

Bangunan ini juga melakukan penghematan energi dengan cara mengatur pengkondisian udara. Gedung yang terletak di wilayah pemukiman perkotaan Kabupaten Bekasi itu memiliki kondisi udara luar perancangan 33oC temperatur bola kering dan 27oC temperatur bola basah Untuk penghematan dilakukan sistem pendingin AC yang dirancang mencapai kondisi udara nyaman pada 25oC dan 55%

RH. Karenanya dilakukan pengkondisian udara dengan menggunakan dua jenis pendingin, AC split biasa dan AC split dengan Variable Refrigerant Flow (VRF).

Gedung berlantai empat tanpa basement ini menggunakan sistem pendingin AC split untuk ruang kelas dan sistem AC VRF untuk ruang pertemuan. Pada sistem pendingin dengan VRF, dilakukan penghematan energi dengan cara mengontrol jumlah aliran refrigan yang mengalir ke evaporator dan memvariasikan kecepatan putaran kompresor, dan alat-alat lain supaya sesuai dengan kondisi beban. Dilakukan pula retrofit sistem AC dengan penggunaan ini refrigeran hidrokarbon yang ramah ozon dan ramah perubahan iklim (ODP = 0, GWP < 20).

Total kapasitas perancangan AC split adalah 54,05 TR. AC split yang digunakan mempunyai EER 1,22 kW/TR, jika jam operasi AC pertahun adalah 2.600 jam, maka konsumsi energi perancangan untuk AC split adalah 171.383,35 kWh/tahun. Total kapasitas perancangan AC VRF adalah 37,24 TR; AC VRF yang digunakan mempunyai EER 1,17. Dengan asumsi jam operasi per tahun adalah 2.600 jam, maka konsumsi energi perancangan untuk AC VRF adalah 98.876,97 kWh/tahun. Konsumsi energi itu masih ditambah dengan pemakaian energi untuk pemasukan udara ventilasi ke ruangan. Pemakaian enegi listrik untuk fan mencapai 11,99 kW, dengan demikian besarnya energi untuk pemasukkan udara ventilasi mencapai

Kebanyakan ruangan service area hanya

menggunakan ventilasi alami atau ventilasi

mekanik

Page 32: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

32 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

31.171,40 kWh per tahun. Dengan demikian total konsumsi energi untuk sistem VAC adalah 301.431, 72 kWh per tahun.

Upaya pengaturan udara di dalam gedung juga dilakukan dengan menata suhu dan kelembaban udara. Dilakukan pengaturan kadar CO2 dengan sensor CO2 dan ventilasi mekanik, Pada ruangan dengan sistem ventilasi mekanik, sensor CO2 akan memonitor kadar CO2 dalam ruangan. Apabila kadar CO2 mencapai 1.000 ppm, maka sensor akan mengeluarkan suara alarm. Jumlah udara ventilasi akan ditambah secara manual dengan mengaktifkan sejumlah fan yang beroperasi atau mempercepat putaran fan. Selain itu dilakukan pula aturan dilarang merokok dalam gedung, dan memberikan pandangan keluar (outside view) pada setiap ruangan Besarnya kebutuhan udara ventilasi diperoleh dari standar SNI 6390 – 2011: Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan Gedung.

Bentuk Bangunan Penghematan energi juga dilakukan

sejak awal dengan penataan rancang bangun gedung. Bentuk bangunan memanjang dan teras menghadap Barat-Timur, hal ini untuk mengurangi panas

matahari yang masuk ke dalam gedung, sehingga energi AC dapat dihemat. Luas lantai dasar bangunan adalah 1.353 m2, luas total area perkerasan 6,471 m2, sisanya area penghijauan non perkerasan 10.058 m2. Luas total hijau terbuka termasuk Living Wall, Rain Garden, rumput, semak, dan pohon adalah 12.068 m2. Ruang berupa koridor dan lobi tidak diberi pendingin udara AC. Wilayah tersebut sepenuhnya didinginkan oleh pengaturan udara ventilasi dan sistem lorong terbuka.

Selain bentuk bangunan, dilakukan pula penghematan energi melalui pemilihan materi yang ramah lingkungan. “Atap di cat dengan warna yang tidak menyilaukan mata, sehingga penyerapan panas relatif kecil,” kata Ari. Struktrur dan material atap Gedung ITSB dapat memperkecil asupan panas ke dalam gedung sehingga memperkecil beban panas yang harus ditanggung sistem VAC. Material-material tersebut memiliki albedo yang rendah sehingga mengurangi masukan panas ke dalam gedung.

Ari pun menjelaskan penekanan beban panas juga dilakukan dengan penempatan dinding dan materi kaca. “Dinding kaca menghadap utara-selatan sehingga tidak terkena cahaya matahari langsung. Pencahayaan berasal dari cahaya pantulan,” tutur Ari. Kaca gedung A ITSB terbuat dari kaca tunggal tebal 8 mm dengan blue stopsole coating dan memiliki shielding coefficient hampir 0,4. Di sebagian kaca diberi shelves peneduh dan perefleksi cahaya sehingga cahaya memantul menerangi bagian dalam ruangan

Jenis kaca yang digunakan untuk jendela kaca adalah dari jenis kaca tunggal 8 mm dengan coating blue stopsol coating. Dengan menggunakan bahan tersebut perhitungan nilai perpindahan termal menyeluruh atau overall thermal transfer value (OTTV) diperoleh total OTTV 40,32 W/m2. Berdasarkan SNI 03-6389-2000 tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan, sebuah bangunan dikatakan hemat energi apabila nilai OTTV tidak melebihi 45 W/m2.

VegetasiRuang terbuka gedung ini kebanyakan

didominasi penggunaan ventilasi alamiah,

Living wall seluas 552 m2 yang fungsinya juga sebagai peneduh.

Page 33: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

33Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

kecuali toilet dan lift. Kampus ITSB juga memiliki ruang terbuka hijau yang alami dan menyegarkan serta menerapkan vertical greening, dimana ruang terbuka hijau ini mencapai 61 % dari seluruh area kampus. Beberapa jenis vegetasi ditanam di sekeliling Gedung A ITSB, di antaranya Trembesi ( 71 pohon), Sonokeling (15 pohon), Bintaro (18 pohon), Biola Cantik (14 pohon), Khaya Senegal (6 pohon), Mantal (13 pohon), kamboja kuning (3 pohon), pucuk merah (36 pohon). Di gedung yang diresmikan pada Desember 2011 itu juga terdapat fasilitas bersepeda,.

Gedung ini juga memiliki green/living wall seluas 552 m2 yang fungsinya juga sebagai peneduh. Juga ada taman rambat yang tumbuh vertikal dengan sistem penyiraman melalui pipa. Vegetasi ini bersama dengan kolam penampung air hujan (400 m2, kedalaman 2–2,5 m) menciptakan iklim mikro yang memberi kesejukan pada udara di sekeliling gedung, sehingga memperkecil beban AC.

Di gedung A ITSB dilakukan pengelolaan dan pengolahan sampah. Para pengguna diharuskan memasukan sampah ke tempat yang sesuai dengan kategori yaitu sampah organik atau non organik. Sampah kemudian dikumpulkan di tempat pembuangan sementara. Untuk sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah non organik yang bisa didaur ulang diberikan kepada pemulung. Sampah lain yang tidak bisa diolah maupun didaur ulang akan di buang ke TPA Bekasi. Untuk menghemat penggunaan air, gedung ini juga menerapkan sistem rain harvesing/storm water management dengan menggunakan bak dan kolam penampung “Penggunaan air di ITSB juga berhasil dihemat dengan melakukan efisiensi pengunaan dan memaksimalkan pemanfaatan air hujan, salah satunya dengan membuat tempat penampungan air.

Dengan konsep gedung yang benar-benar ramah lingkungan dan sangat mempertimbangkan efisiensi energi, Gedung ITSB berhasil meraih pemenang III, Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi Gedung Komersial-Gedung Baru pada Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013. ***

Informasi Konsumsi Energi 1. Puncak beban atau kebutuhan

(bulanan):135 kW

2. Energi yang digunakan (bulanan) 30.525 kWh

3. Kurva beban biasa (hari kerja, akhir pekan)

-

4. Indeks efisiensi energi*: area berpendingin udara (berdasarkan 2.000 jam operasional/jam)

104,42 kWh/m2/thn

5. Konsumsi energi: Listrik (berdasarkan 2.000 jam operasi/thn)

124 kWh/m2/thn

6. Bahan bakar -

Penataan Lansekap Vegetasi

Penataan pengaturan aliran air

Page 34: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

34 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

Penghematan listrik tersebut diperoleh lantaran sejumlah upaya keras para pengajar, manajemen Sekolah

Madania, dan siswa-siswa yang terlibat kegiatan hemat energi. Upaya tersebut di antaranya, mengganti beberapa peralatan elektronik yang sudah lama dengan peralatan yang lebih efisien, hemat, dan ramah lingkungan. “Sekarang AC yang lama sudah diganti yang hemat energi.

Konsep Energi Jadi Perhatian Baru

Berkat penghematan energi yang dilakukan, biaya pemakaian listrik pun menurun drastic. “Turun sekitar 10%--15%. Perbedaan memang terasa benar, sejak kegiatan

awal mengikuti Kompetisi HsEC dengan event selanjutnya,” tutur Tiyan, penanggung jawab kegiatan efisiensi energi di sekolah madania Parung. Nilainya mencapai

puluhan juta rupiah.

Sekolah Madania Parung :

Begitu juga dengan komputer, proyektor, dan perangkat lain,” tambahnya. Tak seperti sebelumnya, penggantian perangkat dengan latarbelakang hemat energi sangat didukung oleh manajemen. Untuk itu pihak sekolah juga mendukung sepenuhnya terhadap program hemat energi ini. “Sekarang kita juga didukung untuk memprogram tempel stiker peringatan mengenai 3M,” kata Tiyan.

Sekolah Madania, Konsep Energi Jadi Perhatian Baru

Page 35: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

35Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

Di setiap kalender akademik sebenarnya selalu direncanakan event khusus yang terkait dengan lingkungan hidup, tetapi hanya bersifat internal. Dan beberapa partisipasi aktif dalam peringatan nasional dan internasional yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan. Karena itu, “Kami sangat terbantu sekali dengan program pengenalan gerakan konservasi energi yang diadakan oleh Kementerian ESDM,” jawab Tiyan.

Selain itu dengan pelaksanaan program tersebut, maka pengenalan terhadap konsep hemat energi pada siswa dan staf pengajar pada 2012 terlaksana secara berkelanjutan. Pada 2012, Sekolah Madania memang menjadi salah peserta pada Home and School Energy Conservation Competititon (HSEC). Berbagai materi dalam kompetisi konservasi energi itu makin melengkapi dan memperkaya penerapan hemat energi di sekolah yang berlokasi di Telaga Kahuripan, Parung tersebut.

Berawal dari hal tersebut, pada 2013, Sekolah Madania menerapkan konsep siswa sebagai motor penggerak gerakan hemat energi. “Jika pada 2012, wali kelas yang menggerakkan para siswa. Pada tahun 2013, siswa lah yang menjadi penggerak aktifnya”. Dari kegiatan tersebut, pihak Sekolah Madania merasakan berbagai hal menarik dan positif yang diperoleh para siswa. Contohnya, melalui kompetisi ini, dilakukan pembangunan kapasitas sekolah terkait dengan pengetahuan tentang efisiensi energi. Untuk itu diselenggarakan pelatihan, pelaksanaan kampanye hemat energi, dan pengetahuan mengenai efisiensi energi melalui pembagian buku panduan.

Lebih lanjut lagi dari salah satu kegiatan yakni tantangan bulanan,

siswa bisa memanfaatkannya sebagai wahana penyaluran kreativitas siswa. Itu tercermin dari beragam aktivitas yang dikompetisikan. Contohnya, tantangan di bulan pertama adalah lomba menggambar, lomba jingle dan lomba fotografi. Sedangkan di bulan kedua dilaksanakan tantangan video, artikel dan lomba arsitektur rumah hemat energi. Dengan beragam kegiatan dan tema tantangan, siswa pun menjadi terlibat aktif dan sekaligus bermain sambil belajar.

Seorang Energy Warrior Madania mengungkapkan rasa senang dan bangga sekali bisa terpilih dalam tim Energy Warrior untuk mewakili Madania dalam kompetisi ini.

Dengan HSEC Competition, wawasan dan pengetahuan seluruh warga sekolah tentang efisiensi energi menjadi bertambah. Karena itu hampir sebagian besar siswa Primary School dan Secondary School dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Kegiatan Energy Warrior misalnya, melakukan sosialisasi adik kelas yakni siswa Primary 1 sampai 6. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghemat energi.. Meski kompetisi itu memiliki efek positif bagi para penghuni sekolah, namun kompetisi bukan akhir dari tuuan kegiatan tersebut. Menurut pimpinan Sekolah Madania, partisipasi mengikuti kontes tentang hemat enegi tujuan untuk membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan dan tentunya hemat energi.

Pimpinan Sekolah Madania juga mengakui perilaku dan kebiasaan hemat

Kini Sekolah Madania menjadi lebih peduli

dengan efisiensi energi

Kegiatan penanaman juga menjadi salah satu kegiatan ekstra

Page 36: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

36 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

energi yang sudah terbangun selama ini harus tetap dijalankan dan diteruskan ke generasi selanjutnya. Dilakukan pula kampanye budaya hemat energi ke sekolah-sekolah di sekitar dan juga rumah-rumah yang terkait dengan Madania.

Budaya hemat EnergiDirjen EBTKE, Rida Mulyana menjelaskan

bahwa kompetisi HSEC merupakan kompetisi yang menargetkan siswa menengah pertama dan menengah atas (SMP dan SMU) berperilaku hemat energi. Tak hanya sekolah, sasaran dari kegiatan ini juga meluas ke rumah dan lingkungan sekitar. Upaya yang dilakukan adalah memberikan mereka informasi, peralatan, insentif dan tantangan. Untuk itu semua informasi, peralatan, insentif dan tantangan akan diberikan pada sekolah sehingga siswa bisa melakukan hal yang sama dan berlatih di rumah mereka. Rida berharap kegiatan HSEC dapat memberikan wawasan serta pengetahuan praktis mengenai konservasi energi di sekolah dan rumah, sehingga dapat diterapkan secara langsung, dan manfaatnya dapat dirasakan segera.

Dirjen juga berharap, para guru dapat terus memantau dan mengarahkan anak didik peduli dan menerapkan upaya-upaya penghematan energi, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang berbudaya hemat energi. Lebih lanjut dijelaskan Rida, faktor kebiasaan (habit) dan teknologi yang terlibat didalamnya berperan membuat hemat energi bisa berjalan. Dengan latar belakang itulah proses pengenalan akan perlunya berhemat listrik dan energi itu perlu ditanamkan sejak anak-anak.“Yang ingin kita tergetkan adalah terbentuknya karakter anak-anak ini aware terhadap hemat energi”, katanya.

Kompetisi hemat energi HSEC menantang peserta mengubah perilaku konsumsi energi menjadi lebih efisien, artinya peserta ditantang mengurangi konsumsi energi tanpa mengurangi kenyamanan dan kebutuhan mereka. Kompetisi ini diikuti 300 rumah tangga dan 10 sekolah di Jabodetabek, hadiah kepada sekolah diberikan senilai lebih dari Rp100 juta, komponen penilaian berdasar jumlah energi yang dihemat (30%) dan dedikasi terhadap perilaku hemat energi (70%).

Diberikan penghargaan saat mengikuti Kontes HSEC

Page 37: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

37Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

kampusiana

Menurut Marietje Hutapea, Direktur Konservasi Energi, DJEBTKE, melalui kegiatan kegiatan kompetisi HSEC Home and School Energy Champion ini generasi muda khususnya anak-anak sekolah diajak untuk ikut aktif menerapkan upaya-upaya konservasi dan efisiensi energi. Hal itu bisa dimulai dari lingkungan yang paling kecil yaitu di di lingkungan sekolah dan rumahnya masing-masing.

Pada kesempatan itu Sekolah Madania berhasil meraih beberapa penghargaan pada kontes tahun 2012, yakni juara III kategori Best Grup dan penghargaan 10 pahlawan energi terbaik. Sekolah ini kembali mengikuti kegiatan serupa di Tahun 2013 sebagai sekolah pendamping. ***

Bagi Aditya, siswa Sekolah Madania Parung, program HSEC membawa dampak yang positif. “Sebelum ikut kompetisi kita cuek dengan lampu rumah yang menyala. Begitu juga

AC. Benar-benar enggak peduli,” ujar siswa Junior itu. Kompetisi HSEC ternyata menyadarkannya terhadap bagaimana energi itu dikonsumsi dengan bijak. Ia pun kemudian aktif di green society. Tak butuh waktu lama, “Sampai sekarang lampu enggak pernah lupa dimatikan. Saya juga selalu mengingatkan anggota keluarga lain,” tambahnya. Berkat semangat untuk terus berhemat energi itu, biaya listrik pun berkurang.

Kebiasaan terus berhemat tersebut juga ditularkan Aditya di kelas dan sekolahnya. Tak berhenti sampai disitu, “Cita-cita saya sebenarnya menggunakan IT untuk menghemat energi. Mottonya sih hemat energi,” tukas Aditya. Sesuai dengan passion-nya, Aditya pun lantas membuat software untuk memonitor peralatan listrik. “Karena IT pakai listrik, makanya saya bikin IT yang bisa menghemat listrik,”. ***

“Bikin software IT Yang Bisa

Menghemat Listrik”

Aditya, Siswa Junior Sekolah Madania, Parung :

Aditya menerapkan kebiasaan hemat energi dengan membuat software IT untuk tujuan tersebut.

Dengan adanya program kontes hemat energi, diharapkan Madania

menghasilkan generasi yang peduli dengan

efisiensi energi

Page 38: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

38 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

Ketiadaan remote control pengatur suhu lantaran ruangan rapat tersebut memang tidak dilengkapi

pengkondisian udara. Hal tersebut tidak lazim, lantaran saat ini penggunaan pendingin udara (AC) ruangan seolah menjadi barang wajib. Toh, absennya pengatur suhu ruangan tidak lantas membuat ruangan rapat menjadi gerah. Gemerisik embusan angin menjadi pengganti aliran udara dingin yang dihasilkan pengatur suhu ruangan.

Aliran angin bebas memasuki ruangan rapat melalui jendela-jendela kaca yang

Kantor Hijau dari Naripan

Jangan pernah mencoba mencari remote control pengatur suhu ruangan di ruang rapat lantai 5 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup daerah (BPLHd) Jawa Barat.

terbuka lebar di samping ruangan rapat. Agar angin yang masuk tidak terlampau besar, berjarak 30 cm dari jendela kaca ditanam tanaman dalam pot di selasar. Tujuannya memecah aliran angin agar tidak langsung menghantam masuk ke dalam ruangan. Walhasil angin yang masuk ke dalam ruangan rapat pun sepoi-sepoi menyejukkan kulit.

CahayaSelain semilir angin, jendela-jendela

kaca itu pun mempunyai faedah lain. Sinar matahari leluasa menerobos menyinari

Page 39: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

39Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

ruangan rapat. Berlimpahnya cahaya alami itu berimbas turunnya pemakaian listrik yang dimanfaatkan guna menerangi ruangan. Saat siang, penerangan lampu menjadi nihil.

Pemanfaatan jendela kaca besar tidak hanya monopoli ruangan rapat. Jendela-jendela kaca pun turut pula menghiasi dinding antar persinggahan tangga antar lantai. Di setiap tempat itu biasanya terdapat 4 jendela kaca. Sebanyak 2 jendela biasanya dibiarkan terbuka agar udara dari luar leluasa menyelusup ke dalam ruangan. Agar sejuk, di bagian depan jendela ditanam tanaman pot. Pemakaian kaca pun membuat ruangan menjadi terang benderang dan meminimalisir pemakaian listrik.

Menurut Dr Ir Anang Sudarna MSc PhD, Kepala BPLHD Jabar, ikhtiar pengurangan konsumsi energi listrik itu merupakan salah satu upaya menjadi kantor BPLHD Jabar sebagai eco-office alias kantor ramah lingkungan. “Eco-office merujuk pada kantor peduli lingkungan dan melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan,” ungkap Anang. Caranya dengan jalan merubah perilaku pegawai tamu serta seluruh pemangku kepentingan di lingkungan kantor agar lebih peduli lingkungan.

MinimProses menghadirkan kantor ramah

lingkungan itu menurut Ahmad Efrizal ST, Sekretaris Tim Eco-Office BPLHD Jabar, bukanlah kerjaan kemarin sore. Prosesnya dirintis sejak 2010 dengan jalan melakukan penghematan pemakaian sumber daya air, udara, pengelolaan sampah serta listrik.

Upaya ikhtiar hemat itu tidak hanya dilakukan dengan jalan pemanfaatan cahaya alami dari sinar matahari. Lampu-lampu yang sudah ada pun diganti menggunakan lampu jenis light-emitting diode (LED) yang tergolong lebih hemat energi.

Tidak cukup disitu, pada 2011 BPLHD Jabar melakukan audit energi yang dilakukan PT Energi Management Indonesia (Persero). Hasil penelitian menunjukkan jumlah konsumsi energi gedung masih di bawah nilai standar yang ditetapkan oleh

standar ASEAN-USAID. Hasil pengukuran menunjukkan Intentsitas Konsumsi Energi (IKE) gedung BPLHD Jabar sebesar 122 kWh/m2/tahun. Jumlah itu masih di bawah standar IKE Asean-USAID sebesar 240 kWh/m2/tahun.

Toh, tim BPLHD Jabar tidak lantas berpuas diri. Salah satu rekomendasi dari hasil audit menyarankan untuk mengoptimalkan penggunaan energi agar lingkungan kerja semakin nyaman. Walhasil serangkaian usaha pun kembali digelar. Salah satunya mengenai tagihan listrik. Dulu, tagihan listrik masih mengandalkan cara konvensional dengan bukti cetakan. Kini, tagihan listrik memanfaatkan tagihan elektronik yang langsung terkirim ke surat elektronik. Lewat jalan tersebut, pemakaian listrik tiap bulan lebih mudah terpantau dan jelas pertanggung-jawabannya.

Senafas dengan pemanfaatan tagihan listrik elektronik, reduksi pemakaian kertas pun dilakukan lewat pemanfaatan nota dinas elektronik. Caranya setiap surat yang datang ke front office masuk ke bagian arsip terlebih dulu. Selepas

Cahaya Matahari leluasa menerobos masuk ke

dalam ruangan

Roof Garden sebagai tempat pelepas penat

Page 40: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

40 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

dipindai, surat kemudian ditujukan kepada Kepala Badan lengkap dengan nota dinas. Selepas dari sana, surat kembali dipindai dan didistribusikan kepada pegawai melalui surat elektronik kepada masing-masing pegawai.

HijauUpaya menghijaukan diri pun tercermin

dari lingkungan seputaran kantor. Mudah menjumpai kantor BPLHD Jabar yang terletak di Jalan Naripan itu. Kantor yang berjarak 15 m dari Jalan Braga yang legendaris di Bandung itu menonjol dengan dinding kantor berjumbai tanaman rambat membentuk green wall (dinding hijau, red). Saat masuk ke halaman kantor, pemandangan hijau pun turut pula terhidang memanjakan mata. Jejeran

tanaman dalam pot membentang di dinding bagian depan kantor. Seakan tidak cukup, 2 tiang beton pun turut pula dilingkari dengan aneka tanaman.

Tidak hanya di bagian luar, di bagian dalam pun turut pula tersaput sentuhan. Di lantai 4, pelataran gedung disulap menjadi roof garden alias tanaman atap. Gemerisik angin plus suasana hijau kerap menjadi alternatif penawar lelah bagi pegawai saat istirahat menjelang. Adanya suasana hijau kontras dengan lalu lalang kendaraan yang terpampang di bagian bawah gedung. Menolak dibuang percuma, sampah organik yang berada di seputaran kantor pun dimanfaatkan. Sampah-sampah tersebut dijadikan kompos. “Sumber bahan bakunya kebanyakan berasal dari sisa makanan pegawai,” ungkap Efrizal. Sampah-sampah organik itu dimasukkan terlebih dulu ke dalam peti-peti kayu untuk menjalani fermentasi. Kelar fermentasi, kompos dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman-tanaman yang ada di seputaran lingkungan kantor BPLHD Jabar.

UlangBerikutnya air turut pula mendapat

perhatian. Selama ini pemenuhan air untuk aneka kegiatan di kantor BPLHD Jabar

Sumber: BPLHD Jabar Keterangan: Tingkat konsumsi listrik relatif konstan. Bulan Februari terjadi lonjakan lantaran terjadi kesalahan pencatatan pada Januari sehingga terakmulasi pada bulan berikutnya.

Grafik Pemakaian Listrik BPLHD Jabar Tahun 2013

Taman dinding di bagian depan kantor BPLHD Jabar

Page 41: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

41Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

menggantungkan diri sepenuhnya pada satu sumber yakni air tanah. Ketiadaan meteran air menjadikan tidak terdapatnya pemeriksaan mengenai seberapa besar jumlah air tanah yang dipakai. Sejak 2013, dipasang meteran air pada pompa agar dapat diketahui seberapa besar pemakaian air tanah. Hasil pengukuran menunjukkan setiap bulan pemakaian air berkisar 13 m3 (meter kubik). Manajemen pengelolaan air tidak sebatas pemasangan meteran pengukur, air bekas wudhu serta air hujan pun tidak dibuang percuma. mereka dipergunakan kembali untuk menyiram tanaman.

Tidak lupa di bagian halaman kantor turut pula dibuat biopori atau lubang resapan air. Menurut Kamir S Brata, pakar biopori dari Institut Pertanian Bogor, teknologi biopori ini berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Air dibiarkan meresap terlebih dulu ke dalam tanah melalui lubang resapan. Ke dalam lubang resapan dibenamkan pula sampah organik. Lewat jalan tersebut, hewan-hewan seperti cacing dan rayap bisa hadir dan berperan dalam membentuk pori-pori alami tanah sehingga air bisa terserap.

Beragam usaha yang dilakukan BPLHD Jabar untuk mewujudkan kantor ramah

lingkungan tidak lantas membuat mandeg. Masih banyak rencana yang hendak diwujudkan. Diantaranya, penggantian seluruh lampu dengan lampu LED. Tidak hanya itu direncakanan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna mensubtitusi pemakaian listrik di area beranda kantor serta pemakaian running text di lingkungan kantor. Salam hijau dari Naripan.***

Beton pun berselimut rerimbunan tanaman

Suasana ruangan kantor BPLHD Jabar

Page 42: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

42 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

Padepokan Hijau Sang Kontraktor

Pt Pembangunan Perumahan (Pt PP Persero) bukanlah kacang yang lupa pada kulitnya. sohor sebagai salah satu kontraktor bangunan hijau di tanah air, Pt PP pun tidak abai

memoles bangunan kantornya menjadi bangunan hijau.

PT PP merupakan salah satu kontraktor yang kerap menggarap pembangunan gedung atau bangunan ramah

lingkungan di Indonesia. Sebut saja Kantor Kedutaan Besar Austria di Jakarta ataupun Kantor Kementerian Pekerjaan Umum yang menggondol sertifikasi Greenship EB Plantium. Sertifikasi kategori tersebut merupakan penghargaan paling prestisius untuk gedung ramah lingkungan.

Getol melakukan pembangunan gedung hijau, PT PP pun tidak melupakan Wisma Subiyanto, kantor pusat mereka yang terletak di Jakarta Timur. Bangunan kantor ini dibangun pada 2004 dan menjadi pusat aktvitas kegiatan PT PP. Menurut Ir Tirta Mazli dari PT PP, Wisma Subiyanto mendapat sentuhan perbaikan pada 2012. Proses retrofitted sendiri kelar pada 2013. Areal mengalami retrofitted seluas 40% dari total area bangunan. Luas bangunan total bangunan Wisma Subiyanto sendiri sekitar 5343,75 m2.

HematWisma Subiyanto sendiri terletak di

bagian belakang kompleks perkantoran PT PP. Jika baru pertama kali menginjakkan kaki ke sana, pengunjung akan mudah terkecoh dengan gedung bersalut kaca yang terletak di bagian depan. Gedung nyatanya dimanfaatkan untuk perkantoran yang disewakan kepada pihak luar. Lantai dasar sendiri difungsikan sebagai gerai sebuah toko serba ada.

Page 43: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

43Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

Letak Wisma Subiyanto agak pojok di kompleks perkantoran PT PP. Sebuah pohon beringin menutupi bagian muka bangunan yang menghadap ke Barat. Pohon ini menjadi peneduh sehingga suasana tidak terlampau panas. Saat menginjakkan kaki ke dalam bangunan, hal pertama yang terhidang adalah dinding hijau dari tanaman yang terletak di belakang penerima tamu. Kesan teduh pun terpancar. Tidak hanya itu jejeran tidak kurang 13 lampu LED (light emitting diode) di bagian atas atap selepas pintu masuk pun turut pula menarik perhatian seolah menjadi jalur yang menyambut kedatangan tamu.

Hasil Perhitungan Desain OTTV*

orieNtatioN Window

transmitted

solar (w)

GlazingHeat

Gain (w)

opaque

surface Heat

Gain (w)

External Heat

Gain (w)

envelope

are (m2)

ottV (w/

m2)

utara 42136,03 1166,78 1635,13 44937,94 1183,93 37,96timur - 87,40 87,40 63,80 1,37

selatan 23929,27 -114,06 -395,56 23419,65 860,18 27,23

Barat 6361,76 11,65 -132,52 6240,89 315,07 19,81total 74685,88 2422,98 30,82

Penyejuk ruangan di PT PP memanfaatkan tipe inverter untuk menghemat pemakaian listrik

Perangkat sensor gerak di lorong antar ruangan

kantor

Page 44: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

44 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

Menurut Tirta, luas lantai dasar gedung baru sendiri 331 m2, lantai 1 seluas 504 m2, lantai 3 seluas 331 m2 serta lantai 4 seluas 331 m2. Salah satu sektor yang mendapat pembenahan adalah pemanfaatan pengatur suhu ruangan. Total gedung yang mendapat pengatur suhu ruangan sekitar 1.137 m2. Dari jumlah itu lantai dasar 300 m2, lantai 1 sebanyak 300 m2, lantai 3 sebesar 300 m2 serta 237 m2 untuk lantai 4.

Dari jumlah tersebut lantai dasar menyedot pemakaian listrik untuk pengatur

suhu ruangan sebesar 18.192 watt, lantai 1 sebesar 62.740 watt. Sebanyak 18.44 watt untuk lantai 2 dan 16.168 watt untuk lantai 3. Lantai 4 sendiri paling kecil dengan sebesar 7.644 watt. Daya total yang dibutuhkan sendiri sebesar 123.000 watt.

Adapun yang tidak memanfaatkan pengatur suhu ruangan seluas 10% dari luas ruangan. Jumlah ini terdiri dari lantai dasar sebesar 31 m2, serta lantai 1, 2 dan 3 masing-masing seluas 31 m2. Lantai 4 sendiri yang tidak memanfaatkan pengatur suhu ruangan paling luas yakni 131 m2.

InverterSalah satu ikhtiar untuk menghemat

pemakaian listrik digunakan pengatur suhu ruangan berteknologi inverter bertipe Refrigeran 410 A.. “Pemanfaatan pengatur suhu ruangan tipe inverter mampu menyumbang penghematan yang cukup besar untuk operasional gedung,” ungkap Tirta. Penggunaan pengatur suhu ruangan tipe ini mampu menghemat daya sekitar 33%.

Secara harga sendiri pengatur suhu ruangan tipe inverter lebih mahal 20—25% dibanding pengatur suhu ruangan non-inverter. Jumlah pengatur suhu ruangan non-inverter ini sebanyak 19% termasuk didalamnya pengatur suhu ruangan di ruang auditorium Wisma Subiyanto. Kombinasi pemanfaatan sistem inverter dan non-inverter ini meng-konsumsi daya sebanyak 99.630 watt. Dengan demikian pemakaian daya listrik untuk pengaturan suhu ruangan sebesar 66,5 watt/m.

Tidak hanya itu untuk memelihara udara dalam ruangan sistem pengatur suhu ruangan pun telah dilengkapi dengan beberapa sensor yaitu temperatur pada unit pengatur suhu ruangan. Sensor tersebut dimonitor oleh sistem inverter unit tersendiri.

Adapun untuk kebutuhan lampu dan daya listrik ke seluruhan kantor sendiri mencapai 48.871 watt. Dari jumlah itu lantai dasar menyedot 10.250 watt, lantai 1 sebanyak 9.633 watt. Tidak jauh berbeda dengan lantai 2 sebayak 9.730 watt. Adapun lantai 3 paling besar dengan 12.709 watt serta lantai 4 sebanyak 6.549 watt. Dari keseluruhan tersebut, hanya 70%

Suasana ruang kerja di PT PP nyaman dengan lampu LED

Ir Tirta Mazli, PT PP berkomitmen membangun gedung ramah lingkungan

Page 45: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

45Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

anjangsana

saja dadap merah Erythrina cristagali ataupun bungur Lagerstroemia speciosa menjadi penghias. Berbekal beragam hal yang telah dilakukan, Wisma Subiyanto pun kini sahih bersalin nama menjadi Green Building Wisma Subiyanto.***

yang dimanfaatkan alias terpakai sebanyak 34.209 watt. Dengan demikian pemakaian daya listrik sebesar 22,8 w/m.

Gerak Ikhtiar lain untuk mengefisienkan

pemakaian energi adalah pemanfaatan sensor gerak di beberapa areal gedung. Beberapa area yang disensor meliputi lampu kantor di sepanjang perimeter gedung, lampu di area toilet serta lampu di area tangga kebakaran. Cara lain adalah pemanfaatan lampu jenis LED di seluruh ruangan perkantoran.

Cahaya matahari pun turut pula dimanfaatkan untuk mengurangi konsumsi pemakaian listrik. Di salah satu ruangan di lantai 3 terlihat tirai jendela tersingkap sehingga sinar matahari leluasa menerobos memasuki ruangan, terlebih lagi tinggi jendela mencapai 2,3 m. Kondisi jendela dengan tinggi serupa bisa dijumpai di lantai 1,4, dan 5. Adapun jendela di lantai 2 lebih tinggi lagi mencapai 2,95 m.

Tidak hanya aspek pemakaian daya listrik yang dibenahi. Penggunaan air pun turut pula menjadi sasaran. Untuk menghemat air perangkat sanitasi seperti wastafel dan urinoir dilengkap water saving device menggunakan 4 liter air.

Sementara itu limbah cair sendiri diolah di instalasi Sewage Treatment Plant yang berkapasitas 15 m3 per hari. Dengan demikian limbah tidak langsung digelontorkan di buang ke penampungan. Adapun pengelolaan sampah padat sendiri dilakukan dengan pemilahan terhadap jenis sampah. Sampah organik, non-organik serta B3 (Barang Berbahaya dan Beracun). Proses pemisahan sendiri dilakukan sejak di lingkungan gedung hingga tempat pembuangan akhir.

Sentuhan untuk mengurangi polusi udara pun terlihat. Di dalam gedung dilengkapi aneka tanaman yang mampu menyerap polutan. Tidak hanya itu untuk menghadirkan nuansa hijau, tanaman pun diletakkan di samping lift. Di bagian luar gedung sendiri taman bagian depan dilengkapi dengan aneka vegetasi yang tidak hanya andal menyerap polutan, namun juga turut menghadirkan keindahan lewat ragam warna kuntum bunga. Sebut

IKE atau Indeks Konsumsi Listrik merujuk pada indeks konsumsi listrik bangunan dalam setahun. Berikut adalah perhitungan angka konsumsi listrik pada sektor HVAC, lighting dan electrical euipment yang ada di Wisma Subiyanto

Hasil perhitungan IKE DesignKategori kWh %Cooling 332067,8 50Interior lightning 154805,5 23Electric equipment 126654,5 19Others 45495,19 7Total 659022,5 100kWh/m2/year 163,59

Simulasi dilakukan dengan setting untuk kondisi baseline (setting sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau SNI) bertujuan untuk mengetahui selisih atau persantase penghematan energi bangunan yang didesain terhadap baseline

Kategori kWh %Cooling 415412,35 50Interior lightning 232208,17 28Electric equipment 126654,1 15Others 53063,3 6Total 827337,92 100kWh/m2/year 205,37

Untuk mengukur penghematan energi dilakukan dengan membandingkan dengan perhitungan konsumsi energi dari gedung yang didesain dengan setting untuk kondisi baseline alias setting sesuai dengan SNI. Hasil selisih antara baseline dengan desgin merupakan angka penghematan yang dilakukan. Selisih antara baseline dengan design:205,37-163,59 = 41,78

Jadi penghematan yang dilakukan sebesar:41,78 : 205,37 = 0,203437698 = 20%

Berhitung IKE Wisma Subiyanto

Page 46: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

46 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

prestasi

4 Trik Hijau ala Sinar Mas Land PlazaGedung sinar mas Land Plaza yang terletak di kawasan Bsd Green office Park, Bsd City merupakan gedung yang menerapkan standarisasi Green Building. dengan penataan desain dan arsitektur bangunannya, gedung dengan 2 lantai basement dan 5 lantai area kantor mampu melakukan efisiensi energi dengan baik. dengan total luasan

bangunan 21.258 m2 dan area parkir seluas 25.000 m2 pemakaian konsumsi energi hanya mencapai 4.000 jam operasional per tahun ,dengan standard aseaN 2000 jam

pertahun indeks Konsumsi Energi mencapai 99,8 kwh/m2/tahun.

Page 47: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

47Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

prestasi

standar indeks konsumsi energi aseaN/ausaid untuk bangunan kantor adalah 240 kWh/m2/tahun. dengan selisih

sebesar 41 kWh/m2/tahun, Gedung sinar mas Land Plaza telah mereduksi emisi Co

2 sebesar

265,68 ton Co2 per tahun. selain berdampak

terhadap lingkungan, konsep green building juga berpengaruh terhadap konsumsi listrik, sehingga terjadi penghematan energi sebesar 492.000 kWh/tahun, dan biaya sebesar Rp. 688,8-juta.

Efisiensi itu diperoleh dari sejumlah upaya yang diterapkan oleh manajemen Sinar Mas Land Plaza. Dari keseluruhan konsumsi energi, porsi terbesar digunakan untuk pengkondisian udara (AC) yakni sekitar 40%. Konsumsi terbesar selanjutnya adalah pencahayaan (lighting and PSO) 34% dan peralatan IT server sebesar 21%. Dengan mengetahui hal itu, “Timbul upaya hemat energi untuk AC. Di Jakarta, rata-rata AC itu 60% dari penggunaan total energi gedung. Kalau AC bisa dihemat berarti kita akan menghemat dari porsi konsumsi energi yang terbesar,” jelas Ignesjz Kemalawarta, Director Regulation Watch and Sustainable Programme.

Dengan konsep green building, Sinar Mas Land memperhatikan kriteria-kriteria gedung yang baik, meliputi overview (solusi mengatasi tantangan alam desain, kualitas

(arsitektur, finishing, fungsi, pencahayaan, serta aspek keselamatan), keamanan, dan sustainability (fitur pendukung, metode penggunaan teknologi inovasi, pengukuran efisiensi energi, eco friendly, climate control, water recycling, kontrol udara.

Orientasi BangunanSalah satu cara untuk menekan

konsumsi energi dari AC adalah dengan pengaturan orientasi bangunan, Gedung diatur posisi barat-timur dan utara-selatan. Tujuannya untuk menghindari cahaya matahari yang terik dan berdampak

Dengan orientasi bangunan, pada area

lobby dan atrium gedung Sinar Mas Land Plaza tidak

dikondisikan alias non AC

Untuk menekan suhu tersebut, manajemen

sampai menyediakan 6 water pond

Page 48: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

48 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

prestasi

pada kenaikan suhu ruangan. Dengan orientasi bangunan, pada area lobby dan atrium gedung Sinar Mas Land Plaza tidak dikondisikan alias non AC. Meski demikian, ketika diukur suhu di sekitar lobby sekitar 28oC. Padahal bila diukur, suhu di luar bisa mencapai 35oC. Untuk mendinginkan ruang lobby ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. “Contoh kita punya danau, untuk mendinginkan daerah sekitarnya. Juga harus punya pepohonan sebagai ‘selubung’,” kata Ignesjz

Lebih lanjut dijelaskan, poin yang juga berpengaruh terhadap rendahnya suhu di lobby adalah desain lansekap sekitar bangunan. Dengan pengaturan iklim mikro dan aliran udara maka kawasan sekitar dipertahankan tetap sejuk. “Dari suhu 35oC, udara akan berjalan sampai gedung dengan melewati pepohonan, dan water pond. Pada akhirnya akan menurunkan suhu panas ketika masuk lobby menjadi tinggal 28oC,” ujar Igneszj. Untuk menekan suhu tersebut, manajemen sampai menyediakan 6 water pond dan taman hijau nan asri, seluas 25 ribu m2 .

Saat cahaya matahari masuk ke dalam kantor maka ada beberapa zona lampu T5 yang berada di area perimeter ruang kantor padam

Area Zona lampu, jika cahaya matahari masuk ke gedung sekitar 300 Lux maka zona 1 akan padam

Page 49: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

49Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

prestasi

Posisi gedung juga diatur sedemikian rupa supaya aliran udara dari luar itu tidak terhalang gedung yang lain. Posisi diatur sedemikian rupa sehingga seperi berselang-seling, tanpa yang satu menghalangi gedung lainnya. Untuk itu, “Sebelum dibuat gedung ada studi lingkungan, dimana ada pengaturan kontur lahan sebelumnya,” tambah Ignesjz. Dengan pengaturan aliran atau yang biasa disebut dengan Computating Fluid Dynamics, kecepatan angin diatur menjadi minimum 0,6.

Nah, dengan adanya lobby non-AC, maka hal tersebut sangat membantu dalam penghematan energi listrik. Bila dibandingkan dengan gedung ber-AC umumnya, area yang tidak memakai AC seluas 2.069 m2. Bila dikonversikan kepada penggunaan AC per meter persegi adalah sebesar 300 BTUH, maka penghematan di area lobby tersebut sekitar 620.700 BTUH. Khusus pendingin (AC), untuk penghematan digunakan Chiller dengan sistem Water Cooled. Chiller yang digunakan berupa jenis screw dengan efisiensi energi mencapai 0,55 kW/TR.

Untuk pengaturan cahaya matahari yang masuk, dipasang sun shading yang berfungsi memantulkan cahaya matahari pada pukul 11.00—15.00 WiB. Bagian mirip “sirip” pada bangunan atau biasa disebut passive cooling effort bertujuan, untuk mengurangi panas masuk, tapi cahaya tetap masuk dengan pantulan. Cahaya yang terik dan panas tersebut akan dipantulkan ke atas oleh bahan yang terbuat dari alumunium. Sensor yang berada dalam ruangan akan mendeteksi kondisi cahaya. Pemakaian Sensor Lux itu , dimana pada saat cahaya matahari masuk ke dalam kantor maka ada beberapa zona lampu T5 yang berada di area perimeter ruang kantor padam.

Penghematannya yang diperoleh sebesar; 5.856 watt x 4 Jam Padam x 25 hari x 12 Bulan=7.027 kWh/tahun. Lampu yang mati ketika cahaya yang masuk mencapai 250 lux, dan kembali menyala bila kondisi ruangan mulai meredup dan kekurangan cahaya. Dengan kondisi tersebut, maka terjadi penghematan energi.

untuk menghemat energi digunakan Penerangan Jalan

Umum (PJU) memakai tenaga matahari

(photovoltaic)

Dengan ventilasi, bagian gedung yang merupakan toilet ini tak butuh pendingin

(AC)

Page 50: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

50 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

prestasi

Gambar Arah Aliran Udara di Sisi Luar Bangunan

Pengaturan iklim mikro membuat suhu lobby

hanya 28oC

Sinar Mas Land Plaza juga memiliki sensor karbon monoksida untuk mengatur kualitas udara di tempat parkir. Umumnya Exhaust Fan alat yang bekerja mirip kipas akan menyala dari pagi hari sampai malam hari, tetapi di Sinar mas Land plaza tidak seperti itu, exhaust fan akan menyala bila sensor karbonmonoksida mendeteksi

asap pada level tertentu. Artinya, fan baru bekerja setelah mendeteksi karbon monoksida dari knalpot kendaraan mencapai 30 ppm, " ujar Ignesjz. Fan tersebut berfungsi membuang gas beracun di sekitar parkir, sehingga kita yang berada di parkiran menghirup udara yang tak berbahaya.

Selanjutnya, untuk menghemat energi digunakan Penerangan Jalan Umum (PJU) memakai tenaga matahari (photovoltaic). Adapun jumlah PJU yang memakai lampu LED 30 watt sebanyak 72 tiang, dan PJU yang memakai lampu 80 Watt+30Watt sebanyak 73 tiang, adapun penghematannya sebesar 3,668 kWh / bulan atau 44.016 kWh/tahun. PJU dengan tenaga Photo voltaic bekerja dengan radiasi matahari. Lampu tersebut akan menerima radiasi pada siang hari, dan disimpan pada baterai. Saat malam tiba, energi yang tersimpan di baterai akan digunakan untuk menyalakan lampu. Konsumsi listrik dari PJU yang menggunakan photo voltaic 0%, karena sama sekali tidak memakai listrik.

Meskipun PJU sudah menggunakan Photovoltaic, tetapi besaran energy baru terbarukannya baru 1,26% dari daya gedung. Sekitar 1,26% persen dari total gedung. Dari sisi efisiensi energi, satu lampu PJU di jalanan umum yang mencapai

Page 51: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

51Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

prestasi

Gambar Pengelolaan Iklim Mikro Di Sekitar Kawasan250 watt, bandingkan dengan PJU di Sinar mas Land yang hanya membutuhkan 30 Watt PJU pendek dan 80 Watt +30 Watt PJU yang tinggi. Selain itu, terdapat pengaturan waktu terhadap lampu-lampu yang bekerja. Dibagi atas jam 18.00—24.00, dan pukul 24.00—hingga pagi.

KomitmenTerkait dengan efisiensi energi, top

level manajemen Sinar Mas Land Plaza sebagai pengembang di kawasan ASEAN, memang telah berkomitmen untuk terus mewujudkan karya properti berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat dan juga lingkungan melalui beragam inovasi terbaru. Komitmen tersebut merupakan aksi untuk mewujudkan konsep hijau yang diusung untuk menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia. Manajemen Sinar Mas Land secara berkesinambungan menerapkan prinsip-prinsip hijau dalam kawasan maupun bangunan yang terdapat didalamnya. Di antaranya penggunaan lahan secara bijak, hemat energi, hemat air, penggunaan bahan yang ramah lingkungan, dan menjaga kualitas udara dalam ruangan.

Komitmen perusahaan untuk selalu melakukan hal-hal tersebut diyakini sebagai upaya untuk memerangi pemanasan global, mengurangi emisi CO2, serta menghemat penggunaan energi demi kehidupan dan dunia yang lebih baik bagi manusia serta lingkungan. Berkat komitmen yang diusungnya, Sinarmas Land menorah prestasi atas nama Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan berhasil meraih penghargaan pada ajang ASEAN Energi Award 2013 dan 2014. ASEAN Energi Award merupakan ajang penghargaan efisiensi energi yang diselenggarakan oleh Forum antar Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) se-ASEAN. Ajang yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini diikuti oleh seluruh negara ASEAN. Tujuan kegiatan ini untuk mendorong bangunan-bangunan di seluruh negara ASEAN agar melakukan upaya efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan untuk mempersiapkan diri menghadapi era ke depan, di mana kelangkaan dan biaya energi semakin meningkat.

Gedung Sinar Mas Land Plaza berhasil mengungguli kinerja energi gedung-gedung di ASEAN, dan menjadi pemenang di kategori New and Existing Building dalam kelompok kategori ASEAN Best Practice dan kategori Green Building pada Large Scale Building di tahun 2014 Competition For Energi Efficient Buildings. Penghargaan ini menjadi jawaban dari kerja keras dan inovasi manajemen Sinar Mas Land dalam mengelola gedung secara efisien dan hemat energi ***

Ruang parkir yang memiliki ruang terbuka

menekan udara berbahaya

Page 52: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

52 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

jejak

Kalimat itu meluncur dari Wakil Presiden Republik Indonesia Prof Dr Boediono dalam sambutannya saat

membuka acara The 3rd Indonesia EBTKE-ConEx 2014 pada Juni 2014 di Jakarta. Menurut Boediono, bidang konservasi energi merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan di tengah maraknya pemanfaatan

The 3rd Indonesia EBTKE-ConEx 2014Menghantar Energi Bersih Bagi Negeri

konservasi energi adalah “hidden energy sources” alias sumber energi tersembunyi.

energi terbarukan. “Menghemat 1 kWh jauh lebih murah daripada membproduksi 1 kWh energi,” ungkapnya. Tidak heran sejatinya penghematan energi merupakan sumber energi yang tersembunyi yang selama ini banyak diabaikan.

Boediono menambahkan pemanfaatan clean energy, yang berasal dari konvervasi

Wakil Presiden Republik Indonesia disaksikan Menteri ESDM Ir Jero Wacik, Ketua METI Rahmat Gobel dan Direktur Jenderal EBTKE ESDM membuka secara simbolis acara

Page 53: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

53Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

jejak

energi yang dipadu-padankan dengan pemanfaatan energi terbarukan, akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan pemenuhan energi Indonesia di masa depan. Diantaranya menurut pria kelahiran 25 Februari 1943 meningkatkan jaminan ketersediaan energi dan mencapai kemandirian energi. “Selain itu berkontribusi besar mengatasi masalah perubahan iklim,” ujar Boediono.

Indonesia sendiri memang dikarunia sumber energi terbarukan yang tiada habisnya. Sebut saja angin yang berhembus kencang, gelombang laut ataupun sinar matahari yang tanpa henti meyinari bumi Indonesia. Boediono berpendapat kedaulatan energi bangsa ini akan tercapai jika kita bisa memanfaatkan semua anugerah tersebut. Dengan kelanggengan energi masih bisa turut pula dinikmati oleh generasi Indonesia di masa mendatang. Agar hal tersebut tercapai, pemanfaatan energi terbarukan dan konservasi perlu terus digalakkan, tidak hanya mengeruk sumber energi tidak terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi.

Catur DharmaSebelumnya dalam kesempatan yang

sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ir Jero Wacik SE mengamini pendapat Wakil Presiden Prof Dr Boediono. Menurut Jero, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan yang besar. “Potensi energi baru terbarukan itu bisa dimanfaatkan untuk memperkaya cadangan energi nasional,” ungkapnya. Walhasil untuk meraih hal tersebut pemanfaatan energi baru terbarukan harus terus didorong dan dilakukan secara masif.

Hal tersebut sejatinya sudah tertuang dalam Catur Dharma Energi yang mengulas mengenai Empat Kebijakan Utam untuk Ketahanan Energi Nasional. Dharma ketiga sendiri mengulas mengenai pentingnya mendorong secara masif pengembangan energi baru terbarukan. “Pengembangan energi terbarukan dan penerapan konservasi energi bukanlah suatu pilihan melainkan keharusan,” ujar Jero. Hal itu penting untuk menjamin kesinambangunan pemenuhan kebutuhan energi masyarakat Indonesia yang terus meningkat. Untuk itu beragam peraturan yang mendukung peningkatan dan pengembangan pemanfaatan energi baru terbarukan pun telah diluncurkan.

Sementara itu Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat menjadi pembicara kunci di seminar menekankan mengenai upaya pemerintah untuk mengubah pola fikir masyarakat memanfaatkan energi terbarukan. Salah satunya pemanfaatan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar. Bukan tanpa musabab hal tersebut mengemuka. Indonesia merupakan salah satu negara dengan luasan lahan sawit terbesar di dunia. Data Kementerian Pertanian menunjukkan luasan lahan sawit di Indonesia mencapai lebih dari 9,2-juta hektar.

Di sisi lain produktivitas minyak sawit pun mumpuni. “Bisa mencapai 5 ton per hektar,” ungkap Lutfi. Menurut Lutfi, pada 2050, populasi penduduk dunia bisa mencapai 9,5-miliar jiwa. Pada saat itu konsumsi minyak akan meningkat menjadi

Stan Direktorat Konservasi Energi menyuguhkan

beragam informasi bagi pengunjung

tentang seluk beluk konservasi energi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ir Jero Wacik memaparkan mengenai catur dharma energi

Page 54: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

54 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

jejak

5-juta to per tahun. Dari jumlah itu 31% diantaranya merupakan konsumsi minyak sawit. Karenanya, menurut Lutfi, program pemerintah berupa pemanfaatan biodiesel B10 merupakan program yang wajib dilanjutkan. Selain sumber energi ramah lingkungan, minyak sawit pun baik untuk kesehatan.

KonservasiHajatan The 3rd Indonesia EBTKE

Conference and Exhibition (Indo EBTKE ConEx) 2014 sendiri digelar hasil prakarsa Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM yang menggandeng Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). Perhelatan tahunan ini memasuki tahun ketiga setelah sebelumnya sukses digelar pada 2011 dan 2012 silam. Pada tahun ini, penyelenggaraan EBTKE ConEx 2014 bersanding dengan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2014 dengan menggandeng Asosiasi Panasbumi Indonesia (API). Tahun sebelummya kedua kegiatan merupakan kegiatan yang terpisah. Tahun ini, keduanya disatukan dalam satu rangkaian acara.

Rangkaian EBTKE ConEX 2014 sendiri menyuguhkan beragam pilihan selama 3 hari penyelenggaraan. Salah satunya adalah pameran stan dari para peserta yang berkecimpung dalam bidang energi baru terbarukan dan konservasi energi. Direktorat Konservasi Energi Ditjen EBTKE turut hadir dan membuka stan. Di stan yang mengetengahkan tema “Hemat Energi Itu Cerdas” pengunjung disuguhi beraneka

ragam informasi mengenai tata laksana konservasi energi.

Gerakan hemat energi ini tidak semata menyasar perusahaan ataupun industri, namun bisa dipraktekkan sehari-hari di rumah. Salah satunya berupa kebiasaan untuk mematikan lampu listrik saat tidak digunakan. Anjuran lain memanfaatkan lampu LED yang lebih hemat energi. Bagi para pengunjung, stan EBTKE pun membagikan beragam informasi berupa buku dan brosur yang bisa memperkaya wawasan mengenai konservasi energi. Tidak hanya itu Direktorat Konservasi Energi pun menyuguhkan pelatihan ISO 50001 : Energy Management System.

Stan lain pun menyedot perhatian. Sebut saja stan Direkorat Jenderal EBTKE. Stan yang berada di samping stan Pertamina itu menonjol dengan menampilkan ragam informasi mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi. Walhasil banyak pengunjung yang membludak di depan stan tersebut untuk memperoleh bahan informasi yang dibagikan gratis.

MenarikBeringsut menuju stan Panasonic

Indonesia. Di stan perusahaan elektronik tersebut salah satu hal yang menarik adalah adalah lampu bertenaga surya. Lampu tersebut terdiri dari lima LED (light emitting diode) dengan tingkat penerangan bisa mencapai 360 derajat. Lampu tersebut berukuran 15 cm x 15 cm serta dilengkapi dengan panel surya berukuran 3,5 watt. Pengisian daya baterai sendiri memakan waktu selama 6 jam.

Pemanfaatan panel surya ini menjadi lampu tersebut cocok dimanfaatkan untuk daerah-daerah yang masih belum menikmati aliran listrik. Menurut penerangan penjaga stan, lampu tersebut sudah dibagikan ke beberapa warga di Sumba Timur yang belum mendapat pasokan aliran listrik.

Lampu tersebut bisa pakai selama 6—90 jam dengan 3 tingkat pencahayaan yang berbeda. Tingkat pertama alias paling redup, lampu tahan menyala hingga 90 jam. Jika lebih terang atau tingkat kedua lampu menyala selama 40 jam.

Pengunjung antusisas mengikuti EBTKE ConEx 2014

Page 55: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

55Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

jejak

Sementara jika dimanfaatkan tingkat ketiga alias paling terang, lampu bertahan selama 6 jam. Kegunaan lampu itu pun bisa dimanfaatkan untuk mengisi ulang perangkat elektronik berdaya rendah menggunakan sambungan USB. Desainnya yang praktis pun membuatnya cocok dibawa bepergian. Selain lampu, di bagian pojok stan juga terdapat 2 sepeda listrik.

Berikutnya yang menarik adalah stan Blue Sky Nipress, pengunjung bisa menyaksikan kincir angin serta panel surya yang dipamerkan sebagai alat peraga. Berikutnya terletak di bagian pojok hall bagian dalam, terselip sebuah gerobak dorong yang biasa dimanfaatkan sebagai sarana berjualan. Bukan sembarang gerobak, gerobak ini mempunyai nama gerobak multimedia tenaga surya.

Sesuai namanya, gerobak tersebut dijeljali perangkat multimedia seperti televisi, netbook, pemutar DVD serta lampu hemat energi. Gerobak multimedia ini diikhtiarkan untuk membantu masyarkat di daerah terpencil dan belum memperoleh sambungan listrik untuk mengakses sarana hiburan serta informasi dunia luar lewat internet. Berbekal modul surya 6 x 50 Wp (wattpeak), mampu menghasilkan arus DC (direct current) atau arus searah yang dapat disimpan ke dalam baterai berkapasitas 2 x 12V150 Ah. Namun bisa pula langsung dimanfaatkan dengan terlebih dulu melewati inverter untuk mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik agar perangkat multimedia tersebut dapat dinyalakan.

Selain stan beragam peserta, ajang pameran pun meyuguhkan pameran poster ilmiah dari para peserta. Pameran ini pun menyedot antusiasme peserta. Di

akhir pameran poster Rita Susilawati, dkk didapuk sebagai Juara Pertama kategori poster ilmiah. Poster berjudul, ”Microbial Methane Potential for the South Sumatra Basin Coal : Formation Water Screening and Coal Substrate Bioavailability”. Sementara tempat ke-2 diduduki oleh Maftuchah dkk dengan poster berjudul, “Molecular and Histochemical Analysis of Jatropha curcas Linn. Transgenic Using Tolerance Antibiotics Hygromycin (hpt) and -Glucuronidase (gus-A) Gene Markers”. Di tempat ketiga bercokol Dody Setiawan dengan poster berjudul “Identification of Potential Sites for Mini Hydro Power Plant Development in Kapuas Hulu: a GIS Approach”.

Sementara untuk kategori lomba karya tulis EBTKE-ConEX 2014 kategori universitas, juara pertama digondol Randy Frans Sela dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dengan judul artikel, “Bayangkan Negeri 1001 Pikohidro! Kembangkan Energi Terbarukan Skala Piko dan Konsep Pengembangan Berkelanjutan”. Sampai jumpa di EBTKE-ConEX 2015.***

Suasana pameran Indonesia

International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE)

2014

Suasana pameran Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2014

Stan Direktorat Jenderal EBTKE menarik minat pengunjung

Page 56: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

56 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

jejak

Masyarakat Indonesia masih belum menyadari bahwa menyimpan 1 kWh (kilowatthour) lebih murah dan mudah dibanding memproduksi 1

kWh.Itulah salah satu hal yang mengemuka dari

pemaparan Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Ir Maritje Hutapea dalam diskusi panel mengenai konservasi energi. Acara yang digelar di Kakatua Room, Jakarta Convention Center itu merupakan salah satu rangkaian acara yang dihelat dalam rangka Indo EBTKE ConEx 2014. Menurut Maritje, kurangnya kesadaran tersebut lantaran terbatasnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya manfaat yang ditangguk dari penerapan konservasi energi.

Hal lain yang mengemuka dalam hambatan penerapan konservasi energi di Indonesia adalah rendahnya harga energi lantaran adanya subsidi. Hal ini berimbas tidak hanya pada meningkatnya beban keuangan negara, namun juga menghalangi promosi mengenai efisiensi energi. Ujung-ujungnya kesadaran masyarakat untuk menabung energi dalam bentuk penghematan pun rendah. Pola fikir yang terbentuk jika energi masih bisa didapat dengan harga murah, kenapa harus berhemat?

Kendala mahalnya harga perangkat teknologi yang efisien energi menjadi pun menjadi faktor lain. Itu diimbuhi oleh langkanya mekanisme pendanaan yang inovatif terhadap proyek efisiensi energi. Ditambah minimnya insentif yang diberikan. “Koordinasi antar institusi pun lemah dalam merumuskan skema pendanaan dan insentif,” ungkap Maritje. Kurangnya regulasi yang mengatur keterlibatan energy service company (ESCO) pun turut ditengari menjadi salah satu penghambat.

SolusiToh hambatan itu bukan tanpa jalan keluar.

Dalam acara yang dipandu oleh Ir Ratna Ariati MSc itu, Maritje mengusulkan adanya kebijakan untuk

mencabut subsidi energi. Itu diimbangi dengan adanya kebijakan insentif pendanaan dari institusi keuangan. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan bisa mengeluarkan mekanisme pendanaan seperti pinjaman berbunga lunak, kredit khusus ataupun kredit bergulir.

Kementerian Keuangan pun bisa mengeluarkan kebijakan insentif berupa pemberian diskon terhadap peralatan rumah tangga yang hemat energi. “Kebijakan ini sudah diterapkan di beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, India, Korea, Meksiko serta Jepang,” ungkap Maritje. Dan berhasil. Untuk mendorong pemanfaatan peralatan hemat energi bisa dirintis dengan kebijakan pengadaan pemerintah yang mengadopsi peralatan

hemat energi. Tidak lupa pemberdayaan ESCO

menjadi salah satu hal yang perlu

dirintis dalam suksesnya penerapan konservasi energi di Indonesia.

MenggeliatBerikutnya Ali

Soebroto, Wakil Ketua Gabungan Elektronik Indonesia

(Gabel), menuturkan mengenai peluang pasar pengatur suhu ruangan (AC) hemat energi di Indonesia. Menurut Ali, pangsa pangsar AC hemat energi berada di segmen More Feature-More Cost. Lewat perbaikan The Cofficient of Performance (COP) dari 2,50 menjadi 3,20 biaya listrik yang bisa dihemat dalam jangka waktu 10 tahun mencapai Rp557.830—Rp5.930.425 setiap unit-nya. Saat ini sebanyak 42,75% AC yang beredar di Indonesia sudah mencapai COP 3,20. Berarti masih ada 57,25% yang membutuhkan perbaikan.

Permintaan AC sendiri di pasar Indonesia mencapai 2,5—3 juta unit pada 2014. Jumlah itu meningkat 20% dibanding tahun sebelumnya. Penghematan listrik yang ditawarkan perangkat AC yang mempunyai COP yang lebih tinggi ternyata

Agar Konservasi Tak Basi

Page 57: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

57Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

jejak

tidak serta merta mampu menarik minat beli konsumen lantaran daya beli yang relatif rendah. Tawaran penukaran 50% dari nilai penghematan listrik terhadap harga mampu meningkatkan minat konsumen untuk membeli AC yang memiliki COP lebih tinggi. Dengan demikian program insentif dari pemerintah bisa mendorong meningkatnya jumlah perangkat AC dengan COP tinggi.

Dalam kesempatan diskusi berikutnya Hasta Gunawan, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Solo memaparkan sejumlah program yang dilaksanakan dalam rangka penghematan energi. Diantaranya sosialisasi mengenai program dan langkah penghematan energi, penerbitan Peraturan Walikota mengenai pengaturan pemasangan/penggantian dan penghapusan lampu penerangan jalan umum (PJU). Berikutnya pemasangan kWh meter serta penggantian lampu hemat energi. Tidak lupa pula dipaparkan mengenai pemanfaatan PJU Pintar.

Ir Gannet F Pontjowinoto dari PT Energy Management Indonesia (Persero) menekankan pentingnya monitoring energi dalam program konservasi energi. Hal ini bisa dicapai lewat penyusunan program konservasi energi, melakukan audit energi secara berkala serta pelaporan program konservasi energi yang telah dilakukan kepada fihak yang berwenang.

BertumbuhBagian berikutnya Herman Endro dari Asosiasi

Industri Luminer dan Kelistrikan Indonesia (AILKI) memaparkan mengenai potensi pemasaran lampu hemat energi di Indonesia. Berdasarkan penuturannya saat ini pasar tengah bergerak dari teknologi lampu konvensional menuju arah pemanfaatan LED. Hal ini salah satunya berkat regulasi yang lebih ketat yang memicu penetrasi pemanfaatan lampu yang lebih hemat energi. Di sisi lain, harga LED pun terus terpangkas. Hal menggiurkan lain LED mampu menghemat 5—10% pemakaian energi di gedung, mudah digunakan dan sangat mudah menerapkan teknologi tersebut.

Apalagi seiring kenaikan tarif listrik yang terus melonjak, konversi pemakaian memanfaatkan LED menjadi salah satu daya tarik. Pangsa pasar lampu sendiri diperkirakan sebesar 5% per tahun sampai 2016. Selepas tahun tersebut, pangsa pasar masih tetap tumbuh sebesar 3% hingga 2020. Asia sendiri diperkirakan menyumbang hingga 45% dari

pemasaran global alat penerangan pada 2020. Di sisi lain pangsa pasar sistem kontrol pencahayaan turut pula berkembang bak jamur di musim penghujan. Diperkirakan pertumbuhannya melesat hingga 20% per tahun.

Pandita dari Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta memaparkan mengenai implementasi Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Bangunan Gedung Hijau Pada Bangunan Eksisting. Peraturan tersebut telah ditetapkan pada April 2012 dan mulai diberlakukan sejak April 2013. Peraturan berlaku bagi bangunan pemerintah dan swasta baik bangunan baru ataupun eksisting. Kriteria bangunan meliputi perkantoran, pertokoan, apartemen, serta bangunan lebih dari 1 fungsi dengan luasan > 50.000 m2. Hotel dan sarana kesehatan dengan luasan > 20.000 m2 serta sarana pendidikan dengan luasan > 10.000 m2.

Dalam peraturan tersebut sesuai dengan Pasal 32 ayat 2 disebutkan pemilik berkewajiban/bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan pemanfaatan energi dan konservasi air yang efisien serta menjaga kualitas udara dalam ruang. Dalam Pasal 32 ayat 3, Manajemen Operasional/Divisi Pemelihara berkewajiban melakukan kegiataan pemeliharaan, perawatan, monitoring dan evaluasi sehingga bangunan gedung selalu dalam kinerja yang efisien. Pengguna pun tidak luput disasar dalam peraturan tersebut. Sesuai dengan Pasal 32 ayat 4 disebutkan pengguna wajib mematuhi ketentuan penggunana bangunan gedung berdasar SOP untuk terlaksananya pemanfaatan energi dan konservasi air yang efisien serta menjaga kualitas udara dalam ruang.

Di bagian akhir diskusi, Ir Rana Yusuf Nasir Direktur Green Building Council Indonesia memaparkan mengenai Efisiensi Energi di Gedung Lewat Implementasi Konsep Bangunan Hijau. Pada bangunan eksisting, manajemen energi bisa dilakukan dengan audit energi, serta penyesuian dan peningkatan performa. Dari segi regulasi sendiri perlu adanya mandatori mengenai pengukuran efisiensi energi serta menciptakan skenario finansial untuk efisiensi energi. Menurut Rana, penghematan energi merupakan harta karun tersembunyi. Karenanya hal tersebut perlu ditemukan dan dimanfaatkan. Seperti harta karun, keuntungan finansial pun telah menanti lewat efisiensi energi.***

Page 58: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

58 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

teknologi

Pernahkah Anda mengalami kejadian perangkat komputer tiba-tiba restart sendiri? Kejadian itu kerap

mengesalkan lantaran kita kehilangan hasil pekerjaan yang alpa untuk disimpan terlebih dulu. Hal lain yang menyiksa adalah rusaknya perangkat keras seperti hard disk ataupun peralatan rumah tangga lantaran kena imbas naik turunnya tegangan listrik.

Bagi industri akibat kedip tegangan bisa menimbulkan masalah lebih parah lantaran bisa menganggu kelangsungan produksi. Ambil contoh perusahaan atau pusat data yang banyak memanfaatkan perangkat elektronik. Tidak heran, pasokan listrik yang stabil mutlak diperlukan.

Eka Rakhman Priandana, MT, perekayasa dari Pusat Tekologi Konversi dan Konservasi Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Serpong, menuturkan kedip tegangan merujuk pada turunnya tegangan sumber listrik secara tiba-tiba dalam durasi waktu singkat. “Kedip tegangan merupakan musuh perangkat maupun peralatan berbasis komputer,” ungkap Eka. Terjadinya kedip tegangan menyebabkan perangkat melakukan reset dan reboot yang berakibat proses produksi terhambat. Ujung-ujungnya perusahaan merugi lantaran rupiah yang seharusnya dihasilkan melayang.

Dynamic Voltage Restorer (DVR):

Anti Kedip Penyelamat Rupiahmilyaran rupiah bisa melayang gara-gara kedipan tegangan listrik meski hanya

sepersekian detik.

Page 59: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

59Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

teknologi

KualitasPenyebab kedip ini salah satunya

imbas kualitas daya listrik yang buruk. Kualitas daya sendiri menurut Eka ditandai beberapa indikator. Diantaranya tegangan, arus, frekuensi dan diagram fasor antar fasa. Tegangan listrik berkualitas baik apabila tegangan berbentuk gelombang sinusoidal murni dengan besar amplitudo yang sesuai dengan standar penerapan yang diacu. Bisa 110 Vrms atau 220 Vrms. Sementara arus listrik yang baik adalah berbentuk sinusoidal murni dan sefasa dengan tegangannya.

Adapun frekuensi yang berkualitas berfrekuensi 50 Hertz (Hz) atau 60 Hz dengan simpangan 1%. Sementara diagram fasor yang baik apabila tegangan antara jala-jala fasa satu dengan yang lain memiliki selisih 1200 dengan simpangan 1%. Walaupun dalam kenyataannya menurut Eka tidak pernah ada kualitas daya yang benar-benar sempurna karena selalu ada gangguan atau pemicu.

Penyebab gangguan kualitas daya sendiri beragam. Bisa mulai dari petir, kilat, hujan badai, pekerjaan galian, burung, tumbuhan, kegagalan perangkat, gangguan pembangkit hingga kecelakaan lalu lintas.

Untuk mengatasi kedip tegangan, lazimnya perusahaan memanfaatkan jasa baik perangkat bernama Uninterruptible Power Supply alias UPS. UPS dimanfaatkan untuk memberikan pasokan cadangan energi listrik darurat hingga jangka waktu beberapa menit sebelum sumber listrik cadangan seperti genset mulai bekerja optimal.

Pada UPS, cadangan energi listrik itu tersimpan di baterai. Saat sumber listrik utama mengalami kegagalan, saklar bypass mengalihkan catu beban dari sumber utama ke inverter yang energinya diambil dari baterai. Lewat cara demikian beban selalu mendapat pasokan energi listrik.

Menurut Eka, UPS sangat efektif jika dimanfaatkan sebagai cadangan energi listrik darurat untuk perangkat komputer pribadi. Sebaliknya, menjadi kurang efektif jika dimanfaatkan sebagai catu daya cadangan perangkat industri berbasis komputer yang membutuhkan daya sangat besar, salah satunya pusat data (data

center). “Lantaran membutuhkan daya atau energi yang besar, maka dibutuhkan baterai berkapasitas sangat besar,” ungkap Eka. Harga baterai sendiri sangat mahal sehingga perusahaan akan berpikir nilai keekonomian perangkat UPS berkapasitas besar.

DVRSelain pemanfaatan UPS, sejatinya

ada solusi alternatif untuk mengatasi kedip tegangan ini. BPPT menelurkan sebuah perangkat Dynamic Voltage Restorer (DVR). Eka menuturkan, DVR merupakan peralatan yang dimanfaatkan untuk mempertahankan, mengembalikan atau merestorasi serta mengkompensasi tegangan listrik beban saat terjadinya gangguan kedip (sags) ataupun lonjakan (swell) pada tegangan sumbernya. “DVR menginjeksi selisih tegangan referensi pada saluran menuju beban,” ungkap Eka, Magister Mikroelektonika dari Institut Teknologi Bandung itu.

Lewat jalan penyuntikan tegangan dan frekuensi yang dibutuhkan dapat mengembalikan tegangan sisi beban dengan amplitudo dan gelombang yang diinginkan. Bahkan saat sumber tegangan terdistorsi atau tidak seimbang. Dengan demikian kualitas tegangan beban tetap stabil selama gangguan muncul.

Pemanfaatan DVR sendiri pertama kali dilakukan di Anderson, Carolina Selatan, Amerika Serikat pada 1996 pada sistem tegangan jala-jala 12.47 kV (kilovolt).

DVR bisa dimanfaatkan untuk mencegah kedip

listrik

Page 60: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

60 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

teknologi

Sejak saat itu DVR banyak dimanfaatkan sebagai perangkat yang digunakan untuk melindungi beban kritikal pada peralatan industri. Sebut saja paa indusri semikonduktor, makanan, kimia hingga komponen otomotif.

Sejatinya pemanfaatan DVR tidak berbeda dengan UPS. DVR pun dipasang di panel distribusi listrik setelah trafo sebelum listrik dimanfaatkan ke mesin ataupun peralatan industri sebagaimana lazimnya UPS. Bedanya, “DVR tidak menggunakan baterai sebagai penyimpan energinya,” ujar Eka. Sumber energi DVR berasal dari sumber listrik yang akan diperbaiki kualitas dayanya sehingga tidak memerlukan rangkaian pengisi baterai atau hanya memerlukan rangkaian penyearah saja. Sebagai pengganti baterai, digunakanlah kapasitor dengan kapasitansi tinggi. Terkadang digunakan pula super kapasitor. Toh, nilai investasinya masih lebih rendah dibanding baterai berkapasitas tinggi.

Keunggulan lain DVR menurut Eka adalah respon dinamis DVR lebih baik dibanding UPS. “DVR menggunakan saklar Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)

yang tergolong perangkat saklar solid-state dengan delay penyaklaran hingga orde nanodetik,” ungkap Eka. Bandingkan dengan UPS yang memanfaatkan saklar relay konvensional dengan delay penyaklaran hanya orde milidetik.

Toh, DVR bukan tanpa kelemahan. DVR tidak menyediakan cadangan energi listrik lebih dari 1 menit. Musababnya DVR memang dirancang hanya utuk mengatasi kedip dan lonjakan tegangan seketika (instantaneous), sesaat (momentary), maupun sementara (temporary), bukan mengatasi interupsi pemadaman dengan jangka panjang.

BPPT sendiri saat ini merancang DVR yang mampu mengatasi gangguan kualitas daya beban sensitif hingga 400 kVA (kilovolt-ampere) dengan durasi gangguan selama 1 menit. Menurut Eka nilai investasi perangkat sendiri berkisar antara Rp500-juta—Rp2,5-miliar tidak termasuk biaya instalasi dengan prediksi titik impas selama lebih kurang 2 tahun. Anda tertarik?***

Kualitas daya dipengaruhi banyak faktor seperti cuaca, tumbuhan dan sebagainya

Page 61: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

61Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

teknologi

Page 62: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

62 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

inovasi

Siapa yang tak kenal Biofarma? Perusahaan yang berdomisili di Bandung itu sohor sebagai produsen

vaksin serta anti sera dengan kualitas diakui dunia. Untuk menghasilkan produk jempolan tersebut, Biofarma sangat memperhatikan proses produksi yang dilakukan. Dalam industri farmasi, kualitas produk yang dihasilkan tidak melulu hanya melihat pada hasil akhir produk tersebut.

Kualitas produk pun ditinjau dari proses awal hingga produk tersebut siap pakai. Menurut Dr Erwin Setiawan, Kepala Departemen Enviromental Health and Safety Biofarma, perlindungan karyawan, perlindungan produk dan perlindungan

Panen Energi (dari) Yang Terbuang

Berkat pemanfaatan kembali udara exhaust yang terbuang untuk mendinginkan ruangan, PT Biofarma mampu melakukan penghematan energi sebanyak 32%.

lingkungan merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan produk berkualitas. Panduan tersebut alfa dipenuhi, bisa dipastikan kualitas produk tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Agar hal tersebut dipenuhi, Erwin menuturkan proses produksi harus dilakukan dalam Ruang Berkelas. “Ruangan itu dikondisikan sedemikian rupa untuk menghindari kontaminasi udara luar yang banyak mengandung berbagai jenis partikel pengotor ataupun dari kontaminan lainnya,” ujar Erwin. Biasanya ruangan tersebut dilengkapi pula dengan penyaringan menggunakan media filter

Biofarma mendapat penghargaan dalam kategori inovasi industri pada Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013

Page 63: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

63Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

inovasi

udara. Perangkat tersebut pun digunakan agar kondisi ruangan sesuai dengan kenyamana penghuni dalam melaksanakan kegiatan.

AHUUntuk mewujudkan kondisi tersebut,

biasanya sistem Air Handling Unit (AHU) dimanfaatkan. AHU untuk ruang produksi vaksin atau anti sera ini harus beroperasi selama 24 jam. Walhasil AHU menyumbang pemakaian energi listrik yang lumayan besar lantaran terkait dengan sistem pendinginan.

Keadaan tersebut tidak mebuat Biofarma berpangku tangan. Pada 2012, Biofarma membangun fasilitas produksi vaksin baru untuk memproduksi vaksin HIB dan pertusis. Sebagaimana lazimnya fasilitas lain sistem AHU pun didesain untuk memenuhi standar regulasi yang ada.

Dalam sistem AHU, AHU Supply berperan dalam memenuhi kebutuhan udara bersih untuk AHU resirkulasi. Selanjutnya AHU Resirkulasi berperan dalam rangka mensuplai udara bersih ke dalam ruangan produksi. Berikutnya AHU Exhaust/Exhaust Fan Unit berperan dalam menstabilkan tekanan dalam ruangan produksi. AHU pun dimanfaatkan pada saat sterilisasi/fumigasi ruangan produksi. Pengoperasian AHU ini keseluruhannya dilakukan secara otomatis memanfaatkan perangkat Building Management System (BMS).

Yang membedakan, sistem AHU yang dibangun pada gedung baru itu memanfaatkan energi kalor dingin dari udara yang dibuang melalui Exhaust Fan Unit (EFU). Sistem AHU konvensional di unit produksi lain masih belum memanfaatkan energi kalor dingin yang dibuang melalui EFU. Walhasil energi dingin dari Exhaust Air kerap terbuang keluar percuma alias tidak termanfaatkan.

KembaliLewat sistem yang baru udara

dari ruangan produksi yang masih dingin dihumidifikasi. Caranya dengan menyemprotkan air menggunakan pompa. Proses dilakukan di Exhaust Fan Unit. Berbekal proses humidifikasi itu temperatur udara menjadi lebih dingin sehingga bisa

Gedung Produksi vaksin HIB dan Pertusis

memanfaatkan kalor udara dingin yang

selama ini terbuang percuma

Dr Erwin Setiawan (kanan) dan Tono sejak 2012 Biofarma melakukan

pemanfaatan kembali energi Exhaust Air dari

ruangan produksi

Dengan memanfaatkan precooling,

kelembapan ruangan produksi stabil pada

kisaran 40—70%

Seluruh pengoperasian dilakukan secara

otomatis lewat Building Management

System

Exhaust Fan Unit di lingkungan pabrik

Page 64: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

64 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

inovasi

dimanfaatkan untuk mendinginkan air di heat exchanger.

Air itulah yang nantinya dimanfaatkan sebagai media precooling pada AHU Supply. Dengan memanfaatkan precooling, kelembapan stabil pada kisaran 40—70%. Kelembapan mutlak diatur agar terjadi proses kondensasi di ruangan produksi. Perlakuan sama pun diterapkan pada temperatur dan tekanan.

Pemanfaatan teknologi ini membuat kinerja precooling pada AHU Supply lebih ringan. Kerja mesin pendingin untuk udara bersih pun turut pula teringankan bebannya. Ujung-ujungya hal itu membuat masa pakai (life time) mesin menjadi lebih lama serta lebih ramah lingkungan.

Hemat Sektor yang terasa mengalami

penghematan berbekal pemanfaataan program Recovery Exhaust Air itu adalah daya listrik yang digunakan. Sistem tersebut mampu menghemat 30 kW—40 kW (kilowatt). Dengan asumsi bahwa AHU terus beroperasi selama 24 jam setiap hari, maka dalam satu tahun akan mampu diperoleh penghematan sebesar 260.004 kWh—350784 kWh (kilowatthour). Jika dibandingkan program penghematan energi ini dengan tanpa adanya precooling terlebih dulu, terjadi penghematan sebesar 32%.

Berkat pemanfaatan teknologi pendingin ruangan yang memanfaatkan udara exhaust yang dibuang Biofarma pun didapuk sebagai salah satu pemenang dalam kategori inovasi khusus industri dalam Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013. Pemanfaatan inovasi tersebut pun menjadi salah satu hal yang dinilai saat Biofarma memperoleh Penghargaan Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) Kategori Hijau pada 2013. Kategori itu merupakan yang tertinggi.

Penghargaan itu diraih lantaran Biofarma mampu melakukan penghematan energi sebesar 2,4-juta kWh (kilowatthour) setiap tahun. Jumlah itu sekitar 9—11% dari total penggunaan listrik per tahun. Biofarma pun dianggap berhasil mereduksi beban emisi sebesar 5,93 ton/tahun dan melakukan penghematan air sebesar 23.303

Air Handling Unit

Temperatur dan tekanan diatur agar terjadi proses kondensasi

Suasana ruang air handling unit

AHU beroperasi selama 24 jam

Berkat pemanfaatan teknologi udara exhaust yang dibuang, Biofarma beroleh penghargaan efisiensi energi

Page 65: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

65Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

inovasi

m3/tahun. Melihat manfaat yang ditangguk,

Biofarma pada 2016 berencana membangun fasilitas gedung sentral Laboratorium Hewan dimana nantinya sistem AHU gedung tersebut akan dilengkapi dengan Exhaust Fan Unit. Tujuanya, udara buang yang dihasilkan mampu dimanfaatkan kembali energinya. Dengan pemanfaatan kalor udara dingin dari udara yang dibuang, Biofarma membuktikan masih banyak “emas” yang bisa ditambang dari barang yang terbuang. ***

Chiller memproduksi udara dingin

Penerangan memanfaatkan energi surya

Ruangan pengelolaan air limbah

Membran filter pengelolaan limbah

Page 66: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

66 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

mancanegara

Nama Masdar City memang tak sepopuler Abu Dhabi. Kota itu hanyalah bagian kecil dari wilayah

Uni Emirat Arab. Namun, bak chip pada alat elektronik, kota dengan luasan 6 km2 itu didesain berbasis Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Dengan konsep hijau, Kota Masdar akan menggantungkan sumber energi sepenuhnya pada sumber daya alam yang ada.

Masdar City, Kota Impian Energi Hijau

inilah kota masa depan. didesain dengan teknologi canggih yang berbasis konservasi energi.

Dengan lokasi kota yang terletak di wilayah gurun, matahari menjadi sumber energi utama kota ekologi ini. Sumber energi tersebut juga digunakan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pertanian. Tak main-main, di wilayah yang dirancang untuk 40.000 orang itu, dibangun pertanian terbesar di Timur Tengah. Dengan demikian, jangan pernah membayangkan

Masdar City, kota berbasis EBTKE

Page 67: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

67Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

mancanegara

sosok gedung-gedung pencakar langit seperti halnya di Abu Dhabi hadir di sana. Demikian pula kehadiran berbagai merek kendaraan yang hilir mudik memenuhi jalan. Kedua lambang kemakmuran sebuah kota itu sama sekali tak diijinkan mendominasi jalan kota itu. Sepenuhnya hanya lajur jalan bagi pejalan kaki. Ukuran jalannya pun disesuaikan, serba kecil dan sempit. Terlihat juga sosok bangunan yang saling menanungi satu sama lain. Tergolong padat karena dirancang untuk menampung 40.000 orang, 1500 bisnis dan menampung hingga 50.000 penumpang.

Sebuah perusahaan energi asal Jerman telah bercokol di kota tersebut. Perusahaan tersebut memasok energi untuk pekerjaan konstruksi. Sebuah pembangkit listrik surya berkapasitas 130 MW bakal menjadi ‘mercusuar’ bagi sumber energi Kota Masdar. Sebuah pabrik besar bertenaga surya akan menghasilkan air tawar yang memasok kebutuhan kota. Jangan membayangkan air tersebut dari jenis sekali pakai kemudian hilang. Air yang telah digunakan 80% akan didaur ulang. Inilah salah satu keunggulan sekaligus menjadi ciri khas Masdar City. Sebuah pembangkit listri bertenaga bayu akan dibangun di pinggiran Masdar. Diharapkan output daya yang diperolej bisa mencapai 20 MW. Pembangkit listrik bertenaga hidrogen terbesar di dunia juga direncanakan dan pembangkit listrik asal panas bumi bakal menjadi target pemerintahan selanjutnya.

Kota ini juga menganut efisiensi energi yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dari rencana pengurangan konsumsi energi fosil di Masdar hampir nol yang akan dicapai melalui integrasi beberapa teknologi alternatif yang penting. Sejumlah pagar tinggi dipasang di sekitar kota, hal itu berdampak pada pengurangan tiupan dan aliran angin yang bertiup dari gurun.

Gedung-gedung yang dibangun disana dipenuhi oleh kaca surya yang memiliki komposisi bahan yang mengurangi beban panas. Di dalam kompleks bangunan dilengkapi dengan menara yang tinggi tetapi sangat efisien dalam pengurangan suhu panas. Itu tak lepas dari kehadiran air mancur dan water pond.

Kompleks bangunan memiliki menara efisiensi pendinginan yang tinggi

Payung besar terungkap siang hari dan menutup pada malam hari

Page 68: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

68 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

mancanegara

Untuk mengurangi panas, hampir sebagian besar area ditanami pepohonan. Tanaman tersebut merupakan perangkat pendingin yang paling efektif. Sebuah payung besar terungkap siang hari dan menutup pada malam hari. Arsitek dan desainer memproyeksikan temperatur di kota tersebut rata-rata menjadi 20 derajat lebih rendah dari gurun sekitarnya.

Sesuai tujuan dari pendirian kota tersebut, di kota hemat energi itu taka da istilah penumpukan limbah atau sampah. Limbah bakal dikelola dan dikurangi mendekati nol. Bahkan selanjutnya limbah biologis akan diolah menjadi untuk tanah kaya nutrisi dan juga pupuk. Sebagian limbah dibakar serta disalurkan ke pembangkit tenaga listrik. Limbah industri seperti plastik akan didaur ulang dan atau

dikurangi dan digunakan kembali. Sebuah jaringan transportasi sedang

dibangun di Masdar City. Demikian pula rancangan seorang desainer kendaraan yang merancang mobil pod. Mobil-mobil tersebut sepenuhnya bertenaga listrik asal pembangkit tenaga matahari. Keberadaan baterai lithium fosfat mampu menghasilkan perjalanan sepanjang 60 km dan waktu jarak tempuh 1,5 jam. Mobil dapat diisi oleh 4—6 orang dengan kecepatan maksimum 40 km/jam. Mobil jenis ini akan melakukan perjalanan di permukaan, tidak terbatas pada koridor dan grid magnet.

Selain mobil pod, terdapat pula Personal Rapid Transit (PRT). Mobil tersebut memiliki jangkauan hingga 60 km. PRT akan melayani selama 30-40 jam terus menerus sebelum baterai mencapai ke titik

Pembangkit listrik yang bersumber pada limbah

Page 69: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

69Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

regulasi

20% . PRT di Kota Masdar menggunakan baris magnet. Terdapat satu magnet dengan jarak 4 meter untuk menentukan jalur perjalanan mobil pod. Jalan raya dan rel kereta api akan terhubung ke Abu Dhabi dan kota-kota lainnya di Uni Arab Emirat. Dengan tidak ada kendaraan dengan bahan bakar fosil yang diijinkan , maka jelas bisa dibayangkan kualitas udara di Kota Masdar yang bakal sangat bersih

Saat ini Proyek Masdar didukung oleh Badan Amal Konservasi Global, World Wide Fund for Nature, dan kelompok pecinta lingkungan. Konon Masdar dirancang oleh arsitek Foster and Partners yang beasal dari Inggris. Sebagian besar pembanguinannya didanai oleh Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, penguasa Abu Dhabi. Biaya

pembangunan menghabiskan dana sebesar USD 15-30 milyar.

Proyek rencananya bakal selesai pada 2015 – 2020. Tujuan pembangunannya difokuskan untuk menjadi pusat percontohan, pusat penelitian dan pengembangan berskala internasional. Berbasis teknologi mutakhir yang berkelanjutan, diharapkan kota ini tak memiliki dampak buruk di masa depan. Bahkan yang dicita-citakan adalah Masdar sebagai “rumah” perkotaan yang sangat ramah lingkungan. Namun banyak yang menyangsikan keberhasilan proyek ini karena tingginya biaya yang harus dihabiskan. Proyek kota ini akan menjadi pembelajaran berharga. ***

Jaringan transportasi yang didukung oleh mobil-mobil pod bertenaga

listrik

Page 70: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

70 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

efisiensi

Sebutan refrigeran mengacu pada media pendingin berbentuk fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus

refrigerasi. Bahan ini umum digunakan dalam mesin refrigerasi, pengkondisian udara (AC), dan sistem pompa kalor. Merupakan komponen terpenting dalam siklus refrigerasi karena efek pendinginan dan pemanasan yang ditimbulkannya pada mesin refrigerasi. Dalam alat pengkondisian udara, refrigeran bak darah di dalam sistem AC. Tanpa refrigeran yang cukup di dalam kompresor, sistem pendinginan tak bisa sempurna.

Pada sistem AC fungsi refrigerant adalah untuk menyerap panas dari ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan tersebut menjadi dingin. Proses pendinginannya yaitu : zat pendingin (refrigeran) diubah bentuknya dari bentuk cair menjadi uap dengan cara dialirkan dari peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir) melalui katup penyebar (expansion valve) ke peralatan “evaporator coil”, uap zat pendingin inilah yang kemudian menyerap panas lingkungan di

Dicari : Refrigeran Ramah Lingkungan

sekelilingnya, dalam hal ini udara dalam ruang pendingin (refrigerator room).

Namun, masalah besar menjadi kendala besar. Refrigeran-terutama jenis CFC atau Freon, merangsang munculnya lubang ozon dan pemanasan global. Refrigeran menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang lain. Proses itu dilakukan melalui mekanisme evaporasi dan kondensasi. Pada refrigerant jenis CFC (Freon), sifat merusak ozon berdampak sangat parah dan masuk kategori membahayakan. Karena itu muncul perjanjian internasional untuk mengatur dan melarang penggunaan zat-zat perusak ozon. Perjanjian itu disepakati pada 1987 yang terkenal dengan sebutan Protokol Montreal.

CFCs dan HCFCs merupakan dua refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan masing-masing pada tahun 1996 dan 2030 untuk negara-negara maju (United Nation Environment Programme, 2000). Sedangkan untuk negara-negara berkembang, kedua refrigeran utama tersebut masing-masing dijadwalkan untuk dihapus (phased-out) pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs). Pada tahun 1997, Protokol Kyoto mengatur pembatasan dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca, termasuk HFCs (United Nation Framework Convention on Climate Change, 2005).

Beberapa syarat yang harus dimiliki oleh refrigeran pengganti, yakni: pertama, memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan refrigeran yang hendak digantikannya. Terutama pada tekanan maksimum operasi refrigeran baru yang diharapkan tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan tekanan refrigeran lama yang ber-klorin. Refrigeran pengganti juga harus bersifat tidak mudah terbakar

R 32 dengan kemurnian tinggi

Page 71: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

71Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

efisiensi

dan tidak beracun. Jadi ketentuannya, setiap refrigeran CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis refrigeran ramah lingkungan.

HCFCSetelah periode CFCs dihapus, jenis

R22 (HCFC) merupakan refrigeran yang paling banyak dipilih untuk dipakai pada mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Beberapa perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan refrigeran R22 dalam produk-produk mereka. Meski refrigeran ini dan jenis HCFC lainnya bakal dihapus pada 2030 (untuk negara maju), tetapi beberapa negara Eropa melakukan aksi penghapusan yang lebih progresif. Pemerint Swedia contohnya, sejak tahun 1998 telah melarang penggunaan R22 dan HCFCs lainnya pada mesin refrigerasi baru. Tindakan yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Denmark dan Jerman yang melarang penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru pada awal tahun 2000.

Adanya pembatasan dan berakhir pada penghapusan refrigerant tak aramah lingkungan versi Protokol Montreal, menciptakan munculnya refrigeran sinteti barus. Para peneliti dan industri refrigerasi membuat refrigeran sintetis baru, yaitu HFCs (Hydro Fluoro Carbons). Refirgeran tersebut digadang-gadang menggantikan refrigeran lama yang ber-klorin dan cenderung tak merusak ozon dan lebih ramah lingkungan.

Dengan tujuan yang sama, terjalinlah kerjasama antara produser refrigeran dan perusahaan pengguna refrigeran telah memungkinkan terjadinya transisi mulus dari era penggunaan CFCs secara besar-besaran di 1986 hingga penghapusan dan penggantiannya dengan R134a di tahun 1996. Banyak kalangan menyebutkan bahwa Protokol Montreal adalah salah satu perjanjian internasional di bidang lingkungan yang paling berhasil diterapkan.

Saat ini, ada jenis-jenis HCFCs alternatif yang bisa jadi pilihan, yakni R410A dan R407C. Hidrokarbon Propana (R290) juga berpotensi menjadi pengganti R22. Refirgeran R407C yang merupakan campuran antara R32/125/132a dengan

komposisi 23/25/52, sedangkan R410A adalah campuran R32/125 dengan komposisi 50/50 . Saat ini, beberapa perusahaan terkemuka di bidang refrigerasi dan pengkondisian udara menggunakan R410A dalam produk mereka.

Penggunaan karbondioksida, air, dan udara pada refrigerator komersial masih memerlukan riset yang mendalam, sedangkan penggunaan amonia dan hidrokarbon, meskipun sudah cukup banyak dilakukan, masih memiliki peluang riset yang cukup banyak. Amonia bersifat racun dan cukup mudah terbakar, sedangkan hidrokarbon termasuk dalam zat yang sangat mudah terbakar. Beberapa peneliti berusaha menekan tingkat keterbakaran refrigeran hidrokarbon dengan cara mencampurkannya bersama refrigeran lain yang tak mudah terbakar.

Refrigran R 32 lebih ramah lingkungan

Daikin meluncurkan AC dengan Refrigeran

R 32

Page 72: Buletin Hemat Energi Agustus 2014

72 Hemat Energi | Edisi 02 - April 2014

efisiensi

ramah lingkungan. Pada 2030, ditargetkan sudah bisa mengurangi BPO hingga 75 persen dan diharapkan ditemukan bahan yang lebih ramah lingkungan sebagai pengganti HCFC. Kemudian, bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan akan dikeluarkan peraturan untuk melarang impor barang-barang elektronik yang mengandung BPO. Selain itu, nantinya tidak diperbolehkan memproduksi barang yang mengandung bahan-bahan perusak ozon. R32

Untuk mengatasi sementara mengenai jenis refrigerant ramah lingkungan, salah satu yang jadi pilihan sejumlah perusahaan elektronik adalah R32.

Refrigeran jenis R32 merupakan refrigeran generasi baru paling menjanjikan untuk penyejuk ruangan baik di perumahan maupun komersial. Dibandingkan dengan refrigeran yang biasa digunakan seperti R410A, R32 memiliki tingkat potensi pemanasan global (GWP) yang lebih rendah. Keunggulan lain, penggunaan R32 diyakini lebih hemat energi, dan berkualitas karena memiliki operasi suhu tinggi yang lebih baik, dengan volume refrigeran yang lebih kecil untuk kinerja pendinginan yang sama. Meski demikian R32 memiliki karakteristik yang sedikit mudah terbakar. Karena itu perlu sosialisasi mengenai prosedur penanganannya. ***

Tak ketinggalan dengan Negara lain, Kementerian Lingkungan Hidup akan menghapus penggunaan HCFC dilakukan melalui pengurangan konsumsi secara bertahap dimulai dengan kembali ke baseline rata-rata konsumsi tahun 2009-2010 pada 2013. Kemudian, penurunan konsumsi HCFC sebesar 10 % dari baseline pada 1 Januari 2015. Per 1 Januari 2020 diturunkan kembali sebesar 35 % dari baseline. Lalu, penurunan konsumsi HCFC sebesar 67,5% pada 2025.

Pada 2030 diharapkan penurunan konsumsi HCFC bisa mencapai 97,5%, sedangkan sisa 2,5 persen untuk kegiatan servis. Untuk mencapai target penghapusan penggunaan HCFC itu, berbagai upaya akan dilakukan oleh pemerintah bersama dengan industri pengguna HCFC.Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yakni dengan penetapan kuota impor HCFC nasional sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No. 3 tahun 2012 tentang Ketentuan Impor BPO. Pembatasan ini dapat menyebabkan kelangkaan bahan yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyelundupan, pemalsuan barang, dan pengoplosan. Untuk itu, aparat pemerintah pusat dan daerah harus mengawasi peredaran dan penggunaan BPO dengan seksama.

Terdapat beberapa langkah yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti program penghapusan penggunaan HCFC secara bertahap itu, salah satunya penggantian HCFC dengan bahan kimia lain yang lebih

Penggunaan AC R-32