187219599-jurnal-rekling.pdf
-
Upload
deska-prayoga-fauzi-aditama -
Category
Documents
-
view
16 -
download
3
Transcript of 187219599-jurnal-rekling.pdf
-
LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR MINYAK
Rosmawati
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung
ABSTRAK
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan
kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Plastik ini sangatlah sulit untuk
diuraikan secara alami. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat
dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila
digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik
bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita
sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan
kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian
secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang
percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat
mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Pengolahan
limbah plastik ini menggunakan peralatan yang sederhana. Pengolahan limbah
plastik ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah penumpukan sampah
plastik yang semakin hari semakin bertambah.
Kata kunci : Limbah plastik, reuse, reduce, recycle
A. PENDAHULUAN
Sampah kini jadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup di Indonesia.
Bila tidak dikelola dengan baik, beberapa tahun mendatang sekitar 250 Juta
rakyat Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah. Kementerian
Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan
sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk.
Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Sampah plastik menjadi masalah lingkungan berskala global. Plastik
banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai keunggulan-
keunggulan seperti kuat, ringan dan stabil.sekitar 9,3 % dari total sampah
rumah tangga adalah limbah plastik. Data dari Environment Protection
Body, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat, mencatat ada
sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia
setiap tahunnya.
Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi
terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan
suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik
juga ringan, mudah dalam perancangan, dan biaya pembuatan murah.
Sayangnya, di balik segala kelebihan itu, limbah plastik menimbulkan
masalah bagi lingkungan. Penyebabnya tak lain sifat plastik yang tidak dapat
-
diuraikan dalam tanah. Perlu waktu berpuluh-puluh tahun untuk tanah
menguraikan limbah-limbah dari bahan plastik tersebut. Untuk mengatasinya,
para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah
melakukanberbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara
mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidaklah terlalu efektif. Hanya
sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat
penampungan sampah.
Plastik yang beredar di pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang
terbuat dari minyak bumi yang sulit untuk terurai di alam. Sampah plastik
membutuhkan waktu 200 sampai 1000 tahun untuk dapat terurai . Untuk
mengurangi sampah plastik itu, ada cara untuk memendekkan umur
sampah plastik itu dengan membakarnya. Namun hal itu sangat
berbahaya, karena kandungan limbah sampah plastik yang terlepas ke udara
saat pembakaran dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup, termasuk
manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi pengolahan limbah
plastik menjadi bahan bakar yang dapat diandalkan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Plastik
Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu
sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau
"monomer". Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau
semisintetik, namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik.
Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan
bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi
(Wikipedia, 2009; Azizah, 2009).
Plastik merupakan material yang secara luas dikembangkan dan
digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa
penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an,
menjadi 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Plastik merupakan bahan
kemasan utama saat ini. Salah satu jenis plastik adalah Polytehylene (PE).
Polietilen dapat dibagi menurut massa jenisnya menjadi dua jenis, yaitu:
Low Density Polyethylene (LDPE) dan High Density Polyethylene
(HDPE). LDPE mempunyai massa jenis antara 0,91-0,94 gmL,
separuhnya berupa kristalin (50-60%) dan memiliki titik leleh 115oC.
Sedangkan HDPE bermassa jenis lebih besar yaitu 0,95-0,97 gmL-1, dan
berbentuk kristalin (kristalinitasnya 90%) serta memiliki titik leleh di atas
127oC (beberapa macam sekitar 135oC) (Billmeyer,1971).
Secara kimia, LDPE mirip dengan HDPE. Tetapi secara fisik LDPE
lebih fleksibel dan kerapatannya lebih kecil dibandingkan HDPE.
Perkembangan selanjutnya, telah diproduksi LDPE yang memiliki bentuk
linier dan dinamakan Low Linear Density Poliethylene (LLDPE).
Kebanyakan LDPE dipakai sebagai pelapis komersial, plastik, lapisan
pelindung sabun, dan beberapa botol yang fleksibel. Kelebihan
-
LDPEsebagai material pembungkus adalah harganya yang murah, proses
pembuatan yang mudah, sifatnya yang fleksibel, dan mudah didaur ulang.
Selain itu, LDPE mempunyai daya proteksi yang baik terhadap uap air,
namun kurang baik terhadap gas lainnya seperti oksigen. LDPE juga
memiliki ketahanan kimia yang sangat tinggi, namun melarut dalam
benzena dan tetrachlorocarbon (CCl4) (Billmeyer, 1971).
Keunggulan lain jenis plastik berkerangka dasar polietilen
dibandingkan dengan jenis plastik lainnya ialah jenis plastik ini
mempunyai nilai konstanta dielektrik yang kecil, sehingga sifat
kelistrikannya lebih baik (Billmeyer,1971). Sifat tersebut semakin baik
dengan tingginya jumlah hidrogen atau klorida dan fluorida yang terikat
pada tulang punggung Polietilen (exceedmpe.com). LDPE
diklasifikasikan sebagai materi semi permeabel karena permeabilitasnya
terhadap bahan kimia yang volatil. LDPE diproduksi dari gas etilen pada
tekanan dan suhu tinggi dalam reaktor yang berisi pelarut hidrokarbon
dan katalis logam yaitu Ziegler Catalysts. Polimer yang dihasilkan berupa
bubur yang kemudian difiltrasi dari pelarutnya.
Dalam mengolah limbah plastik menjadi BBM tidak diperlukan
perlakuan presortir dan tidak pula diperlukan kondisi yang harus bersih dari
kotoran seperti:pasir, abu, kaca, logam, tekstil, air, minyak
bekas dll. Setiap satuan berat plastik, dapat menghasilkan:
a. 70% minyak
b. 16% gas
c. 6% carbon solid
d. 8% air
2. Identifikasi Jenis plastik
Pada tingkat bandar, lapak, dan sebagainya, masih saja kesulitan
dalam membedakan jenis plastik sebab secara fisik banyak sekali
kemiripan fisik walaupun sebenarnya berupa jenis plastik yang berbeda.
Untuk kemasan produk yang dapat didaur ulang terdapat tanda tiga anak
panah melingkar dan didalamnya memiliki nomor tertentu dari angka 1
sampai 7 sesuai dengan jenis masing-masing plastik (Bachriansyah,
S.1997). Untuk itu disini akan didentifikasi atas produk yang ada
berdasarkan jenis polimer pembentuknya, yaitu:
1. PET (Polyethylene Terephtalate), dengan tanda
angka 1.
2. HDPE (High Density Polyethylene), dengan tanda
angka 2.
3. LDPE (Low Density Polyethylene), dengan tanda
angka 3.
4. PVC (Polyvinyl Chloride), dengan tanda angka 4.
5. PP (Polypropylene), dengan tanda angka 5.
6. PS (Polystyrene), dengan tanda angka 6.
7. Multilayer, dengan tanda angka 7.
Klasifikasi plastik berdasarkan bahan pembuatnya :
-
1. HDPE (HIGH-DENSITY POLY-ETHYLENE) Karakteristik :
Bunyi kresek kresek Lebih kaku
Yang umum digunakan di Indonesia :
Kantong tentengan
Kantong Buah
Untuk kuah sayur / kuah baso
2. PP (POLY PROPYLENE) Karakteristik
Bening
Aman bersentuhan langsung dengan makanan (Food Grade)
Lebih mudah sobek dibanding PE
Yang umum digunakan di Indonesia :
Kantong kerupuk
Kantong garam
Laundry baju
Roti manis
3. LLDPE (LINEAR LOWDENSITY POLYETHYLENE) Karakteristik :
Buram
Lemas
Ulet, tidak mudah sobek
Aman bersentuhan langsung dengan makanan
Yang umum digunakan langsung di Indonesia :
Kantong gula cetak
Pelapis dalam dus
Plastik dibagi menjadi dua klasifikasi utama berdasarkan
pertimbangan ekonomis dan kegunaannya yaitu plastik komoditi dan
plastik teknik. Plastik komoditi dicirikan dengan volumenya yang tinggi
dan harga yang murah, mereka sering digunakan dalam bentuk barang
yang bersifat pakai buang (disposable) seperti lapisan pengemas. Plastik
teknik lebih mahal harganya dan volumenya lebih rendah, tetapi
memiliki sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik.
Plastik komoditi yang utama adalah polietilena, polipropilena, poli(vinil
klorida), dan polistirena. Plastik teknik yang utama adalah poliamida,
polikarbonat, poliester dan sebagainya. Hampir semua plastik yang
disebutkan merupakan termoplastik (Bachriansyah, S. 1997).
3. Bahaya Sampah Plastik
Plastik merupakan limbah yang non-biodegradable sehingga
menjadikan sampah plastik sangat sulit untuk terurai di lingkungan.
Membutuhkan waktu 100-400 tahun untuk bisa musnah, dibandingkan
-
dengan sampah organik yang hanya membutuhkan waktu 1-5 hari. Dan
juga apabila sampah plastik kita bakar akan menyebabkan keluar nya zat-
zat beracun yang berbahaya bagi tubuh kita. Sampah plastik yang dibakar
akan menghasilkan asap beracun yang bila dihirup dapat menyebabkan
gangguan pada sperma sehingga bisa menimbulkan gangguan hormonal,
perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan
penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Gas-gas berbahaya yang
ditimbulkan oleh pembakaran sampah antara lain adalah gas karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin
dan Furan. Selain itu, pembakaran plastik akan mengakibatkan kerusakan
kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
Gas CO yang tercipta akibat proses pembakaran dapat membuat tipis
lapisan ozon, dan mengakibatkan efek rumah kaca di permukaan bumi.
Asap hasil pembakaran juga meningkatan resiko masyarakat terkena
kanker paru-paru karena di dalam kandungan asap hasil pembakaran
tersebut terdapat berbagai senyawa-senyawa yang berbahaya bagi
kesehatan. Itu adalah bahaya dari pembakaran sampah biasa, misalnya kayu, kertas, busa furniture dan lain sebagainya. Bukan sampah plastik.
Bahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah plastik jauh lebih
mematikan bagi kehidupan. Jadi, pembakaran sampah harus dihindari.
C. PEMBAHASAN
1. Persiapan Alat yang digunakan dalam proses pemabakaran yaitu tabung gas 3 k
yang di ujungnya dilengkapi dengan destilasi atau penyulingan sederhana.
Ketika limbah plastik dipanaskan akan meleleh dan menghasilkan uap.
Uap inilah yang menjadi bahan bakar setelah sebelumnya didestilasi
hingga menjadi cair. Alat bisa dibuat dari material bekas, disesuaikan
kemampuan pembuat dan kapasitas limbah yang akan diolah. Alat yang
dipakai bisa berbiaya Rp 650.000 hingga Rp 100 juta, tergantung
kebutuhan.
-
2. Proses
Gambar 1. Proses Pengolahan Limbah Plastik Menjadi bahan Bakar
Pertama melalui pembakaran hingga 600 derajat Celcius, lalu disuling
(firolisis) dan penjernihan.Uap hidrokarbon hasil pembakaran inilah yang
menjadi minyak yang bisa digunakan untuk bahan bakar. Tabung elpiji
dilubangi dan dipasang corong besi dengan cara dilas.Corong ini untuk
memasukkan bahan plastik yang dibakar dalam tabung. Setelah itu,tabung
pembakaran dihubungkan dengan pipa penyulingan yang terhubung
dengan tabung penadah uap atau hidrokarbon yang mencair jadi minyak.
Segala jenis plastik bisa diolah dengan cara ini.
Plastik yang dimasukkan ke dalam tabung dipanaskan dengan gas
elpiji sehingga terurai dan uapnya mengendap menjadi minyak. Satu
kilogram plastik bisa menghasilkan sekitar satu liter minyak. Agar efisien
dan bernilai ekonomis,untuk pembakaran plastik selanjutnya
menggunakan minyak plastik hasil penyulingan. Proses pembakaran dan
penyulingan minyak dari limbah plastik ini ramah lingkungan. Dalam
pembakaran, sama sekali tidak ada asap yang keluar karena setelah
disuling,uap ditampung dalam tabung yang tertutup sehingga asapnya
tidak membahayakan.
Mengenai unsur kimia dalam BBM limbah plastik ini perlu penelitian
lebih lanjut. Sejauh ini, penelitiannya belum sampai pada unsur yang ada
seperti timbal atau Pb (Plumbum) yang terkandung dalam BBM alternatif
ini. Dari percobaaan tambahan diperoleh hasil bahwa bila plastik yang
digunakan sebagai bahan baku berasal dari bekas botol minuman mineral,
maka hasil minyaknya lebih bagus yakni lebih jernih ketimbang minyak
yang berasal dari tas kresek bekas. Dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa
semakin jernih dan bersih bentuk limbahnya semakin bagus minyak yang
dihasilkan.
-
3. Hasil Pengujian
Nilai oktan BBM dari limbah plastik ini masih sekitar 84-85.Sedikit di
bawah nilai oktan premium yang berada di angka 87-88 dan agak jauh
dari pertamax yang rata-rata 91-92. Semula BBM hasil dari olahan
sampah plastik ini hanya bisa digunakan sebagai pembersih noda karet
lalu berkembang menjadi bahan bakar mesin pemotong rumput. Untuk
penggunaan sebagai bahan bakar kendaraan masih perlu penelitian lebih
lanjut karena sejauh ini kendaraan yang menggunaka bahan bakar
alternatif ini memiliki rpm yang tidak stabil.
4. Permasalahan Pengolahan Limbah Plastik
Ada beberapa karakteristik sampah plastik yang menimbulkan
kesulitan dalam proses pengolahan :
a) Sampah plasti tidak mudah dipilah-pilah seperti halnya sampah logam, kertas, gelas, dll.
b) Ketidakmurnian dalam sampah plastik menjadikannya tidak mudah dilebur/dilelehkan pada temperatur tinggi.
c) Plastik laminated atau plastik yang menempel pada bahan lain seperti kertas dan kain, sulit untuk dipisahkan.
d) Sampah plastik mempunyai berat jenis yang rendah sehingga memerlukan ruang yang cukup besar untuk menyimpannya.
e) Plastik terdiri dari berbagai jenis yang mempunyai ratusan gradasi sifat yang berbeda dan mengandung berbagai macam bahan aditif
seperti antioxidan, stabiliser, pigmen, dll. Karakter dan sifat proses
dari polimer, tingkatan dan formulasinya bervariasi sangat banyak
dibandingkan logam dan gelas.
f) Dalam proses daur ulang, kondisi ideal yang diperlukan adalah suplai yang tetap dan kontinyu dari sampah plastik yang bersih dan
kering serta terdiri dari jenis yang sama dengan formulasi yang
diketahui dan tetap.
g) Walaupun sampah plastik sudah ditangani dengan baik dan hati-hati akan tetapi biasanya sampah plastik sudah terkontaminasi saat
dibuang, selain itu juga basah.
h) Campuran dari setiap jenis polimer atau bahkan kualitas yang sangat berbeda dari tipe polimer yang sama cenderung mengakibatkan
ketidaktetapan dalam proses dan karakteristik produk yang selalu
berubah.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan yang bisa didapat adalah sebagai berikut :
1. Limbah plastik dapat diolah menjadi alternatif bahan bakar. 2. Plastik botol mineral mengghasilkan bahan bakar dengan kualitas lebih
baik daripada plastik kresek.
-
3. Bahan bakar dari limbah plastik mrmiliki bilangan pktan di bawah premium.
4. Bakar bakar hasil olahan limbah plastik belum efektif digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.
Adapun saran untuk pengolahan limbah plastik menjadi alternatif bahan bakar
adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan inovasi lebih lanjut agar bahar bakar hasil olahan limbah plastik ini dapat digunakan pada kendaraan
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut agar bahak bakar olahan limbah plastik ini memiliki bilangan oktan yang tinggi sehingga kualitasnya lebih
bagus.
3. Diperlukan adanya kerja sama dengan masyarakat untuk tidak membakar sampah plastik namun memberikannya kepada pengolah
E. DAFTAR PUSTAKA
Wardani, Rahma. 2009. Bahaya Penggunaan Plastik.(makalah).Universitas
Palangkaraya.
Kadir. 2012. Kajian Pemanfaatan Sampah Plastik sebagai Sumber Bahan Bakar Cair. Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 3, No.2.
Billmeyer. B. 1971. Textbook Of Polymer Science.
Bachriansyah, S. Identifikasi Plastik. Makalah Pelatihan Teknologi
Pengemasan Industri Makanan dan Minuman, Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, Bogor 2 November 1997.
Chem Edu 09. 29 April 2012. Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Bahan
Bakar Minyak www.chemedu09.wordpress.com. Diakses pada tanggal 6 Juni 2013.gce