160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

download 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

of 80

Transcript of 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    1/80

    Episode ke : 160

    Ebook by : Dewi Tiraikasih

    Scan Kitab by : Syaugy_ar

    mailto:[email protected]

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    2/80

    DENDAM MAHLUK ALAM ROH

    Melihat Purnama menyerbu dengan kapak sakti

    Luhrembulan cepat putar Pedang Naga Suci 212 lalu

    dengan sebat dibabatkan ke arah lawan. Ternyata

    serangan Purnama hanya tipuan belaka. Karena

    begitu dia melihal gerakan tangan Luhrembutan yangmemegang pedang. Purnama cepat rundukkan kepala

    Pedang Naga Suci 212 lewat di atas kepala Purnama.

    sempat membabat putus sejumput rambutnya yang

    hitam dan membuat gadis ini terpekik, Dalam keadaan

    sekujur tubuh terasa dingin akibat serangan pedang.

    Purnama masih mampu lancarkan serangan ke duaberupa babatan kapak membalik ke atas.

    "Purnama Jangan!" Teriak Wiro.

    Namun terlambat.

    "Craassss!!"

    Kapak Naga Geni 212 menyapu lebih dulu di atas dada

    LUHREMBULAN!Gadis alam gaib ini terpekik keras.

    *****

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    3/80

    PULAUWatu Gilang di pantai Parangkusumo. Duabukit karang menjulang tinggi di kegelapan malam.Pendekar 212 Wiro Sableng yang baru saja menabasputus leher Patih Kerajaan Wira Bumi mengusap kudukyang terasa dingin mengkirik. Bulu roma merinding. Dia

    merasa ngeri sendiri. "Edan, kalau dia tidak mempergunakan ilmu setan,tidak menyamar Jadi Nyi Retno Mantili untuk merampasbayi Itu, aku mungkin tidak akan membunuhnya! Akusekarang Jadi pembunuh! Pembunuh Patih Kerajaan!Urusan lagll Perkara lagi! Geblek! Sial. Murid Sinto Gendang menggaruk kepala, memandangsekeliling pulau yartg diterangi belasan obor. Di pantaiParangtritis dan Parangkusumo ratusan

    orang berdatangan untuk merayakan malam Satu Suro.Biasanya mereka Juga menyeberang ke pulau WatuGilang. Namun karena ombak di laut sedang besar,sampai saat itu belum ada seorangpun yang datang. "Waktu aku bertemu perempuan itu bersama bonekakayunya di Bantul, dia berjanji akan datang menemuikudi pantai Parangtritis pada malam Satu Suro Ini. Yangdatang ternyata Wira Bumi, merubah diri Jadi Nyi RetnoMantili. Berarti yang kutemui di Bantul sejak semula

    memang bukan Nyi Retno Mantili yang asli. Edan! Lalusekian lama dimana perempuan itu bersembunyi. Ah,aku tidak yakin dia sembunyi. Mungkin pergi ke satutempat. Apa dia benar-benar marah padaku?" Wiroterdiam sejenak. Dadanya mendadak berdebar olehrasa kawatlr ketika hatinya berucap. "Jangan-janganNyi Retno telah dibunuh Wira Bumi atau gendaknyayang bernama Nyai Tumbal Jiwo itu." Kalau saja saat itu dua nenek sakti yaitu Nyai Roro

    Manggut dan kembaran ke tiga Eyang Sepuh KembarTilu masih ada bersamanya Wiro mungkin bisa bicarabertukar pendapat dan pikiran. Sayang mereka telah

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    4/80

    menyeberang ke Parangtritis untuk melihat keramaianmalam Satu Suro. Wiro akhirnya pergi ke pantai, ketempat dimana dia sebelumnya meninggalkan perahudi bagian selatan pulau.

    Ketika sampai di perahu dan hendak mengambil kayupendayung mendadak dia melihat seorang perempuanmuda cantik jelita, berpakaian sangat seronokberbaring meneientang di lantai perahu. Dua tangandan kaki dikembang, diletakkan di atas pinggiranperahu. Tubuhnya nyaris tersingkap di setlap bagian.Betul-betul menggoda! Namun murid sinto gendengtenang saja. Dia sudah banyak pengalaman dengan haldan kejadian seperti Ini.

    Wiro tidak mengenal siapa adanya si cantik ini. "Kau siapa?" tanya Pendekar 212, Dia berpikirjangan-jangan mahluk jejadlan lagi. Yang ditanya tersenyum. Giginya tampak rata danputih. "Namaku Nyi Wulas Pikan..." "Nama bagus. Tapi aku tidak mengenalmu.Apakah kau mengenalku sebelumnya?" "Tentu saja aku mengenalmu," jawab si cantik.

    "Bahkan mulai malam ini kau telah menjadi kekasihku.Pengganti Wira Bumi yang telah kau bunuh..." Pendekar 212 undur satu langkah. Memperhatikanlekat-lekat wajah perempuan muda yang berbaringmenelentang di atas perahu sambil menggaruk kepala. "Kepalamu gatal? Apa banyak kutunya? Mau akucarikan kutu, aku bersihkan? Mungkin rambut lain ditubuhmu Juga banyak kutunya! Hik... hik... hik." SIcantik tertawa cekikikan.

    Wiro menyeringai. Lalu berkata. "Aku ingat, kau... kau adalah perempuan yang berbuat mesum denganPatih Kerajaan di balik semak belukar di tepi pantai..." "Waw! Jadi kau mengintip rupanya?! Hlk... hlk?Dengar, mengintip itu cuma bikin pusing kepala. Kautidak mau melakukannya sendiri?" Wiro pencongkan mulut lalu menggeleng. "Ah, aku tahu. Kau tidak mau mendapat yangbekas. Lihat, wajahku bisa berubah-ubah. Kau tinggal

    mengatakan pilih yang mana." Diiringi suara tawa panjang rupa perempuan diatas perahu berubah berulang kali. Semua

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    5/80

    menampilkan wajah-wajah cantik. Wiro sempatterperangah ketika melihat dua di antara wajah-wajahitu sangat menyerupai wajah Ratu Duyung danBidadari Angin Timur.

    "Kau pasti Jejadlan Nyai Tumbal Jiwo!" kataPendekar 212. "Lebih baik kau kembali ke ujud aslimu!" Lalu Wiroangkat tangan kanan, siap melepas pukulan. TanganDewa Manghantam Batu Karang. Pukulan sakti Inidipelajari Wiro dari Kitab Putih Wasiat Dewa yangdidapatnya dari Datuk Rao Basaluang Amen. Namun sebelum pukulan itu melesat sosokperempuan cantik di atas perahu yang mengaku Nyi

    Wulas Pikan telah lenyap dari pemandangan. Yangterdengar hanya suara tawa cekikikan yang kemudianjuga lenyap seolah masuk menghilang ke dalam laut,ditelan gemuruh ombak. Perahu yang terkena pukulanhancur berentakan berkeping-keping. Wiro berbalik. Dia melengak kaget dan keluarkanseruan tertahan lalu menyumpah panjang pendekkarena begitu berbalik kakinya menendang sesuatu.Ternyata yang tertendang adalah sosok Wira Bumi.

    Anehnya tubuh dan kepala yang sebelumnya kutungterpisah tergeletak kini dalam keadaan salingberdekatan. Mulut menganga, mata kanan mencelat!Namun di lain kejap sosok itu kemudian lenyap daripemandangan. "Edan! Edan!" maki Wiro berulang kail. "Hik... hik." Tiba-tiba ada tawa mengiang di telinga Wiro. "Ini aku lagi. Kekasihmu. Nyi Wulas Plkan. Setelah

    aku mengurus mayat Wira Bumi, apakah malam inikita bisa bersenang-senang sampai pagi di pulau yangsepi ini? Suara tetabuhan gamelan di pantai seberangakan mengalun! percintaan kita. Bukankah Indahsekali?" "Hik..hik!" Saking kesalnya Wiro menirukan tawamengiang lalu memaki."Gila! Edan!" "Gila! Edan! Yang gila dan yang edan itu yangpaling enak! Kita akan sama-sama merasakan kelak!

    Kita berdua pasti cocok. Kalau kau sudah merasakanhemmm ... Kau tidak akan meninggalkan dirikuseumur-umur! Dan aku akan setia padamu! Hlk ... hik

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    6/80

    ...hlk! "Setan perempuanl Mampuslah!" teriak Wtro. Lalutidak kepalang tanggung dia hantamkan tangan kananmelepas pukulan Sinar Matahari ke arah datangnya

    suara mengiang. Hawa panas menghampar. Cahayaputih menyilaukan berkiblat di Watu Gilang. Membuatterkejut dan heran semua orang yang ada di pantaiParangtritis dan Parangkusumo. Namun yangdihantam pukulan sakti itu hanya udara malamkosong. Dua belas obor hancur berantakan. Keadaandi atas pulau menjadi gelap. "Sialan! Sialan!" maki Wiro berulang kali. "Tidak siali Tidak sial! Kau beruntung mendapatkan

    diriku! Aku beruntung mendapatkan dirimu!"Suara mengiang kembali terdengar di telinga Wiro. MASIH dalam suasana malam Satu Suro. Menjelangpagi Kota raja yang ramai dengan berbagai perayaanmenyambut pergantian tahun berangsur-angsur sepl.Sebelumnya di berbagal tempat terdapat banyakpanggung hiburan. Arak-arakan yang membawa obordan lampion berputar-putar sepanjang Jalan di dalamkota. Berbagal alat bunyi-bunyian seperti gendang,

    beduk kecil ditabuh, Seruling dan terompet ditiupmelengking keras. Menjelang pagi suasana berangsursepi. Sewaktu hujan rintik-rintik turun dan hawa dinginmulai membungkus Kotaraja, keadaan Jadi benar-benarsunyi. Hanya sesekali terdengar suara lolongan anjingdi kejauhan. Dalam kegelapan malam yang dipagut hawadingin, dari arah barat tampak sebuah gerobak ditarikseekor kuda hitam bergerak memasuki Kotaraja. Luar

    biasanya, gerobak ini membawa sebuah peti mati darikayu kasar, ditutup secarik kain merah. Dan ternyatagerobak ini menuju ke Gedung Kepatihan yang terletakdi selatan alun-alun.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    7/80

    KETIKA gerobak yang ditarik kuda hitam meluncur kearah pintu gerbang yang tertutup dua pengawal penjagapintu gerbang serta meria menghadang sambilmelintangkan tombak besi berujung tajam. Pengawal di sebelah kanan hendak membentak kusirgerobak. Namun begitu melihat sosok dan tampang

    kusir gerobak, mulurnya langsung terkancing danwajahnya menjadi pucat. Pengawal yang satu lagitertegun mendelik, juga tak mampu keluarkan suara. Kusir gerobak ternyata adalah seorang nenekbermuka seseram setan, berambut merah panjangriap-riapan, mengenakan pakaian merah. Seluruh kulittermasuk kulit wajahnya Juga berwarna merah.Sepasang mata yang laksana api Jadi bertarnbah seramkarena dilingkari sepasang alis berwarna merah

    menjulai! Ketika dia menyeringai tampak daratan gigiyang hanya tinggal beberapa buah serta lidah yangbasah merah. "Buka pintu gerbang!" SI nenek memerintah dengansuara bergaung membuat dua pengawal tambahketakutan. Karena yang diperintah tidak bergerak dan tidakbersuara, si nenek tidak sabaran gerakkan tangankanan. Selarik sinar merah melesat

    "Braaakkk Pintu gerbang besar yang terbuat dari kayu besitebal dan kokoh hancur berantakan. Si neneksentakkan tali kekang kuda. Pada saat gerobakmeluncur melewati pintu gerbang baru dua pengawaisadar. Keduanya berteriak keras dan berusahamenghalangi. Salah seorang dari mereka malahmelompat naik ke tempat duduk kusir. "Manusia-manusia kurang ajar! Tidak tahu diri!

    Apa tidak melihat aku membawa barang keramat?!" Tangan kiri si nenek bergerak. "Bukk

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    8/80

    Pengawal yang melompat ke atas kereta terpental.Tergelimpang di tanah tak berkutik lagl.Tulang dadahancur! Pengawai satunya melihat apa yang terjadi dengan

    temannya berteriak marah lalu melemparkan tombakbesi ke arah si nenek. Orang yang diserang cumamenyeringai. Sekali tangannya diangkat tombak besiberhasil ditangkap lalu dilempar balik ke arah perajurityang tadi menyerang. Perajurit pengawal hanyasempat keluarkan suara jeritan pendek lalu roboh ketanah dengan dada ditambus tombaki.

    ***

    PAGI harinya Gedung Kepatihan geger besar.Yangpertama sekail melihat gerobak berhenti di depangedung adalah seorang pembantu lelaki yang setiappagi biasa menyapu membersihkan halaman. "Aneh, pagi-pagi begini ada gerobak di depanKepatihan. Kusirnya tidak kelihatan. Siapa yangmembawa?" Pembantu ini melangkah mendekati.Beberapa langkah di samping gerobak gerakannya

    terhenti ketika pandangannya membentur peti matiberselubung kain merah. Dia mencium bau aneh. "Bau busuk.-. Seperti bau busuk bangkai.." Ucaptukang sapu dalam hati. Rasa takut mendadak sajamenggerayangi diri.Terlebih ketika dia memandangke arah kiri dan melihat pintu gerbang dalam keadaanhancur berentakan. Lalu ada dua perajurit tergeletaktak bergerak. Salah satu dengan dada ditancapitombak. Seekor anjing tengah menjilati cairan merah

    di dada perajurit yang sudah jadi mayat itu.Tengkuktukang sapu merinding dingin. Dia segera sajaberteriak-teriak memanggil pengawal. Lebih dari selusin pengawal kemudian mendatangihalaman depan Gedung Kepatihan. Empat orang lari kearah pintu gerbang dimana dua pengawal tergeletaktewas. Sisanya mengerubungi gerobak. Bersamamereka Ikut seorang kakek berjubah gombrong hitamberkepala botak yang dicat hitam. Kakek ini adalah

    seorang tokoh silat golongan hitam yang menjadi salahseorang pembantu kepercayaan Patih Wira Bumidikenal dengan nama panggilan

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    9/80

    Kloneng Hitam. Wajah si orang tua botak tampakberkerut Hatinya membatin. Dia seolah sudah tahuapa yang terjadi dan mayat siapa yang ada dalam petimati.

    "Malapetaka besar akhirnya datang juga. KepalaPengawal Bantarangln tewas. Juga Perwira TinggiSuko Daluh. Lalu tokoh silat Ki Wulur Jumena dan KiLuwakIreng terbunuh. Sekarang..." Kioneng Hitamtidak teruskan ucapan hati dia berteriak pada parapengawal Kepatihan yang mengerubungi gerobak. "Jangan diam saja! Lekas turunkan peti mati itu!" Seorang pengawal menarik kain merah yangmenyelubungi peti mati. Delapan orang kemudian

    dengan susah payah menurunkan peti mati ke tanah.Bau busuk semakin santar. "Buka tutup peti mati!" perintah kakek kepala botakhitam. Delapan pengawal yang barusan menurunkan patimati sesaat tertegun. Wajah mereka jelas menunjukkanrasa bimbang dibalut ketakutan. "Perajurit-perajurit pengecut!" maki Kloneng Hitam.Kakek botak ini pergunakan kaki kiri menendang

    pinggiran peti mati hingga papan penutup peti matiterpental, melesat ke udara. Dalam keadaan tanpapenutup, apa yang ada di dalam peti mati terpentangjelas. Semua pengawal yang ada di sekeliling petibersurat mundur, keluarkan saruan tertahan danserentak menutup hidung. Kloneng Hitam walau sudah menduga tak kurangkaget di dalam peti mati tergeletak mayat Patih WiraBumi. Yang mengerikan kepalanya terpisah dari badan.

    Mata kiri dibalut kain hitam. Mata kanan melototmencelet. Mulut menganga. Bagian yang kutungbekas tabasan senjata tajam tampak telah membusuk.Bagian tubuh yang luka inilah yang menebar santarbau busuk. Kloneng Hitam menyuruh para pengawal menutuppeti mati kembali lalu dia masuk ke dalam GedungKepatlhan menemui Ni Ketut Ragi, perempuanketurunan Bali yang menjadi Kepala Pelayan di

    Gedung Kepatlhan. "Ni Ketut, beri tahu kedua istri almaehum kanjengPatih Kerajaan apa yang terjadi. Tapi cegah kalau

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    10/80

    mereka Ingin melihat jenazah." Begitu tahu kalau majikannya telah meninggal dunia,Nl Ketut Ragi sambil menangis pergi menemui duaorang Istri Patih Wira Bumi yang tinggal di dua

    bangunan terpisah. Seperti' diketahui Wira Bumimemiliki tiga orang istri. Istri ketiga dan yang palingmuda adalah Nyi Retno Mantili. Pagi Itu Juga seluruhpenghuni Gedung Kepatihan dilanda kegegeran. Rataptangis terdengar dimana-mana. Kioneng Hitam sendiri kemudian masuk ke dalamsebuah kamar rahasia yang diketahuinya seringdipakai Wira Bumi untuk bersemadi dan bertemu sertabercinta dengan gurunya Nyai Tumbal Jiwa. Cukup

    lama kakek kepala botak Ini berada dalam kamar. Diaberusaha merenung dan berpikir mencari tahu siapaadanya orang yang telah membunuh Patih Wira Bumi. "Setahuku Patih Wira Bumi baru saja mendapatkanilmu dari seorang nenek sakti di pantai selatan. Denganilmu yang dimilikinya tidak mudah bagi musuh untukmenghabisinya." Kekek botak Ini terus merenung. "AkuIngat cerita Patih Wira Bumi tentang golok besarmiliknya yang pernah hilang. Mungkin dengan

    menjajagl dimana keberadaan senjata itu aku bisamengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi. Akuharus menemui seseorang. Aku juga harus mengutusseseorang untuk melapor ke Istana" Kioneng Hitam keluar dari kamar. Langkahnyatertahan ketika entah dari mana datangnya tahu-tahudi ambang pintu telah berdiri seorang nenek bermukasetan. Wajah, pakaian serta rambut berwarna merahmenyala. Walau berkepandaian tinggi dan punya

    banyak pengalaman namun menghadapi nenekangker ini Kloneng Hitam bergetar juga nyalinya. "Kakek botakl Kau telah berlaku lancangi. Memasukikamar rahasia Patih Kerajaan tanpa Izin!" si nenekberkata. Suaranya perlahan tapi menimbulkan gaunganeh di dalam kamar. "Kau alapa? Punya hak apa menegurku?! Balikmenjawab Kloneng Hitam. "Kau tidak layak bertanya.Tapi biar kujawab agar

    kau tahu diri! Aku Nyai Tumbal Jiwo Guru PatihKerajaan Wira Bumi!" Kloneng Hitam tertegun sesaat talu berkata.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    11/80

    "Ah, aku tidak menyangka. Terima salam hormatku."SI kakek lalu membungkuk memberi penghormatan.Setelah berdiri lurus-lurus dia berkata. "Aku tidak bermaksud beri ancang diri. Aku

    memasuki kamar dalam menjajagl kalau-kalau adasesuatu yang bisa aku jadikan bahan untuk mencaritahu siapa pembunuh Patih Kerajaan." "Kau tidak perlu melakukan hal itu. Semua tanggungjawab ada padaku! Aku yang akan mencari pembunuhPatih Wira Bumi!" "Aku... aku sangat berterima kasih kalau kau maumelakukan, Nyai." Kata Kloneng Hitam pula walaudalam hati dia merasa tidak enak. Sebagai tokoh silat

    golongan hitam sedikit banyak dia tahu mahlukmacam apa adanya Nyai Tumbal Jlwo. "Kalau kau sudah mengerti pergilah! Jangan sekalilagi berani berlaku lancang. Apa lagi masuk ke dalamkamar ini!" "Baik Nyai." Ucapanmu akan aku ingat baik-baik!"Jawab Kloneng Hitam. Lalu cepat-cepat tinggalkan.tempat itu. Setelah Kloneng Hitam pergi, Nyai Tumbal Jiwo

    masuk ke dalam kamar, langsung merebahkan dirimenelentang di atas ranjang. Mulutnya berucapperlahan. "Pendekar Dua Satu Dua, kekasihku. Kalau kauada di sini alangkah bahagianya diriku. Hanya kauseorang yang mampu menjadi pengganti Wira Bumi." Sambil membayangkan wajah Wiro, Nyai TumbalJlwo tanggalkan pakaian merahnya. Bersamaandengan Itu wajah dan tubuhnya berubah menjadi

    wajah dan tubuh seorang gadis cantik. Nyi WulasPikan!

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    12/80

    TELAGAtiga warna di puncak Gunung Gada sebelahtimur tampak begitu indah. Udara terasa nyaman pagiitu. Kicau burung terdengar bersahutan di pepohonan.Di kejauhan ada suara perempuan menyanyi.

    Kemuning anakku Pagi begini Indah Udara aegar melegakan kalbu

    Adakah kau mendengar begitu merdu Suara kicau burung dlpepohon Ataukah kau masih berduka Karena ayahmu tak kunfung Jumpa Kemuning anakku Jangan kau bersedih

    Suara nyanyian tiba-tiba terputus. Penyebabnyaadalah kemunculan seorang dara berambut hitam

    sepinggang, mengenakan pakaian putih berkilat.Berhenti di tepi telaga wajahnya yang Jelita tampakberkerut "Jelas tadi aku mendengar suara perempuanmenyanyi di arah sini. Mengapa mendadak lenyap?" Gadis di tepi telaga memandang berkeliling. Hatinyaberkata. "Aku yakin perempuan yang menyanyi masihada di sekitar sini. Aku tidak melihat dia tapi bisa sajadia tengah memperhatikan diriku. Ah sudah, aku tidak

    ada urusan dengan perempuan Itu. Bisa saja diapengamen murahan yang kesasar. Tapi, bagaimanakalau yang menyanyi tadi gadis bermata biru Itu? Apadia sudah datang lebih dulu? Sayang aku tidakmendengar Jelas apa syair nyanyiannya." Gadis itu akhirnya duduk berjuntai di tepi telaga.Dia tidak perdull ujung celana putihnya masuk kedalam air. Dan ternyata ujung kaki celana Itu memangtidak basah. Sambil menggoyang-goyang dua kaki

    perlahan-lahan gadis ini kerahkan tenaga dalam.Takselang berapa lama air telaga tiga warna tampak mulai

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    13/80

    bergelombang. Gelombang-gelombang kecil ini bukangelombang biasa karena menimbulkan getaran anehyang terasa sampai di dasar telaga. "Getaran sudah sampai ke dasar telaga, saatnya

    aku bicara." Membatin gadis yang duduk di tepi telaga.Sepasang mata bening memandang ke permukaan,kepala disentakkan hingga wuuttl Rambut hitampanjang melesat berputar membuat ranting pohonbergoyang dan dedaunan yang luruh jatuh. Lalu mulutberbibir marah bagus berucap. Dia mempergunakanIlmu yang disebut Menyadap Suara Batin, Ilmu yangmampu menyampaikan suara ke tempat jauh melaluiangin. Suara yang disampaikan sanggup menembus

    tembok, melewati air. "Kiai Gede Tapa Pamungkas, saya datang dari jauh.Apakah kau sudi menemui diriku?" Suara yang diucapkan gadis berpakaian putih itumembuat gelombang di permukaan air telaga yangtadinya kecil berubah membesar. Si gadis menunggu. Tidak ada balasan suara kecualisuara tiupan angin yang tiba-tiba mengencang. Tidakada yang muncul, baik dari sekitar tepi telaga maupun

    dari dalam telaga. "Kiai. saya tahu kau ada di dalam telaga. Kalau sajasaya bisa masuk menembus batas air saya akanlangsung mendatangi dirimu. Kalau kau tidak maumenerima diriku, mungkin kau sedang bersamadl atautengah berzikir dan memanjatkan doa pada Tuhan.Kalau begitu saya yang tidak tahu diri. Datangmenganggu ketenteraman dirimu. Saya mohon maafmuKiai. Tapi karena saya ada kepentingan, saya akan

    menunggumu sampai kapanpun hingga kau maumenemui diri saya." Habis berkata begitu gadis berpakaian putih itumelesat dan duduk ke cabang pohon di tepi telaga.Sambil duduk dia memandang berkeliling,memperhatikan keadaan kalau-kalau dia bisa melihatperempuan yang tadi menyanyi. Namun setelahmemperhatikan sekian lama dia tetap tidak melihatseorangpun di sekitar situ.

    Tiba-tiba gadis ini mendengar suara sesuatumeluncur dari dasar telaga. Matanya dialihkan, menataptak berkesip ke permukaan air. Sesaat kemudian air

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    14/80

    telaga tampak muncrat sampai setlnggl dua tombak.Bersamaan dengan Ku muncullah sosok seorang kakekberpakaian selempang kain putih, berambut putih,kumis dan janggut Juga putih. Wajah klimis segar dan

    jernih. Luar biasanya walau keluar dari dalam telaga,baik tubuh maupun pakaiannya sama sekail tidak tidakbasah. Di pertengahan telaga sementara air telaga yangtadi muncrat kembali surut ke bawah, dengan tenangorang tua berpakaian selempang kain putih melangkahdi permukaan air seolah dia berjalan di atas tanah. "Kiai" Gadis yang dudukdl cabang pohon berserugembira lalu melayang turun dan menunggu kakek

    berpakaian putih di tepi telaga. Begitu orang tua inisampal di hadapannya, al gadis langsung jatuhkandiri memberi penghormatan. Tetamu muda berpakaian putih," sapa si orangtua yang bukan lain adalah Kiai GedeTapa Pamungkas,"berdirilah." Di dalam hati orang tua ini membatin."Lain yang ditunggu lain yang datang. Apakah Nyi

    Retno mengetahui kemunculan gadis Ini?" Gadis berambut hitam panjang cepat berdiri.

    Setelah menatap sejurus Kiai Gede Tapa Pamungkasbertanya. "Apakah aku mengenal dirimu?" Si gadis menggeleng. "lni kali pertama kita bertemu Kiai. Saya mohon maafkalau telah mengganggu dirimu." "Kau tidak menganggu siapapun di tempat ini. Tadikau berkata datang dari jauh dan punya satukepentingan." Sepasang mata Kiai Gede Tapa

    Pamungkas perhatikan ujung celana putih si gadis yangtidak basah meski tadi dia memasukkan dua kaki kedalam air telaga. "Sangat penting Kiai." Jawab si gadis. "Katakan siapa namamu. Lalu ceritakan apakepentinganmu." "Kiai," di negeri asal saya, saya dipanggil dengannama Luhrembulan. Saya datang dari negeri jauh. Sayasebenarnya adalah..."

    "Aku sudah tahu, tak perlu diceritakan," potong KiaiGede Tapa Pamungkas. Ketika dia mengerahkan tenagadalam dan mengalirkan hawa sakti pada kedua

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    15/80

    matanya, orang tua ini melihat ujud asli si gadis yangternyata adalah seorang nenek kurus hitam. Wajahmenyerupai burung gagak. Mulut dan hidung jadi satuseperti paruh burung. Sepasang mata kecil tanpa alis.

    "Syukurlah kalau Kiai sudah tahu. Saya seorangbernasib malang. Terdampar dari alam seribu dua ratussilam ke tanah Jawa ini..." Kiai Gede Tapa Pamungkas mengangguk. "Sekarangceritakan saja maksud kedatanganmu." "Saya mohon diberi keleluasaan untuk menunggukedatangan seseorang di tempat ini." Jawab gadismengaku bernama Luhrembulan." "Siapa orangnya?" bertanya sang Kiai.

    "Saya menylrap kabar orang itu akan datang kesinisebelum bulan purnama besok malam." "Ya, katakan siapa orangnya," mengulang Kiai GedeTapa Pamungkas. "Dia seorang lelaki muda. Namanya Wiro Sableng. Ditanah Jawa dia dijuluki Pendekar Dua Satu Dua.Bukankah dia punya hubungan sangat dekat denganKiai? Bukankah benar kabar yang saya sirap bahwa diaakan datang sebelum bulan purnama besok malam?"

    "Semua yang kau katakan benar adanya." Jawab KiaiGede Tapa Pamungkas. "Yang aku Ingin tahu adakepentingan apa kau mencari Wiro Sableng." "Dia adalah suami saya." Jawab Luhrembulan yangberasal dari Latanahsilam, negeri seribu dua ratustahun silam. Ujung alis putih Kiai Gada Tapa Pamungkas langsungmenjungkat ka atas. Sepasang mata memandang takberkeslp pada gadis cantik di hadapannya.

    "Kuharap aku tidak salah mendengar. Pendekar DuaSatu Dua Wiro Sableng adalah suamimu?" "Benar Kiai. Kami nikah beberapa waktu lalu." "Nikah... ?" Kiai Gede Tapa Pamungkas terdiamsejenak. "Aku memang banyak mendengar ceritamacam-macam mengenai pemuda itu.Tapi kalau soalkawin baru kali ini..." Sang Kiai berucap lalu geleng-gelengkan kepala. "Tidak heran kalau Kiai tidak pernah mendengar

    perihal perkawinan Itu. Karena kami nikah diLatanahsllam. Negeri seribu dua ratus tahun silam..."Kata Luhrembulan pula.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    16/80

    Kiai Gede Tapa Pamungkas menatap lekat-lekat kewajah gadis di hadapannya. Seolah Ingin menyelamiapakah Luhrembulan berucap benar atau dusta belaka. Tiba-tiba dari arah selatan telaga terdengar suara

    perempuan menyanyi.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    17/80

    Kemuning anakku Adakah kau mendengar Perempuan yang katanya datang dari negeri Jauh Mengaku bersuamikan ayahmu Kemuning anakku Apa kau merasa bahagia

    Punya dua Ibu Satu kandung Satu Ibu tiri Kemuning anakku Dunia memang aneh Tapi tidak ada keanehan begini luar biasa Selain pempuan yang mengaku telah nikah Dengan ayahmu tercinta Padahal ujudnyapun

    tidak karuan rupa

    Luhrembulan palingkan kapala ke arah selatantelaga sementara Kl Gede Tapa Pamungkas diam-diamperhatlkan wajah Si gadis yang tampak berubah begitumendengar suara nyanyian. "Kiai, waktu saya datang ke sini saya juga mendengarperempuan bernyanyi. Suaranya sama dengan suarayang barusan terdengar. Dalam nyanyian perempuan

    itu selalu menyebut nama Kemuning. Apakah Kiaimengetahui siapa perempuan itu adanya?' Sebelum menjawab Kiai Gede Tapa Pamungkasbicara sendiri dalam hati. "Gadis Ini pandaimenyembunyikan amarah ketika dirinya dihinasebagai mahluk yang ujudnya tak karuan. Dia bicaramenanyakan hal lain." "Dia muridku," akhirnya Kiai Gede Tapa Pamungkasmenjelaskan pada Luhrembulan.

    "Apakah saya boleh tahu siapa nama murid Kiai Itu?" "Namanya Nyi Retno Mantili."

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    18/80

    Paras Luhrembulan untuk kesekian kalinya tampakberubah. "Apakah kau mengenal muridku itu?" bertanya sangKiai.

    Luhrembulan menggeleng. "Saya tidak kenal, tapi saya tahu siapa dia danbagaimana riwayatnya. Hanya saja saya tidak tahukalau dia berada di sini bersama Kiai..." "Dia datang beberapa waktu lalu bersama puterinyabernama Kemuning " "Boneka kayu itu?" "Kau sudah tahu," kata Kiai Gede Tapa Pamung kassambil tersenyum.

    "Kiai..." Luhrembulan berkata tetapi kemudian diam. "Kau hendak menanyakan sesuatu? Bicara saja terusterang." "Betul Kiai, apakah benar Pendekar Dua Satu Duatelah kawin dengan Nyi Retno Mantili?" "Jika kau sudah tahu keadaan perempuan malangitu, apakah aku masih harus menerangkan?" balikbertanya Kiai Gede Tapa Pamungkas yang tidak maumenceritakan keadaan sebenarnya dari Nyi Retno

    Mantili. Luhrembulan terdiam. Dalam diam hatinya berucap. "Perempuan bernama Nyi Retno Itu mengatakandiriku mahluk tidak karuan ujud. Dirinya sendiri tidakwaras. Mengaku pula bersuamikan Wiro. Dimana dianikah? Siapa yang menikahkan? Punya anak diberinama Kemuning tapi berupa boneka kayu." "Luhrembulan, apakah kau masih ada pertanyaan?"bertanya Kiai Gede Tapa Pamungkas.

    "Memang ada Kiai. Pertama apakah keberadaan NyiRetno Mantili di tempat kediaman Kiai juga untukmenunggu kedatangan suami saya Wiro?" Tiba-tiba melengking suara tawa panjang yangmembuat Kiai Gede Tapa Pamungkas kerahkan tenagadalam untuk melindungi telinga sementaraLuhrembulan tutup dua telinga dengan telapaktangan. Air telaga tiga warna tampak bergelombang. Belum habis gema tawa tahu-tahu di samping Kiai

    Gede Tapa Pamungkas telah berdiri seorangperempuan cantik bertubuh kecil, mengenakanpakaian biru gelap. Dia membedong sebuah boneka

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    19/80

    kayu di atas dadanya. "Luhrembulan, Inilah Nyi Retno Mantili muridku,"berkata Kiai Gede Tapa Pamungkas memperkenalkanNyi Retno Mantili.

    "Saya telah menduga," Jawab Luhrembulan sambilcoba melayangkan senyum. Nyi Retno Mantiii usap kepala boneka lalu berkata. "Kemuning, lihat dia tersenyum padamu. Apakahkau tidak mau membalas senyumnya? Eh, mengapakau cemberut Ah, kau tak suka padanya! Aku mengerti.Tapi ah, jangan menangis. Kemuning anak cantik, anakpintar dan cerdik. Kemuning tidak boleh menangis." Nyi Retno keluarkan boneka kayu dari bedongan kain

    lalu diayun ditimang-timang sambil tiada hentinyamembujuk. "Nyi Retno, tenangkan anakmu. Ajak dia bermain-main ke tempat lain." berkata Kiai Gede TapaPamungkas. Orang tua ini sudah maklum kalau duaperempuan itu berlama-lama saling berhadapan makasesuatu yang tak diingini bisa saja terjadi. Nyi Retno Mantili gelengkan kepala. "Kiai, saya tidak akan pergi sebelum perempuan

    lancang ini angkat kaki dari puncak Gunung Gede" Dikatakan lancang Luhrembulan jadi marah. "Aku tidak merasa berbuat lancang. Sebaliknyamulutmu yang lebih dulu jahil menghina dirikusebagal mahluk tidak karuan ujud! Apakah begitusikap seorang murid dari Kiai besar rimba persilatan?" Dengan ucapannya Itu Luhrembulan sekaligusmenempelak Nyi Retno Mantili dan menyindir KiaiGedeTapa Pamungkas.

    "Nyi Retno, pergilah bawa anakmu ke tempat lain..." "Saya tidak akan pergi!" Jawab Nyi Retno Mantilitegas. Kiai Gede Tapa Pamungkas berpaling padaLuhrembulan. "Kalau begitu sebaiknya kau saja yang meninggalkantempat Ini." Luhrembulan tatap wajah jernih Kiai GedeTapaPamungkas lalu sunggingkan senyum dan menjawab.

    "Kiai, saya seorang tamu yang datang dari jauh.Apakah begitu peradatan dirimu, tega-teganyamenyuruh tamu pergi? Lagi pula saya datang ke sini

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    20/80

    adalah untuk mencari suami. Hanya satu kebetulansaja dia punya hubungan dekat denganmu. Kalau tidakmenyirap kabar dia akan muncul di sini, perlu apasaya datang ke tempat ini! Seharusnya kiai membantu

    diriku mempertemukan dengan Wiro. itu yang olehorang-orang semacam Kiai disebut silaturrahmi. Bukanmalah mengusirku." Wajah Kiai Gede Tapa Pamungkas tampak berubah.Namun suaranya tetap tenang. "Luhrembulan, jangan kau salah sangka. Aku tidakmengusirmu. Jika kau ingin menunggu kedatanganWiro, silahkan saja. Tapi cari tempat lain yang lebihbaik. Jangan di sini..."

    "Begitu?" ucap Luhrembulan yang di negeriLatanahsilam dikenal dengan Julukan Hantu SantetLaknat. "Baik, saya akan menghindar dari sini.Tapibukan berarti saya akan pergi dari puncak GunungGede. Tidak ada satu manusiapun, baik yang punyaotak maupun yang tidak waras yang boleh menghinadiri saya dan menghalangi saya menemui suami sayasendiri" Habis berkata begitu Luhrembulan guratkan ujung

    ibu jari kaki kanannya ke tanah. "Reeetttt!" Terjadilah satu hal yang hebat Asap mengepul! Tanah seputar telaga terbelahselebar dua langkah. Dari dasar belahan keluar hawadahsyat yang mampu menyedot benda apa saja yangberada di sekitarnya. Nyi Retno Mantili terpekik. Tubuhnya hampirtersedot masuk ke dalam belahan tanah kalau tidak

    lekas ditarik oleh Kiai Gada Tapa Pamungkas. "Luhrembulan!" teriak Kiai Gede Tapa Pamungkas. "Ternyata kau datang membekal niat tidak baik!" SangKiai rupanya mulai marah. "Kiai" balas Luhrembulan berteriak tak kalah keras."Kau berlaku tidak adil! itu bukan perilaku seorangKiai!" "Kemuning,"tiba-tiba Nyi Retno Mantili keluarkanucapan. "Ada orang kesasar berani menghina Eyang

    Sepuhmu! Mari kita bungkam mulutnya!" Nyi Retno Mantili angkat ke atas boneka kayu ditangan kanan. Diarahkan pada Luhrembulan. Lima jari

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    21/80

    tangan memencet pinggang boneka. -Wusss.'Wusss!!"

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    22/80

    DUA LARIKcahaya putih menyilaukan melesat keluardari sepasang mata boneka, menyambar ke arahLuhrembulan, gadis cantik dari Latanahsilam. Inilahilmu kesaktian bernama Sepasang Cahaya Batu Kumalayang didapat Nyi Retno Mantili dari Kiai GedePamungkas. Selama Ini hampir tidak ada lawan yangbisa selamat. Jika kena leher akan putus laksana

    dipancung. Kalau mendarat dltubuh maka tubuh akanterbelah seperti ditabas golok raksasa! Mendapat serangan maut begitu rupa Luhrembulanhanya sunggingkan senyum. Malah mulutnya umbarucapan mengejek. "Perempuan tidak tahu diri! Aku mau lihat sampaidimana kehebatan Ilmu kesaktianmu!" "Wuss...wusss Dua cahaya putih berkilau melesat di atas tanah yang

    terbelah. "Blaaar... blaar!" Dua cahaya putih memancar terang lalu tersedotmasuk ke dalam belahan tanah! Asap mengepulmenutup pemandangan. Nyi Retno Mantili memekik marah. Luhrembulan tertawa mengejek. "Ilmu baik dipakai untuk kejahatan mana mempan!Ilmu kesaktian hebat diberikan pada perempuan

    berotak miringi Apa tidak akan menimbulkan malapetaka dalam rimba persilatan?! Hik... hik... hik!" Ketika asap sirna, kelihatan Nyi Retno Mantilitersandar ke tubuh Kiai Gede Tapa Pamungkas.Wajahnya pucat. Tangan kanan tergontai lemasmemegang boneka kayu sementara sang Kiai sendiritampak berkomat kamit melafalkan sesuatu. UcapanLuhrembulan benar-benar merupakan tamparan hebatbagi dirinya. Di seberang sana Luhrembulan sendiri

    tegak sambil berkacak pinggang. Masih belum puasgadis dari negeri 1200 tahun silam ini kembali

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    23/80

    menyemprot "Otak tidak waras! Mulut penuh menghina! Oranglain dianggap sampah! Rasakan sendiri akibatnya!Kiai! Sebaiknya kau jangan cuma memberi pelajaran

    Ilmu kesaktian pada perempuan sinting itu! Beri jugaIlmu budi bahasa agar tidak sombong dan bicarakurang ajari" "Luhrembulan, ucapanmu sudah sangat keterlaluan"tegur Kiai Gede Tapa Pamungkas dengan menindihamarah. "Ilmu kesaktian apapun yang kau miliki tidakmembuat aku merobah keputusan! Cepat tinggalkantempat ini! Pendekar Dua Satu Dua Wiro Sableng tidakpernah beristrikan perempuan sepertimu!"

    Luhrembulan tertawa panjang. "Kiai! Kau akan mendengar dan melihat kenyataan!Jangan sembunyi diballk ketakutan pada dirimusendiri!" "Apa maksudmu?!" bentak Kiai Gede TapaPamungkas. Namun Luhrembulan sudah lenyap dari tempat itusementara tanah seputar telaga masih tetapmenganga terbelah!

    Kiai GedeTapa Pamungkas tarik nafas panjang dandalam. Matanya memperhatikan tanah yang terbelah dihadapannya. "Ilmu luar biasa. Kalau aku tidak salah murid SintoGandeng juga memiliki Ilmu kesaktian membelah tanahseperti Ini. Dari mana dia mendapatkan? Dari gadisbernama Luhrembulan itu? Berarti mungkinkah merekamemang sudah nikah? Tidak sembarang orang akanmau begitu saja memberikan ilmu kesaktian langka

    seperti ini." Sang Kiai terdiam sejurus lalu mengusappunggung Nyi Retno Mantili dan berkata. "Nyi Retno menjauhlah sampai ke tepi telaga. Akuharus melakukan sesuatu untuk memulihkan keadaandi tempat ini." Baru saja Kiai Gede Tapa Pamungkas berucap tiba-tiba dua bayangan berkelebat. Salah seorangdiantaranya berseru. "Kiai! Biar saya yang melakukan hal itu!"

    DI hadapan Kiai Gede Tapa Pamungkas sesaatkemudian telah berdiri Ratu Duyung dan Purnama.Walau gembira melihat kemunculan Ratu Duyung

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    24/80

    yang memang dipesan untuk datang, namun Kiai GedeTapa Pamungkas agak merasa risih dengan Ikuthadirnya Purnama di tempat itu. Dalam hati sang Kiai berkata."Yang ditunggu tidak

    datang. Yang datang orang lain. Untung dia sudahpergi. Yang dipesan memang datang tapi mengapamuncul bersama seseorang yang tidak aku kehendaki?Wiro sendiri, dimana dia? Apakah dia akan datangsebelum bulan purnama muncul esok malam?" Ratu Duyung dan Purnama memberi salam lalumembungkuk hormat. Dua gadis yang datang inikemudian sama-sama berpaling ke arah perempuanbertubuh kecil berparas cantik yang tengah mengelus-

    elus sebuah boneka kayu. Ratu Duyung dan Purnamasaling pandang. Tanpa mengeluarkan ucapan keduanyasama-sama maklum kalau perampuan di samping sangKiai adalah Nyi Retno Mantili yang selama ini menjadiberbagal bahan berita dan punya hubungan dekatdengan Pendekar 212. Dalam hati Purnama dan Ratu Duyung mempunyaiperasaan dan suara batin yang sama.Terakhlr sekalibertemu, Wiro menunjukkan kesan segan-seganan

    datang menghadap Kiai Gede Tapa Pamungkas dipuncak Gunung Gede. Alasannya dia harus mencari NyiRetno Mantili untuk menyelamatkan perempuan ini daribahaya maut yang mengancam. Juga menolongbayinya yang hendak dibunuh orang. Ternyata NyiRetno Mantili ada di sini. Dalam keadaan aman, ceriamenggendong sebuah boneka kayu. Lalu apasebenarnya alasan Wiro tidak mau datang menemuisang Kiai?

    "Takut dijodohkan dengan diriku?" Membatin RatuDuyung. "Jangan-jangan dia yang menyuruh Purnama untukmengikuti diriku ke sini. Ingin mematai-mataiku. Akumemang sudah lama tahu kalau sahabatku satu inisangat mencintai Wiro. Tapi pemuda itu apakah diamembalas cintanya? Sulit aku menduga sejauh manamereka telah menjalin cinta. Sedalam apa merekaberbagi kasih. Kalau saja aku bisa menarik diri,

    menjauh darinya, mungkin itu bisa membuat dia hiduplebih tenang dan lebih bahagia. Aku maklum saat iniWiro memiliki banyak ganjalan hati. Ada Bidadari Angin

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    25/80

    Timur. Ada Anggini. Lalu ada Bunga. Aku tak tahu siapalagi. Jangan-jangan Nyi Retno Mantili juga bercintadengannya. Apakah aku bisa pasrah dan menerimakeadaan apa adanya?"

    Melihat Ratu Duyung terdiam lama seperti ada yangdirenung dipikirkan, Purnama berbisik. "Sahabatku, ada apa? Apakah kau merasa kurangsehat. Atau ada sesuatu yang rrtenyamakf pikiranmu?" Ratu Duyung tersenyum. Belum sempat dia menjawabKiai GedeTapa Pamungkas sudah berkata. "Ratu Duyung, aku gembira kau datang tepatsebelum waktu yang dijanjikan. Aku mengira kaudatang bersama Wiro. Nyatanya dengan seorang

    kawan yang aku belum kenal." Mendengar ucapan Kiai Gede Tapa PamungkasPurnama cepat-cepat membungkuk. "Kiai, maafkan kalau saya tidak buru-burumemperkenalkan diri. Saya sudah lama bersahabatdengan Ratu Duyung. Nama saya Purnama. PendekarDua Satu Dua Wiro Sableng yang memberikan namaitu pada saya." Ratu Duyung palingkan kepala, pura-pura

    memandang ke arah telaga. Dalam hati dia berkata."Apa perlunya gadis dari alam gaib ini menceritakanbahwa nama itu diberikan oleh Wiro? Untuk memberitahu pada Kiai bahwa dia memiliki hubungan sangatdekat dongan Wiro? Aku melihat Kiai kurang berkenandengan kehadirannya. Mungkin aku telah berlaku keliru.Sebaiknya aku menolak ketika dia mengatakan inginikut bersamaku." "Dia berasal dari negeri aneh. Sama dengan

    perempuan yang tadi mengaku sebagai suami Wiro!"Tiba-tiba saja Nyi Retno Mantili membuka suara. Suasana mendadak berubah senyap dan kaku.Purnama dan Ratu Duyung menatap ke arah Nyi RetnoMantili. Ratu Duyung bertanya. "Kiai, apakah ada orang lain yang datang sebelumkami sampai ke sini?" "Benar," jawab Kiai Gede Tapa Pamungkas. "Seorang gadis yang katanya datang dari jauh. Dia

    mengaku bernama Luhrembulan..." Purnama keluarkan suara tercekat, wajah langsungberubah. Dua mata menatap sang Kiai dengan

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    26/80

    pandangan seperti tidak percaya. Purnama pegang lengan Ratu Duyung, bicarasetengah berbisik. "Ratu, ingat peristiwa di Gedung Kadipaten Losari

    sewaktu kau menyelamatkan diriku dari serangan mautRaja Racun Bumi Langit?" Ratu Duyung mengangguk. "Luhrembulan, gadis yang dikatakan Kiai itulah yangmuncul di sana dan hampir mencelakai diriku. Diabekerja sama dengan Raja Racun Bumi Langit..."(Baca serial Wiro Sableng berjudul "Sang Pembunuh"). "Aku ingat," Jawab Ratu Duyung. "Kali ini mungkinkita keduiuan. Lihat tanah yang terbelah, ini pasti

    pekerjaan gadis itu." "Pasti. Hanya dia dan Wiro yang memiliki ilmu itu..."kata Purnama sambil memperhatikan tanah terbelahyang mengelilingi telaga lalu berpaling pada Kiai GedeTapa Pamungkas. "Kiai, waktu tadi saya melihat tanah terbelah Ini, sayahanya berani menduga. Tapi setelah Kiai memberi tahuternyata dugaan saya tidak keliru." "Kiai, ada keperluan apa Luhrembulan datang ke

    sini?" bertanya Ratu Duyung. "Tidak, tidak ada keperluan apa-apa. Gadis ituhanya tersesat Kebetulan saja dia lewat di sini." Jawab Kiai GedeTapa Pamungkas. Baik Ratu Duyung maupun Purnama merasa sangKiai telah bicara tidak sejujurnya. Apa alasan Kiai GedeTapa Pamungkas berbuat seperti itu? "Kiai! Kenapa Kiai memberikan jawaban dusta?"

    Tiba-tiba Nyi Retno Mantili keluarkan ucapan yangmembuat semua orang jadi tercengang. Purnama dan Ratu Duyung berpaling menatap NyiRetno Mantili lalu memandang ke arah Kiai Gede TapaPamungkas. Wajah orang tua itu Jelas tampak berubah.Perlahan-lahan dia coba tarsonyum. "Ini hanya urusan kecil. Yang tidak perlu dibesar-besarkan...." Kata sang Kiai pula. "Kiai, kalau sekail lagi Kiai bicara dusta, saya dan

    Kemuning akan tinggalkan tempat Ini!" Lagi-lagi ucapan, kali ini berupa ancaman dari NyiRetno Mantili membuat suasana di tempat itu menjadi

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    27/80

    tambah tidak enak.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    28/80

    KIAIGede Tapa Pamungkas usap janggut putihnyaberulang kali. Sambil mengembang senyum di bibir,orang tua ini berkata. "Nyi Retno, tetap di tempatmu. Jangan pergi kemana-mana. Aku tidak bermaksud bicara dusta. Aku tidakmau bicara sebelum apa yang aku katakan Jelasadanya. Bagaimana aku bisa percaya ucapan Luhrem-bulan, seseorang yang aku tidak tahu asal usul dirinyadan baru sekali aku temui!" Sang Kiai lalu berpaling pada Purnama. "Kau dan gadis bernama Luhrembulan itu berasaldari alam yang sama. Apa kau tahu asal usui dirinya?Dia mengaku datang ke sini untuk mencari danmenunggu Wiro yang dikatakannya sebagai suaminya.Dia mengatakan telah menikah dengan Wiro di negeriLatanah silam." Purnama tidak segera rnenjawab. Dia memandangpada Ratu Duyung seolah minta pertimbangan. Ratu Duyung berkata. "Ceritakan saja.." Sebelumnya Ratu Duyung memang telah pernahmendengar dari Purnama riwayat perkawinan Wirodengan Luhrembulan. (Baca serial Wiro Sablengberjudul "insan Tanpa Wajah"). "Baiklah Kiai, akan saya ceritakan apa yang sayaketahui!" kata Purnama pula. "Di negeri LatanahsilamLuhrembulan dikenal dengan nama Hantu SantetLaknat Penampilannya berupa seorang nenek berkulithitam, muka seperti burung gagak. Hidung dan mulutJadi satu seperti paruh burung. Sebenarnya dia adalahseorang gadis berparas cantik. Keadaannya seperti Itudisebabkan Jatuhnya kutuk atas nenek moyangnyayang merupakan kutuk turunan. Saya tidak tahu kutukapa. Hanya itu asai usul Luhrembulan yang sayaketahui." "Perempuan itu mengaku-aku Wiro sebagaisuaminya. Kau pasti tahu apa yang terjadi. Kalau tidak

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    29/80

    dia tidak akan mengejar Wiro sampai ke tanah Jawaini dan malah berani datang ke tempat Kiai di sini.Enak saja dia mengaku ayah anakku sebagalsuaminya!" Yang bicara adalah Nyi Retno Mantili.

    "Saya tahu, tapi urusan perkawinannya denganWiro bukan urusan saya. Jadi saya rasa..." MenyahutiPurnama yang langsung dipotong oleh Kiai GedeTapa Pamungkas. "Kalau hanya sekedar menceritakan aku rasa tidakada salahnya. Agar persoalan bisa dijernihkan. Kamiperlu tahu apakah benar Wiro menikah denganLuhrembulan di negeri Latanahsilam?" Setelah diam sejenak akhirnya Purnama bercerita

    juga. "Ketika Wiro tersesat di Latanahsilam dia bertemudengan Hantu Santet Laknat. Nenek ini jatuh cintapada Wiro dan merubah diri menjadi seorang gadiscantik jelita. Ada kabar yang mengatakan jika diamenikahi Wiro, seorang lelaki dari alam lain makakutuk atas dirinya akan lenyap..." "Jadi pernikahan itu memang benar-benar terjadi? "tanya Kiai GedeTapa Pamungkas sementara Nyi Retno

    Mantili kelihatan mulai sesenggukan sambilmenciumi boneka kayu. "Benar Kiai," Jawab Purnama. Nyi Retno Mantili terpekik. Ratu Duyung menatapsambil hatinya berkata. "Setahuku pikirannya tidakwaras. Tapi mengapa otaknya jadi sangat jemih Jikabicara soal pernikahan Wiro?' "Purnama, teruskan ceritamu," kata Kiai GedeTapaPamungkas.

    "Pernikahan Itu memang terjadi Kiai, tapi tidak syah.Saat itu Wiro diberi minuman yang membuat dia lupapikiran. Dia dibawa ke sebuah bukit bernama Bukit BatuKawin. Di sana telah menunggu seorang juru kawinbernama Lamahlia Wiro dinikahkan denganLuhrembulan dalam keadaan tidak sadar. Saat itumuncul badai di puncak bukit. Acara perkawinankacau. Semua orang yang ada di situ mentalberpencaran..."

    "Kalau begitu perkawinan atau pernikahan Wirodengan gadis bernama Luhrembulan itu bisadikatakan tidak pernah ada karena tidak syahl" kata

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    30/80

    Kiai GedeTapa Pamungkas pula. "Kalau tidak pernah ada, kalau tidak syah kenapaLuhrembulan sampai mencari ayah Kemuning sampaike sinl?! Jangan-jangan perempuan itu sudah

    bunting!" Nyi Retno Mantili berucap dengan suaralantang lalu menggerung keras. Ketika dia hendakberkekelobat meninggalkan tempat itu, begitu sampaidi depan tanah yang terbelah sosoknya nyaristersedot. Untung Kiai Gede Tapa Pamungkas cepatmenarik lengannya dan di seberang sana Ratu Duyungdorongkan dua tangan untuk menahan gerakan NyiRetno. "Kiai, lepaskan!" teriak Nyi Retno. "Saya dan

    Kemuning tidak takut mati disedot tanah celaka ini!" "Tenang Nyi Retno, jangan turutkan hati yang panas.Tadi Purnama sudah menjelaskan bahwa pernikahanWiro dengan Luhrembulan di Latanahsilam tidak syah." "Saya tidak percaya pada perempuan satu ini! Sayatahu dia juga mencintai Wiro. Itu sebabnya dia ikutandatang ke sini. Padahal yang diminta datang hanyagadis bermata biru ini!" Purnama walau diam saja mendengar ucapan Nyi

    Retno Mantili namun wajahnya tampak berubah dan diamelihat Ratu Duyung melirik ke arahnya. Dalam hati diamembatin. "Perempuan tidak waras Itu cemburu padaku. Lirikansahabatku Ratu Duyung Juga menunjukkan rasacemburu. Apakah aku masih harus berlama-lama ditempat ini?" Kiai Gede Tapa Pamungkas peluk Nyi Retno Mantili,membelai rambut perempuan Ini dan berusaha

    membujuk. Dia berbisik. "Mudah-mudahan Wiro datangsebelum esok malam. Dari dia kita bisa mendengarlangsung mengenai pernikahan itu hingga kau tidak lagiada ganjalan." "Ganjalan akan tetap ada. Bukankah Kiai memanggilgadis bermata biru itu karena hendak membicarakansoal perjodohannya dengan Wiro?" Kiai GedeTapa Pamungkas coba tersenyum. "Nyi Retno, soal Jodoh seseorang ada di tangan

    Tuhan Yang Maha Kuasa..." "Saya tahu hal itu Kiai. Tapi manusia bisa sajajadi Mak Comblangnya, termasuk Kiai!"

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    31/80

    Marah padam wajah Kiai GedeTapa Pamungkas.Terus menerus ditempelak dengan kata-kata bagai-manapun Juga membuat hati si orang tua menjaditidak enak.

    Purnama memperhatikan tanah yang terbelahmelingkari telaga. Untuk menghindari keteganganyang saat itu terjadi dia berkata mengalihkanpembicaraan. "Kiai, kalau Kiai mengizinkan saya bisa merapatkankembali tanah yang terbelah ini. Hingga keadaannyaseperti semula." Kiai GedeTapa Pamungkas tatap paras Purnamasejurus lalu anggukkan kepala.

    "Lakukanlah, kau dan Luhrembulan datang dari alamyang sama.Pastl kau tahu cara penangkalmengembalikan keadaan. Bumi Tuhan begini indah.Mengapa dirusak oleh tangan manusia secara semena-mena?" Purnama membungkuk meraup segenggam tanah.Tenaga dalam dan hawa sakti dialirkan ke tangan kananyang menggenggam sementara bibir bergetar tanda diatengah melafalkan sesuatu di dalam hati. Untuk

    beberapa lama sekujur tubuhnya diselubungi cahayadan percikan-percikan menyerupai bunga api berwarnabiru. Setelah cahaya dan perclkan biru lenyap dan kinihanya terlihat pada tangan kanan yang menggenggamtanah Purnama berjalan mendekati belahan tanahterdekat. Satu langkah dari tanah yang terbelah, ketikatubuhnya mulai terasa tersedot Purnama lemparkantanah yang digenggamnya ke dalam belahan tanah. Tanah merah yang dilempar untuk beberapa lamanya

    mengambang berputar-putar diselubungi cahaya birulalu wusss! Tanah tersedot masuk ke dalam belahan.Saat itu juga di perut bumi terdengar suara seperti laharmendidih. Di langit muncul kilatan-kilatan aneh. Airtelaga bergejolak dan bermuncratan di tujuh tempat. Dikejauhan terdengar suara perempuan mengeluarkankutuk serapah. "Rrrttttt!" Asap mengepul bercampur tanah dan debu.Tanah

    yang terbelah melingkari telaga merapat kembalidisertai suara letupan-letupan keras. Setelah itu tanahdan debu luruh ke bawah. Air telaga mengalun tenang.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    32/80

    Keadaan di tempat itu diselimuti kesunyian. "Purnama!" Ratu Duyung memekik menyebut nama Purnamaketika dilihatnya gadis dari alam gaib ini terhuyung-

    huyung sementara darah mengucur di sudut bibirnya. Apa yang terjadi? Kiai GedeTapa Pamungkas cepat merangkul tubuhPurnama lalu menotok ubun-ubun gadis alam gaib ini. "Ketika dia menutup tanah yang terbelah, ada yangmembarengi dengan serangan membokong." BerucapKiai GedeTapa Pamungkas. "Yang berbuat jahat dugaan saya gadis bernamaLuhrembulan itu," kata Ratu Duyung lalu memeluk

    Purnama, membaringkannya di tepi telaga. Ketika KiaiGede Tapa Pamungkas dan Ratu Duyung sibukmenolong Purnama, kesempatan (nl dipergunakan NyiRetno Mantili untuk berkelebat meninggalkan tempatItu.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    33/80

    MENJELANGtengah harl mendung tebal menutupikawasan kaki Gunung Gede. Didahului suara gelegarguntur serta kilat yang sabung menyabung tak selangberapa lama hujan turun dengan lebatnya. Keadaantidak beda seperti menjelang malam. Dimana-manakegelapan menyungkup dan hawa dingin menebar. Di bawah hujan lebat seseorang berlari cepat laksana

    bayang-bayang menembus hujan lebat diarah timurkaki gunung. Orang ini kemudian melesat masuk kedalam sebuah pondok bambu yang ditemuinya di tepisungai kecil. Walaupun tidak berdinding namun karenadikelilingi pepohonan dan cuaca buruk pula, keadaan didalam pondok agak gelap. Orang yang barusan masuk ka dalam pondok ternyataadalah seorang gadis mengenakan pakaian ringkashijau, berwajah cantik, rambut digulung di atas kepala

    Setelah mengibas-ngibaskan pakaiannya yang basah,gadis Ini buka gulungan rambut. Kepala digoyangberulang kali. Air hujan yang membasahi rambutmenyiprat kemana-mana Tiba-tiba ada suara memaki. "Perempuan setan! Enak saja kau menyipratkan airhujan. Apa matamu buta tidak melihat orang lain didalam gubuk?!" Gadis berbaju hijau tersentak kaget. Dia hentikan

    menggoyang kepala. Dia tahu orang yang barusanmemaki berada di belakangnya.Tapi dia tidak segeraberpaling malah lebih dulu tertawa cekikikan. "Hik... hik! Untung kau cuma terkena cipratan airiTidak terkena tendanganku! Keadaan gelap, maklumsaja kalau aku tidak melihat!'' Lalu perlahan-lahan sambil mengusap kebawahrambutnya yang basah panjang hitam gadis berbajubiru balikkan badan. Di salah satu sudut pondok dia

    melihat duduk mendekam di atas tumpukan jeramikering seorang gadis berpakaian serba putih. "Manusia tidak tahu peradatan! Bukannya minta

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    34/80

    maaf malah tertawa cekikikan macam orang sinting!" Gadis yang duduk di atas jerami kembali memaki. "Hik... hlk! Kalau cuma minta maaf apa susahnya?Tapi apa pariu? Hik... hik! Namaku Nyi Wulas Pikan!

    Kau siapa?" "Persetan siapa namamu! Persetan mau tahunamaku! Kau tidak layak berteduh di tempat inibersamaku! Lekas menyingkir dan sini!" Dampratgadis berpakaian putih. "Hik ... hihi Sombong sekali! Apa salahnyakebetulan bertemu kita bisa jadi bersahabat" Kata NyiWulas Pikan yang bukan lain jejadian dari Nyai TumbalJiwo mahluk alam roh yang memaksa Pendekar 212

    Wiro Sableng menjadi kekasihnya menggantikan WiraBumi yang telah tewas. "Siapa sudi bersahabat dengan perempuan jelekden tidak tahu adat seperamu*'' Caci gadis berpakaianserba putih. "Kalau tidak mau bersahabat ya sudah! Gubuk Inimasih cukup luaa untuk kita berdua. Kalau kau taksuka aku ada di sini. pergi saja berteduh di bawahpohon dekat comberan aana!"

    "Jangan membuatku marah! Kau punya Ilmukepandaian apa berani menghina diriku?" Gadisberpakaian putih yang tadi duduk, di atas jerami yangbukan lain adalah Luhrembulan bangkit berdiri. Kakidikembang dua tangan dikepal. Nyi Wulas Pikan tertawa gelak-gelak. Matanyamemperhatikan gadis di hadapannya mulai darirambut sampai ke kaki. "Masih bau kencur sudah berani menantang diriku!

    Masih muda mau mencari mati! Apa tidak kasihan kalaunanti kekasihmu nangis gerung-gerungan!" "Sombong sekali!" kata Luhrembulan sambilberkacak pinggang. "Di puncak Gunung Gede sana ada seorang kakekbernama Kiai Gede Tapa Pamungkasl Kononkesaktiannya sulit dicari tandingan! Tapi menghadapidiriku dia tidak berdaya! Dan kau cacing tanah yangbaru bisa ngulet mau menantangku!Tolol sekali!"

    Dikatakan cacing tanah Nyi Wulas Pikan tidak marahmalah tertawa cekikikan. "Kalau kau memang mau cari urusan menantang

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    35/80

    diriku, biar kita selesaikan nanti. Sekarang aku tanya.kau kenal dengan kakek sakti di puncak GunungGede? Apa hubunganmu dengan kakek itu! Apakeperluanmu berada di kawasan ini?"

    "Sampai lidahmu terjulur, mulutmu kering danmatamu mencolot bertanya aku tidak akan menjawab!"Kata Luhrembulan dengan wajah beringas. "Begitu? Hik...hik ... hik! Boleh juga kau!Tapi baik,aku tanya satu lagi. Setelah itu kita boleh bertarungsampai mati! Kakek di puncak gunung itu tengahmenunggu kedatangan seorang pemuda bemamaWiro Sableng, berjuluk Pendekar Dua Satu Dua. Apakau berada di kawasan ini ada sangkut pautnya

    dengan pendekar gagah berambut gondrong itu?" Sepasang mata Luhrembulan membesar. "Orangini tengah menyelidik diriku. Aku harus berlakuhati-hati." Maka gadis dari Latanahsiiam ini balikbertanya. "Kau juga berada di kawasan ini. Kaumenyebut-nyebut Pendekar Dua Satu Dua WiroSableng! Apa hubunganmu dengan pendekar itu?l" "Dia kekasihku." Jawab Nyi Wulas Pikan terusterang penuh perasaan bangga. "Kau puas dengan

    jawabanku?" Luhrembulan pencongkan mulut lalu tertawa. "Cuma seorang kekasih. Baru kekasih! Hik..hik!Aku malah adalah istrinya!" Sepasang mata Nyi Wulas Pikan mendelik. "Jangan berani mengada-ada" bentak mahluk alamroh ini. "Wiro belum pernah nikah, belum pernah kawin.Baik kawin dengan surat maupun dengan urati Hik...hik!Dia masih perjaka!"

    "Setan perempuan! Tahu-tahuan kau suamiku masihperjaka! Apa kau pernah berselingkuh dengan dia?!"bentak Luhrembulan penuh cemburu. "Kami memang sudah punya rencana untuk salingberbagi kebahagiaan! Makan sepiring tidur seranjang!Hik ... hik ... hikl" Nyi Wulas Pikan lalu mencibirmencemooh Luhrembulan, membuat gadis dariLatanahsiiam ini terbakar oleh amarah. "Setan perempuan saatnya kau harus kubunuh

    dari pada nanti kau bergendak dengan suamiku!'Luhrembulan begitu bicara langsung menyerangdengan melancarkan dua pukulan keras. Namun ini

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    36/80

    hanyalah jurus tipuan belaka. Karena begitu Nyi WulasPikan gerakkan tangan menangkis, dari sepasangmata Luhrembulan menyembur dua larik sinar hitampekat. Larikan pertama menyambar ke arah dada,

    larikan kedua melesat ke arah kepala! Inilah Ilmukesaktian dari Latanahsiiam yang disebut Dua HantuMenembus Raga Menyedot Jiwa!" "WuuttL...wuutttr Nyi Wulas Pikan menjerit keras. Sambil melompatmundur dua tangan dikibas ke atas dan kebawahseperti kipas terbuka. Dua larik sinar merah menderudisertai suara bergemuruh seperti batu raksasamenggelinding. Pukulan Angin Roh Pengantar

    Kematian! "Buumm! Buummm!" Dua dentuman dahsyat menggelegar di bawah hujanlebat begitu dua larik sinar hitam sakti yang keluar darimata Luhrembulan bentrokan dengan dua cahayamerah pukulan Nyi Wulas Pikan Sinar hitam dan merahsama-sama buyar berantakan dengan mengeluarkanbunga api yang mencuat ke udara setinggi lima tombak.Untuk sesaat Seantero tempat menjadi terang

    benderang. Pondok bambu hancur berantakan. Luhrembulan terbanting ke tanah, terguling sampaisepuluh langkah. Pakaian putihnya selain kotor olehbecekan tanah Juga tampak berubah kemerah-merahan. Sementara itu Nyi Wulas Pikan terkapar ditanah basah, tersandar ke batang pohon besar sejaraktiga tombak dari pondok bambu yang hancur. Wajahnyakelihatan pucat Di balik penampilan sebagai gadiscantik sesekali muncul bayangan wajah aslinya. Wajah

    seorang nenek keriput berkulit merah, mata merah, ailsmerah. Lidah merah setengah terjulur. Mahluk alam rohini cepat melafal mantera hingga wajahnya dengancepat kembali menjadi wajah gadis cantik, tidakberubah-rubah. Selagi dua gadis cantik Itu terkapar tak berdayadi tempat masing-masing tiba-tiba dlbawah hujanlebat berkelebat seorang perempuan berpakaian biru.Sambil lari mulutnya keluarkan ucapan.

    "Kemuning, lihat ada dua gadis cantik terkapartak berdaya. Yang satu aku tidak kenal. Tapi yangsatunya aku lebih dari kenali Dia yang datang ke tempat

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    37/80

    Kiai tadi pagi. Dia gadis bernama Luhrembulan,mengaku sebagal istri ayahmu! Hlk... hik! Gadis gila!Apa yang terjadi dengan dirinya!" Yang muncul sudah dapat diterka. Bukan lain Nyi

    Retno Mantili bersama boneka kayunya. Melihat kedatangan Nyi Retno Mantili, kejut Nyi WulasPikan bukan kepalang. Gadis jejadian dari alam rohyang aslinya adalah Nyai Tumbal Jiwo Ini kerahkantenaga dalam, alirkan hawa sakti lalu berusaha berdiridengan cepat "Dicari tidak bertemu. Sekarang muncul sendiri.Dia tidak mengenali diriku. Apa aku masih harusmembunuh perempuan satu ini!?!" Pikir Nyi Wulas

    Pikan. "Aku tidak yakin dia sudah kawin dengan Wirosebagaimana aku tidak yakin perempuan pakaianputih itu bilang Wiro adalah suaminya! Sebaiknyamemang aku habisi saja dia sekarang Juga!" Saat itu Luhrembulan juga sudah berdiri. Sakithatinya terhadap Nyi Retno masih belum pupus. Kiniperempuan berotak tidak waras Itu muncul dihadapannya. "Nyi Retno, apa anakmu boneka kayu butut itu

    sudah bertemu ayahnya?!" tegur Luhrembulanmengejek. "Kemuning! Ada perempuan sinting berani menghinadlrimul Coba kau beri pelajaran ilmu kematianpadanya!" Habis berkata begitu Nyi Retno Mantiliangkat boneka kayu, arahkan pada Luhrembulan. Melihat kedua orang itu siap bertarung. Nyi WulasPikan berubah pikiran. Dari niat hendak membunuhNyi Retno Mantili dia memutuskan lebih baik

    tinggalkan tempat itu, naik ke puncak Gunung Merapiuntuk mencari Pendekar 212 yang diketahuinyaberencana datang menemui Kiai Gede TapaPamungkas. "Biar keduanya berkelahi! Biar keduanya mampusdi tempat ini!" Pikir Nyai Tumbal Jiwo alias Nyi WulasPikan. Lalu tidak menunggu lebih lama dia berkelebatlenyap dlbawah lebatnya curahan hujan. Dihina sebagai perempuan sinting, dilecehkan

    hendak diberi pelajaran ilmu kernatlan, Luhrembulanmendidih amarahnya. "Perempuan sedeng yang punya anak boneka butut

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    38/80

    dari kayu! Sebelum kau memberi pelajaran padaku,mari aku ajarkan padamu bagaimana caranya bersopansantun! Betina gila, kau perlu dirajam seumur hidupantara langit dan bumi!"

    Luhrembulan tutup ucapannya dengan menjentikkansepuluh jari tangan jari tangan kanan! -WutL..wuuuuttt!" Puluhan larik api biru melesat ke udara bersilang-silang, membentuk jaring luar biasa mengerikan. Jaringini dengan kecepatan kilat kemudian menyambar kearah Nyi Retno Mantili. Nyi Retno Mantiil sendiri sambiltertawa cekikikan pencet pinggang boneka kayu yangtelah diangkat dan diarahkan pada Luhrembulan.

    Sesaat lagi Ilmu kesaktian dua perempuan cantikitu siap saling membantai diri masing-rnasing tiba-tibatiga orang berkelebat. Dua perempuan, satu lelaki.Yang letak! berteriak keras. Suaranya menggegelarmenindih deru suara hujan. "Luhrembulan! Nyi Retno Mantiii!Tahan serangan!Kalian tidak bermusuhan! Mengapa hendak salingmembunuh!"

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    39/80

    GELEGAR suara teriakan orang yang memberiingat sama sekali tidak dlperdulikan baik olehLuhrembulan maupun oleh Nyi Retno Mantili! "Celaka!" Lelaki yang tadi berteriak kini berserukawatir. "Nenek berdua, cepat halangi Nyi Retno. Akuakan menghadang gadis yang satunya! Hati-hati!

    Jangan sampai ada yang terluka" Satu gelombang angin sedahsyat topan praharamelabrak ke arah Luhrembulen, membuat gadis inihampir terjengkang tapi masih mampu meneruskanmelancarkan serangan yang disebut Api IblisPenjaring Roh. Sekali Nyi Retno sampai terjerat,kalaupun dia bisa lolos dari dalam jaring api makatubuhnya akan terkutung-kutung! Melihat Luhrembulan nekad meneruskan serangan,

    lelaki yang barusan melepas pukulan tangan kosongmengandung tenaga dalam tinggi secepat kilatmenubruk gadis dari Latanahsilam Itu. Selagi keduanyabergulingan Luhrembulan hendak menusuk dada lelakiitu dengan dua jari yang diluruskan. Serangan yangdilancarkan mengarah dada kiri, bernama LintahPenyedot Jantung. Jika mengenal sasaran korban akanmenemui ajal dalam kejapan mata karena jantungnyaakan pecah dan berhenti berdetak! Tetapi begitu

    Luhrembulan melihat wajah orang yang memeluknya,langsung dia berteriak dan balas merangkul kuat-kuat "Wiro!" Ternyata orang yang menubruk Luhrembulan danberusaha mencegah gadis dari Latanahsilam inimenyerang Nyi Retno Mantili adalah Pendekar 212 WiroSableng. DI lain bagian, tepat ketika Nyi Retno Mantili menekanpinggang boneka kayu dan dua larik cahaya putih

    mematikan menyembur ke arah Luhrembulan tiba-tibadua orang nenek menyerbu. Nenek pertama memukul

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    40/80

    bagian bawah lengan kanan Nyi Retno hingga lenganItu terpental ke atas. Nenek kedua dengan cepatmerangkul pinggang Nyi Retno lalu tubuh kecilperempuan cantik ini ditariknya ke bawah. Nyi Retno

    dan dua nenek Jatuh bergedebukan di tanah! "Tua bangka kurang ajari Siapa kalian!" "Nyi Retno tenang..." nenek yang memukul lenganberkata. Nenek Ini berambut kelabu, mengenakanjubah kuning. Sepasang mata merah dan di telinganyamengenakan anting dari tulang manusia. Dia bukan lainadalah kembaran ketiga mahluk Jejadian Eyang SepuhKembar Tilu. Nenek kedua yaitu Nyi Roro Manggut menyambung!.

    "Kita sesama sahabat. Kau tak perlu kawatir!" Nenek inibertubuh cebol berjubah hijau. Rambut putih awut-awutan sampai ke lutut. Sepasang mata juling danhidung pesek sama rata dengan pipi.

    ******

    BAGAIMANA Wiro dan dua nenek itu bisa sampai dikaki Gunung Gede? Seperti dituturkan dalam episode

    sebelumnya (Bayi Satu Suro) Nyi Roro Manggut dankembaran ke tiga Eyang Sepuh Kembar Tilumeninggalkan Wiro sendirian di puiau Watu Gilanguntuk menyaksikan keramaian perayaan malam SatuSuro di pantai Parangtritis dan Parangkusumo.Setelah dua nenek pergi Wiro sempat bertemu dengangadis cantik jejadian Nyai Tumbal Jlwo yang berniatmenggodanya. Ketika hendak dihantam denganpukulan Sinar Matahari mahluk jejadian itu

    melenyapkan diri. Wiro memandang ka langit, memperhatikan rembulanyang hampir bulat tersembul dlbalik awan. Murid SintoGandeng itu ingat kalau besok malam bulan purnamapenuh atau purnama empat belas hari dia sudah harusmenghadap Kiai Gede Tapa Pamungkas di puncakGunung Gede. Wiro menggaruk kepala. Bingung sendiri. Kalau diapergi menemui sang Kiai dan benar orang tua itu

    hendak membicarakan perjodohannya dengan RatuDuyung, maka dia akan menemui suasana yangmembuat dirinya jadi tidak enak. Sebaliknya kalau dia

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    41/80

    tidak menemui Kiai itu, apa lagi sudah dipesan sampaidua kali oleh Eyang Sinto Gendeng maka kelakkeadaannya nanti lebih tidak enak lagi. "Nyi Roro Manggut masih membawa Batu Mustika

    Angin Laut Kencana Biru. Batu sakti Itu bisakupergunakan untuk pergi ke Gunung Gede secepatkiiat. Aku harus mencari dua nenek itu. Mudah-mudahan mereka mau ikut bersamaku..." Wiro menyeberang dari pulau Watu Gilang ke pantaiParangtritls. Setelah berputar-putar dan berkelilingcukup lama akhirnya menjelang pagi dia menemui NyiRoro Manggut dan kembaran ketiga Eyang SepuhKembar Tilu di pantai Parangkusumo tengah

    nongkrong di depan panggung para pemain gamelan.Nyi Roro Manggut tidak keberatan memenuhipermintaan Wiro dan nenek satunya juga mau ikutan. Dangan mengandalkan kesaktian Batu Mustika AnginLaut kencana Biru pinjaman dari Nyi Roro Kidul makaWiro dan dua nenek berangkat ke Gunung Gede.Menjelang tengah hari ketika berada di kaki GunungGede Nyi Roro Manggut memberi tahu kalau diabarusan menerapkan Ilmu Menjajag Nafas Mendengar

    Detak Jantung. "Ada dua orang di kaki gunung sebelah timur.Dua-duanya perempuan.Yang satu mahluk dari alamgaib." Berkata Nyi Roro Manggut. "Bisa Jadi Purnama," ucap Wiro tapi hanya dalamhati. "Aku punya firasat sesuatu akan terjadi di bawahsana." Kata kembaran ketiga Eyang Sepuh Kembar Tilu. "Kalau begitu tidak ada salahnya kita menyelidik ke

    kaki gunung sebelah timur," ujar Wiro pula. Ketika Wiro dan dua nenek sampai di tepi sungaikecil, di bawah hujan yang masih mengguyur lebatdia melihat dua perempuan muda dan cantik tengahberhadap-hadapan siap untuk bertarung dekat sebuahgubuk yang hancur berentakan. Kagetnya Wiro bukanalang kepalang begitu dia mengenali bahwaperempuan cantik berpakaian putih yang menghadapke arahnya adalah Luhrembulan, gadis dari negeri

    1200 tahun silam. Sementara yang jadi lawan danmembelakanginya adalah perampuan muda bertubuhkecil memegang boneka kayu. Nyi Retno Mantili!

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    42/80

    Pada saat dua perempuan ini saling menyerangdengan mengerahkan Ilmu kesaktian, pada saat itupula Wiro berteriak. Karena teriakannya tidakdiperduiikan orang maka dia langsung menyergap

    Luhrembulan sementara dua nenek menghalangi NyiRetno Mantili. "Dua nenek Jelek! Siapa kalian! Mengapamenghalangikul Aku tidak mengenal kalian!"Menghardik Nyi Retno Mantili. Dia coba menendangdan memukul, tapi aneh kaki dan tangannya terasaberat. "Kurang ajar! Apa yang kalian lakukan padaku?!"teriak Nyi Retno Mantili pada dua nenek yang hanyamesem-mesem saja.

    Sementara itu di depan sana waiau dua cahayaputih yang keluar dari sepasang mata boneka kayutidak sampai menghantam tubuh Luhrembulan, tapisewaktu Wiro bergulingan dan berada di atas tubuhsi gadis, salah satu dari dua cahaya putih yangmelesat keluar dari mata boneka kayu menyambar diatas pantat celananya. Meski Jarak antara celana dansinar cukup Jauh yaitu sekitar satu Jengkal namunbreett! Saking hebatnya kekuatan cahaya putih

    tersebut pantat celana Wiro robek besar hinggaauratnya sebelah bawah tersingkap lebar. Selain merasa kepanasan Wiro Jadi tersentak kagetkarena ketika meraba bagian bawah tubuhnya itu diadapatkan pantatnya tidak tertutup lagi. "Sialan!" Wiro memaki dan ketegapan sendiri. Diacepat berdiri namun tak bisa karena tubuhnya masihdipagut kuat-kuat oleh Luhrembulan, malah sambilmemeluk gadis itu juga menciuminya dan berulang kali

    menyebut namanya penuh mesra. Menyaksikan apa yang dilakukan Luhrembulanterhadap Wiro, dua mata Nyi Retno Mantili terbeliakbesar seperti hendak melompat keluar dari rongganya.Sekujur tubuh bergetar. Keadaannya yang tadi tidakbisa bergerak, kini mendadak seperti dapat kekuatanberlipat ganda. Sekali menendang dua nenek yangmasih memeganginya terpental. "Kemuning.... lihat! Perempuan gila itu memeluk

    dan menciumi ayahmu!" Nyi Retno berucap setengahberteriak.Tangan kiri menunjuk-nunjuk, tangan kananmemegang boneka. Perempuan ini kemudian

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    43/80

    keluarkan suara menggerung panjang. "Akan kuhajardia! Dia musti mati! Tapl...."Nyl Retno terdiam sejenak"Bagaimana kalau....jangan-jangan ayahmu memangsuaminya. Kemuning, kita.... sebaiknya kita tinggalkan

    tempat ini. Hatiku kecewa, benar-benar sedih. Apakahkau begitu juga anakku?"

    Sambil menangis keras, tanpa dapat dicegah olehdua nenek Nyi Retno Mantili menghambur lari. "Wiro! Nyi Retno kabur!" teriak Nyi Roro Manggut. Wlro terkejut. Dia berusaha melepaskan diri daripelukan Luhrembulan. Tapi rangkulan gadis Inisemakin kencang. Dua kakinya malah ikut disilangkan

    di pinggang Wiro. "Kau mau kemana Wiro? Jangan pergi! Akubenar-benar rindu padamu! Tidakkah kau maumemelukku? Membalas ciumanku? Apa kau maiu?Bukankah kita sudah jadi suami Istri?" Wiro tidak perdulikan ucapan Luhrembulan. "Nek! Kejar! Lekas kejar Nyi Retno!" teriak Wiro.Tapi Nyi Roro Manggut dan nenek kembaran ke tigaEyang Sepuh Kembar TIlu justru tertawa haha-hihi

    asyik memperhatikan celana Wiro yang robek hinggaauratnya sebelah bawah belakang terlihat jelas. "Hik... hik! Kantong menyannya berkilat!" kata NyiRoro Manggut "Tapi dari sini aku melihat malah hitam sepertisalak! Hik ... hik... hik!" menyahuti nenek kembarjejadian. "Kalau sampai tersentuh gadis itu. Ihhh....aku jugamau memegang! Pasti kenyal-kenyal! Hik...hik... hik!"

    kata Nyi Roro Manggut. Dua nenek kemudiansama-sama tertawa berkekehan. Lalu kembaran ketiga Eyang Sepuh KembarTiluberkata. "Sebaiknya kita berdua pergi saja! Kita bisa maticemburu melihat pemuda itu dipeluk dan diciumiLuhrembulan! Apa kau tidak cemburu heh? Aku tahukau suka pada Wiro!" Nyi Roro Manggut senyum-senyum. Kepala

    mengangguk-angguk. Laiu dia membalas ucapan orang. "Aku juga tahukalau kau naksir pada si gondrong itu!"

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    44/80

    Dua nenek kembali tertawa cekikikan. "Sudah, tak perlu berdebat. Ayo kita pergisekarang juga! Kita berpura-pura mengejar Nyi RetnoMantili." Kata nenek jejadian kembaran ke tiga sambil

    menariktangan Nyi Roro Manggut Nenek satu ini ikutsaja tapi kemudian dia ingat sesuatu. "Tunggu, Batu Mustika milik Nyi Roro Kidul adapada Wiro. Aku harus mengambilnya lebih dulu!" "Ah, jangan mencari kesempatan. Aku tahu kaubukan mau mengambil batu mustika tapi mau melihatbatu kembar antik milik pemuda itu yang gelantunganbergerak lucu kian kemari! Hik... hik... hik!"

    DENGANsusah payah akhirnya Wiro bisamelepaskan diri dari pelukan dan duman Luhrembulan.

    Dia langsung duduk menjelepok ditanah untukmenutupi celana yang robek di bagian belakangsebelah bawah. "Wiro, sekian lama aku mencarimu. Ketika akumenyirap kabar kau akan datang ke puncakGunung Gede, aku mendahului datang ke sana. Tapiaku bertemu dengan perempuan-perempuan yangmenyakitkan hatiku!" "Luhrembulan, siapa yang kau maksudkan dengan

    perempuan-perempuan yang menyakitkan hati?" tanyaWiro. "Yang pertama, si ceking yang kemana-manamembawa boneka kayu itu. Katanya ayah dari bonekaitu adalah kau. Berarti kau adalah suami perempuanceking itu yang menurut Kiai Gede Tapa Pamungkasadalah muridnya, bernama Nyi Retno Mantili!Perempuan tidak tahu diri! Tidak tahu dluntung! Sudahsinting punya anak kayu, mengejek diriku pula!"

    "Perempuan malang itu memang tidak waras. Setiapucapannya tidak perlu kau ambil hati!" Luhrembulan tersenyum ialu mencibir.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    45/80

    "Aku tahu otaknya memang miring sejak diakehilangan bayi. Bukan begitu ceritanya? Tapi aneh.Orang sinting mengapa bisa bermulut ketus. Mengapabisa merasa cemburu?! Jangan-jangan sintingnya

    dibuat-buatl Tapi apa urusannya dengan diriku?Perempuan sinting itu malah menyerang aku dengandua sinar yang keluar dari sepasang mata bonekakayu. Tapi ilmu kesaktiannya itu tidak bisa melewatitanah terbelah yang telah aku gurat dengan ilmuMembelah Bumi Menyedot Arwah. Kalau tidak ditolongKiai Gede perempuan itu pasti sudah amblas masukke dalam belahan tanah." "Katamu Nyi Retno mengejekmu. Memangnya dia

    mengejekmu apa? Apakah karena soal mengejek itukau lantas sampai mengeluarkan Ilmu kesaktian yangdahsyat itu?" tanya Wiro. "Dia marah ketika aku memberi tahu kalau kauadalah suamiku! Bahwa kita sudah kawin diLatanahsilam." "Tapi perkawinan itu tidak syah..." tukas Wiro. "Syah atau tidak yang Jelas perkawinan Itu telahterjadi! Ada yang menikahkan kita yaitu nenek

    Lamahila dan ada seorang saksi bernama Laduliu.Apa kau lupa hal itu Wiro? Atau berpura-pura lupa?" "Aku Ingat betul peristiwa di Bukit Batu Kawin Itu.Ada orang yang memberikan minuman aneh padakuhingga aku tidak sadar diri. Sudahlah, aku tidak inginmembicarakan hal Itu," kata Wiro pula sambilgaruk-garuk kepala Dia hendak berdiri tapi begitu ingatcelananya yang robek tidak jadi dan buru-buru dudukmenjelepok di tanah kembali.j berdiri?" tanya

    Luhrembulan. "Anu... tidak ada apa-apa Aku hanya masih inginduduk." "Di tanah yang becek oleh air hujan Ini?" ujarLuhrembulan. "Aneh! Sementara aku bicara berdiri, kau dudukdi tanah. Sudah aku duduk saja di depanmu." LaiuLuhrembulan duduk bersimpuh di depan Wiro. "Wiro, apa selama ini kau tak pernah ingat diriku?

    Tidak pernah kangen, tidak pernah rindu?" "Selama di Latanahsilam kau banyak berbuat baikpadaku. Kau mengobati diriku ketika cidera berat Kau

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    46/80

    memberikan ilmu kesaktian hebat luar biasa padaku.Aku tidak bisa membalas semua hutang budi itu.Tentusaja aku mengingat semua kebaikanmu itu." "Hanya mengingat kebaikannya, orangnya tidak?

    Kau tidak ingat diriku, Wiro?" ujar Luhrembulandengan suara dan wajah menunjukkan rasa sedih. Wiro tersenyum tapi tidak menjawab. "Wiro, aku tidak pernah merasa bahwa kau berhutangbudi padaku. Aku tidak pernah membangkit minta kaumembalas semua itu. Aku hanya ingin satu hal. Yaitubahwa kau menyadari kalau kita sudah kawin, sudahnikah..." Wiro masih diam.

    "Aku minta dinikahkan denganmu oleh NenekLamahila bukan karena apa-apa. Pertama aku memangmencintaimu dengan setulus hati. Kedua aku inginkeluar dari azab sengsara yang terjadi sejak mulaidari nenek moyangku. Wiro, ketika masih diLatanahsiiam aku pernah meratap. Aku masih ingatapa yang aku ratapkan saat itu. Wahai mahluk bermukaburuk. Puluhan tahun kau hidup dalam kutuk yangjatuh menimpa dirimu bukan karena maumu dan

    bukan karena kesalahanmu. Puluhan tahun kautenggelam dalam kesesalan. Menyantet dan mem-bunuh orang-orang tidak berdosa. Kini ketikasentuhan kasih membuka mata dan menyingkaphatimu, ketika kau mengambil keputusan bahwa kaubisa meninggalkan Jalan sesat dan memilih hidupbaik, ternyata tidak ada orang yang mau menolongmu.Wahai mahluk tua berwajah buruk. Sudah takdirdirimu kau akan berada dalam keadaan sengsara

    begini rupa seumur bumi terbentang, selagi langitterkembang..."(Baca serial Wiro Sableng di negeriLatanahsllam berjudul "Rahasia Perkawinan Wiro"). Luhrembulan tutup wajahnya dengan dua tangan lalumenangis sesenggukan. "Aku tahu, tidak ada seorangpun yang mau mengerti.Apa lagi mau menolong. Aku akan tetap hidup dalamkutukan. Dalam ujud seorang nenek buruk bernamaHantu Santet Laknat"

    "Luhrembulan, kau tidak lagi berada di alammu. Kausaat Ini sudah berada di alam lain. Kau berada di tanahJawa. Kurasa semua kutukan turun temurun itu telah

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    47/80

    lenyap. Kau benar-benar telah menjadi seoranggadis cantik seperti keadaanmu saat ini."Wiro cobamenghibur. Luhrembulan tersenyum. Dia beringsut mendekati

    Wiro. Untuk beberapa saat wajahnya diletakkan di dadabidang pemuda itu. Laiu dia mundur menjauh kembali. "Wiro, kau berkata begitu, aku berterima kasih.Tapicoba kau lihat sebentar ke arahku. Kau akan melihatkenyataan..." Luhrembulan duduk tak bergerak, menatap kearahPendekar 212 Wiro Sableng. Murid Sinto Gendengbalas memperhatikan. Dadanya berdebar ketika diamelihat, walaupun sedikit samar, sosok Luhrembulan

    yang tadi berupa gadis cantik berpakaian putih kiniberubah menjadi nenek kurus keriput bermuka burukseperti burung gagak, mata kecil tak beralis. Pakaiandari jerami kering. Sosok Inilah yang pernah dilihatnyasewaktu berada di Latanahsilam dulu ketika tersesatbersama Setan Ngompol dan Naga Kuning (baca serialWiro Sableng di tanah silam mulai dari episode "BolaBola Iblis sampai "istana Kebahagiaan"). "Luhrembulan, sebaiknya kau jangan mengingat-

    ingat lagi keadaan dirimu..." "Bagaimana aku bisa melupakan hal itu, Wiro? Nasibburuk dan azab diriku mengalir dalam darah, bersatudengan nafasku." "Luhrembulan, tadi kau menyebut perempuan-perempuan yang menyakitkan hati. Kau sudahmenceritakan tentang Nyi Retno. Lalu siapa perempuanlainnya?"Wiro alihkan pembicaraan. "Tadi di tempat Ini ada gubuk.Tapi sudah hancur

    berantakan. Ketika aku berteduh datang seorang gadisberpakaian hijau. Dia mengaku bernama Nyi WulasPikan..." "Nyi Wulas Pikan?" Mengulang Wiro dengan suarabernada kaget. Lalu dalam hati dia membatin. "Gila,jadi mahluk alam roh satu itu sudah sampai pula ditempat Ini rupanya!" "Kau mengenalnya?" "Aku melihatnya pertama kali malam tadi di pantai

    pulau Watu Gilang," menerangkan Wiro. "Katanya dia adalah kekasihmu..." ujar Luhrembulanpula.

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    48/80

    Wiro menggaruk kepala. "Gadis itu adalah jejadian dari Nyai Tumbal Jiwo.Muridnya kubunuh. Celakanya sang murid yangbernama Wira Bumi itu adalah Patih Kerajaan dan

    merupakan kekasih si nenek. Dia memaksa aku jadikekasihnya pengganti Wira Bumi." "Aku melihat paksaan Itu sekaligus merupakanancaman. Nyai Tumbal Jiwo bisa membuatmu menjadiburonan Kerajaan seumur-umur." "Kurasa begitu," Jawab Wiro sambil menggarukkepala. "Apakah kau akan menerima atau memang sudahmenjadi kekasihnya?" tanya Luhrembulan.

    Wiro tertawa "Di balik niat mesumnya itu aku yakin dia punyamaksud hendak membunuhku. Rasanya tidak ada jalanlain. Aku harus membunuhnya lebih dulu. Hanya sajaapakah aku bisa melakukan hal itu karena dia mahlukdari alam roh. Dia bisa bersalin rupa seratus kali dalamsatu hari!"

    "Kalau begitu biar aku yang mewakili dirimumembunuh nenek Itu!" kata Luhrembulan pula.'Saat

    Ini dia tengah dalam perjalanan menuju puncak GunungGede. Menunggu kedatanganmu." "Aku tidak akan ke sana. Paling tidak untuk kali Ini,"jawab Pendekar 212. Untuk beberapa lama kedua orang itu tidak ada yangbicara. Kemudian Wiro bertanya. "Selain Nyi Retno dan Nyi Wulas Pikan, apa masihada perempuan lain yang menyakiti hatimu?' "Sebenarnya bukan perempuan. Dia seorang lelaki.

    Tapi bermulut seperti perempuan. Dia mengusirku daripuncak Gunung Gede!" "Aku tak mengerti. Siapa lelaki itu?" tanya Wiro pula.

    "Kiai Gede Tapa Pamungkas! Kakek yang katanyatokoh bijaksana rimba persilatan. Tapi mulutnya sepertiember. Perilakunya terhadapku sungguh tidak adil. Dialebih membela perempuan ceking yang punya anakboneka kayu itu. Yang diakuinya sebagai muridnya. Diamengusirku secara halus. Aku terpaksa meninggalkan

    telaga tempat kediaman Kiai itu! Wiro, aku tak habispikir mengapa Kiaimu Itu memberi ilmu kesaktian padaseorang perempuan sinting. Orang waras saja

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    49/80

    terkadang bisa menyalah gunakan Ilmu kepandaian,apa lagi yang tidak waras seperti Nyi Retno Mantili Itu."

    Kurasa Kiai hanya memberikan ilmu pada Nyi Retnountuk melindungi dirinya. Sejak dia meninggalkan

    Gedung Ketemenggungan di Kotaraja, nyawanyaterancam. Dia terpisah dengan bayinya..." Luhrembulan tertawa mendengar kata-kata Wiro itu. "Kenapa kau tertawa? Apa yang lucu?" tanyaPendekar 212. "Dia hendak membunuhku dengan dengan ilmukesaktian yang mengeluarkan dua larik cahaya putihdari mata boneka kayu. Pertama kali dilakukannya ditepi telaga. Di depan Kiaimu. Yang kedua kali di tempat

    Ini. Kau menyaksikan sendiri. Apakah Ku yang kaumaksudkan Ilmu untuk melindungi diri?" Wiro mulai resah dan gerah. "Luhrembulan, sebenarnya aku ingin bicara lebihbanyak denganmu. Tapi ada yang harus aku lakukan.Aku mungkin berubah pikiran. Mungkin aku akanmenemui Kiai Gede Tapa Pamungkas di tempatkediamannya." "Aku ikut bersamamu," kata Luhrembulan pula.

    Mendengar kata-kata Luhrembulan Ku Wiro cepatmemutar otak. "Sebelum menemui Kiai, aku ingin mengejar duanenek temanku tadi. Mereka tengah berusaha mencariNyi Retno..." "Hemmm....begitu? Setahuku rencana pertemuanmudengan Kiai ember Itu baru besok malam...." "Luhrembulan, tidak baik mencerca Kiai GedeTapaPamungkas seperti itu...!"Wiro mengingatkan.

    Luhrembulan hanya tersenyum. "Kau Ingin pergi mencari dua nenek yang mengejarNyi Retno. Aku ada di sini. Jangankan memperhatikandiriku, perasaanpun rupanya kau sudah tidak punyalagi. Aku Ingin kita hidup bahagia berdua.Tapi kalau kauinginkan perempuan lain, dan aku tidak kuasamelihatnya, aku akan habisi perempuan itu. Aku sudahbersumpah Wiro. Dengar baik-baik sumpahku!Tidakada seorang perempuan lainpun yang bisa memiliki

    dirimu, kecuali diriku yang telah menjadi Istrimu!Perempuan mana saja yang melakukan hal itu akankubunuhl"

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    50/80

    "Kau tidak boleh bersikap seperti itu, Luhrembulan.Kau harus sadar. Kita sebenarnya tidak pernah nikah." "Jadi begitu sikapmu terhadapku, Wiro? Kau seorangpendekar yang ingin lari dari kenyataan. Ingin

    menghindar dari tanggung jawab!" "Memangnya aku punya tanggung jawab apa atasdirimu?" Wiro mulai kesal. "Aku pernah mendengar pantun bagus berasal darinegerimu ini. Kura-kura dalam perahu. Pura-pura tidaktahu! Sudah gaharu cendana pula. Sudah tahu bertanyapula!" Dalam kesalnya Wiro berdiri, lupa akan celananyayang robek besar di belakang sebelah bawah.

    "Luhrembulan, maafkan aku. Aku harus pergi...." "Pergilah, rohku akan mengikuti kemana kau pergi.Rohku akan membunuh perempuan siapa saja yangberani mendekatimu!" Tiba-tiba menggema satu suara perempuan. "Mahluk alam roh tidak tahu malu. Kau sudahtersesat di alam mimpimu! Aku akan mendekati Wiro.Aku mau lihat apakah kau mampu membunuhku!" Luhrembulan tersentak kaget. Wiro memandang

    berkeliling. "Jahanam laknat! Siapa kau! Unjukkan dirimu! Biarkubunuh saat ini juga!" teriak Luhrembulan. Matamendelik, memandang seputar tempat. Teriakan Luhrembulan disambut dengan tawamelengking panjang. Saat itu hujan mulai mereda. Namun keadaan masihgelap. Di arah tepi sunga? kecil kelihatan cahaya biruserta keriap kerlip seperti kembang api. Sesaat

    kemudian tampak sosok perempuan cantik berambuthitam digeral lepas mendatangi dengan cepat laluberhenti di samping Pendekar 212 Wiro Sableng.Bukan hanya sekedar berdiri, tapi sambil merangkulkantangan kiri ke pinggang sementara kepala disandarkanmesra ke bahu sang pendekar! Mulut melontarkansenyum mengejek. "Kau Ingin membunuhku? Silahkan!"

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    51/80

    160 Dendam Mahluk Alam Roh Dewi KZ 51

    MAHLUKkeparat! Aku sudah mengira! teriakLuhrembulan lalu dengan cepat melompat bangkit dariduduknya di tanah becek. "Kau juga keparat!" Jawab perempuan cantikberambut panjang lepas dan mengenakan pakaian birugelap. Kepala ditegakkan tapi tangan kiri masihmerangkul pinggang Wiro membuat Luhrembulanseperti terbakar. "Aku tahu riwayat pernikahanmu!Jangan coba menipu dan menjebak Pendekar Dua SatuDua Wiro Sableng! Pernikahan itu tidak pernah ada!Kalaupun ada tidak syah!" Wajah Luhrembulan berubah merah. Rahangmenggembung. "Perempuan celaka! Apa kau kira aku tidak tahuriwayat dirimu?! Di Latanahsilam kau bernamaLuhmintari. Di tanah Jawa ini kau menukar nama

    dengan Purnama!" "Wiro yang memberikan nama itu padaku. Apa kaukeberatan?" ucap si cantik berbaju biru yang ternyataadalah Purnama. Seperti diceritakan sebelumnyaPurnama bersama Ratu Duyung telah bertemu denganKiai GedeTapa Pamungkas di puncak gunung. Gadisini mengetahui kalau sang Kiai merasa tidak enakmelihat kehadirannya. Hal ini membuat dugaanPurnama semakin kuat bahwa Kiai Gede Tapa

    Pamungkas memang Ingin membicarakan perjodohanRatu Duyung dengan Wiro. Selain menimbulkan rasaperih di hatinya, juga agar tidak menjadi sandunganyang tidak enak karena kehadirannya di situ. Purnamamengatakan Ingin melihat-lihat keindahan di sekitarpuncak gunung. Padahal saat itu awan mendung mulaibertumpuk di langit. Keindahan apa yang mau dilihat? Purnama menuruni puncak Gunung Gede. Nalurinyamengatakan sesuatu akan terjadi di bawah sana. Apa

    lagi ketika dia mengerahkan ilmu Nafas SepanjangBadan. Purnama dapat merasakan bahwa ada seorang

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    52/80

    160 Dendam Mahluk Alam Roh Dewi KZ 52

    dari alam gaib di kaki gunung sana. "Mungkin Nyai Tumbal Jiwo. Tapi mungkin jugaLuhrembulan..." kata Purnama dalam hati. Ketika diasampai di kaki gunung dalam keadaan hujan lebat,

    yang ditemuinya memang Luhrembulan, tengahduduk di tanah becek, berhadap-hadapan dengan Wiro. Setelah mendengar cukup lama percakapan keduaorang itu Purnama keluar dari tempatpersembunyiannya sambil keluarkan tawa panjang. Luhrembulan menatap tajam ke arah Purnama. "Aku tidak perduli siapa namamu sekarang! Atausiapa yang memberikan nama itu padamu! Aku cumatahu namamu adalah Luhmintari! Riwayatmu di

    Latanahsilam sungguh memalukan, menjijikkan!Bukankah kau kena kutuk hingga melahirkan seorangbayi berbentuk landak?! Hik... hik! Di sini lagakmuseperti seorang Ratu saja!" "Riwayatmu jauh lebih buruk dan menjijikkandariku!" jawab Purnama. "Kutuk telah menjadi azabnenek moyangmu. Apakah kau pernah berkaca danmelihat keadaan ujud dirimu yang sebenarnya? Banyakorang yang kasihan padamu! Tapi kelakuan

    perbuatanmu membuat semua orang menjadi sangatmembencimu1 Kau sendiri sejak tersesat ke tanah Jawaini bukankah selalu membuntuti diriku dan inginmembunuhku? Terakhir sekali kau bekerja samadengan Raja Racun Langit Bumi di Gedung KadipatenLosari untuk melaksanakan niat kejimu!" (Baca serialWiro Sanleng berjudul "Sang Pembunuh") "Wahai! Jika ada orang ingin membunuhmu berartidirimu sebenarnya jelas bukan mahluk baik-baik!

    Sayangnya kau adalah mahluk tidak tahu diri hinggatidak menyadari hal itu!" Jawab ucapan Luhrembulantak kalah pedas menyakitkan. "Kalian berdua," Wiro yang sejak tadi diam saja cobamenengahi. "Bukankah kalian datang dari negerileluhur yang sama? Mengapa sampai di tanah Jawa inikalian bersilang sengketa? Akan lebih baik kaiau kalianberdua akur-akur saja dan saling bersahabat Banyakkebajikan yang bisa kalian perbuat di negeri ini."

    Luhrembulan tertawa melengking. "Aku?! Aku mau akur-akuran dan bersahabat denganlaknat alam roh tidak tahu diri ini!"

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    53/80

    160 Dendam Mahluk Alam Roh Dewi KZ 53

    Luhrembulan meludah lalu menggeleng berulang kali. Perlahan-lahan Purnama lepaskan rangkulannyadi pinggang Pendekar 212. "Selama langit terbentang bumi terkembang, kau

    adalah mahluk alam roh paling memuakkan di mataku!Sebaiknya kau mencari jaian pulang kembali ke alamgaib. Atau aku harus memberi petunjuk hingga kautidak lagi menimbulkan bencana di tanah Jawa ini?" "Sombongnya!' maki Luhrembulan. "Sebelum kaumemberi petunjuk, terima dulu yang satu ini!" Didahuluipekik penuh amarah Luhrembulan menerjang ke depan.Begitu menginjak tanah kaki kanan langsungdiguratkan.

    "Rrrrttttt!" Tanah terbelah! Dari dasar belahan menderu daya sedot kencangluar biasa. Ilmu Membelah Bumi Menyedot Arwah yangluar biasa ganas' Dalam waktu bersamaan darisepasang mata menyambar dua larik sinar hitam. Iniadalah ilmu Dua Hantu Menembus Raga MenyedotJiwa! "Edan, gadis ini benar-benar kalap. Dia benar-benar

    hendak menghabisi Purnama!" ucap Wiro dalam hati.Bahkan dirinya Juga bisa ikut tersedot ke dalam tanahyang mendadak sontak terbelah itu! Di dahului suarateriakan keras tanpa perdulikan keadaan celananyayang robek Wiro cepat melompat ke kiri sementaraPurnama melesat ke kanan. Untuk selamat dariserangan dua larik sinar hitam Purnama segera lindungidiri dengan cahaya biru begemeriap lalu serentakdengan itu dia balas menghantam dengan lepaskan

    serangan sakti bernama Menggusur GunungMenjungkir Langit Dua cahaya biru begemeriap melesat lalu bergabungmenjadi satu membentuk bola raksasa. "Buummm!" "Breetttl" Letusan dahsyat menggelegar. Seantero tempatbergoncang laksana dilanda gempa besar.Tanah yangterbelah merapat kembali. Wiro, Purnama dan

    Luhrembulan sama-sama terlempar Jauh. Kalau Wirokemudian terduduk di tanah dengan kuping pengangdan dada mendenyut sakit, maka Luhrembulan dan

  • 5/24/2018 160. Dendam Mahluk Alam Roh.pdf

    54/80

    160 Dendam Mahluk Alam Roh Dewi KZ 54

    Purnama tergelimpang di tanah becek, sama-samamengerang dan kucurkan darah kental di sela bibir. Wiro tak berani bergerak. Memandang ke bawahmatanya Jadi mendelik ketika melihat celananya kini

    robek bukan cuma di bagian belakang tapi akibatterpental tadi robekan menjalar lebar sampai kebagian depan! "Celaka! Bagaimana aku menyembunyikananuku....?!" Wiro Jadi bingung. Namun begitumendapat akal dia segera buka baju putihnya laludigelungkan ke bagian celana yang robek. Ternyatabaju ini hanya bisa dipakai untuk menutupi salah satubagian saja. Sobelah depan atau sebelah belakang!

    "Gila! Masakan aku harus memilih bagian manayang mau