Peer Lesson Ptkguru.com

97

Click here to load reader

Transcript of Peer Lesson Ptkguru.com

Page 1: Peer Lesson Ptkguru.com

PENERAPAN STRATEGI PEER LESSON UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AHLAK SISWA

KELAS VII DI MTs ARROSYIDIN SECANG

MAGELANG TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat

guna memperoleh gelar sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

ISTOCHRI

(093111279)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

2011

Page 2: Peer Lesson Ptkguru.com

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Istochri

NIM : 093111279

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 9 Juni 2011

Saya yang menyatakan

Istochri

NIM: 093111325

Page 3: Peer Lesson Ptkguru.com

iii

PENGESAHAN

Naskah Skripsi dengan:

Judul

Nama

NIM

Jurusan

Program Studi

:

:

:

:

:

Penerapan Strategi Peer Lesson Untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Siswa Kelas VII di M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

Istochri

093111279

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, Juni 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua

DR. Ahwan Fanani, M.Ag

NIP. 19780930 200312 1001

Sekretaris

Drs. Karnadi, M.Pd

NIP. 19680317 199403 1003

Penguji I

Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag

NIP : 19511005 197612 1001

Penguji II

Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag

NIP : 19600615 199103 1004

Pembimbing

Abdul Kholiq, M.Ag

NIP : 19710915 199703 1003

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II ) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

Page 4: Peer Lesson Ptkguru.com

iv

MOTTO

هِما ئنِسل كُماريح كُماريحلُقًا وخ مهنسا اَحانميا ننِيمؤلُ الْمىرواه الترمذ(اَكْم(

Artinya : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang

paling baik akhlaqnya dan sebaik-baik kamu adalah yang terbaik

terhadap istrinya. (H.R. Tirmidzi)1

1 Salim Bahresy, Terjemah Riyadhus Shalikhin, PT Al-Ma’arif Bandung, 1978, hlm. 511

Page 5: Peer Lesson Ptkguru.com

v

NOTA PEMBIMBING

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. Wb

Dengan ini menyatakan bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan

kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang

Munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing I

Abdul Kholiq, M.Ag

NIP. 19710915 199701 003

Page 6: Peer Lesson Ptkguru.com

vi

ABSTRAK

Judul : Penerapan Strategi Peer Lesson Untuk Meningkatkan

Prestasi belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah

Akhlak Siswa kel;as VII di MTs Arrosyidin Secang

Magelang Tahun 2010/2011

Penulis : Istochri

NIM : 093111279

Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan tindakan kelas yang

dilaksanakan di MTs Arrosyidin Secang Magelang dengan subjek penelitiannya

adalah siswa kelas VII A. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pembelajaran

yang dilaksanakan selama ini. Pembelajaran yang dilaksanakan kebanyakan masih

satu arah. Guru sebagai pusat pembelajaran, sedangkan siswa sebagai objek

penderita. Dalam pembelajaran tersebut siswa hanya mendengarkan dan

melaksanakan apa yang menjadi arahan dari guru yang bersangkutan sehingga

prestasi belajar siswa tidak sesuai dengan yang diinginkan. Studi penelitian ini

dimaksudkan untuk menjawab permasalahan (1) bagaimanakah proses

pembelajaran yang terjadi, (2) apakah dengan menggunakan metode every one is

a teacher here dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?. Permasalahan tersebut

di atas dibahas melalui sebuah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

dilaksanakan di MTs Arrosyidin Secang Magelang.. Di dalam penelitian ini

proses pengumpulan datanya diperoleh melalui dengan cara observasi,

wawancara, test dan studi dokumentasi. Semua data dianalisa dengan

mengggunakan pendekatan kuantitatif kualitatif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan sebelum diadakannya penerapan strategi peer lesson hanya satu

arah. Siswa hanya mendengarkan, melaksanakan apa yang diperintahkan guru

saja, sehingga pengembangan potensi-potensi siswa seperti keaktifan, kerjasama,

keberanian tidak bisa berkembang. (2) Hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan

tindakan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. (3)

Pelaksanaan strategi pembelajaran peer lesson tidak hanya dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa saja, namun juga dapat meningkatkan pengembangan

potensi siswa yang berupa keaktifan, keberanian dan kemampuan untuk bisa

bekerjasama dengan siswa yang lain. Begitu juga dengan pengembangan

kemampuan menghargai orang lain. (4) pembelajaran yang dilaksanakan dengan

menggunakan strategi pembelajaran peer lesson dapat merubah pembelajaran

yang semula menjemukan menjadi proses belajar yang menyenangkan.

Page 7: Peer Lesson Ptkguru.com

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufik, hidayah serta inayahNya sehingga penulisan skripsi ini dapat

selesai dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad saw. yang selalu kita nantikan syafaatnya besok di hari

kiamat. Semoga kita termasuk golongan umat yang mendapat syafaatnya. Amin.

Pada kesempatan ini penulis bermaksud untuk mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada ;

1. Dr. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN WALISONGO

Semarang.

2. Ketua Program Kualifikasi S1 Ahmad Muthohar, M.Ag yang selalu

memberikan bantuan dan petunjuk sehingga mempermudah peneliti dalam

melaksanakan tugasnya.

3. Abdul Kholiq, M.Ag selaku pembimbing yang selalu dengan penuh kesabaran

dan keikhlasan untuk memberikan arahan, dan bimbingan dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Seluruh dosen yang telah memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat

bagi peneliti khususnya dan semua mahasiswa kualifikasi pada umumnya.

5. Istriku tercinta Satudamul Khimayah,S.Pd.I binti H. Nachrowi yang selalu

memberikan perhatian dan dorongan serta kasih sayang yang tak tergantikan.

6. Anak-anakku tercinta, Lia, Fahmi, Fera dan Faiz yang selalu menjadi

penyemangat setiap langkahku.

7. Semua pihak yang telah membantu baik tenaga maupun pikiran sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 8: Peer Lesson Ptkguru.com

viii

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya. Semoga Allah SWT berkenan untuk membalas jasa-

jasanya. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 9 Juni 2011

Penulis

Istochri

NIM. 093111279

Page 9: Peer Lesson Ptkguru.com

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................

PENGESAHAN.................................................................................................

MOTTO ………………………………………………………………………

NOTA PEMBIMBING......................................................................................

ABSTRAK........................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

i.

ii.

iii.

iv.

v.

vi.

vii.

ix.

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................

B. Penegasan Istilah .............................................................

C. Rumusan Masalah ...........................................................

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................

B. Pembelajaran Akidah Akhlak ……...................................

C. Hipotesis Tindakan .........................................................

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................

B. Tempat dan waktu Pelaksanaan.....................................

C. Pelaksana dan Kolaborator.............................................

D. Rancangan Penelitian................................................….

1

6

7

7

9

11

27

28

32

32

32

Page 10: Peer Lesson Ptkguru.com

x

E. Teknik Pengumpulan Data..............................................

F. Teknik Analisis Data.......................................................

G. Indikator Pencapaian....................................................

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Pra Siklus...............................................

B. Deskripsi pada Siklus I ……………………………….

BAB V : PENUTUP

A. Penutup................................................ ……………. ..

B. Simpulan.......................................................................

C. Saran.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

RPP

RIWAYAT HIDUP

35

37

39

40

40

41

66

66

67

Page 11: Peer Lesson Ptkguru.com

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang adalah salah satu Madrasah di

wilayah kecamatan Secang Magelang yang berdiri sejak 10 Juli 1985 di

bawah naungan Yayasan Maarif NU. Visi M.Ts. Arrosyidin adalah :

“Mewujudkan M.Ts. Sebagai lembaga pendidikan agama Islam terkemuka

dalam pemantapan Iman dan penguasaan Iptek”.

Observasi awal yang peneliti lakukan di M.Ts. Arrosyidin Secang

Magelang, ditemukan permasalahan pembelajaran yang perlu segera diselesaikan,

yakni kurang terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran sehingga suasana kelas

membosankan, baik bagi siswa maupun bagi guru. Saat siswa diberi kesempatan

untuk bertanya dan berpendapat, sebagian besar siswa diam saja, menghindari

kontak mata dengan guru, dan menunggu guru menunjuk salah satu dari mereka.

Penelitian ini juga dilatar belakangi oleh rasa ketidakpuasan selama ini

dari sebagian guru terhadap prestasi belajar siswa. Padahal materi sudah

disampaikan dengan baik, guru menjelaskan dan siswa mendengarkan dengan

khidmat, ketika ditanya sudah paham siswa menjawab serentak sudah. Tetapi

jika diberikan pertanyaan masih banyak siswa yang belum dapat menjawab

dengan benar. Guru mengulangi kembali menjelaskan materi hingga beberapa

kali ibarat sampai bosan, sampai waktu selesai. Tetapi ketika diadakan tes atau

ulangan hasilnya tetap saja tidak mencapai standar ketuntasan klasikal yakni

85%. Hal itu tidak terkecuali hasil belajar mata pelajaran Aqidah akhlak

Terlebih lagi, ketuntasan pembelajaran Aqidah Akhlak kelas VII yang

jauh dari memuaskan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran

Aqidah Akhlak melalui musyawarah guru dan ditetapkan pada tanggal 13 Juni

2010 adalah 75. Sehingga yang terjadi hanya 17,9 % siswa yang tuntas,

sedangkan 82,1 % siswa harus mengikuti perbaikan (remedial). Padahal proses

Page 12: Peer Lesson Ptkguru.com

2

pembelajaran selama ini berjalan dengan baik. Siswa juga terlihat mengikuti dan

dapat menerima materi pembelajaran. Kenyataan ini sangat menjadi perhatian

bagi guru terutama guru mata pelajaran Aqidah Akhlak. Karena pandangan

masyarakat tentang Madrasah Tsanawiyah adalah sebuah institusi pendidikan

yang mendalami ilmu-ilmu agama. Bahkan salah satu niat dari orang tua

memasukkan anaknya di Madrasah Tsanawiyah adalah supaya lebih paham dan

tahu tentang agama Islam. Lalu bagaimana seandainya pembelajaran Aqidah

Akhlak sebagai salah satu pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) justru

nilainya sangat rendah.

Peningkatan prestasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Madrasah Tsanawiyah hendaknya menjadi prioritas utama, karena pemahaman

dalam bidang agama akan berdampak pada akhlak dan budi pekerti siswa

Madrasah Tsanawiyah itu sendiri. Pandangan Masyarakat terhadap Madrasah

Tsanawiyah banyak dilihat dari perilaku siswa, kalau siswa Madrasah

Tsanawiyah berakhlak baik, mereka beranggapan bahwa pendidikan di Madrasah

Tsanawiyah tersebut berhasil, sebaliknya jika siswa ada yang ketahuan berbuat

keburukan atau melanggar norma, maka masyarakat menuduh bahwa pendidikan

di Madrasah Tsanawiyah tersebut telah gagal.

Seandainya ada pertanyaan kenapa nilai siswa menjadi rendah? Jawaban

yang paling mudah diberikan adalah karena mereka kurang paham dan kurang

menguasai bahan pelajaran, walaupun sebab-sebab kanapa siswa kurang faham

dan kurang menguasai ada berbagai faktor. Prestasi belajar yang dicapai seorang

individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri

(faktor eksternal) individu serta pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran1. Dalam teori belajar Kognitivisme dikatakan tingkahlaku

seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamnnya tentang situasi yang

berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Belajar sendiri menurut teori ini adalah

perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak dapat dilihat sebagai tingkah

1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar ( Jakarta: logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 22

Page 13: Peer Lesson Ptkguru.com

3

laku. Teori ini juga menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi

saling berhubungan dengan kontek seluruh situasi tersebut. Membagi keseluruhan

situasi menjadi komponen-komponen kecil dan mempelajarinya secara terpisah-

pisah adalah sama dengan kehilangan sesuatu2

Dalam interaksi edukatif tidak semua anak didik termotivasi untuk bidang

studi tertentu. Motivasi anak didik untuk menerima pelajaran tertentu berbeda-

beda, ada anak didik yang memiliki motivasi yang tinggi, ada yang sedang dan

ada juga yang sedikit sekali memiliki motivasi. Hal ini perlu disadari oleh guru

agar dapat memberi motivasi yang bervariasi kepada anak didik. Jika terdapat

anak didik yang kurang termotivasi untuk belajar, peranan motivasi ekstrinsik

yang bersumber dari luar diri anak didik sangat diperlukan3. Oleh karena itu

peneliti memandang perlu untuk mencobakan sebuah strategi pembelajaran baru

sebagai salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi dan

keberhasilan dalam pembelajaran, dengan harapan dapat menambah motivasi

anak didik dalam belajar. Strategi yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah

strategi Peer Lesson (belajar dari teman).

Peneliti memilih strategi Peer Lesson, dikarenakan strategi ini sangat

sesuai dengan prinsip-prinsip interaksi edukatif. Ada beberapa prinsip

interaksi edukatif yang harus diperhatikan oleh seorang guru supaya tujuan

dapat tercapai diantaranya adalah:

1. Prinsip motivasi.

Jika terdapat anak didik yang kurang termotivasi untuk belajar,

peranan motivasi ekstrinsik sangat diperlukan.

2. Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki.

Setiap anak didik yang hadir di kelas memiliki latar belakang

pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Menyadari hal ini guru dapat

memanfaatkannya guna kepentingan pengajaran.

2 Prasetya Irawan, dkk, Teori Belajar,Motivasi dan Ketrampilan Mengajar (Jakarta:

DikNas, 1995), hlm 13 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi edukatif( Jakarta:

Rieneka Cipta, 2005), hlm. 64

Page 14: Peer Lesson Ptkguru.com

4

3. Prinsip mengarah kepada titik pusat perhatian tertentu atau fokus tertentu.

Pelajaran yang direncanakan dalam suatu bentuk atau pola tertentu

akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu

pelajaran.

4. Prinsip keterpaduan.

Guru membantu anak didik dalam upaya mengorganisasikan

perolehan belajar adalah penjelasan yang mengaitkan antara suatu pokok

bahasan dengan pokok-pokok bahasan dari mata pelajaran yang berbeda

5. Prinsip pemecahan masalah yang dihadapi.

Guru perlu menciptakan suatu masalah berdasarkan pokok bahasan

tertentu untuk dipecahkan oleh anak didik

6. Prinsip mencari, menemukan dan mengembangkan sendiri.

Anak didik sebagai individu pada hakikatnya mempunyai potensi

untuk mencari dan mengembangkan dirinya. Guru yang bijaksana akan

membiarkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari

dan menemukan sendiri.

7. Prinsip belajar sambil bekerja.

Belajar sambil melakukan melakukan aktifitas lebih banyak

mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh

anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

8. Prinsip hubungan sosial.

Belajar bersama merupakan salah satu cara untuk menggairahkan

anak didik dalam menerima pelajaran dari guru. Anak didik akan lebih

bergairah bila dilibatkan dalam kerja kelompok.

9. Prinsip perbedaan individual.

Aspek perbedaan anak didik itu adalah dari segi biologis,

intelektual, dan psikologis. Semua perbedaan ini, memudahkan guru

melakukan pendekatan edukatif4.

Pemilihan kelas VII sebagai subjek penelitian adalah dikarenakan siswa

dari Madrasah Tsanawiyah Arrosyidin Secang berasal dari latar belakang yang

4 Syaiful Bahri Djamarah, hlm. 63-68

Page 15: Peer Lesson Ptkguru.com

5

berbeda, ada yang berasal dari MI ada juga yang berasal dari SD, bahkan kalau

ditinjau lebih jauh lagi ada yang pernah mengenyam pendidikan di Madrasah

Diniyyah (sore) ada pula yang tidak pernah di Madrasah Diniyyah (sore),

sehingga hal inipun akan berdampak pada penguasaan mereka tentang Aqidah

Akhlak . Selanjutnya ada yang melanjutkan tinggal dipesantren dan ada yang

tidak. Dari latar belakang yang berbeda inilah sehingga peneliti memilih kelas VII

sebagai subjek penelitian. Di harapkan setelah mereka mengikuti pembelajaran

Aqidah Akhlak di kelasVII, siswa akan memiliki kemampuan dan penguasaan

tentang akhlak terpuji dan tercela dalam mapel Aqidah Akhlak.

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa

dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.

Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu harus menguasai teknik-teknik

penyajian, atau biasanya disebut strategi mengajar5. Pengajaran yang diharapkan

akan berjalan baik dimulai dari pemilihan strategi mengajar dan kemudian atas

dasar strategi yang dipilih itu dipersiapkan kegiatan penghidangan bahan

pelajaran6. Strategi pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam

mancapai tujuan pembelajaran. Karena strategi adalah sarana untuk mencapai

tujuan, sedangkan sarana menentukan sempurna atau tidaknya suatu tujuan. Oleh

karena itu, peneliti memandang perlu untuk diuji cobakan sebuah strategi baru,

dimana siswa bisa terlibat dan aktif dalam proses pembelajaran, dengan harapan

siswa tidak merasa bosan dan akan dapat meningkatkan prestasi pembelajaran.

Strategi mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sia-sia,

karena strategi tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat dan dalam waktu

yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai

dampak langsung (instructional effects). Sedangkan hasil yang dirasakan dalam

waktu yang relative lama dikatakan sebagai dampak pengiring (nurturant effects)7

5 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rieneka Cipta, 2001), hlm. 1

6 Zakiyah Darajat, Metodik khusus pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), hlm. 4 7 Djamarah, hlm. 231

Page 16: Peer Lesson Ptkguru.com

6

Peneliti ingin melaksanakan suatu strategi pembelajaran yaitu Peer Lesson

sebagai salah satu strategi pembelajaran aktif yang diterapkan pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak, dengan judul penelitian “Penerapan Strategi Peer Lesson Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa

Kelas VII Di M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang ”, yang selama ini pembelajaran

Aqidah Akhlak di M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang lebih banyak didominasi

oleh strategi yang berpusat pada guru.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan dan kesalahpahaman dalam

mendefinisikan beberapa istilah yang ada, maka penulis cantumkan penegasan

istilah yang meliputi beberapa hal diantaranya adalah sbb:

1. Strategi Peer Lesson

Strategi Peer Lesson (belajar dari teman) adalah salah satu strategi

pembelajaran aktif yang sangat baik untuk menggairahkan kemauan peserta didik

mengajarkan materi kepada temannya. Jika selama ini ada pameo yang

mengatakan bahwa strategi belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan

kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu peserta didik di dalam

mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas8.

2. Meningkatkan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Meningkatkan diartikan

sebagai proses, cara, pembuatan meningkat (usaha,kegiatan dsb)9. Jadi

meningkatkan dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan suatu hasil yang

sebelumnya pernah dicapai, dalam hal ini prestasi belajar siswa kelas VII M.Ts.

ARROSYIDIN Secang pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pokok bahasan

Akhlak Tercela.

3. Prestasi Belajar

8 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif , (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),

hlm. 62 9 KBBI, hlm. 1250.

Page 17: Peer Lesson Ptkguru.com

7

Dalam KBBI prestasi belajar didefinisikan sebagai penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Pada

umumnya prestasi belajar ditunjukkan dengan hasil tes yang berupa nilai yang

diberikan oleh guru.10

4. Aqidah Akhlak

Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam

lingkup Pendidikan Agama Islam yang dipelajari dalam Madrasah. Mata pelajaran

ini difokuskan pada permasalahan agama khususnya yang menyangkut masalah

Aqidah dan Akhlak. Aqidah didefinisikan sebagai dasar-dasar pokok kepercayaan

atau keyakinan seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam. Sedangkan

akhlak merupakan tinglah laku dan kebiasaan seseorang yang sesuai dengan

agama Islam.11

5. M.Ts. ARROSYIDIN Secang

Merupakan salah satu Madrasah yang sederajat dengan SLTP dan berdiri

dibawah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. Madrasah ini beralamat di Jalan

Temanggung No 28 Secang Kab.Magelang.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang penulis sampaikan di atas, dapat dikemukakan

rumusan masalahnya yaitu :

Apakah penerapan strategi Peer Lesson dapat meningkatkan prestasi belajar Aqidah

Akhlak di kelas VII M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang?

D. Tujuan dan manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah penerapan strategi Peer Lesson dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII M.Ts.

Arrosyidin Secang Magelang

10 KBBI, hlm. 895.

11 A’la Subki dkk, AN-NAJAH Aqidah Akhlak, (Klaten: Gema Nusa, 2010), hlm. 4

Page 18: Peer Lesson Ptkguru.com

8

Manfaat Penelitian yang hendak dicapai adalah

Terkait dengan tujuan penelitian ini, maka manfaat penelitian ini meliputi:

1. Secara teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu membangun sebuah

pemahaman tentang bagaimana proses pelaksanaan strategi pembelajaran Peer

Lesson pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

2. Secara praktis

Diharapkan dengan meneliti tentang penerapan strategi pembelajaran Peer

Lesson pada mata pelajaranAqidah Akhlak, para guru di M.Ts. Arrosyidin

Secang Magelang mendapatkan tambahan informasi tentang proses

pelaksanaan strategi pembelajaran Peer Lesson.

Page 19: Peer Lesson Ptkguru.com

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Penelitian yang Relevan

Upaya penelusuran terhadap berbagai sumber yang memiliki relevansi

dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini telah Penulis lakukan. Tujuan

pengkajian pustaka ini antara lain agar fokus penelitian ini tidak merupakan

pengulangan dari penelitian-penelitian sebelumnya, melainkan untuk mencari

sisi lain yang signifikan untuk diteliti dan dikembangkan.

Berdasarkan penelusuran terhadap berbagai sumber terutama hasil

penelitian sebelumnya, Penulis telah menemukan berbagai penelitian tentang

penelitian tindakan kelas yang ada relevansinya dengan penerapan strategi Peer

Lesson.1 Beberapa penelusuran yang ditemukan, dapat penulis paparkan

diantaranya sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh saudari Ima Aryani tahun 2008

mahasiswa Universitas Muhamadiyah Surakarta dengan judul “Peningkatan

Hasil Belajar Biologi Menggunakan Strategi Peer Lesson Pada Siswa Kelas

VIII SMP Negeri I Masaran Tahun Ajaran 2008/2009.”. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas. Data hasil belajar biologi diambil dengan

menggunakan observasi baik dengan lembar penilaian maupun catatan lapangan,

tes, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data dari penelitian ini dengan cara

deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menganalisis data hasil belajar siswa dari

siklus I sampai siklus III dengan mencari rata-rata hasil belajar dan standar

deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan

hasil belajar siswa. Dari hasil pembahasan dapat dinyatakan bahwa rata-rata

hasil belajar siklus III lebih tinggi dari siklus I dan siklus II. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah penerapan strategi peer Lesson dalam pembelajaran biologi

1Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Active, hlm. 32

Page 20: Peer Lesson Ptkguru.com

10

dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa kelas VIII E SMP Negeri I

Masaran tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini juga mempunyai kesamaan

dengan yang akan peneliti lakukan yaitu PTK, akan tetapi peneliti akan

melakukan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa M.Ts..

Penelitian yang dilakukan oleh Meina Fauzia (2010) dari Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan judul, “Eksperimentasi Pembelajaran

Matematika Melalui Strategi Peer Lesson Dan Learning Start With A Question

(LSQ) Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta”. Penelitian ini

secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan serta melihat kebenaran

kontribusi proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Peer Lesson dan

Learning Start With A Question (LSQ) yang diterapkan dalam pengajaran

Matematika pada siswa SMP kelas VII guna meningkatkan kualitas proses

pembelajaran serta untuk merangsang keberanian dan konsentrasi siswa dalam

proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Dan secara khusus

bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar Matematika

yang dipengaruhi oleh penggunaan strategi pembelajaran Peer Lesson dan

penggunaan strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) dalam

kegiatan belajar mengajar Matematika. Hasil penelitian dengan menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar Matematika yang

dipengaruhi oleh pembelajaran menggunakan strategi Peer Lesson dengan

pembelajaran menggunakan strategi LSQ. Lebih lanjut dikatakan bahwa prestasi

belajar Matematika dengan pembelajaran menggunakan strategi Peer Lesson

lebih baik daripada prestasi belajar Matematika dengan menggunakan strategi

LSQ. Penelitian ini pada mata pelajaran matematika sedangkan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah pada mata palajaran Aqidah Akhlak .

Hasil bahwa penerapan strategi Peer Lesson dapat meningkatkan

aktivitas dan keefektifan belajar siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar

siswa baik pada mata pelajaran PAI, Aqidah Akhlak, biologi dan matematika

dan al-Qur’an Hadits. Jadi diperkirakan strategi Peer Lesson juga bisa

meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Page 21: Peer Lesson Ptkguru.com

11

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak

a. Pengertian Pembelajaran

Bagi kita yang aktif dalam dunia pendidikan ataupun yang memiliki high

responsibility tinggi terhadap dunia pendidikan pasti akan selalu mempertanyakan

beberapa hal yang berkaitan langsung dengan pendidikan, yaitu apa belajar,

mengajar dan pembelajaran. Secara sederhana Anthony Robbins, mendefinisikan

belajar sebagai proses sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu

(pengetahua) yang sudah di pahami dan sesuatu yang baru. Dari definisi ini

dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan hubungan, (2)

sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah di pahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan)

yang baru. Jadi dalam makna belajar, di sini bukan berangkat dari sesuatu yang

benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua

pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.2 Menurut Jerome

Brunner bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun

(mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/ pengetahuan

yang sudah dimilkinya. Belajar bukanlah semata-mata mentranfer pengetahuan

yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih bagaimana otak memproses dan

menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang

dimilikinyadalam format yang baru. Belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang di capai seseorang melalui aktifitas.3 Sehingga belajar secara

umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui

pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau

karateristik seseorang sejak lahir.

Istilah pembelajaran dan pengajaran tentu sering kita dengar. Pembelajaran

merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran terjemahan dari teaching.

Perbedaan diantara keduanya tidak saja pada arti leksikal, namun juga pada

implementasi kegiatan belajar mengajar.4 Berdasarkan arti kamus pengajaran

adalah proses, perbuatan, cara mengajarkan. Mengajar ialah merangsang serta

2 Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatif Progresif (Jakarta:Kencana Prenada,

cet III, 2010), hlm.15 3 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 2 4 Agus Suprijono, Active Learning, hlm. 12

Page 22: Peer Lesson Ptkguru.com

12

mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakekatnya tidak lebih dari sekedar

mendorong siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta ide

dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan

siswa5 . Sedangkan pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,

perbuatan mempelajari. Pembelajaran merupakan kegiatan manusia yang

komplek. Produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman

hidup.

Perbedaan esensial antara pembelajaran dengan pengajaran adalah pada

tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada

pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir

lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif

pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya

untuk mempelajarinya. Jadi subyek pembelajaran adalah peserta didik.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialok interaktif.

Pembelajaran adalah proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti

halnya pengajaran.

b. Unsur-Unsur Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran yang terjadi tidak lepas dari unsur-unsur

pembelajaran. Unsur-unsur pembelajaran adalah unsur guru, unsur peserta didik,

unsur materi, unsur strategi dan unsur lingkungan. Guru adalah pendidik

profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didk pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah6. Guru juga

disebut juga dengan pendidik. Pendidik adalah bapak rohani bagi anak didik yang

memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia dan

meluruskannya7. Dalam paradigma baru pendidik tidak hanya bertugas sebagai

pengajar, tetapi juga sebagai motivator dan fasilitator proses belajar mengajar

yaitu relasi dan aktualisasi sifat-sifat ilahi manusia dengan cara aktualisasi

5 Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.30 6 Undang-undang Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2005 Tentang guru dan Dosen 7 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 168

Page 23: Peer Lesson Ptkguru.com

13

potensi-potensi manusia untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan yang

dimilki8.

Unsur selanjutnya dalam pembelajaran adalah unsur peserta didik.

Peserta didik juga disebut juga dengan murid, siswa ataupun mahasiswa bagi

tingkat pendidikan di perguruan tinggi. Dalam Undang-Undang RI Nomer 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa peserta didik

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu. Peserta didik atau juga disebut dengan anak didik merupakan anak yang

belum dewasa. Anak kandung adalah anak didik dalam keluarga, murid adalah

anak didik di sekolah, anak-anak penduduk adalah anak didik masyarakat

sekitarnya, dan anak-anak umat beragama menjadi anak didik rohaniawan agama.

c. Teori-Teori Pembelajaran

Ada beberapa teori yang melandasi pembelajaran yaitu diantaranya adalah:

1) Teori konstruktivisme

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi atau bentukan diri kita sendiri oleh karena itu pengetahuan ataupun

pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif

dari guru mereka9. Dalam teori ini siswa harus menemukan sendiri dan

mentranformasikan informasi yang komplek, mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak

sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala

sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini

dikembangkan oleh Piaget, Vygotsky, dan teori-teori pemrosesan informasi,

dan teori kognitif yang lain10.

8 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Alhusna), hlm. 86

9 Soeparno, Media Pengajaran Bahasa (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 16

10 Nur M dan Budayasa, Teori Pembelajaran Sosial dan Teori Pembelajaran Perilaku

(Surabaya: IKIP Surabaya Press, 1998), hlm.8

Page 24: Peer Lesson Ptkguru.com

14

2) Teori behaviorisme

Teori belajar yang kedua adalah teori behaviorisme. Teori ini

menyatakan bahwa belajar lebih menekankan pada tingkah laku manusia.

Behavirisme memandang individu sebagai mahluk reaktif yang mampu

memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan

membentuk perilaku mereka. Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-

unsur dan bagian-bagian kecil, yang bersifat mekanistis. Teori ini menekankan

lingkungan dan mementingkan pembentukan reaksi atau respon. Dalam teori

ini sering disebut dengan adanya stimulus dan respon psikologis artinya

bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan

penguatan dari lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku belajar

terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusnya.

Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku siswa

merupakan reaksi terhadap lingkungan, dan tingkah laku adalah hasil

belajar.11 Adapun tokoh-tokoh dari teori ini adalah Edward Lee Thorndike,

Ivan Pavlo, Skinner. Thorndike memberikan pandangannya bahwa belajar

pada prinsipnya adalah untuk memecahkan problematika.12

3) Teori progresivisme

Teori yang ketiga adalah teori belajar progresivisme. Di dalam teori

ini anak didik diberi kebebasan baik secara fisik maupun cara berfikirnya,

guna mengembangkan bakatnya dan kemampuan yang terpendam dalam

dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh

karena itu aliran ini tidak menyetujui pendidikan yang otoriter, sebab

pendidikan yang seperti ini akan mematikan daya kreasi baik secara fisik

maupun psikis anak didik13. Teori ini dikembangkan oleh Jhon Dewey

seorang tokoh progresivisme, dimana alirannya amat besar pengaruhnya

dalam setiap pembaharuan di bidang pendidikan.

11 Umi Mahmudah,Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN

Malang Press, 2008), hlm. 38-39 12 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator (Semarang: Rosail Grup, 2008), hlm. 101

13 Hamdan Ali,Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: kota Kembang, 1993), hlm. 149

Page 25: Peer Lesson Ptkguru.com

15

d. Pembelajaran Aqidah Akhlak

Menurut Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 Mata

pelajaran Aqidah Akhlak di M.Ts. adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang merupakan peningkatan dari kelanjutan dari mapel aqidah

akhlak yang telah dipelajari di tingkat MI. Peningkatan tersebut dilakukan dengan

cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Aqidah akhlak

terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk

melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan

tema-tema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi

serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif Aqidah

Akhlak sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat. Secara substansial, mata

pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada

peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang

terkandung dalam al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan

sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki standar kompetensi lulusan dan

standar isi yaitu: Mengenal dan meyakini rukun iman dari iman kepada Allah

sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam

mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah, pengenalan, pemahaman sederhana dan

penghayatan terhadap rukun iman dan as-maul husna serta pembiasaan dalam

pengamalan akhlak terpuji dan adab islami serta menjauhi akhlak yang tercela

dalam perilaku sehari-hari.

Sedangkan standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran aqidah

akhlak bagi pendidikan jenjang M.Ts., yaitu (a). Meningkatkan pemahaman dan

keyakinan terhadap rukun iman melalui pembuktian dengan dalil naqli dan aqli,

serta pemahaman dan penghayatan terhadap asmaul husna dengan menunjukkan

ciri-ciri tanda-tanda perilaku seseorang dalam fenomena kehidupan dan

pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. (b). Membiasakan akhlak terpuji

seperti ikhlas, taat, khauf, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qanaah, tawadhu’,

husnuzhzhan, tasamuh, ta’awun, berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja,

Page 26: Peer Lesson Ptkguru.com

16

serta menghindari akhlak yang tercela seperti riya, nifak, ananiyah, ghibah, putus

asa marah, tamak, takabur, hasad, fitnah, dendam dan namimah.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai

berikut:

A. Akidah

1. Iman kepada Kitab Allah

1.1 Menjelaskan pengertian iman kepada kitab-kitab Allah

1.2 Menunjukkan dalil kebenaran adanya kitab Allah

1.3 Menjelaskan macam-macam, fungsi dan isi kitab Allah SWT

1.4 Menampilkan perilaku yang mencerminkan kepada kitab Allah SWT

B. Akhlak

1. Akhlak terpuji

1.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya tawakal, ikhtiyar, shabar, syukur

dan qanaah

1.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku tawakal, ikhtiyar, shabar,

sukur, dan qanaah

1.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari tawakal, ikhtiyar, shabar, syukur,

dan qanaah dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Menerapkan dan menampilkan perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, sukur,

dan qanaah

2. Akhlak tercela

2.1 Menjelaskan pengertian ananiyah, putus asa, ghadab, tamak dan

takabur

2.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh perbuatan ananiyah, putus asa,

ghadab, tamak dan takabur

Page 27: Peer Lesson Ptkguru.com

17

2.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan ananiyah, putus asa,

ghadab, tamak dan takabur

2.4 Membiasakan diri menghindari perbuatan ananiyah, putus asa, ghadab,

tamak dan takabur

adapun untuk semester 2 mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII memilki

ruang lingkup sebagai berikut:

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Aqidah

1. Memahami al-asmaul husna

1.1 Menguraikan 10 al-asmaul husna:

al-aziiz, al-ghafaaar, al-basith, an-

naafi’,ar-Rauf, al-Barr, al-al-fattah,

al-adl, al-qoyyum

1.2 Menunjukkan bukti kebenaran

tanda-tanda kebenaran Allah

melalui pemahaman terhadap 10

asmaul husna diatas

1.3 Menunjukkan perilaku orang yang

mengamalkan asmaul husna 10

diatas

1.4 Meneladani sifat-sifat Allah yang

terkandung dalam 10 asmaul husna

2.2 Meningkatkan keimanan kepada

malaikat-malaikat Allah dan

makhluk gaib selain malaikat

2.2 Menjelaskan Pengertian Iman

Kepada Malaikat Allah Dan

Mahkluk Gaib Lainnya Seperti

Iblis, Setan, Dan Jin

2.2 Menunjukkan Bukti Atau Dalil

Kebenaran Adanya Malaikat Dan

Page 28: Peer Lesson Ptkguru.com

18

Makhluk Gaib Selain Malaikat

2.3 Menjelaskan Tugas Fungsi Dan

Sifat-Sifat Malaikat Serta Makhluk

Gaub Selain Malaikat

2.4 Menerapkan peilaku beriman

kepada Malaikat dan makhluk gaib

lainnya

Akhlak

3.3 Menghindari akhlak tercela

kepada Allah

3.1 Menjelaskan pengertian riya’ dan

nifaq

3.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk

dan contoh perbuatan riya’ dan

nifaq

3.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif

akibat perbuatan riya’ dan nifaq

3.4 Membiasakan diri untuk

menghindari perbuatan riya dan

nifaq

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian

dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yaitu yang berarti “hasil usaha”14.

Sedangkan belajar berarti berusaha supaya mendapat suatu

kepandaian15.Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah

14 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip teknik Prosedur (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1991), hlm. 3 15 Poerwadarmino, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hlm.

108

Page 29: Peer Lesson Ptkguru.com

19

laku seseorang melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus

dapat digunakan untuk meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan16.

Tohirin (2006) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah

dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Ada juga yang

menyebut prestasi belajar dengan istilah hasil belajar17.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman

dan latihan dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai raport.

b. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar

Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku

siswa setelah proses belajar mengajar, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik”.

Oleh karena itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang

berisi rumusan kemajuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa

menjadi unsur penting sebagai dasar atau acuan penilaian18.

Lebih lanjut menurut Zakiah Daradjat, hasil belajar atau bentuk

perubahan tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek, yaitu pertama

aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan

pengetahuan dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang

diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif,

meliputi perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan dan

kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam

segi bentuk-bentuk tindakan motorik.

Berikut ini pemaparan ketiga aspek hasil belajar secara rinci:

1) Aspek kognitif

16 Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2000), hlm. 102 17 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2006), hlm. 151 18 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus, hlm. 197

Page 30: Peer Lesson Ptkguru.com

20

Hasil belajar ini meliputi enam tingkatan, disusun dari yang terendah

hingga yang tertinggi dan dapat dibagi dua bagian:

a) Bagian pertama, merupakan penguasaan dengan mengingat kembali bahan

yang telah diajarkan dan dipandang sebagai balasan untuk membangun

pengetahuan yang lebih komplek. Bagian ini menduduki tempat yang pertama

dalam urutan tingkat kemampuan kognitif dan merupakan tingkat abstraksi

yang paling sederhana.

b) Bagian kedua, merupakan kemampuan-kemampuan intelektual yang

menekankan pada proses mental untuk mengorganisasikan dan

mereorganisasikan bahan yang ada. Bagian ini menduduki tempat kedua

sampai tempat ke enam dalam urutan tingkat kemampuan kognitif. Adapun

tingkatan-tingkatan belajar aspek kognitif secara rinci sebagai berikut:

i. Pengetahuan

ii. Komprehensif

iii. Aplikasi

iv. Analisa

v. Sintesa

vi. Evaluasi

2) Aspek afektif

Aspek afektif adalah aspek yang bersangkutan dengan sikap mental,

perasaan dan kesadaran siswa. Hasil belajar aspek ini diperoleh melalui proses

Internalisasi, yaitu suatu proses ke arah pertumbuhan batiniah atau rohaniah

siswa, pertumbuhan itu terjadi ketika suatu nilai terkandung dalam ajaran agama

dan kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu sistem nilai diri, sehingga menuntun

segenap pernyataan sikap, tingkah laku dan perbuatan moralnya dalam menjalani

kehidupan ini.

3) Aspek psikomotorik

Bersangkutan dengan ketrampilan yang lebih bersifat kongkrit. Bentuk-

bentuk hasil belajarnya adalah sebagai berikut:

Page 31: Peer Lesson Ptkguru.com

21

a. Ketrampilan menunjukkan kepada proses kesadaran setelah adanya

rangsangan atau setimulasi, meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi untuk

bertindak.

b. Respon terpimpin yaitu langkah permulaan dalam mempelajari ketrampilan

yang komplek.

c. Mekanisme, yakni ketrampilan yang sudah terbiasa tetapi tidak seperti mesin

dan gerakan-gerakannya dilakukan dengan penuh keyakinan, mantap, tertib,

santun, khidmat dan sempurna.

d. Respon yang komplek, berkenaan dengan penampilan ketrampilan yang

sangat mahir, kemahiran ditampilkan dengan cepat, lancar dan tepat19.

Hasil belajar yang diharapkan saat ini meliputi tiga aspek kehidupan, yaitu:

1. Aspek kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis, dan evaluasi penilaian.

2. Aspek afektif meliputi memberi respon, memberi nilai/menikmati, dan

menerapkan atau mempraktekkan.

3. Aspek psikomotorik, pada aspek ini siswa dapat mempersepsikan, membuat,

menyesuaikan pola gerak dan menciptakan gerak-gerik baru20.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu serta pendekatan yang digunakan

dalam pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa meliputi:

1. Faktor internal, antara lain:

a) Aspek jasmaniah (fisiologis), baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, misalnya: penglihatan, pendengaran, struktur dan sebagainya.

b) Aspek psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari

usaha manusia. Aspek ini meliputi:

19 Zakiyah Darajat, hlm. 201

20Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:

Kencana, 2006), hlm. 35

Page 32: Peer Lesson Ptkguru.com

22

1) Tingkat kecerdasan /intelegensi siswa

2) Sikap siswa

3) Bakat siswa

4) Minat siswa

5) Motivasi siswa

2. Faktor eksternal meliputi:

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga

2) Lingkungan masyarakat

3) Lingkungan sekolah

4) Lingkungan kelompok.

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

3. Faktor pendekatan belajar.

Pendekatan belajar diartikan sebagai segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran

materi tertentu21.

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh

faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor-faktor

tersebut dalam banyak hal sering saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu

sama lain. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut muncul siswa yang

berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah atau gagal sama sekali.

3. Strategi pembelajaran Peer Lesson (Pelajaran Teman Sebaya)

a. Pengertian Peer Lesson

Peer Lesson adalah model pembelajaran yang mengembangkan “peer

teaching” dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk

21 Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 132-139

Page 33: Peer Lesson Ptkguru.com

23

mengajar kepada peserta sebagai anggota kelas. Langkah-langkah model

pembelajaran ini adalah guru membentuk kelompok dalam kelas sesuai dengan

jumlah topik yang dipelajari. Selanjutnya topik pelajaran dibagikan kepada

masing-masing kelompok untuk dipelajari. Sebelum masing-masing kelompok

menerangkan materi kepada sisa kelas lainnya guru memberikan sejumlah

informasi, konsep atau keahlian bagaimana cara mengajar pada yang lain.

Keunikan dari model pembelajaran ini adalah bahwa di dalam

menyampaikan atau mengajarkan materi kepada yang lainnya dilakukan secara

berkelompok. Berbeda dengan model sebelumnya di mana dalam menerangkan

materi pelajaran pada yang lainnya dilakukan secara individu meskipun dibentuk

kelompok-kelompok22.

b. Langkah-langkah Startegi Pembelajaran peer Lesson

Dalam melaksanakan strategi ini harus mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Bagilah kelas ke dalam sub kelompok. Buatlah sub kelompok

sebanyak topik yang diajarkan.

2. Berikan masing-masing kelompok sejumlah informasi, konsep, atau

keahlian untuk mengajar yang lain. Topik yang diberikan harus saling

berhubungan.

3. Mintalah setiap kelompok membuat cara presentasi atau mengajarkan

topiknya kepada sisa kelas. Sarankan agar menghindari ceramah atau

membaca laporan

4. Beberapa saran yang bisa digunakan sebagai berikut:

a. Sediakan alat-alat fisual

b. Kembangkan demonstrasi singkat

22 Mel Silberman, Active Learning 101Strategi Pembelajaran Active, hlm. 173-174

Page 34: Peer Lesson Ptkguru.com

24

c. Gunakan contoh atau analogi untuk membuat poin mengajar

d. libatkan pesera didik dalam diskusi, kusi. Menulis tugas, bermain

peran, khayalan, mental, atau studi kasus.

e. boleh bertanya

5.Berikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan

mempersiapkan(bisa di luar atau di dalam kelas). Kemudian mintalah

setiap kelompok mempresentasikan pelajaran mereka. Hargailah

usaha mereka.

c. Kekuatan dan Kelemahan peer Lesson

Strategi pembelajaran peer Lesson merupakan salah satu dari

pembelajaran model Peer Teaching. Strategi ini menempatkan seluruh tanggung

jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas. Kekuatan ataupun

kelebihan dari peer Lesson diantaranya strategi ini merupakan pembelajaran

aktive learning. Siswa aktif melakukan kegiatan dalam proses belajar mengajar.

Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar di kuasai hanya

apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik.

Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, saat ia menjadi

narasumber bagi yang lain. Peserta didik dilatih untuk berani tampil di depan

kelas mempresentasikan apa yang ia pelajari.

Suatu strategi pembelajaran tidak selamanya sempurna, tepat secara

menyeluruh bila diterapkan kepada sebuah mapel dalam proses belajar mengajar.

Ada beberapa kelemahan peer Lesson diantaranya:

a. Setiap anggota dalam kelompok tidak semuanya aktif

b. Waktu yang disediakan dalam satu kali pertemuan tidak mencukupi

c. Apabila tidak diawasi oleh guru ada kemungkinan siswa ribut dalam

mempresentasikan

d. Strategi ini cocok untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Page 35: Peer Lesson Ptkguru.com

25

4. Penerapan Strategi Peer Lesson Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Didalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di suatu sekolah

seorang guru di dalam mengajar tidak lepas dari menggunakan strategi atau

strategi dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tujuan pembelajaran dapat tercapai bila dilihat dari prestasi yang diperoleh oleh

setiap siswa. Tujuan pembelajaran yang dicapai sifatnya tidak hanya bersifat

kognitif semata tetapi ada aspek-aspek lain. Menurut Bloom ada 3 ranah yang

harus dicapai oleh setiap siswa dalam sebuah proses pembelajaran yaitu:

a. Ranah kognitif

b. Ranah avektif

c. Ranah psikomotorik23

Penerapan strategi pembelajaran peer Lesson dalam pembelajaran mata

pelajaran Aqidah Akhlak dapat diterapkan sebagai upaya dalam meningkatkan

prestasi siswa. Penerapan strategi ini bisa dilaksanakan dalam rangka pengelolaan

kelas. Di dalam strategi peer Lesson tujuan dari penggunaan strategi ini tidak

hanya aspek kognitif semata, tetapi aspek-aspek lain seperti apa yang disebutkan

dalam taksonomi Bloom. Di dalam pembelajaran Aqidah Akhlak penerapan peer

Lesson di dalam suatu kelas berarti memperdayaka semua aspek siswa.

Pengetahuan didapatkan siswa tatkala proses pembelajaran secara kognitif. Siswa

dilatih untuk berani mengajar kepada siswa yang lain, keaktifan dilatih dalam

pembelajaran ini. Kerjasama juga diajarkan ketika menerapkan strategi peer

Lesson, bagaimana siswa bekerjasama membuat resume materi pelajaran dalam

sebuah kelompok dan bagaimana mempresentasikan di depan teman-temannya.

5. Materi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 2008

tentang standar kompetensi lulusan dan standar isi Pendidikan Agama Islam dan

23 Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 114

Page 36: Peer Lesson Ptkguru.com

26

Bahasa Arab di Madrasah menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan

madrsah tsanawiyah untuk mata pelajaran aqidah Akhlak adalah:

1. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan tehadap rukun iman melalui

pembuktian dengan dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan

terhadap asmaul husna dengan menunjukkan ciri-ciri atau tanda perilaku

seseorang dalam fenomena kehidupan dan pengamalannya dalam kehidupan

sehari-hari

2. Membiasakan akhlak terpuji seperti ihlas, taat, khauf, taubat, tawakal, ihktiar,

sabar, syukur, qanaah, tawadhu’, husnuzhan, tasamuh, tawun, berilmu, kreatif,

produktif dan pergaulan remaja, serta menghindari akhlak tercela seperti riya’,

nifak, ananiah, putus asa, marah, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah,

fitnah dan namimah.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk kelas VII

naik semester 1 maupun semester 2 adalah sebagai berikut:

a. Aqidah

i. Memahami dasar dan tujuan akidah Islam

ii. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-

Nya

b. Akhlak

i. Menerapkan akhlak terpuji kepada Allah

Untuk semester 2 ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII adalah

sebagai berikut:

a. Aqidah

i. Memahami asmaul husna

ii.Meningkatkan keimanan kepada malaikat-malaikat Allah Swt dan makhluk

gaib selain malaikat

iii.Menghindari akhlak tercela.

Page 37: Peer Lesson Ptkguru.com

27

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis pada penelitian ini adalah bahwa dengan menerapkan strategi

Peer Lesson dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII M.Ts.

Arrosyidin Secang Magelang.

Page 38: Peer Lesson Ptkguru.com

28

BAB III

STRATEGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

yang berbentuk Teacher-as-Research (guru sebagai peneliti), di mana

kehadiran peneliti sangat diperlukan karena bertindak sebagai peneliti

sekaligus sebagai guru. Penelitian ini disebut juga Classroom action research

(CAR), yaitu penelitian praktis yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah

faktual yang dihadapi guru sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola

pembelajaran1

. mendefinisikan penelitian tindakan kelas yaitu bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka,

dan belajar dari pengalaman mereka sendiri2. Mereka dapat mencobakan suatu

gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh

nyata dari upaya itu. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki

dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan3.

Rumusan kembali dari definisi tersebut, penelitian tindakan kelas adalah

penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan

kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian tindakan ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang berbentuk

kolaboratif.

Peran guru dan peneliti adalah sejajar, artinya guru juga berperan sebagai

peneliti selama penelitian berlangsung. Inti penelitian ini terletak pada tindakan

yang dibuat kemudian diujicobakan dan dievaluasi, apakah tindakan alternatif ini

dapat memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran ataukah tidak.

1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.

3 2 Wiriatmaja, Strategi Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

hlm. 13. 3 Zainal Aqib, Membangun Profesionalisme guru dan Pengawas Sekolah (Bandung:

Yrama Widya), hlm. 18

Page 39: Peer Lesson Ptkguru.com

29

1. Siklus Penelitian

Model penelitian ini merujuk pada proses pelaksanaan penelitian yang

meliputi identifikasi masalah, perencanaan, aksi, observasi, koreksi, refleksi

dan merencanakan tindakan selanjutnya. Proses dasar tersebut dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar Spiral Tindakan Kelas4

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini terdiri dari 2 siklus.

Hal ini telah memenuhi persyaratan sesuai dengan pendapat Arikunto, dkk yang

menyatakan bahwa: ”Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda

perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada

4 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, hlm 31

Observasi

Refleksi

Observasi

Refleksi Aksi

Perencanaan

Identifikasi

masalah

SIKLUS I

SIKLUS II Perencanaan

Ulang

Koreksi

Koreksi

Aksi

Page 40: Peer Lesson Ptkguru.com

30

siklus kedua, dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas”. Pada setiap siklus

kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, tindakan, pemantauan atau

observasi, koraksi dan refleksi.

Perencanaan pembelajaran pada siklus I didasarkan pada identifikasi

masalah yang ditemukan, apakah masalah tersebut terjadi karena kondisi

pembelajaran siswa atau guru, sedangkan perencanaan tindakan siklus II

didasarkan pada hasil koreksi dan refleksi hasil belajar siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus I, begitu juga untuk pelaksanaan siklus III dilaksanakan

berdasarkan hasil koreksi dan refleksi siklus II5.

3. Rancangan Tindakan Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran

dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berkut:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti melakukan rencana kegiatan sebagai berikut:

1. Menyusun rencana pembelajaran sebagai acuan pelaksanaan proses

pembelajaran. Rencana pembelajaran pada pertemuan kedua dan seterusnya

disusun berdasarkan hasil analisis terhadap strategi penelitian yang

digunakan yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

2. Menyusun pembagian materi pelajaran yang akan dibagikan kepada masing-

masing kelompok.

3. Menyusun lembar observasi siswa

4. Menyusun tes akhir siklus.

b.Tahap tindakan

Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut:

5 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 17

Page 41: Peer Lesson Ptkguru.com

31

1. Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-

5 anak.

2. Peneliti memberikan arahan kepada semua kelompok tentang bagaimana

cara menyampaikan materi dengan baik supaya kelompok lain dapat

memahami.

3. Memberi kesempatan tiap kelompok untuk menyampaikan materi yang

menjadi tugasnya.

4. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan diskusi

pada setiap kelompok yang maju.

5. Peneliti bersama-sama kelompok lain mengevaluasi jawaban dan

pertanyaan.

6. Pada akhir pembelajaran, peneliti membantu siswa untuk membuat

kesimpulan materi pelajaran dan memberikan materi ajar yang dan akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

7. Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk mengetahui perkembangan

siswa dalam bentuk obyektif tes. Hasil tes pada akhir siklus ini nantinya

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk tindakan berikutnya.

Tindakan yang sama juga dilakukan pada siklus berikutnya.

c. Tahap observasi

Pada tahap ini aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung

dipantau oleh guru mitra dengan menggunakan pedoman observasi aktivitas siswa.

4. Tahap koreksi dan refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan untuk

dianalisis dan selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang

diperoleh sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan prestasi dan hasil

belajar sebelum dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah yang nantinya

digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.

Page 42: Peer Lesson Ptkguru.com

32

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang yang

beralamat di jalan raya Temanggung nomer 28 Secang Magelang. Penelitian

ini dilaksanakan terhadap siswa kelas VII A yang berjumlah 34 siswa.

Adapun waktu dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah

satu bulan dimulai tanggal 2 mei sampai dengan 30 mei. Apabila dilihat dari

waktu pelaksanaan penelitian ini sangatlah sedikit sekali karena dalm satu

minggu hanya ada dua jam pelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran Aqidah akhlak. Namun demikian peneliti meminta waktu mata

pelajaran lain yang bisa digunakan yaitu mata pelajaran muatan lokal bahasa

jawa sehingga dalam pelaksanaan penelitian ini bisa dilaksanakan lebih lama

untuk memaksimalkan penelitian ini sehingga didapatkan hasil yang

memuaskan.

C. Pelaksana dan Kolaborator

Pelaksana dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru mata pelajaran

Aqidah Akhlak kelas VII A yaitu Istochri dan dibantu oleh guru lain guru

bidang studi Qur’an hadist yaitu Fitriyati, S.Pd sebagai proses pembelajaran

yang bisa dilaksanakan dalam mapel lain.

D. Rancangan Penelitian

Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII dalam mata pelajaran Aqidah

Akhlak dengan pokok bahasan akhlak tercela yaitu akhlak tercela terhadap

Allah yang diharapkan dalam penelitian ini dengan menerapkan model belajar

peer Lesson.

1. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan identifikasi masalah

yang dihadapi siswa dengan observasi dan wawancara dengan guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak. Untuk mengatasi masalah pembelajaran

Page 43: Peer Lesson Ptkguru.com

33

sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka peneliti berencana menerapkan

strategi pembelajaran peer Lesson. Pada pertemuan pertama peneliti

mengadakan pre-test tentang pengetahuan yang dipelajari siswa pada

pertemuan sebelumnya dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak yang

menggunakan strategi ceramah dalam pembelajaran. Selain itu, peneliti

mempersiapkan strategi lain seperti ceramah dan brainstorming sebagai

antisipasi kemungkinan perubahan yang bersifat menyesuaikan.

Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-

langkah perencanaan tindakan yaitu menyusun instrument penelitian, antara

lain:

a) Menentukan materi akhlak tercela terhadap Allah.

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), baik untuk siklus I

maupun siklus II. Gambaran RPP yang disusun guru dapat dilihat dari

tabel di bawah ini.

c) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal tes

d) Menyiapkan kertas kecil untuk penerapan strategi

e) Pada tahap ini pula, peneliti mencari teman sejawat yang akan membantu

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Teman sejawat dimaksudkan

sebagai sumber untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif,

baik dari sisi siswa maupun guru.

2. Tahap tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program

pembelajaran, pengumpulan data hasil observasi dan tes. Adapun tindakan

yang akan diimplementasikan dalam PTK ini adalah menerapkan tindakan

yang mengacu pada skenario pembelajaran. Pengamatan selain dilakukan

oleh peneliti juga dilakukan oleh teman peneliti yang mencatat apa saja

yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Page 44: Peer Lesson Ptkguru.com

34

Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I adalah

pengertian akhlak tercela terhadap Allah, sedangkan materi pada tahap

tindakan II adalahbentuk-bentuk akhlak tercela terhadap Allah.

3. Tahap observasi

Peneliti melakukan observasi dengan memakai format observasi

yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk mengumpulkan data. Menilai

hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).

Tahap ini dilakukan untuk pengumpulan data. Observasi dilakukan

awal dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Selanjutnya dalam implementasi

tindakan juga diadakan observasi untuk mengetahui perubahan yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung. Observasi selain dilakukan oleh

peneliti sendiri juga dilakukan oleh teman peneliti yang ikut melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

4. Tahap refleksi

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk menemukan kembali

apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris yang

bila diterjemahkan mempunyai arti pemantulan. Refleksi dilakukan terus

menerus. Tahap refleksi dilakukan bersamaan dengan jalannya observasi

dan setelah observasi. Adakalanya observasi dan refleksi menyatu, dan

adakalanya juga refleksi dilakukan setelah praktik pembelajaran atau

setelah observasi selesai dilakukan. Refleksi dilakukan melalui peneliti

dengan guru yang bersangkutan. Refleksi ini dilakukan dalam rangka

menemukan kelemahan dan kekurangan pada praktik pembelajaran yang

dilakukan dan untuk mencari pemecahan maupun penguatan-penguatan

terhadap pembelajaran yang masih dipandang kurang optimal. Tujuannya

adalah untuk menemukan perbaikan-perbaikan apa yang perlu dilakukan

dalam proses pembelajaran pada siklus berikutnya. Refleksi dilakukan

dengan cara mengkaji pembelajaran yang telah dan belum terjadi, apa

Page 45: Peer Lesson Ptkguru.com

35

yang dihasilkan, dan mengapa terjadi demikian. Jadi, komponen refleksi

dapat digambarkan sebagai berikut: analisis, pemaknaan, penjelasan,

penyimpulan, tindak lanjut. Hasil refleksi pada siklus I diperbaiki melalui

rencana aksi pada siklus II dan seterusnya.

A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mendapatkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan,

dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen pembantu, seperti lembar

tes, lembar pengamatan partisipasi siswa di kelas, lembar evaluasi, pedoman

observasi atau lembar observasi aktifitas siswa dan guru di kelas.

Sedangkan untuk pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi,

wawancara, dokumentasi, dan test.

a. Observasi, dengan menggunakan strategi ini akan diketahui kondisi riil yang

terjadi dilapangan dan dengan menggunakan strategi ini diharapkan mampu

menangkap gejala suatu kenyataan (fenomena) sebanyak mungkin mengenai

apa yang akan diteliti6. Observasi merupakan strategi pengumpulan data

dengan melakukan pengamatan terhadap obyek penelitian7

. Penulis

melakukan observasi untuk mengumpulkan dan menangkap data tentang

praktik pembelajaran yang dilakukan guru Aqidah Akhlak di M.Ts.

Arrosyidin Secang Magelang, merekam kesesuaian antara apa yang

direncanakan dengan pelaksanaan di dalam kelas, keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran, misalnya keseringan siswa bertanya, siswa

menjawab pertanyaan guru, kemampuan bekerja sama, kesungguhan,

kemampuan melakukan tugas-tugas, kemampuan menanggapi, kemampuan

mengemukakan pendapat, keberanian dan lain-lain. Observasi ini penulis

pilih dikarenakan dengan observasi penulis mendapatkan data secara

langsung yang dilakukan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran

6 Koentjaraningrat, Strategi – Strategi Penelitian Masyarakat (Jakarta: Grafindo

Pustaka Media, 1997), hml. 105. 7 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: Penerbit SIC, 2001),

hml. 96.

Page 46: Peer Lesson Ptkguru.com

36

Aqidah Akhlak. Penulis ikut merasakan dalam proses pembelajaran tersebut

dikarenakan observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasif.

b. Wawancara

Wawancara atau yang disebut dengan interview merupakan teknik

pengumpulan data dengan menggunakan pedoman berupa pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan langsung kepada objek untuk mendapatkan

jawaban secara langsung8. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan oleh

peneliti kepada guru yang melaksanakan pembelajaran dalam hal ini adalah

guru mapel Aqidah Akhlak di M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang serta

siswa yang diajar. Dengan wawancara ini dapat diketahui kendala apa yang

dirasakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Serta keinginan-keinginan

siswa terhadap proses pembelajaran tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, trankip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya9

. Melalui

dokumentasi peneliti mendapatkan gambaran tentang keadaan sekolah

yang diteliti. Peneliti mengumpulkan data-data yang ada di M.Ts.

Arrosyidin Secang Magelang, khususnya yang berhubungan dengan

proses pembelajaran Aqidah Akhlak.

d. Tes

Ada dua macam tes yang digunakan yaitu teknik tes tertulis dan non

tertulis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes dikarenakan

untuk mengumpulkan data tentang kompetensi yang telah dicapai

8 Sudarman Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2002),

hml.130. 9 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

hml.231.

Page 47: Peer Lesson Ptkguru.com

37

setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi peer

Lesson. Tes ini lebih cenderung bersifat kognitif. Tes ini berupa

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun berdasarkan apa yang telah

dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kompetensi dasar dalam tes

ini adalah seberapa pemahaman siswa terhadap materi akhlak tercela

terhadap Allah yang ada dalam KD tersebut. Sedangkan non tertulis

dilakukan untuk penilaian proses dan produk. Dalam pembelajaran

strategi peer Lesson yang dinilai adalah keaktifan siswa hasil karya

yang dipajang ataupun hasil diskusi yang menjadi kesimpulan dari

semua pendapat yang telah dikemukakan.

B. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola kategori dan satuan dasar, sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. Analisis data secara kualitatif mengikuti prosedur analisis

data secara kualitatif. Sebagaimana pada umumnya analisis data kualitatif

dilakukan dengan tahap-tahap: pemaparan data, reduksi data, kategorisasi data,

penafsiran/pemaknaan, dan penyimpulan hasil analisis.

Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan

melalui proses seleksi, pengelompokkan, dan pengorganisasian data mentah

menjadi sebuah informasi yang bermakna. Paparan data merupakan upaya

menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk naratif,

grafik atau bentuk lainnya. Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari

sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang

singkat, pendek dan bermakna.

Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan

tes yang berupa catatan observasi, wawancara, dokumen fottofolio kemudian

ditulis ulang, dipaparkan apa adanya, kemudian dipilih dan dipilah-pilah sesuai

Page 48: Peer Lesson Ptkguru.com

38

dengan focus penelitian, setelah melalui proses analisis dalam kerangka

memperoleh data yang sahih dengan member check, triangulasi dan

pelacakanmendalam, kemudian disimpulkan dan dimaknai.

Analisa data yang bersifat deskriptif kuantitatif dilakukan dengan

analisis prosentase, dan analisa rata-rata. Data kuantitatif ini diolah

berdasarkan data hasil pengamatan melalui pengamatan, pengerjaan LKS dan

hasil tes. Untuk mengukur prosentase ketuntasan belajar secara individu

menggunakan rumus berikut:

Nilai = %100xalskormaksim

capaiskoryangdi

Dengan kriteria ketuntasan yang ditunjukkan tabel berikut:

Nilai Kriteria Ketuntasan

< 75 Tidak Tuntas

≥ 75 Tuntas

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal

digunakan rumus berikut:

P = %1002

1x

n

n

Keterangan :

P = nilai ketuntasan belajar

∑n1 = jumlah siswa tuntas belajar

∑n2 = jumlah total siswa

Dan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar tiap siswa setiap

siklusnya menggunakan rumus berikut :

Page 49: Peer Lesson Ptkguru.com

39

Q =

Posrate-basrate

x 100%

Baserate

Keterangan :

Q = Peningkatan belajar

Posrate = Nilai sesudah siklus

Baserate = Nilai sebelum siklus

C. INDIKATOR PENCAPAIAN

Bersumber pada hasil observasi yang menunjukkan partisipasi siswa

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, diharapkan adanya peningkatan

partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi peer

Lesson. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian

akan dinyatakan berhasil apabila mencapai nilai 85% secara klasikal,

sedangkan secara individual peserta didik telah mencapai nilai 75 atau lebih.

Hal inilah kemudian peserta didik telah mengalami ketuntasan belajar pada

pokok bahasan pada siklus I dan siklus II.

Page 50: Peer Lesson Ptkguru.com

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang

yang terletak di jalan Magelang Temanggung no 28. Penelitian tindakan

kelas ini dilaksanakan terhadap siswa kelas VII yang berjumlah 37 siswa.

Penelitian awal yang peneliti lakukan sebelum melaksanakan tindakan

berupa siklus baik siklus 1 ataupun siklus 2. Observasi yang peneliti

lakukan selama 2 minggu pada bulan april. Peneliti memasuki ruang kelas

VII sebagai subjek penelitian ketika terjadi proses belajar mengajar. Di

dalam proses belajar mengajar tersebut guru Akidah Akhlak di dalam

melaksanakan kegiatan mengajar menggunakan RPP dengan strategi

mengajar yaitu ceramah saja, sesekali bertanya kepada siswa yang

melakukan kegiatan mengganggu siswa lain ataupun kepada siswa yang

justru mengerjakan pekerjaan mata pelajaran lain. Sisi lain hasil belajar

siswa yang telah ditetapkan dalam KKM yaitu 75 banyak siswa yang tidak

emenuhi ketuntasan apalagi bila ketuntasan dilihat dari segi ketuntasan

klasikal yaitu 85%.

Dalam menyampaikan materi guru tidak membuat RPP, tetapi

langsung berdasarkan buku materi ajar Aqidah Akhlak sebagai buku

pegangan yang digunakan untuk menyampaikan pembelajaran. Guru tidak

membacakan tujuan yang harus dicapai sesuai yang terdapat dalam silabus.

Strategi ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan materi.

Begitu juga dengan kegiatan untuk membangkitkan motivasi sangat kurang

dilakukan oleh guru.

Page 51: Peer Lesson Ptkguru.com

41

Pada penelitian perbaikan pembelajaran ini, peneliti bertindak

sebagai pengamat atau observator. Peneliti menggunakan guru lain sebagai

pelaksana dan juga mendiskusikan hasil pengamatannya terhadap

perbaikan pembelajaran dan memberi masukan untuk perbaikan

pembelajaran berikutnya.

Sebelum diadakannya tindakan, peneliti terlebih dahulu

mengadakan observasi di kelas VII M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang

saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran materi akhlak tercela

dengan menggunakan strategi konvensional, yaitu ceramah membuat siswa

jenuh, bosan, malas, dan tidak bersemangat sehingga membuat mereka

kurang memahami materi. Namun setelah menggunakan strategi peer

Lesson, siswa tampak lebih aktif dan dengan mudah memahami materi

sehingga prestasi belajar yang dicapai merekapun meningkat.

B. Deskripsi Pada Siklus I

Sebelum peneliti melakukan siklus I, terlebih dahulu peneliti

melakukan pre-test. Pre-test ini dilakukan guna mengetahui sejauh mana

tingkat pemahaman siswa tentang pengetahuan yang dipelajari siswa pada

pertemuan sebelumnya dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak yang

masih menggunakan strategi lama atau konvensional, yaitu ceramah dalam

pembelajaran. Setelah nilai diperoleh dari tahap pre-test ini, peneliti

melanjutkan penelitian ke tahap siklus I.

Berikut adalah hasil penelitian siklus I pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak dengan menggunakan strategi peer Lesson

a. Perencanaan

Berdasarkan hipotesis tindakan dan identifikasi masalah, maka

peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan menerapkan

strategi peer Lesson yang bertujuan agar siswa aktif dan paham

terhadap materi yang disampaikan, sehingga pembelajaran bisa lebih

Page 52: Peer Lesson Ptkguru.com

42

efektif dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Selanjutnya peneliti

bersama guru melakukan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Menyusun skenario pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian

kegiatan dengan menggunakan strategi peer Lesson. Materi yang

diajarakan adalah tentang akhlak tercela terhadap Allah. Seluk

beluk tentang materi akhlak tercela berpedoman apa yang ada

dalam silabus mapel Aqidah Akhlak kelas VII. RPP digunakan

sebagai acuan dalam proses belajar sehingga tidak keluar dari

skenaio yang telah ditetapkan.

2) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan

pembelajaran. Alat yang digunakan adalah berupa kertas

pembagian kelompok dalam hal ini kelompok dibagi menjadi 3.

Bahan pembelajaran adalah buku materi mapel Aqidah Akhlak

kelas VII yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai

3) Menyusun soal evaluasi yang akan dipergunakan untuk mengukur

prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini evaluasi atau test yang

dilaksanakan dengan menggunakan waktu tersendiri. Test yang

dilaksanakan pada akhir pembelajaran hanya bersifat test lesan.

4) Mengefektifkan penggunaan strategi mengajar pada setiap siklus.

Pengefektifan penggunaan strategi ini dengan dibantu oleh guru

mapel yang serumpun, yaitu guru Qur’an Hadist.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melakukan kegiatan

pembelajaran yang sudah disusun dalam skenario pembelajaran (RPP).

Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan memotivasi

dan mengadakan tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan

yang berhubungan denganakhlak tercela. Setelah guru memberikan

gambaran materi yang akan dibahas dan menyampaikan tujuan

pembelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa – siswa untuk

Page 53: Peer Lesson Ptkguru.com

43

membaca materi, kemudian guru memberikan penjelasan tentang

materi akhlak tercela, dan setelah itu guru membagi siswa menjadi tiga

kelompok. Setiap kelompok terdiri dari sepuluh orang siswa. Sebelum

melakukan kegiatan guru memberikan pengarahan tentang langkah-

langkah yang harus ditempuh, yaitu siswa mempelajari materi secara

berkelompok. Masing-masing kelompok mempelajari materi yang

sudah diberikan oleh guru. Siswa mendalami materi dengan membaca,

ada yang mendengarkan penjelasan temannya dalam satu kelompok

ada yang mencatat apa yang dijelaskan oleh teman lainnya dalam satu

kelompok.

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Beberapa siswa yang belum begitu memahami materi mengajukan

pertanyaan, namun ada beberapa siswa yang hanya diam dan terlihat

masih bingung. Ada juga beberapa siswa yang terlihat masih malu

dalam mengutarakan pertanyaan. Ada juga siswa yang pasif dan

kurang konsen pada pembelajaran serta tidak berminat mengikuti

pelajaran.

Semua siswa dalam kelompok tersebut terlarut dalam kegiatan

masing-masing. Kemudian kelompok maju satu persatu untuk

menjelaskan materi yang ia baca kepada kelompok lainnya.

Pada akhir siklus I ini guru memberikan klarifikasi dan apresiasi

( pujian ) terhadap jawaban siswa - siswa, dan kemudian mengajak

siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. Selanjutnya siswa

mempersiapkan diri untuk melaksanakan tes formatif yang diberikan

oleh guru guna mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang

baru dibahas di dalam kelas.

c. Observasi Kegiatan

Peneliti sebagai pengamat atau observator melakukan

pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dan keaktifan siswa

Page 54: Peer Lesson Ptkguru.com

44

selama proses kegiatan belajar mengajar. Peneliti melakukan

pengamatan terhadap guru dalam menyampaikan materi pembelajaran,

strategi yang digunakan, pemberian penguatan, memotivasi siswa dan

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

Peneliti juga melakukan pengamatan secara cermat terhadap

aktivitas siswa dengan menggunakan Lembar Observasi Siswa yang

telah disiapkan terlebih dahulu. Aspek keaktifan meliputi

memperhatikan penjelasan guru dengan serius, mengerjakan tugas yang

diberikan serta mencatat dan merangkum materi, dan aktif dalam tanya

jawab.

1) Hasil proses

Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), guru

telah melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran (RPP) yang

telah dibuat. Sedangkan peneliti dengan menggunakan data hasil

observasi mencatat beberapa kejadian penting, antara lain keaktifan

siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dengan

menggunakan strategi peer Lesson masih kurang optimal. Hal ini

ditunjukkan dengan masih adanya beberapa siswa yang masih pasif,

masih mengobrol dengan teman disampingnya, kurang memperhatikan

penjelasan guru dan kurang konsen pada saat pembelajaran serta tidak

berminat mengikuti pelajaran. Masih adanya siswa yang bingung pada

proses pembelajaran dikarenakan siswa masih belum memahami

tentang strategipeer Lesson. Namun demikian, dengan menggunakan

strategi peer Lesson keaktifan siswa dalam proses belajar sudah

menunjukkan peningkatan. Hal ini bisa kita lihat dari jumlah persentase

keaktifan siswa pada tabel berikut:

Page 55: Peer Lesson Ptkguru.com

45

No Aspek yang diamati

Jumlah

Siswa %

1. Cepat menyiapkan alat belajar 27 72,97

2. Memperhatikan penjelasan guru dengan serius 30 81,08

3. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan

antusias 35 94,59

4. Mencatat dan merangkum materi 33 89,18

5. Tanya Jawab 23 62,16

Tabel 3 : Prosentase keaktifan belajar siswa pada proses

pembelajaran Aqidah Akhlak Siklus 1

2) Hasil Belajar

Peneliti menetapkan ketuntasan minimal 75, artinya siswa

dinyatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 75 atau lebih. Secara

klasikal dikatakan tuntas apabila telah mencapai 80 %.

Nilai hasil belajar siswa dalam siklus I diambil dari nilai tes evaluasi

siswa pada akhir siklus. Namun untuk melihat apakah ada peningkatan

prestasi siswa pada siklus I ini, maka peneliti juga mengumpulkan data

nilai siswa pada pre-test. Berikut adalah perbandingan nilai sebelum (pre-

test) dan sesudah pembelajaran pada siklus I yang bisa dilihat dari tabel di

bawah ini:

NO NAMA PRE-TEST SIKLUS I

Nilai T/TT Nilai T/TT

1. Angga Widura 45 TT 60 TT

2. Anisa Sulfiana Rachman 45 TT 65 TT

Page 56: Peer Lesson Ptkguru.com

46

3. Ariya Rizal Anwar 85 T 90 T

4. Armaga Krisna Mawaldi 75 T 80 T

5. Desi Andriyani 80 T 95 T

6. Dimas Sabtian Dwitriono 60 TT 75 T

7. Ed Supriyanto 60 TT 75 T

8. Efi fitrianingsih 65 TT 75 T

9. Eni Puji Lestari 65 TT 75 T

10. Fuad khakim 70 TT 85 T

11. Indri Nur Safitri 60 TT 75 T

12. Irma susilowati 55 TT 75 T

13. Lutfi Istikhomatulhusna 55 TT 75 T

14. Mei Trisetyowati 50 TT 75 T

15. Muhammad Aris Susanto 75 T 85 T

16. Nanda Ayu Arumsari 75 T 80 T

17. Nurul Khasanah 75 T 75 T

18. Renni Dwi Safitri 75 T 85 T

19. Riska Dwi Pratiwi 75 T 90 T

20. Riyani 40 TT 60 TT

21. Rizki Indri Prasetyo 45 TT 65 TT

22. Sadik Akbar 45 TT 60 TT

23. Saputra adi Nugraha 55 TT 75 T

24. Sarinah 55 TT 75 T

25. Septian Nursa Pratama 60 TT 75 T

Page 57: Peer Lesson Ptkguru.com

47

26. Sutarno 70 T 75 T

27. Teguh Budi santoso 65 TT 75 T

28. Wahyu Indriyanti 65 TT 75 T

29. Yuli Atmini 80 T 90 T

30. Romi Agus 60 TT 75 T

31. Dimas Maulana 60 TT 75 T

32. Tegar Satrio yosep 55 TT 75 T

33. M. Burhanudin 65 TT 80 T

34. M. yusuf 50 TT 50 TT

35. Purwanto 45 TT 55 TT

36. Khoirul Anam 45 TT 50 TT

37. M. Isa Aniffari 65 TT 75 T

Tabel 4 : Perbandingan nilai siswa pre-test dan sesudah

pembelajaran siklus 1

Dari data perbandingan hasil nilai belajar siswa sebelum (pre-test)

dan sesudah pembelajaran pada siklus I diatas, ada variasi nilai yang

diberikan guru dan frekwensi siswa yang mendapatkan nilai tersebut. Tiap

nilai yang diberikan oleh guru mempunyai frekwensi jumlah siswa yang

berbeda – beda. Perbandingan frekwensi jumlah siswa dari masing –

masing nilai yang diberikan oleh guru pada pre-test dan sesudah

pembelajaran siklus I apabila ditampilkan dalam grafik adalah sebagai

berikut:

Page 58: Peer Lesson Ptkguru.com

Grafik 1 : Perb

nilai yang d

Dari data

peneliti bisa m

sebagai berikut

a. Prosentase

Banyak sis

Siswa yang

Prosentase s

= 10037

30x

b. Prosentase

Siswa yang

Prosentase s

0

2

4

6

8

10

12

Jumlah Siswa

erbandingan frekwensi jumlah siswa terhadap m

g diberikan pada pre-test dan setelah pembelaja

i data nilai siswa sesudah pembelajaran siklus

bisa memperoleh data ketuntasan belajar siswa s

erikut:

entase siswa yang telah tuntas belajar

ak siswa = 37 siswa

yang telah tuntas = 30 siswa

ntase siswa yang telah tuntas belajar

%08,81%100 =

entase siswa yang belum tuntas

a yang belum tuntas = 8 siswa

ntase siswa yang belum tuntas = 8/37 x100%=

40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

Nilai

48

ap masing-masing

elajaran siklus I

iklus I diatas, maka

iswa secara klasikal

00%= 21,62%

Sebelum

Sesudah

Page 59: Peer Lesson Ptkguru.com

49

Secara klasikal dinyatakan sudah tuntas karena nilai tuntas sudah

mencapai 75 %, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih belum

tuntas.

Setelah dilakukan penelitian di akhir pembelajaran pada siklus I,

hasilnya belum memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti karena

masih ada beberapa siswa yang belum mencapai tuntas minimal, sehingga

tuntas belajar klasikal juga belum tercapai.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, ternyata

dalam siklus I dengan menggunakan strategi peer Lesson, proses

pembelajaran yang berlangsung mulai terlihat efektif, hal ini ditunjukkan

dengan meningkatnya keaktifan peserta didik selama pembelajaran

berlangsung, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih pasif, tidak

memperhatikan penjelasan guru, dan masih banyak siswa yang tidak mau

bertanya saat mengalami kesulitan serta masih malu ketika diminta guru

untuk menjadi sebagai sukarelawan untuk membacakan pertanyaan. Hal

ini dikarenakan hal – hal sebagai berikut:

1. Siswa belum terbiasa menggunakan strategi peer Lesson dan masih

terpengaruh dengan strategi yang lama

2. Penjelasan guru terlalu cepat

3. Kemungkinan pembagian kelompok terlalu besar, sehingga siswa

kurang memahami langkah-langkah dalam mengerjakan soal.

4. Guru dalam hal bertanya kepada siswa dan meminta siswa sebagai

sukarelawan kurang merata, sehingga belum semua siswa ikut aktif

dalam proses pembelajaran

Karena masih adanya beberapa kekurangan dalam proses

pembelajaran pada siklus I ini, maka berdampak pada kurangnya tingkat

pemahaman siswa. Hal ini bisa dilihat dari data hasil belajar siswa pada

Page 60: Peer Lesson Ptkguru.com

50

siklus I yang menunjukkan bahwa indicator ketuntasan belajar siswa

secara klasikal belum tercapai. Pada pembelajaran siklus I ini masih ada 7

siswa (18,92%) yang belum tuntas belajar dengan nilai dibawah 75,

sedangkan siswa yang sudah tuntas belajar ada 30 siswa (81,08%) dengan

nilai diatas 75. Ini berarti pada perbaikan pembelajaran siklus I sudah

tuntas secara klasikal, walaupun masih ada siswa yang masih belum

tuntas..

Dari hasil observasi pada siklus I ini, selanjutnya peneliti

melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I,

mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas

dengan melakukan tindakan selanjutnya.

Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi

siswa sehingga siswa bisa menjadi lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Dan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik

dan dapat mencapai indikator keberhasilan, peneliti juga berupaya supaya

suasana di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti didapatkan

beberapa solusi untuk digunakan sebagai rumusan dalam upaya perbaikan

terhadap proses pembelajaran pada siklus II dengan strategi peer Lesson

pokok bahasan akhlak tercela kepada Allah kelas VII M.Ts. Arrosyidin.

Upaya – upaya tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Menyusun kembali scenario pembelajaran (RPP) dan soal tes untuk

siklus II

2. Guru akan menjelaskan lebih pelan

3. Guru akan membagi kelompok siswa lebih kecil, satu kelompok

terdiri dari 6 orang sehingga kelompok yang terbentuk lebih banyak.

4. Sebaran pertanyaan dan permintaan sebagai sukarelawan kepada

siswa akan diusahakan lebih merata, sehingga semua siswa bisa ikut

aktif dalam proses pembelajaran.

Page 61: Peer Lesson Ptkguru.com

51

Dalam penelitian pembelajaran siklus I ini, meskipun belum tuntas

secara klasikal namun sudah tampak adanya peningkatan semangat dan

keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran. Menurut hasil observasi yang

dilakukan peneliti, sebagian besar siswa merasa cocok dan senang dengan

strategi peer Lesson.

2. Deskripsi Siklus II

a) Perencanaan

Dari hasil refleksi siklus I memperlihatkan, bahwa pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan menerapkan model pembelajaran peer Lesson telah

berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya data tentang

peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa, sebagaimana disebutkan di

atas. Namun, peningkatan tersebut belum mencapai standar yang ditetapkan,

sehingga perlu diadakan perencanaan lanjutan untuk tindakan siklus II.

Pada siklus II ini peneliti membuat rencana perbaikan

pembelajaran yang merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada siklus II ini

peneliti merencanakan akan melaksanakan perbaikan dengan lebih

mengaktifkan siswa. Peneliti memberikan variasi – variasi kecil agar

peserta siswa tidak jenuh dan proses pembalajaran menjadi lebih menarik.

Peneliti menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) dan soal

tes siklus II. Peneliti juga akan mengupayakan untuk memberikan

penjelasan lebih pelan, serta berusaha untuk lebih menyebarkan

pertanyaan kepada siswa dan permintaan kepada siswa untuk menjadi

sukarelawan.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II ini peneliti lebih menekankan pada penjelasan

materi yang masih belum jelas dan siswa yang masih kurang aktif dalam

kelompoknya masing-masing. Untuk lebih meningkatkan pemahaman

siswa, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang materi akhlak

tercela . Agar semua siswa aktif dan memperhatikan, guru selalu memberi

Page 62: Peer Lesson Ptkguru.com

52

penjelasan yang mendetail. Siswa yang belum aktif dalam kerja kelompok

diberi pengertian dan motivasi agar tidak mengandalkan teman lain yang

aktif.

Skenario pembelajaran pada siklus II sama halnya dengan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, hanya saja materi yang

disampaikan berbeda dan pembagian anggota setiap kelompoknya lebih

sedikit dibanding pada siklus I. Setiap kelompok mendapatkan materi

sendiri-sendiri yang sudah dibagi dalam perencanaan. Siswa mulai lebih

memahami proses pembelajaran dengan menggunakan strategi ini

dikarenakan sudah mengalami pada proses siklus I dan siswa sudah

merasakan bahwa strategi yang diterapkan ini memberikan suasana yang

berbeda.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran peneliti berhasil melakukan observasi

terhadap kegiatan pembelajaran siklus II. Dari lembar observasi dapat

diketahui bahwa hasil penelitian masalah siklus II ini sudah baik daripada

perbaikan pembelajaran siklus I.

1) Hasil Proses

Pada siklus II ini siswa sudah aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Siswa lebih semangat, antusias dan serius dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa pun sudah bisa

melakukan strategi peer Lesson secara mandiri. Guru hanya

memberikan bimbingan saja dalam proses pelaksanaannya.

Berikut ini hasil peneliti mengenai keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran siklus II mata pelajaran Aqidah pokok bahasan

akhlak tercela kelas VII M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang :

Page 63: Peer Lesson Ptkguru.com

53

No Aspek yang diamati

Jumlah

Siswa %

1. Cepat menyiapkan alat peraga 35 94,59

2. Memperhatikan penjelasan guru dengan serius 35 94,58

3. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan

antusias 37 100

4. Mencatat dan merangkum materi 37 100

Tabel 5 : Prosentase keaktifan belajar siswa pada pembelajaran

Aqidah Akhlak Siklus II

2) Hasil Belajar Siswa

Setelah dilakukan tes atau penilaian di akhir pembelajaran siklus

II, ternyata hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dalam

proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dengan adanya perolehan nilai

yang lebih baik dibandingkan pada pembelajaran siklus I. Jumlah siswa

yang tuntas pun meningkat sampai 100%. Dan hal ini menunjukkan

bahwa pembelajaran Aqidah Akhlak dengan strategi peer Lesson telah

berhasil.

Berikut adalah perbandingan nilai yang diperoleh siswa pada

siklus II dibanding dengan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I:

NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II

Nilai T/TT Nilai T/TT

1. Angga Widura 60 TT 75 T

2. Anisa sulfiana Rahman 65 TT 75 T

Page 64: Peer Lesson Ptkguru.com

54

3. Ariya Rizal Anwar 90 T 100 T

4. Armaga Krisna mawaldi 80 T 85 T

5. Desi Andriyani 95 T 100 T

6. Dimas Sabtian Dwitriono 75 T 85 T

7. Ed Priono 75 T 75 T

8. Efi Fitrianingsih 75 T 95 T

9. Eni Puji Lestari 75 T 80 T

10. Fuad khamim 85 T 90 T

11. Indri Nur safitri 75 T 85 T

12. Irma susilowati 75 T 80 T

13. Lutfi Istikomatulhusna 75 T 75 T

14. Mei tri Setyowati 75 T 85 T

15. Muhammad Arif Susanto 85 T 90 T

16. Nanda Ayu Arumsari 80 T 90 T

17. Nurul Khasanah 75 T 85 T

18. Renny Dwi safitri 85 T 95 T

19. Riska Dwi Pratiwi 90 T 100 T

20. Riyani 60 TT 85 T

21. Rizki Indri Prasetyo 65 TT 75 T

22. Sadik Akbar 60 TT 75 T

23. Saputra adi Nugraha 65 TT 80 T

Page 65: Peer Lesson Ptkguru.com

55

24. Sarinah 75 T 85 T

25. Septian adi Nugraha 75 T 85 T

26. Sutarno 75 T 80 T

27. Teguh Budi santoso 75 T 85 T

28. Wahyu Indriyanti 75 T 85 T

29. Yuli Atmini 90 T 95 T

30. Romo Agus 75 T 80 T

31. Dimas Maulana 75 T 85 T

32. Tegar satrio Yosep 75 T 85 T

33. M. Burhanudin 80 T 90 T

34. M. Yusuf 45 TT 75 T

35. Purwanto 55 TT 75 T

36. Khoirul Anam 50 TT 75 T

37. M. Isa Aniffari 75 T 85 T

Tabel 6 : Perbandingan Hasil Nilai Siswa Pembelajaran Siklus I dan

Sesudah Pembelajaran Siklus II

Sedangkan perbandingan frekwensi jumlah siswa dari masing –

masing nilai yang diberikan oleh guru pada pembelajaran siklus I dan

sesudah pembelajaran siklus II berdasarkan data diatas apabila

ditampilkan dalam grafik adalah sebagai berikut:

Page 66: Peer Lesson Ptkguru.com

Grafik 2 : Perb

nilai yang dibe

Dari data

peneliti bisa m

sebagai berikut

a. Prosentase

Banyak sis

Siswa yang

Persentase s

= 10037

37x

b. Prosentase

Jumlah Siswa

erbandingan frekwensi jumlah siswa terhadap m

iberikan pada pembelajara siklus I dan setelah

siklus I

i data nilai siswa sesudah pembelajaran siklus I

bisa memperoleh data ketuntasan belajar siswa s

erikut:

entase siswa yang telah tuntas belajar

ak siswa = 37 siswa

yang telah tuntas = 37 siswa

ntase siswa yang telah tuntas belajar

%100%100 =

entase siswa yang belum tuntas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

40 50 60 70 80 90 100

Nilai

56

ap masing-masing

elah pembelajaran

klus II diatas, maka

iswa secara klasikal

100

Sebelum Sesudah

Page 67: Peer Lesson Ptkguru.com

57

Siswa yang belum tuntas = 0 siswa

Prosentase siswa yang belum tuntas = %0%10037

0=x

Secara klasikal dinyatakan sudah tuntas karena nilai yang trmasuk

kategori tuntas sudah lebih dari 70 %.

Setelah dilakukan penelitian di akhir pembelajaran pada siklus II,

hasilnya sudah memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti karena

hampir seluruh siswa mencapai tuntas minimal, sehingga tuntas belajar

klasikal juga tercapai.

d. Refleksi

Berdasarkan data yang didapat dari pelaksanaan siklus II

menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan yaitu aktivitas,

dan prestasi belajar peserta didik. Hal ini diawali dengan selama proses

pembelajaran Aqidah Akhlak dengan penerapan model pembelajaran peer

Lesson antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam

penelitian perbaikan pembelajaran ini, sudah tuntas secara klasikal dan

sudah nampak adanya peningkatan semangat dan keseriusan siswa dalam

mengikuti pelajaran. Menurut pengamat, semua siswa sudah cocok dengan

strategi peer Lesson. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa

menunjukkan peningkatan dari siklus I. Sedangkan ketuntasan belajar siswa

pada siklus II ini secara klasikal juga meningkat dengan presentase

ketuntasan 100%.

Dari hasil refleksi siklus II ini menunjukkan bahwa proses

pembelajaran Aqidah Akhlak pokok bahasan akhlak tercela kepada Allah

kelas VII M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang dengan strategi peer Lesson

telah berhasil, untuk itu siklus dihentikan.

Page 68: Peer Lesson Ptkguru.com

58

B. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Siklus I

Partisipasi siswa dalam pembelajaran agak baik dibandingkan

sebelum dilakukan penilaian perbaikan pembelajaran. Siswa sangat

tertarik dengan strategi mengajar guru. Namun ada beberapa siswa yang

masih takut untuk bertanya saat mengalami kesulitan, dan masih belum

aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Semangat siswa dalam perbaikan pembelajaran masih rendah,

banyak siswa yang kurang memperhatikan arahan guru. Dari hasil

penelitian di akhir perbaikan pembelajaran siklus I walaupun masih ada

beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan yaitu 7 anak sehingga

ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 81,18% sedangkan ketuntasan

minimal secara klasikal yang harus dicapai adalah 80 %, namun dari data

terlihat sudah ada peningkatan prestasi siswa pada siklus I dibandingkan

sebelum perbaikan. Prosentase peningkatan prestasi masing – masing

siswa pada siklus I dibandingkan dengan pada pre-test ditunjukkan pada

tabel berikut:

NO NAMA PENINGKATAN PRESTASI (%)

1. Angga Widura 33,33

2. Anisa Sulfiana rachman 44,44

3. Ariya Rizal anwar 5,88

4. Armaga Krisna Mawaldi 6,66

5. Desi andriyani 18,75

6. Dimas Sabtian Dwitriyono 25

7. Ed Supriyanto 25

Page 69: Peer Lesson Ptkguru.com

59

8. Efi Fitrianingsih 15,38

9. Eni Puji Lestari 15,38

10. Fuad Khamim 21,42

11. Indri nur Safitri 25

12. Irma Susilowati 36,36

13. Lutfi istikhotimah 36,36

14. Mei Tri setyowati 40

15. Muhamad arif Susanto 13,33

16. Nanda ayu arumsari 6,66

17. Nurul Khasanah 0

18. Reni Dwi safitri 13,33

19. Riska Dwi Pratiwi 20

20. Riyani 50

21. Rizki Indri Prasetyo 44,44

22. Sadik Akbar 33,33

23. Saputra Adi Nugraha 36,36

24. Sarinah 36,36

25. Septian Nusa Pratama 25

26. Sutarno 7,14

27. Teguh Budi santoso 15,38

Page 70: Peer Lesson Ptkguru.com

60

28. Wahyu Indriyanti 15,38

29. Yuli Atmini 12,5

30. Romi Agus 25

31. Dimas Maulana 25

32. Tegar Satrio Yosep 36,36

33. Muhammad Burhanudin 23,07

34. M. Yusuf 0

35. Purwanto 22,22

36. Khoirul Anam 11,11

37. M. Isa Aniffari 15,38

Jumlah 869

Rata - Rata 22,60

Tabel 4 : Presentase Peningkatan Prestasi Siswa pada Proses

Pembelajaran Siklus I

b. Siklus II

Untuk pelaksanaan siklus II, guru lebih memotivasi dan memacu

siswa untuk memperhatikan setiap langkah yang ada dalam strategi peer

Lesson sehinggga siswa paham dan pada akhirnya semua siswa bisa

menikmati dan merasa senang dengan strategi peer Lesson ini dan siswa

pun menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Langkah – langkah

perbaikan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran siklus II ini

memberi dampak yang positif pada peningkatan prestasi siswa.

Page 71: Peer Lesson Ptkguru.com

61

Ada peningkatan keseriusan siswa dalam pembelajaran. Semua

siswa mengerjakan tugas guru. Semangat siswa mulai meningkat sehingga

siswa berusaha untuk memperhatikan penjelasan tentang materi. Siswa

pun pada akhirnya dapat melakukan kerja strategi peer Lesson dengan

mandiri tanpa bantuan guru dan guru hanya membimbing seperlunya saja.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran siklus II mengalami

peningkatan dibanding siklus I. Dari hasil penelitian pada pembelajaran

siklus II ini terlihat adanya peningkatan prestasi dibandingkan perbaikan

pembelajaran sebelumnya (siklus I). Rata-rata ketuntasan klasikal 100%

sehingga ketuntasan klasikal sudah tercapai karena ketuntasannya sudah

lebih dari 80%. Untuk prosentase peningkatan prestasi siswa dari

pembelajaran siklus I ke pembelajaran siklus II dapat dilihat dari tabel

berikut:

NO NAMA PENINGKATAN PRESTASI (%)

1. Angga Widura 25

2. Anisa Sulfiana Rahman 15,38

3. Ariya Rizal Anwar 11,11

4. Armaga Krisna Mawaldi 6,25

5. Desi Andriyani 5,26

6. Dimas Sabtian Dwitriyono 13,33

7. Ed Supriyanto 0

8. Efi Fitriyaningsih 26,66

9. Eni Puji lestari 6,66

10. Fuad Kharim 5,88

Page 72: Peer Lesson Ptkguru.com

62

11. Ludri Nur Safitri 6,66

12. Irma Susilowati 0

13. Lutfi Istikomatulhusna 20

14. Mei Tri Setyowati 13,33

15. Muhamad Arif Susanto 5,88

16. Nanda Ayu Arumsari 12,5

17. Nurul Khasanah 13,33

18. Renni Dwi Safitri 11,76

19. Riska Dwi Pratiwi 11,11

20. Riyani 41,66

21. Rizki Indri Prasetyo 11,11

22. Sodik Akbar 25

23. Saputra Adi Nugraha 23,07

24. Sarinah 13,33

25. Septiyan Nursa Pratama 13,33

26. Sutrisno 6,66

27. Teguh Budi Santoso 13,33

28. Wahyu Indriyanti 13,33

29. Yuli Atmini 55,55

30. Romi Agus 6,66

Page 73: Peer Lesson Ptkguru.com

63

31. Dimas Maulana 13,33

32. Tegar Satrio Yosep 13,33

33. M.Burhanudin 12,5

34. M.Yusuf 66,66

35. Purwanto 36,36

36. Khoirul Anam 50

37. M. Isa Aniffari 13,33

Tabel 5 : Presentase Peningkatan Prestasi Siswa pada Proses

Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil pengamatan, tes dan pembahasan

yang dikemukakan di atas, peningkatan prestasi siswa dari pra siklus, siklus I dan

siklus II membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan strategi peer Lesson

memberikan prestasi belajar yang lebih baik. Penggunaan strategi peer Lesson

yang melibatkan siswa dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran sehingga nilai hasil belajar meningkat. Pada pelaksanaan siklus I dan

siklus II dapat diketahui adanya perubahan – perubahan, baik dari cara belajar

siswa maupun peningkatan prestasi siswa dengan proses pembelajaran yang

menggunakan strategi peer Lesson. Hal ini membuktikan bahwa strategi peer

Lesson dapat meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Berikut

tabel daftar nilai baik pra siklus, siklus 1 maupun siklus 2

NO NAMA

Perbandingan Nilai

Pre test Siklus I Siklus 2

1. Angga Widura 45 60 75

2. Anisa sulfiana Rahman 45 65 75

Page 74: Peer Lesson Ptkguru.com

64

3. Ariya Rizal Anwar 85 90 100

4. Armaga Krisna mawaldi 75 80 85

5. Desi Andriyani 80 95 100

6. Dimas Sabtian Dwitriono 60 75 85

7. Ed Priono 60 75 75

8. Efi Fitrianingsih 65 75 95

9. Eni Puji Lestari 65 75 80

10. Fuad khamim 70 85 90

11. Indri Nur safitri 60 75 85

12. Irma susilowati 55 75 80

13. Lutfi Istikomatulhusna 55 75 75

14. Mei tri Setyowati 50 75 85

15. Muhammad Arif Susanto 75 85 90

16. Nanda Ayu Arumsari 75 80 90

17. Nurul Khasanah 75 75 85

18. Renny Dwi safitri 75 85 95

19. Riska Dwi Pratiwi 75 90 100

20. Riyani 40 60 85

21. Rizki Indri Prasetyo 45 65 75

22. Sadik Akbar 45 60 75

Page 75: Peer Lesson Ptkguru.com

65

23. Saputra adi Nugraha 55 65 80

24. Sarinah 55 75 85

25. Septian adi Nugraha 60 75 85

26. Sutarno 70 75 80

27. Teguh Budi santoso 65 75 85

28. Wahyu Indriyanti 65 75 85

29. Yuli Atmini 80 90 95

30. Romo Agus 60 75 80

31. Dimas Maulana 60 75 85

32. Tegar satrio Yosep 55 75 85

33. M. Burhanudin 65 80 90

34. M. Yusuf 50 45 75

35. Purwanto 45 55 75

36. Khoirul Anam 45 50 75

37. M. Isa Aniffari 65 75 85

Page 76: Peer Lesson Ptkguru.com

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian, berbagai kondisi serta aktifitas yang berkaitan

dengan pelaksanaan penelitian skripsi dengan judul ”Penerapan Strategi Peer

Lesson untuk Meningkatkan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah

Akhlak Siswa Kelas VII M.Ts. Arrosyidin Secang Magelang, maka peneliti

dapat memberikan kesimpulan:

1. Dengan menggunakan strategi peer Lesson pada proses pembelajaran

Aqidah Akhlak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi

belajar siswa sebelum menggunakan strategi peer Lesson belum

memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Namun setelah

diterapkan strategi peer Lesson dalam proses pembelajaran, prestasi

belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada tiap siklus

yang telah dilakukan dengan strategi peer Lesson mengalami

peningkatan. Dibanding prestasi belajar siswa pada pre-test, pada siklus I

prestasi belajar siswa meningkat apalagi dengan dilaksanakannya siklus

II. Dan ini berarti bahwa strategi peer Lesson sangatlah efektif untuk

digunakan dalam pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar

siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini tentang pelaksanaan strategi peer

Lesson bahasan akhlak tercela terhadap Allah di Kelas VII Madrasah

Tsanawiyah , maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai

rekomendasi bagi guru-guru untuk:

Page 77: Peer Lesson Ptkguru.com

67

1. Menggunakan strategi peer Lesson dalam pembelajaran mata pelajaran

Aqidah Akhlak karena hal ini dapat menarik minat dan semangat siswa

untuk belajar yang berakibat prestasi belajar siswa meningkat.

2. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar supaya

siswa selalu ikut aktif dalam pembelajaran.

3. Menggunakan strategi pembelajaran peer Lesson untuk tingkat jenjang

yang lebih tinggi, dikarenakan kemampuan siswa secara kognitif dan

psikologis sudah lebih baik

4. Menggunakan strategi peer Lesson tidak hanya dalam pembelajaran mata

pelajaran Aqidah Akhlak , tetapi juga untuk mata pelajaran lain, seperti

IPS, Sejarah dan PPKn dan pelajaran PAI lainnya

5. Untuk melanjutkan penelitian yang lebih menyeluruh disebabkan banyak

hal yang belum peneliti teliti, seperti aspek motivasi, keaktifan siswa,

kerjasama siswa dan lain – lain, maka peneliti mengharapkan rekan-rekan

untuk melanjutkan penelitian yang lebih detail untuk meningkatkan mutu

meningkatkan mutu pendidikan siswa-siswa.

C. Penutup

Segala puji kepada Allah penulis panjatkan atas segala nikmat dan

karunia yang penulis dapatkan. Dengan segala daya upaya penulis berusaha

menyelesaikan tugas penulisan ini sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar

sarjana strata satu, disisi lain penelitian ini sebagai wahana pembelajaran

yang tak ternilai harganya. Dari penelitian ini penulis banyak medapatkan

ilmu yang sangat berharga yang tidak penulis dapatkan di dalam kelas ketika

terjadi proses belajar mengajar. Bimbingan, arahan serta pengorbanan

pembimbing penulis dapatkan sebagai bentuk kearah yang lebih sempurna.

Namun demikian, penulis merasa walaupun sudah memaksimalkan segala

daya upaya demi sempurnanya penelitian ini penulis menganggap bahwa

penulisan ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Berdasarkan hal itu penulis

mengharap kritik saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini

Page 78: Peer Lesson Ptkguru.com

68

dan demi keberlanjutan bangunan ilmu pengetahuan berupa penelitian yang

berkelanjutan.

Sebagai kata penutup penulis berharap penelitian kecil ini semoga

bermanfaat bagi pribadi penulis hususnya, bagi M.Ts. Arrosyidin Secang

Magelang semoga semakin baik dengan adanya penelitian ini dan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 79: Peer Lesson Ptkguru.com

DAFTAR PUSTAKA

Al-Anshori, Syaikhul Islam Zakariya, Tuhfatut Thullab Bisyarhi Tanqiihul Lubab,

(Surabaya: Maktabah Al-Hidayah, t.th).

Al-Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insanim 2006).

Al-Hafidz, Ahsin W., Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: AMZAH, 2008).

Al-Malibari, Asy-Syeh Zainuddin bin Abdul Aziz, Fathul Mu'in Bisyarkhi

Qurratul 'Ain Bimuhimmadid Din diterjemahkan oleh Ust. Abul Hiyadh,

(Surabaya: Al-Hidayah, 1993).

Al-Munjid Fil-Lughati Wal A’lami, (Bairut: Darul Masyriq, t.th.).

Ambary, Hasan Mu’arif, Suplemen Ensiklopedi Islam 1, (Jakarta: Ichtiar Baru

Van, Hoeve, 2003).

Amin, Ah., Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1993).

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1998).

As-Suyuthy, Jalaluddin, Jami'us Shaghir, ( Bahirut : Darul Fikr, t.th.).

Ash-Shiddiqy, Hasbi, Kulian Ibadah, Ibadah Ditinjau dari segi Hukum dan

Hikmah, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000).

Azra, Azumardi, dkk., Ensiklopedi Islam 3, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,

2003).

Daradjat, Zakiah, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1995).

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama

RI, 2002).

------------------------, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag RI, 2002).

Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam

Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).

Djojonegoro, Wardiman, Pembudayaan Disiplin Nasional, dalam D. Soemarmo

ed, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah,

(Jakarta: CV. Minijaya Abadi, 1998).

Page 80: Peer Lesson Ptkguru.com

Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi, 2000).

-----------------, Metodologi Research Jilid 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000).

-----------------, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000).

Hartono, Statistik untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004).

Hasibuan, Malayu, Menejemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Gunung

Agung, 2002).

Hawkins, Joyce M., Oxford, (Jakarta: Erlangga, 2005).

Ilyas, Yunahar, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam (LOOI), 2005.

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004).

Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,

1991).

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

1996).

Mustafa, Akhlak dan Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997).

Porwodarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1982).

Prijodarminto, Soegeng, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Abadi, 1994).

Qohar, Mas’ud Khasan Abdul, Kamus Istilah Populer, (Jakarta, Bintang Pelajar,

t.th,).

Rachman, Maman, Manajemen Kelas, (Jakarta: Depdiknas, 1999).

Razak, Nazaruddin, Dienul Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1977).

Rimm, Sylvia, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah,

(Jakarta: PT. Gramedia, 2003).

Sauri, Sofyan, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama

Islam, (Bandung: Alfabeta, 2004).

Soenarjo, RHA., Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta; PT. Intermasa, 1985).

Supiana & Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001).

Page 81: Peer Lesson Ptkguru.com

Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Tehnik,

(Bandung: Tarsito, t.th.).

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Rajawali, 1992).

Tatapangarsa, Humaidi, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984).

Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2003).

Tu’u, Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT.

Grasindo, 2004).

Zain, Sutan Muhammad, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Jakarta: Yayasan

Dharma Grafika, t.th.).

Zuhdi, Masjfu’, Studi Islam Jilid II Ibadah, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992).

Page 82: Peer Lesson Ptkguru.com

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Istochri

2. Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 10 April 1955

3. NIM : 093111279

4. Alamat Rumah : Mirikerep, RT 06, RW 03, Madusari, Secang

Magelang

HP : 085878890346

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD lulus tahun 1968

b. Mts N Windusari lulus tahun 1973

c. MA YAJRI Payaman Magelang lulus tahun 1976

d. Sarjana Muda FHI Temanggung lulus tahun 1982

e. PGSMTP Bahasa Inggris lulus tahun 1988

2. Pendidikan Non-Formal

a. Pon Pes Jampirejo Temanggung1979-1982

C. Riwayat Pekerjaan

a. Mengajar di MTs Maarif Madusari tahun 1985 sampai sekarang

b. Mengajar MTs Arrosyidin Secang tahun 1990 sampai sekarang

c. Mengajar MTs Kyai Ronggo tahun 1991 sampai sekarang

Semarang, 10 Juni 2011

ISTOCHRI

NIM:093111279

Page 83: Peer Lesson Ptkguru.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MTs : Arrosyidin

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas/ Semester :VII/2

Alokasi Waktu : 2x40 menit

A. Standar Kompetensi

Akhlak

6. menghindari akhlak tercela kepada Allah

B. Kompetensi Dasar

6.1 Menjelaskan pengertian riya dan nifaq

C. Tujuan pembelajaran

- Dapat meneyebutkan Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

- Dapat menjelaskan Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

- Dapat menjelaskan dan tujuan Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

- Dapat menyimpulkan Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

D. Materi Pembelajaran :

- Menjelaskan Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

- Pengertian Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

- Tujuan Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

- Menyimpulkan Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

E. Metode Pembelajaran

Page 84: Peer Lesson Ptkguru.com

- Ceramah: metode ceramah tetap digunakan untuk memulai kegiatan

pembelajaran terutama untuk kegiatan awal.

- Peer lessons: siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam proses

pembelajaran ini dibagi menjadi 3 kelompok, kemudian topik pelajaran dibagikan

kepada masing-masing kelompok untuk dipelajari. Guru memberikan arahan

bagaimana cara mengajar kepada siswa yang lain. Kelompok menerangkan

kepada siswa yang lain

F. Langkah-langkah Pembelajaran

kegiatan waktu Aspek life skill yang

dikembangkan

Pendahuluan:

Apersepsi dan Motivasi

+ Menanyakan kepada siswa tentang

akhlak tercela kepada Allah (riya dan

nifaq)

+ Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan manfaatnya dalam kehidupan

+ menyimpulkan tentang akhlak

tercela kepada Allah (riya dan nifaq)

Kegiatan inti Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.

Kelompok pertama membahas

pengertian akhlak tercela dan

menyebutkannya. Kelompok kedua

menjelaskan tujuan akhlak tercela dan

dasar-dasarnya. Kelompok ketiga

menyimpulkan pengertian, macam-

macam akhlak tercela, dasar-dasar

serta tujuan akhlak tercela.

Siswa maju menerangkan kepada

kelompol lain dan kelompok lain

mendengarkan serta mencatat apa

yang diterangkan oleh kelompok yang

maju tersebut.

Kegiatan penutup

Guru melaksanakan penilain lesan

Guru memerikan tugas semua siswa

untuk merangkum apa yang telah

diajarkan oleh kelompok tersebut.

10

50

20

Page 85: Peer Lesson Ptkguru.com

G. Sumber Pembelajaran

- Alquran dan terjemahnya

- Buku paket Aqidah Akhlak kelas VII

- LKS

Penilaian

Indikator Pencapaian Jenis

penilaian

Bentuk

penilaian Contoh instrumen

Menjelaskan pengertian riya

Menjelaskan pengertian nifaq

Dapat menguraikan pengertian

riya

Lesan

Lesan

Penugasan

Tertulis

Uraian

Uraian

Uraian

Jelaskan pengertian

riya

Jelaskan pengertian

nifaq

Simpulkan

pengertian riya dan

nifaq

Mengetahui

Kepala Madrasah

Soriyanto, S.Pd

Magelang,

Guru Mapel Aqidah Akhlak

Istochri

Page 86: Peer Lesson Ptkguru.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MTs : Arrosyidin

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas/ Semester :VII/2

Alokasi Waktu : 2x40 menit

A. Standar Kompetensi

Akhlak

6. menghindari akhlak tercela kepada Allah

B. Kompetensi Dasar

6.1 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya dan nifaq

C. Tujuan pembelajaran

- Dapat menyebutkan bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya dan nifaq

- Dapat menjelaskan bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya dan nifaq

- Dapat menjelaskan dan tujuan bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya dan

nifaq

- Dapat menyimpulkan bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya dan nifaq

D. Materi Pembelajaran :

- Menjelaskan bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya dan nifaq

- Pengertian bentuk dan contoh-contoh riya dan nifaq

- Tujuan bentuk dan contoh-contoh riya dan nifaq

- Menyimpulkan bentuk dan contoh-contoh perbuatan nifaq dan riya

E. Metode Pembelajaran

- Ceramah, , metode ceramah tetap digunakan untuk memulai kegiatan

pembelajaran terutama untuk kegiatan awal.

Page 87: Peer Lesson Ptkguru.com

- Peer lessons: siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam proses

pembelajaran ini dibagi menjadi 3 kelompok, kemudian topik pelajaran dibagikan

kepada masing-masing kelompok untuk dipelajari. Guru memberikan arahan

bagaimana cara mengajar kepada siswa yang lain. Kelompok menerangkan

kepada siswa yang lain

F. Langkah-langkah Pembelajaran

kegiatan waktu Aspek life skill yang

dikembangkan

Pendahuluan:

Apersepsi dan Motivasi

+ Menanyakan kepada siswa tentang

bentuk dan contoh-contoh perbuatan

nifaq dan riya

+ Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan manfaatnya dalam kehidupan

+ menyimpulkan tentang bentuk dan

contoh-contoh riya dan nifaq

Kegiatan inti Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.

Kelompok pertama membahas bentuk

dan contoh-contoh akhlak tercela dan

menyebutkannya. Kelompok kedua

menjelaskan tujuan bentuk dan

contoh-contoh akhlak tercela dan

dasar-dasarnya. Kelompok ketiga

menyimpulkanbentuk dan contoh-

contoh dan pengeriannya riya dan

nifaq. Siswa maju menerangkan

kepada kelompol lain dan kelompok

lain mendengarkan serta mencatat

apa yang diterangkan oleh kelompok

yang maju tersebut.

Kegiatan penutup

Guru melaksanakan penilain lesan

Guru memerikan tugas semua siswa

untuk merangkum apa yang telah

diajarkan oleh kelompok tersebut.

10

50

20

Page 88: Peer Lesson Ptkguru.com

G. Sumber Pembelajaran

- Alquran dan terjemahnya

- Buku paket Aqidah Akhlak kelas VII

- LKS

Penilaian

Indikator Pencapaian Jenis

penilaian

Bentuk

penilaian Contoh instrumen

Menyebutkan bentuk dan contoh-

contoh perbuatan riya dan nifaq

Menunjukkan ciri-ciri orang yang

memiliki perbuatan riya dan

nifaq

Lesan

Lesan

Tertulis

Uraian

Uraian

Sebutkan bentuk dan

contoh perbuatan

riya dan nifaq

Jelaskan pengertian

ciri-ciri orang yang

memiliki perbuatan

riya dan nifaq

Mengetahui

Kepala Madrasah

Soriyanto, S.Pd

Magelang,

Guru Mapel Aqidah Akhlak

Istochri

Page 89: Peer Lesson Ptkguru.com

MADRASAH TSANAWIYAH ARROSYIDIN SECANG

TERAKREDITASI “ A “

Jl. Temanggung No. 28 Secang Magelang , No. Telp 0293 714690

ULANGAN HARIAN

Hari / Tanggal : Senin, 16 Mei 2011 (siklus II)

Mapel : AKIDAH AKHLAK

Nama : ……..……………………….

Kelas : VII (Tujuh)

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!

1. Seseorang dikatakan ria apabila

ia berbuat baik dengan ....

a. Tujuan tertentu

b. Pujian orang lain

c. Maksud tertentu

d. Maksudnya agar disanjung

orang lain

2. Sum'ah ialah adanya keinginan

agar ...

a. Perbuatan baiknya di dengar

atau diketahui orang lain

b. Orang lain tidak mendengar

bahwa dirinya berbuat baik

c. Perbuatan baiknya tidak

didengar atau diketahui orang

lain

d. Dirinya mendengar orang lain

berbuat baik seperti dirinya

3. Perkara yang paling

dikhawatirkan Rasulullah SAW,

adalah syirik kecil, yaitu:

a. Menyekutukan Allah SWT

b. Beramal secara ria

c. Menduakan Allah swt dengan

makhluk-Nya

d. Mendurhakai Allah swt

4. Dalam hal ria, Allah SWT.

Membuat perumpamaan debu

yang ditaruh di atas batu licin

yang ditimpa hujan lebat

sehingga debu hilang tak

membekas. Hujan lebat adalah

perumpamaan....

a. Sedekah yang dilakukan

b. Hati yang tidak rela saat

memberikan

c. Ria dan menyakiti hati

penerima sedekah

d. Licinnya batu

5. Menurut Surah Al-Baqarah ayat

264, ria termasuk perkara yang ...

dijauhi.

a. Sebaiknya

b. Harus

c. Sepantasnya

d. Lebih baik

6. Orang yang memiliki sifat ria

akan rajin berbuat baik apabila

perbuatannya...

a. Diketahui orang lain

Page 90: Peer Lesson Ptkguru.com

b. Ditertawakan orang lain

c. Mempunyai pahala yang

cukup besar

d. Diulang lag' pada kesempatan

lain

7. Sulitnya menebak kebenaran

ucapan munafik, seperti sulitnya

...

a. Menebak tembusan lubang

tikus di padang pasir

b. Memperoleh pahala kebaikan

yang dilakukan seseorang

c. Mengetahui isi hati seseorang

d. Memilih teman yang ideal

8. Rasulullah SAW menyatakan

bahwa ria termasuk ...

a. Syirik kecil

b. Syirik sedang

c. Syirik besar

d. Nifak

9. Orang yang ria berarti telah

menyekutukan Allah swt dengan

....

a. Makhluk tertentu

b. Dirinya sendiri

c. Makhluk ciptaan Allah swt

d. Berhala yang dipujanya

10. Orang munafik mempunyai sikap

...

a. Pandai mengolah kata-kata

yang sukar

b. Banyak kawan karma suka

bergaul

c. Pandai berbicara dalam hal-

hal yang rumit

d. Susah bergaul di masyarakat

11. Berikut ini merupakan ciri-ciri

munafik kecuali ...

a. Pandai berjanji tentang

sesuatu

b. Sering ingkar janji

c. Susah dipercaya apabila

diamanati

d. Apabila bertengkar, suaranya

melewati batas

12. Ungkapan musuh di dalam

selimut sering ditujukan kepada

....

a. Perbuatan syirik

b. Orang yang menduakan Allah

SWT.

c. Sikap infak

d. Orang yang bersifat nifak

13. Orang munafik pandai bersilat

lidah. Kepandaian dalam bersilat

lidah diperoleh dari...

a. Teman-teman bergaulnya

b. Kematangan berpikir

c. Banyaknya kawan dalam

pergaulan

d. Sikapnya yang selalu mendua

14. Balasan yang dijanjikan untuk

orang munafik ialah ...

a. Lapisan neraka yang paling

atas

b. Lapisan neraka yang panas

c. Lapisan neraka yang tengah

d. Lapisan neraka yang paling

bawah

15. Menghadapi munafik lebih

berbahaya dari pada menghadapi

...

a. Musyrikin

b. Muta'akhkhirin

Page 91: Peer Lesson Ptkguru.com

c. Murtaddin

d. Kaum yang tidak Islam

16. Orang yang ria enggan

melakukan suatu kebaikan

apabila ...

a. Amal baiknya memerlukan

dana

b. Tidak tampak jelas pahalanya

c. Tidak ada orang lain yang

memujinya

d. Tidak memperoleh uang dari

amalnya

17. Kalimat aku lebih baik dari dia

menunjukkan sikap ……. bagi

yang mengatakan

a. Ujub

b. Ta'ajub

c. Takabur

d. Sum'ah

18. Tujuan yang sering membayangi

perasaan orang yang ria ialah ...

a. Diterimanya amal baik oleh

Allah

b. Suksesnya dalam melakukan

amal baik

c. Penilaian positif dari orang

yang mengetahui

perbuatannya

d. Penilaian baik dari Allah dan

sesama manusia

19. Orang-orang munafik terhadap

masalah sumpah ...

a. Kurang diperhatikan

b. Dianggap, ringan (tidak apa-

apa)

c. Dianggap barang murahan

d. Perkara yang cukup berat

20. Orang-orang munafik berkata,

"Engkau adalah Rasul Allah"

(Q.S. Al Munafiqun / 63: 1)

Mereka berkata demikian dengan

maksud ...

a. Berpura-pura kepada

Rasullah SAW.

b. Agar Rasulullah SAW

mengetahuinya

c. Mengelabui Rasulullah SAW

d. Agar Rasulullah SAW tidak

percaya

*****Selamat Mengerjakan*****

Page 92: Peer Lesson Ptkguru.com

MADRASAH TSANAWIYAH ARROSYIDIN SECANG

TERAKREDITASI “ A “

Jl. Temanggung No. 28 Secang Magelang , No. Telp 0293 714690

ULANGAN HARIAN

Hari / Tanggal : Senin, 9 Mei 2011 (siklus II)

Mapel : AKIDAH AKHLAK

Nama : ……..……………………….

Kelas : VII (Tujuh)

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!

1. Menurut Surat Al Baqoroh ayat,

264 riya termasuk perkara yang

.... dijauhi

a. Harus

b. Sebaiknya

c. Lebih baik

d. Sepantasnya

2. Berikut ini termasuk akhlak

mazmumah kepada Allah antara

lain ....

a. Riya

b. Tobat

c. Tawakal

d. Tawaduk

3. Mencemarkan nama baik

keluarga dan masyarakat

sekitarnya sehingga merasa malu

karenanya, merupakan akibat

buruk nifak bagi

a. Orang lain

b. Diri sendiri

c. Orang Islam

d. Orang iman

4. Akibat buruk sifat nifak adalah

....

a. Selalu diliputi jiwa tenang

b. Terpuji menurut pandangan

allah

c. Disenangi dalam pergaulan

d. Selalu diliputi rasa ragu-ragu

5. Bakri suka menampilkan diri

dalam beramal agar amal

perbuatannya dilihat oleh

Zaenab, perbuatan Bakri

termasuk …

a. Nifak

b. Riya

c. Sum'ah

d. Pamer

6. Orang yang suka

memberitahukan amal perbuatan

baiknya kepada orang lain

disebut

a. Riya

b. Nifak

c. Pamer

d. Sum'ah

7. Lafal اءونIJ artinya adalah dan

orangorang yang ...

a. Meninggalkan agama

Page 93: Peer Lesson Ptkguru.com

b. Meninggalkan sholat

c. Enggan berbuat baik

d. Berbuat riya

8. Berikut ini faktor yang dapat

menumbuhkan sifat riya, kecuali

a. Iman atau takwa

b. Harta kekayaan

c. Tubuh atau kecantikan

d. Perbuatan atau amal

9. Menurut hadis Rosulullah SAW,

ciri-ciri orang munafik ada ....

a. 2 macam

b. 3 macam

c. 4 macam

d. 5 macam

10. Berikut ini ciri-ciri orang

munafik, kecuali ....

a. Berkata dusta

b. Berjanji menepati

c. Berjanji mengingkari

d. Dipercaya berkhianat

11. Potongan hadist اLMواذاو

OPQartinya ....

a. Berkata dusta

b. Berkata tidak sesuai

c. Dan apabila berjanji

mengingkari

d. Dan apabila dipercaya

khianat

12. Sikap orang munafik adalah ...

a. Sesuai dengan apa yang

diucapkan

b. Dapat dijadikan panutan.

c. Tidak dapat dijadikan

panutan

d. Tidak sesuai dengan yang

diucapkan

13. Hadits Rasulullah SAW yang

menjelaskan tentang ciri-ciri

orang munafik diriwayatkan oleh

...

a. Bukhori

b. Muslim

c. Bukhori Muslim

d. Turmudzi

14. Potongan hadits نRQ STU واذاء

artinya ...

a. Jika dipercaya khianat

b. Jika berjanji ingkar

c. Jika bicara dusta

d. Jika dipercaya menepati

15. Seseorang dikatakan sum'ah,

apabila ia berbuat baik lalu

menceritakan kepada orang lain

dengan maksud ...

a. Supaya dikatakan hebat

b. Supaya mendapat ridha Allah

c. Supaya mendapat pahala

d. Takut berbuat dosa

16. Seseorang berbuat baik dikatakan

ria' apabila, kecuali ...

a. Punya tujuan tertentu

b. Penuh ikhlas

c. Punya maksud tertentu

d. Agar disanjung orang lain

17. Sikap yang tidak menentu, tidak

sesuai antara ucapan dan

perbuatan adalah ...

a. Sum’ah

b. Nifak

c. Riya’

d. Syirik

Page 94: Peer Lesson Ptkguru.com

18. Membiasakan diri berbicara apa

adanya dan terbuka dalam

pergaulan, merupakan salah

satu usaha menghindari dari sifat

....

a. Syirik

b. Ria'

c. Nifak

d. Kufur

19. Rasulullah SAW memerintahkan

kepada umatnya untuk

menghindari sifat ...

a. Ria dan nifak

b. Ikhlas dan takabur

c. Ria' dan tawadhu'

d. Nifak dan istiqamah

20. Walaupun sifat orang munafik itu

sulit dibuktikan akan tetapi

Rasulullah memberitahu tanda-

tandanya, yaitu..

a. Jika bicara jujur, jika berjanji

tepat, jika dipercaya khianat

b. Jika janji tepat, jika bicara

bohong, jika dipercaya

khianat

c. Jika bicara, bicara bohong,

jika janji tidak ditepati, jika

dipercaya khianat

d. Jika bicara apa adanya.

*****Selamat Mengerjakan*****

Page 95: Peer Lesson Ptkguru.com

MADRASAH TSANAWIYAH ARROSYIDIN SECANG

TERAKREDITASI “ A “

Jl. Temanggung No. 28 Secang Magelang , No. Telp 0293 714690

ULANGAN HARIAN

Hari / Tanggal : Senin, 2 Mei 2011 (siklus II)

Mapel : AKIDAH AKHLAK

Nama : ……..……………………….

Kelas : VII (Tujuh)

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!

1. Dalam hal ria, Allah SWT

membuat perumpamaan debu

yang ditaruh diatas batu licin

yang ditimpa hujan lebat

sehingga debu hilang tak

membekas. Hujan lebat adalah

perumpamaan ....

a. Sedekah yang dilakukan

b. Hati yang tidak rela saat

memberi

c. Ria dan menyakiti hati

penerima sedekah

d. Licin batunya

2. Berbuat ria merupakan salah satu

contoh akhlak ....

a. Terhina

b. Tercela

c. Tersiksa

d. Ternoda

3. Perkara yang paling

dikhawatirkan Rasulullah adalah

syirik kecil, yaitu

a. Mendurhakai Allah

b. menyekutukan Allah

c. Beramal secara ria

d. menyamakan Allah dengan

makhluk

4. Seorang dikatakan ria apabila ia

berbuat baik dengan ....

a. Tujuan tertentu

b. Ikhlas

c. Maksud tertentu

d. Maksud agar disanjung orang

lain

5. Orang yang memiliki ria akan

rajin berbuat baik apabila

perbuatannya

a. Diketahui orang lain

b. Ditiru orang lain

c. Ada jaminan pahala

d. Diulang pada kesempatan

lain

6. Ria dalam hadist Nabi saw

disebut juga

a. Syirik kecil

b. Syirik besar

c. Kufur

d. Munafik

7. Sum'ah merupakan perbuatan

yang didasari rasa ....

Page 96: Peer Lesson Ptkguru.com

a. Ikhlas

b. Ibadah

c. Tawakal

d. Pamrih

8. Sulitnya menebak kebenaran

ucapan orang munafik seperti

sulitnya

a. Menembak tembusan lubang

tikus di padang pasir

b. Memperoleh pahala kebaikan

yang dilakukan seseorang

c. Mengetahui hati seseorang

d. Memilih teman yang ideal

9. Orang yang ria berarti telah

menyekutukan Allah SWT

dengan ....

a. Maksud tertentu

b. Dirinya sendiri

c. Makhluk ciptaan Allah swt.

d. Berhala yang dipujannya

10. Orang yang munafik mempunyai

sikap

a. Pandai mengolah kata-kata

untuk membohongi orang

lain

b. Banyak kawan karena sukar

bergaul

c. Pandai berbicara karena suka

bergaul

d. Susah bergaul dalam hal-hal

yang rumit

11. Berikut ini merupakan ciri-ciri

munafik, kecuali ....

a. Berbicara bohong

b. Wring ingkar janji

c. Apabila dipercaya

mengkhianati

d. Apabila bertengkar, suaranya

melewati batas

12. Ungkapan musuh dalam selimut

sering ditujukan kepada ....

a. Perbuatan syirik

b. Orang yang menyamakan

Allah SWT.

c. Sikap nifak

d. Orang munafik

13. Balasan yang dijanjikan untuk

orang munafik ialah lapisan

neraka yang paling...

a. Atas

b. Panas

c. Tengah

d. Bawah

14. Menghadapi orang munafik lebih

berbahaya dari pada menghadapi

kaum kafir....

a. Musyrikin

b. Muta'adhirin

c. Murtadin

d. Kafir

15. Orang munafik suka bersumpah

dengan maksud ....

a. Agar orang lain tidak ikut-

ikutan bersumpah

b. Tidak berani meremehkan

dirinya

c. Supaya orang lain

mempercayai

pembicaraannya

d. Tidak mempermudah untuk

bersumpah seperti mereka

16. Jika kita pernah melakukan

perbuatan ria dan nifak sikap kita

adalah ....

Page 97: Peer Lesson Ptkguru.com

a. Mengulangi lagi

b. Merasa tidak melakukan

c. Bertobat kepada allah

d. Bertobat kepada allah dan

tidak mengulanginya

17. Seorang abid bisa saja

mempunyai sifat ria. Arti abid

adalah seseorang yang....

a. Beramal saleh

b. Yang suka ingkar ibadah

c. Suka beribadah

d. Sedang beribadah

18. Tujuan orang yang berbuat ria

adalah

a. Diterimanya amal baik oleh

Allah

b. Suksesnya dalam melakukan

amal baik

c. Penilaian positif dari orang

yang mengetahui

perbuatannya

d. Penilaian baik dari Allah swt.

19. Melatih diri untuk beramal secara

ikhlas, sebagai sikap

menghindari ....

a. Ria

b. Sum'ah

c. Nifak

d. Munafik

20. Berikut ini termasuk akhlak

mazmumab kepada Allah,

kecuali ...

a. Ibadah kepada Allah

b. Kufur kepada Allah

c. Suuzan

d. Berbuat dosa

*****Selamat Mengerjakan*****