10 Tbc Paru Dengan Hiv
-
Upload
hestyrosalina -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of 10 Tbc Paru Dengan Hiv
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 1/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 2/29
• Tuberkulosis (TB) penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
• Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi dengan TB.
• HIV merupakan faktor resiko utama terjadinya infeksi TB.
• Di Indonesia diestimasikan 160 HIV dalam 100 ribu
penduduk dengan TB (+), diartikan bahwa 2% dari
penderita TB merupakn infeksi dari HIV.
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 3/29
Tuberculosis
Penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis
Angka Kematian akibat TB adalah 8000 setiap
hari Laporan WHO menyebutkan kematian tertinggi
terdapat di asia tenggara yaitu 625.000 orang
dengan angka mortalitas sebesar 39 orang per
100.000 penduduk Dicanangkan sebagai “Global Emergency” oleh
WHO
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 4/29
Berbentuk batang lurus atau
sedikit melengkung
Tidak berspora dan tidak
berkapsul Berukuran lebar 0,3 – 0,6 µm
dan panjang 1-4 µm
Kuman tumbuh optimal pada
suhu sekitar 37 ºC dengantingkat keasaman optimal 6,4
– 7,0
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 5/29
Patogenesis
• Kuman tuberkulosis masuk ke paru sarang
pneumonik (sarang primer atau afek primer)
peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal) + pembesaran kelenjar getahbening di hilus (limfadenitis regional).
• Afek primer bersama-sama dengan limfangitis
regional kompleks primer.
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 6/29
Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama
sekali (restitution ad integrum)
Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (sarangGhon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)
Berkomplikasi dan menyebar :
•Perkontinuitatum, menyebar ke sekitarnya
•Bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun
ke paru sebelahnya•Hematogen dan limfogen, berhubungan dengan
daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 7/29
Tuberculosis post primer
Muncul bertahun-tahun kemudian
Dimulai dengan sarang dini berbentuk sarang
pneumoni kecil
Selanjutnya akan mengikuti jalan berikut
• Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat• Sarang tadi akan meluas tapi segera terjadi proses
penyembuhan dengan terbentuk jaringan fibrosis
• Sarang pneumonik meluas membentuk jaringan keju(jaringan kaseosa).
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 8/29
Berdasarkan hasilpemeriksaan dahak
(BTA)
• Tuberkulosis paruBTA (+)
• Tuberkulosis paruBTA (-)
Berdasarkan TipePasien
• Kasus Baru• Kasus Kambuh
(relaps)
• Kasus defaulted atau drop out
• Kasus Gagal
• Kasus Kronik
• Kasus Bekas TB
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 9/29
Manifestasi Klinik
Gejala respiratorik
• Batuk ≥ 2 minggu • Haemoptoe
• Dyspnea
• Nyeri dada
Gejala sistemik
• Demam sub-febril• keringat malam
• Malaise
• sakit kepala
• berat badan yang
menurun• anoreksia
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 10/29
Pemeriksaan Fisik
Ditemukan suara napas bronkial
Amforik
Suara napas melemah
Ronki basah
Tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum
Pada Limfadenitis Tuberkulosis terlihat pembesarankelenjar getah bening
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 11/29
Tujuan pemeriksaan bakteriologis antara lain untuk diagnostik dan
cara penemuan kasus serta sebagai evaluasi pengobatan. Jikasetelah terapi selama 6 bulan dan dalam sputumnya masih
ditemukan BTA maka pengobatan dinyatakan gagal.
Pemeriksaan Bakteriologis
Cara pengambilan dahak adalah 3 kali (SPS), yaitu :
• Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)• Pagi (keesokan harinya)
• Sewaktu / spot (pada saat mengantarkan dahak pagi)
• Atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
•Interpretasi hasil pemeriksaan dahak 3 kali pemeriksaan adalaha. 3x positif atau 2x positif, 1x negatif BTA positif
• 1x positif, 2x negatif ulang BTA 3x, kemudian :
a. Bila 1x positif, 2x negatif BTA positif
b. Bila 3x negatif BTA negatif
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 12/29
HIV/AIDS merupakan
faktor risiko utama yang
dapat menyebabkanterjadinya infeksi TB, baik
yang baru maupun pernah
terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis.
Human Immunodeficiency Virus
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 13/29
Patofisiologi
ODHA memiliki peningkatanrisiko terinfeksi TB melalui 2
mekanisme, yaitu:
Gagal membendung infeksi
primer (berlanjut menjadi rapid progression)
Reaktivasi dari infeksi laten
Pada kedua kasus ini, perkembangan penyakit tersebut disebabkan olehkehilangan cell-mediated immune
responses yang menyebabkan
terjadinya infeksi HIV
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 14/29
Dengan pemeriksaan laboratorium
terbukti terinfeksi HIV
Diagnosis AIDS untuk kepentingan
surveilans ditegakkan apabila terdapat
infeksi oportunistik atau limfosit CD4+ <
200 sel/mm3.
Kriteria Diagnosis
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 15/29
Penatalaksanaan :
• Secara umum, penatalaksanaan ODHA terdiri atas beberapa jenis :
– Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan
obat antiretroviral (ARV) – Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi
dan kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti jamur, tuberkulosis, hepatitis, toksoplasma, sarkomakaposi, limfoma, kanker serviks
– Pengobatan suportif
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 16/29
Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha tidak
berbeda dengan pasien HIV negatif namun pada
penelitian telah melaporkan beberapa permasalahanyang timbul pada pengobatan TB dengan HIV/AIDS.
Interaksi antar OAT dan ARV, terutama efek
hepatotoksisitasnya, harus sangat diperhatikan. Pada
odha yang telah mendapat obat ARV sewaktudiagnosis TB ditegakkan, maka obat ARV tetap
diteruskan dengan evaluasi yang lebih ketat
Pengobatan TB pada pasien dengan HIV
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 17/29
Gambaran Klinis Efek Samping Obat yangTumpang Tindih Akibat OAT Lini Pertama dan ARV
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 18/29
Pada odha yang telah mendapat obat ARV
sewaktu diagnosis TB ditegakkan, maka ARVtetap diteruskan dengan evaluasi yang lebih
ketat. Pada odha yang belum mendapat terapi
ARV, waktu pemberian obat disesuaikan dengan
kondisinya
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 19/29
Rekomendasi Strategi Penanganan Pasien dengan
Infeksi Tuberkulosis dan HIV/AIDS
Alternatif, gunakan
rejimen yang mengandung
streptomisin, obat
antiretrovirus dapat
diberikan / diteruskan
Pasien tuberkulosis aktif
yang baru terdiagnosisHIV
Penderita tuberkulosis aktif
dan diagnosis HIV sudahtegak sebelumnya
Gunakan rejimen yang
mengandung rifampisin,
evaluasi pemberian
antiretrovirus setelah 3
bulan
Gunakan rejimen yang
mengandung rifabutin
dan obat-obat
antiretrovirus dapat
langsunng diberikan
Obat antiretrovirus harus
diberikan atau dianjurkan
Obat antiretrovirus harus
mulai diberikan
Obat antiretrovirus dapat
ditunda
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 20/29
Rekomendasi Tata Laksana Pemberian Obat-Obat ARV
pada Pasien HIV/AIDS dengan TB PERMASALAHAN ANJURAN PENANGAN
Tumpang tindih efek samping OAT dan
obat ARV Tunda pemberian obat ARV hingga 1-2
bulan untuk mempermudah
mengidentifikasi dan mengatasi efek
samping OAT Interaksi antara obat-obat golongan
Rifamisin dengan ARV (PI dan NNRTI) Gunakan rifabutin dengan dosis yang
disesuaikan
Gunakan rifampisin dengan efavirenz atau
ritonavir (dengan dosis > 400mg, 2 kali
sehari)
Komunikasi yang baik antara tenaga
kesehatan
Tunda pemberian obat ARV bila jumlah
CD4 relatif tinggi (>300/mm3)
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 21/29
Reaksi paradoksal setelah pemberian obat AR
• Pasien dengan jumlah sel CD4 yang rendah pemberian
ARV ditunda sampai infeksi TB membaik (tunda hingga 2
bulan pengobatan OAT)
• Kewasadaan penderita dan tenaga kesehatan akan gejala
reaksi paradaoksal
• Membuat rencana evaluasi segera setelah pemberian ARV
untuk mendeteksi reaksi paradoksal secara dini.
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 22/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 23/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 24/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 25/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 26/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 27/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 28/29
7/30/2019 10 Tbc Paru Dengan Hiv
http://slidepdf.com/reader/full/10-tbc-paru-dengan-hiv 29/29