126362844-IKK-DM-TIPE-2

17
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA LAPORAN KASUS FEBRUARI 2013 ODS KONJUNGTIVITIS VIRAL DIABETES MELITUS TIPE 2 OLEH : A. WARLY PUTRI BASO 110207111 DWI YANTI 110207128 PEMBIMBING : dr. DAHLIA, MARS

description

dm tipe 2

Transcript of 126362844-IKK-DM-TIPE-2

KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN KASUS

FEBRUARI 2013ODS KONJUNGTIVITIS VIRALDIABETES MELITUS TIPE 2

OLEH :

A. WARLY PUTRI BASO110207111DWI YANTI

110207128PEMBIMBING :

dr. DAHLIA, MARSDIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR

2013DIABETES MELITUS TIPE 2IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn.DUmur

: 52 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki Bangsa/suku

: BugisAgama

: Islam

Pekerjaan

: Dosen Fak. Ekonomi Universitas Muslim IndonesiaAlamat

: Jl. Racing Center Kompleks Perumahan Dosen UMI Blok I/9Tanggal Pemeriksaan : 13 Februari 2013ANAMNESIS

Keluhan utama

: LemasAnamnesis Terpimpin :

Dialami sejak dua tahun yang lalu. Awalnya pasien sering merasa cepat lapar dan haus sehingga pasien banyak makan dan minum namun tidak disertai dengan peningkatan berat badan yang sesuai. Buang air kecil sering terutama pada malam hari 5 kali. Buang air besar tidak ada keluhan. Terkadang pasien juga merasakan kesemutan pada kedua kakinya, yang dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku jarang berolahraga.

Riw. Penyakit Sebelumnya:

Riw. Hipertensi (+) sejak beberapa tahun yang lalu dan tidak berobat teraturRiw. Merokok (+) sejak masa SMA, sekitar 1 bungkus/ hari

Riw. Hiperkolesterol/ Hiperlipidemia tidak diketahuiRiw. Diabetes Melitus tidak diketahuiRiw. Penyakit Jantung tidak diketahuiRiw. Penyakit Keluarga :

Riw. Hipertensi (+) ( BapakRiw. Hiperkolesterol/ Hiperlipidemia (-)

Riw. Diabetes Melitus (+)( BapakRiw. Penyakit Jantung (-)

Faktor-faktor Risiko lainnya :

Pola makan: Pola makan tidak teratur dengan asupan garam tidak pernah dibatasi.

Pasien gemar mengkonsumsi coto dan makanan yang manisStress

: Pasien sering mengalaminya (masalah pekerjaan dan keluarga)Olahraga: Tidak teratur.

PEMERIKSAAN FISIS

Tinggi Badan

: 165 cm

Berat Badan

: 75 kg

Tanda Vital :

Tekanan Darah: 160/100 mmHg

Nadi

: 100 x/menit

Pernapasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,5 oC

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dianjurkan Pemeriksaan Lab : Darah rutin, GDS, profil lipid.DIAGNOSIS

Diabetes Melitus Tipe 2Hipertensi Grade 2PENATALAKSANAAN

Pengobatan farmakologi: Captopril 25 mg 2x1 Amlodipin 5 mg tablet 1x1

Vitamin B comp. 1x1

Vitamin C 1x1

Pengobatan nonfarmakologi, berupa saran-saran kepada pasien antara lain :

1. Mengatur pola makan dengan diet rendah karbohidrat, lemak dan garam.

2. Membiasakan diri untuk berolahraga secara teratur

3. Membiasakan diri untuk beristirahat secara teratur

4. Membiasakan diri untuk tenang dan tidak memikirkan hal-hal negatif

5. Kontrol tekanan darah bila ada keluhan atau tiap bulan.

HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal pasien dan menelusuri apakah ada anggota keluarga lainnya yang meiliki penyakit atau keluhan yang sama, juga untuk menilai pola psikososial pasien.

Profil Keluarga :

Pasien adalah seorang bapak yang tinggal bersama istrinya dan tiga orang anaknya.

Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga

Pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang dosen di Fakultas Ekonomi UMI. Pasien ini tinggal dirumah pribadi yang telah dihuni selama +20 tahun. Istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Rumah pasien dalam kondisi baik dan cukup luas. Rumah inti terdiri dari 4 kamar dan 3 kamar mandi. Ventilasi di rumah baik, sirkulasi udara baik. Peralatan rumah tangga lengkap, dan terdapat 2 buah kendaraan bermotor berupa 1 unit motor dan 1 unit mobil.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit hipertensi dan DM dialami oleh bapak si pasien yang sudah lama meninggal dunia. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

Pemenuhan gizi keluarga tersebut cukup baik, namun tidak sesuai dengan aturan pola makan yang sehat dan seimbang. Psikologi Dalam Hubungan Antar Anggota Keluarga

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga yang lainnya, baik yang tinggal didalam rumah maupun yang tidak. Lingkungan

Lingkungan pemukiman keluarga bersih dan tertata dengan baik. Sampah tersimpan pada tempatnya demikian juga dengan tata letak peralatan dan perlengkapan rumah. DISKUSI

Pasien datang ke POLIKLINIK IBNU SINA dengan keluhan utama lemas yang dialami sejak dua tahun yang lalu. Awalnya pasien sering merasa cepat lapar dan haus sehingga pasien banyak makan dan minum namun tidak disertai dengan peningkatan berat badan yang sesuai. Buang air kecil sering terutama pada malam hari 5 kali. Buang air besar tidak ada keluhan. Terkadang pasien juga merasakan kesemutan pada kedua kakinya, yang dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku jarang berolahraga..

Setelah melakukan kunjungan rumah dan dilakukan anamnesis serta pemeriksaan fisis untuk kedua kalinya, didapatkan keluhan pasien menetap dan tekanan darah masih diatas batas normal. Dari anamnesis didapatkan pula bahwa pasien tidak mengetahui adanya riwayat penyakit lainnya yang berhubungan dengan DM, tetapi pasien memiliki riwayat keluarga dengan DM dan hipertensi, yaitu bapak pasien.DEFINISI

Diabetes Mellitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan penyakit metabolik yang prevalensinya meningkat dari tahun ketahun. Indonesia dengan jumlah penduduk yang melebihi 200.000.000 jiwa, sejak awal abad ini telah menjadi negara dengan jumlah penderita DM nomor 4 terbanyak didunia. DM tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan komplikasi akut maupun khronik. Dengan pengelolaan yang baik, angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan. Dalam pengelolaan DM tipe 2, diperlukan juga usaha mengkoreksi faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang sering menyertai DM tipe 2, seperti hipertensi, dislipidemia, resistensi insulin dan lain-lain. Walaupun demikian pengendalian kadar glukosa darah tetap menjadi fokus utama.ETIOLOGI

Menurut etiologinya, DM tipe 1 disebabkan karena adanya gangguan produksi insulin akibat penyakit autoimun atau idiopatik., yang menyebabkan pasien mutlak membutuhkan insulin. DM tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Pada tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang-kadang cukup dengan diet dan antidiabetik oral. PATOFISIOLOGIDalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu :

1. Resistensi insulin

2. Disfungsi sel pancreas

Akhir-akhir ini banyak juga dibahas mengenai peran sel pancreas, amilin dan sebagainya. Resistensi insulin adalah keadaan dimana insulin tidak dapat bekerja optimal pada sel-sel targetnya seperti sel otot, sel lemak dan sel hepar. Keadaan resisten terhadap efek insulin menyebabkan sel pancreas mensekresi insulin dalam kuantitas yang lebih besar untuk mempertahankan homeostasis glukosa darah ,sehingga terjadi hiperinsulinemia kompensatoir untuk mempertahankan keadaan euglikemia. Pada fase tertentu dari perjalanan penyakit DM tipe 2, kadar glukosa darah mulai meningkat walaupun dikompensasi dengan hiperinsulinemia; disamping itu juga terjadi peningkatan asam lemak bebas dalam darah.Keadaan glukotoksistas dan lipotoksisitas akibat kekurangan insulin relatif (walaupun telah dikompensasi dengan hiperinsulinemia) mengakibatkan sel pancreas mengalami disfungsi dan terjadilah gangguan metabolisme glukosa berupa Glukosa Puasa Terganggu, Gangguan Toleransi Glukosa dan akhirnya DM tipe 2. Akhir-akhir ini diketahui juga bahwa pada DM tipe 2 ada peran sel pancreas yang menghasilkan glukagon. Glukagon berperan pada produksi glukosa di hepar pada keadaan puasa. Pengetahuan mengenai patofisiologi DM tipe 2 masih terus berkembang, masih banyak hal yang belum terungkap. Hal ini membawa dampak pada pengobatan DM tipe 2 yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga para ahli masih bersikap hati-hati dalam membuat panduan pengobatan. GEJALA KLINIS

1. Banyak kencing (poliuria).

2. Haus dan banyak minum (polidipsia),3. Banyak makan (polifagia).

4. Letih, lesu, dan lemah badan5. Penurunan berat badan yang tidak dapatdijelaskan sebabnya

6. Kesemutan, gatal, pandangan kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanitaKLASIFIKASI DIABETES MELITUS1. DM tipe 1

Kerusakan fungsi sel beta di pankreas

Autoimun, idiopatik

2. DM Tipe 2

Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya

daya kerja insulin atau keduanya.

3. DM tipe lain:

Karena kelainan genetik, penyakit pankreas,

obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain.

4. DM pada masa kehamilan = Gestasional DiabetesDIAGNOSIS

Kriteria Diagnosis:

1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu 200 mg/dl. Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau:2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau: 3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994) :1. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan 3. Diperiksa kadar glukosa darah puasa

4. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai

6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

7. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.

a. TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 199 mg/dl

b. GDPT : glukosa darah puasa antara 100 125 mg/dl.PENGOBATAN

Prinsip pengobatan diabetes melitus, adalah :1. Diet

2. Penyuluhan

3. Exercise (latihan fisik/olah raga)

4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin

5. Cangkok pankreasTujuan pengobatan diabetes melitus, yaitu:1. Mencegah komplikasi akut dan kronik.

2. Meningkatkan kualitas hidup, dengan menormalkan KGD, dan dikatakan penderita DM terkontrol, sehingga sama dengan orang normal.

3. Pada ibu hamil dengan DM, mencegah komplikasi selama hamil, persalinan, dan komplikasi pada bayi.PRINSIP DIET

1. Tentukan kalori basal dengan menimbang berat badan.

2. Tentukan penggolongan pasien: underweight (berat badan kurang), normal, overweight (berat badan berlebih), atau obesitas (kegemukan)

Persentase = BB (kg)/(Tinggi Badan (cm) 100) X 100%

Underweight: < 90%

Normal: 90110%

Overweight: 110130%

Obesitas: > 130%

3. Jenis kegiatan sehari hari; ringan, sedang, berat, akan menentukan jumlah kalori yang ditambahkan. Juga umur dan jenis kelamin.

4. Status gizi

5. Penyakit penyerta

6. Serat larut dan kurangi garam

7. Kenali jenis makananObat DM :1. Meningkatkan jumlah insulin :a. Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)

b. Meglitinide (repaglinide, nateglinide)

c. Insulin injeksi

2. Meningkatkan sensitivitas insulin : a. Biguanid/metformin

b. Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)

3. Memengaruhi penyerapan makanan : Acarbose

4. Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau permen)

Sasaran pengontrolan gula darah :a. Kadar gula darah sebelum makan 80-120mg/dl

b. Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140 mg/dl

c. Kadar HbA1c < 7%1. KOMPLIKASI2. Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner, ulkus/ gangren.

3. Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik), syaraf (stroke, neuropati).

4. Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke.PEMANTAUANPasien yang telah mulai mendapatkan pengobatan harus datang kembali untuk evaluasi lanjutan dan pengaturan dosis obat sampai target kadar gula darah tercapai.Strategi untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan :1. Empati dokter untuk meningkatkan kepercayaan, motivasi dan kepatuhan pasien2. Dokter harus mempertimbangkan latar belakng budaya, kepercayaan pasien serta sikap pasien terhadap pengobatan. Pengobatan diabetes melitus umumnya untuk seumur hidup. Penghentian pengobatan cepat atau lambat akan diikuti dengan naiknya kadar gula darah sampai seperti sebelum dimulai pengobatan DM. Walaupun demikian, ada kemungkinan untuk menurunkan dosis dan jumlah obat DM secara bertahap bagi pasien yang diagnosisnya sudah pasti serta tetap patuh terhadap pengobatan nonfarmakologis.