15.vina serevina solihan
-
Upload
vinaserevina -
Category
Documents
-
view
222 -
download
2
description
Transcript of 15.vina serevina solihan
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
MASALAH DAN PEMECAHANNYA TENTANG PENILAIAN BERBASIS KELAS
( PENGERTIAN, CAKUPAN DAN KRITERIA KETUNTASAN
MINIMAL )
DOSEN :
Dr.Ir. Vina Serevina
Mahasiswa S2 :
Solihan
7836130853
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan di seputar penilaian hasil pembelajaran
siswa sejalan dengan perkembangan kurikulum yang
dipergunakan. Hal itu disebabkan penilaian merupakan salah
satu komponen yang terkait langsung dengan kurikulum.
Kurikulum itu sendiri adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (PP
No.19, Th. 2005:3).
Dalam dunia pendidikan, penilaian pasti dilakukan dalam
proses pembelajaran. Penilaian dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan klasifikasi kemampuan
siswa yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi, dan
penetapan mutu pengetahuan siswa secara menyeluruh.
Dalam pengertian ini diisyaratkan bahwa penilaian harus
terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan
beragam bentuk. Namun, secara umum penilaian merupakan
salah satu proses penting dalam proses pendidikan, khususnya
dalam proses belajar mengajar. Hakikat penilaian dalam
pendidikan adalah proses tematik dan sistematik,
mengumpulkan data atau informasi, menganalisis dan
selanjutnya menarik kesimpulan tentang tingkat pencapaian
hasil dan tingkat efektivitas dan efisiensi suatu program
pendidikan.(Hamid, 2011:15-16).
Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian yang dilakukan
oleh guru dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian ini
dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar.
(Surapranata dan Hatta, 2004: 5)
Pentingnya penilaian berbasis kelas menuntut guru
untuk mengetahui pengertian, cakupan penilaian berbasis
kelas dan Kriteria Ketuntusan Minimal ( KKM ) agar dapat
menjalan proses pembelajaran sesuai yang diinginkan dan
akan menghasilkan nilai yang diharapkan.
Dari ulasan singkat diatas, maka makalah ini membahas
tentang pengertian, cakupan dan Kriteria Ketuntusan Minimal
( KKM ) pada proses kegiatan penilaian berbasis kelas.
B. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam makalah ini adalah
permasalahan dalam penilaian berbasis kelas yang terkait
dengan pengertian, cakupan dan kriteria ketuntasan minimal
( KKM ) yang selanjutnya akan diurai dalam beberapa sub-
pokok bahasan, diantaranya :
1. Bagaimana pengertian, cakupan penilaian berbasis kelas
dan KKM?
2. Permasalahan apa saja yang terjadi dalam bidang
pendidikan terkait pengertian, cakupan dan KKM pada
proses penilaian berbasis kelas ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian, cakupan dan KKM.
2. Mengetahui permasalahan apa saja dalam penilaian
berbasis kelas terkait dengan pengertian, cakupan dan
KKM serta mencari solusi dari permasalahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang
hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam
kegiatan pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas
(Bina Mitra. 2005)
Penilaian dilakukan dengan menggunakan kombinasi
dari berbagai teknik penilaian yang meliputi: pengumpulan
kerja siswa (portofolio), hasil karya (proyek), penampilan
(performance), dan tes tertulis (paper and pen). Guru menilai
kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level
pencapaian prestasi siswa (Sigalingging, 2003: 45).
Penilaian Berbasis Kelas mengidentifikasi pencapaian
kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan rnelalui
pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan
pelaporan
Penilaian Berbasis Kelas menggunakan arti penilaian
sebagai ‘assessment’, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil
belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan
pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian di kelas ini
merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan suatu . program pendidikan. Penilaian Berbasis
Kelas merupakan bagian dari evaluasi pendidikan karena
lingkup evaluasi pendidikan secara umum jauh lebih luas
dibandingkan Penilaian Berbasis Kelas .
Penilaian Berbasis Kelas merupakan kegiatan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik untuk
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan.
Jadi, Penilaian Berbasis Kelas merupakan proses pengumpulan
dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian
dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator pencapaian belajar yang termuat dalam
kurikulum.
Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian yang
dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran.
Penilaian Berbasis Kelas merupakan proses pengumpulan dan
penggunaan informasi hasil belajar peserta didik yang
dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian
dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan
( standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian hasil belajar). Penilaian Berbasis Kelas merupakan
prinsip, sasaran yang akurat dan konsisten tentang
kompetensi atau hasil belajar siswa serta pernyataan yang
jelas mengenai perkembangan dan kemajuan siswa.
maksudnya adalah hasil Penilaian Berbasis Kelas dapat
menggambarkan kompetensi, keterampilan dan kemajuan
siswa selama di kelas.
Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa Penilaian
Berbasis Kelas merupakan salah satu komponen dalam
kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian Berbasis Kelas itu
sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang
dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa
(portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja
(performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus
penilaian diarahkan pada penguasaan kompetensi dan hasil
belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa.
B. Cakupan penilaian berbasis kelas
Penilaian Berbasis Kelas mencakup 1) kegiatan pengumpulan
informasi tentang rencapaian hasil belajar siswa dan 2)
pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan
informasi tersebut. Pengumpulan informasi dalam Penilaian
Berbasis Kelas dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun
tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan
aktualitas khusus atau tidak, misalnya untuk penilaian aspek
sikap/ nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam
seluruh kegiatan pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir). Di
sekolah sering digunakan istilah tes untuk kegiatan Penilaian
Berbasis Kelas dengan alasan kepraktisan, karena tes sebagai
alat ukur sangat praktis digunakan untuk melihat prestasi
siswa dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan,
terutama aspek kognitif. ( Wawan, 2000 )
Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendignosa
kesulitan belajar, memberikan umpan balik atau perbaikan
proses pembelajaran, penentuan kenaikan kelas, dan
memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan
memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha
perbaikan (Surapranata dan Hatta, 2005: 94). Penilaian
Berbasis Kelas berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam perbaikan
program pengajaran, alat pendorong dalam meningkatkan
kemampuan peserta didik, dan sebagai alat untuk peserta
didik melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta bercermin
diri (instrospeksi) (Surapranata dan Hatta, 2004: 6).
Penilaian secara umum memiliki peranan yang sangat
penting dalam kurikulum. Peranan penilaian adalah untuk
grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian berperan untuk menentukan atau
membedakan kedudukan hasil kerja siswa dibandingkan
dengan siswa lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan
siswa dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain.
Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung
membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih
mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced
assessment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian berperan untuk memisahkan
antara siswa yang masuk dalam kategori tertentu dan yang
tidak. Siswa yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang
tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan
seseorang dapat masuk
3. atau tidak di sekolah tertentu.
4. Peranan penilaian untuk menggambarkan sejauh mana
seorang siswa telah menguasai kompetensi.
5. Sebagai bimbingan, penilaian berperan untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami
dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian
maupun untuk penjurusan.
6. Sebagai alat diagnosis, penilaian berperan menunjukkan
kesulitan belajar yang dialami siswa dan kemungkinan prestasi
yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru
menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau
pengayaan.
(Surapranata dan Hatta, 2004)
7. Sebagai alat prediksi, penilaian berperan untuk mendapatkan
informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja siswa
pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan
yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat
skolastik atau tes potensi akademik. Dari keenam peranan
penilaian tersebut, peranan untuk melihat tingkat penguasaan
kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan
utama dalam penilaian kelas. Sesuai dengan peranan tersebut,
penilaian kelas menuntut guru agar secara langsung atau tak
langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Jadi, peran penilaian kelas adalah
memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang
hasil belajar siswa baik dilihat ketika saat kegiatan
pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya,
dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa.
C. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
C. 1. Pengertian KKM
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria
paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh
satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata
pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan
pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
C. 2. Fungsi KKM
1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi
peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu
mata pelajaran atau Standar Kompetensi (SK)
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri
dalam mengikuti pembelajaran
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan
SK/KD – nya
4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi
pembelajaran
5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik
dan masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid)
Akhmad sudrajat, 2008
C. 3. Tahapan Penetapan KKM
Seperti pada uraian diatas bahwa penetapan KKM
dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Adapaun langkah dan tahapan penetapan KKM antara lain:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Hasil
penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM
mata pelajaran.
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas
pendidikan
4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada
saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta
didik
Jadi yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM
adalah kompleksitas, daya dukung, dan intake. Kompleksitas
mengacu pada tingkat kesulitan Kompetensi Dasar yang
bersangkutan. Daya dukung meliputi kelengkapan mengajar
seperti buku, ruang belajar, laboratorium (jika diperlukan) dan
lain-lain. Sedangkan Intake merupakan kemampuan penalaran
dan daya pikir peserta didik. (Akhmad sudrajat, 2008)
C. 4. Langkah-langkah Menentukan KKM :
Menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi,
serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga
sekolah/madrasah, sarana dan prasarana dalam
menyelenggarakan. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria Ketuntasan Belajar secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Aspek Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan).
Ditentukan bila dalam pelaksanaan pencapaiaan kompetensi
menurut:
a. Pemahaman SDM :
1) Memahami kompetensi yang harus dicapai siswa.
2) Memiliki pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang studi.
b. Daya kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan
pembelajaran.
c. Waktu yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi
(menggunakan metode yang bervariasi)
d. Daya nalar dan kecermatan siswa yang tinggi.
e. Latihan khusus dengan bantuan orang lain.
f. Semakin kompleks atau sukar Kompetisi Dasar(KD) maka
nilainya semakin rendah, tetapi semakin mudah KD maka
nilainya semakin tinggi.
Aspek Daya Dukung.
1. Ketersediaan tenaga SDM.
2. Sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan
misalnya
Biaya Operasional Pendidikan(BOP).
Manajemen Sekolah/Madrasah.
Kepedulian Stakeholder Sekolah/Madrasah.
Akhmad sudrajat, 2008
Perbandingan antara sarana dan prasarana ideal yang
dibutuhkan dengan sarana dan prasarana yang ada. Semakin
tinggi daya pendukung maka nilainya semakin tinggi. Aspek
Intake siswa (Tingkat kemampuan rata-rata siswa) yaitu;
Keberagaman latar belakang, potensi dan kemampuan siwa
secara individual) .
Kemampuan rata-rata yang dimiliki siswa untuk mencapai
kompetensi :
1. Hasil seleksi PSB.
2. SKHU.
3. Rapor kelas 1
D. Permasalahan dalam Pendidikan dan Solusinya
Permasalahan mengenai pengertian, cakupan dan KKM pada penilaian
berbasis kelas
Dalam beberpa kasus yan gdi buat dalam bloger dunia
pendidikan yang sering disorot adalah pemaksaan penentuian
KKM oleh institusi tertentu untuk kepentingan tertentu pula,
berikut diantaranya kasus yang ditulis oleh Fatkur seorang
guru matematika di SMAN 1 Tanjung Lombok Utara:
“Pada dasarnya KKM adalah kriteria paling rendah
yang dinyatakan dalam angka untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan. Untuk menentukannya ada 3 faktor
yaitu kompleksitas, daya dukung dan intake siswa. Saya lebih
menyoroti fakta di lapangan bagaimana guru menentukan
nilai-nialai dari ketiga faktor itu. Dari pengamatan saya sehari-
hari menetukannya tidak sesuai dengan fakta yang
sebenarnya, Misal dari ulangan harian tahun pelajaran
sebelumnya (ini faktor intake siswa) yang hanya 55 misalnya,
namun ketika mengisi INTAKE SIWA dibuat 75. Sehingga
terjadi ketidakakuratan dalam menentukan KKM, Misal ketika
didapat KKM 75 apa yang terjadi? Siswa banyak yang tidak
tuntas baik ketika ulangan harian maupun ulangan yang lain.
Terus ada program remidial, dan akhirnya “terpaksa”
dituntaskan.
Atau kasus yang terjadi disekolah kami di Kota Bekasi
timbul kasus pemalakan wali kelas kepada beberapa siswanya
akibat banyak siswanya yang tidak tuntas dalam mencapai
nilai KKM berikut pesan singkat yang kami peroleh dari
sumber BP/BK disekolah kami tersebut:
“ Maaf Bu BK/BP transfer saya titip Rizki, kemarin
untuk perbaikan 5 mata pelajaran untuk guru yang
bersangkutan minta Rp. 600.000,-/bidang studi. Di minta total
3 juta, dan karena ibu itu ( walikelas ) yang bantuin, saya
tambahin 1 juta buat dia. Bu saya kuatir anak saya ditekan
ngak nanti??? Salam nana
Padahal saya salah satu pengajar dari mata pelajaran
Fisika yang belum tuntas dan saya tidak meminta apaun dari
siswa atau wali kelasnya…
Solusi:
Dari kasus diatas sebenarnya dapat diatasi jika semua
perangkat atau unsur yang mendukung pendidikan, baik siswa,
guru, orang tua, penyelenggara pendidikan dan institusi pemerintah
sepakat pemahamannya tentang tujuan pendidikan nasional dan
memiliki integritas terutama kepada guru, selain kemampuan
pedagogiknya, integritasnya diselalu di uji, dimana saat di lapangan
tidak sesuai dengan yang dituntut oleh atasannya… “Semua siswa
kelas 11 harus tuntas sebab kelas 11 menngunakan kurikukulum
KTSP dan kelas X kurikukulm 2013….
Guru harus memahami tentang proses penilaian dan sifat
kepribadian yang unggul baik melalui pelatihan dan mencari sumber
yang terkini atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Mencoba mengikuti kurikulum di negara yang kualitas
pendidikan sangat tinggi seperti di Finlandia
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian
berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan
pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas
Penilaian Berbasis Kelas mencakup 1) kegiatan pengumpulan
informasi tentang rencapaian hasil belajar siswa dan 2) pembuatan
keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi
tersebut.
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan pada
semua mata pelajaran yang ditempuh.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad sudrajat, 2008. Penertian, fungsi dan mekanisme KKM, http:// akhmad
sudrajat.word press.com /2008
Depdiknas, 2002. Ringkasan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Hamid,Soleh.2011.Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas.Jogjakarta: DIVA PRESS
Fathur Thok. 2013, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) 75 Itu Tidak Realistis, http://
www. Fathoer.wordpress.com
Priyanto, Sugeng, AT. 2004. Pedoman Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional , http://bagawanabiayasa.worpress.com
Surapranata dan Hatta. 2004. Penilaian Portofolio. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sigalingging, H. 2003. Paparan Kuliah Evaluasi Pengajaran PKn. FIS UNNES
Akhmad sudrajat, 2008. Penertian, fungsi dan mekanisme KKM, http:// akhmad
sudrajat.word press.com /2008