133297735-Penuntun-praktikum-1-toksikologi-3
Transcript of 133297735-Penuntun-praktikum-1-toksikologi-3
-
LAPORAN KEGIATAN LABORATORIUM
SEMESTER GANJIL 2011/2012
I. Pendahuluan
Praktikum toksikologi dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan
pengembangan teknik dasar dalam analisis toksikologi tentang dasar-dasar analisis
serta melatih menginterpretasi data hasil analisis toksikologi. Praktikum ini memiliki
tujuan agar mahasiswa mampu dalam melaksanakan dan menerapkan pengetahuan
dan keterampilannya sesuai dengan keahliannya, mampu menerapkan ilmu dan
teknologi di bidang praktek analisis toksikologi secara professional, mampu
melaksanakan penampisan dan penerapan teknologi maju di bidang analisis
toksikologi, menggunakan alat-alat laboratorium untuk melakukan analisis
toksikologi, mampu bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain nantinya,
membimbing dan membina mahasiswa tersebut untuk menjadi tenaga kesehatan yang
bertanggungjawab.
II. Jenis Kegiatan
No Kompetensi Substansi Kajian Mata Kuliah
SMT/KET.
1Mahasiswa mampu melakukan preparasi sampel darah dan urin
Preparasi sampel darah dan urin.
Praktikum Analisis
Toksikologi
Pemisahan sampel darah dan urin dari pengotor atau zat-zat yang tidak diinginkan (selain analit).
Perolehan plasma, serum, eritrosit dan whole blood dari sampel darah.
Pengamatan dan penanganan sampel urin.
2 Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar asam salisilat dalam sampel serbuk dengan titrasi asam-basa
Penetapan kadar asam salisilat dalam sampel serbuk dengan titrasi asam-basa.
Praktikum Analisis
Toksikologi
Pembakuan larutan asam dan basa.
Titrasi asam-basa (titrasi balik dan titrasi langsung).
Penetapan kadar asam salisilat dalam
-
sampel serbuk.3 Mahasiswa mampu
melakukan penetapan kadar parasetamol dalam tablet dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Penetapan kadar parasetamol dalam tablet dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis
Praktikum Analisis
Toksikologi
Pembuatan kurva hubungan konsentrasi parasetamol dan absorbansi pada panjang gelombang maksimum.
Pembuatan persamaan regresi linier.
Penentuan kadar parasetamol dalam tablet dengan spektrofotometri UV-Vis dengan kurva kalibrasi dan persamaan garis regresi linier.
4 Mahasiswa mampu melakukan uji skrining senyawa golongan narkotika atau psikotropika pada darah atau urin pecandu narkoba dengan teknik immunoassay.
Uji skrining senyawa golongan narkotika atau psikotropika pada darah atau urin pecandu narkoba dengan teknik immunoassay
Praktikum Analisis
Toksikologi
Uji skrining senyawa golongan narkotika atau psikotropika pada darah atau urin pecandu narkoba dengan teknik immunoassay menggunakan striptest
Penginterpretasian hasil uji skrining dengan teknik immunoassay.
5 Mahasiswa mampu melakukan pemisahan obat-obat golongan amfetamin dan opiat dari sampel urin.
Uji Konfirmasi dan Metode pemisahan obat-obat golongan amfetamin dan opiat dari sampel urin
Praktikum Analisis
Toksikologi
Pengerjaan dan penyiapan sampel untuk ekstraksi cair-cair dan ekstraksi fase padat.
Ekstraksi obat-obat golongan amfetamin dan opiat dari sampel urin dengan ekstraksi cair-cair dan ekstraksi fase padat
6 Mahasiswa mampu melakukan uji konfirmasi senyawa golongan narkotika atau
uji konfirmasi senyawa golongan narkotika atau psikotropika pada urin pecandu narkoba
Praktikum Analisis
Toksikologi
Penyiapan plat KLT- spektrofotodensitometri.
-
psikotropika pada urin pecandu narkoba dengan metode KLT-spektrofotodensitometri.
dengan metode KLT-spektrofotodensitometri.
Pelatihan penggunaan alat spektrofotodensito-metri.
Analisis senyawa-senyawa golongan narkotika atau psikotropika berdasarkan hasil uji konfirmasi.
-
ANALISIS TOKSIKOLOGI
PREPARASI SAMPEL DARAH DAN URIN
Matakuliah : Praktikum Toksikologi
Pembimbing : Ni Made Widi Astuti, S. Farm., M.Si.
A.A.A. Mirah Widya Listyani, S. Farm., Apt.
Wayan Martadi Santika, S. Farm., Apt
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan preparasi sampel darah dan urin.
Tujuan Khusus :
Mahasiswa memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat-zat yang tidak
diinginkan (selain analit) dari sampel darah dan urin.
Mahasiswa mampu memperoleh plasma, serum, eritrosit dan whole blood dari
sampel darah.
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan menangani sampel urin.
I. Preparasi Sampel
Preparasi sampel adalah proses penyiapan sampel sebelum dilakukan analisis
yang bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat-zat yang
tidak diinginkan (selain analit) sehingga didapat hasil yang valid (Flanagan, et al.,
2007).
1.1 Sampel Darah
Istilah darah diawali dari kata hemo atau hemato, yang berasal dari bahasa Yunani
haima yang berarti darah. Darah adalah cairan jaringan tubuh yang beredar melalui
arteri, kapiler, dan vena, terdiri atas dua bagian yaitu 55 % cairan interseluler (plasma)
dan 45 % unsur-unsur padat (sel darah). Volume darah secara keseluruhan kira-kira
merupakan satu per dua belas berat badan atau kira-kira 5 liter (Pearce, 2002).
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen (Anonim a, 2009).
-
Fungsi utama darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-
zat sisa metabolisme, hormon-hormon dari sistem endokrin, obat-obatan dan bahan
kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni
(Anonim a, 2009).
1.1.2 Komponen-komponen Darah yang dapat Dijadikan Sampel Analisis
a. Sel Darah Merah atau Eritrosit
Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga
dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak
belakang. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Jika
dilihat satu per satu warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan
merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau
stroma, berisi masa hemoglobin (Pearce, 2002). Dalam analisis toksikologi, sel darah
merah digunakan sebagai specimen dalam kasus keracunan carbon monoxide, cyanide
dan bahan volatile organic, logam berat, beberapa obat seperti chlortalidone, dan
acetazolamide, karena zat tersebut banyak berikatan dengan sel darah merah. Di
dalam darah, obat mungkin berada baik di dalam plasma atau sel darah merah.
Sampel plasma biasanya tidak bermanfaat pada kasus dimana obat yang terlibat
diketahui berada dalam sel darah merah (Karch, 1997).
b. Plasma
Plasma darah merupakan bagian cair darah berwarna kekuningan, terdiri dari
air, protein, elektrolit, karbohidrat, kolesterol, hormon dan vitamin (Anonim b, 2008).
Jumlah plasma darah dua pertiga dari berat darah. Plasma ini adalah koloid yang
terdiri dari 90% air dan 7% protein. Sepertiga bagian darah sisanya terutama terdiri
dari hemoglobin. Hemoglobin ini sebetulnya adalah protein yang paling banyak
terdapat dalam darah, kira-kira terdapat sebanyak 10% dalam darah, atau kira-kira
50% dari bahan kering darah. Protein plasma ini terdiri dari albumin (4-5%), globulin
(2-2.5%) dan fibrinogen (0,3-0,4%). Selain itu plasma mengandung garam anorganik
(0,9%) dan senyawa organik terlarut lainnya (2,1%) (Apriyantono, 2007).
Plasma lebih sering digunakan daripada serum pada analisis obat, karena dapat
disentrifugasi dengan segera, sedangkan pembentukan serum membutuhkan lebih
banyak waktu (Smyth, 1992).
-
c. Serum
Serum darah adalah cairan bening yang memisah setelah darah membeku. Plasma
darah berbeda dengan serum darah terutama pada serum tidak terdapat faktor
pembentukan fibrinogen. Jika darah tetap dibiarkan selama 15 menit pada suhu-kamar
dalam suatu tabung tanpa antikoagulan maka serum dan komponen darah lainnya
akan memisah (Flanagant, 2007).
1.2 Sampel Urin
Spesimen urin untuk kepentingan uji analisis biasanya dikumpulkan pada pagi
hari, malam hari ataupun dapat dilakukan kapan saja sepanjang hari. Sangat penting
untuk dilakukan pencatatan terhadap waktu pengambilan urin karena dapat digunakan
dalam penentuan laju produksi urin. Sampel urin acak biasanya ditambahkan
pengawet seperti asam hidroklorik 2 M.
Urin segar berwarna kuning atau kuning-hijau, namun pada penyimpanan
sebagai larutan yang bersifat asam warna urin akan berubah menjadi kuning-coklat
akibat terjadinya oksidasi dari urobilinogen menjadi urobilin. Sampel urin tahan
selama beberapa minggu jika disimpan pada suhu 2-80 C. Namun jika dibekukan (-200
C), sampel urin yang diasamkan akan tahan sampai jangka waktu yang panjang, tapi
sebelumnya dilakukan sentrifugasi terlebih dahulu (Flanagan et al., 2007)
Urin sangat berguna dalam skrining racun karena obat, racun dan metabolit
terdapat dengan konsentrasi yang lebih besar pada urin dibandingkan dalam darah.
Tabel 2.2 Senyawa yang terdapat pada urine
SenyawaJumlah yang disekskresikan
dalam gramN Amoniak 1,4 - 1,0Kalsium 0,005 - 0,4Kalium 1,0 - 5,0Magnesium 0,05 - 0,15Natrium 3,0 - 6,0Klorida 6,0 -9,0Fosfat (dihitung sebagai P) 0,7 - 1,5Sulfat 1,8 - 3,5Urea 20 - 30 Asam Urat 0,25 - 0,75Asam hipurat 0,1 - 1,0Kreatinin 0,5 - 1,8 Asam oksalat sampai 0,03
-
II. Bahan
Sampel darah
Urin
Buffer saline
EDTA
Asam Sitrat
Metanol
III. Alat
Spuit
Neraca analitik
Sendok tanduk
Kertas perkamen
pH meter
Ball filler
Lemari es/freezer
Pipet volume
Pipet tetes
Eppendorf
Tabung vial + penutup
Tabung sentrifugasi + penutup
Rak tabung reaksi + tabung
reaksi
Sentrifugasi
Tabung vortex
Vortex
-
IV. Cara kerja
4.1 Perlakuan pada Sampel Darah
1. Cara memperoleh plasma dari darah (prosedur ini dilakukan jika matriks yang
tersedia berupa darah segar)
- Darah segar diambil dengan pipet volume sebanyak 3-5 ml dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
- Dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit hingga terbentuk
dua fase yaitu fase cair (bagian atas) dan fase padatan (bagian bawah). Fase cair yang
diperoleh dari hasil sentrifugasi ini disebut plasma.
- Fase cair diambil dengan pipet volume dipindahkan ke dalam eppendorf. Plasma
selanjutnya disimpan pada suhu 2-80C.
Skema kerja :
2. Cara memperoleh Serum dari Darah
- Darah sebanyak 3-5 ml diambil menggunakan pipet volume, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
- Dibiarkan selama 15 menit pada suhu kamar tanpa penambahan antikoagulan.
- Bagian bening yang memisah dari padatan disebut serum. Bagian ini diambil dengan
pipet volume dan dipindahkan ke dalam tabung eppendorf.
3. Cara memperoleh sel darah merah (eritrosit) dari Darah
- Untuk memperoleh eritrosit, darah sebanyak 3-5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan antikoagulan sebanyak 2 mg per ml darah.
- Dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
-
- Diperoleh tiga lapisan yaitu plasma (bagian atas), lapisan platelet (bagian tengah) dan
eritrosit (bagian bawah).
- Lapisan plasma, platelet dan sekitar 10 % dari bagian eritrosit dibuang.
- Eritrosit yang masih tersisa selanjutnya dicuci hati-hati dengan cairan isotonik (buffer
saline), gunanya untuk menghilangkan plasma yang mungkin masih tersisa dan melekat
pada eritrosit.
- Sel darah harus digunakan langsung atau disimpan dalam suhu dingin (2-8oC) untuk
mencegah terjadinya hemolisis.
4. Cara memperoleh Whole Blood
- Tabung ditambahkan dengan EDTA sebanyak 2 mg per mL darah. Selanjutnya darah
segar sebanyak 3-5 ml dimasukkan ke dalam tabung tadi.
- Tabung ditutup rapat dan disimpan pada suhu -20oC.
5. Pengendapan protein dari plasma darah
1. Plasma dimasukkan ke dalam tabung.
2. Tabung yang telah terisi plasma ditambahkan dengan metanol sebanyak 2 kali volume
plasma yang digunakan.
3. Dilanjutkan dengan sentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama 15 menit pada tabung
tersebut.
4. Setelah selesai disentrifugasi, maka akan terlihat lapisan protein padatan (bagian bawah)
dan lapisan cair (fraksi bebas protein) di bagian atas.
5. Lapisan cairan diambil dan ditempatkan ke dalam tabung reaksi yang berlainan dan diberi
tanda.
-
4.2 Hal-hal yang perlu diamati saat penerimaan sampel urin
Kode Sampel :
Jenis Sampel :
Tanggal dan Waktu Pengambilan :
Tanggal dan Waktu Penerimaan :
Identitas Petugas :
Kondisi sampel saat diterima :
1. Warna :
(dilihat warna urin yang diterima)
2. pH :
(diukur dengan mencelupkan ph-meter strip, bandingkan perubahan warna yang terjadi
dengan gambar yang tertera pada box)
3. Volume :
(diukur dengan pipet volume)
4.3 Penanganan Sampel Urin
- Urin 5-10 ml dimasukkan ke dalam tabung ditambahkan asam sitrat sebanyak 2% b/v.
- Dilakukan sentrifugasi untuk menghilangkan endapan-endapan protein yang mungkin
terdapat dalam urin.
- Bagian cair diambil dan dipindahkan ke tabung lain untuk disimpan pada suhu 2-8oC (urin
dapat tahan selama sebulan) atau disimpan pada suhu -20oC (urin dapat bertahan hingga
bertahun-tahun karena dibekukan).
CATATAN: Untuk cara kerja di jurnal awal dibuat dalam bentuk bagan kerja y..jgn dibuat seperti penuntunKemudian disiapkan lembar (kertas kerja) untuk hasil pengamatan/hasil kerjaSiapkan untuk pretest untuk hari jumat y