10 Hamdanah Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
description
Transcript of 10 Hamdanah Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
163
PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK
SEBAGAI LANDASAN TEORI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oleh: Hamdanah1
ABSTRAK
Keberadaan administrasi Pendidikan sebagai disiplin ilmu tidak bisa
dipisahkan dengan membahas Administrasi Publik. Dengan
demikian, baik tidaknya kualitas dalam administrasi pendidikan
tergantung pada kemampuan semua yang terlibat dalam sistem yang
ada dalam lembaga pendidikan dalam memenuhi harapan yang
dilayani yakni, peserta didik, mahasiswa, wali peserta didik secara
konsisten.
Key Word: Administrasi, Pendidikan, Kompetensi.
Pendahuluan
Membahas Administrasi Pendidikan sebagai disiplin ilmu tidak
bisa dipisahkan dengan membahas Administrasi Publik.2 Fokus ilmu
administrasi negara dari yang sebelumnya berfokus pada birokrasi
pemerintah menjadi berfokus pada organisasi publik, yaitu birokrasi
pemerintah, dan juga organisasi organisasi non pemerintah yang terlibat
menjalankan fungsi pemerintahan, baik dalam hal penyelenggara
pelayanan publik, pembangunan ekonomi sosial maupun biang pelayanan
yang lain.
Pengertian Pelayanan Umum Administrasi Pendidikan
dan Good Governance
Menurut Moenir3 pengertian pelayanan umum adalah setiap
kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak lain yang ditujukan memenuhi
kepentingan orang banyak.‛ Jika kita melihat definisi di atas, maka seorang
guru yang memberikan pelayanan kepada murid, seorang dosen yang
memberikan pelayanan kepada mahasiswa, seoarang kepala sekolah
sebagai administrator sekaligus sebagai supervisor kepada para guru, para
staf administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum dan pengajaran,
1Dosen Tetap Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jember. 2 Dwiyanto, 2011, 8 3 Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), 12.
JURNAL FALASIFA. Vol. 3, No. 1 Maret 2012
164
administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana, administrasi
keuangan, administrasi hubungan sekolah dan masyarkat adalah
merupakan, sebuah sistem pelayanan publik di sekitar pendidikan.
Sebagai sebuah sistem maka seluruh komponen sebaiknya
mengetahui tupoksiwab (tugas pokok fungsi dan tanggung jawab)masing-
masing. Jika salah satu komponen ada yang kurang berfungsi, kurang
bertanggung jawab, kurang mengetahui tugas pokoknya, maka kualitas
pelayanan dan visi misi dari sebuah lembaga pendidikan tidak mungkin
bisa tercapai secara optimal.
Selanjutnya Munir4 menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu
proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang dilakukan
secara langsung. Demikian lingkungan yang diungkapkan oleh Boediono5
bahwa pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepada hubungan interpersonal agar
terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Monier6 menjelaskan pelayanan itu
timbul karena ada faktor penyebab yang bersifat ideal mendasar dan
bersifat material, faktor yang bersifat mendasar ideal ada 3 jenis yaitu:
a. Adanya rasa cinta dan kasih sayang.
b. Adanya keyakinan untuk saling tolong menolong sesama.
c. Adanya keyakinan bahwa berbuat baik kepada orang lain adalah salah
satu bentuk amal sholeh.
Demikian lingkungan pelayanan terhadap masyarakat dalam
bidang pendidikan adalah merupakan pelayanan yag paling penting.
Sehingga siapapun yang berada didalam sistem lembaga pendidikan harus
memenuhi apa yang telah tertuang dalam UU No.20 tahun 2003
Tentang sistem pendidikan nasional, UU No.14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen. PP No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan,
di dalam PP No.74 tahun 2008 tentang guru, ditegaskan tentang keharusan
pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sisitem pendidikan nasional 2003,
pasal 12. Syarat – syarat tersebut diberikan karena tantangan yang dihadapi
guru dan dosen sebagai pelayan publik baik lokal maupun nasional
sangatlah berat.
Guru dan dosen sebagai pelayan publik harus memenuhi syarat –
syarat tertentu yang tercantum dalam UU No.14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen. Empat kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru
4 Ibid, 17. 5 Budiono, Pelayanan Prima Perpajakan, (Jakarta: PT Reinika Cipta, 2003),60. 6 Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), 12.
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
165
dan dosen yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam dan mampu membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
standar nasional pendidikan. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan akademik yang relevan dengan orentasi program studi,
mampu menguasai materi ajar secara mendalam dan luas. Juga mampu
merancang penelitian berbasis desain proposal, mampu melaksanakan dan
menyusun laporan penelitian, mampu mengembangkan bidang keahlian
untuk melakukan inovasi bidang ilmu pengetahuan yang ditekuni,dan
mampu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis desain.
Sedangkan kompetensi peadagogik, seorang guru atau dosen harus
mempunyai kemampuan merancang mata pelajaran mata kuliah dalam
bentuk silabu, SAP, RPP, out line dan hand out. Mempunyai kemampuan
pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, pemahaman wawasan keilmuwan, mampu mengelola proses
pembelajaran sesuai dengan tingkat kompetensi yang dikembangkan.
Demikian juga harus mampu membuat perancangan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran dan dialogis, mampu mendesain kompleksi
suatu mata kuliah dalam sebuah pembelajaran dan melakukan evaluasi
pembelajaran baik proses produk secara obyektif dan fair.
Kompetensi kepribadian seorang dosen atau guru harus
mempunyai kepribadian yang kokoh, karakter yang tangguh tulus ikhlas,
berakhlak mulia, yang ramah, sabar, tidak mudah marah, berwibawa,
berpenampilan rapi, sopan, jujur dan bersikap terbuka, dan menerima
kritik dan saran, memberikan teladan dalam menanamkan nilai-nilai moral
bagi peserta didik dan masyarakat. Juga mampu memaknai kehidupan
berdasarkan nilai Islam (living value), memiliki motivasi untuk berdedikasi
terhadap lembaga selain juga mampu menunjukan sikap leadership
khususnya dalam konteks pendidikan tinggi.
Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang dosen atau guru
sebagai seorang pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
peserta didik, orang tua peserta didik dan dan masyarakat secara baik
secara lisan, tulisan, mampu meningkatkan kualitas interpersonal dan juga
meningkatkan kualitas intrapersonal, mampu mengaplikasikan perilaku
asertif dalam berkomunikasi dengan sesama. Mampu menggunakan
tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional, mampu bergaul
secara santun dan sopan dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, satuan pimpinan pendidik, orang tua atau wali para peserta
didik. Mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial serta mampu
JURNAL FALASIFA. Vol. 3, No. 1 Maret 2012
166
memanfaatkan potensi sosial untuk mempresentasikan diri dan lembaga
kepada instituti.
Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik dalam bidang
pendidik, pemerintah telah menetapkan empat kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang pendidik. Good Governance dianggap seperangkat
harapan baru bagi masyarakat kepada pejabat publik termasuk dunia
pendidikan yang implementasinya mengarah pada nilai-nilai yang
menjunjung tinggi kehendak dan keinginan peserta didik dan masyarakat.
Oleh karena itu governance (meminjam istilah Miftah Thoha) sangat
diperlukan yakni budaya baru untuk administrasi publik, dapat juga
disebut memanusiakan administrasi publik. Empat dasar penting yang
mendorong adanya kebutuhan Human Governance7 ini antara lain,
1. Ingin menciptakan tatanan pelayanan yang lebih baik
2. Lebih banyak investment di bidang informasi dan teknologi
3. Menempatkan regulasi yang lebih baik.
4. Manajemen pelatihan yang sumberdaya manusia yang lebih terbuka dan
jujur
Kualitas Pelayanan Administrasi Pendidikan
Dari beberapa literatur dijumpai beberapa kualitas yang banyak
dikutip, menurut Doming, kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan
dan keinginan konsumen. Sedangkan Rosby mempersepsikan kualitas
sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhaadap persyaratan8.
Agar bisa memberikan pelayanan terbaik, hendaknya semua yang
terlibat dalam sistem sebuah lembaga pendidikan bisa melakukan
pekerjaan sesuai dengan tugas fungsi dan tanggung jawab masing- masing.
Citra kualitas pelayanan yang baik bukanlah berdasarkan pada sudut
pandang ataupun persepsi penyedia lagi atau lembaga pendidikan,
melainkan pada persepsi dan sudut pandang masyarakat yang dilayani
dibidang pendidikan. Dalam hal ini peserta didik, mahasiswa atau wali
peserta didik.
Kondisi kualitas pelayanan pendidikan yang belum optimal dapat
ditingkatkan dengan salah satu upaya pengembangan pegawai
sebagaimana diungkapkan oleh Edward9 menyatakan ‚pengembangan
pegawai menjadi salah satu faktor di dalam meningkatkan pelayanan yang
lebih baik dari karyawan kepada pelanggan karena memberikan pelayanan
7 Miftah Thoha, Ilmu AdministrasiPublik Kontemporer, (Jakarta: Kencana Pranada, 2008),
155 8 Zullan Yamit , Manajemen Kwalitas produksi dan Jasa, (Jakarta: Ekonesia, 2001), 7. 9 Vincent Gasperz, Manajamen Kwalitas dalam Industry Jasa, (Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama, 1997), 65
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
167
yang berkualitas atau yang lebih baik merupakan daya penarik yang sangat
penting‛.
Pendapat diatas menunjukkan dengan pengembangan pegawai
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
pegawai yang instansi yang bersangkutan.
Kualitas pelayanan menurut wyckd tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengedalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi
kepentingan yang dilayani. Apabila pelayanan yang diterima atau
dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan baik dengan memuaskan, jika pelayanan diterima lebih
rendah daripada yang diharapkan maka kualitas pelayanan diharapkan
buruk.
Dengan demikian, baik tidaknya kualitas dalam administrasi
pendidikan tergantung pada kemampuan semua yang terlibat dalam sistem
yang ada dalam lembaga pendidikan dalam memenuhi harapan yang
dilayani yakni, peserta didik, mahasiswa, wali peserta didik secara
konsisten.
Prinsip Good Governance
Lembaga Admistrasi Negara good governance sebagai
penyelenggaraan pemerintah Negara yang solid dan bertanggung jawab
serta effisien dan efektif, yaitu dengan menjaga kesinergisan interaksi
konstruktif diantara domain-domain Negara, sektor swasta dan
masyarakat. Adapun karakteristik good governance menurut rumusan
United Nation Development Program (UNDP) meliputi, (a)
artisipasi(participation), (b) supremasihukum (rule of law), (c)
transparansi(transparency), (d) cepat tanggap(rensponsivences), (e)
membangun consensus(consensus orientation), (f) kesetaraan(equiluty), (g)
bertanggung jawab (accuntability), (h) visi strategis (strategic vision).
Sedangkan prinsip- prinsip good governance yaitu (a) mengikut
sertakan semua transparansi (b) bertanggung jawab (c) efektif dan efesien
(d) menjamin adanya supremasi hokum (e) menjamin bahwa prioritas-
prioritas politik sosial dan ekonomi didasarkan pada consensus mastarakat,
(f) memperhatikan kepentingan mereka yang miskin dan lemah dalam
proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumberdaya
pembangunan.
Dibidang pendidikan tentunya prinsip - prinsip good governance
sebagaimana diatas sangat perlu untuk diperhatikan, baik untuk
pemerintah, steak holder, para pimpinan lembaga pendidikan. Dunia
pendidikan tidak boleh hanya bisa dinikmati oleh mereka yang memiliki
modal uang. Akan tetapi menjadi hak semua warga Negara Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah dan para pemimpin lembaga pendidikan
JURNAL FALASIFA. Vol. 3, No. 1 Maret 2012
168
hendaknya memperhatikan kepentingan mereka yang miskin dan lemah
ataupun cacat secara mental maupun fisik dalam proses pengambilan
keputusan menyangkut kebijakan tentang pendidikan.
Konsep Good Governance
Adapun karakteristik good governance yangdiberikan UNDP adalah
meliputi:
a. Participation, keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga
perwakilan yang dapat menyalurkan apresiasinya. Partisipasi tersebut
dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif.
b. Rule of law, kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu.
c. Transparency, transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh
onformasi – informasi yang berkaitan kepentingan publik secara
langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.
d. Responsiveness, lembaga- lembaga publik harus cepat tanggap dalam
melayani stakeholder.
e. Consensus orientation, berorientasi pada kepentingan masyarakat yang
lebih halus.
f. Equality, setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
memproleh kesejahteraan dan keadilan.
g. Efficiency and effectiviness, pengelolaan sumber daya publik dilakukan
secara berdayaguna (efisien) dan berhasilguna (efektif)
h. Accountability, pertanggung jawaban kepada publik atau setiap
aktivitas yang dilakukan.
i. Strategic vision, penyelenggaraan pemerintah dan masyarakat harus
memiliki visi jauh kedepan.
Administrasi Pendidikan Dan Pelayanan Publik
Kenyataan yang selama ini dijumpai adalah pelayanan yang kurang
memuaskan disebabkan jauh dari kriteria prinsip pelayanan public sebuah
peneliti: Governance and Decentralization survey 2003 (www.
Bapenas.go.id, mengemukakan bahwa beberapa indikasi adanya pelayanan
yang masih jauh dari kualitas yang baik adalah:
a. Belum adanya prinsip keadilan dan persyaratan dalam praktek
pelayanan publik yang masih ditandai oleh masih banyaknya
diskriminasi menurut hubungan pertemanan afiliasi politik kesamaan
etnis dan agama dalam praktek pelayanan masyarakat.
b. Rendahnya respon pemerintah dalam menanggapi kebijakan
masyarakat
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
169
c. Rendahnya effisiensi dan effektifitas pelayanan yang ditandai oleh
adanya pelayanan yang lambat, tidak cepat, tidak tepat waktu dan
masih adanya biaya tambahan diluar biaya yang sebelumnya.
d. Masih adanya budaya rentebirokrasi dimana sering terjadi praktek suap
dan pertanyaan yang kadang- kadang melebihi kepentingan
dasar………………Paraswams dkk.10
Mengidentifikasi 10 dimensi karakteristik yang dapat digunakan
untuk mengukur atau mengevaluasi kualitas pelayanan yaitu:
a. Reabilitas, mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja dan
kemampuan untuk dipercaya (dependibility).
b. Responsivitas, kemauan untuk kesiapan para karyawan untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan.
c. Kompetensi setiap orang dalam suatu perusahaan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan pelanggan.
d. Akses mendapati kerendahan untuk ditemui dan di hubungi, hal ini
berarti ideal fasilitas lagi mudah dijangkau, waktu menunggu yang
tidak terlalu lama.
e. Courtesy (kesopanan) mendapat sikap sopan santun, perhatian dan
keramahan yang dimiliki para contak person.
f. Komunikasi artinya mereka yang memberikan informasi kepada
pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami serta selalu
mendengarkan suara pelanggan.
g. Kredibility
h. Security (keamanan), yaitu rasa aman dari bahaya, resiko atau keraguan,
aspek – aspek meliputi keamanan fisik (plysical safery), keamanan
financial (financial safery)
i. Understanding atau knowing the costumer, yaitu usaha untuk
memahami kebutuhan pelanggan.
j. Fungsibles yaitu bukti
Jenis – Jenis Pelayanan Publik
Surat edaran menteri pendaya gunaan dan aparatur Negara No.
SE/10/M.PAN/7/2005 tentang daftar prioritas jenis pelayanan publik,
dimana didalamnya terdapat 11 sektor pelayanan yang perlu mendapatkan
prioritas peningkatan kualitas atas jenis-jenis pelayananya yang meliputi :
1. Adminstrsi kependidikan
2. Kepolisian
3. Perundustrian perdagangan dan koprasi
10 Tjiptono F Chandra, Service Quality and Satisvaction,(Yogyakarta :Ani Offset, 2005),
132-133
JURNAL FALASIFA. Vol. 3, No. 1 Maret 2012
170
4. Bea cukai dan pajak
5. Kesehatan
6. Imigrasi
7. Perhubungan
8. Ketenagakerjaan
9. Pertanahan dan pemukiman
10. Pendidikan
11. Penanaman modal11
Berdasarkan table daftar prioritas tersebut di atas dapat
disimpulkan (harus ada 11 sektor pelayanan publik dengan masing- masing
jenis pelayanan salah satu diantaranya adalah sektor pendidikan yang
mendapatkan prioritas untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya).
Inovasi dalam Administrasi Pendidikan
Pengembangan good governance memiliki kendala yang besar, oleh
karena itu langkah-langkah strategis melakukan pembaharuan good
governance. Pelayanan publik sebagai bentuk pelayanan umum khususnya
dibidang pendidikan tentunya membutuhkan inovasi - inovasi baru
sehingga dapat mendorong pengembangan good governance, sebagaimana
penjelasan mark moore and jean Hartley edited by Stephen P. Osborne.
Among prfesionals, innovation is seen as a critical for improving the pervormance
of govermant and enhacing government’s legitimacy with citizen”. Inovasi itu
dilihat sebagai metode yang paling baik untuk meningkatkan kinerja
pemerintahan dan memperkuat legitimasi pemerintahan dengan
masyarakatnya‛. Menurut MarkMoore Nothing other than an innovation
government can keep pace with citizen aspiration for a government that is both
efficient and effective in it is core operations, and capapale of responding to the
diverse and changing needs of a modern society. Selain pemerintahan yang
inovatif tidak ada bentuk lain yang memenuhi aspirasi masyarakat atas
kinerja pemerintah yang efisien dan efektif pada pelaksanaan dan
kemampuan untuk merespon kebutuhan yang berbeda dan selalu berubah
pada masyarakat yang modern.
Inovasi itu dilihat sebagai metode yang paling baik untuk
meningkatkan kinerja pemerintah dan memperkuat legitimasi pemerintah
dengan masyarakat.
Bagaimana inovasi dilakukan dibidang Administrasi Pendidikan?
Administrasi pendidikan merupakan sebuah sistem sehingga semua
komponen harus diberdayakan baik melalui workshop, pelatihan seminar
11 Lampiran suarat edaran menteri pendayagunaan dan aparatur SE/10/M.PAN/7/2005.
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
171
dan lain sebagainya agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat. Thoha12 menjelaskan prinsip prinsip Human Governance:
1. Adanya akuntabilitas Sosial. Prinsip ini dipahami sebagai wujud dari
realisasi dan implementasi dari prilaku pertanggung jawaban sosial
yang harus dilakukan oleh administrasi Publik termasuk administrasi
Pendidikan. Prinsip ini harus dijadikan sebagai alat untuk dialog dengan
stakeholder, terutama dilakukan ketika menyusun perencanaan dan
evaluasi hasil yang dicapai.
2. Pendidikan bagi Warga Negara. Prinsip ini sebagai proses ‘learning’ dan
dapat diketahui melelui sistem pendidikan, pada kegiatan pelatihan,
pada informasi yang tersedia pada kreatifitas rasa tanggung jawab yang
semakin besar dan keterlibatan warga dalam realisasi tercapainya
tujuan Pendidikan Nasional. Selain itu juga melaksanakan kempanye
yang mendorong timbulnya kepekaan bagi warga terhadap program
Pendidikan.
3. Kesamaan dan kebebasan [ Equality and Freedom]. Prinsip ini sebagai
keharusan untuk menjamin adanyakesamaan dan kebebasan bagi
semuanya.
4. Partisipasi Prinsip ini dipergunakan sebagai upaya untuk menilai
peningkatan kwalitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, dan
jaminan terhadap hak warga Negara untuk memperoleh informasi yang
mereka butuhkan.
5. Sustanebilitas Prinsip ini menjamin kelangsungan program kegiatan yang
dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat
6. Bantuan subsidi.
7. Kompetisi ditingkat global. Prinsip upaya untuk melakukan transparansi
sistem perundangan dan sebagai upaya untuk menyempurnakan
kwalitas administrasi.
8. Kinerja administrasi pemerintahan yang adaptif. Hal ini diperlukan agar
bisa menjamin kreatifitas warga.
9. Reabilitas Prinsip ini bisa dipahami sebagai keseimbangan hubungan
antara Negara, Institusi dan Negara. Keseimbangan ini sebagai wujud
adanya dialog dan terciptanya iklim yang saling menghargai antara
rakyat warga dan pemerintah.
Berbeda dengan Thoha Bery menjelaskan beberapa hal yang
sebaiknya dimiliki dan dilakukan oleh para pelayan publik termasuk
pelayan pendidikan yaitu ‘
12 Thoha Miftah, Ilmu AdministrasiPublik Kontemporer, (Jakarta: Kencana Pranada,
2008),157-161
JURNAL FALASIFA. Vol. 3, No. 1 Maret 2012
172
1. Tangibles, yang berkenaan dengan daya tarik fasilitas perlengkapan
dan material yang digunakan serta penampilan karyawan.
2. Reliability [keandalan] Yaitu berkenaan untuk memberikan layanan
yang akurat sejak pertamakali tanpa membuat kesalahan.
3. Responsiveness [daya tanggap] Keinginan para staf dan karyawan
untuk memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance [ jaminan] yaitu mencakup pengetahuan dan kemampuan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf.
5. Empaty yang meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan dan
komunikasi yang baik.
Penutup
Memberikan pelayanan terbaik dalam administrasi Pendidikan
adalah merupakan bagian dari Pelayanan terbaik Administrasi Publik.
Pelembagaan kemampuan administrasi untuk mencapai tujauan bersama
atau kolektif adalah merupakan pilar fundamental administrasi
pendidikan. Dalam konteks inilah, keberadannya menjadi sangat subtansial
dalam pendidikan.
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
173
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, 2003. Pelayanan Prima Perpajakan, Jakarta PT Reinika Cipta.
Barata A.A 2004, Dasar dasar Pelayanan Prima; Jakarta PT Alex Media
Kompotindo
Frederickson H George 1997, The Spirit Of Publik Administration. California,
Jossebass San Francisco.
Gasperz. Vincent 1997. Manajamen Kwalitas dalam Industry Jasa, Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama
Moenir, 2002 , Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta PT Bumi
Aksara
Osborne, P.Stepheen [ ed ] 2010, The New Public Governnce ? Emerging
Perspectives On the theory and practice of Public Governance,
Simultaneosly Published in USA and Canadaby Reoledge 270
Medison New York.
Levine, Charles.H.B,Guy , Peters Frank.J Thomas, 1990, Public
Administration Challenges Choise Consequences, London,
ScottForesmanlittle
Sekretariat Negara RI 2003 Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Jakarta 8 Juli
Sekretariat Negara RI tahun 2005 Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ,Jakarta 16 Mei
Thoha Miftah, 2008, Ilmu AdministrasiPublik Kontemporer, Kencana, Pranada.
JURNAL FALASIFA. Vol. 3, No. 1 Maret 2012
174
Tjiptono F Chandra 2005 , Service Quality and Satisvaction,Yogyakarta Ani
Ofsit
Tjiptono, Diana 2003 Total Quality Managemen, edisi revisi Yogyakarta
Yamit .Zullan 2001, Manajemen Kwalitas produksi dan Jasa, Jakarta, Ekonesia.
Dokumen
Surat Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63 tahun
2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggara Pelayanan Publik.