13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

16
Disiplin kerja Drs. H. Setiyo Budiadi, M.M. Manajemen Sumber Daya Manusia

Transcript of 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Page 1: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Disiplin kerja

Drs. H. Setiyo Budiadi, M.M.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Page 2: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Pengertian Disiplin kerja

Keith Davis (1985-366) juga mengemukakan bahwa “Disiplin kerja diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.”

Menurut Drs. H. Malayu Hasibuan:

“Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.”

Page 3: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

nextSedangkan menurut Veithzal Rivai disiplin

kerja adalah:“Suatu alat yang digunakan para manajer

untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersediauntuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang sosial yang berlaku. “

Page 4: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Tujuan kedisiplinan

Kedisplinan difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar peraturan kerja dapat diberlakukan secara konsisten. Tidak bersifat menghakimi dalam memberlakukan hukuman atas tindakan indisipliner.

 

Page 5: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Indikator-indikator kedisplinan

1. Tujuan dan kemampuan2. Teladan pimpinan 3. Balas jasa4. Keadilan5. Waskat6. Sanksi hukum7. Ketegasan8. Hubungan kemanusiaan

Page 6: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Macam-macam disiplin kerja

Ada dua bentuk disiplin kerja menurut A.A. Anwar Prabu yaitu:

1. Disiplin PreventifDisiplin preventif merupakan suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuannya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri.

2. Disiplin KorektifDisiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.

Page 7: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Pendekatan disiplin kerja

1. Pendekatan disiplin modern

2. Pendekatan disiplin tradisi

3. Pendekatan sisiplin bertujuan

Page 8: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Pelaksanaan sanksi pelanggaran

1. Pemberian peringatan

2. Pemberian sanksi harus segera

3. Pemberian sanksi harus konsisten

4. Pemberian sanksi harus impersonal

Page 9: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Teknik-teknik pelaksanaan

1. Teknik disiplin pertimbangan sedini mungkin

2. Teknik disiplin pencegahan yang efektif

3. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri

4. Teknik disiplin inventori penyelia

Page 10: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

next

5. Teknik disiplin menegur pegawai primadona

6. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran diri

7. Teknik sandwich (menyelipkan

Page 11: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Persaingan dan konflik kerja

Persaingan dan konflik merupakan sesuatu keadaan yang sering terjadi diantara para karyawan suatu perusahaan dan hal ini bias disebabkan karena beberapa hal, bisa mungkin karena mempunyai tujuan yang sama, latar belakang yang heterogen, sikap perasaan yang sensitive, perbedaan pendapat dan salah paham.

Konflik terjadi diantara individu karyawan kelompok degan kelompok, vertikal (atasan-bawahan) maupun horizontal diantara sesama karyawan. Konflik yang tidak teratasi akan menimbulkan konfrontasi, perkelahian dan frustasi.

Page 12: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Pengertian persaingan

Persaingan adalah kegiatan yang berdasarkan atas siap rasional dan emosional dalam mencapai prestasi kerja yang terbaik. Persaingan dimotivasi oleh ambisi untuk memperoleh pengakuan, penghargaan dan status social yang terbaik

Page 13: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Pengertian konflik kerja

Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi tentang apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan yang diharapkan.

Menurut Hasibuan(2005:199) Konflik adalah persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh kemenangan. Konflik akan menimbulkan ketegangan, konfrontasi, perkelahian, dan frustrasi jika tidak dapat diselesaikan.

Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2001:507) Konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi/perusahaan) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik juga dapat diartikan sebagai perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain

Page 14: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Bentuk-bentuk konflik

1. Konflik hierarki

2. Konflik fungsional

3. Konflik staf dengan kepala unit

4. Konflik formal-informal

Page 15: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Faktor penyebab persaingan dan konflik

1. Tujuan

2. Ego Manusia

3. Kebutuhan

4. Perbedaan Pendapat

5. Salah Paham

6. Perasaan Dirugikan

7. Perasaan Sensitif

Page 16: 13 Disiplin kerja (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Kebaikan persaingan dan keburukan konflik

Kebaikan Persaingan:1. Evaluasi diri/introspeksi diri demi kemajuan.2. Moral kerja atau prestasi kerja akan meningkat.3. Mengembangkan diri demi kemajuan karena dorongan

persaingan.4. Memotivasi dinamikam organisasi dan kreativitas

karyawan.Keburukan Konflik:1. Kerja sama kurang serasi dan harmonis di antara para

karyawan.2. Memotivasi sikap-sikap emosional karyawan.3. Menimbulkan sikap apriori karyawan.4. Meningkatkan absen dan turnover karyawan.5. Kerusakan produksi dan kecelakaan semakin meningkat.