1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI...

193
1 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU GURU 1.1 Pendahuluan Program Peningkatan Mutu Guru kerjasama Teacher Institut Sampurna Foundation dengan Universitas Pendidikan Indonesia di Kabupaten Karawang, Universitas Negeri Surabaya di Kota Surabaya, Universitas Negeri Malang di Kota/Kab. Pasuruan memiliki tujuan umum 1) Model Pelatihan guru dalam jabatan (in-service) melalui kegiatan MGMP dengan menerapkan Lesson Study terdeseminasikan di kabupaten/kota sasaran ke MGMP Non MIPA sebagai bentuk pengembangan keprofesionalan guru berkelanjutan; 2) Kemampuan belajar siswa dalam matematika dan IPA meningkat di kabupaten/kota sasaran. Tujuan khusus program ini adalah Model kegiatan MGMP menerapkan lesson study untuk meningkatkan mutu guru matematika dan IPA berkembang di kabupaten/kota sasaran. Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang dilakukan oleh sebuah Learning Community yang melibatkan banyak fihak antara lain guru-guru sebidang atau lintas bidang, dosen, kepala sekolah, Staf Dinas Pendidikan, tenaga ahli dari luar negeri atau praktisi pendidikan lainnya. Proses Lesson Study ini terdiri dari tiga bagian yaitu Plan yaitu kegiatan perencanaan yang meliputi indentifikasi masalah pembelajaran, mengidentifikasi alternatif solusi , serta menyusun rencana pembelajaran. Do adalah kegiatan implementasi pembelajaran yang telah disusun, dan See adalah kegiatan refleksi yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir. Untuk melihat keberhasilan suatu program tentu diperlukan evaluasi program yang sistematis yang sanggup memberikan informasi awal mengenai persiapan program, keterlaksanaan program, keberhasilan program dan dampak program selanjutnya serta mengungkap efektifitas program. 1.2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program Peningkatan Mutu Guru Mekanisme monitoring dan evaluasi program tersebut menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi implementasi program melalui pengembangan perangkat instrumen untuk mendukung implementasi program Lesson Study (LS) lebih efektif. Evaluasi konteks berfungsi sebagai need assessment yaitu mencari kebutuhan, kelemahan dan problem yang dihadapi guru-guru di suatu wilayah untuk pengembangan profesional guru matematika dan sains. Dari hasil evaluasi konteks dapat disimpulkan

Transcript of 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI...

Page 1: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

1

1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU GURU

1.1 Pendahuluan

Program Peningkatan Mutu Guru kerjasama Teacher Institut Sampurna Foundation

dengan Universitas Pendidikan Indonesia di Kabupaten Karawang, Universitas Negeri

Surabaya di Kota Surabaya, Universitas Negeri Malang di Kota/Kab. Pasuruan memiliki

tujuan umum 1) Model Pelatihan guru dalam jabatan (in-service) melalui kegiatan MGMP

dengan menerapkan Lesson Study terdeseminasikan di kabupaten/kota sasaran ke MGMP

Non MIPA sebagai bentuk pengembangan keprofesionalan guru berkelanjutan; 2)

Kemampuan belajar siswa dalam matematika dan IPA meningkat di kabupaten/kota sasaran.

Tujuan khusus program ini adalah Model kegiatan MGMP menerapkan lesson study untuk

meningkatkan mutu guru matematika dan IPA berkembang di kabupaten/kota sasaran.

Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang dilakukan oleh

sebuah Learning Community yang melibatkan banyak fihak antara lain guru-guru sebidang

atau lintas bidang, dosen, kepala sekolah, Staf Dinas Pendidikan, tenaga ahli dari luar negeri

atau praktisi pendidikan lainnya. Proses Lesson Study ini terdiri dari tiga bagian yaitu Plan

yaitu kegiatan perencanaan yang meliputi indentifikasi masalah pembelajaran,

mengidentifikasi alternatif solusi, serta menyusun rencana pembelajaran. Do adalah

kegiatan implementasi pembelajaran yang telah disusun, dan See adalah kegiatan refleksi

yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir.

Untuk melihat keberhasilan suatu program tentu diperlukan evaluasi program yang

sistematis yang sanggup memberikan informasi awal mengenai persiapan program,

keterlaksanaan program, keberhasilan program dan dampak program selanjutnya serta

mengungkap efektifitas program.

1.2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program Peningkatan Mutu Guru

Mekanisme monitoring dan evaluasi program tersebut menggunakan model CIPP

(Context, Input, Process, Product). Model ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi

implementasi program melalui pengembangan perangkat instrumen untuk mendukung

implementasi program Lesson Study (LS) lebih efektif.

Evaluasi konteks berfungsi sebagai need assessment yaitu mencari kebutuhan,

kelemahan dan problem yang dihadapi guru-guru di suatu wilayah untuk pengembangan

profesional guru matematika dan sains. Dari hasil evaluasi konteks dapat disimpulkan

Page 2: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

2

substansi apa yang perlu menjadi muatan kegiatan Lesson Study MGMP, khususnya aspek-

aspek kompetensi apa yang perlu dikembangkan pada diri guru melalui kegiatan Lesson

Study. Kompetensi pedagogi yang mana dan kompetensi profesional yang mana?

Disamping mengembangkan tradisi ”berkooperasi” dikalangan guru mata pelajaran sejenis,

LS pun hendaknya berisi intervensi untuk mengubah model pembelajaran dari ”teacher

centered” ke arah ”student centered”, serta dari ”teoritik” ke arah ”hands-on.

Evaluasi input berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti

profil siswa (kapasitas belajar, tingkat kemampuan dll.), profil guru (latar belakang

pendidikan dan pengalaman mengajar, mismatch, sikap terhadap suatu inovasi, budaya kerja

sekolah, dll.) dan fasilitas belajar yang tersedia di sekolah. Dari evaluasi input dapat

disimpulkan pendekatan pengelolaan apa yang perlu diterapkan dalam LS, model

pembelajaran apa yang perlu ditumbuhkembangkan, serta hidden agenda apa yang perlu

dibawa melalui LS MGMP.

Sasaran ”baseline survey” diarahkan pada pengumpulan informasi yang diperlukan

untuk evaluasi konteks dan input. Oleh karenanya disain dan instrumen baseline survey

perlu dirancang dengan merujuk pada kebutuhan pengumpulan informasi secara

komprehensif tentang problem lapangan yang berkaitan dengan pembelajaran, keberadaan

peralatan pendukung pembelajaran, selain profil input lainnya, seperti kondisi guru dan

siswa.

Evaluasi proses (dapat disebut monitoring) berkenaan dengan kajian seberapa jauh

pelaksanaan operasional LS di MGMP berjalan secara efektif ke arah pengembangan

profesional guru yang diharapkan. Evaluasi proses bersifat sebagai evaluasi formatif,

sehingga hasil evaluasi perlu segera diumpanbalikkan kepada pihak-pihak terkait, termasuk

manajemen program di wilayah tertentu serta MGMP fasilitator dan experts, untuk

ditindaklanjuti.

Evaluasi produk meliputi dua aspek, yakni evaluasi output dan evaluasi dampak

(impact). Evaluasi output terarah pada hasil langsung (direct) program, baik perubahan-

perubahan pada kinerja mengajar guru maupun kinerja belajar siswa yang teramati pada

akhir implementasi program. Evaluasi dampak lebih bersifat monitoring terhadap

konsistensi aktivitas LS MGMP pasca project (sustainability).

Kerangka kerja program evaluasi dapat diilustrasikan dalam diagram 1.2. berikut ini.

Page 3: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

3

Diagram 1.2. Kerangka Kerja Evaluasi Program Peningkatan Mutu Guru 1.3 Kerangka Kerja Analisis Dampak Program

Untuk menganalisis dampak dari program direncanakan dua survey yaitu Baseline

Survey pada awal program dan End-line Survey pada akhir Program. Dampak program

dianalisis berdasarkan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah program dilaksanakan

melalui analisis perbandingan keadaan sebelum dan sesudah pada kelompok sasaran.

Secara alamiah diasumsikan akan terjadi perubahan walaupun tanpa intervensi

program di atara dua waktu tertentu. Dengan demikian, diperlukan pembanding sebagai

acuan untuk program yang tidak mengalami intervensi antara dua waktu tertentu dengan

mengukur keadaan awal dan akhir pada kelompok kontrol. Pertama menentukan daerah

sebagai kelompok kontrol yang memiliki karakteristik wilayah yang hampir sama dengan

kelompok sasaran.

Analisis dampak terdiri dari dua tipe perbandingan yaitu:

1) Perbandingan sebelum dan sesudah program intervensi; dan

2) Perbandingan dengan dan tanpa program intervensi

Kerangka kerja dari Survey Dampak ditunjukkan pada tabel 1.3.1 berikut ini:

PROGRAM EVALUATION

Context

Input

Process

Product

Need assessment

Site Condition

Formative

Outputs (summative)

Impact (sustainability)

Baseline survey

Monitoring

End-line survey

Post-project Impact study

KOMPONEN FUNGSI PROSEDUR

Page 4: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

4

Tabel 1.3.1 Kerangka Kerja Analisis Dampak

Provinsi Kota/Kabupaten Baseline Survey

End-line Survey

Perubahan Dampak

Jawa Barat Karawang A A’ ∆ A

∆A / ∆B Purwakarta B B’ ∆B

Jawa Timur Kota Surabaya A A’ ∆ A

∆A / ∆B Gresik dan Sidoarjo

B B’ ∆B

Jawa Timur Pasuruan A A’ ∆ A

∆A / ∆B Malang B B’ ∆B

2. TUJUAN DAN METODOLOGI BASELINE SURVEY

2.1 Tujuan Baseline Survey

1. Untuk mengetahui kondisi awal tentang pelaksanaan in-service training serta

kondisi pendidikan matematika dan sains di sekolah dalam rangka

mengimplementasikan program Peningkatan Mutu Guru di Kabupaten Karawang,

Kota/Kab. Pasuruan dan Kota Surabaya.

2. Untuk mengumpulkan data tentang budaya sekolah, proses belajar mengajar,

ketertarikan/motivasi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, juga

kemampuan akademik siswa dari sekolah sasaran dan sekolah kontrol sebagai

baseline data, dalam rangka menilai dampak dari projek ini melalui perbandingan

dengan data ketika projek ini berakhir.

Metode

1-1 Mengobservasi kinerja guru melalui video-analysis pembelajaran.

1-2 Wawancara dengan informan Guru MIPA tentang kegiatan dan permasalahan

dalam pembuatan RPP, pengembangan media, pengembangan alat penilaian, dan

pelaksanaan pembelajaran.

1-3 Mengumpulkan contoh silabus, RPP, LKS, dan soal test yang digunakan.

1-4 Observasi lab dan fasilitas pembelajaran MIPA lainnya.

2-1 Mengumpulkan data dari Disdik Kab. Karawang tentang latar belakang

pendidikan guru MIPA SMP, usia dan lama pengalaman mengajar, dan prestasi

akademik MIPA siswa selama dalam beberapa tahun terakhir.

2-2 Menilai penguasaan konsep dan keterampilan proses esensial MIPA siswa.

Page 5: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

5

2-3 Menjaring data/informasi melalui kuesioner tentang persepsi dan sikap guru

terhadap inovasi dan keterlibatan dalam kegiatan MGMP, serta kesulitan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran MIPA.

2-4 Wawancara kepala sekolah tentang inisiatif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran MIPA sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru MIPA.

2-5 Wawancara dengan koordinator MKKS dan MGMP tentang penyelenggaraan

aktivitas MGMP selama ini: Organisasi, prosedur, keuangan dan permasalahan

kegiatan MGMP.

2.2 Tim Pelaksana Baseline Survey

Baseline Survey dilaksanakan di bulan Maret sampai Juni 2008. Pengumpulan data

aktual, kompilasi data dan analisa data dasar dilaksanakan oleh Tim Monev FPMIPA UPI,

FMIPA UM dan FMIPA UNESA dibawah pengawasan para Dekan di tiga universitas.

Anggota dari tim Baseline Survey Lesson Study di Kabupaten Karawang, Kota/Kab.

Pasuruan dan Kota Surabaya ditunjukkan di bawah ini.

Tabel 2.2.1 Tim Baseline Survey Kab. Karawang, Kab/Kota Pasuruan dan Kota Surabaya

Tim Monev Nama Bidang

FPMIPA UPI

Dra. Ida Kaniawati, M.Si.

Fisika

Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. Fisika

Dra. Soesy Asiah, M.Si. Biologi

Dra. Elah Nurlaelah, M.Si Matematika

Dr. Siti Fatimah, M.Si. Matematika

Dra. Ade Rohayati, M.Pd Matematika

Prof. Dr. Liliasari, M.Pd. Kimia

Nahadi, S.Pd., M.Si.

Kimia

FMIPA UM

Dr. Lia Yuliati, M.Pd. Fisika

Ir. Herutomo, M.Si. Matematika

Dra. Eko Sulasmi, M.Si. Biologi

Dr. M. Suaidy, M.Si. Kimia

FMIPA UNESA

Drs. A. Lutfi, M.Pd Kimia

Dra. Wisanti M.Si. Biologi

Drs. Abdul Aziz Abdullah, MS. Fisika

Dr. Siti Maghfirotun Amin, M.Pd. Matematika

Page 6: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

6

2.3. Komponen dari Baseline Survey

Baseline Survey ini terdiri dari dua jenis yaitu Quantitative Baseline Survey merupakan

survey tentang kondisi awal yang berkaitan tentang profil kemampuan akademik siswa yang

diperoleh melalui tes akademik. Dan menggali informasi tentang kondisi awal yang

berkaitan dengan kapasitas guru, budaya sekolah, proses belajar mengajar,

ketertarikan/motivasi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, juga implementasi

MGMP. Informasi ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada semua pihak yang

terkait. Intrumen tes akademik dan kuesioner dikembangkan oleh Tim Monev FPMIPA

UPI.

Qualitative Baseline survey merupakan survey yang bertujuan untuk menggali lebih

dalam dan lebih faktual untuk memperoleh gambaran tentang masalah, kebutuhan lapangan

serta kondisi dan situasi sekolah. Pada survey ini pengembangan instrumen maupun

pelaksanaan survey dilakukan oleh tim Monev FPMIPA UPI, FMIPA UM dan FMIPA

UNESA. Untuk Selanjutnya akan dipaparkan penjelasan tentang pelaksanaan dan hasil

Baseline Survey di tiga wilayah.

2.4 Instrumen Survey

Instrumen Baseline Survey terdiri dari:

a. Instrumen kuantitatif yang terdiri dari 2 bagian yaitu: Kuesioner (K) dan Tes

Akademik (TA).

b. Instrumen kualitatif terdiri dari 3 bagian yaitu: Wawancara dan Observasi Situasi &

kondisi sekolah.

2.4.1 Instrumen Survey Kuantitatif

Instrumen Survey terdiri dari Kuesioner (KS), Tes Akademik (TA), Pedoman

Wawancara (PW), Pedoman Observasi Pembelajaran (POB), dan Pedoman Observasi

Situasi dan Kondisi Sekolah (POS).

a. Kuesioner (KS)

Fokus-fokus informasi yang digali melalui kuesioner adalah aktivitas kegiatan

MGMP saat ini, managemen Sekolah, kemampuan akademik siswa dan kemampuan non

akademik siswa. Kuesioner dikembangkan untuk kepala sekolah, guru dan siswa. Kuesioner

tambahan dikembangkan untuk para pejabat Dinas Pendidikan untuk mengetahui

pandangan mereka tentang kegiatan MGMP. Kategori pertanyaan pada setiap kuesioner

Page 7: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

7

ditunjukkan pada tabel 2.4.1 berikut ini.

Tabel 2.4.1.a Kategori Pertanyaan dalam Kuesioner

Kategori Tipe Kuesioner

Kepala Sekolah

Guru Siswa Pejabat

Pendididikan

Informasi Pribadi ✓ ✓ ✓ ✓

Informasi Sekolah ✓

Kegiatan MGMP saat ini ✓ ✓ ✓

Managemen Sekolah ✓ ✓

Budaya Sekolah ✓ ✓

Proses Pembelajaran Matematikda dan sains

✓ ✓

Kinerja Siswa ✓ ✓ ✓

Banyak dari pertanyaan berhubungan dengan pengamatan dan pendapat responden

mengenai kegiatan MGMP dan lingkungan sekolah. Respon mereka diberikan dengan

menggunakan skala likert 5 angka, dimana 1 hingga 5 menunjukkan tingkat keseringan atau

tingkat kesesuaian dengan pernyataan yang diberikan. Sebagai contoh, guru ditanyakan

untuk memilih dari 1 (Tidak pernah), 2 (Jarang), 3 (Kadang-kadang), 4 (Sering), dan 5

(Selalu) pada pernyataan seperti ”Sekolah menyelenggarakan pelatihan guru yang berbasis

sekolah” atau siswa ditanyakan untuk memilih dari 1 (Sangat tidak setuju), 2 (Tidak setuju),

3 (Tidak ada pendapat), 4 (Setuju), dan 5 (Sangat setuju) pada pernyataan seperti ” Saya

senang belajar dengan siswa-siswa lain di dalam kelas”. Beberapa pertanyaan adalah

pertanyaan pilihan ganda dan lainnya butuh menuliskan informasi seperti jumlah siswa,

hasil UAN, dan hal-hal lainnya dari sekolah.

Kuesioner dikembangkan oleh Tim Monev FPMIPA UPI yang telah dilakukan uji

coba di 3 sekolah di sekita Bandung. Terdapat revisi berdasarkan hasil temuan ujicoba

instrumen.

b. Tes Akademik ( TA)

Tes akademik Matematika dan Sains dipersiapkan oleh tim Monev FPMIPA UPI.

Tes Akademik dikonstruksi untuk mengukur kompetensi standar siswa yang menekankan

pada aspek penalaran (reasoning). Semua soal adalah soal-soal pilihan ganda.

Tes akademik terdiri dari 30 pertanyaan yang terdiri dari 13 pertanyaan Fisika, 12

pertanyaan Bioligi dan 5 pertanyaan Kimia. Tes Akademik Matematika terdiri dari 20

pertanyaan. Kedua Tes Akademik mencakup 30 % dari silabus kelas 7 dan 70% dari silabus

kelas 8. Alasan mengapa mencakup silabus di kelas 8 karena tes akademik ini akan

Page 8: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

8

digunakan pada End-line survey ketika progam ini berakhir. Interval waktu tes adalah 90

menit untuk kedua tes akademik.

Tabel 2.4.1.b Butir Soal Tes Akademik

Kelas Sains

Matematika Fisika Biologi Kimia Total

Kelas 7 4 3 2 9 6 Kelas 8 9 9 3 21 14 Total 13 12 5 30 20

Kedua tes akademik tersebut telah diujicoba di tiga sekolah sekitar kota Bandung. Ada

beberapa butir soal yang mengamali revisi. Instrumen tidak dilampirkan pada laporan ini,

karena akan digunakan pada End-line survey.

2.4.2 Instrumen Survey Kualitatif

Survey kualitatif bertujuan untuk menggali informasi keadaan awal yang dapat melengkapi

data yang digali melalui survey kualitatif. Ada tiga kegiatan dalam survey kualitatif adalah

Observasi situasi sekolah, Wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa dan

Analisis Video Pembelajaran.

a. Oberservasi Situasi

Observasi kondisi dan situasi sekolah bertujuan untuk memperoleh data kondisi dan

situasi awal sekolah sebelum program Lesson Study dilaksanakan. Instrumen observasi dan

situasi sekolah terdapat pada Lampiran 1. Beberapa komponen yang diobservasi adalah

kondisi dan situasi sekolah, Kelas dan laboratorium.

Tabel. 2.4.2.a Aspek Observasi Situasi dan Kondisi Sekolah

Komponen Observasi Aspek Kondisi dan Situasi Sekolah

Keberadaan Fasilitas Sekolah

Pemanfaatan dan Pemeliharaan fasilitas sekolah Kegiatan yang berlangsung di tempat/fasilitas yang teramati.

Kondisi dan Situasi Kelas Keberadaan fasilitas belajar Pemanfaatan dan pemeliharaan kelas Kegiatan yang berlangsung di kelas

Kondisi dan Situasi di Laboratorium

Keberadaan laboratoriun dan peralatan Pemanfaatan dan pemeliharaan laboratorium Kegiatan yang berlangsung di laboratorium

Page 9: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

9

b. Wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa

Wawancara kepada beberapa orang responden bertujuan untuk memperoleh data yang

lebih mendalam dan dapat melengkapi yang diperoleh melalui angket. Instrumen

wawancara terdapat pada Lampiran 1. Aspek-aspek yang menjadi fokus wawancara terdapat

pada tabel 2.4.2b. berikut ini.

Tabel. 2.4.2.b Aspek Wawancara kepada Responden

Responden Aspek

Kepala Sekolah Kapasitas Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Implementasi MGMP Sekolah Pengelolaan Laboratorium Keberadaan alat Peraga

Guru Persepsi Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Kinerja Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Kegiatan Laboratorium

Siswa Persepsi siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika dan Sains Cara Belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika dan Sains. Proses Pembelajaran di Kelas Mata Pelajaran Matematika dan Sains Daya Dukung (Buku Sumber) Daya Dukung dari Orang tua dan Tempat tinggal.

c. Pedoman Observasi dan Analisis Video pembelajaran.

Observasi dan Analisis Video Pembelajaran merupakan data yang menggambarkan

secara faktual proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran yang direkam adalah

proses pembelajaran Matematika dan Sains dan sekaligus diobservasi secara langsung oleh

tim Surveyor. Aspek-aspek yang diobservasi dan dianalisis berdasarkan video pembelajaran

adalah Aspek Membuka Pelajaran/ Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, Kegiatan

Akhir/Pemantapan, dan Hands-on Activity. Instrumen pedoman analisis video pembelajaran

terdapat pada Lampiran 1.

2.5 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Populasi terdiri dari

30 sekolah dengan kategori posisi dan Kategori UN seperti pada tabel 2.5. berikut ini.

Page 10: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

10

Tabel 2.5 Distribusi Sampel Sekolah Target

Group Jumlah sekolah Kategori UN Mat

Jumlah Jumlah sekolah Kategori UN Mat

Jumlah sampel

Tinggi Sedang Tinggi Sedang A 5 4 9 1 1 2 B 4 3 7 1 1 2 C 4 3 7 1 1 2 D 5 2 7 1 1 2

Jumlah sekolah sampel Sekolah Target 8

Berdasarkan tabel di atas penentuan sampel agar representative, dipilih dari 30

sekolah 8 sekolah sampel yang mewakili group dan kategori UN Matematika. Dua sekolah

ditetapkan sebagai sekolah kontrol yang berada di kota/Kab di luar kab/kota target.

Pengambilan sampel tersebut juga dilakukan di wilayah Kota Surabaya dan

Kota/Kab Pasuruan. Sehingga total jumlah sampel di tiga wilayah adalah sebagai berikut.

Tabel 2.5.a Sampel Sekolah Target dan Sekolah Kontrol di Tiga Wilayah

Wilayah Jumlah Sekolah Target Jumlah Sekolah Kontrol Jumlah Sekolah

Kab. Karawang 8 2 10

Kota Surabaya 8 2 10

Kab/Kota Pasuruan 8 2 10

Jumlah sekolah 24 6 30

2.5.1 Sekolah Sampel

Pada tabel di bawah ini adalah daftar nama sekolah sampel yang telah dipilih di tiga

wilayah.

Tabel 2.5.1.a Jumlah Sekolah Target

Provinsi Kab/Kota Jenis Sampel Nama Sekolah Jumlah Sampel

Jawa Barat

Kab. Karawang Sekolah Target

SMPN 2 Cikampek

8

SMPN 1 Jatisari SMPN 1 Klari SMPN 1 Teluk Jambe SMPN 5 Karawang SMPN 2 Rengasdengklok SMPN 6 Karawang SMPN 8 Karawang

Kab. Purwakatra Sekolah Kontrol

SMPN 5 Purwakarta 2 SMPN 2 Bungursari

Page 11: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

11

Provinsi Kab/Kota Jenis Sampel Nama Sekolah Jumlah Sampel Purwakarta

Jawa Timur (1)

Kota Surabaya Sekolah Target

SMP N 2 Surabaya

8

SMP N 19 Surabaya SMP N 21 Surabaya SMP N 22 Surabaya SMP N 26 Surabaya SMP N 29 Surabaya SMP N 33 Surabaya

Kab. Sidoarjo Sekolah Kontrol

SMP N 1 Sidoarjo 2 Kab. Gresik SMP N 2 Gresik

Jawa Timur (2)

Pasuruan Sekolah Target

SMA 1 Pasuruan

8

SMA MUH. PASURUAN SMA Yayasan Pasuruan SMAN 2 Pasuruan SMAN 1 Grati SMAN 1 Bangil SMAN 3 Pasuruan SMA Yadika Pasuruan

Kota Malang Sekolah Kontrol

SMAN 8 MALANG 2 SMA Shalahuddin

Jumlah Sekolah 30

2.5.2 Jumlah Responden

Responden terdiri dari pejabat dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, dan

siswa. Jumlah responden pada sekolah kontrol dan sekolah target yang mengisi kuesioner

dapat dilihat pada tabel 2.5.2.a.

Table 2.5.2.a Jumlah Sekolah dan Responden

Kab/Kota Target/ Kontrol

Jumlah Sekolah

Dinas Pendidikan

Kepala Sekolah

Guru Siswa Total

Karawang T 8 5 8 40 335 396 Purwakarta K 2 2 10 80 94 Surabaya T 8 5 8 40 294 355 Sidoarjo & Gresik

K 2 2 10 70 84

Pasuruan T 8 5 8 40 297 358 Malang K 2 2 10 72 86

Total 30 15 30 150 1148 1373

Banyaknya sampel responden yang diwawancarai dan diobservasi dapat dilihat pada

tabel 2.5.3.b.

Page 12: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

12

Tabel. 2.5.3.b. Jumlah Responden Wawancara, Observasi Sekolah dan Observasi Pembelajaran

Kode Responden Karawang Surabaya Pasuruan Total Wawancara

Kepala Sekolah 8 8 8 24 Guru 16 16 16 48 Siswa 24 24 24 72

Observasi Sekolah

Sekolah 8 8 8 24

Observasi pembelajaran

Guru 6 6 6 18

2.6 Prosedur Pengambilan Data

Pada pelaksanaan pengumpulan data ada beberapa hal teknis yang perlu

diperhatikan yaitu sebagai berikut:

Tes Akademik

Tes Akademik dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Perangkat Tes Akademik terdiri dari dua paket yaitu Paket A dan Paket B. Kedua

paket tersebut memiliki konten yang sama dengan susunan soal yang berbeda. Hal

ini dilakukan agar diperoleh data yang lebih objektif.

b. Lembar jawaban juga terdiri dari dua jenis (paket A dan paket B) sesuai dengan

lembar soal. Jadi sebaiknya siswa memperoleh lembar soal dan lembar jawaban

dengan paket yang sama.

c. Bila memungkinkan sebaiknya pengawas dibantu oleh seorang guru untuk setiap

ruang tes.

d. Pelaksanaan tes Matematika dan Sains dilaksanakan selama 90 menit.

e. Lembar soal dan lembar jawaban yang terpakai maupun yang tidak terpakai harus

dikumpulkan kembali. Hal ini menjaga agar soal tidak bocor.

f. Jika ada siswa yang bertanya tentang soal, pengawas tidak berhak untuk

menjelaskan apapun.

g. Siswa mengisi daftar hadir peserta tes yang telah disediakan.

h. Pengawas mengisi berita acara yang telah disediakan.

Kuesioner/Angket

Teknik pengambilan data melalui kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Angket terdiri dari angket untuk siswa, angket untuk guru, angket untuk kepala

sekolah, dan angket untuk pejabat Dinas Pendidikan.

Page 13: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

13

b. Angket untuk siswa dilakukan dalam kelas setelah mereka menyelesaikan tes

akademik, dan dikumpulkan pada hari yang sama (+ 30 menit).

c. Angket untuk guru diisi oleh semua guru sains dan guru matematika. Pengisian

angket oleh para guru bertempat pada satu ruang tertentu.

d. Agar pelaksanaannya lebih efektif, sebaiknya kepada kepala sekolah dan semua

guru yang menjadi responden harus diinformasikan terlebih dahulu waktu

pelaksanaan pengisian angket.

e. Demikian pula pengisian angket untuk 5 orang Pejabat Dinas Pendidikan sebaiknya

diinformasikan terlebih dahulu, agar hasil pengisian angket dapat diperoleh pada

hari yang sama.

Wawancara

Prosedur wawancara terhadap responden adalah sebagai berikut:

a. Wawancara dilakukan terhadap Kepala Sekolah, Guru dan siswa dengan

menggunakan pedoman wawancara yang telah disedikan dengan menggunakan alat

bantu IC Recorder. Pelaksanaan wawancara dilakukan dalam satu ruang tertentu

dengan situasi yang rileks dan penuh kekeluargaan.

b. Wawancara Kepada Kepala Sekolah dengan menggunakan Pedoman Wawancara

Kepala Sekolah. Waktu wawancara sekitar 30 menit.

c. Wawancara guru dilakukan kepada lima orang guru mata pelajaran yaitu Guru

Matematika dan Guru Sains (Fisika/Biologi/Kimia). Pelaksanaan wawancara

dilakukan bersama-sama dalam satu ruang tertentu. Pertanyaan yang dikemukakan

mengacu pada Pedoman Wawancara Guru yang telah disediakan. Waktu wawancara

selama 30 menit.

d. Wawancara kepada siswa dilakukan kepada tiga orang siswa secara bersamaan.

Pertanyaan yang diajukan menggunakan Pedoman Wawancara Siswa selama 30

menit.

e. Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan secara berurutan atau secara paralel kepada

jenis responden yang berbeda.

Observasi Kondisi dan Situasi Sekolah

Prosedur pengambilan data melalui observasi situasi dan kondisi sekolah adalah sebagai

berikut:

Page 14: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

14

a. Observasi Kondisi dan situasi sekolah mengacu pada pedoman observasi yang

telah disediakan.

b. Untuk memperoleh informasi lebih lengkap, pada saat mengobservasi sebaiknya

bersama dengan Kepala Sekolah atau yang mewakilinya.

c. Waktu observasi diperkirakan selama 60 menit.

Observasi dan Video Pembelajaran

Obsrvasi dan Proses perekaman video pembelajaran dilakukan oleh TIM AVA

FPMIPA UPI, dengan rambu-rambu yang diberikan oleh Tim Monev. Berdasarkan

keterbatasan tenaga dan biaya, maka dilakukan sampling proses perekaman pembelajaran di

sekolah sebagai berikut. Analisis hasil rekaman video pembelajaran dianalisis berdasarkan

Pedoman Analisis Video Pembelajaran.

Proses pengumpulan data dirinci dengan jadwal sebagai berikut.

Tabel 2.6.5 Rincian Jadwal Kegiatan di Setiap Sekolah

Waktu Kegiatan Responden Jumlah Tim Pelaksana 09.00-11.00 Tes Akademik 1 kelas VIII + 50 orang

siswa Guru dan 1 orang Tim Monev (A)

11.00-11.15 Kuesioner 10.00-10.15 Kuesioner Guru + 5 orang (guru

Mat dan Sains) 09.00-10.30 Observasi

Pembelajaran & Videotaping

1 orang Guru Mata Pelajaran (Mat/ Fis/ Bio)

1 orang guru 1 orang Tim Monev (B) dan 1orang Tim AVA

11.15-12.30 Observasi Situasi Sekolah

1 orang Tim Monev (A)

10.30-12.30

Wawancara

Siswa 3 orang 1 orang Tim Monev (B)

Guru 1 or guru mat dan 1 or guru Sains

Kepala Sekolah 1 orang

2.7 Jadwal Kegiatan Baseline Survey

Berikut ini diuraikan jadwal kegiatan Baseline Survey mupai dari tahap persiapan hingga pelaporan.

Tabel 2.7. Jadwal Pelaksanaan

No. Nama Kegiatan Waktu 1 Seleksi Sampel 18 Feb 2008 2 Persiapan instrumen dan validasi 18 Feb- 3 Maret 2008 3 Persiapan videotaping pembelajaran Matematika 3 Maret – 10 Maret 2008

Page 15: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

15

No. Nama Kegiatan Waktu dan Sains

4 Persiapan dan perbanyakan instrumen 10-19 Maret 2008 5 Pelatihan dan workshop surveyor 27 Maret 2008 6 Koordinasi Fakultas dengan pihak lapangan 27-30 Maret 2008 7 Survey lapangan : Observasi pembelajaran

/Videotaping, Kuesioner, Tes Akademik, Obsevasi Fasilitas pembelajaran, dan wawancara

1 April- 14 Mei 2008

9 Pengolahan dan analisis data 15- 30 Mei 2008 10 Penulisan Laporan dan perbanyakan Laporan 1 Juni-15 Juni 2008 11 Penyerahan laporan dan diseminasi kepada

stakeholder 2 Juli 2008

2.8. Prosedur Analisis Data

2.8.1 Prosedur Analisis Data Kuantitatif

a. Data dimasukkan pada sebuah format excel yang sederhana menurut kelompok dari petugas

data entry yang telah diberi pelatihan pendahuluan mengenai data entry dan yang diawasi secara

ketat oleh Pengawas Data Entry dan Analisa. Proses data entry dimulai tanggal 12 April 2008

dan berlangsung hingga 5 Mei 2008.

b. Dalam kategori manajemen Sekolah, Budaya Sekolah, Proses Pembelajaran Sains dan

Matematika, serta Prestasi Akademik dan Non-akademik siswa, banyak indikator yang

merupakan variabel yang abstrak, seperti kepemimpinan kepala sekolah, kolegialitas dukungan

antar para guru, serta pemahaman dan ketertarikan siswa terhadap pelajaran, dsb. Masing-

masing dari variabel-variabel ini diukur dengan satu set yang terdiri dari tiga hal yang

merefleksikan dimensi yang berbeda dari variabel tersebut. Para kepala sekolah, guru-guru, dan

para siswa diminta untuk menilai masing-masing hal tersebut dengan skala likert 5 angka.

Dengan demikian skor untuk tiap hal terentang antara 1 hingga 5. Nilai Mean dan Standar

Deviasi (SD) diperhitungkan sebagai nilai dari variabel tersebut, skor-skor individual juga

digunakan untuk analisa yang lebih rinci.

c. Sebagaimana maksud utama dari Survey ini sekarang adalah untuk menunjukkan keadaan saat

ini dari sekolah-sekolah target.

2.8.2 Prosedur Analisis Data Kualitatif

Prosedur analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Analisis hasil wawancara dilaporkan dalam format yang sama dengan instrumen dan tuliskan point-pont penting dari hasil wawancara.

2. Analisis hasil observasi pembelajaran dilaporkan hasil penilaian dalam pedoman observasi pembelajaran dan format deskripsi proses pembelajaran yang telah terisi point-point penting tentang hasil observasi proses pembelajaran. CD pembelajaran hasil videotaping akan diterima ibu dan bapak dua hari setelah survey dilaksanakan.

3. Hasil observasi situasi sekolah dilaporkan dalam bentuk instrumen observasi yang telah terisi.

Page 16: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

16

4. Seluruh hasil analisis harus dikumpulkan secepatnya kepada Koordinator Monev atau Local Koordinator. paling lambat 5 hari setelah survey dilaksanakan dalam bentuk file kecuali penilaian proses pembelajaran.

3. HASIL ANALISIS DATA KUANTITATIF KABUPATEN KARAWANG

3.1 Informasi Pribadi Responden

3.1.1 Kepala Sekolah

Tingkat pendidikan Kepala Sekolah bervariasi dapat dilihat pada diagram berikut.

Pendidikan Kepala Sekolah di Karawang

D3

13%

S1

49%

S2

38%

S3

0%

D3

S1

S2

S3

Diagram 3.1.1. Pendidikan Kepala Sekolah

Berdasarkan tabel di atas tingkat pendidikan di karawang adalah sebagian kepala sekolah

(49%) S1, sedangkan 13 % masih pendidikan D3 dan 38% sudah berpendidikan S2.

Sedangkan di sekolah kontrol satu orang berpendidikan S1 dan satu orang lainnya S2.

3.1.2 Guru

Latar Belakang Pendidikan Guru di sekolah target dan sekolah kontrol dapat dilihat pada

diagram berikut ini.

Page 17: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

17

Pendidikan Guru

D1

3%D2

5% D3

17%

S2

3%

S1

72%

S3

0%

D1

D2

D3

S1

S2

S3

Diagram 3.1.2a Tingkat Pendidikan Guru

Berdasarkan tabel di atas latar belakang pendidikan sebagian besar (72%) guru di

sekolah target berpendidikan S1 sedangkan 25%, 3% (1) orang guru berpendidikan S2,

sedangkan sisanya berpendidikan dibawah S1. Sedangkan di sekolah kontrol sudah semua

guru berpendidikan S1

Bidang Studi Keahlian Guru di Karawang

52.50%

20%

17.50%

5%

5%

Matematika

Fisika

Biologi

Kimia

Lainnya

Diagram 3.1.3b Bidang Studi Keahlian Guru di Karawang

Page 18: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

18

Bidang Studi Keahlian Guru di Purwakarta

44%

11%

34%

11% 0%

Matematika

Fisika

Biologi

Kimia

Lainnya

Diagram 3.1.3c Bidang Studi Keahlian Guru di Purwakarta

Latar belakang pendidikan akdemik guru di sekolah-sekolah target terdiri dari 52%

bidang Matematika, 42,5% bidang Sains dan 5% berpendidikan lainnya. Sedangkan di

sekolah-sekolah kontrol 44% terdiri dari bidang Matematika dan 56% dari bidang Sains.

Tugas guru mengajar selain di sekolah yang disurvey ternyata cukup banyak.

Seperti pada tabel di bawah ini, 20% guru di sekolah target mengajar di lebih dari satu

sekolah, demikian pula 22% di sekolah Kontrol.

Tabel 3.1.6 Jumlah guru yang mengajar lebih dari satu sekolah

Kabupaten Jml guru yg

disurvey

Jumlah guru yang mengajar lebih dari

satu sekolah

Jumlah guru yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran

Kabupaten Karawang 40 8 (20%) 0

Kabupaten Purwakarta 9 2 (22%) 0

Total 49 10 (20%) 0

3.1.3 Pejabat Pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh pendidikan terakhir pejabat pendidikan terdiri dari

2 orang berpendidikan S1 dan 3 orang berpendidikan S2.

Page 19: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

19

3.2 Informasi Tentang Sekolah Sampel

Rasio guru siswa di sekolah target dan sekolah sampel adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2a. Rasio Guru Siswa

Kabupaten Kategori Jumlah Rata-

rata Guru Jumlah Rata-rata

Siswa Rasio guru: Siswa

Kab Karawang Target 48 1505 1: 31

Kab Purwakarta Kontrol 40 948 1: 24

Berdasarkan tabel di atas rasio guru dan siswa pada sekolah target lebih besar

dibandingkan dengan sekolah kontrol.

Jumlah siswa yang drop out dan jumlah siswa yang tidak naik kelas dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2b. Jumlah Siswa yang Drop Out dan Jumlah Siswa yang Tidak Naik Kelas

Kasus Tahun Kab Karawang

Kab Purwakarta

Total

Putus Sekolah

2005 79 11 90

2006 88 8 96

2007 48 5 53

Rata-rata 72 8 80

Mengulang Kelas

2005 9 6 15

2006 3 9 12

2007 2 7 9

Rata-rata 5 7 12

Berdasarkan data di atas rata-rata dalam tiga tahun terakhir 72 orang siswa drop out

di sekolah target sedangkan di sekolah kontrol rata-rata 5 orang. Angka drop out ini sangat

tinggi terjadi di sekolah target dibanding di sekolah kontrol. Sedangkan kasus siswa yang

tidak naik kelas rata-rata dalam tiga tahun terakhir sebanyak 5 orang.

3.3 Kegiatan MGMP di Kab. Karawang

3.3.1 Pengetahuan Kepala Sekolah dan Keterlibatan dalam Kegiatan MGMP.

Pengetahuan kepala sekolah terhadap kegiatan MGMP dapat digali melalui angket

dengan respon seperti pada tabel berikut ini.

Page 20: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

20

Table 3.3.1 Pengetahuan Kepala Sekolah dan Keterlibatan dalam Kegiatan MGMP

Kabupaten/ Kota

Apakah Anda tahu isi kegiatan MGMP?

Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan MGMP?

Ya Tidak Ya Tidak Karawang 7 0 7 0 Purwakarta 1 1 1 1 Total 8 1 8 1

Berdasarkan tabel tersebut semua kepala sekolah target menyatakan mengetahui isi

kegiatan MGMP dan menyatakan pernah mengikuti kegiatan MGMP. Sedangkan pada

sekolah kontrol sebagian kepala sekolah yang tahu tentang kegiatan MGMP.

3.3.2 Keikutsertaan Guru dalam Kegiatan MGMP

Keikutsertaan guru-guru dalam mengikuti kegiatan MGMP dapat ditunjukan pada

gambar berikut ini.

Diagram 3.3.2 Keikutsertaan Guru Dalam Kegiatan MGMP

Page 21: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

21

Berdasarkan data di atas 63 % guru di sekolah target yang mengikuti kegiatan MGMP

dengan rata-rata kegitan dalam satu tahun sebanyak 2 kegiatan. Sedangkan di sekolah

kontror 80% guru menyatakan telah mengikuti kegiatan MGMP dengan rata-rata 2 kegiatan

dalam satu tahun.

3.3.3 Evaluasi Kegiatan MGMP Menurut Guru dan Kepala Sekolah

3.3.4 Kekuatan dan Kelemahan MGMP-MIPA

Berdasarkan pengalaman guru-guru dalam mengikuti kegiatan MGMP memberikan

evaluasi tentang kekuatan dari kegiatan yang pernah diikuti. Respon guru-guru dapat

ditunjukkan pada tabel 3.3.4 berikut ini.

Tabel 3.3.4 Kekuatan MGMP-MIPA

No Kekuatan Responden Kab. Karawang Kab. Purwakarta

n % n %

1 Membantu guru menguasai lebih mendalam pengetahuan bidang studi.

Kepsek 4 16 1 16.7

Guru 18 15.8 4 14.8

Pejabat pendidikan

3 20 - -

2 Membekali guru dengan metode pembelajaran yang inovatif.

Kepsek 7 28 1 16.7

Guru 24 21.1 7 25.9

Pejabat pendidikan

3 20 - -

3 Mencakup persoalan-persoalan nyata yang dihadapi guru dalam kelas

Kepsek 3 12 1 16.7

Guru 20 17.5 6 22.2

Pejabat pendidikan

1 6.67 - -

4 Memberikan kesempatan kepada guru-guru bertukar pikiran dan pengalaman.

Kepsek 4 16 1 16.7

Guru 31 27.2 6 22.2

Pejabat pendidikan

4 26.7 - -

5 Memotivasi guru untuk meningkatkan mutu pembelajarannya

Kepsek 6 24 1 16.7

Guru 17 14.9 3 11.1

Pejabat pendidikan

4 26.7 - -

6 Membantu guru dalam meningkatkan kemampuan akademiknya

Kepsek 1 4 1 16.7

Guru 4 3.51 1 3.7

Pejabat pendidikan

- - - -

7 Lainnya Kepsek 0 0 0 0

Guru 0 0 0 0

Pejabat pendidikan

0 0 - -

Page 22: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

22

Diagram 3.3.4 Kekuatan Kegiatan MGMP di Kab. Karawang

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sekitar 27 % guru-guru di

sekolah target menyatakan bahwa kegiatan MGMP memberikan kesempatan bertukar

pikiran dan pengalaman. Sedangkan dibawah 20 % guru menyatakan bahwa kegiatan

MGMP dapat membantu guru menguasai lebih mendalam pengetahuan bidang studi;

membekali guru dengan metode pembelajaran yang inovatif; memotivasi guru untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya. Dan hanya 3 % menyatakan dapat membantu guru

dalam meningkatkan kemampuan akademiknya.

Menurut Kepala sekolah dan pejabat pendidikan di atas 25 % menyatakan bahwa

kegiatan MGMP dapat membekali guru dengan metode pembelajaran yang inovatif dan

dapat memotivasi guru untuk meningkatkan mutu pembelajarannya.

Berikut ini ditunjukkan kelemahan kegiatan MGMP yang telah dilakukan

menurut Guru, Kepala Sekolah dan Pejabat Pendidikan.

Tabel 3.3.5 Kelemahan MGMP-MIPA

No Kelemahan Responden Kab. Karawang Kab. Purwakarta

n % n %

1 Materi kegiatan MGMP MIPA tidak sesuai dengan kebutuhan guru.

Kepsek 0 0 0 0

Guru 6 7.14 0 0

Pejabat Pendidikan

1 9.09 - -

Page 23: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

23

No Kelemahan Responden Kab. Karawang Kab. Purwakarta

n % n %

2 Instruktur kegiatan MGMP kurang menguasai atau kurang terlatih secara baik

Kepsek 0 0 1 20

Guru 6 7.14 3 17.6

Pejabat Pendidikan

0 0 - -

3 Hanya sejumlah kecil guru menghadiri kegiatan pelatihan.

Kepsek 3 17.6 1 20

Guru 28 33.3 8 47.1

Pejabat Pendidikan

2 18.2 - -

4

Koordinasi dan komunikasi antara MGMP MIPA dengan lembaga-lembaga lain kurang baik.

Kepsek 6 35.3 1 20

Guru 8 9.52 1 5.88

Pejabat Pendidikan

2 18.2 - -

5 Kurang memperoleh dukungan dan sumber daya (dana dan fasilitas) secara memadai.

Kepsek 8 47.1 2 40

Guru 32 38.1 5 29.4

Pejabat Pendidikan

5 45.5 - -

6 Lainnya

Kepsek 0 0 0 0

Guru 4 4.76 0 0

Pejabat Pendidikan

1 9.09 - -

Diagram 3.3.5 Kelemahan Kegiatan MGMP di Kab. Karawang

Berdasarkan diagram di atas, tampak jelas kelemahan menurut guru dan kepala

sekolah dan pejabat pendidikan menyatakan bahwa “Kurang memperoleh dukungan dan

sumber daya (dana dan fasilitas) secara memadai”. Sedangkan pendapat guru yang paling

menonjol tentang kelemahan kegiatan MGMP adalah “Hanya sejumlah kecil guru

menghadiri kegiatan pelatihan dan kurang memperoleh dukungan dan sumber daya (dana

Page 24: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

24

dan fasilitas) secara memadai”.

Berdasarkan hasil survey tersebut diharapkan menjadi perhatian bagi pelaksana

program untuk lebih memperhatikan aspek-aspek tersebut.

3.3.5 Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru dalam meningkatkan kualitas pembelalajaran menjadi informasi

yang penting untuk diketahui. Berdasarkan survey terhadap guru-guru di sekolah target dan

sekolah kontrol tentang enam kategori kebutuhan guru diperoleh data seperti tabel berikut.

Tabel 3.3.5 Kebutuhan Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

No Kebutuhan Guru Responden Kab

Karawang Kab

Purwakarta

(1) Memperdalam penguasaan materi ajar.

Guru 31 (78%) 8 (80%) Pejabat 2 (40%) Tidak ada

(2) Kemampuan dan keterampilan mengajar.

Guru 33 (83%) 9 (90%) Pejabat 4 (80%) Tidak ada

(3) Memahami proses belajar siswa.

Guru 33 (83%) 7 (70%) Pejabat 3 (60%) Tidak ada

(4) Penilaian kepala sekolah kepada guru harus objektif.

Guru 0 1 (10%) Pejabat 1 (20%) Tidak ada

(5) Kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman diantara para guru.

Guru 16 (40%) 2 (20%)

Pejabat 4 (80%) Tidak ada

(6) Lainnya Guru 1 (2,5%) 0

Pejabat 1 (20%) Tidak ada

Page 25: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

25

89%

78%

100%

83%78%

83%

11%

0%

22%

40%

0% 3%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pendalaman

Materi

Ketrampilan

Mengajar

Pemahaman

Proses

Belajar

Objektifitas

Penialaian

Kepsek

Kesempatan

Berdiskusi

Lainnya

KEBUTUHAN GURU

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.3.5 Kebutuhan Guru di Purwakarta dan Karawang

Berdasarkan data pada diagram dan tabel di atas menunjukkan bahwa di atas 79%

guru menyatakan setuju dan sangat setuju mengenai kebutuhan dalam hal: memperdalam

penguasaan materi ajar; 80% meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar; dan

80% memahami proses belajar siswa. Sedangkan mengenai pernyataan objektivitas

penilaian kepala sekolah dan kesempatan untuk berdiskusi rata-rata disetujui oleh guru

dibawah 40%.

3.3.6 Komitmen Pejabat Pendidikan dan Kepala Sekolah terhadap Kegiatan MGMP

Pada umumnya pejabat pendidikan (93%) menyatakan sangat setuju terhadap

penyataan ” Menurut saya pengembangan guru penting untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah”, ” Saya mendukung MGMP-MIPA karena merupakan salah satu

cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan guru” dan ” Saya merasa ikut bertanggung

jawab terhadap kualitas sekolah di wilayah kami”.

Dampak dari kegiatan MGMP menurut semua kepala sekolah menyatakan sangat

setuju terhadap pernyataan bahwa: kegiatan MGMP MIPA berguna untuk meningkatkan

penguasaan pengetahuan bidang studi guru-guru di sekolah saya; kegiatan MGMP Matematika dan

IPA berguna bagi guru-guru di sekolah saya untuk meningkatkan keterampilan mengajar; dan

kegiatan MGMP MIPA berguna bagi guru-guru sekolah saya untuk bertukar gagasan.

Page 26: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

26

Dampak MGMP Menurut Kepala Sekolah dan Guru di Karawang

50

62

38

75

25

02

13

53

15

0 0

5

55

23

0 0

8

48

28

50

0

10

20

30

40

50

60

70

80

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

MGMP MIPA dapat meningkatkan

pengetahuan

MGMP MIPA dapat meningkatkan

ketrampilan

Forum MGMP untuk tukar informasi

Kepsek

Guru

Diagram 3.3.6 Dampak Kegiatan MGMP dalam Pandangan Kepala Sekolah dan

Guru

Sedangkan uru-guru di sekolah target menyatakan setuju dan sangat setuju (68%)

bahwa dampak kegiatan MGMP dapat meningkatkan penguasaan materi, (78%)

dapat meningkatkan keterampilan mengajar dan (77,5%). Disamping itu kegiatan

MGMP dapat menjadi ajang untuk bertukar informasi (93%). Demikian juga

berdasarkan guru-guru yang berasal dari sekolah kontrol, 88% menyatakan bahwa

kegiatan MGMP dapat meningkatkan penguasaan materi, menyatakan dapat

meningkatkan ketrampilan mengajar dan menjadi ajang untuk bertukar informasi.

3.4 Manajemen Sekolah

3.4.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala sekolah merupakan faktor yang cukup penting dalam

managemen sekolah. Diagram 3.4.1 menunjukkan respon dari Kepala sekolah dan guru

pada sekolah target dan sekolah kontrol.

Page 27: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Pemeriksaan RPP Supervisi Kelas Penghargaan terhadap Kinerja

Kepemimpinan Kepala Sekolah

Karaw ang Purw akarta

Diagram 3.4.1a. Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala Sekolah

0

102030

4050

607080

90100

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Pemeriksaan RPP Supervisi Kelas Penghargaan terhadap Kinerja

Fre

ku

en

si

Purw akarta Karaw ang

Diagram 3.4.1b. Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Guru

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sekitar 90% guru dan kepala sekolah target

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa secara teratur kepala sekolah memeriksa rencana

pembelajaran yang disusun guru; 75% secara teratur melakukan kunjungan kelas untuk

Page 28: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

28

memantau dan mensupervisi proses pembelajaran dalam kelas; serta memberikan

penghargaan khusus kepada guru-guru yang bekerjasama untuk meningkatkan kinerja

sekolah. Tidak jauh berbeda 100% kepala sekolah dan 77% guru di sekolah kontrol

menyatakan hal yang sama.

3.4.2 Komunikasi dan partisipasi

Komunikasi antara guru dan kepala sekolah dalam menentukan kebijakan,

membahas permasalahan serta tentang komite sekolah merupakan kondisi awal yang perlu

diketahui. Berikut ini diperoleh hasil kuesioner kepada kepala sekolah dan guru.

00

12.5

502.5

50

70

37.5

22.5

0 0 00 05

87.5

62.5

12.5

30

00 04

12.5

35

5047.5

37.5

7.5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

(a) (b) ( c )

Komunikasi dan Partipasi Menurut Kepala Sekolah dan Guru

Kepsek Guru

Diagram 3.4.2 Komunikasi dan Partisipasi

Berdasarkan diagram di atas pada umumnya baik kepala sekolah maupun guru di

sekolah target dan sekolah sasaran menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap

pernyataan:

a. Guru-guru terlibat dalam perumusan kebijakan dan perencanaan di sekolah b. Guru-guru menemui saya untuk membicarakan masalah pembelajaran dan

pengelolaan kelas. c. Kami memiliki Komite Sekolah yang aktif mendukung peningkatan sekolah.

3.4.3 Pengembangan Guru

Program pengembangan guru di sekolah merupakan informasi awal yang penting

untuk diketahui sebagai gambaran kondisi awal tentang persepsi kepala sekolah dan guru.

Page 29: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

29

Berikut ini pada diagram 3.4.3 menunjukkan pendapat guru dan kepala sekolah.

3

78 70

22 28

5

44

68

56

28

67 75

33

25

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Frekuensi

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Prioritas Pelatihan Kesempatan untuk

Pelatihan

Dorongan Menerapkan

Metode Pembelajaran

Prioritas Pengembangan Guru

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.4.3 Prioritas dan Pengembangan Guru

Berdasarkan data di atas pada umumnya kepala sekolah dan guru di sekolah target dan

sekolah kontrol menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa;

a. Pelatihan guru merupakan salah satu prioritas sekolah.

b. Guru-guru diberi cukup waktu untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan

pengembangan guru.

c. Guru-guru didorong untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam

pembelajaran

3.4.4 Pengembangan Guru Berbasis Sekolah

Berkaitan dengan pengembangan guru, satu set pernyataan-pernyataan lainnya

diberikan kepada para kepala sekolah dan guru-guru untuk diberi nilai, yang berhubungan

dengan pengembangan guru berbasis sekolah. Ketiga pernyataan tersebut adalah:

a) Saya (sekolah) menyelenggarakan pelatihan guru berbasis sekolah;

b) Saya (kepala sekolah) mendorong guru-guru membentuk kelompok-kelompok studi

di kalangan mereka; dan

c) Saya memberikan kesempatan kepada guru-guru (kami diberi kesempatan)

mengamati pembelajaran yang dilakukan guru lain.

Diagram berikut menyajikan data hasil survey terhadap kepala sekolah dan guru

Page 30: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

30

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

TP J K Srg SS TP J K Srg SS TP J K Srg SS

Pelatihan Guru Berbasis Sekolah Dorongan untuk membentuk Kel.

Diskusi

Kesempatan untuk mangamati

pembljrn

Prioritas Pengembangan Guru Menurut Kepala Sekolah

Karawang Purwakarta

Diagram 3.4.4a Pengembangan Guru Berbasis Sekolah Menurut Kepala Sekalah

Pengembangan Guru Berbasis Sekolah

11

22

11 11 11

5656

22

11

67

22

13

2833

20

83

10

20

48

20

43

20 18 20

0

10

20

30

40

50

60

70

TP J K Srg S TP J K Srg S TP J K Srg S

Pelatihan Guru Berbasis

Sekolah

Dorongan Membentuk

Kelompok Diskusi

Kesempatan Mengamati

Pembelajaran

fre

ku

en

si

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.4.4b. Pengembangan Guru Berbasis Sekolah Menurut Guru

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sekitar 100% kepala sekolah

target dan kontrol menyatakan sering dan sangat sering sekolah menyelenggarakan

pelatihan guru berbasis sekolah; mendorong guru-guru membentuk kelompok-kelompok

Page 31: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

31

studi di kalangan mereka dan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengamati

pembelajaran.

Bertentangan dengan pendapat kepala sekolah, guru-guru di sekolah target sekitar

74% menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang sekolah menyelenggarakan

pelatihan guru berbasis sekolah; mendorong guru-guru membentuk kelompok-kelompok

studi di kalangan mereka dan memberikan kesempatan kepada guru-guru. Respon yang

senada antara kepala sekolah dan guru mengenai kesempatan/dorongan yang diberikan

kepala sekolah kepada guru untuk membentuk kelompok diskusi.

Dengan demikian terjadi respon yang bertolak belakang antara guru dan

kepala sekolah. Tentunya respon guru yang lebih dapat dipercaya, karena para guru yang

mengalami kegiatan di sekolahnya.

3.5 Budaya Sekolah

3.5.1 Kesejawatan dan Dukungan Antar Guru

Guru-guru diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

1) Saya merasa nyaman ketika bekerja dengan guru-guru yang lain di sekolah ini;

2) Saya merasa bebas untuk mendiskusikan masalah-masalah pekerjaan dengan guru

lain;

3) Saya merasa bebas untuk meminta nasehat dan saran dari guru lain dalam hal

mengajar.

Page 32: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

32

Kesejawatan dan Dukungan

48

33

6767

11

22

67

11

2225

35 40

18

354343

15

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Kenyamanan dalam

Kerjasama

Kebebasan untuk

Berdiskusi

Kebebasan Meminta NasehatPurw akarta

Karaw ang

Diagram 3.5.1 Kesejawatan dan Dukungan Antar Guru

Berdasarkan data di atas sebagian besar guru di sekolah target di atas 75%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa: guru merasa nyaman ketika bekerja dengan

guru-guru yang lain di sekolah ; guru merasa bebas untuk mendiskusikan masalah-masalah

pekerjaan dengan guru lain; dan guru merasa bebas untuk meminta nasehat dan saran dari

guru lain dalam hal mengajar. Sedangkan 25 % lainnya merasa ragu-ragu terhadap ketiga

pernyataan tersebut.

3.5.2 Dukungan Guru terhadap Siswa

Para siswa diminta untuk memberi nilai atas tiga pernyataan berikut yang berkaitan

dengan guru-guru mereka:

(1) Guru-guru di sekolah ini baik terhadap saya dan suka menolong saya;

(2) Guru tampak mengetahui jika saya mempunyai masalah di kelas; dan

(3) Saya merasa para guru di sekolah ini peduli terhadap proses belajar saya.

Respon siswa terhadap pernyataan ditersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Page 33: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

33

1 31

20

7

57 56

19

34

41

19

11

44

26

29

52

5

10

1 2

1311

483737

52

0

10

20

30

40

50

60

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Guru baik dan suka menolong Kepedulian guru terhadap siswa Kepedulian guru terhadam PBM

Dukungan Guru Terhadap Siswa

Karaw ang

Purw akarta

Diagram. 3.5.2 Dukungan Guru terhadap Siswa

Berdasarkan tabel di atas 76% siswa di sekolah target menyatakan setuju bahwa

guru-guru di sekolah ini baik terhadap saya dan suka menolong saya; 67% menyatakan

sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru mempunyai kepedulian terhadap

siswa jika saya mempunyai masalah di kelas; dan 85% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa para guru di sekolah ini peduli terhadap proses belajar saya. Sedangan sisanya

menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Demikian pula pada

sekolah kontrol.

Hal yang menarik yang dapat ditarik dari data di atas adalah guru masih kurang

memiliki kepedulian terhadap siswa yang memiliki permasalahan.

Secara rinci respon siswa di Kab. Karawang.

Tabel. 3.5.2a. Dukungan Guru terhadap Siswa di Kab. Karawang

Jawaban Siswa Siswa Menjawab Soal 1 2 3 4 5

A1 a 1 11 67 192 64 335

b 13 63 145 96 15 332

c 3 7 42 159 123 334

Di sekolah target 76% siswa menyatakan bahwa guru-guru di sekolah ini baik

Page 34: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

34

terhadap saya dan suka menolong saya; 67% siswa menyatakan tidak setuju bahwa guru

tampak mengetahui jika saya mempunyai masalah di kelas; dan 84 % siswa menyatakan

setuju bahwa para guru di sekolah ini peduli terhadap proses belajar saya.

Secara rinci respon siswa di Kab Purwakarta adalah sebagai berikut: Tabel. 3.5.2a. Dukungan Guru terhadap Siswa di Kab. Purwakarata

Siswa Menjawab Soal 1 2 3 4 5

A1 a 1 1 5 41 25 73

b 1 8 19 38 7 73

c 0 0 8 27 38 73

Di sekolah kontrol 89% siswa menyatakan setuju bahwa guru-guru di sekolah ini

baik terhadap saya dan suka menolong saya; 62% siswa menyatakan setuju bahwa guru

tampak mengetahui jika saya mempunyai masalah di kelas; dan 89 % siswa menyatakan

setuju bahwa para guru di sekolah ini peduli terhadap proses belajar saya.

3.5.3 Lingkungan yang Mendukung Diantara Siswa

Para siswa juga diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

(1) Saya senang belajar bersama dengan siswa lain di kelas; (2) Saya merasa bebas bertanya kepada teman sekelas, ketika saya mempunyai

kesulitan belajar di kelas; dan (3) Saya senang membantu teman sekelas bila mereka mempunyai kesulitan belajar di

kelas.

Page 35: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

35

1 14 3

10 8

52

60

33

27

1 5

1117

12

5049

27 27

1 1 1

1515

5759

26 25

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S

SS

STS TS R S

SS

STS TS R S

SS

Bekerja sama dgn

siswa lain

Kebebasan berdiskusi Bantuan kepada teman

sekelas

Dukungan Antar Siswa

Karawang

Purwakarta

Diagram 3.5.3 Lingkungan yang Mendukung Diantara Siswa

Berdasarkan data tersebut pada umumnya siswa (93%) di sekolah target menyatakan

setuju untuk pernyataan”Saya senang belajar bersama dengan siswa lain di kelas”; 77%

menyatakan setuju dan sangat setuju untuk pernyataan ”Saya merasa bebas bertanya

kepada teman sekelas”, ketika saya mempunyai kesulitan belajar di kelas; dan 83%

menyatakan setuju dan sangat setuju untuk pernyataan ”Saya senang membantu teman

sekelas bila mereka mempunyai kesulitan belajar di kelas. Sedangkan 82 % siswa di

sekolah kontrol setuju terhadap pernyataan tersebut.

3.5.4 Dukungan Orang tua dan Dorongan kepada Siswa

Para siswa juga diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

(1) Orang tua saya berpendapat bahwa belajar sungguh-sungguh itu penting;

(2) Orang tua saya membantu saya belajar di rumah; dan

(3) Orang tua saya menaruh perhatian pada apa yang saya pelajari di sekolah.

Page 36: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

36

1 1

18

26

80 74

2 38

4

1514

5560

2119

1 1 3 3

1116

5045

35 34

0

10

20

30

40

50

60

70

80

ST

S

TS R S SS

ST

S

TS R S SS

ST

S

TS R S SS

Kesungguhan belajar Bantuan orang tua Bantuan orang tua

Dukungan Orang Tua

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.5.4. Dukungan Orang tua kepada Siswa

Berdasarkan tabel di atas 98% siswa pada sekolah target menyatakan setuju bahwa

“Orang tua saya berpendapat bahwa belajar sungguh-sungguh itu penting”; 76% siswa

menyatakan bahwa “Orang tua saya membantu saya belajar di rumah”; dan 85% siswa

menyatakan bahwa “Orang tua saya menaruh perhatian pada apa yang saya pelajari di

sekolah”. Tidak terlalu berbeda respon siswa di sekolah kontrol rata rata di atas 79%

menyatakan setuju pada ketiga pernyataan tersebut.

3.6 Proses Belajar dan Mengajar Sains dan Matematika

Diperkenalkannya Lesson Study ini akan sangat mungkin merubah proses belajar dan

mengajar di dalam kelas. Hal itu diharapkan akan mendorong kerja kelompok di antara

siswa, penggunaan bahan-bahan media yang konkret, dan tukar pendapat selama

pembelajaran. Program tersebut juga mengarah pada peningkatan faktor-faktor hasil

(outcome) seperti minat guru-guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar,

meninkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap mata pelajaran.

3.6.1 Kerja Kelompok

Guru-guru dan Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini,

menyangkut kerja kelompok:

(1) Saya memasukkan (kami mempunyai) kegiatan-kegiatan belajar pada kelompok-

Page 37: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

37

kelompok kecil dalam pembelajaran matematika/sains di kelas saya (kami);

(2) Saya mengatur (kami mempunyai) kelompok diskusi dalam pembelajaran

matematika/sains di kelas saya (kami); dan

(3) Saya (guru sains/matematika kami) mendorong siswa (kami) untuk belajar bersama

dan belajar dengan siswa lain.

Respon siswa pada ketiga pernyataan tersebut ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Kerja Kelompok

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

TP J K Srg S TP J K Srg S TP J K Srg S

Pelaksanaan Belajar dgnkelompok kecil

Diskusi Kelompok Dorongan untuk bertukar pendapat

fre

kuen

si

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.6.1a Kerja Kelompok Menurut Guru

87% guru-guru di sekolah target di wilayah karawang menyatakan kadang-kadang

dan sering pelaksanaan pembelajaran Matematika dan Sains dilaksanakan dalam kelompok

kecil, 85% menyatakan kadang-kadang dan sering bahwa pembelajaran dilaksanakan

melalui diskusi kelompok, dan 85% menyatakan bahwa mereka selalu memberikan

dorongan kepada siswa untuk bertukar pendapat dan bekerja sama dengan siswa yang lain.

Page 38: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

38

Kerja Kelompok dalam Pelajaran Matematika

6

37

8

20

48

1110

18

33

24

159

18

29

41

25

53

26

19

4 4

40

27

18

5

4041

14

0

10

20

30

40

50

60Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar dalam

kel kecil

Diskusi Matematika

dalam kelompok

Bantuan guru untuk

belajar bersamaKaraw ang

Purw akarta

Diagram 3.6.1a Kerja Kelompok pada Kelas Matematika

Pendapat mengenai kerja kelompok ditanyakan pula kepada siswa, berikut adalah

jawaban mereka; pada pembelajaran Matematika 61% siswa menyatakan tidak pernah,

jarang, dan kadang-kadang kegiatan belajar matematika dilaksanakan dalam kelompok

kecil, 66% siswa menyatakan sering dan sangat sering mereka melakukan diskusi dalam

kelompok, dan 69% menyatakan tidak pernah-kadang-kadang guru memberikan bantuan

/dorongan untuk belajar bersama dengan siswa lain. Hal senada disampaikan oleh siswa-

siswa dari kelompok kontrol. Berdasarkan respon siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika siswa belum dilibatkan dalam pembelajaran secara berkelompok.

Page 39: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

39

8

3

20

32

41

33

2524

58

13

7

19

25

30

39

25

15

14 14

5

11 12

4

21

13

28

38 34 35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar Sains dlm

kel kecil

Diskusi Sains dalam

kelompok

Bantuan guru Sains untuk

belajar bersama

Kerja Kelompok dalam Pelajaran Sains

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.6.1a Kerja Kelompok pada Kelas Sains

Respon siswa pada pembelajaran Sains sebagai berikut, di atas 71 % siswa di

sekolah target menyatakan menyatakan kadang-kadang, dan sering kegiatan belajar

dilaksanakan pada kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran sains di kelas; 69%

menyatakan kadang-kadang, dan sering kami mempunyai kelompok diskusi dalam

pembelajaran matematika/sains di kelas kami; dan guru sains/matematika kami mendorong

kami untuk belajar bersama dan belajar dengan siswa lain. Di sekolah kontrol hampir 70%

siswa menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang pembelajajran sains maupun

matematika dilaksanakan dalam kelompok.

Berdasarkan respon guru dan siswa di atas terdapat hal yang kontradiksi, namun

demikian mungkin dalam hal ini kita lebih mempercayai data yang diberikan oleh siswa,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran matematika dan sains, siswa-siswa

belum banyak dilibatkan dalam pembelajaran secara berkelompok.

3.6.2 Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran yang Konkret

Guru-guru dan para siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut

ini, terkait dengan penggunaan bahan-bahan media pembelajaran yang konkret:

(1) Saya (guru sains/matematika kami) menggunakan alat pembelajaran/alat peraga

yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam pembelajaran di

Page 40: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

40

kelas;

(2) Saya (guru sains/matematika kami) menggunakan alat dan bahan yang tersedia

dalam kehidupan sehari-hari untuk pembelajaran di kelas; dan

(3) Saya membiarkan siswa (kami) terlibat dalam kegiatan seperti percobaan,

menghitung, menggambar, dsb., dalam pembelajaran sains/ matematika.

14

10

2323

33

44

22

15

7 8

12

1

18

12

34

2625

37

10

23

3 3

7 7

20

11

44

48

26

32

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tp

J K

Srg S Tp

J K

Srg S Tp

J K

Srg S

Penggunaan Berbagai

Alat Perga

Alat Peraga berasal dari

kehidupan sehari-hari

Kesempatan

Bereksplorasi

Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Matematika

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.6.2a Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran yang Konkret

Dalam Pelajaran Matematika

Memperhatikan diagram 3.2.6a di atas, 70 % siswa di sekolah target menyatakan

tidak pernah, jarang, dan kadang-kadang bahwa pembelajaran Matematika menggunakan

alat pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb.,

dalam pembelajaran di kelas; 74% menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang

pemebelajaran matematika menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam kehidupan

sehari-hari untuk pembelajaran di kelas; dan 70% menyatakan sering dan sangat sering

terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb., dalam

pembelajaran Matematik. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pada

pembelajaran Matematika siswa belum banyak dilibatkan dalam penggunaan media

pembeelajaran yang bervariasi dan penggunaan alat peraga yang berasal dari kehidupan

sehari-hari.

Page 41: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

41

711

1821

40

51

26

109 8

53

2119

31

3734

25

10

16

53

10 11

25

36

41

34

1916

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Penggunaan

Berbagai Alat

Perga

Alat Peraga

berasal dari

kehidupan

Kesempatan

Bereksplorasi

Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran SainsKaraw ang

Purw akarta

Diagram .3.6.2b Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran yang Konkret

Dalam Pelajaran Sains

Berdasar diagram 3.2.6b di atas 65 % siswa di sekolah target menyatakan setuju

bahwa pembelajaran sains menggunakan alat pembelajaran/alat peraga yang bervariasi,

seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam pembelajaran di kelas; menggunakan alat

dan bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari untuk pembelajaran di kelas; dan

terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb., dalam

pembelajaran sains.

Di sekolah kontrol sekitar 65% guru dan siswa menyatakan netral tentang pernyataan

penggunaan berbagai media. Data ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media

pembelajaran masih rendah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

3.6.3 Tukar Pendapat

Guru-guru dan para siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan

berikut ini, menyangkut tukar-menukar pendapat:

(1) Dalam kelas saya (sains/matematika kami), saya (guru) mendorong siswa (kami)

mendengarkan gagasan dan pimikiran siswa lain;

(2) Dalam kelas saya (sains/matematika kami), siswa (saya) merasa senang bertukar

pendapat dan pikiran siswa lain; dan

(3) Siswa (saya) dapat memperdalam pemahaman mereka (saya) ketika mendengarkan

Page 42: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

42

pendapat dan pikiran siswa lainnya.

Diagram di bawah ini menunjukkan data respon siswa dan guru tentang pernyataan tersebut.

4 3

87

17

7

42

52

2932

37 6

2829

4242

2024

2 17

8

32 33

4041

1916

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Dorongan untuk mendengar

pendapat

bertukar pikiran dengan siswa lain Pemahaman mendalam dgn tukar

pendapat

Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Matematika

Purw akarta

Karaw ang

Diagram 3.6.3aTukar Pendapat Dalam Pelajaran Matematika

338

12

2118

4342

2525

1 3

11

7

31

26

3840

18

25

1 3

911

2423

4345

22

18

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Dorongan untuk mendengar pendapat bertukar pikiran dengan siswa lain Pemahaman mendalam dgn tukarpendapat

Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Sains

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.6.3b Tukar Pendapat Dalam Pelajaran Sains

Berdasarkan data tersebut sekitar 55% siswa di sekolah target menyatakan setuju

bahwa dalam pembelajaran sains: guru mendorong siswa mendengarkan gagasan dan

pimikiran siswa lain; siswa merasa senang bertukar pendapat dan pikiran siswa lain; dan

Page 43: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

43

Siswa dapat memperdalam pemahaman siswa ketika mendengarkan pendapat dan pikiran

siswa lainnya. Sedangkan pada pembelajaran matematika 71% siswa menyatakan setuju

terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan di sekolah kontrol sekitar 70 % siswa menyatakan

setuju terhadap ketiga pernyataan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan pembelajaran matematika dan sains

sudah ada upaya guru untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk tukar pendapat.

3.6.4 Ketertarikan Guru-guru dalam Pembelajaran

Guru-guru diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini,

menyangkut minat mereka berinteraksi dengan siswa selama pembelajaran:

(1) Saya tertarik pada proses dan kemajuan belajar perorangan siswa;

(2) Saya tertarik pada bagaimana siswa bekerja sama dalam pembelajaran kelas saya;

dan

(3) Saya banyak belajar dari para siswa dalam pembelajaran kelas saya.

Diagram di bawah ini menunjukkan jawaban guru terhadap pembelajaran sains dan

matematika.

Diagram 3.6.4 Ketertarikan Guru terhadap PBM

25

65 63

89

11

44

56

33

56

11

18

58

13

23

5

1815

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Ketertarikan terhadap

kemajuan belajar sisiwa

Siswa bekerja sama Belajar diantara Siswa

fre

ku

en

si

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.6.4 Ketertarikan Guru-guru dalam Pembelajaran

Page 44: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

44

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa 100% guru matematika dan sains di

sekolah target menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka tertarik pada proses dan

kemajuan belajar perorangan siswa; tertarik pada bagaimana siswa bekerja sama dalam

pembelajaran kelas saya; dan banyak belajar dari para siswa dalam pembelajaran kelas saya.

Sedangkan di sekolah kontrol sekitar 93% setuju pada pernyataan tersebut.

3.7 Hasil Belajar Siswa

Salah satu tujuan dari program ini adalah meningkatkan kemampuan belajar siswa

dalam bidang sains dan matematika. Kemampuan belajar ini dapat diukur dari dua sisi: sisi

kognitif (atau akademik) dan sisi afektif. Hasil tes akademik (TA) sains dan matematika dan

hasil UAN digunakan sebagai indikator dari aspek kognitif capaian siswa. Pemahaman dan

minat siswa dalam pelajaran serta ketertarikan siswa terhadap sekolah digunakan sebagai

indikator dari aspek berikutnya.

3.7.1 Tes Akademik

Hasil tes akademik Sains dan Matematika di sekolah Target dan sekolah kontrol

ditunjukkan pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 3.7.1a Skor Tes Akademik Sekolah Target

Test N Maximum Minimum Mean SD

Sains 335 7,67 1.33 4.45 1.26

Matematika 335 9 0.5 4.02 1.49

Table 3.7.1b Skor Tes Akademik Sekolah Kontrol

Test N Maximum Minimum Mean SD

Sains 78 6.5 1.67 4.01 1.16

Matematika 78 6 1.5 3.49 1.001

Test Scores Academic Of Science

3.5

4

4.5

Karawang Purwakarta

Daerah

Ra

ta-R

ata

Science

Test Scores Academic Of Mathematics

3.2

3.4

3.6

3.8

4

4.2

Karawang Purwakarta

Daerah

Rata

-Rata

Matematika

Page 45: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

45

Tabel 3.7.2 Skor Tes Akademik Berdasarkan Kabupaten

Provinsi T/C Kabupaten Sains Matematika

Mean SD Mean SD Jabar T Karawang 4.45 1.26 4.02 1.49

C Purwakarta 4.01 1.16 3.49 1.001

Berdasarkan data di atas bahwa hasil tes akademik baik sains maupun matematika di

sekolah target maupun disekolah kontrol beada pada kategori rendah yaitu hanya 40% yang

dapat dijawab dengan benar.

3.7.2. Hasil UAN

Diagram di bawah ini menyajikan hasil UAN untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk Wilayah Karawang dan Purwakarta.

a. Nilai UAN untuk Kabupaten Karawang

Nilai UAN Matematika Tahun 2004-2006

7.41

5.01

7.23

5.15 5.26

6.32

4.76

6.8

7.81

6.44

8.41

6.61

8.18.6

7.37

7.73 7.887.43

7.88 7.75

8.6

7.778.32

0123456789

10

SM

PN

5

Ka

raw

an

g

SM

PN

8

Ka

raw

an

g

SM

PN

6

Ka

raw

an

gS

MP

N 2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Tel

uk

jam

be

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

ati

sari

SM

PN

2

Ren

gas

den

gk

lok

SM

PN

5

Ka

raw

an

g

SM

PN

8

Ka

raw

an

g

SM

PN

6

Ka

raw

an

gS

MP

N 2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Tel

uk

jam

be

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

ati

sari

SM

PN

2

Ren

gas

den

gk

lok

SM

PN

5

Ka

raw

an

g

SM

PN

8

Ka

raw

an

g

SM

PN

6

Ka

raw

an

gS

MP

N 2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Tel

uk

jam

be

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

ati

sari

SM

PN

2

Ren

gas

den

gk

lok

2004 2005 2006

Matematika

nilai

Karawang

Diagram 3.7.2a. Nilai UAN Matematika di Kab. Karawang Tahun 2004-2006

Diagram 3.7.1 Skor Tes Akademik

Sains

Diagram 3.7.2 Skor Tes Akademik

Matematika

Page 46: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

46

Berdasarkan informasi dari kepala sekolah-kepala sekolah di atas, dapat dilihat

pada tahun 2004 nilai UAN yang tertinggi diraih oleh SMPN 5 Karawang dengan nilai 7.41,

tahun 2005 diraih oleh SMPN I Klari dengan nilai 8,6 dan tahun 2006 diraih oleh SMPN I

Klari dengan nilai 8.6.

Nilai UAN B.Indonesia Tahun 2004-2006

7.25

5.43

7.43

5.48 5.53

6.85

5.36

7

7.73

6.65

8.23

7.597.32

9.02

7.3 7.13

88.26

7.457.89 8.05 8.2

7.44

8.42

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

SM

PN

5

Karaw

ang

SM

PN

8

Karaw

ang

SM

PN

6

Karaw

ang

SM

PN

2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Telu

kja

mbe

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

atisari

SM

PN

2

Rengasdengklo

k

SM

PN

5

Karaw

ang

SM

PN

8

Karaw

ang

SM

PN

6

Karaw

ang

SM

PN

2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Telu

kja

mbe

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

atisari

SM

PN

2

Rengasdengklo

k

SM

PN

5

Karaw

ang

SM

PN

8

Karaw

ang

SM

PN

6

Karaw

ang

SM

PN

2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Telu

kja

mbe

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

atisari

SM

PN

2

Rengasdengklo

k

2004 2005 2006

B.Indonesia

nil

ai

Karawang

Diagram 3.7.2b. Nilai UAN Bahasa Indonesia di Kab. Kawarang Tahun 2004-2006

Untuk pelajaran Bahasa Indonesia, pada tahun 2004 nilai tertinggi dicapai oleh SMPN 6

Karawang dengan nilai 7.43, tahun 2005 nilai tertinggi dicapai oleh SMPN I Klari dengan

nilai 9.02, dan pada tahun 2006 dicapai oleh SMPN 2 Rengasdengklok dengan nilai 8.42.

Page 47: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

47

Nilai UAN B.Inggris Tahun 2004-2006

6.62

4.63

6.85

4.91 5.13

6.63

4.6

6.26.63

7.14 6.886.5

7.747.42 7.23

6.88

7.9

6.93 6.727.23 7.14

8

6.4

7.46

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

SM

PN

5

Karaw

an

g

SM

PN

8

Karaw

an

g

SM

PN

6

Karaw

an

g

SM

PN

2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Telu

kja

mbe

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

ati

sari

SM

PN

2

Ren

gasden

gklo

k

SM

PN

5

Karaw

an

g

SM

PN

8

Karaw

an

g

SM

PN

6

Karaw

an

g

SM

PN

2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Telu

kja

mbe

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

ati

sari

SM

PN

2

Ren

gasden

gklo

k

SM

PN

5

Karaw

an

g

SM

PN

8

Karaw

an

g

SM

PN

6

Karaw

an

g

SM

PN

2

Cik

am

pek

SM

PN

1

Telu

kja

mbe

SM

PN

1 K

lari

SM

PN

1 J

ati

sari

SM

PN

2

Ren

gasden

gklo

k

2004 2005 2006

B.Inggris

nil

ai

Karawang

Diagram 3.7.2c. Nilai UAN Bahasa Indonesia di Kab. Karawang Tahun 2004-2006

Untuk pelajaran Bahasa Inggris, pada tahun 2004 nilai tertinggi diperoleh oleh SMPN 6

Karawang dengan nilai 6.85, sedangkan yang terendah diperoleh oleh SMPN I Jatisari

dengan nilai 4.6, tahun 2005 nilai tertinggi 7.74 dicapai oleh SMPN I Teluk Jambe dan nilai

terendah 6.5 diperoleh oleh SMPN 2 Cikampek, tahun 2006 nilai tertinggi dicapai oleh

SMPN I Klari dengan nilai 8 sedangkan nilai terendah dicapai oleh SMPN I Jatisari dengan

nilai 6.4.

b. Nilai UAN di Kabupaten Purwakarta.

Page 48: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

48

Nilai UAN Matematika Tahun 2004-2006

7.416.8

7.81

7

7.738.32

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

SMPN 2Bungursari

SMPN 5Purwakarta

SMPN 2Bungursari

SMPN 5Purwakarta

SMPN 2Bungursari

SMPN 5Purwakarta

2004 2005 2006

Matematika

nila

i

Purwakarta

Diagram 3.7.2d. Nilai UAN Matematika di Kab. Purwakarta Tahun 2004-2006

Diagram di atas menyajikan nilai UAN Matematika di Kabupaten Purwakarta. Nilai

UAN tertinggi dari tahun 2004-2006 dicapai oleh SMPN 5 Purwakarta dengan nilai 8.32,

dan nilai tertendahpun dicapai oleh SMPN 5 Purwakarta pada tahun 2004 dengan nilai 6.8.

Nilai UAN B.Indonesia Tahun 2004-2006

7.25 77.73

7.138

8.42

0123456789

SMPN 2

Bungursari

SMPN 5

Purwakarta

SMPN 2

Bungursari

SMPN 5

Purwakarta

SMPN 2

Bungursari

SMPN 5

Purwakarta

2004 2005 2006

B.Indonesia

nil

ai

Purwakarta

Diagram 3.7.2e. Nilai UAN Bhs. Indonesia di Kab. Purwakarta Tahun 2004-2006

Page 49: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

49

Nilai UAN tertinggi pada tahun 2004 – 2006 dicapai oleh SMPN 5 Purwakarta dengan

nilai 8.42, dan yang terendah dicapai oleh SMPN 5 Purwakarta dengan nilai 7.

Nilai UAN B.Inggris Tahun 2004-2006

6.626.2

6.63 6.88

7.97.46

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

SMPN 2Bungursari

SMPN 5Purwakarta

SMPN 2Bungursari

SMPN 5Purwakarta

SMPN 2Bungursari

SMPN 5Purwakarta

2004 2005 2006

B.Inggris

nila

i

Purwakarta

Diagram 3.7.2f. Nilai UAN Bhs. Inggris di Kab. Purwakarta Tahun 2004-2006

Untuk pelajaran Bahasa Ingris, nilai UAN di Kabupaten Purwakarta dari tahun 2004- 2006

nilai tertinggi dicapai oleh SMPN 2 Bungur sari dengan nilai 7.9, sedangkan yang terendah

dicapai oleh SMPN 5 Purwakarta dengan nilai 6.2.

3.7.3 Pemahaman dan Minat Siswa dalam Sains dan Matematika

Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

(1) Pada umumnya saya (Kebanyakan siswa saya) mengerti dan dapat mengikuti

pembelajaran sains/matematika di kelas (saya);

(2) Saya (Saya rasa kebanyakan siswa saya) senang belajar pada pelajaran

sains/matematika (saya); dan

(3) Saya (Saya rasa kebanyakan siswa saya) ingin belajar sains/matematika (pelajaran

saya) di kelas yang lebih tinggi.

Page 50: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

50

Pemahaman dan Minat Siswa

56

44

35 35

10

22

78

22

78

10

48

8 3

78

13

48

30

10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

M ayoritas Siswa M emahami

M ateri

M ayoritas Siswa M engikuti

Pelajaran

Siswa ingin Belajar di tingkat yang lebih

tinggi

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.7.3 Pemahaman Dan Minat Siswa

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa di atas 50% siswa di sekolah target

menyatakan tidak setuju bahwa siswa mengerti dan dapat mengikuti pembelajaran

sains/matematika di kelas ; siswa senang belajar pada pelajaran sains/matematika (saya);

dan siswa ingin belajar sains/matematika (pelajaran saya) di kelas yang lebih tinggi.

Sedangkan di sekolah kontrol di atas 57% siswa menyatakan tidak setuju terhadap

pernyataan tersebut.

Page 51: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

51

2 1

30

19

5350

15

29

25 6

36

11

40

50

18

33

2 15 7

2218

41

35

30

39

0

10

20

30

40

50

60

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Mengerti dan dapat mengikuti pe l Senang be laja r Ingin Bela jar Matem atika di tingka t lebih tinggi

Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap

Pelajaran Matematika

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.7.3a Rincian Respon siswa Pemahaman dan Minat Siswa dalam Matematika

1 2

23

15

61 63

14

22

4

21

11

51

58

23

31

4 4

2418

3936

33

42

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Mengerti dan dapat mengikuti pel Senang belajar Ingin Belajar Matematika di tingkat lebihtinggi

Ketertarikan dan Pemahaman Siswa

terhadap Pelajaran Sains

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.7.3b Rincian Respon siswa Pemahaman dan Minat Siswa Sains

Diagram di atas menunjukkan bahwa 65% siswa di sekolah target menyatakan

bahwa mereka mengerti dan dapat mengikuti pembelajaran Matematika dan Sains, senang

mengikuti pembelajaran dan ingin belajar matematika dan sains di kelas yang lebih tinggi.

Page 52: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

52

3.7.4 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Matematika dan Sains

Untuk mengungkap kepuasan siswa terhadap pelajaran Matematika dan sains kepada

siswa diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut;

1). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains)sulit dipelajari.

2). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) yang dipelajari menarik.

3). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) yang dipelajari mudah Saya pahami

4). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) berguna untuk kehidupan sehari-hari.

5). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains)berguna untuk mempelajari ilmu lain

Berikut disajikan tabel dan diagram jawaban siswa terhadap pelajaran Matematika

dan Sains.

Tabel 3.7.4 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Matematika

Responden Alternatif Jawaban

Kab. Karawang Kab. Purwakarta

n % n %

Siswa

1 20 1.26 11 3.16

2 108 6.81 20 5.75

3 510 32.2 101 29

4 702 44.3 131 37.6

5 246 15.5 85 24.4

4

1411

14

43

49

36

19

64

8

4

3938

46

41

7

16

11

107

52

40

31

37

6

15

1 21

87

55

45

34

47

12

15

5

56

48

28

45

0

10

20

30

40

50

60

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Matematika sulit

dipelajari

Materi Matematika

menarik

Materi Matematika

mudah dipahami

Materi Matematika

berguna

Materi Matematika

berguna untuk ilmu

lain

Kepuasan Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Karawang

Purwakarta

Diagram 3.7.4 Kepuasan Siswa terhadap Pelajaran Matematika dan Sains

Page 53: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

53

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 59,8% siswa di sekolah target

menyatakan setuju bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dipelajari,

merupakan materi yang menarik untuk dipelajari, mudah dipahami, berguna bagi kehidupan

sehari-hari, dan berguna untuk mempelajari ilmu lain. Sedangkan sekitar 40% menyatakan

ragu-ragu dan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Di sekolah kontrol pula di atas 50

% siswa menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Tabel 3.7.5 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Sains

Responden Alternatif Jawaban

Kab. Karawang Kab. Purwakarta

n % N %

Siswa

1 21 1.35 7 2.02

2 131 8.44 33 9.54

3 416 26.8 65 18.8

4 707 45.5 162 46.8

5 278 17.9 79 22.8

6

10

30

42 43

25

1920

23

2

2211

57

68

1821

61

4135

44

53

911

117

10

58

50

3339

12

1812

51

42

30

44

0

10

20

30

40

50

60

70

ST

ST

S R SS

SS

TS

TS R S

SS

ST

ST

S R SS

SS

TS

TS R S

SS

ST

ST

S R SS

S

Sains sulit

dipelajari

Materi Sains

menarik

Materi Sains

mudah

dipahami

Materi Sains

berguna

sehari-hari

Materi Sains

berguna

untuk ilmu

Kepuasan Siswa terhadap Pelajaran Sains

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.7.5a. Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Sains

Page 54: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

54

Berdasarkan tabel di atas 63 % siswa di sekolah target menyatakan setuju bahwa

sains merupakan pelajaran yang sulit dipelajari, merupakan materi yang menarik untuk

dipelajari, mudah dipahami, berguna bagi kehidupan sehari-hari, dan berguna untuk

mempelajari ilmu lain. Sedangkan sekitar 37% menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju

terhadap pernyataan tersebut. Di sekolah kontrol pula di atas 69 % siswa menyatakan setuju

terhadap pernyataan tersebut.

Pada kuosioner yang disampaikan pada siswa-siswa di sekolah-sekolah target dan

sekolah- sekolah kontrol, diajukan pertanyaan mengenai pandangan mereka terhadap proses

pembelajaran matematika dan sains. Pernyataan yang diajukan adalah sebagai berikut;

1). Saya rasa kegiatan belajar Matematika (sains) yang dilakukan menyenangkan.

2). Semangat belajar Saya tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar Matematika

(sains)yang dilakukan.

3). Saya rasa kegiatan belajar matematika (sains) yang dilakukan membosankan.

4). Saya malas mengikuti kegiatan belajar matematika(sains).

Informasi yang diperoleh disajikan pada dua diagram di bawah ini.

Page 55: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

55

1

8 8

3230

50

37

9

25

1

9

3

3938

42

36

10

22

8

21

3540

3533

18

5 41

20

363738

32

21

7 4 41

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Pembelajaran

Matematika

menyenangkan

Semangat tinggi belajar Matematika

membosankan

malas belajar

matematika

Pandangan Siswa tentang Belajar Matematika

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.7.5b. Pandangan Siswa tentang Belajar Sains

Dari diagram di atas diperoleh informasi bahwa 59% siswa menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa pembelajaran matematika menyenangkan, 52% menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa belajar mateamtika dengan semangat tinggi, 75% menyatakan tidak

setuju dan ragu-ragu bahwa belajar matematika itu membosankan, dan 89% menyatakan

sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa mereka malas untuk belajar

matematika.

Data ini menunjukkan bahwa meskipun belajar matematika itu sulit tapi mereka

masih mempunyai rasa tanggung jawab untuk tetap belajar matematika, hal ini ditunjukkan

bahwa mereka tidak setuju bahwa belajar matematika membosankan dan tidak setuju bahwa

mereka malas belajar matematika.

Page 56: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

56

31

2612

54

64

1722

31

2830

5148

172118

18

39

52

30

2111

8

11

26

3641

48

23

1174 41

0

10

20

30

40

50

60

70

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Pembelajaran Sains

menyenangkan

Semangat tinggi belajar Sains

membosankan

malas belajar Sains

Pandangan Siswa tentang Pelajaran Sains

Karawang

Purwakarta

Diagram 3.7.5c. Pandangan Siswa tentang Pelajaran Sains

Untuk pembelajaran sains para siswa berpendapat mereka (71%) setuju dan sangat

setuju bahwa pembelajaran sains menyenangkan, sekitar 68% orang setuju dan sangat

setuju bahwa belajar sains sangat menyenangkan, 87% menyatakan sangat tidak setuju dan

tidak setuju bahwa belajar sains membosankan, 905 orang sangat tidak setuju-ragu-ragu

bahwa mereka malas belajar sains.

Selanjutnya disajikan tabel dan diagram respon siswa terhadap aktivitas pada waktu

belajar Matematika dan Sains

Untuk mengungkap aktivitas siswa pada waktu belajar matematika dan sains, respon

siswa diungkap melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1). Kegiatan belajar matematika yang dilakukan memberikan kesempatan kepada

Saya dan teman-teman bertukar pikiran.

2). Pada belajar matematika yang dilakukan, saya dan teman-teman lebih banyak

mendengarkan daripada melakukan sesuatu.

Page 57: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

57

3). Saya bersama teman-teman aktif dalam kegiatan belajar matematika yang

dilakukan

4). Saya bersama teman-teman bekerjasama dalam kegiatan belajar matematika

Berikut disajikan respon siswa dari sekolah–sekolah target dan sekolah kontrol

mengenai aktivitas belajar mereka untuk mata pelajaran matematika dan sains.

13

1

19

14

63 62

14

23

17

1214

3327

45

33

9

19

1

8

1

3632

45 44

11

22

11

7 4

21

32

59

47

1215

0

10

20

30

40

50

60

70

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Kesempatan bertukar

pikiran

belajar Matematika

hanya mendengarkan

belajar Matematika

dengan aktif

belajar Matematika

secara kolaboratif

Aktivitas Belajar Matematika

Karawang

Purwakarta

Diagram 3.7.5d. Aktivitas Belajar Matematika

Dari diagram di atas diperoleh informasi sekitar 77% siswa setuju bahwa guru

sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran, meskipun selanjutnya

mereka berpendapat bahwa pembelajaran matematika di kelas hanya mendengarkan dan

sekitar 60% berpendapat bahwa belajar matematika dilaksanakan secara aktif dan

kolaboratif.Hal senada disampaikan oleh siswa dari sekolah kontrol .

Page 58: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

58

21 23

2021

63

56

1419

23

1415

323440

37

1211

15

33

23

4859

1418

16

1

2419

52

59

1821

0

10

20

30

40

50

60

70

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Kesempatan

bertukar pikiran

belajar Sains hanya

mendengarkan

belajar Sains dengan

aktif

belajar Sains secara

kolaboratif

Aktivitas Belajar Sains

Karaw ang

Purw akarta

Diagram 3.7.5e. Aktivitas Belajar Sains

Untuk mata pelajaran sains 77% siswa menyatakan bahwa pembelajaran sains

memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertukar pikiran, meskipun dalam

pembelajaran sains 52% siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran lebih banyak

mendengarkan. Sekitar 61% siswa menyatakan bahwa siswa belajar sains dengan aktif dan

pembelajaran dilaksanakan secara kolaboratif.

3.7 Tanggapan Guru terhadap Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu aktivitas yang diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran guru . Namun demikian kegiatan penelitian belum

merata dapat dilaksanakan oleh semua guru. Untuk mengungkap bagaimana pendapat guru

matematika dan sains mengenai penelitian tindakan kelas, daajukan beberapa pertanyaan

sebagai barikut;

1). Selama menjadi guru saya melakukan PTK

2). Selama menjadi guru saya berdiskusi bersama guru sejawat membahas permasalahan

pembelajaran.

3). Bersama guru sejawat saya mendiskusikan alternative solusi pembelajaran.

4). Bersama guru sejawat saya menyusun rencana PTK.

5). Dalam melakukan PTK saya berkolaborasi dengan PT.

6). Setelah selesai PTK saya mempublikasikan dalam jurnal atau sejenisnya.

7). Setelah selesai PTK saya mempresentasikan dalam seminar

Page 59: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

59

Informasi yang diperoleh dari kuosioner yang disebarkan terhadap guru-guru sains

dan matematika di sekolah-sekolah target dan sekolah kontrol disajikan pada diagram

berikut;

Pelaksanaan PTK

16

4

9

54

1 1

11

17

10

1 1

11

24

3

11 1110

6

2

26

8

42

0

26

7

4 3

0

29

53 3

00

5

10

15

20

25

30

35

ST

ST

S R SS

SS

TS

TS R S

SS

ST

ST

S R SS

SS

TS

TS R S

SS

ST

ST

S R SS

SS

TS

TS R S

SS

ST

ST

S R SS

S

Melakukan

PTK

Diskusi

Masalah

Pembelajaran

Diskusi

alternatif

solusi

Penyusunan

rencana

PTK

Kolaborasi

dengan PT

Publikasi

di jurnal

Presentasi

di Seminar

fre

kuen

si

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.7a. Pelaksanaan PTK

Dari 40 guru responden di sekolah-sekolah target diperoleh informasi bahwa 29

orang belum melaksanakan PTK, meskipun para guru tersebut sering mendiskusikan

masalah pembelajaran dan alternatif solusi pembelajaran dengan guru lain (27 orang), 31

orang menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa yang didiskusikan adalah rencana

penyusunan PTK, dan rata-rata 28 orang tidak setuju bahwa para guru sudah berkolabori

dengan PT, mempublikasikan dalam jurnal dan mempresentasikan hasil penelitiannya

dalam suatu seminar. Hal senada juga disampaikan oleh 7 orang guru responden dari

sekolah-sekolah kontrol.

Dalam kuosioner tersebut diungkap pula pertanyaan-pertanyaan mengenai

ketertarikan dan manfaat PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan adalah:

1). Saya tertarik pada penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2). PTK merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan peningkatan profesionalisme saya

3). PTK penting bagi saya karena dapat meningkatkan kemampuan saya meneliti

4). PTK penting bagi saya untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran

5). PTK penting bagi saya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 60: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

60

Inforamsi yang diperoleh adalah sebagai berikut;

Diagram 3.7b. Pentingnya PTK.

Dari kuosioner yang disampaikan pada guru-guru di sekolah target dan kontrol

hampir 95% guru-guru menyampaikan setuju dan sangat setuju bahwa mereka sangat

tertarik terhadap PTK; dan PTK dapat meningkatkan profesionalisme, meningkatkan

kemampuan meneliti dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Lebih jauh kuosioner mengungkap pendapat guru-guru tentang manfaat PTK bagi

peningkatan kualitas pembelajaran dan bagi pengingkatan karier guru sendiri. Pertanyaan

yang diungkapkan adalah sebagai berikut;

1). Saya merasa PTK berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2). Saya merasa PTK berguna untuk menambah angka kredit kenaikan pangkat.

3). Saya merasa PTK berguna untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi sertifikasi

guru.

4). Saya merasa PTK berguna untuk meningkatkan suasana akademik sekolah

Hasil yang diperoleh dari penyebaran kuosioner terhadap guru-guru di sekolah target dan guru-

guru di sekolah kontol disajikan pada diagram berikut;

Pentingnya PTK

01

2

28

9

0 0

2

29

9

1 1 1

26

11

01 1

27

11

0 01

28

11

0

5

10

15

20

25

30

35

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Ketertarikan

terhadap PTK

PTK

meningkatkan

Prefesionalisme

PTK

meningkatkan

kemampuan

PTK dapat

mengatasi

kesulitan

PTK

meningkatkan

kualitas

fre

ku

en

si

Purw akarta

Karaw ang

Page 61: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

61

Kegunaan PTK

0 0

2

26

12

0

2

5

23

8

01

5

21

9

0 0

2

32

6

0

5

10

15

20

25

30

35

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar

Dapat menambah

angka kredit

Persiapan untuk

sertifikasi

Meningkatkan

suasana

akademik

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.7c. Keguanaan PTK

Di daerah target, tiga puluh delapan orang guru setuju dan sangat setuju bahwa PTK

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, 33 orang setuju PTK dapat menambah angka kredit

karena dapat digunakan untuk persiapan sertifikasi, 35 orang setuju dan sangat setuju bahwa

PTK dapat meningkatkan suasana akdemik. Demikian pula pendapat serupa oleh guru-

guru di sekolah kontrol.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang berkembang akhir-akhir

ini, sehingga beberapa orang guru masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi

permasalahan ,melaksanakan, dan dalam menentukan alternative solusi pada PTK. Apakah

fenomena tersebut juga terjadi pada guru-guru di sekolah target dan guru-guru sekolah

kontrol. Untuk mengungkap hal tersebut berikut disajikan beberapa pertanyaan mengenai

fenomena itu;

1). Saya mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah.

2). Saya mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah

3) Saya mengalami kesulitan dalam menyusun proposal PTK

4). Saya mengalami kesulitan dalam menyusun alat pengumpul data

5). Saya mengalami kesulitan dalam melaksanakan rancangan PTK

6). Saya belum memahami prosedur PTK

Page 62: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

62

Kesulitan PTK

0

13

11

15

10

6

13

20

10

5

10

25

0 0

8 8

23

10

3

11

25

10

3

12

24

10

7

12

21

0

0

5

10

15

20

25

30

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

ST

S R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Identif ikasi

Masalah

Mencari

Alternatif

Solusi

Penyusunan

Proposal

Pengumpulan

Data

Melaksanakan

PTK

Menulis

Laporan

Belum

Memahami

Prosedur PTK

fre

ku

en

si

Purwakarta

Karawang

Diagram 3.7d. Keguanaan PTK

Dari jawaban kuosioner dari guru-guru di sekolah target diperoleh informasi bahwa 24

orang menyatakan mereka mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah, 34 orang

setuju mereka mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi, 25 orang setuju mereka

menalami kesultan dalam menyusun proposal, 23 orang setuju mereka mengalami kesulitan

dalam mengumpulkan data, 36 orang mengalami kesulitan dalam melaksanakan PTK, 36

orang setuju mengalami kesulitan dalam menulis laporan dan 33 orang setuju mereka belum

memahami prosedur PTK. Hal senada disampaikan oleh guru-guru pada kelompok kontrol.

Dari informasi yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa guru-guru di

sekolah target dan guru-guru di sekolah kontrol merasa sangat tertarik dengan pelaksanaan

PTK. Karena PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan karier

guru berkaitan dengan pelaksanaan sertifikasi. Namun mereka masih belum memhami

secara benar prosedur pelaksanaan PTK. Dengan demikian akan sangat berguna jika mereka

mendapat bantuan untuk meningkatkan pemahamannya tentang PTK.

Page 63: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

63

4. HASIL ANALISIS DATA KUALITATIF KABUPATEN KARAWANG 4.1 Analisis Pembelajaran

Hasil observasi pembelajaran mata pelajaran fisika, kimia biologi dan matematika di

Kabupaten Karawang diuraikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1a. ANALISIS PEMBELAJARAN Fisika DI SMPN 1 KLARI KABUPATEN KARAWANG

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

1 Kegiatan awal

• Sebagian siswa memperhatikan guru ketika membuka pelajaran

• Sebagian siswa tampak tertarik pada ilustrasi yang disajikan guru

• Sebagian siswa tampak termotivasi

• Tidak ada kegiatan merumuskan masalah

• Sedikit siswa yang dapat menangkap tujuan pembelajaran yang dsampaikan guru

• Hanya 2 orang siswa yang merespon pertanyaan guru

2 Kegiatan Inti

• Media/alat peraga tersedia cukup baik.

• Sebagian siswa tampak aktif dan berkesempatan untuk eksplorasi, investigasi dan melakukan percobaan

• Sebagian siswa tampak memperoleh data atau informasi yang diperlukan

• Sebagian siswa menemukan jawaban atau kesimpulan yang dicari

• Sebagian siswa tampak terdorong untuk aktif dalam kerja kelompok dan penyajian data

• Hampir tak ada siswa yang pasif, mengantuk atau kurang perhatian, meskipun masih ada beberapa siswa yang terlihat tertekan.

• Tidak ada kegiatan urun pendapat untuk perumusan masalah

• Siswa tidak terstimulus untuk berfikir tingkat tinggi

• Tak ada siswa yang mengajukan jawaban atau kesimpulan

• Papan tulis belum digunakan secara proporsional

• Diskusi kelompok kurang berlangsung secara partisipatif

• Siswa kurang didorong untuk belajar mandiri

• Kemampuan siswa dalam menggunakan KIT dan memahami LKS masih kurang

• Masih ada siswa yang keliru dalam melakukan pengamatan

3 Kegiatan Akhir • Siswa dapat membuat

rangkuman pada akhir pembelajaran

• Siswa belum dapat memberi contoh dan mengaplikasikan konsep

Page 64: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

64

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

4 Hands-on activity

• Tujuan praktikum sesuai dengan tujuan pembelajaran

• Guru memberikan pengarahan kegiatan laboratorium yang relevan

• Sebgain siswa antusias dalam melakukan percobaan meskipun tidak semua siswa terlibat dalam diskusi kelompok

• Guru tidak memberi penjelasan secara lengkap tentang teknik lab yang benar dan aman Belum seluruh siswa terlibat aktif dlam kegiatan praktikum

• Tidak ada alat buatan guru yang digunakan dalam praktikum.

• Pengembangan keterampilan proses kurang distimulasi.

Tabel 4.1b. ANALISIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 1 JATISARI KABUPATEN KARAWANG

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

1 Kegiatan awal

• Siswa memperhatikan guru ketika membuka pelajaran

• Siswa menangkap tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

• Siswa tertarik pada ilustrasi yang disajikan guru

• Siswa tampak termotivasi/bersemangat

• Siswa membantu menyiapkan alat/media yang diperlukan

• Tak ada siswa yang mengajukan permasalahan/pertanyaan

2 Kegiatan Inti

• Sebagian siswa berkesempatan dan aktif untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan percobaan

• Siswa memperoleh informasi, jawaban, kesimpulan yang diperlukan

• Media/alat peraga tersedia cukup memadai

• Sebagian siswa tampak terstimulasi untuk berpikir tingkat tinggi

• Papan tulis telah digunakan secara proporsional dan efisien

• Siswa telah didorong untuk

• Tidak ada kegiatan urun pendapat untuk perumusan masalah

• Siswa kurang didorong untuk berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok

• Tidak ada diskusi kelompok • Banyak siswa yang pasif,

mengantuk atau kurang perhatian

• Masih ada siswa yang belum termotivasi

• LKS yang digunakan tidak dibuat guru

Page 65: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

65

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif berpartisipasi, berprestasi dan belajar mandiri

3 Kegiatan Akhir

• Sebagian siswa memahami tugas rumah

• Sebagian siswa mengerjakan evaluasi dengan tertib

• Sebagian siswa membuat rangkuman pada akhir pembelajaran

• Siswa belum dapat memberi contoh

• Ada siswa yang kurang memperhatikan tugas rumahnya

4 Hands-on activity

• Kegiatan praktikum sesuai dengan tujuan pembelajaran

• Teknik lab yang benar dan aman telah diberikan secara lengkap

• Seluruh siswa telah didorong untuk melakukan praktek dan observasi

• Peralatan praktek yang dirancang guru digunakan dengan baik.

• Pengembangan keterampilan proses distimulus secara efektif

• Arahan kegiatan praktek yang diberikan pada fase pra lab belum relevan

• Guru tidak membuat LKS khusus untuk pembelajaran dan petunjuk hands on activity nya diberikan secara lisan saja

• didominasi oleh guru

Tabl 4.1c. ANALISIS PEMBELAJARAN

MATEMATIKA DI SMPN 2 CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

1 Kegiatan awal

• Sebagian siswa memperhatikan guru ketika membuka pelajaran

• Siswa tampak termotivasi/semangat

• Sebagian siswa tertarik pada ilustrasi yang disajikan guru

• Tak ada siswa yang mengajukan masalah/pertanyaan

• Sebagian Siswa tidak menangkap tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

• Tak ada siswa yang membantu menyiapkan alat/media yang diperlukan

2 Kegiatan Inti

• Sebagian siswa berkesempatan dan aktif dalam eksplorasi, investigasi dan melakukan percobaan

• Siswa memperoleh data, informasi, jawaban dan kesimpulan yang diperlukan

• Tak ada urun pendapat untuk merumuskan masalah

• Media/alat peraga kurang cukup tersedia

• Siswa kurang distimulus untuk berpikir tingkat tinggi

• Sebagian besar siswa pasif,

Page 66: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

66

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif • Papan tulis telah digunakan

secara proporsional dan efisien

• Siswa terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok dan penyajian data

• Siswa mengikuti diskusi kelompok secara partisipatif

• Siswa didorong untuk berpartisipasi, berprestasi dan belajar mandiri

• Kegiatan pembelajaran diobservasi oleh 7 orang guru sejawat dari SMP yang sama

mengantuk dan kurang perhatian

• Masih ada beberapa siswa yang terlihat tertekan

.

3 Kegiatan Akhir

• Siswa memahami bahan tugas rumah

• Kesimpulan dibuat siswa dengan bimbingan guru

• Sebagian besar siswa belum dapat memberi contoh dan mengaplikasikan konsep

• Sebagian besar siswa tidak tertib dalam mengerjakan evaluasi

• Sebagian besar siswa belum dapat membuat rangkuman pada akhir pembelajaran

4 Hands-on activity

• Teknik lab yang benar dan aman telah diberikan secara lengkap

• Peralatan buatan guru yang digunakan dalam praktek bekerja cukup baik

• Pengembangan keterampilan proses distimulasi secara efektif

• LKS yang digunakan open ended meskipun diperoleh dari buku sumber

• Arahan kegiatan praktek yang diberikan pada fase pra lab relevan

• Kegiatan praktikum yang diberikan kurang relevan dengan tujuan pembelajaran

Tabel 4.1d. ANALISIS PEMBELAJARAN

Fisika DI SMPN 2 RENGASDENGKLOK KABUPATEN KARAWANG

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

1 Kegiatan awal • Sebagian siswa

memperhatikan guru ketika membuka pelajaran

• Tidak ada kegiatan merumuskan masalah atau pertanyaan

Page 67: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

67

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif • Siswa nampak tertarik

dengan ilustrasi yang disajikan guru

• Sebagian besar Siswa tidak menangkap tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

• Siswa nampak kurang termotivasi

• Tak ada siswa yang membantu menyiapkan alat/media yang diperlukan

2 Kegiatan Inti

• Siswa berkesempatan melakukan eksplorasi, dan investigasi

• Papan tulis digunakan secara proporsonal dan efisien

• Ada siswa yang aktif dalam menyajikan data

• Tidak ada kegiatan urun pendapat untuk perumusan masalah

• Siswa tidak mendapat informasi yang diperlukan, jawaban atau kesimpulan yang dicari

• Media/alat peraga tak tersedia • Siswa tak terstimulasi untuk

berpikir tingkat tinggi • Siswa tidak mengajukan

jawaban atau kesimpulan • Siswa tidak terdorong untuk

berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok

• Siswa kurang terlibat dalam penyajian data

• Siswa tidak aktif dalam melakukan percobaan atau investigasi

• Diskusi kelompok kurang berlangsung secara partisipatif

• Siswa pasif, mengantuk dan kurang perhatian

• Masih ada siswa yang terlihat tertekan

• Siswa kurang didorong untuk berpartisipasi, berprestasi dan belajar mandiri

3 Kegiatan Akhir

• Sebagian siswa dapat membuat rangkuman di akhir pembelajaran

• Siswa tak dapat memberi contoh dan mengaplikasikan konsep

• Siswa tidak memahami tugas rumah

• Siswa tidak mengerjakan

Page 68: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

68

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif evaluasi dengan tertib

4 Hands-on activity • Tujuan demonstrasi sesuai

dengan tujuan pembelajaran

• Kegiatan demonstrasi yang dilakukan tidak melibatkan siswa. (siswa hanya melihat saja)

Tabel 4.1e. ANALISIS PEMBELAJARAN

Fisika DI SMPN 6 KABUPATEN KARAWANG

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

1 Kegiatan awal

• Siswa memperhatikan guru ketika membuka pelajaran

• Guru membuka pelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan

• Siswa termotivasi dan dapat menangkap tujuan pembelajaran yang disampaikan guru dengan baik

• Siswa tidak tertarik pada ilustrasi yang disajikan guru

• Siswa tidak bertanya atau mengajukan permasalahan kepada guru

2 Kegiatan Inti

• Siswa mendapatkan informasi relevan yang diperlukan

• Siswa menemukan sendiri jawaban atau kesimpulan yang dicari

• Guru telah menggunakan papan tulis secara proporsional

• Siswa didorong untuk belajar mandiri

• Siswa didorong untuk berpartisipasi maupun berprestasi meskipun ada yang kelihatan tertekan.

• Siswa terlibat aktif dalam penyajian data

• Sedikit siswa yang urun pendapat dalam perumusan masalah

• Siswa kurang mendapat kesempatan investigasi dan eksplorasi

• Tidak tampak media/alat peraga

• Siswa kurang terstimulus berfikir tingkat tinggi.

• Siswa kurang didorong untuk aktif dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok kurang berjalan dengan baik

• PBM dilaksanakan secara konvensional dimana guru ceramah tentang konsep lalu memberi contoh soal dan siswa mengerjakan soal.

• Sebagian siswa tampak pasif, mengantuk dan kurang perhatian

Page 69: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

69

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

3 Kegiatan Akhir • Siswa mengerjakan evaluasi

dengan tertib dan memahami bahan untuk tugas rumah

• Siswa kurang dapat mengaplikasikan konsep termasuk membuat rangkuman pada akhir pembelajaran

4 Hands-on activity

Ada upaya guru untuk menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

• Tidak ada praktikum sehingga hands on activity, local material tidak digunakan.

Tabel 4.1f. ANALISIS PEMBELAJARAN

Biologi DI SMPN 8 KABUPATEN KARAWANG

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif

1 Kegiatan awal

• Seluruh siswa memperhatikan guru ketika membuka pelajaran

• Hampir semua siswa tampak menangkap tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

• Siswa tampak termotivasi dan tertarik dengan ilustrasi yang disajikan guru

• Siswa membantu menyiapkan alat/media yang diperlukan

2 Kegiatan Inti

• Siswa berkesempatan urun pendapat untuk merumuskan masalah.

• Siswa berkesempatan untuk melakukan eksplorasi, dan investigasi

• Siswa distimulus untuk berpikir tingkat tinggi

• Siswa memperoleh informasi yang relevan

• Siswa menemukan jawaban dan kesimpulan yang dicari

• Tidak ada alat peraga/media yang digunakan kecuali charta

• Tidak ada kerja kelompok • Sebagian siswa tampak pasif,

mengantuk atau kurang perhatian

• Siswa kurang didorong untuk berpartisipasi, berprestasi dan belajar mandiri.

• Papan tulis belum digunakan secara proporsional

3 Kegiatan Akhir

• Siswa diberi kesempatan untuk mengisi LKS dan menuliskannya dipapan tulis

• Siswa mengerjakan evaluasi

• Guru menyimpulkan sendiri • Siswa tidak diberi

kesempatan untuk membuat rangkuman pada akhir

Page 70: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

70

NO. INDIKATOR BASELINE SURVEY

Indikasi Positif Indikasi Negatif dengan tertib

• Siswa memahami bahan untuk tugas rumah

pembelajaran

4 Hands-on activity • Siswa mengerjakan LKS

sesuai dengan tujuan pembelajaran

• Tak ada kegiatan praktikum

4.2. Hasil Observasi Situasi dan Kondisi Sekolah di Kabupaten Karawang

Berdasarkan hasil observasi kondisi dan situasi sekolah di delapan sekolah sampel

terhadap komponen Kondisi sekolah dan fasilitas belajar dapat diidentifikasi berdasarkan

indikasi positif dan indikasi negative berikut ini.

Indikasi Positif Kondisi Sekolah dan Fasilitas Belajar

• Pada umumnya akses alat transportasi ke sekolah mudah, baik dengan kendaraan beroda

dua maupun beroda empat, karena kondisi jalan yang baik.

• Pada umumnya pemeliharaan sekolah berada pada kategori cukup terpelihara dan

terpelihara dengan baik. Hal ini memberikan gambaran bahwa kondisi sekolah cukup

mendukung untuk melaksanakan aktivitas belajar dan mengajar.

• Jumlah meja dan kursi di dalam kelas, lima sekolah sangat memadai karena satu kursi

untuk satu siswa.. Hal ini dapat memberikan informasi bagaimana fleksibilitas ruangan

jika didesain untuk belajar bekelompok.

• Semua sekolah menggunakan buku sumber dari penerbit tertentu yang ditetapkan

sekolah. Buku tersebut diwajibkan untuk dimiliki setiap siswa, namun ada sekolah yang

memberi kesempatan bagi siswa yang tidak mampu untuk meminjam dari perpustakaan

sekolah.

• Hampir semua sekolah memiliki fasilitas penerangan, fentilasi, air, dan listrik memadai.

Indikasi Negatif Kondisi Sekolah dan Fasilitas Belajar

Permasalahan yang ditemukan tentang kondisi sekolah dan fasilitas belajar adalah sebagai

berikut :

Ø Posisi sekolah terhadap kota kabupaten (5-30 km) bervariasi. Hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh perkotaan terhadap situasi dan kondisi sekolah bervariasi.

Page 71: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

71

Ø Hampir semua sekolah sedang mengalami renovasi. Sehingga sulit mengakibatkan ada

sekolah yang dijadikan dua shift, laboratorium yang dijadikan kelas, serta laboratorium

yang tidak dapat digunakan karena sedang dipugar.

Ø Ukuran dan kapasitas kelas pada dua sekolah berada pada kategori cukup memadai (9x10

m2) untuk 48-50 orang. Dan beberapa sekolah lainnya cukup memadai ukuran 7x9 m2

untuk 48 orang. Hal ini dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi pembelajaran di

kelas dengan rasio guru:jml siswa.

Ø Fasilitas pembelajaran di kelas sangat kurang Pada salah satu sekolah ada yang

dilenglapi VCD player dan TVdari 30 kelas 10 kelas sudah dilengkapi TV video

pembelajaran (SMP Klari ) Benda-benda manipulatif untuk pembelajaran matematika

masih sangat terbatas.

Ø Jumlah buku paket sangat terbatas, sehingga siswa harus membeli sendiri. Keberadaan

perpustakaan bervariasi, dengan jumlah buku ada yang mencapai 3000 buah ,buku

matematika berkisar 75 sampai 900 buah , dan sains berkisar antara 100 sampai 900 buah

buku. Hal ini memberikan gambaran bahwa sumber belajar berupa buku pada setiap

sekolah bervariasi, bahkan di Jenis buku sumber yang dimiliki bervariasi dari 500 sampai

25 buku. Dan ada satu sekolah yang tidak memiliki perpustakaan.

Ø Kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan pada umumnya adalah kegiatan Olimpiade

matematika dan sains, sedangkan KIR hanya dilakukan oleh satu sekolah saja.

4.3. Kapasitas Guru Matematika dan Sains Kabupaten Karawang

4.3.1. Kapasitas Guru Matematika

Indikasi Positif tentang Kapasitas Guru Matematika

• Kepala sekolah pada umumnya mendorong guru untuk meningkatkan kualitas kinerja

guru dengan memfasilitasi guru untuk mengikuti MGMP, dan mendorong untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

• Interaksi sosial antara guru di sekolah baik. Para guru Matematika dan Sains memiliki

motivasi untuk meningkatkan kinerja dan sangat mengharapkan inovasi-inovasi

pembelajaran baik matematika maupun sains.

• Guru matematika masih merasa belum puas karena kegiatan pembelajaran masih belum

optimal. Upaya yang dilakukan dengan saling tukar pikiran dengan guru lain

Page 72: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

72

• Para guru berpendapat bahwa matematika sebagai mata pelajaran sangat penting

diberikan kepada siswa di sekolah. Selain sangat berguna sebagai alat Bantu dalam

kehidupan, juga sebagai alat bantu untuk pelajaran lain.

• Ada upaya yang dilakukan guru matematika dalam mengatasi kesulitan siswa diantaranya

adalah menjelaskan kembali, memberikan contoh-contoh yang lengap dan bervariasi, dan

memberi kesempatan siswa saling belajar dari sesama siswa melalui belajar kelompok.

• Kadang-kadang guru matematika melakukan pembelajaran dengan diskusi. Siswa

berpendapat bahwa dengan pembelajaran tersebut, siswa belajar untuk berani ke depan

dan mengemukakan pendapat, lebih mandiri, bekerja lebih teliti karena harus

ditampilkan. Dengan diskusi bisa bekerjasama dengan siswa yang lain.

• Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah kertas lipat, mistar,

jangka, busur derajat dan macam-macam bangun ruang.

Indikasi Negatif tentang Kapasitas Guru Matematika

Ø Terdapat adanya mismatch antara latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar.

Pada umumnya guru-guru sudah melalui pendidikan S1 walaupun dari bidang study

yang berbeda dengan tugas mengajar mereka .

Ø Beban mengajar guru matematika dan sains pada antara 15-24 jam/minggu.

Ø Kecenderungan pembelajaran matematika dan sains masih bersifat tradisional (teacher

centered) dengan menggunakan metode ceramah. Jarang menggunakan laboratorium

untuk kegiatan pembelajaran sains.

Ø Masih jarang guru matematika yang melaksanakan kegiatan hands-on dalam

pembelajaran. Biasanya menggunakan pendekatan konvensional, seperti menjelaskan,

memberikan contoh soal, dan memberikan soal latihan. Metode yang paling disenangi

guru adalah ceramah, tanya jawab, tugas dan sesekali kerja kelompok.

Ø Guru matematika melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran melalui evolusi proses

dan evolusi hasil. Evaluasi proses dilakukan melalui pengamatan terhadap kegiatan

siswa. Evaluasi hasil belajar pada umumnya melalui ulangan harian/kuis dan tes

sumatif. Aspek yang dievaluasi hanya pada ranah kognitif.

Ø Banyak siswa yang tidak menyenanginya karena mereka kesulitan dalam belajar

matematika. Akibatnya mereka malas, kurang perhatian ketika kegiatan pembelajaran.

Page 73: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

73

Belajar matematika tergantung kepada guru yang mengajar, jika guru menerangkan

dengan baik, maka mudah dimengerti.

Ø Siswa berpendapat kadang kala sulit belajar matematika, karena banyak rumus dan

angka, menuntut berfikir, dan materinya sulit. Namun kadang mudah untuk

mempelajarinya. Belajar matematika tergantung kepada guru yang mengajar, jika

gurur menerangkan dengan baik, maka mudah dimengerti. Siswa ada juga yang

berpendapat Matematika adalah pelajaran yang menantang.

Ø Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan pertanyaan, baik

kepada guru maupun kepada siswa lain.

4.3.2. Kapasitas Guru Sains

Indikasi Positif tentang Kapasitas Guru Sains

• Para guru sains pernah melakukan pembelajaran selain dengan metode ceramah yaitu ada

yang menggunakan, Pembelajaran berbasis masalah, kooperatif learning tipe jigsaw dan

NHT, demonstrasi, keterampilan proses dan inkuri, dan metode disesuaikan dengan

materi.

• Menurut pendapat siswa belajar biologi itu mudah.

• Ada upayan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan misalnya :belajar sendiri, jika

tidak bisa maka bertanya kepada teman, guru, kakak dan orang tua. Adapula siswa yang

membuat strategi sendiri, misalnya untuk menghadapi istilah-istilah latin yang dikaitkan

dengan nama-nama yang mudah dan ada disekitar siswa.

• Evaluasi pembelajaran sains pada umumnya telah melakukan evaluasi proses dan

evaluasi hasil. Evaluasi proses ada yang dipahami sebagai evaluasi formatif sebagai feed

back, evaluasi berbasis kelas, aktivitas siswa, dan untuk kerja. Evaluasi hasil ada yang

melakukan tes tulis, lisan, dalam bentuk laporan tertulis, dan ulangan harian dan sumatif.

• Pada umumnya guru belum merasa puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan,

walaupun telah dilakukan upaya tetapi tidak mengalami perubahan dari segi hasil belajar,

sehingga sangat mengharapkan inovasi-inovasi pembelajaran yang dapat mengatasi

masalah pembelajaran yang dihadapi.

• Pada umumnya guru menggunakan lebih dari satu buku sumber, dan juga membaca buku-

buku tentang materi pelatihan yang telah diperolehnya.

Page 74: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

74

• Pada umumnya semua guru pernah melakukan inovasi pembelajaran antara lain : pernah

melakukan PTK, memberi penghargaan pada anak, memberikan perbandingan waktu di

Inodonesia dan di luar negeri, guru bercerita dulu sebelum mengajar.

Indikasi Negatif tentang Kapasitas Guru Sains

Ø Kegiatan hands-on yang dilakukan hanya pada beberapa topic saja. Hal ini disebabkan

karena peralatan yang kurang.

Ø Ketersediaan alat peraga sangat kurang dan keterampilan guru dalam membuat alat

peraga sangat rendah.

Ø Pembelajaran sains pada umumnya berlangsung dengan cara konvensional : guru

menerangkan konsep, memberi contoh soal dan kemudian siswa mengerjakan latihan

soal. Namun ada kelas dimana guru memberikan kuis dan reward dan menggunakan

metode diskusi.

Ø Pada umumnya siswa tidak menyenangi pelajaran fisika dan juga kimia. Masalah yang

dihadapi siswa diantaranya sulit memahami buku sumber, siswa tidak tahu penggunaan

konsep yang dipelajarinya dan kurang termotivasi untuk belajar fisika. Siswa mendapat

masalah dalam menghadapai rumus-rumus fisika dan kimia, juga menghadapi istilah-

istilah latin dalam biologi.

Ø Siswa pada umumnya tidak memiliki buku sumber lain, selain buku yang diwajibkan.

Ø Pada umumnya siswa mempelajari sains dengan memperbanyak latihan soal-soal dan

menghapal di rumah.

Ø Dalam mengevaluasi hasil belajar, pada umumnya guru sains, mengalami kesulitan dalam

membuat format penilaian proses. Jika adapun sulit menerapkannya karena rasio guru dan

siswa terlalu besar. Permasalahan lain adlaah evaluasi efektif fan psikomotor dilakukan di

akhir blok, hanya untuk memenuhi tuntutan saja. Permasalahan lain adalah format raport

yang tidak sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.

Ø LKS yang digunakan dalam pembelajaran adalah LKS yang sudah dibuat oleh penerbit

tertentu. Tapi kendalanya terkadang tidak sesuai dengan materi, untuk membuat sendiri

tidak ada waktu karena beban mengajar 15-24 jam/minggu.

Ø Masalah yang sering muncul dalam pembelajaran sains antara lain : mengkomunikasikan

konsep pada siswa, adanya bahasa ilmiah dan banyak rumus, waktu yang tidak cukup.

Page 75: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

75

4.3. 3. Pengelolaan Laboratorium di Kabupaten Karawang

Ø Adanya biaya yang dianggarkan oleh sekolah untuk mengikuti kegiatan MGMP. Ø Saran yang diberikan guru sains untuk kegiatan MGMP adalah: perlu pengkondisian

dan pemantauan dari atas secara formal, perlu menghadirkan expert dalam bidang

pendidikan, kegiatan yang dapat melibatkan semua guru dan membahas tentang praktek

pembelajaran sains di kelas.

Ø Keberadaan lab sains pada umumnya kurang memadai bahkan ada sekolah yang tidak

punya laboratorium (SMP 8 ), hal ini disebabkan angggaran biaya untuk lab kurang dan

sebagian lagi sedang direnovasi.

5. HASIL ANALISIS DATA KUANTITATIF BASELINE SURVEY DI KOTA

SURABAYA

5.1 Informasi Pribadi Responden

5.1.1 Kepala Sekolah

Pendidikan Kepala Sekolah di Surabaya

S2

100%

S1

0%

D1

0%D2

0%

D3

0%S3

0%

D1

D2

D3

S1

S2

S3

Pendidikan Kepala Sekolah di Gresik&Sidoarjo

0% 0%0%

0%

100%

0%

D1

D2

D3

S1

S2

S3

Diagram 5.1.1 Pendidikan Kepala Sekolah

Berdasarkan diagram lingkaran di atas, pendidikan kepala sekolah –sekolah target

di kabupaten Pasuruan sebanyak 100% berpendidikan S2, demikian pula pendidikan

kepala sekolah di sekolah kontrol.

Page 76: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

76

5.1.2 Guru

Latar Belakang Pendidikan Guru di sekolah target dan sekolah kontrol dapat dilihat

pada diagram berikut ini.

Pendidikan Guru Di Surabaya

S184.61 %

S215.38 %

D1

D2

D3

S1

S2

S3

Pendidikan Guru Di Gresik Sidoarjo

S2

20 %

D3

10 %

S1

70 %

D1

D2

D3

S1

S2

S3

Diagram 5.1.2. Tingkat Pendidikan Guru di Surabaya dan Gersik-Sidoardjo

Pendidikan guru-guru di sekolah-sekolah target 84,61% berpendidikanS1, dan

15,38% berpendidikan S2. Sedangkan pendidikan guru-guru di sekolah-sekolah kontrol

dapat dilihat pada diagram lingkaran di atas, yaitu 10% berpendidikan D3, 70%

berpendidikan S1 dan 20% berpendidikan S2.

Adapun bidang studi keahlian guru-guru di sekolah-sekolah target dan kontrol

adalah sebagai berikut.

Page 77: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

77

Bidang Studi Keahlian di Surabaya

46%

26%

26%

0%

2%

Matematika

Fisika

Biologi

Kimia

Lainnya

Bidang Studi Keahlian Guru Di Gresik Sidoarjo

30 %

10 %10 %

50 %

Matematika

Fisika

Biologi

Kimia

Lainnya

Diagram 3.1.3 Bidang Studi Keahlian Guru di Pasuruan

Bidang studi keahlian dari guru-guru di sekolah– sekolah target terdiri dari 46 %

bidang Matematika, 26% bidang Fisika, 26% bidang Biologi, dan 2% bidang lainnya,

sedangkan di sekolah-sekolah kontrol 50% bidang Matematika, 30% bidang Fisika, 10%

bidang Biologi dan 10% bidang Kimia.

Terdapat 2 orang guru di sekolah target yang mengajar di sekolah lain, sedangkan di

sekolah kontrol terdapat 3 oarang guru yang mengajar di sekolah lain.

5.1.3 Pejabat Pendidikan

Pejabat pendidikan yang disurvey terdiri dari 3 orang dengan tingkat pendidikan 2

orang berpendidikan S2 dan 1 orang berpendidikan S1. Kesepuluh pejabat tersebut telah

menjabat di dinas pendidikan antara 1- 23 tahun.

5.2 Informasi Tentang Sekolah Sampel

Rasio guru siswa di sekolah target dan sekolah kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 5.2 Rasio Guru Siswa

Kabupaten Kategori Jumlah Guru

Jumlah Siswa Rasio guru: Siswa

Kab/Kodya Surabaya

Target 501 7213 1: 14

Kab Gersik-Sidoardjo

Kontrol 110 1565 1: 14

Jumlah siswa yang drop out dan jumlah siswa yang tidak naik kelas dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Page 78: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

78

Table 5.2.Jumlah Siswa yang drop out dan jumlah siswa yang tidak naik kelas

Kasus Tahun Kab/Kodya Surabaya

Kab Gersik-

Sidoardjo

Total

Putus Sekolah

2005 1 0 1

2006 0 0 0

2007 4 0 4

Rata-rata 2 0 2

Mengulang Kelas

2005 12 0 12

2006 4 0 4

2007 10 0 10

Rata-rata 9 0 9

Berdasarkan data di atas rata-rata dalam tiga tahun terakhir diperoleh informasi 2

orang siswa drop out di sekolah target sedangkan di sekolah kontrol tidak ada yang drop

out.. Sedangkan kasus siswa yang tidak naik kelas rata-rata dalam tiga tahun terakhir

sebanyak 9 orang di sekolah target dan tidak ada yang tidak naik kelas di sekolah kontrol.

5.3 Kegiatan MGMP

5.3.1 Pengetahuan Kepala sekolah dan Keterlibatan dalam kegiatan MGMP.

Pengetahuan kepala sekolah terhadap kegiatan MGMP dapat digali melalui angket

dengan respon seperti pada tabel berikut ini.

Table 5.3.1 Pengetahuan Kepala sekolah dan Keterlibatan dalam kegiatan MGMP

Kabupaten/ Kota

Apakah Anda tahu isi kegiatan MGMP?

Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan MGMP?

Ya Tidak Ya Tidak Surabaya 7 1 5 3 Gersik-Sidoardjo

1 1 1 1

Total 8 2 6 4

Berdasarkan tabel tersebut 7 orang kepala sekolah target menyatakan mengetahui isi

kegiatan MGMP, 1 orang tidak mengetahui, dan 5 orang menyatakan pernah mengikuti

kegiatan MGMP, 3 orang tidak pernah. Sedangkan di sekolah kontrol 1 orang kepala

sekolah mengetahui isi dan pernah mengikuti tentang kegiatan MGMP, dan 1 orang yang

tidak mengetahui dan tidak pernah mengikuti kegiatan MGMP.

Page 79: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

79

5.3.2 Keikutsertaan Guru dalam Kegiatan MGMP

Keikutsertaan guru-guru dalam mengikuti kegiatan MGMP dapat ditunjukan pada

diagram berikut ini.

2

0.2

3.73.2

0

1

2

3

4

Jumlah Keg

MGMP

Jumlah hari

Partipasi Kegiatan MGMP

Surabaya

Gersik-Sidoardjo

Diagram 5.3.2 Keikutsertaan Guru Dalam Kegiatan MGMP

Berdasarkan data di atas guru-guru di sekolah target rata-rata mengikuti 2 kegiatan

MGMP selama periode tahun ajaran 2006/2007 dengan rata-rata 3.7 hari kerja dalam satu

tahun terakhir. Sedangkan di sekolah kontrol guru-guru menyatakan telah mengikuti

kegiatan MGMP dengan rata-rata 0.2 kegiatan dalam satu tahun dengan rata-rata 3.2 hari

kerja.

5.3.3 Evaluasi Kegiatan MGMP menurut Guru dan Kepala Sekolah

Berdasarkan pengalaman guru-guru dalam mengikuti kegiatan MGMP memberikan

evaluasi tentang kekuatan dari kegiatan yang pernah diikuti. Respon guru-guru dapat

ditunjukkan pada diagram 5.3.3 berikut ini:

Page 80: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

80

Kekuatan Kegiatan MGMP di Surabaya

43.5951.28

46.15

79.49

38.46

15.38

37.5

50 50

62.5

50

12.5

50

75

0

75

50

25

0.00

10.00

20.00

30.00

40.0050.00

60.00

70.00

80.00

90.00100.00

P eng

e tahu

an

Me to

d e P

embe

laja r

an

P er soa

lan K

e las

Ber tuk

a r P

ik ira

n Mo t

ivasi

K emam

puan

Aka

dem ik

Kekuatan

Guru (%)

Kepsek (%)

Pejabat Dinas (%)

Diagram 5.3.3a Kekuatan Kegiatan MGMP di Surabaya dan Sidoarjo

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sekitar 80 % guru-guru di

sekolah target menyatakan bahwa kegiatan MGMP memberikan kesempatan bertukar

pikiran dan pengalaman. Sedangkan dibawah 50 % guru menyatakan bahwa kegiatan

MGMP dapat membantu guru menguasai lebih mendalam pengetahuan bidang studi;

membekali guru dengan metode pembelajaran yang inovatif; memotivasi guru untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya. Dan hanya 15 % menyatakan dapat membantu guru

dalam meningkatkan kemampuan akademiknya.

Menurut Kepala sekolah dan pejabat pendidikan di atas 50 % menyatakan bahwa

kegiatan MGMP dapat membekali guru dengan metode pembelajaran yang inovatif dan

dapat memotivasi guru untuk meningkatkan mutu pembelajarannya.

Terdapat perbedaan pendapat antara pejabat pendidikan, kepala sekolah dan guru,

namun dalam hal ini pendapat guru yang lebih diperhatikan karena merekalah yang menjadi

pelaksana dalam proses pembelajaran di kelas.

Disamping kekuatan MGMP, diungkap pula kelemahan-kelemahannya. Informasi

dari guru, kepala sekolah disajikan pada diagram di bawah ini;

Page 81: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

81

Kelemahan Kegiatan MGMP di Gresik & Sidoarjo

10.26 12.82

43.59

28.21

38.46

0.0 0.0

37.5 37.5

62.5

12.5

0 0

75 75

100

05.13

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Materi

Kegiatan Tidak

Sesuai

Instruktur

kurang mampu

Partisipasi

rendah

Koordinasi

Lemah

Kurang

dukungan

Lainnya

Guru (%)

Kepsek (%)

Pejabat Dinas (%)

Diagram 5.3.3b Kelemahan Kegiatan MGMP di Surabaya dan Sidoarjo

Berdasarkan diagram di atas, tampak jelas kelemahan menurut guru dan kepala

sekolah dan pejabat pendidikan menyatakan bahwa “Kurang memperoleh dukungan dan

sumber daya (dana dan fasilitas) secara memadai”. Sedangkan pendapat guru yang paling

menonjol tentang kelemahan kegiatan MGMP adalah “Hanya sejumlah kecil guru

menghadiri kegiatan pelatihan dan kurang memperoleh dukungan dan sumber daya (dana

dan fasilitas) secara memadai”.

Berdasarkan hasil survey tersebut diharapkan menjadi perhatian bagi pelaksana

program untuk lebih memperhatikan aspek-aspek tersebut.

5.3.4 Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru dalam meningkatkan kualitas pembelalajaran menjadi informasi

yang penting untuk diketahui. Berdasarkan survey terhadap guru-guru di sekolah target dan

sekolah kontrol tentang enam kategori kebutuhan guru diperoleh data seperti tabel berikut

Page 82: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

82

80

71.79

60

71.79

60

48.72

0

15.38

70

51.28

0 0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pen

dala

ma

n

Mate

ri

Ke

tera

mp

ilan

Me

ng

aja

r

Pem

aha

man

Pro

ses

Me

ng

aja

r

Ob

jektivita

s

Pen

ilaia

n

Kep

sek

Kese

mp

ata

n

Be

rdis

kusi

Lain

nya

Kebutuhan Guru

Gresik Sidoarjo

Surabaya

Diagram 5.3.4 Kebutuhan Guru di Surabaya dan Sidoarjo

Berdasarkan data pada diagram di atas menunjukkan bahwa di kota Surabaya

71,79% guru menyatakan kebutuhan dalam memperdalam penguasaan materi ajar; 71,79%

dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar; 48,72% dalam memahami

proses belajar siswa. Sedangkan terhadap pertanyaan objektivitas penilaian dari kepala

sekolah guru yang yang merespon hanya 15,38%, dan kebutuhan untuk mendapat

kesempatan berdiskusi sebanyak 51,28%.

Sementara itu guru-guru di sekolah kontrol (Gersik-Sidoardjo), sebanyak 80% guru

menyatakan kebutuhan dalam memperdalam penguasaan materi ajar; 60% dalam

meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar; 60% dalam memahami proses

belajar siswa. Sedangkan terhadap pertanyaan objektivitas penilaian dari kepala sekolah

guru tidak ada yang merespon, dan kebutuhan untuk mendapat kesempatan berdiskusi

sebanyak 70%.

5.3.5 Komitmen Pejabat Pendidikan dan Kepala sekolah terhadap Kegiatan MGMP

Pada umumnya pejabat pendidikan (100%) menyatakan sangat setuju terhadap

penyataan ” Menurut saya pengembangan guru penting untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah”, ” Saya mendukung MGMP-MIPA karena merupakan salah satu

cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan guru” dan ” Saya merasa ikut bertanggung

jawab terhadap kualitas sekolah di wilayah kami”.

Dampak dari kegiatan MGMP menurut semua kepala sekolah menyatakan setuju dan

Page 83: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

83

sangat setuju terhadap pernyataan bahwa: kegiatan MGMP MIPA berguna untuk meningkatkan

penguasaan pengetahuan bidang studi guru-guru di sekolah saya; kegiatan MGMP Matematika dan

IPA berguna bagi guru-guru di sekolah saya untuk meningkatkan keterampilan mengajar; dan

kegiatan MGMP MIPA berguna bagi guru-guru sekolah saya untuk bertukar gagasan.

Sedangkan dampak kegiatan MGMP menurut guru-guru di sekolah target

menyatakan bahwa: MGMP dapat meningkatkan penguasaan materi (46.16%) dan dapat

meningkatkan keterampilan mengajar (38,46%). Disamping itu kegiatan MGMP dapat

menjadi ajang untuk bertukar informasi (53,84%). Demikian juga berdasarkan guru-guru

yang berasal dari sekolah kontrol, 50 % menyatakan bahwa kegiatan MGMP dapat

meningkatkan penguasaan materi, menyatakan dapat meningkatkan ketrampilan mengajar

dan menjadi ajang untuk bertukar informasi. Sedangkan guru-guru lainnya baik dari

sekolah-sekolah target maupun kontrol tidak memberikan respon untuk seluruh pertanyaan

tersebut.

02.56

0 0 0

12.82

50

28.21

0

17.95

02.56

02.56

0

17.95

50

20.51

0

17.95

02.56

0 0 0

5.13

40

38.46

10

15.38

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS

Peningkatan Penguasaan

Materi

Peningkatan Keterampilan

Mengajar

Saling Tukar InformasiGresik Sidoarjo

Surabaya

Diagram 5.3.5 Dampak Kegiatan MGMP dalam Pandangan Guru

5.4 Manajemen Sekolah

5.4.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala sekolah merupakan faktor yang cukup penting dalam

managemen sekolah. Diagram 5.4.1 menunjukkan respon dari Kepala sekolah dan guru

pada sekolah target dan sekolah kontrol.

Page 84: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

84

37.5

100

25

0 0 0 0 0 0 0 0

0

50

62.5

7550

100

0 0 0 0 0 0 0 0

50

000

20

40

60

80

100

120

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Pemeriksaan RPP Guru Keteraturan melakukan

Supervisi

Pemberian Penghargaan

Surabaya

Gresik+Sidoarjo

Diagram 5.4.1a. Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Kepala Sekolah

0 0 0

80

20

0 0 0

80

20

0 0 0

80

7.6910.26

51.28

20

43.59

5.13

00

15.38

69.23

5.13

0

15.38

76.92

000

10

20

30

40

50

60

70

80

90

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

a b c

Gresik Sidoarjo

Surabaya

Diagram 5.4.1b. Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Guru

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah target menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa secara teratur kepala sekolah memeriksa rencana

pembelajaran yang disusun guru; secara teratur melakukan kunjungan kelas untuk

memantau dan mensupervisi proses pembelajaran dalam kelas; serta memberikan

penghargaan khusus kepada guru-guru yang bekerjasama untuk meningkatkan kinerja

sekolah. Tidak jauh berbeda 100% kepala sekolah di sekolah kontrol menyatakan hal yang

Page 85: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

85

sama.

Demikian juga menurut pandangan guru di sekolah-sekolah target dan sekolah

kontrol, di atas 95 % guru menyatakan setuju dan sangat setuju kepala sekolah memeriksa

rencana pembelajaran yang disusun guru; secara teratur melakukan kunjungan kelas untuk

memantau dan mensupervisi proses pembelajaran dalam kelas; serta memberikan

penghargaan khusus kepada guru-guru yang bekerjasama untuk meningkatkan kinerja

sekolah

5.4.2 Komunikasi dan Partisipasi

Komunikasi antara guru dan kepala sekolah dalam menentukan kebijakan,

membahas permasalahan serta tentang komite sekolah merupakan kondisi awal yang perlu

diketahui. Berikut ini diperoleh hasil kuesioner kepada kepala sekolah dan guru.

0 0 0 0 0 0

80.0

0

20

100

0 0 0 0 0 0

80.0

50

20

50

0 0 0 0

10.0

0

70.0

50

20

50

0 0 0 0

5.1

0

69.2

5025.6

50

0 0 0 0 2.60

82.1

75

12.8

25

0 0

7.7

0

7.7

0

51.338

33.363

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Keterlibatan Guru dalam

Perumusan Kebij akan

Diskusi Masalah Dukungan Komite Keterlibatan Guru dalam

Perumusan Kebijakan

Diskusi Masalah Dukungan Komite

Gresik Sidoarjo Surabaya

Komunikasi Dan Partisipasi

Guru

Kepsek

Diagram 5.4.2 Komunikasi dan Partisipasi Menurut Kepala Sekolah

Berdasarkan diagram di atas pada umumnya baik kepala sekolah maupun guru di

sekolah target dan sekolah sasaran menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap

pernyataan:

a. Guru-guru terlibat dalam perumusan kebijakan dan perencanaan di sekolah

b. Guru-guru menemui saya untuk membicarakan masalah pembelajaran dan

pengelolaan kelas.

Page 86: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

86

c. Kami memiliki Komite Sekolah yang aktif mendukung peningkatan sekolah

5.4.3 Pengembangan Guru

Program pengembangan guru di sekolah merupakan informasi awal yang penting

untuk diketahui sebagai gambaran kondisi awal tentang persepsi kepala sekolah dan guru.

Berikut ini pada tabel 5.4.3 menunjukkan pendapat guru dan kepala sekolah.

Prioritas Pengembangan Guru

70.0

2.6

64.1

5.1 5.1

59.0

5.1

64.1

50.0

0

100 100

0

30.8

00

30.8

0

33.3

00

5050

000

5050

000

30

00

75.0

25

000

62.5

37.5

000

62.5

37.5

0000000000

50

000

0

20

40

60

80

100

120

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

P rioritas P elatihan Partisipasi Guru Dorongan untukM enerapkan P engetahuan

dan Keterampilan yangbaru

P rioritas P elatihan P artisipasi Guru Dorongan untukM enerapkan Pengetahuan

dan Keterampilan yangbaru

Gresik Sidoarjo Surabaya

Guru

Kepsek

Diagram 5.4.3 Prioritas dan Pengembangan Guru

Berdasarkan data di atas pada umumnya kepala sekolah dan guru di sekolah target

dan sekolah kontrol menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa;

a. Pelatihan guru merupakan salah satu prioritas sekolah.

b. Guru-guru diberi cukup waktu untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan

pengembangan guru.

c. Guru-guru didorong untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru

dalam pembelajaran

5.4.4 Pengembangan Guru Berbasis Sekolah

Berkaitan dengan pengembangan guru, satu set pernyataan-pernyataan lainnya

diberikan kepada para kepala sekolah dan guru-guru untuk diberi nilai, yang berhubungan

Page 87: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

87

dengan pengembangan guru berbasis sekolah. Ketiga pernyataan tersebut adalah:

a. Saya (sekolah) menyelenggarakan pelatihan guru berbasis sekolah;

b. Saya (kepala sekolah) mendorong guru-guru membentuk kelompok-kelompok studi

di kalangan mereka; dan

c. Saya memberikan kesempatan kepada guru-guru (kami diberi kesempatan)

mengamati pembelajaran yang dilakukan guru lain.

Pengembangan Guru Berbasis Sekolah

40.0

30.0

60.0

30.0

10.0

30.025.6

17.9

33.3

20.5

33.3

50.0 50.0

100.0

50.0 50.0

2020

0

20

0 0

10

20

10

2.6

28.2

25.6

15.4

2.6 2.6

41

20.5 17.9

7.7

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

62.5

12.525.0

0 0 0

25

75.0

0

12.5 12.5

37.5 37.5

0

20

40

60

80

100

120

ST S TS R S SS ST S TS R S SS ST S T S R S SS ST S T S R S SS STS T S R S SS ST S TS R S SS

P engorganisasian

P ela tihan

P em bentuk an Kelo mpok

Studi

Kes empata n M engama ti P e ngo rganisa sian

P elat ihan

P embentukan Ke lo mpo k

Studi

Kese mpatan M e ngam at i

Gresik S ido arjo Suraba ya

Guru

Kepsek

Diagram 5.4.4 Pengembangan Guru Berbasis Sekolah

5.5 Budaya Sekolah

5.5.1 Kesejawatan dan Dukungan Antar Guru

Guru-guru diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

1) Saya merasa nyaman ketika bekerja dengan guru-guru yang lain di sekolah ini;

2) Saya merasa bebas untuk mendiskusikan masalah-masalah pekerjaan dengan guru

lain;

3) Saya merasa bebas untuk meminta nasehat dan saran dari guru lain dalam hal mengajar

Page 88: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

88

0 0 0

10.260

17.95

30

35.90

70

33.33

0 0 0

5.130

17.95

30

35.90

70

38.46

0 0 02.56

10

17.95

10

38.46

70

38.46

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Kenyamanan Dalam

Kerjasama

Kebebasan Untuk

Berdiskusi

Kebebasan Meminta

Nasehat

Gresik Sidoarjo

Surabaya

Diagram 5.5.1. Kesejawatan dan Dukungan Antar Guru

Berdasarkan data di atas sebagian besar guru di sekolah target dan sekolah kontrol

di atas 80% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa: guru merasa nyaman ketika

bekerja dengan guru-guru yang lain di sekolah ; guru merasa bebas untuk mendiskusikan

masalah-masalah pekerjaan dengan guru lain; dan guru merasa bebas untuk meminta

nasehat dan saran dari guru lain dalam hal mengajar. Sedangkan sekitar 20 % lainnya

merasa ragu-ragu terhadap ketiga pernyataan tersebut.

5.5.2 Dukungan Guru terhadap Siswa

Para siswa diminta untuk memberi nilai atas tiga pernyataan berikut yang berkaitan dengan

guru-guru mereka:

(1) Guru-guru di sekolah ini baik terhadap saya dan suka menolong saya;

(2) Guru tampak mengetahui jika saya mempunyai masalah di kelas; dan

(3) Saya merasa para guru di sekolah ini peduli terhadap proses belajar saya.

Respon siswa terhadap pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 89: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

89

1.020

3.400

26.53

30.00

53.06

58.57

15.99

11.43

1.021.45

21.77

18.84

38.78

30.43

32.9939.13

5.44

10.14

1.021.475.12

13.24

21.50

14.71

49.83

58.82

22.53

11.76

0

10

20

30

40

50

60

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Guru baik dan suka

menolong

Kepedulian guru terhadap

siswa

Kepedulian guru terhadam

PBM

Dukungan Guru Terhadap Siswa

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.5.2. Dukungan Guru terhadap siswa

Dari diagram di atas dapat dilihat, sebanyak 69% siswa setuju dan sangat setuju

bahwa guru-guru di sekolah target baik dan suka menolong mereka, tetapi hanya 38% siswa

yang setuju dan sangat setuju bahwa guru-guru memahami ketika para siswanya sedang

bermasalah, dan 71,66% siswa berpendapat setuju dan sangat setuju untuk pernyataan

bahwa para guru peduli terhadap proses belajar siswa.

Demikian juga siswa-siswa dari sekolah kontrol berpendapat yang sama. 74,57%

siswa setuju dan sangat setuju bahwa guru-guru baik dan suka menolong mereka, 49,27%

siswa yang setuju dan sangat setuju bahwa guru-guru memahami ketika para siswanya

sedang bermasalah, dan 60,57% siswa berpendapat setuju dan sangat setuju untuk

pernyataan bahwa para guru peduliterhadap proses belajar siswa.

Dari analisa terhadap hasil angket tersebut, guru-guru masih perlu meningkatkan

perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa-siswa mereka, karena kurang

dari 50% siswa yang merasa diperhatikan oleh guru ketika mereka sedang bermasalah.

Secara rinci respon siswa di Kota Surabaya.

Tabel 5.5.2a Dukungan Guru Terhadap Siswa di Kota Surabaya

Jawaban Siswa Siswa Menjawab Soal 1 2 3 4 5

A1 a 3 10 78 156 47 294

b 3 64 114 97 16 294

c 3 15 63 146 66 293

Page 90: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

90

Secara rinci respon siswa di Kab Gresik dan Sidoarjo

Tabel 5.5.2a Dukungan Guru Terhadap Siswa di Kab. Gresik dan Sidoarjo

Siswa Menjawab Soal 1 2 3 4 5

A1 a 0 0 21 41 8 70

b 1 13 21 27 7 69

c 1 9 10 40 8 68

5.5.3 Lingkungan yang Mendukung Diantara Siswa

Para siswa juga diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

1) Saya senang belajar bersama dengan siswa lain di kelas;

2) Saya merasa bebas bertanya kepada teman sekelas, ketika saya mempunyai kesulitan

belajar di kelas; dan

3) Saya senang membantu teman sekelas bila mereka mempunyai kesulitan belajar di kelas.

0.71.45.4

2.9

9.512.9

49.347.1

35.0 35.7

0.71.44.4

0.0

10.511.4

51.4 52.9

33.0 34.3

0.00.0

1.0

0.0

10.210.0

61.964.3

26.925.7

0

10

20

30

40

50

60

70

STS

TS R S

SS

STS

TS R S

SS

STS

TS R S

SS

Bekerja sama dgn sisw a

lain

Kebebasan berdiskusi Bantuan kepada teman

sekelas

Dukungan Antar Siswa

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.5.3 Lingkungan yang Mendukung Diantara Siswa

Respon siswa-siswa di sekolah-sekolah target terhadap tiga pertanyaan di atas dapat

dilihat pada diagram di atas. Sekitar 84,3% siswa-siswa setuju dan sangat setuju bahwa

mereka senang bekerja sama dengan siswa lain, 84,4% siswa setuju dan sangat setuju

Page 91: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

91

mereka merasa bebas untuk berdiskusi dengan teman-teman sekelas, dan 88,8% siswa-

siswa setuju dan sangat setuju bahwa mereka senang memberi bantuan kepada rekan-

rekannya di kelas.

Hal yang sama terjadi pada siswa-siswa di sekolah kontrol, mereka memberikan

respon positif terhadap kerjasama dan saling membantu dengan teman sekelasnya. Untuk

ketiga pertanyaan di atas siswa-siswa yang menyatakan setuju dan sangat setuju sekitar

75%.

5.5.4 Dukungan Orang Tua dan Dorongan kepada Siswa

Para siswa juga diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

1) Orang tua saya berpendapat bahwa belajar sungguh-sungguh itu penting;

2) Orang tua saya membantu saya belajar di rumah; dan

3) Orang tua saya menaruh perhatian pada apa yang saya pelajari di sekolah.

30.00

35.15

55.71

48.46

12.8612.29

1.432.730.00

1.37

14.29

20.07

55.71

50.68

21.43

17.01

8.579.86

0.002.38

64.29

78.57

32.86

20.75

1.430.68

1.430.000.000.00

0

10

20

30

40

50

60

70

80

STS

TS R S

SS

STS

TS R S

SS

STS

TS R S

SS

Kesungguhan belajar Bantuan orang tua Bantuan orang tua

Dukungan Orang Tua

Surabaya

Gresik

Diagram 5.5.4 Dukungan Orang Tua kepada Siswa

Terhadap ketiga pertanyaan yang berkaitan dengan dukungan orang tua terhadap

siswa-siswa di sekolah-sekolah target dan sekolah-sekolah kontrol diatas 75% siswa-siswa

menyatakan setuju dan sangat setuju.

Page 92: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

92

5.6 Proses Belajar dan Mengajar Sains dan Matematika

5.6.1 Kerja Kelompok

Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini, menyangkut

kerja kelompok:

1) Kami mempunyai kegiatan-kegiatan belajar pada kelompok-kelompok kecil dalam

pembelajaran matematika/sains di kelas kami;

2) Kami mempunyai kelompok diskusi dalam pembelajaran matematika/sains di kelas

kami; dan

3) Guru sains/matematika kami mendorong kami untuk belajar bersama dan belajar

dengan siswa lain.

Respon siswa pada ketiga pernyataan tersebut ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Diagram 3.1.6a Kerja Kelompok dalam Pelajaran Matematika

11.26

27.99

2.73

44.37

13.65 12.67

24.66

35.62

21.92

5.14 6.48

13.31

27.30 29.01 23.89

2.86

12.86

61.43

20.00

2.86 2.86

11.43

48.57

22.86

14.29

1.43

15.71 20

40.00

22.86

0

10

20

30

40

50

60

70

Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar dalam

kel kecil

Diskusi Matematika

dalam kelompok

Bantuan guru untuk

belajar bersamaSurabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.6.1 Kerja Kelompok dalam Pelajaran Matematika

Berkaitan dengan pembelajaran Matematika, siswa-siswa di sekolah-sekolah target hanya

16,38% yang menyatakan sering dan selalu bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan dalam

kelompok-kelompok kecil, hanya 27,06% yang menyatakan sering dan selalu pembelajaran

matematika dilaksanakan dalam kelompok, dan 52,9% menyatakan guru mendorong siswa

untuk belajar bersama dengan siswa lain. Demikian pula siswa-siswa di sekolah-sekolah

kontrol, rata-rata 25% siswa berpendapat bahwa pembelajaran matematika dilaksanakan

dalam kelompok kecil, 62% siswa menyatakan sering dan selalu guru memberikan

dorongan pada siswa untuk belajar dengan siswa lain.

Page 93: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

93

Sedangkan untuk pembelajaran sains (Diagram 3,1,5b) diperoleh informasi, 36,07%

siswa menyatakan sering dan selalu pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil,

46,82% menyatakan sering dan selalu pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok, dan

58,16% menyatakan sering dan selalau guru mendorong siswa untuk belajar bersama

dengan siswa lain. Berbeda dengan jawaban siswa-siswa dari sekolah-sekolah kontrol, rata-

rata 55,72% menyatakan sering dan selalu pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok

kecil, 68,57% menyatakan sering dan selalu pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok,

dan 74,28% menyatakan sering dan selalu guru mendorong siswa untuk belajar bersama

dengan siswa lain.

Dari informasi tersebut ternyata pembelajaran matematika belum memanfaatkan

secara maksimal pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk belajar dalam kelompok.

Disaming itu ternyata sekolah-sekolah kontrol aktivitas pembelajaran dalam kelompok lebih

sering dilakukan dibandingkan dengan pembelajaran di sekolah-sekolah target.

7.14

1.43

20.07

8.57

35.7134.29

25.51

34.29

11.56

21.43

5.78

2.86

16.33

1.43

37.07

27.14

24.83

40.00

15.99

28.57

4.76

1.43

11.56

7.14

25.51

17.14

30.95

45.71

27.2128.57

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar Sains dlm kel

kecil

Diskusi Sains dalam kelompok Bantuan guru Sains untuk

belajar bersama

Diagram 3.1.6b Kerja Kelompok dalam Pelajaran Sains

Surabaya

Gresik Sidoarjo

5.6.2 Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran yang Konkret

Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini, terkait

dengan penggunaan bahan-bahan (media pembelajaran) yang konkret:

1). Guru sains/matematika kami menggunakan alat pembelajaran/alat peraga yang

bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam pembelajaran di kelas;

2). Guru sains/matematika kami menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam

kehidupan sehari-hari untuk pembelajaran di kelas; dan

Page 94: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

94

3). Kami terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb.,

dalam pembelajaran sains/ matematika.

Jawaban siswa –siswa yang diperoleh dari angket disajikan dalam diagram 5.6.2a

dan diagram 5.6.2b. Diagram 5.6.2a menyajikan informasi tentang jawaban siswa tentang

penggunaan media pembelajaran matematika, dalam diagram tersebut 76,87% menyatakan

tidak pernah, jarang dan kadang-kadang ”Guru matematika kami menggunakan alat

pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam

pembelajaran di kelas”, 65,64% menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang ”

Guru matematika kami menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-

hari untuk pembelajaran di kelas”, dan 77,88% menyatakan sering dan selalu ” Kami

terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb., dalam

pembelajaran matematika”. Hal senada dijawab oleh siswa-siswa dari sekolah-sekolah

kontrol.

15.99

2.86

23.47

17.14

37.41

41.43

15.31

32.86

7.82

5.71

10.88

1.43

25.85

15.71

28.91

40.00

21.77

32.86

12.59

10.00

0.340.00

6.80

1.43

14.97

21.43

41.1642.86

36.7334.29

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Penggunaan Berbagai

Alat Perga

Alat Peraga berasal

dari kehidupan

sehari-hari

Kesempatan

Bereksplorasi

Diagram 3.6.2a Penggunaan Alat Peraga dalam

Pelajaran Matematika

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.6.2 Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran Matematika

Page 95: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

95

7.14

1.43

13.95

5.71

31.97

34.29

32.99

41.43

13.95

17.14

5.10

0.00

14.97

7.14

32.31

24.29

34.35

50.00

13.27

18.57

0.680.00

7.14

4.29

24.15

20.00

38.44

40.00

29.59

35.71

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Penggunaan Berbagai

Alat Perga

Alat Peraga berasal

dari kehidupan

sehari-hari

Kesempatan

Bereksplorasi

Diagram 3.6.2b Penggunaan Alat Peraga dalam

Pelajaran Sains

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.6.2 Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran Sains

Sedangkan untuk penggunaan media dalam pembelajaran sains diperoleh informasi

sebagai berikut; 53,09% menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang ”Guru sains

kami menggunakan alat pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta, grafik,

gambar, kartu, dsb., dalam pembelajaran di kelas”, 52,38% menyatakan tidak pernah, jarang

dan kadang-kadang ” Guru sains kami menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam

kehidupan sehari-hari untuk pembelajaran di kelas”, dan 75,71% menyatakan sering dan

selalu ” Kami terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb.,

dalam pembelajaran sains”.

Dari informasi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dan

sains masih kurang memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi yang berasal dari

kehidpan sehari-hari. Dengan demikian seyogyanya guru-guru dapat menfaatkan hal

tersebut untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahamannya.

5.6.3 Tukar Pendapat

Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini, menyangkut

tukar-menukar pendapat:

a. Dalam kelas sains/matematika kami, guru mendorong kami mendengarkan

Page 96: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

96

gagasan dan pemikiran siswa lain;

b. Dalam kelas sains/matematika kami, saya merasa senang bertukar pendapat dan

pikiran siswa lain; dan

c. Saya dapat memperdalam pemahaman saya ketika mendengarkan pendapat dan

pikiran siswa lainnya.

Diagram di bawah ini menunjukkan data respon siswa dan guru tentang pernyataan

tersebut.

4.08

1.43

9.86

2.86

15.65

22.86

44.22

45.71

26.1927.14

0.681.43

9.18

4.29

25.1724.29

36.73

47.14

28.23

22.86

2.380.00

7.825.71

25.85

40.0042.52

34.29

21.4320.00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tp J K S rg S Tp J K S rg S Tp J K S rg S

Do ro ngan unt uk me nde ngarpe ndapat

be rt ukar pikiran de ngan s is wala in

P e mahaman me ndalam dgnt ukar pe ndapat

Diagram 3.6.3a Tukar Pendapat dalam Pembelajaran

Matematika

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.6.3a. Tukar Pendapat pada Pembelajaran Matematika

Dari diagram di atas diperoleh informasi, 70,41% menyatakan sering dan selalu

guru matematika mendorong mereka mendengarkan gagasan dan pemikiran siswa lain;

64,96% menyatakan sering dan selalu “Dalam kelas matematika, kami merasa senang

bertukar pendapat dan pikiran siswa lain”, dan 63,95% menyatakan sering dan selalu “Saya

dapat memperdalam pemahaman saya ketika mendengarkan pendapat dan pikiran siswa

lainnya”. Untuk sekolah-sekolah kontrol diperoleh informasi 72,85% menyatakan sering

dan selalu guru matematika mendorong mereka mendengarkan gagasan dan pemikiran

siswa lain; 70% menyatakan sering dan selalu “Dalam kelas matematika, kami merasa

senang bertukar pendapat dan pikiran siswa lain”, dan 54,29% menyatakan sering dan

selalu “Saya dapat memperdalam pemahaman saya ketika mendengarkan pendapat dan

pikiran siswa lainnya”.

Sementara itu untuk mata pelajaran sains (diagram 5.6.3b) diperoleh informasi

Page 97: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

97

63,63% menyatakan sering dan selalu guru sains mendorong mereka mendengarkan

gagasan dan pemikiran siswa lain, 60,76% menyatakan sering dan selalu “Dalam kelas

sains, kami merasa senang bertukar pendapat dan pikiran siswa lain”, dan 63,82%

menyatakan sering dan selalu “Saya dapat memperdalam pemahaman saya ketika

mendengarkan pendapat dan pikiran siswa lainnya”. Hal senada informasi yang diperoleh

dari siswa-siswa dari sekolah kontrol.

22.8623.55

41.4340.27

30.00

26.28

5.717.85

0.002.05

24.29

17.75

44.2943.00

28.5729.69

2.86

7.17

0.002.39

21.4323.13

40.0041.50

31.43

21.09

7.14

11.90

0.002.38

T p J K Srg S T p J K Srg S T p J K Srg S

D o ro ngan untuk mendengar

pendapat

bertukar pik iran dengan siswa

lain

P emahaman mendalam dgn

tukar pendapat

Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Sains

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.6.3b Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Sains

5.6.4 Ketertarikan Guru-guru dalam Pembelajaran

Guru-guru diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini,

menyangkut minat mereka berinteraksi dengan siswa selama pembelajaran:

a. Saya tertarik pada proses dan kemajuan belajar perorangan siswa;

b. Saya tertarik pada bagaimana siswa bekerja sama dalam pembelajaran kelas

saya; dan

c. Saya banyak belajar dari para siswa dalam pembelajaran kelas saya.

Diagram di bawah ini menunjukkan jawaban guru terhadap pembelajaran sains dan

matematika.

Page 98: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

98

5.7 Hasil Belajar Siswa

Salah satu tujuan dari program ini adalah meningkatkan kemampuan belajar siswa

dalam bidang sains dan matematika. Kemampuan belajar ini dapat diukur dari dua sisi: sisi

kognitif (atau akademik) dan sisi afektif. Hasil tes akademik (TA) sains dan matematika dan

hasil UAN digunakan sebagai indikator dari aspek kognitif capaian siswa. Pemahaman dan

minat siswa dalam pelajaran serta ketertarikan siswa terhadap sekolah digunakan sebagai

indikator dari aspek berikutnya.

5.7.1 Tes Akademik

Hasil tes akademik Sains dan Matematika di sekolah Target dan sekolah kontrol

ditunjukkan pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 5.7.1 Skor Tes Akademik Sekolah Target

Test N Maximum Minimum Mean SD

Sains 295 9 2.67 5.89 1.05

Matematika 295 10 1 5.84 1.64

Table 5.7.1 Skor Tes Akademik Sekolah Kontrol

Test N Maximum Minimum Mean SD

Sains 69 5.57 2 5.57 1.17

Matematika 69 9 2.5 5.9 1.69

Berdasarkan tes akademik yang diberikan pada siswa-siswa dari sekolah-sekolah

kelompok target diperoleh rata-rata nilai Matematika 5,84 dan rata-rata nilai Sains 5,89,

sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh dari siswa-siswa kelompok kontrol adalah

Diagram 5.7.1 Skor Tes Akademik Diagram 5.7.2 Skor Tes Akademik

Matematika

Test Scores Academic Of Science

5.45.55.65.75.85.9

6

Surabaya Gresik Sidoarjo

Daerah

Rata-rata Sains

Test Scores Academic Of

Mathematics

5.85.855.9

5.95

Surabaya Gresik Sidoarjo

Daerah

Rata-rata

Matematika

Page 99: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

99

Mateamtika 5,9 dan Sain 5,57.

Tabel 5.7.2 Skor Tes Akademik Berdasarkan Kabupaten

Provinsi T/C Kotamadya / Kabupaten

Sains Matematika Mean SD Mean SD

JATIM T Surabaya 5.89 1.05 5.83 1.64

C Gresik Sidoarjo 5.57 1.17 5.9 1.69

5.7.2. Hasil UAN

Diagram di bawah ini menyajikan hasil UAN untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk Wilayah Surabaya-Gersik.

NILAI UAN MATEMATIKA

9.068.52

9.07

8.367.94

8.57

7.26 7.147.48

7.958.34 8.49

0

7.6

8.4

7.33 7.37

3.73

6.4

8.17 8.067.357.55

8.36

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2005 2006 2007

SMP N 2 Surabaya

SMP N 19 Surabaya

SMP N 21 Surabaya

SMP N 22 Surabaya

SMP N 26 Surabaya

SMP N 29 Surabaya

SMP N 33 Surabaya

SMP N 38 Surabaya

Diagram 5.7.2a. Hasil UAN Matematika di Kota Surabaya

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat dilihat pada tahun 2005 nilai UAN Matematika

yang tertinggi adalah 9,06, tahun 2006 dengan nilai 8,52 , dan tahun 2007 dengan nilai 8.6,

ketiga tahun berturut dicapai oleh SMPN 2 Surabaya.

Page 100: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

100

Nilai UAN Bahasa Indonesia

8.498

8.768.4 8.168.57

7.11 7.518.28.33

7.14

8.748.53 8.23 8.558.42 8.43 8.419.33 9.4

10

6.896.01

7.89

0

2

4

6

8

10

12

2005 2006 2007

SMP N 2 Surabaya

SMP N 19 Surabaya

SMP N 21 Surabaya

SMP N 22 Surabaya

SMP N 26 Surabaya

SMP N 29 Surabaya

SMP N 33 Surabaya

SMP N 38 Surabaya

Diagram 5.7.2b. Hasil UAN Bhs. Inodenesia di Kota Surabaya

Untuk pelajaran Bahasa Indonesia, pada tahun 2005 nilai tertinggi dicapai oleh

SMPN 33 Surabaya dengan nilai 9,33, tahun 2006 dan tahun 2007 nilai tertinggi juga

dicapai oleh SMPN 33 Surabaya dengan nilai 9.4 dan 10.

NILAI UAN BAHASA INGGRIS

9.36

8.19

7.43

8.26

7.27 7.137.63 7.71

8.56

7.31 7.37 7.427.09

8.147.66

9.2 9.4

8.047.8

5.34

9.33

6.49

7.19

4.47

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2005 2006 2007

SMP N 2 Surabaya

SMP N 19 Surabaya

SMP N 21 Surabaya

SMP N 22 Surabaya

SMP N 26 Surabaya

SMP N 29 Surabaya

SMP N 33 Surabaya

SMP N 38 Surabaya

Diagram 5.7.2c. Hasil UAN Bhs. Inggris di Kota Surabaya

Untuk pelajaran Bahasa Inggris, pada tahun 2005 dan tahun 2007 nilai tertinggi diperoleh

oleh SMPN 33 Surabaya dengan nilai 9,33 dan 9.4, nilai terendah tahun 2005 diperoleh

oleh SMPN 21 Surabaya dengan nilai 5,34, tahun 2007 nilai terendah 7.13 diperoleh oleh

SMPN 21 Surabaya, sedangkan pada tahun 2006 nilai tertinggi dicapai oleh SMPN 2

Surabaya dengan nilai 9.36 dan nilai terendah dicapai oleh SMPN 38 Surabaya dengan nilai

Page 101: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

101

4,47.

Nilai UAN di kabupaten Gersik Sidoarjo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.7.2 Nilai UAN di Kabupaten Gersik Sidoarjo

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika

2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007

SMPN 2 Gersik

8.18 7.92 8.58 6.92 7.57 7.61 8.38 8.55 9.25

SMPN 1 Sidoarjo

0 8.97 0 0 8.69 0 0 9.1 0

5.7.3 Pemahaman dan Minat Siswa dalam Sains dan Matematika

Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

1) Pada umumnya saya mengerti dan dapat mengikuti pembelajaran

sains/matematika di kelas;

2) Saya senang belajar pada pelajaran sains/matematika ; dan

3) Saya ingin belajar sains/matematika di kelas yang lebih tinggi.

0.17

0.00

2.55

1.43

24.1520

54.42

62.86

18.71

15.71

0.51

1.43 2.892.14

24.66 22.86

46.09

49.29

25.8524.29

1.700.00

3.581.43

18.91

18.57

36.12

39.2939.69

40.71

0

10

20

30

40

50

60

70

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Mayoritas Siswa

Memahami Materi

Mayoritas Siswa

Mengikuti Pelajaran

Siswa Ingin Belajar

di Tingkat yang lebih

Tinggi

Pemahaman dan Minat Siswa

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.3a. Pemahaman dan Minat Siswa dalam Sains dan Matematika

Rincian Respon Pemahaman dan Ketertarikan Siswa terhadap Pelajaran Sains dan Matematika

Page 102: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

102

0.340

3.061.43

24.4924.29

51.70

60.00

20.41

14.29

0.682.86

3.062.86

31.2928.57

41.5044.29

23.4721.43

2.050

3.752.86

19.45

14.29

35.84

41.4338.91

41.43

0

10

20

30

40

50

60

ST S T S R S SS STS T S R S SS ST S T S R S SS

M engert i dan dapat mengikut i

pe lajaran M atemat ik a

Se nang belajar Ingin B elajar M atemat ika di

t ingka t lebih tinggi

Diagram 3.7.2a Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.3b. Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran Matematika

40.0040.48

37.1436.39

22.86

18.37

0

3.40

01.36

27.1428.23

54.29

50.68

17.1418.03

1.432.72

00.34

17.1417.01

65.71

57.14

15.71

23.81

1.432.04

00

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

M engerti dan dapat mengikutipel

Senang belajar Ingin Belajar Sains di tingkatlebih tinggi

Diagram 3.7.2b Ketertarikan dan Pemahaman Siswa

terhadap Pelajaran Sains

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.3c. Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran Sains

Page 103: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

103

Dari kedua diagram diatas dari siswa-siswa di sekolah-sekolah target diperoleh

informasi, 72,11% dan 74, 15% menyatakan setuju dan sangat setuju menyatakan ” Pada

umumnya saya mengerti dan dapat mengikuti pembelajaran sains/matematika di kelas”,

72,79% dan 76,91% menyatakan setuju dan sangat setuju ” Saya senang belajar pada

pelajaran sains/matematika”, dan 73,61% dan 76,87% menyatakan setuju dan sangat setuju

” Saya ingin belajar sains/matematika di kelas yang lebih tinggi”. Sedangkan untuk siswa-

siswa di sekolah-sekolah kontrol persentasi itu masing-masing lebih tinggi sekitar 10%an.

5.7.4 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Matematika dan Sains

Untuk mengungkap kepuasan siswa terhadap pelajaran Matematika dan sains kepada

siswa diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut;

1). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains)sulit dipelajari.

2). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) yang dipelajari menarik.

3). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) yang dipelajari mudah Saya pahami

4). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) berguna untuk kehidupan sehari-hari.

5). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains)berguna untuk mempelajari ilmu lain

Berikut disajikan tabel dan diagram jawaban siswa terhadap pelajaran Matematika

dan Sains

Tabel 5.7.4 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Matematika

Responden Alternatif Jawaban

Kota Surabaya Kab. Gresik, Sidoarjo

n % n %

Siswa

1 36 2.517483 7 2.121212

2 120 8.391608 29 8.787879

3 402 28.11189 88 26.66667

4 559 39.09091 153 46.36364

5 313 21.88811 53 16.06061

Page 104: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

104

8.84

7.14

25.85

27.14

37.41

25.71

22.79

35.71

5.104.29

1.360.00

8.168.70

27.21

33.33

47.2847.83

15.99

10.14

1.372.86

5.124.29

48.8147.14

37.54

35.71

7.1710.00

0.680.00

0.341.43

11.268.57

43.00

58.57

44.71

31.43

0.000.00

1.56

0.00

14.06

15.69

45.70

56.86

38.67

27.45

0

10

20

30

40

50

60

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Matematika

sulit dipelajari

Materi

Matematika

menarik

Materi

Matematika

mudah

Materi

Matematika

berguna

Materi

Matematika

berguna untuk

Kepuasan Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.4a. Kepuasan Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Tabel 5.7.5 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Sains

Responden Alternatif Jawaban

Kota Surabaya Kab. Gresik, Sidoarjo

n % N %

Siswa

1 32 2.244039 13 3.927492

2 135 421.875 31 9.365559

3 338 250.3704 70 21.14804

4 622 184.0237 144 43.50453

5 299 48.07074 73 22.05438

Page 105: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

105

10.2

17.14

38.1034.29

33.3334.29

15.9914.29

2.38

00.34

0

1.362.86

18.37

17.14

58.50

55.71

21.43

24.29

0.340

3.062.86

38.44

30.00

45.58

48.57

12.59

18.57

0.000.000.68

1.43

11.26

7.14

47.44

51.43

40.6140.00

01.96

3.193.92

15.9415.69

51.79

49.02

29.08

29.41

0

10

20

30

40

50

60

ST

S

TS R S

SS

ST

ST

S R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

ST

S R S

SS

Sains sulit

dipelajari

Materi Sains

menarik

Materi Sains

mudah dipahami

Materi Sains

berguna sehari-

hari

Materi Sains

berguna untuk

ilmu lain

Kepuasan Siswa terhadap Pelajaran Sains

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.4b. Kepuasan Siswa terhadap Pelajaran Sains

Pada kuosioner yang disampaikan pada siswa-siswa di sekolah-sekolah target dan

sekolah- sekolah kontrol, diajukan pertanyaan mengenai pandangan mereka terhadap proses

pembelajaran matematika dan sains. Pernyataan yang diajukan adalah sebagai berikut;

1). Saya rasa kegiatan belajar Matematika (sains) yang dilakukan menyenangkan.

2). Semangat belajar Saya tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar Matematika

(sains)yang dilakukan.

3). Saya rasa kegiatan belajar matematika (sains) yang dilakukan membosankan.

4). Saya malas mengikuti kegiatan belajar matematika(sains).

Informasi yang diperoleh disajikan pada dua diagram di bawah ini.

Dari diagram di bawah diperoleh informasi sebagai berikut; sekitar 64% siswa

menyatakam setuju dan sangat setuju bahwa mereka menganggap kegiatan belajar

Matematika yang dilakukan menyenangkan, 54% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa semangat belajar mereka tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar Matematika yang

dilakukan, 20% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kegiatan belajar matematika

Page 106: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

106

yang dilakukan membosankan, dan 10% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

mereka malas mengikuti kegiatan belajar matematika.

1.37

1.43

9.22

4.29

29.35

27.14

41.98

55.71

18.09

11.43

2.051.43

7.177.14

36.18

42.8638.91

38.57

15.70

10

16.04

11.43

33.79

38.57

34.81

25.71

12.29

17.14

3.07

7.14

26.9627.14

36.1837.14

26.62

25.71

7.858.57

2.391.43

0

10

20

30

40

50

60S

TS

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Pembelajaran Matematika

menyenangkan

Semangat tinggi belajar Matematika

membosankan

malas belajar matematika

Pandangan Siswa tentang Belajar Matematika Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.4c. Pandangan Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Sedangkan untuk pelajaran Sains dari diagram di bawah diperoleh informasi sebagai

berikut; sekitar 83% siswa menyatakam setuju dan sangat setuju bahwa mereka

menganggap kegiatan belajar Sains yang dilakukan menyenangkan, 60% menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa semangat belajar mereka tinggi ketika mengikuti kegiatan

belajar Sains yang dilakukan, 10% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kegiatan

belajar Sains yang dilakukan membosankan, dan 8% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa mereka malas mengikuti kegiatan belajar Sains.

Page 107: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

107

0.340

6.142.86

18.4315.71

52.22

60.00

22.8721.43

0.340

3.751.43

34.8131.43

43.3445.71

17.75

21.4320.48

24.29

42.32

40.00

26.96

22.86

7.17

12.86

3.07

0

29.01

35.71

44.3742.86

20.82

17.14

4.44

1.431.37

2.86

0

10

20

30

40

50

60

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Pembelajaran

Sains

menyenangkan

Semangat tinggi belajar Sains

membosankan

malas belajar

Sains

Pandangan Siswa tentang Pelajaran Sains

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.4e. Pandangan Siswa terhadap Pelajaran Sains

Data ini menunjukkan bahwa meskipun belajar matematika itu sulit tapi mereka

masih mempunyai rasa tanggung jawab untuk tetap belajar matematika, hal ini ditunjukkan

bahwa mereka tidak setuju bahwa belajar matematika membosankan dan tidak setuju bahwa

mereka malas belajar matematika.

Selanjutnya disajikan tabel dan diagram respon siswa terhadap aktivitas siswa pada

waktu belajar Matematika dan Sains. Untuk mengungkap aktivitas siswa pada waktu

belajar matematika dan sains, respon siswa diungkap melalui pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

1). Kegiatan belajar matematika yang dilakukan memberikan kesempatan kepada Saya

dan teman-teman bertukar pikiran.

2). Pada belajar matematika yang dilakukan, saya dan teman-teman lebih banyak

mendengarkan daripada melakukan sesuatu.

3). Saya bersama teman-teman aktif dalam kegiatan belajar matematika yang dilakukan

4). Saya bersama teman-teman bekerjasama dalam kegiatan belajar matematika

Berikut disajikan respon siswa dari sekolah–sekolah target dan sekolah kontrol

mengenai aktivitas belajar mereka untuk mata pelajaran matematika dan sains.

Page 108: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

108

0.680

5.821.43

15.7515.71

54.11

61.43

23.6321.43

4.10

0

19.8015.71

35.4927.14

32.42

44.29

8.1912.86

0.680

4.424.41

37.4130.88

46.94

58.82

10.54

5.88

0.340

2.044.41

20.7516.18

58.16

64.71

18.7114.71

0

10

20

30

40

50

60

70

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Kesempatan bertukar

pikiran

belajar Matematika

hanya mendengarkan

belajar Matematika

dengan aktif

belajar Matematika

secara kolaboratif

Aktivitas Belajar Matematika

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.4f. Aktivitas Belajar Matematika

Berkaitan dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa diperoleh informasi

sebagai berikut, pada pembelajaran Matematika sekitar 87% siswa menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa kegiatan belajar matematika yang dilakukan memberikan kesempatan kepada

saya dan teman-teman bertukar pikiran, 40% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa belajar

matematika yang dilakukan lebih banyak mendengarkan daripada melakukan sesuatu, 57%

menyatakan setuju dan sangat setuju mereka aktif dalam kegiatan belajar matematika yang

dilakukan, dan 76% menyatakan setuju dan sangat setuju mereka bekerjasama dalam

kegiatan belajar matematika.

Page 109: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

109

0.340

3.060

19.0510.29

60.88

69.12

16.6720.59

3.40

0

20.7516.18

32.9929.41

33.3347.06

9.527.35

0.340

3.412.94

33.7919.12

45.39

63.24

17.0614.71

00

2.721.47

23.4711.76

51.70

60.29

22.1126.47

0

10

20

30

40

50

60

70

ST

S

TS R S

SS

ST

ST

S R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Kesempatan

bertukar pikiran

belajar Sains

hanya

mendengarkan

belajar Sains

dengan aktif

belajar Sains

secara

kolaboratif

Aktivitas Belajar Sains

Surabaya

Gresik Sidoarjo

Diagram 5.7.4f. Aktivitas Belajar Sains

Dan untuk aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa pada pelajaran sains diperoleh

informasi sebagai berikut, sekitar 77% siswa menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

kegiatan belajar sains yang dilakukan memberikan kesempatan kepada saya dan teman-teman

bertukar pikiran, 42% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa belajar sains yang dilakukan

lebih banyak mendengarkan daripada melakukan sesuatu, 63% menyatakan setuju dan

sangat setuju mereka aktif dalam kegiatan belajar sains yang dilakukan, dan 83%

menyatakan setuju dan sangat setuju mereka bekerjasama dalam kegiatan belajar sains.

5.7.5 Tanggapan Guru terhadap Penelitian Tindakan Kelas

Berkaitan dengan penelitian tindakan kelas kepada guru-guru diajukan beberapa pertanyaan

mengenai rencana dan pelaksanaan PTK. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah;

(a). Selama menjadi guru saya melakukan PTK

(b). Selama menjadi guru saya berdiskusi bersama guru sejawat membahas permasalahan

pembelajaran.

(c). Bersama guru sejawat saya mendiskusikan alternative solusi pembelajaran.

(d). Bersama guru sejawat saya menyusun rencana PTK.

(e). Dalam melakukan PTK saya berkolaborasi dengan PT.

(f). Setelah selesai PTK saya mempublikasikan dalam jurnal atau sejenisnya.

(g). Setelah selesai PTK saya mempresentasikan dalam seminar.

Jawaban guru-guru terhadap pertanyaan tersebut disajikan pada diagram di bawah ini;

Page 110: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

110

P e l ak sa na an P TK

70

0 0 0 0 0

90

0 0

50

60

0 0

100

0 0 0

100

0 0 0 0

90

0 0

20

10 10 10

40

30

10

00

1010

21

46

28

21

58

2631

26

3

0

41

0 0

31

36 28

21

5

0

74

5

03

77

5 53 3

87

33

0 0

0

20

40

60

80

100

120

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

a b c d e f g

Gr esi k Sidoar jo

Sur abaya

Diagram 5.7.5a. Pelaksanaan PTK

Sekitar 81% guru-guru menyatakan tidak pernah, jarang dan ragu-ragu bahwa

selama menjadi guru mereka melakukan PTK, 80% menyatakan sering dan selalu mereka

berdiskusi bersama guru sejawat membahas permasalahan pembelajaran, 63% menyatakan

sering dan selalu bersama dengan guru sejawat mendiskusikan alternative solusi

pembelajaran, 88% menyatakan tidak pernah, jarang, dan kadang-kadang bersama dengan

guru lain menyusun rencana PTK, 84% menyatakan tidak pernah melakukan PTK

berkolaborasi dengan PTK, 82% menyatakan tidak pernah mempublikasikan hasil

penelitian dalam jurnal atau sejenisnya, dan 90% menyatakan tidak pernah dan jarang

mempresentasikan dalam seminar. Hal senada disampaikan oleh guru-guru dari sekolah-

sekolah kontrol.

Selanjutnya untuk mengungkap pentingnya penelitian tindakan kelas untuk guru

diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagi berikut;

(a). Saya tertarik pada PTK

(b). PTK merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan peningkatan profesionalisme saya.

(c). PTK penting bagi saya karena dapat meningkatkan kemampuan saya meneliti.

(d). PTK penting bagi saya untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran.

(e). PTK penting bagi saya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Informasi yang diperoleh dari guru-guru di sekolah target dan sekolah kontrol

adalah sebagai berikut;

Page 111: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

111

Pentingnya PTK

0 0

10

70

0 0 0

70

0 0

50

0 0 0

40

0 0 0

60

40

2.56

33.33

2.56 2.56

35.90

2.565.13

53.85

2.56 2.56

64.10

2.56 2.56

20

30

0

50

60

02.56

58.97

0

56.41

0

35.90

0

28.21

0

58.97

33.33

0

10

20

30

40

50

60

70

80S

TS

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

a b c d e

Gresik Sidoarjo

Surabaya

Diagram 5.7.5b. Pentingnya PTK

Sembilan puluh dua persen guru-guru di sekolah target menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa guru-guru tertarik pada PTK, 93% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa PTK merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan peningkatan profesionalisme

guru, 93% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa PTK penting bagi guru karena dapat

meningkatkan kemampuan guru meneliti, 92% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

PTK penting bagi guru untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran, dan

94% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa PTK penting bagi guru untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendapat serupa disampaikan pula oleh guru-guru

dari sekolah-sekolah kontrol.

Untuk mengetahui kegunaan PTK , kepada guru-guru di sekolah target dan kontrol

diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;

(a). Saya merasa PTK berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(b). Saya merasa PTK berguna untuk menambah angka kredit kenaikan pangkat.

(c). Saya merasa PTK berguna untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi

sertifikasi guru.

(d). Saya merasa PTK berguna untuk meningkatkan suasana akademik sekolah.

Jawaban guru terhadap pertanyaan di atas dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Page 112: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

112

Kegunaan PTK

0 0 0

80

20

10

0 0

60

30

10

0 0

60

30

0 0 0

60

40

10.265.13

33.33

2.565.13

33.33

7.69

0 0

51.28

35.90

0

7.69

51.28

0

56.41

0 0

58.97

30.77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

a b c d

Gresik Sidoarjo

Surabaya

Diagram 5.7.5c. Kegunaan PTK

Dari diagram di atas diperoleh informasi 87 % guru menyatakan setuju dan sangat

setuju bahwa PTK berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 88% menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa PTK berguna untuk menambah angka kredit kenaikan

pangkat, dan 89% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa PTK berguna untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi sertifikasi guru, dan 81% menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa PTK berguna untuk meningkatkan suasana akademik sekolah.

Berdasarkan analisa terhadap diagram tabel yang sama jawaban guru-guru di sekolah-

sekolah menjawab hal yang senada.

Selanjutnya untuk mengungkap kesulitan guru-guru dalam melaksanakan PTK

diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;

(a). Saya mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah.

(b). Saya mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah.

(c). Saya mengalami kesulitan dalam menyusun proposal PTK.

(d). Saya mengalami kesulitan dalam menyusun alat pengumpul data.

(e). Saya mengalami kesulitan dalam melaksanakan PTK

(f). Saya mengalami kesulitan dalam menulis laporan.

Page 113: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

113

(g). Saya belum memahami prosedur PTK

Informasi dari guru-guru di sekolah target dan sekolah kontrol dapat dilihat pada

diagram di bawah ini;

0

90

0 0

90

0

90

60

0

80

20

70

0

70

10 10

20.51

28.2123.0823.08

38.46

28.2133.33

30.77

0

10

0

10

0

10

0 0 0

10

30

0

10 10

0 0

10

0

102.56

38.46

5.130

43.59

5.130

15.38

25.64

48.72

5.132.56

17.95

30.77

5.130

15.38

43.59

5.132.56

15.38

35.9035.90

5.130

30.77

0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

ST

ST

S R SS

SS

TS

TS R S

SS

ST

ST

S R SS

S

ST

ST

S R SS

S

ST

ST

S R SS

SS

TS

TS R S

SS

ST

ST

S R SS

S

a b c d e f g

Kesulitan PTK

Gresik Sidoar jo

Surabaya

Diagram 5.7.5d. Kesulitan PTK

Dari diagram di atas diperoleh informasi 50% menyatakan sangat tidak setuju, tidak

setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi

masalah, 52% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah, 53% menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menyusun proposal

PTK, 57% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam menyusun alat pengumpul data, 53% menyatakan sangat tidak

setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam

melaksanakan PTK, 51% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu

bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menulis laporan, dan 53 % menyatakan tidak

setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru belum memahami prosedur PTK. Sementara itu

guru-guru dari kelomopok kontrol di atas 63% menyatakan sangat tidak setuju, tidak

setuju, dan ragu-ragu untuk seluruh pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan

pelaksanaan PTK.

Page 114: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

114

6. HASIL ANALISIS DATA KUALITATIF KOTA SURABAYA 6.1. Kapasitas Guru

Kompetensi guru matematika dan sains baik sekali. Interaksi sesama guru juga

baik sekali. Sikap dan loyalitas guru-guru pada profesi dan sekolahpun juga baik sekali.

Kinerja guru matematika dan sains pada umumnya baik. Upaya Kepala sekolah untuk

meningkatkan kinerja guru dengan memberi fasilitas dan kesempatan untuk mengikuti

kegiatan MGMP, Workshop dan pelatihan. Di sekolah diadakan pelatihan pemanfaatan

ICT untuk pembelajaran dengan mendatangkan instruktur. Kegiatan diadakan 2 kali

dalam seminggu setelah jam pelajaran siang. MGMP sekolah diadakan kegiatan tiap 2

minggu sekali yaitu hari Rabo namun sering tidak berjalan sesuai rencana.

Interaksi antar guru di sekolah baik, saling diskusi dan tukar pengalaman bila

mereka mengikuti pelatihan atau workshop diluar sekolah. Sikap guru matematika dan

sains juga baik, mereka welcome dan merespon postip terhadap kegiatan baseline

survey yang diadakan di sekolah tersebut.

Keterlibatan guru di kegiatan MGMP cukup baik. Untuk kegiatan MGMP kota

sekolah memberi tugas kepada guru sain dan matematika secera bergilir. Sedang untuk

kegitan MGMP sekolah diadakan setiap hari Rabu. Untuk hari itu para guru sains dan

matematika dikosongkan dari jadwal mengajar.

Kegiatan akademik yang dilakukan guru matematika dan sains di luar maupun di

dalam sekolah selain mengajar adalah mengikuti pelatihan atau workshop yang sesuai

dengan bidang studi masing-masing. Sekarang ini sekolah mengadakan pelatihan

pemanfataan ICT untuk pembelajaran dan pelatihan bahasa inggris bagi guru-guru.

Bahan ajar Biologi menggunakan buku yang diterbitkan penerbit Sunda Kelapa,

sedang buku Fisika menggunakan penerbit Intan Pariwara. LKS yang digunakan adalah

LKS yang dikembangkan oleh MGMP kota. Silabus menggunakan acuan dari silabus

yang dikembangkan pusat (puskur) yang disesuaikan dengan sekolah dan didiskusikan

dalam MGMP sekolah RPP dikembangkan oleh guru sendiri sebelum melaksanakan

pembelajaran

Alat peraga sains/fisika : KIT Termofisika, Optika, (listrik), Mekanika Alat peraga

sains/biologi : beberapa torso dan poster CD pembelajaran IPA Alat-alat laboratorium

dan alat peraga tersebut sering digunakan (70% pembelajaran menggunakan alat

peraga/media) Kendala dalam pemanfataanya : beberapa CD pembelajaran gambarnya

Page 115: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

115

kurang bagus. Jumlah peralatan/alat peraga tidak sesuai dengan jumlah kelompok.

Kegiatan hand on sering dilakukan dalam pembelajaran, misalnya membuat model

paru-paru dari balon udara; bekas bungkus ciki, juga menggunakan peralatan

laboratorium yang ada.

Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menanyakan kepada siswa apakah

pembelajaran yang diselenggarakan terlalu cepat, kurang dipahami, tidak menarik.

Jawaban siswa digunakan untuk refleksi dan perbaikan pembelajaran yang berikutnya.

Evaluasi proses dilakukan ketika siswa melakukan kegiatan praktikum/percobaan,

diskusi. Evaluasi hasil dilakukan tes hasil belajar berupa penguasaan konsep-konsep

yang dilakukan setelah beberapa kali pertemuan untuk pokok bahasan tertentu. Guru

belum merasa puas terhadap setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru

sering merasa terlalu cepat. Cara mengatasi dengan bertanya kepada siswa apakah

sudah memahami konsep yang telah disampaikan, kemudian diulangi lagi. Guru selalu

berupaya agar pembelajaran lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Caranya dengan

bertanya dan berdiskusi dengan teman-teman guru dan teman-teman instruktur Siswa

menggunakan buku paket yang tersedia di perpustakaan. Guru menggunakan referensi

yang sesuai yang diterbitkan berbagai penerbit

6.2. Implementasi Kegiatan MGMP

Kontribusi sekolah terhadap kegiatan MGMP relatif besar. Sekolah mendukung

baik secara moril dan material. Kegiatan MGMP kota dan MGMP sekolah dijadwalkan

hari Rabu, maka sekolah mengosongkan jadwal mengajar bagi guru-guru matematika

dan sains pada hari tersebut. MGMP kota diadakan sekali dalam sebulan. Sekolah

mengikutsertakan guru-guru secara bergiliran.

Menurut Kepala Sekolah MGMP sangat berperan dalam pembinaan guru dalam

meningkatkan profesionalisme guru. Beliau menyarankan MGMP kota menyusun

program-program yang berkaitan langsung dengan peningkatan kompetensi dan

profesionalisme guru dengan mendatangkan nara sumber yang terkait dengan referesing

materi.Beliau juga menyarakanan agar MGMP menyusun program semesteran atau

tahunan dan di sosialisasikan kepada sekolah-sekolah.Saran adalah juga hendaknya guru

yang datang pada kegiatan MGMP menyampaikan apa yang diperoleh dalam pertemuan

MGMP kepada teman guru lain yang tidak berangkat.

Page 116: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

116

6.3. Pengelolaan Laboratorium

Sekolah sudah mempunyai tenaga laboran yang tugasnya mengelola secara

asminitratif dan merawat alat-alat lab yang dimiliki sekolah. Pengadaan alat-alat

laboratorium melalui blockgrand dan swasembada sekolah yang dibantu oleh komite

sekolah. Keberadaan alat laboratorium belum cukup lengkap dan akan dilengkapi secara

bertahap. Bajet yang dianggarkan sekolah relatif masing sangat kecil kurang dari 5%

dari anggaran belanja sekolah. Belum ada Laboratorium yang standart, banyak alat

peraga yang penyimpanannya dititipkan di lemari guru.

6.4. Persepsi dan Kinerja Guru

Menurut pendapat guru bahwa mata pelajaran sains merupakan matapelajaran yang

sangat menarik bagi siswa apabila proses pembelajaran sains dilakukan dengan

melakukan kegiatan laboratorium. Namun masalah yang sering muncul adalah

kurangnya memberikan kegiatan laboratorium karena terkendala waktu dan peralatan

yang tersedia. Sering guru memanfaatkan media CD untuk menunjukkan gejala-gejala

yang bisa diamati oleh siswa. Guru juga memberikan jam tambahan di luar jadwal

pelajaran untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Guru jarang melakukan atau

mencobakan inovasi dalam pembelajaran, karena jam mengajar setiap minggu guru

sains cukup banyak. Sebetulnya guru bisa melakukan pembelajaran dengan memberikan

kesempatan yang sebesar-besarnya untuk menemukan konsep sendiri melalui kegiatan

laboratorium dan bekerja secara kelompok. Juga diberi kesempatan siswa untuk

melatihkan keterampilan lain, misalnya dengan mempersiapkan dan melakukan

presentasi di depan kelas.

Guru sebetulnya sudah merasa bekerja secara optimal antara lain dengan memberi

tambahan pelajaran di luar jadwal pelajaran, namun masih perlu ditingkatkan terutama

untuk mencobakan berbagai inovasi pembelajaran sains.

Suasana akademik di sekolah cukup kondusif. Komunikasi sesama guru berlangsung

dengan baik, demikian juga komunikasi sesama guru mata pelajaran saling memberikan

informasi dan diskusi untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, namun

jarang dilakukan kolaborasi dengan pihak luar sekolah. Keterlibatan guru dalam MGMP

cukup baik. Ketika ada kegiatan MGMP sekolah memberikan kesempatan kepada guru

untuk menghadirinya, walaupun tidak semua guru dapat mengahadiri secara terus

Page 117: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

117

menerus. Saran Guru pada MGMP hendaknya pengurus MGMP beserta anggotannya

menyusun program kegiatan dan jadwal kegaiatan untuk satu tahun ( atau satu semester)

terutama kegiatan yang terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah-

sekolah.

Bapak/Ibu guru berpendapat bahwa kegiatan laboratorium merupakan kegiatan

yang sangat penting dalam pembelajaran sains. Namun alat-alat laboratorium belum

cukup lengkap untuk memenuhi semua materi kegiatan yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum. Kegiatan laboratorium sains relatif sering dilakukan. Paling tidak selama

satu semester lebih 10 kali praktikum. Topik yang sering dilakukan adalah untuk materi

prtumbuhan, optika dan rangkaian listrik Guru sering menggunakan Petunjuk praktikum

yang disusun oleh MGMP. Praktikum dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok

4- 5 anak.

Langkah-langkah praktikum diawali dengan penjelasan guru tentang materi

praktikum dan prosedur percobaan, kemudian siswa melakukan percobaan dan

melaporkan hasil praktikum. Guru berupaya untuk memfasilitasi kegiatan praktikum

dengan memanfaatkan peralatan yang dimiliki sekolah. Beberapa bahan dan peralatan

sederhana, siswa diminta untuk menyediakan sendiri.Dari kegiatan praktikum tersebut

siswa diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan, mengumpulkan data, mengolah

data, menyimpulkan dan kadang-kadang mempresentasikan hasil percobaannya. Selama

praktikum guru melakukan evaluasi terhadap proses praktikum.

6.5 Persepsi Siswa

Siswa lebih menyenangi mata pelajaran sains dari pada matematika Karena

mata pelajaran sains lebih menarik, ada hubungannya dengan kenyataan yang dijumpai

anak-anak sehari-hari, penerapannya jelas ada dilingkungan anak, jadi ada tantangan

untuk mengetahuinya. Sedangkan pelajaran matematika banyak mengahafalkan rumus-

rumus dan siswa dituntut untuk menghitung.

Proses pembelajaran sains yang sering dilakukan adalah guru memberikan

penjelasan tentang materi, sering juga dengan memberi tayangan CD pembelajaran

kemudian siswa mengisi LKS dan mendiskusikan jawabannya. Guru sering

menggunakan media CD pembelajaran, dan alat peraga yang sering digunakan adalah

model kerangka manusia, model organ-organ tubuh kerangka, beberapa peralatan fisika

misalnya alat-alat percobaan optika dan kelistrikan dan kemagnetan. Sedangkan

Page 118: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

118

pembelajaran matematika yang sering dilakukan adalah guru menjelaskan materi

pelajaran kemudian memberi latihan-latihan soal dengan mengerjakan LKS.

Siswa sering merasa kesulitan dalam belajaran matematika karena harus

menghafalkan rumus-rumus dan menghitung. Upaya siswa untuk lebih mengerti dengan

bertanya kepada guru. Buku yang dipakai siswa adalah buku Fisika/Sains terbitan

Sunda Kelapa dan Intan Pariwara dan LKS yang dikembangkan oleh MGMP dan

diterbitkan oleh KKKS kota Surabaya. Umumnya siswa memiliki buku tersebut.

8. HASIL ANALISIS DATA KUANTITATIF BASELINE SURVEY DI KAB/ KOTA

PASURUAN

8.1 Informasi Pribadi Responden

8.1.1 Kepala Sekolah

Pendidikan Kepala Sekolah di Pasuruan

S1

62%

S2

38%

D1

0%

D2

0%

D3

0%S3

0%D1

D2

D3

S1

S2

S3

Diagram 8.1.1a Pendidikan Kepala Sekolah di Pasuruan

Page 119: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

119

100%

0%0%

0%0%

0%

D1

D2

D3

S1

S2

S3

Diagram 8.1.1b Pendidikan Kepala Sekolah di Malang

Berdasarkan diagram lingkaran di atas, pendidikan kepala sekolah –sekolah target di

kabupaten Pasuruan sebanyak 62% berpendidikan S1 dan 32% berpendidikan S2,

sedangkan kepala sekolah di sekolah kontrol seluruhnya berpendidikan S1.

8.1.2 Guru

Latar Belakang Pendidikan Guru di sekolah target dan sekolah kontrol dapat dilihat pada

tabel-tabel berikut ini.

Pendidikan Guru Di Pasuruan

S1

92.98 %

S2

5.26 %

D3

1.75 %D1

D2

D3

S1

S2

S3

Diagram 8.1.2a. Tingkat Pendidikan Guru di Pasuruan

Pendidikan guru-guru di sekolah-sekolah target 92,98% berpendidikan S1, 5,26%

berpendidikan S2 dan 1,75% berpendidikan dibawah S1. Sedangkan pendidikan guru-guru

Page 120: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

120

di sekolah-sekolah kontrol dapat dilihat pada diagram lingkaran 8.1.2b di bawah ini, yaitu

8,33% berpendidikan D3, 83,34% berpendidikan S1 dan 8,33% berpendidikan S2.

Pendidikan Guru Di Malang

S2

8.33 %

D3

8.33 %

D1

83.33 %

D1

D2

D3

S1

S2

S3

Diagram 8.1.2b. Tingkat Pendidikan Guru di Malang

Adapun bidang studi keahlian guru-guru di sekolah-sekolah target dan kontrol adalah

sebagai berikut:

Bidang Studi Keahlian Guru di Pasuruan

33%

21%18%

23%

5%

Matematika

Fisika

Biologi

Kimia

Lainnya

Diagram 8.1.2c Bidang Studi Keahlian Guru di Pasuruan

Bidang studi keahlian dari guru-guru di sekolah –sekolah target terdiri dari 33% bidang

Matematika, 21% bidang Fisika, 18% bidang Biologi, 23% bidang Kimia dan 5% bidang

Page 121: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

121

lainnya.

Bidang Studi Keahlian Guru Di Malang

33.33

25.00

25.00

16.67Matematika

Fisika

Biologi

Kimia

Lainnya

Diagram 8.1.3d Bidang Studi Keahlian Guru di Malang

Sedangkan bidang keahlian dari guru-guru di sekolah-sekolah kontrol terdiri dari

25% bidang Fisika, 25% bidang Biologi, 16,67% bidang Kimia dan 33,33 % bidang

Matematika.

Jumlah guru – guru target yang mengajar di sekolah lain hanya 7 orang dari 59

orang sampel sementara di sekolah kontrol tidak ada yang mengajar di tempat lain.

8.1.3 Pejabat Pendidikan

Pejabat pendidikan yang disurvey terdiri dari 10 orang dengan tingkat pendidikan 6

orang berpendidikan S1 dan 4 orang berpendidikan S2. Kesepuluh pejabat tersebut telah

menjabat di dinas pendidikan antara 1- 29 tahun.

8.2 Informasi Tentang Sekolah Sampel

Rasio guru siswa di sekolah target dan sekolah kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 8.2 Rasio Guru Siswa

Kabupaten Kategori Jumlah Guru

Jumlah Siswa Rasio guru: Siswa

Kab Pasuruan Target 370 4617 1: 65

Kab Malang Kontrol 117 1508 1: 12

Page 122: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

122

Jumlah siswa yang drop out dan jumlah siswa yang tidak naik kelas dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Table 8.2.Jumlah Siswa yang drop out dan jumlah siswa yang tidak naik kelas

Kasus Tahun Kab Pasuruan

Kab Malang

Total

Putus Sekolah

2005 75 0 75

2006 66 0 66

2007 43 0 43

Rata-rata 61 0 61

Mengulang Kelas

2005 36 4 40

2006 29 3 32

2007 45 2 47

Rata-rata 37 3 40

Berdasarkan data di atas rata-rata dalam tiga tahun terakhir 61 orang siswa drop out

di sekolah target sedangkan di sekolah kontrol tidak ada yang drop out. Angka drop out ini

sangat tinggi terjadi di sekolah target dibanding di sekolah kontrol. Sedangkan kasus siswa

yang tidak naik kelas rata-rata dalam tiga tahun terakhir sebanyak 37 orang di sekolah

target dan 3 orang di sekolah kontrol.

8.3 Kegiatan MGMP

8.3.1 Pengetahuan Kepala sekolah dan Keterlibatan dalam kegiatan MGMP.

Pengetahuan kepala sekolah terhadap kegiatan MGMP dapat digali melalui angket

dengan respon seperti pada tabel berikut ini.

Table 8.3.1 Pengetahuan Kepala sekolah dan Keterlibatan dalam kegiatan MGMP

Kabupaten/ Kota

Apakah Anda tahu isi kegiatan MGMP?

Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan MGMP?

Ya Tidak Ya Tidak Pasuruan 5 2 3 4 Malang 2 0 2 0 Total 7 2 5 4

Berdasarkan tabel tersebut semua kepala sekolah target menyatakan 5 orang

mengetahui isi kegiatan MGMP, 2 orang tidak mengetahui dan 1 orang tidak memberikan

tanggapan, dengan 3 orang menyatakan pernah mengikuti kegiatan MGMP, 4 orang tidak

Page 123: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

123

pernah dan 1 orang tidak memberi respon. Sedangkan pada sekolah kontrol seluruh kepala

sekolah mengetahui isi dan pernag mengikuti tentang kegiatan MGMP.

8.3.2. Keikutsertaan Guru dalam Kegiatan MGMP

Keikutsertaan guru-guru dalam mengikuti kegiatan MGMP dapat ditunjukan pada

gambar berikut ini.

5

1

11

2

0

2

4

6

8

10

12

Jumlah keg MPMP Banyak hari

Partisipasi dalam Kegiatan MGMP

Pasurun

Malang

Diagram 8.3.2 Keikutsertaan Guru Dalam Kegiatan MGMP

Berdasarkan data di atas guru-guru di sekolah target rata-rata mengikuti 5 kegiatan

MGMP selama periode tahun ajaran 2006/2007 dengan rata-rata 11 hari kerja. alam

Sedangkan di sekolah kontrol guru-guru menyatakan telah mengikuti kegiatan MGMP

dengan rata-rata 1 kegiatan dalam satu tahun dengan rata-rata 2 hari kerja.

8.3.3 Evaluasi Kegiatan MGMP menurut Guru dan Kepala Sekolah

Pengetahuan kepala sekolah terhadap kegiatan MGMP dapat digali melalui angket

dengan respon seperti pada tabel berikut ini.

Table 8.3.3 Pengetahuan Kepala sekolah dan Keterlibatan dalam kegiatan MGMP

Kabupaten/ Kota

Apakah Anda tahu isi kegiatan MGMP?

Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan MGMP?

Ya Tidak Ya Tidak Pasuruan 5 2 5 2 Malang 2 0 2 0

Page 124: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

124

Kabupaten/ Kota

Apakah Anda tahu isi kegiatan MGMP?

Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan MGMP?

Ya Tidak Ya Tidak Total 7 2 7 2

Berdasarkan tabel tersebut 5 orang kepala sekolah target menyatakan mengetahui isi

kegiatan MGMP dan menyatakan pernah mengikuti kegiatan MGMP, 2 orang tidak

mengetahui dan 1 orang tidak memberikan respon. Sedangkan pada sekolah kontrol seluruh

kepala sekolah yang mengetahui tentang isi kegiatan dan pernah mengikuti MGMP.

8.3.4 Kekuatan dan Kelemahan MGMP-MIPA

Berdasarkan pengalaman guru-guru dalam mengikuti kegiatan MGMP memberikan

evaluasi tentang kekuatan dari kegiatan yang pernah diikuti. Respon guru-guru dapat

ditunjukkan pada tabel 8.3.4 berikut ini.

5.260.00

3.51 1.75 0.00 1.75

37.5

75

12.5

50

62.5

87.5

70

80

50

60

40

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Penge

tahu

an

Met

ode P

embela

jara

n

Perso

alan K

elas

Bertu

kar P

ikira

n

Mot

ivas

i

Kemam

puan

Aka

demik

Kekuatan

Guru (%)

Kepsek (%)

Pejabat Dinas (%)

Diagram 8.3.4 Kekuatan Kegiatan MGMP di Kab Pasuruan

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sekitar 10 % guru-guru di

sekolah target menyatakan bahwa kegiatan MGMP memberikan kesempatan bertukar

pikiran dan pengalaman, dapat membantu guru menguasai lebih mendalam pengetahuan

bidang studi; membekali guru dengan metode pembelajaran yang inovatif; memotivasi guru

untuk meningkatkan mutu pembelajarannya, dan dapat membantu guru dalam

meningkatkan kemampuan akademiknya.

Menurut Kepala sekolah dan pejabat pendidikan di atas 37,5% menyatakan bahwa

Page 125: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

125

kegiatan MGMP dapat membekali guru dengan metode pembelajaran yang inovatif dan

dapat memotivasi guru untuk meningkatkan mutu pembelajarannya, dan hanya 12,5% yang

menyatakan bahwa kegiatan MGMP dapat membantu guru untuk mengelola kelas.

Sementara itu para pejabat dinas menyatakan bahwa MGMP memberikan

kesempatan bertukar pikiran dan pengalaman, dapat membantu guru menguasai lebih

mendalam pengetahuan bidang studi; membekali guru dengan metode pembelajaran yang

inovatif; memotivasi guru untuk meningkatkan mutu pembelajarannya di atas 40%,

sedangkan tidak satupun pejabat dinas pendidikan yang menyatakan setuju bahwa kegiatan

MGMP dapat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan akademiknya

Berikut ini ditunjukkan kelemahan kegiatan MGMP yang telah dilakukan menurut

Guru, Kepala Sekolah dan Pejabat Pendidikan.

87.72

0.00 0.005.26

14.04

0.0

37.5

50.0

62.5

37.5

25.0

0

20

40

30

70

00.000

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Materi Kegiatan

Tidak Sesuai

Instruktur kurang

mampu

Partisipasi

rendah

Koordinasi

Lemah

Kurang dukungan Lainnya

Kelemahan

Guru (%)

Kepsek (%)

Pejabat Dinas (%)

Diagram 8.3.5 Kelemahan Kegiatan MGMP di Kab Pasuruan

Berdasarkan diagram di atas, tampak jelas kelemahan menurut guru, kepala sekolah

dan pejabat pendidikan menyatakan bahwa “Materi yang disajikan kurang sesuai”,

”Koordinasi lemah”. Dan ”Kurang memperoleh dukungan dan sumber daya (dana dan

fasilitas) secara memadai”.

Berdasarkan hasil survey tersebut diharapkan menjadi perhatian bagi pelaksana

program untuk lebih memperhatikan aspek-aspek tersebut

Page 126: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

126

8.3.5 Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru dalam meningkatkan kualitas pembelalajaran menjadi informasi

yang penting untuk diketahui. Berdasarkan survey terhadap guru-guru di sekolah target dan

sekolah kontrol tentang enam kategori kebutuhan guru diperoleh data seperti diagram

berikut.

Diagram 8.3.5 Kebutuhan Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

50

80.70

50.00

77.19

41.67

71.93

16.67

7.02

50.00

43.86

0.003.51

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pen

dala

man

Mat

eri

Ket

eram

pila

n

Men

gaja

r

Pem

aham

an

Pro

ses

Men

gaja

r

Obj

ektiv

itas

Pen

ilaia

n

Kep

sek

Kes

empa

tan

Ber

disk

usi

Lain

nya

Kebutuhan Guru

Kebutuhan Guru

Malang

Pasuruan

Diagram 8.3.5 Kebutuhan Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Berdasarkan data pada diagram di atas menunjukkan bahwa di kabupaten Pauruan

80,70% guru menyatakan kebutuhan dalam memperdalam penguasaan materi ajar; 77,19%

dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar; 71,93% dalam memahami

proses belajar siswa. Sedangkan terhadap pertanyaan objektivitas dari kepala sekolah guru

yang yang merespon hanya 7,02%, dan kebutuhan untuk mendapat kesempatan berdiskusi

hanya 43,66%.

Sementara itu guru-guru di sekolah kontrol yang menyatakan kebutuhan mengenai

pendalaman materi, keterampilan mengajar, dan kesempatan untuk berdiskusi hanya 50%,

kebutuhan mengenai pemahaman proses belajar mengajar hanya 41,67%.

8.3.7 Komitmen Pejabat Pendidikan dan Kepala sekolah terhadap Kegiatan MGMP

Pada umumnya pejabat pendidikan (90%) menyatakan sangat setuju terhadap

Page 127: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

127

penyataan ” Menurut saya pengembangan guru penting untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah”, ” Saya mendukung MGMP-MIPA karena merupakan salah satu

cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan guru” dan ” Saya merasa ikut bertanggung

jawab terhadap kualitas sekolah di wilayah kami”.

Dampak dari kegiatan MGMP menurut semua kepala sekolah menyatakan sangat

setuju terhadap pernyataan bahwa: kegiatan MGMP MIPA berguna untuk meningkatkan

penguasaan pengetahuan bidang studi guru-guru di sekolah saya; kegiatan MGMP Matematika dan

IPA berguna bagi guru-guru di sekolah saya untuk meningkatkan keterampilan mengajar; dan

kegiatan MGMP MIPA berguna bagi guru-guru sekolah saya untuk bertukar gagasan. Meskipun

terdapat seorang kepala sekolah yang menyatakan sangat tidak setuju untuk seluruh

pertanyaan yang diajukan.

Sedangkan dampak kegiatan MGMP menurut guru-guru di sekolah target

menyatakan bahwa : MGMP dapat meningkatkan penguasaan materi (77,19%) dan

dapat meningkatkan keterampilan mengajar (78,95%). Disamping itu kegiatan

MGMP dapat menjadi ajang untuk bertukar informasi (82,46%). Demikian juga

berdasarkan guru-guru yang berasal dari sekolah kontrol, 58,33 % menyatakan

bahwa kegiatan MGMP dapat meningkatkan penguasaan materi, menyatakan dapat

meningkatkan ketrampilan mengajar dan menjadi ajang untuk bertukar informasi.

01.75

03.51

03.51

50.00

57.89

8.33

19.30

0 1.750 0 03.51

50.00

59.65

8.33

19.30

01.75

0 0 0 0

50.00 50.88

8.33

31.58

0

10

20

30

40

50

60

STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS

Peningkatan Penguasaan

Materi

Peningkatan

Keterampilan Mengajar

Saling Tukar Informasi

Dampak Kegiatan MGMP

Malang

Pasuruan

Diagram 8.3.7 Dampak Kegiatan MGMP dalam Pandangan Guru

Page 128: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

128

8.4 Manajemen Sekolah

8.4.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala sekolah merupakan faktor yang cukup penting dalam

managemen sekolah. Tabel 8.4.1 menunjukkan respon dari Kepala sekolah dan guru pada

sekolah target dan sekolah kontrol.

37.5

100 100

25

0 0 0 0 0 0 0 0 0

5050

62.5

75

100

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0000

20

40

60

80

100

120

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Pemeriksaan RPP Guru Keteraturan melakukan

Supervisi

Pemberian Penghargaan

Pasuruan

Malang

Diagram 8.4.1a. Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Kepala Sekolah

9.09

90.91

18.18

9.09

72.73

9.09

18.18

72.73

1.75 1.75

15.79

1.75

17.54

5.26

59.65

0000000

35.09

63.16

10.537.02

77.19

3.5100

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

a b c

Malang

Pasuruan

Diagram 8.4.1b. Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Guru

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah target menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa secara teratur kepala sekolah memeriksa rencana

Page 129: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

129

pembelajaran yang disusun guru; secara teratur melakukan kunjungan kelas untuk

memantau dan mensupervisi proses pembelajaran dalam kelas; serta memberikan

penghargaan khusus kepada guru-guru yang bekerjasama untuk meningkatkan kinerja

sekolah. Tidak jauh berbeda 100% kepala sekolah di sekolah kontrol menyatakan hal yang

sama.

Demikian juga menurut pandangan guru di sekolah-sekolah target dan sekolah

kontrol, di atas 95 % guru menyatakan setuju dan sangat setuju kepala sekolah memeriksa

rencana pembelajaran yang disusun guru; secara teratur melakukan kunjungan kelas untuk

memantau dan mensupervisi proses pembelajaran dalam kelas; serta memberikan

penghargaan khusus kepada guru-guru yang bekerjasama untuk meningkatkan kinerja

sekolah

8.4.2 Komunikasi dan partisipasi

Komunikasi antara guru dan kepala sekolah dalam menentukan kebijakan,

membahas permasalahan serta tentang komite sekolah merupakan kondisi awal yang perlu

diketahui. Berikut ini diperoleh hasil kuesioner kepada kepala sekolah dan guru.

33.33 33.33 33.33

7.14

71.43

19.64

3.51 1.75

73.68

19.30

11.11

66.67 66.67

55.56

000000001.79

24.56

56.14

21.05

0000

0

10

20

30

40

50

60

70

80

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

a b c

Malang

Pasuruan

Diagram 8.4.2 Komunikasi dan Partisipasi

Berdasarkan diagram di atas pada umumnya baik kepala sekolah maupun guru di sekolah

target dan sekolah sasaran menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan:

1) Guru-guru terlibat dalam perumusan kebijakan dan perencanaan di sekolah

Page 130: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

130

2) Guru-guru menemui saya untuk membicarakan masalah pembelajaran dan

pengelolaan kelas.

3) Kami memiliki Komite Sekolah yang aktif mendukung peningkatan sekolah.

8.4.3 Pengembangan Guru

Program pengembangan guru di sekolah merupakan informasi awal yang penting

untuk diketahui sebagai gambaran kondisi awal tentang persepsi kepala sekolah dan guru.

Berikut ini pada tabel 8.4.3 menunjukkan pendapat guru dan kepala sekolah.

0 08

33

0 0 0

67

33

0 0

75

25

58

0

70

0 0 0

30

0 04

70

26

0 0 2

72

26.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

a b c

Prioritas dalam hal pengembangan guru

Malang

Pasuruan

Diagram 8.4.3 Prioritas dan Pengembangan Guru

Berdasarkan data di atas pada umumnya kepala sekolah dan guru di sekolah target dan

sekolah kontrol menyatakan bahwa;

1) Pelatihan guru merupakan salah satu prioritas sekolah.

2) Guru-guru diberi cukup waktu untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan

pengembangan guru.

3) Guru-guru didorong untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru

dalam pembelajaran

8.4.4 Pengembangan Guru Berbasis Sekolah

Berkaitan dengan pengembangan guru, satu set pernyataan-pernyataan lainnya

Page 131: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

131

diberikan kepada para kepala sekolah dan guru-guru untuk diberi nilai, yang berhubungan

dengan pengembangan guru berbasis sekolah. Ketiga pernyataan tersebut adalah:

1) Sekolah menyelenggarakan pelatihan guru berbasis sekolah;

2) Kepala sekolah mendorong guru-guru membentuk kelompok-kelompok studi di

kalangan mereka; dan

3) Saya memberikan kesempatan kepada guru-guru mengamati pembelajaran yang

dilakukan guru lain.

0 0

3 0

2 2 . 8 1

6 0

4 5 . 6 1

10

2 9 . 8 2

0

1. 7 5

0

1. 7 50

12 . 2 8

4 4

2 9 . 8 2

3 34 5 . 6 1

2 2

10 . 5 3

3 0

2 1. 0 5

0

2 1. 0 5

7 0

3 5 . 0 9

0

2 2 . 8 1

0 00 .00

10 .00

20 .00

30 .00

40 .00

50 .00

60 .00

70 .00

a b c

Pengembangan Guru

Malang

Pasuruan

Diagram 8.4.4 Pengembangan Guru Berbasis Sekolah

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sekitar 25% kepala sekolah

target menyatakan setuju bahwa a). Sekolah telah menyelenggarakan pelatihan guru

berbasis sekolah; b). mendorong guru-guru membentuk kelompok-kelompok studi di

kalangan mereka dan c). memberikan kesempatan kepada guru-guru. Sedangkan menurut

guru sekolah target 90 % menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa a). sekolah telah

menyelenggarakan pelatihan guru berbasis sekolah; 55% guru menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa b). kepala sekolah mendorong guru-guru membentuk kelompok-

kelompok studi; dan 70% guru menyatakan c). ragu-ragu bahwa kepala sekolah memberi

kesempatan mengamati pembelajaran yang dilakukan guru lain.

Page 132: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

132

Respon yang bertolak belakang antara guru dan kepala sekolah. Tentunya

respon guru yang lebih dapat dipercaya, karena para guru yang mengalami kegiatan di

sekolahnya.

8.5 Budaya Sekolah

8.5.1 Kesejawatan dan Dukungan Antar Guru

Guru-guru diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

(1) Saya merasa nyaman ketika bekerja dengan guru-guru yang lain di sekolah ini;

(2) Saya merasa bebas untuk mendiskusikan masalah-masalah pekerjaan dengan guru

lain;

(3) Saya merasa bebas untuk meminta nasehat dan saran dari guru lain dalam hal mengajar

0

3 .51

0

3 .51

2 0

12 .2 8

3 0

6 1.4 0

5 0

19 .3 0

0 0 0

5.2 6

3 0

10 .53

4 0

6 3 .16

3 0

2 1.0 5

0

1.75

10

3 .51

40

10 .5310

59 .6 5

40

2 4 .56

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Kenyamanan Dalam Kerjasama Kebebasan Untuk Berdiskusi Kebebasan Meminta NasehatMalang

Pasuruan

Diagram 8.5.1 Kesejawatan dan Dukungan Antar Guru

Berdasarkan data di atas sebagian besar guru di sekolah target dan sekolah kontrol

di atas 80% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa: guru merasa nyaman ketika

bekerja dengan guru-guru yang lain di sekolah ; guru merasa bebas untuk mendiskusikan

masalah-masalah pekerjaan dengan guru lain; dan guru merasa bebas untuk meminta

nasehat dan saran dari guru lain dalam hal mengajar. Sedangkan 25 % lainnya merasa ragu-

ragu terhadap ketiga pernyataan tersebut.

Page 133: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

133

8.5.2 Dukungan Guru terhadap Siswa

Para siswa diminta untuk memberi nilai atas tiga pernyataan berikut yang berkaitan dengan

guru-guru mereka:

1) Guru-guru di sekolah ini baik terhadap saya dan suka menolong saya;

2) Guru tampak mengetahui jika saya mempunyai masalah di kelas; dan

3) Saya merasa para guru di sekolah ini peduli terhadap proses belajar saya.

Respon siswa terhadap pernyataan ditersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

0.000.00

7.266.15

25.5521.54

57.41

63.08

9.789.23

2.523.08

22.4023.08

38.80

44.62

25.2426.15

3.473.08

0.001.542.84

6.15

18.93

26.15

48.90 49.23

24.61

16.92

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Guru baik dan suka

menolong

Kepedulian guru terhadap

siswa

Kepedulian guru terhadap

PBM

PASURUAN

MALANG

Diagram. 8.5.2 Dukungan Guru terhadap Siswa

Berdasarkan tabel di atas 65% siswa di sekolah target menyatakan setuju bahwa

guru-guru di sekolah ini baik terhadap saya dan suka menolong saya; 61,2% tidak setuju

dan ragu-ragu untuk pernyataan “Guru tampak mengetahui jika saya mempunyai masalah di

kelas”; dan73,51% setuju dan sangat setuju untuk pernyataan “Saya merasa para guru di

sekolah ini peduli terhadap proses belajar saya”. Demikian pula respon siswa di sekolah

control tidak jauh berbeda.

8.5.3 Lingkungan yang Mendukung Diantara Siswa

Para siswa juga diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

Page 134: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

134

1) Saya senang belajar bersama dengan siswa lain di kelas;

2) Saya merasa bebas bertanya kepada teman sekelas, ketika saya mempunyai

kesulitan belajar di kelas; dan

3) Saya senang membantu teman sekelas bila mereka mempunyai kesulitan belajar

di kelas.

Berdasarkan data pada diagram 3.53 diperoleh informasi bahwa pada umumnya

siswa (di atas 80%) di sekolah target dan sekolah kontrol menyatakan setuju bahwa ”Saya

senang belajar bersama dengan siswa lain di kelas”; ”Saya merasa bebas bertanya kepada

teman sekelas”, ketika saya mempunyai kesulitan belajar di kelas; dan ”Saya senang

membantu teman sekelas bila mereka mempunyai kesulitan belajar di kelas.

0 .6 3 0 .0 0

4 .4 2

6 .156 .9 4

10 .77

4 9 .53

6 1.54

3 4 .70

2 1.54

0 .0 0 0 .0 00 .6 3 1.54

6 .6 2 6 .15

4 4 .79

53 .8 5

4 3 .2 2

3 8 .4 6

0 .0 00 .0 00 .6 3 0 .0 0

4 .4 2

6 .15

57. 73

70 .77

3 3 .12

2 3 .0 8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

STS

TS R S

SS

STS

TS R S

SS

STS

TS R S

SS

Bekerja sama dgn siswa lain Kebebasan berdiskusi Bantuan kepada teman sekelas

Lingkungan yang mendukung di antara siswa

PASURUAN

MALANG

Diagram 3.5.3 Lingkungan yang mendukung di antara siswa

8.5.4 Dukungan Orang tua dan Dorongan kepada Siswa

Para siswa juga diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

1) Orang tua saya berpendapat bahwa belajar sungguh-sungguh itu penting;

2) Orang tua saya membantu saya belajar di rumah; dan

3) Orang tua saya menaruh perhatian pada apa yang saya pelajari di sekolah.

Page 135: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

135

0.000.00 1.58

1.541.26

1.54

17.98

36.92

76.34

60.00

2.213.08

15.77

29.23

20.1921.54

40.06 38.46

16.40

7.69

0.001.54

5.36

9.2311.99 12.31

41.01

55.38

40.38

21.54

0

10

20

30

40

50

60

70

80

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Kesungguhan belajar Bantuan orang tua Perhatian orang tua

DUKUNGAN ORANG TUA

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.5.4 Dukungan Orang Tua

Berdasarkan tabel di atas 85,72%% siswa-siswa di sekolah target menyatakan setuju

dan sangat setuju bahwa “Orang tua saya berpendapat bahwa belajar sungguh-sungguh itu

penting”; 58,48,5% siswa menyatakan bahwa “Orang tua saya membantu saya belajar di

rumah”; dan 81,39% siswa menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa “Orang tua saya

menaruh perhatian pada apa yang saya pelajari di sekolah”. Tidak terlalu berbeda respon

siswa di sekolah kontrol rata rata di atas 70% menyatakan setuju pada ketiga pernyataan

tersebut.

Proses Belajar dan Mengajar Sains dan Matematika

Diperkenalkannya Lesson Study ini akan sangat mungkin merubah proses belajar dan

mengajar di dalam kelas. Hal itu diharapkan akan mendorong kerja kelompok di antara

siswa, penggunaan bahan-bahan media yang konkret, dan tukar pendapat selama

pembelajaran. Program tersebut juga mengarah pada peningkatan faktor-faktor hasil

(outcome) seperti minat guru-guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar,

meninkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap mata pelajaran.

8.6.1 Kerja Kelompok

Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini, menyangkut

kerja kelompok:

1) Kami mempunyai kegiatan-kegiatan belajar pada kelompok-kelompok kecil

dalam pembelajaran matematika/sains di kelas kami;

2) Kami mempunyai kelompok diskusi dalam pembelajaran matematika/sains di

Page 136: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

136

kelas kami; dan

3) Guru sains/matematika kami mendorong kami untuk belajar bersama dan

belajar dengan siswa lain.

Respon siswa pada ketiga pernyataan tersebut ditunjukkan pada tabel berikut ini.

29.6526.81

17.98

12.307.899.78

19.24

38.49

5.996.62

20.50

43.53

19.87

5.99

20.82

10.77

24.6226.15

20.00

24.62

4.623.08

18.46

41.54

21.54

15.38

24.62

12.31

6.15

46.15

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar dalam kelompok

kecil

Diskusi Matematika dalam

kelompok

Bantuan guru untuk belajar bersama

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.1a Kerja Kelompok pada Kelas Matematika

Berdasarkan data di atas sekitar 65% menyatakan tidak pernah, jarang, dan kadang-kadang

kegiatan belajar matematika dilaksanakan dalam kelompok kecil, belajar matematika

dalam kelompok dan 55% menyatakan sering dan sangat sering guru memberikan bantuan

dalam belajar bersama. Hal senada disampaikan oleh siswa- siswa dari sekolah kontrol.

Dari analisa terhadap data tersebut maka masih perlu ditingkatkan proses belajar

dilaksanakan dalam kelompok kecil dan diskusi dilaksanakan dalam kelompok, hal ini

diuapayakan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri, berbagi

informasi, meninhgkatkan kemampuan komunikasi matematika dan menghargai pendapat

orang lain.

Untuk pembelajaran Biologi, data yang berkaitan dengan belajar di dalam kelompok

dapat di lihat pada diagram berikut;

Page 137: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

137

2.52

13.85

10.73

27.69

20.50

29.23

41.32

24.62

20.50

4.62

1.58

7.695.68

24.62

16.72

26.15

38.49

30.77

33.44

10.77

3.156.15

9.4610.7711.99

29.23

31.23

32.31

44.16

21.54

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar Biologi dalam

kelompok kecil

Diskusi Biologi dalam

kelompok

Bantuan guru Biologi untuk

belajar bersama

Kerja Kelompok dalam Pelajaran Biologi

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.1b Kerja Kelompok pada Kelas Bologi

Hasil analisa diperoleh informasi bahwa 61,82% siswa menyatakan sering dan

sangat sering proses pembelajaran Biologi dilaksanakan dalam kelompok kecil, 71,93%

menyatakan sering dan sangat sering pembelajaran Biologi dilaksanakan dalam kelompok,

dan 73,39% menyatakan sering dan sangat sering guru memberikan bantuan dalam

menumbuhkan belajar bersama.

Pendapat siswa-siswa dari sekolah kontrol tidak jauh berbeda dengan siswa –siswa

dari kelompok target.

Page 138: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

138

2.52

10.7711.04

18.46

31.86

38.46

34.70

26.15

14.20

6.15

1.58

10.77

7.26

13.85

29.97

38.46

32.18

26.15

23.34

10.77

1.584.62

6.31

10.77

17.98

30.7731.86

36.92

39.12

16.92

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar Kimia dalamkelompok kecil

Diskusi Kimia dalamkelompok

Bantuan guru Kimia untukbelajar bersama

Kerja Kelompok dalam Pelajaran Kimia

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.1c Kerja Kelompok pada Kelas Kimia

Pendapat siswa mengenai diskusi kelompok pada pembelajaran Kimia, diperoleh hasil

sebagai berikut 48,9% siswa menyatakan sering dan sangat sering pembelajarn kimia

dilaksanakan dalammkelompok kecil, 55,42% menyatakan sering dan sangat sering

pembelajaran kimia dlaksanakan secara diskusi dalam kelompok, 70, 98% menyatakan

sering dan sangat sering pada pembelajaran kimia guru memberikan bantuan untuk belajar

bersama. Sedangkan pendapat siswa-siswa dari kelompok kontrol diperoleh hasil

sebaliknya, rata-rata di atas 60% siswa-siswa dari kelompok kontrol merasa tidak pernah,

jarang, dan kadang-kadang pembelajaran kimia dilaksanakan dalam kelompok kecil dan

melakukan diskusi dalam kelompok kecil.

Page 139: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

139

4.10

12.3113.25

21.54

34.07

40.00

32.49

15.38

11.9910.77

3.79

13.85

9.7810.77

31.86

36.92

30.9130.77

18.93

7.69

0.32

10.77

5.99

10.7712.30

30.77

34.70

30.77

44.79

16.92

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S Tp J K

Srg S

Kegiatan belajar Fisikadalam kelompok kecil

Diskusi Fisika dalamkelompok

Bantuan guru Fisika untukbelajar bersama

Kerja Kelompok dalam Pelajaran Fisika

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.1d Kerja Kelompok pada Kelas Fisika

Sedangkan berdasarkan tabel di atas 50 % siswa di sekolah target menyatakan

kadang-kadang kegiatan belajar dilaksanakan pada kelompok-kelompok kecil dalam

pembelajaran Fisika di kelas; kami mempunyai kelompok diskusi dalam pembelajaran

fisika; dan guru fisika kami mendorong kami untuk belajar bersama dan belajar dengan

siswa lain. Sedangkan di sekolah-sekolah kontrol hampir 70% siswa menyatakan tidak

pernah, jarang dan kadang-kadang pembelajajran sains maupun matematika dilaksanakan

dalam kelompok.

8.6.2 Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran yang Konkret

Guru-guru dan para siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut

ini, terkait dengan penggunaan bahan-bahan media pembelajaran yang konkret:

(a). Saya (guru sains/matematika kami) menggunakan alat pembelajaran/alat peraga

yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam pembelajaran di

kelas;

(b).Saya (guru sains/matematika kami) menggunakan alat dan bahan yang tersedia

dalam kehidupan sehari-hari untuk pembelajaran di kelas; dan

(c).Saya membiarkan siswa (kami) terlibat dalam kegiatan seperti percobaan,

Page 140: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

140

menghitung, menggambar, dsb., dalam pembelajaran sains/ matematika.

01.75

0

7.02

50

57.89

50

33.33

0 0 0

5.26

10

5.26

80

45.61

10

43.86

0 0 00 0

5.26

3019.30

60

52.63

10

22.81

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

a b c

Penggunaan Alat Peraga

Malang

Pasuruan

Diagram 8.6.2a Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran

Berdasarkan data yang diperoleh dari guru-guru di sekolah kontrol diperoleh informasi

sebagai berikut 57,89 % menyatakan ragu-ragu bahwa kami sains/matematika

menggunakan alat pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar,

kartu, dsb., dalam pembelajaran di kelas; 80% menyatakan ragu-ragu bahwa kami guru

sains/matematika menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari

untuk pembelajaran di kelas,dan 90% menyatakan ragu-ragu dan sering guru mengajar

melibatkan siswa dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb., dalam

pembelajaran sains/ matematika. Untuk guru-guru di sekolah kontrol diperoleh hal yang

senada.

Berdasarkan pandangan siswa untuk penggunaan media pembelajaran dalam

pembelajaran diperoleh informasi sebagai berikut;

Page 141: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

141

Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Matematika

22.40

30.91

7.573.47

29.65 29.02

15.14 13.56

1.26

18.61

35.96

44.62

7.69

21.54 21.54

29.23

21.54

0.00

9.23 10.77

47.69

30.60

8.206.31

30.6032.31

6.15

1.54

29.23

16.92

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan

sehari-hari

Kesempatan Bereksplorasi

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.2b Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran Matematika

Sekitar 82% menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang proses pembelajaran

matematika menggunakan alat pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta,

grafik, gambar, kartu, dsb., dalam pembelajaran di kelas, 73% menyatakan tidak pernah,

jarang dan kadang-kadang proses pemebalajaran matematika guru menggunakan alat dan

bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari untuk pembelajaran di kelas, dan 65%

siswa menyatakan sering dan sangat sering guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bereksplorasi dalam pembelajaran matematika. Hal yang sama disampaikan oleh

siswa-siswa dari sekolah-sekolah kontrol.

Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Biologi

2 .5 20.00

7 .8 97 .69

25.87

27 .6 9

38.80

47 .6 9

20.82

16.92

1.890 .0 0

10 .73

3.08

23 .03

24.62

40.38

53 .8 5

19 .5618.46

0.000.00

9 .157.69

14.20

16 .9 2

39 .7 5

52.31

34 .38

23 .08

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan

sehari-hari

Kesempatan Bereksplorasi

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.2c Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran Biologi

Pada pembelajaran Biologi di kelompok kontrol diperoleh informasi bahwa 80%

siswa-siswa menyatakan sering dan sangat sering guru biologi menggunakan alat

Page 142: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

142

pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam

pembelajaran di kelas, 83% menyatakan sering dan sangat sering guru biologi kami

menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari untuk

pembelajaran di kelas, dan 85% menyatakan sering dan sangat sering guru membiarkan

kami terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb., dalam

pembelajaran biologi.

2.52

0.00

7.897.69

25.87

27.69

38.80

47.69

20.82

16.92

1.890.00

10.73

3.08

23.03

24.62

40.38

53.85

19.56

18.46

0.000.00

9.15 7.69

14.20

16.92

39.75

52.31

34.38

23.08

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan

sehari-hari

Kesempatan Bereksplorasi

Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Fisika

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.2d Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran Fisika

Untuk proses pembelajaran Fisika sekitar 50% siswa –siswa di sekolah kontrol

menyatakan bahwa sering dan sangat sering guru fisika kami menggunakan alat

pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam

pembelajaran di kelas, 59% menyatakan sering dan sangat sering guru fisika kami

menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari untuk

pembelajaran di kelas, dan 75%% menyatakan sering dan sangat sering guru membiarkan

kami terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb., dalam

pembelajaran Fisika.

Page 143: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

143

5.997.69

13.25

20.00

2 2.71

29.23

38.17

33.85

16.09

9.23

2.843.08

14.83

10.77

21.14

26.15

37.54

49.23

17.98

10.77

0.6 30 .00

6.6 2

1.54

10.09

13.85

39.12

55.38

39.75

29.23

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan

sehari-hari

Kesempatan Bereksplorasi

Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Kimia

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.2d Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran Kimia

Sedangkan untuk proses pembelajaran Kimia di atas 50% siswa –siswa di sekolah

kontrol menyatakan bahwa sering dan sangat sering guru kimia kami menggunakan alat

pembelajaran/alat peraga yang bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam

pembelajaran di kelas, 55% menyatakan sering dan sangat sering guru kimia kami

menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari untuk

pembelajaran di kelas, dan 77% menyatakan sering dan sangat sering guru membiarkan

kami terlibat dalam kegiatan seperti percobaan, menghitung, menggambar, dsb., dalam

pembelajaran Kimia. Pendapat siswa di sekolah kontrol mengenai hal ini persentasinya

lebih tinggi.

8.6.3 Tukar Pendapat

Guru-guru dan para siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan

berikut ini, menyangkut tukar-menukar pendapat:

(a). Dalam kelas saya (sains/matematika kami), saya (guru) mendorong siswa (kami)

mendengarkan gagasan dan pimikiran siswa lain;

(b). Dalam kelas saya (sains/matematika kami), siswa (saya) merasa senang bertukar

pendapat dan pikiran siswa lain; dan

(c). Siswa (saya) dapat memperdalam pemahaman mereka (saya) ketika mendengarkan

pendapat dan pikiran siswa lainnya.

Tabel di bawah ini menunjukkan data respon siswa dan guru tentang pernyataan tersebut.

Page 144: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

144

00 01.75

0

7.02

45

56.1455

35.09

0 0 0

1.750

12.28

82

59.65

1826.32

0 0 03.51

18

17.54

73

54.39

9

24.56

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

a b c

Tukar Pendapat

Malang

Pasuruan

Diagram 8.6.3a Tukar Pendapat Menurut Pandangan Guru

Sekitar 91% guru-guru di sekolah target menyatakan sering dan sangat sering

mendorong siswa mendengarkan gagasan dan pimikiran siswa lain; 85,97% menyatakan

sering dan sangat sering dalam kelas saya, saya merasa senang jika siswa dapat bertukar

pendapat dan pikiran siswa lain; dan 78,95% saya dapat memperdalam pemahaman mereka

ketika mendengarkan pendapat dan pikiran siswa lainnya

Menurut pendapat siswa aktiviats tukar pendapat dalam proses belajar mengajar

adalah sebagai berikut;

4.73

10.7710.41

18.4617.98

16.92

38.17

43.08

23.66

10.77

2.210.00

11.04 9.23

26.18

16.92

36.28

53.85

20.8220.00

1.26 0.00

9.4610.77

23.03

24.62

38.17

47.69

23.97

16.92

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Tp J K

Srg S

Dorongan untuk mendengar pendapat bertukar pikiran dengan siswa lain Pemahaman mendalam dgn tukar pendapat

Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Matematika

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.3b Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Matematika

Page 145: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

145

Siswa-siswa di sekolah-sekolah target, sekitar 61,95% menyatakan sering dan sangat

sering guru matematika mendorong saya mendengarkan gagasan dan pimikiran siswa lain;

sekitar 59% menyatakan sering dan sangat sering dalam kelas matematika kami merasa

senang bertukar pendapat dan pikiran siswa lain, dan 62% menyatakan sering dan sangat

sering saya dapat memperdalam pemahaman saya ketika mendengarkan pendapat dan

pikiran siswa lainnya. Demikian juga pendapat siswa-siswa dari sekolah-sekolah kontrol,

bahkan persentase yang menyatakan sering dan sangat sering lebih tinggi dibandingkan

dengan sekolah target.

Tidak jauh berbeda pendapat siswa mengenai tukar pendapat yang dilakukan ketika

pada proses belajar mengajar Biologi, Fisika dan Kimia, sebagaimana disajikan pada tabel-

tabel di bawah ini.

0.321.54

4.736.15

17.9815.38

42.90

61.54

28.71

15.38

0.630.00

5.366.15

22.7121.54

41.64

52.31

25.24

20.00

1.260.00

7.269.23

20.8223.08

39.75

47.69

29.02

20.00

0

10

20

30

40

50

60

70

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Dorongan untuk mendengar pendapat bertukar pikiran dengan siswa lain Pemahaman mendalam dgn tukar

pendapat

Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Bologi

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.3c Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Biologi

Page 146: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

146

1.26

7.69 6.94

13.85

19.24

32.31

38.1736.92

29.34

9.23

0.631.54

6.31

13.85

23.97

20.00

39.75

49.23

25.87

15.38

0.321.54

7.57

10.77

26.81

24.62

34.07

47.69

26.50

15.38

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Dorongan untuk mendengar

pendapat

bertukar pikiran dengan siswa

lain

Pemahaman mendalam dgn

tukar pendapat

Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Fisika

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.3c Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Fisika

1. 5 8

4 . 6 25 . 3 6

7 . 6 9

2 3 . 0 32 1.5 4

4 1.0 1

4 7 . 6 9

2 4 . 6 1

18 . 4 6

0 . 3 21. 5 4

6 . 6 2

9 . 2 3

2 6 . 18

18 . 4 6

4 0 . 3 8

5 0 . 7 7

2 3 . 0 3

2 0 . 0 0

0 . 6 3

3 . 0 8

6 . 3 1

10 . 7 7

2 9 . 3 42 7 . 6 9

3 8 . 173 6 . 9 2

2 2 . 4 02 1. 5 4

0

10

20

30

40

50

60

Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S

Dorongan untuk mendengar

pendapat

bertukar pikiran dengan siswa

lain

Pemahaman mendalam dgn

tukar pendapat

Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Kimia

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.6.3b Tukar Pendapat dalam Pembelajaran Kimia

8.6.4 Ketertarikan Guru-guru dalam Pembelajaran

Guru-guru diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini,

menyangkut minat mereka berinteraksi dengan siswa selama pembelajaran:

1) Saya tertarik pada proses dan kemajuan belajar perorangan siswa;

2) Saya tertarik pada bagaimana siswa bekerja sama dalam pembelajaran kelas

saya; dan

3) Saya banyak belajar dari para siswa dalam pembelajaran kelas saya.

Page 147: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

147

Diagram di bawah ini menunjukkan jawaban guru terhadap pembelajaran sains dan

matematika.

0

1.750

3 .51

18

1.75

6 4

73 .6 8

18

19 .3 0

0

1.750

3 .51

181.75

6 4

70 .18

182 2 .8 1

0 0

185.2 6

188 .77

6 4

6 6 .6 7

0

19 .3 0

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

a b c

Ketertarikan Guru

Ketertarikan Guru

M alang

Pasuruan

Diagram 8.6.4 Ketertarikan Guru-guru dalam Pembelajaran

Pada diagram batang di atas diperoleh informasi pendapat guru mengenai

ketertarikan mereka proses belajar siswa-siswanya. 92.98% guru menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa mereka tertarik pada proses dan kemajuan belajar perorangan siswa,

92,99% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka Saya tertarik pada bagaimana

siswa bekerja sama dalam pembelajaran kelas saya, dan 85,97% menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa mereka banyak belajar dari para siswa dalam pembelajaran kelasnya.

8.7 Hasil Belajar Siswa

Salah satu tujuan dari program ini adalah meningkatkan kemampuan belajar siswa

dalam bidang sains dan matematika. Kemampuan belajar ini dapat diukur dari dua sisi: sisi

kognitif (atau akademik) dan sisi afektif. Hasil tes akademik (TA) sains dan matematika dan

hasil UAN digunakan sebagai indikator dari aspek kognitif capaian siswa. Pemahaman dan

minat siswa dalam pelajaran serta ketertarikan siswa terhadap sekolah digunakan sebagai

indikator dari aspek berikutnya.

Page 148: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

148

8.7.1 Tes Akademik

Hasil tes akademik Sains (Fisika, Kimia, Biologi) dan Matematika di sekolah Target

dan sekolah kontrol ditunjukkan pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 8.7.1a Skor Tes Akademik di Sekolah- Sekolah Target

Test N Maximum Minimum Mean SD Biologi 294 5.333333 0 2.76644 1.131086

Fisika 294 8.666667 0,7 3.498866 1.417628

Kimia 294 8 0 3.380952 1.437089

Matematika 294 6,8 0,8 3.7292517 1.091651

Table 8.7.1b Skor Tes Akademik Sekolah –Sekolah Kontrol

Test N Maximum Minimum Mean SD

Biologi 71 5.333333 0 3.43662 1.201311

Fisika 71 8 0 4.244131 1.653239

Kimia 71 7.333333 0 3.821596 1.473395

Matematika 71 6.8 0 4.095774 1.325727

Selanjutnya nilai rata-rata Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi di atas disajikan

dalam diagram batang sebagai berikut;

Rata-Rata Nilai Matematika dan Sains

3.733.5 3.38

2.77

4.14.24

3.82

3.44

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Mat Fisika Kimia Biologi

Nil

ai

rata

-rata

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.1 Rata-rata Nilai Akademik Matematika dan Sains

Dari diagram tersebut dapat dilihat secara keseluruhan rata-rata nilai Matematika,

Kimia, Fisika dan Biologi dari siswa-siswa di sekolah-sekolah target lebih rendah dari nilai

Page 149: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

149

siswa di kelompok kontrol.

8.7.2 Nilai UAN

Diagram di bawah ini menyajikan hasil UAN untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk Wilayah Pasuruan – Malang.

a. Nilai UAN untuk Kota Pasuruan

NILAI UAN MATEMATIKA

8.198.63

7.76

8.9 8.92

7.96

6.17

7.25

5.47

8.06

6.83

8.72

7.427.85

9.6

8.157.58

7.98 8.087.81

7.22

8.98 8.939.49

0

2

4

6

8

10

12

2005 2006 2007

SMA Yayasan Pandoan

SMAN 2 Pasuruan

SMA Grati Pasuruan

SMA Muhammadiyah

SMA N 3 Pasuruan

SMA N 1 Bangil

SMA N 1 Pasuruan

SMA Yadika Bangil

Diagram 8.7.2a. Nilai UAN Matematika di Kota Pasuruan

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat dilihat pada tahun 2005 nilai UAN

Matematika yang tertinggi adalah 8,9 diperoleh oleh SMAN 2 Pasuruan, tahun 2006

dengan nilai 9,06 dicapai oleh SMAN 11 Bangil , dan tahun 2007 dengan nilai 8,93 dicapai

oleh SMAN 1 Bangil dan SMAN 1 Pasuruan.

Page 150: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

150

NILAI UAN BAHASA INDONESIA

7.637.83

7.34

8.82 8.91

8.06

6.18

7.65

6.99

8.018.47

7.017.41

8.16

7.72

7.28 7.25

8.18

7.46

9.31

8.06

9.098.47

6.54

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2005 2006 2007

SMA Yayasan Pandoan

SMAN 2 Pasuruan

SMA Grati Pasuruan

SMA Muhammadiyah

SMA N 3 Pasuruan

SMA N 1 Bangil

SMA N 1 Pasuruan

SMA Yadika Bangil

Diagram 8.7.2b. Nilai UAN Bhs. Indonesia di Kota Pasuruan

Untuk pelajaran Bahasa Indonesia, pada tahun 2005 nilai tertinggi dicapai oleh SMAN 2

Pasuruan dengan nilai 8,82, tahun 2006 nilai tertinggi dicapai oleh SMAN 1 Bangil

dengan nilai 9.31 dan tahun 2007 nilai tertinggi dicapai oleh SMAN 1 Bangil dan SMAN 1

Pasuruan dengan nilai 8.47.

NILAI UAN BAHASA INGGRIS

8.38

7.437.15

6.8

8.06

7.41

5.7

6.26

3.7

8.35

7.61 7.6

9.269.71

9.23

7.917.71

7.97.6 7.63

7.96

6.27

7.848.08

0

2

4

6

8

10

12

2005 2006 2007

SMA Yayasan Pandoan

SMAN 2 Pasuruan

SMA Grati Pasuruan

SMA Muhammadiyah

SMA N 3 Pasuruan

SMA N 1 Bangil

SMA N 1 Pasuruan

SMA Yadika Bangil

Diagram 8.7.2c. Nilai UAN Bhs. Inggris di Kota Pasuruan

Page 151: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

151

Untuk pelajaran Bahasa Inggris, pada tahun 2005-2007 nilai tertinggi diperoleh oleh

SMAN 1 Bangil dengan nilai berturut-turur 9,26; 9,27; dan 9,23, nilai terendah tahun

2005-2007 diperoleh oleh SMAN Yadika Bangil dengan nilai berturut-turut 5,7; 6,26 dan

3.7.

b. Nilai UAN di Kabupaten Malang

Nilai UAN untuk sekolah sampel di Kabupaten Malang disajikan pada tabel di bawah ini;

Tabel 8.7.1 Nilai UAN di Malang

Sekolah Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika

2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007

SMAN Shalahuddin 0 0 0 0 0 0 0 0

0

SMAN 8 Malang 7.75 9.05 8.36 7.73 8.9 8.59 7.47 7.93 7.74

8.7.3 Pemahaman dan Minat Siswa dalam Sains dan Matematika

Siswa diminta untuk memberi penilaian pada tiga pernyataan berikut ini:

1) Pada umumnya saya (Kebanyakan siswa saya) mengerti dan dapat mengikuti

pembelajaran sains/matematika di kelas (saya);

2) Saya (Saya rasa kebanyakan siswa saya) senang belajar pada pelajaran

sains/matematika (saya); dan

3) Saya (Saya rasa kebanyakan siswa saya) ingin belajar sains/matematika

(pelajaran saya) di kelas yang lebih tinggi.

Berikut disajikan respon siswa-siswa dari sekolah-sekolah target dan kontrol

terhadap pertanyaan di atas,

Page 152: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

152

0.320.0 02.21

0.0 0

31.86

23 .08

4 2.5 9

6 1.5 4

16.4015 .38

0.6 30 .00

3.7 9

0 .00

2 7.7 6

18.4 6

41.01

56 .92

23 .3 4

24 .6 2

0 .950.00

2 .844.62

23 .66

2 0.0 0

35 .65

46.15

32 .49

29 .23

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Mengerti dan dapat mengikutipel

Senang belajar Ingin Belajar Matematika ditingkat lebih tinggi

Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran Matematika

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.7.3a Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Pada pembelajaran Matematika sekitar 60% siswa-siswa menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa pada umumnya mereka mengerti dan dapat mengikuti pembelajaran

matematika di kelas, 63% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka senang

belajar pada pelajaran matematika, dan 68% menyatakan setuju dan sangat setuju mereka

ingin belajar matematika di kelas yang lebih tinggi. Hal senada disampaikan oleh siswa-

siswa dari kelompok kontrol dengan persentase yang jauh lebih tinggi, dibandungkan

dengan persentase dari kelompok target.

Sedangkan pada pembelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi respon siswa-siswa adalah

sebagai berikut:

Page 153: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

153

Diagram 8.7.3b Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran

Fisika

Diagram 8.7.3c. Ketertarikan dan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran Kimia

0.320.002.84

7.69

38.17

49.23

44.16

35.38

10.097.69

0.320.002.523.08

29.65

40.00

49.8447.69

14.51

9.23

0.320.002.84

6.15

28.7130.77

40.38

47.69

22.40

15.38

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Mengerti dan dapat mengikuti

pel

Senang belajar Ingin Belajar Matematika di

tingkat lebih tinggi

Ketertarikan dan Pemahaman Siswa akan Mata Pelajaran Fisika

PASURUAN

MALANG

0.000.002.521.54

31.86

18.46

47.95

69.23

13.5610.77

0.000.00 0.950.00

28.08

23.08

46.06

61.54

20.82

15.38

0.001.54

3.153.08

24.6126.15

40.3843.08

28.0826.15

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Mengerti dan dapat mengikuti

pel

Senang belajar Ingin Belajar Matematika di

tingkat lebih tinggi

Ketertarikan dan Pemahaman Siswa akan Mata Pelajaran Kimia

PASURUAN

MALANG

Page 154: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

154

0.000.00 0.631.54

19.24

24.62

54.89

63.08

20.82

10.77

0.000.00 1.263.08

10.4113.85

57.4160.00

26.8123.08

0.630.00 0.63

4.62

16.4020.00

41.32

46.15

36.91

29.23

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Mengerti dan dapat mengikuti

pel

Senang belajar Ingin Belajar Matematika di

tingkat lebih tinggi

Pemahaman dan Ketertarikan Siswa akan Mata Pelajaran Biologi

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.7.3d Pemahaman dan Ketertarikan Siswa terhadap Pelajaran Biologi

Dari ketiga diagram di atas terlihat bahwa pemahaman dan ketertarikan siswa-siswa

terhadap mata pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi dari kelompok kontrol lebih baik

daripada siswa-siswa di kelompok target.

8.7.4 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Matematika dan Sains

Untuk mengungkap kepuasan siswa terhadap pelajaran Matematika dan sains

kepada siswa diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut;

1). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains)sulit dipelajari.

2). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) yang dipelajari menarik.

3). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) yang dipelajari mudah Saya pahami

4). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains) berguna untuk kehidupan sehari-hari.

5). Saya rasa materi pelajaran matematika (sains)berguna untuk mempelajari ilmu lain

Berikut disajikan diagram jawaban siswa terhadap pelajaran Matematika dan Sains

Page 155: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

155

6.946.15

24.29

36.9235.02

38.46

25.24

15.38

5.363.08

0 0

7.57

1.54

39.1226.15

40.0664.62

9.787.69

0.950

6.94

13.85

51.4241.54

29.3440.00

5.684.62

0 01.263.08

14.20

23.08

47.6349.23

31.86

24.62

0 02.52

0

3.793.08

41.64

46.15

41.01

36.92

0

10

20

30

40

50

60

70

STS

Matematika sulit

dipelajari

STS

Materi

Matematika

menarik

STS

Materi

Matematika

mudah dipahami

STS

Materi

Matematika

berguna

STS

Materi

Matematika

berguna untuk

ilmu lain

Kepuasan Siswa Terhadap Pelajaran Matematika

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.4 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Matematika dan Sains

Dari diagram kepuasan siswa terhadap pelajaran Matematika di atas diperoleh

informasi sekitar 65% siswa-siswa di sekolah target menganggap matematika merupakan

mata pelajaran yang sulit, s3kitar 50% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

Matematika merupakan suatu materi yang menarik, 60% menyatakan tidak setuju dan ragu-

ragu bahwa materi-materi matematika mudah dipelajari, 79% siswa menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa materi Matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan 82%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi matematika berguna dalam membantu

mata pelajaran yang lain. Hal senada disampaikan oleh siswa-siswa dari sekolah kontrol.

Page 156: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

156

2.840

18.6115.38

38.4932.31

26.5035.38

7.5716.92

0.951.54

7.5718.46

34.7033.85

44.79

40.00

10.736.15

2.524.62

7.8921.54

58.9955.38

18.9316.92

4.421.54

00 01.54

10.0912.31

51.74

58.46

34.07

27.69

0 0

5.683.08

12.62

26.15

51.7453.85

30.60

16.92

0

10

20

30

40

50

60

STS

Fisika sulit

dipelajari

STS

Materi

Fisika

menarik

STS

Materi

Fisika

mudah

dipahami

STS

Materi

Fisika

berguna

sehari-hari

STS

Materi

Fisika

berguna

untuk ilmu

lain

Kepuasan Siswa Terhadap Pelajaran Fisika

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.5a Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Fisika

Pada pelajaran Fisika diperoleh informasi sekitar 57% siswa-siswa di sekolah

target menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, sekitar 51% menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa fisika merupakan suatu materi yang menarik, 68%

menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa materi-materi fisika mudah dipelajari, 75%

siswa menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi fisika berguna dalam kehidupan

sehari-hari, dan 82% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi fisika berguna

dalam membantu mata pelajaran yang lain. Hal senada disampaikan oleh siswa-siswa dari

sekolah kontrol.

Sedangkan untuk pelajaran Kimia diperoleh informasi seperti pada diagram di

bawah ini, sekitar 65% siswa-siswa di sekolah target menganggap kimia merupakan mata

pelajaran yang sulit, sekitar 59% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kimia

merupakan suatu materi yang menarik, 58% menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa

materi-materi kimia mudah dipelajari, 80% siswa menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa materi kimia berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan 73% menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa materi kimia berguna dalam membantu mata pelajaran yang lain. Hal

senada disampaikan oleh siswa-siswa dari sekolah kontrol.

Page 157: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

157

7.26

3.08

19.5

35.38

38.8041.54

20.8218.46

4.731.54

00

5.367.69

30.9129.23

45.11

50.77

14.5112.31

1.580

7.5

13.85

49.8438.46

29.3441.54

7.576.15

000.951.54

14.51

23.08

53.3158.46

27.13

16.92

0 0

5.99

0

22.08

29.23

46.06

60

25.5

10.77

0

10

20

30

40

50

60

STS

Kimia sulit

dipelajari

STS

Materi Kimia

menarik

STS

Materi Kimia

mudah

dipahami

STS

Materi Kimia

berguna

sehari-hari

STS

Materi Kimia

berguna

untuk ilmu

lain

Kepuasan Siswa Terhadap Pelajaran Kimia

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.5b Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Kimia

12.318.46

38.4930.77

27.4429.23

11.9918.46

1.893.08

0.320

2.844.629.46

20.00

55.84

50.77

28.3924.62

0.320

2.524.62

35.65

43.0845.43

40.00

11.0412.31

000.32

02.843.08

44.1649.2348.58

47.69

0.320

4.42

0

13.25

33.85

45.1144.62

35.65

21.54

0

10

20

30

40

50

60

STS

Biologi sulit

dipelajari

STS

Materi

Biologi

menarik

STS

Materi

Biologi

mudah

dipahami

STS

Materi

Biologi

berguna

sehari-hari

STS

Materi

Biologi

berguna

untuk ilmu

lain

Kepuasan Siswa Terhadap Pelajaran Biologi

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.5c Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Biologi

Pada pelajaran Biologi diperoleh informasi sekitar 65% siswa-siswa di sekolah

target menganggap Biologi merupakan mata pelajaran yang sulit, sekitar 59% menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa Biologi merupakan suatu materi yang menarik, 58%

Page 158: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

158

menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa materi-materi Biologi mudah dipelajari, 80%

siswa menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi Biologi berguna dalam kehidupan

sehari-hari, dan 71% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi Biologi berguna

dalam membantu mata pelajaran yang lain. Hal senada disampaikan oleh siswa-siswa dari

sekolah kontrol.

Selanjutnya pada kuosioner yang disampaikan pada siswa-siswa di sekolah-sekolah

target dan sekolah- sekolah kontrol, diajukan pertanyaan mengenai pandangan mereka

terhadap proses pembelajaran matematika dan sains. Pernyataan yang diajukan adalah

sebagai berikut;

1). Saya rasa kegiatan belajar Matematika (sains) yang dilakukan menyenangkan.

2). Semangat belajar Saya tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar Matematika

(sains)yang dilakukan.

3). Saya rasa kegiatan belajar matematika (sains) yang dilakukan membosankan.

4). Saya malas mengikuti kegiatan belajar matematika(sains).

Informasi yang diperoleh disajikan pada empat diagram di bawah

ini.

Page 159: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

159

3 . 7 9

0

11. 6 7

6. 15

3 4 .0 7

2 0

3 5 . 3

6 7 .6 9

11.0 4

6 . 15

1. 2 6

0

8 . 8 3

3 . 0 8

3 8 .8 0

4 0 .0 0

3 4 .0 74 7 .6 9

11. 9

9 . 2 3

12 . 3 0

10 . 7

3 2 .8 1

6 0 . 0 0

2 9 . 6 5

2 3 . 0 8

16 .0 96 .15

6 . 6 2

0

2 3 .3 42 0 .0 0

3 5 .6 5

58 . 4 6

2 3 . 9 7

15 . 3 8

9 .15

6 . 15

0 . 6 3

0

0

10

20

30

40

50

60

70

STS

Pembelajaran

Matematika

menyenangkan

STS

Semangat tinggi

STS

belajar Matematika

membosankan

STS

malas belajar

matematika

Pandangan Siswa Tentang Belajar Matematika

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.5d Pandangan Siswa tentang Belajar Matematika

Dari diagram di atas diperoleh informasi sebagai berikut; sekitar 47% siswa

menyatakam setuju dan sangat setuju bahwa mereka menganggap kegiatan belajar

Matematika yang dilakukan menyenangkan, 45% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa semangat belajar mereka tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar Matematika yang

dilakukan, 22% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kegiatan belajar matematika

yang dilakukan membosankan, dan 10% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

mereka malas mengikuti kegiatan belajar matematika.

Page 160: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

160

1.580

7.8 9

3 .0 8

3 7.54

3 5.3 8

3 7.54

52 .3 1

11.3 6

9 .2 3

0 .6 3

0

13 .2 5

4 .6 2

4 0 .3 8

4 4 .6 2

3 6 .2 8

4 4 .6 2

11.9 9

6 .1

14 .2 0

13 .8 5

3 9 .12

4 9 .2 3

2 9 .3 43 0 .77

11.3 6

6 .15

1.2 6

0

2 1.4 5

16 .9 2

3 3 .12

6 1.54

2 9 .6 5

18 .4 6

4 .73

3 .0 80 .9 5

00

10

20

30

40

50

60

70

STS

Pembelajaran Kimia

menyenangkan

STS

Semangat tinggi

STS

belajar Kimia

membosankan

STS

malas belajar Kimia

Pandangan Sisw a Tentang Belajar Kimia

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.5e Pandangan Siswa tentang Belajar Kimia

Sedangkan untuk pelajaran Kimia dari diagram di atas diperoleh informasi sebagai

berikut; sekitar 48% siswa menyatakam setuju dan sangat setuju bahwa mereka

menganggap kegiatan belajar Kimia yang dilakukan menyenangkan, 48% menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa semangat belajar mereka tinggi ketika mengikuti kegiatan

belajar Kimia yang dilakukan, 12% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kegiatan

belajar Kimia yang dilakukan membosankan, dan 5% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa mereka malas mengikuti kegiatan belajar kimia.

Page 161: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

161

0.633.08

6.3112.31

33.75

41.5443.85

35.38

11.677.69

0.631.54

9.7813.85

37.85

50.77

41.64

26.15

10.097.69

13.889.23

39.4340.00

32.1829.23

9.4620

1.581.54

19.8716.92

39.1238.46

23.9735.38

5.689.23

1.580

0

10

20

30

40

50

60

STS

Pembelajaran

Fisika

menyenangkan

STS

Semangat tinggi

STS

belajar Fisika

membosankan

STS

malas belajar

Fisika

Pandangan Siswa Tentang Belajar Fisika

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.5f Pandangan Siswa tentang Belajar Fisika

Pada pelajaran Fisika dari diagram di atas diperoleh informasi sebagai berikut;

sekitar 54% siswa menyatakam setuju dan sangat setuju bahwa mereka menganggap

kegiatan belajar Fisika yang dilakukan menyenangkan, 51% menyatakan setuju dan sangat

setuju bahwa semangat belajar mereka tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar Fisika

yang dilakukan, 11% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kegiatan belajar Fisika

yang dilakukan membosankan, dan 7% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka

malas mengikuti kegiatan belajar Fisika.

Untuk pelajaran Biologi dari diagram di bawah diperoleh informasi sebagai berikut;

sekitar 82% siswa menyatakam setuju dan sangat setuju bahwa mereka menganggap

kegiatan belajar Biologi yang dilakukan menyenangkan, 63% menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa semangat belajar mereka tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar

Biologi yang dilakukan, 23% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kegiatan belajar

Biologi yang dilakukan membosankan, dan 9% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

mereka malas mengikuti kegiatan belajar Biologi.

Page 162: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

162

0 0

1.264.62

12.62

29.23

56.47

46.15

25.55

20.00

0 0

8.526.15

26.50

35.38

48.26

43.08

19.2415.38

22.7118.46

49.21

43.08

18.6123.08

4.415.38

0.320

29.0223.08

43.5346.15

15.46

21.54

2.219.23

0.630

0

10

20

30

40

50

60

STS

Pembelajaran

Biologi

menyenangkan

STS

Semangat tinggi

STS

belajar Biologi

membosankan

STS

malas belajar

Biologi

Pandangan Siswa Tentang Belajar Biologi

Pasuruan

Malang

Diagram 8.7.5g Pandangan Siswa tentang Belajar Biologi

Data ini menunjukkan bahwa meskipun belajar matematika dan Sains itu sulit tapi

mereka masih mempunyai rasa tanggung jawab untuk tetap belajar matematika dan Sains,

hal ini ditunjukkan bahwa mereka tidak setuju bahwa belajar matematika dan Sains

membosankan dan tidak setuju bahwa mereka malas belajar matematika dan Sains.

Selanjutnya disajikan diagram respon siswa terhadap aktivitas pada waktu belajar

Matematika dan Sains;

Untuk mengungkap aktivitas siswa pada waktu belajar matematika dan sains, respon

siswa diungkap melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1). Kegiatan belajar matematika dan Sains yang dilakukan memberikan kesempatan

kepada Saya dan teman-teman bertukar pikiran.

2). Pada belajar matematika dan Sains yang dilakukan, saya dan teman-teman lebih

banyak mendengarkan daripada melakukan sesuatu.

3). Saya bersama teman-teman aktif dalam kegiatan belajar matematika (Sains) yang

dilakukan

Page 163: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

163

4). Saya bersama teman-teman bekerjasama dalam kegiatan belajar matematika

(sains)

Berikut disajikan respon siswa dari sekolah–sekolah target dan sekolah kontrol

mengenai aktivitas belajar mereka untuk mata pelajaran matematika dan sains.

0.630.00

6.311.54

19.5618.46

53.00

72.31

17.67

7.693.47

1.54

25.55

44.62

25.8726.15

31.86

23.08

9.784.620.32

0.00

4.423.08

36.59

24.62

39.43

60.00

12.3012.31

0.320.000.95

1.54

15.7715.38

55.21

75.38

23.97

7.69

0

10

20

30

40

50

60

70

80

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

Kesempatan

bertukar pikiran

belajar

Matematika

hanya

belajar

Matematika

dengan aktif

belajar

Matematika

secara

Aktifitas Belajar Matematika

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.7.5h Aktivitas Belajar Matematika

Berkaitan dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa diperoleh informasi

sebagai berikut, pada pembelajaran Matematika sekitar 67% siswa menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa kegiatan belajar matematika yang dilakukan memberikan kesempatan kepada

saya dan teman-teman bertukar pikiran, 40% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa belajar

matematika yang dilakukan lebih banyak mendengarkan daripada melakukan sesuatu, 51%

menyatakan setuju dan sangat setuju mereka aktif dalam kegiatan belajar matematika yang

dilakukan, dan 79% menyatakan setuju dan sangat setuju mereka bekerjasama dalam

kegiatan belajar matematika.

Aktivitas siswa-siswa pada pembelajaran fisika dapat dilihat pada diagram di bawah

ini dengan informasi sebagai berikut; sekitar 80% siswa menyatakan setuju dan sangat

setuju bahwa kegiatan belajar Fisika yang dilakukan memberikan kesempatan kepada saya dan

teman-teman bertukar pikiran, 41% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa belajar Fisika

yang dilakukan lebih banyak mendengarkan daripada melakukan sesuatu, 56% menyatakan

Page 164: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

164

setuju dan sangat setuju mereka aktif dalam kegiatan belajar Fisika yang dilakukan, dan

74% menyatakan setuju dan sangat setuju mereka bekerjasama dalam kegiatan belajar

matematika.

0.320.00

8.20

4.62

12.9315.38

63.0964.62

17.0315.38

3.15

6.15

21.14

29.2330.28

40.00

30.28

18.46

5.056.15

0.631.544.10

7.69

36.28

40.0042.27

44.62

12.62

6.15

0.320.001.891.54

20.1921.54

52.37

63.08

21.45

13.85

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Kesempatan bertukar

pikiran

belajar Fisika hanya

mendengarkan

belajar Fisika dengan aktif belajar Fisika secara

kolaboratif

Aktifitas Belajar FisikaPASURUAN

MALANG

Diagram 8.7.5i Aktivitas Belajar Fisika

Sedangkan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa pada peljaran Kimia

diperoleh informasi sebagai berikut, sekitar 72% siswa menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa kegiatan belajar kimia yang dilakukan memberikan kesempatan kepada saya dan teman-

teman bertukar pikiran, 30% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa belajar kimia yang

dilakukan lebih banyak mendengarkan daripada melakukan sesuatu, 59% menyatakan

setuju dan sangat setuju mereka aktif dalam kegiatan belajar kimia yang dilakukan, dan

73% menyatakan setuju dan sangat setuju mereka bekerjasama dalam kegiatan belajar

Kimia.

Page 165: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

165

0.630.00

4.734.62

19.56

13.85

55.52

70.77

17.03

10.77

4.424.62

20.82

38.4637.2236.92

26.18

16.92

5.363.08

0.320.00

4.104.62

30.6027.69

48.90

56.92

11.9910.77

0.630.003.153.08

18.6116.92

55.21

69.23

18.30

10.77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Kesempatan bertukar pikiran belajar Kimia hanya

mendengarkan

belajar Kimia dengan aktif belajar Kimia secara

kolaboratif

Aktifitas Belajar Kimia P ASURUA N

M A LANG

Diagram 8.7.5j Aktivitas Belajar Kimia

0.000.00

5.367.69

10.73

15.38

56.7860.00

26.81

16.92

5.996.15

23.3423.0823.66

20.00

30.91

38.46

7.89

12.31

0.000.001.58

7.69

18.93

27.69

57.41

52.31

17.98

12.31

0.320.001.58

3.08

10.73

18.46

56.15

69.23

27.13

9.23

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS

Kesempatan bertukar

pikiran

belajar Biologi hanya

mendengarkan

belajar Biologi dengan

aktif

belajar Biologi secara

kolaboratif

Aktifitas Belajar Biologi

PASURUAN

MALANG

Diagram 8.7.5k Aktivitas Belajar Biologi

Dan untuk aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa pada pelajaran Biologi

diperoleh informasi sebagai berikut, sekitar 73% siswa menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa kegiatan belajar Biologi yang dilakukan memberikan kesempatan kepada saya dan teman-

teman bertukar pikiran, 37% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa belajar Biologi yang

Page 166: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

166

dilakukan lebih banyak mendengarkan daripada melakukan sesuatu, 75% menyatakan

setuju dan sangat setuju mereka aktif dalam kegiatan belajar Biologi yang dilakukan, dan

83% menyatakan setuju dan sangat setuju mereka bekerjasama dalam kegiatan belajar

Biologi.

8.7.6 Tanggapan Guru terhadap Penelitian Tindakan Kelas

Berkaitan dengan penelitian tindakan kelas kepada guru-guru diajukan beberapa

pertanyaan mengenai rencana dan pelaksanaan PTK. Adapun pertanyaan yang diajukan

adalah;

(a). Selama menjadi guru saya melakukan PTK

(b). Selama menjadi guru saya berdiskusi bersama guru sejawat membahas

permasalahan pembelajaran.

(c). Bersama guru sejawat saya mendiskusikan alternative solusi pembelajaran.

(d). Bersama guru sejawat saya menyusun rencana PTK.

(e). Dalam melakukan PTK saya berkolaborasi dengan PT.

(f). Setelah selesai PTK saya mempublikasikan dalam jurnal atau sejenisnya.

(g). Setelah selesai PTK saya mempresentasikan dalam seminar.

Jawaban guru-guru terhadap pertanyaan tersebut disajikan pada diagram di bawah

ini.

Page 167: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

167

Pelaksanaan PTK

17

50

42

8

42

50

8

50

100100

91

50

25

8

2525

9

000000000000000000

21

2

26

5

70

25

712

19

35 32

9

4

53

19

14 11

40

26

2

82

792

74

4 4

86

20 0 0 0 0 0

0

20

40

60

80

100

120

a b c d e f g

Malang

Pasuruan

Diagram 8.7.6a. Pelaksanaan PTK

Sekitar 88% guru-guru menyatakan tidak pernah, jarang dan ragu-ragu bahwa

selama menjadi guru mereka melakukan PTK, 78% menyatakan sering dan selalu mereka

berdiskusi bersama guru sejawat membahas permasalahan pembelajaran, 81% menyatakan

sering dan selalu bersama dengan guru sejawat mendiskusikan alternative solusi

pembelajaran, 91% menyatakan tidak pernah, jarang, dan kadang-kadang bersama dengan

guru lain menyusun rencana PTK, 82% menyatakan tidak pernah melakukan PTK

berkolaborasi dengan PTK, 91% menyatakan tidak pernah mempublikasikan hasil

penelitian dalam jurnal atau sejenisnya, dan 100% menyatakan tidak pernah dan jarang

mempresentasikan dalam seminar. Hal senada disampaikan oleh guru-guru dari sekolah-

sekolah kontrol.

Selanjutnya untuk mengungkap pentingnya penelitian tindakan kelas untuk guru

diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagi berikut;

(a). Saya tertarik pada PTK

(b). PTK merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan peningkatan

profesionalisme saya.

Page 168: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

168

(c). PTK penting bagi saya karena dapat meningkatkan kemampuan saya

meneliti.

(d). PTK penting bagi saya untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan

pembelajaran.

(e). PTK penting bagi saya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Informasi yang diperoleh dari guru-guru di sekolah target dan sekolah kontrol

adalah sebagai berikut.

Pentingnya PTK83

8

75

8

75

8 8 8 8 8 8

00000000

17

75

8 8

83

8

39

23

12

4

19

56

5

61

74

74

61

70

5

000000000

25

35

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

a b c d eM alang

Pasuruan

Diagram 8.7.6b. Pentingnya PTK

Sembilan puluh lima persen guru-guru di sekolah target menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa guru-guru tertarik pada PTK, 97% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa PTK merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan peningkatan profesionalisme

guru, 93% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa PTK penting bagi guru karena dapat

meningkatkan kemampuan guru meneliti, 84% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

PTK penting bagi guru untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran, dan

95% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa PTK penting bagi guru untuk

Page 169: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

169

meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendapat serupa disampaikan pula oleh guru-guru

dari sekolah-sekolah kontrol.

Untuk mengetahui kegunaan PTK , kepada guru-guru di sekolah target dan

kontrol diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;

(a). Saya merasa PTK berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(b). Saya merasa PTK berguna untuk menambah angka kredit kenaikan pangkat.

(c). Saya merasa PTK berguna untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi

sertifikasi guru.

(d). Saya merasa PTK berguna untuk meningkatkan suasana akademik sekolah.

Jawaban guru terhadap pertanyaan di atas dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Kegunaan PTK

8

17

8

82

9

58

88

17

83

66

9

25

0 0 0 0 0 0 0

25

2

25

19

2

2523

5

27

522

39

7

66

9

64

53

20

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

ST

S

TS R S

SS

a b c d

M alang

Pasuruan

Diagram 8.7.6c. Kegunaan PTK

Dari diagram di atas diperoleh informasi 100 % guru menyatakan setuju dan sangat

setuju bahwa PTK berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 64% menyatakan

Page 170: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

170

setuju dan sangat setuju bahwa PTK berguna untuk menambah angka kredit kenaikan

pangkat, dan 91% ,emyatakan setuju dan sangat setuju bahwa PTK berguna untuk

meningkatkan suasana akademik sekolah. Berdasarkan analisa terhadap diagram tabel yang

sama jawaban guru-guru di sekolah-sekolah menjawab hal yang senada.

Selanjutnya untuk mengungkap kesulitan guru-guru dalam melaksanakan PTK

diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;

(a). Saya mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah.

(b). Saya mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah.

(c). Saya mengalami kesulitan dalam menyusun proposal PTK.

(d). Saya mengalami kesulitan dalam menyusun alat pengumpul data.

(e). Saya mengalami kesulitan dalam melaksanakan PTK

(f). Saya mengalami kesulitan dalam menulis laporan.

(g). Saya belum memahami prosedur PTK

Informasi dari guru-guru di sekolah target dan sekolah kontrol dapat dilihat pada

diagram di bawah ini;

Page 171: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

171

42

8

50

88

58

42

17

8

33

17

33 33

42

27

9

25

33

8

33

17

0000000

8

42

8

17

9

55

8

303234

4

32

2

25

38

2

30 32

2

16

41

9

2

23

36

72

26

9

2

21

38

7

2

32

29

7

30

5

32 3229

0

10

20

30

40

50

60

70

a b c d e f g

Kesulit an PTKM alang

Pasuruan

Diagram 8.7.6d. Kesulitan PTK

Dari diagram di atas diperoleh informasi 59% menyatakan sangat tidak setuju, tidak

setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi

masalah, 62% menyatakan sangat tidak satuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah, 50% menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menyusun proposal

PTK, 57% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam menyusun alat pengumpul data, 57% menyatakan sangat tidak

setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam

melaksanakan PTK, 55% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu

bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menulis laporan, dan 50 % menyatakan tidak

setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru belum memahami prosedur PTK. Sementara itu

guru-guru dari kelomopok kontrol di atas 50% menyatakan sangat tidak setuju, tidak

setuju, dan ragu-ragu untuk seluruh pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan

pelaksanaan PTK.

Page 172: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

172

9. HASIL ANALISIS DATA KUALITATIF KOTA/KAB PASURUAN

9.1 Hasil Analisis Pembelajaran

a. Pembelajaran Fisika

Secara umum kegiatan pembelajaran untuk matapelajaran fisika di kelas X salah

satu SMA Sampel masih belum baik. Dalam beberapa hal ada yang perlu dibenahi sehingga

dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berimbas pada peningkatan capaian

belajar siswa. Berdasarkan kuantisasi hasil observasi menggunakan skala Likert pada proses

pembelajaran yang telah dilakukan dari seluruh aspek diperoleh skor rerata 53,25 dari skor

tertinggi 100. Hal ini dapat disimpulkan, kebanyakan indicator kualitas proses pembelajaran

perlu ditingkatkan, khususnya pada aspek kegiatan awal, kegiatan inti, dan pengelolaan

hands-on activity.

Pembelajaran Fisika di SMA Sampel lainnya diperoleh hasil observasi sebagai

berikut.

Kegiatan awal/ pendahuluan:

• Guru menuliskan Tujuan Pembelajaran

• Appersepsi kurang menarik minat siswa

• Ilustrasi guru kurang menarik

• Siswa pasip/tidak memberikan pertanyaan

• Siswa tidak membantu menyiapkan alat-alat.

Kegiatan Inti • Siswa pasif

• Siswa mengambil data

• Jumlah siswa dalam kelompok terlalu besar

• Media tidak cukup memadai

• Terjadi diskusi kelompok oelh sebagian kecil siswa

• Siswa memperoleh data dari percobaan

• Papan tulis digunakan secara proporsional

• Sebagian besar siswa pasip

• Siswa tidak terdororng untuk berpartisipasi dan berprestasi

Kegiatan Akhir

• Siswa tidak memberi contoh dan mengaplikasikan konsep

Page 173: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

173

• Siswa mengerjakan evaluasi

• Sebagian siswa dapat membuat rangkuman pada akhir pembelajaran

b. Pembelajaran Matematika

Secara umum pelajaran matematika di Kelas XI-A Salah satu SMA sampel

berlangsung lancar. Guru mengawali pelajaran dengan meminta beberapa siswa menuliskan

hasil kerja menyelesaikan soal latihan matematika di rumah pada pelajaran sebelumnya.

Setelah itu baru guru memulai pelajaran materi berikutnya dengan menjelaskan

konsep ”Turunan atau persamaan diferensial”. Dalam menjelaskan konsep turunan guru

mengambil contoh kasus rumus kecepatan dalam pelajaran fisika. Selanjutnya dibahas satu

contoh soal. Berikutnya siswa diminta mengerjakan soal latihan dalam buku paket. Pada

saat siswa mengerjakan soal latihan ini guru berkeliling mendampingi kerja siswa. Dalam

mengerjakan soal latihan ini tidak dibentuk kelompok atau kerja secara individual, siswa

kadang-kadang hanya berdiskusi dengan teman di sebelahnya. Kegiatan ini berlangsung

sampai waktu dua jam pelajaran selesai. Sebelum mengakhiri guru meminta siswa

meneruskan pekerjaannya di rumah.

Jadi secara umum pembelajaran ini berlangsung secara konvensional, kurang

kontekstual, dan tidak dibentuk kelompok kerja/belajar.

Hasil observasi Proses Pembelajaran dengan mengambil seorang guru matematika

dan seorang guru sains sebagai sampelnya dan hasilnya sebagai berikut di bawah:

1. Aspek membuka pelajaran yang meliputi 6 indikator, dapat disimpulkan bahwa untuk

pembelajaran matematika berkatagori cukup baik (indikasi 2), sedang pembelajaran

sains berkatagori cukup baik (indikasi 3). Namun tidak nampak kelihatan siswa yang

merumuskan permasalahan dan membantu menyiapkan alat/media yang diperlukan saat

pembelajaran berlangsung (indikasi 1)

2. Aspek kegiatan inti yang meliputi 16 indikator, dapat disimpulkan telah berjalan dengan

baik untuk kedua mata pelajaran, yaitu matematika dan sains (indikasi 3), hanya

peranan siswa untuk urun pendapat dan melakukan investigasi masih belum nampak

(indikasi 1) dan nampaknya masih terdapat beberapa siswa yang nampak tertekan

(indikasi 1).

Page 174: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

174

3. Aspek kegiatan akhir/pemantapan yang meliputi 4 indikator, telah dilakukan guru

matematika dengan baik (indikasi 4) dan dengan cukup baik (indikasi 3) oleh guru

sains.

Aspek kegiatan praktikum (hand-on activity) yang meliputi 5 indikator, pada indikator

pertama guru matematika dan sains telah melakukannya sesuai dengan tujuan

pembelajaran (indikasi 3 dan 4). Namun 4 indikator berikutnya yang ada, yaitu arahan

kegiatan praktek, teknik laboratorium yang benar dan aman, peralatan buatan guru dan

pengembangan keterampilan proses tidak nampak dilakukan guru baik matematika maupun

sains (indikasi 1).

c. Hasil Observasi Pembelajaran Kimia

Kegiatan Awal/ Pendahuluan

• Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran;

• Guru memberi apersepsi;

• Siswa memperhatikan dan menangkap tujuan pembelajaran, dan menjawab pertanyaan

yang diberikan Guru.

Kegiatan Inti

• Guru melakukan pembelajaran dengan tanya jawab, dan hasilnya ditulis di papan tulis;

• Guru membentuk 6 kelompok dari 39 siswa;

• Guru memberi soal ke masing-masing kelompok;

• Diskusi kelompok kurang maksimal;

• Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi kelompok.

• Guru tidak membahas hasil diskusi;

• Siswa tidak mempunyai buku paket, yang ada buku LKS.

Kegiatan Akhir/ Penutup

• Guru tidak merangkum dan tidak mengajak siswa merangkum

• Guru memberi tugas di LKS;

• Guru berjanji mengoreksi hasil diskusi, dan mengembalikan hasil diskusi pada

pertemuan berikutnya

Page 175: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

175

9.2 Hasil Wawancara kepada Kepala Sekolah Guru dan Siswa

a. Kapasitas guru

Kinerja guru matematika dansains pada umumya cukup baik, kolaborasi atar guru

cukup baik. Upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru yaitu dengan mencari

peluang untuk mengikutkan guru ke berbagai kegiatan. Sebagian besar guru matematika

dan sains telah kompeten dalam bidangnya.

Interaksi antarguru di sekolah baik, sikap guru matematika dan sains juga baik.

Semua guru matematika dan sains terlibat dalam MGMP, kepala sekolah selalu mendorong

dan memonitor guru yang mengikuti MGMP. Selain MGMP kegiatan akademik yang

dilakukan/ diikuti oleh guru matematika dan sains di luar sekolah adalah mengikuti

pelatihan.

b. Implemetasi kegiatan MGMP

Kontribusi sekolah terhadap kegiatan MGMP diwujudkan dengan mendanai

kegiatan tersebut yang dibajetkan oleh MKKS. Kegiatan MGMP yang didaai miimal 10 kali

dalam satu tahun.Kepala sekolah memberdayakan guru dalam kegiatan MGMP dengan cara

mengundang guru untuk mengikuti MGMP karena kepala sekolah sangat mendukung

kegiatan MGMP. Saran yang duiusulkan kepala sekolah adalah dana untuk MGMP jika bisa

tidak hanya dari sekolah melainkan ada kontribusi dari daerah melalui APBD.

c. Pengelolaan laboratorium

Laboratorium dan kelas berfungsi ganda sebagai laboratorium dan sebagai ruang

kelas. Ada laboran khusus sebagai teaga pegelola. Kepala sekolah megusahakan

pengadaan/pemeliharaan alat-alat laboratorium. Laboratorium belum memadai sehigga

alat/media masih belum tertata dengan baik, alat peraga sebagian disimpan di almari guru,

sebagian lagi di laboratorium. Hanya ada satu laboratorium untuk sains.

Bajet yang diguakan untuk mengelola laboratorium relatf sedikit dan belum

mencukupi untuk memfasilitasi kegiatan laboratorium. Masalah yang dihadapi dalam

pengelolaan laboratorium adalah sarana kurang mencukupi, bahan untuk kegiatan

Page 176: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

176

laboratorium sulit diadakan.

Guru matematika memiliki alat peraga (media/maipulatif) untuk pembelajarannya

yang diusahakan oleh sekolah dan guru yang bersangkutan. Alat peraga tersebut disimpan

di atas almari di ruang guru dan ruang lainnya karena sekolah belum memiliki almari

khusus untuk peyimpanan alat peraga tersebut.

Terkait dengan pengelolaan laboratorium ada SMA yang memiliki lab bahasa, lab

komputer, lab kimia yang masih jadi satu dengan lab biologi, dan lab fisika yang sekarang

digunakan untuk kelas karena lab fisika peralatannya masih belum memadai (kurang).

Rencananya akan dibuatkan lab kimia tersendiri beserta isinya. Masing-masing lab ada

pengelola dan ada laborannya. Untuk memfasilitasi kegiatan laboratorium, ada anggaran

dari pemkot dan juga diambilkan dari dana SPP. Besar anggaran untuk kegiatan lab IPA

sekitar 20 juta per tahun, sedangkan untuk lab komputer sekitar 72 juta pertahun. Dana

sebesar itu nampaknya sudah cukup untuk memfasilitasi kegiatan laboratorium.

Dalam mengelola laboratorium IPA, masalah yang sering dihadapi adalah pengelola

lab IPA terlalu keras dalam mengelola lab, sehingga guru-guru IPA menjadi enggan

menggunakan fasilitas lab ataupun melakukan kegiatan laboratorium/praktikum. Masalah

yang lain adalah kemauan guru untuk melakukan kegiatan praktikum kurang.

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran matematika, sekolah juga telah

menyediakan alat peraga walaupun jumlah dan jenisnya belum memadai (sedikit). Untuk

alat peraga tertentu biasanya dibuat sendiri oleh guru atau bahkan siswa. Karena belum

mempunyai ruang khusus, maka alat peraga ini biasanya disimpan di ruang guru atau di

tempat lain, misalnya di gudang atau di lab pembelajaran.

d. Perecanaan Pembelajaran

Guru Sains maupun matematika wajib membuat silabus, mereka menyiapkan

memerlukan waktu 2-3 minggu.Bahan ajar tidak mereka siapkan, yang ada LKS produk

MGMP. Fasilitas yang dimiliki untuk menunjang pembelajaran berupa alat peraga buatan

guru (matematika), sedang untuk sains ada beberapa torso dan sedikit mikroskop, gelas

kimia dan statif. Alat peraga untuk menunjang pembelajaran tidak cukup, seringkali alat

yang penting tidak ada.

Kegiatan hand-on sering dilakukan, misalnya menentukan tinggi pohon untuk

matematika dengan menggunakan alat buatan sendiri; Sedangkan untuk Sains misalnya:

Gerak melingkar beraturan dengan menggunakan stopwatch, penggaris,alat senmtripetal;

Page 177: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

177

Uji bahan makanan dengan menggunakan tabung reaksi, pipet, reagent. Kegiatan

pembelajaran yang tanpa praktikum dilakukan di kelas, sedangkan kegiatan pembelajaran

yang ada praktikumnya dilakukan di laboratorium. Mengingat laboratorium yang dipunyai

sekolah hanya satu yaitu laboratorium IPA, sementara kegiatan praktikum IPA yang

meliputi Fisika, Kimia dan Biologi sering dilakukan, maka sering berbenturan jam

praktikum antara ke tiga matapelajaran tersebut. Hal ini diatasi oleh guru dengan cara

mengatur kegiatan. Apabila praktikumnya tidak memerlukan banyak alat laboratorium

dilakukan di kelas, misalnya pengmatan morfologi alat perkembangbiakan pada tumbuhan.

Guru melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil dalam pembelajarannya.

Evaluasi/asesmen dilakukan dengan menilai pelaksanaan praktikum sampai membuat

lapora percobaan, tugas, portofolio, catatan harian dan tes tulis.

Secara umum guru belum merasa puas dalam setiap kegiatan pembelajarannya.

Masalah yang timbul antara lain kurangnya fasilitas belajar siswa, sarana dan prasarana

yang belum mencukupi. Hal ini diatasi dengan memfungsikan ganda ruang kelas dan

laboratorium, membuat alat peraga sendiri tetapi penyimpanannya masih berantakan di atas

almari atau di ruang yang kosong karena tidak adanya lemari khusus untuk menyimpan alat

peraga.

Guru Sains dan matematika selalu berupaya untuk membelajarkan lebih baik

daripada pembelajaran sebelumnya. Upaya yang dilakukan guru yaitu bertukar wawasan

sesama guru di sekolah, atau melalui MGMP. Disamping itu guru mengikuti pelatihan

pembelajaran.

Guru matematika tidak mengharuskan siswa untuk memiliki buku wajib, guru

menyarankan siswanya memiliki buku apa saja asal relevan. Sedangkan guru Sains

mewajibkan sekurang-kurangnya buku paket, dan karangan M. Purba untuk Kimia.

Disamping itu guru memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menggunakan buku

terbitan Erlangga, menggunakan buku terbitan Erlangga, Yudistira atau buku lain yang

relevan

Frekuensi kegiatan laboratorium yang dilakukan oleh guru Sains sangat banyak,

lebih enam kali dalam satu semester karena hampir semua topik ada kegiatan praktikumnya.

Akibatnya penggunaan ruang lab. sangat padat dan sering berbenturan jam praktikum antara

matapelajaran Fisika, Kimia dan Biologi; untuk mengatasinya praktikum juga dilaksanakan

di kelas.

Petunjuk praktikum tidak selalu disiapkan sendiri oleh guru. Sebagian guru telah

Page 178: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

178

berusaha membuat skenario praktikum untuk pembelajarannya, sebagian yang lain

menggunakan produk MGMP.

Kegiatan praktikum dilaksanakan oleh kelompok-kelompok siswa, setiap kelompok

terdiri dari 4-5 orang. Mengingat keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah, guru

mengupayakan untuk memanfaatkan alat sederhana dan terjangkau yang dapat disiapkan

oleh sekolah maupun siswa. Kendala yang dihadapi guru sains adalah kurungnya alat da

bahan yang diperlukan untuk kegiatan laboratorium.

LKS yang digunakan untuk kegiatan laboratorium secara umum merupaka hasil dari

MGMP. Ada sebagian guru yang telah menyiapkan LKS untuk kegiatan laboratorium.

Melalui kegiatan laboratorium siswa mendapatkan pengalaman belajar nyata dan

lebih mengena, sehingga siswa lebih memahami inti materi pembelajaran. Siswa diberi

kesempatan oleh guru sains untuk melakukan pengamatan, mengumpulkan data, mengolah

data, menyimpulkan dan mempresetasikan hasil percobaan. Evaluasi kegiatan laboratorium

yang dilakuka guru sains adalah evaluasi proses dan hasil, disamping membuat laporan

percobaan dan portofolio.

e. Persepsi dan Kinerja

Persepsi guru matematika dan sains mengeai pembelajaran matematika dan sains

ada yang sudah baik, namun ada pula yang masih belum kompeten. Masalah yang dihadapi

guru dalam pembelajaran adalah sulitnya siswa memahami konsep. Adapun upaya yang

dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar atara lain menyampaikan

materi melalui praktek di laboratorium, belajar kelompok, memberikan tugas-tugas kepada

siswa. Guru sudah pernah mencobakan inovasi dalam pembelajarannya untuk mencari

solusi pembelajaran yang efektif. Menurut pendapat guru inovasi yang harus dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan sains adalah inovasi

pembelajaran yang dapat membuat siswa mampu mengkonstruksi materi secara mandiri

dengan pemahamannya sendiri, supaya mudah dipahami dan bertahan lebih lama

diingatanya.

Guru matematika dan sains merasa sudah bekerja secara optimal, namun bukan

berarti sudah puas.Guru masih ingin meningkatkan kemampuan terutama model-model

pembelajaran yang baru.

Suasana akademik di sekolah meurut guru matematika dan sains sudah kondusif.

Guru juga melakuka kegiatan kolaborasi dengan guru sesama bidang studi melalui MGMP,

Page 179: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

179

dalam satu tahun ada 10 kali pertemuan di MGMP. Semua guru matematika da sains terlibat

dalam kegiatan MGMP. MGMP cukup memfasilitasi guru untuk berkembang. Kegiatan

yang biasa dilakuka MGMP yaitu membuat perencanaan pembelajaran.

f. Persepsi Siswa

Siswa tidak megalami kesulitan dalam pelajaran sains dan matematika, menurut

siswa kalau belajar pasti bisa. Siswa menyenangi matematika dan sains karena jawabannya

pasti, dan cara mempelajarinya terus-menerus.

Kegiatan pembelajaran matematika dan sains membuat siswa dapat memahami

palajaran dengan baik. Media yang sering dipakai dalam pembelajaran matematika adalah

penggaris, busur, segitiga. Kesulitan yang sering dialami siswa adalah memahami konsep

dan teori. Siswa bertanya kepada guru atau teman jika belum mengerti tentang materi yang

dipelajari di kelas. Buku sains / matematika yang digunakan di sekolah adalah terbitan

Grafindo. Di samping itu siswa juga memiliki buku terbitan Erlangga, Yudistira, dan

Cempaka Putih.

9.3 Kondisi dan Situasi Sekolah

Fisik bangunan sekolah mada umumnya cukup mamdai, walaupun ada beberapa

bangunan lama namun juga ada beberapa banguna baru hasil rehab. Khususnya ruang kerja

kepala sekolah, ruang guru dan ruang tata usaha cukup representatif dengan fasilitas yang

memadai. Demikian juga pemanfaatan juga cukup efektif, artinya aktivitas kerja kepala

sekolah, guru dan tenaga administrasi cukup aktif dengan tugas masing-masing.

Perpustakaan untuk siswa juga cukup memadai dengan kapasitas tempat duduk

untuk baca kurang lebih 50 orang, jumlah koleksi buku yang cukup.

Ruang BP untuk kegiatan konseling juga tersedia dengan fasilitas yang memadai,

namun saat itu tidak ada aktivitas bimbingan dari guru BP. Halaman sekolah cukup luas,

yang meliputi halam depan dan halaman tengah, dengan aktivitas saat itu adalah olah raga,

sepak bola, bola volly, dll.

Kamar mandi/WC tersedia dalam julah cukup, terpisah antara WC putra dan putri.

Namun perawatan fasilitas kamar mandi dan WC masih perlu ditingkatkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang meliputi KIR, Olah raga, Pramuka, juga berjalan

dengan baik.

Page 180: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

180

Kondisi dan Situasi Kelas

Ruang kelas untuk sekitar 36-40 siswa cukup memadai, yakni berukuran sekitar 8x8

m2. Penataan tempat duduk konvensional atau berjajar, dengan 1 anak 1 kursi, dan 2 anak 1

meja. Fasilitas poster atau gambar-gambar yang mendukung pelajaran masih kurang.

Penerangan ruang kelas cukup memadai, baik dari penerangan alami dengan matahari

maupun dengan lampu listrik. Kebersihan ruang kelas secara umum cukup terpelihara,

aktivitas belajar juga cukup tertitip.

Kondisi dan Situasi Laboratorium

Labotarorium Sains ada dua ruangan. Satu ruang lebih khusus untuk laboratorium

kimia, dan satu ruangan untuk fisika. Sementara biologi dapat menggunakan keduanya.

Untuk mengamankan kerja siswa disediakan jas lab untuk siswa dan guru. Alat lab tersedia

cukup walaupun perlu penambahan dan peremajaan. Perawatan atau kebersihan ruang

laboratorium perlu ditingkatkan, terutama berkaitan dengan masalah debu. Penerangan dan

ventilasi lab secara alamiah dari matahari agak kurang, dari listrik cukup. Pengamanan alat

dan bahan lab di ruang persiapan cukup memadai namun perawatannya perlu ditingkatkan.

10. KESIMPULAN

10.1 Informasi Pribadi Responden

Ø Kepala Sekolah

Dari ketiga wilayah yang disurvey, seluruh kepala sekolah yang mengisi angket

terdiri dari 30 orang, 24 orang berasal dari kepala sekolah dari kelompok target dan 6 orang

kepala sekolah dari kelompok kontrol. Informasi tingkat pendidikan kepala sekolah adalah

sebagai berikut; di kabupaten Karawang masih terdapat 1 orang kepala sekolah yang

berpendidikan D3. Pada umumnya pendidikan kepala sekolah dari ketiga wilayah tersebut

berpendidikan S1. Yang paling menonjol adalah tingkat pendidikan kepala sekolah di

Surabaya, karena dari 8 orang kepala sekolah semuanya berpendidikan S2. Sedangkan di

Malang semuanya berpendidikan S1, tidak ada yang S2. Tiga orang berlatar belakang

pendidikan bidang Matematika, 4 orang berlatang belakang pendidikan Fisika, dan 22

orang yang lainnya berlatang belakang pendidikan lain-lain, dan 1 orang tidak mengisikan

jawaban untuk pertanyaan ini.

Ø Guru

Seluruh guru sampel dari ketiga wilayah berjumlah 167 orang, tingkat pendidikan

Page 181: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

181

guru mulai dari D1 sampai S2. Namun demikian yang berpendidikan D1 hanya 1 orang

yang berasal dari Wilayah Karawang-Purwakarta. Pada umumnya tingkat pendidikan guru-

guru adalah S1, sedangkan guru-guru yang paling banyak dengan tingkat pendidikan S2

(ada 6 orang) adalah Wialayah Surabaya. Sebaliknya wilayah yang tidak memiliki guru

dengan tingkat pendidikan S2 adalah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.

Dan dari 148 orang guru yang menjawab angket untuk pertanyaan ini, untuk masing-

masing wilayah mayoritas latar belakang pendidikan guru adalah bidang Matematika,

disusul Fisika. Sedangkan guru di Pasuruan dan Surabaya tidak ada yang berlatar belakang

bidang Kimia. Jumlah guru yang mengajar ditempat lain paling banyak berasal dari

Wilayah Pasuruan-Malang sebanyak 12 orang, disusul Wilayah Karawang-Purwakarta

sebanyak 10 orang, dan terakhir Wilayah Surabaya-Gersik sebanyak 5 orang.

Ø Pejabat Dinas Pendidikan

Informasi untuk baseline survey diungkap pula dari pejabat pendidikannya. Data

yang diperoleh mengenai tingkat pendidikan para pejabat pendidikan adalah sebagai

berikut jumlah seluruh pejabat pendidikan yang disurvey ada 19 orang. Berdasarkan data

tingkat pendidikan para pejabat pendidikan adalah S1 dan S2.

10.2 Informasi Sekolah

Ø Rasio Guru dan Siswa

Rasio antara guru dan siswa yang mendekati ideal adalah di Kabupaten Malang (1

:12) artinya 1 orang guru membina 12 orang siswa, sedangkan di kabupaten Karawang,

beban guru lebih berat karena 1 orang guru harus membina 24 orang siswa.

Rata-rata siswa putus sekolah 80 orang pertahun untuk Wilayah Karawang-

Purwakarta, 61 orang untuk Wilayah Pasuruan-Malang, dan 3 orang untuk Wilayah

Surabaya-Gersik Sidoarjo. Sedangkan rata-rata siswa yang tidak naik kelas untuk masing-

masing wilayah adalah 13 orang untuk Wilayah Karawang-Purwakarta, 40 orang untuk

Wilayah Pasuruan-Malang, 7 orang untuk Wilayah Surabaya-Gresik Sidoarjo. Dengan

demikian Wilayah yang siswanya paling banyak drop out adalah Wilayah Karawang –

Purwakarta, dan siswa yang apling banyak tidak naik kelas ada di Wilayah Pasuruan-

Malang.

Page 182: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

182

10.3 Kegiatan MGMP

Ø Pengetahuan dan Keterlibatan Kepala Sekolah dalam Kegiatan MGMP

Kepala sekolah-kepala sekolah di masing-masing wilayah rata-rata sudah

mengetahui isi dari kegiatan MGMP dan pernah mengikuti kegiatan tersebut.

Ø Partisipasi Guru dalam Kegiatan MGMP

Kebanyakan guru - guru dari Wilayah Karawang-Purwakarta dan Wilayah Pasuruan-

Malang telah mengikuti kegiatan MGMP, sedangkan di Wilayah Surabaya-Gersik hanya

sekitar 40% yang telah mengikuti kegiatan MGMP, sehingga khusus untuk Wilayah

Surabaya-Gersik, guru-gurunya lebih didorong untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Ø Kekuatan dan Kelemahan MGMP-MIPA

Guru, kepala sekolah dan pejabat dinas pendidikan yang menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa kegiatan MGMP berdampak pada penambahan pengetahuan hanya

didukung oleh kurang dari 48% guru-guru, 37,5% kepala sekolah, meskipun demikian

pejabat dinas memberikan respon positif terhadap kegiatan tersebut. Guru-guru lebih setuju

untuk menyatakan bahwa kegiatan MGMP hanya sebagai forum untuk bertukar fikiran.

Sedangkan kegiatan MGMP kurang memberikan kesempatan untuk meningkatkan

kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan metode pembelajaran, dan

menyelesaikan persoalan kelas. Dengan demikian forum MGMP selanjutnya diharapkan

dapat mengakomodasi segala yang menjadi kebutuhan guru.

Adapun yang menjadi kelemahan dari kegiatan MGMP menurut guru, kepala,

sekolah dan pejabat dinas pendidikan adalah; “Kegiatan MGMP Kurang memperoleh

dukungan dan sumber daya (dana dan fasilitas) secara memadai”. Sedangkan pendapat guru

yang paling menonjol tentang kelemahan kegiatan MGMP adalah “Hanya sejumlah kecil

guru menghadiri kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil survey tersebut diharapkan para

pelaksana kegiatan MGMP menperhatikan aspek-aspek tersebut.

Ø Kebutuhan Guru

Di ketiga wilayah rata-rata di atas 80% guru menyatakan kebutuhannya dalam

memperdalam penguasaan materi ajar; 77% dalam meningkatkan kemampuan dan

keterampilan mengajar; 50% dalam memahami proses belajar siswa. Sedangkan terhadap

pertanyaan objektivitas dari kepala sekolah guru yang merespon hanya 29% dan kebutuhan

untuk mendapat kesempatan berdiskusi rata-rata 50%. Dengan demikian kebutuhan guru

untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah pendalaman materi, keterampilan

Page 183: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

183

mengajar, pemahaman proses mengajar, dan kesempatan untuk berdiskusi. Sedangkan

untuk pentingnya objektivitas penilaian dari kepala sekolah para guru tidak menganggap

sebagai suatu kebutuhan yang sangat penting.

Ø Materi dan Rencana Kegiatan MGMP

Rencana kegiatan MGMGP, sekitar 75% guru-guru tidak begitu mendukung

terhadap pernyataan “Kegiatan MGMP harus direncanakan pada tingkat yang lebih

bawah”, “kegiatan MGMP harus dihadiri oleh semua guru tidak hanya perwakilan saja”,

dan “kegiatan MGMP harus dilaksanakan lebih sering”. Hal ini mungkin disebabkan

kurangnya kesadaran guru tentang pentingnya kegiatan MGMP. Sedangkan para kepala

sekolah berpendapat sebaliknya. Namun untuk pernyataan ”Semua guru harus diberi

kesempatan untuk menghadiri kegiatan MGMP, dan “ Kegiatan MGMP harus memperoleh

dukungan dana” sekitar 80% guru dan kepala sekolah menyatakan setuju dan sangat setuju.

Ø Sikap dan Kepedulian Pejabat Dinas Pendidikan terhadap MGMP

Para pejabat dinas pendidikan di setiap wilayah akan mendukung dan mendorong

terlaksana kegiatan MGMP. Berdasarkan informasi dari guru, kepala sekolah dan

pejabat dinas pendidikan bahwa kegiatan MGMP berdampak pada penambahan

pengetahuan hanya didukung oleh kurang dari 48% guru-guru, 37,5% kepala

sekolah, meskipun pejabat dinas memberikan respon positif terhadap kegiatan

tersebut. Guru-guru lebih setuju untuk menyatakan bahwa kegiatan MGMP hanya

sebagai forum untuk bertukar fikiran. Sedangkan kegiatan MGMP kurang

memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan akademik, meningkatkan

kemampuan metode pembelajaran, dan menyelesaikan persoalan kelas. Dengan

demikian forum MGMP selanjutnya diharapkan dapat mengakomodasi segala yang

menjadi kebutuhan guru.

10.4 Manajemen Sekolah

Ø Kepemimpinan Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil survey menunjukkan bahwa kepala sekolah target menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa secara teratur kepala sekolah memeriksa rencana

pembelajaran yang disusun guru; secara teratur melakukan kunjungan kelas untuk

memantau dan mensupervisi proses pembelajaran dalam kelas; serta memberikan

Page 184: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

184

penghargaan khusus kepada guru-guru yang bekerjasama untuk meningkatkan kinerja

sekolah.

Disamping itu guru dan kepala sekolah di ketiga wilayah menyatakan bahwa kepala

sekolah target menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan ”secara teratur

kepala sekolah memeriksa rencana pembelajaran yang disusun guru”; secara teratur

melakukan kunjungan kelas untuk memantau dan mensupervisi proses pembelajaran dalam

kelas; serta memberikan penghargaan khusus kepada guru-guru yang bekerjasama untuk

meningkatkan kinerja sekolah.

Ø Komunikasi dan Partisipasi

Komunikasi antara guru dan kepala sekolah dalam menentukan kebijakan,

membahas permasalahan serta tentang komite sekolah merupakan kondisi awal yang perlu

diketahui. Berdasarkan hasil survey untuk ketiga wilayah di atas dapat dilihat bahwa,

sekitar diatas 80% guru dan kepala sekolah menyatakan setuju dan sangat setuju pada

pernyataan guru-guru terlibat dalam perumusan kebijakan dan perencanaan di sekolah, tidak

ragu berbicara pada kepala sekolah mengenai masalah yang dihadapi dalam pembelajaran

dan menajemen kelas, dan memiliki komite sekolah yang aktif mendukung peningkatan

kualitas/kinerja sekolah.

Ø Prioritas Pengembangan Guru

Program pengembangan guru di sekolah merupakan informasi awal yang penting

untuk diketahui sebagai gambaran kondisi awal tentang persepsi kepala sekolah dan guru.

Para pejabat dinas pendidikan di setiap wilayah akan mendukung dan mendorong terlaksana

kegiatan MGMP. Disamping itu pada umumnya kepala sekolah dan guru di sekolah target

dan sekolah kontrol menyatakan bahwa; Pelatihan guru merupakan salah satu prioritas

sekolah, Guru-guru diberi cukup waktu untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan

pengembangan guru, dan Guru-guru (kami) didorong untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan baru dalam pembelajaran.

10.5 Budaya Sekolah

Ø Kesejawatan dan Dukungan Antar Guru

Berdasarkan data hasil survey sebagian besar guru di sekolah target dan sekolah

kontrol di ketiga wilayah di atas 80% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa: guru

Page 185: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

185

merasa nyaman ketika bekerja dengan guru-guru yang lain di sekolah ; guru merasa bebas

untuk mendiskusikan masalah-masalah pekerjaan dengan guru lain; dan guru merasa bebas

untuk meminta nasehat dan saran dari guru lain dalam hal mengajar. Sedangkan 25 %

lainnya merasa ragu-ragu terhadap ketiga pernyataan tersebut.

Ø Dukungan Guru Terhadap Siswa

Dari analisa terhadap hasil angket, guru-guru masih perlu meningkatkan perhatian

terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa-siswa mereka, karena kurang dari 50%

siswa yang merasa diperhatikan oleh guru ketika mereka sedang bermasalah.

Ø Lingkungan yang Mendukung diantara Siswa

Berdasarkan data diperoleh informasi bahwa pada umumnya siswa (di atas 80%) di

sekolah target dan sekolah kontrol di ketiga wilayah menyatakan setuju bahwa ”Saya

senang belajar bersama dengan siswa lain di kelas”; ”Saya merasa bebas bertanya kepada

teman sekelas”, ketika saya mempunyai kesulitan belajar di kelas; dan ”Saya senang

membantu teman sekelas bila mereka mempunyai kesulitan belajar di kelas.

Ø Dukungan dan Dorongan Orang Tua Kepada Siswa

Pada umumnya siswa di sekolah target dari ketiga wilayah menyatakan setuju bahwa

“Orang tua saya berpendapat bahwa belajar sungguh-sungguh itu penting”; “Orang tua saya

membantu saya belajar di rumah”; dan “Orang tua saya menaruh perhatian pada apa yang

saya pelajari di sekolah”. Tidak terlalu berbeda respon siswa di sekolah kontrol rata rata di

atas 79% menyatakan setuju pada ketiga pernyataan tersebut.

10.6 Proses Pembelajaran Matematika dan Sains

Ø Kerja Kelompok

Hasil analisa terhadap data diperoleh informasi pembelajaran matematika belum

memanfaatkan secara maksimal pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk belajar

dalam kelompok. Disamping itu masih perlu ditingkatkan proses belajar dilaksanakan

dalam kelompok kecil dan diskusi dilaksanakan dalam kelompok, hal ini diupayakan untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri, berbagi informasi, meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika dan menghargai pendapat orang lain.

Ø Penggunaan Bahan-bahan Media Pembelajaran yang Konkret

Berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran yang konkret diperoleh

informasi untuk sekitar rata-rata 82% menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang

proses pembelajaran matematika menggunakan alat pembelajaran/alat peraga yang

Page 186: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

186

bervariasi, seperti; peta, grafik, gambar, kartu, dsb., dalam pembelajaran di kelas, 73%

menyatakan tidak pernah, jarang dan kadang-kadang proses pembelajaran matematika guru

menggunakan alat dan bahan yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari untuk

pembelajaran di kelas, dan 65% siswa menyatakan sering dan sangat sering guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dalam pembelajaran

matematika. Hal yang sama disampaikan oleh siswa-siswa dari sekolah-sekolah kontrol.

Informasi ini sedikit berbeda untuk mata pelajaran Biologi, Kimia dan Fisika, karean pada

ketiga pelajaran tersebut siswa sering dilibatkan dengan praktikum.

Ø Tukar Pendapat

Pada umumnya siswa dari ketiga wilayah sering dan sangat sering guru mendorong

saya mendengarkan gagasan dan pimikiran siswa lain; dalam kelas matematika dan sains

kami merasa senang bertukar pendapat dan pikiran siswa lain, saya dapat memperdalam

pemahaman saya ketika mendengarkan pendapat dan pikiran siswa lainnya. Demikian juga

pendapat siswa-siswa dari sekolah-sekolah kontrol, bahkan persentase yang menyatakan

sering dan sangat sering lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah target.

Ø Ketertarikan Guru terhadap Proses Belajar Siswa

Berdasarkan analisa terhadap data diperoleh informasi pendapat guru mengenai

ketertarikan mereka proses belajar siswa-siswanya. Pada umumnya guru menyatakan setuju

dan sangat setuju bahwa mereka tertarik pada proses dan kemajuan belajar perorangan

siswa, guru tertarik pada bagaimana siswa bekerja sama dalam pembelajaran kelas saya,

guru banyak belajar dari para siswa dalam pembelajaran kelasnya

10.7 Kemampuan Akademik

Ø Siswa SMP di kabupaten Karawang lebih tinggi kemampuan akademik sains dan

matematika lebih tinggi dibandingkan di Kab Purwakarta.

Ø Kemampuan akademik siswa SMP di sekolah Target Kota Surabaya dalam mata

pelajaran Sains lebih tinggi dibanding dengan siswa sekolah kontrol di Kab. Gresik dan

Sidoarjo. Lain halnya untuk tes akademik Matematika siswa sekolah target di Kota

Surabaya lebih rendah dibandingkan siswa sekolah kontrol di Kab. Gresik dan Sidoarjo.

Ø Tes akademik Biologi, Fisika, Kimia dan Matematika siswa SMA di sekolah target di

Kab. Pasuruan lebih rendah dibandingkan sekolah kontrol di Kota Malang.

Page 187: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

187

10.8 Pemahaman dan Minat Siswa dalam Sains dan Matematika

Ø Siswa siswa di Kab. Karawang dan Kab. Purwakarta menunjukkan bahwa di atas 50%

siswa di sekolah target menyatakan tidak setuju bahwa siswa mengerti dan dapat

mengikuti pembelajaran sains/matematika di kelas (saya); siswa senang belajar pada

pelajaran sains/matematika (saya); dan siswa ingin belajar sains/matematika (pelajaran

saya) di kelas yang lebih tinggi. Sedangkan di sekolah kontrol di atas 57% siswa

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

Ø Siswa-siswa di sekolah-sekolah di Kota Surabaya diperoleh informasi, 72,11% dan 74,

15% menyatakan setuju dan sangat setuju menyatakan ” Pada umumnya saya mengerti

dan dapat mengikuti pembelajaran sains/matematika di kelas”, 72,79% dan 76,91%

menyatakan setuju dan sangat setuju ” Saya senang belajar pada pelajaran

sains/matematika”, dan 73,61% dan 76,87% menyatakan setuju dan sangat setuju ” Saya

ingin belajar sains/matematika di kelas yang lebih tinggi”. Sedangkan untuk siswa-

siswa di sekolah-sekolah kontrol persentasi itu masing-masing lebih tinggi sekitar

10%an.

Ø Pada pembelajaran Matematika di Kab. Pasuruan sekitar 60% siswa-siswa menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa pada umumnya mereka mengerti dan dapat mengikuti

pembelajaran matematika di kelas, 63% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

mereka senang belajar pada pelajaran matematika, dan 68% menyatakan setuju dan

sangat setuju mereka ingin belajar matematika di kelas yang lebih tinggi. Hal senada

disampaikan oleh siswa-siswa dari kelompok kontrol dengan persentase yang jauh lebih

tinggi, dibandungkan dengan persentase dari kelompok target.

10.9 Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Matematika dan Sains

Ø 59,8% siswa di sekolah Kab. Karawang menyatakan setuju bahwa matematika

merupakan pelajaran yang sulit dipelajari, merupakan materi yang menarik untuk

dipelajari, mudah dipahami, berguna bagi kehidupan sehari-hari, dan berguna untuk

mempelajari ilmu lain. Sedangkan sekitar 40% menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju

terhadap pernyataan tersebut. Di sekolah kontrol pula di atas 50 % siswa menyatakan

setuju terhadap pernyataan tersebut. 63 % siswa di sekolah target menyatakan setuju

bahwa sains merupakan pelajaran yang sulit dipelajari, merupakan materi yang menarik

untuk dipelajari, mudah dipahami, berguna bagi kehidupan sehari-hari, dan berguna

Page 188: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

188

untuk mempelajari ilmu lain. Sedangkan sekitar 37% menyatakan ragu-ragu dan tidak

setuju terhadap pernyataan tersebut. Di sekolah kontrol pula di atas 69 % siswa

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Ø Untuk pembelajaran sains para siswa berpendapat mereka (60 orang) setuju dan (56

orang) sangat setuju bahwa pembelajaran sains menyenangkan, sekitar 230 orang setuju

dan sngat setuju bahwa belajar sains sangat menyenagkan, 249 orang sangat tidak setuju

dan tidak setuju bahwa belajar sains membosankan, 297 orang sangat tidak setuju-ragu-

ragu bahwa mereka malas belajar sains.

Ø Sekitar 66% siswa setuju bahwa guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertukar pikiran, meskipun selanjutnya mereka berpendapat bahwa pembelajaran

matematika di kelas hanya mendengarkan dan sekitar 60% berpendapat bahwa belajar

matematika dilaksanakan secara aktif dan kolaboratif. Hal senada disampaikan oleh

siswa dari sekolah kontrol.

Ø Mata pelajaran sains 76,3% siswa menyatakan bahwa pembelajaran sains memberikan

kesempatan kepada mereka untuk bertukar pikiran, meskipun dalam pembelajaran sains

52% siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran lebih banyak mendengarkan.

Sekitar 61% siswa menyatakan bahwa siswa belajar sains dengan aktif dan

pembelajaran dilaksanakan secara kolaboratif.

Ø Kepuasan siswa terhadap pelajaran Matematika di atas diperoleh informasi sekitar

65% siswa-siswa di sekolah di Kota Surabaya menganggap matematika merupakan

mata pelajaran yang sulit, s3kitar 50% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

Matematika merupakan suatu materi yang menarik, 60% menyatakan tidak setuju dan

ragu-ragu bahwa materi-materi matematika mudah dipelajari, 79% siswa menyatakan

setuju dan sangat setuju bahwa materi Matematika berguna dalam kehidupan sehari-

hari, dan 82% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi matematika berguna

dalam membantu mata pelajaran yang lain. Hal senada disampaikan oleh siswa-siswa

dari sekolah kontrol.

Ø Pada pelajaran Fisika diperoleh informasi sekitar 57% siswa-siswa di sekolah Kab

Pasuruan menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, sekitar 51%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa fisika merupakan suatu materi yang

menarik, 68% menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa materi-materi fisika

mudah dipelajari, 75% siswa menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi fisika

berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan 82% menyatakan setuju dan sangat setuju

Page 189: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

189

bahwa materi fisika berguna dalam membantu mata pelajaran yang lain. Hal senada

disampaikan oleh siswa-siswa dari sekolah kontrol.

Ø Sedangkan untuk pelajaran Kimia diperoleh informasi seperti pada diagram di bawah

ini, sekitar 65% siswa-siswa di sekolah Kab Pasuruan menganggap kimia merupakan

mata pelajaran yang sulit, sekitar 59% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa

kimia merupakan suatu materi yang menarik, 58% menyatakan tidak setuju dan ragu-

ragu bahwa materi-materi kimia mudah dipelajari, 80% siswa menyatakan setuju dan

sangat setuju bahwa materi kimia berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan 73%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi kimia berguna dalam membantu

mata pelajaran yang lain. Hal senada disampaikan oleh siswa-siswa dari sekolah

kontrol.

Ø Pada pelajaran Biologi diperoleh informasi sekitar 65% siswa-siswa di sekolah target

Kab Pasuruan menganggap Biologi merupakan mata pelajaran yang sulit, sekitar 59%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa Biologi merupakan suatu materi yang

menarik, 58% menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa materi-materi Biologi

mudah dipelajari, 80% siswa menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa materi Biologi

berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan 71% menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa materi Biologi berguna dalam membantu mata pelajaran yang lain. Hal senada

disampaikan oleh siswa-siswa dari sekolah kontrol.

Ø Sekitar 47% siswa di Sekolah Kab. Pasuruan menyatakan setuju dan sangat setuju

bahwa mereka menganggap kegiatan belajar Matematika yang dilakukan

menyenangkan, 45% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa semangat belajar

mereka tinggi ketika mengikuti kegiatan belajar Matematika yang dilakukan, 22%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kegiatan belajar matematika yang dilakukan

membosankan, dan 10% menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka malas

mengikuti kegiatan belajar matematika.

10.10 Tanggapan Guru terhadap Penelitian Tindakan Kelas

• Dari 40 guru responden di sekolah-sekolah target (Kab. Karawang) diperoleh informasi

bahwa 29 orang belum melaksanakan PTK, meskipun para guru tersebut sering

mendiskusikan masalah pembelajaran dan alternatif solusi pembelajaran dengan guru

lain (27 orang), 31 orang menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa yang

Page 190: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

190

didiskusikan adalah rencana penyusunan PTK, dan rata-rata 28 orang tidak setuju

bahwa para guru sudah berkolabori dengan PT, mempublikasikan dalam jurnal dan

mempresentasikan hasil penelitiannya dalam suatu seminar. Hal senada juga

disampaikan oleh 7 orang guru responden dari sekolah-sekolah kontrol.

• Dari kuosioner yang disampaikan pada guru-guru di sekolah target (Kab Karawang)

dan kontrol (Kab. Purwakarta) hampir 95% guru-guru menyampaikan setuju dan

sangat setuju bahwa mereka sangat tertarik terhadap PTK; dan PTK dapat

meningkatkan profesionalisme, meningkatkan kemampuan meneliti dan meningkatkan

kualitas pembelajaran.

• Guru-guru di sekolah target (Kab Karawang) diperoleh informasi bahwa 24 orang

menyatakan mereka mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah, 34 orang

setuju mereka mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi, 25 orang setuju

mereka menalami kesultan dalam menyusun proposal, 23 orang setuju mereka

mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data, 36 orang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan PTK, 36 orang setuju mengalami kesulitan dalam menulis laporan dan

33 orang setuju mereka belum memahami prosedur PTK. Hal senada disampaikan oleh

guru-guru pada kelompok kontrol.

• Sekitar 81% guru-guru Kota Surabaya menyatakan tidak pernah, jarang dan ragu-ragu

bahwa selama menjadi guru mereka melakukan PTK, 80% menyatakan sering dan

selalu mereka berdiskusi bersama guru sejawat membahas permasalahan pembelajaran,

63% menyatakan sering dan selalu bersama dengan guru sejawat mendiskusikan

alternative solusi pembelajaran, 88% menyatakan tidak pernah, jarang, dan kadang-

kadang bersama dengan guru lain menyusun rencana PTK, 84% menyatakan tidak

pernah melakukan PTK berkolaborasi dengan PTK, 82% menyatakan tidak pernah

mempublikasikan hasil penelitian dalam jurnal atau sejenisnya, dan 90% menyatakan

tidak pernah dan jarang mempresentasikan dalam seminar. Hal senada disampaikan

oleh guru-guru dari sekolah-sekolah kontrol.

• 50% guru di Kota Surabaya menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu

bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah, 52%

menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah, 53%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam

menyusun proposal PTK, 57% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-

Page 191: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

191

ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menyusun alat pengumpul data,

53% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam melaksanakan PTK, 51% menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menulis

laporan, dan 53 % menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru belum

memahami prosedur PTK. Sementara itu guru-guru dari kelomopok kontrol di atas

63% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu untuk seluruh

pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan PTK.

• Sekitar 88% guru-guru di Kab. Pasuruan menyatakan tidak pernah, jarang dan ragu-

ragu bahwa selama menjadi guru mereka melakukan PTK, 78% menyatakan sering dan

selalu mereka berdiskusi bersama guru sejawat membahas permasalahan pembelajaran,

81% menyatakan sering dan selalu bersama dengan guru sejawat mendiskusikan

alternative solusi pembelajaran, 91% menyatakan tidak pernah, jarang, dan kadang-

kadang bersama dengan guru lain menyusun rencana PTK, 82% menyatakan tidak

pernah melakukan PTK berkolaborasi dengan PTK, 91% menyatakan tidak pernah

mempublikasikan hasil penelitian dalam jurnal atau sejenisnya, dan 100% menyatakan

tidak pernah dan jarang mempresentasikan dalam seminar. Hal senada disampaikan

oleh guru-guru dari sekolah-sekolah kontrol.

• 59% guru di Kab. Pasuruan menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu

bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah, 62%

menyatakan sangat tidak satuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah, 50%

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam

menyusun proposal PTK, 57% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-

ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menyusun alat pengumpul data,

57% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru

mengalami kesulitan dalam melaksanakan PTK, 55% menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam menulis

laporan, dan 50 % menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu bahwa guru-guru belum

memahami prosedur PTK. Sementara itu guru-guru dari kelomopok kontrol di atas

50% menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu untuk seluruh

pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan pelaksanaan PTK.

Page 192: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

192

10.11 Kecenderungan Kemampuan Mengajar Guru di Tiga Wilayah

• Kemampuan guru dalam mengajar masih rendah, siswa kurang tertarik, dan pasif

dalam memberikan pendapat.

• Siswa kurang distimulasi untuk berpikir, siswa tidak dilibatkan dalam merumuskan

masalah, kurang melibatkan siswa dalam melakukan percobaan dan investigasi, dan

kurang mendorong siswa untuk berprestasi dan belajar mandiri.

• Kecenderungan pembelajaran adalah ceramah, ada yang menggunakan metode

demonstrasi tetapi kurang melibatkan siswa aktif dalam proses mengamati.

• Beberapa guru yang menggunakan eksperimen tetapi menggunakan LKS yang

sudah duterbitkan, sehingga tidak sesuai dengan indikator pembelajaran yang

diharapkan.

• Hands-on activity dalam pembelajaran sains dan matematika masih belum dapat

dilakukan dengan baik. kemampuan dalam melakukan evaluasi akhir.

• Pemanfaatan media pembelajaran yang bersifat local material sangat rendah.

Kemampuan guru dalam mengembangkan LKS masih rendah dan tergantung pada

LKS yang ada.

• Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan akhir masih rendah terutama dalam

memelibatkan siswa dalam mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari,

melibatkan siswa dalam merangkum materi yang dipelajari

10.12. Hasil Observasi Situasi dan Kondisi Sekolah di Tiga Wilayah

Permasalahan yang ditemukan terkait dengan hasil observasi situasi dan kondisi

sekolah adalah:

Ø Fasilitas pembelajaran di kelas masih kurang memadai,

Ø Benda-benda manipulatif untuk pembelajaran matematika dan sains masih

sangat terbatas,

Ø Jumlah buku paket sangat terbatas, sehingga siswa harus membeli sendiri.

10.13 Kapasitas Guru

Ø Terdapat adanya mismatch antara latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar.

Pada umumnya guru-guru sudah melalui pendidikan S1 walaupun dari bidang study

yang berbeda dengan tugas mengajar mereka .

Ø Kecenderungan pembelajaran matematika dan sains masih bersifat tradisional

Page 193: 1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI …file.upi.edu/Direktori/SPS/.../LESSON_STUDY/...3_PT_AKHIR_revisi.pdf · Lesson Study pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar yang

193

(teacher centered) dengan menggunakan metode ceramah. Jarang menggunakan

laboratorium untuk kegiatan pembelajaran sains.

Ø Masih jarang guru matematika dan sains yang melaksanakan kegiatan hands-on

dalam pembelajaran. Biasanya menggunakan pendekatan konvensional, seperti

menjelaskan, memberikan contoh soal, dan memberikan soal latihan. Metode yang

paling disenangi guru adalah ceramah, tanya jawab, tugas dan sesekali kerja

kelompok.

Ø Ketersediaan alat peraga sangat kurang dan keterampilan guru dalam membuat alat

peraga sangat rendah.

Ø Kemampuan guru membuat LKS masih rendah. Guru pada umumnya menggunakan

LKS yang telah diterbitkan.

Ø Kemampuan membuat alat evaluasi pembelajaran masih rendah baik evaluasi proses

maupun evaluasi hasil belajar.

Ø Banyak siswa yang tidak menyenangi pelajaran matematika dan fisika karena

mereka kesulitan dalam mempelajari materi pelajaran tersebut.

10.14. Pengelolaan Laboratorium

Ø Keberadaan laboratorium pada umumnya kurang memadai, demikian pula

kelengkapan alat peraga, alat percobaan dan bahan untuk praktikum masih terbatas.

Ø Kemampuan guru dalam mengelola laboratorium masih rendah, dan permasalahan

yang muncul karena tidak ada tenaga laboran.

Ø Motivasi guru dalam melakukan kegiatan laboratorium rendah. Kemampuan guru

untuk mengembangkan alat percobaan dari bahan local material masih rendah.