1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang...
-
Upload
phungquynh -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang...
1
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi adalah meningkatnya
pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Untuk menilai peningkatan
pendapatan masyarakat salah satu caranya adalah dengan melihat peningkatan
produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibandingkan dengan tahun
2012. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan
tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,19 persen serta
terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 1,34 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi ini diharapkan adalah pertumbuhan yang
berkesinambungan.
Salah satu hal yang memiliki kontribusi untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia adalah investasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (2002:
468), investasi memiliki peran penting dalam perekonomian, yaitu sebagai
komponen pengeluaran yang besar dan mudah berubah, perubahan yang besar
dalam investasi akan mengakibatkan perubahan drastis dalam aggregate demand.
Selain itu, investasi juga mengakibatkan akumulasi modal. Penambahan
akumulasi modal ini mengakibatkan peningkatan output nasional yang pada
akhirnya menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Investasi swasta langsung di Indonesia, baik itu investasi swasta domestik
maupun investasi swasta asing, mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.
2
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanam Modal yang disusun oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dapat diketahui bahwa realisasi investasi
pada tahun 2013 adalah sebesar Rp398,6 triliun meningkat sebesar 27,3 persen
dari tahun 2012 (Rp313,2 triliun). Perkembangan realisasi investasi dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2013 per triwulan dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Perkembangan Realisasi Investasi 2010-2013 per Triwulan
Sumber: BKPM (2014)
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan dukungan dari
investasi swasta, yang tidak dapat dipenuhi hanya dari dalam negeri saja, tetapi
juga dari luar negeri. Peningkatan Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct
Investment (FDI) dianggap lebih baik dalam menjamin kelangsungan
pembangunaan dibandingkan dengan aliran dana asing berupa bantuan atau modal
portofolio. Masuknya FDI diharapkan akan diikuti dengan transfer teknologi,
transfer ilmu, dan management skill.
Sebagai bentuk aliran modal yang bersifat jangka panjang dan relatif tidak
rentan terhadap gejolak perekonomian, FDI diharapkan dapat membantu
3
mendorong pertumbuhan investasi yang sustainable di Indonesia. Hubungan
positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejalan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Moudatsou dan Kyrkilis (2011). Penelitian
ini membuktikan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara FDI dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sebelumnya, Wahyudi (2009) juga telah
membuktikan bahwa di Indonesia FDI mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
secara positif.
Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar investasi langsung di
Indonesia didominasi oleh FDI. Aliran investasi asing ini berasal dari beberapa
negara di dunia. Besaran dan persentase investasi pada tahun 2013 dari negara-
negara asing dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Persentase Realisasi Investasi Asing di Indonesia per Negara Tahun 2013
Sumber: BKPM (2014)
FDI yang masuk ke Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan. Perkembangan realisasi investasi asing dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Kanada, Belgia, Denmark, Perancis, Italia, Belanda,
Norwegia, Jerman, Swiss, Hongkong, Taiwan, India,
Australia, Selandia Baru, negara-negara Afrika, dan lain-lain
4
Gambar 1.3 Perkembangan Investasi Asing 2010 -2013 dalam US Dolar: Per Triwulan
Sumber: BKPM (2014)
Kenaikan Foreign Direct Investment tersebut sejalan dengan kenaikan
tingkat daya saing Indonesia secara global. Berdasarkan laporan tingkat daya
saing global tahun 2013-2014 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum,
tingkat daya saing Indonesia naik dari peringkat 50 dari 144 negara pada periode
tahun 2012/2013 menjadi peringkat 38 dari 148 negara pada periode tahun
2013/2014.
Sampai dengan saat ini, penyebaran pertumbuhan ekonomi dan penyebaran
investasi di Indonesia belum berjalan secara merata. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 1.4.
5
Gambar 1.4 Penyebaran Investasi (PMDN dan PMA) Berdasar Koridor Ekonomi MP3EI
Sumber: BKPM (2014)
Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa baik itu FDI maupun investasi swasta
domestik masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebesar 57,8 persen dari total
investasi langsung. Ketidakmerataan ini dimungkinkan karena adanya perbedaan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi di masing-masing daerah.
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi investasi swasta sangat penting
karena investasi swasta merupakan aspek kritis dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi (Escaleras dan Kottaridi, 2014).
Apabila Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan investasi langsung, khususnya FDI, maka perlu diketahui terlebih
dahulu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap FDI, sehingga pemerintah dapat
bertindak tepat dalam rangka menaikkan tingkat investasi. Demikian pula untuk
provinsi-provinsi di Indonesia, untuk menaikkan tingkat FDI di daerahnya
6
masing-masing, perlu diidentifikasi faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
FDI di daerahnya.
Berdasarkan hasil penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri, telah
terbukti terdapat faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap FDI. Yohanna
(2013) membuktikan bahwa ukuran pasar (market size), modal manusia,
pembangunan infrastruktur, inflasi, dan indeks konsumsi energi mempengaruhi
FDI. Di Indonesia, Rahayu (2013) membuktikan bahwa pertumbuhan GDP
regional, kondisi infrastruktur, kualitas tenaga kerja dan upah minimum regional
memiliki pengaruh terhadap FDI. Peneliti lain, yaitu Malhotra, et al. (2014)
membuktikan babwa FDI dipengaruhi oleh persentase anggaran terhadap PDB,
perubahan upah riil, persentase neraca berjalan terhadap PDB, persentase neraca
berjalan terhadap ekspor, persentase utang luar negeri terhadap ekspor, PDRB per
kapita, inflasi, likuiditas internasional, pertumbuhan PDRB riil, pengangguran,
kualitas birokrasi, korupsi, isu etnis, konflik eksternal, kestabilan pemerintah,
konflik internal, penegakan hukum dan peraturan, keterlibatan militer dalam
politik, isu keagamaan dan keamanan.
1.2 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi FDI telah dilakukan
oleh beberapa peneliti baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Penelitian
tersebut, diantaranya sebagai berikut.
1. Yohanna (2013) meneliti menggunakan metodologi Ordinary Least Squares,
dan menemukan bahwa ukuran pasar (market size), human capital (HCAP),
pembangunan infrastruktur (INFRADEV), inflation (CPI), dan index of energy
7
consumption (IEC) berpengaruh positif terhadap Foreign Direct Investment di
Nigeria. Penelitian Yohanna merekomendasikan, untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang kompetiftif diperlukan peningkatan konsumsi energi
melalui suplai listrik regular, peningkatan GDP, pembangunan modal manusia
dan pembangunan infrastruktur vital. Secara bersamaan, untuk memberi
transformasi yang bermakna untuk pembangunan ekonomi Nigeria, Yohanna
menyarankan pemerintah Nigeria seharusnya mengurangi tingkat
ketidakstabilan nilai mata uang, mengurangi distorsi tingkat suku bunga dan
melakukan pembangunan sektor finansial.
2. Sidhartan (2000) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa berdasar bukti
dan literatur data di daerah-daerah di India, perbedaan aliran investasi
langsung asing dan investasi domestik tergantung pada beberapa variabel yang
dipengaruhi kebijakan pemerintah. Variabel tersebut adalah infrastruktur,
peraturan perundang-undangan, ilmu pengetahunan dan teknologi dan
efisiensi adminstrasi umum.
3. Rahayu (2012) meneliti bahwa faktor-faktor yang mempengaruh FDI di
Indonesia adalah pertumbuhan GDP regional, kondisi infrastruktur, kualitas
tenaga kerja dan upah minimum regional.
4. Ambaye, et al. (2014) meneliti faktor penentu investasi swasta di Ethiopia
menggunakan data runtut waktu (time series) untuk periode 1992-2010.
Penelitian ini menggunakan estimasi Ordinary Least Squares (OLS) dengan
model Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai tukar, tabungan domestik dan kredit domestik
8
berperan sebagai faktor kunci yang memiliki pengaruh negatif dan signifkan
terhadap investasi swasta, sedangkan utang asing dan belanja pemerintah
memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap investasi swasta. Menurut
Ambaye, et al. (2014) berdasarkan penelitiannya di Ethiopia, kredit domestik
yang diberikan kepada sektor swasta akan berakibat menurunnya investasi
swasta domestik.
5. Penelitian dari Hamdi dan Sbia (2013) bertujuan menganalisis hubungan
dinamis antara tabungan dan investasi di beberapa negara Timur Tengah dan
Afrika Utara, menggunakan data panel dari tahun 1980 sampai dengan 2008.
Metodologi yang digunakan adalah analisis data panel berupa analisis
kointegrasi dan kausalitas. Hasil penelitian menunjukkan pada jangka pendek,
tidak ada hubungan dua arah antara tabungan dan investasi untuk semua
negara sampel. Hasil uji Granger menunjukkan hasil hanya di Bahrain dan
Saudi Arabia saja yang terbukti bahwa tabungan mempengaruhi investasi, dan
hanya di Kuwait saja yang terbukti bahwa investasi mempengaruhi tabungan.
Pada jangka panjang, hanya di Kuwait saja terlihat bahwa terdapat hubungan
dua arah antara investasi dan tabungan. Berdasarkan hasil uji Granger terbukti
pada semua negara sampel kecuali Tunisia, tabungan mempengaruhi investasi,
dan hanya di Kuwait saja yang terbukti bahwa investasi mempengaruhi
tabungan.
6. Ang (2010) meneliti mengenai penentu investasi swasta di Malaysia yang
terjadi setelah krisis kemerosotan investasi. Fungsi investasi swasta statis
diturunkan dari framework neoklasikal, yang dimodifikasi sesuai dengan
9
kondisi negara yang diteliti. Penelitian ini menggunakan data tahun 1960-
2005, alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Models (ECMs).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya
keuangan dalam perekonomian memiliki dampak positif yang signifikan
terhadap investasi swasta. Ketidakpastian makroekonomi memiliki pengaruh
negatif terhadap iklim investasi. Baik FDI maupun investasi pemerintah,
terbukti memiliki efek komplementer terhadap investasi swasta. Konsisten
dengan model prediksi neoklasik, semakin tinggi tingkat output agregat akan
menaikkan investasi swasta, sedangkan biaya modal (cost of capital) memiliki
dampak yang berlawanan.
7. Malik (2013) melakukan penelitian mengenai investasi swasta dan kebijakan
fiskal di Pakistan. Penelitian ini menguji baik pengaruh linear maupun
pengaruh non liner variabel kebijakan fiskal terhadap investasi swasta di
Pakistan dengan data time series dari tahun 1972-2009. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa kategori yang berbeda dari belanja dan pendapatan
negara memiliki pengaruh yang berbeda terhadap investasi swasta, dan
hubungannya sebagian besar berupa hubungan non linear. Hasil dari regresi
menunjukkan hasil belanja rutin tidak memiliki hubungan yang produktif
dengan investasi swasta, sedangkan belanja modal memiliki hubungan
produktif. Walaupun demikian, belanja modal juga akan berubah menjadi non
produktif ketika mencapai tingkat tertentu. Dari sisi pendapatan, hubungan
antara pajak langsung dan investasi swasta berbentuk kurva U terbalik
(lonceng), sedangkan dengan pajak langsung berbentuk kurva U.
10
8. Malhotra, et al. (2014) melakukan penelitian dengan tujuan mengevaluasi
penentu ekonomi dan institusional yang mempengaruhi FDI di negara BRIC
(Brazil, Rusia, India dan Cina). Penelitian ini menggunakan analisis data panel
dengan periode penelitan tahun 1995-2012. Model statistik yang digunakan
adalah: FDI = f (persentase anggaran terhadap PDB, perubahan upah riil,
persentase neraca berjalan terhadap PDB, persentase neraca berjalan terhadap
ekspor, persentase utang luar negeri terhadap ekspor, PDRB per kapita, inflasi,
likuiditas internasional, pertumbuhan PDRB riil, pengangguran, kualitas
birokrasi, korupsi, isu etnis, konflik eksternal, kestabilan pemerintah, konflik
internal, penegakan hukum dan peraturan, keterlibatan militer dalam politik,
isu keagamaan dan keamanan).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik variabel ekonomi dan non
ekonomi (variabel institusional) memiliki peranan penting dalam
mempengaruhi tingkat FDI di negara berkembang.
9. Widayanto (2013) meneliti mengenai hubungan antara Produk Domestik
Bruto (PDB), nilai tukar Rupiah per Dollar Amerika (Rp/US$), dan inflasi
terhadap ILA (investasi langsung asing). Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder di Indonesia dalam rentang waktu 1990-
2011. Metoda yang digunakan adalah model regresi linear berganda dengan
bantuan software PASW Statistics 18. Hasil dari penelitian ini adalah PDB
dan inflasi memiliki hubungan positif dengan ILA, sedangkan nilai tukar
Rp/US$ memiliki hubungan yang negatif.
11
10. Changwatchai (2010) dalam penelitiannya menganalisis mengenai faktor-
faktor penentu FDI baik di tingkat negara maupun tingkat industri di negara-
negara ASEAN (Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam)
Penelitian ini menggunakan data FDI kumulatif tahun 2000-2003 dengan
menggunakan model graviti sebagai alat analisisnya. Hasil empiris penelitian
ini menujukkan bahwa PDB negara investor dan negara tujuan investasi, PDB
per kapita negara investor dan negara tujuan investasi, industri impor negara
tujuan, industri ekspor negara tujuan, tingkat tarif industri dan tingkat output
industri semua memiliki efek postif terhadap FDI. Sebaliknya, tingkat gaji dan
tingkat pendidikan memiliki efek negatif terhadap FDI.
Penelitian ini mengacu dari hasil penelitian Malhotra, Widayanto dan
Changwatchai dengan perbedaan terletak pada variabel yang digunakan, lokasi,
dan periode waktu. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi data panel 10 variabel dependen dengan data dari 33 provinsi di Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendapatan masyarakat
Indonesia perlu ditingkatkan. Peningkatan pendapatan masyarakat itu, tentu tidak
lepas dari peningkatan pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor yang dianggap
berperan dalam pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Indonesia adalah negara
dengan tingkat pendapatan yang tidak terlalu tinggi, hal ini menyebabkan
kecenderungan tingkat tabungan masyarakat juga tidak terlalu tinggi. Belum
tingginya tingkat tabungan berakibat dana yang tersedia untuk investasi juga tidak
terlalu tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan aliran dana dari luar negeri, salah
12
satunya adalah berupa aliran dana yang berbentuk FDI. Untuk bisa menarik FDI
masuk ke dalam Indonesia dan daerah-daerah di Indonesia perlu diketahui faktor-
faktor apa saja yang berpengaruh terhadap FDI. Oleh karena itu, faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya FDI di 33 Provinsi di Indonesia perlu untuk
diidentifikasi.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan
di latar belakang masalah. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi Foreign Direct Investment di Indonesia?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang timbul akibat
permasalahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
pendapatan per kapita, infrastruktur jalan, opini BPK, upah minimum provinsi,
kredit (investasi, modal kerja, dan konsumsi), tabungan, anggaran belanja modal,
ekspor, tingkat inflasi, serta investasi swasta domestik terhadap FDI di Indonesia.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Untuk ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
kajian penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi FDI di Indonesia
dan sebagai bahan referensi bagi para peneliti yang berminat meneliti
mengenai masalah sejenis di masa yang akan datang.
2. Untuk Pemerintah Indonesia maupun pemerintah daerah di 33 provinsi di
Indonesia, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam
13
penentuan skala prioritas dalam pengambilan kebijakan pembangunan
ekonomi d Indonesia secara umum, dan di 33 provinsi di Indonesia secara
khusus, dengan tujuan agar dapat menarik FDI masuk ke wilayahnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika sebagai
berikut: Bab I merupakan Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Keaslian
Penelitian, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitan, Tujuan Penelitan, Manfaat
Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II berisi tentang Landasan
Teori/Kajian Pustaka yang terdiri dari Teori, Kajian Terhadap Penelitian
Terdahulu, Formulasi Hipotesis, Model Penelitian/Kerangka Penelitian. Bab III
berisi tentang Metoda Penelitian, yang terdiri dari Desain Penelitian, Metoda
Pengumpulan Data, Metoda Penyampelan, Definisi Operasional, Instrumen
Penelitian, dan Metoda Analisis Data. Bab IV berisi Analisis yang terdiri dari
Deskripsi Data, Uji akurasi Instrumen (Validitas dan Reliabilitas), Uji Hipotesis,
dan Pembahasan. Bab V merupakan Simpulan dan Saran yang berisi Simpulan,
Implikasi dan Keterbatasan.