11025-13-388764217731
-
Upload
linggar-prasetyo-h -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of 11025-13-388764217731
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
1/20
MODUL MINGGU KE XIII dan XIV
BAB XI. PERENCANAAN PONDASI TELAPAK BETON
DAFTAR ISI
11.1 PERENCANAAN BEBAN BEKERJA........................................................ XI-111.2 KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STRUKTUR BETON DAN
PONDASI ................................................................................................... XI-211.3 KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STABILITAS PONDASI............ XI-211.4 DAYA DUKUNG TANAH YANG DIIZINKAN............................................ XI-311.5 TEKANAN TANAH DIBAWAH PONDASI................................................ XI-3
11.5.1 TEKANAN TANAH (GROSS DAN NET) XI-411.6 LENTUR PADA PONDASI......................................................................... XI-511.7 GESER ...................................................................................................... XI-6
11.7.1 GESER SATU ARAH (ONE WAY SHEAR)............................................... XI-611.7.2 GESER DUA ARAH (TWO WAY SHEAR) ................................................ XI-8
11.8 PENYALURAN BEBAN KOLOM KE PONDASI XI-911.9 PEMBAHASAN KASUS ........................................................................... XI-10
BAB.XI PERENCANAAN PONDASI TELAPAK BETON
11.1 PERENCANAAN BEBAN BEKERJA
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
2/20
Struktur Beton II
Sebelum analisa mengenai desain pondasi telapak beton, maka perlu direncanakan beban
yang bekerja pada struktur pondasi. Perencanaan pembebanan harus lah sesuai dengan
aturan pembebanan yang mencakup tipe-tipe beban yang bekerja termasuk beban yang
sesuai dengan struktur berada.
Tipe beban yang umum bekerja pada struktur pondasi telapak (mungkin ada jenis beban
lainnya yang tidak tercantum) adalah sebagai berikut,
1. Beban Mati, yaitu beban vertikal yang berasal dari berat sendiri struktur permanen
dan berat lain non structural dari komponen bangunan yang tidak berubah posisinya
seperti tanki, peralatan dan lain-lain.
2. Beban Hidup, beban yang berasal dari pemakai gedung atau isinya
yang letaknya dapat berubah seperti, beban orang, alat-alat,peralatan tambahan, bahan yang disimpan dan lain-lain.
3. Beban Operasi, beban mati dari peralatan ditambah beban cairan dan material lain
(air atau zat kimia lainnya) yang terdapat pada tanki, peralatan-peralatan, pipa dan
lainnya pada saat beroperasi.
4. Beban Test, beban seperti pada beban operasi tetapi hanya berlangsung pada saat
pengetesan fungsi dari tanki/perlatan.
5. Beban Angin, beban yang disebabkan hembusan angin terhadap struktur, untuk
lebih jelas dapat dilihat pada lampiran (mengacu ke peraturan UBC, uniform building
code).
6. Beban Gempa, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran (mengacu ke peraturan
UBC, uniform building code).
7. Beban tumbukan/kejut (impact load), beban struktur yang menerima beban hidup
yang menghasilkan beban tumbuk dan kejut, beban jembatan berasal dari
kendaraan.
8. Beban lainnya, seperti beban hujan, salju, beban jembatan kendaraan, beban tanah
dan lainnya.
11.2. KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STRUKTUR BETON DAN PONDASI
Kondisi Pembebanan KombinasiKosong/erection 1.4D
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-2
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
3/20
Struktur Beton II
1.2D+1.0L+1.6WOperasi 1.2(D+O+Th)+1.6(L+I)Operasi + Angin 1.2(D+O)+1.0L+1.6 WOperasi + Gempa 1.2(D+O)+1.0L+1.0ETesting 1.2(D+T)+1.6L
Keterangan Notasi
Beban SimbolBeban Mati DBeban Operasi OBeban Testing TBeban Hidup LBeban Angin WBeban Gempa E
Beban Impact IBeban Thermal ThTekanan Tanah H
11.3. KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STABILITAS PONDASI
Kondisi Pembebanan KombinasiKosong/erection D
D+(W or V)
Operasi D+O+Th+L+IOperasi + Angin D+O+L+WOperasi + Gempa D+O+L+VTesting D+T+L+0.25W
D+T+L
Stabilitas
Stabilisasi struktur dan pondasi harus direncanakan dengan factor keamanan tidak kurangdari nilai dibawah ini,
Kondisi Stabilitas Faktor KeamananSliding 1.5 (faktor gesekan antara beton dan tanah
diambil 0.5)
Overturning 1.5 untuk pembebanan sementara
2.0 untuk pembebanan permanen11.4. DAYA DUKUNG TANAH YANG DIIZINKAN
Daya dukung / Tegangan izin yang diperkenankan pada dasar pondasi adalah,
ult
a
q
q SF= (11.1)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-3
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
4/20
Struktur Beton II
Q ult adalah tegangan ulitimit yang terjadi
SF adalah safety faktor umumnya berkisar antara 2.5 3.
11.5. TEKANAN TANAH DIBAWAH PONDASI
Bila pondasi menerima beban aksial dan juga beban lateral yang mengakibatkan terjadi
momen terhadap dasar pondasi, distribusi tekanan tanah pada dasar pondasi seperti
dijelaskan pada gambar., tekanan tanah dibawah pondasi seperti pada gambar dapat
ditulis pada persamaan dibawah ini,
P Myq
A I= (11.2)
Dimana
P adalah beban vertikal, positif pada kondisi tekan
A adalah luas kontak permukaan antara tanah dan pondasi telapak
M adalah momen pada sumbu tengah
I adalah momen inersia dari luas kontak tanah dan pondasi
Y adalah jarak dari sumbu tengah ke titik dimana tegangan dihitung.
Gambar 11.1, Tegangan Tanah dibawah Pondasi Telapak
11.5.1. TEKANAN TANAH (GROSS DAN NET)
Tekanan gross tanah adalah tekanan pada tanah dibawah pondasi yang
mempertimbangkan semua beban diatas pondasi termasuk beban vertical struktur atas yang
bekerja pada pondasi ditambah beban timbunan dan pondasi itu sendiri. Tekanan gross
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-4
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
5/20
Struktur Beton II
tanah ini tidak boleh melebihi dari tegangan izin qa tanah. Dari hubungan tekanan gross
tanah dan daya dukung izin tanah qa dapat dipilih luas pondasi dengan persamaan dibawah
ini, (beban tidak terfaktor)
( , , & )
a
D struktur atas pondasi timb lapsn L
A q
+
= (11.3)
Apabila beban angin diperhitungkan, dan menambah faktor qa 33% (kebanyakan peraturan
menambah 33% qa), maka persamaan menjadi,
( , , & )
1.33
a
D struktur atas pondasi timb lapsn L WA
q
+ += (11.4)
Gambar 11.2. Tekanan Net Tanah
Untuk keperluan perencanaan pondasi telapak (beton dan tulangan), beban yang bekerja
adalah beban terfaktor dari beban mati struktur atas, beban hidup ataupun gempa tidak
termasuk beban timbunan dan berat pondasi. Tekanan ini disebut tekanan net tanah.
Tekanan net tanah diambil yang terbesar dari persamaan dibawah ini,
1.2 ( ) 1.6nu
D structure Lq
A
+= (11.5)
Atau
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-5
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
6/20
Struktur Beton II
1.2 ( ) 1.0 1.6 1.0nu
D structure L W atau Eq
A
+ += (11.6)
11.6. LENTUR PADA PONDASI
Tekanan net tanah yang bekerja pada dasar pondasi seperti dijelaskan pada gambar
dibawah,
Gambar 11.3. Lebar area tekan f pada pondasi telapak akibat momen
Momen yang bekerja pada pondasi telapak adalah,
( )2
u nu
fM q bf= (11.7)
Tulangan lentur pada pondasi telapak tidak boleh kurang dari 0.0018 b h, dan jarak tulangan
pondasi telapak tidak boleh melebihi dari nilai terkecil diantara 3 x tebal pondasi telapak atau
50 cm.
11.7 GESER
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-6
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
7/20
Struktur Beton II
11.7.1 GESER SATU ARAH (ONE WAY SHEAR)
Pondasi telapak dapat mengalami kegagalan akibat dari geser satu arah atau dua arah
(punching shear), geser pada pondasi telapak seperti desain pada balok yang sangat lebar,
desain geser harus memenuhi,
( )u c sV V V + (11.8)
Nilai diambil adalah 0.75, dimana Vu adalah gaya geser terfaktor yang bekerja dan Vc
adalah kemampunan nominal beton dalam menahan gaya geser dan Vs adalah kuat geser
yang disumbangan oleh tulangan.
'1
6c c wV f b d = (11.9)
Tulangan sengkang wap pada pondasi telapak adalah sangat jarang terjadi, sehingga Vs =
0, penentuan tinggi telapak pondasi dapat dihitung dari persamaan diatas yaitu,
'
6 u
c
Vd
f b= (11.10)
Vu1 adalah geser total pada daerah arsiran geser satu arah. Dan Vu adalah qnu dikalikan
dengan luas arsiran pada telapak pondasi untuk geser satu arah.
Jalur retak pada telapak pondasi seperti dijelaskan pada gambar dibawah, jalur retak akan
bertemu dasar pondasi sejauh d dari muka kolom, oleh sebab itu, daerah kritis untuk geser
satu arah akan berada sejauh ddari muka kolom seperti diterangkan pada gambar dibawah.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-7
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
8/20
Struktur Beton II
Gambar 11.4 Daerah geser untuk geser satu dan dua arah
11.7.2 GESER DUA ARAH (TWO WAY SHEAR)
Penelitian menunjukan bahwa bagian kritis akibat geser adalah terletak pada muka kolom,
untuk penyederhanaan dalam mendesain, keliling kritis geser pada geser dua arah
ditentukan terletak pada d/2 dari muka kolom seperti dijelaskan gambar 11.4.
( ) ( )1 22 2ob c d c d = + + + (11.11)
Beban geser maksimum Vu tidak boleh melebihi Vc seperti persamaan dibawah ini,u cV V (11.12)
Nilai Vc diambil yang terkecil dari persamaan Vc berikut,
'2
(1 )6
c occ
f b dV
= + (11.13)
c adalah ratio sisi panjang dan pendek dari kolom c1/c2
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-8
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
9/20
Struktur Beton II
'
212
c osco
f b ddV
= +
(11.14)
s adalah 40 untuk kolom dipusat pondasi, 30 untuk kolom dipinggir pondasi dan 20 untuk
kolom di ujung pondasi.
'1
3 c c oV f b d = (11.15)Dari persamaan Vc diatas, maka nilai d pada pondasi telapak untuk geser dua arah dapat
ditentukan dengan nilai terbesar dari,
'
12
2
u
sc o
o
Vd
df b
b
=
+
(11.16)
'
6
21
u
c o
c
Vd
f b
=
+
(11.17)
'
3 u
c o
Vd
f b= (11.18)
11.8. PENYALURAN BEBAN KOLOM KE PONDASI
Maksimum kuat tumpu pada betoan beton pondasi adalah
( )' 211
0.85 cA
f AA
(11.19)
Tetapi tidak boleh melebihi dari (1.7fcA1), dimana A1 adalah luas kontak permukaan dan
A2 adalah luas dari dasar yang lebih bawah dari piramida tegak lurus atau konus yang
terbentuk dengan menarik garis dari daerah tumpu dengan sudut kemiringan 1 vertikal
berbanding 2 horizontal sampai pertemuan pinggir atau ujung pondasi, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 11.5.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-9
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
10/20
Struktur Beton II
Gambar 11.5. Luas A1 dan A2
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-10
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
11/20
Struktur Beton II
11.9. PEMBAHASAN KASUS
Pedestal
b = 40 cm
h = 40 cm
g = 110 cm
Pondasi telapak (footing)
B = 175 cm
L = 175 cm D = 150 cm
t = 40 cm
a = 60 cm
Peralatan
L2 = 750 cm
D2 = 150 cm
c = 60 cm
Beton
f'c = 30 Mpa = 300 kg/cm2
C = 2.4 t/m3
= 0.0024 kg/cm3
p = 6 cm selimut beton
Baja Tulangan
fy = 400 Mpa = 4,000 kg/cm2
t = 0.025untuk pedestal Tanah
s = 1.6 t/m3 = 0.00160 kg/cm3
qult = 30.0 t/m2
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-11
D2
L2
c
Steel H beam
Pedestal
Footing
B
L
D
t
b
h
a
g
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
12/20
Struktur Beton II
= 0.75faktor reduksi untuk geser
= 0.8faktor reduksi untuk lentur
= 0.65kolom tekan
1. Perencanaan Pembebanan
Berat pondasi (DL)
- Telapak pondasi = 175x175x40x0.0024 = 2,940 kg
- Pendestal = 40x40x110x0.0024 = 422 kg
- Tanah = ((175x175)-(40840))*(110-60)*0.0024
= 2,322.00 kg total = 5,684.40 kg
Berat peralatan (DL)
- Peralatan kosong = 3500 kg (asumsi)
untuk satu pondasi = 1750 kg
Beban operasi (OL)
- Pada saat beroperasi = 9000 kg (terisi penuh air)
untuk satu pondasi = 4500 kg
Beban angin (WL)
dari persamaan beban angin ( Ce x Cq x qs x I ) x Aeff
setiap pondasi akan menerima (yang bekerja pada tengah alat D2/2)
- Beban angin = 950 kg (asumsi)
Beban gempa (EL)
dari beban gempa statik V = Z x I x C/Rw x W
setiap pondasi akan menerima (yang bekerja pada tengah alat D2/2)
- Beban gempa = 1300 kg (asumsi)
2. PERIKSA AWAL DIMENSI PONDASI
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-12
D2
c
D
V
H
L
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
13/20
Struktur Beton II
A = Vertikal beban tak terfaktor
qa
A = [D(struktur, pondasi, beban permukaan)+L]
qa
qa = qult / SF
SF = 3
qa = 10 t/m2 = 1 kg/cm2
A = (5684.4+4500)*0.001/10
1.0 m2 < 3.06m2 (1.75 m x1.75 m)
3. PEMERIKSAAN TERHADAP KESTABILAN PONDASI
3.a Kestabilan terhadap guling (overtuning)
Momen tahanan (Mresist)
3.a.1 Cek guling pada saat tanki beroperasi (tanki penuh)
Beban vertikal (pondasi+peralatan saat operasi)
- pondasi+tanah 5,684.40
- berat kosong alat( DL) 1,750
- peralatan saat opers( OL) 4,500
total 11,934.40 kg
11.93 tonM rest = 11.93 x L/2
10.4426 tm
Momen guling = H x h (dipilih beban horizontal yang
terbesar)
h=D2/2+c+D
= 1300 x (150+60+150/2)
= 3.705 tm
SF = Mrest / Mguling
2.818516 > 1.5 OK!
3.a.2 Cek guling pada saat tanki kosong
Beban vertikal (pondasi+tanah+tanki kosong/DL)
= 5684.4 + 1750
7.43 ton
M rest = 7.4344 x L/2
6.5051 tm
SF = Mrest / Mguling 1.755762 > 1.5 OK!
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-13
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
14/20
Struktur Beton II
Kestabilan Terhadap Gelincir
H tahanan= x ( Wfound. +Wequipt.) = 0.4( friction coefficient )
(berat pondasi dan tanah + berat alat/DL) = 0.4x(5684.4+1750)
2.97 ton
H gelincir
= 1300 kg
1.3 ton
SF = H tahanan / H gelincir
2.287508 > 1.5
4. PEMERIKSAAN TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH
q all = 10 t/m2
1.0 kg/cm2
S=1/6 x L x B2
= 1/6 x 175 x 175^2
= 893229 cm3
A = B x L
= 30625 cm2
max. ={ (DL+ OL) / A } + ( Mguling/ Sx )= { (11934.4 ) / 30625 } + { 3.705 x 100000 / 893229 }
= 0.80kg/cm2 < 1.0 OK !
min. ={ (DL + OL) / A } - ( Mguling/ S )
= { (11934.4 ) / 30625 } - { 3.705 x 100000/ 893229 }= 0.39kg/cm2 > 0 OK !
5. PERENCANAAN BETON PONDASI
Faktor net soil pressure
Beban mati terfaktor (diluar tanah dan pondasi telapak)
1.2 (DL+OL) = 1.2x(5684.4+1750+4500)
14,321.28
1.6LL = 1.6 x 00 (asumsi beban hidup tidak diperhitungkan=0)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-14
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
15/20
Struktur Beton II
1.0ME = 370500 kgcm momen akibat gempa
1.6MW = H wind x (D2/2+c+D) momen akibat angin
433200 kgcm
Kombinasi Beban 1, qnu1 = 1.2 D + 1.6 L
Kombinasi Beban 2, qnu2 = 1.2 D + 1.0 L + 1.0 E
Kombinasi Beban 3, qnu3 = 1.2 D + 1.0 L + 1.6W
qnu = ( V / A ) + ( M / S)
qnu 1 = {(1.2(D+O)+1.6L)/A} L tidak diperhitungkan = 0
qnu 1 = 0.56116 kg/cm2
qnu 3 = {(1.2(D+O)+1.0L)/A}+(1.6MW/S)
qnu 3 = 1.337131 kg/cm2
qnu diambil yang terbesar
qn tidak termasuk pondasi telapak dan tanah, maka
qn = 1.34- 1.6x t x gc -1.6 x t x gs
1.337 -1.2 x 40 x 0.0024 -1.2x0.0016 x (110-60)
1.13 kg/cm2
5.1 Check geser dua arah (two way shear)
Luas geser kritis dua arah untuk daerah arsiran diatas adalah
d = 40-6 = 34 cm
bw1 = h kolom +d
40+34 = 74
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-15
bw2
bw1
d/2
d/2
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
16/20
Struktur Beton II
bw2 = b kolom +d
40+34 = 74
A = (175 x 175)-(74x74)
25149cm2
Vu = qnu x A arsir geser dua arah
Vu = 1.13x25149 = 28,316.05 kg
bo = 2x74+2x74
296 cm
dengan mengambil nilai c dan c dibawah ini
c = 1ratio sisi kolom panjang/pendekc = 40posisi kolom pada pondasi telapak
Vc1 = 65,367.60 kg 0.75*(2+(4/1))*SQRT(300)*296*34/6
Vc2 = 71,845.47 kg 0.75*(2+(40x34/296))*SQRT(300)*296*34/12
Vc3 = 43,578.40 kg 0.75*4*SQRT(300)*296*34/3
Vc = 43,578.40 kg > 28,316.05 kg ---->OK..!! Vc = (min Vc1,Vc2,Vc3)
5.2 Check geser satu arah (one way shear)
bo = 33.5 cm (0.5L-0.5b-d)
(0.5x175-0.5x40-34)
A = B x bo A = 5862.5cm
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-16
bo
B
d
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
17/20
Struktur Beton II
Vu = qnu x A
= 6,600.77 kg
Vc = 12,882.13 kg > 6,600.77 kg ----->OK!!
6. Penulangan pondasi
q = qn x b pondasi
197.038kg/cm (1.13*175)
l = 1/2*B-1/2*bkolom
67.5km { 0.5*175-0.5*40
Mu = 1/2xqxl^2
448,877.20 kgcm {0.5*197.038001632653*67.5^2}
Ru =Mu
x b x d2
2.77 kg/cm2 448877.2/(0.8*175*34^2)
req = 0.85fc' x ( 1 - ( 1 - 2Ru ))
fy 0.85 fc'
( 0.85 x 300 / 4000 ) x {1-sqrt [1 - (2x2.77/0.85x300)] }
0.000697
b = { 0.7225*f"c / fy } x { 87000/ (87000+fy) }
max= 0.75 x rb
min 0.00180 untuk slab beton
karenareq lebih kecil darimin, maka digunakanmin
As = b h
0.0018x175x34
= 10.71 cm2
1,071.0 mm2
s = 35.0 cm
Jarak tulangan max, 3xtebal footing atau harus kurang dari 500 mm (SNI)
jarak tulangan 35 cm sepanjang lebar pondasi 175cm, digunakan
6 D 16
As = 1206.372mm2 > 1,071.00 mm2 OK!
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-17
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
18/20
Struktur Beton II
atau penentuan tulangan dengan memberikan perkiraan tulangan awal
kemudian diperiksa Mn harus lebih besar dari Mu
Ast = 1206.372mm2
a = As fy / 0.85 f'c b = 1.15 cm
Mn = As fy (d - a/2)
1,290,355.78 kgcm > 448,877.20 kgcm OK!
7 Perencanaan pedestal (kolom pendek)
Motode perencanaan pedestal seperti pada modul perencanaan kolom pendek
Pu = 1.2(D+O)
14,321.28 kg
Mu = 1.2 MD + 1.0 ML + 1.6MW
433,200.00 kgcm
e = Mu/Pu
= 30.25 cm
d'/h = 0.15
e/h = 0.756
Pu=
14321.28
Ag.0.85 f'c 0.65x40x40x0.85x300
= 0.05400
Pux
e
Ag.0.85 f'c h
= 0.040825
dikarenakandidapat dibawahmin maka digunakanmin
min = 0.01untuk kolom
Ast = 16cm2
1600mm2
pilih 8 D 19
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-18
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
19/20
Struktur Beton II
Ast = 2268.23mm2 > 1,600.00 mm2 OK!
Perencanaan tulangan geser (sengkang persegi)
Vc = [1+ ( Nu/14.Ag)] x sqrt(f'c/6). bw.d
Vc = 323,548.00 N
32,354.80 kg
Vc = 0.75x32354.8
Vc = 24,266.10 kg
0.5Vc = 12,133.05 kg
Vu = H terbesar = H gempa
1300kg < 0.5Vc = 12,133.05 kg
syarat jarak sengkang minimum
- 18 x D = 18 x 19 = 342 mm
- 48 x Ds = 48 x 13 = 624mm asumsi diameter sengkang
Ukuran terkecil kolom = 400 mm D 13mm
dipilih
s max = 342 mm
jarak sengkang disesuaikan dengan tinggi pedestal, sehingga diambil
s = 200 mm < s max
Tulangan minimum yang dibutuhkan
Av min = 1/3 x bw x s / fy
1/3 x 40*10x200/400
67 mm2 > D 13 = 265.46 mm2
tulangan ganda=2D13 OK!
kalau Vu>Vc Vs = Vu - Vc = 0.75
faktor reduksi untuk geser
Av = Vs x s
fy x d
cek Av min, Av harus lebih besar atau sama dengan Av min
Av min = 1/3 x bw x s / fy
contoh :
penampang seperti pedestal diatas
Vu = 30 t (beban terfaktor lateral dari gempa atau angin)
Vc = [1+ ( Nu/14.Ag)] x sqrt(f'c/6). bw.d
Vc = 24,266.10 kg < Vu = 30,000 kg
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
XI-19
-
7/30/2019 11025-13-388764217731
20/20
Struktur Beton II
Vs = Vu - Vc=
(30000-24266.1)/0.75
= 7,645.2 kg
s max = 34*10/2 mm (terkecil dari D x 18 atau 48 Ds atau sisi terkecil penampang atau d/2)
s = 170mm
Av = Vs x s=
(7645.2 x 170*0.1) / 4000x34
fy x d
= 0.95565cm2
95.565mm2
diambil
D 10 - 170
As = 157.0796mm2 > 95.57 mm2 OK!
tulangan ganda = 2D10
P t P b B h Aj UMB I M h d A i ll h MT
XI-20