14. Pencegahan Pak
-
Upload
welky-vernando -
Category
Documents
-
view
34 -
download
2
description
Transcript of 14. Pencegahan Pak
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
Dr. Adam Herman, M.Med (OM)Dr. Adam Herman, M.Med (OM)
UNIBAUNIBA
Kesehatan Kerja
Kerja Kesehatan
(PAK / Peny Berhubungan Kerja)
Kesehatan Kerja
(medical fitness for work)
Pendekatan holistik
kesehatan kerja
Penggunaan tempat kerja sebagai titik fokus aktivitas
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
Pencegahan PAK
Penyakit akibat kerja (PAK)– Terbatas pada populasi pekerja dan disebabkan oleh
pajanan berlebihan terhadap hazard tempat kerja seperti hazard : Fisik, Mekanik, Kimia, Biologi, Psikososial, Ergonomi.
Penyebab PAK diketahui, sehingga berpotensi dapat dicegah dengan mengurangi pajanan & risiko faktor yang berkontribusi pada PAK tepat dilakukan tindakan pencegahan
DAMPAK PAK
Menurunkan produktivitas
Menurunkan daya saing
Biaya pengobatan/rehabilitasi meningkat
Turn over pekerja meningkat
HARUS DICEGAH & DIKENDALIKAN
Umumnya, terdapat 2 tingkat pencegahan :
1. Pencegahan primer :-mengurangi kejadian penyakit dengan menyingkirkan sumber
pajanan atau meminimalisir transmisinya- Mis. Eliminasi suara bising,
APD untuk mencegah tuli akibat bising
2. Pencegahan sekunder -deteksi efek dini penyakit sebelum timbul gejala dan tanda klinis penyakit
-Mis. Pemantauan biologis kadar Pb darah di antara pekerja Pb, Audiogram berkala pada pekerja yang terpajan suara bising
Pencegahan
Tujuan utama kedokteran pencegahan adalah mencegah terjadinya penyakit pada seorang individu atau suatu populasi khusus seperti populasi pekerja. Hal ini biasanya dicapai dengan mengurangi risiko mendapatkan suatu penyakit.
Jika hal ini tidak mungkin, maka kegiatan ditujukan pada deteksi dini penyakit yang dilakukan sebelum penyakit bermanifestasi sebagai gejala dan tanda penyakit, mis. Dengan menggunakan prosedur skrining.
Pencegahan tersier– Untuk meminimalisir akibat penyakit yang diderita– Terutama berupa tindakan kuratif & rehabilitatif
Pencegahan primer & sekunder merupakan domain utama kedokteran pencegahan.
Pencegahan PAK membutuhkan pendekatan multi-disiplin yang melibatkan profesi safety, engineer, manajer tempat kerja, pekerja dan dokter.
Sehat
Pemulihan
Impairment
Meninggal
KelainanPra-klinis
ManifestasiPenyakit
Pajanan Berbahaya
PencegahanPrimer
PencegahanSekunder
Pencegahan Tersier/Terapi & Rehabilitasi
Pencegahan P A KPencegahan Primer Pencegahan Sekunder
1. Pengendalian Teknis
-Pengendalian hazard baru
-Pengendalian hazard yang sudah diketahui
-Pemantauan lingkungan
-Substitusi
-Pengendalian teknis untuk memimalkan pajanan
1. Survailans Medis
-Skrining gejala
-Pemeriksaan kesehatan berkala
2. Survailans Medis
-Pemantauan Biologik
-Identifikasi & suspensi pekerja yang …..rentan (Pem kesehatan pra-kerja)
3. Alat Pelindung Diri (APD)
4. Pendidikan Kesehatan
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENGENDALIAN MEDIS
PENGENDALIAN TEKNIK
LEGIS-
LASI
PENGENDALIAN MEDIS
1.Pemeriksaan Prakerja
2.Pemeriksaan Berkala
3.Pelayanan Medis & Pelayanan Kesehatan
4.Notifikasi
5.Supervisi lingkungan kerja
6.Pemeliharaan & analisa rekam medis
7.Pendidikan kesehatan & konseling
PENGENDALIAN TEKNIS
1.Desain bangunan
2.Tata rumah tangga
3.Ventilasi Umum
4.Mekanisasi
5. Substitusi
6.Debu
7.Enclosure
8.Isolasi
9.Local exhaust ventilation
10. Alat Pelindung
11.Pemantauan Lingkungan
12.Pemantauan Statistik
13.Riset
LEGISLASI
1. UU KESELAMATAN KERJAScope, kesehatan, keselamatanJam Kerja, Penyakit Akibat Kerja, Prosedur Berbahaya.
2. JAMSOSTEK1.Jaminan Pelayanan Kesehatan2.Biaya Pengobatan3.Jaminan Rawat Melahirkan & Cuti Melahirkan4.Jaminan Kecelakaan Kerja (Santunan Cacat, STMB, Sant Kematian)5.Jaminan Kematian6.Jaminan Hari Tua Santunan sementara Tidak Bekerja, Santunan Cacat, Biaya Pengobatan.,
Santunan Berkala, Biaya Pemakaman, Biaya Rehabilitasi, Retirement.
HIERARKI TINDAKAN PENCEGAHAN
Pencegahan StrukturKurangi hazard
Pengendalian TeknisMinimalisir emisi
Teknologi Ventilasi, exhaustion
Cara kerja,Proses basah,
kebersihan, teratur
Proteksi perorangan,respirator
Batasi waktu pajanan
Dekontaminasi,survalans kesehatan,
diagnosis dini,pengobatan
Pre
venti
ve p
ow
er
Burden to health
UPAYA DETEKSIPENYAKIT AKIBAT KERJA
Monitoring Kesehatan TK (Rikes TK awal, berkala, khusus)
Monitoring Lingkungan Kerja
•Riwayat penyakit•Riwayat pekerjaan•Pemeriksaan klinik•Pemeriksaan lab•Pemeriksaan Khusus•Hubungan penyakit dengan pekerjaan
Environmental Monitoring(Biological Monitoring)
Dokter PerusahaanAhli K3
P2K3
PENCEGAHAN PRIMER
Mengendalikan hazard baru Mengendalikan hazard yang diketahui Mengendalikan pajanan
– Pengendalian Teknis– Pemantauan Lingkungan– Pemantauan Biologis– Identifikasi Pekerja Rentan– APD– Pengendalian Administratif– Pendidikan Kesehatan
PENCEGAHAN PRIMER
Pengendalian Hazard Baru– Penelitian toksisitas bahan kimia pada hewan
digunakan di industri untuk memprediksi potensi hazard kesehatan pada manusia
– Berdasarkan penelitian ini, peraturan di negara pembuat akan membantu mengendalikan penggunaan bahan kimia tsb di proses industri
PENCEGAHAN PRIMER
Pengendalian Hazard Yg Diketahui– Beberapa negara melarang penggunaan bahan yang diketahui
berbahaya bagi kesehatan manusia– PBB th 1991 telah mengkompilasi daftar produk yang penggunaan
dan penjualannya telah dilarang, ditarik, dibatasi atau tidak disetujui oleh pemerintah penghasil produk tsb
– Publikasi ini membantu pemerintah tiap negara untuk meng-up-to-date dengan peraturan yang telah diambil oleh negara lain dan membantu dalam pertimbangan mengeluarkan peraturan.
– UNEP (united nations environment program) 1989 telah mengembangkan mekanisme prosedur PIC (prior informed consent) yang memberi tahu pemerintah tiap negara mengenai bahan yang dilarang sehingga setiap negara dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengendalikannya.
– London Guidelines for the Exchange of Information on Chemicals in International Trade
PENCEGAHAN PRIMER
Pengendalian Hazard Yg telah diketahui– Bahan kimia yang telah dilarang pada paling sedikit 5
negara al. • Aldrin, Dieldrin, DDT, Dinoseb dan garam dinoseb,
Fluoroacetamid, HCH (campuran isomer), PCB, PCT (polychlorinated terfenil), PBB, tris-(2,3 dibromopropil) fosfat, crocidolite, chlordane, chlordimeform, ECB, heptachlor dan senyawa Merkuri.
– Dengan dokumen seperti ini, sistem PBB mencoba mencegah negara pengimport tanpa sepengetahuannya menggunakan bahan yang dilarang di negara pengeksport karena alasan kesehatan.
Pengendalian Teknis merupakan cara pencegahan yang lebih dipilih karena
pengendalian ini meminimalkan, atau menghilangkan pajanan/hazard pada sumbernya paling efektif mencegah PAK dan KK
Selain itu, pengendalian ini tidak mengandalkan kepatuhan pekerja untuk keefektifannya, tidak seperti pada penggunaan APD
Jika sumber hazard dikendalikan pada tahap desain (mis. Tata letak & desain pabrik baru) paling cost effective
Tapi Jika hazard sudah ada singkirkan sumber hazard tanpa mengganggu operasi
Alternatif lain, sumber hazard disubstitusi dengan bahan yang kurang toksik sehingga emisi lebih aman– Mis. Penggunaan filler brazing yang bebas cadmium, atau
penggunaan solven organik (toluene) yang bebas benzene
Pengendalian Teknis
Setelah itu pengendalian teknis dapat dipertimbangkan termasuk– Isolasi/enclosure sumber atau pekerja (mis. Menutup proses yang
bising)– Ventilasi umum (mis. Ventilasi umum untuk mengurangi gangguan
panas)– Automasi, penutupan atau segregasi suatu proses kerja untuk
meminimalkan pajanan pekerja– Metode teknis untuk mengurangi emisi hazard dari proses kerja.
• Mis. Peredam untuk mengurangi getaran atau suara bising, mengurangi luas permukaan untuk penguapan bahan toksik yang volatil
– Penggunaan ventilasi exhaust untuk menyingkirkan emisi berbahaya dalam proses kerja
PENCEGAHAN PRIMER
PENGENDALIAN PAJANAN– Pencegahan PAK dapat dicapai dengan mengendalikan
pajanan terhadap bahan berbahaya sampai mencapai tingkat yang dianggap aman dan diperkenankan.
– Aktivitas ini termasuk pencegahan primer karena ditujukan untuk mencegah kerusakan dengan mengendalikan pajanan ke tingkat aman
– Terdapat 2 mekanisme mengendalikan pajanan
Jenis Pemantauan dan Skrining dalam Pencegahan PAK
PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN SEKUNDER
Udara Pemantauan NAB Lingkungan
Skrining
Dosis Pemantauan BEIInternal Biologis
Deteksi dini Penyakit
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemantauan Lingkungan
Berguna untuk memberikan indeks risiko yang berguna jika dibandingkan terhadap NAB
Pemantauan lingkungan dapat dilakukan :– Secara teratur (frekuensi pemantauan dilakukan
menurut peraturan undang-udang)– Secara adhoc jika ada perubahan
• proses kerja/peralatan/bahan baku/metode pengendalian teknis• Investigasi suatu PAK yang dicurigai
Pemantauan lingkungan diperlukan sepanjang terdapat lebih dari 10% NAB
Pemantauan Lingkungan Digunakan untuk mengukur pajanan eksternal terhadap bahan
berbahaya untuk memastikan bahwa pajanan tetap < NAB untuk mencegah terjadinya PAK
Konsep NAB mengasumsikan bahwa untuk setiap bahan kimia terdapat suatu tingkat pajanan yang pada atau di bawahnya pekerja yang terpajan tidak menderita gangguan kesehatan.
NAB mempunyai keterbatasan karena – 1) NAB didasarkan pada informasi yang tidak lengkap dan
– 2) pada risiko kesehatan yang tidak dicurigai sebelumnya ternyata dapat timbul (dari bahan kimia yang diasumsikan relatif aman) di kemudian hari, misal glikol eter di industri elektronik dan keguguran.
Pemantauan Lingkungan
NAB didasarkan pada :– Sifat fisik dan kimia suatu bahan, termasuk sifat dan jumlah
ketidakmurnian– Penelitian toksikologi– Data manusia yang tersedia– Pertimbangan Faktor teknologi dan ekonomi (di AS), sedangkan di
Rusia dan Eropa timur, NAB didasarkan hanya pada pertimbangan kesehatan
Negara berkembang cenderung meminjam standard di negara lain setelah dinilai dan diadaptasikan untuk perlindungan pekerja mereka.
Survailans Medis
Pada dasarnya adalah suatu sistem pemantauan status kesehatan seseorang untuk menentukan adanya gangguan kesehatan dan mengambil tindakan koreksi yang diperlukan secara dini.
Dapat dibagi atas 2 : 1. Survailans untuk risiko menderita PAK 2. Survailans untuk PAK klinis
Untuk praktisnya, terdapat 3 jenis pemeriksaan medis 1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja 2. Pemeriksaan kesehatan berkala 3. Pemeriksaan khusus jika diindikasikan
Pemeriksaan Kesehatan Pra-kerja
Tujuannya :– Identifikasi apakah seseorang fit melakukan tugas yang
dibutuhkan menempatkan pekerja secara tepat menurut kemampuan mental dan fisik pekerja.
– Identifikasi apakah calon pekerja lebih berisiko (karena faktor risiko individual) menderita penyakit-terkait kerja. Mis penderita anemia sebaiknya tidak bekerja pada pekerjaan yang terpajan timbal dan benzene
Identifikasi Pekerja yang Rentan Dengan pemeriksaan pra-karya ini, diharapkan dapat
– Mencegah kelainan pada pekerja yang rentan– Melindungi pekerja lain dan publik umum– Untuk tujuan asuransi– Untuk mendapatkan data dasar mengenai fitness dll
Kelainan genetik dapat membuat seorang pekerja lebih rentan terhadap pajanan tertentu– Defisiensi G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase) meningkatkan
kerentanan mengalami anemia hemolitik, karena itu penderita defisiensi G6PD lebih rentan terhadap bahan hemolitik
– Penderita defisiensi SAT (serum total alfa1-antitripsin) rentan terhadap iritan saluran nafas
– Prilaku tertentu (merokok, konsumsi alkohol) dan penyakit (mis. Bronkitis kronik, penyakit hati, ginjal dll) meningkatkan kerentanan pekerja yang terpajan toksikan tertentu.
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Dilakukan pada kelompok pekerja untuk pencegahan primer, atau pencegahan sekunder penyakit
Dalam pencegahan PAK, prioritas harus pada pencegahan primer, tetapi jika tidak bisa, dilakukan pencegahan sekunder untuk mencegah kelainan.
Pemeriksan kesehatan berkala
Tujuan :– Mendeteksi tanda penyakit (mis. Foto toraks, uji fungsi hati,
audiogram)– Mendeteksi suatu bahan kimia atau metabolit (mis. Timbal
darah, fenol urin). Sehingga ada kemungkinan pekerja dengan kelainan yang
tidak berkaitan dengan pekerjaan juga disuspensi dari pajanan dan diterapi sebelum kembali bekerja– Mis pekerja timbal dengan anemi defisiensi besi perlu disuspensi dari kerja
timbal Sifat dan frekuensi pemeriksaan tergantung pada jenis penyakit dan
derajat hazard pada suatu situasi kerja tertentu Juga perlu membandingkan hasil test dengan hasil sebelumnya.
Perbandingan serial semacam ini dapat mengindikasi penyelidikan lebih lanjut tidak diperlukan.
Pemeriksan kesehatan berkala
Beberapa program survailans medis membutuhkan persiapan– Mis. Sebelum dilakukan audiogram perlu menghindari suara bising (di
tempat kerja atau di rumah) selama 16 jam karena adanya TTS (temporary threshold shift)
– Mis. Sebelum pemeriksaan sampel urin untuk Arsen, menghindari makan seafood selama paling sedikit 3 hari
Pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk melengkapi pemeriksaan berkala yang berguna untuk :– Menilai keseriusan suatu PAK, mis. Scan atau biopsi hati untuk pekerja
vinil klorid yang disertai kelainan hati persisten– Evaluasi efek hazard tertentu pada sistem organ lain, mis. EMG pada
pekerja dengan kadar Pb yang tinggi
Pemantauan Biologis Adalah Pemeriksaan pekerja untuk adanya suatu toksikan
atau metabolitnya agar pajanan kerja dipertahankan dalam batas aman.
Pemantauan biologis mendahului skrining karena pemantauan biologis tidak selalu menunjukkan suatu penyakit, sedangkan skrining ditujukan untuk deteksi penyakit dalam stadium dini.
Nilai yang didapatkan dari pemantauan biologis dievaluasi sebagai suatu risiko kesehatan dengan membanding-kannya dengan BEI (indeks pajanan biologis) atau BLV (nilai batas biologis)
BEI didasarkan pada – hubungan antara intensitas pajanan terhadap toksikan dan kadar
biologi toksikan atau metabolit atau– Hubungan antara kadar biologi dan efek kesehatan
Pengendalian Administratif
Mungkin merupakan tindakan alternatif atau tambahan untuk mengurangi pajanan pekerja terhadap hazard di tempat kerja– Job enlargement– Rotasi kerja– Pembatasan jam kerja pada operasi berbahaya– Pemindahan kerja sementara– Pelatihan untuk mengenali hazard kerja, bagaimana
bekerja aman, dan apa yang harus dilakukan pada kejadian emergensi
ALAT PELINDUNG DIRI
Jika pengendalian teknis tidak mampu mengurangi hazard dalam NAB, maka dipertimbangkan penggunaan APD
Pemilihan APD tergantung sifat hazard, tingkat proteksi yang dibutuhkan, bagian tubuh yang dilindungi dan jenis fit yang dibutuhkan. Juga tergantung ada faktor sekunder seperti dapat diterima oleh pemakai dan biaya.– Mis. Pemilihan APD telinga tergantung pada intensitas kebisingan
di lingkungan, kesesuaikan dan pengurangan bising oleh APD. Pemeliharaan APD yang tepat perlu ditekankan agar tetap
efektif. Relatif tidak mahal Terutama berguna untuk jangka pendek atau pajanan
jarang terhadap hazard di tempat kerja
PELAPORAN P A K
Pelaporan PAK kepada Kemenaker merupakan keharusan menurut undang2 & berguna untuk – memulai investigasi tempat kerja dan mencegah pekerja lain menderita
penyakit yang sama– sebagai cara tambahan pengendalian PAK oleh profesi KK.
Dengan adanya pelaporan PAK akan dimulai rantai prosedur seperti :– Investigasi kasus indeks– Pencarian aktif kasus lain– Rekomendasi tindakan pencegahan khusus– Follow-up dan evaluasi keefektifan tindakan pencegahan di tempat kerja.
Suspensi (permanen atau sementara) pekerja dari suatu pekerjaan tertentu mungkin diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit atau mencegah bertambah beratnya penyakit
JIka penyakit bersifat ireversibel (mis. Tuli akibat bising), deteksi tanda dini penyakit tidak perlu secara otomatis membutuhkan suspensi dan harus dipertimbangkan menurut kasus-per-kasus.
PENCEGAHAN SEKUNDER Merupakan deteksi penyakit pada stadium dini sebelum
pekerja pada keadaan lazimnya mencari pelayanan medis Aktivitas pencegahan sekunder harus memenuhi kriteria :
bahwa deteksi dini pada stadium pra-klinis, asimtomatik atau simtomatik dini bermanfaat bagi pekerja.
Hal ini berarti bahwa proses patologi masih reversibel pada penghentian pajanan dan mempunyai prognosis lebih baik daripada jika dideteksi pada stadium simtomatik lanjut.
Proses ini merupakan skrining medis yang merupakan deteksi penyakit pada stadium pra-klinis atau asimtomatik
Apakah pemantauan biologis merupakan suatu prosedur skrining ? Tidak tepat. Pemantauan biologis mendahului skrining karena pemantauan biologis tidak selalu menunjukkan suatu penyakit, sedangkan skrining ditujukan untuk deteksi penyakit dalam stadium dini.
SKRINING
Deteksi penyakit pada stadium asimtomatik atau sub-klinis
Harus dibuktikan bahwa deteksi dini penyakit bermanfaat bagi pekerja; jika tidak, prosedur tidak bisa dianggap suatu prosedur skrining.
Kriteria yang harus dipenuhi untuk skrining :– Tes/prosedur skrining divalidasi mampu mendeteksi
penyakit pada stadium asimtomatik– Intervensi dini dalam penatalaksanaan penyakit
bermanfaat bagi individu yang diskrin dan fasilitas tersedia lokal untuk intervensi
– Dokter yang melakukan skrining bukan yang akhirnya mengobati penyakit.
Skrining
Orang yang diskrin asimtomatik dan tidak berkonsultasi untuk suatu penyakit
Skrining dilakukan pada orang yang “sehat” yang diundang datang untuk skrining dan suatu penyakit didiagnosis sebagai konsekuensi dari prosedur ini.
Prosedur skrining tersedia untuk relatif sedikit kondisi penyakit karena prosedur skrining harus memenuhi semua kriteria di atas.
Epidemiologi molekul & Biomarker
Epidemiologi molekul, deteksi biomarker untuk kanker agar dapat bermanfaat, harus mampu mengiden-tifikasi risiko kanker sebelum kanker bertumbuh, dan intervensi pada stadium ini berguna bagi pekerja.
Dalam konteks ini, epidemiologi molekul dan pengukuran biomarker tidak dapat digolongkan sebagai pemantauan biologis yang bertujuan mengukur dosis pajanan internal.
JIka biomarker mau digunakan sebagai pemantauan biologis, harus memenuhi syarat :– Ada hubungan antara tingkat pajanan dan biomarker– Biomarker merupakan prediktor suatu penyakit
Promosi Kesehatan & Pencegahan Penyakit
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan pada pekerja
Sayangnya, kegiatan ini dikembangkan terlepas dari pelayanan kesehatan sehingga tidak efektif dalam memberi kontribusi pada promosi kesehatan
Sehat berarti bukan hanya tidak ada penyakit tetapi juga adanya keadaan fisik, mental & sosial yang optimal.
Promosi kesehatan didefinisikan sebagai proses memberi kemampuan pada orang untuk meningkatkan kendali dan memperbaiki kesehatannya.
Promosi kesehatan merupakan kegiatan berkesinam-bungan mulai dari penatalaksanaan penyakit, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan yang optimal.
Keuntungan Promosi kesehatan di tempat kerja
Lokasi yang nyaman untuk aktivitas promosi kesehatan
Suatu kelompok yang sudah tersedia Peer pressure yang mendorong gaya hidup sehat Pekerja terbiasa menerima dan mengikuti nasehat
K3 dari pekerja kesehatan Fasilitas tersedia untuk gaya hidup sehat, mis
kantin
Program Promosi Kesehatan di tempat kerja memberi manfaat :
Berkurangnya biaya perawatan kesehatanBerkurangnya absensi sakitMeningkatkan performans kerjaBerkurangnya trauma yg berhubungan
dengan kerjaBerkurangnya turnover pekerja
Penyakit Berhubungan Kerja
Penyakit prilaku dan psikosomatik Hipertensi Penyakit jantung iskemik Penyakit pernafasan kronik non-spesifik Kelainan lokomotor
Penyakit berhubungan kerja ini penyebabnya multifaktorial, yang sering berhubungan dengan kerja
Penyakit ini tidak hanya terdapat pada populasi pekerja; kondisi & pajanan kerja tidak perlu merupakan faktor risiko pada setiap kasus penyakit ini.
Penyakit ini berhubungan dengan kerja dengan cara : penyakit secara parsial disebabkan kondisi kerja yang buruk, atau penyakit diperberat, dipercepat dan dieksaserbasi oleh pajanan kerja yang buruk
Untuk pencegahan PHK, tidak hanya faktor kerja yang berkontribusi terhadap penyakit yang perlu dikurangi tetapi juga perlu mengidentfikasi & mengendalikan faktor risiko lain yang diketahui menyebabkan penyakit ini.
Faktor Risiko Non-Kerja dan Pengendaliannya
Penyakit Faktor Risiko & PengendaliannyaPenyakit Prilaku & Psikosomatik
Prilaku tipe A; Mengurangi stress organisasional
Hipertensi Menghilangkan stress; Diet & pengendalian berat badan
Penyakit Jantung Iskemik
Menghilangkan stress; skrining dan intervensi faktor risiko
Penyakit Pernafasan non-spesifik kronik
Merokok; pengendalian debu & iritan
Kelainan Lokomotor Desain ergonomik, program punggung sehat
Contoh Kasus
2 line produksi suatu pabrik asembli PCB elektronik dihentikan karena semua pekerja mengeluh gatal pada tangan & jari tangan yang dimulai ketika suatu PCB baru “berdebu” digunakan.
Pemeriksaan pekerja hanya menunjukan tanda ekskoriasi. Stripping kulit dengan pita adhesif menunjukkan spikul fibreglass di
epidermis. Sampel PCB dari line produksi memperlihatkan banyak fibreglass bebas
dari tepi PCB. Diagnosis Dermatitis fibreglass akibat PCB.
Masalah diselesaikan dengan meminta pekerja memakai bedak, memakai glove katun dan mencuci tangan sewaktu istirahat.
Selain itu digunakan alat pemotong yang lebih tajam untuk meminimalkan serat fibreglas bebas pada tepi PCB, dan meng-vakum tepi bebas PCB sebelum dikirim ke line asembli.
Contoh Kasus Sekelompok artis displai mengalami gejala lelah, kurang konsentrasi, sulit tidur.
Mereka bekerja dengan cat berdasar solven di ruang tertutup. Pekerja ini muda, fit dan tidak mempunyai riwayat sakit sebelumnya. Pemeriksaan klinis oleh dokter tidak menunjukkan hal yang spesifik. Uji fungsi hati menunjukkan enzim transaminase hati meningkat, yang menunjukkan
bentuk kelainan hati subklinis (penyebab lain kelainan hati seperti hepatitis, minum alkohol disingkirkan).
Pekerja dengan gejala lebih berat dirujuk untuk pemeriksaan neurofisiologi dengan hasil tidak konklusif.
Suplier tidak dapat memastikan bahan kimia dari solven.
Walaupun tidak ada diagnosis yang definitif, manajemen dinasehatkan mengenai risiko pajanan solven, dan bekerja di ruang tertutup dihentikan.
Potensi hazard ini disampaikan ke staf melalui beberapa kali sesi dialog. Staf juga diberitahu mengenai tindakan pengendalian yang perlu diambil sewaktu
bekerja dengan solven. Semua pekerjaan penyemprotan solven direlokasi ke bagian lain tempat kerja yang
mempunyai ventilasi yang lebih baik dan kipas ekhaus. Pekerja yang menggunakan solven menggunakan masker, glove dan APD lain dan
bekerja dengan periode yang lebih pendek. Setelah semua perubahan ini, semua pekerja pulih pada akhirnya.
Untuk mengevaluasi risiko kesehatan tempat kerja seseorang dan teman kerjanya serta
Untuk menilai kebutuhan akan tindakan koreksi untuk mengurangi risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (accetable) perlu dilakukan :
– Identifikasi Hazard (utk mengetahui adanya hazard di TK)– Evaluasi (NAB pajanan lingkungan, pemeriksaan medis yang wajib & relevan
yang telah dilakukan, APD yang sudah ada di tempat kerja).
– Pengendalian• Medis : Biological & environmental monitoring, edukasi, survailans medis• Engineering
– Eliminasi– Isolasi– Substitusi– Enclose / separasi– Perubahan proses
• Administratif : APD, rotasi, training• Legal
Prinsip Pengendalian Hazard Tempat Kerja
JENIS TINDAKAN PENGENDALIAN
Medis (diperlukan untuk menilai keefektifan Pengendalian Teknis)
• Biological monitoring• Edukasi• Environmental monitoring• Pemeriksaan kesehatan prakerja & berkala• Vaksinasi
Engineering (Untuk mengurangi pajanan)
Administratif : reduksi frekuensi, rotasi, training, APD
Legal (Penekanan pada mengurangi pajanan)
Langkah 1
Identifikasi Hazard
Sewaktu anda melintasi daerah kerja dan berdiskusi mengenai pekerjaan dengan pekerja, carilah hazard yang ada
Identifikasi Hazard
Cari dan telusuri HazardYang ditimbulkan oleh KerjaYang ditimbulkan oleh Lingkungan Ulangi observasi kerja sebanyak mungkin
yang diperlukan untuk mengidentifikasi semua hazard
Obyek yang Jatuh
Apakah ada obyek yang dapat jatuh dari atas ke pekerja ?– Pekerja bekerja di atas?– Alat atau material di atas
kepala pekerja ?
Debu/Mists/Fumes Berbahaya
– Apakah pekerja terpajan bahan kimia atau debu /mists/fumes berbahaya? Contoh :
• Setiap bahan kimia yang memberi hazard kesehatan • Asbestos• Fumes Welding • Asap Solder • Silica
Rujukan: Dapatkan Material Safety Data Sheet produk dari supplier dan kaji ulang informasi
yang diberikan mengenai hazard kesehatan dan
pengendalian yang dianjurkan
Sumber Energi
– Apakah ada sumber energi yang dapat membahayakan jika terlepas tidak sengaja atau ternyala ?
• Listrik• Pneumatik• Hidraulik• Termal• Mekanik• Gravitasi
Obyek Tajam
– Apakah ada obyek tajam yang dapat memotong atau menusuk tubuh ?
• Gelas• Mata pisau• Lembaran logam• Nail guns• Jarum• Duri / Splinters (kayu)• Permukaan kasar/Burrs (logam)
Temperatur Ekstrim
– Apakah ada permukaan panas atau dingin yang dapat membakar atau membekukan pekerja ?
• Bagian yang di las• Material kriogenik• Autoklaf• Ovens/stoves• Logam yang dilebur
Radiasi Cahaya
– Apakah ada radiasi cahaya yang dapat membahayakan kulit atau mata ?
• Welding dan memotong• Laser
Debris Berterbangan
– Apakah pekerja mengoperasikan atau terpajan pada alat/peralatan yang dapat menimbulkan debris berterbangan ?
• Memukul dengan martil• Gergaji• Chipping• Gurinda• Mengebor• Buffing (gosok mengkilap)
Suara Bising
– Apakah pekerja mengoperasi atau terpajan pada alat/peralatan yang dapat menimbulkan suara bising ?
• Jack-hammering• Mesin kerja kayu• Mesin kerja logam• Mengoperasikan peralatan berat
Tata Letak Tempat Kerja
– Apakah tataletak tempatkerja membentuk suatu potensi hazard?
• Hazard jatuh melebihi 1,2 meter.• Low clearances• Ruang terbatas /Confined spaces
Hazard Kebakaran / Ledakan
– Apakah ada potensi untuk kebakaran atau ledakan ?
Analisa Tempat Kerja
Meliputi berbagai pemeriksaan tempat kerja, untuk mengidentifikasi tidak hanya hazard yang sudah ada, tetapi juga kondisi dan operasi di mana perubahan mungkin dapat terjadi membentuk hazard
Manajemen yang efektif akan secara aktif menganalisa kerja dan tempat kerja untuk mengantisipasi dan mencegah kejadian yang berbahaya
Analisa Tempat Kerja (ljtan)
Rekomendasi : Sehingga semua hazard diidentifikasi
– Melaksanakan survai dasar dan berkala yang komprehensif untuk K3
– Analisa fasilitas, proses, material dan peralatan yang direncanakan dan yang baru
– Melakukan analisa hazard kerja secara rutin
Langkah 2
Evaluasi tingkat risiko untuk setiap hazard untuk membantu menentukan jenis
pengendalian yang harus diimplementasikan untuk mengurangi
pajanan.
Langkah 3
Pilih suatu solusi yang tepat untuk setiap hazard. – Selalu pertimbangkan untuk mengeliminasi hazard (jika
mungkin) pertama2.
– Jika eliminasi tidak mungkin, pertimbangkan mengurangi hazard ke tingkat yang dapat ditolerir
– Jika suatu tingkat yang ditolerir tidak dapat dicapai, pilih dan berikan alat pelindung diri yang tepat pada pekerja
Pengendalian Teknis
Pengendalian teknis menghilangkan pajanan pada hazard. Termasuk :– Relatif permanen,– Dapat memakan biaya tinggi, dan– Dapat menghabiskan waktu
Pengendalian Teknis
merupakan sesuatu yang
dilakukan untuk menyelesaikan
hazard.
Isolasi
Isolasi pekerja dari hazard.– Ruang Kendali / kontrol – Pengawal mesin– Barier dan pelapis pelindung – Pegangan tangga– Jarak Bebas Bahaya
Desain
Apakah ada teknologi baru (yang ada) di pasaran untuk produk yang desainnya melindungi pekerja yang menggunakannya ?
Perubahan Proses
Dapatkah suatu proses tidak-berbahaya menggantikan suatu proses berbahaya ?
Spray PaintingDipping or Brushing
Tata Letak Daerah Kerja
Dapatkan suatu tataletak kerja yang berbahaya diperbaiki ?
Kerja Panas
Penyimpanan Bahan Kimia
Listrik
Penyimpanan Pipa
Boks yang ditumpuk
Ruang Alat
Daerah Kerja
Utama
Tata Letak Daerah Kerja
Penyimpanan bahan kimia dijauhkan dari kerja panas dan hazard listrik .
Kerja Panas
Penyimpanan Bahan Kimia
Listrik
Penyimpanan Pipa
Boks yang ditumpuk
Ruang Alat
Daerah Kerja
Utama
Substitusi
Dapatkan suatu produk tidak berbahaya menggantikan suatu produk berbahaya ?– Pestisida– Solder– Bahan Pembersih– Solven
Ventilasi
Apakah ventilasi akan memperbaiki kualitas udara sampai ke tingkat yang dapat ditolerir (mis. Aman) ?
Pengendalian Administratif
Pengendalian Administratif mengurangi pajanan pekerja terhadap suatu hazard.– Pengendalian ini tidak menghilangkan hazard,
tetapi memberikan cara yang dapat ditolerir untuk bekerja sekitar hazard.
Reduksi
Dapatkah mengurangi frekuensi melakukan tugas berbahaya ?
Rotasi
Dapatkah pekerja dirotasi untuk mengurangi waktu pajanan ?
Pelatihan
Dapatkah pekerja dilatih untuk mengenali hazards dan menerapkan praktik kerja aman ?
Lindungi Pekerja
Jika hazard tidak dapat dihilangkan atau dikurangi sampai ke suatu tingkat yang dapat diterima, pekerja harus dilindungi dari pajanan.
Proteksi ini membutuhkan pekerja memakai dan / atau menggunakan alat pelindung diri.
Lindungi Pekerja
Topi keras Proteksi Mata Proteksi Wajah Proteksi Pernafasan Proteksi Pendengaran
Body wear Lengan panjang Sarung tangan Sepatu protekti
Elemen Utama
Suatu program K3 yang efektif meliputi 4 elemen berikut – Komitmen Manajemen dan keterlibatan
pekerja – Analisa Hazard Tempat Kerja – Pencegahan & Pengendalian Hazard – Pelatihan K3
Komitemen Manajemen dan Keterlibatan PekerjaKomitemen manajemen dan keterlibatan
pekerja saling mengisi Komitemen manajemen memberikan
kekuatan dan sumber motivasi untuk mengorganisasi dan mengendalikan kegiatan dalam suatu organisasi
Keterlibatan pekerja memberikan jalan melalui mana pekerja berkembang dan mengekspresikan komitmen mereka pada K3.
Komitemen Manajemen dan Keterlibatan Pekerja (ljtan)
Tindakan Rekomendasi :Nyatakan secara jelas kebijakan K3 di
tempat kerja Buat dan komunikasikan goal dan tujuan
yang jelas untuk program K3 Tunjukkan keterlibatan manajemen puncak
dalam mengimplementasikan program
Pelatihan K3Bahas tanggung jawab K3 dari semua
personnel, apakah pekerja tetap atau harian
Paling efektif ketika dimasukkan ke dalam pelatihan lain mengenai kebutuhan performans dan cara kerja
Kompleksitas tergantung besar dan rumitnya tempat kerja dan sifat hazard
Forklift Safety
Ringkasan
Identifikasi hazard di tempat kerja yang dapat mengakibatkan PAK atau KK
Evaluasi tingkat risiko untuk membantu menentukan tindakan pengendalian yang perlu diimplementasikan
Pilih solusi yang tepat untuk mengendalikan hazard dan/atau melindungi pekerja.
Health Health is isEverybody’sEverybody’sResponsibilityResponsibility
Health Health is isEverybody’sEverybody’sResponsibilityResponsibility
ts@utps-k3ts@utps-k3