18 city guide ok

1
Surabaya Post 18 RABU 13 MEI 2015 CITY GUIDE SUARABAYA – Malam mau non- gkrong tak perlu susah. Kini di Surabaya sudah ada tempat nongkrong yang cukup men- gasyikan. Warung Mbah Cokro, begitu nama tempat nongkrong itu. Berlokasi di Jalan Raya Prapen 22 Surabaya. Warung Mbah Cokro dikonsep cukup menyenangkan bagi para pe- ngunjungnya. Berdiri diatas tanah lapang bekas lapangan sepak bola Niac Mitra, Mbah Cokro memberikan tawaran cukup merakyat. Pengelola sekaligus pemi- lik warung ini, Zurqoni saat ditemui mengatakan, sebetul- nya ide ini digagas sejaka lama. Karena baru mempunyai dana yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, tahun 2014 kemarin Warung Mbah Cokro baru di- realisasikan. “Ide ini berangkat saat kita masih kuliah dulu. Saat kita membangun visi kegiatan kampus sering nongkrong di warung kopi, Alangkah baiknya kalau nongkrong di warung kopi bukan sekedar menikmati kopi. Tapi ada hal lain perlu dibicarakan sambil ngopi, “ kata Zurqoni. Selanjutnya masih kata Zurqoni, sekarang Warung Mbah Cokro ini mulai banyak dilirik berbagai kalangan. Bu- kan sekedar urusan berkese- nian dan kreatifitas saja, mere- ka juga ngobrol dan berdikusi di warung ini. Bahkan belakangan warung ini, sudah dijadikan lo- bi-lobi proyek kelas menangah ke bawah. “Mungkin orang itu memilih ke sini. Bisa juga sudah jenuh melihat nongkrong café mall. Disini memang tempatnya se- perti ini, ungkap Zurqoni. Ya, kalau pernah berkunjung ke Warung Mbah Cokro, akan mendapati tempat yang seder- hana. Bangunan terbuat dari bambu dengan lokasi parkir yang luas. Selain itu, kopi yang disajikan bukan menggunakan cangkir atau gelas seperti war- ung kopi kebanyakan. Zurqoni sengaja menggunakan mug, supaya kesan taste naturalnya terpenuhi. “Supaya ada kesan kesederhanaan. Selain itu bisa dijadikan romantika, “ jelasnya. Selain itu ada yang menarik dari menu penganan di War- ung Mbah Cokro. Tak satu pun tersedia menu yang dibandrol kemasan pabrik. Seperti mi- numan beralkohol, minuman kemasan saset atau mie instan. Mbah Cokro sengaja memilih hal demikian, supaya generasi mendatang tidak melupakan kekhasan yang pernah dimi- liki negeri ini. Sehingga sesuai dengan motto yang tersedia di Mbah Cokro “Indonesia Masih Ada”. “Seperti ini nasi saya bungkus dari daun pisang. Ada juga minuman tape hangat dan es tape, “ kata Zurqoni sambil menunjuk beberapa menu yang tersedia. Bagi Zurqoni, apa yang dihasilkan setelah nong- krong atau biasa disebut cangkruk,merupakan hal ter- penting secara makna itu sen- diri. Oleh sebab itu, Zurqoni mencoba memfasilitasi komu- nitas-komunitas yang ada di Surabaya untuk berkumpul, berdiskusi dan melahirkan ide gagasan n pry Mbah Cokro “Indonesia Masih Ada” Daya Tarik Kota Bersejarah Dan Keunikannya SURABAYA - Salah satu pesona tempat wisata di Surabaya adalah Anda da- pat memperoleh banyak pengeta- huan sejarah. Kota Surabaya memi- liki julukan kota Pahlawan, sebuah sebutan karena ketika dalam masa revolusi kemerdekaan Indonesia telah terjadi pertempuran hebat antara rakyat Surabaya dengan ten- tara penjajah. Nama Surabaya itu sendiri pada awalnya bermula di era Majapahit, yakni sebuah sebutan untuk wilayah geografis di mana dalam mitos ma- syarakat lokal telah terjadi pertaru- ngan yang hebat antara Sura (hiu) dengan Baya (buaya) untuk menda- patkan pengakuan yang sebagai he- wan yang terkuat, sebagaimana yang pernah diramalkan oleh Jayabaya. Adalah lumrah jika Anda akan menemukan banyak monumen dan museum di salah satu tempat wisata Jawa Timur yang populer ini. Tahu- kah Anda, di Surabaya Anda dapat berkunjung ke museum dan makam- nya pencipta lagu kebangsaaan In- donesia, WR. Supratman. Mengunjungi Tugu Pahlawan adalah salah satu kegiatan menarik lainnya di Surabaya. Pesona tem- pat wisata di Surabaya juga dapat ditemukan dalam berbagai jajanan kulinernya. Anda dapat menemukan makanan yang menggoda selera di kota ini. Beberapa di antara makanan kuliner Surabaya tersebut, misalnya rujak uleg, nasi bebek, lontong balap, rawon, dan lain-lain. Surabaya saat ini telah menjadi sebuah kota industri yang modern, pusat perekonomian dan bisnis di Jawa Timur, serta sentra kekuatan angkatan bersenjata maritim Indo- nesia. Surabaya adalah kota metro- politan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Tempat wisata Surabaya adalah bagian unik yang memperkaya kota ini dalam banyak daya tariknya. Pada umumnya, perjalanan wisata ke ber- bagai tempat wisata di Jawa Timur lainnya diawali terlebih dahulu di Surabaya. Misalnya, wisata ke Gu- nung Bromo, atau mengunjungi tempat wisata Banyuwangi dengan landmark Kawah Ijen dan Pantai Plengkung yang terkenal. Bandara udara, pelabuhan, serta terminal bis yang sangat baik adalah pendukung infrastruktur kepariwisataan di sana n HAR Menyajikan Kekhasan Negeri Sendiri SURABAYA - Lamban tapi pasti Pem- bangunan museum yang akan dilaku- kan oleh Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) diyakini akan memberikan dampak pada generasi muda agar tidak mudah melupakan catatan se- jarah yang pernah ada di Surabaya. Direktur Sarikat Pusaka Sura- baya, Fredy Hari Istanto mengata- kan, kendati dikenal sebagai kota Pahlawan dan Metropolis Surabaya masih belum mempunyai museum yang bisa memberikan gambaran perjalanan kejayaan dan peradaban Surabaya. "Akan datan nya museum yang rencananya akan dibangun di salah satu ikon Surabaya Siola nantinya diharapkan bisa menjadi sarana bagi generasi muda agar tidak amnesia atau hilang ingatan akan sejarah Surabaya," harapnya. Terpilihnya Siola, kata Fredy, menjadi nilai plus sendiri mengingat di sekitar Siola juga ada sebuah jalan legendaris Tunjungan yang pernah menjadi salah satu pusat perjuangan arek-arek Suroboyo n tej SURABAYA - Pasar Gubah menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata religi Ampel. Suasana dan ragam da- gangannya sama persis layaknya pasar di Timur Tengah. Jalan-jalan di kawasan wisata religi Am- pel, tidak lengkap tanpa mampir di Pasar Gubah. Pasar tersebut merupakan salah satu pasar tradisional di Surabaya, sekaligus menjadi akses masuk menuju makam Sunan Ampel. Di Pasar Gubah berjajar toko-toko dengan beragam nama dan warna dan juga bercampur dengan kampung penduduk. Kata ‘Gubah’ ini diambil dari kata Kubah, merujuk pada kubah Masjid Ampel yang terlihat jelas kala menapaki jalanan pasar, dari ujung jalan Ampel Suci. Penduduk lokal sendiri menyebutnya Nggubah. Pasar ini terlihat menarik bagi kalangan wisatawan, baik lokal maupun internasional. Menurut salah seorang wisatawan, Teg- uh Kurnia, suasana di dalam pasar tersebut seperti berada di pasar tradisional di Timur Tengah. "Kita serasa dibawa dalam suasana pasar tradisional di Turki atau Mesir sana. Apa- lagi ada aroma minyak wangi yang tercium terus di sepanjang pasar ini, mirip sekali pokoknya," katanya. Barang-barang yang dijual di pasar ini pun juga tidak berbeda jauh dengan perda- gangan yang ada di pasar tradisional Timur Tengah. "Barangnya pun sama yang didagangkan di sini, ada perlengkapan ibadah, parfum, aksesoris hingga kurma berbagai jenis," lanjutnya, Rabu (13/5). Diketahui juga bahwa pasar ini mulai beroperasi sebagai pusat perdagangan sejak tahun 1420, sehingga menjadi sebagai pasar rakyat tertua di Surabaya. Seperti yang di- jelaskan Hamid Nabhan, warga jalan KH Mas Mansyur. "Pasar Ampel ini adalah pasar rakyat tertua di Surabaya, menjadi pusat perda- gangan sejak 1420. Ketika pendatang Arab masuk dan menetap di sini, Pasar Gubah itu semakin bertumbuh hingga berpengaruh besar terhadap wilayah sekitarnya," tutur Hamid. Dari pantauan Surabaya Post, di seputar kawasan tersebut masih banyak ditemu- kan toko-toko yang sudah diturunkan se- jak beberapa generasi, namun tetap ter- jaga dan terawat keaslian bentuk tampilan bangunannya n HAR suasana malam di warung mbah cokro Bangunan bersejarah foto : SP/Robertus RPK Pasar Gubah Ampel, Pusat Perdagangan Sejak 1420 Silam Kembalinya Icon Bangunan Bersejarah Siola

Transcript of 18 city guide ok

Page 1: 18 city guide ok

Surabaya Post 18rabu13 mei 2015city Guide

SUARABAYA – Malam mau non-gkrong tak perlu susah. Kini di Surabaya sudah ada tempat nongkrong yang cukup men-gasyikan. Warung Mbah Cokro, begitu nama tempat nongkrong itu. Berlokasi di Jalan Raya Prapen 22 Surabaya. Warung Mbah Cokro dikonsep cukup menyenangkan bagi para pe-ngunjungnya. Berdiri diatas tanah lapang bekas lapangan sepak bola Niac Mitra, Mbah Cokro memberikan tawaran cukup merakyat.

Pengelola sekaligus pemi-lik warung ini, Zurqoni saat

ditemui mengatakan, sebetul-nya ide ini digagas sejaka lama. Karena baru mempunyai dana yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, tahun 2014 kemarin Warung Mbah Cokro baru di-realisasikan. “Ide ini berangkat saat kita masih kuliah dulu. Saat kita membangun visi kegiatan kampus sering nongkrong di warung kopi, Alangkah baiknya kalau nongkrong di warung kopi bukan sekedar menikmati kopi. Tapi ada hal lain perlu dibicarakan sambil ngopi, “ kata Zurqoni.

Selanjutnya masih kata

Zurqoni, sekarang Warung Mbah Cokro ini mulai banyak dilirik berbagai kalangan. Bu-kan sekedar urusan berkese-nian dan kreatifitas saja, mere-ka juga ngobrol dan berdikusi di warung ini. Bahkan belakangan warung ini, sudah dijadikan lo-bi-lobi proyek kelas menangah ke bawah.

“Mungkin orang itu memilih ke sini. Bisa juga sudah jenuh melihat nongkrong café mall. Disini memang tempatnya se-perti ini, “ ungkap Zurqoni. Ya, kalau pernah berkunjung ke Warung Mbah Cokro, akan

mendapati tempat yang seder-hana. Bangunan terbuat dari bambu dengan lokasi parkir yang luas. Selain itu, kopi yang disajikan bukan menggunakan cangkir atau gelas seperti war-ung kopi kebanyakan. Zurqoni sengaja menggunakan mug, supaya kesan taste naturalnya terpenuhi. “Supaya ada kesan kesederhanaan. Selain itu bisa dijadikan romantika, “ jelasnya.

Selain itu ada yang menarik dari menu penganan di War-ung Mbah Cokro. Tak satu pun tersedia menu yang dibandrol kemasan pabrik. Seperti mi-numan beralkohol, minuman kemasan saset atau mie instan. Mbah Cokro sengaja memilih hal demikian, supaya generasi mendatang tidak melupakan kekhasan yang pernah dimi-liki negeri ini. Sehingga sesuai dengan motto yang tersedia di Mbah Cokro “Indonesia Masih Ada”. “Seperti ini nasi saya bungkus dari daun pisang. Ada juga minuman tape hangat dan es tape, “ kata Zurqoni sambil menunjuk beberapa menu yang tersedia.

Bagi Zurqoni, apa yang dihasilkan setelah nong-krong atau biasa disebut cangkruk,merupakan hal ter-penting secara makna itu sen-diri. Oleh sebab itu, Zurqoni mencoba memfasilitasi komu-nitas-komunitas yang ada di Surabaya untuk berkumpul, berdiskusi dan melahirkan ide gagasan n pry

Mbah Cokro “Indonesia Masih Ada”

Daya Tarik Kota Bersejarah Dan KeunikannyaSURABAYA - Salah satu pesona tempat wisata di Surabaya adalah Anda da-pat memperoleh banyak pengeta-huan sejarah. Kota Surabaya memi-liki julukan kota Pahlawan, sebuah sebutan karena ketika dalam masa revolusi kemerdekaan Indonesia telah terjadi pertempuran hebat antara rakyat Surabaya dengan ten-tara penjajah.

Nama Surabaya itu sendiri pada awalnya bermula di era Majapahit, yakni sebuah sebutan untuk wilayah geografis di mana dalam mitos ma-syarakat lokal telah terjadi pertaru-ngan yang hebat antara Sura (hiu) dengan Baya (buaya) untuk menda-patkan pengakuan yang sebagai he-wan yang terkuat, sebagaimana yang pernah diramalkan oleh Jayabaya.

Adalah lumrah jika Anda akan menemukan banyak monumen dan museum di salah satu tempat wisata Jawa Timur yang populer ini. Tahu-kah Anda, di Surabaya Anda dapat berkunjung ke museum dan makam-nya pencipta lagu kebangsaaan In-donesia, WR. Supratman.

Mengunjungi Tugu Pahlawan adalah salah satu kegiatan menarik lainnya di Surabaya. Pesona tem-pat wisata di Surabaya juga dapat ditemukan dalam berbagai jajanan kulinernya. Anda dapat menemukan makanan yang menggoda selera di kota ini. Beberapa di antara makanan kuliner Surabaya tersebut, misalnya rujak uleg, nasi bebek, lontong balap, rawon, dan lain-lain.

Surabaya saat ini telah menjadi sebuah kota industri yang modern, pusat perekonomian dan bisnis di Jawa Timur, serta sentra kekuatan angkatan bersenjata maritim Indo-nesia. Surabaya adalah kota metro-politan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Tempat wisata Surabaya adalah bagian unik yang memperkaya kota ini dalam banyak daya tariknya. Pada umumnya, perjalanan wisata ke ber-bagai tempat wisata di Jawa Timur lainnya diawali terlebih dahulu di Surabaya. Misalnya, wisata ke Gu-nung Bromo, atau mengunjungi tempat wisata Banyuwangi dengan landmark Kawah Ijen dan Pantai Plengkung yang terkenal. Bandara udara, pelabuhan, serta terminal bis yang sangat baik adalah pendukung infrastruktur kepariwisataan di sana n HAR

Menyajikan Kekhasan Negeri Sendiri

SURABAYA - Lamban tapi pasti Pem-bangunan museum yang akan dilaku-kan oleh Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) diyakini akan memberikan dampak pada generasi muda agar tidak mudah melupakan catatan se-jarah yang pernah ada di Surabaya.

Direktur Sarikat Pusaka Sura-baya, Fredy Hari Istanto mengata-kan, kendati dikenal sebagai kota Pahlawan dan Metropolis Surabaya masih belum mempunyai museum yang bisa memberikan gambaran perjalanan kejayaan dan peradaban

Surabaya. "Akan datan nya museum yang

rencananya akan dibangun di salah satu ikon Surabaya Siola nantinya diharapkan bisa menjadi sarana bagi generasi muda agar tidak amnesia atau hilang ingatan akan sejarah

Surabaya," harapnya.Terpilihnya Siola, kata Fredy,

menjadi nilai plus sendiri mengingat di sekitar Siola juga ada sebuah jalan legendaris Tunjungan yang pernah menjadi salah satu pusat perjuangan arek-arek Suroboyo n tej

SURABAYA - Pasar Gubah menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata religi Ampel. Suasana dan ragam da-gangannya sama persis layaknya pasar di Timur Tengah.

Jalan-jalan di kawasan wisata religi Am-pel, tidak lengkap tanpa mampir di Pasar Gubah. Pasar tersebut merupakan salah satu pasar tradisional di Surabaya, sekaligus menjadi akses masuk menuju makam Sunan

Ampel. Di Pasar Gubah berjajar toko-toko dengan beragam nama dan warna dan juga bercampur dengan kampung penduduk.

Kata ‘Gubah’ ini diambil dari kata Kubah, merujuk pada kubah Masjid Ampel yang terlihat jelas kala menapaki jalanan pasar, dari ujung jalan Ampel Suci. Penduduk lokal sendiri menyebutnya Nggubah. Pasar ini terlihat menarik bagi kalangan wisatawan, baik lokal maupun internasional.

Menurut salah seorang wisatawan, Teg-uh Kurnia, suasana di dalam pasar tersebut seperti berada di pasar tradisional di Timur Tengah.

"Kita serasa dibawa dalam suasana pasar tradisional di Turki atau Mesir sana. Apa-lagi ada aroma minyak wangi yang tercium terus di sepanjang pasar ini, mirip sekali pokoknya," katanya.

Barang-barang yang dijual di pasar ini pun juga tidak berbeda jauh dengan perda-gangan yang ada di pasar tradisional Timur Tengah.

"Barangnya pun sama yang didagangkan di sini, ada perlengkapan ibadah, parfum, aksesoris hingga kurma berbagai jenis," lanjutnya, Rabu (13/5).

Diketahui juga bahwa pasar ini mulai beroperasi sebagai pusat perdagangan sejak tahun 1420, sehingga menjadi sebagai pasar rakyat tertua di Surabaya. Seperti yang di-jelaskan Hamid Nabhan, warga jalan KH Mas Mansyur.

"Pasar Ampel ini adalah pasar rakyat tertua di Surabaya, menjadi pusat perda-gangan sejak 1420. Ketika pendatang Arab masuk dan menetap di sini, Pasar Gubah itu semakin bertumbuh hingga berpengaruh besar terhadap wilayah sekitarnya," tutur Hamid.

Dari pantauan Surabaya Post, di seputar kawasan tersebut masih banyak ditemu-kan toko-toko yang sudah diturunkan se-jak beberapa generasi, namun tetap ter-jaga dan terawat keaslian bentuk tampilan bangunannya n HAR

suasana malam di warung mbah cokro

Bangunan bersejarah foto : SP/Robertus RPK

Pasar Gubah Ampel, Pusat Perdagangan Sejak 1420 Silam

Kembalinya Icon Bangunan Bersejarah Siola