131734628-SOP-ICU-ke-4

139
PENENTUAN PENDERITA YANG DAPAT DIRAWAT DI ICU ANAK No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit 1 April 2011 Ditetapkan Oleh DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KUPANG Dr. Marsiana Y. Halek Penata Tingkat I Nip : 19770712 200112 2 003 RSUD Kota Kupang STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Pengertian : Penentuan penderita yang dapat dirawat di ICU Anak Tujuan : Memberikan batasan penderita yang akan mendapat pelayanan di ICU Anak Kebijakan : Penderita dalam keadaan akut, kritis dan masih dalam keadaan dapat ditolong (reversible dan recoverable) PROSEDUR I. INDIKASI UMUM 1. Semua penderita yang membutuhkan bantuan pernafasan mekanik atau alat bantuan khusus lainnya. 2. Semua penderita yang membutuhkan monitoring secara cermat dan ketat. II. INDIKASI KHUSUS 1. Kelainan pada saluran pernapasan : Pneumonia, Bronkiolitis, Laringitis, dirawat di ICU Anak apabila : dengan pengobatan klasik tidak memberikan hasil yang baik atau menuju ke arah terjadinya kegagalan pernafasan. 2. Kelainan pada sistem kardiovaskuler : Syok hipovolemik, kardiogenik, septik. Syok hipovolemik dan septik yang tidak menunjukkan respon yang baik terhadap pengobatan klasik atau didapatkan komplikasi menuju ke arah kegagalan pernafasan. Setiap syok kardiogenik / syok septik maupun penyebabnya, untuk pengawasan EKG (BED SIDE) / pemantauan ketat hemodinamik.

description

.

Transcript of 131734628-SOP-ICU-ke-4

PENENTUAN PENDERITAYANG DAPAT DIRAWAT DI ICU ANAK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Penentuan penderita yang dapat dirawat di ICU AnakTujuan :Memberikan batasan penderita yang akan mendapat pelayanan di ICU Anak Kebijakan :Penderita dalam keadaan akut, kritis dan masih dalam keadaan dapat ditolong (reversible dan recoverable)

PROSEDUR

I. INDIKASI UMUM1. Semua penderita yang membutuhkan bantuan pernafasan mekanik atau alat bantuan khusus lainnya. 2. Semua penderita yang membutuhkan monitoring secara cermat dan ketat.

II. INDIKASI KHUSUS1. Kelainan pada saluran pernapasan :Pneumonia, Bronkiolitis, Laringitis, dirawat di ICU Anak apabila : dengan pengobatan klasik tidak memberikan hasil yang baik atau menuju ke arah terjadinya kegagalan pernafasan. 2. Kelainan pada sistem kardiovaskuler :Syok hipovolemik, kardiogenik, septik. Syok hipovolemik dan septik yang tidak menunjukkan respon yang baik terhadap pengobatan klasik atau didapatkan komplikasi menuju ke arah kegagalan pernafasan. Setiap syok kardiogenik / syok septik maupun penyebabnya, untuk pengawasan EKG (BED SIDE) / pemantauan ketat hemodinamik. 3. Keracunan Kasus-kasus keracunan makanan, obat-obatan, zat kimia yang memerlukan pengobatan suportif misalnya : hemodialisa, transfusi tukar, bantuan nafas mekanik dan syok.4. Penderita pasca bedah mayor yang membutuhkan ventilator.

III. PRIORITAS INDIKASI RAWAT ICU AnakMengingat terbatasnya tempat / tenaga / sarana, maka .prioritas indikasi rawat ICU Anak : Syok kardiogenik apapun sebabnya Syok septik dengan komplikasinya Kegagalan pernafasan apapun sebabnya

Unit Terkait : IGD, HCU Anak, ICU Anak, SMF lain RSUD Kota Kupang

TATA CARA JAGA ICU ANAK / NICU

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Peraturan yang dibuat untuk mengatur tugas jaga ICU Anak / NICUTujuan : Supaya pelayanan pasien dan pencatatan pasien di ICU Anak / NICU dapat berjalan baikKebijakan : Dokter jaga ICU Anak / NICU melaksanan tugas sesuai dengan prosedur

PROSEDUR

1. Serah terima pasien dengan segala permasalahannya dari dokter ICU Anak ke dokter jaga sesuai konsultan jaga kelas 1 dan kelas 2, dengan aturan :Senin - Kamis 14.00Jumat 11.00Sabtu 12.30Minggu/ Hari libur pagi : 08.00Malam : 20.00

2. Atasi kegawatan Lakukan program Konsul Anestesi atau sub bagian lain yang terkait.

3. Menulis laporan jaga di MR 4

4. Menyerahkan pasien dengan segala permasalahannya ke dokter jaga berikutnya

Unit Terkait : Dokter jaga ICU Anak di RSUD Kota Kupang

PENYEDIAAN OBAT DANPERALATAN KEGAWATAN

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Obat-obat emergensi dan peralatan standar yang harus tersedia di ICU Anak / NICU / IGDTujuan : Mendukung pelayanan terhadap kegawatan penderita yang dirawat Kebijakan :Semua tempat perawatan yang menjadi ruang lingkup ICU Anak / NICU / IGD harus tersedia

PROSEDUR

I. PERALATAN A. Alat pembebas jalan napas 1. AMBU Bag : lengkap2. Masker / sungkup muka : semua ukuran lengkap3. Laringoskop dan Blade (prematur, bayi, anak)4. Pipa ET lengkap (No. 2,5 s/d 8)5. Pipa nasofaringeal lengkap6. Pipa orofaringeal lengkap7. Pipa trakheostomi lengkap (No. 5 s/d 8) 8. Masker (non dan rebreathing), 0,2 kanul, T piece9. Head box 10. Kateter pengisap

B. Alat transfusi dan infus1. Infusion pump2. Syringe pump3. Infus set / transfusi set / extension tube4. I.v catheter (No. 24, 22, 20, 18)5. Three way stopcock6. Umbilikal catheter

C. Monitor1. Bed side monitor : pulse oxymetri, tekanan darah invasif dan non invasif 2. EKG3. Respirasi4. Temperatur

D. Lain-lain1. NGT (feeding tube)2. Spuit3. Catheter urin

PENYEDIAAN OBAT DANPERALATAN KEGAWATAN

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

E. Obat-Obatan1. Adrenalin2. Aminophylin3. Atropin sulfas4. Calcium cholide 10% calcium glukonas 10%5. Dexametason6. Diazepam7. Dilantin8. Digoxin 9. Diphenhidramin10. Dopamin11. Dobutamin12. Dextrose 40%13. Furosemid14. Heparin15. Klonidin inj16. Lidocain17. Manitol18. Midazolam19. Morfin20. Naloxone21. Natrium bikarbonat22. Phenytoin23. Phenobarbital

F. Cairan-CairanA. Cairan kristaloid Cairan yang mengandung molekul elektrolit 1. Sodium Chloride (NaCl 0,9%)2. Ringer laktat3. Maintenance : D 5% dengan elektrolit NaCl dan KClB. Cairan koloid Cairan pengganti plasma sebelum mendapatkan transfusi 1. HAES steril 6%, HAES steril 10%2. Expafusin3. Albumin 2,5%, 10%

Unit Terkait : IGD, ICU Anak, SMF lain SMF lain RSUD Kota Kupang

PENGELOLAAN TRAUMA PEDIATRIK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian :Keadaan pasca paparan diatas kemampuan tubuh anak untuk mengkompensasi perubahan yang membahayakan jiwa.Tujuan :Sebagai panduan dalam penilaian dan penanganan trauma pada anakKebijakan :Penilaian dan penanganan trauma pada anak berdasarkan prioritas untuk menghindari kematian dan menghentikan proses kegawatan.

PROSEDUR

No.Langkah-LangkahPelaksana

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien

Dokter, Perawat

2.Survey pertama (A, B, C)

1. Airway / Jalan napas : Buka / bebaskan jalan napas. Bersihkan lendir bila perlu. Jaga jalan napas tetap terbuka. 2. Breathing / Usaha napas : Lakukan penilaian terhadap efektivitas pernapasan Berikan oksigen bila perlu Bila napas spontan, jaga agar jalan napas tetap terbuka Bila terjadi distres respirasi atau penurunan kesadaran, lakukan intubasi dilanjutkan dengan pemantauan ventilasi.

3. Circulation / Sirkulasi :a. Lakukan penilaian terhadap perfusi b. Bila terjadi henti jantung, lakukan resutasi kardiopulmoner c. Tentukan ada tidaknya syokd. Kenali dan kendalikan pendarahan besare. Lakukan bebat tekan pada pendarahan eksternal f. Identifikasi lokasi pendarahan seperti rongga dada, abdomen dan rongga peritonealg. Pasang akses intravena.

Bila perlu pasang dua jalur intravena. Ambil sampel darah. Bila perfusi sistemik tidak adekuat, berikan cairan isotonik RL 20 cc/kgBB, ulang bila perlu.

4. Bila keadaan penderita stabil, lakukan imobilisasi leher dada (bila tersedia stiff cervical collar). Lakukan imobilisasi terhadap tulang belakang terutama vertebra servikal.

5. Pertahankan suhu tubuh dengan lampu penghangat atau selimut. Bila terjadi hipotermia, hangatkan cairan intravena atau darah sebelum diberikan.

3.Survey kedua

6. Lepaskan pakaian dan lakukan survei kedua7. Pasang NGT, untuk penderita distress respirasi dan penurunan kesadaran (Kontraindikasi penderita dengan trauma, trauma kraniofacial atau fraktur dasar tengkorak)8. Evaluasi dan bebat luka terbuka9. Ambil spesimen darah yang diperlukan (BGA, studi koagulassi)10. Lakukan tes diagnostik yang diperlukan (X foto dada, CT Scan)11. Pasang kateter. Dihindari pada fraktur pelvis, jejas uretra atau terdapat darah pada orificium uretra.

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

PENILAIAN PIM (Pediatric Index of Mortality)

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian :PIM (Pediatric Index of Mortality) untuk menilai prediksi kemungkinan meninggalTujuan :Menyamakan penilaian PIM (Pediatric Index of Mortality)Kebijakan :Penilaian prediksi kemungkinan meninggal dengan PIM

PROSEDUR

1. Tentukan respon pupil terhadap cahaya. Kanan dan kiri > 3 mm, respon ada = 1, tak ada data = 0. Hasil penilaian dikalikan 2,3572. Jika ada salah satu keadaan berikut ini, nilainya = 1, tidak ada = 0(1) Cardiac arrest sebelum perawatan(5) kardiomiopati atau miokarditis (2) Difisiensi imun berat(6) sindroma hipoplatik jantung kiri(3) Leukimia/ limfoama setelah induksi (7) infeksi HIVyang pertama(8) IQ < 35 lebih buruk dari Sindrom Down(4) Pendarahan otak (9) penyakit neurodegeneratifHasil penilaian dikalikan 1,8263. Tentukan apakah penderita dirawat efektif nilainya = 1, darurat nilainya = 0Hasil penilaian dikalikan 1,5524. Mendapat ventilator 1 jam pertama (tidak = 0, ya = 1) Hasil penilaian dikalikan 1,3425. Tekanan darah sistolik mmHg (tak ada data = 120, ada data dikurangi 120) Hasil pernilaian dikalikan 0,0216. Base exsess mmol/L (ada data :1, tak ada data = 0) Hasil penilaian dikalikan 0,0717. Hitung 100 kali Fi02 (abssolut) dibagi paO2 mmHg (bila tidak ada data = 0, ada data=1)Hasil penilaian dikalikan 0,4158. (1+2+3+4+5+6+7) 4,873 = PIM logit Prediksi kemungkinan meninggal = elogit/(1+elogit) = 2,7183 Pim logit /(1+2,7183 PIM logit)

CARA MENGGUNAKAN KALKULATOR (KARCE KC 117)1. 2,7183 Yx PIM logit = X M

2. 1 + RM = : RM INV RM =

Unit Terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, IGD, ICU Anak RSUD Kota Kupang

PENILAIAN TINGKAT KESADARAN (METODE GLASGOW-PITTSBURGH COMA SCALE)

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengetian : Penentuan tingkat kesadaran dengan metode Glasgow-Pittsburgh Coma Scale Tujuan : Menyamakan penilaian tingkat kesadaran anakKebijakan :Penilaian tingkat kesadaran harus memakai kriteria yang telah dibuat

PROSEDUR

a. BUKA MATA Spontan 4Pada perintah3Pada rangsangan nyeri2Tidak ada 1

b. RESPON MOTORIK TERBAIKMenurut perintah 6Reaksi setempat5Menarik (withdraws)4Fleksi abnormal3Ekstensi 2Tidak ada 1

c. RESPON VERBAL TERBAIKBaik (oriented)5Pembicaraan kacau4Kata-kata tak tersusun3Suara2Tidak ada 1

d. REAKSI PUPIL TERHADAP CAHAYANormal 5Lambat4Respon tak sama3Besar tak sama2Tidak ada1

e. REFLEK SARAF OTAK TERTENTUSemua ada 5Reflek bulu mata (-)4Reflek kornea (-)3Doll eye (-)2Semua reflek kranial (-)1

f. KEJANGTidak ada 5Kejang fokal4Umum intermiten3Umum kontinyu2Flaksid1

g. NAPAS SPONTANNormal 5Periodik 4Hiperventilasi sentral3Hipoventilasi / ireguler2Apnea 1

Unit terkait : Bangsal Anak, IGD, ICU Anak, HCU Anak, NICU, HCU Neonatus, RSUD Kota Kupang

PENILAIAN TINGKAT KESADARAN(METODE GLASGOW COMA SCALE)

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Penentuan tingkat kesadaran dengan metode Glasgow-Pittsburgh Coma ScaleTujuan : Menyampaikan penilaian tingkat kesadaran anak Kebijakan : Penilaian tingkat kesadaran harus memakai kriteria yang telah dibuat

PROSEDUR

Skala Coma Glasgow (4-15 th)

Skala koma anak (< 4 th)

Buka MataSpontanKarena suara Karena nyeriTidak ada 4321Buka MataSpontanReaksi terhada bicaraRekasi terhadap nyeri Tidak ada4321

MotorikMenurut perintah

Lokalisasi nyeriMenarik karena nyeriFleksi karena nyeri

Ekstensi karena nyeri

Tidak ada (flacid)6

543

2

1MotorikSpontan atau menurut perintahLokalisasi nyeriMenarik karena nyeriFleksi abnormal karena nyeri (postur dekortikasi)Ekstensi abnormal karena nyeri (postur desebarasi)Tidak ada6

543

2

1

LisanTerorientasi

Kacau/ bingung

Kata-kata tidak tepat

Suara tidak khas

Tidak ada5

4

3

2

1LisanTerorientasi, tersenyum mengikuti obyek, interaksiMenangis Interaksi Tidak berhubungan tepat Menangis tidak Interaksikonsisten, menyeberangberhubunganMenangis tidak Interaksiberhubungan, iritabelTidak ada Tidak ada5

4

3

2

1

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

KEJANG DEMAM

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian :Kejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam (suhu berada diatas 380C) perrektal tanpa adanya infeksi susunan syaraf, gangguan elektrolit terjadi pada anak usia diatas 1 bulan dengan tidak adanya riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.Tujuan :Sebagai panduan penanganan kejang demamKebijakan :Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasienDokter, Perawat

2. Kenali gejala dan kejang demam Demam suhu diatas 380C perrektal, kejang, tidak ada penurunan kesadaran sesudah kejang, frekuensi kejang, lama kejang dan jenis kejang. Tidak ditemukan penurunan kesadaran setelah kejang (tanpa adanya infeksi susunan syaraf, gangguan elektrolit, terjadi pada anak usia diatas 1 bulan dengan tidak adanya riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.

Klasifikasi kejang demam : Kejang demam simplek atau sederhanaa. Kejang bersifat umumb. Lama kejang kurang dari 10 menitc. Hanya terjadi sekali dalam waktu 24 jam Kejang demam kompleksa. Kejang bersifat umum atau fokal b. Lama kejang lebih dari 10-15 menitc. Kejang berulang dalam waktu 24 jamPemeriksaan CSS dalam batas normal

Dokter

3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang 1. Lumbal pungsi dilakukan pada Anak usia dibawah 1 tahun Dianjurkan pada anak usia 12 bulan 18 bulan Melihat klinis pada anak usia diatas 18 bulan Anak mengalami kejang demam pertama kali2. Darah rutin lengkap, urin rutin, konsul THT, dll tergantung indikasi untuk mencari penyebab panas.3. Pemeriksaan elektrolit

EEG dan CT scan kepala hanya dilakukan berdasarkan indikasi

Dokter, Perawat

4. Pengobatan Medikamentosa 1. Antipiretik, paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali setiap 6 jam atau Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali tiap 6 jam2. Profilaksis terapi untuk mencegah berulangnya kejang Profilaksis interminttenDiberikan selama anak demam, diazepam 0,5 mg/kgBB/hrProfilaksis terus menerusDiberikan pada kejang demam kompleks dengang faktor resiko Lama pemberian 1 tahun.Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hrAsam valproat 15-40 mg/kgBB/hr3. Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari

Dokter, Perawat

5. Pemantauan efek samping pemberian obat-obatan

Dokter

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian :Alur penatalaksanaan kejang yang terjadi pada anakTujuan : Mengatasi kejang secepatnya, mencegah komplikasi dan kejang berulangKebijakan : Penanganan segera dan cepat akan mencegah komplikasi dan gejala sisa serta menurunkan mortalitas

PROSEDUR

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Status konvulsivus ialah kejang yang berlangsung > 30 menit atau kejang berulang tanpa disertai pemulihan kesadaran diantara 2 kejangTujuan : Mengatasi kejang secepatnya, mencegah komplikasi dan kejang berulangKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan gejala sisa serta menurunkan mortalitas

No Langkah-LangkahPelaksana

1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasienDokter, Perawat

2. Pada menit ke 0 Beri oksigen, perhatikan KU dan kondisi jalan napas (kalau perlu intubasi) Ukur tanda vital (tekanan darah, suhu) Monitor EKG dan respirasi Telusuri riwayat kejang Periksa status neorologi1. Inj Diazepam (0,2-0,5 mg/kgBB IV) atau perrektal 0,2-0,5 mg. Jika kejang (+) inj phenitoin 15-20 mg/kgBB IV, jika kejang berlanjut inj phenitoin 10 mg/kgBB2. Periksa elektrolit, Mg, Ureum, GDS, hitung jenis, analisa gas darah, skreening intoksikasi (bila dicurigai)3. Pasang jalur IV dan berikan cairan D5% dan elektrolit rumatan.4. Inj D 10% IV 2ml/kgBB IV, jika GDS rendah dan 100 mg tiamin IM atau IV5. Pasang monitor EEG segera bila memungkinkanDokter, Perawat

3. Pada menit ke 20-30Jika kejang (+) lakukan intubasi, pasang kateter, cek suhu, monitor EEG Drip Diazepam 5-20 mg/kgBB (dosis 7 mg/kg/BB konsul PICU) + midazolam bolus 0,15 mg/kgBB (drip 1 mcg/kgBB/jam) dapat dinaikan tiap 15 menit sampai 0,75-10 mg/kgBB/mntDokter, Perawat

4. Pada menit ke 40-60 jika masih kejang Mulai pemberian propovol 1-2 mg/kg lading dose dilanjutkan 2-10 mg/kg/jam. Dengan monitor EEG.Dokter, Perawat

5. Evaluasi pengobatan yang diberikan dan atasi penyakit yang mendasari Dokter

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

BAGAN PENGELOLAAN KEJANG PADA ANAK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Algoritma tata laksana status konvulsivus

KENAIKAN TEKANAN INTRAKRANIAL

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Peningkatan volume / jumlah tekanan dari struktur-struktur di dalam rongga tengkorak yang terdiri dari otak, darah dan pembuluh darah serta cairan serebrospinal (CSS).Tujuan : Sebagai panduan penanganan kenaikan tekanan intrakranial Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan gejala sisa serta menurunkan mortalitas

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1.

Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasienDokter, Perawat

2.Kenali gejala, tanda penyakitSakit kepala, muntah, perubahan kepribadian, diplopia, kejang, penurunan kesadaran, dilatasi pupilDokter, Perawat

3.Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi :Pengukuran tekanan intrakranial, USG kepada pada bayi dengan UUB masih terbuka, CT scan kepala, FunduskopiDokter, Perawat

4.Pengobatan :Tergantung pada penyebabnya :1. Endema otaka. Endema vasogenik Kortikosteroid Manitol 0,5-1 gr/kgBB/6-8 jamb. Endema sitotoksikManitol 0,5-1 gr/kgBB/6-8 jamc. Endema interstitial Asetazolamid 25-50 mg/kgBB/hr2. Hidrosefalus : VP shunting3. Tumor, pendarahan, SOLa. Konsul bedah syaraf, operatifb. Atasi faktor penyebabnyaDokter, Perawat

5.Pematauan efek samping pengobatan berupa gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan cairan dan sirkulasi, hipertensi dan komplikasi penyakit yaitu tanda-tanda herniasi dan Cushing syndrome.

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

MENINGITIS BAKTERI

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Meningitis bakteri adalah peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri patogen.Tujuan : Sebagai panduan penanganan meningitis bakteriKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.

Dokter, Perawat

2.Kenali gejala dan tanda meningitis bakteri. Sering didahului infeksi saluran nafas atau saluran cerna dengan gejala panas, batuk, pilek, diare dan muntah serta nyeri kepala. Penuruanan kesadaran, kaku kuduk, tanda rangsang meningeal yang lain, kejang dan nefisit neurologis fokal.Tanda rangsang meningeal mungkin tidak ditemukan pada anak berusia < 1 tahun.

Dokter, Perawat

3.Pemeriksaan penunjang : Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit darah, biakan darah. Lumbal pungsi (jumlah sel, kadar protein, kadar gula, pewarnaan gram, biakan dan uji resistensi). Pemeriksaan CT scan kepala, EEG atas indikasi.

Dokter, Perawat

4.Pengobatan Suportif Atasi kejang, turunkan panas, cegah hipoksia otak, cegah dekubitus, keratitis, aspirasi, turunkan tekanan intrakranial yang meningkat.Jika ditemukan endema otak dapat diberikan manitol 0,5-1 gr/kgBB setiap 8 jam dan kortikosteroid.

Pengobatan Kausatif1. Pengobatan empirik antibiotik Usia 0-7 hari :Ampisilin 150 mg/kgBB/hari dan Cefotaxime 100 mg/kkBB/hariAmpisilin 150 mg/kgBB/hari dan Gentamisin 5 mg/kkBB/hari Usia 7 hari 1 bulan :Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dan Gentamisin 7,5 mg/kgBB/hari Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dan Cefotaxime 150 mg/kgBB/hari Usia 1-3 bulan :Ampisillin 200-400 mg/kgBB/hari dan Cefotaxime 200 mg/kgBB/hari Usia >3 bulan :Cefotaxime 200 mg/kgBB/hari atau Ampisillin 200 mg/kgBB/haridan Kloramphenikol 100 mg/kgBB/hari.

2. Terapi antibiotik sesuai kultur LCS.Lama pengobatan 10-14 hari3. Kortikosteroid : deksametason 0,6 mg/kgBB/hari untuk 2 hari4. Bedah : jika ditemukan empyema subdural, abses otak, hidrosefalus.

Dokter, Perawat

5. Pemantauan efek samping pengobatan pemeriksaan darah tepi uji fungsi hati uji fungsi ginjal uji pendengaran uji penglihatan.

Komplikasi penyakit subdural effusion subdural empyema, akses serebri, hidrosefalus.

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

MENINGITIS TUBERKULOSA

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Meningitis tuberkulosa adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosisTujuan : Sebagai panduan penanganan meningitis tuberkulosaKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mecegah komplikasi dan menerunkan mortalitas.

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.Dokter, Perawat

2.Kenali gejala dan tanda meningitis tuberkulosa Adanya riwayat demam kronis, kejang dan penurunan berat badan Imunisasi BCG, kontak dengan penderita tuberkulosis dewasaManifestasi klinis dibagi 3 stadium :1. Stadium I : predominan gejala gastrointestinal, pasien tanpak apatis atau iritabel, nyeri kepala intermiten.2. Stadium II : kesadaran somnolen, disorientasi disertai tanda rangsang meningeal, refleks tendon meningkat kelmpuhan nerfus VI, VII, IV, VI dan III3. Stadium III : pasien koma, pupil terfiksasi, spasme klonik, pernapasan Irregular, hidrosefalus pada dua pertiga kasus dengan lama sakit >3 minggu. Dokter, Perawat

3.Pemeriksaan laboratorium dan penunjang : darah perifer lengkap, gula darah elektrolit, pemeriksaan CSS (sel, protein, glukosa), CT scan kepala, x foto dada, uji Tuberkulin dan EEG.Dokter, Perawat

4.Pengobatan suportif (sama seperti pada meningitis bakteri)Pengobatan kausatif : pemberian obat anti tuberkulosaSesuai rekomendasi American Academic of Pediatric 1994, dengan pemberian 4 macam obat selama 2 bulan, dilanjutkan pemberian INH dan Rifampisin selama 10 bulan.Dosis obat antituberkulosa adalah sebagai berikut :a. Isoniazid (INH) 5-10 mg/kgBB/hr, max 300 mg/hrb. Rifampisin 10-20 mg/kgBB/hr, max 600 mg/hrc. Pirazinamid 20-40 mg/kgBB/hr, max 2000 mg/hrd. Ethambutol 15-25 mg/kgBB/hr, max 2500 mg/hre. Streptomisin inj 20 mg/kgBB/hrPrednison 1-2 mg/kgBB/hr selama 2-3 minggu kemudian tapp-of Dokter, Perawat

5.Pemantauan efek samping obat dan komplikasiDokter

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

ENSEFALITIS

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisma. Penyebab tersering dan terpenting ialah virus.Tujuan : Sebagai panduan penanganan ensefalitis Kebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mecegah komplikasi dan menerunkan mortalitas.

PROSEDUR

NoLangkah-Langkah

Petugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.

Dokter, Perawat

2.Kenali gejala dan tanda ensefalitis Adanya panasa, nyeri kepala, kesadaran menurun, kejang Defisit neurologis (paresis, refleks patologis), peningkatan refleks tendon

Dokter, Perawat

3.Pemeriksaan laboratorium dan penunjang :Darah rutin lengkap, gula darah, elektrolit darah, biakan darah. Pungsi lumbal, pemeriksaan cairan serebro spinal (sel, protein, glukosa)Pemeriksaan CT scan kepala, EEG jika ada, indikasi

Dokter, Perawat

4.Pengobatan suportif : seperti pada meningitis bakteriPengobatan kausatif : tidak ada terapi yang spesifik,jika disebabkan karena virus herpes simpleks dapat diberikan Asiklovir10 mg/kgBB/tiap 8 jam

Dokter, Perawat

5.Pemantauan terapi dan komplikasi penyakit

Dokter

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

TETANUS

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Suatu penyakit toksemia akut dan fatal yang disebabkan oleh Clostridium tetani, dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran.Tujuan : Sebagai panduan penanganan ketoasidosis diabetikKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mecegah komplikasi dan menerunkan mortalitas.

PROSEDUR

No

Langkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.

Dokter, Perawat

2.Kenali gejala, tanda, derajat dan komplikasi penyakit

Derajat I (tetanus ringan) Trimus ringan sampai sedang Kekakuan umum kaku kuduk, opistotonus, perut papan Tidak dijumpai disfagia ringan Tidak dijumpai kejang Tidak dijumpai gangguan respirasi

Derajat II (tetanus sedang) Trismus sedang Kekakuan jelas Dijumpai kejang rangsang tidak ada kejang spontan Takipnea Disfagia ringan

Derajat III (tetanus berat) Trismus berat Otot spastis, kejang spontan Takipnea, takikardia Apneic spell Disfagia berat Aktifitas sistem autonom meningkat

Derajat IV (tetanus stadium terminal) derajat III ditambah dengan Gangguan otonom berat Hipertensi berat dan takikardi, atau Hipotensi dan bradikardi Hipertensi berat atau hipotensi berat

Penyakit pada tetanus ganguan ventilasi paru aspirasi pneumonia bronkopneumonia atelektasis emfisema mediastinal penumotoraks sepsis dan fraktur vertebra.

Dokter, Perawat

3.Pemeriksaan laboratorium atas indikasi Likuor serebrospinalis dan biakan kuman anaerobik

Dokter

4.Terapi dasar tetanus anak Antibiotik Penisillin prokain 50.000 IU/kgBB/kali i.m, tiap 12 jam, atau Ampisillin 150 mg/kgBB/hari i.v dibagi 4 dosis, atau Tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari p.o dibagi 4 dosis (maksimal 2 gr), atau Metrodinazol loading dose 15 mg/kgBB/jam, selanjutnya 7,5 mg/kgBB tiap 6 jam, atau Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari p.o dibagi 4 dosis

Catatan :Bila ada sepsis/ pneumonia dapat ditambahkan sefalosporin.

Netralisasi toksin Anti tetanus serum (ATS) 50.000-100.000 IU, setengah dosis diberikan intramuskular dan setegahnya intravena, dilakukan uji kulit terlebih dahulu. Apabila tersedia dapat diberikan human tetanus immunoglobulin (HTIG) 3000-6000 IU i.m

Anti konvulsi Diazepam 0,1-0,3 mg/kgBB/kali intravena tiap 2-4 jam Dalam keadaan berat : diazepam drip 20 mg/kgBB/hari dirawat di ICU Dosis pemeliharan 8 mg/kgBB/hari oral, dibagi 6-8 dosis Perawatan luka atau port dentreeDilakukan setelah diberi antitoksin dan anti konvulsi

Dokter, Perawat

5.Terapi suportif Bebaskan jalan napas Hindarkan aspirasi dengan menghisap lendir perlahan-lahan dan memindah-mindahkan posisi pasien Perawatan dengan stimulasi minimal Pemberian cairan dan nutrisi adekuat, bila trismus berat dapat dipasang sonde nasogastrik Bantuan napas pada tetanus berat atau tetanus neonatorum Pemantauan atau monitoring kejang dan tanda penyulit

Dokter, Perawat

6.Tetanus ringan dan sedang Diberikan pengobatan tetanus dasar

Tetanus sedang Terapi dasar tetanus Perhatian khusus pada keadaan jalan nafas (akibat kejang dan aspirasi) Pemberian cairan parenteral, bila perlu nutrisi secara parenteral

Tetanus berat Terapi dasar seperti diatas Perawatan dilakukan di ICU Anak, diperlukan intubasi dan pemakaian ventilator Balans cairan dimonitor secara adekuat Apabila spasme sangat hebat, berikan pankuronium bromida0,02 mg/kgBB/kali intravena, diikuti 0,05 mg/kgBB/kali, diberikan tiap 2-3 jam Apabila terjadi aktifitas simpatis yang berlebihan, berikan b-blocker seperti propanolol dan b-bloker labetalol

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD RSUD Kota Kupang

SINDROM GUILLAIN BARRE

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Sindroma Gullain Barre merupakan kelainan pada saraf perifer yang berupa Demyelinisasi segmentalTujuan : Sebagai panduan penanganan Sindroma Guillain BarreKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas.

PROSEDUR

No

Langkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.

Dokter, Perawat

2.Kenali gejala, tanda penyakit Riwayat infeksi sebelumnya, terjadi kelumpuhan yang bersifat ascendens dan simetris yang didahului parestesi. Adanya gangguan fungsi otonom. Ditemukan kelumpuhan tipe LMN, simetris dan ascenderen, refleks fisiologis pada tempat yang lumpuh menurun.

Dokter

3.Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi : Pemeriksaan cairan serebrospinal Pemeriksaan EMG dan KHS

Dokter, Perawat

4.Pengobatan : Imuno Globulin Iv 0,4 gr/kgBB/hari selama 5 hari Plasmapheresis Kortikosteroid (kontroversi)

5.Rawat ICU Anak bila terjadi ancaman gagal napas.

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

BANTUAN NAPAS BUATAN (VTP)

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Ventilasi tekanan positif digunakan untuk memberikan bantuan pernapasan.Tujuan : Menentukan batas waktu penghentian VTP dan tanggung jawab pelaksaannya.Kebijakan : Penentuan batas waktu penghentian VTP berdasarkan prosedur yang dibuat.

PROSEDUR

Yang melakukan baging : Dokter, Perawat, mahasiswa disertakan dalam kasus belajar.

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

PENENTUAN KEMATIAN BATANG OTAK PADA PENDERITA DENGAN VENTILATOR

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Mati batang otak suatu keadaan jaringan otak rusak sedemikian beratnya sehingga fungsi vitalnya rusak irreversibel dan tidak lagi tergantung pada keadaan jantung.Tujuan : Untuk menyamakan penilaian / diagnosis kematian batang otakKebijakan : Diagnosis kematian batang otak harus melalui prosedur yang ditetapkan

PROSEDUR

1. Pada hakekatnya seseorang telang meninggal jika batang otaknya sudah mati. Oleh karena itu penentuan kematian seseorang dapat dilakukan dengan hanya melakukan pemeriksaan terhadap fungsi batang otak saja.2. Untuk mengetahui fungsi batang otak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap : Respon terhadap sekitar (perintah, rangsangan, gerak, dan sebagainya) Gerakan otot dan postur dengan catatan bahwa pasien tidak dalam sedang berada di bawah pengaruh obat pelemas otot. Refleks Pupil dan Refleks Kornea Respon motorik saraf kranial terhadap rangsangan Refleks menelan atau batuk jika tuba endotrakeal didorong ke bawah Refleks vestibulo okuler bila air es dimasukan kedalam telinga Napas spontan jika respirator dilepas dalam waktu cukup ( 10 menit) sehingga pCO2 melebihi 50 torr3. Pemeriksaan tersebut pada ayat 2 baru boleh dilakukan paling sedikit 6 jam setelah onset epneu dan koma.4. Jika hasil dari pemeriksaan tersebut pada ayat 2 negatif maka diagnosis kematian batang otak belum dapat ditegakkan sebelum dilakukan pemeriksaan yang ke 2 untuk kepentingan konfirmasi, sehingga karenanya pasien harus tetap dianggap masih hidup dan diperlakukan sebagaimana layaknya. 5. Pemeriksaan yang kedua untuk kepentingan konfirmasi tersebut diatas baru boleh dilakukan paling cepat 2 jam setelah pemeriksaan pertama. 6. Jika pemeriksaan yang kedua juga menunjukan hasil yang negatif maka diagnosis kematian batang otak dapat ditegakkan dan selanjutnya pasien dinyatakan meninggal serta dibuat surat kematiannya.7. Pemeriksaan agiografi dan EEG tidak diperlukan tetapi dokter dapat melakukannya jika merasa ragu terhadap hasil pemeriksaan seperti tersebut diatas.8. Dalam hal pasien meninggal (dinyatakan meninggal) maka segala macam peralatan penunjang kehidupannya harus dicabut kecuali pasien dipersiapkan menjadi donor kadaver.

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

PENENTUAN KEMATIAN BATANG OTAK PENDERITA DI BANGSAL / HCU ANAK / IGD

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Mati batang otak suatu keadaan jaringan otak rusak sedemikian beratnya sehingga fungsi vitalnya rusak, irreversibel dan tidak lagi tergantung pada keadaan jantung.Tujuan : Untuk menyamakan penilaian / diagnosis kematian batang otakKebijakan : Diagnosis kematian batang otak harus melalui prosedur yang ditetapkan

PROSEDUR

1. Setiap pasien yang dibawa ke IGD dianggap masih dalam keadaan hidup dan diperlakukan sebagaimana layaknya sebelum dinyatakan meninggal.2. Pernyataan meninggal cukup dilakukan seorang dokter kecuali bila pasien dipersiapkan menjadi donor kadaver. Maka harus dibuat oleh minimal 2 orang dokter yang tidak terlibat dalam proses transplantasi.3. Sebelumnya dokter harus melakukan pemeriksaan teliti.4. Bila sudah terdapat henti jantung dan paru maka perlu resusitasi paling sedikit 10 menit atau dipasang alat / respirator kecuali dokter yakin bahwa tindakan medik tersebut tidak ada gunanya. 5. Jika sesudah resusitasi tidak menunjukan tanda-tanda berhasil maka segala upaya dapat dihentikan dan kemudian pasien ditempatkan di ruang observasi selama 2 jam untuk kepentingan konfirmasi kecuali dokter yakin bahwa pasien telah benar-benar meninggal.6. Jika selama observasi tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka pasien tersebut dapat dinyatakan meninggal.7. Setiap pasien yang telah dinyatakan meninggal oleh dokter harus dibuatkan surat kematian atas namanya dan selanjutnya jenazah ditempatkan di kamar jenazah. 8. Dalam hal pasien dipasang alat penunjang kehidupan (respirator) maka untuk penentuan kematiannya di kemudian hari harus menggunakan kriteria diagnosis yang bersumber pada konsep brain stem death is death

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD RSUD Kota Kupang

HIPERPIREKSIA

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Hiperpireksia merupakan suatu keadaan emergensi dan perlu segera mendapat terapi agresif untuk menurunkan suhu.Tujuan : Sebagai panduan penanganan HiperpireksiaKebijakan : Penanganan hiperpireksia haruslah secara benar karena penanganan yang tidak tepat akan menyebab kondisi perbutukan pada penderita.

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.Dokter, Perawat

2.Kenali gejala klinis demam : set point hipotalamus normal atau meningkat Set point normal Set point meningkatSuhu 41,10CSuhu 41,10CPengeluaran panas (N)Klinis : - Badan panasBadan dingin Piloerekton (-)Piloerekton (+) Ekstremitas panas Ekstremitas dingin Keringan >> 38,50C) atau Hipotermi (< 360C) Takikardi yaitu peningkatan HR > 2 SD diatas normal sesuai umur dalam keadaan tidak terdapat stimulasi eksternal, pemakaian obat-obatan jangka panjang, atau rangsang nyeri; ataubradikardi : HR < persentil 10 sesuai umur tanpa stimulasi vagal eksternal, pemakaian -bloker, atau penyakit jantung bawaan. Takipneu dengan RR > 2 SD diatas normal sesuai umur atau ventilator mekanik yang akut yang tidak berhubungan dengan penyakit neuromuskuler atau penggunaan anastesi umum. Jumlah lekosit yang meningkat atau menurun (yang bukan akibat dari kemoterapi) sesuai umur atau neutrofil imatur > 10%. (lihat tabel 1)

SEPSIS SIRS dengan bukti atau dugaan infeksi sebagai penyebab.

INFEKSI suatu kecurigaan atau bukti (dengan kultur positif, pengecatan jaringan, atau uji PCR)infeksi disebabkan kuman patogen ATAU sindrom klinis yang berhubungan dengan kemungkinan besar infeksi.Bukti infeksi meliputi penemuan positif pada pemeriksaan klinis, pencitraan atau test laboratorium (misalnya sel darah putih pada cairan tubuh yang normal steril, perforasi usus, foto rontgen dada menetap adanya pneumonia, ruam ptekiae atau purpura, atau purpura fulminan).

SEPSIS BERAT sepsis dengan disfungsi organ kardiovaskular atau ARDS atau 2 disfungsi organ lain.

SYOK SEPTIK sepsis dengan disfungsi organ kardiovaskular (lihat tabel 2)

Dokter, Perawat

3.Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi : Darah rutin, Hb, Ht, Leukosit, Trombosit GDS, CRP Studi koagulasi Kultur darah berseri Hapus darah tepi : lekopenia / lekositosis, granula toksik, shif to the left Urinalisis Foto thoraks Syok septik asam laktat, BGA, LFT, elektrolit dan EKG

Dokter, Perawat

4. Pengelolaan :1. Diagnosis dini2. Early Goal Directed Therapy (EGDT) Resutasi cairan agresif dengan koloid atau kristaloid, pemberian obat-obatan inotropik dan atau vasopresor dalam waktu 6 jam sesudah diagnosis ditegakkan di unit gawat darurat sebelum masuk PICU.3. Inotropik / Vasopresor / Vasodilatator4. Extra Corporeal Membrane Oxigenation (ECMO)5. Suplemen Oksigen6. Koreksi Asidosis7. Terapi Antibiotika8. Eradikasi Sumber Infeksi9. Terapi kortikosteroid 10. Anti-inflamasi11. Granulocyte Macrophage Colony Stimulating Factor (GMCSF)12. Intravenous Immunoglobulin (IVIG)13. Transfusi Tukar / Hemafiltrasi14. Terapi suportif a. Profilaksis stress ulcersb. Profilaksis trombosis vena dalamc. Pencegahan hipoglikemia pada sepsisd. Penatalaksanaan disfungsi organ : paru, saluran cerna, koagulasi, dan renal.

Dokter, Perawat

Tabel 1. Tanda vital khusus sesuai umur dan variabel laboratorium (batas bawah untuk HR, jumlah lekosit, dan tekanan darah sistolik untuk persentil 5 dan batas atas untuk frekuensi jantung, laju napas, atau hitung lekosit untuk persentil 95).Kelompok usia (mmHg)Heart rate, x/menitLaju napasx / menit lekosit(x 103/mm2Tekanansistol

takikardibradikardi

0 hari 1 minggu 180< 100 50 34< 65

1 minggu 1 bulan 180< 100 40 19,5 atau < 5< 75

1 bulan 1 tahun 180< 90 34 17,5 atau < 5< 100

2,5 tahun 140Not applicable 22 15,5 atau < 6< 94

6-12 tahun 130Not applicable 18 13,5 atau < 4,5< 105

13 18 tahun 110Not applicable 14 11 atau < 4,5 < 117

Tabel 2. Kriteria disfungsi organ.

Disfungsi kardovaskulerMeskipun pemberian bolus cairan intravena isotonis 40 mg/kgBB dalam 1 jam Penurunan tekanan darah (hipotensi) < persentil 5th sesuai usia atau sistolik < 2 SD dibawah normal sesuai usia ATAU Membutuhkan obat vasioaktif untuk mencegah tekanan darah rendah dalam tentang normal (dopamin > 5 mg/kg/menit atau dobutamin epineprin, atau norepineprin pada berbagai dosis) Dua hari berikut ini : Asidosis metabolik yang dapat dijelaskan : defisit basa > 5,0 mEq/LMeningkatnya laktat arteri > 2 kali batas atas atau normal.Oliguri : urine < 0,5 cc/kgBB/jamPemanjangan cappilarry refill > 5 detikBeda suhu core dan perifer > 30C

Pernapasan PaO2/FiO2 65 torr atau 20 mmHg diatas PaCO2 normal ATAU Dibutuhkan FiO2 >50% untuk menjaga saturasi diatas 92% ATAU Membutuhkan ventilasi mekanik non elektif invasif atau non invasif

Neurologi Glasgow Coma Scale 11 Perubahan akut pada status mental dengan penurunan GCS 3 poin dari keadaan abnormal

Hematologi Hitung trombosit < 80.000/mm3 atau penurunan 50% hitung trombosit dari nilai tertinggi yang dicatat dalam 3 hari terakhir (untuk pasien hematologi / onkologi kronik) ATAU Rasio internasional normal > 2

Ginjal Serum kreatinin 2 kali batas atas normal sesuai usia atau 2 kali lipat peningkatan dari kreatinin awal.

Hepar Bilirubin total 4 mg/dl (tidak untuk neonatus) ATAU SGPT 2 kali diatas batas normal sesuai usia

Unit terkait : Bangsal Anak, IGD, ICU Anak, HCU Anak, NICU, HCU Neonatus RSUD Kota Kupang

PENGELOLAAN TERAPI CAIRAN PADA SYOK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel Tujuan : Menyamakan pengelolaan terapi cairan pada syokKebijakan : Pengelolaan terapi cairan pada syok dilakukan sesuai algoritme

PROSEDUR

Catatan : x tal = kristaloid

Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang

PENGELOLAAN SYOK HIPOVOLEMIK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok tanpa penyulitKebijakan : Pengelolaan syok tanpa penyulit dikerjakan sesuai algoritme

PROSEDUR

Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang

PENGELOLAAN SYOK DENGAN PENYULIT

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan Oleh DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Syok adalah suatu kumpulan gejala gangguan hemostatik akut akibat bermacam etiologi yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok tanpa penyulitKebijakan : Pengelolaan syok dikerjakan sesuai algoritme yang telah dibuat

PROSEDUR

Unit terkait : Bangsa Anak, HCU Anak, ICU anak, IGD RSUD Kota Kupang

PENGELOLAAN SYOK SEPTIK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Syok septik adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan tidak cukupnya perfusi jaringan dan hipoksia jaringan yang diinduksi oleh sepsis. Tujuan : Menyamakan pengelolaan syok septikKebijakan : Pengelolaan syok dikerjakan sesuai algoritme

PROSEDUR

0 menit Kenali adanya penurunan status mental dan perfusi5 menit Pertahankan jalan napas dan pasang akses sesuai dengan pedoman APLS / APRC

Masukan dengan cepat 20 cc/kgBB bolus garam isotonik atau koloid hingga 60 cc/kgBB atau lebih Koreksia hipoglikemia dan hipokalsemiaResponsif terhadap cairanSyok yang refrakter terhadap pemberian cairanPasang akses vena sentral mulai terapi dopamine dan pemantauan arterialSyok yang refrakter cairan-resisten dopaminTitrasi epinefrin untuk syok dingin, norepinefrin untuk syok hangat hingga MAP-CVP normal dan saturasi SVC O2 > 70%Observasi di ICU AnakSyok yang resisten katekolaminTerdapat risiko insufisiensi adrenal?Tidak ada risiko?Beri hidrokortison metilprednisolonJangan beri hidrokortison

15 menit

PENGELOLAAN SYOK SEPTIK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

60 menit

Tekanan darah normal Syok dinginSaturasi SVC O2 < 70%Tambahkan vasodilator atau Inhibitor PDE tipe III dengan Tekanan darah rendah Syok dinginSaturasi SVC O2 < 70%Tekanan darah rendah Syok hangatTitrasi volume dan epinefrinTitrasi volume dan norepinefrinVolume LoadingPasang kateter arteri pulmonal dan cairan langsung, terapi Inotrop, Vasopressor, vasodilator dan hormonal untuk memperoleh MAP-CVP normal dan Cl > 3,3 dan < 6,0 L/mnt/m2Syok yang reisten katekolamin menetap(?) Vasopresin atau volume loadingSyok refrakterPertimbangkan ECMo

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus RSUD Kota Kupang

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Manifestasi klinik yang berat dari penyakit Arbovirus yang ditandai dengan demam akut, perdarahan dan kelainan hematologik dan dapat disertai syok.DBD dengan kegagalan sirkulasi : Nadi cepat dan lemah Tekanan nadi sempit ( 40 vol%, maka berikan darah dalam volume kecil. Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan koagulapati atau koagulasi intravaskuler desiminator (KID) pada syok berat yang menimbulkan perdarahan masif. Pemberian transfusi suspensi trombosit pada KID harus selalu disertai plasma segar (berisi faktor kuagulasi yang diperlukan), untuk mencegah perdarahan lebih hebat.

Dokter, Perawat

7.DBD ensefalotopiPada ensefalotopi cenderung terjadi edema otak dan alkalosis,maka bila syok telah teratasi, cairan diganti dengan yang tidak mengandung HCO3- dan jumlah cairan segera dikurangi. Larutan ringer laktat segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) : glukosa (5%) = 3:1.

Dokter, Perawat

8.Pasien DBD perlu dirujuk ke ICU Anak atas indikasi : Syok berkepanjangan (syok tidak teratasi lebih dari 60 menit) Syok berulang (pada umumnya disebabkan oleh perdarahan internal). Perdarahan saluran cerna hebat. DBD ensefalotopi.

Dokter

9.Pemantauan selama perawatan Tanda klinis apakah syok telah teratasi dengan baik adakah pembesaran hati adakah tanda perdarahan saluran cerna adakah tanda ensefalotopi. Kadar hemoglobin, hematokrit dan trombosit setiap 6 jam,minimal tiap 12 jam. Imbang cairancatat jumlah cairan yang masuk, diuresis, ditampung dan jumlah perdarahan. Pada DBD syok, dilakukan cross match darah untuk persiapan transfusi darah apabila diperlukan.

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

Bagan 1 a. Tatalaksana kasus tersangka DBD

DISTRES RESPIRASI DAN GAGAL NAPAS AKUT

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Distres respirasi (respiratory distress) adalah kondisi fisiologis abnormal ditandai dengan peningkatan kerja pernapasan.Gagal napas (respiratory failure) adalah kondisi ketika bayi / anak mengalami kelelahan dalam melakukan upaya pernapasan sehingga tidak mampu lagi mempertahankan oksigenasi dan ventilasi dan mulai mengalami dekompensasi.Tujuan : Sebagai panduan penanganan distres respirasiKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas.

PROSEDUR

No

Langkah-LangkahPetugas

1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.

Dokter, Perawat

2. Kenali gejala dan tanda distres respirasi, yaitu : Gejala umum : kelelahan, berkeringat Respiratorik :wheezing, napas cuping, retraksi, takipneu, bradipnea, apnea, sianosis. Kardiovaskuler : takikardi / bradikardi hipertensi / hipotensi henti jantung Cerebral :gelisah, irritabel, sakit kepala, kesadaran menurun, kejang.

Dokter

3.Pemeriksaan laboratorium dan penunjang atas indikasi Saturasi O2 (pulse oxymetri)

Analisis gas darah Pemeriksaan darah (Hb, Ht, lekosit, trombosit, diff cout) Gula darah, elektrolit EKG, X foto toraks / leher, CT scan kepala Toksikologi Diagnosis sepsis / septic work up (LP dll) Laringoskop / bronkoskop (benda asing)

Perawat

4.Pengelolaan : Oksigenasidengan konsentrasi O2 bervariasi Indikasi intrubasi : Henti napas, gasping atau pernapasan argonal. Obstruksi jalan napas atas (stridor, peningkatan usaha pernapasan), atau potensial terjadi obstruksi (misalnya trauma wajah, inhalasi). Penurunan refleks perlindungan jalan napas (misalnya penurunan fungsi neurologis). Antisipasi kebutuhan akan ventilator mekanik (misalnya gagal napas akut, trauma dada, peningkatan usaha pernapasan, syok, peningkatan tekanan intrakarnial). Humidifikasi Cairan parenteral (kalori, elektrolit, nutrisi, dll) Pengisapan lendir saluran napas Atasi penyakit penyerta (obat-obatan) Perawatan umum fisioterapi (posisi, vibrasi / perkusi) Pengawasan hipoksia, sianosis, kesukaran ventilasi, gangguan sirkulasi, kelelahan Atasi penyebab

Dokter, Perawat

5.Pemantauan Klinis :tanda vital, tanda perfusi adekuat(kulit hangat, diuresis baik, capillary reffil < 2 detik, tidak sianosis, tidak gelisah) Analisis gas darah Pulse oxymetri

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

ASMA BRONKHIALE

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Serangan asma bronkial (asma) adalah episode perburukan yang progresif dari segala batuk, sesak napas, mengi, rasa dada tertekan atau berbagai kombinasi dari gejala tersebut.Tujuan : Sebagai panduan penanganan asma bronkhialeKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas.

PROSEDUR

No

Langkah-LangkahPetugas

1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.

Dokter, Perawat

2.Nilai derajat serangan asma (lihat tabel)Butir-butir penilaian dalam tabel ini tidak harus lengkap ada pada pasien.

Penilaian tingkat serangan yang lebih tinggi harus diberikan jika pasien memberi respon kurang terhadap terapi awal, atau serangan memburuk dengan cepat atau pasien berisiko tinggi.

Dokter

3.Pemeriksaan laboratorium atas indikasi Foto rontgen thoraks proyeksi antero-posterior (AP) dan analisis gas darah (AGD) pada PEF < 50%, SaO2 < 90% dan distres berat setelah pengobatan.

Dokter, Perawat

4.Pengobatan Medikamentosa Pada serangan asma ringan, diberikan obat pereda (reliever)berupa agonis secara inhalasi / oral, atau adrenalin 1/1000 subkutan 0.01 ml/kgBB/kali dengan dosis maksimal 0.3 ml/kali. Pada serangan sedang diberikan obat seperti diatasditambah oksigen, cairan intravena, kortikosteroid oral, dan dirawat sehari. Pada serangan berat nebulisasi pertama kali langsung -agonis dengan penambahan antikolinegrik dan diberikan pula aminofilin secara inisial dan rumatan.Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.Steroid oral dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari dibagi 3 diberikan selama 3-5 hari. Steroid yang dianjurkan adalah prednison dan prednisolon.

Dokter, Perawat

Dosis fenoterol / Berotec pada asma anakBB 10 kg : 0,2 ml (4 tetes)BB 15 kg : 0,3 ml (6 tetes)BB 20 kg : 0,4 ml (8 tetes)BB 25 kg : 0,5 ml (10 tetes)BB 30 kg : 0,6 ml (12 tetes)BB 35 kg : 0,7 ml (14 tetes)BB 40 kg : 0,8 ml (16 tetes)Dilarutkan dalam 3 cc NaCl 0,9%

5.Indikasi rawat ICU Anak : PEF < 25% Kesadaran menurun, kelelahan Tidak responsif terhadap pemberian 2 agonis dosis tinggi atau continyu Tanda-tanda gagal napas (PO2 < 60 dan atau PCO2 > 45 mmHg)

Indikasi Intubasi : Klinis memburuk meskipun pengobatan maksimal PCO2 terus meninggi (> 60 mgHg atau pH < 7,2)

Dokter, Perawat

6.Bedah : Diperlukan jika terdapat komplikasi berupa pneumothoraks

Dokter

7.Suportif :Atasi komplikasi berupa dehidrasi, asidosis metabolik, atau atelektasis.Jika perlu konsultasi psikolog atau psikiater.

Dokter, Perawat

8.Pemantauan Pengobatan Pemantauan tanda vital, sesak napas (dispnea) dan wheeazing. Untuk serangan ringan, setelah pemberian inhalasi dengan agonis diperlukan pemantauan anak selama 1-2 jam.Bila membaik pasien dapat dipulangkan dengan dibekali agonis oral serta obat rutin yang biasa digunakan. Jika respons awal yang terjadi hanya parsial maka penderita diobservasi di ruang rawat sehari dan ditatalaksana sebagai serangan sedang. Pasien dipantau selama 6 jamApabila ada perbaikan maka dapat dipulangkan. Apabila tidak ada perbaikan, maka pasien harus menjalani rawat inap dan ditatalaksana sebagai serangan berat. Apabila pada penilaian awal secara klinis serangannya berat, pengobatan serangan berat dapat langsung diberikan tanpa harus melalui tahapan ringan atau sedang.

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus NICU RSUD Kota Kupang

Penilaian derajat serangan asma

Parameter Klinis,Fungsi paru,laboratoriumRingan Sedang BeratAncaman Henti napas

Sesak timbul-pada saat (breathless)BerjalanBayi : menangis kerasBerbicaraBayi : Tangis pendek dan lemah Kesulitan makan

IstirahatBayi : berhenti makan

BicaraKalimatPenggal kalimatKata-kata

PosisiBisa berbaringLebih suka tundukDuduk bertopang lengan

KesadaranMungkin iritableBiasanya iritableBiasanya iritable

Kebingungan

Sianosis Tidak adaTidak adaAda

Nyata

MengiSedang, sering hanya pada akhir ekspirasiNyaring, sepanjang eksip. inspirasiSangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop

Sulit/ tidak terdengan

Sesak napasMinimalSedangBerat

Otot bantu napasBiasanya tidakBiasanya yaYaGerakan paradok torako-abdominal

Retraksi Dangkal, retraksi interkostalSedang, ditambah rertraksi suprastemalDalam, ditambah napas cuping hidung

Dangkal/ hilang

Laju napasMeningkatMeningkat Meningkat

Menurun

Pedoman nilai baku napas pada anak sadar :

Usia < 2 bulan 2-12 bulan1-5 tahun6-8 tahunLaju napas normal< 60/ menit< 50/ menit< 40/ menit< 30/ menit

Laju nadiNormalTakikardiTakikardi

Bradikardi

Pedoman nilai baku laju pada anak :

Usia2-12 bulan1-2 tahun3-8 tahunLaju nadi normal< 160/ menit< 120/ menit< 110/ menit

Pulsus paradok-sus (pemeriksaannya tidak praktis)PEFR atau FEV 1 Pra b.Dilator Pasca b. Dilator

SaO2 %PaO2

PaCO2Tidak ada< 10 mmHg

(% nilai dugaan/ >60%>80%

>95%Normal (biasanya tidak perlu diperiksa)< 45 mmHgAda10-20 mmHg

(% nlai terbaik)40-60%60-80%

91-95%>60 mmHg

20 mmHg

6 mEq/l atau telah terjadi kelainan EKGharus diberikan : 10% kalsium glukonat 0,5 ml/kgBB IV selama 2-4 menit natrium bikarbonat 2-3 mEq/kgBB atau glukosa 0,5 g/kgBB bersama insulin 0,1 satuan/kgBB selama 30 menit. Tidak daruratTidak darurat apabila [K] < 6 mEq/l cukup diberi diet pantang kalium atau sodium polystirene sulfonat oral.

3. Hiponatremia DaruratDarurat apabila [Na-] < 120 mmol/l diberikan 3% NaCl (0,5 mmol/l) per infus dengan rumus perhitungan sebagai berikut : Na (mmol) = ((Na) diharapkan [Na] aktual) mmol/l x 0,6 x kgBB Mula-mula diberikan dosis tersebut

Tidak daruratPada (Na-) < 120 mmol/l dapat diatasi dengan restriksi cairan.

Dokter, Perawat

4. Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia Darurat Pada yang sudah ada gejala diberikan infus konstan 10% kalsium glukonat 0,5 ml/kgBB/jam yang dilarutkan menjadi 2%.

Tidak daruratPemberian kalsium karbonat / glukonat oral dengan dosis kalsium elemental 50 mg/kgBB.

Pada hiperfosfatemia diberikan kalsium karbonat atau aluminium hidroksid 60 mg/kg dalam dosis terbagi.

5. Asidosis Metabolik DaruratApabila pH darah < 7,25 dan kadar bikarbonat < 12 mEq/l diberikan Na bikarbonat dengan perhitungan sebagai berikut :(24-(HCO3) terukur) x 0,5 kgBB (mEq)Setengah dari jumlah tersebut diberikan intravena dalam waktu 2-4 jamkemudian dievaluasi dengan analisa gas darah ulang. Pemberiannya diteruskan secara infus dengan kecepatan sama sampai pH > 7,25 dan bikarbonat > 12-13 mEq/l.

Tidak daruratPada penderita yang masih dapat makan minum produksi asam endogen tetap berlangsungperlu diberikan oral 2-3 mEq/kg/hari dalam dosis terbagi(tablet 1 gram=12 mEq)

6. Hipertensi DaruratPada ensefalopati hipertensi, perdarahan intraserebral, perlu diberikan obat anti hipertensi parenteralPada oliguria diberikan furosemide 2-3 mg/kgBB Dan pada anuria 5 mg/kgBB.

Tidak daruratRestriksi cairan dan garam. Apabila hipertensi menetap diberikan obat anti hipertensi oral. 7. KonvulsiPerlu diberikan diazepam intravena perlahan-lahan dengan dosis 0,2-0,5 mg/kgBBKalau perlu diulang setelah 15 menit.

8. Obat-ObatanDosis obat-obatan yang bersifat nefrotoksik harus dikurangi sesuai turunnya klirens kreatininAtau apabila dosis tidak dikurangi maka interval pemberiannya harus diperpanjang. Dokter, Perawat

9. NutrisiPada penderita yang masih dapat makan minum, diberi kalori rumatan minimal, dengan protein bernilai biologis tinggi.Jika masukan per oral tidak mungkin lagi perlu diberikan nutrisi parenteral yaitu dexstrosa 10-20% 50-60 kal/kgBB atau intra lipid.Pasien harus mencakup asam amino esensial dan non esensial 0,5 g/kgBB/hari.Masukan kalori ideal ialah minimal 1440 kal/m2/hari.

5.II. Pengobatan Pengganti Ginjal Akut Pengobatan pengganti ginjal akut dilakukan apabila pengobatan konservatif gagal mencegah gejala uremia.

Indikasi : Kelebihan cairan (overhidrasi) yang gagal pada pengobatan medikamentosamisalnya edema paru-paru, gagal jantung kongestif, hipertensi. Gangguan metabolisme berat yang berbahayamisalnya hiperkalimia, urenia > 200 mg%. Keadaan umum penderita memburuk dengan sindrom urenia berat : perdarahan konvulsi penurunan kesadaran sampai koma. Nekrosis tubuler akut karena intoksikasi oleh senyawa yang dapat didialisis. Membantu pelaksanaan nutrisi suportif.

Macam-macam pengobatan pengganti ginjal akut adalah sebagai berikut :1. Hemodialisis (HD)2. Dialisis Peritoneal (DP)3. Hemofiltrasi

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

DIARE AKUT

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Diare menyebabkan gangguan gizi dan kematian.Tujuan : Sebagai panduan penanganan diare akutKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas.

PROSEDUR

No

Langkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.

Dokter, Perawat

2.Kenali gejala dan tanda dehidrasi dan akibat-akibatnya sebagai hipokalemia (kembung), hipernatremia dengan kejang serta hyperthermia dan gejala penyebab.

Dokter, Perawat

3.Timbang berat badan, tentukan derajat dehidrasi, tingkat kesadaran dan keadaan sirkulasi (ukur tekanan darah dan nadi)

Dokter, Perawat

4.Pemeriksaan laboratorium atas indikasi : Makroskopis : konsistebsi, bau, warna, lendir, darah, buih Mikroskopis : eritrosit, leukosit, parasit Kimia : pH, tes reduksi tinja, elektrolit (Na, K, HCO3) Biakan dan uji sensitivitas

Dokter, Perawat

5.Cairan dan elektrolit :

Jenis cairan : Per oral : cairan rumah tangga, oralitParenteral : ringer laktat, ringer asetat, larutan normal salin Volume cairan disesuaikan derajat dehidrasi

Tanpa dehidrasi :cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis : Kurang dari 1 tahun : 50-100 cc 1-5 tahun : 100-200 cc Lebih dari 5 tahun : semua anak

Dokter, Perawat

Dehidrasi tidak berat (ringan sedang) : Berikan oralit sesuai anjuran 75 cc/kg/BB selama 3 jam Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama :UMUR* 4 bulan4-12 bulan12-24 bulan2-5 tahun

BB (kg)< 66 - 155 mEq/l)koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrosa 5% + salin. Rehidrasi dengan dextrosa 5% dan NaCl 0,45% dengan perkiraan kekurangan cairan sebagai berikut :150 ml/kgBB pada bayi 90 ml/kgBB pada anak dan remaja Perkiraan kekurangan cairan berdasar kadar Natrium sebagai berikut :150 ml/kgBB jika Natrium serum = 150 mEq/l 90 ml/kgBB jika Natrium serum = 160 mEq/l140 ml/kgBB jika Natrium serum = 170 mEq/l Pergantian cairan dalam waktu 48 jam, 50% dalam waktu 24 jam, sisanya 50% dalam waktu 24 jam. Penurunan Natrium serum tidak boleh melebihi 1-2 mEq/l per jam, atau 10-15 mEq/l per hari. Dianalisis dipertimbangkan bila Natrium serum > 180 mEq/l.

Dokter, Perawat

9.HiponatremiaRehidrasi dengan NaCl 0,9% atau NaCl 0,45% dengan perkiraan kekurangan cairan sebagai berikut : 100 ml/kgBB pada bayi 60 ml/kgBB pada anak dan remaja. Penggantian cairan dalam waktu 24 jam, 50% dalam waktu 8 jam, sisanya 50% dalam waktu 16 jam. Koreksi kekurangan Natrium dengan perhitungan sebagai berikut :Defisin Na = (135 mEq/l kadar Na pasien) x (0,55 x kgBB) m. Penggantian kekurangan Natrium 50% dalam waktu 8 jamsisanya 50% dalam waktu 16 jam, diberikan tidak boleh melebihi1-2 mEq/l per jam.

Dokter, Perawat

10.Hiperkalemia (K > 5 mEq/l)koreksi dilakukan denganpemberian kalsium glukosa 10% 0,5 1 ml/kgBB iv perlahan-lahandalam 5-10 menit, sambil memantau detak jantung.

Dokter, Perawat

11. Hipokalemia (K < 3,5 mEq/l), koreksi dilakukan menurut kadar K Jika kadar K 2,5 3,5 mEq/l, berikan 75 mEq/kgBB per oral per hari dibagi 3 dosis. Jika kadar K < 2,5 mEq/l : diberikan secara drip intravena dengan dosis: 3,5 kadar K terukur x BB(kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama 3.5 kadar K terukur x BB(kg) x 0.4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam

Jika komplikasi infeksi saluran napas (bronkopneumonia), sepsis, toksin megakolon, ileus, gangguan elektrolit dirujuk ke Bagian terkait.

Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD RSUD Kota Kupang

GIZI BURUK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Gizi buruk: 1. Tampak sangat kurus dan atau endema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh. 2. BB/ PB atau BB/ TB < -3SDTujuan : Sebagai panduan penanganan gizi burukKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas.

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua/ keluarga pasien.Dokter, Perawat

2.Kenali gejala dan tanda gizi buruk dan komplikasinya serta gejala penyebab. Lakukan pengukuran anthropometri. Dokter, Perawat

3.Pemeriksaan laboratorium :Gula darah, preparat darah hapus, Hb, Ht, urin rutin dan biakan urin, feses rutin, foto polos dada, uji kulit untuk tuberkulosis. Perawat

4.Terapi sesuai dengan 10 langkah penanggulangan gizi buruk

AKTIVITASPENGOBATAN AWALREHABILI-TASIFOLLOW UP

1-2 HARI3-7 HARI2-6 MINGGU7-26 MINGGU

1. Cegah/ atasi hipoglikemia

2. Cegah/ atasi hipotermia

3. Cegah/ atasi dehidrasi

4. Koreksi ketidakseimbangan elektrolit

5. Cegah/ obati infeksi

6. Koreksi kekurangan mikro nutrienTanpa besi (Fe)Dengan besi (Fe)

7. Mulai pemberian makanan

8. Meningkatkan makanan untuk tumbuh kejar (catch up growth).

9. Stimulasi

10. Persiapan tindak lanjut

Dokter, Perawat

GIZI BURUK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

5.Pengelolaan tanda bahaya

Tanda Bahaya

Pengelolaan

5.1 Hipoglikemia : glukosa darah < 3 mmol/l atau < 54 mg/ dl Sadar : Glukosa 10% atau gula pasir 10% oral atau NGT 50 ml Letargi : Glukosa 10% iv bolus 5 ml/kgBB Syok : RL dan Dekstrosa/ Glukosa 10% 1:1 menjadi RLG 5% 15 ml/kgBB selama 1 jam pertama atau 5 tts/mnt/kgBB

5.2 Hipotermia: suhu tubuh axiler < 36,50C atau peraba dingin Metode kanguru dan diselimuti Dengan lampu jarak 50 cm dati tubuh Monitor suhu tiap 30 menit Hentikan pemanasan bila suhu 370C

5.3 Dehidrasi dan syok Lihat bagan

5.4 Elektrolit KCl 150-300 mg/kg/hari

5.5 Infeksi Tidak ada komplikasi : Kotrimoksasol po: 25 mg sulfametoksasol + 5 mg trimetoprim/ kgBB atau 1 tablet pediatrik / 5kgBB setiap 12 jam selama 5 hari Komplikasi: Gentamisin iv atau im (7,5 mg/kgBB setiap hari sekali,bila sudah kencing ditambah Ampisilin iv atau im (50 mg/kgBB) tiap 6 jam selama 2 hari diikuti Amoksisilin oral (15 mg/kg) setiap 8 jam atau Ampisilin 50 mg/kg setiap 6 jam selama 6 hari.Bila tidak membaik 48 jam ditambah Kloramfenikol iv atau im (25 mg/kg) setiap 8 jam selama 5 hari (diberi setiap 6 jam bila diperkirakan meningitis)

GIZI BURUK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengelolaan tanda bahaya

Tanda Bahaya

Pengelolaan

Infeksi Bila ada infeksi khusus : Metronidazol oral 7,5 mg/kgBB/ 8 jam selama 7 hari. Asam Nalidiksat oral 15 mg/kgBB/ 6 jamselama 5 hari. Benzil penisilin iv/ im 50.000 unit/kg/ 6 jam. Pirantel pamoat untuk anak > 4 bulan : 4-9 bulan tablet 9-12 bulan tablet 1-3 tahun 1 tablet 3-5 tahun 1 tablet. Tuberkulosis : BB 5-10 kg : INH 50 mg, Rifampisin 75 mg, PZA 150 mg. BB 10-20 kg : INH 100 mg, Rifampisin 150 mg PZA 300 mg. BB 20-33 kg : INH 200 mg, Rifampisin 300 mg, PZA 600 mg. Malaria :Malaria FalsiparumLini Pertama

HariObatJumlah tablet/hari menurut kelompok umur

0-2 bln2-11 bln1-4 thn5-9 thn10-14 thn 15 thn

H 1Arts 1 2 34

Amo1234

Prim*)*)1 2 2-3

H 2 Arts 1234

Amo 1234

H 3Arts 1234

Amo 1234

*) semua pasien kecuali anak < 1 tahun

Arts : Artesunate 50 mg/tab, 4 mg/kgBB dosis tunggal/hari/poAmo : Amodiakuin 200 mg/tab, 30 mg basa/kgBBPrim : Primakuin 25 mr garam = 15 mgbasa

GIZI BURUK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengelolaan tanda bahaya

Tanda Bahaya

Pengelolaan

Infeksi MalariaLini Kedua

HariObatJumlah tablet/hari menurut kelompok umur

2-11 bln1-4 thn5-9 thn10-14 thn 15 thn

H1Kina*)3 x 3 x 13 x 1 3 x 2

Tetr/ Doks----4 x 1

Prim-1 22 - 3

H2Kina*)

Tetr/ Doks---- 4 x 1

*) 1 tablet = 200 mg garam

Dosis Kina 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosisDoksisiklin anak 8-14 tahun : 2 mg/kgBB/hariTetrasiklin > 12 tahun : 25-50 mg/kgBB/hariPrimakuin : 0,75 mg/kgBB dosis tunggal

Malaria Vivaks / OvaleLini Pertama

HariObatJumlah tablet/hari menurut kelompok umur

0-1 bln2-11 bln1-4 thn5-9 thn10-14 thn 15 thn

H 1Klor 1 2 33 - 4

Prim--1

H 2 Klor 1233 - 4

Prim--1

H 3Klor1/811 2

Prim--1

H 4-14Prim--1

Klorokuin hari 1 & 2 : 10 mg/kgBB, hari 3 : 5 mg/kgBB dan Primakuin 0,25 mg/kgBB/hari, selama 14 hari.

GIZI BURUK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengelolaan tanda bahaya

Tanda Bahaya

Pengelolaan

Infeksi Malaria Vivaks/ Ovale Malaria vivaks / ovale resisten klorokuinHariObatJumlah tablet/hari menurut kelompok umur

0-1 bln2-11 bln1-4 thn5-9 thn10-14 thn 15 thn

H 1-7Kina*)*)3x3x13x1 3x2

H 4-14Prim--1

Bila relaps : Klorokuin dan Primakuin 1 x setiap minggu, selama minimal 8 minggu. Primakuin 0,75 mg/kgBB.

Malaria Vivaks / Ovale relapsLama (mgg)ObatJumlah tablet/hari menurut kelompok umur

0-1 bln2-11 bln1-4 thn5-9 thn10-14 thn 15 thn

8-12*)Klor 1 2 33 - 4

8-12*) Prim-- 1 2 3

Malaria klinis lini pertamaHariObatJumlah tablet/hari menurut kelompok umur

0-2 bln2-11 bln1-4 thn5-9 thn10-14 thn 15 thn

H 1Klor 1 2 33-4*)

Prim--1 22-3**)

H 2Klor1233-4*)

H 3Klor1/811 2

*) Klorokuin BB < 50 kg 3 tab, BB > 50 kg 4 tabH1,2 : 10 mg/kgBB/hari, H3 : 5 mg/kgBB/hari**) Primakulin BB < 50 kg 2 tab, BB > 50 kg 3 tab, dosis 0,75 mg/kgBB/hari

Pengelolaan tanda bahaya

Tanda Bahaya

Pengelolaan

Infeksi

Malaria klinis lini kedua

HariObatJumlah tablet/hari menurut kelompok umur

0-2 bln2-11 bln1-4 thn5-9 thn10-14 thn 15 thn

H 1Kina*)*)3x3x13x1 3x2

H 2Prim-- 1 22-3

Kina 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis Primakulin 0,75 mg/kgBB dosisi tunggal

Ulcus kornea : tetes mata Kloramfenikol 0,25% atau tetes Tetrasiklin 1% 4 x 1 tetes. Tetes mata atropin 1% 3 x 1 tetes selama 7 hari.

Mikronuterien Vitamin A < 6 bulan : 50.000 SI (1/2 kapsul biru) 6-11 bulan : 100.000 SI (1 kapsul biru) 1-5 tahun : 200.000 SI (1 kapsul merah) Asam folat 5 mg/hari hari I, selanjutnya 1 mg/hari Vitamin B kompleks 1 tablet/hari Vitamin C :< 6 bulan : 30 mg1-3 tahun : 40 mg6-11 bulan : 35 mg4-6 tahun : 45 mg Fe pada saat fase rehabilitasi : Fe elemental 1-3 mg/kgBB/hari selama 2 bulanTablet besi / folat (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat). Sirup besi 5 ml (30 mg besi elemental). Anemia Hb < 4 g/dl atau Hb 4-6 g/dl disertai distres respirasi atau tanda gagal jantung : Transfusi PRC 10 ml/kg Furosemid 1 mg/kg selama transfusi stop cairan oral / NGT selama transfusi. Pada malaria tidak diberikan furosemid sebelum transfusi.

Pengelolaan tanda bahaya

Tanda Bahaya

Pengelolaan

Mulai Pemberian Makanan Cairan 130-220 ml/kgBB/hari Kalori 80-220 kkal/kgBB/hari Protein 1-4 gram/kgBB/hari < 7 kg : makanan bayi, > 7kg : makanan anak.

Cairan :Stabilisasi 130 ml/kg/hari atau 100 ml/kg/hari bila endema berat Rehabilitasi 150-220 ml/kgBB/hari Kalori Stabilisasi 80-100 kkal/kgBB/hari,Transisi 100-150 kkal/kgBB/hari,Rehabilitasi 150-220 kkal/kgBB/hari

Protein Stabilisasi 1-1,5 g/kgBB/hariTransisi 2-3 g/kgBB/hariRehabilitasi 3-4 g/kgBB/hari

Pemberian cairan dan makanan untuk stabilisasi (Rejatan/ syok, letargis dan muntah/ diare/ dehidrasi)

KETOASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah kegawatan penyakit metabolik dan endokrin sebagai komplikasi Diabetes Mellitus tipe I karena defisiensi insulin yang ditandai kadar gula darah > 300 mg/dl, ketonemia dan asidosis (pH < 7,32 dan kadar bikarbonat < 15 mEq/l).Tujuan : Sebagai panduan penanganan ketoasidosis diabetikKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas.

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.Dokter, Perawat

2.Kenali gejala dan tanda diabetes atau riwayat poliuria dan polidipsi beberapa hari sebelumnya kemudian kesadaran menurun sampai koma. Tanda-tanda asidosis dan dehidrasi, kadang sampai syok. Hiperpnea, reflek tendon menurun sampai hilang, adanya refleks Babinski dan hipotermia.Dokter, Perawat

3.Timbang berat badan, tentukan derajat dehidrasi, tingkat kesadaran dan keadaan sirkulasi (ukur tekanan darah dan nadi)Dokter, Perawat

4.Pemeriksaan laboratorium atas indikasi : Gula darah - Fungsi ginjal Urinalisa- BGA X foto dada- Elektrolit darah Keton darah- Darah tepi lengkap Kultur darah, urin dan tenggorok- EKGDokter, Perawat

5.Indikasi rawat ICU Anak : pH < 7,0 Umur < 2 tahun Tidak sadar GDS > 1000 mg% atau kondisi lain yang memerlukan perawaran di ICU Anak Selain itu pasien dirawat di HCUDokter

6.Manajemen airway dan breathingIntubasi dan pemakaian ventilator mekanin jika perluDokter, Perawat

HIPOGLIKEMIA PADA BAYI ANAK

No. Dokumen

No. RevisiHalaman

Tanggal Terbit1 April 2011Ditetapkan OlehDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH KOTA KUPANG

Dr. Marsiana Y. HalekPenata Tingkat INip : 19770712 200112 2 003

RSUD Kota KupangSTANDAROPERASIONALPROSEDUR

Pengertian : Hipoglikemia adalah kadar gula plasma yang kurang dari 45 mg/dl pada bayi atau anak-anak, dengan atau tanpa gejala. (Catatan : Kadar glukosa plasma kurang lebih 15% lebih tinggi dari kadar glukosa darah. Darah kapiler dan arteri menunjukkan kadar gula sekitar 10% lebih tinggi dari kadar dalam plasma) Tujuan : Sebagai panduan penanganan hipoglikemiaKebijakan : Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas.

PROSEDUR

NoLangkah-LangkahPetugas

1.Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada orangtua / keluarga pasien.Dokter, Perawat

2.Kenali gejala dan tanda hipoglikemia yaitu : Kejang - Lemah Gangguan bicara- Letargi, pucat, berkeringat dingin, takikardia Hipotermia- Koma Respon klinik yang positif terhadap pemberian gula.Dokter

3.Pemeriksaan laboratorium Gula darah : kadar gula plasma yang rendah (kurang dari 45 mg/dl atau 25 mg/dl tergantung usia). Urine lengkap.Dokter, Perawat

4.Pengobatan : Berikan glukosa 10% sebanyak 5-10 ml/kgBB secara intervena pelan selama 20 menit. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan gula darah, insulin, growth hormone, kortisol, laktat serta keton darah dan urine. Selanjutnya diberikan infus glukosa 5-10% dalam saline, dengan tujuan mempertahankan gula darah lebih dari 45 mg/dl dan kurang dari 120mg/dl. Hidrokortison merupakan indikasi bagi anak - anak yang tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi tersebut diatas. Keadaan yang tetap memburuk menunjukkan adanya gangguan yang serius, mungkin endema otak. Keadaan hipoglikemia yang berlanjut membutuhkan penanganan khusus tergantung penyebabnya. Perlu diingat bahwa anak-anak yang menderita diabetes mellitus tipe I (tergantung insulin), hipoglikemia merupakan komplikasi yang sering terjadi. Hal ini dibicarakan dalam topic tersendiri. Dokter, Perawat

Unit terkait : Bangsal Anak, HCU Anak, ICU Anak, IGD, HCU Neonatus, NICU RSUD Kota Kupang

TERIMA KASIH

KEJANG

Kejang (+)

Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atauBerat badan < 10 kg : 5 mgBerat badan > 10 kg : 10 mg

Diazepam rektal

5'

10-20 menit

Di rumah sakit, pencairan akses venaLab : darah tepi, gula darah, natrium, kalsium, magnesium, ureum, kreatinin

Kejang (+) Diazepam iv 0,3 - 0,5 mg/kgBBKecepatan 0,5 1 mg/menit (3 5 menit)Hati-hati depresi pernapasan

Kejang (-) Bila disebabkan ensevalitas atau meningitis, terapi rumatan perlu dilanjutkan dengan phenobarbital 8-10 mg/kgBB/hari selama 2 hari kemudian dilanjutkan dengan 4-5 mg/kgBB/hari sampai resiko untuk kejang berulang tidak ada Bila epilepsi, lanjutkan OAE dengan menaikkan dosis

Kejang (+)Fenitonin bolus iv 10-20 mg/kgBBKecepatan 0,5-1 mg/kgBB/menit

Status Konvulsivus

Kejang (-) Rumatan Fenitoin iv 5-7 mg/kgBB/hari,12 jam kemudian

Kejang (+)Transfer ke ruang perawatan intensif Phenobarbital 5-15 mg/kgBB/ hari bolus iv dilanjutkan dengan dosis 1-6 mg/kgBB/menit drip atau Midazolam 0,2 mg/kgBB dilanjutkan dengan 0,1-0,4 mg/kgBB/jam

Tentukan

RECOVERRABLE

IRECOVERRABLE(berdasar GPCS, GCS, PIM)

Dr. PICU/ NICUDr. AnestesiDr. Neurologi (min 2 orang)

BAGGING

Evaluasi tiap jam

Perbaikan KlinisLaboratoris

Irrecoverrable

Pertahankan

BAGGING 30 menit

Evaluasi

Brain death

Informed consent Lisan / tulisan

Dr. PICU/ NICUDr. AnestesiDr. Neurologi (min 2 orang)

( + ) Bagging stop

( - ) Evaluasi 30 menit

MBO (-)

MBO (+)

Evaluasi maks 48 jam< 1 th : 24 jam> 1 th : 12 jam bila evaluasi 2x tiap 6 jam sama/ memburuk MBO 8 th : 6 jam

Bagging stop

Suspect S Y O K(hipovolemia, hipoperfusi, takikardi)

10 30 ml x tal/kg/6 - 10'

Hipotennsif

Normotensif

Pada sepsis :AntibiotikaImunoterapi

Pada anafilaksis :KatekolaminSteroidAntihistamin

Urine > 1 ml/kg/jam

Urine < 1 ml/kg/jam

Reevaluasi

Perbaikan

Reevaluasi

Perbaikan

10 ml x tal/kg

10-20 ml xtal/kg/10'

Unuri

10-20 ml xtal/kg

Urine output < 1 ml/kg/jam

10 ml xtal/kg

Reevaluasi

Hipotensif, urine < 1 ml/kg/jam

CVPCardiac status Chest X-RayAccokardiografi

CVP < 10 mmHg

10-20 ml x tal/kg

CVP > 10 mmHg

Reduksi afterloadInotropik support Pertimbangan pulmoner

Reevaluasi

S Y O K

Jalan napas + O2

RL 20 ml/kg (6-10')

Perbaikan (+)

Perbaikan (-)

Urine (< ml/kg/jam)

RL 20 ml/kg 10'

Perbaikan (+)

Perbaikan (-)

Urine> 1ml/kg/jam

Urine< 1ml/kg/jam

Urine < 1ml/kg/jam

RL 20 ml/kg 10'

anuri

Koloid 10 ml/kg 10'

Perbaikan (-)

Algoritme syok Hipovolemik dan penyulit

CVP < 10 cmH2O

CVP > 10 cmH2O

RL 10 ml/kgBB 10'

Perbaikan (+)Cairan pengganti RL Ht

Cairan rumat

Cairan rumat

CVP < 10 cm H2O

CVP > 10 cm H2O

CVP < 6 cmH2O

CVP 6-10 cmH2O

CVP > 6 cmH2O

Koloid 4 m/kg/10 mnt

Koloid 2 ml/kg/10 mnt

Koloid 1 ml/kg/10 mnt

Cari :- Perdarahan- Sebab hipovolemik lain

CVP > 4

CVP 2 4

CVP < 2

Stop

Kalau perluInotropik, vasodilator

Koloid 4 ml/kg/10mnt

Koloid lain/ kristaloid

Sesudah normovolemik

(+) inotropik, obat lain

Perbaikan

Gagal

DBD

Demam tinggi, mendadak terus-menerus < 7 hari, tidak disertai infeksi saluran napas bagian atas, badan lemah dan lesu

Ada Kedaruratan

Tanda syokMuntah terus-menerusKejangKesadaran menurunMuntah darahBerak hitam

Jumlah trombosit 100.000/ul

Rawat Inap(Lihat hal berikut)

Tidak ada kedaruratan

Uji Tourniquet (+)

Uji Tourniquet (-)

Periksa uji tourniquet

Jumlah trombosit> 100.000/ul

Rawat JalanParasetamolKontrol tiap hari sampai demam hilang

Nilai tidak klinis, periksa trombosit dan Ht bila demam menetap setelah hari sakit ke-3

Rawat Jalan

Minum banyak 1,5-2 liter/hariParasetamolKontrol tiap hari sampai demam turunPeriksa Hb,Ht, trombosit tiap kali

Perhatikan untuk orangtuaPesan bila timbul tanda syok, yaitu gelisah, lemah, kaki/ tangan dingin, sakit perut, berak hitam, bak kurangLab : Hb dan Ht naikTrombosit turun

Segera bawa ke Rumah Sakit

Lanjutan dari tersangka DBD (dirawat)

Gejala klinis :Demam 2-7 hariUji tourniquet positif atauPerdarahan spontanLab:Hematokrit tidak meningkat / belumTrombositopenia (ringan)

Pasien masih dapat minumBeri minum banyak 1-2 liter/hari atau 1 sd mkn tiap 5 menitJenis minuman : air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu, oralitBila suhu > 38,50 C beri parasetamol Bila kejang beri obat antikonvulsif

Pasien masih tidka dapat minumPasien muntah terus-menerus

Pasang infus NaCl 0,9% : dekstrosa 5% (1:3), tetesan rumutan sesuai berat badan Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

Monitor gejala klinis dan laboratoriumPerhatikan tanda syokPalpasi tanda syokUkur diuresis setiap hariAwasi perdarahanPeriksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

Ht naik dan atau trombosit turun

Infus ganti ringer latkat(tetesan disesuaikan, lihat hal berikut)

Perbaikan klinis dan laboratoris

Pulang (lihat : kriteria memulangkan pasien)

Bagan 1 b. Tatalaksana lanjutan tersangka DBD yang dirawat

Demam Berdarah Dengue

Cairan awalRL/NaCl 0,9% atau RLD5/NaCl0,9% + D5, 6-7 ml/kgBB/jam*

Monitor tanda vital/nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam*

Perbaikan

Tidak ada Perbaikan

Ht meningkat, tapi keadaan klinis masih baik

Tidak gelisah Nadi kuatTekanan darah stabilDiuresis cukup(1-2 ml/kgBB/jam)Ht turun(2 kali pemeriksaan)

Gelisah Distres pernapasanFrekuensi nadi naikHt tetap tinggi/naikDiuresis kurang/tidak ada

*(+) berarti syok (lihat bagan 3)

Tanda vital memburuk Ht meningkat

Tetesan dikurangi

Perbaikan

PerbaikanDisesuaikan tetesan

5 ml/kgBB/jam

3 ml/kgBB/jam

IVD stop pada 24-28 jam Bila tanda vital/Ht stabilDiuresis cukup*BB 20 kgKet : RA = Ringer asetat

Tetesan dinaikan 10-15 ml/kgBB/jam

Tanda vital tidak stabil

Distres pernapasanHt naik * Tek. Nadi 20 mgHg

Koloid 20-30 ml/kgBB

Perbaikan

Hb/Ht turun

Transfusi darah segar 10 ml/kgBB

Tetesan dinaikkan bertahap

Evaluasi 15 menit

Bagan 2. Tatalaksana kasus DBD dengan peningkatan hemokonsentrasi 20%

DBD Derajat III dan IV

1. Oksigenasi (berikan O2, 2-4 l/menit2. Penggantian volume plasma segera (cairan kristaloid isotonisRinger laktat/ NaCl 0,9%20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi?pantau tanda vital tiap 10 menitcatat balans cairan selama pemberian cairan intra vena

Syok teratasi : Kesadaran membaikNadi teraba kuatTekanan nadi > 20 mmHgTidak sesak napas/sianosisEkstremitas hangatDiuresis cukup 1 ml/kgBB/jam

Syok tidak teratasi : Kesadaran menurunNadi lembut / tidak terabaTekanan nadi < 20 mmHgDistres pernapasan/ sianosisKulit dingin dan lembabEkstremitas dinginperiksa kadar gula darah

Cairan dan tetesan disesuaikan 10 ml/kgBB/jam

Evaluasi ketat :Tanda vital Tanda perdarahanDiuresisHb, Ht, trombosit

Stabil dalam 24 jam/ Ht < 40Tetesan 5 ml/kgBB/jam

Tetesan 3 ml/kgBB/jam

Infus stop tidak melebihi 48 jamSetelah syok teratasi

Lanjutkan cairan 20 ml/kgBB/jamTambahkan koloid/plasmaDekstran/ FPP10-20 (mak 30) ml/kgBB/jam

Koreksi asidosis

Syok teratasi

Syok belum teratasi

Ht turun

Ht tetap tinggi/naik

Transaksi darah segar 10 ml/kgBB diulang sesuai kebutuhan

Koloid 20 ml/kgBB

Evaluasi 1 jam

Transaksi darah segar 10 ml/kgBB diulang sesuai kebutuhan

Bagan 3. Tatalaksana kasus DBD derajat III dan IV

SEGERA : 1. Pasang oksigen 1-2 l/mnt 3. Beri D/G 10% iv bolus 5 ml/kgBB bersamaan dengan 2. Pasang infus RLG 5%4. ReSoMal 5 ml/kgBB NGT

Jam I : - Teruskan RLG 5% sebanyak 15 ml/kgBB selama 1 jam atau 5 tts/kgBB/mnt- Catat nadi dan frekuensi napas setiap 30 mnt

Jam II - Bila nadi menguat & frekuensi napas turun, infus diteruskan selama 1 jam- Bila rehidrasi belum selesai dan anak minta minum beri ReSoMal sesuai kemampuan anak- Catat nadi dan frekuensi napas setiap 30 mnt selama 1 jam kell

Jam II - Denyut nadi tetap lemah dan frekuensinya tetap tinggi serta pernapasan frekuensinya tetap tinggi- Teruskan pemberian cairan intravena dengan dosis diturunkan menjadi 1 tetes makro/kg/menit (4 ml/kgBB/ jam)- Bila tidak mampu melakukan transfusi rujuk ke RS

10 jam berikutnya- Catat denyut nadi dan frekuensi napas setiap 1 jam.- Bila pemberian cairan iv selesai (jangan dulu dicabut) Beri ReSoMal dan F75 selama 10 jam berikutnya selang-seling setiap 1 jam.- ReSoMal Dosis 5-10 ml/kgBB/pemberian.- F75 dosis : dosis menurut BB (endema atau tanpa endema).- Bila anak masih menetek,berikan ASI setelah pemberian F75

Bila sudah Rehidrasi :- Diare (-) : hentikan ReSoMal teruskan F75 setiap 2 jam.- Catat denyut nadi, frekuensi napas tiap 1 jam.- Perhatikan over hidrasi yang dapat menyebabkan gagal jantung.- Diare (+) : setiap anak diberikan ReSoMal.- Anak < 2 tahun : 50-100 ml/setiap diare.- Anak > 2 tahun : 100-200 ml/setiap diare.- Bila anak masih menetek, berikan ASI setelah pemberian F75.

Di Rumah Sakit perhatikan tanda gagal jantung

Bila ada

Bila tidak ada

- Berikan Furosemide dosis 1 mg/kgBB iv bila darah siap diberikan.- Hati-hati pada penderita malaria, jangan diberikan Furosemide sebelum transfusi.- Transfusikan segera pack red cell. Bila tidak ada PRC dapat ditr