160-299-1-SM

15
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 8 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja © Copyright 2013 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA (OUTSOURCING) DI PT ANGKASA PURA I BALIKPAPAN (Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan) Ria Paramaiswari 1 ([email protected]) Suradiyanto 2 ([email protected]) Abstrak RIA PARAMAISWARI. 0710015101. Suradiyanto, S.E.,S.H.,M.Hum. M. Fauzi, S.H.,M.H. Pelaksanaan Penyediaan Jasa (outsourcing) Di PT. Angkasa Pura I Kota Balikpapan ( Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). Perkembangan yang pesat di dalam bidang ketenagakerjaan membuat munculnya sistem-sistem baru yang diterapkan di perusahaan-perusahaan bagi para pekerjanya. Salah satu dari sistem itu adalah sistem pekerja kontrak atau yang lebih dikenal dengan istilah outsourcing. Masalah ketenagakerjaan ini pasti berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia serta berbagai aspek kehidupan yang sangat luas dan kompleks, oleh karena itu sudah seharusnya tenaga kerja atau pekerja memperoleh perlindungan dan kepastian hukum didalam melaksanakan pekerjaannya. Salah satu bentuk perlindungan dan kepastian hukum tersebut adalah melalui pelaksanaan dan penerapan perjanjian kerja. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan kajian terhadap pekerja outsourcing mengenai pelaksanaan dari penyedia jasa (outsourcing) dan perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing di PT. Angkasa Pura I Kota Balikpapan, apakah telah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan empiris, yaitu penelitian untuk menganalisis ketentuan peraturan pokok tentang ketenagakerjaan yaitu Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan sumber-sumber hukum yang berlaku dan akan dilanjutkan dengan meneliti bagaimana implementasi yang diterapkan dilapangan. Dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Yaitu jenis pekerjaan yang diberikan kepada pekerja outsourcing adalah pekerjaan utama dari PT. Angkasa Pura I 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 2 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

description

dADAD

Transcript of 160-299-1-SM

Page 1: 160-299-1-SM

JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 8 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja © Copyright 2013

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA

(OUTSOURCING) DI PT ANGKASA PURA I BALIKPAPAN (Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan)

Ria Paramaiswari1

([email protected]) Suradiyanto2

([email protected])

Abstrak

RIA PARAMAISWARI. 0710015101. Suradiyanto, S.E.,S.H.,M.Hum. M. Fauzi, S.H.,M.H. Pelaksanaan Penyediaan Jasa (outsourcing) Di PT. Angkasa Pura I Kota

Balikpapan ( Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan). Perkembangan yang pesat di dalam bidang ketenagakerjaan membuat munculnya

sistem-sistem baru yang diterapkan di perusahaan-perusahaan bagi para pekerjanya. Salah satu dari sistem itu adalah sistem pekerja kontrak atau yang

lebih dikenal dengan istilah outsourcing. Masalah ketenagakerjaan ini pasti

berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia serta berbagai aspek kehidupan yang sangat luas dan kompleks, oleh karena itu sudah seharusnya tenaga kerja

atau pekerja memperoleh perlindungan dan kepastian hukum didalam melaksanakan pekerjaannya. Salah satu bentuk perlindungan dan kepastian

hukum tersebut adalah melalui pelaksanaan dan penerapan perjanjian kerja.

Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan kajian terhadap pekerja outsourcing mengenai pelaksanaan dari penyedia jasa (outsourcing) dan perlindungan hukum

terhadap pekerja outsourcing di PT. Angkasa Pura I Kota Balikpapan, apakah telah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Undang-undang Nomor 13

Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan empiris, yaitu penelitian untuk

menganalisis ketentuan peraturan pokok tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan sumber-sumber hukum yang berlaku dan akan dilanjutkan dengan meneliti bagaimana

implementasi yang diterapkan dilapangan. Dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Yaitu jenis pekerjaan yang diberikan

kepada pekerja outsourcing adalah pekerjaan utama dari PT. Angkasa Pura I

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 2 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

Page 2: 160-299-1-SM

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8

2

karena merupakan bagian dari proses produksi di perusahaan tersebut dan bertentangan dengan ketentuan yang telah diatur didalam Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dimana tidak terpenuhinya pasal 66 ayat (1), ayat (2) a, b, dan d serta ayat (3) yang tidak terpenuhi maka

menurut pasal 66 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan maka demi hukum status hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh beralih menjadi

hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan pemberi pekerjaan. Hal ini diperkuat pula dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No.27/PUU-IX/2011.

Saran dari penulis diharapkan agar PT. Angkasa Pura I Balikpapan melakukan

evaluasi terhadap jenis-jenis pekerjaan dengan memisahkan antara jenis pekerjaan yang merupakan kegiatan utama dan jenis pekerjaan yang merupakan

kegiatan jasa penunjang.

Kata Kunci : Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Outsourcing

Page 3: 160-299-1-SM

PROVISION OF SERVICES WORKER (OUTSOURCING) IN PT ANGKASA PURA I BALIKPAPAN

(VIEWED FROM LAW NUMBER 13 OF 2003 CONCERNING EMPLOYMENT))

Ria Paramaiswari3

([email protected])

Suradiyanto4 ([email protected])

Abstract

RIA PARAMAISWARI. 0710015101. Suradiyanto, S.E., S.H., Hum. M. Fauzi, S.H.,

M.H. Providing implementation services (outsourcing) at PT. Balikpapan City Angkasa Pura I (Seen From the Law No. 13 Year 2003 on Manpower).

The rapid developments in the field of labor makes the emergence of new

systems are applied in enterprises for its workers. One of the systems it is contract labor system, better known by the term outsourcing. Employment

problem is definitely related to the survival of humans as well as various aspects of the life of a very broad and complex, therefore it should be labor or worker

protection and legal certainty in performing his job. One form of protection and legal certainty is through the implementation and application of the agreement.

Based on this, the authors conducted a study on the implementation of labor

outsourcing service providers (outsourcing) and legal protection for outsourced workers at PT. Angkasa Pura I Balikpapan City, whether in accordance with the

regulations of Law No. 13 Year 2003 on Manpower. This study uses an empirical approach, ie research to analyze the principal provisions of the employment Act

No. 13 of 2003 on Employment and sources of law are applicable and will

continue to examine how the implementation of the applied field. In its implementation is still not in accordance with applicable regulations. That is the

type of work given to the outsourced workers is the main job of the PT. Angkasa Pura I as a part of the production process in the company and against the

provisions that have been regulated under the Law No. 13 Year 2003 on

Manpower, where non-compliance of Article 66 paragraph (1), paragraph (2) a, b, and d and subsection (3) is not fulfilled, according to Article 66 paragraph (4) of

the Constitution of the Republic of Indonesia Number 13 Year 2003 on Manpower then by law the status of a working relationship between workers / laborers and

service provider company workers / laborers turning to labor relations between workers / laborer and the employer. This is reinforced by the Decision of the

Constitutional Court No.27/PUU-IX/2011. Advice from the author expected that

PT. Angkasa Pura I Balikpapan to evaluate the types of work by separating the type of work that is the main activity and the type of work that an auxiliary

service activities.

3 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 4 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

Page 4: 160-299-1-SM

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8

2

Keywords: Law No. 13 Year 2003 on Manpower and Outsourcing Pendahuluan

Perkembangan yang pesat di dalam bidang ketenagakerjaan membuat

munculnya sistem-sistem baru yang diterapkan di perusahaan-perusahaan bagi

para pekerjanya. Salah satu dari sistem itu adalah sistem pekerja kontrak atau

yang lebih dikenal dengan istilah outsourcing. Sistem ini diharapkan dapat

mengurangi angka pengangguran yang mengalami peningkatan yang sangat

besar karena ketidak seimbangan antara ketersediaan lapangan pekerjaan

dengan jumlah pekerja yang ada. Tapi pada kenyataannya sistem ini tidak

membawa dampak yang begitu baik bagi pekerja outsourcing.

Perlindungan bagi para pekerja outsourcing masih sangat lemah

diterapkan. Masalah ketenagakerjaan ini pasti berkaitan dengan kelangsungan

hidup manusia serta berbagai aspek kehidupan yang sangat luas dan kompleks,

oleh karena itu sudah seharusnya tenaga kerja atau pekerja memperoleh

perlindungan dan kepastian hukum didalam melaksanakan pekerjaannya. Salah

satu bentuk perlindungan dan kepastian hukum tersebut adalah melalui

pelaksanaan dan penerapan perjanjian kerja. Perjanjian kerja biasanya dibuat

berdasarkan kemampuan atau kecakapan dari pihak karyawan dan perusahaan.

Perjanjian kerja yang baik harus tertulis dan memuat semua hak dan kewajiban

kedua belah pihak. Dengan demikian diharapkan apa yang menjadi hak maupun

kewajiban dari kedua belah pihak dan bagi pihak pekerja pada khususnya dapat

terlindungi dan memiliki kepastian hukum. Status hukum bagi pekerja outsourcing

dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan diatur

dalam Pasal 64, dimana disebutkan bahwa perusahaan dapat menyerahkan

Page 5: 160-299-1-SM

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA (Ria Paramaiswari)

3

sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian

pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja atau buruh yang dibuat

secara tertulis

Rumusan Masalah

Pada hakikatnya banyak permasalahan yang akan ditemukan dalam

rangka penelitian ilmiah ini, juga untuk memenuhi sasaran serta tujuan penelitian

ini, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan dalam rumusan :

1. Bagaimana pelaksanaan dari sistem pekerja penyedia jasa pekerja

(outsourcing) di PT. Angkasa Pura I di Kota Balikpapan ditinjau dari

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ?

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing di PT

Angkasa Pura I Kota Balikpapan ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ?

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan dari sistem penyedia jasa pekerja

(outsourcing) di PT. Angkasa Pura I Kota Balikpapan ditinjau dari Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing di

PT. Angkasa Pura I Kota Balikpapan ditinjau dari Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Page 6: 160-299-1-SM

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8

4

Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan pada penelitian ini dengan menggunakan

metode jenis penelitian Yuridis Empiris. Penelitian Yuridis Empiris adalah

penelitian hukum sosiologi atau disebut dengan penelitian lapangan. Penelitian ini

bertitik tolak pada pada primer/data dasar, yang diperoleh melelui pengamatan

(observasi), wawancara. Sesuai dengan judul Pelaksanaan Penyediaan Jasa

Pekerja (Outsourcing) Di PT Angkasa Pura I Balikpapan.

b. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Pendekatan Undang-undang

Dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang

ada keterkaitannya dengan penegakan hukum ketenaga

kerjaanOutsourcing di kota Balikpapan.

2. Pendekatan Kasus

Dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang

berkaitan dengan penyelesaian masalah ketenagaankerjaan Outsourcing di

PT. Angkasa Pura I Balikpapan.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Angkasa Pura I Kota Balikpapan yang

beralamatkan Jalan Marsma R. Iswahyudi Balikpapan 76115, penulis menentukan

lokasi penelitian tersebut dikarenakan terdapat permasalahan terhadap

Page 7: 160-299-1-SM

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA (Ria Paramaiswari)

5

penempatan tenaga kerja Outsourcing di bagian penting ( Accounting atau

Administrasi ) Non Core pada PT. Angkasa Pura I Balikpapan.

d. Waktu dan Jadwal Penelitian

Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sejak tanggal 04 Maret

2012 dan berakhir tanggal 10 Juli 2012.

Pembahasan

Pelaksanaan Sistem Penyediaan Jasa Pekerja (outsourcing) di PT. Angkasa Pura I

di Kota Balikpapan Ditinjau dari Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Kata outsourcing adalah hal yang tidak asing lagi di lingkungan

PT. Angkasa Pura I. Hal ini berkenaan dengan proses pengalihan tenaga kerja

outsourcing yang terjadi di PT. Angkasa Pura I. Outsourcing berarti penggunaan

sumber daya dari luar, yaitu pekerja selain pekerja dari PT. Angkasa Pura I.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Sugiarto Panca yang

menjabat sebagai General Manager di PT. Angkasa Pura I, beliau menuturkan

bahwa sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan yang didalamnya mengatur mengenai outsourcing maka PT.

Angkasa Pura I memandang perlu untuk melakukan penataan ulang outsourcing

dilingkungan PT. Angkasa Pura I. Penataan ulang ini sekaligus sebagai kontrol

terhadap keberadaan tenaga kerja dilingkungan PT. Angkasa Pura I sehingga

pelaksanaannya akan sesuai dengan undang-undang yang berlaku serta tercapai

keselarasan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Oleh karena itu,

maka dikeluarkan Surat Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura I Nomor

KEP.110/PL.10/2008 tentang Pengadaan Tenaga Outsourcing PT. Angkasa Pura I.

Page 8: 160-299-1-SM

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8

6

Bapak Sugiarto Panca juga menyampaikan tentang pelaksanaan outsourcing di

lingkungan PT. Angkasa Pura I yang dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu:

a. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis

b. Perjanjian penyedia jasa pekerja yang dibuat secara tertulis.

Lingkup pekerjaan yang bisa atau kemungkinan akan dilimpahkan kepada

perusahaan lain bias sangat beragam. Kriteria jenis pekerjaan yang bisa

dilimpahkan kepada pihak lain menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan yaitu :

a. Jenis pekerjaan yang perlu dikerjakan secara terus menerus tetapi

pekerjaan tersebut tidak memerlukan keahlian khusus dan dapat dikerjakan

oleh semua orang tanpa kualifikasi tertentu (non critical job)

b. Pekerjaan yang kompetensinya tidak terpelihara atau dipertahankan

c. Pekerjaan yang hanya diperlukan pada waktu-waktu tertentu

d. Pekerjaan yang menuntut keahlian yang sangat khusus dan langka atau

tidak tersedia di lingkungan perusahaan

e. Pekerjaan yang mempunyai kandungan pelayanan sosial atau pembinaan

usaha kecil dan tidak mempunyai nilai ekonomi bagi perseroan.

Pelaksanaan kegiatan outsourcing oleh PT Inkatama Semesta sebagai

perusahaan penyedia jasa pekerja adalah sebagai berikut :

Jenis pekerjaan yang diberikan PT. Angkasa Pura I kepada PT Inkatama Semesta

adalah penyedia jasa pekerja administrasi perkantoran dan driver. Proses

penunjukan PT Inkatama Semesta adalah dengan cara penunjukan langsung

Page 9: 160-299-1-SM

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA (Ria Paramaiswari)

7

yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I Balikpapan kepada PT Inkatama

Semesta. Lingkup pekerjaan pekerja administrasi perkantoran meliputi surat-

menyurat, entri data filing system dan lain sebagainya. Sedangkan tugas pekerja

supir (driver) adalah melakukan kegiatan antar jemput karyawan sesuai dengan

kebutuhan PT. Angkasa Pura I. pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan setelah

dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) Nomor :

AP.I.26/SPK/HK.10/2010/GME-B untuk pengerjaan dengan jangka waktu selama

12 (dua belas) bulan antara pihak PT. Angkasa Pura I dengan Kokapura.

Hasil dari penelitian penulis lakukan di PT. Angkasa Pura I melalui wawancara

dengan salah satu pekerja yang bernama Bapak Andi Faisal yang merupakan

salah satu staf umum selama 2 (dua) tahun adalah jumlah pekerja adalah

sebanyak 17 (tujuh belas) pada bidang administrasi perkantoran dan supir antar

jemput dengan latar belakang pendidikan sarjana dan SMA. Diantara para

pekerja, terdapat pekerja perempuan sebanyak 7 (tujuh) orang yang menangani

pekerjaan administrasi perkantoran. Khusus untuk pekerjaan driver, hanya

dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Tidak terdapat pekerja anak dan umur

minimal pekerja adalah 19 (Sembilan belas) tahun. Pekerjaan para pekerja

dimulai dari hari Senin sampai Jum’at pada pukul 08.00 – 16.00. Total jam kerja

adalah 40 (empat puluh) jam untuk 5 (lima) hari kerja. Kegiatan outsourcing di

lingkungan PT. Angkasa Pura I Cabang Balikpapan dengan PT Inkatama Semesta

berlangsung sejak tahun 2007. Hal ini berdasarkan hasil wawancara penulis

dengan Bapak Nurul Huda yang menjabat sebagai Asisten Manajer Personalia PT.

Angkasa Pura I.

Page 10: 160-299-1-SM

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8

8

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ditemui pelanggaran terhadap

pelaksanaan outsourcing di PT. Angkasa Pura I Kota Balikpapan yang tidak sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Dimana pekerja outsourcing yang diperkerjakan sebagai Admin perkantoran

adalah dengan melalui Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu yang bertentangan

dengan ketentuan pada Pasal 59 ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5) dan ayat

(6). Dimana pada Pasal tersebut memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Ayat (1) : Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk

pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan

pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara

sifatnya;

b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam

waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga)

tahun;

c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,

kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih

dalam percobaan atau penjajakan.

Ayat (2) : Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan

untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

Page 11: 160-299-1-SM

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA (Ria Paramaiswari)

9

Ayat (4) : Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka

waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua)

tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk

jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

Ayat (5) : Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja

waktu tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum

perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan

maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang

bersangkutan.

Ayat (6) : Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat

diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga

puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang

lama, pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya

boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun

Hambatan Hukum

Hambatan hukum yang membuat PT. Angkasa Pura I menelaah lebih lanjut

tentang perjanjian kerja dengan tenaga kerja Outsourcing adalah :

1. Dalam Pasal 66 ayat (2) huruf c Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan yang menerima Fair Benefit and welfare tanpa

diskriminasi dengan pekerja yang lain.

Meski undang-undang ini sudah diterapkan dalam peneyelesaian di

Perusahaan Angkasa Pura, namun dari beberapa Karyawan masih merasa

Page 12: 160-299-1-SM

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8

10

kurang sepakat karena tidak sesuainya fair benefit dan welfare yang

diterima

2. Dalam Pasal 59 dan/atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat

secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Inti putusan

Mahkamah Konstitusi ini artinya tak lagi memberi kesempatan pada sebuah

perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang sifat objeknya tetap

meskipun itu bersifat penunjang seperti pengamanan, kurir dan lainnya

sehingga melancarkan hasil dari keputusan Mahkamah Konstitusi tentang

waktu jam kerja.

b. Hambatan Teknis

dalam masalah peneyelesaian dari PT. Angkasa Pura I dan PT. Inkatama

Semesta menemui beberapa hambatan Teknis, yaitu :

1. Pihak PT. Angkasa Pura I dan Inkatama Semesta harus rapat hingga 4 x

demi menyesuaikan pokok permasalahan jam kerja dan pembayaran ganti

Fair Benefit dan welfare karyawan.

2. Sulitnya ditemukan kata sepakat antara Angkasa Pura I dan Inkatama

dalam pembayaran, sehingga harus melalui penghitungan ulang soal ganti

rugi.

3. Dalam proses penyelesaian membutuhkan waktu yang cukup lama.

Page 13: 160-299-1-SM

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA (Ria Paramaiswari)

11

Penutup

Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini, maka pada bab ini penulis akan

memberikan kesimpulan :

1. Bahwa dalam pelaksanaan dari sistem penyedia jasa pekerja (ousourcing)

di PT. Angkasa Pura I masih belum sesuai dengan ketentuan yang diatur

didalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Yaitu jenis pekerjaan yang diberikan kepada pekerja outsourcing yang

apabila ditelaah lebih lanjut jenis pekerjaan ini adalah pekerjaan utama dari

PT. Angkasa Pura I karena merupakan bagian dari proses produksi di

perusahaan tersebut yang bertentangan dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang mengatur

tentang penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan

lain.

2. Tidak sesuainya pekerjaan yang diberikan kepada pekerja outsourcing di

PT. Angkasa Pura I Balikpapan yaitu merupakan kegiatan pokok yang

berhubungan langsung dengan proses produksi dan bukan merupakan

kegiatan penunjang bertentangan dengan ketentuan yang telah diatur

didalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,

dimana tidak terpenuhinya pasal 66 ayat (1), ayat (2) a, b, dan d serta ayat

(3) yang tidak terpenuhi maka menurut pasal 66 ayat (4) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka

demi hukum status hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan

penyedia jasa pekerja/buruh beralih menjadi hubungan kerja antara

Page 14: 160-299-1-SM

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 8

12

pekerja/buruh dan perusahaan pemberi pekerjaan. Hal ini diperkuat pula

dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No.27/PUU-IX/2011 yang

menyebutkan bahwa tak lagi memberi kesempatan pada sebuah

perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang sifat objeknya tetap

meskipun itu bersifat penunjang seperti pengamanan, kurir dan lainnya.

Daftar Pustaka

A. Literatur

Djumadi. 1995. Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.

Damanik, Sehat. 2006. Outsourcing Dan Perjanjian Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 20003 Tentang ketenagakerjaan. DSS Publising;

Jakarta.

Husni, Lalu. 2000. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.

Kosidin, Koko. 1999. Perjanjian Kerja Perburuhan dan Peraturan Perusahaan. Mandar Maju; Bandung.

Maimun. 2003. Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar. PT. Pradnya Paramita; Jakarta.

Manulang, Sandjun. 2001. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT. Rineka Cipta; Jakarta.

Ndaraha, Taliziduhu. 1999. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT. Rineka Cipta; Jakarta.

Prodjodikoro, Wirjono. 2000. Azas-azas Hukum Perjanjian. CV. Mandar

Maju; Bandung.

Rusli, Hardijan. 2003. Hukum Ketenagakerjaan. Ghalia Indonesia; Jakarta. Soepomo, Iman. 2003. Pengantar Hukum Perburuhan. Djambatan; Jakarta.

Subekti, R. 2005. Hukum Perjanjian. PT. Intermasa; Jakarta. Suharnoko. 2004. Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus. Kencana;

Jakarta. Soebekti, R. 1995. Aneka Perjanjian. PT. Citra Aditya Bakti; Bandung.

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279)

Page 15: 160-299-1-SM

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA (Ria Paramaiswari)

13

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : 101 Tahun

2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa Buruh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : 220 Tahun

2004 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain