PELAPORAN AUDIT

25

description

PELAPORAN AUDIT. Pedoman Pembuatan Laporan. Memahami empat standar pelaporan Memahami kata dan kalimat dalam laporan bentuk standar, serta kondisi yang harus dipenuhi untuk menerbitkan laporan bentuk standar. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PELAPORAN AUDIT

Page 1: PELAPORAN AUDIT
Page 2: PELAPORAN AUDIT

1. Memahami empat standar pelaporan2. Memahami kata dan kalimat dalam

laporan bentuk standar, serta kondisi yang harus dipenuhi untuk menerbitkan laporan bentuk standar.

3. Memahami jenis-jenis penyimpangan dari laporan bentuk standar, serta masing-masing kondisi yang menyebabkan penerbitan laporan yang menyimpang dari bentuk standar.

Page 3: PELAPORAN AUDIT

1. Laporan Bentuk Standar (Standard Report) Pada saat pendapat auditor WAJAR

TANPA PENGECUALIAN Laporan menggunakan kalimat dan

paragraf standar

2. Penyimpangan dari Laporan Bentuk Standar Pada saat pendapat auditor selain

WAJAR TANPA PENGECUALIAN. Laporan TIDAK MENGGUNAKAN

kalimat standar dan terdapat paragraf tambahan untuk penjelasan.

Page 4: PELAPORAN AUDIT

Ada empat kemungkinan pernyataan pendapat auditor, yaitu:

1.Auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion);

2.Auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion;

3.Auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion);

4.Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).

Page 5: PELAPORAN AUDIT

Pendapat ini hanya dapat diberikan bila auditor berpendapat bahwa berdasarkan audit yang sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan adalah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU), tidak terjadi perubahan dalam penerapan prinsip akuntansi (konsisten) dan mengandung penjelasan atau pengungkapan yang memadai sehingga tidak menyesatkan pemakainya, serta tidak terdapat ketidakpastian yang luar biasa (material).

Page 6: PELAPORAN AUDIT

Dibuat bila kondisi berikut terpenuhi :Semua laporan neraca,laba-rugi,Laporan saldo

laba dan laporan arus kas sudah tercakup dalam laporan keuangan.

Ketiga standar umum (standar umum, standar pekerjaan lapangan, standar pelaporan ) telah diikuti dalam penugasan .

Bahan bukti kompeten telah cukup dikumpulkan sehingga memungkinkan untuk disimpulkan ketiga standar pekerjaan lapangan telah diikuti .

Laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Tidak terdapat kondisi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan .

Page 7: PELAPORAN AUDIT

Terdapat dua kategori yang menyebabkan laporan keuangan tidak mendapatkan unqualified opinion /WTP yaitu :

1. Laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian yang disebabkan tiga kondisi :

Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan auditor yang disebabkan oleh klien dan oleh kendala lain di luar kekuasaan auditor maupun klien .

Laporan keuangan tidak disajikan sesuai GAAP Auditor tidak independen 2. Laporan WTP dengan paragraf penjelasan atau

modifikasi kata/kalimat .

Page 8: PELAPORAN AUDIT

Pendapat ini diberikan apabila auditor menaruh keberatan atau pengecualian bersangkutan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, atau dalam keadaan bahwa laporan keuangan tersebut secara keseluruhan adalah wajar tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat faktor tertentu (pembatasan ruang lingkup atau tidak ditaatinya standar akuntansi yang berlaku umum )yang menyebabkan kualifikasi pendapat (satu atau lebih rekening yang tidak wajar)

Page 9: PELAPORAN AUDIT

suatu pendapat bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil operasi seperti yang disyaratkan dalam Prinsip Akuntansi Berlaku Umum(PABU). Hal ini diberikan auditor karena pengecualian atau kualifikasi terhadap kewajaran penyajian bersifat materialnya (terdapat banyak rekening yang tidak wajar)

Page 10: PELAPORAN AUDIT

diberikan jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya, karena kurangnya pengetahuan auditor, bahwa keseluruhan laporan keuangan yang disajikan secara tidak wajar . Penolakan ini timbul karena pembatasan ruang lingkup dan karena auditor tidak independen

Page 11: PELAPORAN AUDIT

Terdiri dari 7 bagian utama yaitu :1. Judul laporan, harus memuat kata independen, yang

menegaskan ketidaktergantungan/independensi pihak auditor terhadap auditee

2. Alamat yang dituju dalam laporan audit, biasanya perusahaan yang bersangkutan, pemegang saham atau dewan direksinya tergantung kepada siapa laporan hasil audit ditujukan

3. Paragraf pendahuluan, ditujukan untuk menunjukkan tiga hal meliputi:

bahwa KAP bersangkutan telah melaksanakan suatu audit . mencantumkan laporan keuangan yang diaudit termasuk tanggal

dan periodenya. menyatakan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab

manajemen sedangkan tanggung jawab auditor adalah menyatakan suatu pendapat atas laporan tersebut berdasarkan audit .

Page 12: PELAPORAN AUDIT

4. Paragraf ruang lingkup, merupakan penyataan faktual mengenai apa yang dilakukan dalam audit dan menyatakan bahwa audit dirancang untuk dapat memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material . Laporan harus memuat kata “atas dasar pengujian”, yang berarti bahwa yang dilakukan adalah uji petik dan bukan audit atas setiap transaksi dan setiap jumlah dalam laporan keuangan, tergantung pelaksanaan audit di lapangan

5. Paragraf pendapat, pendapat ini bukan suatu pernyataan mutlak atau jaminan, namun hanyalah opini auidtor terhadap penyajian laporan keuangan. Disini terdapat istilah “ menyajikan secara wajar “ yang dihubungkan dengan ketaatan terhadap standar akuntansi yang berlaku umum.

6. Tanda tangan nama dan nomor register akuntan publik, menunjukkan nama partner yang akan bertanggung jawab secara hukum dan jabatan atas mutu auditnya menurut standar profesional .

7. Tanggal laporan audit, adalah tanggal saat auditor telah menyelesaikan bagian terpenting dari proses audit di lapangan (field audit).

Page 13: PELAPORAN AUDIT

Perubahan yang mempengaruhi konsistensi dan memerlukanparagraf penjelasan jika :

1.Perubahan prinsip akuntansi2.Perubahan entitas pelaporan3.Koreksi kesalahan yang melibatkan prinsip-

prinsip

Page 14: PELAPORAN AUDIT

Perubahan yang mempengaruhi komparatiftetapi tidak konsistensi

1.Perubahan perkiraan

2.Kesalahan koreksi tidak melibatkan prinsip-prinsip

3.Variasi dalam format dan penyajian      informasi keuangan

4.Perubahan karena secara substansial berbeda      transaksi atau peristiwa

Page 15: PELAPORAN AUDIT

adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu

Page 16: PELAPORAN AUDIT

Materialitas kuantitatif materialitas yang menggunakan ukuran kuantitatif tertentu seperti nilai uang, jumlah waktu, frekuensi maupun jumlah unit.

Materialitas kualitatif materialitas yang menggunakan ukuran kualitatif yang lebih ditentukan pada pertimbangan professional. Pertimbangan tersebut didasarkan pada cara pandang, pengetahuan dan pengalaman pada situasi dan kondisi tertentu.

Page 17: PELAPORAN AUDIT

Materialitas dibagi menjadi 2 golongan :

1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan

2. Materialitas pada tingkat saldo akun

Page 18: PELAPORAN AUDIT

Auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan perlu menetapkan :

1. Planning materiality (material awal) : materialitas untuk tingkat keseluruhan laporan keuangan.

2. Tolerable Error/ TE (tingkat kesalahan yang tertoleransi) : materialitas terkait kelas-kelas transaksi, saldo akun dan pengungkapan.

Page 19: PELAPORAN AUDIT

Misal :5%  hingga  10%  dari  laba  bersih  sebelum 

pajak  (10%  untuk  laba  yang  lebih  kecil,  5% untuk laba yang lebih besar) 

0,5 % hingga 1 % dari total aktiva 1% dari ekuitas 0,5 % hingga 1% dari pendapatan kotor Suatu  persentase  variable  berdasarkan  mana 

yang lebih besar antara total aktiva atau total  pendapatan

Page 20: PELAPORAN AUDIT

Materialitas saldo akun (account balance materiality)  adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam 

suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji  material.  Salah  saji  hingga  tingkat  tersebut  dikenal  sebagai   salah  saji  yang  dapat  ditolerir (tolerable misstatement). 

Page 21: PELAPORAN AUDIT

adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yangmengandung salah saji material.

Page 22: PELAPORAN AUDIT

Terdapat 3 unsur risiko audit:1. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu

saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.

2. Risiko Pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.

3. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

Page 23: PELAPORAN AUDIT

Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit dan risiko audit sebagai berikut:1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.

2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.

3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut:

(a)menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan,

(b)menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan, dan

(c)menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-sama.

Page 24: PELAPORAN AUDIT

Laporan audit untuk masing-masing kondisi yang memerlukan pembedaan dari laporan standar tanpa pengecualian pada tingkat materialitas yang berbeda :

Page 25: PELAPORAN AUDIT

KONDISI YANGMEMERLUKAN PEMBEDAAN

TIDAKMATERIAL

MATERIAL /TIDAKMEMPENGARUHI

LAPORAN KEUANGANKESELURUHAN

SANGAT MATERIALMEMPENGARUHI

LAPORAN KEUANGANKESELURUHAN

Berhubungan dengan Auditing :Ruang Lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi tertentu

Wajar tanpa Pengecualian

Pengecualian ruang lingkup, paragraf tambahan, dan pendapat wajar dengan pengecualian .

Pernyataan tidak mem-berikan pendapat

Penggunaan auditor lain Wajar tanpa Pengecualian

Wajar tanpa pengecualian atau modifikasi kalimat

Tidak diterapkan

Berhubungan dengan Akuntansi

Laporan keuangan tidak sesuai standar akuntansi yang ber-laku umum .

Wajar tanpa Pengecualian

Penambahan paragraf dan pendapat wajar dengan pengecualian .

Pendapat tidak wajar

Standar akuntansi tidak diterapkan secara konsisten

Wajar tanpa Pengecualian

Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan

Penekanan pada suatu hal .

TidakDiterapkan

Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan

KetidakpastianKetidakpastian mempengaruhi laporan keuangan .

Wajar tanpa Pengecualian

Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan

Keraguan atas kesi-nambungan usaha.

Wajar tanpa Pengecualian

Paragraf penjelasan Paragraf penjelasan

Berhubungan dengan auditorAuditor tidak independen

Pernyataan tidak memberi-kan pendapat ( terlepas dari materialitas ).