12012-8-305563293507.doc

download 12012-8-305563293507.doc

of 15

Transcript of 12012-8-305563293507.doc

MODUL PERKULIAHAN

Sejarah Arsitektur

Arsitektur di Indonesia

FakultasProgram StudiTatap MukaKode MKDisusun Oleh

Fakultas Teknik SipilDan PerencanaanTeknik Arsitektur08MK12001Rahil Muhammad Hasbi

AbstractKompetensi

Indonesia memilik banyak ragam Arsitektur. Hal ini disebabkan oleh banyak factor terutama factor-faktor pengaruh dari luar misalnya pengaruh India, Cina,Eropa dan Islam

Mahasiswa memahami dan mampu sejarah perkembangan arsitektur di Indonesia

Perkembangan Arsitektur di IndonesiaIndonesia memiliki beragam arsitektur khas-nya. Ragam ini muncul karena kekayaan budaya dan sumber daya alam dan manusia yang dimiliki oleh Indonesia, ditambah dengan pengaruh-pengaruh yang datang dari luar Indonesia.Sebelum menjadi sebuah Negara yang disebut dengan Indonesia, pulau-pulau di Indonesia telah menjadi bagian dari wilayah nusantara (Austronesia) seperti yang terlihat pada peta dibawah ini

Wilayah-wilayah di Nusantara berbagi kebudayaan yang sama, termasuk arsitektur. Wilayah-wilayah nusantara dahulunya juga sudah merupakan kerajaan-kerajaan besar yang bahkan sudah diakui oleh dunia. Masyarakat pada masa itu sudah memiliki kebudayaan-kebudayaan masing-masing, yang kemudian akan berkembang lagi dengan pengaruh-pengaruh yang didapat dari faktor-faktor eksternal ataupun internal hingga menjadi seperti yang sekarang ini.Factor eksternal yang mempengaruhi perkembangan arsitektur di Nusantara pada masa itu adalah perdagangan dan kolonialisme. Kerajaan-kerajaan di Nusantara dahulunya telah menjalin kerjasama dengan Negara-negara lain didunia terutama melalui proses perdagangan. Wilayah nusantara terutama Indonesia merupakan wilayah yang sangat strategis dan merupakan tempat persinggahan para pedagang dunia. Para pedagang ini tidak hanya membawa barang dagangan tetapi juga menyebarkan agama. Selain itu banyak dari para pedagang asing ini menikah dan menetap di wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan terjadinya percampuran budaya dan penyebaran konsep-konsep agama yang nantinya berpengaruh banyak pada arsitektur Indonesia.

Selain para pedagang, para penjajah atau kolonialis juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia. Mereka juga membawa budaya Eropa ke Indonesia dan nantinya kedua budaya ini akan salingg beradaptasi dan berasimilasi menciptakan sebuah kebudayaan baru yang sesuai dengan konteks wilayah Indonesia.Perkembangan Arsitektur di Indonesia

Seperti yang telah disebutkan, Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya termasuk arsitekturnya. Wilayah Indonesia, dari ujung barat hingga ke ujung timur memiliki arsitektur yang berbeda-beda. Setiap wilayah memiliki arsitekturnya sendiri-sendiri yang dibedakan berdasarkan suku. Di pulau Sumatra ada suku Aceh, Batak, Padang, Melayu, dll di Pulau Jawa dan Bali ada suku Jawa, Badui,Bali,dll di pulau Kalimantan ada suku Dayak, Mentawai, di Pulau Sulawesi ada suku Bugis, Toraja,dll dan yang terakhir di Pulau Irian ada suku Irian dll.

Setiap suku ini memiliki rumah adat ataupun rumah tradisionalnya masing-masing yang memiliki perbedaan-perbedaan sehingga menciptakan keragaman arsitektur di Indonesia. Walaupun beragam. Arsitektur tradisional ini masih memiliki beberapa kesamaan, diantaranya adalah penggunaan material lokal dan paradigm atau konsep dalam membangun yang biasanya menggunakan konsep mitologi dan kosmologi.Selain dari arsitektur tradisional terdapat juga beberapa jenis arsitektur yang merupakan hasil adaptasi dan asimilasi dengan kebudayaan asing yang dating ke wilayah nusantara.

Seperti yang telah disebutkan diatas, wilayah Indonesia merupakan wilayah strategis yang kaya akan sumber daya alam. Hal ini membuat para pedagang asing dan para penjajah tertarik untuk dating ke Indonesia. Para pedagang asing ini biasanya adalah para pedagang dari Cina, India dan Asia Tengah sedangkan para penjajah yang pernah menjajah Indonesia adalahh Belanda, Portugis dan Jepang.Para pedagang dari India dan Cina selain berdagang mereka juga menyebarkan agama (Hindu dan Budha) beserta budaya mereka. Banyak dari pedagang ini yang menetap dan menikah dengan penduduk asli Indonesia. Sehingga terjadilah percampuran budaya. Selain itu mereka juga menyevarkan agama Hindu, Budha dan Islam. Proses penyebaran agama ini juga memberikan pengaruh terhadapa perkembangan arsitektur di Indonesia. Agama baru yang dibawa oleh para pedagang ini menciptakan suatu kebutuhan baru bagi masyarakat Indonesia yakni rumah ibadah. Proses pembangunan rumah ibadah ini pada awalnya pasti akan mencontoh dari rumah ibadah yang telah ada dari Negara asal para pedagang yang membawa agama-agama tersebut, misalnya agama Hindu dan Budha, yang dibawa oleh para pedagang dari India dan Cina. Pada awalnya rumah-rumah ibadah yang dibangun sama persis dengan rumah ibadah yang ada di India dan Cina, tapi lama kelamaan Karen proses adaptasi dan asimilasi, rumah ibadah ini menjadi suatu cirri khas arsitektur Indonesia. Proses ini juga terjadi pada arsitektur yang dibawa oleh penjajah terutama Belanda.

Sehingga, karena keberagaman ini, dalam bukunya Masa Lalu dalam Masa Kini peter J Nas membedakan pengertian arsitektur di Indonesia dengan arsitektur Indonesia. Arsitektur di Indonesia adalah segala macam jenis arsitektur yang ada di Indonesia seperti, arsitektur tradisional dan vernacular, arsitektur yang mendapat pengaruh dari cina, india dan eropa (atau yang dinamakan arsitektur colonial/indis), sedangkan arsitektur Indonesia sulit didefinisikan karena keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia, masing-masing arsitektur memberi pengaruh kepada yang lain. Proses-proses Sebelum datangnya pengaruh asing, Indonesia telah memiliki arsitekturnya sendiri yang disebut dengan arsitektur tradisional. Pada perkembangannya arsitektur tradisional ini berubah karena mendapat pengaruh-pengaruh dari luar Indonesia, terdapat beberapa proses perubahan dari arsitektur tradisional menjadi arsitektur- arsitektur yang sekarang ini. Proses-proses tersebut adalah :a. Transplantasi

Proses transplantasi adalah proses pemasukan sebuah budaya asing secara utuh tanpa adanya proses adaptasi Proses transplantasi ini terutama terjadi pada masa awal-awal agama Hindu menyebar di Indonesia dan ketika para penjajah colonial menjajah wilayah Indonesia. Pada masa penjajahan proses transplantasi ini terjadi karena kebutuhan hunian para penjajah colonial Belanda.Dengan alasan keamanan maka hunian ini dibangun dengan menggunakan teknik dan metode konstruksi serta stylenya, dari Negara asal mereka, tanpa memperhatikan aspek iklim, budaya dan keadaan alam sekitar. Bangunan- bangunan tersebut. Salah satu contoh yang masih bisa kita lihat saat ini adalah Toko Merah yang berada di Kota Tua (gambar 2). Toko ini dibangun menggunakan gaya dan metode konstruksi dari Belanda yang memiliki 4 musim (Musim salju, Musim semi,musim gugur dan musim panas) sehingga tidak cocok dengan iklim Indonesia yang hanya memiliki 2 musim (musim hujan dan kemarau), ditambah lagi bangunan ini tidak memiliki ventilasi dan tritisan atap, sehingga menyebabkan bangunan ini pengap, panas, dan jika hujan tidak memiliki tempat berteduh.b. AdaptasiProses adaptasi adalah proses penyesuaian diri budaya asing dengan konteksnya

Setelah budaya asing menyebar dan dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia, budaya-budaya asing ini kemudian beradaptasi. Sama halnya dengan arsitektur, arsitektur yang pada awalnya merupakan arsitektur dari wilayah asing yang dibawa ke Indonesia, kemudia mengalami proses adaptasi, terutama dengan iklim dan kebudayaan. Hal ini terjadi karena beberapa alas an misalnya ketidakcocokan dengan iklim dan geografis sehingga membuat bangunan yang dibangun menjadi tidak nyaman untuk berkegiatan ataupun ditinggali. Sebagai contoh pada gambar 3. Sebuah hunian yang memiliki gaya Eropa tetapi elemen-elemen arsitektur dan metode konstruksi yang dipergunakan merupakan hasil adaptasi antara Eropa dan Indonesia.c. Asimilasi/Hibridisasi

Proses yang terakhir adalah proses asimilasi dan hibridisasi. Proses asimilasi adalah proses percampuran budaya asing dengan budaya setempat. Setelah terjadinya proses adaptasi, selanjutnya terjadilah proses percampuran atau asimilasi. Hal ini disebbakan oleh adanya factor sumber daya manusia setempat dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Ide-ide hasil dari adaptasi iklim dan budaya dikembangkan lagi melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki sehingga arsitektur yang tercipta adalah arsitektur memiliki gaya campuran lokal dan asing.proses lainnya adalah proses hibridisasi. Johannes Widodo menyatakan bahwa (200), proses Hibridisasi adalah proses penggabungan aspek-aspek yang dianggap baik diantara dua budaya atau lebih (eklektism). Proses ini adalah proses pengembangan ide-ide, konsep,elemen-elemen arsitektur yang dianggap baik dicampurkan menjadi sesuatu yang baru.Sebagai contoh bentuk-bentuk arsitektur Indonesia yang dipengaruhi oleh arsitektur klasik Cina, Jepang, India, Persia dan Eropa ditambah dengan unsur-unsur budaya Indonesia.

Semua proses tersebut diatas merupakan salah satu penyebab Indonesia memiliki arsitektur yang beragam. Pengaruh-pengaruh asing telah menjadi warna baru bagi arsitektur di Indonesia, bukan sebagai arsitektur asing yang ada di Indonesia tetapi sebagai bagian dari arsitektur Indonesia.Untuk mempelajari secara lebih mendetail bagaimana pengaruh-pengaruh asing ini memberi perubahan besar pada arsitektur Indonesia, maka ada baiknya kita mempelajari satu persatu latar belakang dari arsitektur asing tersebut. Terdapat 4 jenis arsitektur asing yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan arsitektur Indonesia, yaitu arsitektur Klasik Cina, arsitektur India,arsitektur Islam dan yang terakhir arsitektur Eropa.

Arsitektur Klasik Cina

Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang strategis yang menjadi lintasan para pedagang dunia terutama pedagang Cina, India dan beberapa dari Timur Tengah. Seringkali wilayah Indonesia dijadikan tempat persinggahan bagi para pedagang ini sebelum menuju ke negara yang dituju. Hal ini menyebabkan pengaruh-pengaruh dari budaya yang dibawa oleh para pedagang ini tercampur dengan budaya Indonesia. Selain berdagang mereka juga menyebarkan agama di Indonesia,sehingga memberi warna baru lagi bagi perkembangan budaya yang dipengaruhi oleh agama termasuk salah satunya arsitektur.Komunitas cina di Indonesia telah telah berdagang dan bermukim di Indonesia sejak dibukanya rute perdagangan laut cina-india abad 2 masehi. Umumnya para pedagang akan tinggal di pelabuhan untuk berdagang dan para kru kapal serta penumpang berbaur dengan masyarakat didalam kota. Adanya kegiatan perdagangan ini menciptakan kota-kota di pesisir laut dan menjadi semakin maju karena aktivitas perdagangan internasional. Banyak dari pedagang ini menetap di Indonesia sehingga pada masa itu pusat kota menjadi 2 bagian yaitu pemukiman penduduk asli dan pemukiman yang ditinggali oleh pendatang. Seperti kebiasaan pada umumnya manusia tinggal diwilayah baru,tentu mereka akan menciptakan suasana seperti dikampung halaman. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya pengaruh arsitektur Cina pada arsitektur Indonesia. Pedagang cina pada waktu itu membangun hunian dan rumah ibadah menggunakan arsitektur Cina. Pedagang Cina, selain berdagang mereka juga menyebarkan agama yaitu Budha dan Islam. Sehingga terdapat rumah ibadah yang menggunakan arsitektur Cina seperti masjid tetapi berbentuk pagoda.Arsitektur Klasik Cina

Seperti umumnya arsitektur Timur, arsitektur klasik Cina juga sarat konsep kosmologi dan mitologi, kepercayaan dan penghormatan kepada Alam dan dewa-dewa/Pencipta. Arsitektur Cina tidak bisa lepas dari kosmologi konfusianism, budhism dan Taoism.Karakteristik arsitektur CinaKonsep utama

Prinsip dasar dari arsitektur cina adalah simetris dan keseimbanganOrientasi

Orientasi bangunan yang selalu menghadap ke selatan, karena arah selatan dianggap sebagai sumber kebahagiaan. Bangunan yang menghadap ke arah selatan juga memiliki mamfaat lainnya yaitu terhindar dari arah matahari terbit dan menghindari angin dari arah barat dan timur. Orientasi ini dipengaruhi oleh kepercayaan kepada fengshuiMaterial

Pemilihan material bangunan juga dipengaruhi oleh fengshui. Pemilihan material yang tepat nantinya akan dihubungkan dengan lokasi bangunan yang akan dibangun yang bertujuan untuk memberi energi yang positif kepada penghuni

Material yang dipergunakan biasanya adalah tanah dan kayu. Tanah dipergunakan sebagai pondasi (batu bata dari tanah) dan dinding, sedangkan kayu dipergunakan sebagai struktur seperti kolom dan balok. Tanah yang dipergunakan sebagai dinding biasanya nanti akan dicampurkan dengan material lainnya misalnya ,jerami, pasir,kertas,pasir,kerang dll untuk memperkuat struktur tanah tersebut.Untuk material atap biasanya tergantung status sosial ekonomi masyarakat. Masyarakat yang lebih kaya mempergunakan genteng sebagai atap dan masyarakat yang lebih miskin menggunakan bambu dan jerami.

Courtyard house

Hirarki

Pengaturan ruangan pada rumah di Cina biasanya menggunakan status kedudukan anggota keluarga tersebut. Status ini nantinya akan dihubungkan dengan ruang yang terbaik akan diberikan kepada anggota keluarga yang tertinggi statusnya. Misalnya ruang paling belakang (6) yang menghadap ke arah utara adalah ruang yang paling terbaik, selain karena menghadap keselatan yang merupakan arah yang banyak memberikan kebahagian juga jika di musim dingin ruangan ini akan menjadi ruangan terhangat.Pntu utama diletakkan tidak segaris dengan ruang utama, sesuai dengan kepercayaan di Cina, roh jahat berjalan searah garis lurus sehingga dirasa perlu untuk membelokkan pintu masuk agar roh jahat tidak dapat masuk kerumah.

atapatap pada arsitektur cina dibaut melengkung pada ujungnya. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan pada agama budha, bermakna untuk menangkal roh jahat yang diyakini melewati garis yang lurus.

Dekorasi-dekorasi yang memiliki makna juga banyak dipasangkan pada atap. Hal ini mengikuti kepercayaan feng shui. Elemen dekorasi tersebut nantinya akan disesuaikan dengan penghuni rumah agar penghuni rumah mendapat banyak energi positif.DekorasiDekorasi-dekorasi yang ada pada arsitektur cina pada umumnya memiliki makna yang akan memberi energi positif kepada penghuninya. Dekorasi-dekorasi ini berdasarkan kepercayaan-kepercayan masyarakat cina terhadap ajaran Budha, Taoism dan Fengshui.

Pintu dan jendela pada arsitektur Cina merupakan bukaan yang dianggap dapat dimasuki oleh roh jahat sehingga pintu dan jendela selalu memiliki dekorasi yang bertujuan menghalau roh jahat ini. Bukaan-bukaan juga dihiasi dengan kisi-kisi yang memiliki pola yang bermacam-macam. Kisi-kisi bertujuan sebagai pintu masuk aliran udara.

Selain dari dekorasi warna juga merupakan elemen penting bagi arsitektur CinaPengaruh Arsitektur Cina pada Arsitektur IndonesiaSeperti yang telah disebutkan diatas, arsitektur Cina banyak memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena banyak dari pedagang dari Cina yang bermukim di Indonesia, bahkan mereka membuat sebuah pemukiman khusus masyarakat Cina, dimana tentu saja keseluruhan arsitekturnya memiliki gaya arsitektur Cina. Hanya saja arsitektur ini telah mengalami proses-proses adaptasi dan asimilasi dengan budaya, iklim, sumber daya alam (material) dan Sumber daya manusia (ilmu pengetahuan) dari Indonesia yang menghasilkan arsitektur percampuran antara Cina dan Indonesia.Selain itu eklektisme atau arsitektur hibrida juga banyak terjadi disebabkan oleh percampuran ini. Banyak arsitektur nusantara yang mengambil beberapa elemen-elemen yang dianggap baik dari arsitektur Cina. Berikut beberapa contoh bangunan yang merupakan asimilasi dan hibridisasi antara arsitektur Cina, Indonesia dan beberapa arsitektur lainnya

Kedua gambar diatas (gambar 13 dan 14) menunjukkan arsitektur percampuran antara arsitektur tradisional Indonesia dan Cina. Elemen arsitektur Cina dapat terlihat pada atap yang dipergunakan.Elemen-elemen arsitektur Cina juga dipergunakan pada masjid, seperti yang terlihat pada masjid pada gambar 15 yang merupakan percampuran antara arsitektur tradisional dan arsitektur Cina. Elemen arsitektur Cina jelas terlihat pada bentuk dan ornamen atap, serta bentuk menara didepan masjid yang terlihat seperti pagoda

.Daftar Pustaka

1. Gartiwa, Marcus : Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan

2. Nesbitt,Kate : Theorizing a new agenda for architecture3. Kruft,Hanno-Walter : History of Architectural Theory4. Snyder,James C dan Catanese,Anthony J: Pengantar Arsitektur5. Sudrajat, Iwan : Membangun Sistem Teori Arsitektur Nusantara 6. Wahid,Julaihi dan Alamsyah,Bakti : Teori Arsitektur 7. Venturi, Robert: Complexity and Contradiction In Architecture8. Wijaya , Y.B Mangun : Wastu Citra9. http://depts.washington.edu

Gambar 1. Peta wilayah nusantara. Sumber gambar HYPERLINK "http://www.lemurdolls.com/manusa.htm" http://www.lemurdolls.com/manusa.htm

Gambar 2. Toko Merah Kota Tua Jakarta

Sumber gambar. HYPERLINK "http://en.wikipedia.org/" http://en.wikipedia.org

Gambar 3. Rumah masa penjajahan Belanda

Sumber gambar. HYPERLINK "http://3.bp.blogspot.com/" http://3.bp.blogspot.com

Gambar 4. Masjid Surabaya 1900-1940

Sumber gambar HYPERLINK "http://majestad.wordpress.com/" http://majestad.wordpress.com

Gambar 5. Forbidden City sumber gambar HYPERLINK "http://travel.allwomenstalk.com/" http://travel.allwomenstalk.com

Gambar 6. Cara membuat dinding dari tanah. Kayu dipergunakan sebagai cetakan, kemudian tanah diisi kedalamnya dan dipadatkan. Sumber gambar Ronald G. Knapp,1983, Xian area, Shaanxi Province

(A)

(B)

(C)

Gambar 7. Jenis-jenis courtyard house (A) Three sided courtyard house (B) Four sided courtyard house (C) rumah dengan 2 courtyard. Sumber gambar Liu Dunzhun, ed.Zhongguo gudai jianzhu shi.(Beijing: Zhongguo gongyue chubanshe, 1984), p. 12.

Gambar 8. Interior dari courtyard house

Ket. Gambar

Pintu Utama

Ruang untuk para pembantu

Courtyard yang pertama untuk ruang dapur.

Ruang disebelah timur dan barat untuk anak laki-laki dan anak perempuan atau untuk keluarga anak laki-laki yang sudah

Ruang tamu atau untuk ruang perayaan

Ruang untuk orang tua atau kepala keluarga

Ruang untuk anak-anak atau keluarga.

Sumber gambar Yan Chongnian,Beijing, The Treasures of An Ancient Capital (Beijing: Morning Glory Press: 1987), p. 247.

Gambar 9. Beberapa gaya atap pada arsitektur klasik cina

Sumber gambar HYPERLINK "http://en.bjchp.org/" http://en.bjchp.org

Gambar 10. Ujung puncak atap pada gabel yang menggunakan dekorasi yang berdasarkan fengshui sumber gambar HYPERLINK "http://nanyangtemple.wordpress.com/" http://nanyangtemple.wordpress.com

Gambar 11. Door Gods , diletakkan di bagian pintu masuk untuk menghalangi roh jahat sumber gambar en.wikipedia.org

Gambar 12. Kisi-kisi yang berpola untuk aliran udara kedalam rumah sumber gambar of Ronald G. Knapp 1994, Langzhong, provinsi Sichuan

Gambar 16. Pemukiman Pecinan masyarakat Cina di Jakarta, 1930an sumber gambar HYPERLINK "http://www.jakarta.go.id/" http://www.jakarta.go.id

Gambar 13. Sebuah rumah dengan gaya percampuran arsitektur tradisional, Cina dan Eropa sumber gambar HYPERLINK "http://www.berbagiidesegar.com/" http://www.berbagiidesegar.com

Gambar 14. Rumah bergaya arsitektur cina

Sumber gambar. HYPERLINK "http://www.panoramio.com/photo/80595400" http://www.panoramio.com/photo/80595400

Gambar 15 Masjid Agung Palembang

Sumber gambar. HYPERLINK "http://www.skyscrapercity.com/" http://www.skyscrapercity.com

Gambar 1. Peta wilayah Indonesia

Sumber gambar HYPERLINK "http://dhanang-thedoctor.blogspot.com/" http://dhanang-thedoctor.blogspot.com

1315Sejarah ArsitekturPusat Bahan Ajar dan eLearning

Rahil Muhammad Hasbihttp://www.mercubuana.ac.id