Ikk Septi Dm Fix

28
LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II KLINIKITA CABANG APD PLN KRAPYAK Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepanitraan Klinik Stase Kedokteran Keluarga di Klinikita APD PLN Krapyak Disusun oleh : Septi Kusuma Handayani H2A009042

description

IKK

Transcript of Ikk Septi Dm Fix

LAPORAN KASUS PASIENDIABETES MELITUS TIPE IIKLINIKITA CABANG APD PLN KRAPYAK Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepanitraan Klinik Stase Kedokteran Keluarga di Klinikita APD PLN Krapyak

Disusun oleh :Septi Kusuma HandayaniH2A009042

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2013UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny. SDALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGANama kepala keluarga: Ny. S (65 tahun)Alamat: Jl. Raya Tugu RT 03 RW 02Bentuk keluarga: Extended familyTabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumahNo.NamaKedudukanL/PUmurPendidikanPekerjaanPasienKeterangan

1.Ny. SKepala keluargaP65 thSMPIbu rumah tanggaPasienDiabetes Melitus tipe II

2.Tn. YKepala KeluargaL43 thSMAWiraswasta--

3. Ny. TIstriP40 thSMKKaryawan--

4.An. PAnakL21thDiplomaKaryawan--

5.An. AAnakP18 thSMAPelajar--

Kesimpulan tabel I :Di dalam keluarga Ny. S berbentuk Extended family didapatkan pasien atas namaNy. S usia 65 tahun, pendidikan SMP, ibu rumah tangga dengan penyakit Diabetes Melitus tipe II.

TAHAP II. STATUS PASIENA. IDENTITAS PENDERITANama: Ny. SUmur: 65 tahunJenis kelamin: PerempuanPekerjaan: Ibu Rumah TanggaPendidikan: SMPAgama: IslamAlamat: Jl. Raya Tugu RT 03 RW 02Suku: JawaTanggal periksa: 25 November 2013

B. ANAMNESIS1. Keluhan UtamaSering Buang Air Kecil (BAK) pada malam hari2. Riwayat Penyakit SekarangPada tahun 2010 pasien mengeluh sering BAK pada malam hari. BAK lebih dari tiga kali pada malam hari, volume kurang lebih 200 ml setiap kali BAK, BAK berwarna putih kekuningan, tidak panas, tidak terasa seperti ada kencing yang tersisa, tidak mengejan. Pasien juga mengeluh sering haus, sering merasa lapar dan semakin sering makan tetapi berat badan turun. Selain itu pasien juga sering kesemutan pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Kesemutan yang dirasakan hilang timbul. Pasien kontrol ke Rumah Sakit Swasta di Semarang. Pasien diberi satu jenis obat diabetes oral tetapi pasien lupa dengan nama obat yang pertama kali diberikan.Pada tahun 2012 pasien kontrol di Klinikita APD PLN Krapyak tanpa keluhan karena pasien rutin kontrol dan meminum obat yang diberikan oleh dokter spesialis. 1 hari yang lalu pasien kontrol ke klinikita karena obat akan habis dan tidak ada keluhan. Gula darah pasien terakhir 215 mgdl. 2. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat tekanan darah tinggi: disangkalRiwayat sakit gula: disangkalRiwayat sakit jantung: disangkalRiwayat sakit ginjal: disangkalRiwayat alergi: disangkalRiwayat mondok: disangkal3. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat tekanan darah tinggi: disangkalRiwayat sakit gula: disangkalRiwayat sakit jantung: disangkal4. Riwayat KebiasaanRiwayat makan-makanan manis: diakuiRiwayat merokok: disangkalRiwayat minum alkohol: disangkalRiwayat olahraga teratur: disangkal5. Riwayat Sosial EkonomiPasien adalah seorang ibu rumah tangga istri dari almarhum pensiunan yang dulunya bekerja di PLN APD Krapyak.Suami meninggal 20 tahun yang lalu karena penyakit liver.Pasien tinggal serumah dengan anak ketiganya dan menantu serta kedua cucunya.Kesan ekonomi cukup dengan penghasilan Rp 600.000,00 pe rbulan dan pengeluaran sehari-hari ditanggung anak ketiganya.6. Riwayat GiziPasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk (tahu, tempe, ikan). Pasien gemar mengkonsumsi makanan yang manis seperti makanan ringan dalam kaleng.Gizi kesan berlebih.

C. PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda VitalTekanan darah: 130/90 mmHgNadi: 80 kali permenitFrekuensi nafas: 20 kali permenitSuhu: 36,5C2. Cek Gula darah sewaktu 2503. Status GiziBB = 70 kgTB = 156 cmIMT= = = 28,76 kg/ (overweight)4. Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)5. Hidung: nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-/-)6. Telinga: serumen (+/+), nyeri mastoid (-/-), nyeri tragus (-/ ), liang telinga gatal (-/-)7. Mulut: kering (-), Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)8. Leher: pembesaran kelenjar getah bening (-/-)9. Jantung: Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat Palpasi: ictus cordis teraba namun tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-) Perkusi: batas atas: ICS II lin.parasternal sinistra pinggang jantung: ICS III parasternal sinsitra batas kanan bawah: ICS V lin.sternalis dextra batas kiri bawah: ICS V 2 cm ke arah medial mid clavikula sinistra konfigurasi jantung Normal Auskultasi : reguler Suara jantung murni: SI, SII (normal) reguler. Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)10. Pulmo: suara dasar vesikuler (+/+), rhonchi (-/-), wheezing (-/-), hantaran(-/-)11. Abdomen Inspeksi: datar Auskultasi: bising usus dalam batas normal Perkusi: timpani Palpasi: supel, nyeri tekan (-)12. Ekstremitas: akral dingin (-/-), sianosis (-/-)13. Status neurologis: dalam batas normal

D. RESUMEPada tahun 2010 Ny. S 65 tahun poliuri, polidipsi, polifagi, sering kesemutan pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Pasien kontrol ke Rumah Sakit Swasta di Semarang. Pasien diberi satu jenis obat diabetes melitus tetapi pasien lupa dengan nama obat yang pertama kali diberikan. Riwayat makan makanan manis diakui. Gizi berlebih. Keluhan sekarang (-). Tanda vital, tekanan darah : 130/90 mmHg, nadi : 80 x/menit, nafas : 20 x/ menit, suhu : 36,5o C.

E. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS1. Diagnosis HolistikNy. S usia 65 tahun Extended family, Diabetes Melitus tipe II, keluarga cukup harmonis dan anggota masyarakat biasa.2. Diagnosis BiologisDiabetes Melitus tipe II.3. Diagnosis PsikologisHubungan antar anggota keluarga akrab dan saling mendukung. Terkadang selisih pendapat saat anak pasien menegur pasien jika pasien ketahuan mengkonsumsi minuman dan makanan manis dalam kaleng.4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, BudayaPenderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik.

F. PENATALAKSANAAN1. Non medikamentosa Mengurangi konsumsi minuman dan makanan manis Berolahraga dengan teratur Istirahat cukup2. MedikamentosaGlimepiride 3x500mgGlucobay 3x100mg

G. FOLLOW UPTanggal 26 November 201312. Subyektif: -13. Obyektif: keadaan umum baik, composmentis14. Tanda vitalTensi: 130/90 mmHgNadi: 80 kali permenitRR: 20 kali permenitSuhu: 36,6C15. Cek Gula darah sewaktu terakhir : 215 mgdl16. Assesment: Diabetes melitus tipe IIPlanning: Terapi medikamentosa berupa Glimepiride 3x500mg dan glucobay 3x100mg17. dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa mengurangi konsumsi minuman dan makanan manis,olahraga teratur, dan istirahat cukup.

H. FLOW SHEETNama: Ny. S (65 tahun)Diagnosis: Diabetes Melitus Tipe IITabel 2.Flowsheet penderitaTanggalTanda VitalKeluhanRencana TerapiTarget

26/10/11Tensi : 130/90 mmHgNadi : 80x/menitRR : 20x/menitSuhu : 36,6CGula darah sewaktu 215Poliuri, polidipsi, polifagi, kesemutanMedikamentosa : Glimepiride 3x500mgNon medikamentosa : diet rendah gula, rendah lemak istirahat cukup dan olahraga teratur mengurangi stress edukasi pada penderita dan keluarga mengenai diabetes tipe II dankomplikasinya pemeriksaan penunjang laboratorium(kolesterol, trigliserida, dan ureum, kreatinin)Terkontrolnya kadar gula dalam daraah

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA1. FUNGSI HOLISTIKa. Fungsi BiologisKeluarga terdiri atas penderita (Ny. S65 tahun), anak (Ny. T 40 tahun), menantu (Tn. Y 43 tahun) dan dua orang anaknya (An.P21 tahun, An.A 18 tahun) tinggal bersama dalam satu rumah.b. Fungsi PsikologisHubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian satu sama lain.Terkadang selisih pendapat saat anak pasien menegur pasien jika pasien ketahuan mengkonsumsi minuman dan makanan manis dalam kaleng.c. Fungsi SosialPenderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa.Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanPenderita bekerja sebagai pedagang bahan makanan pokok dengan penghasilan Rp 600.000,00 perbulan, pengeluaran sehari-hari ditanggung anak ketiganya.Kebutuhan dapat terpenuhi dengan cukup baik.e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan BeradaptasiKomunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.KodeAPGARNy. STn. YNy. TAn. PAn. A

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mendapat masalah.22222

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.21122

GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.12111

ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll.12121

RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama.12222

Total (kontribusi)79798

Tabel 3. APGAR score keluarga Ny. S

2. FUNGSI FISIOLOGISRata-rata APGAR score keluarga Ny. S = 7 + 9 + 7 + 9 + 8= 85Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. S = baik3. FUNGSI PATOLOGISTabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny. SSumberPatologiKeterangan

SocialInteraksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.-

CulturalKepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti.-

ReligionBeragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah cukup baik-

EconomicPenghasilan keluarga cukup ( di atas UMR)-

EducationTingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 9 tah)-

MedicalKesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.-

Kesimpulan : keluarga Ny. S tidak memiliki fungsi patologis.

4. GENOGRAMTn. YAn.AAn.PNy. T

Ny. S

Diagram 1. Genogram keluarga Ny. SKeterangan :: laki-laki meninggal, perempuan meninggal: pasien

: tinggal serumah: laki-laki: perempuan

Kesimpulan Genogram :Berdasarkan genogram di atas, penyakit Diabetes melitus tipe II yang diderita oleh Ny. S tidak diturunkan dari orang tua.

5. POLA INTERAKSI KELUARGANy. TNy. S

An.SAn.P

Keterangan :: Hubungan baik: Hubungan tidak baik

An.S

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny. SKesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.

6. FAKTOR PERILAKUa. PengetahuanPendidikan keluarga penderita cukup baik, penderita bersekolah sampai lulus SMP. anak ketiga yang tinggal bersama dengan pasien menempuh pendidikan sampai tingkat SMK, menantu lulus SMA, cucu pertama menempuh pendidikan sampai tingkat diploma, sedangkan cucu kedua masih melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta. Keluarga menyadari arti penting kesehatan dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang diabetes melitus tipe II, bahayanya, dan pengobatannya. Tetapi pasien tidak mau merubah kebiasaan mengkonsumsi minuman dan makanan manis.b. SikapSikap keluarga positif, selalu mengingatkan pasien tetntang pola makan yang seharusnya dirubah tetapi pasien sendiri kurang positif dalam menanggapinyakarena penderita selalu menolak jika diingatkan.c. TindakanPenderita dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktek atau puskesmas atau rumah sakit. Penderita juga terbiasa melakukan kontrol rutin.

7. FAKTOR NON PERILAKUa. Lingkungan Rumah yang ditempati oleh keluarga Ny. S sudah cukup memadai. Keadaan di dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat sampah, sumber air terjaga kebersihannya, sanitasi baik, pencahayaan dan ventilasi cukup.Kondisi rumah juga rapi dan di halaman terdapat beberapa pot tanaman hias dan pepohonan yang rindang.b. KeturunanTidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita.Orang tua penderita tidak ada yang mengalami diabetes melitus.c. Pelayanan KesehatanUnit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik.Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung berobat ke puskesmas atau dokter yang praktek di sekitar tempat tinggal penderita, atau rumah sakit.

8. LINGKUNGAN INDOORKeluarga Ny.S disebuah rumah berukuran 10 x 13 m2 dengan posisi rumah menghadap ke selatan tepat di pinggir jalan besar depan RSUD Tugurejo. .Rumah tertata rapi terdiri atas ruang tamu yang cukup luas, empat kamar tidur, ruang keluarga yang dilengkapi TV, ruang makan, dapur, dan satu kamar mandi dengan WC yang menjadi satu. Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dicat.Lantai rumah semuanya telah dilapisi keramik.Atap rumah terbuat dari genteng dan ditutupi langit-langit. Rumah penderita juga dilengkapi tiga pintu keluar, yaitu pintu depan, pintu samping yang menjadi satu dengan tempat usaha fotocopy dan penjualan alat-alat listrik, dan pintu belakang. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik. Masing-masing kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak.Perabotan rumah tangga cukup.Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik.Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor minyak tanah.Sumber air berasal dari sumber air artetis.

9. LINGKUNGAN OUTDOORRumah penderita terletak di pinggir jalan raya dengan halaman yang cukup luas dan tanpa pagar. Di halaman depan terdapat dua pohon dan beberapa pot tanaman hias. Di sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan rumah tetangga.Di depan rumah terdapat selokan dengan aliran lancar.

10. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA1. Fungsi Holistik (biopsikososial): baik2. Fungsi Fisiologis (APGAR): baik3. Fungsi Patologis (SCREEM): tidak ada4. Fungsi Genogram Keluarga: baik5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga: baik6. Fungsi Perilaku Keluarga: cukup7. Fungsi Non Perilaku Keluarga: baik8. Fungsi Lingkungan Indoor: baik9. Fungsi Lingkungan Outdoor: baik

11. DAFTAR MASALAH1. Masalah Medis : Diabetes melitus tipe II2. Masalah Nonmedisa. Diet dan gaya hidup tidak sehat yaitu makanan dan minuman yang manis, dan tidak pernah berolahraga.b. Kurangnya pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus tipe II c. Kurangnya kesadaran penderita tentang mengontrol gula darah.

12. PRIORITAS MASALAHTabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalahNo.Daftar MasalahITRJumlahIxTxR

PSSBMnMoMa

1.Diet dan gaya hidup tidak sehat yaitu makanan dan minuman yang manis, dan tidak pernah berolahraga.555344424.000 (I)

2.Kurangnya pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus tipe II 554344419.200 (II)

3.Kurangnya kesadaran penderita tentang mengontrol gula darah.544343411.520 (III)

Keterangan :I: Importancy (pentingnya masalah)P: Prevalence (besarnya masalah)S: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)SB: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)T: Technology (tehnologi yang tersedia)R: Resources (sumber daya yang tersedia)Mn: Man (tenaga yang tersedia)Mo: Money (sarana yang tersedia)Ma: Material (pentingnya masalah)

13. DIAGRAM PERMASALAH PASIENI. Diet dan gaya hidup tidak sehat

Ny. S 65 tahun dengan diabetes melitus tipe II

III. Kurangnya kesadaran penderita tentang mengontrol gula darah.II. Kurangnya pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus tipe II

Diagram 3. Diagram permasalahan pasienDenah rumah Ny. S

Toko Teras

r. keluarga R. Tamuk. Tidur

k.mandi r. makank. tidur

dapur k. tidurk.tidur

TAHAP IV. HUBUNGAN DIET DAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II

Diabetes melitus tipe II sampai saat ini masih menjadi masalah karena semakin meningkat prevalensinya. Data dari Departemen Kesehatan (DEPKES) tahun 2008 prevalensi diabetes melitus tipe II di Indonesia mencapai 5,7 % dari total penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan kronik pada metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. Faktor risiko terjadinya diabetes melitus antara lain :a. Faktor keturunan (genetik) b. Faktor kegemukan atau obesitas (IMT > 25 kg/m2) Perubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat Makan berlebihan Hidup santai, kurang gerak badan c. Faktor demografi Jumlah penduduk meningkat Urbanisasi Penduduk berumur di atas 40 tahun meningkat Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang diabetogenik (asupan kalori yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, obesitas) ditambah kecenderungan secara genetic. Diabetes melitus dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh secara langsung maupun tidak langsung. Diabetes melitus dapat menjadi faktor resiko penyakit kardiovaskuler, menyebabkan kerusakan mata, dan ginjal. Oleh karena bersifat kronik, maka penderita diabetes melitus harus melakukan kontrol rutin dan patuh pada pengobatan serta melakukan modifikasi gaya hidup menuju pola hidup sehat. Ny. S rutin memeriksakan dirinya ke klinikita Krapyak untuk mengontrol gula darahnya. Ny. S harus mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya. Edukasi yang diberikan adalah latihan fisik, menurunkan asupan gula, meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak, serta mengendalikan stres.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

V-A. SIMPULAN Diagnosis Holistik :1. Diagnosis BiologisDiabetes melitus tipe II2. Diagnosis PsikologisPenderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya. Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.3. Diagnosis SosialHubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup baik, penderita menyadari arti pentingnya kesehatan, dan penderita mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan baik.

V-B. SARANSaran KomprehensifSaran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:1. PromotifEdukasi kepada keluarga mengenai diabetes melitus tipe II yang diderita Ny. S dan juga komplikasinya sehingga keluarga dapat membantu mengawasi pola makan Ny. S serta mengontrol tekanan darah minimal satu bulan sekali.2. Preventif konsumsi makanan rendah gula rendah kolesterol mengendalikan stres berolahraga teratur

3. KuratifObat diabetes oral yaitu metformin 3x500 mg dan glucobay 3x100 mg4. RehabilitatifBerolahraga secara teratur setiap harinya, misalnya dengan jalan sehat.

DAFTAR PUSTAKAAlberti KGMM, Unwin N. 2009. The Diagnosis and classification of Diabetes. In Editor Turtle JR et al. Diabetes in the New Millenium. The Pot Still Press. Sydney. P.505-515.Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI;2010. Hal 3-14, 30-31.

Lampiran Foto Kegiatan Kunjungan Rumah