140820 identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

25
Oleh Anna Marsiana Young Queer Faith & Sexuality Camp

description

Revised version on the issue of self identity in the tense of power relation and how to analyse it, and be transformed ready to transform

Transcript of 140820 identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Page 1: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Oleh Anna Marsiana

Young Queer Faith & Sexuality Camp

Page 2: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Pengalaman ketubuhan -- SELF yang terkonstruksikanOtoritas atas tubuh kita berhadap-hadapan dengan tekanan-tekanan dari norma-norma agama, sosial, budaya, politik, hukum, pendidikan, gender, dst---mengkonstruksikan kedirian kita.

Untuk membebaskan diri kembali, maka kita dituntut selalu berada dalam kesadaran kritis dan negosiasi2 dalam relasi kekuasaan yang hieraskhis.

Page 3: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Identitas & multikulturalisme-pluralisme

Kenyataan bahwa dalam diri seseorang tidak membawa identitas tunggal, melainkan multi, dan bahwa identitas seseorang bersifat cair, maka pluralisme dan multikuluturalisme bukanlah sebuah pilihan melainkan konsekuensi.

Di dalam konteks Indonesia dimana ada lebih dari 100 suku dan sub-suku dengan lebih dari 300 bahasa daerah aktif, 6 agama resmi dan puluhan agama suku dan kepercayaan yang masih hidup, maka multikulturalisme dan pluralisme sekali lagi bukanlah pilihan melainkan SYARAT MUTLAK untuk kehidupan bersama, berbangsa & bernegara!

Page 4: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Identitas & politik identitasKarena identitas tidak pernah bebas dari kepentingan, identitas sangat rentan untuk dipolitisir

Identitas sektarian & primordialisme menguat: berbasis agama, etnis, suku, afiliasi politik rentan politisir

Politik identitas: bias gender, patriarkhis, bias mayoritas & dominan (agama, suku, budaya), heteronormatif.

Page 5: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

OtoritasLegitimasi kewenangan untuk membuat keputusan dan bertindak atas sesuatu, seseorang dan atau diri sendiri.

Bisa bersifat inherent, misalnya bahwa setiap orang memiliki otoritas atas tubuh & dirinya sendiri.

Bisa berasal dari luar, misalnya otoritas sebuahlembaga tertentu, misalnya otoritas DPR berasal darirakyat.

Otoritas lembaga/organisasi melekat di organisasinya, bukan di individu anggota

Page 6: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Otoritas…

Otoritas atas tubuh dan diri kita TIDAK diberikan oleh institusi tertentu yang dipahami sebagai institusi pemilik atau pemberi otoritas seperti institusi negara, institusi agama, institusi hukum, dst, melainkan kita bawa dari lahir, sifatnya hakiki.

Sebaliknya, institusi negara, institusi agama, dll itu melalui produk-produk hukum, aturan, ajaran, dogma, MERAMPAS otoritas kita atas tubuh & diri kita.

Otoritas atas tubuh dan diri—selalu dalam proses dialektika dengan berbagai otoritas di luar kita.

Proses tawar-menawar dg otoritas di luar sana hanya bisa terjadi jika kita terlebih dulu meyakini bahwa kita adalah pemiliki otoritas atas tubuh dan diri sendiri.

Page 7: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

kekuasaanKekuasaan, dalam presentasi ini, didefinisikan sebagai otoritas yang terkait dengan aspek eksternal.

Kekuasaan yang datangnya dari luar mengandung unsur delegasi kewenangan dan pemberian hak dari si pemberi kuasa.

Karenanya, mengandung kewajiban yang harus dipenuhi oleh si penerima delegasi (baca: penguasa)

Kewenangan seorang penguasa dibatasi oleh kewajiban yang harus dipenuhinya.

Page 8: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Bentuk-bentuk kekuasaanCoercive power/Kuasa paksaan: Penekanan kepada hukuman bagi mereka yang tidak melakukan instruksi

Reward Power: Kuasa lebih didasarkan kepada reward/hadiah/bonus yang diberikan kepada mrk yg taat.

Legitimative Power: Penguasa menuntut ketaatan dari pengikutnya utk melegitimasi kekuasaannya.

Expert Power: Penguasa yang memiliki kekuasaan karena expertise/keahlian yang dimilikinya (memakai keahliannya)

Referent Power: Ketika si penguasa memiliki karisma yang luarbiasa sehingga para pengikutnya menjadikannya role model.

Page 9: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Paradigma & praktek kekuasaanPower over: paradigma yang melihat dan memakai kekuasaan untuk menguasai orang lain.

Paradigma ini merupakan paradigma yang paling umum –disadari atau tidak– dipakai dalam praktek kekuasaan di dunia ini. Karenanya kekuasaan menjadi perebutan.

Paradigma ini rentan memunculkan praktek otoritarianisme (otoriter), bersifat menjajah, menindas, memarjinalisasikan bahkan mendiskriminasikan kelompok tertentu.

Page 10: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Paradigma & praktek kekuasaan..Power within: kekuasaan dipahami sebagai adanya timbal balik seimbang antara kewenangan/hak dan kewajiban atas pemenuhan hak yang didelegasikan kepadanya.

Kekuasaan dipahami sebagai pengaruh yang dimiliki agar si pemiliki kuasa itu mampu membuat yang lain juga memiliki kuasa;

Power to empower

Merupakan perlawanan atas paradigma power over. upaya mengembalikan kekuasaan sebagai kendaraan untuk melakukan transformasi sosial.

Page 11: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Paradigma & praktek kekuasaan...Power sharing: suatu praktek kekuasaan dimana pemilik kekuasaan percaya bahwa semakin absolut suatu kekuasaan, maka semakin rentan dia terhadap penyalahgunaan (abuse of power).Untuk meminimalkan kesempatan power abuse/penyalahgunaan kekuasaan, maka dipraktekkanlah kepemimpinan secara kolektif, dimana kekuasaan didistribusikan.Contoh: sistem pemerintahan demokrasi, dimana kekuasaan didistribusikan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.Contoh: dalam organisasi, dimana sistem kepemimpinan secara kolektif dengan struktur yang flat .

Page 12: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Identitas & Relasi KekuasaanKenyataan bahwa dalam diri seseorang tidak membawa identitas tunggal, melainkan multi, dan bahwa identitas itu dibentuk dalam ketegangan relasi-relasi kekuasaan maka untuk bisa menjadi identitas yang merdeka sekaligus memerdekan, dituntut kesadaran kritis yang bersifat konstan atas relasi-relasi kekuasaan yang ada, dan posisi kita masing di dalam setiap piramida kekukasaan tsb.

Dengan kesadaran bahwa setiap individu memiliki posisinya masing-masing yang berbeda-beda di setiap piramida, maka sesungguhnya tidak ada orang yang sama sekali powerless.

Menuntut kesadaran bahwa koalisi untuk transformasi relasi kekuasaan bersifat kompleks, karena setiap orang memiliki lebih dari 1 posisi, dan karenanya pasti lebih dari 1 kepentingan.

Page 13: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Power is ExercisedPower is exercised: artinya kekuasaan itu tidak datang dari langit, melainkan melalui proses yang bersifat relasional, antara si pemberi kekuasaan dan si penerima kekuasaan. Seseorang tdk bisa mengklaim berkuasa kalau masyarakat di sekitarnya/anggita organisasi tdk mengakui kekuasaannya.Kekuasaan terakumulasi pd seseorang atau kelompok tertentu karena ada proses timbal balik, tidak akan terjadi jika pihak “pemberi” kuasa tidak mengijinkan hal itu terjadi.Namun pada saat yang sama, kekuasaan terakumulasi karena dalam proses exercising atau pengasahan kekuasaan tsb, selalu bersifat bias akses (hanya yang memiliki akses terhadap kekuasaan yang mampu memberikan pengaruh dan kontribusi).Pengasahan kekuasaan melalui pembentukan dan pengembangan diskursus (pemilihan material, penerjemahan & intepretasi, distribusi) yang bersifat selektif dan tidak bebas kepentingan.

Page 14: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Power is exercised: bias perspektif pemenangKarena:Hanya mereka yang punya akses ke kekuasaan bisa memberikan

suaranya. Semakin di bawah kecenderungan posisi seseorang dalam multiple piramida, semakin dia tidak punya akses dalam mempengaruhi kekuasaan

Contoh: seorang transgender, miskin, berpendidikan rendah, dari kampung terpencil akan berada di dasar piramida dari minimal 4 piramida sosial, yang berarti dia termarginalkan secara 4 lapis. Kondisi tsb membuat dia nyaris tdk mungkin punya akses untuk ikut mempengaruhi kekuasaan; ada ketimpangan besar dalam relasi kekuasaan dia dengan si penguasa.

Catatan: dalam masyarakat yang bias gender, maka seorang transgender tdk diterima dlm masyarakat drop out sekolahtdk ada lapangan kerjamiskin di jalanan makin tdk punya akses

Page 15: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Power is exercised: bias perspektif pemenang (lanjutan)

Setiap individu/kelompok memiliki kepentingannya sendirisetiap suara yang disuarakan mewakili kepentingan individu/kelompok tsb.

Jika hanya mereka yang memiliki akses ke kekuasaan punya suara, mk hanya kepentingan para pemilik akses inilah yang terwakili.

“Power tends to corrupt”

Definisi, deksripsi, isu sosial yang dibentuk biasCenderung menjaga status quo

Page 16: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Pembentukan diskursus sebagai bagian dari pengasahan kekuasaan

Kata kuncinya adalah: proses selektif

Ada 3 langkah:

1. Pemilihan materi

2. Interpretasi/tafsir & pembentukan definisi

3. Distribusi

Semuanya bersifat selektif.

Page 17: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Kata kunci: SELEKTIF- Pemilihan materi

- di sekitar kita ada banyak sekali isu & persoalan, seorang penguasa akan secara selektif memilih isu mana yang akan dilempar ke publik.

- Ingat!!!!Seleksi isu tidak pernah bebas dari kepentingan

Misal: dalam konteks Indonesia, ada isu mega korupsi oleh tokoh politik dari partai berkuasa, kasus bayi mati karena ditolak RS, ada kasus pembunuhan mutilasi di jalan tol. Maka humas pemerintah akan memilih untuk mengangkat kasus mutilasi dan blow up besar-besaran sehingga atensi masyarakat terfokus pada kasus ini dan melupakan kasus mega korupsi atau pun matinya bayi krn ditolak RS.

Page 18: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Kata kunci: SELEKTIF-interpretasiTidak ada subyek atau teks yang memiliki interpretasi tunggal.

Teks tidak mati

Dari banyak interpretasi, maka seorang penguasa akan menentukan (Selektif) interpretasi yang mana yang akan diambil atau akan membentuk interpretasinya sendiri yang menguntungkan posisinya.

Misal:

Jika blow up kasus mutilasi tdk berhasil, maka mereka akan menyiapkan versi kasus korupsi dan memberikan interpretasi mereka yang bias pembenaran di sana-sini.

Page 19: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Kata kunci: SELEKTIF-distribusiDari banyak media untuk distribusi, maka penguasa akan memilih saluran distribusi, media massa, yang dianggap bisa diajak berkolaborasi, atau memiliki kepentingan yang sama.

Bayangkan jika semua saluran distribusi ternyata ada di bawah hegemoni penguasa, atau jika hanya ada satu saluran distribusi, atau jika pemilik saluran distribusi ternyata adalah juga bagian dari struktur & lingkarang penguasa.

Page 20: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Kita dalam peta relasi kekuasaan..Kita berada dalam ketegangan berbagai bentuk dan level relasi kekuasaan yang bias gender, heteronormatif, hierarkhis, patriarkhis.

Dituntut selalu dalam kesadaran kritis akan identitas & posisi multi kita.

Dituntut untuk selalu dalam kesadaran kritis akan proses selektif yang mengitari kekuasaan

Page 21: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Pertanyaan Kritis yg harus diajukan1. Apakah relasi kekuasaan tsb bersifat membebaskan

atau sebaliknya memenjarakan & meminggirkan buat saya dan masyarakat di luar saya.

- Kalau tidak, siapa yang diuntungkan?

2. Kira-kira proses selektif seperti apa yang sudah terjadi dalam membentuk relasi kekuasaan yang ada itu?

3. Bagaimana caranya untuk bisa mengubah peta relasi agar bersifat lebih membebaskan/memerdakan, pertama-tama untuk saya, dan kemudian untuk lingkungan yang lebih luas

Page 22: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Dimulai dari SAYA….

Posisi “SAYA” sbg subyek di sini sangat penting, karena tidak ada proses perubahan sosial (pembebasan, pemerdekaan) tanpa adanya pembebasan dan pemerdekaan diri sendiri.

Page 23: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

3R menuju transformasi kekuasanRe-claim: Mengambil kembali otoritas kita atas tubuh

dan diri kita yg sudah dirampas dari kita & menegosiasikan dengan otoritas-otoritas di luar kita

Re-name: Berani menamai ulang penamaan-penamaan dan pelabelan yang diberikan ke kitamaupun ke orang lain yg biasanya cenderungmerendahkan dan melemahkan

Re-construct: berani mengonstruksi ulang bangunankonsep, norma, ajaran, nilai yg selama ini bias & diskriminatif

Page 24: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

Awas….the power of LanguageDalam rangka 3R tadi, kita mesti sadar akan pengaruh

bahasa:

a. Menggambarkan realita:

Contoh:

a. Membentuk realita:

Contoh:

a. Mentransformasikan:

Contoh:

Page 25: 140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana

SELAMAT MEMETAKAN & MEMERDEKAKAN DIRI!!!