1. Budidaya Udang Galah

63
i SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para penyuluh dan pelaku utama maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini siap untuk digunakan. Materi Penyuluhan merupakan salah satu bagian yang penting dalam penyelenggaraan suatu penyuluhan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai. Kami berharap materi ini akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan dari Penyelenggaraan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan materi penyuluhan ini masih banyak kekurangan. Kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaannya di masa mendatang. Jakarta, Nopember 2011 Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Transcript of 1. Budidaya Udang Galah

Page 1: 1. Budidaya Udang Galah

i

SAMBUTAN

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun

Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para penyuluh dan pelaku utama

maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para

penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini

siap untuk digunakan.

Materi Penyuluhan merupakan salah satu bagian yang penting dalam

penyelenggaraan suatu penyuluhan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan

tujuan dapat tercapai. Kami berharap materi ini akan memberikan kontribusi yang

positif terhadap pencapaian tujuan dari Penyelenggaraan Penyuluhan Kelautan dan

Perikanan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan materi penyuluhan ini

masih banyak kekurangan. Kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami

harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaannya di masa mendatang.

Jakarta, Nopember 2011

Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan

dan Perikanan

Page 2: 1. Budidaya Udang Galah

ii

KATA PENGANTAR

Udang galah (Macrobrachium rosenbergii, de Man) merupakan salah satu komoditas

perdagangan baik domestik maupun ekspor yang semakin populer. Sejumlah

komponen penunjang untuk berkembangnya usaha budidaya udang galah di negeri

kita cukup menggembirakan. Komponen utama usaha budidaya udang/ikan adalah

lahan, perairan, teknologi, dan sumberdaya manusia, yang hampir semuanya siap

berperan dalam pengembangan ini. Khusus dalam aspek teknologi, telah dirilisnya

induk udang unggul Gi-Makro, merupakan salah satu titik awal berkembangnya usaha

budidaya udang ini.

Prospek yang cerah sekarang ini perlu dikelola guna dicapai kemantapan dalam

perkembangannya. Adanya sinergitas program sangat diperlukan, karena

perkembangan yang mantap hanya dapat terjadi bila seluruh komponen turut

berperan. Komponen-komponen utama perkembangan bisnis suatu komoditas adalah

produksi, pasar, dan adanya faktor-faktor pendukungnya seperti aspek legal dan

kebijakan, akses infrastruktur, dan akses sumberdaya manusia.

Buku ini terdiri dari Pendahuluan, Materi Pokok 1 Pra-produksi, Materi Pokok 2 Teknik

Produksi Benih, dan Materi Pokok 3 Teknik Pembesaran. Pada setiap Materi Pokok

dibuat sejumlah Latihan dan Evaluasi yang perlu dikerjakan oleh para pembaca

terutama bagi para pemula. Terakhir pada setiap Materi Pokok juga ada Rangkuman

yang merupakan intisari dari materi pokok tersebut.

Penyusun berusaha untuk sebesar-besarnya mengadopsi SNI terkait dengan setiap

materi, dilengkapi dengan referensi lain dan sedikit dari pengalaman. Tidak lain

harapan penyusun adalah bahwa kiranya buku ini bermanfaat bagi pembaca

khususnya para pembudidaya dan para penyuluh kelautan dan perikanan.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan atas perhatian dan saran,

kritik membangun, serta kerjasamanya demi kepentingan kita bersama, dan demi

kemajuan masyarakat kelautan dan perikanan.

Page 3: 1. Budidaya Udang Galah

iii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR INFORMASI VISUAL ....................................................................... vi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................. viii

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

MATERI POKOK 1. PRA-PRODUKSI ............................................................ 3

1.1 MENGENAL UDANG GALAH ................................................................ 3

1.2 KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT UDANG GALAH .......... ............ 3

1.2.1 Karakteristik Morfologis ........................................................... 3

1.2.2 Karakteristik habitat/Biologis dan Sifat-sifatnya . .................. 4

1.2.3 Tanda-tanda Udang GalaH Jantan dan betina ....................... 6

LATIHAN .......................................................................................................... 8

RANGKUMAN ................................................................................................. 8

1.3. PERSYARATAN LOKASI ...................................................................... 9

1.4. SARANA PRASARANA ......................................................................... 10

LATIHAN .......................................................................................................... 14

RANGKUMAN ................................................................................................. 14

Page 4: 1. Budidaya Udang Galah

iv

MATERI POKOK 2. TEKNIK PRODUKSI BENIH ........................................... 15

2.1 PERSYARATAN INDUK ........................................................................ 15

2.2 PENGELOLAAN INDUK ........................................................................ 16

2.3 MEMIJAHKAN DAN MENETASKAN TELUR ....................................... 16

LATIHAN ................................................................................................. 21

RANGKUMAN ........................................................................................ 21

2.4 PEMELIHARAAN LARVA HINGGA MENJADI BENIH ......................... 22

2.4.1. Pemeliharaan Larva .................................................................. 22

2.4.2. Pentokolan ................................................................................ 34

2.5. PENGEMASAN ...................................................................................... 37

LATIHAN .......................................................................................................... 38

RANGKUMAN ................................................................................................. 38

MATERI POKOK 3. PEMBESARAN UDANG GALAH ................................... 39

3.1. LOKASI BUDIDAYA/PEMBESARAN UDANG GALAH ........................ 39

3.2. FASILITAS ............................................................................................. 39

3.3. TEKNIK PEMBESARAN UDANG GALAH ............................................ 41

3.3.1. Persiapan Kolam ....................................................................... 41

3.3.2. Penebaran Benih ....................................................................... 42

3.4. PERAWATAN/PEMELIHARAAN UDANG GALAH ............................... 43

3.4.1 Pengelolaan Pakan .................................................................... 43

3.4.2 Pengelolaan Kualitas Air .......................................................... 43

Page 5: 1. Budidaya Udang Galah

v

3.4.3 Beberapa Pedoman Cara Pengukuran dan Pemeriksaan ....... 44

3.5 CARA PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN ......................... 45

3.5.1 Pemanenan ............................................................................... 45

3.5.2 Pengemasan .............................................................................. 46

LATIHAN .......................................................................................................... 47

RANGKUMAN ................................................................................................. 47

MATERI POKOK 4. MENJAGA KESEHATAN UDANG GALAH .................. 49

4.1 BIOSEKURITI ..................................................................................... 49

4.2 MONITORING KESEHATAN UDANG ................................................... 49

4.2.1 Tindakan Diagnosa .............................................................................. 49

4.2.2 Komponen Pemicu Penyakit ............................................................... 49

4.2.3 Teknik Pengamatan Secara Visual ..................................................... 50

4.2.4 Pemeriksaan Gejala Klinis udang Sakit di Lapangan Sebagai ....... m

Sample ..................................................................................... 50

4.3 BEBERAPA CONTOH PENYAKIT .......................................................... 53

LATIHAN .......................................................................................................... 53

RANGKUMAN ................................................................................................. 53

EVALUASI ....................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55

Page 6: 1. Budidaya Udang Galah

vi

DAFTAR INFORMASI VISUAL

Tabel

1. Parameter kuaitas air untuk pasok hatchery Udang Galah. .................... 9

2. Fasilitas untuk suatu panti benioh udang galah ...................................... 10

3. Kriteria kuantitatif sifat reproduksi ........................................................... 15

4. Variasi jumlah makanan larva per hari .................................................... 28

5. Komposisi bahan pakan buatan dan analisis proksimat (%) ................... 29

6. Standar produksi juwana dan tokolan pada kolam beton dan tanah ....... 34

7. Analisis proksimaat pakan udang galah .................................................. 67

Gambar

1. Beberapa menu dari udang galah ........................................................... 1

2. Morfologi udang galah (Maacarobrachium rosenbergii) .......................... 4

3. Daur hidup udang galah .......................................................................... 5

4. Tahapan perkembangan stadia udang galah .......................................... 6

5. Perbedaan udang galah jantan dan betina ............................................. 7

6. Contoh fasilitas unit pembenihan ............................................................ 12

7. Contoh Jaringan Distribusi Air Untuk Hathcery Udang Galah ................. 12

8. Tahapan pemijahan dan penetasan telur ................................................ 16

9. Tingkat kematangan gonad induk betina ................................................ 27

10. Pemijahan .............................................................................................. 18

11. Tingkat kematangan telur ........................................................................ 18

12. Prosedur menghitung jumlah telur .......................................................... 19

13. Tahapan penetassan telur ....................................................................... 21

14. Pengisian air dalam bak .......................................................................... 23

15. Artemia salina dan kutu air ...................................................................... 24

16. Prosedur penetassan kista artemia ......................................................... 28

Page 7: 1. Budidaya Udang Galah

vii

17. Peralatan pengukuran kualitas air ........................................................... 32

17a.Pengukuran panjang (TL) larva ............................................................... 50

18. Proses grading benih udang galah PL dan belum PL ............................. 52

19. Pengemasan benih udang galah ............................................................. 57

20. Contoh desain kolam udang galah .......................................................... 62

21. Persiapan kolam ..................................................................................... 64-65

22. Pemanenan udang .................................................................................. 71

23. Pengemasan dan pengangkutan ............................................................ 72

24. Hubungasn inang, patogen, dan lingkungan terhadap

terjadinya penyakit .................................................................................. 76

25. Udang terserang penyakit ....................................................................... 80

Page 8: 1. Budidaya Udang Galah

viii

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

Petunjuk penggunaan buku materi ini disusun dengan maksud agar dicapai efektivitas

pembelajaran substansi-substansi yang kiranya diperlukan baik bagi pembudidaya

maupun penyuluh. Untuk itu, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diikuti :

1. Bagi pemula, sebaiknya buku ini dibaca mulai dari awal, dan dipelajari

untukmendapaatkan pemahaman secara menyeluruh.

2. Bagi para pembudidaya dan penyuluh yang sudah terampil melaksakan usaha

budidaya dan /memahami (sejumlah) substansi, dapat hanya dengan mempelajari

yang diperlukan saja. Namun demikian disarankan agar juga mencermati

substansi-substansi yang sudah dipahami dan frasa lain yang mungkin dirasakan

kurang sesuai dengan pemahamannya, untuk dapat diluncurkan perbaikan/

modifikasi-modifikasi yang diperlukan.

3. Selanjutnya bagi para pemula, hendaknya :

o Mempelajari secara berurut mulai dari Pendahuluan, Pokok Materi 1, 2,

dan seterusnya.

o Mengerjakan latihan-latihan pada setiap Pokok Materi.

o Membaca rangkuman setiap Pokok Materi.

o Mengerjakan soal-soal evaluasi pada setiap Pokok Materi, kemudian

melihat sejauh mana hasil dari penyelesaian soal tersebut. Bila nilai yang

dicapai belum memuaskan, maka dapat disarankan mengulangi

mempelajari Pokok Materi atau substansi yang masih kurang dipahami.

4. Bagi para penyuluh kelautan dan perikanan, dapat membantu para pemula dalam

mengaplikasikan di lapangan dan memperkaya dimana diperlukan.

5. Bagi para penyuluh dan praktisi, khususnya dalam aplikasi materi praktek, apabila

setelah dicoba untuk dipraktekkan ternyata kurang memuaskan sebagaimana

yang diharapkan, sudilah memberikan saran perbaikan atau memberikan alternatif

yang lebih baik yang didasarkan pada pengalaman dan kenyataan yang boleh

dikatakan sudah teruji, dan dialamatkan kepada penyusun.

Page 9: 1. Budidaya Udang Galah

1

PENDAHULUAN

Udang galah (Macrobrachium rosendergii, de Man) atau juga dikenal dengan Giant Tiger

Prawn termasuk golongan krustase dari famili Palaemonidae, merupakan jenis yang terbesar

ukurannya dibandingkan udang-udang air tawar lainnya. Udang yang diklaim merupakan

udang asli oleh India dan Indonesia ini merupakan salah satu jenis udang yang semakin

populer karena rasanya yang lezat, ukurannya cukup besar, dan mudah dibudidayakan.

Menu dari udang ini umumnya dalam bentuk utuh (komplit dengan kepala atau head-on);

berbeda dengan jenis udang lain yang sering disajikan dalam bentuk tanpa kepala

(headless). Mengapa demikian, bukan tanpa alasan; rupanya pada bagian kepala itulah ada

kandungan steroid, yang bermanfaat meningkatkna kebugaran tubuh kita. Kepopuleran di

negeri kita diawali dengan dibukanya rumah makan khusus udang galah oleh Mang Engking

di Sleman, Yogyakarta, di lahan budidaya udangnya. Dimulainya usaha rumah makan

khusus udang galah itu pun berawal dari suatu hal yang unik terkait dengan wisata dan itu

merupakan salah satu rahmat. Kini menu udang galah sudah berkembang di beberapa kota

seperti Jakarta, Bali, Surabaya, dll. Dibawah ini (Gambar 1) adalah contoh masakan udang

galah yang populer.

Gambar 1. Beberapa menu dari udang galah.

Udang ini juga mempunyai pasar baik lokal maupun ekspor, meski yang terakhir ini masih

terkendala kurangnya pasok. Di negeri kita, udang galah berasal dari hasil tangkapan alam

dan dari budidaya. Udang yang di sungai-sungai di luar Jawa seperti Kalimantan, Selawesi,

dan Sumatera masih dapat diperoleh masyarakat setempat di sungai-sungai, rawa dan

danau. Di beberapa tempat udang menjadi salah satu obyek wisata pancing yang cukup

menarik. Usaha budidaya udang yang hidupnya di perairan tawar dan juga payau ini boleh

Page 10: 1. Budidaya Udang Galah

2

dikatakan baru populer akhir-akhir tahun ini, dan potensi pengembangannya cukup cerah

karena permintaan cukup besar dan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tersedia

luas.

Pembudidayaan udang ini diawali dengan produksi benih di panti-panti pembenihan

(hatchery), kemudian benih udang galah hasil panti benih dibesarkan di kolam-kolam air

tawar dengan teknologi yang sederhana.

Page 11: 1. Budidaya Udang Galah

3

MATERI POKOK I. PRA-PRODUKSI

1.1. MENGENAL UDANG GALAH

Sebelum mempelajari teknik budidayanya, marilah kita mengenal lebih jauh perihal udang

ini, baik pengenalan species, karakteristik maupun sifat-sifatnya.

Klasifikasi udang galah (Mudjiman, 1983)

Phyllum : Arthropoda

Subphyllum : Mandibulata

Kelas : Crustacea

Subkelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Famili : Palamonidae

Subfamil : Palamoniae

Genus : Macrobrachium

Species : Macrobrachium rosenbergii, de Man

1.2. KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT UDANG GALAH

1.2.1 Karakteristik Morfologis

Secara umum, udang galah mempunyai karakteristik morfologis sebagai berikut:

Tubuh beruas–ruas sebanyak 5 ruas yang masing-masing dilengkapi sepasang kaki

renang; kulit keras dari chitin; pelura ke dua menutupi pleura pertama dan ke tiga;

Badan terbagi tiga bagian : kepala+dada (cephalothorax); badan (abdomen); dan

ekor (uropoda);

Cephalothorax dibungkus karapas (carapace);

Tonjolan seperti pedang pada carapace disebut rostrum dengan gigi atas sejumlah

11-15 buah dan gigi bawah 8-14 buah.;

Kaki jalan ke dua pada udang dewasa tumbuh sangat panjang dan besar,

panjangnya bisa mencapai 1,5 kali panjang badan, sedang pada udang betina

pertumbuhan tidak begitu mencolok;

Page 12: 1. Budidaya Udang Galah

4

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Morfologi udang galah (Macrobrachium rosenbergii, de Man). Keterangan:

1. Rostrum; 2. Kepala+dada (cephalothorax); 3. Badan (abdomen); 4. Ekor (uropoda);

5. Mata; 6-7. Antena, antenula; 8. Capit (ukuran besar/panjang pada jantan); 9. Kaki

jalan (pleopoda); 10. Kaki renang (peripoda).

1.2.2 Karakteristik Habitat/Biologis dan Sifat-sifatnya

Sedang karakteristik habitat/biologis udang galah adalah:

Memiliki dua habitat yaitu air payau salinitas 5-20 ppt (stadia larva-juvenil), dan air

tawar (stadia juana-dewasa) (Gambar 3);

Matang kelamin umur 5 – 6 bulan (mendekati muara sungai untuk memijah lagi;

Mengalami beberapa kali ganti kulit (molting) yang diikuti dengan perubahan struktur

morfologisnya, hingga akhirnya bermorfologis menjadi juvenil (juana);

Selain morfologi, untuk membudidayakan ikan/udang perlu diketahui sifat-sifatnya; beberapa

sifat yang penting diketahui antara lain adalah :

Euryhalin, yaitu dpt hidup pada kisaran salinitas yg lebar (0-20 ppt);

Omnivora, yaitu pemakan segala (tumbuhan dan hewan);

Pada stadia larva, udang galah memakan plankton hewani (zooplankton), seperti

rotifera, protozoa, cladocera, dan copepoda;

Page 13: 1. Budidaya Udang Galah

5

Gambar 3. Daur hidup udang galah.

Stadia Post larva, juvenil, dan dewasa : memakan cacing, serangga air, udang renik,

telur ikan, ganggang, potongan tumbuh – tumbuhan air, potongan hewan, jasad

penempel, hancuran biji – bijian dan buah – buahan, siput, dan sebagainya, juga

memakan jenisnya sendiri (kanibal, khususnya ketika molting);

Nokturnal, yaitu aktif makan malam hari. Jika lingkungan hidupnya dapat dibuat relatif

gelap udang akan aktif makan walaupun siang hari;

Larva bersifat planktonis, aktif berenang, tertarik oleh cahaya tetapi menjauhi sinar

matahari;

Pada stadium pertama (I), larva cenderung berkelompok dekat permukaan air dan

semakin lanjut umurnya akan semakin menyebar dan individual serta suka mendekati

dasar. Di alam larva hidup pada salinitas 5 – 10 0/00..

Perkembangan stadia udang galah secara garis besar disajikan pada Gambar 4.

Page 14: 1. Budidaya Udang Galah

6

Nauplius Larva

Pasca Larva/post larva (PL) Mysis

Juvenil (udang muda) Dewasa

Gambar 4. Tahapan perkembangan stadia udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

1.2.3 Tanda-tanda Udang Galah Jantan dan Betina

Perbedaan antara udang jantan dan udang betina adalah sebegai berikut:

Bentuk badang udang jantan dibagian perut lebih ramping dan ukuran pleuron lebih pendek,

sedang pada betina bagian perut tumbuh melebar dan pleuron agak memanjang. Letak alat

kelamin jantan pada pasangan kaki jalan ke lima, pada betina pada pasangan kaki jalan ke

tiga. (Gambar 1).

Udang jantan (Gambar 5):

Relatif lebih besar;

Pasangan kaki jalan yang kedua relatif lebih besar dan panjang (bahkan dapat

mencapai 1,5 kali panjang total tubuhnya);

Bagian perut lebih ramping;

Ukuran pleuron lebih pendek;

Page 15: 1. Budidaya Udang Galah

7

Alat kelamin jantan terdapat pada di antara pasangan kaki jalan kelima;

Udang betina (Gambar 5):

Tubuh lebih kecil, badan agak melebar, demikian pula kaki renangnya, membentuk

ruang untuk mengerami telur (broodchamber);

Pleuron memanjang;

Pasangan kaki jalan kedua tetap tumbuh lebih besar, tetapi tidak sebesar dan

sepanjang udang jantan;

Alat kelamin terletak pada pasangan kaki ke tiga, merupakan suatu

lubang yang disebut thelicum.

Gambar 5. Perbedaan udang galah jantan dan betina. Udang galah jantan (a); betina

(b); alat kelamin jantan (c), dan alat kelamin betina (d)

Khusus untuk ukuran kaki jalan pada udang galah yang dikenal berukuran panjang/besar,

telah dihasilkan varietas yang bercapit lebih kecil yaitu yang disebut Gi-Makro (seperti pada

Gambar 5a). Capit yang lebih kecil ini mempunyai keunggulan tersendiri.

Page 16: 1. Budidaya Udang Galah

8

Latihan

1. Sebutkan karakteristik morfologis udang galah.

2. Sebutkan karakteristik habita/biologis udang galah.

3. Apa yang dimaksud dengan euryhalin?

4. Apa yang dimaksud dengan omnivora?

5. Karakteristik apa yang paling mudah untuk membedakan udang galah jantan dan

udang galah betina?

6. Sebutkan apa nama alat kelamin udang galah jantan dan udang galah betina.

7. Kaki renang udang galah betina agak melebar; apa fungsinya selain sebagai alat

berenang?

Rangkuman

1. Krakteristik morofologis udang galah perlu diketahui bila kita hendak mengusahakan

budidaya udang galah, agar mempercepat kita memahami teknik budidayanya.

2. Meski digolongkan sebagai udang air tawar, sebagian masa hidupnya berlangsung di

perairan payau; karena itulah udang ini mempunyai sifat euryhalin.

3. Adanya pergantian kulit menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam

membudidayakan udang; ini terkait dengan kebutuhan unsur kalsium (Ca).

4. Selain sifatnya yang omnivora (pemakan segala), udang galah juga mempunyai sifat

kanibal, hingga kita perlu mewaspadai agar tingkat kelangsungan hidup larva/udang

yang kita pelihara tidak jatuh.

5. Sifatnya yang nokturnal berarti pada dasarnya pakan yang dibutuhkan udang ini lebih

besar pada malam hari; meski demikian, suasana relatif gelap pada siang hari yang

disebabkan oleh kondisi air media pemeliharaan (green water ataupun karena

kekeruhan) juga menunjang udang ini tetap bernafsu makan.

6. Perkembangan stadia sangat perlu kita pahami, karena pengelolaan budidaya

khususnya pakan sangat terkait dengan karakteristik tiap stadia.

Page 17: 1. Budidaya Udang Galah

9

1.3. PERSYARATAN LOKASI

Beberapa kriteria lokasi/calon lokasi yang baik untuk hatchery adalah :

Lokasi hendaknya mempunyai sumber air laut dan air tawar, karena untuk pemijahan

dan larva stadia awal udang galah membutuhkan air payau;

Lingkungan sekitar bebas dari pencemaran, agar kualitas air pasok memenuhi syarat

kebersihan dan bebas bahan pencemar.

Lokasi aman dari banjir dan bencana alam lain;

Tersedia sumber listrik;

Tersedia tenaga kerja;

Kebutuhan sarana budidaya terjamin;

Aksesibilitas baik;

Keamanan terjamin;

Pemasaran benih mudah.

Air sumber harus memenuhi baik kuantitas maupun kualitasnya. Semakin tinggi kualitas

unsur-unsur tersebut maka akan semakin kuat mendukung keberhasilan usaha. Kualitas air

harus memenuhi syarat baik fisik, kimiawi maupun biologi. Harus dapat menyediakan air

dengan salinitas 12 ppt. Nilai-nilai parameter kualitas air dijsaikain pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter kualitas air untuk pasok unit Hatchery Udang Galah.:

pH 7-8,5 Suhu (oC) 25-30

H2S (ppm) nil Chlorin nil

Nitrat (ppm) 20 Nitrit (ppm) 0,1

Kesadahan total air tawar (mg/l

setara CaCO3)

<100 Kekeruhan nil

TDS (ppm) 217 Fe (ppm) <0.02

PO4 (ppm) 0,15 CO2 bebas nil

Page 18: 1. Budidaya Udang Galah

10

1.4. SARANA PRASARANA

Fasilitas yang Digunakan Untuk Usaha Pembenihan

Dalam bisnis benih udang galah, ada dua macam unit produksi penghasil benih, yaitu Panti

Benih atau yang dikenal dengan Hatchery, dan yang ke dua adalah panti benih skala

pekarangan atau dikenal sebagai Backyard Hatchery. Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan

untuk suatu hatchery udang galah adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Tabel 2. Fasilitas untuk suatu Panti Benih Udang Galah.

No. Jenis Fasilitas/Peralatan Keterangan

1. Bangunan tempat bak-bak pemeliharaan, gudang, alat lab, ruang kerja/administrasi, dll.

Bangunan indoor menunjang untuk terciptanya suhu media budidaya relatif tinggi dan stabil.

2. Bak-bak pemeliharaan induk Bisa berupa kolam tanah. Ukuran bergantung pada banyaknya induk (ukuran besar hingga 400-500 m2)

3. Bak pemijahan Kolam tanah ukuran minimal 100 m2 dengan kedalam air sekitar 75 cm – 100 cm.

4. Bak penetasan Bak fibreglass ukuran (0,5 X 1 X 1) M 3 dengan volume 500 liter.

5. Bak pemeliharaan larva - Kolam tanah ukuran minimal 100 m2 dengan kedalam air sekitar 75 cm – 100 cm, atau

- Bak beton kapasitas minimal 5-10 m3.

6. Bak pemeliharaan yuwana - Bak fiberglass volume 500 liter– 1.000 liter, atau

- Bak beton kapasita 5–10 m3.

7. Bak pemeliharaan tokolan 1-2 - Bak beton volume 5–15 m3, atau - Kolam tanah ukuran minimal 200

m – 400 m.

8. Bak penetasan Artemia salina, bak untuk pengobatan, dll.

- Bak fibreglass, conical, ukuran bergantung banyaknya Artemia yang akan ditetaskan (10-500 ltr).

7. Tandon air laut, air tawar, dan bak pencampuran air

Bak beton, kapasitas minimal 3x volume bak-bak larva/benih.

5. Pompa air laut, air tawar Kapasitas bergantung pada besar kecilnya unit prosuksi (kapasitas 50

Page 19: 1. Budidaya Udang Galah

11

ltr/detik atau lebih besar)

No. Jenis Fasilitas/Peralatan Keterangan

6. Peralatan aerasi Blower sentral atau Hi-blow, sesuai unit produksinya.

7. Perlengkapan pengepakan Botol oksigen dan isinya, styrofoam, plastik packing, dan bahan lain.

8. Peralatan bantu kerja (timbangan, ember, baskom, slang sipon, dll.

9. Peralatan lab (kualitas air, mikroskop, timbangan obat, dll)

10. Sumber listrik (PLN/Genset) Daya sesuai kebutuhan.

11. Kendaraan angkutan

12. Peralatan adminsitrasi

13. Mess pekerja pos jaga, dll.

14. Dapur, dll.

Untuk backyard hatchery, sudah barang tentu fasiltas/peralatannya terbatas, yaitu :

bak-bak pemeliharaan larva yang umumnya dari tembok dan hanya ditutup dengan

terpal;

peralatan-peralatan bantu kerja budidaya seperti pompa, slang, aerator,

perlengkapan pengepakan, timbangan obat;

peralatan kualitas air yang sederhana.

dll.

Ruang indoor : harus dapat mempertahankan suhu ruang agar cukup tinggi (air media

pemeliharaan larva/benih +/-28-31oC). Suhu cukup tinggi/optimal tersebut akan menunjang

(1) laju pertumbuhan lebih cepat, (2) konversi pakan lebih kecil, (3) serta resiko terserang

penyakit lebih rendah. Untuk bak-bak larva/benih pada backyard hatchery umumnya cukup

dengan menutupnya dengan terpal.

Bak pemeliharaan larva bisa dari berbagai bentuk baik persegi maupun conical. Bak bentuk

conical mempunyai keunggulan tersendiri yaitu lebih efektif dalam pengeluaran kotoran,

dengan catatan dimensi, debit aliran air dan sirkulasinya menunjang. Untuk bak-bak yang

Page 20: 1. Budidaya Udang Galah

12

terbuat dari beton dan fibreglass atau sejenisnya, permukaannya harus benar-benar halus.

Hal ini dimaksudkan agar pembersihan kotoran dan penyuci-hamaan dapat lebih efektif,

karena kotoran dan permukaan yang tidak rata menjadi tempat hidup dan berkembangnya

organisme penyakit. Beberapa contoh fasilitas hatchery disajikan pada Gambar 6.

Salah satu sarana penting yang harus ada pada hatchery adalah sarana biosekuriti, berupa

bak cuci kaki (foobath), bak cuci tangan (handwash), dan pagar keliling.

Unit sarana budidaya yang umum ada di masyarakat adalah merupakan sistim air diam

(stagnant water system). Dalam perkembangannya, unit budidaya sistim resirkulasi sudah

mulai diaplikasikan. Sistim ini mempunyai keunggulan yaitu dengan luas/volume yang sama,

produksinya lebih besar (tingkat produktivitasnya lebih tinggi). Namun demikian dalam unit

sistim ini perlu pengontrolan yang ketat agar terhindar dari serangan penyakit.

(a)

Page 21: 1. Budidaya Udang Galah

13

(b,c)

Gambar 6. Contoh fasilitas unit pembenihan. (a) lay-out fasilitas hatchery; (b) bak-bak

pemeliharaan larva tipe persegi; (c) bak tipe kerucut (conical).

Adapun instalasi air harus didesain seefektif mungkin agar kebutuhan air terpenuhi dan

dengan biaya operasi yang minimal, serta longlife. Contoh lay-out jaringan distribusi air

disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Contoh jaringan distribusi air untuk Hatchery Udang Galah.

Page 22: 1. Budidaya Udang Galah

14

Latihan

1. Mengapa lokasi untuk hatchery udang galah perlu ada sumber air laut dan air tawar?

2. Menurut Saudara, mengapa lingkungan calon lokasi hatchery harus bebas dari

pencemaran?

3. Mengapa suatu calon lokasi dimana tidak tersedia induk/calon induk masih dapat

dipertimbangkan sebagai lokasi hatchery?

4. Apa yang dimaksud dengan backyard hatchery?

5. Suhu yang baik untuk pemeliharaan larva udang galah cukup tinggi yaitu antara 28-

31oC; bagaimana mengusahakan agar air media pemeliharaan larva bersuhu cukup

tinggi seperti itu?

Rangkuman

1. Kriteria lokasi/calon lokasi hatchery sangat penting diketahui dalam merancang usaha

produksi benih udang galah yang menguntungkan. Ketidak/kekurang-sesuaian satu atau

lebih kriteria akan dapat menyebabkan kendala atau berpengaruh kurang baik terhadap

tingkat keberhasilan usaha budidaya.

2. Lokasi yang bebas dari pencemaran lingkungan sangat penting artinya karena sangat

terkait akan erat dengan tingkat keberhasilan budidaya, kualitas benih yang dihasilkan,

serta keberlanjtan usahanya.

3. Ruang indoor yang baik adalah yang memungkinkan suhu air media budidaya relatif

stabil pada suhu cukup tinggi (29-31oC).

4. Bak pemeliharaan induk, penggelondongan dan pembesaran udang galah bisa berupa

kolam tanah, kolam tembok, dll.; sedang kolam pendederan larva dan pemijahan

umumnya dari beton dan dari fibreglass.

5. Bak-bak penyiapan stok air sangat penting artinya, meliputi bak air laut, bak air tawar

dan bak pencampuran atau air payau.

6. Selain sarana operasi budidaya, tidak kalah penting adalah adanya sarana untuk

biosekuriti sebagai langkah awal pencegahan serangan penyakit pada biota budidaya.

Page 23: 1. Budidaya Udang Galah

15

MATERI POKOK 2. TEKNIK PRODUKSI BENIH

2.1 PERSYARATAN INDUK

Induk yang baik menunjang dihasilkannya benih yang cukup banyak dan kualitasnya

memenuhi syarat sebagai benih sebar..

Persyaratan kualitatif:

a) Induk berasal dari hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk kelas induk

dasar;

b) Warna kulit biru kehijau-hijauan, kadang ditemukan kulit agak kemerahan, warna kulit

juga dipengaruhi oleh lingkungan.

c) Kesehatan baik, yaitu :anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak

ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli oleh jasad

patogen, tidak bercak hitam, tidak berlumut, insang bersih.

d) Gerakannya aktif.

Persyaratan kuantitatif

Kriteria kuantitatif sifat reproduksi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 3. Kriteria kuantitatif sifat reproduksi.

Parameter Satuan Kriteria

Jantan Betina

1. Umur bulan 8-20 8-20

2. Bobot tubuh g >50 >40

3. Fekunditas butir/gram bobot tubuh

- 30.000-75.000

4. Diameter telur mm - 0,6-0,7

Dianjurkan memilih induk yang sedang mengandung telur untuk ke dua kalinya atau

berikutnya. Apabila induk diambil dari satu populasi dalam kolam pembesaran, maka dipilih

Page 24: 1. Budidaya Udang Galah

16

induk yang pertumbuhannya cepat dan paling besar, selanjutnya dipelihara dalam kolam

yang terpisah.

2.2 PENGELOLAAN INDUK

Prinsip-prinsip dalam pengelolaan induk:

kepadatan 2-3 ekor/m2;

sebaiknya induk jantan dan betina dipelihara dalam kolam terpisah;

pakan cukup gizi (protein 25-30 %, dan lemak 5%);

dosis pemberian pakan adalah 3-5 %, frekuensi 4 kali sehari;

pembersihan kotoran dalam bak induk dilakukan setiap dua hari bersamaan dengan

pergantian air (untuk kolam tembok/beton).

Pakan yang bergizi dan cukup menunjang perkembangan gonad/ produksi telur.

2.3 MEMIJAHKAN DAN MENETASKAN TELUR

Tahapan dalam pemijahan udang galah adalah sbb:

Gambar 8. Tahapan pemijahan dan penetasan telur.

SELEKSI INDUK

MEMIJAHKAN

PEMERIKSAAN PEMBUAHAN

MENETASKAN TELUR

MEMANEN NAUPLII

Page 25: 1. Budidaya Udang Galah

17

Seleksi induk:

Gambar 8. Tingkat kematangan gonad induk betina.

Memijahkan. Induk-induk yang telah matang gonad dimasukkan ke dalam kolam pemijahan

dengan padat tebar 4-5 ekor/m² dan perbandingan antara jantan dan betina 1:3. Proses

pemijahan juga disajikan pada Gambar 9. Setelah pembuahan, telur diletakkan pada ruang

pengeraman (broodchamber) yang terdapat di antara kaki renang induk betina hingga

saatnya menetas.

Page 26: 1. Budidaya Udang Galah

18

Gambar 10. Pemijahan. Penebaran dalam kolam (A) dan proses dari pra-memijah (B)

yang diawali dengan molting.

Pemeriksaan pembuahan. Induk yang matang telur dapat dilihat dari telur-telurnya yang

berwarna abu-abu (Gambar 9). Induk-induk yang matang telur kemudian dipindahkan ke

bak penetasan.

Gambar 11. Tingkat kematangan telur.

Page 27: 1. Budidaya Udang Galah

19

Jumlah telur merupakan salah satu indikator baik atau tidaknya induk. Cara menghitung

telur diilustrasikan pada Gambar 11. Jumlah telur total dapat dihitung dengan menggunakan

rumus yang sederhana saja yaitu :

dimana : N = jumlah telur total; V = volume telur total; n = jumlah telur contoh; v = volume telur contoh.

Ilustrasi proses penghitungan contoh disajikan pada Gambar 11.

Gambar 12. Prosedur menghitung jumlah telur dari seekor induk udang galah.

Menetaskan telur. Tahapan pekerjaannya adalah sebagai berikut:

Penyiapan media penetasan

Sebelum dimasukkan ke dalam bak penetasan, induk-induk disuci-hamakan

Page 28: 1. Budidaya Udang Galah

20

Induk diberi pakan dan diaerasi. Pakan yang tidak mudah mengotori air seperti

kelapa, ubi atau kentang yang dipotong-potong kecil; kalaupun pelet, maka harus

yang mempunyai stabilitas dalam air (water stability) yang tinggi.

Telur akan menetas setelah 6-12 jam.

Induk yang telurnya belum menetas dipindahkan ke bak penetasan lainnya, karena

perbedaan umur larva yang terlalu jauh menyebabkan pertumbuhannya akan

berbeda besar, memperpanjang waktu pemeliharaan dan merangsang terjadinya

kanibalisme. Untuk lebih jelasnya, tahapan penetasan dapat dilihat pada Gambar 12.

Kualitas nauplii perlu diperiksa. Bila tidak baik maka lebih baik nauplii dibuang, karena tidak

akan diperoleh larva yang bagus. Kriteria nauplii yang baik, sebagai berikut (SNI: 01- 6486.2

– 2000) :

a) Warna : warna tubuh kehitaman, keabu-abuan, tidak pucat;

b) Gerakan : berenang aktif, periode bergerak lebih lama dibandingkan dari periode

diam;

c) Kesehatan dan kondisi tubuh : sehat terlihat bersih, tidak berlumut, organ tubuh

normal;

d) Keseragaman : secara visual ukuran nauplii seragam;

e) Respon terhadap rangsangan : bersifat fototaksis positif atau respon terhadap

cahaya;

f) Daya tahan tubuh : dengan mematikan aerasi beberapa saat, nauplius yang sehat

akan berenang ke permukaan air.

Page 29: 1. Budidaya Udang Galah

21

Gambar 13. Tahapan penetasan telur.

Latihan

1. Sebutkan ciri-ciri induk berkualitas baik.

2. Apa ciri-ciri induk yang sudah matang gonad penuh?

3. Dalam pemijahan, berapa perbandingan induk jantan dan betina?

4. Jumlah telur merupakan salah satu indikator aik buruknya induk; bagaimana cara

menghitung jumlah telur?

5. Bagaimanakah kualitas air yang baik untuk penetasan?

Rangkuman

1. Induk yang dipergunakan haruslah induk kualitas baik dengan ukuran minimal 40 gram

untuk induk betina dan 50 gram untuk induk jantan, dan umur antara 8-20 bulan..

Page 30: 1. Budidaya Udang Galah

22

2. Pemeliharan induk dilakukan di kolam tanah dengan kepadatan 4-5 ekot/m2, dan diberi

pakan pelet dengan protein minimal 25% dengan dosis 3-5%per hari dan dengan

frekuensi pemberian 4 kali.

3. Hanya induk betina matang gonad penuh yang dipijahkan, ditandai oleh gonad yang

berkembang penuh hingga cephalothorax.

4. Induk dipijahkan dengan perbandingan jantan:betina = 1:3, dan dengan padat tebar 4-5

ekor/m2.

5. Telur yang telah dibuahi disimpan induk betina dalam broodchamber-nya hingga

menetas.

6. Jumlah telur merupakan salah satu indikasi baik tidaknya induk; dengan demikian perlu

ditaksir jumlah telur yang dihasilkan.

7. Penetasan telur dilakukan dalam air bersalinitas 5-6 ppt pada suhu 29-31oC, DO cukup

tinggi yaitu 5-7 ppm dan pH relatif netral (6,5-7,5). Sebelum ditetaskan, terlebih dahulu

induk/telur disuci hamakan dengan larutan Malachyte green 1,5 ppm selama 25 menit..

8. Pakan selama penetasan haruslah yang tidak potensial mengotori air media penetasan.

9. Hanya naupli dengan kualitas baik yang dibudidayakan.

2.4 PEMELIHARAAN LARVA HINGGA MENJADI BENIH

Umumnya ada tiga tingkatan pemeliharaan benih, yaitu :

1) Pemeliharaan larva, yaitu dari larva menjadi juvenil;

2) Pentokolan 1, yaitu dari juvenil menjadi juwana; dan

3) Pentokolan 2, yaitu dari juwana menjadi tokolan.

2.4.1 Pemeliharaan Larva.

Secara ringkas, pentahapan pemeliharaan larva meliputi :

Penyiapan kolam, dan air media pemeliharaan,

Penebaran nauplii,

Pemberian/Pengelolaan pakan,

pengelolaan kualitas air,

Page 31: 1. Budidaya Udang Galah

23

Monitoring pertumbuhan,

Monitoring kesehatan, dan

Pemanenan.

a) Penyiapan Kolam dan Media Pemeliharaan

Tahapan:

Bak dicuci bersih;

Disuci-hamakan, bisa dengan dijemur dibawah terik Matahari atau dengan

desinfektan (misalnya kaporit 50-100 mg/liter air (50-100 ppm);

Dibilas dengan air sabun kemudian dicuci bersih;

Air bersih dari tandon dimasukkan ke dalam bak dengan disaring menggunakan

filterbag (Gambar 13), hingga tinggi air 70-80 cm;

Diaerasi.

Gambar 13. Pengisian air bak pemeliharaan larva, disaring dengan filter bag.

b) Penebaran Larva

Setelah satu hingga dua hari di bak penetasan, larva dipindahkan ke dalam bak

pemeliharaan larva (Gambar 14). Padat penebaran larva antara 100–150 ekor/liter.

Page 32: 1. Budidaya Udang Galah

24

.

c) Pengelolaan pakan

Pakan alami

Pakan larva harus (a) berkualitas tinggi, (b) ukuran sesuai bukaan mulut larva dan (c) mudah

tecerna. Pakan alami yang terbaik untuk larva udang galah adalah naupliii Artemia salina;

selain itu juga dapat digunakan Moina sp. atau dikenal sebagai kutu air. Contoh Artemia dan

Kutu air disajikan pada Gambar 15.

Langkah awal adalah penentuan jumlah nauplii yang dibutuhkan; kebutuhan jumlah naupli

dapat dihitung dengan rumus dari Mcvey, 1984, yaitu :

Gambar 15. Artemia salina dan kutu air (Moina sp.). (a) Artemia dalam kaleng; (b)

kista Artemia; (c) Artemia yang sudah menetas; (d) Moina sp.

Page 33: 1. Budidaya Udang Galah

25

Penetasan artemia perlu dilakukan dengan cermat agar diperoleh tingkat penetasan yang

tinggi. Teknik penetasan Artemia salina dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Terlebih dahulu didekapsulasi;

Langsung ditetaskan.

Dekapsulasi adalah proses menyiapkan Artemia salina agar melunakkan cangkang kista

Artemia. Manfaatnya adalah :

agar dapat diperoleh tingkat penetasan lebih tinggi;

mengurangi resiko termakannya cangkang (dari nauplii Artemia teknik penetasan

langsung); dan

bisa langsung diberikan untuk larva ikan yang sudah cukup ukuran bukaan mulutnya.

Teknik penetasan langsung adalah dengan langsung menetaskan kista Artemia dalam

larutan garam yang diaerasi kuat.

Peralatan dan bahan yang dipergunakan untuk dekapsulasi dan penetasan adalah :

Bahan (utk 100 g kista artemia):

a. Kapur (CaO) 25 g (2x12,5 g)

b. Bleaching powder 55 g (2x27,5 g)

c. Es batu secukupnya

d. Na-thiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0,05 g (minimal)

e. Garam murni secukupnya

f. Air bersih secukupnya

ALAT :

a. Wadah kapasitas 1 ltr 2 unit

b. Perangkat aerasi 2 bh

c. Filter bag (dg plankton net) mesh 250 um. 1 bh

d. Thermometer 1 bh

e. Pengaduk 1 bh

Page 34: 1. Budidaya Udang Galah

26

f. Timbangan ketelitian 0,01 g, kap 500 g 1 bh

g. Wadah utk menimbang bahan 4 bh

h. Centong 2 bh

i. Slang sipon 1 bh

j. Mikroskop 1 bh

PROSEDUR :

Prosedur penetasan Artemia yang diawali dengan dekapsulasi disajikan Gambar 16,

dibawah ini.

Page 35: 1. Budidaya Udang Galah

27

Page 36: 1. Budidaya Udang Galah

28

Gambar 16. Prosedur penetasan kista Artemia.

Pemberian pakan dimulai pada hari ke tiga setelah menetas, dilakukan setiap hari setelah

penggantian air atau siphon pada sore hari. Naupli Artemia salina diberikan kepada larva

setelah penggantian air (air tersisa 2/5 bagian, dibiarkan selama ± ½ jam, untuk memberi

kesempatan kepada larva untuk menangkap nauplii Artemia salina). Aerasi dihidupkan

kembali setelah selesai memberikan pakan. Pada hari-hari ke 4-5, Artemia salina sebaiknya

diberikan pada malam hari. Jumlah nauplii disesuaikan dengan umur larva udang,

sebagaimana disajikan pada Tabel 3.

Tabel 4. Variasi jumlah makanan larva/hari selama pemeliharaan

Hari ke- Naupli Artemia salina (ekor) Pakan Buatan, Berat Kering (mg)

3 5 0

4 10 0

5-6 15 0

7 20 0

8 25 0

9 30 0

10-11 35 0

12 40 0

Hari ke- Naupli Artemia salina (ekor) Pakan Buatan, Berat Kering (mg)

13-14 45 70

15-24 50 80-90

25-30 45 100-180

30-++ 40 200

Sumber : AQUACOP, 1983 dalam Hadie dan Hadie, 1993

Perlu diperhatikan bahwa kepadatan nauplii Artemia menjadi patokan dalam pemberian

pakan, karena larva tidak mengejar-ngejar nauplii. Bila kebutuhan 5 ekor, maka pada saat

mau pemberian berikut masih harus ada 1 ekor naupli; bila tidak ada berarti kurang, bila

lebih perlu diidentifikasi masalahya. Cara praktis menentukan jumlah adalah untuk bak

Page 37: 1. Budidaya Udang Galah

29

volume air 10 ton, dibutuhkan 50-250 g kista Artemia untuk dapat dihasilkan 10-50 juta

nauplkii.

Pakan buatan

Pakan buatan sebagai pakan tambahan perlu diberikan untuk melengkapi kebutuhan gizi

bagi larva udang, diberikan pada masa akhir stadia larva. Komposisi bahan pakan buatan

dan analisis proksimatnya ditampilkan pada Tabel 4 .

Tabel 5. Komposisi bahan pakan buatan dan analisis proksimat (%)

Bahan Pakan Prosentase (%)

Cumi-cumi 27,6

Udang 27,6

Telur ikan 6,9

Telur Ayam 6,9

Minyak ikan 14,0

Vitamin 1,0

Garam 1,0

Alginate 15,0 Analisis Proksimat Prosentase

Protein 54,9

Lemak 19,7

Abu 7,7

Sumber : AQUACOP, 1977 dalam Hadie dan Hadie, 1993

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan buatan adalah ukuran pakan dan

dosisnya harus sesuai dengan umur larva. Untuk memperoleh ukuran pakan yang sesuai,

dapat menggunakan saringan dengan ukuran tertentu. Ukuran pakan yang diberikan

berdasarkan ukuran saringan menurut umur larva disajikan pada Tabel 5.

Page 38: 1. Budidaya Udang Galah

30

Tabel 6. Ukuran saringan menurut umur larva (mesh/cm)

Umur larva (hari) Ukuran saringan (mesh/cm)

12 13

14-15 25-30

30-pasca larva

16 16 8 8 8

d) Kualitas air

Kualitas air merupakan faktor penting selama pembenihan berlangsung. Baik buruknya

kualitas air akan sangat menentukan hasil yang akan dicapai. Air yang digunakan harus

memenuhi kriteria fisik, kimia, dan biologi.

Beberapa parameter kualitas air yang perlu dipantau antara lain oksigen terlarut (DO),

salinitas, derajat keasaman (pH), dan suhu.

d1. Oksigen terlarut

Kandungan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) di dalam air merupakan sumber respirasi

bagi larva, oleh karenanya harus selalu tersedia di dalam media. Keperluan organisme

terhadap oksigen terlarut relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya.

Kisaran oksigen terlarut 5 ppm atau lebih merupakan kadar yang cukup baik untuk

pertumbuhan larva udang galah.

Kandungan oksigen dalam air media budidaya dipengaruhi oleh :

padat tebar udang atau biomas udang;

banyak tidaknya kotoran atau senyawa-senyawa lain yang mengkonsumsi oksigen

dalam air media budidaya;

tinggi rendahnya populasi organisme lain;

tingkat aerasi serta efektivitas absorbsi oksigen ke dalam air media budidaya; serta

Tingkat pergantian air.

Page 39: 1. Budidaya Udang Galah

31

d2. Salinitas

Salinitas atau kadar garam yang terkandung dalam air merupakan salah satu parameter

yang perlu diperhatikan dalam pembenihan. Udang galah memiliki toleransi salinitas berkisar

0-15 ppt. Pada fase larva udang galah mampu tumbuh dengan baik pada salinitas 10-15

ppt. Untuk kebutuhan kadar garam media pemeliharaan larva, dapat berasal dari air laut

dan dari garam dapur, atau campuran dari keduanya. Informasi terakhir adalah bahwa

kombinasi air laut dengan garam dapat meningkatkan laju pertumbuhan larva udang galah

(Khasani, 2010).

d.3 Derajat keasaman (pH)

Nilai derajat keasaman (pH) sangat terkait erat dengan ketersediaann CaCO3 dalam media

budidaya. Selain sebagai penyangga atau faktor pendukung kestabilan pH, senyawa

tersebut merupakan faktor yang penting pada proses pergantian kulit (moulting). pH media

pemeliharaan larva udang galah sebaiknya berkisar antara 7 – 8,5. Untuk mengukur pH

dapat digunakan pH meter atau kertas lakmus. Adanya pergantian air secara rutin

menunjang ketrersediaan unsur tersebut.

d.4 Suhu

Suhu air dipengaruhi oleh musim, lintang (altitude), ketinggian dari permukaan laut (latitude),

pergantian siang dan malam, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman

badan air (Effendi, 2003). Peningkatan suhu dapat mengakibatkan penurunan kelarutan gas

dalam air, termasuk di dalamnya oksigen.

Suhu media perlu dipantau, karena memberi pengaruh cukup besar bagi kelangsungan

hidup, pertumbuhan larva, serta konversi pakan. Suhu optimal untuk kehidupan larva udang

galah adalah 28 – 30 ºC. Suhu apat diukur dengan menggunakan termometer alkohol/ air

raksa, dll. Gambar 17 adalah beberapa alat untuk pengukuran kualitas air.

Page 40: 1. Budidaya Udang Galah

32

Gambar 17. Peralatan pengukuran kualitas air. Higrometer bisa dipergunakan untuk

mengukur salinitas (harga lebih murah)

e) Monitoring pertumbuhan

Monitoring pertumbuhan larva secara berkala sangat penting dilakukan. Maksud pekerjaan

ini adalah guna mengetahui apakah perkembangan larva normal, ataukah ada kelainan

(kurang baik). Monitoring pertumbuhan adalah dengan mengukur panjang larva (panjang

total atau total length / TL) paling tidak setiap 5 hari. Gambar 17 memperlihatkan kegiatan

pengukuran panjang larva.

Jumlah larva yang diambil sebagai contoh minimal 30 ekor. Hasil pengukuran kemudian

dianalisis apakah ada kecenderungan perbedaan yang mencolok. Bila kurang baik maka

perlu diketahui faktor-faktor yang kiranya berpengaruh terhadap hal tersebut.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan larva/benih udang galah pada

dasarnya meliputi empat golongan yaitu: (1) mutu telur/naupliii, (2) lingkungan/kualitas air

media pemeliharaan, (3) pakan, serta (4) ada tidaknya serangan penyakit.

Page 41: 1. Budidaya Udang Galah

33

Gambar 17a. Pengukuran panjang udang (panjang total

atau total length /TL).

Mutu telur bisa diketahui dari ukuran serta tingkat penetasannya (hatching rate). Ukuran

telur yang baik adalah 0,6-0,7 mm, dan tingkat penetasan di atas 80%.

f) Pemanenan

Panen seleksi dilakukan pada hari ke 28-30 dengan syarat larva yang sudah menjadi pasca

larva (PL) atau ukuran 1-3 cm sekitar 30-75% jumlah total larva. Panen menggunakan

serokan berukuran mesh size mesh 50 setelah air diturunkan hingga tersisa 30%.

Larva yang sudah ditampung selanjutnya diseleksi (grading) dengan cara merendam seser

dalam air. Secara biologis udang galah yang sudah mencapai PL akan menempel pada

seser tersebut. Selanjutnya larva dimasukkan dalam wadah yang telah disiapkan. Proses

grading disajikan pada Gambar 18.

Page 42: 1. Budidaya Udang Galah

34

Gambar 18. Proses grading benih udang galah ukuran PL dan yang belum PL.

Pemanenan total dilakukan setelah larva menjadi pasca larva seluruhnya. Dari hasil panen

kemudian dihitung tingkat kelangsungan hidupnya (sintasan), yaitu dengan menggunakan

rumus:

( )

Tingkat SR yang dianggap baik adalah bila nilainya sama atau lebih besar dari 25%.

2.4.2 Pentokolan

Kolam yang dipergunakan bisa dari tembok untuk ukuran kecil (volume kolam 5-10 ton), atau

dengan kolam tanah dengan luasan 200-400 m2. Kondisi pemeliharaan secara umum mulai

dari padat tebar juvenil, penggunaan bahan-bahan seperti kapur, pakan, obat-obatan, hingga

panen, yang lazim disebut standar produksi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 6. Standar produksi juwana dan tokolan pada kolam beton dan kolam tanah.

No. Parameter

Satuan Juwana Tokolan

Bak Kolam

1. Pupuk organik g/m2 - - 200-500

2. Penebaran - padat tebar - ukuran

Ekor/m3 gr/ekor

80.000 0,0001

1.000

AS0,002

100

0,002

3. Pakan - tingkat pemberian - frekuensi pemberian

%/hari

Kali/hari

30 8

20 4

20 4

4. Waktu pemeliharaan Hari 31-40 80 100

5. Panen

Page 43: 1. Budidaya Udang Galah

35

- sintasan - ukuran

% gr

40 0,002

70 1

75 2

Secara ringkas, pentahapan pemeliharaan juvenil menjadi tokolan meliputi :

Penyiapan kolam, dan air media pemeliharaan,

Penebaran juvenil,

Pemberian/Pengelolaan pakan,

Pengelolaan kualitas air,

Monitoring pertumbuhan,

Monitoring kesehatan, dan

Pemanenan dan pengemasan.

Persiapan kolam dan media budidaya. Persiapan ini diarahkan agar tersedia air media

budiaya yang kaya dengan pakan alami dan dengan kualitas air yang sesuai untuk benih

udang dalah.Tahapan persiapan kolam dan air media budidaya meliputi :

Pengeringan kolam, pembalikan tanah dasar, pemberian kapur, pemupukan,

pengisian air sebatas untuk penumbuhan pakan alami, kemudian penambahan air

media budidaya hingga kedalaman 50 cm. Ketinggian air ditingkatkan secara

bertahap sejalan dengan pertumbuhan udang, hingga 100 cm.

Pengeringan dan pengapuran dimaksudkan agar dasar kolam bebas dari organisme

penyakit dan meningkatkan pH tanah. Unsur karbonat dari kapur juga berpengaruh

menstabilkan pH air media budidaya.

Pemupukan bisa dari jenis pupuk kandang atau pupuk kimia, ataupun kombinasi

keduanya. Keunggulan pupuk kandang adalah dapat memberikan nutrisi secara

bertahap, namun demikian harus diwaspadai potensi kandungan bibit penyakit.

Untuk itu pupuk kandang harus sudah cukup kering. Silain sisi, pupuk kimia lebih

praktis dan ketersediaannya lebih baik, namun pemakaian yang terus menerus dan

kurang tepat dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah dasar kolam.

Penebaran juvenil. Penebaran juvenil diawali dengan proses aklimatisasi agar larva tidak

stres dalam lingkungan hidup yang baru. Padat tebar juvenil (ukuran 0,002 g) untuk wadah

Page 44: 1. Budidaya Udang Galah

36

dari bak fibreglass (dengan aerasi) adalah 1.000 ekor/m3,sedang untuk kolam (tanpa aerasi)

adalah 100 ekor/m3.

Aklimatisasi atau penyesuaian kondisi pada lingkungan hidup yang baru, khususnya terkait

dengan suhu dan salinitas. Caranya adalah dengan memasukkan kantong berisi juvenil ke

dalam air kolam dan membiarkannya untuk beberapa waktu (10-15 menit) hingga suhu air di

dalam kantong dan di kolam sama; setelah itu bila salinitas berbeda, masukkan air kolam

secara perlahan ke dalam kantong agar penyesuaian salinitas secara bertahap.

Pemberian pakan. Pakan yang dipergunakan adalah pelet dengan kandungan protein

cukup tinggi yaitu +/- 30%. Dosis pemberian adalah 20% dari berat biomas (berat total

udang), dengan frekuensi pemberian 4 kali per hari.

Pengelolaan kualitas air. Pengelolaan kualitas air meliputi pemantauan pergantian air, dan

pengukuran parameter kualitas air yaitu suhu, pH, dan DO. Diusahakan agar nilai-nilai

parameter kualitas air atetap dalam batas optimum, yaitu :

suhu : 25-30oC;

pH : 6,5 – 8,5;

Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/l

Selain iatu, ketinggian air dipertahankan antatra 50 cm–100 cm yaitu semakin besar ukuran

udang maka semakin dalam air kolam.

Pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling.

Semakin seragam ukuran berarti semakin baik, denhgan catatan laju pertumbuhan normal.

Bila ukuran sudah sangat bervariasi, maka harus dilakukan grading dan memisahkan udang

dengan kelompok ukuran berbeda pada kolam yang berbeda. Bila tidak dilakukan

pemisahan maka resikop kenibalisme semakin tinggi.

Pemantauan kesehatan. Pemantauan kesehatan udang akan dijelaskan pada materi

pokok terakhir.

Pemanenan. Umumnya udang (maupun ikan) mempunyai laju pertumbuhan nyang tidak

sama, sehingga ukuran udang dalam kolamm menjadi bervariasi. Panen benih dapat

Page 45: 1. Budidaya Udang Galah

37

dilakukan panen parsial, guna mengantisipasi terjadinya kanibalisme karena perbedaan

ukuran.

2.5 PENGEMASAN

Pengemasan (packing) benih udang galah yang dapat dilakukan dengan sistem terbuka dan

sistem tertutup. Sistem terbuka adalah larva dimasukkan dalam bak yang diaerasi atau

dengan oksigen, sedang untuk sistim tertutup adalah pengemasan dengan menggunakan

kantong plastik jenis PE (polyetilen) berukuran 70 x 30 cm. Perbandingan air dan oksigen

adalah = 1 : 2 untuk pengangkutan kurang dari 8 jam dengan kepadatan perkantong 1.000

ekor/kantong. Contoh pengemasan sistim tertutup disajikan pada Gambar 19.

Gambar 19. Pengemasan benih udang galah.

Untuk pengangkutan, kantong berisi udang tersebut dimasukkan dalam boks styrofoam dan

dimasukkan potongan es yang sudah dibungkus plastik guna menurunkan suhu ± 20 0C.

Penurunan suhu bertujuan untuk menurunkan tingkat metabolisme yang berarti juga untuk

menekan penggunaan oksigen, sehingga waktu pengangkutan dapat di perpanjang. Suhu

rendah dalam transportasi benih udang berfungsi :

menurunkan tingkat metabolisme,

menurunkan aktivitas benih,

menekan pengeluaran kotoran, dan juga

menekan konsumsi oksigen.

Page 46: 1. Budidaya Udang Galah

38

Latihan

1. Sebutkan tahapan kegiatan dalam pemeliharaan larva udang galah.

2. Kaulitas air harus dipertahankan stabil pada kisaran optimum atau yang mendukung

untuk kehidupan dan pertumbuhan larva udang galah. Sebutkan nilai kisaran optimum

untuk pemeliharaan larva udang galah tersebut.

3. Bagaimana Saudara menentukan jumlah naupli Artemia yang akan diberikan kepada

larva Saudara ?

4. Berapa dosis Artemia untuk larva udang galah?

5. Bagaimana cara menetaskan kista Artemia?

Rangkuman

1. Tahapan pemeliharaan larva meliputi : penyiapan bak dan media pemeliharaan,

penebaran nauplii, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, monitoring pertumbuhan

dan kesehatan larva, serta pemanenan.

2. Penyiapan bak pemeliharaan adalah dengan mensuci hamakan, bisa dengan bahan

kimia, dapat pula dengan memanfaatkan teriknya cahaya Matahari. Dosis kaporit cukup

50 mg/ltr (untuk bak fibreglass), yang kemudian dibilas dengan air sabun, dan dicuci

bersih dengan air tawar.

3. Pemelharaan larva udang galah memerlukan pemenuhan kebutuhan utama yaitu

kualitas air yang sesuai/optimal, pakan kualitas tinggi, dan pengelolaan yang baik.

4. Kualitas air dijaga pada kisaran optimum agar yaitu suhu 29-31oC, pH 7,5-8.0, salinitas

5-6 ppt dan oksigen terlarut 5–6 ppm (mg/ltr).

5. Pakan untuk larva udang galah berupa naupli Artemia salina atau moina, dan pakan

buatan yang terbuat adonan dengan kandungan protein cukup tinggi yaitu hampir 55%.

6. Pada masa pemeliharaannya perlu dilakukan grading atau seleksi ukuran, guna

menurunkan tingkat kanibalisme, karena adanya kanibalisme akan sangat berpengaruh

pada sintsana (tingkat kelangsungan hidup) larva.

Page 47: 1. Budidaya Udang Galah

39

BAB 3. PEMBESARAN UDANG GALAH

3.1 LOKASI PEMBESARAN UDANG GALAH

Lokasi budidaya yang baik akan mendukung keberhasilan usaha budidaya. Beberapa faktor

yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi budidaya/pembesaran udang galah

adalah sebagai berikut:

• Jenis tanah : lumpur berpasir;

• Air memadai untuk pengelolaan budidaya dengan sistim air mengalir (flow-through

system);

• Akses dan komunikasi baik;

• Mudah memperoleh sarana produksi (saprodi);

• Tenaga kerja tersedia;

• Keamanan terjamin.

Jenis tanah lumpur berpasir dimaksudkan mempunyai tingkat kesuburan yang cukup tinggi

dan tidak berpengaruh jelek terhadap air media budidaya di dalamnya.

Kecukupan air untuk terselenggaranya budidaya sistim air mengalir sangat penting artinya.

Adanya pergantian air yang terus menerus akan memberikan suplai oksigen dan unsur hara

secara terus menerus. Selain itu, pergantian air yang terus menerus memnberikan suasana

segar dan menunjang pengeluaran kotoran dan senyawa-senyawa terlarut yang bersifat

merugikan/toksik.

Lokasi dengan akses yang baik akan menunjang efektivitas dalam suplai sarana produksi

dan memperlancara pemasaran hasil budidaya.

3.2 FASILITAS

Kolam yang dipergunakan adalah kolam tanah, dengan ukuran sebaiknya minimal 500 m2.

Sumber air harus mempunyai kualitas yang baik dan mencukupi kebutuhan untuk

Page 48: 1. Budidaya Udang Galah

40

pengelolaan air kolam sistim mengalir (flow-through) dan tersedia sepanjang tahun. Kolam

sebaiknya mempunyai kemalir, petak penangkapan, dan dilengkapi dengan pipa pemasukan

dan pipa pengeluaran. Ketinggian pematang paling tidak 1 m. Kolam sebaiknya tidak bocor

atau rembes, karena akan pengelolaan air akan terganggu. Contoh salah satu kolam untuk

budidaya udang galah disajikan pada Gambar 20.

Meski kemalir atau caren tidak wajib ada, namun demikian bagian yang lebih dalam ini

bermanfaat untuk persembunyian udang ketika cuaca panas, pengumpulan kotoran, dan

membantu dalam proses pemanenan.

Selain kolam, sejumlah fasilitas pendukung antara lain adalah gudang pakan, bahan dan

peralatan lain sperti anco, timbangan, dll.

Gambar 20. Contoh desain kolam budidaya udang galah. Keterangan: a. Pematang; b. Pelataran; c. Kemalir (caren); d. Petak penangkapan; e. Pipa

pemasukan (inlet); f. Monik (outlet); g. Saluran pasok/suplai; h. Saluran buang.

Page 49: 1. Budidaya Udang Galah

41

3.3 TEKNIK PEMBESARAN UDANG GALAH

3.3.1 Persiapan Kolam

Beberapa tahapan yang penting dalam mempersiapkan kolam budidaya adalah sebagai

berikut (Gambar 21):

• pengeringan kolam;

• pengolahan tanah dan perbaikan tanggul sewrta caren;

• Pengapuran : untuk tanah dengan pH 6,5–7 :10 – 20 g/m2;; sedang untuk tanah

dengan pH 5 – 6 : 40 – 75 gram/m2;

• Pemupukan : pupuk kandang 200–500 g/m2; dan urea dan TSP 5 – 10 g/m2 setelah

isi air 3 hari;

• Pemasangan shelter (Gambar20);

• Pengisian air kolam, dilakukan secara bertahap guna memberikan waktu

berkembangnya pakan alami.

Shelter berfungsi selain untuk perlindungan terhadap predasi (pemangsaan), juga dapat

berfungsi untuk perluasan substrat dasar kolam sehingga memungkinkan peningkatan padat

tebar. Dengan fungsi yang terakhir maka jumlah produksi dapat ditingkatkan.

Page 50: 1. Budidaya Udang Galah

42

Gambar 21. Persiapan kolam. Atas: pentahapan pekerjaan. Basah: contoh shelter (a),

dan shelter tipe apartemen (b).

3.3.2 Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan satu minggu setelah persiapan kolam secara lengkap;

Benih diperoleh dari Panti Benih (hatchery), diutamakan yang telah tersertifikasi;

Benih berkualitas baik : ukuran seragam dan gerakannya lincah.

Benih ditebar setelah melalui proses aklimatisasi untuk menghindari stres pada

udang.

Benih kualitas baik dimaksud adalah yang sesuai dengan SNI 01- 6486.2 – 2000 tentang

Benih Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii, de Man) kelas benih sebar.

Kriteria kuantitatif tokolan udang galah :

1. Umur dari telur : lebih dari (>) 50 hari;

2. Panjang : 25 – 30 mm;

Page 51: 1. Budidaya Udang Galah

43

3. Berat : 1400 – 2600 mg;

4. Kesehatan/bebas penyakit : 80%;

5. Keseragaman populasi : 80%;

6. Daya tahan terhadap :

* penurunan salinitas 30 ke 0 ppt : > 80%

* penurunan suhu 30 ke 10oC : > 80%

* perendaman formalin 500 ppm : > 80%

7. Rangsangan terhadap cahaya dan aerasi : + (positif)

3.4 PERAWATAN/PEMELIHARAAN UDANG

Beberapa kegiatan perawatan dalam pemeliharaan/ pembesaran udang galah meliputi

pemberian/pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, monitoring pertubuhan,

monitoring kesehatan, dan panen serta pasca panen.

3.4.1 Pengelolaan pakan

Pakan pellet komersial, dengan kandungan protein minimal 30%.

Dosis : tahap tokolan yaitu 10% dari berat biomasa, dan menurun pada tahap

selanjutnya hingga 3% dari berat total udang sesuai dengan umur udang yang

dipelihara sampai panen ukuran udang konsumsi yaitu size 20-30 (Tabel 6).

Tabel 7. Analisis Proksimat Pakan Udang Galah

Kandungan Kadar

Protein Min 30%

Lemak Min 5%

Serat Kasar Maks 4%

Kadar Abu Maks 10%

Kadar Air Maks 12%

3.4.2 Pengelolaan kualitas air

Secara garis besar, pengelolaan kualitas air meliputi :

Page 52: 1. Budidaya Udang Galah

44

Sistim air mengalir selelu dipertahankan;

Dsilakukan pemupukan ulangan bila densitas plankton kurang optimal, yang

ditandai dengan semakin cerahnya air;

Kualitas air yang perlu dimonitor adalah suhu, pH, dan DO;

Suhu yang baik berkisar antara 25-30oC, pH sekitar 6,5-8,5, dan DO antara > 5 ppm.

3.4.3 Beberapa pedoman cara pengukuran dan pemeriksaan

1. Cara menentukan umur dan stadia : dihitung dari sejak telur menetas

2. Cara mengukur panjang badan total tokolan : dimulai dari rostrum hingga

uropoda dengan menggunakan jangka sorong atau penggaris dalam satuan mili

meter (mm).

3. Cara mengukur bobot tubuh tokolan : dilakukan dengan menggunakan timbangan

analitis dalam satuan miligram (mg);

4. Metoda pengambilan contoh. Metoda pengambilan contoh tokolan untuk

pemeriksaan dan pengujian dilakukan secara acak dari populasi sebanyak 10 %

atau minimal 30 ekor.

5. Cara mengukur keseragaman benih udang : dilakukan dengan membandingkan

ukuran sampel benih. Benih udang dikategorikan berukuran seragam bila 80 %

dari populasi benih relatif sama, dan kurang dari 20 % berukuran lebih kecil atau

lebih besar dari ukuran rataan.

6. Cara mengukur ketahanan dan kesehatan : dilakukan dengan cara memberikan

guncangan/perubahan yang mendadak; seperti salinitas, suhu air dan

pengentasan dengan menggunakan bahan kimia, seperti formalin, malachyte

green dan kalium pemanganat. Benur yang sehat mempunyai ketahanan tubuh

yang kuat atau tahan terhadap guncangan/perubahan tersebut.

a) Cara menguji penurunan salinitas : dilakukan dengan cara memindahkan

benur dari air media pemeliharaan (30 ppt -35 ppt) ke salinitas 0 secara

mendadak. Selanjutnya dilakukan pengamatan selama 15 menit. Toleransi

kematian benur kurang dari 20%.

Page 53: 1. Budidaya Udang Galah

45

b) Cara menguji penurunan suhu: dilakukan dengan memindahkan benur dari

media pemeliharaan (suhu 28oC–32oC) ke suhu air 10 oC secara

mendadak. Pengamatan dilakukan selama 1-2 jam, kemudian hitung

persentase kematiannya. Toleransi kematian benur kurang dari 20 %.

c) Cara menguji dengan perendaman formalin: dilakukan dengan cara

merendam benur ke dalam larutan formalin 500 ppm selama 15 menit,

kemudian dihitung persentase benur yang mati dan toleransi kematian benur

kurang dari 20 %.

7. Cara pemeriksaan kesehatan benih udang:

a) Pengamatan secara visual dilakukan untuk memeriksa ektoparasit dan

morfologi.

b) Pengamatan secara mikroskopis untuk menentukan adanya bakteri dan virus

pada udang dilakukan di laboratorium.

3.5 CARA PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN

3.5.1 Pemanenan

Setelah udang mencapai ukuran 20-30 ekor/kg, dilakukan pemanenan. Ada dua cara

pemanenan yaitu :

Panen sebagian; dan

Penen total.

Panen sebagian dilakukan bila masih ada udang yang ukurannya belum mencapai

ukuran konsumsi/yang dikehendaki. Caranya adalah dengan menyurutkan air hingga

kedalaman 20-30 cm, kemudian udang dipanen menggunakan waring dengan mata

jaring 4 mm (Gambar 22). Udang yang masih kecil (<30 ekor/kg) dikembalikan lagi

untuk dilanjutkan pemeliharaannya. Panen total dilakukan setelah udang mencapai

ukuran 20-30 ekor/kg. Dalam pemanenan sebaiknya kolam selalu dialiri air

secukupnya agar kondisi udang tetap sehat.

Page 54: 1. Budidaya Udang Galah

46

3.4.2 Pengemasan

Pengemasan dan pengangkutan udang hasil panen bisa dilakukan dalam keadaan

mati maupun dalam keadaan hidup. Dalam pengemasan dalam keadaan hidup, perlu

dilakukan penurunan suhu agar tingkat metabolisme menurun, dengan demikian

menurunkan tingkat aktifvitas udang dan menurunkan pengeluaran kotoran/feses.

Pengemasan udang dalam keadaan segar dilakukan dalam wadah dan dicampur es

curah. Sebelum dikemas, udang terlebih dahulu dicuci bersih.

Penanganan/pengemasan dalam suhu dingin (prinsip rantai dingin) dan bersih

merupakan sebagian realisasi princip penjagaan mutu udang segar yang sangat

penting guna menjada mutu udang segar yang tinggi. Pencucian dimaksudkan

membersihkan kotoran dan lendir yang merupakan sumber penyakit. Demikian pula

suhu dingin untuk menghambat tingkat kemunduran mutu baik secara mikrobiologis

(berkembangnya organisme pembusuk), maupun kemis (perombakan senyawa

secara mimiawi). Proses pengepakan udang galah dalam keadaan segar/fresh

diilustrasikan pada Gambar 22 dibawah ini.

Gambar 22. Pemanenan udang.

Page 55: 1. Budidaya Udang Galah

47

Gambar 23. Pengemasan dan pengangkutan.

Latihan

1. Sebutkan karakteristik kolam pembesaran udang galah yang baik.

2. Apa fungsi shelter dalam kolam tersebut?

3. Berapa padat tebar pad tahapan pembesaran, dan kisaran kualitas air yang baik?

4. Bagaimanakah pengelolaan pakannya?

5. Dalam pengemasan perlu diperhatikan prinsip bersih dan suhu dingin. Jelaskan

manfaatnya.

Rangkuman

1. Kolam yang baik dipergunakan untuk pembesaran udang galah adalah kolam tanah

dengan ukuran relatif besar, karena menunjang untuk peneyediaan pakan alami, serta

menunjang efektivitas kerja.

Page 56: 1. Budidaya Udang Galah

48

2. Pengelolaan kualitas air meliputi penjagaan aga berlangsung pergantian air secara terus

menerus, dan kualitas air terjaga pada kisaran optimum yaitu : suhu 25-30oC, pH 6,5-8,5

dan DO > 5 ppm.

3. Penggunaan shelter atau fish apartemen sangat bermanfaat dalam menurunkan tingkat

kanibalisme serta memungkinkan dilakukan padat tebar lebih tinggi, yang pada

gilirannya dapat meningkatkan produktivitas.

4. Pengelolaan pakan meliputi pemakaian pelet dengan protein cukup tinggi, dosis 6-10%

berat biomas udang dengan frekuensi pemberian 5 kali per hari.

5. Pengemasan dapat dengan cara terbuka dan cara tertutup, baik dalam keadaan hidup

ataupundalam keadaan segar (mati). Dalam transportasi hidup, perlu dilakukan

penurunan suhu agar menurunkan tingkat metabolisme udang galah.

Page 57: 1. Budidaya Udang Galah

49

MATERI PKOK 4. MENJAGA KESEHATAN UDANG GALAH

4.1 BIOSEKURITI

Biosekuriti adalah sistem pencegahan penyakit dalam budidaya, meliputi sarana yang harus

tersedia dan prosedur yang harus dipatuhi baik para pekerja maupun orang lain yang masuk

ke areal budidaya. Beberapa sarana yang lazim ada untuk maksud tersebut antara lain:

Pagar areal budidaya;

Foot-bath (fasilitas cuci kaki yaitu bak diisi larutan kaporit 50-100 ppm;

Hand-wash (fasilias cuci tangan);

Dll.

4.2 MONITORING KESEHATAN UDANG

4.2.1 Tindakan diagnosa.

Monitoring kesehatan pada budidaya yang sedang berjalan adalah termasuk dalam tindakan

Diagnosa Level 1, yang meliputi :

pengamatan langsung terhadap Lingkungan;

Perubahan tingkah laku dan gejala klinis.

Bila diperlukan maka dapat dilanjutkan ke Diagnosa Level 2 yaitu pemeriksaan contoh di

laboratorium. Untuk dapat melaksanakan tindakan diagnosa level 1, diperlukan

pengetahuan tentang komponen yang menjadi pemicu timbulnya penyakit pada biota

budidaya, dan hal ini akan dijelaskan pada bahasan berikut.

4.2.2 Komponen Pemicu Penyakit

Komponen pemicu penyakit adalah: inang (host), patogen (pathogen) dan lingkungan

(environment). Penyakit akan terjadi jika terdapat interaksi diantara inang, patogen dan

lingkungan. Semakin buruk ketiga komponen tersebut maka semakin hebat dan cepat

penyakit yang diakibatkannya. Skema selengkapnya tentang terjadinya penyakit disajikan

dalam Gambar 24.

Page 58: 1. Budidaya Udang Galah

50

Gambar 24. Hubungan inang, patogen dan lingkungan terhadap terjadinya

penyakit

4.2.3 Teknik Pengamatan Secara Visual Teknik pengamatan secara visual ditujukan untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan/udang

secara sederhana dan dapat dilakukan langsung di lapangan (on spot). Teknik tersebut

sangat banyak membantu dalam penentuan penyakit yang ada dan memudahkan dalam

pengendalian yang akan dilakukan.

Teknik pemeriksaan ikan secara visual mencakup beberapa komponen mendasar yang

harus dipahami oleh para praktisi perikanan termasuk antara lain:

(a) Sejarah terjadinya penyakit

(b) Pengamatan lingkungan sekitar tempat pemeliharaan

(c) Pengamatan keadaan media pemeliharaan

(d) Pengamatan di lapangan secara umum

4.2.4 Pemeriksaan gejala klinis udang sakit di lapangan sebagai sampel

Gejala klinis ikan yang diduga sakit harus juga dilakukan, yakni dengan mengambil sampel

ikan tersebut dengan cara mengamati gejala klinisnya seperti, adanya luka, ikan gelisah dan

menggosok-gosokkan ke substrat/dinding wadah, pucat, tidak banyak bergerak, nafsu

makan menurun, megap-megap dipermukaan, dsb.

Page 59: 1. Budidaya Udang Galah

51

4.2.5 Pemeriksaan mikroskopis di lapangan

Jika memungkinkan pemeriksaan mikroskopis juga dilakukan, dengan menggunakan

mikroskop dengan perbesaran 100 hingga 400x. Indikasi yang diharapkan adalah menduga

adanya patogen tertentu seperti protozoa, jamur, atau bahkan bakteri meski tidak dapat

secara langsung. Dapat dengan mengirim sample ke laboratorium terdekat.

4.3 BEBERAPA CONTOH PENYAKIT

Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas keberhasilan pembenihan udang galah.

Penyakit yang biasa timbul pada udang galah adalah antara lain adalah

a) Penyakit bakterial yang berupa Vibrio sp. dengan ditandai oleh :

semacam stress,

fluorisensi pada larva yang mati; dan

terjadi kematian massal dalam waktu yang singkat.

Untuk mencegah terjadinya serangan bakterial perlu adanya “Chlorinisasi” media dan

pengeringan fasilitas selama 7 hari, jika sudah terserang pengobatannya menggunakan

Furozolidone dengan dosis 10‐15 ppm, dengan cara perendaman selama 3 hari.

b) Black Spot. Timbul bintik hitam yang disebebkan oleh bakteri, dan diikuti dengan

berkembangnya jamur pada tubuhnya. Banyak menyebabkan kematian serta penurunan

mutu udang. Cara mengatasi adalah dengan pemberian obat-batan anti bakterial yang

diaplikasikan secara oral melalui pakan.

c) Udang terserang penyakit dengan tubuh warna kehijauan, berlumut pada tubuhnya

(Gambar 23).

Lumut warna hijau yang menempel pada udang merupakan akumulasi beberapa

organisme terutama dari jenis-jenis protozoa, yaitu Vorticela sp., Epistylis sp., dan

Acineta sp. Aplikasi obat-obatan pembasmi alga yang dikombinasikan dengan

pembersihan dasar kolam serta perbaikan kualitas air akan dapat mengurangi serangan

penyakit ini.

Page 60: 1. Budidaya Udang Galah

52

Gambar 25. Udang terserang penyakit. Kiri: hijau/lumut; kanan: ekor putih (diduga

virus).

Tindakan pencegahan terhadap timbulnya penyakit.

Beberapa hal yang perlu dilakukan agar penyakit tidak berkembang antara lain adalah

sebagai berikut:

a) Menerapkan biosekuriti, baik di pintu-pintu masuk maupun dalam proses budidaya ;

b) Memastikan bahwa air pasok bebas pencemaran, bebas dari organisme penyakit,

termasuk yang dibawa oleh carriers (binatang lain baik ikan dll.);

c) Mengkarantina udang yang masuk dari luar;

d) Padat tebar jangan terlalu tinggi.

e) Menjaga lingkungan budidaya agar selalu dalam keadaan prima dan menangani

limbah budidaya demikian rupa hingga tidak mencemari lingungan sekitarnya;

f) Mengadministrasikan/mendokumentasikan proses produksi dan treatmen-treatmen

yang dilakukan.

Dalam pengelolaan kesehatan, pada dasarnya penggunaan bahan-bahan kimia dan obat-

obatan untuk tindakan pencegahan penyakit ditekan seminimal mungkin. Jenis-jenis bahan

kimia yang dilarang tidak digunakan. Air buang bekas pengobatan atau tindakan desinfeksi

dll harus ditangani agar supaya tidak mencemari lingkungan termasuk masuknya ke dalam

tanah. Adapun bahan kimia dan obat-obatan yang direkomendasikan atau bisa

ndipergunakan antara lain adalah oksitetrasiklin, furazolidon, tetrasiklin, formalin dan kaporit.

Page 61: 1. Budidaya Udang Galah

53

Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan biosekuriti? Dan apa saja contoh fasilitas uantuk itu?

2. Monitoring kesehatan biota budidaya yang sedang berjalan adalah termasuk tindakan

diagnosa level 1. Apa saja cakupannya?

3. Apa saja komponen pemicu timbulnya penyakit dalam budidaya?

4. Pengamatan secara visual sehari-hari sangat penting dilakukan guna pencegahan

berkembangnya penyakit. Di antara cakupan yang harus dipanatu adalah keadaan

media pemeliharaan. Mencakup apa sajakah pengamatan pada media pemeliharaan

tersebut?

5. Pemeriksaan gejala klinis juga sangat penting artinya dalam mengantisipasi penyakit

pada biota budidaya. Sebutkan meliputi apa saja pemeriksaan tersebut?

Rangkuman

1. Biosekuriti adalah suatu sistem yang meliputi sarana dan prosedur yang harus dipatuhi,

sebagai tindakan pencegahan (preventif) terhadap adanya serangan penyakit pada

biota budidaya.

2. Monitoring kesehatan meliputi tindakan diagnosa level 1 yaitu monitoring pada kegiatran

budidaya yang sedang berjalan, dan tindakan diagnosa levgel 2 yaitu pemeriksaan

contoh di laboratorium.

3. Tindakan diagnosa level 1 erupakan kegiatran yang sangat strategis karena dengan

diketahuinya gejala serangan secara dini maka memungkinkan dilakukan pencegahan

yang lebioh efektif dan efisien.

4. Pemahaman tentang koponen pemicu penyakit sangat penting artinya, agar

pemantauan dilakukan secara cermat dan benar. Terlenanya salah satu komponen

pemicu penyakit akan dapat berakibat fatal.

5. Beberapa penyakit yang pernah teridentifikasi antara lain adalah penyakit bakterial dan

udang berlumut. Penyakit yang pertama diatasi dengan pemakaian obat-obatan, dan

Page 62: 1. Budidaya Udang Galah

54

penyakit yang ke dua dengan aplikasi bahan kimia pembasmi alga, pembersihan dasar

kolam, serta perbaikan kualitas air.

EVALUASI

1. Sebutkan garis besar tahapan perkembangan stadia udang galah (Macrobrachium

rosenbergii).

2. Sebutkan karakteristik habita/biologis udang galah, yang sangat penting untu diketahui

para pembudidaya?

3. Udang galah makan jazad nabati dan hewani dan ini salah satu faktor yang

meungntungkan bagi kita; disebut apakah sifat makan yang demikian?

4. Udang galah dikenal mempunyai capit panjang dan besar terutama yang jantan; apakah

varietas yang ukuran kaki jalan ke dua-nya lebih kecil dan berkualitas tinggi sebagai

biota budidaya?

5. Sarana utama yaitu bak-bak pemeliharaan terutama bak beton dan bak fibreglass atau

sejenisnya harus halus permukaannya. Mengapa demikian?

6. Air untuk pasok hatchery udang galah harus memenuhi secara kuantitas maupun

kualitas. Jelaskan.

7. Sarana indoor harus mendukung terciptanya suhu media budidaya yang relatif tinggi

(optimal). Jelaskan apa manfaatnya suhu relatif tinggi tersebut?

8. Induk yang dipergunakan untuk pemijahan sebaiknya adalah induk yang memenuhi

persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Sebutkan apa saja persyaratan kualitatifnya.

9. Jenis pakan yang diberikan sewaktu masa penetasan berbeda dengan jenis pakan

induk para masa pemeliharaan. Apa jenis pakan dimaksud? Mengapa demikian?

10. Nauplii hasil penetasan perlu diperiksa kualitasnya. Apa sajakah yang harus diperiksa

pada nauplii tersebut?

11. Sebutkan tahapan persiapan kolam dan jelaskan maksud setiap langkah tersebut.

12. Penyediaan pakan alami akan sangat menunjang baik dalam laju pertumbuhan udang

maupun dalam efisiensi biaya pakan. Jelaskan.

13. Dimana saja perlu diadakan sarana biosekuriti sebagai antisipasi serangan penyakit

pada biota budidaya?

Page 63: 1. Budidaya Udang Galah

55

14. Penyakit apa saja yang biasa Saudara jumpai dalam unit budidaya Saudara?

15. Bagaimanakah prinsip pengelolaan kesehatan dalam budidaya ikan/udang?

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Fauzan. 2009. Mondongkrak Produktivitas Udang Galah Hingga 250%. Penerbit Swadaya.

Jakarta. 115 halaman.

Badan Standarisasi Internasional. 2000. SNI Udang Galah. Jakarta.

Indonesia Aquaculture. 2011. Teknik Pembesaran Udang Galah. Sponsored by Tequisa Indonesia.

Jakarta.

Khasani, I. 2010. Efisiensi Pembenihan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) Melalui

Penggunaan Garam Dapur Sebagai Pengganti air Laut. Loka Riset Pemiliaan dan Teknologi

Budidaya Air Tawar. Sukamandi.

Ryan, Enny Purbani T. 2006. Peluang Ekspor Udang Galah. AGRINA. Jakarta.

Sartini. 2010. Teknik dan analisa Finansial Pembesaran Udang Galah. Karya Ilmiah Praktek Akhir.

Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.88 Halaman.

Singholka, S. 1982. FRESHWATER PRAWN FARMING. A Manual for The Culture of Macrobrachium

rosenbergii. FAO, Rome. 116 halaman.

Sutomo, H. 20/11/2011. Pengembangan Benih Udang Galah Hasil Persilangan Induk alam dan Induk

Hasil Budidaya. TRIPOD.

Trobos. 2011. Udang Galah: Trik Meraup Untung Lebih. Jakarta.

Warta Limnologi. 2006. “Kolam Ber-apartemen” Potensial Meningkatkan Produktivitas Budidaya

Udang Galah (Macreobrachium rosenbergii). No.40. Jakarta.