10.MTK-smp_split_167

3
10-51 Penelitian Tindakan Kelas D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Perumusan Masalah Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam pendahuluan dapat dirumuskan permasalahan sebagi berikut: apakah menerapkan pembelajaran dengan mendayagunakan alat peraga dan serangkaian pertanyaan kognitif pada materi pokok segiempat dapat meningkatkan keaktivan dan hasil belajar siswa kelas VII A di SMP Sukamaju Semarang. 2 Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan kegiatan sebagai berikut. Untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran akan digunakan alat peraga. Alat peraga akan dibuat bersama oleh tim peneliti yang digunakan untuk menerangkan tentang sifat dan luas segiempat. Langkah berikutnya peneliti akan menggunakan strategi pembelajaran dengan memberikan serangkaian pertanyaan kognitif, di mana dalam metode ini dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, kemampuan komunikasi, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk menanamkan materi segiempat dimulai dengan menggunakan alat peraga dan diikuti dengan serangkaian pertanyaan-pertanyaan kognitif yang membantu siswa dalam memahami materi segiempat. Begitu juga dalam memahami soal-soal tentang segiempat selalu dengan menggunakan serangkaian pertanyaan kognitif. E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan pembelajaran dengan mendayagunakan alat peraga dan dikuti dengan serangkaian

Transcript of 10.MTK-smp_split_167

Page 1: 10.MTK-smp_split_167

10-51 Penelitian Tindakan Kelas

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam pendahuluan dapat

dirumuskan permasalahan sebagi berikut: apakah menerapkan

pembelajaran dengan mendayagunakan alat peraga dan serangkaian

pertanyaan kognitif pada materi pokok segiempat dapat meningkatkan

keaktivan dan hasil belajar siswa kelas VII A di SMP Sukamaju

Semarang.

2 Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan

dilakukan kegiatan sebagai berikut. Untuk memecahkan masalah

dalam pembelajaran akan digunakan alat peraga. Alat peraga akan

dibuat bersama oleh tim peneliti yang digunakan untuk menerangkan

tentang sifat dan luas segiempat.

Langkah berikutnya peneliti akan menggunakan strategi

pembelajaran dengan memberikan serangkaian pertanyaan kognitif, di

mana dalam metode ini dikembangkan untuk mencapai setidak-

tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar

akademik, kemampuan komunikasi, dan pengembangan keterampilan

sosial.

Untuk menanamkan materi segiempat dimulai dengan

menggunakan alat peraga dan diikuti dengan serangkaian

pertanyaan-pertanyaan kognitif yang membantu siswa dalam

memahami materi segiempat. Begitu juga dalam memahami soal-soal

tentang segiempat selalu dengan menggunakan serangkaian

pertanyaan kognitif.

E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan pembelajaran

dengan mendayagunakan alat peraga dan dikuti dengan serangkaian

Page 2: 10.MTK-smp_split_167

10-52 Penelitian Tindakan Kelas

pertanyaan kognitif pada materi segiempat siswa kelas VII A SMP

Sukamaju Semarang, sehingga dapat diketahui: apakah pembelajaran

dengan mendayagunakan alat peraga dan serangkaian pertanyaan

kognitif dapat meningkatkan keaktivan belajar dan kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal pada materi pokok segiempat.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan.

(1) Siswa dapat meningkat kemampuannya dalam menyelesaikan soal

sifat dan luas segiempat dan soal cerita yang terkait dengan

segiempat.

(2) Dengan menjadi tim penelitian, maka akan membantu guru untuk

menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.

(3) Menghasilkan alat peraga yang menarik yang dapat digunakan

dalam jangka panjang.

(4) Memberikan suatu contoh model pembelajaran dengan

mengunakan serangkaian pertanyaan kognitif.

(5) Menumbuhkan minat guru untuk memecahkan masalah melalui

penelitian tindakan kelas.

(6) Meningkatkan hubungan kerja sama antara LPTK dan Sekolah

Dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

G. KAJIAN PUSTAKA 1. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Menurut Peaget (Hastuti, 1995) proses belajar seseorang akan

mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan

umurnya. Penjenjangan ini sifatnya hirarkhi, artinya harus dilalui

berdasarkan urutan/tahapan. Tahap atau tingkat yang dimaksud

adalah.

a. Tingkat sensori motor (0-2 tahun), rabaan dan gerak merupakan

hal-hal yang penting dalam pengalamannya dan ia belajar

berdasarkan pengalamannya itu, berpikir dengan perbuatannya.

Page 3: 10.MTK-smp_split_167

10-53 Penelitian Tindakan Kelas

Mereka belajar mengkoordinasi persepsi dan fungsi motoriknya

untuk mengenal dunianya.

b. Tingkat pre-operasional (2-7), tahap di mana anak mulai

menggunakan lambang-lambang. Kemampuan melambangkan

tampak pada kegiatan bermain. Keterampilan-keterampilan mulai

tunbuh dengan baik dan faktor ini dapat mendorong anak terampil,

menggunakan bahasa, mereka mulai belajar menalar dan

membentuk konsep.

c. Tingkat operasi kongkrit (7-11 tahun), tahap di mana pengerjaan-

pengerjaan logis dapat dilakukan dengan bantuan benda-benda

konkret. Pengamatan dan pikiran memperlihatkan kemajuan. Anak

mampu mengkonversi angka, benda terutama yang kongkret.

Kekongkretan ini membantu guru dan siswa memahami makna

kata.

d. Tingkat operasi formal (11 tahun- dewasa), pengerjaan logis dapat

dilakukan tanpa bantuan benda-benda konkret. Pada tingkat ini

anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan hipotik,

mereka mampu menalar secara sistematik dan mampu menarik

kesimpulan.

Pendapat Peaget ini didukung oleh Bruner yang menyatakan

bahwa usia SD untuk mendapatkan daya tangkap dan serapnya

meliputi ingatan, pemahaman dan penerapan masih memerlukan

mata dan tangan (Tim PKG, 1988:1).

Adapun prinsip-prinsip pembelajaran matematika SMP menurut

Dirjendikdasmen (1993) antara lain: (1) dalam menyajikan topic-topik

baru hendaknya dimulai dari tahapan yang paling sederhana menuju

tahapan yang lebih kompleks, dari yang dekat kepada anak menuju

lingkungan yang lebih luas; (2) pengalaman-pengalaman sosial anak

dan penggunaan benda-benda konkrit perlu dilakukan guru untuk

membantu pemahaman anak-anak; (3) setiap langkah dalam