10. Penyelesaian Dan Pelaporan 2011
-
Upload
nazya-junaidi -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
Transcript of 10. Penyelesaian Dan Pelaporan 2011
Audit Sektor Publik
Tahap
PelaporanPelaksanaanPerencanaan
Penyelesaian Pemeriksaan
Penyelesaian Pemeriksaan
Penyelesaian Penugasan
Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan
Perolehan Tanggapan Resmi dan Tertulis
Penyampaian Temuan Pemeriksaan (TP) kepada entitas yang diperiksa
Penyelesaian Penugasan
Penyelesaian penugasan pemeriksaan keuangan merupakan kegiatan untuk mereviu tiga hal, yaitu: (1) Kewajiban kontijensi, (2) Kontrak/komitmen jangka panjang, dan (2) Kontrak/komitmen jangka panjang, dan (3) Kejadian setelah tanggal neraca.
Kewajiban Kontinjensi Kewajiban kontijensi merupakan
(1) Kewajiban potensial dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinyaatau tidak terjadinya suatu peristiwa pada masa atau tidak terjadinya suatu peristiwa pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalamkendali entitas, atau
(2) Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat masa lalu, tetapi tidak diakui karena entitas tidak adakemungkinan mengeluarkan sumber daya untukmenyelesaikan kewajibannya dan jumlah kewajibantersebut tidak dapat diukur secara andal.
Kewajiban Kontinjensi Contoh kewajiban kontijensi antara lain
(1) Permasalahan hukum yang masih pending terkaithak dan kewajiban entitas,
(2) Kemungkinan klaim, dan (2) Kemungkinan klaim, dan (3) Jaminan entitas atas barang /jasa.
Kewajiban Kontinjensi Dalam hal ini perlu juga ditambahkan kondisi-kondisi
yang menyebabkan terjadinya kewajiban bersyarat, antara lain: Adanya kemungkinan pembayaran di masa yang akan Adanya kemungkinan pembayaran di masa yang akan
datang kepada pihak ketiga akibat kondisi saat ini; Terdapat ketidakpastian atas jumlah pembayaran di
masa yang akan datang; Hasilnya sangat ditentukan oleh peristiwa yang akan
datang.
Kewajiban Kontinjensi Prosedur yang harus ditempuh pemeriksa adalah sebagai
berikut:(a) Dapatkan dan reviu putusan hukum yang masih
pending terkait hak dan kewajiban pemerintah daerah serta keputusan-keputusan lainnya, yang kemungkinanserta keputusan-keputusan lainnya, yang kemungkinanmenimbulkan kewajiban kontinjensi.
(b) Diskusikan dengan pejabat terkait seperti kepaladaerah/sekretaris daerah atau pejabat lain di bidanghukum atau yang terkait lainnya mengenaikemungkinan kewajiban kontinjensi tersebut.
(c) Teliti apakah kewajiban kontinjensi tersebut telah diungkapkan oleh kepala daerah atau pejabat terkaitlainnya di dalam laporan keuangan.
Kontrak/Komitmen Jangka Panjang Pemeriksa juga perlu mereviu kembali kontrak/komitmen
jangka panjang yang dibuat entitas terkait dengankemungkinan kerugian yang mungkin terjadi darikontrak/komitmen tersebut.
Pemeriksaan kontrak/komitmen tersebut dapat dilakukan Pemeriksaan kontrak/komitmen tersebut dapat dilakukanketika pemeriksa melakukan pemeriksaan atas transaksi dan saldo akun terkait. Namun, prosedur reviukontrak/komitmen dimaksudkan untuk menentukan kemungkinan kerugian yang akan terjadi.
Untuk itu, pemeriksa perlu mereviu kembaliperjanjian/kontrak atau komitmen lainnya yang bersifatjangka panjang.
Kontrak/Komitmen Jangka Panjang Prosedur yang harus ditempuh pemeriksa adalah sebagai
berikut:(a) Dapatkan putusan hukum yang masih pending terkait
kontrak/komitmen jangka panjang pemerintah daerah sertahal-hal lainnya yang berkaitan dengan kontrak/komitmenjangka panjang.
(b) Reviu putusan keputusan kepala daerah atau pejabat terkait tersebut yang kemungkinan menimbulkan kewajiban dalam tersebut yang kemungkinan menimbulkan kewajiban dalam kontrak/komitmen jangka panjang.
(c) Diskusikan dengan pejabat terkait seperti kepaladaerah/sekretaris daerah atau pejabat lain di bidang hukumatau yang terkait lainnya mengenai kemungkinan kewajibankontrak/komitmen jangka panjang tersebut.
(d) Teliti apakah kontrak/komitmen jangka panjang tersebuttelah diungkapkan oleh kepala daerah atau pejabat terkait lainnya di dalam LKPD.
Kejadian Setelah Tanggal Neraca Kejadian setelah tanggal neraca harus menjadi perhatian
pemeriksa apabila kejadian tersebut berdampak material pada laporan keuangan. Hal tersebut perlu untuk diungkapkan dalamcatatan atas laporan keuangan.
Ada 2 (dua) jenis kejadian setelah tanggal neraca (subsequent events) yaitu: Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan
dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampakdengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampakterhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporankeuangan.
Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungandengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca yang dilaporkan, namun peristiwa tersebut ada sesudah tanggal neraca. Atas peristiwa jenis ini tidak perlu dilakukan penyesuaian atas laporan keuangan, namun apabila peristiwa bersifat signifikan maka perlu diungkapkan dengan menambahkan data keuangan proforma terhadap laporan keuangan historis yang menjelaskan dampak adanya peristiwa tersebut seandainya peristiwa tersebut terjadi pada tanggal neraca.
Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan
Konsep Temuan Pemeriksaan (TP) atas laporan keuangan yang diperiksa merupakan permasalahan yang ditemukan oleh pemeriksa yang perlu dikomunikasikan kepada pihak yang terperiksa.
Permasalahan tersebut meliputi Permasalahan tersebut meliputi (1) Ketidakefektivan sistem pengendalian intern, (2) Kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan, (3) Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang signifikan, dan (4) Ikhtisar koreksi.
Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan
Ikhtisar Koreksi merupakan rekapitulasi koreksi atau penyesuaian (adjustments) yang diusulkan tim pemeriksa kepadapemerintah daerah. Koreksi pemeriksaan yang dimasukkantersebut merupakan koreksi terhadap LKPDyang di atas nilai TE dan secara keseluruhan di atas nilai materialitas. dan secara keseluruhan di atas nilai materialitas.
Koreksi pemeriksaan tersebut menggambarkan penyajian LKPD yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dankecukupan pengungkapan.
Jurnal koreksi hanya pada akun utama pada LKPD. Penyesuaian pada buku dan sistem akuntansi dilakukan
kemudian. Selain itu, koreksi terhadap kecukupan pengungkapan merupakan koreksi pada catatan atas laporan keuangan LKPD.
Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan
Konsep Temuan Pemeriksaan tersebut disampaikan oleh ketua tim pemeriksa kepada pejabat entitas yang berwenang untuk mendapatkan tanggapan tertulis dan resmi dari entitas tersebut.dan resmi dari entitas tersebut.
Perolehan Tanggapan Resmi dan Tertulis
Pemeriksa memperoleh tanggapan resmi dan tertulis atas Konsep Temuan Pemeriksaan dari pejabat entitas yang berwenang.
Tanggapan tersebut akan diungkapkan dalam Temuan Tanggapan tersebut akan diungkapkan dalam Temuan Pemeriksaan atas laporan keuangan pihak yang terperiksa.
Penyampaian Temuan Pemeriksaan
Pemeriksa dalam hal ini ketua tim menyampaikan Temuan Pemeriksaan kepada pihak yang terperiksa.
Penyampaian Temuan Pemeriksaan tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan keuangan. akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan keuangan.
Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap kondisi laporan keuangan yang diperiksa.
Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu kondisi yang terjadi setelah tanggal pekerjaan lapangan tersebut. Oleh karena itu, tanggal penyampaian temuan pemeriksaan tersebut merupakan tanggal laporan hasil pemeriksaan
Pelaporan Hasil pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh
pemeriksa dituangkan secara tertulis ke dalam suatu bentuk laporan yang disebut dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
LHP merupakan bukti penyelesaian penugasan bagi LHP merupakan bukti penyelesaian penugasan bagi pemeriksa yang dibuat dan disampaikan kepada Pemberi Tugas, yakni Badan.
Pelaporan Laporan tertulis berfungsi untuk:
Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pejabat pemerintah, yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Membuat hasil pemeriksaan terhindar kesalah Membuat hasil pemeriksaan terhindar kesalah pahaman;
Membuat hasil pemeriksaan sebagai bahan untuk tindakan perbaikan oleh instansi terkait dan
Memudahkan tindak lanjut untuk menentukan apakah tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan.
Pelaporan Pelaporan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan
meliputi lima langkah, yaitu:(1) Penyusunan konsep laporan hasil pemeriksaan, (2) Penyampaian konsep laporan hasil pemeriksaan
kepada Pejabat Entitas yang Berwenang, kepada Pejabat Entitas yang Berwenang, (3) Pembahasan konsep hasil pemeriksaan dengan
Pejabat Entitas yang Berwenang, (4) Perolehan surat representasi, dan (5) Penyusunan konsep akhir dan penyampaian
laporan hasil pemeriksaan
Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Konsep laporan hasil pemeriksaan disusun oleh ketua tim
pemeriksa dan disupervisi oleh pengendali teknis. Di dalam penyusunan konsep laporan hasil pemeriksaan,
hal-hal berikut menjadi perhatian ketua tim dan pengendali teknis yaitu: (1) Jenis laporan hasil pemeriksaan, (1) Jenis laporan hasil pemeriksaan, (2) Jenis opini, (3) Dasar penetapan opini, (4) Pelaporan tentang kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, (5) Pelaporan tentang sistem pengendalian intern, dan (6) Penandatangan laporan hasil pemeriksaan.
1. Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan
Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atasLaporan Keuangan terdiri atas : Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan; Laporan atas Kepatuhan; Laporan atas Pengendalian Intern. Laporan atas Pengendalian Intern.
Pemeriksa dapat menyampaikan laporan tambahan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh, pemeriksa dapat menyampaikan hasil analisa transparansi fiskal pada pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
1. Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan merupakan laporan utama.
Laporan ini mengungkapkan: Opini Badan Pemeriksa Keuangan yang
mengungkapkan kewajaran atas Laporan Keuanganmengungkapkan kewajaran atas Laporan Keuangan Laporan Keuangan terdiri atas Neraca, Laba/Rugi, LRA,
Laporan Arus Kas serta Catatan atas Laporan Keuangan. Gambaran Umum Pemeriksaan yang memuat tentang:
(1) dasar hukum pemeriksaan, (2) tujuan pemeriksaan, (3) sasaran pemeriksaan, (4) standar pemeriksaan, (5) metode pemeriksaan, (6) waktu pemeriksaan, (7) obyekpemeriksaan dan (8) batasan pemeriksaan.
1. Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan
Bagian opini memuat: (1) judul “Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan”, (2) dasar pemeriksaan, (3) tanggung jawab pemeriksa kecuali untuk opini tidak(3) tanggung jawab pemeriksa kecuali untuk opini tidak
dapat menyatakan pendapat, (4) tanggung jawab penyusunan Laporan Keuangan, (5) standar pemeriksaan dan keyakinan pemeriksa
untuk memberikan pendapat, kecuali opini tidakdapat menyatakan pendapat,
1. Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan Bagian opini memuat:
(6) alasan opini pengecualian/tidak menyatakanpendapat/tidak wajar (termasuk kelemahan SPI dan/atautemuan kepatuhan yang terkait secara material terhadapkewajaran penyajian Laporan Keuangan jika ada,
(7) paragraf rujukan tentang penerbitan laporan atas(7) paragraf rujukan tentang penerbitan laporan ataskepatuhan dan laporan atas pengendalian intern jika ada
(8) opini, (9) tempat dan tanggal penanda-tanganan laporan hasil
pemeriksaan, dan(10) tanda tangan, nama penandatangan, dan nomor register
akuntan.
1. Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan
Apabila laporan tentang kepatuhan dan atau laporan atas pengendalian intern diterbitkan, maka laporan hasil pemeriksaan yang memuat opini harus menjelaskan bahwa pemeriksa juga menerbitkan laporan-laporan tersebut.opini harus menjelaskan bahwa pemeriksa juga menerbitkan laporan-laporan tersebut.
2. Jenis Opini
Opini terhadap kewajaran atas Laporan Keuanganyang dapat diberikan adalah salah satu di antara empat opini sebagai berikut: Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) Wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Tidak wajar (adverse opinion) Menolak memberikan pendapat atau tidak dapat
menyatakan pendapat (disclaimer opinion)
3. Dasar Penetapan Opini Dasar penetapan opini atas Laporan Keuangan
dilakukan dengan mempertimbangkan:(1) Pasal 16 UU No. 15 Tahun 2004 dan (2) Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan pada
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Berdasarkan Penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Berdasarkan Penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15
Tahun 2004, opini merupakan pernyataan profesionalpemeriksa mengenai kewajaran informasi keuanganyang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria: (i) kesesuaian denganstandar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupanpengungkapan (adequate disclosure), (iii) kepatuhanperundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistempengendalian intern.
3. Dasar Penetapan Opini Di samping itu, di dalam penetapan opini,
pemeriksa mempertimbangkan SPKN, ketidaksesuaian dan ketidakcukupanpengungkapan laporan keuangan dikaitkandengan tingkat materialitas yang telah ditetapkan, tanggapan pemerintah pusat atas hasiltanggapan pemerintah pusat atas hasilpemeriksaan, dan surat representasi.
Dalam proses penyusunan konsep laporan hasilpemeriksaan, pemeriksa yang melakukanpemeriksaan atas laporan keuangan harusmempertimbangkan dampak hasilpemeriksaannya tersebut
4. Pelaporan Kepatuhan Pelaporan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-
undangan didasarkan pada standar pemeriksaan Pemeriksa dalam melakukan pengujian kepatuhan
terhadap peraturan perundangan-undangan yang berlaku harus melaksanakan hal-hal berikut ini: Merancang pemeriksaan untuk dapat memberikan keyakinan Merancang pemeriksaan untuk dapat memberikan keyakinan
memadai guna mendeteksi ketidakberesan yang material bagi laporan keuangan.
Merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan memadai guna mendeteksi kesalahan/ kekeliruan yang material dalam laporan keuangan sebagai akibat langsung dari adanya unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang material.
Waspada terhadap kemungkinan telah terjadinya unsur perbuatan melawan hukum secara tidak langsung.
5. Pelaporan Sistem Pengendalian Intern Pelaporan Sistem Pengendalian Intern meliputi
efektivitas sistem pengendalian intern terkait laporankeuangan.
Pengungkapan temuan pengendalian intern yang perlu dilaporkan dilakukan sebagai berikut:
Apabila temuan pengendalian intern tersebut secara material Apabila temuan pengendalian intern tersebut secara material berpengaruh pada kewajaran laporan keuangan, pemeriksa mengungkapkan uraian singkat temuan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan yang memuat opini atas kewajaran laporan keuangan sebagai alasan pemberian opini.
Pengungkapan semua temuan pengendalian intern secara terinci dilaporkan dalam Laporan atas Pengendalian Intern dalam Kerangka Pemeriksaan laporan keuangan.
Penyampaian Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Kepada Pejabat Entitas Yang Berwenang
Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang telah disetujui penanggung jawab harus disampaikan kepada pimpinan entitas sebelum batas akhir waktu penyampaian Laporan keuangan yang telah diperiksa sesuai ketentuan yang berlaku bagi entitas.
Penyampaian konsep LHP tersebut harus mempertimbangkan waktu bagi entitas untuk melakukan pemahaman dan waktu bagi entitas untuk melakukan pemahaman dan pembahasan bersama dengan BPK dan proses penyelesaian LHP secara keseluruhan sebelum batas akhir waktu penyampaian Laporan keuangan yang telah diperiksa sesuai ketentuan yang berlaku bagi entitas.
Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan telah berisi opini hasil pemeriksaan dan saran-saran untuk temuan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan efektivitas pengendalian intern.
Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Pejabat Entitas Yang Berwenang
Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawabdibahas bersama dengan pimpinan entitas yang diperiksa.
Pembahasan konsep LHP dengan pejabat entitas yangdiperiksa diselenggarakan oleh penanggung jawab dan dilakukan untuk (a) membicarakan kesimpulan hasil dilakukan untuk (a) membicarakan kesimpulan hasil pemeriksaan secara keseluruhan, dan (b) kemungkinan tindak lanjut yang akan dilakukan.
Pembahasan konsep LHP dilakukan di kantor Badan Pemeriksa Keuangan atau di kantor pusat entitas yang diperiksa.
Seluruh hasil pembahasan didokumentasikan dalam Risalah Pembahasan yang disimpan di dalam KKP
Perolehan Surat Representasi
Sesuai SPAP SA Seksi 333 [PSA No.17] Representasi Manajemen, pemeriksa harus memperoleh surat representasi yang dilampiri dengan laporan keuangan yang akan disampaikan menteri/ pimpinan lembaga kepada DPR-RI dari Kepala Negara.
Surat representasi tersebut menggambarkan representasi resmi dan tertulis dari pemerintah pusat atas berbagai keterangan, dan tertulis dari pemerintah pusat atas berbagai keterangan, data, informasi dan laporan keuangan yang disampaikan selama proses pemeriksaan berlangsung.
Surat tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah pusat.
Jika terjadi perubahan substansi isi surat representasi yang dilakukan oleh menteri/pimpinan lembaga maka pemeriksa harus mempertimbangkan apakah perubahan tersebut akan berdampak material terhadap pertanggungjawaban pembuatan laporan keuangan. Hal tersebut akan mempengaruhi opini
Perolehan Surat Representasi
Bagaimana jika tidak diperoleh? opini tidak dapat menyatakan pendapat
Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Penyusunan Konsep Akhir Tim pemeriksa menyusun konsep akhir LHP, disupervisi
oleh pengendali teknis dan ditandatangani oleh penandatangan LHP.penandatangan LHP.
Pembahasan konsep Pemberian tanggal Penandatangan Laporan Hasil Pemeriksaan Penandatangan laporan hasil Pemeriksaan Akuntan
Publik yang Ditunjuk BPK Kendali Mutu dalam Penandatanganan Laporan
Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan LHP yang telah ditandatangani tersebut disampaikan kepada
(1) Pemilik atau wakil pemilik/stakeholders, dan(2) Pimpinan/pengurus entitas terperiksa. (2) Pimpinan/pengurus entitas terperiksa.
Laporan tersebut disampaikan pula kepada:(a) Anggota/Pembina Keuangan Negara, (b) Auditor Utama Keuangan Negara, (c) Inspektur Utama, dan (d) Kepala Biro Pengolahan Data Elektronik (soft copy) untuk
dimuat dalam website Badan Pemeriksa Keuangan.
Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
LKPP/LKKL LKPD BIBUMN/D
dan entitas lainnya
Pemilik/ Stakeholders
DPR-RI dan DPD-RI melalui
DPRD melalui Pimpinan
DPR-RI Pemegang SahamStakeholders DPD-RI melalui
Pimpinan DPR-RI
Pimpinan DPRD
Saham
Terperiksa Pemerintah Pusat yang ditujukan kepada Kepala Negara
Pemerintah Daerah yang ditujukan kepada Gubernur/Bupati/Walikota
Gubernur BI,
Direksi
Tugas Cari dan dapatkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas
Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BPK-RI ataspemeriksaan terhadap LKPD.
Laporan-laporan tersebut harus memuat berbagai Laporan-laporan tersebut harus memuat berbagaiopini.
Bandingkan opini yang diberikan pada LKPD denganopini yang diberikan oleh akuntan publik ataspemeriksaan LK entitas komersial.