1. Tugas Proposal Tesis d

17
PROPOSAL TESIS TOPIK TESIS Tugas Mata Penyusunan Proposal Proyek Teknologi Industri Kecil dan Menengah Dosen pengampuh: Ir. Supranto.M.Sc.,Ph.D Oleh Zufri Hasrudy Siregar, ST NIM 07/262281/PTK/4446 KEPADA

Transcript of 1. Tugas Proposal Tesis d

Page 1: 1. Tugas Proposal Tesis d

PROPOSAL TESISTOPIK TESIS

Tugas Mata Penyusunan Proposal ProyekTeknologi Industri Kecil dan Menengah

Dosen pengampuh:Ir. Supranto.M.Sc.,Ph.D

Oleh

Zufri Hasrudy Siregar, STNIM 07/262281/PTK/4446

KEPADAPROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADAMAGISTER SISTEM TEKNIK (MST)

Sekretariat : Jl. Teknika Utara Barek Kampus UGM Yogyakarta 55281

Tahun 2008

Page 2: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

BAB IAgenda Riset Nasional untuk

Optimalkan Litbang Pusat dan Daerah

Agenda Riset Nasional (ARN) yang diluncurkan bersamaan denganperingatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus 2006,

dimaksudkan untuk memberikan prioritas kegiatan serta sebagaitonggak dan indikator capaian pembangunan nasional iptek

dalam kurun waktu 2006-2009.

I.1 PENDAHULUAN

Di hadapan pejabat Eselon I dan II Departemen Pertanian, khu-

susnya para pejabat dan peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian,

Menteri Pertanian menegaskan agar lembaga penelitian departe-

men teknis maupun lembaga penelitian di perguruan tinggi men-

sinergiskan seluruh program penelitian pertaniannya sesuai dengan

kebijakan strategis yang telah disepakati bersama antara Departemen

Pertanian dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Hal ini di-

sampaikan dalam acara Sosialisasi Agenda Riset Nasional (ARN) bebe-

rapa waktu lalu di Ruang Pola Departemen Pertanian.

Penguasaan iptek merupakan salah satu penentu daya saing bangsa,

terutama dalam era globalisasi. Pemerintah telah menetapkan, dalam

Program Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009, peningkatan

kemampuan iptek sebagai salah satu agenda nasional. Dalam kerangka

itulah Dewan Riset Nasional (DRN) menyusun dan meluncurkan ARN

2006-2009.

Penyusunan ARN membutuhkan proses yang cukup panjang.

Diawali dengan penyusunan materi pokok oleh masing-masing Komisi

Teknis DRN, dilanjutkan dengan diskusi antar-Komisi Teknis DRN

serta jajaran Kemeneg Ristek. Rangkaian berikutnya adalah diskusi

dengan narasumber terkait, pihak legislatif, Bappenas, Departemen

Keuangan serta Departemen teknis. Setelah draf keseluruhan

terbentuk dilakukan serangkaian workshop pengayaan dan pena-

jaman materi ke berbagai pemangku kepentingan iptek di Indonesia.

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

1

Page 3: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

Riset dan pengembangan iptek yang berpola lintas disiplin dipandang

penting untuk memicu pertukaran dan sintesis keilmuan ditara para

pelaku iptek di lembaga litbang, perguruan tinggi, dan lingkungan

industri. Oleh karena itu, benang merah penyusunan dan penerapan

ARN adalah suatu keterkaitan yang terpadu di antara enam bidang

fokus ARN yang mencakup keterkaitan dalam proses maupun dalam

tujuan bersama untuk mencapai kemandirian daya saing iptek,

kekuatan landasan keilmuan dan basis pengetahuan masyarakat,

peningkatan kapasitas iptek dan inovasi masyarakat, sistem pro-

duksi, serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan.

Keenam bidang fokus peningkatan kemampuan iptek dalam RPJM

2004-2009 adalah: (1) ketahanan pangan, (2) sumber energi baru dan

terbarukan, (3) teknologi dan manajemen transportasi, (4) teknologi

informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan keamanan, dan

(6) teknologi kesehatan dan obat. Bidang-bidang fokus tersebut sesuai

dengan acuan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2005-2009

sebagai pedoman bagi arah kebijakan, prioritas utama dan kerangka

kebijakan bagi seluruh pembangunan iptek.

Khusus untuk agenda riset ketahanan pangan, ada alur benang

merah yang jelas, sehingga teridentifikasi delapan permasalahan pa-

ngan utama yang terdapat pada tahap produksi, distribusi, dan kon-

sumsi yang selalu terkait. Dengan demikian penanganannya tidak da-

pat dilakukan secara parsial. Kedelapan permasalahan tersebut adalah:

(1) kekurangan pangan pokok akibat kebutuhan yang lebih tinggi

daripada kapasitas produksi dalam negeri, (2) pengurangan luas lahan

produktif akibat konversi penggunaannya untuk keperluan nonper-

tanian, (3) kecilnya margin usaha tani yang berakibat pada rendahnya

motivasi petani untuk meningkatkan produksi, (4) kendala dalam

distribusi pangan sebagai akibat keterbatasan jangkauan jaringan

transportasi, (5) beberapa produk pangan tidak dapat tersedia sepan-

jang tahun karena belum berkembangnya teknologi pengolahan/pe-

ngawetan, (6) pola konsumsi yang kaku sehingga upaya diversifikasi

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

2

Page 4: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

pangan sering terhambat, (7) adanya produk pangan yang tidak me-

menuhi standar kesehatan dan keamanan pangan termasuk kurang

gizi, dan (8) belum semua rumah tangga secara ekonomi mampu me-

menuhi kebutuhan pangan pokok.

Ada tiga dokumen penting yang harus dijadikan pedoman dan arah

berpijak bagi para peneliti, penentu kebijakan, dan para pelaku iptek

Badan Litbang Pertanian, khususnya dalam merencanakan dan

mengimplementasikan program utamanya untuk mencapai tujuan,

sasaran dan strategi dalam rangka menciptakan teknologi yaitu: (1)

kebijakan strategis pembangunan nasional iptek 2005-2009, (2) Buku

Putih Penelitian, Pengembangan, Penerapan Iptek 2005-2025, dan

(3) ARN 2006-2009, yang telah disepakati bersama antara Depar-

temen Pertanian dengan Kemeneg Ristek. Dengan demikian akan ter-

cipta sinergisme program dan anggaran iptek demi menjadikan iptek

sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembangunan nasional

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

3

Page 5: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

BAB IIPOTENSI DAERAH

MALUKU UTARA (TERNATE)

II.1 PERTANIAN

Sektor pertanian tidak dapat dipungkiri merupakan sektor

yang memiliki nilai setrategis, sektor ini selain mampu menyediakan

bahan konsumsi juga menyerap jumlah tenaga kerja yang relatif

besar. Di kota Terante sebagian besar penduduk yang tinggal di

daerah pedesaan bekerja/ kehidupannya bergantung pada sektor

ini.

II.2 Sub Sektor Pertanian

Jenis komoditi tanaman bahan makanan yang banyak

diusahakan pertanian di daerah ini adalah ubi kayu, jagung dan

ubi jalar dengan pola pertanian relatif masih bersifat subsistem,

serta penggunaan teknologi maupun sarana produksi yang juga

relatif masih terbatas.

Selama kurun waktu tahun 2005, luas panen, produksi dan

produktivitas dari beberapa komoditi tersebut diatas tercatat : Ubi

Kayu luas panennya 279 Ha dengan jumlah produsi sekitar 2.423

ton dan produktivitas 8.68 Ton / Ha, terjadi peningkatan

produktivitas dibanding tahun sebelumnya yaitu 6.15 Ton / Ha. Ubi

jalar luas panen 46 Ha dengan jumlah produksi 258 Ton dan

produktivitas sekitar 6 Ton / Ha. Sementara jagung dan kacang

tanah memiliki luas lahan dan produksi masing-masing adalah 61

Ha, 78 Ton dengan produktivitas 1.15 Ton / Ha dan 20 Ha, 23 Ton

dengan produktivitas 1.16 Ton / Ha untuk kacang tanah. Secara

umum dari ke 4 komoditi tersebut terjadi penurunan pada luas

panen namun produktivitas meningkat.

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

4

Page 6: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

Selain komoditi tanaman palawija, petani didaerah ini juga

mengusahakan tanaman hortikultura berupa sayuran dan buah-

buahan. Masih dalam tahun 2005, produksi tanaman sayuran

tercatat antaralain:

Ketimun 194,88 Ton , Terong 148,46 Ton dan kagkung 32,75 Ton.

Sementara produksi buah-buahan dalam tahun yang sama adalah

sebagai berikut, pisang sebesar 580,29 Ton, nenas 26 Ton dan

Alpukat 26,79 Ton.

Tabel 2.1 Produksi Jagung pada tahun 2005

TabelTable

Luas Panen , Produksi dan Rata – RataProduksi Jagung Menurut Kecamatan di Kota

Ternate, Tahun 2005Area Harvested, Production And Yield Rate Of

Com by District in Ternate City, Year 2005

KecamatanDistrict

Luas PanenArea

Harvested(Ha)

ProduksiProduction

(Ton)

Rata – RataProduksi

Yield Rate( Ton / Ha )

(1) (2) (3) (4)

1. Pulau Ternate 21 30,0 1,42

2. Moti 147,7 0,55

3. Ternate Selatan 11 12,25 1,11

4. Ternate Utara 15 20,5 1,36

Jumlah 2005 61 70,45 1,15Total 2004 150,8 98,02 0,65

Sumber Dinas Pertania Kota Ternate

Tabel 2.2 Produksi Ubi Kayu Tahun 2005

TabelTable

Luas Panen , Produksi dan Rata – RataProduksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan di

KotaTernate, Tahun 2005

Area Harvested, Production And Yield Rate of

KecamatanDistrict

Luas PanenArea

Harvested(Ha)

ProduksiProduction

(Ton)

Rata – RataProduksi

Yield Rate( Ton / Ha )

(1) (2) (3) (4)

1. Pulau Ternate 120 1 669,39 13,91

2. Moti 112421,67 3,76

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

5

Page 7: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

3. Ternate Selatan 1789,80 5,28

4. Ternate Utara 30 241,72 8,00

Jumlah 2005 279 2 422,58 8,68Total 2004 371,80 2 286,57 6,15

Suber Dinas Pertanian Kota Terante

Tabel 2.3 Produksi Ubi Jalar Tahun 2005

TabelTable 5.1.3.

Luas Panen , Produksi dan Rata – RataProduksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan di Kota

Ternate, Tahun 2005Area Harvested, Production And Yield Rate Of

Potatoes by District in Ternate City, Year 2005

KecamatanDistrict

Luas PanenArea

Harvested(Ha)

ProduksiProduction

(Ton)

Rata – Rata Produks i

Y i e l d R a t e ( Ton / Ha )

(1) (2) (3) (4)

1. Pulau Ternate 24 138,00 5,75

2. Moti 2 7,20 3,60

3. Ternate Selatan

12 75,12 6,26

4. Ternate Utara 8 48,00 6,00

Jumlah 2005 46 268,32 5,83Total 243,10 1 280,50 5,27

Sumber Dinas Pertanian Kota Ternate

II. 4 Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Seperti didaerah Maluku Utara umumnya, secara cultur sektor

pertanian kota ternate pun didominasi oleh sub sektor tanaman

perkebunan. Secara historis komoditi taman perkebunan terutama

cengkeh dan pala dari daerah ini sudah dikenal sejak jaman

Kolonial. Daerah ini termasuk penghasil cengkeh dan pala serta

tempat persinggahan para pendatang untuk membeli hasil bimi

tersebut.

Jenis komoditi tanaman perkebunan banyak diusahakan oleh

rumah tangga, usaha pertanian dikota ternate, disebabkan

produksinya mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi

dibandingkan hasil pertanian lainnya serta merupakan usaha turun

menurun. Produksi tanaman juga merupakan komoditi eksport yang

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

6

Page 8: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

mempunyai prospek ekonomi cukup potensial untuk dipasarkan

keluar negeri. Adapun jenis tanaman perkebunann yang banyak

diusahakan rumah tangga pertanian didaerah ini antara lain :

Cengkeh, Kelapa, Pala sementara Kayumanis dan Lada maih

belum banyak diusahakan

Luas tanaman menghasilkan, jumlah produksi dan

produktivitas beberapa komoditi tanaman perkebunan di Kota

Ternate pada tahun 2005 antaralain adalah : Cengkeh, luas

tanaman menghasilkan 976 Ha, produksi 824 Ton dengan

produktivitas 0,84 Ton / Ha ; Kelapa luas tanaman menghasilkan

1.643 Ha, produksi 2.447 Ton dengan produktivitas 1,49 Ton / Ha ;

Pala luas tanaman menghasilkan 625 Ha, produksinya mencapai

580 Ton dan produktivitasnya sebesar 0,93 Ton / Ha.

II.5 Sub sektor peternakan

Kebutuhan konsumsi hasil ternak masyarakat dikota Ternate,

hingga saat ini masih didominasi suplai stok dari luar daerah ini, hal

tersebut disebabkan produksi ternak lokal masih relatif rendah

sementara dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah

mengakibatkan permintaan terhadap hasil ternak menjadi semakin

meningkat pula. Jenis ternak dan hasil ternak yang banyak

didatangkan dari luar kota Ternate antara lain : Ayam potong, Sapi

dan Telur

Meskipun dengan tingkat produksi yang relatif rendah

dibanding tingkat kebutuhan masyarakat, namun masih cukup

banyak petani yang mengusahakan ternak. Rumah tangga petani

ternak didaerah ini lebih banyak mengusahakan jenis ternak seperti

Sapi dan Kambing serta unggas berupa Ayam buras. Hingga tahun

2005, populasi jenis ternak dan unggas dikota Ternate tercatat: Sapi

1.560 ekor, Kambing 10.835 ekor dan unggas 502.638 ekor.

Dibandingkan tahun 2004, terjadi kenaikan populasi sapi sebanyak

71 ekor atau 4.8 %, demikian juga jeis ternak unggas mengalami

peningkatan yang siknifikan sebanyak 387.155 ekor atau 335.3%.

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

7

Page 9: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

sementara populasi Kambing mengalami penurunan sebanyak

1.633 ekor atau -13,1% dalam priode waktu yang

BAB IIIENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

III.1 PENDAHULUAN

Dalam ilmu ekonomi sumber daya alam, positive statement

adalah sebuah kalimat yang merefleksikan keadaan yang

sebenarnya terjadi dalam penggunaan suatu sumber daya alam.

Sedangkan yang dimaksud normative statement adalah sebuah

kalimat yang menyatakan keadaan yang seharusnya terjadi dalam

penggunaan suatu sumber daya alam. Pada umumnya kalimat ini

merupakan suatu rekomendasi. Dalam membuatnya, diperlukan

pengetahuan tentang bagaimana suatu keadaan dapat berubah

apabila rekomendasi tersebut telah diimplementasikan.

Positive statement yang dikemukakan dalam penelitian ini

adalah “Komposisi minyak bumi sebagai sumber energi atau

sebagai bahan bakar di Indonesia relatif besar jika dibandingkan

dengan komposisi non minyak bumi”. Jika keadaan ini terus terjadi,

Indonesia akan memiliki ketergantungan terhadap bahan bakar

minyak (untuk selanjutnya akan disebut sebagai BBM) atau

terhadap minyak bumi sebagai bahan baku dari BBM.

Dari Tabel 3-1 dapat dilihat bagaimana komposisi sumber

energi di Indonesia. Komposisi dari minyak bumi masih melebihi

50% dari total energi yang dikonsumsi dalam satu periode. Sebagai

informasi tambahan, pada bulan Maret 2005 konsumsi BBM

mencapai 158.900 KL per hari. Komposisi minyak bumi sebagai

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

8

Page 10: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

sumber energi yang lebih besar daripada komposisi non minyak

bumi menunjukkan bahwa minyak bumi sebagai sumber energi

sangat dibutuhkan sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia

memiliki ketergantungan terhadap BBM.

Sumber : CEIC Database yang dipublikasikan oleh IMF

Tabel 3-1 Data Historis Komposisi Sumber Energi di IndonesiaJenis Energi Realisasi

1978/79Realisasi 1983/84

Proyeksi 1988/89

Proyeksi 2005

Non minyak bumi

18,01 22,09 37,57 37Minyak bumi 81,99 77,91 62,43 63

Total energi 100 100 100 100Sumber: Blueprint Pengelolaan Energi Nasional oleh Departemen ESDM RI

Minyak bumi (mentah) terbentuk dari endapan fosil yang telah

melalui proses dalam skala waktu geologis sehingga BBM

dikategorikan sebagai energi fosil (fossil fuel). Walaupun merupakan

bahan bakar yang tidak terbarukan, minyak bumi terus dikonsumsi

kendati harganya meningkat. Konsumsi domestik BBM yang

cenderung meningkat ditunjukkan dalam Gambar jumlah

konsumsi BBM. Di sisi yang lain, harga minyak mentah dunia

sejak periode 1970 cukup berfluktuasi dan juga cenderung

mengalami peningkatan.

Gambar 3-1 Data Historis Harga Minyak Mentah Dunia

(1970-2004)

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

9

Page 11: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

Sumber : CEIC Database yang dipublikasikan oleh aIMF

Selain diproduksi Pertamina, saat ini pemerintah juga

membeli BBM dari badan usaha seperti Petronas, Mitsui, Total,

dan lain lain. Dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli,

pemerintah harus memberikan subsidi supaya harga jual BBM

dapat terjangkau oleh masyarakat. Jenis BBM yang diberikan

subsidi adalah premium, minyak tanah, dan solar. Tabel 3-2

memperlihatkan struktur harga dari BBM pada tahun 2006

sehingga diperoleh besaran subsidi yang harus dianggarkan

pemerintah

Tabel 3-2 Perhitungan Subsidi Pada Tahun 2006Kurs ICP Premium Minyak Tanah Solar

(Rp/1 US$) (US$/bbl)9,900 57 a. Harga beli BBM (Rp/liter) 4.560,00 5.090,00 4.870,00

b. Harga jual BBM (Rp/liter) 4.500,00 2.000,00 4.300,00c. PPN 10% (Rp/liter) 391,30 181,82 373,91d. PBBKB 5% (Rp/liter) 17,01 186,96e. Harga jual bersih (Rp/liter) 4.091,68 1.818,18 3.739,13f. Subsidi BBM (Rp/liter) (468,32) (3.271,82) (1.130,87)g. Volume BBM (juta KL) 17.080,00 10.000,00 14.498,00h. Total subsidi BBM (Rp Miliar) (7.998.864,27) (32.718.181,82) (16.395.346,96)

Sumber: Ditjen Migas, Departemen ESDM

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

10

Page 12: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

3.2 Klasifikasi EnergiKlasifikasi energi sama dengan klasifikasi sumber daya alam,

antara lain energi tidak terbarukan dan energi terbarukan. Energi

terbarukan merupakan energi yang dapat dihasilkan kembali,

secara alami atau dengan bantuan manusia. Sedangkan energi

tidak terbarukan merupakan energi yang dapat habis sekali pakai.

Klasifikasi ini harus memperhatikan aspek lain, seperti aspek

pemakaian (use) dan aspek komersial (commercial). Sumber energi,

dilihat dari aspek

pemakaian, terdiri atas energi primer dan energi sekunder.

Energi primer adalah energi yang diberikan oleh alam dan dapat

langsung dikonsumsi walaupun belum diproses lebih lanjut.

Sementara itu, energi sekunder adalah energi primer yang telah

diproses lebih lanjut. Sebagai contoh, minyak bumi ketika baru

digali dari dalam tanah masih merupakan energi primer. Namun,

jika minyak bumi diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar, maka

bahan bakar ini adalah energi sekunder. Demikian pula bila air

terjun dipasang alat pembangkit listrik, maka listrik yang dihasilkan

merupakan energi sekunder, sedangkan air terjun itu sendiri

disebut energi primer.

Bila dilihat dari nilai komersial,maka sumber energi terdiri

dari sumber energi komersial, sumber energi non-komersial, dan

sumber energi baru. Energi komersial adalah energi sudah

digunakan dan diperdagangkan dalam skala ekonomis. Energi non-

komersial adalah energi yang sudah dipakai tetapi tidak dalam

skala ekonomis. Energi baru adalah energi yang sudah dipakai

tetapi masih dalam tahap pengembangan (pilot project). Energi

baru belum dapat diperdagangkan karena belum mencapai skala

ekonomi. Keseluruhan klasifikasi dapat dilihat dalam Tabel 3-1.

Tabel 3-1 Klasifikasi Sumber Energi

ketersediaanBerdasarkan nilai komersial

Berdasarkan pemakaian

1. Tidak terbarukan 1. Komersial 1. Primer

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

11

Berdasarkan

Page 13: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

· Minyak bumi · Minyak bumi · Minyak bumi· Batubara · Gas alam · Gas alam· Uranium · Batubara · Batubara· Bijih mineral · Tenaga air · Tenaga air

2. Terbarukan · Panas bumi · Panas bumi· Tenaga angin · Uranium 2. Sekunder· Tenaga air 2. Non komersial · Listrik· Panas bumi · Kayu bakar · LPG· Tenaga surya · Limbah pertanian · BBM· Samudera 3. Energi baru · Gas alam· Biomassa · Tenaga surya · Briket batubara

· Tenaga angin· Tenaga samudera· Biomassa

Sumber : Dari berbagai sumber

BAB IV

PEMILIHAN TOPIK TESIS

IV.1 Landasan Berpikir

Berdasarkan dari Agenda Riset Nasional serta Energi dan

Sumberdaya Mineral serta di hubungkan dengan potensi daerah

Maluku Utara(Ternate) dapat diambil benar merah dari hal tersebut,

Agenda Riset Nasional yang meniti beratkan pada enam aspek yaitu

: (1) ketahanan pangan, (2) sumber energi baru dan terbarukan, (3)

teknologi dan manajemen transportasi, (4) teknologi informasi dan

komunikasi, (5) teknologi pertahanan keamanan, dan (6) teknologi

kesehatan dan obat, sedangkan dari potensi Maluku Utara sendiri

memiliki Sumber daya alam berupa Cengkeh, Pala, Kopra dan Ubi

Kayu membutuhkan teknologi pendukung untuk mengoptimalkan hasil

tersebut yang dapat digolongkan dalam diversipikasi pangan atau

teknologi pengolahan pangan.

IV. 2 JUDUL TESIS

Adapun judul tesis yang akan dibuat setelah melihat Agenda Riset

Nasional, Potensi Daerah serta Energi dan Sumberdaya Mineral adalah

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

12

Page 14: 1. Tugas Proposal Tesis d

Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, STDosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D

: “TEKNOLOGI PEMOTONG RANTING PORTABLE DENGAN

SISTEM HIDROLIK MINI”

Tugas Zufri Hasrudy Siregar, STRangkuman Agenda Riset Nasional

13