STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

15
Jurnal Seni Budaya 96 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 A. Pengantar Fenomena city branding saat ini tengah menjadi trend, karena setiap kota melaksanakan city branding sebagai upaya agar daerahnya menjadi kawasan destinasi terbaik. Setiap kota mengupayakan berbagai cara untuk menunjukkan perbedaannya dengan kota-kota di daerah lain. City branding adalah upaya suatu kota untuk membangun identitas. Kegiatan yang dilakukan adalah menciptakan citra tertentu di masyarakat luas dalam merepresentasikan karakter kota (Kavaratzis, 2008:8).City branding dilihat dari sisi ilmu komunikasi berfungsi sebagai public STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY OF BATIK” Rifda Amalia Susanti Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126 ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang strategi kota Pekalongan dalam mempromosikan city branding “World’s City of Batik”. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu telaah dokumen, wawancara dan studi pustaka. Hasil dari tulisan ini adalah (a) menghasilkan pemaparan tentang aset kota yang dimiliki oleh kota Pekalongan, yaitu budaya (cultural) yang diwakili oleh pariwisata berbasis batik dan kemudahan (amenity) termasuk fasilitas yang tersedia di kota Pekalongan. Aset kota ini merupakan salah satu penguat branding kota. (b) strategi branding yang dilakukan pemerintah kota meliputi strategi visual dan strategi promosi. Strategi visual yang dilakukan di antaranya penciptaan identitas visual yang merepresentasikan karakter kota Pekalongan seperti logo, tagline, warna dan tipografi. Identitas visual ini nantinya dikomunikasikan dalam berbagai media promosi seperi merchandise, spanduk, poster, leaflet, dan sebagainya. Strategi promosi yang dilakukan oleh pemerintah kota yaitu dengan mengadakan festival tahunan Pekan Batik, membuat labelisasi batik, landmark, zebracross batik. Selain logo branding, kota Pekalongan secara konsisten menggunakan motif batik khas Pekalongan, yaitu Jlamprang dalam media promosi. Kata kunci: City Branding, Pekalongan, Batik. ABSTRACT This paper discusses about the strategy of Pekalongan city in promoting the city branding “World’s City of Batik”. The method used is qualitative descriptive, with data collection techniques namely document review, interviews and literature study. The results of this paper are (a) an explanation of the city assets owned by Pekalongan city, it is the culture represented by batik-based tourism and convenience (amenities) including available facilities in Pekalongan. This city asset is one of the city’s branding boosters. (b) the branding strategy carried out by the city government includes visual and promotion strategies. Visual strategies carried out include the creation of visual identities that represent the character of Pekalongan city such as logos, taglines, colors and typography. This visual identity will be communicated in various promotional media such as merchandise, banners, posters, leaflets, and so on. Promotional strategies carried out by the city govern- ment include an annual Batik Festival, making batik labels, landmarks, and zebra cross batik. In addition to the branding logo, Pekalongan city consistently uses typical batik motifs of Pekalongan, namely Jlamprang in promotional media. Keywords: City Branding, Pekalongan, Batik. relations.City branding dilihat dari perspektif manajemen citra suatu destinasi dapat diwujudkan melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, kultural, dan peraturan pemerintah (Anholt, 2007:59). City branding yang baik akan membuat masyarakat cepat ingat akan kota tersebut. Sama seperti halnya Kota Pekalongan, maka yang langsung terlintas adalah kota Batik.Citra ini sudah melekat lama dalam benak masyarakat. Kota Pekalongan dipenuhi oleh pengusaha dan pengrajin batik menawarkan keberagaman motif dan desain batik yang merubahnya menjadi sebuah kota dagang dan kota wisata, yang

Transcript of STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Page 1: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

96 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

A. Pengantar

Fenomena city branding saat ini tengahmenjadi trend, karena setiap kota melaksanakan citybranding sebagai upaya agar daerahnya menjadikawasan destinasi terbaik. Setiap kota mengupayakanberbagai cara untuk menunjukkan perbedaannyadengan kota-kota di daerah lain. City branding adalahupaya suatu kota untuk membangun identitas.Kegiatan yang dilakukan adalah menciptakan citratertentu di masyarakat luas dalam merepresentasikankarakter kota (Kavaratzis, 2008:8).City branding dilihatdari sisi ilmu komunikasi berfungsi sebagai public

STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN“WORLD’S CITY OF BATIK”

Rifda Amalia SusantiProgram Pascasarjana

Institut Seni Indonesia SurakartaJl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126

ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang strategi kota Pekalongan dalam mempromosikan city branding “World’s City ofBatik”. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu telaahdokumen, wawancara dan studi pustaka. Hasil dari tulisan ini adalah (a) menghasilkan pemaparan tentangaset kota yang dimiliki oleh kota Pekalongan, yaitu budaya (cultural) yang diwakili oleh pariwisata berbasisbatik dan kemudahan (amenity) termasuk fasilitas yang tersedia di kota Pekalongan. Aset kota ini merupakansalah satu penguat branding kota. (b) strategi branding yang dilakukan pemerintah kota meliputi strategi visualdan strategi promosi. Strategi visual yang dilakukan di antaranya penciptaan identitas visual yangmerepresentasikan karakter kota Pekalongan seperti logo, tagline, warna dan tipografi. Identitas visual ininantinya dikomunikasikan dalam berbagai media promosi seperi merchandise, spanduk, poster, leaflet, dansebagainya. Strategi promosi yang dilakukan oleh pemerintah kota yaitu dengan mengadakan festival tahunanPekan Batik, membuat labelisasi batik, landmark, zebracross batik. Selain logo branding, kota Pekalongansecara konsisten menggunakan motif batik khas Pekalongan, yaitu Jlamprang dalam media promosi.

Kata kunci: City Branding, Pekalongan, Batik.

ABSTRACT

This paper discusses about the strategy of Pekalongan city in promoting the city branding “World’s City ofBatik”. The method used is qualitative descriptive, with data collection techniques namely document review,interviews and literature study. The results of this paper are (a) an explanation of the city assets owned byPekalongan city, it is the culture represented by batik-based tourism and convenience (amenities) includingavailable facilities in Pekalongan. This city asset is one of the city’s branding boosters. (b) the brandingstrategy carried out by the city government includes visual and promotion strategies. Visual strategies carriedout include the creation of visual identities that represent the character of Pekalongan city such as logos,taglines, colors and typography. This visual identity will be communicated in various promotional media suchas merchandise, banners, posters, leaflets, and so on. Promotional strategies carried out by the city govern-ment include an annual Batik Festival, making batik labels, landmarks, and zebra cross batik. In addition tothe branding logo, Pekalongan city consistently uses typical batik motifs of Pekalongan, namely Jlamprang inpromotional media.

Keywords: City Branding, Pekalongan, Batik.

relations.City branding dilihat dari perspektifmanajemen citra suatu destinasi dapat diwujudkanmelalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi,komersial, sosial, kultural, dan peraturan pemerintah(Anholt, 2007:59).

City branding yang baik akan membuatmasyarakat cepat ingat akan kota tersebut. Samaseperti halnya Kota Pekalongan, maka yang langsungterlintas adalah kota Batik.Citra ini sudah melekat lamadalam benak masyarakat. Kota Pekalongan dipenuhioleh pengusaha dan pengrajin batik menawarkankeberagaman motif dan desain batik yang merubahnyamenjadi sebuah kota dagang dan kota wisata, yang

Page 2: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Rifda Amalia Susanti: Strategi City Branding Pekalongan “World’s City Of Batik”

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 97

menarik orang datang baik untuk berbelanja, berwisata,bekerja, maupun menanam investasi atau saham. Citybranding Pekalongan menitikberatkan pada batik yangmenjadi ciri khas Kota Pekalongan. Potensi besartersebutlah yang menginspirasi dan menjadi dasarpenciptaan branding Pekalongan “World’s City of Ba-tik”.

Kota Pekalongan memiliki beberapa aset kotasebagai kekuatan, karena pengembangan brandingtidak berhenti pada batik saja. City branding mencakupseluruh potensi, baik wisata, seni dan budaya. Sektorpariwisata di Pekalongan merupakan sektor yangstrategis karena dapat berkontribusi terhadappertumbuhan perekonomian, menciptakan lapangankerja, perkembangan investasi, peningkatanpendapatan masyarakat. Kota Pekalongan sendirimengalami peningkatan jumlah wisatawan baik lokalmaupun mancanegara yang signifikan dari tahun ketahun. Kota Pekalongan memiliki industri kreatif yangmampu mempromosikan citra kotanya melaluikerajinan batik. Pemerintah menggabungkan industribatik dan wisata melalui sebuah pariwisata kreatifberbasis batik, menjadikan Kota Pekalongan sebagaisebuah destinasi wisata yang memiliki keunikan dannilai kebudayaan.

Selain komitmen dan pembenahaninfrastruktur, branding Pekalongan juga membutuhkankemasan yang menarik untuk dipromosikan. Kemasanini diwujudkan dalam sebuah identitas visual.Identitasvisual memperluas citra perusahaan hampir di setiaptempat, karena memasoknya ke gaya visual yangkhas. Gaya identitas v isual bergantung padabagaimana jenis huruf, warna atau logo digunakan,semua bisa membuat pelanggan mengenali mereklebih cepat. Mengenai keefektifan identitas visual, perlukonsisten di semua materi periklanan (Swystun,2007:123.).

Identitas visual branding adalah berbagaielemen visual yang digunakan oleh sebuah brand untukmembangun karakter dan identitas. Dengan membuatvisualisasi branding yang bagus, dapat membantuKota Pekalongan untuk membangun karakter yangkuat terhadap branding kotanya. Ada beberapa elemenvisual yang harus ada dalam sebuah branding, yaitulogo, tagline, warna, tipeface(Clifton, et.al, 2009:113).Faktor visual ini menjadi sangat penting karenasebutan kota batik tidak hanya dimiliki Pekalongansaja, tetapi kota-kota lain yang identik dengan batikseperti Yogyakarta, Solo, atau Cirebon. Artinya,banyak kompetitor yang bisa jadi memiliki position-ing yang sama. Visual ini berfungsi sebagai pengingatdan pembeda antara Kota Pekalongan dengan kota

lainnya. Oleh sebab itu, logo branding harus dibuatsesuai dengan karakter yang mewakili KotaPekalongan itu sendiri, dan tagline harus menjadimimpi bagi seluruh masyarakat Kota Pekalongan.Berdasarkan pernyataan diatas maka pada tulisan inidibahas mengenai strategi pemerintah dalammempromosikan city branding Pekalongan “World’sCity of Batik”.

Tujuan dari tul isan ini adalah untukmenjelaskan strategi city branding yang ada di KotaPekalongan. Manfaat yang dapat diambil menambahwawasan dan pengetahuan bagi masyarakat danmahasiswa tentang branding Kota Pekalongan.Wawasan dan pengetahuan ini penting dalam halpenerapan branding dan pemahaman mengenai teoricity branding.Selain i tu,melalui penelitian inidiharapkan dapat menjadi tambahan koleksi kajiantentang desain komunikasi v isual dan sebagaireferensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.Metode yang digunakan kualitatif deskriptif.Teknikpengumpulan data dilakukan dengan cara telaahdokumen, studi pustaka, dan wawancara.Cara telaahdokumen dilakukan dengan mengamati beberapaarsip dari pemerintah Kota Pekalongan untukmendapat data yang diinginkan. Teknik wawancarajuga dilakukan dengan mewawancarai beberapanarasumber untuk mendukung data dalam penelitian.Studi pustaka dengan mencari sumber referensi yangberkaitan atau berhubungan dengan topic penelitian.

B. Pembahasan

Batik merupakan salah satu sumberpenghidupan sebagian besar masyarakat KotaPekalongan yang sudah turun temurun antar generasi.Kreativ itas dan inovasi batik yang dihasilkanmasyarakat Kota Pekalongan tidak pernah habis untukdijelajahi. Pekalongan sebagai kota batik tercermindalam logo Kota Pekalongan yang menggambarkansimbol K ota Pekalongan dan dipakai sampai sekarang(Oethomo dan Danusaputra, 1986:5). IdentitasPekalongan sebagai kota batik, selain dilambangkandalam logo Kota Pekalongan, juga diterapkan dalamsesanti Kota Pekalongan. Pekalongan sebagai kotabatik merujuk pada mata pencaharian warga kota yangsebagian besar bersumber pada batik. Batikmerupakan andalan ekonomi Kota Pekalongan selainperikanan.

Pekalongan dikenal sebagai kota batik karenamerupakan pusat kerajinan dan perdagangan batik.Batik Pekalongan tumbuh dan berkembang menjadisalah satu produk unggulan yang telah dikenal sejak

Page 3: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

98 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

dahulu kala, baik di skala nasional maupuninternasional. Batik pun menjadi denyut nadikehidupan sehari-hari warga masyarakat KotaPekalongan. Batik Pekalongan sudah lama dikenal,bahkan sejak lebih dari satu abad yang lalu.

Pada awal abad ke-20 Kontrolir KeuanganPusat (Controleur bij de Centrale Kas) Raden MasUtaryo mengatakan: “Pekalongan tanpa industriperbatikan bukanlah Pekalongan”. Kegiatanpembatikan di Kota Pekalongan mempengaruhiaktivitas ekonomi di sektor lain, sebagai contohseorang pengelola toko mebel yang besar dan menjualberbagai mebel kepada orang desa secara angsuran,dalam laporannya kepada direksinya di Surabayamenyatakan bahwa naik turun omset dagangannyatergantung dari pasang-surutnya usaha batik(Angelino, 1930:223). Batik sebagai identitas KotaPekalongan ditunjukkan dengan Kota Pekalonganyang diwarnai dengan pembuatan batik oleh pendudukpribumi. Meskipun perusahaan batik bukan merupakanindustri besar, namun di Hindia Belanda pembuatanbatik merupakan kerajinan rumah tangga yang menjadiusaha oleh sebagian masyarakat. Batik Pekalonganmerupakan kerajinan tangan yang penting artinya bagikehidupan ekonomi (Widodo, 2005:77).

Pekalongan hanyalah sebuah kota kecil dipesisir utara Jawa, tetapi karena batik sebagai asetekonomi dan aset budaya, serta masyarakatnya yangkuat, terbentuklah identitas dan citra Pekalongansebagai kota batik. Bagi masyarakat Pekalongan,batik bukan hanya sebagai komoditas yang diproduksidan diperjualbelikan sebagai barang dagangan atausebagai sumber ekonomis, tetapi secara psikologismenjadi suatu kebanggaan, karya seni yang indah,dan tindakan ekspresif yang melambangkan simbolmasyarakat.

Terbentuknya Kota Pekalongan sebagai kotabatik tidak dapat dilepaskan dari simbol-simbolperkotaan yang melekat di dalamnya. Batik telahmenjadi ciri kultural masyarakat Pekalongan yangtampak dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi,sosial, pol i t ik, budaya, bahkan agama.Penyelenggaraan kegiatan berbasis batik jugamerupakan upaya untuk memperkokoh identitaskultural sebagai kota batik.

Strategi Branding Kota PekalonganSejak kepemimpinan Walikota Dr. H.M Basyir

Ahmad keberadaan batik diangkat secara totalsehingga pamornya mencuat dalam beberapa tahunterakhir ini hingga tercetus membentuk brandingPekalongan “World’s City of Batik”.Keberadaan

masyarakat Kota Pekalongan yang kreatif dan inovatif,membuat pemerintah kota bersama komunitas danpakar batik terus gencar mengangkat eksistensi ba-tik. Batik di Kota Pekalongan tidak sekedar sebagaimata pencaharian, namun sudah menjadi budaya yangdikembangkan dalam dunia formal maupun informal.

Ragam kegiatan batik menjadikan KotaPekalongan diakui sebagai inspirasi batik dunia. Halini tidak terlepas dari lengkapnya kegiatan berbasisbatik yang ada di Kota Pekalongan, seperti adanyakomunitas perajin batik, pasar batik, kampung batik,hingga museum batik. Termasuk dengan menerapkankebijakan memasukan batik ke dalam kurikulummuatan lokal di sekolah mulai SD, SMP, SMA/SMK,hingga perguruan tinggi.

Kota Pekalongan menjadi titik awal penilaiandari UNESCO untuk menetapkan batik sebagaiBudaya Tak-Benda Warisan Manusia (RepresentativeList of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).Ini membuktikan jika Indonesia mampu memeliharakeberadaan batik, sehingga Kota Pekalongan secaratidak langsung mempunyai andil cukup besar diperolehdari penghargaan dunia tersebut.

Program strategi branding yang digagas olehpemerintah Kota Pekalongan tidak lepas daripelestarian batik, meski ada banyak program unggulanlainnya seperti menghidupkan kembali cagar budaya,potensi obyek wisata, rev ital isasi kesenian,memaksimalkan kegiatan kesenian dan kebudayaandan sebagainya. Batik sebagai branding KotaPekalongan merupakan salah satu usaha pemerintahdalam meneruskan mata rantai budaya batik. Selainuntuk mempromosikan dan pelestarian batik, brand-ing Kota Pekalongan menjadi contoh bagi kota lain,bahkan negara lain dalam melestarikan warisanbudaya.

Strategi city branding di dalamnya mencakupbanyak potensi yang dikembangkan oleh KotaPekalongan. Potensi tersebut merupakan kekuatandari aset kota (city asset strength), dan kekuatansebuah branding ditentukan oleh karakteristik yangterlihat di Kota Pekalongan. Ini menunjukkan sejauhmana Kota Pekalongan memenuhi permintaan apayang paling dicari di kota tersebut. Aset kota meliputipenyediaan fasilitas fisik untuk masyarakat. Kekuatanaset kota mewakili potensi branding dasar kota denganmelihat hal-hal yang paling diinginkan orang di kotatersebut. Terdapat dua faktor untuk mengukur kekuatanaset kota, yaitu: 1). Budaya (cultural), yang terdiri daritempat wisata, wisata sejarah, kuliner dan tempatbelanja; 2). Kemudahan (Amenity), mengacu padaharga murah, cuaca bagus, dan mudah dijangkau

Page 4: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Rifda Amalia Susanti: Strategi City Branding Pekalongan “World’s City Of Batik”

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 99

pejalan kaki atau dengan kendaraan umum (Hildreth,2008:7).

Aset yang dimiliki oleh Kota Pekalongandigunakan untuk mengukur kekuatan city branding danmengukur seberapa baik Kota Pekalonganmenggunakan branding untuk mengeksploitasi asetyang menjadi unggulan. Hal ini didukung oleh SuratKeputusan Walikota No.530/216 tahun 2006 tentangproduk unggulan Kota Pekalongan, yang menetapkanbahwa unggulan Kota Pekalongan adalah komoditasbatik, konveksi, pertenunan alat tenun bukan mesin(ATBM), kerajinan eceng gondok dan serat alam.

Kota Pekalongan memiliki karakteristik asetkota yang unik, seperti batik yang menjadi ikon danproduk unggulan Kota Pekalongan, pariwisata,termasuk di dalamnya wisata kreatif berbasis batik,serta penetapan Kota Pekalongan sebagai Kota KreatifUNESCO yang membuat Kota Pekalongan memilikicitra yang kuat pada struktur kotanya.

Tujuan utama dari city branding dan hasil yangdiinginkan oleh pemerintah sebuah kota adalahmeningkatkan arus masuk wisatawan dan investasi(Kavaratzis, 2004). Sama halnya dengan KotaPekalongan yang mengutamakan pariwisata sebagaitujuan utama pembentukan city branding. Melaluipariwisata kreatif, Kota Pekalongan menggabungkanindustri batik dan aktivitas wisata untuk mendatangkanwisatawan.

Pariwisata kreatif adalah sebuah perjalananyang diarahkan untuk dapat terl ibat danmendapatkan pengalaman, dengan belajar secarapartisipatif dalam seni, warisan, atau karakterkhusus dari suatu destinasi wisata (UNESCO, 2006).

1. Pariwisata Kreatif Berbasis BatikPemerintah Kota Pekalongan saat ini tengah

mengembangkan pariwisata kreatif yang berwawasanlingkungan budaya. Adanya beberapa destinasi wisata,khususnya wisata berbasis batik memiliki peranansangat penting bagi kelangsungan pariwisata di KotaPekalongan.Oka A.Yoeti menyatakan obyekpariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyektersebut diminati pengunjung, yaitu:a. Something to see adalah obyek wisata tersebut

harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat ataudi jadikan tontonan oleh pengunjung wisata.Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyaidaya tarik khusus yang mampu untuk menyedotminat dari wisatawan untuk berkunjung di obyektersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan yangmelakukan pariwisata di sana bisa melakukan

sesuatu yang berguna untuk memberikanperasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitasrekreasi baik itu arena bermain ataupun tempatmakan, terutama makanan khas dari tempattersebut sehingga mampu membuat wisatawanlebih betah untuk tinggal di sana.

c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawanberbelanja yang pada umumnya adalah ciri khasatau icon dari daerah tersebut, sehingga bisadijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1996:164-167).

Kota Pekalongan memiliki Museum Batiksebagai salah satu ikon kota yang terletak di kawasankota lama Jetayu. Museum Batik merupakan wujudturut serta dalam pelestarian budaya Indonesia. Mu-seum Batik memiliki 1.700-an motif batik. Koleksi batikyang ada tidak ditampilkan secara sekaligus namunakan dipamerkan secara bergantian setiap empatbulan sekali karena keterbatasan ruangan. Di MuseumBatik selain terdapat ruang pamer yang menampilkankoleksi-koleksi batik, juga dilengkapi dengan ruangaudio visual, telecenter, perpustakaan, kedaicinderamata, aula dan ruang workshop. Ruang work-shop ini merupakan fasilitas yang terdapat di museumyang digunakan sebagai ruangan untuk melakukankegiatan belajar membatik bagi pengunjung dalam turwisata Museum Batik.

Keberadaan Museum Batik di KotaPekalongan memberikan banyak keuntungan bagibanyak pihak. Selain berpontensi menjadi tempatwisata budaya, Museum Batik Pekalongan jugamemiliki pontensi sebagai sarana pembelajaran batikbagi pelajar maupun masyarakat yang inginmempelajari batik. Keberadaan museum jugamembantu pemerintah Pekalongan dalam upayapelestarian kerajinan batik bagi generasi muda di KotaPekalongan, sekaligus menjadi referensi bagi parapengrajin batik untuk memperdalam pengetahuanmereka tentang batik, maupun motif-motif batik darikoleksi kain batik yang dimiliki oleh Museum BatikPekalongan. Museum tidak hanya berfungsi sebagaitempat penyimpanan benda-benda bersejarah,melainkan juga dapat menjadi sumber pembelajaranbagi masyarakat dan pelajar.

Museum Batik Pekalongan menerimapenghargaan dari UNESCO Best PractiseInternasional, bertepatan dengan diakuinya BatikSebagai Warisan Tak Benda dari Indonesia padatanggal 2 Oktober 2009. Penghargaan tersebutdiberikan UNESCO karena dinilai sebagai tempat yangmampu memberikan pelajaran pelestarian batiksebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia.

Page 5: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

100 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Kampung Batik Kauman merupakan salahsatu sentra kerajinan batik di Pekalongan yang jugamenjadi ikon Kota Pekalongan. Kampung batik inimerupakan salah satu tujuan wisata budaya danbelanja yang berada di Kota Pekalongan.Secarageografis, kampung batik Kauman sangat strategiskarena berada dipusat Kota Pekalongan yang mudahdiakses. Lokasi ini sangat mendukung untuk tujuanwisata budaya dan wisata belanja bagi wisatawan lokalmaupun mancanegara.

Kemajuan Kampung Batik Kauman semakinpesat, hampir setiap hari warga kampung Kaumanmembuat batik dan beberapa aksesoris seperti tas,sandal, dompet dan aksesoris lainnya. Sebagian besarpengrajin sudah memiliki toko atau tempat untukmemajang hasil aneka kerajinan yang dihasilkan.Konsep wisata budaya, edukasi, dan wisata kreatifditerapkan di kampung batik Kauman denganmendirikan showroom untuk memberi ruang bagiwisatawan untuk mengekspresikan kreasinyamembatik di atas kain. Seperti halnya di MuseumBatik, kampung batik Kauman juga menyediakanpaket belajar membatik.

Kampung Batik Kauman terpilih sebagai DesaWisata Nasional oleh Kementrian Pariwisata danEkonomi Kreatif. Penghargaan ini menjadi tantangantersendiri bagi kampung batik Kauman dalammeningkatkan kreatif i tas dan inovasi dalammenciptakan aneka motif batik yang berwawasanlingkungan.

Kota Pekalongan selain mempunyai kampungbatik Kauman, juga mempunyai kampung baik lainnya,yaitu kampung batik Pesindon dan kampung batikJlamprang. Tour wisata kreatif ini akan mengantarkanwisatawan mengunjungi rumah-rumah yangmemproduksi batik untuk melihat langsung prosesnya.Kampung batik Pesindon memiliki setidaknya 33showroom serta workshop pengrajin batik. Wisatawantidak hanya menemukan etalase pajang produk batikuntuk dijual, namun disuguhkan pula proses produksibatik yang masih menggunakan teknik tradisionalpembatikan tulis dan cap.

Kampung Batik Krapyak Jlamprang sedikitberbeda dengan kampung batik Pesindon danKauman, karena sebagian besar masyarakat kampungbatik Jlamprang banyak yang memproduksi batik khasPekalongan saja, yaitu batik Jlamprang makadisebutlah kampung batik Jlamprang. Kawasankampung Jlamprang ini awalnya bukan kawasan yangdidesain sebagai destinasi wisata, namun mengingatpotensi di kampung tersebut sebagai pusat produksibatik terbesar di Pekalongan utara, akhirnya

Pemerintah kota berinovasi mengembangkan kampungKrapyak sebagai alternatif wisata batik.

Selain kampung batik, Pekalongan jugamemiliki kampung canting. Kampung cantingLandungsari adalah kampung yang sebagian besarwarganya merupakan pengrajin canting. Di kampungCanting ini, wisatawan tidak disuguhi atraksi parapembatik sedang memproduksi karyanya. Di kampungini para wisatawan justru disuguhi para pengrajin yangsedang menyusun lempengan tembaga menjadi cant-ing yang dibuat di rumah-rumah penduduk. Selainmenyediakan canting untuk para pembatik, wargaLandungsari juga berinovasi membuat canting sebagaisouvenir. Beberapa canting tulis disusun sedemikianrupa lalu kemudian diberi figura sebagai hiasan dinding.Canting cap sangat cocok sebagai hiasan dindingkarena menonjolkan ragam motif batik Indonesia.

Tenun merupakan salah satu sektor unggulandibidang kerajinan selain batik. Tenun ini banyakdijumpai di kawasan kelurahan Medono, kecamatanPekalongan Barat, yang dikenal sebagai pusatkerajinan tenun tangan (ATBM-alat tenun bukanmesin). Produk tenun membutuhkan waktu lebih lamadibandingkan dengan kain tekstil yang dibuat darimesin. Dalam memproduksi selembar kain tenuntangan, perajin membutuhkan waktu rata-rata selamasatu pekan. Meski cukup lama prosesnya, namunkeberadaannya tetap diminati hingga saat ini baik daridalam maupun luar negeri.

ATBM Medono menyesuaikan dengan ikonPekalongan sebagai kota batik. Kain tenun tanganhasil produksi di Medono juga didominasi dengan motifbatik. Di beberapa industri ATBM, tenun yangdihasilkan sama-sama halus. Motif Batik Medono jugaberagam serta harga relatif terjangkau.

Berkunjung ke Kota Pekalongan tidak lengkaprasanya tanpa berbelanja batik. Kota Pekalonganmemiliki pasar grosir batik terbesar yaitu pasar grosirSetono. Mayoritas masyarakat Pekalongan sebagaipengrajin dan pengusaha batik membuat beragammotif diciptakan tiap tahunnya, baik itu batik tulis, cap,maupun kombinasi. Pasca ditetapkannya batiksebagai salah satu warisan budaya tak benda Indo-nesia oleh UNESCO, batik semakin digemari olehberagam kalangan. Hal ini ikut mendorong besarnyapenjualan batik Pekalongan.

Pasar batik Setono terletak di jalan rayaPantura, tidak jauh dari terminal bus Kota Pekalongan.Letaknya persis ditepi jalan pantura memudahkansetiap wisatawan yang ingin berbelanja di pasar ini.Ratusan pedagang batik menempati kios-kios, counterdan los yang ada di dlaam pasar. Pedagang pasar

Page 6: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Rifda Amalia Susanti: Strategi City Branding Pekalongan “World’s City Of Batik”

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 101

batik ini tidak hanya menjual kain dan pakaian batiksaja, namun aneka barang kebutuhan lain bercorakbatik seperti seprei, sarung bantal, sandal, tas, dompetdan aksesoris lainnya.

Pariwisata kreatif berbasis batik di KotaPekalongan, memberikan kesempatan padawisatawan untuk belajar tentang batik. Wisatawandiberikan pengantar tentang batik, yang meliputisejarah dan pola Batik Pekalongan, alat-alat yangdiperlukan dalam membatik, dan proses pembuatanbatik baik tulis maupun cap. Selanjutnya wisatawanmelakukan pembuatan batik terutama pada tahappembuatan pola, pembubuhan malam atau lilin panasbaik dengan menggunakan canting maupun cap, danpewarnaan. Proses ini dipandu oleh pekerja padamuseum atau kampung wisata batik yang bertugaskhusus untuk memandu wisatawan. Proses inidilakukan pada kain ukuran kecil, seperti sapu tangan,scarf, atau kaos atau t-shirt. Satu paket prosespembuatan batik memakan waktu sekitar 30 sampai45 menit.

Penawaran tur dan paket wisata pembuatanbatik memberikan kesempatan yang berbeda bagiwisatawan. Setelah sebelumnya wisatawan di KotaPekalongan hanya datang untuk wisata belanja (some-thing to buy) batik saja terutama di pasar-pasar batikdi Pekalongan, seperti di pasar Setono. Namundengan adanya pawisata kreatif ini wisatawan dapatmelihat proses pembuatan batik (something to see)dan juga mencoba membuat batik (something to do)dengan proses yang sederhana. Proses ini lebihberkesan karena wisatawan dapat membawa pulanghasil karya batik mereka. Rangkaian kegiatan ini dapatdilanjutkan dengan kegiatan belanja (something to buy)pada galeri batik baik di museum maupun kampungbatik, sehingga dapat dikatakan bahwa wisata kreatifbatik telah memberikan pilihan kegiatan yang lebihlengkap bagi wisatawan yang datang ke KotaPekalongan.

Kota Pekalongan selain memiliki wisata kreatifberbasis batik, juga memiliki juga memiliki potensi-potensi pariwisata di bidang lain, seperti wisata alam,heritage, dan kuliner. Tentunya wisata ini jugamenyedot perhatian wisatawan agar berkunjung keKota Pekalongan. Dari masing-masing potensi wisatatersebut, diharapkan wisatawan setelah berwisata akanmampir untuk membeli batik.

Kegiatan berwisata tidak sebatas pemenuhanterhadap atraksi pada tempat wisata saja, namuntermasuk juga pemenuhan kebutuhan wisatawanselama berada di tempat wisata. Pemenuhankebutuhan wisata ini diantaranya adalah sarana dan

pelayanan akomodasi berupa penginapan dantransportasi. Saat ini jumlah hotel di Kota Pekalongansudah cukup banyak, totalnya 26 penginapan, yangterdiri dari hotel berbintang dan hotel melati. Modatransportasi yang bisa digunakan oleh wisatawan jikatidak menggunakan kendaraan pribadi seperti bus,angkutan kota, dan becak. Becak yang masih sangateksis di Kota Pekalongan, khususnya di kawasanbudaya Jetayu. Para wisatawan dapat berkelilingmenikmati bangunan peninggalan sejarah denganmenggunakan becak. Selain menggunakan becak,kawasan Jetayu juga terjangkau untuk berkelilingdengan jalan kaki. Tidak jauh dari lapangan Jetayu,terdapat kantorTourism Centre untuk membantuwisatawan memperoleh semua informasi mengenaiwisata di Kota Pekalongan.

2. Identitas Visual BrandingSaat merancang sebuah city branding, harus

memiliki ciri khas yang berbeda diantara para com-petitor. Membangun sebuah karakter brand yang khasmerupakan salah satu jaminan agar brand masuk kedalam top of mind masyarakat. Untuk membangunkarakter brand diperlukan visual branding atau identitasvisual. Identitas visual ini nantinya akan secarakonsisten dipakai dalam berbagai aplikasi medianya.

Visual branding berhubungan dengan aspekgrafis pada sebuah brand yang konsisten denganelemen dasar. Kombinasi elemen-elemen ini akanmenciptakan citra representati f dari brand,sepertiLogotype, Symbols, Colors, and Typefaces.(Clifton, et.al, 2009:113). Keseluruhan dari elementersebut dibuatlah sebuah visual style guideline, ataupanduan visual berupa dokumen yang berisikeseluruhan elemen grafis untuk digunakan padasemua materi komunikasi. Joannès mengkategorikansebagai berikut: 1). Desain logo: setiap merek memilikilogo tersendiri; 2). Tipografi: pilihan karakter tipografiharus ditentukan; 3). Warna: warna yang berbeda yangdigunakan untuk identitas visual harus dicantumkan;4). Ukuran dan proporsi: ukuran dan proporsi identitasvisual dirinci untuk setiap dukungan komunikasi. 5).Koneksi antara elemen grafis: logo harus ditempatkanselalu dengan cara yang sama dan jarak yang samadengan nama merek (Joannès, 2008:37).a. Logo dan tagline

Elemen paling penting di dalam sebuah brand-ing yang pertama adalah adanya logo. Logo menjadiunsur yang wajib ditampilkan dalam sebuah identitasvisual. Logo adalah lambang atau perangkat yangdigunakan untuk membedakan organisasi atau merek.Logo adalah representasi dari sebuah brand, dan logo

Page 7: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

102 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

adalah pintu masuk ke sebuah brand (Egan,2007:83).Tagline sering digunakan secara bersamaanmendampingi logo, biasanya berupa susunan kataatau frase yang digunakan untuk merangkum ataumengekspresikan tujuan dan semangat branding.Definisi yang lebih aktual menggambarkan taglineadalah sebagai “frasa yang merangkum karakteristikpenting dari sebuah brand” (Egan, 2007:83).

Gambar 1. Logo Branding Kota Pekalongan(Sumber: Manual Guideline Pekalongan)

Logo branding Kota Pekalongan sebuah logo-type di mana tulisan “Pekalongan” merupakan logodengan penggayaan yang menggambarkandinamisme kota yang kaya akan budaya dan tradisidengan masyarakat yang sangat hangat danbersahabat. Logo diakhiri dengan lengkungan batangbunga ke atas yang menggambarkan tumbuhkembangnya kota dengan dalam semangat batik.Karakter logotype diadaptasi dari penggayaanpengerjaan batik, menggambarkan keunikan KotaPekalongan yang inspiratif.

Komposisi logo branding Pekalongan terdiridari dua elemen yaitu logotype dan tagline. Tagline“World’s City of Batik” sebagai representasi harapanseluruh warga Kota Pekalongan untuk menjadikanKota Pekalongan sebagai pusat batik di dunia. Logoutama yang sudah baku menggambarkan suatukesatuan, keseimbangan dan keselarasan.

Sistem grid memperlihatkan kesinambunganantara logotype dan tagline. Fungsinya adalah menjagakeseimbangan, keselarasan dan kesatuan dari keduaelemen tersebut. Satuan modul ditentukan oleh vari-able seperti pada gambar.

Gambar 2. Sistem Grid Logo Branding.(Sumber: Manual Guideline Pekalongan)

Ruang minimum merupakan ruang aman yangharus dibebaskan dari elemen lain, seperti teks ataugambar. Ketentuan regulasi yang ditentukan untukminimum ruang aman seperti yang terdapat dalamgambar. Minimum clear space logo brandingPekalongan tidak boleh lebih kecil dari satuan 1/2X,yang diambil dari besar logotype.

Gambar 3. Minimum Ruang Aman Logo Branding.(Sumber: Manual Guideline Pekalongan)

b. Standarisasi WarnaMemilih warna untuk branding jauh lebih sulit

daripada memilih nama. Ada banyak nama di duniayang bisa dipilih atau diciptakan, tapi tidak banyakwarna untuk memilih identitas sebuah merek. Selalumerupakan taruhan teraman untuk memilih salah satujenis warna primer atau sekunder, yang meliputi (merah,biru, dan kuning) dan (hijau, oranye, ungu) ditambahwarna netral (hitam, putih, abu-abu) (Ries dan Ries,1998: 135-141). Warna adalah hal berikutnya yangmembangkitkan emosi dan kenangan. Ini harus dipilihdengan hati-hati oleh perusahaan. Warna yang luarbiasa membantu brand mengenali perbedaan merekasekaligus mengekspresikan sifat inti identitas merekadengan cara yang paling efisien. (Wheeler 2013:50).

Logo branding Pekalongan berwarnasempurna, berpedoman pada panduan warna yangdikeluarkan oleh Pantone®. Warna tersebutmerupakan warna solid yang diberi kode tertentu dandikenal pula sebagai warna khusus (spot color). Selainwarna solid, warna standar dapat diperoleh melaluiwarna proses yang merupakan kombinasi empatwarna dasar: cyan, magenta, yellow, dan black denganperbandingan tertentu. Logo Pekalongan dapatdiproduksi dalam notasi warna RGB (red, green, andblue) yang digunakan pada tampilan monitor komputer.

Untuk memperkuat komunikasi bagi identitasPekalongan, dibuat suatu elemen warna yangkarakteristiknya seperti logo Pekalongan itu sendiri.Elemen warna ini direkomendasikan untukmembangun gaya visual komunikasi Pekalongan,yang umumnya diterapkan pada media cetak ataupunelektronik.

Page 8: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Rifda Amalia Susanti: Strategi City Branding Pekalongan “World’s City Of Batik”

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 103

Gambar 4. Warna Primer Logo Branding.(Sumber: Manual Guideline Pekalongan)

Brown : Diasosiasikan sebagai stabilitas yangmelambangkan seluruh integritas

Magenta : Memberikan kesan festive, uniq yangmelambangkan semangat dalam seni danbudaya

Blue : Memberikan kesan stabil dan damai,diasosiasikan sebagai perlambangan hasilperikanan Pekalongan

Green : Berkesan harmoni, pertumbuhan dan natu-ral dari alam sebagai perlambangan foodspeciality.

Violet : sebagai warna yang selalu memberikanterbaik dan up to date yang menjadiperlambangan home industry.

Gambar 5. Warna Sekunder Logo Branding.(Sumber: Manual Guideline Pekalongan)

Logo berwarna diatas background adalahpenerapan warna utama Pekalongan dan berlakukonf igurasi warna seperti yang terlihat padagambar.

Gambar 6. Penerapan Warna Logo Branding(Sumber: Manual Guideline Pekalongan)

Penggunaan logo Pekalongan yang tidakakurat akan menyebabkan efek yang tidakmenguntungkan dan beberapa contoh umumnyaadalah seperti terlihat. Sebaliknya penerapan logoPekalongan yang benar akan meningkatkankomunikasi dan menjadi integritas Kota Pekalongan.1. Tidak diperbolehkan mengubah logo menjadi out-

line.2. Tidak diperbolehkan untuk mendistorsi logo.3. Tidak diperbolehkan untuk memindahkan letak

tagline “world’s city of batik”4. Tidak diperbolehkan untuk menganti jenis huruf

pada tagline Pekalongan.

Gambar 7. Penerapan Logo Branding yang TidakDibenarkan.

(Sumber: Manual GuidelinePekalongan)

c. TipografiTipografi dalam perkembangannya menjadi

ujung tombak guna menyampaikan pesan verbal danpesan visual kepada seseorang, bahkan masyarakat

Page 9: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

104 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

luas yang dijadikan akhir tujuan proses penyampaianpesan. Tipografi dalam konteks desain mencakuppemilihan bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknikpenyusunan huruf menjadi kata atau kalimat sesuaidengan karakter pesan yang ingin disampaikan(Tinarbuko, 2008:28). Jenis kelompok huruf yangdigunakan dalam branding ”World’s City of Batik”adalah kelompok huruf Verdana. Kelompok huruf inidipilih untuk pemakaian media formal.

Jenis kelompok huruf lain yang juga digunakanadalah kelompok huruf Rotis Semi Sans. Kelompoktulisan ini dipilih karena modern, komunikatif danmudah dibaca. Contohnya pada media promosi danadvertising.

3. Promosi Branding Kota PekalonganDiibaratkan seperti sebuah perusahaan yang

mempromosikan produknya, Kota Pekalongan tengahberupaya mengenalkan branding Pekalongan “World’sCity of Batik” agar lebih dikenal masyarakat luas.Kegiatan promosi dilakukan oleh pemerintah KotaPekalongan untuk mengenalkan branding ”World’s Cityof Batik” kepada masyarakat dengan mempengaruhiagar semakin banyak wisatawan yang datang ke KotaPekalongan. Untuk lebih mengefektifkan promosi yangdilakukan, Kota Pekalongan mengkombinasikanbeberapa unsur bauran promosi (Promosional Mix),antara advertising, sales promotion, publicity, personalselling (Kotler, 2005:264).

a. Advertising merupakan kegiatan pemasaranatau pengenalan branding yang di lakukanoleh pemerintah Kota Pekalongan. Pemerintahmempromosikan branding dengan menempatkanlogo Pekalongan “World’s City of Batik” padasetiap media periklanan seperti merchandise,radio, televisi, media sosial, website, poster,leaflet, booklet dan lain sebagainya.

b. Sales promotion merupakan kegiatan promosiyang merangsang pembelian oleh konsumen danefektifitas penyalur. Dalam hal ini Kota Pekalonganmempromosikan branding melalui pameran baikdi dalam kota maupun saat kunjungan ke luar KotaPekalongan.

c. Publicity merupakan kegiatan mempromosikan danmemperkenalkan branding Pekalongan kepadamasyarakat. Pendampingan dan pelatihan bagi parapembatik atau UKM dalam mengembangkankreatifitas batik, partisipasi dalam setiap eventmaupun kegiatan pemasaran pemerintah kota, danpenggunaan logo pada setiap kemasan dagangpenduduk.

d. Personal selling merupakan kegiatandari pemerintah Kota Pekalongan untukmempromosikan branding dengan melakukankontak langsung masyarakat seperti padasaat event Pekan Batik, pameran, ataupunworkshop.

e. Direct Marketing merupakan promosi brandingyang menggunakan berbagai media untukberinteraksi langsung dengan masyarakat,biasanya untuk mendapat respons langsung.Pemerintah menggunakan even yang dibuat olehpemerintah sebagai wahana untuk berdiskusilangsung dengan masyarakat. Pemerintah jugamenggunakan radio atau telev isi untukmengadakan diskusi, dari situlah masyarakat bisabergabung langsung menggunakan telepon atauinternet.

Pada awal branding Kota Pekalongan dibuat,pemerintah melakukan promosi besar-besaran, yaitudengan mencantumkan logo branding disetiap desainmedia iklan atau media promosi kegiatan atau eventyang ada di Kota Pekalongan. Selain itu dibuat jugaperaturan penggunaan pin yang disematkan padapakaian dinas setiap harinya, serta menempelkanstiker Pekalongan “World’s City of Batik” pada mobil-mobil dinas.

Page 10: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Rifda Amalia Susanti: Strategi City Branding Pekalongan “World’s City Of Batik”

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 105

Gambar 9. Pin(Sumber: Manual Guideline Pekalongan)

Tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)juga mempunyai cara-cara tersendiri dalammempromosikan branding Pekalongan, sepertipembuatan folder yang menjadi ciri khas masing-masing dinas. Folder yang dipakai di pemerintah KotaPekalongan selalu menyertakan motif batikpekalongan meski desainnya berbeda-beda.Penyebaran folder ini hanya dikalangan instansipemerintahan saja, namun saat ada kunjungan dinasdi luar kota, para pegawai dinas selalu membawa folderini. Selain sebagai pembeda, juga sebagai mediapromosi.

Gambar 10. Folder(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Pekalongan)

Selain menggunakan media tercetak danelektronik, promosi juga dilakukan melalui mediasosial, baik melalui Youtube, Facebook, Twittermaupun Instagram. Promosi lain yang cukup suksesdilakukan oleh pemerintah Kota Pekalongan adalahdengan adanya festival tahunan Pekan Batik Nasionaldan Pekan Batik Internasional. Pekan batik ini memilikiskala yang berbeda, yaitu Pekan Batik Internasionaldilaksanakan pada tahun ganjil, sedangkan PekanBatik Nasional dilaksanakan pada tahun genap. Padaevent Pekan Batik Internasional (PBI) biasanyamengundang beberapa pembatik dari negara asinguntuk membuka stan untuk memamerkan karyanya.Tujuan yang diharapkan adalah Kota Pekalongan akanmenjadi daya tarik pengusaha dari luar negeri.

Festival ini diisi aneka kegiatan sepertipameran batik, International Batik Expo, International

Batik Conference, pesta kuliner tradisional Indonesia,pemilihan Putri Batik Indonesia, parade batik, malamapresiasi batik, tour budaya, dan beberapa seminaryang menghadirkan tokoh-tokoh penting. Pekan Ba-tik Internasional digelar di kawasan budaya Jetayu.Pemerintah kota menyediakan sekitar 210 unit stand,yang terdiri dari stand batik, handycraft dan kuliner.Adanya festival ini, secara tidak langsung selain akanberdampak pada produk batik Pekalongan, jugaterhadap Kota Pekalongan itu sendiri. Selainmemperoleh pengakuan bahkan dari luar negeri, jugasebagai upaya memperkenalkan ciri dan kualitas ba-tik khas Pekalongan.

Gambar 11. Dokumentasi Festival Pekan Batik(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Pekalongan, 2017)

Kepedulian pemerintah Kota Pekalonganterhadap keberadaan batik memang luar biasa. Jikasebelumnya berbagai prasarana untuk lebihmengenalkan batik dan brand Pekalongan telahdilakukan, kini pemerintah kota melalui DewanKerajinan Daerah (Diskrasnada) melakukan edukasitentang batik untuk masyarakat luas, yaitu denganmeluncurkan program labelisasi batik. Hal ini dilakukandengan tujuan untuk memudahkan masyarakatmembedakan mana batik yang dibuat menggunakancanting (batik tulis), menggunakan cap, ataupunkombinasi antara batik tulis dan cap. Label inidipasang disetiap kain yang diproduksi oleh paraperajin batik. Penerapan label “Batik Pekalongan”tersebut mengacu pada Peraturan Daerah (Perda)Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penggunaan Label “Ba-tik Pekalongan” yang diterbitkan pada 3 September2014. Dalam Perda tersebut dijelaskan label berwarnadasar hitam bertuliskan batik dan branding KotaPekalongan yang terdiri dari tiga kategori, yakni warnaemas untuk batik tulis, warna perak untuk batik tuliskombinasi cap, dan warna putih untuk batik cap.

Page 11: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

106 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Gambar 12. Labelisasi Batik Pekalongan(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota

Pekalongan)

Selain mempromosikan dalam bentuk mediapromosi dan even, pemerintah Kota Pekalonganmemaksimalkan penggunaan area publik denganmembangun landmark. Kota Pekalongan membangundua landmark, yaitu landmark Pekalongan “World’sCity of Batik” sebagai gerbang selamat datang yangdibangun dijalan pantura berbatasan dengankabupaten Batang. Landmark Batik, atau orangPekalongan menyebutnya dengan tugu batik. Land-mark ini berada di kawasan budaya Jetayu tepat didepan Museum Batik Kota Pekalongan. Landmark iniyang paling sering dikunjungi masyarakat seriap hari.Pembangunan ruang publik bertujuan untukmemberikan kenyamanan bagi masyarakat.Keberadaan landmark ini telah menjadi ikon KotaPekalongan sebagai Kota Batik Dunia.

Gambar 13.Landmark Branding Kota Pekalongan(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2017)

Pemerintah Kota Pekalongan juga bekerjasama dengan Satlantas Polres Pekalongan membuatinovasi kreatif dengan nama Wisata Zebra Cross.Inovasi ini selain untuk memperkenalkan BatikPekalongan sekaligus mensosialisasikan pentingnyamenyebrang jalan di zebra cross. Pembuatan muralatau lukisan batik di atas zebra cross ini berada disejumlah ruas jalan dan persimpangan di KotaPekalongan. Zebra cross batik ini memiliki motif danwarna yang beragam, antara lain motif batik khasPekalongan, motif Jlamprang dan motif Buketan, danmotif batik dari daerah lain, seperti Mega Mendung,Kawung, Lirris. Dengan adanya zebra cross batik ini,secara tidak langsung semakin mempertegas statusKota Pekalongan sebagai kota batik dunia.

Gambar 14. Zebra Cross Batik(Sumber: radarpekalongan.co.id,2017)

4. Aplikasi Motif Batik Pekalongan sebagai Me-dia Promosi

Promosi yang dilakukan oleh pemerintah KotaPekalongan tidak terbatas pada logo branding saja,namun motif batik khas Pekalongan juga diaplikasikanke dalam media promosi. Hal ini bertujuan agarsemakin mengenalkan batik khas Pekalongan kepadamasyarakat luas. Batik yang dibuat oleh masyarakatKota Pekalongan dikenal sebagai batik pesisiran, yaitubatik yang dibuat diluar pola pakem keraton. Batikpesisir Pekalongan mempunyai ciri khas tersendiri jikadibandingkan dengan batik-batik lainnya. Bukan hanyacorak ragamnya yang variatif, namun pewarnaan yangdipakai lebih berani dengan warna cerah. Ini semuatidak terlepas dari kultur budaya serta tingginyakreativitas masyarakat pesisir yang dinamis, terbukadan mudah menerima pengaruh dari luar.

Batik khas Pekalongan identik dengan batikJlamprang, meski Kota Pekalongan memiliki banyakmotif yang berkembang lainnya. Batik Jlamprangmerupakan batik hasil kreasi masyarakat KotaPekalongan sebagai pewaris budaya denganmenerapkan unsur ragam hias geometris. Motif batikJlamprang mendapatkan inspirasi dari kain tenunberbahan sutra dibuat dengan teknik ikat dobel ataupatola yang dibawa oleh pedagang asal Gujarat, In-dia. Kain tenun ganda atau kain patola merupakan

Emas untuk batik tulis

Perak untuk batik kombinasi

tulis dan cap

Putih untuk batik cap

Page 12: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Rifda Amalia Susanti: Strategi City Branding Pekalongan “World’s City Of Batik”

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 107

barang dagangan yang dangat diminati olehmasyarakat menengah ke atas. Kemudian pada saatterjadi kelangkaan pasokan kain patola di pasaran,para pengusaha batik di Pekalongan yang berasal dariketurunan Arab, Cina, maupun pribumi membuatinisiatif kain yang beragam hias kain tenun patolamenggunakan proses batik. Kain tersebut disebutdengan batik Jlamprang (Asa, 2006:79)

Gambar 15. Batik Jlamprang(Sumber: www.cintapekalongan.com, 2017)

Batik Jlamprang kini menjelma menjadi ikonkota yang motifnya banyak diaplikasikan ke dalammedia promosi. Pada awal terbentuknya brandingPekalongan “World’s City of Batik” pemerintah KotaPekalongan begitu memaksimalkan motif batikJlamprang sebagai media promosi. Pada setiap me-dia promosinya, motif batik Jlamprang diaplikasikansecara konsisten pada setiap desain, sehinggadesainnya pun terlihat sama. Seperti pada desainfolder, desain booklet, umbul-umbul, spanduk danbeberapa desain media promosi lainnya. Selaindiaplikasikan pada media promosi, motif batikJlamprang juga diaplikasikan pada landmark Batik,interior hotel dan public area di Kota Pekalongan.

Gambar 16. Aplikasi Motif Jlamprang(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota

Pekalongan, 2017)

Pada awal pembentukan city branding, KotaPekalongan Kota Pekalongan menggunakan motifJlamprang sebagai ikon kota. Semua desain mediapromosi selalu menambahkan motif ini, bahkan untuktema parade dan fashion showevent Pekan Batik wajib

menggunakan motif Jlamprang. Namun, setelahpergantian Walikota baru, Kota Pekalongan berinovasidengan mengubah tema Kota Pekalongan yangsemula motif Jlamprang menjadi motif Buketan.

Motif buketan merupakan motif denganmengambil tumbuh-tumbuhan atau bunga sebagaiornamen atau hiasan yang disusun memanjangselebar kain. Kata buketan sendiri berasal dari bahasaPerancis bouquet yang berarti rangkaian bunga. Mo-tif ini mudah dikenali karena motif dalam batik inibergambar bunga, kupu-kupu, burung hong, burungbangau, dan tumbuhan yang bersulur-sulur sepertitanaman yang tumbuh di Eropa. Gambar-gambartersebut dirangkai dalam suatu rangkaian yang cantik,dengan warna yang indah.

Langkah yang diambil oleh Walikota sudahcukup tepat, karena akan semakin mengenalkankeberagaman motif batik khas Pekalongan sehinggamasyarakat akan lebih mengetahui begitu kayanyabatik di Kota Pekalongan bahkan di Indonesia.

5. Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif DuniaUNESCO

Kota yang berhasil menjadi kota kreatif adalahkota yang mempunyai kesamaan dalam visi individu,organisasi kreatif, dan budaya politik dengan tujuanjelas. Diperlukan pimpinan yang mampu menyatukansemua pihak, baik publik, swasta, juga sukarelawan(Landry, 2008:390). Parameter sebuah kota kreatifadalah pengembangan potensi ekonomi kreatif. Dalamekonomi kreatif mengedepankan peran partisipasikomunitas masyarakat dan penentu kebijakan publikserta tata kelola lingkungan hidup yang baik. Kotamenjadi wadah dan pemicu kegiatan kreatif. Potensikota kreatif masih berjalan sendiri, menghambatperkembangannya karena kebijakan publik danprasarana. Kota kreatif memiliki tiga aspek penting,yaitu: 1) Pemeliharaan dan pengembangan potensiekonomi kreatif; 2). Pemeliharaan komunitas kreatif(creative class); 3). Perencanaan dan pengembanganlingkungan kreatif (Landry, 2008: 390-400).

Kota Pekalongan yang telah berusia lebih darisatu abad saat ini tidak pernah berhenti menggalipotensi diri. Walikota Pekalongan periode sebelumnyayaitu Dr. H. M Basyir Ahmad, bukan hanyamengangkat batik saja sebagai kekuatan, tetapi jugapada sektor lainnya. Kreativitas dan inovasi dilakukanuntuk memperkuat identitas daerah, salah satunyadengan brandingKota Pekalongan “World’s City ofBatik”,landmark maupun labelisasi batik sebagaiedukasi agar masyarakat tidak salah dalam membelibatik. Sementara Museum Batik terus ditingkatkan

Page 13: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

108 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

prasarananya, kemudian diteruskannya tradisimembatik dengan diterapkannya muatan lokalpelajaran batik di sekolah sekaligus pendirian SMKhingga perguruan tinggi dan akademi dengan programstudi tentang batik.

Beberapa usaha yang telah dilakukan olehKota Pekalongan mendapatkan dua penghargaan dariUNESCO, yaitu Museum Batik, yang merupakansalah satu dari enam museum terbaik di dunia (bestpractices) dan diakuinya batik sebagai warisan budayatak benda, kemudian disusul dengan berdirinyakampung batik dan pasar grosir batik.

Pada jaman dahulu masyarakat KotaPekalongan sudah membuat batik, baik di rumah-rumah maupun di pabrik, dengan corak dan pewarnaanyang khas. Pada tahun 1992, BATIK dijadikan sesantiKota Pekalongan, yaitu Bersih-Aman-Tertib-Indah-Komunikatif. Tahun 2003 dibuatlah Kurikulum MuatanLokal Batik untuk SD dan SMP di Kota Pekalongan.Masih di tahun yang sama, Pekalongan membangunjuga pasar grosir Setono yang akan memudahkanwisatawan untuk berbelanja batik. Mulai pada tahun2006 Pekalongan menyelenggarakan pameran PekanBatik Nusantara atau Pekan Batik Internasional. Tahun2010 Batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisanbudaya tak benda bagi Indonesia, dan yang terakhirtahun 2011 Kota Pekalongan menetapkanbranding”World’s City of Batik” dan diperkuat denganPerda nomer 5 tahun 2014.

Kota Pekalongan mengajukan usulan sebagaiKota Kreatif dalam kategori Craft and Folk Art,khususnya kerajinan batik pada UNESCO, dan padatanggal 1 Desember 2014 Kota Pekalongan mendapatpredikat Kota Kreatif dari UNESCO mengalahkan kota-kota yang lain.

Beberapa kriteria yang didapat oleh KotaPekalongan antara lain:1. Batik menjadi bagian sejarah panjang di Kota

Pekalongan.2. Ada bukti valid yang menunjukkan produksi dan

perkembangan batik masih berjalan.3. Batik berdampak pada perkembangan ekonomi

masyarakat.4. Melestarikan batik dengan memanfaatkan IPTEK,

seperti membuat kurikulum Muatan Lokal untukSD dan SMP, memperkuat jurusan SMK tekstildan batik, mendukung Politeknik Perbatikan,UNIKAL membuka Prodi S1 Perbatikan,mengajukan pendirian Akademi Komunitas Negeri(AKN), mendirikan dan mengembangkan MuseumBatik.

5. Promosi batik yang dilakukan secara konsisten.

6. Menyediakan infrastruktur untuk pengembanganbatik, seperti membangun pasar batik, danmembangun IPAL (Instalasi Pengolahan AirLimbah) dari home industry batik.

Selain beberapa kriteria tersebut, KotaPekalongan juga aktif dalam aksi dan pelestarian ba-tik dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang berbasisbatik, seperti Pekan Batik Nusantara yang diadakantiap tanggal 2 Oktober bersamaan dengan peringatanHari Batik Nasional, dan Pekan Batik Internasionalsetiap 2 tahun sekali, yang di dalamnya menampilkankarnaval batik dan tarian batik. Para pegawai, siswasekolah, maupun PKK diwajibkan menggunakanseragam batik.

Menjadikan Kota Pekalongan sebagai KotaKreatif, selain harus menunjukkan bukti yang sesuaidengan kriteria, juga perlu adanya dukungan dari kotalain yang telah mendapatkan predikat serupa minimallima kota dari luar negeri. Pekalongan telah mendapatdukungan dari kota Incheon-Korea Selatan, kotaAswan-Mesir, kota Santa Fe-Amerika Serikat, kotaHuang Zao-China, dan kota Kanazawa-Jepang.Pemerintah kota telah menjalin kerja sama dengantiga kota kreatif dunia dalam kategori Craft and FolkArt (kerajinan dan seni rakyat) yaitu Incheon (KoreaSelatan), Kanazawa (Jepang), dan Santo Fe (AmerikaSerikat) guna memperluas jaringan kota dunia dalammeningkatkan perekonomian Kota Pekalongan.

Bergabungnya Kota Pekalongan dalamjaringan kota kreatif, pemertintah berkomitmen untukbekerja sama dan membangun kemitraan dengantujuan untuk mempromosikan kreativitas dan industribudaya, berbagi praktik-praktik terbaik, memperkuatpartisipasi dalam kehidupan budaya, danmengintegrasikan budaya dalam rencanapembangunan ekonomi dan sosial. Jaringan tersebutmeliputi: kerajinan dan seni tradisional, desain, film,gastronomy, sastra, media seni dan musik. Tujuannyameningkatkan kerja sama internasional danmendorong pertukaran pengalaman dan sumber dayadalam rangka mempromosikan pembangunan daerahmelalui budaya dan kreativitas.

E. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan,maka didapatkan kesimpulan bahwa city branding“World’s City of Batik” difokuskan pada pelestarianbatik. Kota Pekalongan memiliki potensi unggulanseperti Museum Batik, kampung batik Kauman danPesindon, kampung batik Jlamprang, kampung cant-

Page 14: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Rifda Amalia Susanti: Strategi City Branding Pekalongan “World’s City Of Batik”

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 109

ing Landungsari, dan ATBM Medono yang dikemasdalam pariwisata berbasis batik. Pariwisata kreatifmemberikan kesempatan pada wisatawan untukbelajar tentang batik. Selain berbelanja, wisatawanjuga diajak untuk membuat batik dalam bentuk yangsederhana.

Strategi yang dilakukan oleh pemerintah KotaPekalongan dalam mempromosikan branding adalahmembuat identitas visual branding “World’s City ofBatik”. Identitas visual ini berupa logo, tagline, warna,dan tipografi yang akan digunakan secara konsistenpada aplikasi media promosi.Promosi dilakukan padafestival Pekan Batik yang diadakan setiap tahunnya.Pada festival tersebut merupakan kesempatan KotaPekalongan untuk mengenalkan seluruh potensinyakepada wisatawan yang berkunjung. Pembuatan la-bel batik untuk mempermudah wisatawan membelibatik agar tidak tertipu dan pembangunan landmarkdi area publik, (3) mengaplikasikan motif batik khasPekalongan, yaitu motif Jlamprang dan Buketansecara konsisten pada media promosi. Selain padamedia tercetak, juga diaplikasikan di area publik agarsemakin banyak yang melihat. Penghargaan KotaPekalongan dari UNESCO sebagai Craft and Folk Artsemakin menguatkan dan mempertegas bahwa KotaPekalongan adalah kota batik dunia.

KEPUSTAKAAN

Anholt,Simon. 2007. CompetitiveIdentity: The NewBrand Management for Nations,Cities andRegions. USA: PalgraveMacmillan.

Angelino,P.DeKat. 1930. RapportbetreffendeeeneGehouden Enquetenaarde Arbeidstoe-standen inde Batikkerijenop JavaenMadoeradoorden Inspecteurbij Het KantoorArbeid, PublicatieNo.6 vanhet KantoorvanArbeid.

Clifton, R., Ahmad, S., Allen, T., Anholt, S., Barwise,P., Blackett, T., Bowker,D., Chajet, J.,Doane, D., Ellwood, I., Feldwick, P.,Frampton, J., Gibbons, G., Hosbawm, A.,Lindemann, J., Poulter, A., Raison, M.,Simmons, J., & Smith, S. 2009. Brands andBranding. USA and Canada: Bloomberg.Second Edition.

Damayanti, Maya. 2015, Strategi Kota Pekalongan

Dalam Pengembangan Wisata KreatifBerbasis Industri Batik. JurnalPengembangan Kota. Vol 3, No.2. Pp100-111.

Egan, J. 2007. Marketing Communication. London:Thomson Learning.

Haig, W. L., dan Harper, L. 1997. The Power of Logo:How To Create Effective Company Logos.USA: Wiley

Hildreth J. 2008.”The Saffron European City BrandBarometer. Reveling which cities get thebrands they deserve.” Saffron Brand Con-sultants.

Kavaratzis, Mihalis. 2008. From City Marketing to Citybranding; An Interdisciplinery Analysis withReference to Amsterdam, Budapest andAthens. Groningen, the Netherlands.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2012. MarketingManagement (14th edition). New Jersey:Prentice Hall.

Latifah. 2015. Pariwisata Kreatif Berbasis IndustriBatik sebagai Upaya PengembanganEkonomi Lokal Kota Pekalongan. (BachelorofEngineering/ST), Universitas Diponegoro,Semarang.

Landry, C. 2008. The Creative City : A Toolkit forUrban Innovators 2nd Edition. London:Comedia.

Oethomo, R.S dan Bambang Adiwahyu Danusaputra.1986. Menelusuri Berdirinya KotaPekalongan Rasa Swarga GapuraningBumi, Pekalongan.

Pemerintah Kota Pekalongan. 2009. PekalonganMembatik Dunia. Pekalongan: PemerintahKota Pekalongan.

Ries, Al dan Laura Ries. 1998. The 22 ImmutableLaws of Branding: How to Build a ProductOr Service Into a World-class Brand. HarperBussines.

Swystun, Jeff. 2007. Brand Glossary. New York:

Page 15: STRATEGI CITY BRANDING PEKALONGAN “WORLD’S CITY …

Jurnal Seni Budaya

110 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Palgrave Macmillan Ltd.

Widodo, Sutejo K. 2005. Ikan Layang TerbangMenjulang. Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika KomunikasiVisual. Yogyakarta: Jalasutra.

Wheeler, A. 2006. Designing brand identity: Acomplete guide to creating, building, andmaintaining strong brands. Hoboken, NJ:Wiley.

Yoeti. O A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung:

Angkasa

UNESCO. 2006. Towards SustainableStrategies forCreative Tourism. Retrieved from Santa Fe:http://en.unesco.org, (diakses pada tanggal17 Oktober 2016, 20:17 WIB)

UNESCO. 2009. Education and Training in Indone-sian Batik Intangible Cultural Heri-tage in Pekalongan, Indonesia. Paris:UNESCO Intangible Cultural Heritage Sec-tion http://en.unesco.org, (diakses padatanggal 17 Oktober 2017, 20:49 WIB)

Peraturan Walikota Pekalongan No. 5 Tahun 2014tentang Branding kota Pekalongan.