100123118 Makalah Meloxicam New
-
Upload
juju-juntak -
Category
Documents
-
view
245 -
download
86
description
Transcript of 100123118 Makalah Meloxicam New
BAB I
PENDAHULUAN
Obat analgesik antipiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid merupakan
salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep
dokter. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, secara
kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan
dalam efek terapi maupun efek samping (1).
Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat
berbeda secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak
persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golongan ini
adalah aspirin, oleh karena itu obat golongan ini sering disebut sebagai obat mirip
aspirin (aspirin-like drugs) (1,2).
Klasifikasi kimiawi AINS, tidak banyak manfaat kliniknya, karena ada
AINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada
obat AINS yang berbeda subgolongan tetapi memiliki sifat yang serupa (1).
Pemahaman yang baik akan mekanisme kerja obat anti inflamasi non
steroid (OAINS), keunggulan serta frekuensi efek samping yang ditimbulkannya
diperlukan dalam menentukan pemilihan obat AINS sebagai terapi. Golongan
obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat
menjadi prostaglandin terganggu (2).
1
Obat anti inflamasi non steroid, atau biasa disingkat OAINS, adalah obat-
obatan yang memiliki efek analgesik, antipiretik dan, bila diberikan dalam dosis
yang lebih besar, akan memberikan efek anti inflamasi. OAINS mengurangi nyeri,
demam, dan inflamasi (peradangan). Istillah “non steroid” digunakan untuk
membedakan obat-obat ini dari obat golongan steroid, yang memiliki peran
eikosanoid yang hampir serupa – efek depresi, dan anti inflamasi. Sebagai
analgesik, kekhususan dari obat OAINS adalah obat ini bukan golongan narkotik.
Yang termasuk ke dalam kelompok obat-obatan ini adalah aspirin, ibuprofen,
meloksikam, dan naproksen. Parasetamol (asetaminofen) memiliki efek anti
inflamasi yang kecil, dan bukan tergolong OAINS (1).
Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia
menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan penurunan sintesis
prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam arakidonat (1).
Istillah “non steroid” digunakan untuk membedakan obat-obat ini dari obat
golongan steroid, yang memiliki peran hampir serupa, yaitu efek depresi dan anti
inflamasi (1,2).
Meloksikam merupakan suatu senyawa terbaru dari golongan AINS (anti
inflamasi non steroid), turunan oksikam (fenolat), yang memiliki keunggulan
kerjanya yang spesifik menghambat enzim siklooksigenase yang menyebabkan
terjadinya inflamasi (COX-2) sehingga efek samping gastrointestinal-nya sangat
rendah dibandingkan obat-obat anti-rheumatik lainnya yang telah ada (3).
Meloksikam digunakan untuk meringankan rasa sakit, nyeri, bengkak, dan
kekakuan yang disebabkan oleh osteoartritis (radang sendi disebabkan oleh
2
kerusakan pada selaput sendi) dan reumatoid artritis (arthritis yang disebabkan
oleh pembengkakan selaput sendi). Meloksikam juga digunakan untuk
meringankan rasa sakit, nyeri, pembengkakan, dan kekakuan yang disebabkan
oleh remaja reumatoid artritis (suatu jenis radang sendi yang mempengaruhi anak-
anak) pada anak usia 2 tahun dan lebih tua (4).
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Rumus Kimia dan Struktural Meloksikam
Meloksikam memiliki rumus kimia 4-hydroxy-2-methyl-N-(5-methyl-2-
thiazolyl)-2H-1,2-benzothiazine-3-carboxamide-1,1-dioxide. Rumus struktural
meloksikam adalah sebagai berikut (5):
2.2.Nama Generik dan Nama Dagang
Nama Generik: Meloksikam
Nama Dagang (6):
Artrilox®
Loxil®
Loxinic®
Meloksikam®
Meloxin®
Mevilox®
Mexpharm®
4
Gambar 1. Susunan Biokimia Meloksikam
Mobiflex®
Movicox®
Moxam®
Moxic®
Nulox®
Ostelox®
X-cam®
Artricom®
2.3. Farmakodinamik
Mekanisme kerja dari meloksikam adalah penghambatan enzim
siklooksigenase (COX). Produksi prostaglandin lokal sangat penting dalam proses
inflamasi. Pada keadaan normal, prostaglandin disintesis oleh aktivitas COX-1
yang membantu menjaga integritas mukosa lambung, memodulasi aliran darah ke
ginjal, dan fungsi trombosit (7).
Proses inflamasi atau kaskade inflamasi dimulai dari suatu stimulus yang
akan mengakibatkan kerusakan sel. Sebagai reaksi terhadap kerusakan maka sel
tersebut akan melepaskan beberapa fosfolipid yang di antaranya ialah asam
arakidonat. Setelah asam arakidonat tersebut bebas akan segera diaktifkan oleh
beberapa enzim, diantaranya lipoksigenase dan siklooksigenase. Enzim tersebut
merubah asam arakidonat ke dalam bentuk yang tidak stabil (hidroperoksid dan
endoperoksid) yang selanjutnya dimetabolisir menjadi leukotrien, prostaglandin,
prostasiklin dan tromboksan. Jaringan yang mengalami trauma atau cedera
mengaktifkan COX-2, yang menyebabkan produksi prostaglandin sebagai
5
mediator peradangan, sehingga menyebabkan nyeri. Meloksikam adalah
kompetitor semi selektif untuk COX-2, yang dapat meredakan nyeri dan
peradangan dari metabolisme asam arakidonat menjadi prostaglandin dan
tromboksan (1,7,8).
2.4. Farmakokinetik
Farmakokinetik meloksikam, yaitu:
Biovaibilitas oral 89% dengan konsentrasi maksimum didapat dalam 4-5 jam
(5).
Absorbsi tergolong lambat tapi secara keseluruhan tidak terganggu oleh intake
makanan (5,6).
Distribusi meloksikam terikat pada protein plasma manusia (terutama
albumin) dalam rentang dosis terapeutik. Fraksi dalam mengikat protein tidak
tergantung pada konsentrasi obat, selama rentang konsentrasi masih relevan
secara klinis, tetapi menurun pada pasien dengan penyakit ginjal (5).
Konsentrasi Meloksikam dalam cairan sinovial setelah dosis tunggal oral,
berkisar antara 40% sampai 50% dari yang ada di dalam plasma. Fraksi bebas
dalam cairan sinovial adalah 2,5 kali lebih tinggi daripada di dalam plasma,
karena kandungan albumin yang rendah pada cairan sinovial dibandingkan
dengan plasma (5).
Meloksikam dimetabolisme sampai empat metabolit biologis aktif dan
diekskresikan dalam urin dan tinja (5).
Waktu paruh (t1/2) eliminasi meloksikam adalah sekitar 20 jam. Hal ini
tercermin dalam klirens plasma total 7 sampai 8 ml/menit (5,9).
6
Meloksikam diserap dengan baik pada pemberian oral; dan penyerapan tidak
berubah/dipengaruhi oleh makanan (6).
2.5. Indikasi
Meloksikam digunakan untuk mengobati nyeri, pembengkakan dan rasa
sakit yang disebabkan oleh peradangan osteoartritis dan reumatoid artritis.
Meloksikam digunakan untuk mengobati radang sendi (10).
2.6. Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian Meloksikam:
Penggunaan meloksikam merupakan kontraindikasi selama kehamilan dan
menyusui. Tidak ada studi tentang terapi meloksikam pada wanita hamil.
Meloksikam umumnya harus dihindari selama trimester pertama dan kedua
kehamilan. Sejak meloksikam dapat menyebabkan cacat lahir janin yang disebut
duktus arteriosus (penutupan awal dari dua pembuluh darah utama dari jantung
dan paru-paru) pada trimester ketiga kehamilan, meloksikam juga harus dihindari
selama akhir kehamilan (11,12)
2.7. Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung
atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan
saluran cerna. Mekanisme terjadinya iritasi lambung ialah iritasi yang bersifat
lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan
menyebabkan kerusakan jaringan (1).
7
Efek samping lain ialah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan
biosintesis tromboksan A2 (TXA2) dengan akibat perpanjangan waktu perdarahan
(1).
Penghambatan biosintesis PG di ginjal, terutama PGE2, berperan dalam
gangguan homeostasis ginjal yang ditimbulkan oleh obat mirip aspirin
(meloksikam). Pada orang normal gangguan ini tidak banyak mempengaruhi
fungsi ginjal. Tetapi pada pasien hipovolemia, sirosis hepatis yang disertai asites
dan pasien gagal jantung, aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi glomeruli akan
berkurang, bahkan dapat terjadi gagal ginjal akut (1).
Pada beberapa orang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap obtat
aspirin atau mirip aspirin (meloksikam). Reaksi ini umumnya berupa rhinitis
vasomotor, edema angioneurotik, urtikaria luas, asma bronkhial, hipotensi sampai
keadaan presyok dan syok (1).
2.8. Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan untuk meloksikam yaitu (10):
Tablet :7,5 mg & 15 mg
2.9. Dosis, Cara dan Waktu Pemberian
Dosis efektif terendah harus digunakan untuk setiap pasien. Dosis awal &
pemeliharaan pada pasien dewasa adalah dosis tunggal 7,5 mg/hari. Dosis
tertinggi adalah 15 mg sekali sehari. Tidak ada penyesuaian dosis untuk pasien
dengan gangguan fungsi ginjal atau hati, tetapi tidak disarankan untuk pasien
8
dengan kerusakan ginjal atau hati. Meloksikam dapat digunakan bersamaan
dengan atau tanpa makanan (10,13).
2.10. Interaksi Obat
a. Meloksikam dan Aspirin
Penggunaan kombinasi meloksikam dan aspirin meningkatkan risiko
kerusakan saluran cerna. Tidak ada alasan klinis untuk
mengkombinasikan penggunaan tersebut, dan harus dihindari. Penggunaan
aspirin 3g sehari meningkatkan kadar plasma maksimum meloksikam 30
mg harian sebesar 25 mg% dan AUC nya sebesar 10% (14).
b. Meloksikam dan Coumarin, dan obat sejenis.
Fenilbutazon (p.434) dan obat terkait yang diketahui menghambat
metabolisme warfarin oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9.
NSAID dikenal sebagai inhibitor CYP2C9, meskipun terdapat substrat
CYP2C9. Dalam satu penelitian kohort, pada pasien yang memakai
acenocoumarol atau phenprocoumon, penggunaan NSAID yang
mengandung substrat CYP2C9 (celecoksib, diklofenak, flurbiprofen,
ibuprofen, indometasin, ketoprofen, meloksikam, naproksen dan
piroksikam) sedikit meningkatkan risiko over-antikoagulasi (14).
c. Meloksikam dan Metotreksat
Farmakokinetik metotreksat dapat diubah oleh beberapa NSAID. Pada 13
pasien dengan artritis reumatoid yang diberi 15 mg metotreksat intravena
dan setelah mengonsumsi meloksikam 15 mg sehari selama seminggu,
terlihat meningkatkan efek toksisitas hematologi dari metotreksat (14).
9
d. Meloksikam dan Siklosforin
Meningkatkan efek toksisitas ginjal dari siklosporin, yang akan ditingkatkan
oleh obat-obatan AINS (meloksikam) melalui efek prostaglandin di ginjal
(14).
e. Meloksikam dan makanan
Meloksikam sebaiknya di konsumsi bersamaan dengan makanan.
Meloksikam dapat mengiritasi mukosa lambung, sehingga lebih baik jika
dikonsumsi bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada
gastrointestinal (6,10,15).
10