134181004 Laporan Ko 2 Destilasi Asetildehid
-
Upload
juju-juntak -
Category
Documents
-
view
127 -
download
6
description
Transcript of 134181004 Laporan Ko 2 Destilasi Asetildehid
I. JUDUL PERCOBAAN
Sintesis Aldehida
II. TUJUAN
1. Mensintesis asetaldehid
2. Mengenal reaksi oksidasi alkohol primer menjadi aldehida oleh asam kromat
3. Mengenal senyawa hasil sintesis dengan cara destilasi
4. Mengidentifikasikan senyawa hasil sintesis
III. DASAR TEORI
Di alam ini terdapat bermacam-macam jenis senyawa di antaranya adalah senyawa-
senyawa karbonil yang terdiri atas senyawa aldehid. Di mana kedua senyawa tersebut
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya berupa formalin yang
sering digunakan dalam pengawaten mayat. Etanal atau asetaldehida digunakan dalam
pembuatan zat pewarna.
Aldehid merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil
(C = O). Rumus umum struktur aldehid seperti tertulis dibawah ini dengan R adalah
alkil atau aril
O
║
R-C-H
aldehid (Fessenden dan Fessenden, 1990).
Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. Misalnya,
transinamaldehida adalah komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer–
enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen (Fessenden
dan Fessenden, 1997).
Sifat fisis dari aldehid, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon sp2 yang
dihubungkan ke sebuah atom oksigen oleh sebuah ikatan sigma dan sebuah ikatan pi.
Ikatan–ikatan sigma gugus karbonil terletak dalam suatu bidang dengan sudut ikatan
kira-kira 120oC di sekitar karbon sp
2. Ikatan pi yang menghubungkan C dan O terletak
di atas dan di bawah bidang ikatan-ikatan sigma tersebut. Gugus karbonil bersifat polar,
dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam
ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil
mempunyai dua pasang elektron menyendiri. Semua sifat-sifat struktural ini kedataran,
ikatan pi, polaritas dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan
kereaktifan gugus karbonil (Fessenden dan Fessenden, 1990).
Aldehid dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul, karena tidak ada gugus
hidroksil dan dengan demikian titik didihnya menjadi lebih rendah dari alkohol
padanannya. Tetapi aldehid tarik menarik melalui interaksi antara polar-polar, sehingga
titik didihnya menjadi lebih tinggi dibanding alkana padanannya (Wilbraham, 1992).
Distilasi merupakan metode yang sangat baik untuk memurnikan zat cair. Suatu
zat cair mengandung atom-atom atau molekul yang tersusun berdekatan namun masih
dapat bergerak bebas dengan energi yang berlainan. Ketika suatu moelkul zat cair
mendekati perbatasan fasa uap-cair, maka molekul tersebut, jika memiliki energi yang
cukup, dapat berubah dari fasa cair menjadi fasa gas. Hanya molekul-molekul yang
memiliki energetika yang cukup yang dapat mengatasi gaya yang mengikat
antarmolekul dalam fase cair sehingga dapat melepaskan diri ke dalam fase gas.
Beberapa molekul yang berada dalam fase uap di atas zat cair, ketika mendekati
permukaan zat cair tersebut, dapat memasuki fasa cair kembali sehingga menjadi
bagian dari fasa yang terkondensasi. Pada saat proses ini terjadi, molekul-molekul
tersebut memperkecil energi kinetiknya, sehingga gerakannya lebih lambat. Pemanasan
terhadap zat cair menyebabkan banyak molekul memasuki fase uap, proses pendinginan
uap merupakan kebalikan dari proses ini. Ketika sistem berada dalam
kesetimbangan, karena banyak molekul zat cair yang memasuki fase uap dan
kemudian kembali lagi dari fase uap menjadi cair, maka dapat terukur tekanan uapnya.
Jika sistem tetap bertahan dalam kesetimbangan, bahkan ketika energinya dinaikkan,
banyak molekul dalam fase cair akan memiliki energi yang mencukupi untuk berubah
menjadi fase uap. Walaupun banyak molekul yang juga kembali dari fasa uap ke dalam
fasa cair, namun jumlah molekul dalam fase uap bertambah dan tekanan uap akan naik.
Jumlah molekul dalam fasa uap sangat bergantung pada suhu, tekanan dan kekuatan
gaya tarik antarmolekul di dalam fasa cair dan volume sistem.
IV. REAKSI UMUM DAN MEKANISME REAKSI
[O] [O]
K2Cr2O7 + H2SO4 K2Cr2O7 + H2SO4
V. ALAT UTAMA DAN BAHAN
ALAT
1. Labu destilasi 125 ml
2. Pendingin leibig
3. Pipa along (adaptor)
4. Erlenmeyer
5. Batu didih
6. Termometer
7. Selang air
8. Beaker glass
9. Gelas ukur
10. Tabung reaksi
11. Pipet tetes
12. Water bath besar
Bahan yang digunakan
1. Etanol 96%
2. Kalium Bikromat (K2Cr2O7)
3. Asam sulfat pekat (H2SO4)
4. Aquadest
5. Air es
6. Kapas
7. Fehling A & B
8. AgNO3
9. NH4OH conc.
VI. CARA KERJA
VII. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Jumlah senyawa hasil : 6 ml
Uji Fehling :
bening kekuningan + Fehling A+Fehling B biru keruh ↓biru (-)
1ml 3tts 3tts ↗
Uji Tollens:
bening kekuningan + AgNO3 + NH4OH conc. kuning kecoklatan↓coklat (-)
1ml 3tts 3tts ↗
Batu didih 7,5 gram Kalium
Bikromat
30 ml Aquadest +
0,5 ml Asam
Sulfat Pekat
10 ml Larutan
Etanol 96%
Labu Destilasi
Pendingin Liebig yg dialiri air
Reaksi berjalan, bile perlu panaskan labu
dengan spirtus secara merata
Hasil destilat dalam Erlenmeyer yg direndam es
Uji Fehling Uji Tollens
Hitung % Yield
Organoleptis
Bentuk : Larutan
Warna : bening kekuningan
Bau : tajam menyengat
Indeks bias : 1,346
Pengamatan tetapan fisika
Rumus molekul : C2H4O
Massa molar : 44,05 g/mol
Berat jenis : 0,788 g/cm3
Titik lebur: - 723,5 °C
Titik didih : 20,2 °C
Yield teori
Diketahui : Massa K2Cr2O7 : 7,5 gram
BM K2Cr2O7 : 294 gram/mol
Kemurnian K2Cr2O7 : 99 %
Volume C2H5OH : 10 ml
BM C2H5OH : 46 gram/mol
BJ C2H5OH : 0,789 gram/mol
Kemurnian C2H5OH : 96 %
Ditanya : Yield teori ?
Jawab :
Mol C2H5OH :
x Kemurnian
:
x 96 %
: 16 % = 0,16 mol
Mol K2Cr2O7 :
x Kemurnian
:
x 99 %
: 0,0255 mol
Reaksi O
ǁ
C2H5OH + K2Cr2O7 H3C—C—H
Mula-mula : 0,16 0,0255
Reaksi : 0,6255 0,0255 0,0255 -
Sisa : 0,1345 0 0,0255
BM CH3COH :44 gram/mol
Mol asetaldehid : 0,0255 mol
BJ asetaldehid : 0,78 gram/mol
Volume asetaldehid yang terbentuk :
= :
= 1,438 ml
Jadi secara teoritis Asetaldehid yang terbentuk adalah 1,438 ml
% Yield =
x 100 %
=
x 100 %
= 417, 246 %
Prinsip percobaan ini adalah pembuatan asetaldehida
dengan cara mengoksidasi etanol dengan menggunakan
zat pengoksid K2Cr2O7 yang dilakukan dalam suasana
asam, dalam hal ini etanol mengalami reaksi oksidasi dan
K2Cr2O7 mengalami reduksi. Pembuatan asetaldehid
dilakukan dengan metode destilasi biasa pada suhu 60-
80oC selama 3 jam sehingga diperoleh destilat berupa
asetaldehid, yang kemudian diuji dengan Fehling A dan B,
uji positif menandakan adanya asetaldehid ditandai
dengan terbentuknya endapan merah bata Cu2O, dan di
uji dengan uji Tollens, uji positif menandakan adanya
asetaldehid ditandai dengan terbentuknya cermin perak.
Asetaldehid atau etanal merupakan senyawa aldehid. Membuatnya salah satunya dengan
menggunakan reaksi antara kalium bikromatt dicampur asam sulfat dalam air. Itulah yang
dipraktekan di lab kimia farmasi hari ini. pertama2 timbang kalium bikromat 75 gram. Kalium
bikromat warnanya orange. Campurkan air dan asam sulfat pekat. pencampuran harus hati2
dilemari asam. Cara pencampuran siapkan air dulu, lalu, kedalam air baru masukkan asam
sulfat pekat perlahan2 karena reaksinya eksotermis, kalau asam sulfat dulu baru dicampur air
nanti panas banget tabungnya, jadi air kayak pendinginnya.
Pembuatan hari ini menggunakan perangkat destilasi, asam sulfat dalam air dicampurkan
dengan kalium bikromat dalam labu destilasi yang kalium bikromatnya dimasukkan lebih
dahulu. Gojog labu destilasi hingga kalium bikromat larut. Warnanya orange lho. Setelah itu
susun kembali tabung destilasi dengan pendingin leibdig dan pasang termometernya.
Pokoknya dirangkai semua. Nah, untuk etanolnya dicampur paling terakhir. karena setelah
dicampur dengan etanol reaksi berlangsung spontan, langsung hasilkan asetaldehid bentuk
uap. Jangan lupa sebelumnya dimasukkan batu didih biar panas merata. Abis etanol dicampur
nanti reaksinya di larutan kayak air mendidih, segera tutup tabung destilasi dengan
penutupnya yang ada termometernya. Tinggal tunggu sampai destilat keluar. Baunya wangi,
enak.
VIII. KESIMPULAN
IX. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J. dan Joan, S. Fessenden, 1990, Kimia Organik, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Fessenden R. J dan J. S Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Fessenden, R. J. dan Joan, S. Fessenden, 1997, Dasar-Dasar Kimia Organik, Erlangga,
Jakarta.
Wilbraham, A. C. dan Michael S, Matta, 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati,
ITB, Bandung.
X. TUGAS
1. Mekanisme reaksi pembuatan asetaldehida
K2Cr2O7 + H2SO4 K2Cr2O7 + H2SO4
2. Oksidator lainnya yaitu campuran antara KMnO4 dan H2O, CrO3, Ag2O dan
perasam.
3. Salah satu aldehid penting, asetaldehida dengan titik
didih sekitar temperatur kamar (20oC), juga lebih
mudah untuk disimpan atau diangkut dalam bentuk
trimer atau tetramer siklik. Asetaldehida digunakan
sebagai zat antara dalam sintesis asam asetat,
anhidrida asetat dan senyawa-senyawa lain dalam
industri. (Ralp J. Fessenden dan Joan S. Fessenden,
1982)
Aldehida mudah direduksi masing-masing menjadi
alkohol primer dan sekunder. Reduksi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, umumnya dengan hidrida
logam.
Hidrida logam yang paling sering digunakan untuk
mereduksi senyawa karbonil ialah lithium alumina
hidrida (LiAlH4) dan natrium borohidrida (NaBH4).
Ikatan logam-hidrida terpolarisasi, dengan muatan
pada logam positif dn muatan pada hidrogen negatif.
Dengan demikian, reaksinya melibatkan serangan
nukleofilik tak reversibel dari hidrida (H-) pada karbon
karbonil. Produk awalnya ialah aluminium alkoksida,
yang selanjutnya terhidrolisis oleh air dan asam
menghasilkan alkohol. Hasil akhirnya ialah adisi
hidrogen pada ikatan rangkap karbon-oksigen.
Karena ikatan rangkap karbon-karbon tidak mudah
diserang oleh nukleofilik, hidrida logam dapat
digunakan untuk mereduksi ikatan rangkap karbon-
oksigen menjadi alkohol padanannya tanpa mereduksi
ikatan rangkap karbon-karbon yang terdapat pada
senyawa yang sama.
Aldehid jauh lebih mudah dioksidasi dari keton.
Oksidasi aldehida menghasilkan asam dengan jumlah
atom karbon yang sama. Karena reaksi ini terjadi
dengan mudah, banyak zat pengoksidasi seperti
KMnO4, CrO3, Ag2O dan perasam dapat digunaka.
Ion perak sebagai pengoksidasi memang mahal
tetapi dapat secara selektif mengoksidasi aldehida
menjadi asam karboksilat meskipun dengan kehadiran
alkena.
4. Reaksi-reaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi aldehida
Uji Fehling
O O
HCOH + 2Cu2+
+ 5OH- H-COO
- + 3 H2O + Cu2O
Uji Tollens
5. Sintesa aldehid dapat dilakukan beberapa metode,
yakni oksidasi alkohol primer dengan KMnO4 + H2O
atau K2Cr2O7 + H2O, reduksi asilhalida dengan H2
yang dikenal reaksi Rosenmund, suling kering garam
alkanoat dengan garam formiat, adisi CO dan H2 pada
alkena, dan cara khusus dengan hidrasi katalitik dari
asetilena.