1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

22
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “Suhu Tubuh, Berat Badan dan Tinggi Badan” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 INDAH CAHAYA P 3415106777 LAILATUL FITRIANI 34151... LUTHFI ANZANI 341 REANEETA SAFITRIE 341.... PENDIDIKAN BIOLOGI BILINGUAL 2010 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

Transcript of 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

Page 1: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“Suhu Tubuh, Berat Badan dan Tinggi Badan”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

INDAH CAHAYA P 3415106777

LAILATUL FITRIANI 34151...

LUTHFI ANZANI 341

REANEETA SAFITRIE 341....

PENDIDIKAN BIOLOGI BILINGUAL 2010

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2012

Page 2: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

A. Tujuan

Suhu Tubuh Aksila dan Oral

- Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh yang benar

- Mengetahui cara mengukur suhu tubuh

- Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh

- Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

- Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kehilangan panas

- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi panas

- Mengetahui perbedaan suhu tubuh yang di lakukan di Oral dengan Axilar

- Mengetahui pengaruh berkumur air es terhadap perubahan suhu tubuh setiap

OP

Berat Badan dan Tinggi Badan

- Dapat menggunakan alat-alat yang dipakai dalam mengukur berat badan dan

tinggi badan

- Mengetahui cara mengukur berat badan dan tinggi badan

- Mengetahui rumus perhitungan BB ideal

- Menghitung nilai Indeks Masaa Tubuh (Body Massa Index)

- Mengetahui berat badan dan tinggi badan Ideal setiap OP

B. Dasar Teori

A. Suhu Tubuh

Jaringan dan sel memberi gambaran tentang keadaan kesehatan

seseorangmelalui suatu rentang suhu. Hipotalamus mengontrol suhu inti tubuh agar

tetap berada pada suhu tubuh normal. Secara fisiologis, suhu tubuh diatur olehmekanisme

vasodilatasi, vasokonstriksi, menggigil dan pengeluaran keringat.Suhu tubuh tidak akan

mengalami perubahan apabila produksi panas sama dengan besarnya suhu tubuh yang hilang ke

lingkungan.

Pengukuran suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain,aksila, oral,

rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu tubuh berlainan, dan besar perbedaan

suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhulingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal

untuk suhu aksila adalahdalam rentang antara 36 °C – 37 °C, pada oral antara 36,5 °C - 37,5 °C dan

suhu pada rektal biasanya 0,6 °C lebih tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang muda pada pagi

hari berkisar antara 36,3°C ± 37,1 °C. Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

Page 3: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan

lain-lain.

Serabut C radiks dorsal menghantarkan sebagian impuls yang dibangkitkan

oleh reseptor raba dan berbagai reseptor kulit lain, selain impuls yang dibangkitkan oleh

reseptor nyeri dan suhu ( Ganong, 2008 ).

Sebagian energi yang dibutuhkan untuk reaksi endotermik ini diperoleh dari

penguraian glukosa menjadi CO₂ dan H₂O, tetapi di otot juga ada senyawa fosfat berenergi

tinggi lain yang dapat menyuplai energi yang dibutuhkan dalam jangka waktu pendek. Dalam

keadaan istirahat dan selama olah raga ringan, otot menggunakan lemak dalam bentuk asam

lemak bebas. Bila intensitas olah raga meningkat, penyediaan energi yang cukup cepat tidak

diperoleh hanya dari lemak, sehingga pemakaian karbohidrat juga penting sebagai komponen

campuran bahan bakar otot. Selama kerja otot, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran

darah meningkat, sehingga pasokan O₂ menjadi meningkat. Sampai titik tertentu, peningkatan

pemakaian O₂ sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi

dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur ke otot harus

setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul sebagai kerja yang

dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai panas. Panas yang

timbul di otot dapat diukur dengan tepat menggunakan thermocouples yang sesuai. (Ganong,

2008)

Panas istirahat (resting heat), yakni panas yang dilepaskan saat istirahat. Panas

yang dihasilkan sebagai kelebihan panas istirahat selama kontrkasi, disebut panas awal,

terdiri atas panas pengaktifan( activation heat), panas yang dihasilkan otot saat berkontraksi,

dan panas pemendekan ( Shortening heat), yang sebanding dengan besarnya pemendekan

otot. Setelah kontraksi, pembentukan panas sebagai kelebihan panas istirahat berlanjut

hingga 30 menit. Panas pemulihan (recovery heat) ini adalah panas yang dilepaskan melalui

proses metabolisme yang mengembalikan otot ke keadaan sebelum kontraksi. (Ganong,

2008)

Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, danoleh

semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal.Panas dikeluarkan dari tubuh

melalui radiasi, konduksi (hantaran ), dan penguapanair di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil

panas juga dikeluarkan melalui urinedan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan

pengeluaran panas menentukansuhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu

Page 4: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

dankarena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar  berfungsi optimal,

fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan(Ganong, 2008 ).

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yangdapat

menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuhmanusia dalam

keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuhmanusia diatur dengan mekanisme

umpan balik  (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila

pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan

mekanismeumpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telahmelewati

batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point).

Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada37°C. Apabila suhu

tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akanmerangsang untuk melakukan

serangkaian mekanisme untuk mempertahankansuhu dengan cara menurunkan produksi panas dan

meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita

lakukanuntuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum,

banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S.Koplewich, 2005)

Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara yaitu:

1. Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya

lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung (Gabriel,

1998).

2. Konveksi Konveksi adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan

yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara

panas sangat ringan dibandingkan udara dingin misalnya orang

telanjang yang duduk dalam ruangan yang kehilangan sekitar 12%

panasnya dengan cara konduksi ke udara menjauhi tubuh.

3. Radiasi adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke

obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut

(Gabriel, 1996). misalnya seseorang yang telanjang dalam ruangan

dengan suhu kamar normal kehilangan sekitar 60% panas total secara

radiasi. Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar

dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa

panas tubuh.

Di setiap tempat perawatan baik di rumah sakit maupun klinik dipakai lokasi

pengukuran temperatur pada ketiak, sub lingual dan rektal (Gabriel, 1998). Terdapat beberapa

Page 5: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

tempat yang mudah diakses untuk memantau suhu tubuh.Suhu mulut dan ketiak (aksila) setara,

sedangkan suhu rectum rata-rata lebihtinggi 1°F (0,56°C). Yang sekarang juga tersedia

adalah alat pemantau suhi yangmemindai panas yang dikeluarkan oleh gendang telinga dan mengubah

suhu inimenjadi ekivalen oral. Namun, tidak ada dari pengukuran-pengukuran ini

yangmerupakan indikasi mutlak suhu inti internal, yang sedikit lebih tinggi daripada100°F

daripada tempat yang diukur (Sherwood, 2009)

Jalur Termogulasi Utama :

B. Berat Badan dan Tinggi Badan

Pengukuran berat badan dan tinggi badan merupakan salah satu jenis

pengukuran antropometrik yaitu pengukuran terhadap ukuran dan komposisi tubuh.

Pengukuran ini menunjukkan keseimbangan antara kalorii yang tersedia dengan pengeluaran

energi, massa otot, lemak tubuh, dan penyimpanan protein.

Berat badan ideal dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya suhu dan jenis

kelamin. Seseorang dikatakan kelebihan berat badan apabila berat badannya 10% lebih berat

Suhu kulit Suhu inti

Termoreseptor

perifer (di kulit)

Termoreseptor sentral (di hipotalamus, bagian lain di SSP,

dan organ abdomen)

Pusat integrasi termoregulasi hipotalamus

Neuron motorikAdaptasi perilaku Sistem saraf simpatisSistem saraf simpatis

Pembuluh darah kulitOtot rangka

Vasokonstriksi dan vasodilatasi kulit

Tonus otot, menggigil

Kontrol produksi panas atau pengurangan

panas

Kelenjar keringat

Berkeringat

Kontrol pengurangan panas

Kontrol produksi panas Kontrol pengurangan panas

Page 6: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

dari berat ideal, bila berat badannya lebih dari 20 % maka kondisi ini disebut obesitas,

sedangkan bila berat badannya 10 % kurang dari berat badan ideal maka kondisi ini disebut

kekurangan nutrisi.

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) adalah pegukuran yang

memperlihatkan kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan seseorang. Bila BMI

berada pada antara 18 – 25 maka seseorang dianggap sehat, sedangkan resiko mengalami

masalah kesehatan meningkat apabila nilai BMI diatas 25.

IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985 yang

mengatakan bahwa batasan berat badan (BB) normal orang dewasa berdasarkan Body Mass

Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,anak,

remaja, ibu hamil, dan olahragawan, juga tidak dapat diterapkan padakeadaan khusus (penyakit)

seperti edema, asites, dan hepatomegali.IMT dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:

BMI=Berat Badan(kg)

[Tinggi Badan(m)]2

Dengan keterangan sebagai berikut: BB = berat badan

TB = tinggi badan

Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan

melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitasadalah kondisi kelebihan lemak, baik di

seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan

total lemak tubuh, yaituapabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25%

pada wanitakarena lemak (Ganong W.F, 2008). Penderita obesitas mengalami

penumpukanlemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan

untuk  jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit

jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya. Nilai normaluntuk indeks ini adalah 20-25

kg/m²

Page 7: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

Grafik BMI untuk dewasa

C. Alat dan Bahan

Alat:

1. Termometer raksa (aksila)

2. Termometer raksa (oral)

3. Stopwatch

4. Tissue

5. Timbangan berat badan

6. Alat pengukur tinggi dengan skala sentimeter (cm)

Bahan:

1. Air Es

Page 8: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

D. Cara Kerja

Suhu Badan pada daerah axilar:

Pengukuran Suhu Tubuh pada daerah Oral:

bersihkan termometer

sebelum digunakan

bersihkan dan keringkan daerah

axila OPOP persilakan

duduk, letakkan termometer pada axila, jepit dengan tangan menyilang

di dada

tunggu selama 5 menit

catat hasil pengmatan,

lakukan hal yang sama dengan

keadaan OP telah lari-lari kecil

selama 10 menit

bersihkan term om eter

sebelum digunakan, turunkan air

raksa sam pai d i

baw ah garis terendah

O P bernafas dalam

keadaan tertutup, letakkan d ibaw ah

lidah, b iarkan

se lam a 5 m enit

catat hasil pengam atan

, u langi dengan

keadaan bernafas dengan m ulut

terbuka, dan

berkum ur air es

se lam a 5 m enit

Page 9: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

E. Hasil

Tabel Hasil Pengamatan Suhu Tubuh kelas PBB 2010

Nama

OP

Usi

aJK

Suhu aksila Suhu oral

Istiraha

tAktivitas Mulut tutup Mulut buka Kumur air es

Riko 20 L 36,6 36,9 36,8 36,7 36,7

CP 20 P 36,7 37 37,2 36,2 36,9

Ellys 20 P 36,2 36,2 36,8 36,8 36,6

DP 19 P 36,4 37,7 37,4 36,9 36,4

Dewi S 20 P 35,4 36,2 36,6 37,5

Aulia 20 P 35,9 36,5 37,1 36,7 36,7

Nindy R 22 P 36,3 36,2 36,6 36,6 36,5

Tabel Hasil pengamatan Tinggi Badan dan Berat Badan

Nama OP usi

a

JK Berat Badan (kg) Tinggi badan (cm) BMI

Luluk 20 P 53 166 19,27

Juwita 20 P 47 164 17,47

Luthfi 20 P 50 161 19,28

Devi 20 P 39 163 14,67

Yuli 20 P 45 161 17,15

Evy 20 P 48 158 19,28

Nurika 20 P 49 160 19,1

Page 10: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

F. Pembahasan

Suhu Tubuh

a. Pengukuran Axilar

Pada praktikum pengukuran suhu tubuh, terdapat tujuh OP yang terdiri atas enam OP

berjenis kelamin perempuan, dan satu OP yang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data

yang diperoleh, suhu tubuh pada masing-masing OP dalam keadaan istirahat adalah hampir

70 % berkisar sekitar 36°C – 37 °C. Sedangkan yang 30 % bersuhu sekitar 35°C - 36°C.

Menurut kami, perbedaan suhu pada kedua OP tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah kondisi tubuh OP, keadaan lingkungan tubuh OP, seperti suhu ruangan

saat pengukuran suhu tubuh Pada saat itu, kedua kelompok mendapat tempat pengukuran

yang berada dekat dengan AC (di bagian belakang dari ruangan laboratorium fisiologi).

Ketika mereka berada di dekat lingkungan yang bersuhu rendah (dingin), maka tubuh mereka

akan beradaptasi dengan lingkungan, sehingga tubuh OP pun menjadi dingin. Ketika tubuh

OP dingin, maka saat dilakukan pengukuran suhu tubuh, didapatkan hasil yang lebih rendah

dari OP lainnya. Perpindahan panas yang terjadi dari tubuh OP ke udara luar karena

perbedaan suhu, terjadi secara, konveksi, yaitu pemindahan panas melalui gas atau cairan

yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan

dibandingkan udara dingin.

Kemudian, selain pengukuran dilakukan dengan istirahat (tanpa aktivitas) juga

dilakukan pengukuran suhu setelah OP beraktivitas selama 10 menit, dengan tujuan untuk

membandingkan perubahan yang terjadi pada suhu tubuh OP tersebut sebelum dan sesudah

beraktivitas. Sebagian besar OP mengalami perubahan, yaitu suhu tubuh OP setelah

beraktivitas menjadi naik kecuali pada Nindi yang mengalami penurunan suhu badan sebesar

0,1 derajat Celcius. Perbedaan hal tersebut dapat diakibatkan oleh perbedaan metabolisme di

dalam tubuh nindy atau bisa juga terjadi karena kesalahan mambaca termometer. Sehingga

itu berarti bahwa, aktivitas mempengaruhi suhu tubuh OP. Selama kerja otot, pembuluh darah

otot berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O₂ menjadi meningkat. Sampai

titik tertentu, peningkatan pemakaian O₂ sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan

semua kebutuhan energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang

tersalur ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul

sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai

Page 11: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

panas ( Ganong, 2008). Jadi, setelah tubuh beraktivitas, otot – otot bekontraksi, maka suhu

tubuh akan meningkat.

b. Suhu oral

Pengukuran suhu oral pada praktikum kali ini memberikan hasil rentang suhu

36,7oC - 37 oC pada ketujuh OP dalam kondisi istirahat dan mulut tertutup. Berdasarkan hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa kedua OP memiliki suhu inti tubuh yang normal, hal ini

didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pada umumnya, nilai normal untuk suhu oral

manusia muda pada pagi hari diperkirakan sekitar 36,3 oC - 37,1 oC (Ganong, 2008).

Besar suhu pada bagian oral dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk

makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan bernapas

melalui mulut.(Ganong, 2008). Pada praktikum kali ini, OP yang telah diukur suhu oral

dalam keadaan istirahat dan mulut tertutup melakukan pengukuran suhu oral kembali dengan

keadaan mulut terbuka, dan ternyata suhu oral ketujuh OP tersebut mengalami rata-rata

penurunan 0,44oC darimulut tertutup ke mulut terbuka. Hal ini dapat terjadi karena, keadaan

mulut yang terbuka menyebabkan OP mengalami pernapasan melalui mulut. Sehingga di

dalam rongga mulut terjadi sirkulasi udara dengan udara diluar rongga mulut. Karena adanya

aliran udara tersebut maka terjadi perpindahan panas secara konveksi antara udara di dalam

rongga mulut dengan udara diluar rongga mulut. Perpindahan panas secara konveksi terjadi

karena adanya perubahan berat jenis udara, udara panas akan naik sedangkan udara dingin

akan bergerak ke bawah (Ganong, 2008).

Hal ini dapat juga dianalogikan dengan pernapasan yang terengah-engah.

Pernapasan yang cepat dan dangkal ini sangat meningkatkan jumlah penguapan air di mulut

dan saluran napas sehingga meningkatkan pengeluaran panas (Ganong, 2008). Saat mulut

terbuka, udara yang keluar dari saluran napas akan meningkatkan jumlah penguapan air di

mulut, hal ini lah yang meningkatkan suhu karena adanya pengeluaran panas.

Saat OP berkumur dengan air es yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan

suhu rongga mulut (oral), maka peristiwa konduksi terjadi. Konduksi merupakan perpindahan

panas antara objek atau bahan dengan suhu berbeda yang berkontak satu sama lain (Ganong,

2008). Air es yang masuk ke rongga mulut dengan suhu lebih rendah berkontak langsung

dengan bagian oral yang bersuhu lebih tinggi, oleh karenanya panas akan segera berpindah

dari bagian oral ke air es yang bersuhu lebih rendah, sehingga terjadi penurunan suhu pada

bagian oral sebesar 0,15oC.

Page 12: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

Saat 5’ kedua pengukuran, suhu oral sudah mengalami peningkatan kembali, hal

ini terjadi karena air es sudah mengalami peningkatan suhu akibat panas yang diberikan oleh

rongga mulut menuju pada suhu seimbang antara kedua bagian tersebut. Sehingga lambat

laun, suhu oral akan kembali pada kisaran suhu normalnya yaitu 36,3 oC - 37,1 oC.

Adapun mekanisme perpindahan panas secara konduksi dan konveksi tersebut

tetap dipengaruhi oleh system saraf yaitu hipotalamus sebagai pemberi respon refleks

perubahan suhu tubuh. Hipotalamus dikatakan mengintegrasikan informasi suhu tubuh dari

reseptor sensorik di kulit, jaringan dalam, medulla spinalis bagian ekstrahipotalamus otak dan

hipotalamus (Ganong, 2008). Masing-masing dari kelima input tersebut meberikan kontribusi

20% dari informasi yang diintegrasikan (Ganong, 2008). Selain dari itu, suhu tubuh juga

dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya usia, jenis kelamin, hormone, lingkungan,

emosi/ stress, makanan dan gizi, serta aktivitas tubuh.

c. Berat Badan dan Tinggi Badan

Praktikum pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan

badan dan meteran tubuh. Pengukuran dilakukan tanpa menggunakan alas kaki dan

menanggalkan benda yang mungkin menambah berat badan OP. setelah dilakukan kalibrasi

kemudian dicatat. Hasil pengukuran menunjukkan data OP yang beragam.

Kemudian dilanjutkan dengan menghitung berat badan ideal dari OP dengan

menggunakan rumus BB = TB – 110 (±10%). Perhitungan ini dilakukan bertujuan agar

mengetahui keadaan ideal dari OP yaitu keadaan berat badan yang normal dan seimbang.

Setelah didapatkan berat badan ideal dilakukan perhitungan indeks massa tubuh dengan

rumus IMT = Berat badan (Kg)/ (tinggi badan)2(m). perhitungan indeks massa tubuh untuk

mengetahui apakah OP tersebut malnutrisi, normal atau overweight.

Pengukuran dengan menggunakan standar hasil perhitungan yaitu < 18 OP

dinyatakan malnutrisi, rentang 18-25 OP dinyatakan normal, sedangkan OP>25 dinyatakan

overweight dan beresiko mengalami obesitas (kelebihan lemak tubuh). Dengan menggunakan

standar rentang tersebut, praktikan dapat menganalisa hasil pengukuran.

Pada OP Luluk memiliki BB 52 Kg dengan IMT/BB sebesar 19,27. Sesuai

dengan standar yang ada, Luluk memiliki berat badan yang ideal. Menurut rentang BMI

yaitu 18-25 Hal tersebut sama dengan Jani yang memiliki BB 50 Kg, sedangkan rentang

IMTnya pun sebesar 19,2. Berbeda dengan saudari evi yang memiliki BB 48 Kg dengan

IMT/BB sebesar 19,28 dan saudari Nurika yang memiliki BB 49 Kg dengan IMT/BB sebesar

19,7. Walaupun terdapat perbedaan pada IMTnya, OP tersebut dinyatakan normal, karena

Page 13: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

standar yang ada pada IMT yang normal itu berada pada rentang 18 – 25. Namun jika

perhitungan IMT melebihi OP mengalami overweight dan beresiko mengalami obesitas bila

tidak mengatur pola makan dengan benar. Penyebab obesitas dapat beragam factor, yaitu 1)

penurunan aktivitas fisik dan pengaturan makan yang tidak baik, 2) faktro lingkungan, social

dan psikologi membuat perilaku makan yang abnormal, 3) nutrisi berlebih pada masa kanak,

4) kelainan neurogenik, 5) factor genetic.

Sedangkan terdapat OP bernama chandra yang memiliki BB 47 Kg dengan besar

IMT/BMI adalah 17,47 lalu Devi yang memiliki BB 39 dengan IMT 14,67 dan saudari yuli

dengan BB 45 dan BMI 17,5. OP tersebut termasuk ke dalam OP yang malnutrisi karena

besar IMT/BMInya dibawah 18 walaupun BBnya masih ke dalam BB ideal.

Pada keempat OP yaitu lulu, jani, evi dan nurika yang sudah ber IMT normal .

termasuk OP yang sudah cukup ideal, walaupun sudah termaksud kedalam IMT yang sudah

cukup ideal Keempat orang ini harus tetap menjaga pola makan sebab perempuan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk menimbun lemak dalam tubuhnya. Dengan menjaga pola

makan tentu kita akan menghindari tubuh dari berbagai macam penyakit. Berbeda dengan

saudari devi, yuli dan chandra yang harus meningkatkan porsi energy makanannya dengan

menyeimbangkan komponen karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Seperti halnya

obesitas, malnutrisi juga dapat karena riwayat dari bayi yang memiliki jaringan adiposity

yang sedikit. Serta mengurangi stress terhadap sesuatu agar nafsu makan tetap terjaga.

Apalagi jika orang tersebut memiliki metabolisme yang cepat, maka makanan selingan

(cemilan)

Page 14: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

G. Kesimpulan

- Tempat pengukuran suhu tubuh ada di aksila dan oral (mulut).

- Cara mengukur suhu tubuh di bagian oral dan aksila adalah dengan menggunakan

thermometer oral dan thermometer aksila.

- Suhu tubuh pada bagian aksila dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aktivitas,

suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan

pakaian.

- Besar suhu pada bagian oral dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk

makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan

bernapas melalui mulut

- Mekanisme perpindahan panas suhu tubuh dapat terjadi melalui konduksi,

konveksi, radiasi, dan evaporasi.

- Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi panas yaitu: metabolisme basal,

aktivitas muscular termasuk menggigil, peningkatan metabolisme yang

disebabkan oleh tiroksin dan efek norepinephrin, pengaruh saraf simpatis pada sel

dan pengaruh temperatur pada sel.

- Rata-rata suhu tubuh di aksila saat ketujuh OP mengalami peningkatan yaitu

dalam keadaan istirahat adalah 36.2 0C dan setelah melakukan aktivitas berlari

menjadi 36,60C.

- Rata-rata suhu tubuh di bagian oral OP dalam keadaan istirahat adalah 36,20C,

saat mulut dalam keadaan terbuka terjadi peningkatan suhu menjadi 36,60C.

sedangkan pada saat mulut tertutup terhitung suhu menjadi 36, 9 setelah

berkumur dengan air es suhu oral mengalami penurunan menjadi 36,70C

.dimungkinkan dikarenakan suhu didalam oral mengalami penurunan suhu yang

dikarenakan suhu es yang masuk kedalam tubuh sangat dingin.

- Terjadi perpindahan panas secara konduksi antara thermometer dengan bagian

oral dan terjadi perpindahan panas secara konveksi antara udara dalam rongga

mulut dengan udara luar pada saat mulut dalam keadaan terbuka, sehingga terjadi

peningkatan suhu.

- Saat berkumur dengan air es, terjadi perpindahan secara konduksi antara panas

antara air es dengan panas pada rongga mulut

- BB ideal dapat diukur dengan menggunakan rumus BB = TB – 110 (±10%).

- Terdapat 3 orang OP yang mengalami malnutrisi dengan besar IMT/BMI yang

dibawah 18

Page 15: 1. Lap. Suhu Tubuh, Berat Badan, Tinggi Badan

H. Daftar Pustaka

Ganong,F. William. 2008. Fisiologi Kedokteran. ECG: Jakarta

Lauralee, Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta

Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : Jakarta

-. http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html, diunduh tanggal 06

Oktober 2012 pukul 21.00 WIB

-. http://www.bodymassindexchart.org/bmi-chart/, diunduh tanggal 06 Oktober 2012

pukul 21.00WIB

Paulev. 2004. Textbook in Medical Physiology and Pathophysiology : Essentials and Clinical Problems. 2nd edition. http://www.zuniv.net/physiology/book/chapter21.html. 23 Februari 2012. 22.00 WIB